Sistem pengkondisian udara Hotel Santika Premiere Yogyakarta Lantai III - USD Repository
SISTEM PENGKONDISIAN UDARA
HOTEL SANTIKA PREMIERE YOGYAKARTA
LANTAI III
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin Disusun oleh:
FX HATMINTO WIDHI KUNCORO
NIM : 065214035
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
AIR CONDITIONING SYSTEM OF
FOR THIRD FLOOR
SANTIKA PREMIERE YOGYAKARTA HOTEL
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfillment of the requirement To Obtain the Sarjana Teknik degree
In Mechanical Engineering Created by :
FX HATMINTO WIDHI KUNCORO
Student Number : 065214035
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAMME
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 9 Juni 2010 Penulis,
FX Hatminto Widhi Kuncoro
INTISARI
Perancangan sistem pengkondisian udara dilakukan untuk memperoleh temperatur, kelembaban, kebersihan, kesejukan udara dan pendistribusian udara yang nyaman pada gedung Hotel. Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan Hotel Santika Premiere Yogyakarta sebagai gedung Hotel yang akan dirancang. Pengkondisian udara yang dirancang adalah lantai III Hotel Santika Premiere Yogyakarta. Sistem pengkondisian udara yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan sistem air-udara. Sistem air-udara ini menggunakan AHU (Air
Handling Unit
) dan FCU (Fan Coil Unit). Komponen utama pada mesin pendingin/refrigerasi adalah evaporator, kompresor, katup ekspansi, kondenser. Komponen pendukung sistem pengkondisian udara yang digunakan adalah pompa,
air cooled chiller, AHU, dan FCU. Refrigeran yang digunakan adalah R-22.
Perhitungan beban pendinginan untuk gedung Hotel Santika Premiere Yogyakarta lantai III diperoleh sebesar 65,6 TR. Pada perancangan sistem pengkondisian udara ini menggunakan Air Cooled Chiller Carrier 30 GTN 070, AHU
I Carrier 39G 0914, AHU II Carrier 39G 1724, AHU III Carrier 39G 0916, FCU
standard room Carrier 42 CMX 004,
FCU deluxe room Carrier 42 CMX 006, FCU
suite room
dua buah Carrier 42 CMX 004, FCU president suite room dua buah
Carrier 42 CMX 004, FCU accounting room tiga buah Carrier 42 CMX 004. Sistem
perpipaan yang digunakan dalam gedung Hotel Santika Premiere Yogyakarta lantai
III adalah Two Pipe Direct Return Sistem sehingga air pendingin mempunyai temperatur yang sama pada saat masuk ke FCU.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : FX Hatminto Widhi Kuncoro Nomor Mahasiswa : 065214016 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Sistem Pengkondisian Udara Hotel Santika Premiere Yogyakarta Lantai III
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam Bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti Kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 9 Juni 2010 Yang menyatakan, (FX Hatminto Widhi Kuncoro)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah menyertai penulis dengan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Sistem Pengkondisian Udara (AC) Hotel Santika Premiere Yogyakarta Lantai III”.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dengan terselesaikannya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Budi Sugiharto, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ir. PK. Purwadi, M.T., Dosen pembimbing Utama atas waktu, kesabaran, semangat, masukkan dan kemudahan-kemudahan yang telah diberikan kepada penulis.
4. Budi Setyahandana, S.T., M.T., Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Setiyana, Chief Engineering Hotel Santika Premiere Yogyakarta.
6. Fiatin Riastuti,S.E., Sekretaris bagian Engineering Hotel Santika Premiere Yogyakarta.
7. Bapak dan Ibu penulis yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
8. Adik penulis Ign. Subono Hadi Nugroho yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Para sahabat dan pujaan hati penulis yang selalu memberikan dukungan dikala penulis sedang mengalami kesusahan di dalam mengerjakan tugas akhir ini.
10. Teman-teman seperjuangan kelompok TA, Evan dan Simeon Hermawan terimakasih atas sumbangan pemikiran di dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Ignatius Tri Widaryanta selaku karyawan Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi atas waktu dan kesabarannya dalam menyelesaikan administrasi- administrasi penulis.
12. Seluruh staff pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada kami
13. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan masukkan yang membangun dari para pembaca sehingga naskah ini dapat lebih sempurna.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan banyak pengetahuan kepada para pembaca.
Yogyakarta, 9 Juni 2010 Penulis,
FX Hatminto Widhi Kuncoro
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
TITLE PAGE ..................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................
1 1.2. Tujuan ...............................................................................................
