6.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 6.1.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman - DOCRPIJM 2397a8126d BAB VI06 1 BAB Bangkim pdf.compressed

  ASPEK T EK N I S PERSEK T OR

6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan pada hakekatnya untuk mewujudkan

kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni (livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta

berkelanjutan.

  Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib memberikan akses

kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan

berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar

perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,

proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman

didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang

mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan

perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari

pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk

pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan

pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

6.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.1.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

   Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

   Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan.

   Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

   Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

   Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

   Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi

6.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

6.2.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

  Dinamika Kota Langsa yang sangat cepat baik secara sosial ekonomi maupun perkembangan bentuk

fisik menuntut adanya pedoman penataan ruang dalam pemanfaatan, pengawasan maupun pengendalian

perkembangan kota. Dalam hal ini produk perencanaan tataruang harus lebih bersifat operasional, terutama

pada kawasan-kawasan yang memiliki karakteristik khusus seperti kawasan yang dimungkinkan mengalami

percepatan perkembangan, kawasan cagar budaya dan kawasan yang berpotensi menjadi icon kota. Rencana

tata ruangtersebut perlu lebih didetailkan menjadi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yang lebih

ditekankan bagaimana desain suatu kawasan, agar penataannya sesuai dengan arahan rencana tata ruang kota

baik secara mikro maupun makro kawasan serta sesuai dengan karakteristik kawasan tersebut.

Tabel 6.11 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan No. Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis di Kota Langsa

  (1) (2) (3)

  a. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

  b. Kebutuhan akan Ruang Publik dan RTH dan terbatasnya lahan yang

  1. Penataan Lingkungan dan Permukiman tersedia c. Pemukiman Ilegal yang memerlukan perhatian semua Pihak

  a. Penyediaan Data Bangunan Berdasrkan Ijin dan Fungsi Penyelenggaraan Bangunan Gedung 2.

  b. Bangunan Gedung dan Rumah Negara Memenuhi persyaratan dan Rumah Negara Keselamatan, Keamanan dan kenyamanan c. Penertiban Izin.

  a. Pembardayaan ekonomi dengan Pembentukan Keompok Pemberdayaan Komunitas dalam 3.

  Penanggulangan Kemiskinan

  b. Memberikan Akses dan Kemudahan untuk MBR

B. Kondisi Eksisting

Tabel 6.12 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Amanat Kebijakan

  No. Perda/Pergub/Perwal/Keputusan Walikota Daerah Jenis Produk Pengaturan No/Tahun Perihal

  (1) (2) (3) (4) (5)

  Perubahan Atas QANUN Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang

  1. Qanun Aceh Nomor. 2 Tahun 2013 Tata Cara Pengalokasian Qanun Provinsi TDBH-MIGAS Bumi Dan Penggunaan Dana OTSUS

  2. Qanun Aceh Nomor. 19 Tahun 2013 RTRW ACEH

  3. Qanun Kota Langsa Nomor. 12 Tahun 2013 RTRW Kota Langsa

  4. Peraturan Walikota Nomor. 75 Tahun 2013 RTBL Kota Langsa

  5. Qanun Kota Langsa Nomor. 7 Tahun 2014 Perda BG Kota Langsa

  7. Peraturan Walikota Langsa Nomor. 45 Tahun 2014 Penjabaran APBK TA. 2015 Penetapan Lokasi Perumahan

  8. Keputusan Walikota Nomor. 523/663/2014 Kumuh dan Permukiman SK Walikota Kumuh di Kota Langsa

  9. Keputusan Walikota RTH SK Walikota

6.2.2. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada

Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, seperti yang telah

dijelaskan pada Subbab 8.2.1. Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat PBL

meliputi:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),

pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) diperkotaan.

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, luas minimal RTH yang harus ada pada

kawasan permukiman adalah sebesar 30%. Dari luas tersebut 20% diantaranya adalah RTH Publik dan sebesar

10% adalah untuk RTH Private. Ruang terbuka hijau publik adalah RTH yang dimiliki atau dikelola oleh

Pemerintah Kota Langsa yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Sedangkan Ruang

terbuka hijau privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk

kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami

tumbuhan.

Ruang terbuka hijau merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu

lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Rencana kawasan RTH di Kota Langsa

terdiri atas RTH publik dan RTH privat.

(1) RTH publik dengan luas kurang lebih 1.371,33 Ha dan/atau 24,92 persen dari luas kawasan perkotaan

meliputi RTH hutan kota seluas 50,01 Ha, RTH Fasilitas Olah Raga dan Taman seluas 61,32 Ha, RTH

  Jalur Hijau seluas 21,98 Ha, RTH Sempadan Jalan seluas 70,18 Ha, RTH Sempadan Sungai seluas 670,21 Ha, RTH Sempadan Pantai seluas 205,70 Ha, RTH Sempadan Pipa Gas seluas 19,86 Ha, RTH Sempadan Kereta Api seluas 59,60 Ha, RTH Sempadan SUTT seluas 151,17 Ha, RTH semapadan aset Sumber Daya Air seluas 27,15 Ha, RTH Taman Kota seluas 1,90 Ha, RTH Taman Hutan Kota seluas 5,98 Ha dan RTH Tempat Pemakaman Umum seluas 26,27 Ha. (2) RTH privat seluas 550,32 Ha dan/atau 10 persen dari luas kawasan perkotaan.

