BAB VI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN KABUPATEN SINTANG - DOCRPIJM 15048636669 BAB VI KEUANGAN DAERAH

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

BAB VI
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN
PENDAPATAN KABUPATEN SINTANG

6.1. PETUNJUK UMUM
Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam penyusunan RIPJM Kabupaten
Sintang dilakukan untuk membuat taksiran dana yang tersedia memenuhi
kebutuhan pembelanjaan prasarana Kabupaten Sintang, yang meliputi:
1.

Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang
telah terbangun;

2.

Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah
ada;


3.

Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.

Dalam pembahasan ini aspek keuangan yang diperhatikan adalah hasil total atau
produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai
dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa
melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat
yang menerima hasil proyek tersebut.
6.1.1. KOMPONEN KEUANGAN
6.1.1.1. KOMPONEN PENERIMAAN PENDAPATAN
Komponen Penerimaan Pendapatan Kabupaten Sintang adalah penerimaan yang
merupakan hak pemerintah Kabupaten Sintang yang diakui sebagai penambah
kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan tersebut terdiri atas : (1) Pendapatan
Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3) Pendapatan lainnya yang sah.
Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen pendapatan dan gambaran
umum tentang subkomponen pendapatan di daerah pada umumnya.
A. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sintang adalah pendapatan daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 1

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

perundangan. PAD bersumber dari :
1.

Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di
atas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air
Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lainlain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang
Pajak Daerah.

2.

Retribusi


Daerah,

Retribusi Pelayanan

antara

lain:

Retribusi

Pelayanan

Persampahan,

Retribusi

Biaya

Kesehatan,


Cetak

Kartu,

Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di Tepi Jalan, Retribusi pasar,
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pemadam Kebakaran,
dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001
tentang Retribusi Daerah.
3.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil
deviden BUMD; dan

4.

Lain-lain

pendapatan


yang

sah,

antara

lain

:

hasil

penjualan

kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
B. DANA PERIMBANGAN
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan ke Kabupaten Sintang untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :
1.

Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan
Pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam.
BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan maupun
Pribadi; sedangkan BHBP antara lain : kehutanan, pertambangan umum,
perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan
pertambangan panas bumi.

2.

Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 2

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang


selisih antara Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi
Dasar.
3.

Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus,
misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan,
dan bencana alam.

6.1.2. KOMPONEN PENGELUARAN BELANJA
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:
1. Belanja Operasi
2. Belanja Modal
3. Transfer ke Desa/Kelurahan
4. Belanja Tak Terduga
6.1.3. KOMPONEN PEMBIAYAAN
Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam
Sistem Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan
(Funding). Pendanaan diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai
kata umum, sedangkan Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali. Contoh
konkritnya, di dalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh pinjaman,
pinjaman tersebut diakui sebagai Penerimaan Pendapatan. Selanjutnya,
Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau
dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru, apabila
daerah memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan Pembiayaan
yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka
dikeluarkan sebagai Pengeluaran Pinjaman karena akan diterima kembali.
6.2. PROFIL KEUANGAN KABUPATEN SINTANG
6.2.1. KEUANGAN DAERAH
Sub bab ini menguraikan profil keuangan Kabupaten Sintang dalam penyusunan
RPIJM yang bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan investasi program KeCiptaKarya Kabupaten Sintang.
Gambaran umum kondisi keuangan Kabupaten Sintang selama 5 tahun terakhir,
adalah sebagai berikut:

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 3


Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),
mencakup (i) Struktur Penerimaan; (ii) Struktur Belanja
Secara garis besar struktur APBD Kabupaten Sintang yang mencakup struktur
penerimaan dan struktur belanja dapat dilihat pada tabel 6.3 dan 6.4 berikut
ini:
Tabel 6.1 Struktur Penerimaan APBD Kabupaten Sintang
REALISASI
NO

URAIAN POS
2013

1

Pendapatan Asli
Daerah


2

3

2014

2015

2016

2017

2018

45.827.281.228

72.905.694.916

103.968.416.330


108.261.409.070

97.500.000.000

Dana Perimbangan

905.773.480.500

1.003.346.567.374

1.146.462.781.137

1.294.363.476.154

1.332.049.177.000

1.216.284.682.000

Pendapatan Lain Yang
Sah

16.000.000.000

40.655.635.640

248.163.449.790

271.816.588.300

352.776.823.000

349.276.823.000

967.600.761.728 1.116.907.897.930 1.498.594.647.257

1.674.441.473.524

1.782.326.000.000

1.663.061.505.000

TOTAL

Dari tabel 6.1 di atas dapat dilihat bahwa penerimaan dalam

APBD

Kabupaten Sintang sebagian besar berasal dari dana perimbangan. Pada
periode 2013-2018

rata-rata PAD Kabupaten Sintang hanya sekitar 5,47

persen dari total APBD. Sementara kontribusi dana perimbangan justru terus
menurun dari sekitar 77,30 persen pada tahun 2016 menjadi 74,74 persen
pada tahun 2017. Hal ini berarti bahwa APBD Kabupaten Sintang sangat
tergantung pada transfer yang berasal dari pemerintah pusat berupa dana
perimbangan. Akan tetapi menarik untuk dicermati bahwa meskipun masih
dibawah pertumbuhan dana perimbangan yang rata-rata sekitar 28,88 persen
pertahun, ternyata pertumbuhan PAD juga relatif tinggi yaitu rata-rata sekitar
17,12 persen pertahun.
Dari sisi belanja, struktur APBD Kabupaten Sintang dapat dilihat pada tabel
6.4 berikut ini.

