8.1. Pengembangan Permukiman 8.1.6. Kondisi Eksisting dan Permasalahan - DOCRPIJM 4b999af913 BAB VIIIBab 8 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

BAB 8 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

8.1. Pengembangan Permukiman

8.1.6. Kondisi Eksisting dan Permasalahan

  Sebagai upaya untuk menjaga konsistensi dan sinergitas antar rencana tata ruang wilayah, khususnya RTRW Kabupaten Pasuruan dan RPIJM Bidang Permukiman Kabupaten Pasuruan, maka rencana sistem pusat permukiman perkotaan di Kabupaten Pasuruan akan menyelaraskan dengan rencana sistem pusat permukiman perkotaan dari RTRW Kabupaten Pasuruan. Dimana berdasarkan arahan dari RTRW Kabupaten Pasuruan, wilayah Kabupaten Pasuruan termasuk dalam Orde P III yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang sistem metropolitan dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah. Untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pasuruan arahan kebijaksanaan yang ditetapkan mengacu pada :

  Memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman baru Memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas/prasarana yang dibutuhkan Penggunaan lahan eksistingnya

  Berdasarkan acuan-acuan tersebut di atas pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pasuruan lebih diarahkan pada penggunaan lahan non produktif dengan kebijaksanaan penataan ruang secara rinci meliputi:

  Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan penambahan luas kawasan permukiman perkotaan di lahan yang tingkat produktivitasnya rendah, yaitu lahan pertanian kering (tegalan, tambak, dll)

  Tindakan preventif terhadap dampak bencana yang terjadi di kawasan rawan bencana alam. Penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan permukiman dengan memperhatikan proporsi ketersediaan ruang terbuka hijau dan infrastruktur penunjang permukiman terhadap luas total sebesar 40%. Permukiman lahan perkotaan berdasarkan deliniasi rencana kawasan perkotaan meliputi Kecamatan Bangil, Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Kraton, Kecamatan Pohjentrek dibagi berdasarkan karakteristik kawasan permukiman, antara lain: kawasan Rumah Siap Huni (RSH), kawasan peremajaan, kawasan rumah susun sederhana sewa (RSSS), dan peningkatan kualitas permukiman yang selanjutnya akan dijelaskan masing- masing.

  Permukiman pada lahan perdesaan dengan skala kawasan yang berpotensi dalam proses pengembangannya didorong pada :

  1. Pembangunan RUSUNAWA di pada kawasan perkotaan Beji, Perkotaan Bangil dan Perkotaan Pandaan, Kecamatan Gempol, Sukorejo, Purwodadi

  2. Pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Tosari

  3. Pengembangan kawasan mata air Umbulan di Desa Umbulan dan sekitarnya Kecamatan Winongan

  4. Pengembangan permukiman pada kawasan industri d Kecamatan Rembang 5. Serta kawasan lainnya.

  Target dan Sasaran

A. Rencana Pembangunan RUSUNAWA

  Target dari rencana pembangunan RUSUNAWA di beberapa kecamatan atau di wilayah perkotaan di Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut : Target yang akan terbangun RUSUNAWA :  Terbangunnya 6 Unit RUSUNAWA pada 6 lokasi  Setiap unit bangunan RUSUNAWA mampu menampung 3.000 unit hunian rumah susun sederhana dengan asumsi :

  2 Terbangunan type hunian RUSUNAWA dengan luas minimum 18 m hingga

  2 54 m dengan tipe-tipe dari type 18, type 21, type 36, type 42 dan type 54.

  Dalam setiap hunian RUSUNAWA akan terbangun minimal 120 unit hunian dengan ketinggian lantai bangunan mencapai 3 lantai hingga 5 lantai. Sedangkan sasarannya adalah :

   Terletak di pada kawasan industri  Menampung pekerja / buruh industri sekitar RUSUNAWA  Menyediakan hunian bagi masyarakat yang kurang mampu di wilayah perkotaan agar berdekatan dengan tempat bekerja.

B. Rencana Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman di Kabupaten Pasuruan

  Target dari rencana sarana dan prasarana dasar permukiman di Kabupaten adalah sebagai perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman berikut :

  1. Ditekankan pada program-program perbaikan sarana dan prasarana dasar permukiman diantaranya pembangunan jalan lingkungan dengan jenis perbaikan berupa paving, pembangunan lapem-makadam jalan poros desa.

2. Target dan sasaran lainnya adalah desa yang berada di Kecamatan Kejayan, Kecamatan Gondangwetan, Kecamatan Winongan dan Kecamatan Sukorejo.

  C. Pengembangan Kawasan Agropolitan

  Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Pasuruan direncanakankan pada 2 (dua) kawasan yaitu kawasan Agropolitan yang meliputi Kecamatan Tutur, Tosari, Purwodadi, Wonorejo, Kejayan dan Puspo dengan pusat kegiatan di kecamatan Purwodadi. Sedangkan untuk kawasan Agropolitan II meliputi kecamatan Nguling Lekok, Grati, Pasrepan dan Lumbang dengan pusat pengembangan di kecamatan Grati.komoditas agrobisnis berupa perkebunan dan peternakan di Kecamatan Grati, Kawasan agropolitan Zona I lebih diutamakan untuk pengembangan pertanian, sedangkan kawasan agropolitan zona II untuk pengembangan perikanan dan peternakan. Adapun pengembangan kawasan agropolitan berupa pembangunan jalan poros desa di Kecamatan Grati, Kecamatan Lekok, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Tosari dan Kecamatan-kecamatan lain pada kawasan agropolitan.

  D. Pengembangan Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir

  Pengembangan permukiman kumuhi kawasan pesisir di Kabupaten Pasuruan di alokasikan di Kecamatan Nguling, Kecamatan Lekok, Kecamatan Kraton dan Kecamatan Bangil dimana keberadaan permukiman kumuh bagi nelayan selama ini mengalami penurunan kualitas lingkungan serta mengatur deliniasi pengembangan permukiman agar tidak merambah pada kawasan konservasi hutan bakau yang sudah ada. Adapun pengembangan permukiman kumuh di Kawasan Pesisir adalah :

  1. Pembangunan Tangkis Laut guna mencegah abrasi air laut ke permukiman nelayan di Kecamatan Nguling, Kraton, Bangil dan Kecamatan Lekok.