  Untuk lebih jelasnya mengenai Kawan Lindung di Kota Langsa dapat dilihat pada

Tabel 6.13 Luasan RTH dalm Wilayah Kota Langsa

  0.03 RTH

  46.28

  1.10 Taman Hutan Kota

  6.00

  0.22 Taman Hutan Kota

  6

  0.14 Taman Kota

  1.27

  0.05 Taman Kota

  1.31

  0.00 RTH

  13.00 Sempadan SUTT --- Sempadan SUTT 143.23

  2.22

  0.05 TPU

  14.97

  0.54 TPU

  26.2

  0.62 RTH Privat 278.01

  10.00 RTH Privat 419.93

  10.00 TOTAL 373.59

  13.44 1678.65

  3.41 Sempadan Waduk --- Sempadan Waduk

  0.55 Sempadan Sungai 545.71

  

Eksisting Luas Ha Persentase Rencana Luas Ha Persentase

  22.95

  Fasilitas Olahraga Dan Taman

  40.98

  1.47 Fasilitas Olahraga Dan Taman

  60.86

  1.45 Hutan Kota

  9.60

  0.35 Taman Hutan Raya

  47.25

  1.13 Jalur Hijau --- Jalur Hijau

  0.55 Sempadan Jalan

  15.18

  7.58

  0.27 Sempadan Jalan

  71.49

  1.70 Sempadan Pantai --- Sempadan Pantai 202.11

  4.81 Sempadan Pipa Gas --- Sempadan Pipa Gas

  2.58

  0.06 Sempadan Rel KA --- Sempadan Rel KA

  80.53

  1.92 Sempadan Sungai

  39.97 - RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan

untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok

ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,

ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan. Jalan Sudirman, Jl. Iskandar Muda keduanya merupakan koridor yang berkembang cepat.

membentuk suatu karakter aktifitas sebagai pusat perdagangan dan jasa khususnya onderdil kendaraan dan

jasa servise kendaraan. Aktifitas tersebut telah berkembang pelayanannya menjadi skala regional. Sedangkan

koridor Jl. Teuku Umar dan kawasan di sekitarnya merupakan kawasan penunjang bagi Central Business District

Peukan Langsa. Sebagai kawasan penunjang, maka aktifitas perdagangan dan jasa juga ikut berkembang

dengan pesat, seiring dengan aktifitas huniannya. Kawasan Blang Pase merupakan kawasan yang dipengaruhi

perkembangannya karena perdagangan dan jasa yang telah berkembang lama di jantung Kota Langsa. Karakter

kawasan yang sudah cukup lama terefleksi dari beberapa bangunan yang masih berasitektur lama, hunian-

hunian padat dengan jalan-jalan sempit pada perkampungansekitar Blang Pase dan hunian kavling besar di

daerah Aceh Kongsi yang merupakan hunian elit masa lampau. Perkembangan kawasan Blang Pase, akan

semakin berkembang seiring berkembangnya kawasan bisnis Peukan Langsa yang berkarakter super blok dan

high rise building. Seiring berkembangnya aktifitas perdagangan dan jasa di kawasan Peukan Langsa dan

  

Banyak berkembangnya PKL (baik PKL makanan, PKL servis dan asesoris kendaraan, maupun PKL buah), lalu

lintas yang padat, hunian perkampungan padat, facade bangunan dan papan reklame yang tidak teratur serta

mix fungsi kawasan perdagagan dan jasa serta hunian yang mulai berkembang mengakibatkan menurunnya

kualitas lingkungandan keindahan kawasan, yang merupakan isu utama Kawasan tersebut.

  

Berdasarkan hal-hal di atas maka kawasan tersebut perlu direncanakan lebih detail, baikaktifitas maupun desain

rinci yang dituangkan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.Sehingga diharapkan produk Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan di Peukan Langsa – Blang Pase dan kawasan di sekitarnya bisa dijadikan

acuan bagi pengimplementasian penataandi kawasan tersebut.

Tabel 6.14 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan SPM No

  Indikator Nilai Penataan

Izin Mendirikan Terlayaninyamasyarakat dalam

Bangunan Dan

  100 % 1. Bangunan (IMB) pengurusan IMB di kabupaten/ kota. Lingkungan Harga Standar Tersedianya pedoman Harga Standar

  Bangunan Gedung Bangunan Gedung Negara di 100 % 2. Negara (HSBGN kabupaten/kota.

  Tersedianya luasan RTH public sebesar 20% dari luas wilayah kota/ Kawasan 25 %

  3. perkotaan.

