ANALISIS KEBIJAKAN BANK BTN SYARIAH KCP BUKIT DARMO SURABAYA TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN RUMAH BERMASALAH DENGAN FATWA DSN MUI DAN PERATURAN BI.

ANALISIS KEBIJAKAN BANK BTN SYARIAH KCP BUKIT
DARMO SURABAYA TERHADAP PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN RUMAH BERMASALAH DENGAN FATWA
DSN MUI DAN PERATURAN BI

SKRIPSI

Oleh
BADRUS ALI FAHMI
NIM. C04211059

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA

2015

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian kualitatif dengan judul Analisis
Kebijakan Bank BTN Syariah KCP Bukit Darmo Surabaya Terhadap

Penyelesaian Pembiayaan Rumah Bermasalah dengan Fatwa DSN MUI dan
Peraturan BI .Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana
kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian pembiayaan rumah
bermasalah? Bagaimana analisis kesesuaian kebijakan Bank BTN Syariah
terhadap penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan Fatwa DSN MUI No:
47/DSN-MUI/II/2005 dan Peraturan BI No: 13/9/PBI/2011?.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang
diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan pola pikir deduktif. Data yang menjadi rujukan penulis adalah data
pembiayaan rumah bermaslah periode januari-juni 2015 dengan jumlah 41 kasus
dengan rincian 12 kasus kategori kurang lancar dengan persentase 29%, 8 kasus
kategori diragukan dengan persentase 20% dan 21 kasus kategori macet dengan
persentase 51%. Dari jumlah 41 kasus yang terjadi penulis mengambil 10 sampel
acak untuk dilakukan penelitian.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kebijakan yang pernah
diambil Bank BTN Syariah KCP Bukit darmo Surabaya terhadap penyelesaian
KPR bermasalah dari sampel acak 10 kasus yang terjadi pada periode Januari-Juni
2015 adalah: 1. SP-3 di keluarkan untuk 1 kasus, 2. Pembinaan di keluarkan untuk
2 kasus, 3. Restrukturisasi di keluarkan untuk 2 kasus, 4. Novasi di keluarkan
untuk 3 kasus, 5. Take Over di keluarkan untuk 2 kasus. Dalam menentukan

kebijakannya semua produk penagannnya sama, untuk menentukan kebijakannya
dilihat dari sisi kualitas pembiayaannya. Pedoman yang dipakai juga telah sesuai
acuan yaitu Fatwa DSN MUI No: 47/DSN-MUI/2005 tentang penyelesaian
piutang murabahah bagi nasabah tidak mampu membayar dan Peraturan BI No:
13/9/PBI/2011 tentang restrukturisasi pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah yang memang haruslah menjadi acuan semua Bank Syariah dalam
menjalankan usahanya.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran: Pertama,
Bank perlu lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan rumah, analisis lebih
dalam akan memberikan resiko NPF lebih rendah.Kedua, dalam pengambilan
kebijakan haruslah dilakukan tindakan cepat dan tepat, jika setelah diidentifikasi
nasabah ini ada potensi untuk bermasalah haruslah ada tindakan lebih lanjut,
karena jika terlalu lama terjadi pembiaran maka kualitas pembiayaannya semakin
turun dan resiko NPF akan lebih tinggi.Ketiga, bagi calon nasabah yang berniat
mengajukan pembiayaan pembiayaan rumah haruslah mempunyai persiapan yang
matang dalam merencanakan pembiayaanya agar tidak terjadi pembiayaan macet
atau bermasalah yang akan merugikan pihak bank maupun nasabah itu sendiri,
dengan kata lain calon nasabah harus sudah mempunyai proyeksi untuk
melakukan kewajibannya yaitu membayar cicilan pokok dan margin sampai batas
waktu yang disepakati dalam akad.


v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

✂✄☎✆✄✝ ✞✟✞

Halaman
✠✡☛☞✌ L DALAM......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ....................................................................... xii
BAB I


PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. LatarBelakangMasalah.......................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah......................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................................. 6
D. Kajian Pustaka........................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian..................................................... 13
G. Definisi Operasional ............................................................... 14
H. Metode Penelitian ................................................................... 15
I. Sistematika Pembahasan ....................................................... 19

BAB II

TINJAUAN

UMUM

FATWA

TENTANGPENYELESAIAN

NASABAH
PERATURAN

TIDAK
BI

DSN

MUI

MURABAHAH

BAGI

MAMPU
TENTANG

MEMBAYAR

DAN


RESTRUKTURISASI

PEMBIAYAAN ........................................................................... 21
A. Fatwa DSN MUI ..................................................................... 21