  2. Penataan ulang kawasan permukiman di pesisir kecamatan Kratonsesuai dengan sempadan pantai Kraton.

E. Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdesaan Skala Kawasan

  Target dan sasaran dari skala kawasan terutama pada kawasan strategis di wilayah Kabupaten Pasuruan adalah :

   Peningkatan jalan poros desa sepanjang jalan utama (arteri, kolektor, lokal primer) dengan besaran perubahan maksimum 20% dari luas lahan pertanian yang ada.  Peningkatan pemanfaatan kawasan holtikultura yang diarahkan pada kaidah- kaidah lingkungan.  Pembangunan saluran-saluran primer drainase, serta dioptimalkan sebagai saluran navigasi irigasi pertanian.  Perluasan daerah tanggapan air  Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air minum perdesaan pada skala kawasan.

  Program yang Diusulkan

  Berdasarkan struktur ruang wilayah Kabupaten Pasuruan, pengembangan permukiman dioptimalkan pada kawasan perkotaan dan perdesaan. Pada kawasan perkotaan dan perdesaan pengembangan permukiman lebih diorientasikan sebagai berikut :

  1. Pembangunan RUSUNAWA  6 Unit RUSUNAWA pada 6 lokasi diantaranya Kecamatan Bangil, Kecamatan Beji, Kecamatan Pandaan, Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Kraton.

   Dalam 1 Unit RUSUNAWA tebagi dalam 1 Twin Blok RUSUNAWA.  Terbangunan type hunian RUSUNAWA dengan luas minimum 18 m2 hingga 54 m2 dengan tipe-tipe dari type 18, type 21, type 36, type 42 dan type 54  Setiap unit bangunan RUSUNAWA mampu menampung 3.000 unit hunian

  RUSUNAWA  Dalam setiap hunian RUSUNAWA akan terbangun minimal 120 unit hunian dengan ketinggian lantai bangunan mencapai 3 lantai hingga 5 lantai.

   Terbangun berada sangat dekat dengan kawasan Industri atau lokasi tidak padat penduduk.

  2. Rencana Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman di Kabupaten Pasuruan  Terbangunnya jalan lingkungan di kawasan perdesaan dan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)  Berada pada desa-desa di Kecamatan Kejayan, Kecamatan Gondangwetan,

  Kecamatan Winongan dan Kecamatan Sukorejo

  3. Pengembangan Kawasan Agropolitan  Terbangunnya jalan poros desa pada kawasan agropolitan

   Kawasan Agrolitan yang berada di Kecamatan Grati, Kecamatan Nguling, Kecamatan Lekok dan Kecamatan Purwodadi.

  4. Penataan Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir  Pembangunan Tangkis Laut guna mencegah abrasi air laut ke permukiman nelayan di Kecamatan Nguling.

   Pembangunan Tangkis Laut guna mencegah abrasi air laut ke permukiman nelayan di Kecamatan Kraton.  Pembangunan Tangkis Laut guna mencegah abrasi air laut ke permukiman nelayan di Kecamatan Bangil.  Pembangunan Tangkis Laut guna mencegah abrasi air laut ke permukiman nelayan di Kecamatan Grati.  Penataan ulang kawasan permukiman dengan letak pantai sesuai dengan sempadan pantai Kraton.

  5. Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdesaan Skala Kawasan  Pembangunan Jalan Poros Desa sepanjang jalan utama  Pembangunan Saluran Drainase Primer  Pembangunan Perluasan Tangkapan Air  Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air minum skala kawasan 6. Penataan Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan dan Perdesaan.

   Perbaikan / rehabilitasi rumah tidak layak huni di kawasan perkotaan dan perdesaan  Perbaikan kawasan / lingkungan kumuh di kawasan perkotaan dan perdesaan

  Prioritas Penanganan dan Asumsi Pelaksanaan

  Berpijak dari kondisi eksisting permukiman yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan yang masih belum dapat dikatakan memenuhi syarat-syarat suatu permukiman yang bagus, maka prioritas penanganan untuk program pengembangan permukiman antara lain : 1. Perbaikan dan rehab rumah tidak layak huni.

  2. Pembangunan jalan-jalan poros desa terutama pada kawasan yang strategis untuk dikembangkan, seperti kawasan agropolitan, kawasan industri kecil, kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perikanan, juga kawasan wisata.

  3. Penataan permukiman nelayan di sepanjang kawasan pesisir Kabupaten Pasuruan.

  4. Penataan sistim sarana prasarana dasar permukiman.

  Sedangkan asumsi pelaksanaan program-program dimaksud, akan didanai dari dana APBN, dana APBD Provinsi, Dana APBD Kabupaten maupun dari peran serta masyarakat.

  Penyehatan Lingkungan Permukiman Kondisi Eksisting dan Permasalahan

  Sistem Pengelolaan sampah pada Kabupaten Pasuruan saat ini terdiri atas kegiatan pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahan akhir.Kegiatan pengelolaan sampah dimulai dari kegiatan pengumpulan sampah dari sumber sampah, pemindahan sampah ke TPS, selanjutnya dilakukan pengangkutan sampah ke tempat pusat pengelolaan sampah. Pada tahap pewadahan sampai dengan sampah terkumpul di TPS, pengelolaannya melibatkan masyarakat dan pengelola setempat untuk area komersial. Sedangkan pengelolaan mulai dari TPS sampai dengan TPA menjadi tanggungjawab sepenuhnya Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

  Pengelolaan sampah yang bersifat teknis dari TPS sampai dengan TPA dikelola oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan . Sedangkan pada tahap pengolahan sampah baik di TPA maupun di TPS dilaksanakan oleh Bapedalda (Badan Pengendali Dampak Lingkungan) Kabupaten Pasuruan.

  Pada saat ini telah diterapkan program reduksi dan daur ulang sampah (3R) di beberapa lokasi TPS dan di TPA. Program ini dikelola oleh Bapedalda Kabupaten Pasuruan dengan melibatkan masyarakat dan pemulung.

