BAB VI - DOCRPIJM ac9bb63200 BAB VIBAB VI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN AKHIR

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

BAB VI
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN
PENDAPATAN
6.1. Umum

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kabupaten mempunyai kewajiban untuk
menyelenggarakan dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya. Urusan pemerintahan daerah dimaksud meliputi: Urusan Wajib dan
Urusan Pilihan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah tersebut secara umum berperan
menjalankan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan
fungsi pemerintahan umum. Fungsi pelayanan berhubungan dengan unit organisasi
pemerintahan yang pada hakikatnya merupakan bagian atau berhubungan dengan
masyarakat. Fungsi utamanya adalah pelayanan publik (public service) langsung kepada

masyarakat. Fungsi pembangunan berhubungan dengan organisasi pemerintah yang
menjalankan salah satu urusan pemerintahan daerah guna mencapai tujuan pembangunan.
Fungsi pokoknya adalah Development function atau adaptive function. Fungsi ketiga
adalah pemerintah umum yang berhubungan dengan rangkaian organisasi pemerintahan
yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk memelihara ketertiban dan
keamanan. Fungsinya lebih kepada fungsi pengaturan (regulative function).
Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan
anggaran yang memadai yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk melaksanakan semua urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang
menggambarkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD selain itu juga merupakan
instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-1

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten

Bengkayang

masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja yang
secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintahan
daerah menjadi tolok ukur bagi tercapainya kesinambungan serta konsistensi pembangunan
daerah secara keseluruhan menuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.
Bertitik tolak dari target kinerja pembangunan daerah yang akan dicapai dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan daerah perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan pengendalian yang ketat
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar target
kinerja pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, maka penyusunan APBD Kabupaten Bengkayang didasarkan pada Kebijakan
Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) yang telah disepakati
bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Kebijakan Umum APBD (KUA)
dimaksudkan sebagai pijakan dan dasar bagi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam
membahas dan menyepakati PPA yang selanjutnya menjadi bahan utama penyusunan
RAPBD, oleh karena itu KUA tersebut juga memberikan landasan dan pedoman bagi
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun program dan kegiatan

yang akan dilaksanakan pada tahun datang dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah yang menjadi kewenangannya. Rencana program dan kegiatan beserta anggarannya
dimaksud dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RKA-SKPD) serta rencana pelaksanaannya sesuai tugas pokok dan fungsinya
masing-masing.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakikatnya merupakan
perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legislatif untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah yang
dimiliki. Bertitik tolak pada hal tersebut, maka setiap penyusunan APBD Kabupaten
Bengkayang disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip:
1.

Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan
penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat sehingga masyarakat
mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.
2.

Transparansi


Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-2

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun harus dapat menyajikan
informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat yang meliputi: tujuan,
sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/obyek belanja serta korelasi antara besaran
anggaran dengan manfaat dan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan.
Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan
sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Transparansi dan akuntabilitas anggaran, baik dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, maupun akuntansinya merupakan wujud
pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dan DPRD kepada rakyat.
3.


Disiplin Anggaran

Anggaran daerah disusun berdasarkan kebutuhan riil dan prioritas masyarakat di daerah
sesuai dengan target dan sasaran pembangunan daerah. Dengan demikian, dapat dihindari
adanya kebiasaan alokasi anggaran pembangunan ke seluruh sektor yang kurang efisien
dan efektif.
Anggaran

yang

tersedia

pada

setiap

pos/rekening

merupakan


batas

tertinggi

belanja/pengeluaran. Oleh karena itu, tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan melampaui
batas kredit anggaran yang ditetapkan.
4.