Tabel 6.15 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan TAHUN PELAKSANAAN BLOK ASPEK SUB PROGRAM UNIT SATUAN

  INSTANSI

  1

  2

  3

  4

  5 BAGIAN Jalur Pejalan BARAT dan Ruang Program Fisik Terbuka

  • Jalan A. Yani Penataan jalur 430 Meter Dinas PU pedestrian lebar 1,8 meter

  Dinas hijau dan PU 430 Meter √ pohon peneduh lebar 1 meter

  • Penataan berm

  Dinas median jalan 430 Meter √ PU lebar 1 meter

  • Penataan
  • Dinas Penanaman pohon di

  PU & median jalan

  51 Batang √ BLHKP per 8 meter

  Dinas PU &

  • Penanaman

TAHUN PELAKSANAAN BLOK ASPEK SUB PROGRAM UNIT SATUAN

  INSTANSI

  1

  2

  3

  4

  5

  • Dinas Pemasangan

  PU & Lampu di

  9 Unit √ median jalan BLHKP per 50 meter

  • BPBD Pemasangan

  35 Unit √ Hydran per 30 meter

  Dinas PU & Lampu √

  • Pemasangan

  81 Unit BLHKP pedestrian per 8 meter

  BLHKP Tempat

  • Pengadaan

  35 Unit √ Sampah per 30 meter

  Program Non Fisik

  • Penataan pusat jajanan kuliner “Stasiun Kuliner”

  BAGIAN Jalur Pejalan TENGAH dan Ruang Program Fisik Terbuka

  • 1. Jalan A. Penataan jalur

  Dinas Yani

  √ pedestrian 660 Meter PU lebar 1,8 meter

  BLHKP

  • Penataan pot

  22 Unit √ bunga

  • Penataan berm

  Dinas hijau dan 660 Meter √ pohon peneduh

  PU lebar 1,5 meter

  • Dinas Penataan median jalan 457 Meter √ PU lebar 1 meter
  • BLHKP Penanaman pohon di

  90 Meter √ median jalan per 8 meter

  • BLHKP Penanaman pohon di jalur 181 batang √ pedestrian per 5 meter
  • BLHKP Pemasangan Lampu di

  12 Unit √ median jalan per 50 meter

  • BPBD Pemasangan

  28 Unit √ Hydran per 30 meter

  • BLHKP Pemasangan

TAHUN PELAKSANAAN BLOK ASPEK SUB PROGRAM UNIT SATUAN

  INSTANSI

  1

  2

  3

  4

  5

  • BLHKP Pengadaan Tempat

  27 Unit √ Sampah per 30 meter

  • Dinas Penataan jalur 2. Jl. Jend.

  194 Meter √ PU pedestrian Sudirman lebar 1,8 meter

  Dinas PU hijau dan √

  • Penataan berm

  194 Meter pohon peneduh lebar 1 meter

  BLHKP lampu di

  • Penataan

  3 Unit √ median jalan per 50 meter

  BLHKP lampu

  • Penataan

  23 Unit √ pedestrian per 8 meter

  • BLHKP Penanaman pohon di 33 batang √ median jalan per 5 meter
  • BLHKP Penanaman pohon di jalur 33 batang √ pedestrian per 5 meter
  • BPBD Pemasangan

  7 Unit √ Hydran per 30 meter

  BLHKP Tempat

  • Pengadaan

  8 Unit √ Sampah per 30 meter

  • Penataan √ median jalan 300 Meter lebar 1 meter
  • Penanaman pohon di

  41 Meter √ median jalan per 8 meter

  • Penanaman pohon di jalur √ 92 batang pedestrian per 5 meter
  • Pemasangan Lampu di √

  6 Unit median jalan per 50 meter

  • Pemasangan √ Hydran per 30

  10 Unit meter

TAHUN PELAKSANAAN BLOK ASPEK SUB PROGRAM UNIT SATUAN

  INSTANSI

  1

  2

  3

  4

  5 meter

  • Penataan jalur 3. Jln. T.

  

pedestrian 464 Meter √

Umar lebar 1,3 meter

  • Penataan berm hijau dan 232 Meter √ pohon peneduh lebar 1,3 meter
  • Penanaman pohon di jalur 61 batang √ pedestrian per 5 meter
  • Penataan lampu

  30 Unit √ pedestrian per 8 meter

  • Pengadaan Tempat √

  30 Unit Sampah per 30 meter

  • Penataan 4. Jln.

  pedestrian 2 √ Iskandar 364 Meter jalur lebar 1,8

  Muda meter

  • Penataan berm

    hijau lebar 1,3 364 Meter √

    meter
  • Penanaman pohon 108 Batang √ pedestrian per 5 meter
  • Pemasangan lampu di

  86 Unit √ pedestrian per 8 meter

  • Pengadaan Tempat

  34 Unit √ Sampah per 20 meter

  • Penataan areal

5. Jln. T. Zein 460 Meter √

  parkir

  • Penataan berm 106 Meter √ hijau
  • 6. Jln. Kereta Penanaman

  120 Batang Api pohon

  • Pemasangan

  22 Unit lampu

  • Pengadaan Tempat

  16 Unit Sampah

  • Penataan

TAHUN PELAKSANAAN BLOK ASPEK SUB PROGRAM UNIT SATUAN

  INSTANSI

  1

  2

  3

  4

  5 bunga (5 gang)