A. Area Pelayanan Sampah Kabupaten Pasuruan

  Area pelayanan sampah pada Kabupaten Pasuruan pada saat ini meliputi 14 kecamatan dari total 24 kecamatan yang ada pada Kabupaten Pasuruan. Area yang belum terlayani pada umumnya lokasinya relatif jauh dari pusat kota, wilayah perdesaan dan wilayah di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan. Area pelayanan sampah di Kabupaten Pasuruan meliputi kecamatan-kecamatan berikut ini:

  1. Kecamatan Bangil

  2. Kecamatan Beji

  3. Kecamatan Gempol

  4. Kecamatan Pandaan

  5. Kecamatan Prigen

  6. Kecamatan Purwosari

  7. Kecamatan Sukorejo

  8. Kecamatan Lekok

  9. Kecamatan Kejayan

  10. Kecamatan Rejoso

  11. Kecamatan Gondang Wetan

  12. Kecamatan Purwodadi

  13. Kecamatan Rembang

  14. Kecamatan Wonorejo Pelayanan sampah di wilayah-wilayah tersebut belum menjangkau seluruh wilayah kecamatan. Sebagian besar wilayah yang terlayani adalah ibukota kecamatan, pusat kegiatan dan area komersial. Sedangkan wilayah kecamatan yang belum terlayani pengelolaan sampah Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut: Kecamatan Kraton, Kecamatan Tutur, Kecamatan Nguling, Kecamatan Tosari, Kecamatan Puspo, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Pasrepan, Kecamatan Winongan, Kecamatan Grati, Kecamatan Pohjentrek .

  Pelayanan sampah meliputi sampah domestik (permukiman), area komersial, fasilitas umum dan industri. Untuk fasilitas umum meliputi: Perkantoran DPRD Kabupaten Pasuruan, dan Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang berada di Kecamatan Kraton, Kantor Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang terletak pada Kota Pasuruan. Sedangkan untuk industri dan kawasan industri yang mendapat pelayanan antara lain:

  1. PT. Multicon

  2. Pt. Scalmun

  3. PT Nestle

  4. PT. Indofood

  5. PT. Sampoerna

  6. PT. Investama

  7. PT. Gema

  8. PT. Philip

  9. PT. ABC

  10. PT. Coca Cola

  11. PT. Sorini

  12. PT Ineos

  13. PT. Gudang Garam

B. Timbulan Sampah

  Jumlah Timbulan Sampah.Untuk penentuan jumlah timbulan sampah didasarkan pada klasifikasi kota menurut Departemen Pekerjaan Umum. Laju timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota dapat digolongkan sebagai berikut :

  a.) Kota Besar ( 500.000 - 1.000.000 jiwa ) dan Kota Sedang (100.000 – 500.000 jiwa )

  Volume : 2,75 - 3,25 L/org/hr Berat : 0,70 - 0,80 Kg/orang/hari

  b.) Kota Kecil ( 20.000 - 100.000 jiwa ) Volume : 2,50 - 2,75 L/org/hr Berat : 0,625 – 0,70 Kg/orang/hari Sumber : Standar Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil, Kota sedang dan Kota Besar di Indonesia. Dept. PU. LPMB, Bandung, 1993

  Untuk memperoleh perkiraan produksi sampah domestik digunakan pendekatan laju timbulan sampah per orang di Kabupaten Pasuruan yang merupakan kategori kota sedang. Laju timbulan sampah yang digunakan adalah sebesar 3,0 L/org/hari. Untuk pendekatan timbulan sampah seluruh Kabupaten Pasuruan digunakan data dasar penduduk pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.455.453 jiwa. Pendekatan produksi sampah domestik adalah sebagai berikut: Timbulan sampah domestik tiap kecamatan di Kabupaten Pasuruan pada Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 4.2.

C. Tingkat Pelayanan Sampah Kabupaten Pasuruan

  Tingkat pelayanan sampah merupakan representasi sampah yang terangkut/tertangani dibandingkan jumlah produksi sampah di tiap kecamatan. Tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Pasuruan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 4.3. Volume sampah yang terangkut merupakan volume sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) (Pusat Pengolahan Sampah) Kenep. Sampah yang terangkut ini merupakan sampah yang berasal dari kegiatan domestik dan non domestik. Tingkat pelayanan sampah dari kegiatan non domestik ini diasumsikan sebesar 10% dari total timbulan sampah yang terangkut.

  Tabel 6. 1Timbulan Sampah Di Wilayah Kabupaten Pasuruan Tahun 2006 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Timbulan Sampah

(m

  13 Gempol 114.587 125.473 343,76

  Sumber : Hasil Analisa Keterangan : Jumlah timbulan sampah berdasarkan kriteria kota sedang 3,0 L/org/hr

  24 Nguling 55.403 60.666 166,21 Jumlah 1.455.536 1.593.813 4.366,61

  23 Lekok 65.596 71.828 196,79

  22 Grati 72.149 79.003 216,45

  21 Winongan 39.816 43.599 119,45

  20 Rejoso 42.002 45.992 126,01

  19 Gondang Wetan 49.857 54.593 149,57

  18 Pohjentrek 26.882 29.436 80,65

  17 Kraton 87.272 95.563 261,82

  16 Rembang 57.100 62.525 171,30

  15 Bangil 84.045 92.029 252,14

  14 Beji 76.434 83.695 229,30

  12 Pandaan 94.578 103.563 283,73

  3 /th) (m

  11 Sukorejo 76.911 84.218 230,73

  10 Prigen 80.053 87.658 240,16

  9 Purwosari 75.443 82.610 226,33

  8 Wonorejo 53.019 58.056 159,06

  7 Kejayan 61.809 67.681 185,43

  6 Pasrepan 49.714 54.437 149,14

  5 Lumbang 33.155 36.305 99,47

  4 Tosari 18.218 19.949 54,65

  3 Puspo 27.109 29.684 81,33

  2 Tutur 51.415 56.299 154,25

  1 Purwodadi 62.969 68.951 188,91

  3 /hr)

  Jumlah Timbulan sampah = jumlah penduduk x laju timbulan sampah tiap orang

  Tabel 6. 2Tingkat Pelayanan Sampah Kabupaten Pasuruan Tahun 2006 No Kecamatan Timbulan Sampah (m