2 1.3. Manfaat .............................................................................................
3 1.4. Langkah Perancangan........................................................................
3 1.5. Batasan Masalah ...............................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Mekanisme Perpindahan Kalor ............................................................ 5
2.1.1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi ......................................... 5
2.1.2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi.......................................... 5
2.1.3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi ............................................ 6
2.2. Sistem Penyegaran Udara dan Peralatannya......................................... 6
2.3. Sistem Penyegaran Udara .................................................................... 6
2.3.1. Sistem Udara Penuh .................................................................. 6
2.3.2. Sistem Air Penuh....................................................................... 8
2.3.3. Sistem Air-Udara ...................................................................... 8
2.4. Mesin Pendingin Dengan Siklus Kompresi Uap ................................. 10
2.4.1. Proses Siklus kompresi Uap ..................................…………… 10
2.4.2. Perhitungan Siklus kompresi Uap ............................................ 13
2.5. Faktor Pertimbangan Dalam Pemilihan Sistem Penyegaran Udara .... 15
2.6. Komponen Utama Mesin Pendingin/Refrigerasi ................................. 16
2.6.1. Kompresor ................................................................................ 16
2.6.2. Kondenser ................................................................................ 19
2.6.3. Katup Expansi .......................................................................... 21
2.6.4. Evaporator ................................................................................. 21
2.7. Komponen Pendukung Dalam Sistem Penyegaran Udara ................... 22
2.7.1. Pompa ....................................................................................... 22
2.7.2. Kipas dan Blower ...................................................................... 22
2.7.3. Pemisah Minyak Pelumas ......................................................... 23
2.7.4. Saringan .................................................................................... 24
2.8. Refrigeran ............................................................................................ 24
2.9. Sistem Perpipaan ................................................................................. 25
2.9.1. Sistem Perpipaan Pada Refrigeran ............................................ 25
2.9.2. Sistem Perpipaan Pada Air Dingin Dan Udara Dingin.............. 26
BAB III BEBAN PENDINGINAN
3.1. Kalor Sensibel ..................................................................................... 27
3.2. Kalor Laten .......................................................................................... 28
3.3. Kondisi Umum Bangunan ................................................................... 29
3.4. Rumus yang Digunakan Dalam Perhitungan Beban Pendinginan ...... 33
3.4.1. Konduksi Melalui Lantai, Kaca, Dinding dan Atap Bangunan.. 33
3.4.2. Radiasi Sinar Matahari Melalui Kaca ....................................... 33
3.4.3. Lampu dan Peralatan Listrik ..................................................... 34
3.4.4. Manusia ..................................................................................... 34
3.4.5. Ventilasi .................................................................................... 35
3.5. Perhitungan Beban Pendinginan pada Lantai III Hotel Santika Premiere Yogyakarta .......................................................................... 36
3.5.1. Standard Room Hotel Santika Premiere Lantai III ................... 36
3.5.2. Deluxe Room Hotel Santika Premiere Lantai III ..................... 48
3.5.3. Suite Room Hotel Santika Premiere Lantai III ......................... 52
3.5.4. Accounting Room Hotel Santika Premiere ............................... 57
3.5.5. President Suite Room Hotel Santika Premiere ........................ 62
3.5.6. Koridor Hotel Santika Premiere Yogyakarta Lantai III ........... 67
3.6. Psychometric Chart ............................................................................. 72
3.6.1. AHU I Pada Lantai III .............................................................. 73
3.6.2. AHU II Pada Lantai III ............................................................. 76
3.6.3. AHU III Pada Lantai III ............................................................ 80
BAB IV PEMILIHAN AIR COOLED CHILLER, AHU, dan FCU
4.1. Air Cooled Chiller ............................................................................... 87
4.2. Pemilihan AHU (air Handling Unit) ................................................... 91
4.3.1. AHU I ....................................................................................... 91
4.3.2. AHU II ...................................................................................... 95
