BAB VI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN - DOCRPIJM 1503907550BAB VI
BAB VI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN A. PROFIL KEUANGAN KABUPATEN SORONG Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dibedakan antara penerimaan Daerah Kabupaten dalam rangka:
VI - 1
Pelaksanaan Desentralisasi dengan Pelaksanaan Dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Penerimaan daerah dalam rangka desentralisasi merupakan hak daerah dan sekaligus merupakan sumber pendapatan daerah. Atas dasar pendapatan daerah tersebut selanjutnya akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana kerja dan anggaran belanja daerah yang kemudian disebut sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
1. Keuangan Daerah
Untuk menjelaskan kondisi Keuangan Daerah di Kabupaten Sorong, maka perlu diketahui sumber-sumber Penerimaan Daerah yang ada di Kabupaten Sorong. Secara sistematis sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi adalah sebagai berikut: Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan Daerah; Pinjaman Derah Lain-lain penerimaan yang sah
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, Komponen Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sorong adalah sebagai berikut: Hasil pajak daerah Hasil retribusi daerah Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan Lain-lai pendapatan asli daerah yang sah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah merupakan penerimaan yang sepenuhnya menjadi kewenangan daerah sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang. Kewenangan tersebut meliputi penghimpunan data objek dan subjek pajak dan retribusi, penentuan besarnya pajak dan retribusi yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak dan retribusi kepada wajib pajak serta pengawasan pemungutannya. Untuk jelasnya mengenai jumlah penerimaan daerah dari sektor PAD dapat dilihat pada Tabel VI - 1
Tabel VI – 1
Jumlah Penerimaan Daerah dari Sektor PAD Tahun 2004 - 2006
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Rp.) NO. URAIAN 1 2 2004 2005 2006 3 4 51 Pajak Daerah 150,740,508 167,151,667 168,026,953
2 Retribusi Daerah 3,124,507,598 2,159,687,355 2,315,003,922
3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil 1,188,919,500 822,500,000 802,269,000 Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4 Lain-lain PAD yang sah 1,632,758,510 3,249,812,176 2,730,989,064 JUMLAH
6,016,288,939 6,096,926,116 6,399,151,198 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab. Sorong
b. Dana Perimbangan Daerah
Sumber penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan Daerah pada merupakan penerimaan yang berasal dari lingkungan (eksternal) Pemerintah Kabupaten Sorong. Dana tersebut merupakan dana yang bersumber dari Penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh Pemerintah Pusat dari pengusahaan potensi daerah penghasil.
Dana Perimbangan yang berasal dari APBN tersebut dialokasikan kepada Daerah Kabupaten Sorong guna membiayai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi yang terdiri:
VI - 2
Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan penerimaan dari sumber daya alam.
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Untuk jelasnya mengenai Dana Perimbangan Daerah di Kabupaten Sorong dapat dilihat pada Tabel VI - 2.
Tabel VI - 2
Jumlah Penerimaan Daerah dari Sektor Dana Perimbangan
Tahun 2004 - 2006
DANA PERIMBANGAN (Rp.) NO. URAIAN 1 2 2004 2005 2006 3 4 5
1 Bagi Hasil Pajak 56,520,497,488 93,624,939,704 137,349,335,509
2 Bagi Hasil Bukan Pajak 22,388,791,372 30,498,381,375 33,765,982,496
3 Dana Alokasi Umum(DAU) 120,285,000,000 138,238,000,000 258,374,000,000
4 Dana Alokasi Khusus (DAK) 8,140,000,000 17,330,000,000 33,320,000,000
5 Pos Bagi Hasil Pajak & Bantuan 10,865,808,493 12,315,000,000 2,625,000,000
6 Dana Otonomi Khusus 30,927,980,000 28,000,000,000 54,563,865,000
7 Keuangan dari Provinsi 3,565,000,000 8,404,200,000 18,871,518,758
JUMLAH 252,693,077,353 328,410,521,079 538,869,701,763Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kab. Sorong
c. Pinjaman Daerah
Di Kabupaten Sorong sampai dengan Tahun Anggaran 2007 belum melakukan pinjaman kepada donator baik dari Luar Negeri maupun dalam Negeri
d. Lain- Lain Penerimaan yang Sah
Penerimaan lain yang terdapat di Kabupaten Sorong adalah Lain-lain penerimaan yang sah antara lain berupa hibah, dana darurat dan penerimaan lainnya. Sumber penerimaan ini bersifat insidential sehingga tidak dapat digunakan sebagai dukungan pembiayaan bagi Daerah.
VI - 3
2. Keuangan Perusahaan
Di Kabupaten Sorong sampai dengan Tahun 2007 belum terdapat perusahaan daerah seperti PDAM yang dapat dijadikan sebagai sumber- sumber penerimaaan daerah.