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 4

97.500.000.000

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.2 Struktur Belanja APBD Kabupaten Sintang

%
Pertahun

REALISASI
NO

URAIAN POS
2014

2015

2016

2017

2018

Belanja Pegawai

444.354.352.066

501.251.941.348

564.036.278.338

646.723.683.380

721.959.188.380,59

9.05

Belanja Barang dan Jasa

323.297.872.777

344.173.291.238

385.354.996.176

343.489.700.757

195.029.500.953,76

20.38

3

Belanja Modal

234.565.329.823

368.744.096.187

429.542.758.984

348.334.696.537

290.929.360.023,87

28.47

4

Belanja Bunga

0

0

0

0

0

0

5

Belanja Subsidi

7.358.650.483

8.378.298.854

0

0

0

0

6

Belanja Hibah

33.151.198.643

72.207.829.147

37.313.154.559

51.483.000.000

35.000.000.000

7

Belanja Bantuan Sosial

2.768.370.000

503.500.000

159.111.000

2.700.000.000

1.500.000.000

20

Belanja Perjalanan Dinas

2,521,700,000

6,382,940,000

7,088,910,000

8,397,000,000

16,141,967,300

21.03

9

Belanja Operasional dan Pemeliharaan

2,448,240,000

28,603,520,000

19,854,750,000

22,472,180,000

77,486,889,692

5.48

10

Belanja Bantuan Keuangan/Bagi Hasil

3.334.387.684

3.461.487.301,60

4.55

21.995.700.967

3.000.000.000

1.41

1

BELANJA
1
2

8

11
12

3.382.241.500

0

Belanja Tidak Terduga

115.568.000

Lain-lain

12,724,400,000

1,905,210,000

217,362,250,000

261,566,830,000

143.644.566.356

193.859.568.000

184.677.472.757

58.648.506.488

10.000.000.000

28.39

34.996.000.000

17.237.209.809

12.500.683.993

12.500.683.993

5.09

11,539,370,000

17,231,050,000

TOTAL
2

0

2.265.093.200

2.227.166.968
0
257,370,510,000

0
272,640,600,000

5.21
424,076,641,989

PEMBIAYAAN DAERAH
1

Penerimaan Daerah

2

Pengeluaran Daerah

TOTAL

5.500.000.000
149.144.566.356

228.855.568.000

24,639,474,278

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 5

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Dari tabel 6.2 tersebut tampak bahwa selama periode 2014-2018 belanja
pegawai memperoleh proporsi terbesar dalam struktur APBD, rata-rata
sekitar 45 persen. Pada tahun 2014 proporsi belanja pegawai sekitar 47
persen, setelah mengalami penurunan pada tahun 2015 dan 2016, pada tahun
2017 kembali meningkat menjadi sekitar 47,30 persen. Apabila belanja
perjalanan dinas kita kategorikan juga sebagai belanja pegawai, maka angka
tersebut tentu saja akan semakin besar. Penggunaan anggaran untuk belanja
pegawai memiliki dampak pengganda yang kecil terutama jika dikaitkan
dengan efektivitas anggaran untuk mengurangi angka pengangguran dan
angka kemiskinan.
Jika kita perbandingkan antara penerimaan dan belanja, maka APBD
Kabupaten Sintang menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Meskipun demikian,
dapat disimpulkan bahwa APBD Kabupaten Sintang cenderung surplus.
Hanya pada tahun 2003 dan 2007 terjadi defisit. Berarti pemerintah
Kabupaten Sintang selama ini belum dibebani oleh tekanan untuk mencari
sumber pembiayaan pembangunan berupa pinjaman daerah.
2. Trend perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii)
Pendapatan Asli Daerah (PAD); (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah;
Untuk mengetahui lebih jauh profil keuangan Kabupaten Sintang, dapat
dilihat melalui trend perkembangan penerimaan dari Dana Perimbangan,
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Penerimaan Daerah Yang Sah pada tabel
6.5, 6.6, dan 6.7.
Tabel 6.3 Trend Perkembangan Dana Perimbangan

REALISASI
No

URAIAN POS
2010

2011

2012

2013

2014

2015

1

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak

14.913.000.000

13.557.000.000

19.690.000.000

20.826.000.000

26.652.128.041

20.335.421.983

2

Dana Alokasi Umum

178.641.850.000

201.810.000.000

207.729.000.000

213.446.000.000

362.536.000.000

395.220.000.000

3

Dana Alokasi Khusus

1.190.180.000

12.345.450.000

8.950.000.000

21.189.580.000

37.814.612.645

60.468.794.858

4

Lain-Lain

0

0

0

0

7.449.830.591

0

194.745.030.000

227.712.450.000

236.369.000.000

255.461.580.000

434.452.571.277

476.024.216.841

TOTAL

Tabel 6.5 menunjukkan bahwa selama periode 2010-2015 sebagian besar dana
perimbangan bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), rata-rata sekitar 86
persen. Namun demikian jika dilihat dari kecenderungannya, tampak bahwa
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 6

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

besaran proporsi DAU terus menurun dari sekitar 92 persen pada tahun 2010
menjadi sekitar 82,5 persen pada tahun 2015. Keadaan ini disebabkan oleh
trend pertumbuhan DAU (7,82 persen per tahun) yang jauh lebih rendah
dibandingkan trend pertumbuhan DAK (31,66 persen per tahun). Jika pada
tahun 2002 besaran DAK masih lebih rendah dibanding besaran Dana Bagi
Hasil Pajak/Bukan Pajak, maka sejak tahun 2005 besaran DAK justru menjadi
lebih besar.
Trend penerimaan dari PAD dapat dilihat pada tabel 6.6.
Tabel 6.4 Trend Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
REALISASI
No

URAIAN POS
2010

2011

2012

2013

2014

2015

1

Pajak Daerah

1.598.990.000

2.005.860.000

2.272.060.000

2.510.890.000

2.737.987.459

2.786.276.797

2

Retribusi Daerah

2.767.920.000

2.205.360.000

2.473.620.000

4.606.830.000

6.933.134.027

8,557,263,922

3

Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan

0

0

399.950.000

335.320.000

335.017.345

833,993,898

4

Lain-Lain
Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah

3.275.770.000

3.386.730.000

5.122.330.000

2.049.150.000

4.254.113.957

6,019,890,740

7.642.680.000

7.597.950.000

10.267.960.000

9.502.190.000

14.260.252.788

18.197.425.357

TOTAL

Dari tabel 6.6 tampak bahwa selama periode 2010-2015 kontribusi retribusi
daerah sangat dominan dalam perkembangan PAD, rata-rata sekitar 40
persen. Jika pada tahun 2010 kontribusi retribusi daerah baru sekitar 35,50
persen, maka pada tahun 2015 kontribusinya telah menjadi sekitar 47 persen.
Hal ini dapat dipahami karena pertumbuhan retribusi daerah dalam
perkembangan PAD memang paling tinggi yaitu rata-rata sekitar 10,33 persen
per tahun. Jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain seperti pajak daerah (5,6
persen), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (2,87 persen),
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (-0,25 persen). Secara umum
rendahnya kontribusi pajak daerah juga bisa dimaklumi mengingat jenis pajak
daerah kabupaten/kota sesuai dengan UU No. 34/2000 memang semuanya
masuk kategori “pajak yang kurus”, yaitu jenis pajak yang potensinya relatif
kecil.
Selanjutnya, trend perkembangan penerimaan daerah yang sah dapat
dilihat pada tabel 6.7.