  • Pemasangan

  40 Unit lampu (5 gang) REVITALISASI Perlunya studi KAWASAN lanjutan berupa rencana tindak revitalisasi kawasan pada Kawasan yang mempunyai nilai

  √ sejarah, seperti kawasan pemerintahan, perdagangan dan monument bambu runcing

  BAGIAN Jalur Pejalan TIMUR dan Ruang Terbuka

  • 1. Jln. A. Penataan Yani 371

  median jalan lebar 1 meter

  • Penataan berm hijau dan 403 pohon peneduh lebar 1 meter
  • Penataan pedestrian 403 lebar 1,8 meter
  • Penataan median jalan lebar 1 meter
  • Penanaman pohon median

  46 per 8 meter

  • Penanaman pohon di

  74 pedestrian per 5 meter

  • Pemasangan

  38 Lampu taman

  • Pemasangan Hydran per 30

  13 meter

  • Pemasangan

  Lampu median

  8 per 50 meter

  • Pengadaan Tempat

  16 Sampah per 20 meter

2. Penataan

  16

TAHUN PELAKSANAAN BLOK ASPEK SUB PROGRAM UNIT SATUAN

  INSTANSI

  1

  2

  3

  4

  5 di lebar 3 meter 102

  Pemasangan Sungai lampu taman Disesuaikan

  • Sempadan

  Penanaman Langsa kondisi pohon

  • Baroh dengan

  Lama lapangan

  • Penataan RTH

  sempadan Sungai Baroh Langsa Lama

6.2.3. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:

  a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

  b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

  Profil Kawasan RTBL.

1. Penataan Bangunan KSN Kawasan Central Bussiness Distric (CBD)

Gambar 6.5. Peta KSN Kawasan Central Bussiness Distric (CBD ) Keterangan

  PENATAAN BANGUNAN KSN Bangunan KSN Kawasan Jl. Central Kota Langsa merupakan salah satu kawasan yang didorong perkembangannya, yang menjadi kawasan

budi daya yang di golongkan sebagai zona B1: yaitu kawasan perkotaan peruntukan industri pengolahan hasil

perkebunan, kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan, kawasan perdagangan dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di Kawasan Perbatasan Negara.

  Pusat perbelanjaan skala layanan kota (CBD) seluas 207,27 Ha, dengan jenis perdagangan berupa pertokoan, pasar regional (pusat grosir) dan pusat perbelanjaan lainya yang dilengkapi dengan kegiatan jasa seperti Bank dan kantor swasta lainya.

Gambar 6.6. Masterplan Kawasan Study

  Implementasi strategi revitalisasi kawasan adalah renovasi, addisi dan adaptasi. Mengembalikan façade pembangunan dengan menyesuaikan langgam art

  deco, dengan keadaan interior

  bangunan yang dapat mendukung fungsi kegiatan yang akan diberikan pada bangunan

Gambar 6.7. Masterplan Rencana Tata BangunanGambar 6.8. Masterplan Rencana Tata Hijau dan Ruang HijauGambar 6.9. Masterplan Rencana Identitas LingkunganTabel 8.12 Luasan RTH dalm Wilayah Kota LangsaGambar 6.10. Masterplan Rencana Orientasi Lingkungan

  

Berdasarkan Dokumen Rencana Tata Bangunan Kota Langsa, adapun pembagian kawasan prioritas sebagai

berikut:

Gambar 6.11. Kawasan Rencana RTBL

  Kawasan didominasi fungsi pelayanan kepada masyarakatt berupa Kantor Pemerintah.

  PKL pada koridor jalan pada siang hari dan terutama malam hari menjadi potensi sebagai generator kegiatan Namun Keberadaan PKL Cenderung tidak teratur dan mengurangi axis formalitas pada pendopo dan Lapangan Merdeka

Tabel 8.12 Luasan RTH dalm Wilayah Kota LangsaGambar 6.12. Rencana Kawasan Penataan CBD I & II

  Penataan CBD I & II : Penataan Bangunan Kawasan CBD meliputi daerah Ruas Jalan Amad Yani (sebagian Gp. Jawa), s/d Ruas Jalan P.Polem, Ruas T.Chik Paya Bakong (SMA 3).