Keadilan Anggaran

Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan kepada
masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar, masyarakat yang
memiliki kemampuan pendapatan rendah secara proporsional diberi beban yang sama,
sedangkan masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberikan
beban yang tinggi pula. Untuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut pemerintah
daerah dapat melakukan diskriminasi tarif secara rasional guna menghilangkan rasa
ketidakadilan. Selain daripada itu dalam mengalokasikan belanja daerah, harus
mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.
Pemerintah Daerah di dalam menetapkan besaran pajak dan retribusi harus mampu

menggambarkan nilai-nilai rasional dan transparan terkait dengan penentuan hak-hak dan
tingkat pelayanan yang diterima oleh masyarakat di daerah. Mengingat, adanya beban
pembiayaan yang dipikul langsung maupun tidak langsung oleh kelompok masyarakat
melalui mekanisme pajak/retribusi, serta adanya keharusan untuk merasionalkan anggaran

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-3

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

yang lebih menguntungkan bagi kepentingan masyarakat dan mampu merangsang
pertumbuhan ekonomi daerah sesuai mekanisme pasar.
5.

Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan

peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran,
maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan:
a.

Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja
yang ingin dicapai;

b.

Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja serta penetapan harga
satuan yang rasional.

6.

Taat Azas

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah di dalam penyusunannya tidak boleh bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan

daerah lainnya.

6.2. Profil Keuangan Kabupaten Bengkayang

6.2.1. Komponen Penerimaan Pendapatan
Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum daerah
yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten
Bengkayang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain
PAD. Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan daerah Kabupaten Bengkayang
adalah sebagai berikut:
a.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bengkayang terdiri dari:

b.

1)


Pajak daerah;

2)

Retribusi daerah;

3)

Hasil pengelolaan PERUSDA dan kekayaan daerah yang dipisahkan;

4)

Lain-lain PAD.

Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Kabupaten Bengkayang terdiri dari:

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-4


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

c.

1)

Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;

2)

Dana Alokasi Umum (DAU);

3)

Dana Alokasi Khusus (DAK);

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari:
1)

Pendapatan Hibah;

2)

Dana Darurat;

3)

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;

4)

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;

5)

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

Perkembangan pendapatan asli daerah Kabupaten Bengkayang disajikan pada tabel berikut
ini.

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-5

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang

Tabel 6.1. Perkembangan realisasi pendapatan dalam lima tahun (2000 – 2004)
No

Tahun

Uraian
2000

1

Pendapatan Asli Daerah

2003

Pajak Daerah

350.760.082

4.395.115.475

315.613.363

186.615.669

Retribusi Daerah

591.928.282

856.484.724

307.429.300

369.462.915

-

-

-

-

384.419.262

137.229.075

1.275.530.647

4.403.170.603

3.331.383.060

32.249.463.947

47.857.452.115

114.617.260.593

113.353.361.085

144.166.110.289

163.173.935.674

-

4.657.862.266

8.516.066.365

10.480.962.834

13.388.614.649

3.037.277.063

50.439.453

596.586.976

500.557.457

-

44.820.175.052

-

-

123.745.684.998

129.277.484.371

Dana Alokasi Umum (DAU)

-

106.421.333.874

102.640.000.000

9.438.905.000

15.497.520.783

Dana Alokasi Khusus (DAK)

-

2.387.825.000

2.387.825.000

-

-

Dana Pembangunan Daerah

-

-

-

-

5.010.315.871

Dana Perimbangan dari Provinsi

-

-

-

-

-

Dana Darurat (Bencana Alam/Abrasi)

-

1.099.800.000

1.099.800.000

9.706.840.647

1.195.000.000

Lain-lain Pendapatan yang Sah

-

9.879.925.000

12.310.147.527

-

Bantuan Dari Pemerintah Pusat (Kontijensi)

-

4.777.425.000

-

4.379.838.300

-

Bantuan dari Pemerintah Provinsi

-

5.102.500.000

2.150.000.000

5.327.002.347

-

157.827.376.659

197.558.897.467

Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA
Dana Rutin Daerah

Bantuan Lain-lain (Tanpa Dianggarkan)
Jumlah

4.403.170.603

2004

6.527.130.846

Lain-lain PAD yang Sah

3

2002

1.079.917.439

Bagian Laba Usaha Daerah

2

2001

-

-

10.160.147.527

48.937.369.554

131.024.316.439

130.066.679.215

3.954.425.723

33.189.961.793

Sumber: RPJM Kabupaten Bengkayang

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-6

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

6.2.2. Komponen Pengeluaran Belanja
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja Daerah
dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam
rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan,

kesehatan,

fasilitas

sosial

dan

fasilitas

umum

yang

layak

serta

mengembangkan sistem jaminan sosial.
Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian,
perkebunan, kehutanan dan pariwisata.
Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a.