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 7

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.5 Trend Perkembangan Penerimaan Daerah yang sah
REALISASI
No

URAIAN POS
2011

2011

2012

2013

2014

2015

1

Hibah

0

0

0

0

0

0

2

Dana Darurat

0

1.129.260.000

0

0

0

0

3

Penerimaan dari Pemerintah
Pusat

2.860.000.000

12.517.830.000

10.840.790.000

6.651.690.600

0

4

Dana
Penyesuaian
Otonomi Khusus

0

0

0

0

0

0

5

Bagi Hasil Pajak/Bantuan
Keuangan dari Provinsi /
Pemda

1.602.810.000

6.753.270.000

4.836.740.000

6.746.480.000

0

6.778.208.563

6

Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah

29.382.450.000

0

0

0

0

0

17.354.570.000

17.587.270.000 6.651.690.600

TOTAL

dan

13.349.600.000

33.845.260.000 21.232.130.000

6.778.208.563

Dari tabel 6.7 tampak bahwa selama periode 2010-2015 perkembangan
penerimaan daerah yang sah sebagian besar berasal dari penerimaan dari
pemerintah pusat dan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi. Akan
tetapi jika dilihat dari kecenderungannya, akan tampak bahwa penerimaan
dari pemerintah pusat terus mengalami penurunan, rata-rata sekitar -13,93
persen per tahun. Sementara bantuan keuangan dari pemerintah provinsi
terus meningkat, rata-rata sekitar 12,32 persen per tahun. Bahkan pada tahun
2007 satu-satunya penerimaan daerah yang sah hanya berasal dari bantuan
keuangan dari pemerintah provinsi, yaitu sebesar Rp 6,8 Milyar.
6.2.2. KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang penyediaan air bersih untuk
kebutuhan masyarakat.

Keberadaan PDAM sebagai unsur pelayanan publik

harus mengutamakan dimensi sosial (sosial oriented). Hal ini tercermin di dalam
penetapan harga produk lebih mempertimbangkan kemampuan masyarakat,
namun di samping fungsinya sebagai unsur pelayanan publik juga tidak terlepas
dari dimensi ekonomi yaitu mencari keuntungan (profit oriented) yang
merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah. Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 690-069 tahun 1992, tentang Pola Petunjuk Teknis ditegaskan
bahwa PDAM mempunyai fungsi pokok pelayanan umum kepada masyarakat,
sehingga di dalam menjalankan fungsinya tersebut

PDAM

harus mampu

membiayai dirinya sendiri dan harus berusaha mengembangkan tingkat
pelayanan dan diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada Pemerintah
Daerah dalam fungsinya sebagai sumber pendapatan asli daerah. Oleh karena itu
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 8

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

perlu penyelenggaraan dan pembinaan PDAM yang didasarkan pada asas
ekonomi yang sehat.
Selanjutnya dalam Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999, tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, dinyatakan bahwa dalam
rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara
kualitas dan kuantitas, PDAM harus dikelola oleh direksi yang profesional. Untuk
mengetahui keberhasilan direksi dalam pengelolaannya dilakukan penilaian
terhadap kinerjanya pada setiap akhir tahun. Penilaian kinerja membantu
manajemen untuk memastikan bahwa sumber-sumber sudah dipakai secara
efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Alat ukur untuk
menilai kinerja dapat berupa ukuran dari aspek keuangan dan non keuangan.
Dari aspek keuangan, secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yaitu
neraca, laporan rugi/laba, dan laporan aliran kas. Neraca digunakan untuk
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa digambarkan
sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu
(snapshot keuangan perusahaan), yang meliputi aset perusahaan dan klaim atas
aset tersebut. Laporan rugi/laba merupakan laporan prestasi perusahaan selama
jangka waktu tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot, maka
laporan rugi/laba mencakup suatu periode tertentu. Dimana laba bersih
merupakan selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya.
Pendapatan mengukur aliran masuk aset bersih (setelah dikurangi hutang) dari
penjualan barang atau jasa. Biaya mengukur aliran keluar aset bersih karena
digunakan atau dikonsumsikan untuk memperoleh pendapatan. Sedangkan
pendapatan dibedakan menjadi pendapatan operasional yaitu pendapatan yang
dihasilkan oleh kegiatan pokok perusahaan atau pendapatan non operasional
(atau

pendapatan

lain-lain)

yang

dihasilkan

oleh

kegiatan

sampingan

perusahaan.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil akhir dari proses pencatatan,
penggolongan dan peringkasan dari peristiwa-peristiwa yang setidak-tidaknya
bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dinyatakan dalam uang serta
penafsiran dari hal-hal yang ditimbulkannya. Saat ini, banyak PDAM memiliki
kinerja

yang

kurang

baik,

karena

keterbatasan

di

bidang

keuangan.

Permasalahan tersebut juga dihadapi oleh PDAM Kabupaten Sintang yang
kinerjanya belum mampu memenuhi harapan masyarakat sebagai konsumen
yang harus dilayani dengan baik dan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah belum ada kontribusinya, karena mengalami kerugian.
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 9

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Analisis laporan keuangan dapat dilakukan melalui analisis horisontal dan
analisis vertikal. Analisis horisontal melihat perubahan yang terjadi dari tahun ke
tahun, sedangkan analisis vertikal (common size statement) adalah analisis yang
dilakukan dengan cara menghitung proporsi pos-pos dalam Neraca dengan suatu
jumlah tertentu dari neraca atau proporsi dari unsur-unsur tertentu Laporan
Laba Rugi dengan jumlah tertentu laporan Laba Rugi. Misal proporsi piutang
terhadap jumlah aktiva lancar, proporsi aktiva lancar terhadap jumlah aktiva,
dan proporsi hutang lancat terhadap total hutang. Analisis Vertikal dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis Rasio, sedangkan analisis horisontal
dilakukan dengan melihat trend atau kecenderungan perubahan pos tertentu
selama beberapa periode.
6.2.2.1. Analisis Vertikal
A. Rasio Likuiditas
Mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajiban
atau utang jangka pendek yang dimilikinya. Rasio likuiditas dapat diukur dengan
Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio).
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutupi dengan
aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.
Current Ratio =

Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar

Tabel 6.6 Rasio Lancar
Tahun

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

Current
Ratio

2010

895,098,880.40

5,208,287,369.49

17,18%

2011

1,024,752,018.74

7,615,770,634.82

13,45%

2012

1,160,176,540.14

11,746,701,318.62

9,87%

2013

1,116,647,502.59

14,853,356,664.63

7,52%

2014

1,457,347,304.99

18,899,689,485.32

7,71%

2015

2,040,602,898.31

24,208,432,685.95

8,43%

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 10

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Rasio Lancar pada PDAM Kabupaten Sintang menunjukkan nilai yang
rendah. Hal ini memberikan indikasi bahwa perusahaan mungkin tidak
dapat membayar tagihan-tagihannya di masa mendatang. Pada tahun
2007 Rasio Lancar menunjukkan angka 8,43% yang menunjukkan
bahwa aktiva lancar hanya mampu menutupi 8,43% kewajiban lancar.
Pada umumnya berdasarkan rule of thumb prinsip kehati-hatian rasio
2:1 dianggap kurang baik, sedangkan rasio lancar PDAM Kab. Sintang
tahun 2007 adalah 0.0843:1 yang menunjukan kondisi yang jauh dari
ideal.
2. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio

ini

menunjukkan

ketersediaan

kas

untuk

membayar

kewajiban/utang yang akan segera jatuh tempo.
Cash Ratio =

Kas
Kewajiban Lancar

Tabel 6.7 Rasio Kas
Tahun

Kas

Kewajiban Lancar

Cash Ratio

2010

153,366,908

5,208,287,369.49

2.94%

2011

96,231,314

7,615,770,634.82

1.26%

2012

90,806,184

11,746,701,318.62

0.77%

2013

49,413,992

14,853,356,664.63

0.33%

2014

158,714,273

18,899,689,485.32

0.83%

2015

647,233,230

24,208,432,685.95

2.67%

Rasio Kas pada PDAM Kabupaten Sintang menunjukkan nilai yang
sangat rendah. Pada tahun 2015 Rasio Kas hanya mampu membayar
2,67% kewajiban lancar yang akan jatuh tempo.
B. Rasio Leverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan dimodali
oleh

utang disamping modal sendiri. Untuk mengukur rasio ini dapat

menggunakan Debt to total Assets Ratio (rasio total utang terhadap total aktiva).
Debt to total Assets Ratio (rasio total utang terhadap total aktiva) mengukur
persentase total aktiva yang diperoleh dari utang kepada kreditur.

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 11

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Debt to total assets =

Total Utang
Total Aktiva

Tabel 6.8 Debt to total assets
Tahun

Aktiva Total

Kewajiban Total

Debt to total assets

2010

15,572,922,666

15,039,642,905

96.57%

2011

15,989,121,952

16,838,256,421

105.31%

2012

19,759,143,449

20,366,470,134

103.07%

2013

20,268,558,479

22,947,731,875

113.22%

2014

28,733,573,517

26,711,148,966

92.96%

2015

29,863,364,146

31,702,707,892

106.16%

Pada tahun 2015 rasio debt to total assets mencapai angka 106.16%. Hal ini
menunjukkan bahwa total nilai assets jauh lebih rendah dari nilai utang
yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga jika perusahaan (PDAM
Kabupaten Sintang) ditutup maka nilai assets belum mencukupi untuk
menutupi nilai utang perusahaan. Hal ini sangatlah tidak wajar, dan terjadi
karena kerugian yang terus dialami oleh PDAM Kabupaten Sintang.
6.2.2.2. Analisis Horisontal / Analisis Kecenderungan (Trend)
A. Trend Laba Rugi
Selama lima tahun terakhir, PDAM Kab. Sintang mengalami kerugian. Kerugian
terjadi karena pendapatan yang diperoleh tidak mempu untuk menutupi beban
yang dikeluarkan untuk operasional PDAM Kab Sintang. Kerugian yang paling
besar terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp. 3.861.768.296,74.
Gambar 6.1 Trend Kerugian PDAM Kabupaten Sintang
Trend Rugi
Tahun
2002

2003

2004

2005

2006

2007

Kerugian

(1,243,142,557.78)

(1,382,414,229.54)

(2,071,846,711.54)

(2,370,894,487.53)
(3,563,285,780.07)

(3,861,768,296.74)

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 12

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

B. Trend Utang/Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah kewajiban jangka panjang menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun.
Kewajiban jangka panjang PDAM terdiri dari Hutang jangka panjang, Uang
jaminan langganan, dan Cadangan Dana Meter. Penurunan jumlah Utang jangka
panajang menunjukkan bahwa PDAM tidak pernah melakukan pinjaman jangka
panjang baru selama lima tahun terakhir (2010-2015). Kewajiban Jangka
Panjang Biasanya digunakan untuk membiayai pembelian aktiva tetap. Pada
Tahun

2007

Jumlah

Kewajiban

jangka

panjang

PDAM

sebesar

Rp.

7.494.275.206,00.
Gambar 6.2 Trend Utang/Kewajiban Jangka Panjang
Trend Kewajiban/Utang Jangka Panjang

12,000,000,000
9,831,355,536

Kewajiban

10,000,000,000

8,619,768,815
9,222,485,786

8,000,000,000

8,094,375,210

7,811,459,481
7,494,275,206

6,000,000,000
4,000,000,000
2,000,000,000
2002

2003

2004

2005

2006

2007

Tahun

C. Trend Utang/Kewajiban Jangka Pendek
Jumlah kewajiban jangka pendek menunjukkan peningkatan dari tahun ke
tahun. Kewajiban jangka pendek PDAM Kabupaten Sintang terdiri dari Hutang
Usaha, Hutang Non Usaha, Hutang Pajak, Pinjaman Jangka Panjang Jatuh
Tempo, Biaya Yang Masih Harus Dibayar, Hutang Lainnya. Pada Tahun 2007
Jumlah Kewajiban jangka pendek PDAM Kabupaten Sintang sebesar Rp.
24.208.432.686,- . Kenaikan Utang jangka pendek setiap tahun menunjukkan
bahwa PDAM Kabupaten Sintang memiliki kewajiban terutama untuk menutupi
operasional perusahaan. Komposisi Utang jangka pendek terbesar berada pada
pos Biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp. 16.132.817.971,40 .
Gambar 3. Trend Utang/Kewajiban Jangka Pendek
Trend Kewajiban/Utang Jangka Pendek