4.3.3. AHU III ..................................................................................... 97
4.3. FCU (Fan Coil Unit) ............................................................................ 98
4.4.1. Pemilihan FCU untuk Standard Room ...................................... 98
4.4.2. Pemilihan FCU untuk Deluxe Room ....................................... 100
4.4.3. Pemilihan FCU untuk Suite Room .......................................... 101
4.4.4. Pemilihan FCU President Suite Room ………………………. 102
4.4.5. Pemilihan FCU untuk Accounting Room ................................ 102
BAB V PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN dan DUCTING
5.1. Sistem Perpipaan yang Digunakan .................................................... 104
5.2. Debit Air Pendingin Melalui Unit Penyegar Udara .......................... 105
5.3. Perhitungan Sistem Perpipaan Lantai III .......................................... 108
5.3.1. Sistem Perpipaan Jalur I .......................................................... 111
5.3.2. Sistem Perpipaan Jalur II ........................................................ 116
5.3.3. Sistem Perpipaan Jalur III ....................................................... 119
5.3.4. Sistem Perpipaan Jalur IV ....................................................... 123
5.4. Perhitungan Head Pompa .................................................................. 126
5.4.1. Perhitungan Head Pompa Jalur I ............................................. 126
5.4.2. Perhitungan Head Pompa Jalur II ............................................ 126
5.4.3. Perhitungan Head Pompa Jalur III .......................................... 128
5.4.4. Perhitungan Head Pompa Jalur IV .......................................... 129
5.5. Sistem Ducting Lantai III Hotel Santika Premiere Yogyakarta ......... 130
5.5.1. Perancangan Ducting untuk AHU I ......................................... 136
5.5.2. Perancangan Ducting untuk AHU II ........................................ 139
5.5.3. Perancangan Ducting untuk AHU III ...................................... 142
BAB VI LANGKAH-LANGKAH MENGHEMAT ENERGI PADA HOTEL BERBINTANG
6.1. Langkah-langkah Menghemat Energi Pada Hotel Berbintang ........... 144
6.1.1. Pergunakan FCU, AHU, atau AC Paket Seoptimal Mungkin... 145
6.1.2. Menurunkan Jumlah Jam kerja Mesin Pendingin .................... 146
6.1.3. Mencegah Pemasukkan Udara Dari Luar Gedung ................... 146
6.1.4. Mengurangi Pemakaian Peralatan/Bahan yang Mampu Menimbulkan Panas ................................................................ 147
6.1.5. Mengganti Lampu ................................................................... 148
6.2. Pemeliharaan Rutin Terhadap Mesin AC/Chiller .............................. 150
BAB VII KESIMPULAN ................................................................................. 151
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 153
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Faktor Perpindahan Panas Maksimum (U) untuk Kaca ......................... 37Tabel 3.2. Faktor Perpindahan Panas Maksimum (U) untuk Dinding .................... 38Tabel 3.3. Faktor Perpindahan Panas Maksimum (U) untuk Langit-langit ............. 39Tabel 3.4. Harga SHGF Kaca untuk Lintang Utara dan Selatan …………………. 41Tabel 3.5. Shading Coefficients for Glass Without or With Interior Shading ........ 42Tabel 3.6. Cooling Load Factors for Glass With Interior shading .......................... 43Tabel 3.7. Sensible and Laten Heat Gain Pada Manusia ......................................... 45Tabel 3.8. Data Hasil Perhitungan Total Beban Pendinginan Standard Room ........ 46Tabel 3.9. Data Hasil Perhitungan Total Beban Pendinginan Deluxe Room .......... 51Tabel 3.10. Data Hasil Perhitungan Total Beban Pendinginan Suite Room ............ 56Tabel 3.11. Data Hasil Perhitungan Total Beban PendinginanPresident Suite Room ............................................................................ 61
Tabel 3.12. Data Hasil Perhitungan Total Beban Pendinginan Accounting Room... 66Tabel 3.13. Data Hasil Perhitungan Total Beban Pendinginan Koridor.................... 71Tabel 4.1. Jenis-jenis Air Cooled Chiller Carrier 30GTN,GTR .............................. 87Tabel 4.2. Spesifikasi Water Chiller Tipe 30GTN-060PW, pada 50 Hz ................. 88Tabel 4.3. Cooling Capacity pada frekuensi 50 Hz ................................................. 89Tabel 4.4. Physical Data of AHU Jenis-jenis AHU Carrier 39 G ........................... 92Tabel 4.5. Spesifikasi FCU 42CMX,C/V-2ROW …............................................... 98Tabel 5.1. Hasil Perhitungan Laju Aliran Pendingin............................................... 107Tabel 5.2. Equivalent Feet of Pipe for Fitting and Valves...................................... 111Tabel 5.3. Hasil Perhitungan Friction Loss dan Pressure Drop untukPerpipaan Jalur 1 .................................................................................. 113
Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Friction Loss dan Pressure Drop untukPerpipaan Jalur 2 .................................................................................. 117