  Skenario Penataan kawasan

PKL merupakan generator Kawasan yang bernilai penting bagi hidupnya kegiatan ekonomi masyarakat.Perlu penataan dan

strategi pengembangan dan peningkatan pelayanan PKL pada kawasan tanpa mengurangi kewibawaan area pendopo dan

Lapangan merdeka sebagai Simbol Pemerintah. Nilai ekonomi PKL & masyarakat dapat ditingkatkan dengan fasilitas

infrastruktur yang baik dan system manajemen yang tertib. Potensi permeabilitas yang dimiliki koridor jalan pada kawasan

dapat dikembangkan menjadi konsep pedestrian block. Pedestrian Block dengan fungsi utama PKL

2. Penataan Bangunan KSN Kawasan Jl. Teuku Umar, Jl. Terminal Lama, Jl. Agussalim

Gambar 6.13. Kawasan Rencana RTBL Kawasan Jl. Teuku Umar, Jl. Terminal Lama, Jl. Agussalim Keterangan

  LOKASI PENATAAN BANGUNAN KSN Bangunan KSN Kawasan Jl. Teuku Umar, Jl. Terminal Lama,

Gambar 6.14 Rencana PSD Jalan Jl. Teuku Umar, Jalan Terminal Lama, Jalan Agussalim PSD Jalan Jl. Teuku Umar, Jalan Terminal Lama, Jalan Agussalim:

  Skenario Penataan kawasan Revitalisasi diutamakan pada wajah jalan dimana jalan sebagai salah satu pendukung utama yang mempengaruhi

perkembangan kegiatan dalam Kota, yang berupa pedestrian, Lampu Jalan dan RTH, Area Parkir, da Tempat sampah.

3. RTBL Kawasan Desa Telaga Tujuh (Kawasan Kumuh)

Gambar 6.15 RTBL Kawasan Desa Telaga Tujuh (Kawasan Kumuh) Keterangan

  RTBL Kawasan Pulau Pusong Desa Telaga Tujuh (Kawasan Kumuh)

  4. RTBL Kawasan Industri Kec. Langsa Baro

Gambar 6.16 RTBL Kawasan Industri Kec. Langsa Baro

  Keterangan RTBL Kawasan Industri Kec. Langsa Baro

  5. Desain Kawasan Pusat Kota Keterangan Desain Kawasan Pusat Kota

  Perencanaan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang berskala manusia

pemakainya, pada suatu ruang public berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu block

perencanaan yang lebih besar. Strategi revitalisasi yang digunakan untuk dapat menciptakan sense of place

pada ruang terbuka Koridor Jalan Ahmad Yani Kota Langsa adalah dengan memperkuat dan menciptakan

kegiatan maupun elemen daya tarik fisik sebagai katalis untuk memberikan vitalitas, kemudian diikuti dengan

pengaturan aksesibilitas agar tercipta pencapaian yang aman dan nyaman menuju dan di dalam kawasan dan

penataan kondisi visual ruang terbuka. Pada bab ini strategi tersebut diuraikan dalam konsep perancangan yang

meliputi: a. Konsep penentuan jaringan elemen daya tarik kawasan, berupa kegiatan serta elemen buatan yang berfungsi sebagai generator kegiatan kawasan.

  b. Konsep aksesibilitas menuju kawasan dan antar kegiatan untuk mendapatkan pencapaian yang aman dan nyaman baik bagi pejalan kaki maupun dengan kendaraan bermotor.

  c. Konsep visual dan vegetasi ruang terbuka dengan memperjelas hirarki ruang untuk memberikan pengalaman ruang dengan skala manusia.

  d. Konsep pendistribusian ruang terbuka menurut fungsinya, sebagai pergerakan, interaksi, komunikasi dan rekreasi.

Gambar 6.18 Desain Kawasan Pusat Kota : Revit Jalan A.

  

Yani, Pusat Jajanan Kuliner,

RTH

  39

  • 120,000 - - - 120,000 3.

  • 120,000 - - - 120,000
  • 120,000 - - - 120,000 6.
  • 120,000 - - - 120,000
  • 1,000,000 - - - 1,000,000 16.
  • 1,200,000 - - - 1,200,000 17.
  • 1,200,000 - - - - 1,200,000
PSD Revitalisasi Kawasan Kota Langsa Jalan Jend.

  8. Desain Kawasan Pusat Kota 800,000 - - - - - 800,000

  9. MP Kawasan MinaPolitan - - 1,000,000 - - - 1,000,000

  10. RDTR Kawasan Langsa Timur - - 500,000 - - - 500,000

  11. RDTR Kawasan Langsa Lama - - 500,000 - - - 500,000

  12. RDTR Kawasan Langsa Barat - - 500,000 - - - 500,000

  13. RDTR Kawasan Langsa Kota - - 500,000 - - - 500,000

  15. Revisi RTRW

  14. Identivikasi dan Evaluasi RTRW - - 500,000 - - - 500,000

  Penyusunan Dokumen Lingkungan Kawasan Industri Kuala Langsa

  Penyusunan Dokumen Lingkungan Kawasan Industri Langsa Baro

  18. Penataan Bangunan KSN Kws. CBD Tahap I 5,000,000 - - - - - 5,000,000

  19. Penataan Bangunan KSN Kws. CBD Tahap II 7,000,000 - - - - - 7,000,000

  20. Penataan Bangunan Kawasan Pusat Kota Tahap I 10,000,000 - - - - - 10,000,000

  21. Penataan Bangunan Kawasan Pusat Kota Tahap II 10,000,000 - - - - - 10,000,000

  7. RTBL Kawasan Langsa Baro 800,000 - - - - - 800,000

  Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Barat (Qanun RDTR Langsa Barat)

  Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Lama (Qanun RDTR Langsa Lama)

  4. RISPK Bangunan Gedung - 600,000 - - - - 600,000 5.

  Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Timur (Qanun RDTR Langsa Timur)

  Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Baro (Qanun RDTR Langsa Baro)

  1. Penyusunan Qanun Pengelolaan RTH - - 75,000 - - - 75,000 2.

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

Tabel 6.16 Ususlan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan No. Program / Kegiatan APBN APBD Prov APBD Kab Masyarakat Swasta CSR Total

  40

  22.

  3,500,000

  3,500,000

  A. Yani (Sp. Komodor - Sp. Tugu) Tahap I PSD Revitalisasi Kawasan Kota Langsa Jalan Jend.

  23 2,000,000

  2,000,000

  A. Yani (Sp. Komodor - Sp. Tugu) Tahap II PSD Revitalisasi Kawasan Kota Langsa Jalan Jend.

  24

  • 5,000,000 - - -

  A. Yani (Sp. Komodor - Sp. Tugu) Tahap III 5,000,000 PSD Revitalisasi Kawasan kota Langsa Jl.Pasar

  25

  7,000,000 Ikan-JL.Agussalim 7,000,000

  26 2,000,000 - - - - - Pembangunan Tugu Sp. Comodore Kota Langsa

  2,000,000

  27 Pembangunan Tugu Sp. Lantas Kota Langsa 2,000,000

  2,000,000 Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan

  28

  10,000,000 Tahap I 10,000,000 Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan

  29

  • 15,000,000 - - -

  Tahap II 15,000,000

  30 Penataan RTH (Taman Sungai Lueng) 800,000

  800,000

  31 Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Langsa Kota 2,500,000

  2,500,000

  32 Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Langsa Baro 5,000,000

  5,000,000 -

  • - - - JUMLAH 75,600,000 1,800,000 19,055,000

  96,455,000

  41

2 Peraturan Penataan Bangunan

2.1 Penyusunan Rancangan UU dan RPP Bidang Penataan Bangunan & Lingkungan

  • 75,000 -
  • 120,000 -

  Langsa Barat

  2016

  1.00 Lap 800,000

  Baro

  1 RTBL Kawasan Langsa Baro Langsa

  2019

  1.00 RUU/RPP

  2018

  6 Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Barat (Qanun RDTR Langsa Barat)

  Kota

  1.00 RUU/RPP

  Langsa Lama

  5 Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Lama (Qanun RDTR Langsa Lama)

  2017

  1.00 RUU/RPP

  Langsa

  2 Desain Kawasan Pusat Kota Langsa

  2017

  1.00 Lap 800,000

  5 RDTR Kawasan Langsa Lama Langsa

  42

  2018

  1.00 Lap

  Barat

  6 RDTR Kawasan Langsa Barat Langsa

  1.00 Lap

  Lama

  2016

  2017

  1.00 Lap

  Timur

  4 RDTR Kawasan Langsa Timur Langsa

  2016

  1.00 Lap

  Barat, Timur

  3 MP Kawasan MinaPolitan Langsa

  4 RISPK Bangunan Gedung Kota

  1.00 RUU/RPP

  9

  14

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  Langsa Timur

  10

  11

  12

  13

  15

Tabel 6.21. Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Langsa NO Output

  16

  17

  18

  19 KEGIATA N : PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, GEDUNG DAN RUMAH NEGARA

  1 Penyusunan Qanun Pengelolaan RTH Kota

  Langsa

  1.00 RUU/RPP

  2015

  2 Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Baro (Qanun RDTR Langsa Baro)

  Langsa Baro

  1.00 RUU/RPP

  2015

  3 Finalisasi RDTR Kawasan Langsa Timur (Qanun RDTR Langsa Timur)

  VOL S A T U A N SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN Indikator Output LOKASI APBN APBD PROV. APBD KAB/KOTA MASYA RAKAT SWASTA CSR 2015 2016 2017 2018 2019 Rincian Rp. MURNI PHLN

  • 120,000 -

  • 600,000 - -

  • 120,000 -

  • 120,000 -

3 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

3.4 Pembinaan Penataan Kawasan

  • 1,000,000 -
  • 500,000 -
  • 500,000 -
  • 500,000 -
Langsa

  7 RDTR Kawasan Langsa Kota

  1.00 Lap 2017 - 500,000 - - - - Kota

  Kota

  Identivikasi dan Evaluasi RTRW

  1.00 Lap

  • 8

  2017

  500,000 - - -

  • Langsa Kota

  9 Revisi RTRW

  1.00 Lap

  • 2018 1,000,000
  • Langsa

3.6 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Dunia Usaha

  Penyusunan Dokumen Lingkungan Langsa

  1.00 Lap

  • 1

  2016

  1,200,000 - - - - Kawasan Industri Kuala Langsa Barat Penyusunan Dokumen Lingkungan Langsa