Belanja Pegawai;

b.

Bunga;

c.

Subsidi;

d.

Hibah;

e.

Bantuan Sosial;

f.

Belanja Bagi Hasil;

g.

Bantuan Keuangan;

h.

Bantuan Tidak Terduga.

Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a.

Belanja Pegawai;

b.

Belanja Barang dan Jasa;

c.

Belanja Modal.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bengkayang dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-7

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang

Tabel 6.2. Perkembangan Realisasi Belanja Kabupaten Bengkayang Antara Tahun 2000 – 2004
No

Tahun

Uraian
2000

2001

2002

2003

2004

1

Belanja Rutin

33.294.605.654

90.354.108.112

73.589.694.630

81.344.246.298

97.008.207.758

2

Belanja Pegawai

29.687.718.523

67.562.077.197

51.521.420.269

46.508.582.306

59.121.227.585

3

Belanja Barang

2.922.285.406

10.864.904.954

13.383.345.761

23.302.503.874

6.081.468.337

4

Belanja Pemeliharaan

145.422.225

947.279.927

1.181.659.698

1.856.719.355

1.964.044.255

5

Belanja Perjalanan Dinas

539.179.500

1.642.873.997

3.782.671.767

4.227.221.464

4.683.381.220

6

Belanja Lain-lain

-

9.336.972.037

3.720.597.135

5.449.219.299

7

BOP Aparatur

-

-

-

-

10.135.701.731

8

BOP Publik

-

-

-

-

15.022.384.630

9

Belanja Pembangunan

10

Bantuan Keuangan

11

Pengeluaran tdk termasuk bagian lain

12

Pengeluaran Tidak Tersangka
Jumlah

-

13.127.609.248

23.380.949.623

38.030.912.209

63.214.034.038

61.366.314.520

-

1.418.140.000

1.541.602.000

1.566.040.000

9.906.681.436

1.763.856.961

940.972.000

2.390.329.500

4.145.036.375

-

203.719.750

494.290.650

1.561.314.550

2.675.538.142

8.723.408.735

48.389.791.613

116.588.460.385

117.113.852.889

152.944.894.853

177.004.612.449

Sumber: RPJM Kabupaten Bengkayang

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-8

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

6.3. Permasalahan dan Analisis Keuangan
6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten Bengkayang
Permasalahan utama pada kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Bengkayang adalah
pada upaya optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), permasalahan yang masih
dijumpai adalah:
a.

Kecilnya potensi PAD, yang menyebabkan ketergantungan Pemerintah Daerah
kepada Dana Perimbangan;

b.

Secara teknis penentuan target PAD oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
belum didasarkan pada potensi pendapatan yang ada;

c.

Keterlambatan informasi dan penyaluran Dana Perimbangan dan Bagi Hasil sehingga
belum dapat ditepatinya pencairan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil;

d.

Beberapa target PAD utamanya pada lain-lain PAD tidak dapat terealisasi karena
terkait dengan permasalahan yang melingkupinya dan memerlukan langkah-langkah
pemecahan masalah secara komprehensif;

e.

Beberapa

perusahaan

daerah

masih

memerlukan

peningkatan

manajemen

pengelolaan sehingga dapat memberikan kontribusi kepada PAD;
f.

Perlu upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah dengan
memperhatikan keseimbangan dengan potensi yang ada;

g.

Perlu adanya upaya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang baru dengan
tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang ada serta tidak
memberatkan dunia usaha dan masyarakat;

h.