  13 Gempol 343,76 34 9,89%

  24 Nguling 166,21 - - Jumlah 4.366,61 213 4,88%

  23 Lekok 196,79 5 2,54%

  22 Grati 216,45 - -

  21 Winongan 119,45 - -

  20 Rejoso 126,01 6 4,76%

  19 Gondang Wetan 149,57 5 3,34%

  18 Pohjentrek 80,65 - -

  17 Kraton 261,82 - -

  16 Rembang 171,30 8 4,67%

  15 Bangil 252,14 62 24,59%

  14 Beji 229,30 16 6,98%

  12 Pandaan 283,73 36 12,69%

  3 /hr) Volume Sampah Terangkut (m

  11 Sukorejo 230,73 7 3,03%

  10 Prigen 240,16 10 4,16%

  9 Purwosari 226,33 6 2,65%

  8 Wonorejo 159,06 5 3,14%

  7 Kejayan 185,43 8 4,31%

  6 Pasrepan 149,14 - -

  5 Lumbang 99,47 - -

  4 Tosari 54,65 - -

  3 Puspo 81,33 - -

  2 Tutur 154,25 - -

  1 Purwodadi 188,91 5 2,65%

  3 /hr) Persentase Sampah Tertangani (%)

  Sumber : Diolah dari data Badan Lingkungan Hidup

D. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah Sarana dan Prasarana Pewadahan

  Pewadahan sampah (di sumber timbulan sampah) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu wadah individual dan wadah komunal. Wadah individual pada umumnya digunakan di area permukiman dan disediakan secara mandiri oleh penghasil sampah. Area perumahan, pertokoan, perkantoran dan bangunan besar lainnya biasanya yang menggunakan sistem pewadahan individual ini. Jenis wadah yang biasa digunakan untuk wadah individual antara lain kantong plastik, keranjang bambu, dan bin plastik. Sedangkan pewadahan di area pasar, perkantoran pemerintah, tempat umum dan tepi jalan disediakan oleh Badan Lingkungan Hidup berupa wadah komunal. Jenis wadah yang yang biasa digunakan pada Kabupaten Pasuruan yaitu berupa tong sedangkan pewadahan yang bersifat mandiri yakni berupa keranjang bambu. Jumlah pewadahan sampah yang berupa tong Kebersihan adalah 82 unit. Namun kondisi keranjang bambu ini sebagian besar rusak. Untuk lebih jelasnya distribusi persebaran tong sampah ini dapat dilihat pada Tabel rekapitulasi armada pengelolaan persampahan berikut.

  Sarana Prasarana Pengumpulan

  Kegiatan pengumpulan sampah merupakan kegiatan pengumpulan dari sumber timbulan sampah ke TPS. Kegiatan pengumpulan sampah pada saat ini diuraikan sebagai berikut: Kegiatan pengumpulan sampah yang dilaksanakan oleh Bapedalda Kab.

  Pasuruan dilakukan secara langsung menggunakan alat angkut yang berupa

  gerobak atau becak. Kegiatan pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak dan becak ini pada umumnyanya dilaksanakan pada kawasan perumahan (permukiman teratur). Sarana pengumpul yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup /Bapedalda pada Tahun 2006 antara lain: Becak : 7 unit; Gerobak : 10 unit ; Sepeda motor gerobak : 2 unit (saat ini belum dioperasikan). Kegiatan pengumpulan sampah dari rumah tangga (rumah penduduk) ke TPS pada wilayah perkotaan dilakukan oleh pasukan kuning yang diperbantukan dan dibiayai oleh Badan Lingkungan Hidup . Selain melakukan pengumpulan sampah rumah tangga dilaksanakan pula kegiatan pengumpulan sampah dari tepi jalan. Kegiatan penggumpulan sampah tepi jalan dilakukan dengan penyapuan jalan oleh pasukan kuning yang kemudian dikumpulkan dalam gerobak dan diangkut ke TPS. Berikut ini Tabel data jumlah pasukan kuning yang menyapu jalan.

  Tabel 6. 3Jumlah Pasukan Kuning Penyapu Jalan Kabupaten Pasuruan No Kecamatan Petugas Penyapu Jalan (Orang)

  1 Wonorejo

  2

  2 Purwosari

  3

  3 Prigen

  2

  4 Sukorejo

  3

  5 Pandaan

  7

  6 Gempol

  2

  7 Bangil

  48 Jumlah

  67 Sumber : Badan Lingkungan Hidup , 2006

  Kegiatan pengumpulan sampah yang dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat dilakukan dengan membiayai pasukan pengumpul sampah untuk lingkungan mereka sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan pada tingkat RT, RW atau di tingkat kelurahan/desa setempat. Pembayaran dilakukan dengan sistem retribusi kebersihan yang dikelola RT atau RW setempat. Sistem ini pada umumnya diterapkan di lingkungan permukiman yang tidak teratur (organis). Kegiatan pengumpulan sampah untuk area pasar dilaksanakan oleh Dinas Pasar. Sampah yang telah dikumpulkan dari area pasar selanjutnya dimasukkan ke TPS yang ada pada area pasar lalu dari TPS tersebut dibuang ke TPA. Seluruh kegiatan dari pengumpulan sampai dengan pengangkutan ke TPA dilaksanakan oleh Dinas Pasar kecuali pada Pasar Kidul Dalem Kecamatan Bangil, dimana TPS yang digunakan milik Badan Lingkungan Hidup sehingga pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup .

  Sarana Prasarana Penampungan Sementara

  Proses pengelolaan sampah selanjutnya setelah kegiatan pengumpulan sampah adalah sampah dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS yang beroperasi di Kabupaten Pasuruan terkelompokkan menjadi 2 (dua) jenis TPS. Jenis TPS yang pertama adalah jenis TPS transfer depo. TPS ini berjumlah 3 unit. Kapasitas dari TPS depo transfer ini adalah 10

  • – 20 m³. Distribusi persebaran TPS transfer depo antara lain : TPS Kauman; TPS Pasar Bangil (Kidul Dalem); dan TPS Segok. Pada setiap TPS transfer depo ini dilaksanakan kegiatan pengomposan sampah yang dikelola oleh Bapedalda Kabupaten Pasuruan. TPS transfer depo ini
dilengkapi dengan sarana pengomposan untuk kegiatan pemilahan dan pengolahan, saluran lindi dan kantor pengelola. TPS yang kedua berupa landasan kontainer yang berjumlah 37 unit dengan kapasitas 6 m³. Landasan kontainer ini tersebar di beberapa kecamatan yakni :

  1. Kecamatan Bangil: TPS Kidul Dalem (Pasar Bangil), TPS Segok, Stasiun Kereta Api Kecamatan Bangil, TPS Kalirejo, TPS Pasar Bangil Bagian Barat, dan TPS Rumah Sakit .