  2

  1.00

  • Lap
  • Kawasan Industri Langsa Baro Baro 1,200,000

6 Penyelenggaraan Penataan Bangunan

6.1 Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional

  Langsa Penataan Bangunan KSN Kws. CBD Tahap Kota, Kawasa

  1

  1

  2015 -

  I

  • Langsa n 5,000,000 Lama Penataan Bangunan KSN Kws. CBD Tahap Langsa Kawasa

  1

  • 2

  2017

  II Barat n 7,000,000

  • Penataan Bangunan Kawasan Pusat Kota Kota Kawasa

  3

  2018 -

  • Tahap I Langsa n 10,000,000 Penataan Bangunan Kawasan Pusat Kota Kota Kawasa

  4

  1

  2019 -

  • Tahap II
  • Langsa n 10,000,000
  • PSD Revitalisasi Kawasan Kota Langsa Kota Kawasa 5 Jalan Jend. A. Yani (Sp. Komodor - Sp.

  1

  • 2015
  • Langsa n 3,500,000 Tugu) Tahap I PSD Revitalisasi Kawasan Kota Langsa Kota Kawasa 6 Jalan Jend. A. Yani (Sp. Komodor - Sp.

  1

  2017 -

  • Langsa n 2,000,000 Tugu) Tahap II PSD Revitalisasi Kawasan Kota Langsa Kota 7 Jalan Jend. A. Yani (Sp. Komodor - Sp.

  1 Unit

  2018 -

  • Langsa 5,000,000 Tugu) Tahap III PSD Revitalisasi Kawasan kota Langsa Kota

  8

  1 Unit

  2017 -

  • Pembangunan Tugu Sp. Comodore Kota Kota
  • Langsa 7,000,000
  • Jl.Pasar Ikan-JL.Agussalim

  1 Unit

  • 9

  2016

  • Pembangunan Tugu Sp. Lantas Kota Kota
  • Langsa Langsa

  1 Unit

  • 10

  2016

  2,000,000 - - - - Langsa Langsa Penyediaan Infrastruktur Kawasan Kota

  11

  1 Unit 2018 -

  • Minapolitan Tahap I Langsa 10,000,000

  43 Langsa Penyediaan Infrastruktur Kawasan

  1 Unit

  • 12 Barat, Gp.

  2019

  15,000,000 - - Minapolitan Tahap II

  • Lhok Banie

13 Penataan Bangunan Kebun Raya

  13.1 Penataan RTH

  Kec. Langsa Timur, Gp.

  1

  1 Ha

  • Penataan RTH (Taman Sungai Lueng)

  2016

  Sungai 800,000 - -

  • Lueng

  13.3 Penataan Kota Hijau

  Langsa Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Langsa Kota, Gp.

  1

  1 Ha

  • PB. Blang

  2016

  2,500,000 - - - - Kota Pase

  Langsa Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Langsa

  2 Baro, Gp.

  1 Ha 2017 - 5,000,000

  • Baro Alue Dua

  JUMLAH 75,600,000 1,800,000 19,055,000

  44

6.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

6.3.1 Isu Strategis

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

  

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target

pembangunan di bidang air minum. Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam

lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut

adalah:

  1. Peningkatan Akses Aman Air Minum;

  2. Pengembangan Pendanaan;

  3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;

  4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;

  5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;

  6. Rencana Pengamanan Air Minum;

  7. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat; dan

  8. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi isu strategis yang ada di daerah masing-masing mengingat

isu strategis. Terdapat isu isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kota Langsa untuk mencapai target pembangunan air minum:

  

Peningkatan Akses Aman Air Minum karena Daya Dukung Lingkungan Semakin Terbebani oleh

Pertumbuhan Penduduk dan Urbanisasi PDAM Tidak Dikelola Dengan Prinsip Kepengusahaan  Kualitas Air Belum Memenuhi Syarat Air Minum 

  

Keterbatasan Pembiayaan Mengakibatkan Rendahnya Investasi Dalam Penyediaan Air Minum

Kelembagaan Pengelolaan Air Minum Yang Ada Sudah Tidak Memadai Lagi Dengan Perkembangan  Saat Ini Kemitraan Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Air Minum Kurang Berkembang  Kemitraan Pernerintah dan Masyarakat Dalam Penyediaan Air Minum Kurang Berkembang 

6.3.2 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM Kota Langsa

  Terkait dengan Kondisi Eksisting Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di kota secara umum adalah:

1. ASPEK TEKNIS

  Pengembangan air bersih di Kota Langsa dirancang untuk mencapai tujuan peningkatan cakupan

pelayanan seluruh lapisan masyarakat melalui penataan jaringan air minum memanfaatkan sumber air baku

yang ada. Namun demikian berdasarkan data awal yang diperoleh cakupan pelayanan air minum pada daerah

pelayanan yang ada di Kota Langsa baru mencapai 33,67 % dari jumlah penduduk sebesar 154.722 jiwa.