B. PERMASALAHAN DAN ANALISA KEUANGAN
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan baik pengelolaan terhadap pajak dan retribusi dearah adalah permasalahan mengenai mekanisme dan prosedur pungutan.
1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten Sorong
Sesuai dengan paparan kondisi keuangan yang telah disebutkan di atas serta sumber-sumber penerimaan yang ada di Kabupaten Sorong, maka beberapa permasalahan yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan dan mekanisme pemungutannya adalah sebagai berikut yaitu: Tidak efektifnya sistem atau cara pemungutan pajak dan retribusi Prasarana dan sarana serta SDM yang kurang memadai Kesadaran masyarakat (wajib pajak) dalam membayar pajak dan retribusi masih rendah. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak dan retribusi. Perlu dilakukan penyesuai tarif pajak maupun retribusi.
2. Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Sorong
a. Proyeksi Penerimaan dan Belanja
APBD Kabupaten Sorong Tahun 2006 s/d 2007 secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 8,25 %, namun jumlah pada tahun yang sama mengalami penurunan sebesar - 194,50 %. Apabila dilihat uraian bagian dan pos pada tahun 2006 s/d 2007 belanja modal dan belanja tak terduga mengalami peningkatan sedangkan operasi mengalami penurunan. Untuk jelasnya mengenai APBD dan proyeksinya dapat dilihat pada Tabel IV – 3.
VI - 4 Tabel VI – 3.
VI - 5 Tabel VI - 3 lanjutan
VI - 6
b. Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
- Kondisi PAD dan Dana Perimbangan Kondisi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak di Kabupaten Sorong, dapat dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar adalah sumber penerimaan Pajak Bahan Bakar yaitu sebesar Rp. 636.500.000,- pada Tahun 2006, sedangkan sumber penerimaan terkecil adalah dari Pajak Hiburan yaitu sebesar Rp. 560.000,- pada Tahun 2006. Selanjutnya sumber penerimaan dari sektor retribusi, yang memberikan kontribusi terbesar adalah Retribusi Pasar yaitu sebesar Rp. 742.386.500,- pada Tahun 2006, sedangkan retribusi terendah adalah Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan yaitu sebesar Rp. 780.000,- pada Tahun 2006. Untuk jelasnya mengenai proyeksi penerimaan PAD dan Dana Perimbangan dapat dilihat pada Tabel VI - 4 serta kondisi penerimaan daerah dari sektor PAD (pajak dan retribusi) dapat dilihat pada Tabel VI - 5 dan Tabel VI - 6.
c. Proyeksi Public Saving
Kondisi eksisting public saving Kabupaten Sorong dari tahun 2002 s/d 2006 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 total public saving sebesar Rp. 4,571,297,562 mengalami peningkatan menjadi Rp. 23,532,809,096 pada tahun 2006 atau naik sekitar ± 80,57 %. Adapun perhitungan public saving di Kabupaten Sorong pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
PS = ( PAD + PBB + DBH + DAU + DAK + OTSUS + Bantuan Provinsi) - Belanja Wajib
Maka Public Saving Kabupaten Sorong = PS = ( 6,016,288,939 + 137,349,335,509 + 33,765,982,496 +
258,374,000,000 + 33,320,000,000 + 54,563,865,000 + 18,871,518,758 + 2,625,000,000 ) - 521,353,181,606
PS = 544,885,990,702 521,353,181,606 -
VI - 7
VI - 8
Tabel VI - 4
VI - 9
Tabel VI - 4 lanjutan
VI - 10
Tabel VI - 5
VI - 11
Tabel VI - 6
VI - 12
Tabel VI - 7
3. Rencana Pembiayaan Program
a. Rencana Pembiayaan
Rencana pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU (Keciptakaryaan) antara lain prasarana air minum/bersih, persampahan, air limbah, jalan lingkungan, penataan bangunan dan drainase, pada saat ini dilaksanakan dari beberapa sumber-sumber pembiayaan seperti: APBD I, APBD II, Dana DAK, Dana Migas dan Dana Otsus.
Rencana pembiayaan prasarana tersebut dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat Urgensi akan kebutuhan prasarana dan sarana tersebut.
b. Pelaksanaan Pembiayaan
Pelaksanaan pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Keciptakaryaan dilaksanakan oleh masing-masing SKPD atau instansi terkait yang membidangi pembangunan prasarana tersebut dengan sumber dana dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan Swasta.
VI - 13
Tabel VI - 8
VI - 14
Tabel VI - 9
VI - 15
Tabel VI - 10
VI - 16
Tabel VI - 11
VI - 17