Tabel 5.5. Hasil Perhitungan Friction Loss dan Pressure Drop untukPerpipaan Jalur 3 .................................................................................. 120
Tabel 5.6. Hasil Perhitungan Friction Loss dan Pressure Drop untukPerpipaan Jalur 4 .................................................................................. 124
Tabel 5.7 Recommended maximum duct velocity for low velocity system (FPM) .................................................................... 132Tabel 5.8. Hasil Perhitungan Ducting AHU I lantai III ......................................... 136Tabel 5.9. Hasil Perhitungan Ducting AHU II bagian A lantai III ........................ 139Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Ducting AHU II bagian B lantai III ....................... 140Tabel 5.11. Hasil Perhitungan Ducting AHU III lantai III .................................... 142
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Hotel Santika Premiere Yogyakarta ..................................................... 4Gambar 2.1. Sistem Udara Penuh ............................................................................. 7Gambar 2.2. Sistem Air Penuh ................................................................................. 8Gambar 2.3. Sistem Air-Udara ................................................................................. 9Gambar 2.4. Siklus Kompresi Uap ........................................................................... 12Gambar 2.5. Diagram P-h ......................................................................................... 13Gambar 2.6. Kompresor Torak ................................................................................ 17Gambar 2.7. Langkah Kerja Kompresor .................................................................. 18Gambar 2.8. Kondenser Berpendingin Udara .......................................................... 20Gambar 2.9. Flooded Evaporator dan Direct Expansion Evaporator ....................... 22Gambar 2.10. Pemisah Minyak Pelumas Dengan Penyaring.................................... 23Gambar 3.1. Denah Gedung Hotel Santika Premiere Yogyakarta Lantai III ........... 29Gambar 3.2. Psikometrik Beban Pendinginan untuk AHU1 lantai III ..................... 84Gambar 3.3. Psikometrik Beban Pendinginan untuk AHU II lantai III ................... 85Gambar 3.4. Psikometrik Beban Pendinginan untuk AHU III lantai III .................. 86Gambar 4.1. Gambar grafik pemilihan AHU............................................................ 93Gambar 4.2. AHU Carrier 39G ................................................................................ 94Gambar 4.3. FCU 42CMX,C/V-2ROW .................................................................. 99Gambar 5.1. Two Pipe Direct Return System ........................................................ 105Gambar 5.2. Friction loss for water in cooper tubing – open orclosed system ..................................................................................... 110
Gambar 5.8. Friction Loss For Air Flow in Galvanized Steel round Ducts ........... 133Gambar 5.13. Sistem ducting untuk AHU III lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 138
Gambar 5.12. Sistem ducting untuk AHU II bagian B lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 137
Gambar 5.11. Sistem ducting untuk AHU II bagian A lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 135
Gambar 5.10. Sistem ducting untuk AHU I lantai IIIGambar 5.9. Equivalent round duct sizes ............................................................... 134Hotel Santika Premiere Yogyakarta................................................... 125
Gambar 5.3. Skema sistem perpipaan Lantai IIIGambar 5.7. Skema sistem perpipaan jalur IV lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 122
Gambar 5.6. Skema sistem perpipaan jalur III lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 118
Gambar 5.5. Skema sistem perpipaan jalur II lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 115
Gambar 5.4. Skema sistem perpipaan jalur I lantai IIIHotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 112
Hotel Santika Premiere Yogyakarta .................................................. 141
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini tuntutan kebutuhan hidup makin lama makin banyak. Salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan rasa nyaman di dalam beraktivitas. Kenyamanan di dalam beraktivitas dapat dicapai dengan tersedianya lingkungan yang bersih, sejuk, dan bebas dari polusi.
Tentu keadaan yang seperti ini sudah sangat jarang ditemukan, khususnya daerah perkotaan.
Udara kotor dapat disebabkan karena adanya berbagai macam polusi udara. Polusi udara ini dapat disebabkan dari berbagai macam sumber, yaitu asap knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, asap dari pabrik-pabrik yang beroperasi, asap pembakaran sampah, bakteri/virus, bau keringat manusia.
Dalam kondisi seperti ini, manusia dituntut untuk aktif di dalam berbagai macam kegiatan/aktivitas. Akan tetapi, dengan keadaan udara yang panas, kotor, dan kurangnya suplai oksigen dalam udara akan menyebabkan timbulnya sick
syndrome building
. Sick syndrome building yang memiliki gejala manusia menjadi cepat lelah, lemah, mengantuk dan sesak nafas.