  2. Kecamatan Beji: TPS Desa Cangkringmalang, dan TPS di Perumahan Pensiunan Asabri.

  3. Kecamatan Pandaan: TPS di Perumahan Pensiunan Asabri, Pasar Pandaan, Desa Karangjati; Desa Jetak; Terminal Pandaan; TPS di Desa Sangarejo, Desa Sukorejo, Kelurahan Petung Asri, dan Di belakang Telkom Pandaan..

  4. Kecamatan Gempol: TPS di Perumahan Gempol Citra Asri, Pasar Kejapanan, Desa Wonoayu, Desa Ngerong.

  5. Kecamatan Prigen: TPS di Pasar Candi Wates, Gang Dalia, Pasar Trete, Kelurahan Pecalokan.

  6. Kecamatan Purwosari: TPS di Kelurahan Purwosari.

  7. Kecamatan Sukorejo, TPS di Perum. Suwayuwo.

  8. Kecamatan Lekok: TPI Lekok.

  9. Kecamatan Kejayan, TPS di Kelurahan Kejayan.

  10. Kecamatan Kraton: 1 kontainer melayani Kantor Bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan dan Kantor DPRD Kabupaten Pasuruan di Desa Raci.

  11. Kecamatan Gondang Wetan : Pasar Ranggah.

  12. Kota Pasuruan: Kantor Pemerintah Kabupaten Pasuruan

  Sarana Prasarana Pengangkutan Sampah

  Sistem pengangkutan sampah yang selama ini dilakukan adalah dengan gerobak sampah dari rumah ke rumah menuju ke TPS untuk kemudian diangkut dengan truk menuju ke TPA. Sistem pengangkutan pada Kabupaten Pasuruan menggunakan sistem HCS (Hauled Container System) atau bak truk ditinggal di TPS/tempat tertentu menunggu penuh kemudian baru diangkut ke tempat pembuangan akhir. Saat ini Pemerintah Kabupaten Pasuruan memiliki armada truk sebanyak 16 truk dengan rincian:

  3

  1. Dump truck : 5 unit dengan volume 8 m dalam keadaan baik, 1 unit dalam keadaan rusak

  3

  2. Armroll truck : 11 unit dengan volume 6 m dalam keadaan baik, 1 unit dalam keadaan rusak.

  Armada tersebut digunakan untuk melayani pengangkutan sampah seluruh Kabupaten Pasuruan. Armada pengangkut ini mengangkut sampah dari TPS yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan menuju lokasi pembuangan akhir di TPA Kenep. Kondisi sebagian armada pengangkut Armada truk ini didukung dengan pasukan pengangkut yang berjumlah 23 orang dengan rincian sebagai berikut: Supir : 14 orang dan Kernet : 9 orang. Dalam kegiatan pengangkutan sampah ini Pemerintah Kabupaten Pasuruan tidak melibatkan pihak ketiga (swasta).

  Sarana Prasarana Pembuangan Akhir (TPA)

  Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Pasuruan pada tahap pembuangan akhir direncanakan untuk dilayani 2 unit TPA yaitu TPA yang berada di Desa Kenep Kecamatan Beji yang digunakan untuk melayani wilayah bagian barat Kabupaten Pasuruan dan TPA yang berada di Desa Rebalas Kecamatan Grati untuk melayani wilayah bagian timur Kabupaten Pasuruan.

  Namun pada saat ini TPA yang beroperasi hanya 1 (satu) unit TPA yaitu TPA Kenep. Pemerintah Kabupatan Pasuruan saat ini memiliki kebijakan untuk menggunakan nama Pusat Pengolahan Sampah (TPA) bukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini dikarenakan di TPA dilaksanakan kegiatan pengolahan dan daur ulang sampah. Untuk lebih jelasnya kondisi masing-masing TPA akan diuraikan pada sub bab berikut.

A. Sarana Prasarana TPA Kenep

  TPA yang saat ini beroperasi di Kabupaten Pasuruan adalah TPA Kenep yang terletak di Desa Kenep, Kecamatan Beji dengan luas lahan ± 2,5 Ha. Sistem pengelolaan pembuangan akhir sampah yang digunakan pada TPA Kenep adalah open dumping meskipun di sebagian area pembuangan akhir dilakukan pengurugan menyerupai metode lahan urug kembali (Controlled Landfill).

  Sedangkan berdasarkan klasifikasinya, landfill pada TPA Kenep adalah landfill yang mengisi lembah, dimana pada awal pembangunan TPA Kenep tahun 1989 lahan yang digunakan untuk TPA Kenep berupa jurang dengan kedalaman kurang lebih 13 meter. Volume sampah yang masuk ke TPA Kenep rata-rata 200-275

  3

  m /hari. Saat ini kegiatan pemilahan sebagian besar dilakukan di TPA oleh pemulung. Sedangkan sisanya langsung ditimbun dan dipadatkan di lokasi pembuangan.

  Gambar di atas menunjukkan lay out TPA Kenep, dimana terdapat sarana dan prasarana yang dapat mendukung operasional/kegiatan TPA Kenep yaitu antara lain :

  1. Sarana dan prasarana penunjang. Berupa jalan masuk ke TPA Kenep, kantor/pos jaga, saluran drainase dan pagar. Kondisi fisik saluran drainase sudah rusak pada beberapa bagian.