Dalam hal pelayanan perlu ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur
administrasi pajak dan retribusi daerah serta meningkatkan ketaatan wajib pajak dan
pembayar retribusi daerah.

Permasalahan lain adalah di dalam perencanaan maupun pelaksanaan Belanja Daerah.
Pada tahap perencanaan masih dijumpai beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD belum sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi SKPD dan perencanaan strategis daerah serta masih ditemukan adanya
ketidaksesuaian antara target kinerja yang akan dicapai dengan perincian kegiatan dan
anggaran yang akan dilaksanakan. Demikian juga dalam hal penetapan target kinerja
keluaran (output) dan hasil (output) tidak jelas indikator capaian kinerjanya. Sedangkan
pada tahap pelaksanaan, umumnya terkendala pada ketersediaan waktu pelaksanaan
khususnya pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditetapkan pada APBD Perubahan.
Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-9

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

6.3.2. Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Bengkayang
Proyeksi Penerimaan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkayang dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-10

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang

Tabel 6.3. Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkayang Sampai Dengan Tahun 2010
No

Tahun

Uraian
2006

I
1
2
3
4
II
1
a
b
c
d
2
a
b

PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya

2007

330.430.550
335.061.300

347.057.078
351.814.365

1.539.303.150
2.204.795.000

7.914.119.640
230.620.000.000
30.320.000.000
268.854.119.640
-

2008

2009

1.616.268.308
2.315.139.751

364.409.932
369.405.083
1.697.081.723
2.430.896.738

1.741.935.809
2.532.441.574

401.761.949
407.269.104
1.871.032.599
2.680.063.652

8.309.825.622
299.806.000.000
31.836.000.000
339.951.825.622

8.725.316.903
389.747.800.000
33.427.800.000
431.900.916.903

9.161.582.748
506.672.140.000
35.099.190.000
550.932.912.748

9.619.661.886
658.673.782.000
36.854.149.500
705.147.593.386

-

-

392.630.428
397.875.337

2010

-

-

3
a
b

TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi
Total Pendapatan Transfer

942.656.800
1.575.000.000
2.517.656.800
271.371.776.440

988.735.640
1.635.750.000
2.624.485.640
342.576.311.262

1.038.176.622
1.736.437.500
2.774.614.122
434.675.531.025

1.090.085.453
1.823.259.375
2.913.344.828
553.846.257.576

1.144.589.726
1.914.422.344
3.059.012.070
708.206.605.456

III
1
2

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN

7.649.110.245
7.649.110.245
281.225.681.685

8.031.565.757
8.031.565.757
352.923.016.770

8.433.144.045
8.433.144.045
445.539.571.808

8.854.801.247
8.854.801.247
565.233.500.397

9.297.541.310
9.297.541.310
720.184.210.418

Sumber: RPJM Kabupaten Bengkayang

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-11

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang

Tabel 6.4. Proyeksi Belanja Kabupaten Bengkayang Sampai Dengan Tahun 2010
No

Uraian

2006

2007

Tahun
2008

2009

2010

I
1
2

BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang

126.194.897.498
14.290.412.500

157.743.621.872
18.577.536.250

205.066.708.433
26.008.550.750

256.333.385.542
33.811.115.975

328.106.733.494
45.645.006.566

3
4
5
6

Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
Hibah
Bantuan Sosial
Jumlah Belanja Operasi
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal

8.179.469.025
5.191.502.550
153.856.281.573
111.244.957.657
111.244.957.657

10.633.309.733
8.565.979.208
195.520.447.063
133.493.949.188
133.493.949.188

15.418.299.112
14.133.865.692
260.627.423.987
152.183.102.075
152.183.102.075

20.814.703.801
19.787.411.969
330.746.617.287
179.576.060.448
179.576.060.448

28.099.850.132
28.691.747.356
430.543.337.547
219.082.793.747
219.082.793.747

17.933.383.000
17.933.383.000

23.313.397.900
23.313.397.900

30.307.417.270
30.307.417.270

47.582.645.114
47.582.645.114

61.857.438.648
61.857.438.648

4.600.000.000
4.600.000.000
287.634.622.230

5.290.000.000
5.290.000.000
357.617.794.151

6.083.500.000
6.083.500.000
449.201.443.332

9.733.600.000
9.733.600.000
567.638.922.849

10.317.696.420
10.317.696.420
721.801.266.362

II
1
2
3
4
5
6

III
1

BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja Tak Terduga

IV
1

BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja Tak Terduga
JUMLAH BELANJA