Tentunya hal itu masih sangat jauh dari harapan untuk pemerataan pemakaian air bagi penduduk yang ada di

Kota Langsa pada saat ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dan perencanaan pengembangan air bersih pada

jangka tahun menengah yaitu pada tahun 2019 jumlah penduduk terlayani sebanyak 176.045 jiwa dengan

tingkat pelayanan direncanakan sudah mencapai 100%. Dan untuk jangka panjang yaitu pada tahun 2034

jumlah penduduk terlayani sebanyak 236.259 jiwa dengan tingkat pelayanan mencapai 100 %.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka rencana pengembangan air minum di Kota Langsa adalah sebagai

berikut:

  

1. Penataan sistem jaringan sampai tahun 2019 diarahkan untuk meningkatkan pelayanan di daerah yang saat

ini sudah terdapat sistem jaringan air minum meliputi wilayah dengan mengutamakan daerah-daerah potensial yang dimiliki setiap kecamatan yang ada di Kota Langsa yaitu sebagai berikut :

  a. Kecamatan Langsa Kota;

  b. Kecamatan Langsa Baro;

  c. Kecamatan Langsa Lama;

  d. Kecamatan Langsa Barat; dan e. Kecamatan Langsa Timur.

  Sumber air yang digunakan adalah masih diharapkan dari Krueng Langsa dan Waduk Alue GampU sebagai sumber alternatif bagi penyuplai sumber air Instasi Pengulahan Air (IPA) Keumuning.

2. Penataan sistem jaringan sampai tahun 2019 akan memanfaatkan potensi air baku yang dimiliki diarahkan : a. Untuk meningkatkan pelayanan pada daerah yang sudah ada sistem jaringan.

b. Pengembangan jangkauan pelayanan pada daerah-daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi namun sistem jaringan air minum masih sangat sedikit.

  Penataan sistem jaringan sampai tahun 2034 diarahkan untuk meningkatkan daerah yang sudah ada sistem jaringan juga pengembangan jangkauan pelayanan. Sumber air yang digunakan perlu dicarikan alternatif terutama di bagian hulu hulu kawasan yang masih memiliki jenis batuan dengan akuifer tinggi dan vegetasi utuh, termasuk kemungkinan pemanfaatan air tanah.

  Outline Plan ini disusun untuk Kota Langsa. Pada outline plan ini disusun penanganan jangka menengah

dan penanganan jangka panjang. Pada penanganan jangka menengah akan dilanjutkan dengan pembuatan

Detailed Engineering Design. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang ada di Kota Langsa perlu dilakukan

kajian mengenai SPAM Regional yang mencakup wilayah Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Kota Langsa, jika di

masa yang akan datang terjadi penurunan debit air pada sumber air baku yang ada pada instalasi pengolahan

air yang dituntut untuk mecari sumber air baku yang baru yang ada diluar kota Langsa, dikarenakan sumber air

yang ada di Kota Langsa sudah tidak mencukupi.

  a. Intake Bangunan intake direncanakan untuk memperbaiki bangunan yang ada, untuk dapat mengoptimalkan

jumlah air yang akan diproduksi di Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) yang baru. Akan dilakukan pembuatan

pengaman tebing Intake agar supaya tidak terjadi lagi longsoran tanah, sehingga endapan tanah/lumpur tidak

mengganggu intake dan debit air yang diambil/disadap akan sesuai yang diharapkan. Debit air yang diambil

akan di sesuaikan untuk kebutuhan air bersih penduduk yang ada di Kota Langsa pada periode jangka waktu

perencanaan menengah yaitu pada tahun 2019, dan periode perencanaan jangka panjang yaitu pada tahun

2034.

  b. Transmisi Jaringan pipa transmisi berupa pipa PVC berdiameter 300 mm, air dialirkan dengan pompa dari lokasi

intake ke rencana lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berdekatan dengan IPA yang lama. Dari IPA air

dialirkan ke reservoir distribusi yang selanjutnya dialirkan ke daerah pelayanan air bersih, termasuk Kuala

Langsa dan Pelabuhan serta kearah Alue Merbo.

  c. Produksi Unit produksi sistem yang akan dikembangkan ini dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA)

baru berkapasitas 210 lt/dt pada periode jangka waktu perencanaan menengah yaitu pada tahun 2019, dan

periode perencanaan jangka panjang yaitu pada tahun 2034 akan di tambah lagi Instalasi Pengolahan Air (IPA)

baru berkapasitas 140 lt/dt . Waktu operasi produksi direncanakan optimal selama 24 jam/hari, sehingga dapat

mencukupi jumlah kebutuhan air bersih di daerah pelayanan.

  d. Distribusi dan Sambungan Langganan Pengembangan jaringan distribusi

   Pengembangan jaringan distribusi dilakukan secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan air

  Pengembangan jaringan distribusi terutama ditujukan untuk melayani daerah-daerah potensial pelayanan. Penambahan sambungan langganan