METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PUTRI STUDI KASUS DI RUMAH TAHFIDZ DAARUL ILMI SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Komunikasi Penyiaran Islam

  METODE MENGHAFAL AL- QUR’AN PADA SANTRI PUTRI STUDI

KASUS DI RUMAH TAHFIDZ DAARUL ILMI SALATIGA TAHUN 2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna

memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh :

RINA HARIYANTI

  

117-13-018

FAKULTAS DAKWAH

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  METODE MENGHAFAL AL- QUR’AN PADA SANTRI PUTRI STUDI

KASUS DI RUMAH TAHFIDZ DAARUL ILMI SALATIGA TAHUN 2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna

memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh :

RINA HARIYANTI

  

117-13-018

FAKULTAS DAKWAH

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  MOTTO ُدْيِرُي ُﷲ

  َرْسُعْلا ُمُكِب ُدْيِرُيَلاَو َرْسُيْلا ُمُكِب ﴿ : ةرقبلا ٥٨١ ﴾

  Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Allah SWT tuhan semesta alam.

   Kedua orang tuaku, Bapak Asmuni dan Ibu Rumi yang telah membesarkan dan

   mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do‟a restu sehingga saya bisa seperti sekarang.

   serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  Ibu Sri Suparwi MA. Selaku pembimbing skripsi sekaligus sebagai motivator

   terima kasih atas dorongan dan motivasinya.

  Seluruh bapak/ibu guru dosen yang telah bersedia memberikan ilmu kepadaku,

   Mukhid, mas Andi, dan adikku Masyrifah, dan keponakan kecilku Muhammad Arkhan Syahid yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam segala situasi.

  Saudara-saudariku tersayang: Mbak Yayuk Masru‟ah, mas Sutrisno, kak Abdul

  Nenek Marfu‟ah, (Tami dan Kapong almarhum) dan Kakek (Mizan

   Almarhum) yang telah mendo‟akan penulis, memberi motivasi dan semangat dalam menyelesaikan studi Strata I.

  Teman terbaikku di rumah (Indah, jijah, Rikanah, Nely, Lia Rofi‟ah, dan dek

   Rofi‟ yang di jogja), di kampus (Ainiyati, mbak Sri, Setiati, A‟yun, mbak Husna, Adit, Huda, Teguh, Taufan, Fadil, Bagus, Chulhuda, Cintaro, Ilmi, Laili N.A, Izzah, Nisa), di toko (mbak Penny, mas akif, mas saiful, mbak Hikmah, mbak Fitri, mas Ryan dan mas Arif) yang selalu memberikan semangat serta nasehat kepada penulis dalam melewati batu sandungan yang menghalangi setiap langkah dalam menyelesaikan skripsi ini.

   semangat dan telah membantuku dalam melaksanakan penelitian serta menemani begadangku untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Keluarga kecilku, Feni Megawati dan Sumarsih yang telah memberikan

   kegembiraan, motivasi dan semangat belajar.

  Teman-teman Jurusan KPI angkatan 2013 yang telah memberikan

   yang lainnya.

  Seluruh staff IAIN Salatiga yang telah membantu dalam administrasi maupun

   Ibu Hj. Partini (Joko) selaku pengasuh dan mbak Nyarminingsih, selaku Ustadzah yang telah menerimaku dengan baik untuk melaksanakan penelitian,terimakasih pula untuk dukungan serta semangatnya.

  Keluarga besar Rumah TahfidH Daarul Ilmi Jangkungan, Salatiga khususnya

   Para pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR ميحرلا نمحرلا للها مسب

  Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

  “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN PADA SANTRI PUTRI STUDI KASUS DI RUMAH TAHFIDH DAARUL ILMI SALATIGA TAHUN 2017 ”.

  Berkat ridho-Nya penulis mampu meneyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan ini juga atas bantuan dari orang-orang disekitarnya, tidak ada kata yang patut dihaturkan selain terimakasih. Terimakasih sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum, selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd, selaku dosen pembimbing akademik dan ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

  4. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A, selaku pembimbing skripsi.

  5. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu, dorongan dan motivasinya.

  6. Seluruh staff IAIN Salatiga yang telah membantu dalam administrasi maupun yang lainnya.

7. Pengasuh, ustadzah dan santri Daarul Ilmi Jangkungan, Salatiga yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

  Besar harapan penulis semoga amal baik tersebut diterima Allah SWT. Tak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memilii banyk kekurangan yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis.