Sumber: RPJM Kabupaten Bengkayang

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-12

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

6.4. Analisis Tingkat Ketersediaan Dana
6.4.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bengkayang untuk mendukung pembangunan
didasarkan pada skala prioritas pembangunan yang mendesak untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dukungan dana melalui berbagai sumber
pendanaan, seperti: DAU dan DAK masih sangat dibutuhkan Kabupaten Bengkayang.
Selain itu peningkatan PAD perlu ditingkatkan melalui optimalisasi pendapatan yang ada
selama ini dan pengawasan, seperti: retribusi parkir, kebersihan dan lainya, serta
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk mendukung kemampuan keuangan daerah, setiap kegiatan pembangunan dapat
melibatkan partisipasi dan swadaya masyarakat, swasta. Para investor yang akan masuk ke
Kabupaten Bengkayang perlu didukung dengan memberikan insentif seperti kemudahan
perizinan yang tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.
Penggunaan tabungan masyarakat (public saving) juga dapat digunakan untuk mendukung
peningkatan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bengkayang atau bahkan melalui
pinjaman bila mendesak perlu dilakukan.
6.4.2. Aspek Keuangan Perusahaan
Salah satu dukungan keuangan perusahaan yang ada antara lain dari PDAM Kabupaten
Bengkayang. Pelayanan PDAM ini sangat mendukung penyediaan prasarana dan sarana air
minum di Kabupaten Bengkayang yang sangat dibutuhkan karena sebagian dari penduduk
belum terlayani air minum dengan baik.

6.5. Rencana Pembiayaan Program
6.5.1. Rencana Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kabupaten Bengkayang didukung oleh
banyak sumber baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Kalimantan Barat dan Pemerintah
Kabupaten Bengkayang melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan swasta turut
mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat
dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan strategis pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan bantuan teknis (Bantek) serta bimbingan
teknis (Bintek). Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di Kabupaten
Bengkayang menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik
dan lebih sejahtera.

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-13

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

6.5.2. Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang Tahun 2013
– 2017 direncanakan didukung oleh banyak sumber, baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi,
Pemerintah Kabupaten Bengkayang, perusahaan daerah serta partisipasi masyarakat/pihak
swasta dan investor.
Pola pemberdayaan masyarakat juga diterapkan dalam pembangunan di Kabupaten
Bengkayang sehingga kepedulian dan rasa memiliki setiap kegiatan pembangunan
dirasakan karena masyarakat sebagai pelaku pembangunan.
Diharapkan dengan adanya kesepakatan pelaksanaan program (project memorandum) di
dalam

pelaksanaan

RPIJM

Bidang

Cipta

Karya

di

Kabupaten

Bengkayang,

program/kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dan mendapat dukungan dari
semua pihak. Dukungan ini selain dukungan pembiayaan, juga dalam pelaksanaan dan
pengawasan di lapangan sehingga setiap program/kegiatan tetap sesuai dengan
perencanaan awal.

6.6. Peningkatan Kemampuan Pendanaan
Peningkatan kemampuan pendanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang
Tahun 2013 – 2017 dengan mengoptimalkan pendapatan APBD Kabupaten Bengkayang
yang telah ada dan didukung oleh semua komponen masyarakat.
Partisipasi masyarakat/swasta, transparansi dalam perencanaan dan akuntabilitas anggaran
serta disiplin anggaran sangat dibutuhkan sehingga pembangunan menjadi lebih efisien dan
efektif. Diharapkan dengan keterlibatan semua komponen masyarakat dan dukungan dalam
pembiayaan akan meningkatkan kemampuan pendanaan pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta
Karya di lapangan.