Udara kotor dapat disebabkan karena adanya berbagai macam polusi udara. Polusi udara ini dapat disebabkan dari berbagai macam sumber, yaitu asap
2
knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, asap dari pabrik-pabrik yang beroperasi, asap pembakaran sampah, bakteri/virus, bau keringat manusia. pada bangunan dapat berupa AC sentral atau AC split. Untuk bangunan dengan ukuran yang besar, seperti rumah sakit, bank, perkantoran, hotel, supermarket, mall dll lebih cocok menggunakan AC sentral, tetapi untuk bangunan dengan ukuran kecil ataupun sedang akan lebih cocok menggunakan AC split.
Gedung Hotel Santika Premiere Yogyakarta merupakan salah satu gedung yang berperan penting dalam mobilitas tamu pengunjung atau turis/ wisatawan asing maupun domestik dengan berbagai keperluan/ kegiatan. Oleh karena itu, untuk mendukung seluruh kegiatan di dalamnya, maka pengkondisian udara di dalam gedung hotel harus dibuat sedemikian rupa sehingga pengunjung di dalamnya merasa nyaman dan betah.
1.2 Tujuan 1. Mengkondisikan udara dalam suatu ruangan pada suhu yang nyaman.
2. Mengkondisikan udara dalam suatu ruangan pada RH (kelembaban) tertentu.
3. Mengkondisikan ruangan agar udara segar tercukupi.
4. Menjaga agar udara di dalam ruangan bersih dan terbebas dari polusi, baik itu dari debu, kuman, virus, bakteri, maupun bibit penyakit.
5. Menghilangkan bau – bau yang menyengat dari ruangan.
6. Membuang udara kotor yang ada dalam ruangan.
3 7. Mengatur sirkulasi aliran udara dalam ruangan.
1.3 Manfaat 1. Membuat tamu hotel merasa nyaman untuk beristirahat di dalam kamar.
2. Membuat tamu hotel merasa betah di dalam hotel 3. Memberikan suplai udara segar untuk para staff dan tamu hotel.
4. Meningkatkan produktifitas para staff Hotel Santika Primiere Yogyakarta.
1.4 Langkah Perancangan 1. Menentukan gedung yang akan dijadikan sebagai latar perancangan.
2. Mengetahui atau menggambar terlebih dahulu denah ruangan.
3. Menggambar rancangan lengkap sistem rancangan udara, baik itu ducting maupun sistem perpipaan.
4. Melakukan perhitungan beban pendinginan dalam setiap ruangan.
5. Menentukan water chiller dan cooling tower yang akan digunakan sesuai beban pendinginan.
6. Merancang sistem ducting dan sistem perpipaan
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan ini adalah merancang sistem pengkondisian udara (AC) yang diperuntukkan bagi lantai III Hotel Santika
4 Premiere Yogyakarta yang terarah di Jalan Jenderal Sudirman No.19
Yogyakarta. Sistem pengkondisian yang dipilih adalah sistem AC sentral,
- AC sentral ini dirancang menggunakan mesin pendinginan udara (Air
Cooled Chiller
), AHU (Air Handling Unit), dan FCU (Fan Coil Unit)
- Air Cooled Chiller, AHU, dan FCU yang akan digunakan pada rancangan ini sudah terdapat dipasaran.
- Temperatur udara lingkungan yang terarah diluar dan didalam ruangan dianggap tetap (yang tidak berubah terhadap waktu).
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Mekanisme Perpindahan Kalor
Panas didefinisikan sebagai bentuk energi yang berpindah antara dua sistem yang dikarenakan perbedaan temperatur. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kalor sering digunakan untuk mengartikan tenaga dalam (energi internal). Dalam termodinamika, kalor dan energi internal adalah dua hal yang berbeda, energi adalah suatu sifat tetapi kalor bukan merupakan sifat. Suatu benda mengandung energi tetapi bukan kalor, energi berhubungan dengan suatu keadaan sedangkan kalor berhubungan dengan proses. Maka dalam termodinamika, kalor berarti heat transfer.
Perpindahan kalor (heat transfer) adalah energi sebagai hasil dari perbedaan temperatur. Adapun mekanisme perpindahan kalor dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.1.1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses mengalirnya kalor dari daerahyang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur lebih rendah di dalam satu medium atau antar medium berlainan yang bersinggungan secara langsung.
2.1.2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disebabkan karena adanya fluida yang mengalir. Perpindahan kalor konveksi dapat terjadi secara alami (natural convection) dan secara paksa
6 (forced convection).
Konveksi alami terjadi karena adanya fluida yang mengalir tanpa ada sumber gerakan dari luar. Sedangkan konveksi paksa terjadi karena adanya sumber gerakan dari luar yang menyebabkan fluida mengalir, misalnya kipas, pompa, kompresor, blower, dan sebagainya.