Kewajiban/Utang

30,000,000,000
25,000,000,000

24,208,432,686

20,000,000,000

18,899,689,485

15,000,000,000
10,000,000,000
5,000,000,000

14,853,356,665
11,746,701,319
7,615,770,635
5,208,287,369

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Tahun

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 13

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

6.2.2.3. Kesimpulan Laporan Keuangan PDAM.
Dari hasil Analisis Vertikal dan Analisis Horisontal, menunjukkan bahwa kondisi
keuangan PDAM Kabupaten Sintang sangat tidak ideal. PDAM Kabupaten
Sintang selalu merugi selama lima tahun terakhir. Sebagai suatu perusahaan
daerah yang menyediakan hajat hidup orang banyak, PDAM Kabupaten Sintang
terikat pada berbagai aturan, sehingga dalam penentuan tarif atau harga air yang
disalurkan harus mematuhi aturan yang ditetapkan. Sehingga PDAM Kabupaten
Sintang tidaklah dapat dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang
sifatnya komersil. Tetapi Perbandingan dapat dilakukan dengan membandingkan
antara PDAM Kabupaten Sintang dengan Kabupaten lainnya diwilayah lain yang
memiliki karakteristik daerah yang kurang lebih sama dengan karakteristik
Kabupaten Sintang.
Kerugian dapat dikurangi antara lain dengan cara menaikkan tarif atau dengan
beroperasi secara lebih efisien. Beroperasi secara lebih efisien dapat dilakukan
dengan mencari sumber air yang jernih sehingga dapat mengurangi biaya
pemrosesan, tetapi mungkin akan berdampak pada diperlukannya investasi
jaringan air yang baru.

6.3. PERMASALAHAN DAN ANALISA KEUANGAN DAERAH
6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kab. Sintang
Secara umum terjadi trend kenaikan penerimaan daerah Kab. Sintang untuk
kurun waktu 2010-2015. Persoalannya adalah bahwa penerimaan dana
perimbangan berperan sangat dominan dalam struktur pendapatan daerah, dan
kontribusinya cenderung bertambah besar. Pada tahun 2010, kontribusi dana
perimbangan dalam penerimaan daerah sebesar 82,44%, dan tahun 2005
meningkat menjadi 91,06%, dan naik lagi menjadi 92,50% pada tahun 2015.
Kecenderungan meningkatnya kontribusi dana perimbangan lebih dikarenakan
terbatasnya kemampuan fiskal daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum
bisa diandalkan sebagai sumber penerimaan daerah. Kontribusi PAD terhadap
pendapatan daerah selama tahun 2002-2007 berkisar antara 2,80%-3,50%.
Kontribusi PAD tahun 2002 sebesar 3,24% , dan mengalami sedikit kenaikan
menjadi 3,39% tahun 2005. Pada tahun 2006 turun lagi menjadi 3,13%. Untuk
tahun 2007, kontribusinya sebesar 3,45% dari total pendapatan daerah.

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 14

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Komponen terbesar dari PAD bersumber dari penerimaan Retribusi Daerah.
Penerimaan pajak daerah selama tahun 2002-2007 menyumbang rata-rata
sekitar 21,73% dalam PAD, sedangkan retribusi daerah rata-rata sekitar 38,86%.
Kondisi masing-masing komponen penerimaan dapat dilihat pada tabel 6.11 dan
6.12.

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 15

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.9 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kab. Sintang, Tahun 2002-2007
No

JENIS PENERIMAAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pajal Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C
Pajak Parkir
Pajak Pengel. & Pengusahaan S.B.Walet
Pajak Pemanf. Air Bwh Tanah & Permukaan
Total Pajak Daerah

REALISASI

2002

2003

2004

2005

2006

66,753,700
26,546,000
26,259,300
29,934,700
31,191,300
0
42,492,000
43,749,000
49,549,500
59,662,000
52,264,100
49,668,250
38,652,000
42,964,650
41,644,100
15,049,031
22,417,390
27,078,500
39,855,600
35,431,861
1,366,546,405 1,769,725,110 2,050,636,795 2,250,620,985 2,368,745,085
83,443,807
79,753,911
68,876,986
58,115,664
182,513,113
0
15,255,000
16,810,000
20,300,500
10,800,000
0
0
0
19,546,600
8,000,000
14,936,600
0
0
0
0
1,598,993,643 2,005,857,661 2,272,062,581 2,510,888,199 2,737,987,459

2007
71,250,200
68,229,000
55,400,850
54,363,119
2,359,796,230
149,601,398
14,400,000
13,236,000
0
2,786,276,797

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sintang, Tahun 2008

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 16

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.10 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kab. Sintang, Tahun 2002-2007
No

JENIS PENERIMAAN

REALISASI

2002
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Retribusi Pelayanan Kesehatan
Retribusi Pelayanan Persampahan & Kebersihan
Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP, KK & Capil
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan Jeruk
Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan TPI
Retribusi Terminal
Retribusi Tempat Khusus Parkir
Retribusi Rumah Potong Hewan
Retribusi Penyeberangan di atas Air
Retribusi Tempat Pendaratan Kapal
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Retribusi Izin Gangguan
Retribusi Izin Trayek
Retribusi Izin Usaha Perikanan
Retribusi Izin Pengambilan Hasil Hutan Ikutan
Retribusi Izin Usaha Konstruksi
Retribusi Izin usaha Perdagangan
Retribusi Izin usaha Perkebunan
Retribusi izin usaha pertambangan umum
Retribusi pelayanan bidang koperasi
Total Retribusi Daerah