6.7. Peningkatan Kapasitas Pembiayaan
Untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan ini, Pemerintah Kabupaten Bengkayang
mencari alternatif sumber-sumber pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup
anggaran defisit. Alternatif sumber pembiayaan antara lain dari Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun sebelumnya, penerimaan dana cadangan, penerimaan
pinjaman dan obligasi, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dan penerimaan
pembiayaan lain-lain.

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-14

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

Beberapa upaya yang dapat meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah (potensi
penerimaan daerah) adalah meliputi :
1.

Meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan mengoptimalkan perolehan Dana
Perimbangan yang lebih adil dan proporsional, melalui penyederhanaan proses
administrasi pemungutan dan penyempurnaan sistem palayanan, optimalisasi
pelaksanaan landasan hukum yang berkaitan dengan penerimaan daerah, sosialisasi
dan penyuluhan kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media
massa mengenai ketentuan pajak daerah dan retribusi daerah, peningkatan
pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan penerimaan daerah, peningkatan
koordinasi dan kerja sama dengan unit SKPD yang terkait agar penerimaan yang
bersumber dari PAD dan Dana Perimbangan dapat diiperoleh secara optimal.

2.

Upaya peningkatan potensi dan realisasi PAD (khususnya dari pajak daerah)
merupakan konsep dinamis atau berkesinambungan. Sifat dinamis ini menyangkut
aspek intensifikasi dan ekstensifikasi. Pada satu sisi, tahap perencanaan dan
pengendalian operasional harus mampu meningkatkan kualitas sistem dan prosedur
yang ada sehingga total biaya administratif dapat diminimalisir. Pada sisi yang lain,
tahap perencanaan dan pengendalian operasional harus mampu pula mengidentifikasi
jenis-jenis pajak baru untuk ekstensifikasi selaras dengan perkembangan dinamis
perekonomian.

3.

Meningkatkan kinerja dan efektifitas SKPD yang bertanggungjawab menangani
penerimaan daerah melalui pelayanan birokrasi secara profesional dan transparan
serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan usaha dan investasi. Dalam
upaya meningkatkan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah dilarang menetapkan
perda tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan yang
menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan
kegiatan impor/ekspor.

4.

Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan Pemerintah Daerah terdiri atas Pendapatan
Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Yang
Sah.

5.

Pendapatan Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak
daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-15

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

keleluasaan kepada daerah untuk menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi
daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.
6.

Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang
terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK). Dana perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalam
mendanai kewenangan, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber
pendanaan pemerintah antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan
pendanaan pemerintah antar daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini
merupakan tranfer dana dari pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

7.

DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dibagihasilkan
kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu. Pengaturan DBH dalam
Undang-undang ini merupakan penyelarasan dengan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU No. 17 Tahun 2000. Dalam Undang-undang ini dimuat
pengaturan mengenai Bagi Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 dan
psl 29 Wajib Pajak Dalam Negeri dan PPh pasal 21 serta sektor pertambangan panas
bumi sebagaimana dimaksud dalam UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi.
Selain itu, dana reboisasi yang semula termasuk bagian dari DAK, dialihkan menjadi
DBH.

8.

DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang
dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah
melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.
DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu
daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah dan potensi daerah. Daerah
yang potensi fiscalnya besal tetapi kebutuhan kecil akan memperoleh alokasi DAU
kecil dan sebaliknya, terkandung maksud sebagai pemerataan kapasitas fiscal.

9.

DAK dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus di daerah
tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan
pembangunan daerah.

10.