2.1.3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan panas oleh adanya gerakan gelombang elektromagnetik. Pads perpindahan panas konduksi dan konveksi memerlukan adanya media, tetapi pads perpindahan kalor secara radiasi di ruang hampa atau tanpa adanya perantara medium juga dapat terjadi.
2.2. Sistem Penyegaran Udara dan Peralatannya
Tujuan dari penyegaran udara adalah supaya temperatur, kelembaban, kebersihan dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada tingkat yang diinginkan.
2.3. Sistem Penyegaran Udara
Jenis sistem penyegaran udara yang digunakan dalam perancangan adalah sistem udara penuh, sistem air penuh dan sistem air-udara.
2 .3 .1 . Sis te m Uda ra Pe nuh
Pada sistem udara penuh campuran udara luar dan udara ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali ke dalam
7
ruangan melalui saluran ud ara (d u ctin g ) . Mesin pendingin dari sistem udara penuh terletak di luar ruangan yang akan disegarkan.
Gambar 2.1. Sistem Udara Penuh8
2.3.2. Sistem Air Penuh
Pada sistem air penuh air din gin dialirkan melalu i FCU untuk p enyegaran udara. FCU diletakkan di dalam ruangan yang akan dikondisikan udaranya dan udara luar yang diperlukan untuk ventilasi dimasukkan melalui celah-celah pintu, jendela atau lubang udara pada dinding.
Gambar 2.2. Sistem Air Penuh 2 .3 .3 . Sis te m Air -Uda raDalam sistem air-udara, seperti terlihat pada Gambar 2.3, unit koil- kipas udara atau unit induksi dipasang di dalam ruangan yang akan disegarkan. Air dingin (dalam hal pendinginan) atau air panas (dalam hal pemanasan) dialirkan ke dalam unit tersebut, sedangkan udara ruangan
9 dialirkan melalui unit tersebut sehingga menjadi dingin atau panas.
Selanjutnya, udara tersebut bersirkulasi di dalam ruangan. Demikian pula untuk keperluan ventilasi, udara luar yang telah didinginkan atau dipanaskan.
Seperti terlihat pada Gambar 2.3, untuk sistem air-udara jumlah pemasukan udara ke dalam ruangan biasanya sama dengan jumlah udara luar untuk ventilasi atau jumlah udara yang dikeluarkan dari ruangan. Udara luar tersebut di atas, didinginkan atau dipanaskan dan termasuk sebagian dari beban kalor ruangan, sehingga sering disebut sebagai udara primer. Pada umumnya, sebagian kalor sensibel dari ruangan diatasi oleh unit ruangan, sedangkan kalor laten diatasi oleh udara primer.
Gambar 2.3. Sistem Air-Udara10
2.4. Mesin Pendingin Dengan Siklus Kompresi Uap
2.4.1. Proses Siklus Kompresi Uap
Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap menggunakan empat komponen utama yaitu: kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Sistem ini menggunakan kompresor untuk mengalirkan refrigeran yang ada di dalam sistem. Kompresor mengisap uap refrigeran dari ruang penampung uap.di dalam penampung uap, tekanannya diusahakan supaya tetap rendah agar refrigerant senantiasa berada dalam keadaan uap dan bertemperatur rendah. Di dalam kompresor, tekanan refrigeran dinaikkan sehingga memudahkan pencairannya kembali. Energi yang diperlukan untuk kompresi diberikan oleh motor listrik yang menggerakkan kompresor. Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi dapat dengan mudah dicairkan dengan mendinginkannya dengan air pendingin atau dengan udara lingkungan temperatur normal. Di mana uap refrigeran melepaskan kalor laten pengembunannya kepada air pendingin atau udara pendingin di dalam kondenser, sehingga mengembun dan menjadi cair.
Selama refrigeran mengalami perubahan dari fasa uap ke fasa cair, terdapat campuran refrigeran dalam fasa uap dan cair, tekanan pengembunan dan temperatur pengembunannya konstan.
Kalor yang dikeluarkan di dalam kondenser adalah jumlah kalor yang diperoleh dari udara yang mengalir melalui evaporator (kapasitas pendinginan) dan kerja (energi) yang diberikan oleh kompresor kepada
11
refrigeran. Uap refrigeran menjadi cair sempurna di dalam kondensor, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi.
Dalam hal ini, temperatur refrigeran cair biasanya 5-10 °F lebih rendah dari temperatur refrigeran cair jenuh pada tekanan kondensasinya. Temperatur tersebut menyatakan besarnya derajat pendinginan lanjut (degree of
subcooling ).