  2. Fasilitas Perlindungan Lingkungan. Berupa bangunan pengumpul lindi, ventilasi gas dan tanah penutup. Bangunan pengumpul lindi pada TPA Kenep kondisinya kering pada saat musim kemarau dan hanya terisi air pada saat musim hujan. Pada pengoperasian bangunan pengumpul lindi, air yang terkumpul pada bangunan pengumpul lindi dipompa kembali ke atas ke tumpukan sampah sebagai resirkulasi proses degradasi sampah.

  3. Sarana Air Bersih

  4. Fasilitas Operasional Berupa alat berat yang terdiri atas buldozer 1 unit dan louder 1 unit. Secara fisik lokasi TPA Kenep berbatasan dengan :

  a. permukiman terdekat : jarak 100 m

  b. pantai terdekat : jarak 8 km

  c. sungai/badan air terdekat : Terdapat aliran sungai yang mengalir di bawah lokasi TPA Kenep. Rencana Perluasan TPA / TPA Kenep Saat ini Badan Pengendalian Dampak

  Lingkungan merencanakan pengembangan lahan TPA Kenep. Rencana perluasan lahan TPA ini berada pada sisi barat TPA Kenep yang ada saat ini. Rencananya TPA akan diperluas kurang lebih seluas 1 Ha.

  Pengolahan dan Daur Ulang Sampah

  Pada kegiatan pengolahan sampah di Kabupaten Pasuruan, Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedalda) melaksanakan program 3R. Program 3R ini meliputi kegiatan:

  1. Reduce (mengurangi sampah)

  2. Reuse (mengunakan kembali sampah)

  3. Recycle (mendaur ulang sampah) Dari skema di atas diketahui bahwa salah satu kegiatan yang merupakan implementasi program recycle adalah kegiatan pengomposan sampah organik.

  Proses pembuatan kompos ini dari proses pemilahan sampai dengan menjadi kompos yang sudah jadi memerlukan waktu ± 3 bulan. Program ini dilakukan dengan 2 skala pendekatan yaitu :

  1. Skala Rumah Tangga. Kegiatan pengomposan pada skala ini dilakukan pada tiap rumah tangga pada daerah perumahan. Sistem yang digunakan untuk kegiatan pengomposan ini adalah menggunakan sistem pengomposan aerobik dengan menggunakan penutup. Pada pada pembuatan kompos ini dilakukan secara alami tidak menggunakan starter kompos seperti cacing atau bahan kimia pembusuk lainnya.

  2. Skala Kawasan. Pengomposan skala kawasan ini menggunakan metode pengomposan aerobik dengan menggunakan sistem windrow (windrow composting). Sistem windrow ini dilakukan secara terbuka sehingga suplai oksigen dapat diperoleh secara alamiah ke dalam sampah. Pada kegiatan ini diperlukan pengadukan dan pembalikan sampah serta penyiraman air untuk menjaga kelembaban selama proses pengomposan berlangsung.

  Aspek Kelembagaan Pengelolaan Sampah

  Pengelolaan sampah pada Kabupaten Pasuruan saat ini ditangani oleh dua instansi. Instansi yang pertama adalah Badan Lingkungan Hidup. Pada Badan Lingkungan Hidup ini pengelolaan sampah dilaksanakan dan menjadi wewenangnya, bertanggung jawab terhadap kegiatan teknis pengelolaan sampah di seluruh area pelayanan Kabupaten Pasuruan, kegiatan pembersihan oleh pasukan kuning, pewadahan untuk tepi jalan dan fasilitas umum, pengumpulan, operasional TPS, pengangkutan sampah dan juga operasional TPA Kenep, serta bertanggung jawab atas kegiatan pengolahan sampah baik di TPS, rumah tangga (permukiman) maupun di TPA. Salah satu program yang sedang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup adalah kegiatan pengomposan sampah.

  Peran Serta Masyarakat

  Saat ini peran serta masyarakat pada kegiatan pengelolaan sampah masih belum optimal meskipun Pemerintah Kabupaten Pasuruan sudah memberikan stimulan guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan. Khususnya Badan Lingkungan HIdup Kabupaten Pasuruan yang giat menginformasikan dan mengkampanyekan pelaksanaan Program 3R, dimana produk sampingan yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa pupuk kompos. Dengan pelaksanaan Program 3R ini diharapkan Pemerintah Kabupaten Pasuruan dapat menekan biaya pengelolaan sampah karena adanya reduksi sampah yang harus ditangani dan masyarakat yang dilibatkan dalam program ini dapat memperoleh manfaat dengan adanya produk kompos dan bahan lain yang dapat didaur ulang.

  Potensi dan Permasalahan

  Makna secara artifisial anomali ini merupakan penyimpangan

  • –penyimpangan baik itu terhadap sarana prasarana persampahan maupun pola hidup / perilaku yang ada di Kabupaten Pasuruan, berdasarkan hasil survey di lapangan banyak terdapat berbagai penyimpangan misalnya seperti :

  1. Membuang sampah di badan sungai yang jelas-jelas akan merugikan penduduk sekitarnya karena akan terjadi banjir karena tertutupnya saluran sungai oleh sampah.

  2. Penempatan kontainer yang kurang tepat. Masih ada kontainer yang diletakkan di perkarangan rumah di sekitar TPA Kenep. Hal ini akan mnimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, karena jika terkena air maka lindi yang dihasilkan dari sampah di kontainer akan mencemari tanah dan air tanah yang merupakan sumber air bersih masyarakat di sekitar lokasi TPA Kenep tersebut. Dampak lain adalah bau yang tidak sedap serta kurangnya nilai estetika lingkungan sekitar.

  3. Pembuangan sampah di badan jalan, pembuangan sampah ini secara visual sudah merugikan karena akan merusak estetika lingkungan sekitar dan juga menimbulkan bau yang tidak sedap, mengingat sampah ini diangkat dari selokan-selokan yang ada di Kecamatan Bangil. Meski di kawasan ini sudah terpampang papan peringatan mengenai larangan membuang sampah sembarangan dan juga telah tersedia sarana persampahan seperti tong sampah.

  4. Metode pengomposan yang masih tidak sesuai dengan petunjuk teknis NSPM, dari hasil survey yang kami lakukan pada kawasan pengomposan di tingkat permukiman komposter ini tidak ditanam atau dipendam ke tanah seperti yang terlihat dibawah ini namun hanya diletakkan begitu saja di perkarangan.