2003

2004

2005

2006

2007

1,484,999,131
795,812,704 815,504,976 2,254,172,797 4,085,503,487 5,831,886,265
19,484,375
19,003,375
17,330,438
77,113,103
188,449,000
230,687,500
378,217,500
384,121,000 467,499,000
647,329,000
510,288,000
495,977,500
15,850,000
0
0
0
12,035,000
19,450,000
198,852,000
246,563,000 261,016,500
266,748,500
282,786,000
304,148,000
17,428,000
18,002,000
21,854,000
30,225,500
27,002,000
34,283,000
75,298,706
86,438,090
67,992,626
61,839,480
88,068,300
62,227,500
0
0
25,816,000
175,158,000
207,941,000
172,085,000
210,366,683
277,703,581 152,858,000
166,173,017
362,483,623
453,005,876
40,129,000
36,101,000
42,927,390
45,650,200
42,398,000
45,651,000
0
0
0
0
0
1,200,000
54,975,700
46,339,900
55,400,700
56,121,900
60,593,200
18,133,500
35,481,200
40,615,000
43,970,000
44,382,600
46,466,050
60,280,000
39,735,100
41,004,000
37,730,000
40,763,200
35,001,995
41,820,000
105,727,000
83,000,100 148,911,385
279,417,270
302,526,431
310,940,863
80,373,950
106,080,800 126,164,525
178,951,100
164,170,190
113,654,238
6,000,000
6,000,000
6,000,000
6,120,500
6,125,000
6,120,000
0
0
3,400,000
5,765,000
5,088,000
5,595,000
5,000,000
2,250,000
9,000,000
1,576,000
2,453,350
3,086,680
0
16,325,000
24,050,000
9,775,000
22,775,000
52,025,000
0
0
47,792,970
52,515,000
120,225,000
107,100,000
0
0
98,400,000
74,000,000
338,091,000
179,431,000
0
0
0
131,848,000
19,461,500
4,712,000
0
0
0
3,189,770
3,202,900
3,764,000
2,767,918,345 2,205,359,550 2,473,618,510 4,608,834,937 6,933,134,026 8,557,263,922

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sintang, Tahun 2008

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 17

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Gambaran kondisi keuangan tersebut mengindikasikan adanya berbagai
persoalan/permasalahan berkenaan dengan penguatan kapasitas fiskal daerah
dalam

kaitannya

dengan

penyusunan

RPIJM

Kab.

Sintang.

Beberapa

permasalahan yang dihadapi antara lain sebagai berikut:
1. Belum

efektifnya

pelaksanaan

bimbingan

teknis,

pembinaan

dan

penertiban pajak daerah. Kondisi ini menjadikan kemampuan perpajakan
lokal (local taxing power) relatif rendah. Indikasinya, sangat dominannya
penerimaan pajak yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ).
2. Pembinaan dan penertiban pengelolaan retribusi daerah masih berhadapan
dengan kepentingan sektoral.
3. Aplikasi sumber pendapatan daerah belum disertai dengan sistem dan
prosedur yang efektif untuk menggali sumber-sumber PAD yang potensil.
Program intensifikasi dan ekstensifikasi pungutan terkendala dengan
adanya

perubahan

peraturan

tentang

pengelolaan

sumber-sumber

keuangan daerah.
4. Pemutakhiran data wajib pajak dan wajib retribusi daerah belum optimal
dilaksanakan.
5. Keterbatasan sarana dan prasarana, serta personil lapangan yang terbatas
sehingga menjadikan belum optimalnya penagihan dan pemungutan pajak
dan retribusi daerah.
6. Belum optimalnya sistem informasi layanan publik bidang pendapatan dan
pemungutan daerah.
7. Masih terbatasnya pembentukan jaringan pengelolaan pendapatan daerah.
8. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi
daerah.
6.3.2. Proyeksi Kemampuan Keuangan Kab. Sintang
Kemampuan Pemerintah Kab.

Sintang

untuk

menggali sumber-sumber

keuangannya sangat menentukan dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan
publik, penyediaan inprastruktur yang semakin meningkat, maupun dalam
penyediaan investasi di daerah. Hal ini cukup beralasan mengingat bahwa
kemampuan keuangan daerah mempunyai implikasi yang sangat luas dan

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 18

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

menjadi determinan penting dalam menentukan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di daerah.
Dalam kaitannya

dengan

penyusunan RPIJM,

dipandang

perlu

untuk

memperkirakan kemampuan keuangan daerah Kab. Sintang, meliputi: proyeksi
penerimaan dan belanja, proyeksi PAD dan Dana Perimbangan, serta proyeksi
public saving.
6.3.2. Proyeksi Penerimaan dan Belanja
Dalam penyusunan RPIJM Kab. Sintang, proyeksi kemampuan penerimaan dan
belanja daerah untuk lima tahun mendatang (2008-2012) dapat dilihat pada
tabel 6.13 dan 6.14 berikut ini:

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 19

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.11 Proyeksi Penerimaan Kab. Sintang, Tahun 2008-2012

No PE NE R IMAAN DAE R AH

R E AL IS AS I
2006

2007

% Pertahun

% Proyeks i
Pertumbuhan

14.22

1 Dana Perimbangan
427,002,740,686 487,742,325,578
2 Pendapatan Asli Daerah
14,260,252,788
18,197,425,357
21,352,368,725
3 Lain-Lain Pendapatan
6,651,690,600
Total Penerimaan Daerah 447,914,684,074 527,292,119,660

PROYEKSI
2008

2009

2010

2011

2012

10.56

611,742,974,996

663,924,571,496

741,142,080,656

815,051,650,601

934,620,453,287

27.61

14.43

19,674,473,661

22,248,301,895

25,357,385,551

29,933,053,787

33,873,682,941

221.01

4.00

22,419,987,161

23,540,986,519

24,718,035,845

25,953,937,638

27,251,634,519

653,837,435,818

709,713,859,910

791,217,502,052

870,938,642,026

995,745,770,747

Tabel 6.12 Proyeksi Belanja Kab. Sintang, Tahun 2008-2012

No B E L ANJ A DAE R AH
1

2
3
4

Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Operas. & Pmlharaan
Belanja Modal
Belanja Bantuan Keu./Bagi Hasil
Belanja Tidak Terduga
Total Belanja Daerah