Untuk menurunkan tekanan dari refrigeran cair bertekanan tinggi yang dicairkan di dalam kondensor supaya dapat mudah menguap maka dipergunakan alai yaitu katup ekspansi atau pipa kapiler. Diameter dalam dan panjang dari katup ekspansi ditentukan berdasarkan besarnya perbedaan tekanan yang diinginkan, antara bagian yang bertekanan tinggi dan bagian yang bertekanan rendah, dan jumlah refrigeran yang bersirkulasi.
Tekanan cairan refrigeran yang keluar dari katup ekspansi didistribusikan secara merata ke dalam pipa evaporator. Di dalam evaporator, refrigeran akan menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan yang dialirkan melalui permukaan luar dari pipa evaporator.
Apabila udara didinginkan di bawah titik embun, maka air yang ada dalam udara, akan mengembun pada permukaan evaporator.
12 Gambar 2.4. Siklus kompresi uap
Cairan refrigeran diuapkan secara berangsur-angsur karena menerima kalor laten penguapan, selama mengalir di dalam pipa evaporator. Selama proses penguapan, di dalam pipa akan terdapat campuran refrigeran dalam fasa cair dan gas. Oleh sebab itu, biasanya dilakukan pemanasan lanjut (superheating) sebesar 5 - 10 F lebih tinggi dari uap jenuh, agar refrigeran masuk ke kompresor semuanya berwujud gas. Selanjutnya refrigeran masuk ke dalam kompresor dan siklus tersebut terjadi secara berulang- ulang. Tujuan lain dari subcooling dan superheating adalah untuk menaikkan nilai COP (Coefficient of Performance).
13 Gambar 2.5. Diagram P – h
Proses-proses yang terjadi pada siklus kompresi uap yang ditunjukkan pada
Gambar 2.5. sebagai berikut : 1 - 2 : Proses kompresi berlangsung di kompresor2 - 4 : Proses penurunan temperatur dan proses pengembunan 4 - 5 : Proses pendinginan lanjut (subcooling) 5 - 6 : Proses penurunan tekanan (throtling) berlangsung di katup ekspansi 6 - 1 : Proses penguapan berlangsung di evaporator
2.4.2. Perhitungan Siklus Kompresi Uap
Perhitungan siklus kompresi uap dengan berdasarkan diagram P – h dapat menentukan besarnya daya kompresor yang diperlukan dan COP yang dihasilkan oleh mesin pendingin. Daya kompresor yang diperlukan untuk mengkondisikan udara pada temperatur tertentu adalah :
Wimp = ̇. (h — h ) (BTU/menit) …………………………… (2.1)
2
1
14
1 —h 6 ) (BTU/mnt)…………………………………..(2.3)
) (BTU/mnt) ………………………………..(2.5) Keterangan : h
4
—h
2
= ̇ (h
out
Dari persamaan (2.2) dan (2.3), maka laju aliran massa refrigeran dapat ditulis : ̇ = ( lb/ m enit) …………………………………………. . ( 2 .4 ) Kalor yang dilepas kondenser adalah Q
Kalor yang diserap evaporator adalah : Q in = ̇ r (h
keterangan : ̇ : massa aliran refrigeran (lb/menit) h
6 : besarnya entalpi pada saat masuk evaporator (BTU/lb)
Keterangan : H
1 —h 6 (BTU/Ib) ………………………………………… (2.2)
(RE) adalah RE = h
2 : besarnya entalpi pada saat keluar dari kompresor (BTU/lb) Refrigeration Effect
: besarnya entalpi pada saat masuk kompresor (BTU/lb) h
1
4 : besarnya entalpi pada saat masuk katup ekspansi (BTU/1b)
15 COP yang dihasilkan oleh mesin pendingin adalah :
= ……………………………………………. . … ( 2 .6 )
2.5. Faktor Pertimbangan Dalam Pemilihan Sistem Penyegaran Udara
Sistem penyegaran udara untuk kenyamanan manusia dirancang agar temperatur, kelembapan, kebersihan dan pendistribusian udara dapat dipertahankan pada keadaan yang diinginkan. Oleh sebab itu, perancangan harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam pemilihan sistem penyegaran udara. Adapun faktor-faktor pemilihan sistem penyegaran udara meliputi :
a. Faktor kenyamanan Kenyamanan pada sistem penyegaran udara yang dirancang ditentukan oleh beberapa parameter, antara lain : aliran udara, kebersihan udara, bau, kualitas ventilasi, tingkat kebisingan dan interior ruangan. Tingkat keadaan pada sistem penyegaran udara dirancang dapat diatur dengan sistem pengaturan yang ada pada mesin penyegar udara.
b. Faktor ekonomi Dalam proses pemasangan, operasi dan perawatan, serta sistem pengaturan yang digunakan harus diperhitungkan pula segi-segi ekonominya. Oleh sebab itu, dalam perancangan sistem penyegaran udara harus mempertimbangkan biaya awal, operasional, dan biaya perawatan yaitu sistem tersebut dapat beroperasi maksimal dengan biaya total yang serendah-rendahnya.