Pinjaman Daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan yang bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-16

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

masyarakat. Pembiayaan yang bersumber dari pinjaman harus dikelola secara benar
agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah sendiri serta stabilitas
ekonomi dan moneter secara nasional. Oleh karena itu, pinjaman daerah perlu
mengikuti kriteria, persyaratan, mekanisme, dan sanksi pinjaman daerah yang diatur
dalam undang-undang termasuk larangan melakukan pinjaman langsung ke luar
negeri. Pinjaman yang bersumber dari luar negeri hanya dapat dilakukan melalui
Pemerintah dengan mekanisme penerusan pinjaman. Pengaturan ini dimaksudkan
agar terdapat prinsip kehati-hatian dan kesinambungan fiskal dalam kebijakan fiskal
dan moneter oleh Pemerintah. Di lain pihak, pinjaman daerah tidak hanya dibatasi
untuk membiayai prasarana dan sarana yang menghasilkan penerimaan, tetapi juga
dapat untuk membiayai proyek pembangunan prasarana dasar masyarakat walaupun
tidak menghasilkan penerimaan. Selain itu, dilakukan pembatasan pinjaman dalam
rangka pengendalian defisit APBD dan batas kumulatif pinjaman pemerintah daerah.
11.

Selain itu daerah juga dimungkinkan untuk menerbitkan Obligasi Daerah dengan
persyaratan tertentu, serta mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal dan memenuhi ketentuan nilai bersih maksimal Obligasi Daerah yang
mendapatkan persetujuan Pemerintah. Segala bentuk akibat atau risiko yang timbul
dari penerbitan Obligasi Daerah menjadi tanggung jawab daerah sepenuhnya.

12.

Dalam lain-lain pendapatan yang sah termasuk dana hibah yang berasal dari
pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,
Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk
devisa, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa termasuk tenaga ahli, dan
pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

13.

Selain dana hibah, dalam lain-lain pendapatan yang sah memungkinkan
pencantuman pemberian dana darurat kepada daerah karena bencana nasional
dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi dengan dana APBD. Di
samping itu, Pemerintah juga dapat memberikan dana darurat pada daerah yang
mengalami krisis solvabilitas, yaitu daerah yang mengalami krisis keuangan
berkepanjangan. Untuk menghindari menurunnya pelayanan kepada masyarakat
setempat, Pemerintah dapat memberikan Dana Darurat kepada daerah tersebut
setelah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

14.

Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka peningkatan Dana
Bagi Hasil yang bersumber dari pajak dengan peningkatan pemungutan Pajak Bumi

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-17

Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Bengkayang

dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan
mengoptimal potensi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Pasal 25 dan Pasal 29,
sehingga akan diperoleh secara maksimal sesuai dengan potensi daerah yang ada
berupa 64,8% dari 90% dan 65% dari 10% total penerimaan PBB, 64% dari 80% dan
pemerataan dari 20% Total seluruh penerimaan BPHT, 60% dari 20% total
penerimaan PPh Pasal 21, Pasal 25 dan Pasal 29.
15.

Melakukan kerjasama dengan pihak terkait dalam rangka peningkatan Iuran Hak
Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana
Reboisasi, sehingga 64% dari 80% IHPH dan 32% dari 80% penerimaan PSDH serta
pemerataan 32% dari pemerataan PSDH dengan Kabupaten dalam Provinsi, dana
Reboisasi yaitu sebesar 40% dari keseluruhan dana Reboisasi dapat diperoleh secara
maksimal sesuai dengan potensi daerah yang ada, demikian pula dengan pendapatan
dari sumber sumber pertambangan umum yang ada di Kabupaten Bengkayang.

16.

Menghitung secara cermat Celah Fiskal berupa kebutuhan fiskal dikurangi dengan
kapasitas fiskal daerah berupa kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan
fungsi layanan dasar umum yang diukur secara berturut-turut dengan jumlah
penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Kontruksi, PDRB Per Kapita dan Indek
Pembangunan Manusia (IPM), demikian pula dengan Alokasi Dasar yang dihitung
berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk memperoleh Dana
Alokasi Umum (DAU) secara optimal dan tepat.

17.

Secara Maksimal memperjuangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan
mempertimbangkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis

yang sesuai

dengan kemampuan keuangan daerah dan standar kualitas dan kuantitas konstruksi
yang dibutuhkan daerah.

Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan

VI-18