  Salatiga, 26 Agustus 2017 Penulis

  Rina Hariyanti

  

ABSTRAK

  Hariyanti, Rina, 2017. Metode Menghafal Al-Qur

  ’an Pada Santri Putri Studi Kasus Di Rumah Tahfidh Daarul Ilmi Salatiga Tahun 2017. Skripsi.

  Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Sri Suparwi, M.A.

  Kata Kunci: Metode, Menghafal Al- Qur‟an, Rumah tahfidh Daarul Ilmi

  Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui metode menghafal Al- Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah Tahfidh

  Darul Ilmi Jangkungan Salatiga tahun 2017. 2) Untuk mengetahui apa faktor penghambat dalam metode menghafal Al- Qur‟an santri putri studi kasus di

  Rumah Tahfidh Darul Ilmi Jangkungan Salatiga tahun 2017. 3) Untuk mengetahui solusi mengatasi faktor penghambat dalam metode menghafal Al- Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah Tahfidh Darul Ilmi Jangkungan Kota Salatiga tahun 2017.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber premier dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode menghafal Qur ‟an yang digunakan santri yaitu metode wahdah, sima

  ‟i, persial, dan tahfidh. Mayoritas santri tahfidz putri menggunakan metode sima‟i dan wahdah. Faktor penghambat dalam proses metode menghafal Al-

  Qur‟an santri putri; 1) banyak ayat yang serupa tapi tidak sama, 2) malas, 3) kecapekan. Solusi dalam mengatasi faktor penghambat; 1) harus dengan niat yang besar dan ikhlas, 2) mengulang hafalan dengan teratur, 3) motivasi diri, 4) lingkungan yang aman dan nyaman.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LEMBAR BERLOGO HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... iv MOTTO................................................................................................................. v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ...………………………………………………………..viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 7 E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 8 F. Telaah Pustaka .......................................................................................... 9 G. Metode Penelitian...................................................................................... 11

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................... 11 2.

  Lokasi Penelitian ................................................................................. 11 3. Sumber Data ........................................................................................ 12 4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 13 H. Sistematika Penulisan................................................................................ 17

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menghafal Al-Qur‟an 1. Pengertian menghafal Al-Qur‟an ........................................................ 19 2. Dasar Hukum dan Kaidah Menghafal Al-Qur‟an ............................... 21 a. Dasar Hukum Menghafal Al-Qur‟an ............................................ 21 b. Kaidah Penting Menghafal Al-Qur‟an .......................................... 22 B. Metode Menghafal Al-Qur‟an 1. Pengertian Metode Menghafal Al-Qur‟an .......................................... 24 2. Macam-macam Metode Menghafal Al-Qur‟an ................................... 25 3. Proses Menghafal Al-Qur‟an .............................................................. 28 C. Faktor Penunjang dan Penghambat Menghafal Al-Qur‟an 1. Faktor Penunjang Menghafal Al-Qur‟an ............................................ 31 2. Faktor Penghambat Menghafal Al-Qur‟an.......................................... 37 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Tahfidh Daarul Ilmi Jangkungan Kota Salatiga 1. Sejarah Singkat Berdirinya ................................................................. 41 2. Letak Geografis ................................................................................... 42 3. Struktur Organisasi.............................................................................. 43

  4. Tujuan, Visi, dan Misi ......................................................................... 44 5.

  Sarana dan Prasarana........................................................................... 45 6. Keadaan ustadzah dan Santri ............................................................. 46 7. Kegiatan Santri .................................................................................... 47 B. Temuan Penelitian 1.

  Metode Menghafal Al-Qur‟an............................................................. 49 2. Faktor Penunjang dan Penghambat Menghafal Al-Qur‟an ................. 51 a.

  Faktor Penghambat........................................................................ 51 b. Faktor Penunjang .......................................................................... 53

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Metode Wahdah .................................................................................. 56 2. Metode Sima‟i ..................................................................................... 57 3. Metode Persial ..................................................................................... 58 4. Metode Tahfidh ................................................................................... 58 B. Pembahasan 1. Penerapan Metode Menghafal Al-Qur‟an ........................................... 60 2. Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat ......................................... 62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 67 B. Saran .......................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71 LAMPIRAN .......................................................................................................... 72

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 identitas Rumah Tahfidh ...................................................................... 42Tabel 3.2 struktur organisasi ............................................................................... 43Tabel 3.3 sarana dan prasarana ............................................................................ 46Tabel 3.4 data guru ............................................................................................... 47Tabel 3.5 daftar jumlah santri ............................................................................. 47

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Transliterasi Arab-Latiun 2. Daftar Nilai SKK 3. Riwayat Hidup Penulis 4. Nota Pembimbing 5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 6. Lembaran Konsultasi 7. Pedoman Wawancara 8. Foto Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah

  kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Seluruh umat muslim menjadikan Al- Qur‟an sebagai pedoman dan petunjuk untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Seperti yang telah dijelaskan dalam firman surat An- Naml ayat 77 :

  ﴾ ٧٧ : لمنل ﴿ﺍ َنٌِْنِم ْؤُمْلِل ًۃَم ْحَر َو ىًدُهَل ُهَنِإ َو

  Artinya: “Dan sungguh (Al-Qur‟an) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang- orang yang beriman”. (QS. An-

  Naml: 77) Allah mewahyukan Al-

  Qur‟an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab yang paling sempurna dibandingkan dengan kitab

  • –kitab lain yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya, sehingga akan memancarkan sinar kemuliaan keseluruh penjuru dunia.

  Melihat hal tersebut, maka peran Al- Qur‟an sangatlah penting bagi seluruh umat Islam di dunia ini karena Al-

  Qur‟an merupakan wahyu Allah yang sangat mulia dan memberikan banyak hikmah serta manfaat bagi yang ingin mempelajarinya. Oleh karena itu, umat Islam memiliki tanggung jawab untuk melestarikan eksistensi Al-

  Qur‟an dengan terkandung di dalam Al- Qur‟an. Bahkan kemurnian Al-Qur‟an akan selalu terjaga sampai hari akhir nanti karena Allah SWT sendiri akan menjaganya secara langsung, sebagaimana firman-firmannya dalam surat al-Hijr ayat 9 :

  ﴾ ٩ : رجهلﺍ ﴿ َنْوُظِفاَحَل ُهَل اَّنِإَو َرْكِّذلا اَنْلَّزَن ُنْحَن اَّنٍإ

  Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur‟an dan sesungguhnya Kami benar- benar memeliharanya.” (QS. Al- Hijr/15:9).

  Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah akan selalu dan senantiasa menjaga kemurnian Al- Qur‟an baik dalam setiap kalimatnya, ayatnya maupun hurufnya serta segala isi yang terkandung didalamnya.

  Karenanya, umat Islam memiliki tanggung jawab serta diwajibkan untuk menaruh perhatian terhadap al- Qur‟an dalam menjaga kemurnian dan keasliannya.

  Hanya orang-orang terpilihlah yang dapat menghafal Al- Qur‟an sebab menghafal Al-

  Qur‟an tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kerumitan yang menyangkut ketepatan pengucapan dan redaksionalnya tidak bisa diabaikan begitu saja , sebab kesalahan sedikit saja adalah suatu dosa. Menghafal Al-

  Qur‟an bukanlah tugas yang mudah, sederhana, serta bisa dilakukan kebanyakan orang dengan meluangkan waktu khusus, kesungguhan mengerahkan kemampuan dan keseriusan. Kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa menghafal Al- banyaknya problematika yang harus dihadapi para penghafal Al- Qur‟an untuk mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah.

  Adapun problematika yang dihadapi oleh para penghafal Al- Qur‟an secara garis besar meliputi: ayat-ayat yang dihafal lupa lagi, ayat-ayat yang serupa tapi tidak sama, gangguan asmara, sukar menjaga hafalan (kurang dideres), melemahnya semangat menghafal Al-

  Qur‟an, tidak istiqomah dalam menghafal Al-Qur‟an (Sugianto, 2004: 100-104). Begitu banyak problem yang dihadapi oleh penghafal Al-

  Qur‟an namun karena kecintaan umat Islam terhadap Al-Qur‟an masih sangat banyak umat muslim yang memelihara keasliannya dengan cara menghafal Al- Qur‟an.

  Menghafal Al- Qur‟an sebanyak 30 juz bukanlah perkara yang mudah. Semua pekerjaan atau program akan berjalan dengan lancar dan berhasil dalam mencapai target yang telah ditetapkan, jika menggunakan suatu metode yang tepat. Keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan juga tergantung pada pemilihan dan penerapan suatu metode, sistem atau cara yang tepat, dan semua akan berjalan dengan efisien dan efektif.

  Metode merupakan salah satu faktor yang akan menentukan keberhasilan dalam menghafal Al- Qur‟an. Ada beberapa metode yang digunakan dalam menghafal Al- Qur‟an, diantaranya yaitu Metode

  Wahdah, Metode Kitabah, Metode Sima‟I, Metode Gabungan, Metode Jama‟. Seorang penghafal al-Qur‟an mempunyai cara atau metode yang berbeda-beda dalam menghafal al- Qur‟an. Namun metode apapun yang dipakai tidak akan terlepas dari pembacaan yang berulang- berulang sampai dapat mengucapkan ayat yang telah dibacakan tanpa melihat mushaf sedikitpun.

  Santri putri di rumah tahfidh Darul Ilmi Jangkungan Salatiga juga menggunakan metode menghafal al-Qu r‟an yang berbeda-beda.

  Namun, kebanyakan metode yang digunakan oleh santri tahfidh ialah dengan menggunakan metode Sima‟i. Dalam skripsi Miftakhur Rohman (IAIN Salatiga 2016) yang berjudul “Penerapan Metode

  

Sima’i dalam menghafal Al-Qur’an pada Santri Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Ta’mirul Islam Lawean Surakarta”, skripsi tersebut

  menjelaskan metode yang diterapkan dalam menghafal Qur‟an yaitu metode sima‟i. Metode Sima’i yaitu mendengar, maksud dari sima’i ini ialah mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Dengan metode

  sima’i ini seorang penghafal al-Qur‟an akan diketahui

  kekurangan pada dirinya, karena bisa saja ia lengah dalam mengucapkan huruf atau harakat. Dengan

  sima’i seseorang akan lebih berkonsentrasi dalam hafalan.

  Ada beberapa santri juga menggunakan metode menghafal al- Qur‟an dengan menggunakan metode menghafal PPA Darul Qur‟an Nusantara yakni metode

  Muroja’ah. Metode Muroja’ah yaitu

  mengulang kembali hafalan, baik hafalan baru maupun lama yang disetorkan kepada kyai. Metode ini sangat efektif, karena dengan mengulang sendiri banyak terjadi kesalahan yang tidak disadari. Tetapi akan berbeda jika melibatkan patner/guru. Kesalahan-kesalahan yang terjadi akan mudah diketahui dan dapat diperbaiki bersama. Dan ada beberapa santri lain juga yang menggunakan metode menghafal Al- Qur‟an lainnya.

  Selain itu, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan santri putri tahfidz di Darul Ilmi dalam proses menghafal Al- Qur‟an yaitu saat santri selesai menghafalkan hafalan baru, ia harus menyetorkannya kepada guru yang juga seorang tahfidz. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan saat menghafal Al-

  Qur‟an dan memperkuat hafalan yang sudah pernah dihafalkan.

  Dalam menghafal Al- Qur‟an seseorang harus bisa menentukan metode mana yang cocok digunakan dalam menghafalkan al-

  Qur‟an sesuai kemampuan yang dimiliki. Menghafal Al- Qur‟an bukanlah perkara mudah yang dapat dilakukan, butuh proses yang panjang dan kesabaran dalam menghafalkan al-

  Qur‟an. Selain itu banyak pula cobaan yang akan dihadapi seorang penghafal Al- Qur‟an dalam proses menghafal maupun menjaga hafalan yang telah dimilikinya. Dan seorang penghafal memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga hafalannya.

  Melihat pentingnya Al- Qur‟an dan mulianya orang-orang yang menghafal al-

  Qur‟an disisi Allah SWT, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Metode Menghafal Al- Qur‟an pada Santri Putri Studi Kasus di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Jangkungan Salatiga.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana metode menghafal Al-Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah Tahfidh Daarul Ilmi Jangkungan Salatiga?

  2. Apa saja faktor penunjang dan penghambat dalam metode menghafal Al- Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah

  Tahfidh Daarul Ilmi Jangkungan Salatiga? 3.

  Bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat dalam metode menghafal Al- Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah

  Tahfidh Daarul Ilmi Jangkungan Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian

  Dengan mendasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian tersebut adalah :

  1. Untuk mengetahui metode menghafal Al-Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah Tahfidh Daarul Ilmi Jangkungan Salatiga.

  2. Untuk mengetahui apa faktor penghambat dalam metode tahfidzul Qur‟an santri putri studi kasus di Rumah Tahfidh Daarul Ilmi Jangkungan Salatiga.

  3. Untuk mengetahui solusi mengatasi faktor penghambat dalam metode menghafal Al- Qur‟an pada santri putri studi kasus di Rumah Tahfidh Darul Ilmi Jangkungan Kota Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu :

  1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan bidang agama Islam, lebih khusus pada menghafalkan Al-Qur

  ‟an di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Salatiga, dan juga bisa sebagai bahan referensi dan tambahan pustaka pada perpustakaan IAIN Salatiga.

  2. Secara praktis a.

  Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang metode menghafal Al-

  Qur‟an yang tepat dan menambah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran al- Qur‟an serta memtotivasi diri untuk menghafal al-Qur‟an.

  b.

  Bagi Lembaga Sebagai tolak ukur untuk mengetahui secara efisien tentang metode menghafal Al-

  Qur‟an di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Jangkungan Salatiga yang telah diterapkan sehingga menjadi lebih baik dimasa mendatang.

  c.

  Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana yang akan memotivasi dalam menghafal al-

  Qur‟an dan sebagai referensi untuk memilih metode menghafal Al- Qur‟an yang tepat.

E. Penegasan Istilah 1.

  Metode Metode adalah cara tersusun atau teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2007: 740).

2. Menghafal

  Menghafal dari kata hafal, yaitu menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperolehnya melalui pengamatan (Munjahid, 2007: 73).

  3. al-Qur‟an

  Al-Qur ‟an adalah kitab suci Islam yang diturunkan oleh

  Allah SWT kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. Al- Qur

  ‟an adalah kitab suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi kitab suci yang akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenanya Al-Qur lengkap bagi umat manusia sejak turunnya Al-Qur ‟an pada 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman saat ini maupun untuk masa yang akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti. (Wardhana, 2004: 46).

4. Yayasan (Rumah Tahfizh)

  Yayasan Adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar dengan sistem asrama (komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang kyai ciri-ciri khas yang bersifat arismatik serta independen dalam segala hal. Sedangkan yang dimaksud yayasan disini adalah Rumah Tahfidz penelusuran tanggal 06 september 2017).

  Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Rumah tahfidz merupakan sebuah asrama atau tempat tinggal santri-santri yang sedang menuntut ilmu dan ingin mempelajari isi kandungan al- Qur‟an dengan cara menghafalkannya.

F. Telaah Pustaka

  Sebelum diadakan penelitian tentang Penerapan Metode menghafal Al-Qur

  ‟an di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Salatiga. Beberapa penelusuran dan telaah terhadap berbagai hasil kajian yang terkait dengan ruang lingkup penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Miftakhur Rohman (IAIN Salatiga, 2016) yang berjudul

  “Penerapan Metode Sima’I dalam Menghafal Al-Qur’an pada

  Santri Pondok Pesantren Tahfidzhul Qur’an Ta’mirul Islam Lawean Surakarta

  ”. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menjelaskan metode yang diterapkan dalam tahfidzul Qur‟an adalah metode sima‟. Di dalam penelitian ini tidak ada kekurangan yang jelas. Hal itu dibuktikan dari hasil pembelajaran yang selalu maksimal.

  2. Penelitian Linawati Retno Wulan (STAIN Salatiga 2016). Yang berjudul “Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran

  Membaca Al- Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan Kab. Semarang . Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan metode tahfidzul Qur‟an yang digunakan di SMP IT adalah metode ummi. Tujuan metode ini untuk mepermudah siswa yang menghafal dan membangun generasi Qur‟ani. Hasil penggunaan metode ini cukup baik, ini dibuktikan dengan prestasi lomba yang diikuti oleh siswa. Berdasarkan penelitian diatas, penulis ingin memaparkan bahwa penelitian yang akan dilakukan ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, satu titik yang membedakan adalah fokus kajian serta tempat dari penelitian ini, yaitu penerapan metode menghafal serta faktor penunjang dan hambatan menghafal Al- Qur‟an di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Jangkungan Salatiga tahun 2017.

G. Metode Penelitian

  Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus menggunakan metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data objek yang dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu:

  1. Pendekatan dan jenis pendekatan

  Di lihat dari jenisnya, Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, pendekatan ini disebut juga penelitian naturalistik (alamiah).

  Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak kulitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur disebut naturalistic, karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural”, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test (Nasution, 2003: 18).

  Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan tanpa menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian langsung di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Jangkungan Kota Salatiga, agar memperoleh data-data yang lengkap dan akurat mengenai metode menghafal Al-

  Qur‟an.

  2. Lokasi penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi Rumah Tahfidz Darul Ilmi yang terletak di Jangkungan Kec. Sidomukti Kota Salatiga.

3. Sumber data

  Sumber data dalm penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumnetasi dan lain-lain. Beraitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto.

  a.

  Kata-kata dan tindakan Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film (Moleong, 2009: 157). Sumber data ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung sebagai sumber utama yaitu pengasuh, pengurus dan santri Darul Ilmi, Jangkungan Kota Salatiga.

  b.

  Sumber data tertulis Walaupun dikatakan bahwa diluar kata dan tindakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dibagi atas sumber buku, dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2009: 159).

  Sumber data ini diperoleh melalui dari dokumen resmi sekolah meliputi profil rumah Tahfidz, sarana prasarana, daftar pengurus, data santri, rekaman. Dokumen ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui kata-kata dan tindakan yang diperoleh secara langsung di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Jangkungan Kota Salatiga.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang dianggap relevan yaitu meliputi: a.

  Observasi Menurut M.Q Patton, observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, dan situasi social, serta konteks kegiatan- kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti dilapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung (Nasution, 2003: 59).

  Dengan observasi ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memperoleh data yang konkret tentang penggunaan metode menghafal al-

  Qur‟an dan juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi penelitian.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan wawancara dan terwawancara

  (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (moleong, 2008: 186).

  Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi apa saja yang ada dalam pikiran responden. Dengan metode wawancara peneliti dapat memperoleh informasi lebih mendalam dengan subjek penelitian dan kearah fokus penelitian.

  c.

  Metode Dokumentasi Dokumen resmi ada dua: dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social, misal: majalah, bulletin pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa (Moleong, 2009: 219).

  Dokumentasi yaitu terdiri dari tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi (Nasution, 2003: 85).

  d.

  Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen, 1982). nal isisData-Penelitian -Kualitatif. Diakses tanggal 06 September 2017)

  Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan di lapangan adalah sebagai berikut: 1)

  Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperoleh dalam bentuk uraian atau laporan terperinci.

  2) Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu untuk dibuang. Laporan-laporan yang diambil hanya yang pokok saja, difokuskan pada hal-hal yang penting.

  3) Verifikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan, kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian.

  e.

  Pengecekan Keabsahan Data Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009: 331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu: a.

  Triangulasi Sumber Data

  Triangulasi sumber berarti untuk mendapatan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2011: 241).

  b.

  Triangulasi Metode Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011:331).

  Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi metode, yakni menggali data atau informasi yang diperoleh dari satu pihak di cek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda- beda. Hal ini bertujuan membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar dari subjektivitas.

  f.

  Tahap-tahap Penelitian Menurut Moleong (2009: 127-128) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat: a.

  Tahap Pra lapangan

  Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak Rumah Tahfidz Darul Ilmi. Menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan berperan serta sambil mengumpulkan data.

  c.

  Tahap Analisis Data Pada tahap ini dianalisiskan konsep analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan.

  H.

  Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini, penulis memaparkan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian..

  Bab II : Kajian pustaka, berisikan pengertian menghafal Al- Qur‟an, dasar hokum dan kaidah menghafal Al- Qur‟an, pengertian metode menghafal Al-

  Qur‟an, macam-macam metode menghafal Al-Qur‟an, proses menghafal Al- Qur‟an, faktor penunjang dan faktor penghamabat menghafal Al-

  Qur‟an

  Bab III : Paparan data dan hasil penelitian berisi: gambaran umum tentang Rumah Tahfidh Darul Ilmi meliputi, sejarah singkat berdirinya, letak geografis , struktur organisasi, tujuan, visi dan misi, sarana dan prasarana, keadaan ustadzah dan santri kegiatan santri. Temuan penelitian meliputi, metode menghafal Al-

  Qur‟an dan faktor penunjang dan penghambat menghafal Al-Q ur‟an.

  Bab IV : Pembahasan meliputi analisis data tentang perapan metode menghafal Al-Qur ‟an di Rumah Tahfidz Darul Ilmi Salatiga.

  Bab V : Penutup berisi: kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menghafal Al-Qur’an 1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an Tahfidz Al- Qur’an merupakan gabungan dari dua kata, yaitu

  menghafal dan Al- Qur‟an. secara bahasa, tahfidz berarti menghafalkan. Tahfidz merupakan bentuk isim mashdar ghoiru mim dari kata, hafizho

  • yahfazhuhifzhon, yang artinya memelihara, menjaga, dan menghafal (Yunus, 2009: 105). Definisi menghafal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tindakan yang berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat (Depdikbud, 1999: 33).

  Menghafal adalah suatu aktifitas yang menanamkan suatu materi ke dalam ingatan, sehingga nantinya akan dapat diingat kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asli. Menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan, yang suatu waktu dapat diingat kembali ke alam sadar. Diakses pada tanggal 07 September 2017)

  Menurut Al-Lihyani dan mayoritas ul ama‟, secara bahasa Al- Qur‟an merupakan mashdar dari fi’il madhi, qara-ah yang artinya

  “membaca”, yang bersinonim dengan kata qira-ah. Kata qara-a sendiri berarti menghimpun dan memadukan sebagian huruf-huruf dan kata- kata yang satu dengan sebagian lainnya. Kenyataannya, memang huruf-huruf dan lafal-lafal serta kalimat-kaliamat Al-

  Qur‟an berkumpul dalam satu mushaf. Secara terminologi kata Al- Qur‟an didefinisikan dalam berbagi redaksi. Menurut Manna‟ Kahlil Al-

  Qaththan dalam tulisan Sugianto, Al- Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang bernilai ibadah membacanya.

  Sedangkan menurut Muhammad Ali Ash-shobuny, Al- Qur‟an adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan musuh (mu‟jizat) yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul yaitu Nabi

  Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibri, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, yang tertulis dalam beberapa mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membacanya merupakan suatu ibadah (2004: 18-19).

  Setelah melihat definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menghafal Al- Qur‟an adalah usaha untuk menghafal dalam menghafal, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-

  Qur‟an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW agar meresap ke dalam pikiran seseorang, agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagian.

2. Dasar Hukum dan Kaidah Menghafal Al-Qur’an a. Dasar Hukum Menghafal Al-Qur’an

  Secara tegas banyak para ulama‟ mengatakan, alasan yang menjadi dasar untuk menghafal Al- Qur‟an adalah sebagai berikut: 1. Jaminan kemurnian Al-Qur‟an dari usaha pemalsuan. Para penghafal al-

  Qur‟an merupakan orang-orang yang dipilih Allah unruk menjaga kemurnian Al- Qur‟an dari usaha-usaha pemalsuannya. Sebagaimana firman Allah SWT:

  ﴾ ٩ : رجهل ٥ ﴿ َن ْوُظِف ٰحَل ُهَل اَّنإ َو َرْكِّذْلﺍ َانْلَّزَن ُن ْحَن اَّنِإ

  Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menururnkan Al-Qur‟an, dan sesungguhnya kami benar- benar memeliharanya”. (QS. Al-

  Hijr: 9) Dengan demikian sebagai konsekuensi logis, maka Allah

  SWT memberikan kemudahan kepada orang-orang yang berminat untuk menghafal Al- Qur‟an dan bersungguh-sungguh dalam menghafalnya. Hingga akhir zaman, Al-

  Qur‟an akan tetap eksis serta tidak akan kekurangan para penghafalnya, dan semua itu tidak lepas dari kehendak Allah SWT. Begitu pula para penghafal Al-

  Qur‟an pada hakikatnya merupakan pilihan Allah SWT yang memegang peranan sebagai penjaga dan pemelihara terhadap kemurnian Al- Qur‟an.

  2. Menghafal Al-Qur‟an adalah fardhu kifayah. Ini berarti bahwa orang yang menghafal Al- mutawatir sehingga tidak akan ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al- Qur‟an (Ahsin, 2000: 23-24).

  Sa‟dulloh (2008: 19) menyatakan bahwa hukum menghafal Al-

  Qur‟an adalah fardhu kifayah atau kewajiban bersama. Sebab jika tidak ada yang menghafal dikhawatirkan akan terjadi perubahan terhadap teksteks Al- Qur‟an.

  Kemudian menurut Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, al- Itqan, mengatakan: “Ketahuilah, sesungguhnya menghafal Al- Qur‟an itu adalah fardhu kifayah bagi umat.” (343: 1)

  Dari ungkapan diatas sudah jelas bahwa menghafal Al- Qur‟an hukumnya adalah fardhu kifayah. Apabila sebagian dari anggota masyarakat melaksanakannya maka gugurlah kewajiban yang lain. Sebaliknya jika kewajiban ini tidak terpenuhi maka semua umat Islam akan menanggung dosanya.

  b.

   Kaidah Penting Menghafal Qur’an

  Para penghafal Al- Qur‟an terikat oleh beberapa kaidah penting di dalam menghafal yaitu :

  1. Niat yang ikhlas, bermakna bahwa seseorang akan meluruskan niat dan tujuan untuk menghafal Al- Qur‟an semata-mata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  2. Memperbaiki ucapan dan bacaan, salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membenarkan pengucapan dan bacaan Al-

  Qur‟an adalah dengan mendengarkan bacaan orang yang sudah baik bacaan Al- Qur‟annya, atau dari orang yang sudah hafal dan sangat cermat sekali, arena hanya dengan begitulah Al-

  Qur‟an dapat dipelajari secara baik.

  3. Konsisten dengan satu mushaf. Alasan kuat menggunakan satu mushaf ini adalah bahwa manusia mengingat dengan cara melihat dan mendengar sehingga gambaran ayat dan posisinya dalam mushaf dapat melekat kuat di dalam pikiran (Sa‟dulloh, 2008: 35-36).

  4. Pemahaman merupakan cara menghafal. Dengan memahami makna ayat, maka akan lebih mudah untuk mengetahui keterkaitan ayat yang satu dengan ayat yang lain, sehingga mempermudah ingatannya. Oleh karena itu, penghafal Al- Qur‟an selain harus melakukan pengulangan secara rutin, juga diwajibkan untuk membaca tafsiran ayat yang dihafalkan.

5. Mengulangi secara rutin. Penghafalan Al-Qur‟an berbeda dengan penghafalan yang lain karena cepat hilang dari pikiran.

  Oleh karena itu, mengulangi hafalan melalui wirid rutin menjadi suatu keharusan bagi para penghafal Al- Qur‟an

  (Sa‟dulloh, 2008: 58-60)

B. Metode Menghafal Al-Qur’an 1. Pengertian Metode Menghafal Al-Qur’an

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 740), metode adalah cara untuk mencapai sesuatu. Secara harfiah berarti “cara”‟.

  Dan secara umum metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah upaya sistematis yang dilakukan seorang pendidik untuk meningkatkan proses belajar pada diri peserta didik. Jadi, metode pembelajaran adalah cara untuk menyajikan suatu materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam rangka untuk perubahan akan sikap dan pola pikir peserta didik.

  Metode berbeda dengan strategi. Strategi merupakan sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara teratur yang dapat digunakan untuk mencapai melaksanakan strategi (Kastolani,2014: 96-97).

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN TAUHID DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Tinjauan Tafsir Al-Mishbah Surah Al-Baqarah ayat 132-133) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 18

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR TAHFIDZ AL-QUR’AN SISWA DI KUTTAB AL-FATIH SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ANALISIS DOMINASI KASUS CERAI GUGAT MASYARAKAT MUSLIM KOTA SALATIGA DI PENGADILAN AGAMA (PA) SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

ANALISIS PENETAPAN WALI ADHOL DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 91

STUDI ANALISIS PERANAN ADVOKAT NON MUSLIM DALAM MENANGANI PERKARA DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 100

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUBAHAN AKTA PENDIRIAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 88