R E AL IS AS I
2006

2007

% P ertahun

% P royeks i
P ertumbuhan

PROYE K S I
2008

2009

2010

2011

2012

152,089,265,043

254,881,588,332

67.59

6.00

243,342,824,069

267,677,106,476

281,060,961,799

295,114,009,889

309,869,710,384

64,667,665,701

138,500,354,308

114.17

4.00

144,040,368,480

149,801,983,219

155,794,062,548

162,025,825,050

170,127,116,302

0

0

0.00

0.00

0

0

0

0

0

0

0

0.00

0.00

0

0

0

0

0

0

0

0.00

0.00

0

0

0

0

0

0

13,542,036,850

100.00

1.00

14,083,718,324

14,083,718,324

14,083,718,324

14,647,067,057

14,647,067,057

16,141,967,300

22,539,537,000

77,486,889,692

0

81,417,105,211

108,110,726,309

31,940,235,042

0

333,514,000

1,000,000,000

199.84

424,076,641,989

538,574,242,799

39.63

2.00

16,949,065,665

17,457,537,635

17,806,688,388

18,162,822,155

18,344,450,377

-100.00

6.00

80,586,365,280

84,615,683,544

89,692,624,556

95,971,108,275

103,648,796,937

32.79

28.00

124,327,335,255

136,760,068,781

177,788,089,415

222,235,111,769

300,017,400,888

-100.00

5.00

32,898,442,093

34,543,364,198

36,270,532,408

38,084,059,028

40,369,102,570

0.00

1,000,000,000

1,000,000,000

1,000,000,000

1,000,000,000

1,000,000,000

657,228,119,166

705,939,462,176

773,496,677,438

847,240,003,224

958,023,644,515

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 20

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Berdasarkan proyeksi komponen-komponen utama belanja daerah menunjukkan
bahwa akumulasi belanja modal serta belanja operasi dan pemeliharaan di Kab.
Sintang masih lebih besar dibandingkan dengan akumulasi belanja rutin
khususnya untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja
perjalanan dinas daerah. Kondisi ini membuka peluang cukup besar bagi
peningkatan program dan kegiatan Keciptakarya Kabupaten Sintang di masa
mendatang.
6.3.3. Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan Kab. Sintang dalam kaitan dengan
penyusunan RPIJM untuk lima tahun mendatang (2008-2012) dapat dilihat
pada tabel 6.15 dan 6.16.

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 24

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.13
Proyeksi PAD Kab. Sintang, Tahun 2008-2012

No K omponen PAD
1 Retribusi Daerah
2 Pajak Daerah
3 Hsl Pengel. Kkyaan Daerah Yg Dipshkan
4 Lain-Lain PAD Yang Sah
Total PAD

R E AL IS AS I
2006

2007

% Pertahun

% Proyeks i
Pertumbuhan

PROYEKSI
2008

2009

2010

2011

2012

6,933,134,027

8,557,263,922

23.43

15.00

9,412,990,314

10,824,938,861

12,448,679,691

14,938,415,629

16,432,257,191

2,737,987,459

2,786,276,797

1.76

20.00

3,064,904,477

3,524,640,148

4,229,568,178

5,075,481,813

6,090,578,176

335,017,345

833,993,898

148.94

8.00

875,693,593

945,749,080

1,030,866,498

1,123,644,482

1,236,008,931

4,254,113,957

6,019,890,740

41.51

12.00

6,320,885,277

6,952,973,805

7,648,271,185

8,795,511,863

10,114,838,642

14,260,252,788

18,197,425,357

19,674,473,661

22,248,301,895

25,357,385,551

29,933,053,787

33,873,682,941

Tabel 6.14
Proyeksi Dana Perimbangan Kab. Sintang, Tahun 2008-2012

No K omponen Dana Perimbangan
1 Dana Alokasi Umum
2 Dana Alokasi Khusus
3 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Total Dana Perimbangan

R E AL IS AS I
2006

2007

% Pertahun

% Proyeks i
Pertumbuhan

PROYEKSI
2008

2009

2010

2011

2012

362,536,000,000

395,220,000,000

9.02

11.00

513,786,000,000

560,026,740,000

627,229,948,800

689,952,943,680

793,445,885,232

37,814,612,645

60,181,000,000

59.15

9.00

63,190,050,000

66,349,552,500

72,984,507,750

80,282,958,525

92,325,402,304

26,652,128,041

32,341,325,578

8.00

34,766,924,996

37,548,278,996

40,927,624,106

44,815,748,396

48,849,165,751

427,002,740,686

487,742,325,578

611,742,974,996

663,924,571,496

741,142,080,656

815,051,650,601

934,620,453,287

21.35

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 25

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Berdasarkan proyeksi komponen-komponen pokok PAD menunjukkan bahwa
untuk lima tahun mendatang (2008-2012) penerimaan retribusi daerah masih
memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan PAD Kab. Sintang. Proporsi
terbesar dalam bentuk penerimaan retribusi mengindikasikan bahwa PemKab.
Sintang memiliki kemampuan dalam penyediaan jasa pelayanan publik. Potensi
penerimaan PAD lainnya adalah dari sektor pajak daerah, meskipun selama ini
penerimaan pajak daerah masih lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan
retribusi. Penerimaan pajak masih berpeluang untuk ditingkatkan apabila
disertai dengan strategi intensifikasi objek pajak secara efektif, serta peningkatan
kegiatan bimbingan dan penyuluhan terhadap wajib pajak.
Sementara, penerimaan Dana Perimbangan untuk lima tahun mendatang (20082012) masih tetap mengandalkan kontribusi dari Dana Alokasi Umum (DAU).
Namun secara bertahap perlu diupayakan agar proporsi DAU terhadap total
penerimaan daerah semakin menurun.
6.3.2.3. Proyeksi Public Saving
Public Saving merupakan akumulasi penerimaan dari PAD, BHP/BHBP, DAU,
dan DAK dikurangi dengan total belanja wajib berupa belanja daerah dan
kewajiban daerah/pembiayaan daerah. Kondisi eksisting

potensi tabungan

masyarakat di Kab. Sintang tahun 2002-2007 dapat dilihat pada tabel 6.17.
Tabel 6.15 Public Saving di Kab. Sintang, Tahun 2002-2007

No
I
1
2
3
4
II

1
2

S umber Penerimaan
PENERIMAAN
PAD
BHP/BHBP
DAU
DAK
BELANJA WAJIB
Pembelanjaan
Pembiayaan
Public Saving

R E AL IS AS I
2002

2003

7,642,684,957

2004

2005

7,597,951,036 10,267,953,096

2006

2007

Propors i
(%)

18,197,425,357

27.62

3.68

20,826,000,000 26,652,128,041 20,335,421,983

7.27

4.11

178,641,850,000 201,810,000,000 207,729,000,000 213,446,000,000 362,536,000,000 395,220,000,000

14,913,000,000 13,557,000,000 19,690,000,000

9,587,012,431 14,674,866,467

Pertumb. R ata2 (%)

24.25

79.97

21,189,580,000 37,814,612,645 60,468,794,858

996.13

12.24

138,621,100,000 261,565,830,000 257,370,510,000 272,640,600,000 424,076,641,989 538,574,242,799

1,190,180,000 12,345,450,000

0

5,023,300,000

8,950,000,000

0

63,766,614,957 -31,278,728,964 -10,733,556,904

20.10

97.95

11,275,123,139

28.03

2.05

-7,592,007,569 17,600,965,164 -55,627,723,740

20.10

100.00

0

0

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 26

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Selama tahun 2002-2007, tampak bahwa potensi tabungan masyarakat di Kab.
Sintang sangat fluktuatif, dan hanya pada tahun 2002 dan 2006 public saving
cukup memadai. Mencermati kondisi keuangan Kab. Sintang, diperkirakan
potensi tabungan masyarakat yang dapat digunakan untuk bidang PU/Cipta
Karya di Kab. Sintang diperkirakan mendekati angka 20%.
Terkait dengan proyeksi penerimaan dan belanja daerah Kab. Sintang serta
perkiraan kemampuan pinjaman yang dapat dialokasikan untuk bidang bidang
PU/Cipta Karya, maka diproyeksikan debt service coverage ratio (DSCR) Kab.
Sintang sebagaimana disajikan pada tabel 6.18.