16
c. Faktor operasi dan perawatan Pemilihan sistem penyegaran udara yang paling disukai adalah sistem yang mudah dipahami konstruksi, susunan dan cara menjalankannya. Beberapa faktor pertimbangan operasi dan perawatan meliputi :
−
Konstruksi sederhana
− Tahan lama − Mudah direparasi jika terjadi kerusakan −
Mudah perawatannya
− Dapat fleksibel melayani perubahan kondisi operasi − Efisiensi tinggi
2.6. Komponen Utama Mesin Pendingin/Refrigerasi
Komponen utama dari mesm pendingin/ refrigerasi terdiri dari kompresor, kondenser, katup ekspansi dan evaporator.
2.6.1. Kompresor
Dalam siste m p en yegaran u d ara, fu n gs i d ari ko mp reso r ad alah un tu k mengalirkan dan menaikkan tekanan refrigeran dalam mesin pendingin agar dapat berlangsung proses pendingin. Kompresor terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
−
Kompresor torak (reciprocating compressor)
− Kompresor rotary (rotary compressor) −
Kompresor sentrifugal (centrifugal compressor)
17 − Kompresor hermetik (hermetic compressor)
Kompresor semi hermetik
−
Perancangan penyegaran udara ini akan digunakan jenis kompresor torak (reciprocating compressor) dengan pertimbangan efisiensi tinggi, tidak berisik, dan umur pakai lebih panjang. Pada Gambar 2.6. menunjukkan konstruksi dari kompresor torak.
Gambar 2.6. kompresor torakAdapun cara kerja kompresor torak sebagai berikut : Lubang yang dilalui refrigeran menuju ke kompresor dan dari kompresor dikontrol oleh katup masuk (suction valve) dan katup keluar
(discharge valve). Kedua katup tersebut terletak pada bagian tutup silinder. Gerak naik turun katup menyebabkan refrigeran dapat mengalir keluar melalui saluran keluar (discharge) dan dapat masuk melalui saluran masuk (suction).
18 Pada saat torak bergerak ke bawah (menjauhi dari katup masuk)
maka tekanan di dalam silinder menjadi berkurang lebih kecil dibanding tekanan di atasnya, dengan demikian refrigeran akan dapat mendorong katup masuk ke sebelah dalam dan mengalirlah refrigeran masuk ke dalam silinder kompresor.
Pada saat gerak katup ke atas dan katup tertutup (karena telah dicapai keseimbangan) tekanan di dalam silinder naik sedikit demi sedikit sesuai dengan jarak yang sudah ditempuh torak. Akibat daya dorong ke atas maka uap refrigerant terkompresikan sehingga sanggup mendorong katup keluar (discharge valve) ke arah atas dan dapat mengalirkan refrigeran tersebut menuju kondenser pada tekanan dan temperatur tinggi.
Gambar 2.7. Langkah kerja kompresor19 Berdasarkan Gambar 2.7. torak berada di titik mati atas, katup masuk
(suction valve) dan katup keluar (discharge valve) tertutup. Katup keluar (discharge valve) tertutup karena gaya tekan dari luar terhadapnya, sedangkan katup masuk (suction valve) tertutup karena tekanan yang ada pada ruang antara (clearance) kepala kepala torak dengan tutup silinder. Jika torak bergerak ke bawah tekanan di dalam silinder menjadi menurun karena volumenya membesar. Pada saat tekanannya lebih kecil dari tekanan masuk, katup saluran masuk terbuka dan uap akan mengalir masuk ke dalam silinder. Kejadian ini akan terus terjadi sampai torak mencapai titik mati bawah. Setelah mencapai titik mati bawah, katup masuk akan tertutup lagi karena gaya pegas.yang bekerja padanya.
Kemudian torak bergerak lagi ke atas, volume di dalam silinder mengecil, berarti uap yang ada di dalammya tertekan dan tekanannya menjadi naik.