  5. Permasalahan yang ada di TPA Kenep yakni :

  • TPA Kenep pada awal pembangunannya tidak memiliki lapisan dasar kedap air sehingga terjadi pencemaran tanah dan air tanah.
  • Jarak TPA Kenep dengan rumah penduduk terlalu dekat yaitu : 100 m padahal menurut kententuan yang berlaku seharusnya jarak minimalnya adalah 500 m dari pemukiman penduduk.

   Jarak TPA Kenep dengan badan air terlalu dekat yaitu : 50 m padahal menurut kententuan yang berlaku seharusnya jarak minimalnya adalah 100 m dari badan air yang terdekat

  • Tidak ada pengolahan lindi, lindi yang terkumpulkan pada musim hujan dipompa kembali pada tumpukan sampah.
  • Tidak dilakukan penyemprotan insektisida pada sampah apabila tidak ditutup secara harian
  • Tumpukan sampah mencapai ketinggian ±13 meter dari tanah eksisting tanpa pemadatan dan tanpa pengaturan cell sampah.
  • Sampah tidak ditutup dengan tanah penutup secara periodik dan pada ketinggian tertentu.

6. Dan untuk aspek teknis lainnya yaitu :

  a. Pelayanan persampahan. Tingkat pelayanan persampahan Kabupaten Pasuruan pada saat ini baru mencapai 4,88% dari total timbulan sampah. Pelayanan yang rendah salah satu penyebabnya adalah jumlah sarana prasarana yang digunakan untuk pengelolaan sampah masih sangat terbatas jumlahnya disamping kondisinya yang rusak. Selain itu tingkat pelayanan yang rendah ini diidentifikasi juga disebabkan luas wilayah Kabupaten Pasuruan yang besar sehingga untuk pelayanan dengan 1 TPA tidak mencukupi dan jarak pengangkutan yang relatif jauh.

  b. Kontainer dan Landasan Kontainer. Permasalahan yang dihadapi pada saat ini jumlah TPS pada Kabupaten Pasurunan masih belum mencukupi untuk melayani timbulan sampah di area pelayanan. Selain itu pada beberapa tempat kondisi kontainer sudah tidak layak lagi digunakan.

  c. Pemindahan Sampah. Kegiatan pemindahan sampah dari TPS ke TPA kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya armada pengangkut. Selain itu kadangkala kontainer yang dipindahkan terlalu penuh melebihi kapasitas kontainer sehingga sampah tercecer di sepanjang jalan yang dilewati.

  Potensi Pengelolaan Sampah

  1). Aspek Teknis

a. Pewadahan Sampah

  Pewadahan sampah pada Kabupaten Pasuruan sebagian besar menggunakan tong sampah. Hal ini sesuai dengan kriteria pewadahan sampah yaitu: tidak mudah rusak, kedap air, mudah diperbaiki dan mudah dan cepat dikosongkan.

b. Pengumpulan Sampah

  Kegiatan pengumpulan sampah pada Kabupaten Pasuruan khususnya Kecamatan Bangil, saat ini menggunakan sistem pengumpulan individual secara tidak langsung. Petugas pengumpul mendatangi sumber dengan menggunakan kendaraan pengumpulan yang berukuran kecil, kendaraan ini menempuh rute sesuai rencana yang dibuat. Setelah penuh kendaraan pengumpul akan membawa sampah menuju lokasi pemindahan. Inventarisasi mengenai rute kegiatan pengumpulan sampah pada Kacamatan Bangil masih belum ada. Sedangkan pada kecamatan yang lain pengumpulan sampah dilakukan secara swadaya masyarakat dengan membentuk tim kebersihan sendiri tiap RT.

  c. Tempat Penampungan Sementara (TPS) TPS pada Kabupaten Pasuruan menggunakan TPS tipe I yang berupa tranfer depo,

  2 dan TPS tipe III. Luas kebutuhan lahan tiap-tiap jenis TPS adalah 200 dan 20 m .

  d. Pengangkutan Sampah Permasalahan dari kegiatan pengangkutan sampah pada Kabupaten Pasuruan adalah tidak adanya inventarisasi oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan mengenai rute pengangkutan dan jadwal pengangkutan sampah, sehingga jumlah sampah yang terangkut masuk ke TPA tidak dapat ditentukan secara pasti jumlah maupun fluktuasinya.

  e. Pengolahan Sampah Pengolahan sampah pada Kabupaten Pasuruan dilakukan dengan jalan melakukan kegiatan pengomposan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengomposan ini adalah pengomposan aerobik dengan teknik open windrow. Kegiatan pengomposan ini dijalankan pada 2 skala kawasan yaitu pengomposan skala rumah tangga dan pengomposan skala kawasan yang dilaksanakan di TPS. Kompos yang dihasilkan dari kegiatan pengomposan yang ada pada saat ini berjalan lambat karena sistem yang digunakan untuk pengomposan hanya menggunakansistem pengomposan aerobik sederhana sehingga memerlukan waktu 3 bulan untuk mendapatkan hasil kompos yang siap pakai.

  2). Sarana dan Prasarana Potensi yang dimiliki Kabupaten Pasuruan pada kegiatan pengelolaan sampah untuk aspek sarana dan prasarana antara lain:

a. Pewadahan

  Pewadahan sampah pada Kabupaten Pasuruan cukup baik, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan telah memberikan tong-tong sampah pada sisi kiri dan kanan jalan untuk melayani para pejalan kaki. Kondisi wadah pada jalan-jalan tersebut cukup baik keadaannya. Hal ini dikarenakan Badan Lingkungan Hidup selalu memantau keberadan wadah-wadah tersebut dan memperbaikinya atau mengganti wadah tersebut bila terjadi kerusakan.

  Akan tetapi jumlah dari tong-tong sampah ini masih belum terinventarisasi dengan baik oleh Badan Lingkungan Hidup . Selain itu jumlah tong-tong sampah tersebut masih kurang karena masih belum melayani seluruh masyarakat pada wilayah Kabupaten Pasuruan. Tong-tong sampah ini hanya untuk melayani daerah Kecamatan Bangil.

b. Pengumpulan Sampah

  Kegiatan pengumpulan sampah pada Kabupaten Pasuruan berlangsung secara teratur. Kegiatan pengumpulan sampah tepi jalan dilaksanakan oleh pasukan kuning, sedangkan untuk area permukiman pada umumnya dikelola bersama oleh masyarakat dengan sistem retribusi kebersihan. Namun tingkat pelayanan pengumpulan sampah ini masih rendah dan jumlah petugas pelaksana pengumpulan sampah ini masih kurang daripada yang seharusnya.

  c. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat penampungan sementara sampah dikelola dengan baik pada Kabupaten Pasuruan. Ada 3 unit transfer depo, 3 unit TPS dan 34 landasan kontainer. TPS ini dikelola secara baik oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan .

  d. Tempat Pembuangan Akhir Potensi yang ada tempat pembuangan akhir sampah TPA Kenep adalah:

  • Pagar pengaman pada TPA Kenep cukup baik keadaannya akan tetapi pada beberapa bagian rusak dan roboh
  • Terdapat pipa gas metan pada TPA Kenep • Saluran drainase mengelilingi TPA Kenep cukup baik keadaannya
  • Terdapat jalan operasi sampah
  • Terdapat lahan untuk pengembangan TPA di masa yang akan datang

  Potensi yang ada tempat pembuangan akhir sampah TPA Rebalas adalah:

  • Lahan telah tersedia untuk pembuangan akhir sampah dan sarana penunjangnya
  • TPA Rebalas telah dilengkapi beberapa sarana dan prasarana penunjang operasional pembuangan akhir, meskipun kondisinya saat ini beberapa bangunan telah rusak

e. Pengohahan Sampah

  Saat ini Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Bapedalda telah melaksanakan program 3R. Pelaksanaan program ini dibentuk dengan skala rumah tangga dan skala kawasan yang melibatkan masyarakat, sehingga diharapkan program ini dapat terus meningkat sehingga di masa yang akan datang dapat mereduksi jumlah sampah yang harus ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

  Target Pelayanan

  Timbulan sampah Kabupaten Pasuruan tahun 2006 adalah sebesar 4.366,61

  3

  m /hr. Persentase palayanan sampah pada Kabupaten Pasuruan pada tahun 2006 mencapai 4,88% dari total jumlah timbulan sampah yang dihasilkan penduduk Kabupaten Pasuruan. Tingkat pelayanan ini mencakup sampah domestik maupun sampah non domestik. Untuk menentukan target pelayanan sampai dengan akhir periode perencanaan yaitu tahun 2012 mengacu pada target pencapaian MDGs. Cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten Pasuruan jika di proyeksikan dari tahun 2006 s/d tahun 2015 dapat dilhat pada di bawah ini. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa target pelayanan sampah sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar 47,54% dan target pelayanan sampai dengan tahun 2012 adalah 33,32% dari total produksi sampah di Kabupaten Pasuruan. Direncanakan peningkatan pelayanan sampah pada area pelayanan eksisting. Selain peningkatan pelayanan eksisting, direncanakan juga pengembangan area pelayanan. Beberapa wilayah kecamatan yang saat ini belum mendapat pelayanan sampah direncanakan akan mendapat pelayanan. Wilayah yang merupakan area pengembangan pelayanan adalah:

  1. Kecamatan Kraton

  2. Kecamatan Pohjentrek

  3. Kecamatan Winongan

  4. Kecamatan Grati

  5. Kecamatan Nguling

8.1.3. Perencanaan Pengelolaan Sampah Rencana Pengumpulan Sampah Tingkat Rumah Tangga

  Pengumpulan sampah dari rumah tangga atau sumber sampah lainnya tetap menggunakan pola pengumpulan sampah yang ada saat ini. Sampah dikumpulkan dari rumah tangga dengan menggunakan gerobak atau becak sampah kemudian dibuang ke TPS. Pengumpulan sampah dari rumah tangga atau sumber sampah lainnya tetap menjadi tanggung jawab masyarakat dengan cara membayar petugas pengumpul sampah. Pengumpulan sampah dari lokasi fasilitas umum dan hasil penyapuan jalan menjadi tanggung jawab Badan Lingkungan Hidup . Faktor-faktor penting dalam perencanaan pengumpulan sampah yang sangat perlu diperhatikan adalah : a. Jumlah sampah.

  b. Waktu pengumpulan sampah.

  6 1 -

  19 1 -

  18

  13 Nguling 18,03 1 - -

  1

  14 Lumbang 0,00 - - - -

  15 Pasrepan 0,00 - - - -

  16 Kejayan 70,17

  12 1 -

  11

  17 Wonorejo 107,43 16 - -

  16

  18 Purwosari 32,86

  5

  11 Grati 12,25 - - - -

  19 Prigen 72,28

  13 3 -

  10

  20 Sukorejo 60,93

  11 1 -

  10

  21 Purwodadi 53,24 9 - -

  9

  22 Tutur 0,00 - - - -

  23 Puspo 0,00 - - - -

  24 Tosari 0,00 - - - - Total 1.250,46 201

  34 4 167

  12 Lekok 126,03

  10 Winongan 12,80 - - 1 -

  c. Pemilihan peralatan.

  8

  d. Kebutuhan tenaga kerja.

  e. Petunjuk/perencanaan.

  

Tabel 6. 4Kebutuhan Penampungan Sementara Sampah Pada 2012

No Kecamatan Timbulan Sampah yang Dikelola 2012 Kebutuhan Kontainer 6m

  3 tahun 2012 (Unit) TPS Eksisiting (Unit) Kontainer TPS Depo Kontainer

  1 Pandaan 150,95

  26 11 -

  15

  2 Gempol 112,23

  19 4 -

  15

  3 Beji 57,27

  10 2 -

  4 Bangil 46,76

  19

  8

  8 3 -

  5 Rembang 68,56 12 - -

  12

  6 Kraton 15,86

  3 1 -

  2

  7 Pohjentrek 19,43 4 - -

  4

  8 Gondang Wetan 89,22

  13 1 -

  12

  9 Rejoso 124,16 19 - -

  Sumber : Hasil Analisa