DSCR =

( PAD  DAU  DAK  BHP / BHBP)  Belanja
Pokok Pinjaman  Bunga  Biaya Lain

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 27

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 6.16
Proyeksi DSCR di Kab. Sintang, Tahun 2002-2007

R E AL IS AS I

No Uraian B ag ian dan P os
1
2
3
4
5
6
7
8
9

2006

Rasio Perhitingan DSCR
PAD
BHP/BHBP
DAU
DAK
Belanja
Angsuran Pokok Pinjaman
Angsuran Bunga Pinjaman
Biaya lain-lain

n.a

n.a

% P royeks i
P ertumbuhan

PROYEKSI
2008
-6

2009
-5

2010
-2

2011
-1

2012

n.a

n.a

14,260,252,788

18,197,425,357

27.61

14.5

19,674,473,661

22,248,301,895

25,357,385,551

29,933,053,787

33,873,682,941

26,652,128,041

32,341,325,578

21.35

8.00

34,766,924,996

37,548,278,996

40,927,624,106

44,815,748,396

48,849,165,751

362,536,000,000 395,220,000,000

9.02

11.00

60,181,000,000

59.15

9.50

424,076,641,989 538,574,242,799

41.53

9.00

37,814,612,645

DSCR

2007

% P ertahun

3

513,786,000,000 560,026,740,000 627,229,948,800 689,952,943,680 793,445,885,232
63,190,050,000

66,349,552,500

72,984,507,750

80,282,958,525

92,325,402,304

657,228,119,166 705,939,462,176 773,496,677,438 847,240,003,224 958,023,644,515

0

0

0

0

3,500,000,000

3,500,000,000

3,500,000,000

3,500,000,000

3,500,000,000

0

0

0

0

480,000,000

480,000,000

480,000,000

480,000,000

480,000,000

0

0

0

0

50,000,000

50,000,000

50,000,000

50,000,000

50,000,000

n.a

n.a

-6

-5

-2

-1

3

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 28

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Dalam kaitannya dengan penyusunan RPIJM, besaran pinjaman yang dapat
dilakukan untuk kegiatan Bidang PU/Cipta Karya di Kab. Sintang maksimum
sebesar Rp 17,5 Milyar, dengan asumsi jangka waktu pengembalian pinjaman
selama 5 tahun. Dari besaran pinjaman dan jangka waktu pengembaliannya,
persyaratan pinjaman dipandang sesuai dengan ketentuan mengingat pada tahun
2012 nilai DSCR=3. Nilai pinjaman dimungkinkan lebih besar lagi manakala
kemampuan penerimaan keuangan meningkat dari yang diperkirakan, serta
pelunasan pinjaman dalam rentang waktu yang lebih lama (pinjaman jangka
panjang).
6.4. Analisa Tingkat Ketersediaan Dana
Ketersediaan dana Pemerintah Kab. Sintang sangat menentukan bagi proses
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan maupun pelayanan, termasuk dalam
kaitannya dengan penyusunan RPIJM Kab. Sintang. Kemampuan keuangan
dapat dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Secara keseluruhan, ketersediaan dana di Kabupaten Sintang selama tahun
2002-2007 meningkat rata-rata sebesar 24,64% per tahun. Pertumbuhan
penerimaan dana perimbangan pada periode yang sama rata-rata sebesar
30,09% per tahun, dan kontribusinya terhadap penerimaan daerah rata-rata
sebesar 89,94% per tahun.
Ketersediaan dana di Kab. Sintang juga tidak terlepas dari dukungan penerimaan
PAD, meskipun nilainya jauh lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan
dana perimbangan. PAD sebagai indikator derajat kemandirian fiskal daerah
(local fiscal autonomy) diperoleh dari hasil penerimaaan Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah. Pertumbuhan penerimaan PAD di Kab. Sintang
selama tahun 2002-2007 rata-rata sebesar 27,62% per tahun, dan kontribusnya
terhadap penerimaan daerah rata-rata sebesar 3,35% per tahun.
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 29

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Komponen terbesar dari PAD bersumber dari penerimaan Retribusi Daerah.
Penerimaan pajak daerah selama tahun 2002-2007 menyumbang rata-rata
sekitar 21,73% dari total penerimaan PAD, dengan pertumbuhan sekitar 14,85%
per tahun. Sedangkan penerimaan retribusi daerah menyumbang rata-rata
sekitar 38,86% dari total penerimaan PAD, dengan pertumbuhan sekitar 41,83%
per tahun.
6.4.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, sumber keuangan internal PemKab.
Sintang dalam bentuk tabungan masyarakat (public saving) cenderung fluktuatif
dan nilainya relatif rendah. Kondisi demikian menjadikan kemampuan keuangan
daerah Kab. Sintang masih sangat tergantung pada sumber-sumber eksternal
khususnya dari pemerintah pusat dalam bentuk penerimaan dana perimbangan.
Sementara, penerimaan dari pemerintah provinsi relatif terbatas dan lebih
mengandalkan pada penerimaan bagi hasil pajak khususnya PKB/BBN-KB dan
PKA/BBN-KA.
Untuk penerimaan pinjaman yang sifatnya diusahakan sendiri, selama ini belum
dilakukan mengingat kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas untuk
pemenuhan angsuran pokok dan angsuran bunga pinjaman. Sementara sumber
dana dari partisipasi pihak swasta dan swadaya masyarakat masih belum bisa
diandalkan.
Berdasarkan kondisi eksisting sumber pendanaan eksternal di Kabupaten
Sintang tahun 2002-2007, terkaitan dengan penyusunan RPIJM maka diestimasi
sumber dana yang dapat dipergunakan untuk membiayai bidang PU/Cipta Karya
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 6.19

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN
KABUPATEN SINTANG
VI - 30

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang