PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses dalam mengembangkan dan memvalidasi perangkat tertentu yang menjadikan produknya, yang dalam prespektif industri merupakan pengembangan suatu prototipe produk sebelum diproduksi secara secara masal.52 Menurut Puslitjaknov-Balitbang Depdiknas (2008) metode penelitian dan pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu (a) model pengembangan, (b) prosedur pengembangan, dan (c) uji-coba produk.53 Borg and Gall yang juga menyatakan bahwa Penelitian dan Pengembangan pada industri merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan produk-produk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan, bahkan untuk industri farmasi dan komputer lebih dari 4%.54 Berdasarkan pengertian di atas dengan sederhana dapat diartikan bahwa penelitian dan pengembangan digunakan pada penelitian pada bidang teknik ataupun industri.

Sedangkan dalam dunia pendidikan menurut Goll, Gall & Borg dalam “Educational Research” menjelaskan R&D dalam pendidikan adalah sebuah

52

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 105

53

Zainal Arifin, Peneltian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 127

54

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , (Bandung: Alfabeta CV., 2014), hal. 297-298


(2)

model pengembangan berbasis industri dimana temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru yang kemudian secara sistematis di uji di lapangan, di evaluasi dan di sempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektifitas dan berkualitas.55 Sedangkan menurut National Science Broad dalam “Research And Development Esential Fondation For U.S Competitiveness A Global Econimy, menguraikan definisi penelitian dan pengembangan didefinisikan sebagai studi sistematis terhadap pengetahuan ilmiah yang lengkap atau pengetahuan tentang subjek yang di teliti. Penelitian ini diklsifikasikan sebagai dasar atau terapan sesuai dengan tujuan sponsor.56

Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan secara ringkas bahwa penelitian dan pengembangan dalam sudut pandang pendidikan adalah studi sistematis yang digunakan untuk merancang dan membuat produk baru dengan efektif dan berkualitas.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Menurut Borg dan Gall (1989) mengembangkan langkah-langkah pada penelitian dan pengambangan ini lebih terperinci kemudian disusunnya dalam sepuluh langkah, yaitu (1) research and information collection,(2) planning, (3) develop preliminary from of product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8)

55

Nasa Putra, Research & Development Penelitian dan Pengembangan Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), hal. 84


(3)

operational field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and implementation.57 Dengan memberikan modifikasi seperlunya, yakni pada penelitian dan pengembangan ini tidak melewati langkah 7, 8, dan 9 hal ini dikarenakan pertimbangan akan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga dari peneliti.

Berikut ini langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan, dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Langkah-langkah R&D yang dimodifikasi untuk digunakan Berdasarkan modifikasi tersebut prosedur penelitian dan pengembangan ini akan melalui beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

57


(4)

1. Penelitian dan Pengumpulan Data a. Pemilihan Materi

Materi yang dikembangakan pada penelitian dan pengembangan ini adalah materi himpunan yang diajarkan untuk kelas VII semester genap. Pemilihan materi tersebut didasarkan oleh beberapa alasan, yaitu:

1) Himpunan adalah materi dasar yang diajarkan di SMP dimana penguasaan yang matang harus dimiliki oleh peserta didik sebab pemahaman materi ini sangat menunjang untuk mempermudah materi matematika lainnya yang diajarkan di SMP,

2) Kurangnya soal-soal pada materi ini yang mengangkat mengenai permasalahan kontekstual sehinga peserta didik di rasa kurang mengetahui kegunaan dari materi tersebut.

b. Pemilihan Sekolah

Pada penelitian dan pengembangan ini sekolah yang di pilih sebagai lokasi penelitian adalah SMPN 3 Kedungwaru. Pemilihan sekolah tersebut didasarkan kepada beberapa alasan, yaitu:

1) Lokasi penelitian tersebut telah di jadikan oleh peneliti untuk mengobservasi kondisi pembelajaran di kelas pada saat menempuh mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL),

2) Keefektifan waktu dalam melakukan penelitian sebab pengematan pernah dilakukan di SMPN tersebut, lokasi tersebut tidak terlalu


(5)

jauh dengan dari tempat peneliti sehingga selain waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar,

3) Lokasi penelitian terdapat di desa, diasumsikan oleh peneliti bahwa peserta didik di sana mempunyai minat yang rendah di dalam melaksanakan pembelajaran,

4) Berdasarkan observasi yang dilakukan cara mengajar guru/pendidik masih menggunakan metode ceramah dan kurang maksaimal di dalam memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah disediakan.

c. Analisis Kebutuhan

Kebutuhan awal yang dipersiapkan di dalam melaksankan penelitian dan pengembangan ini peneliti melakukukan observasi pada pembelajaran dari satu guru matematika dan wawancara terhadap satu guru matematika, hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan terkait dengan bahan ajar yang digunakan di SMPN 3 Kedungwaru.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa bahan ajar yang digunakan disana adalah bahan ajar dimana bahan ajar tersebut kurang memuat persoalan kontekstual, permasalahan yang lain adalah kurangnya minat belajar pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang memanfaatkan sarana


(6)

dan prasarana pembelajaran yang sudah disediakan oleh pihak SMPN 3 Kedungwaru.

2. Perencanaan

Adapun dalam langkah perencanaan penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah ini peneliti melakukan beberapa hal berawal dari observasi dan wawancara untuk mengetahui apakah bahan ajar dilokasi penlitian perlu diadakannya pengembangan atau tidak, mencari buku-buku refrensi yang sesuai dengan pengembangan yang diperlukan, pembuatan dan pemilihan desain layout dan tampilan yang memang menarik dan pantas diberikan kepada peserta didik SMP dan sampai dengan perencanaan untuk memilih siapakah validator yang di rasa cocok dan memang berkompeten di dalam menilai bahan ajar yang dikembangkan.

3. Desain Produk

a. Judul Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian dan pengembangan ini berupa bahan ajar yang diberikan judul “Buku Ajar Interaktif Matematika Kelas VII SMP/Mts/Sederajat Edisi Fiqih Muamalah” b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi ditentukan berdasarkan target yang ingin dicapai di dalam proses pembelajaran materi himpunan pada subbab pengertian himpunan, notasi dan anggota himpunan, menyatakan sutatu himpunan, dan himpunan berhingga dan tak berhingga, dimana


(7)

pencapaian standar kompetensi tersebut ditentukan dengan pencapaian kompetensi dasar yang sudah disesuaikan sedemikian rupa agar dapat mencapai standar kompetensi. Selanjutnya akan ditunjukkan tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi himpunan pada subbab pengertian himpunan, notasi dan anggota himpunan, menyatakan suatu himpunan, dan himpunan berhingga dan tak berhingga, sebagaimana tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 4. Menggunakan konsep himpunan dan

diagram Venn dalam pemecahan masalah.

4.1 memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya.

c. Muatan Fiqih Muamalah

Muatan fiqih muamalah berfokus pada materi jual beli, dimana materi fiqih tersebut akan ditempatkan pada ilustrasi-ilustrasi (contoh) dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan materi himpunan pada subbab pengertian himpunan, notasi dan anggota himpunan, menyatakan suatu himpunan, dan himpunan berhingga dan tak berhingga, pada salah satu ilustrasi akan disajikan beberapa materi fiqih muamalah yang memang relevan dipelajari pada peserta didik tingkat Sekolah Menengah Pertama. Selain ilustrasi termuat pada bahan ajar, untuk menunjang inovasi dari bahan ajar tersebut ilustrasi fiqih


(8)

muamalah juga akan dimuat kedalam Compact Disk (CD) berisi animasi yang berkaitan dengan ilustrasi pada bahan ajar.

d. Lembar Evaluasi (Tugas)

Lembar evaluasi terbagi menjadi dua jenis soal yaitu pilihan ganda dan isian yang disajikan pada setiap subbab materi himpunan yaitu pada subbab pengertian himpunan, notasi dan anggota himpunan, menyatakan suatu himpunan, dan himpunan berhingga dan tak berhingga.

e. Lembar Pendukung

Pada lembar pendukung ini akan tersaji tampilan pendukung dari bahan ajar cetak, yaitu kata pengantar, daftar isi, peta konsep, daftar rujukan dan biodata penulis,

4. Uji Coba Produk Ke-1

Langkah uji coba pada penelitian dan pengembangan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan dan bukti nyata bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat disebarluaskan. Sehingga berdasarkan hal tersebut uji coba yang dilakukan pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan dua model uji coba yakni uji-ahli (expert judgement), desain uji coba sebagai berikut:

a. Uji-Ahli (Expert Judgement)

Uji ahli produk ini akan di lihat kelayakan dari bahan ajar yang dikembangkan menggunakan instrumen yang valid untuk digunakan


(9)

para pakar di dalam menilai hasil dari desain produk pengembangan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur.58

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dibutuhkan seorang yang benar-benar ahli untuk memberikan label valid pada produk yang akan diuji cobakan (handout), sehingga sekiranya dibutuhkan beberapa pakar validasi (validator) untuk memenuhi hal tersebut, (1) validator bahan ajar artinya tenaga ahli di dalam pemahaman dan penguasaan bahan ajar berupa handout, (2) validator muatan fiqih muamalah artinya tenaga ahli di dalam pemahaman dan penguasaan tentang fiqih muamalah, (3) validator animasi media pembelajaran artinya tenaga ahli di dalam menilai desain keseluruhan media dan keefektifan dari media animasi, (4) validator RPP dan soal post-test artinya tenaga ahli di dalam perencanaan pembelajaran serta ahli mengenai materi himpunan, dan (5) validator praktisi lapangan (guru pengajar) artinya tenaga ahli di dalam pemahaman, penguasaan, dan proses pembelajaran untuk menerapakan bahan ajar berupa handout tersebut. Adapun penguji tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pakar Bahan Ajar

Pakar bahan ajar yang dipilih untuk menilai content bahan ajar berbentuk handout yang dikembangkan adalah 1 orang dosen


(10)

jurusan tarbiyah matematika yang ahli pada bidang tersebut. Beliau adalah Bapak Dr.Maryono,M.Pd.

2) Pakar Materi Fiqih Muamalah

Pakar materi fiqih muamalah yang dipilih untuk menilai materi fiqih muamalah yang dimuat di dalam bahan ajar yang dikembangkan adalah 1 orang dosen jurusan pendidikan agama islam yang ahli pada bidang tersebut. Beliau adalah Bapak Drs. Nurul Hidayat,M.Ag.

3) Pakar Animasi Media Pembelajaran

Pakar animasi media pembelajaran yang dipilih untuk menilai content yang diikut sertakan di dalam bahan ajar yang dikembangkan adalah 1 orang dosen jurusan tarbiyah matematika yang ahli pada bidang tersebut. Beliau adalah Bapak Beny Asyhar,M.Pd.

4) Pakar RPP dan Soal Post-test

Pakar RPP (Rencana Perangkat Pembelajaran) dan soal Post-test yang dipilih untuk menilai content yang diikut sertakan untuk proses pembelajaran yang akan dilakukan serta soal untuk mengumpulkan data penelitian adalah 1 orang dosen jurusan tarbiyah matematika yang ahli pada bidang tersebut. Beliau adalah Ibu Erika Suciani,S.Si., M.Pd, dan 1 guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak Ahmad Syarofi.


(11)

5) Praktisi Lapangan

Praktisi lapangan yang dipilih untuk menilai content bahan ajar berbentuk bahan ajar dan animasi media pembelajaran adalah 2 orang guru mata pelajaran matematika di SMPN 3 Kedungwaru yang berpengalaman dan ahli menjadi guru matematika. Beliau adalah Bapak Puwanto, S.Pd dan Bapak Ahmad Syarofi.

5. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan bilamana ada kesalahan dengan bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan pendapat/pernyataan dari para pakar yang menjadi validator dan uji coba lapangan yang telah dilakukan. Revisi produk ini perlu dilakukan guna untuk menyempurnakan bahan ajar yang dikembangkan sehingga prosuk tersebut dapat disebarluaskan dan efektif untuk digunakan sebagai penunjang pemahaman peserta didik.

6. Uji Coba Produk Ke-2

Setelah melakukan revisi berdasarkan kritik dan saran dari para ahli yang sudah ditentukan. Selanjutkan akan dilakukan uji coba produk yang ke-2 yakni, sebagai berikut:

a. Uji-Lapangan (Field Testing)

Uji lapangan dilakukan setelah bahan ajar berupa bahan ajar tersebut telah dinyatakan valid oleh para pakar yang telah dipilih dan lokasi uji lapangan tersebut adalah SMPN 3 Kedungwaru kepada beberapa orang peserta didik yang telah dijadikan sebagai sampel dari penelitian dan pengembangan ini. Subjek penelitian dan pengembangan ini diambil


(12)

pada peserta didik kelas VII dari SMPN 3 Kedungwaru dan sampel yang diambil untuk menerapkan produk bahan ajar yang telah dikembangkan adalah peserta didik kelas VII-D sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 peserta didik.

7. Penyebarluasan Produk

Penyebarluasan dari produk bahan ajar yang sudah dikembangkan dilakukan bilamana semua bagian dari bahan ajar tersebut sudah dinyatakan valid oleh seluruh pakar, selain berdasarkan hal itu penyebarluasan dilakukan oleh peniliti jika ada dari pihak penerbit yang berkenan untuk menerbitkan hasil dari bahan ajar yang telah berhasil dikembangkan.

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangan

Memilih teknik pengumpulan data dengan tepat dan sesuai merupakan langkah yang sangat penting didalam melakukan penelitian, sebab dengan tepatnya dalam memilih instrumen tersebut akan mempengaruhi valid tidaknya data yang didapatkan, sehingga dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah pada materi himpunan ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama


(13)

observasi yaitu (a) untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, (b) untuk mengukur perilaku, tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.59

Observasi dilakukan oleh peneliti di SMPN 3 Kedungwaru pada saat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan observasi ditujukan kepada peserta didik kelas VII beserta salah satu guru matematika untuk mengetahui bagaimana cara belajar, suasana belajara dan bahan ajar apa yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut ditemukan beberapa poin penting bahwa guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, guru belum dapat memaksimalkan fasilitas LCD proyektor, dan siswa/peserta didik cenderung lebih memperhatikan pembelajaran yang bersifat audio-visual. Selain hal tersebut teknik ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran guru/pendidik menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. 2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.60

Teknik wawancara dilakukan untuk mengambil beberapa infornasi yang mendukung penelitian dan pengembangan ini, sehingga wawancara dilaksanakan antara peneliti dan dua guru matematika. Berdasarkan

59

Ibid, hal. 231


(14)

wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa peserta didik masih kesulitan di dalam memahami materi pada mata pelajaran matematika apalagi yang berkaitan dengan aljabar, kurangnya minat dari peserta didik yang disebabkan karena kurang paham tentang kegunaan dari materi yang diajarkan selain hal itu juga informasi yang berkaitan dengan standar ketuntasan yang diberlakukan di sekolah tersebut.

3. Angket (Kuesioner)

Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.61 Angket pada penelitian dan pengembangan ini akan diberikan kepada para pakar bahan ajar matematika sebagai validator guna untuk menilai produk yang dikembangkan dan diberikan kepada peserta didik dan guru guna untuk mengetahui respon terhadap penggunaan bahan ajar yang dikembangkan. 4. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.62 Menurut Lincoln dan Guba (1985) ada beberapa alasan penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian, antara lain: (1) dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena mudah diperoleh dan relatif murah, (2) merupakan informasi yang mantab, baik dalam

61 Zainal Arifin, Peneltian Pendidikan ..., hal. 228 62 Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal. 240


(15)

merefleksikan situasi secara akurat maupun analisis ulang tanpa melalui perubahan di dalamnya, (3) dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya, (4) keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan pernyataan formal, (5) tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan nonreactive, tidak memberi reaksi/respons atas perlakuan peneliti.63 Studi dokumentasi pada penelitian dan pengembangan ini digunakan untuk mengetahui rekapitulasi absensi kelas VII-D serta hasil ulangan harian terakhir.

5. Tes

Tes adalah teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian yang harus dijawab oleh responden.64 Tes pada penelitian dan pengembangan ini digunakan jenis tes, yaitu (1) post-test dimana tes tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan bahan ajar yang dikembangkan.

D. Analisis Data

Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat mudah di pahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Selanjutnya Nasution juga

63

Zainal Arifin, Peneltian Pendidikan ..., hal. 243-244

64


(16)

menyatakan bahwa melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.65

Data yang dianalisis pada penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah ini termasuk data kuantitatif. Adapun analisis data pada penelitian dan pengembangan ini diperoleh dari angket penilaian validator, angket respon siswa/peserta didik dan guru serta hasil nilai post-test kelas yang diberikan perlakuan, rumus yang digunakan dalam analisis data penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Angket/Kuesioner Validasi

Data dari hasil penilaian terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan, selanjutnya dianalisis dengan berdasarkan suatu nilai tertentu untuk mengetahui apakah bahan ajar pengembangan tersebut valid atau masih membutuhkan revisi. Penentuan kriteria nilai tingkat dari analisis data pada angket/kuesioner ini dapat disajikan pada tabel 3.2, sebagai berikut:66

65 Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal. 244

66

Slamet Widodo, Pengembangan Buku Ajar Matematika dengan Pendekatan Scientific Kelas VII Semester II Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2015), hal. 99


(17)

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kevalidan

Presentase (%) Kriteria Validasi

76 – 100 Valid (Dapat digunakan tanpa revisi) 56 – 75 Cukup Valid (Dapat digunakan dengan revisi kecil) 40 – 55 Kurang Valid (Tidak dapat digunakan)

0 – 39 Tidak Valid (Terlarang digunakan)

(Sumber: Widodo, 2015: 99)

Pada analisis ini rumus yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari angket/kuesioner tersebut adalah sebagai berikut: 67

� =∑ �∑ �

� × %

Dimana:

� = Presentase yang dicari

∑ � = Jumlah nilai jawaban responden

∑ �� = Jumlah nilai ideal

2. Analisis Data Keefektifan

Selanjutnya untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan bahan ajar yang dikembangkan ketika proses pembelajaran, maka digunakan dengan dua cara, yaitu:

a. Menggunakan hasil dari nilai post-test yang telah diberikan

Dimana nilai ketuntasan materi mata pelajaran matematika yang digunakan SMPN 3 Kedungwaru adalah 70 dan dikatakan efektif jika 65% dari seluruh siswa/peserta didik mendapatkan nilai lebih dari sama

67 Muhammad Zainul Fuad, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berintegrasi Life Skill


(18)

dengan KKM. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari guru mata pelajaran matematika kelas VII.

Selain di tinjau dari hal di atas, peneliti juga menggunakan kriteria pada tabel ketuntasan materi, sebagaimana tabel 3.3 berikut:68

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Huruf Angka

0-4

Angka 0-100

Angka

0-10 Predikat

A 4 85 – 100 8,5 – 10 Sangat Baik

B 3 70 – 84 7,0 – 8,4 Baik

C 2 55 – 69 5,5 – 6,9 Cukup

D 1 40 – 54 4,0 – 5,4 Kurang

E 0 0 – 39 0,0 – 3,9 Sangat Kurang

(Sumber: Hamalik, 2001: 122)

b. Menggunakan angket respon siswa dan guru

Adapun tabel kriteria keefektifan bahan ajar yang digunakan berdasarkan respon, sebagaimana pada tabel 3.4 sebagai berikut: 69

Tabel 3.4 Kriteria Keefektifan Bahan Ajar

Nilai(%) Kriteria Keefektifan Keterangan

85 – 100 Sangat Efektif Tidak Revisi

70 – 84 Efektif Tidak Revisi

55 – 69 Cukup Efektif Tidak Revisi

50 – 54 Kurang Efektif Revisi

0 – 49 Tidak Efektif Revisi

(Sumber: Nurjannah, 2015: 52)

Nilai prosentase yang didapatkan berdasarkan nilai dari angket respon siswa dan guru yang telah dibagikan.

68

Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, (t.tp., Mandar Maju, 2001), hal. 122

69

Siti Nurjannah, Modul Berbasis PQ4R (Priview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Tulungagung:Skripsi Tidak Diterbitkan,2015), hal. 52


(1)

observasi yaitu (a) untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, (b) untuk mengukur perilaku, tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.59

Observasi dilakukan oleh peneliti di SMPN 3 Kedungwaru pada saat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan observasi ditujukan kepada peserta didik kelas VII beserta salah satu guru matematika untuk mengetahui bagaimana cara belajar, suasana belajara dan bahan ajar apa yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut ditemukan beberapa poin penting bahwa guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, guru belum dapat memaksimalkan fasilitas LCD proyektor, dan siswa/peserta didik cenderung lebih memperhatikan pembelajaran yang bersifat audio-visual. Selain hal tersebut teknik ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran guru/pendidik menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. 2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.60

Teknik wawancara dilakukan untuk mengambil beberapa infornasi yang mendukung penelitian dan pengembangan ini, sehingga wawancara dilaksanakan antara peneliti dan dua guru matematika. Berdasarkan

59

Ibid, hal. 231


(2)

wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa peserta didik masih kesulitan di dalam memahami materi pada mata pelajaran matematika apalagi yang berkaitan dengan aljabar, kurangnya minat dari peserta didik yang disebabkan karena kurang paham tentang kegunaan dari materi yang diajarkan selain hal itu juga informasi yang berkaitan dengan standar ketuntasan yang diberlakukan di sekolah tersebut.

3. Angket (Kuesioner)

Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.61 Angket pada penelitian dan pengembangan ini akan diberikan kepada para pakar bahan ajar matematika sebagai validator guna untuk menilai produk yang dikembangkan dan diberikan kepada peserta didik dan guru guna untuk mengetahui respon terhadap penggunaan bahan ajar yang dikembangkan. 4. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.62 Menurut Lincoln dan Guba (1985) ada beberapa alasan penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian, antara lain: (1) dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena mudah diperoleh dan relatif murah, (2) merupakan informasi yang mantab, baik dalam

61 Zainal Arifin, Peneltian Pendidikan ..., hal. 228 62 Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal. 240


(3)

merefleksikan situasi secara akurat maupun analisis ulang tanpa melalui perubahan di dalamnya, (3) dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya, (4) keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan pernyataan formal, (5) tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan nonreactive, tidak memberi reaksi/respons atas perlakuan peneliti.63 Studi dokumentasi pada penelitian dan pengembangan ini digunakan untuk mengetahui rekapitulasi absensi kelas VII-D serta hasil ulangan harian terakhir.

5. Tes

Tes adalah teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian yang harus dijawab oleh responden.64 Tes pada penelitian dan pengembangan ini digunakan jenis tes, yaitu (1) post-test dimana tes tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan bahan ajar yang dikembangkan.

D. Analisis Data

Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat mudah di pahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Selanjutnya Nasution juga

63

Zainal Arifin, Peneltian Pendidikan ..., hal. 243-244

64


(4)

menyatakan bahwa melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.65

Data yang dianalisis pada penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah ini termasuk data kuantitatif. Adapun analisis data pada penelitian dan pengembangan ini diperoleh dari angket penilaian validator, angket respon siswa/peserta didik dan guru serta hasil nilai post-test kelas yang diberikan perlakuan, rumus yang digunakan dalam analisis data penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Angket/Kuesioner Validasi

Data dari hasil penilaian terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan, selanjutnya dianalisis dengan berdasarkan suatu nilai tertentu untuk mengetahui apakah bahan ajar pengembangan tersebut valid atau masih membutuhkan revisi. Penentuan kriteria nilai tingkat dari analisis data pada angket/kuesioner ini dapat disajikan pada tabel 3.2, sebagai berikut:66

65 Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal. 244

66

Slamet Widodo, Pengembangan Buku Ajar Matematika dengan Pendekatan Scientific Kelas VII Semester II Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2015), hal. 99


(5)

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kevalidan

Presentase (%) Kriteria Validasi

76 – 100 Valid (Dapat digunakan tanpa revisi) 56 – 75 Cukup Valid (Dapat digunakan dengan revisi kecil) 40 – 55 Kurang Valid (Tidak dapat digunakan)

0 – 39 Tidak Valid (Terlarang digunakan) (Sumber: Widodo, 2015: 99)

Pada analisis ini rumus yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari angket/kuesioner tersebut adalah sebagai berikut: 67

� =∑ �∑ �

� × %

Dimana:

� = Presentase yang dicari

∑ � = Jumlah nilai jawaban responden ∑ �� = Jumlah nilai ideal

2. Analisis Data Keefektifan

Selanjutnya untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan bahan ajar yang dikembangkan ketika proses pembelajaran, maka digunakan dengan dua cara, yaitu:

a. Menggunakan hasil dari nilai post-test yang telah diberikan

Dimana nilai ketuntasan materi mata pelajaran matematika yang digunakan SMPN 3 Kedungwaru adalah 70 dan dikatakan efektif jika 65% dari seluruh siswa/peserta didik mendapatkan nilai lebih dari sama

67 Muhammad Zainul Fuad, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berintegrasi Life Skill


(6)

dengan KKM. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari guru mata pelajaran matematika kelas VII.

Selain di tinjau dari hal di atas, peneliti juga menggunakan kriteria pada tabel ketuntasan materi, sebagaimana tabel 3.3 berikut:68

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian

Huruf Angka

0-4

Angka 0-100

Angka

0-10 Predikat

A 4 85 – 100 8,5 – 10 Sangat Baik

B 3 70 – 84 7,0 – 8,4 Baik

C 2 55 – 69 5,5 – 6,9 Cukup

D 1 40 – 54 4,0 – 5,4 Kurang

E 0 0 – 39 0,0 – 3,9 Sangat Kurang (Sumber: Hamalik, 2001: 122)

b. Menggunakan angket respon siswa dan guru

Adapun tabel kriteria keefektifan bahan ajar yang digunakan berdasarkan respon, sebagaimana pada tabel 3.4 sebagai berikut: 69

Tabel 3.4 Kriteria Keefektifan Bahan Ajar

Nilai(%) Kriteria Keefektifan Keterangan

85 – 100 Sangat Efektif Tidak Revisi

70 – 84 Efektif Tidak Revisi

55 – 69 Cukup Efektif Tidak Revisi

50 – 54 Kurang Efektif Revisi

0 – 49 Tidak Efektif Revisi

(Sumber: Nurjannah, 2015: 52)

Nilai prosentase yang didapatkan berdasarkan nilai dari angket respon siswa dan guru yang telah dibagikan.

68

Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, (t.tp., Mandar Maju, 2001), hal. 122

69

Siti Nurjannah, Modul Berbasis PQ4R (Priview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Tulungagung:Skripsi Tidak Diterbitkan,2015), hal. 52


Dokumen yang terkait

Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berin-tegrasi Life Skills pada Materi Bangun Ruang - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 74

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 4

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING UNTUK SMP KELAS VIII - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 6