✁✁✁

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id



. Fatwa

DSN

MUI

No:


47/DSN-MUI/II/2005

Tentang PenyelesaianPiutangMurabahahBagiNasabahTi
dak
MampuMembayar ................................................................ 22
1. Pertimbangan Munculnya Fatwa .......................................... 22
2. Dasar Hukum ........................................................................ 23
3. Restrukturisasi PembiayaanMurabahah ............................... 24
4. Syarat-syarat Restrukturisasi Pembiayaan............................ 26
5. Ketentuan Penyelesaian ........................................................ 26
6. Ketentuan Penutup ................................................................ 27
C. Peraturan BI ........................................................................... 27
D. Peraturan BI No: 13/9/PBI/2011 tentang perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia No:10/18/PBI/2008tentang
restrukturisasi pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah ......................................................................... 31
1. Ketentuan dan Persyaratan Umum Pembiayaan .................... 33
2. Pertimbangan Munculnya Peraturan ...................................... 34
3. Syarat Restrukturisasi Pembiayaan ........................................ 35
4. Kewenangan Bertindak dan Bertindak Atas Pihak Lain........ 37

5. Laporan Restrukturisasi Pembiayaan ..................................... 46
6. Sanksi ..................................................................................... 47
BAB III GAMBARAN UMUM DAN DATA KPR BERMASALAH
BANKBTN SYARIAH KCP BUKIT DARMO........................ 49
A. Sejarah Berdirinya ................................................................. 49
B. Visi Misi................................................................................... 50
C. Struktur Organisasi(Terlampir) ............................................ 51
D. Produk KPR BTN Syariah .................................................... 51
E. Pembiayaan Rumah Bermasalah {Periode Januari

Juni

2015 .......................................................................................... 56
F. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan
RumahBermasalah pada Bank BTN Syariah KCP Bukit
Darmo Surabaya..................................................................... 61
✍x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


G. Strategi Bank BTN Syariah Dalam Menghadapi
Pembiayaan Rumah Bermasalah.......................................... 63
BAB IV

ANALISIS KEBIJAKAN BANK BTN SYARIAH KCP
BUKIT

DARMO

TERHADAP

PENYELESAIANPEMBIAYAAN
RUMAHBERMASALAH........................................................... 67
A. Kebijakan Bank BTN Syariah TerhadapPenyelesaian
Pembiayaan Rumah Bermasalah.......................................... 67
B. Analisis Kebijakan

Bank

BTN Syariah Terhadap


Penyelesaian Pembiayaan Ruamh Bermasalah dengan
Fatwa DSN MUI No: 47/DSN-MUI/II/2005 dan dengan
Peraturan BI No: 13/9/PBI/2011 ........................................... 72
BAB V PENUTUP........................................................................................ 77
A. Kesimpulan ............................................................................. 77
B. Saran........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

✏✑✏ ✒
✓✔✕✖✑✗✘✙✘✑✕
✑✚

✙✛✜✛✢ ✏✣✤✛✥✛✦✧ ★✛✩✛✤✛✪
Rumah adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia, di era

sekarang sulit kiranya untuk membangun rumah secara langsung, terlebih
dikota besar. Perbandingan harga tanah yang mahal dan bahan bangunan
yang semakin melambung tinggi dengan rata-rata gaji yang didapat oleh
kebanyakan warga di kota besar rasanya sulit untuk membangun rumah
secara langsung.
Pembiayaan perumahan adalah salah satu jawaban dari persoalan
diatas, banyak perumahan yang dibangun mulai kelas perumahan rakyat
hingga setingkat perumahan mewah dan apartemen.

Banyak Bank

berlomba-lomba untuk menawarkan berbagai produknya untuk kredit
perumahan, dari Bank syariah maupun Bank konvensional.
Secara konsep, dalam mengajukan kredit perumahan Bank syariah
maupun Bank konvensional adalah sama seperti KTP, NPWP, proposal,
laporan keuangan dan sebagainya.1 Aspek yang membedakan bisa dari
aspek legalitas, usaha yang dibiayai dan lain sebagainya.
Bicara soal pembiayaan perumahan tak lepas dari kiprah Bank
Tabungan Negara (BTN), Bank BUMN ini telah puluhan tahun
1

Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 29.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

berkecimpung dalam dunia kredit perumahan dengan produk unggulannya
yaitu KPR. Bank BTN selama ini menjadi integrator stakeholder strategis
dalam pemecahan permasalahan perumahan di Indonesia.
Pemerintahan Jokowi-JK telah memberikan aspirasi untuk
melakukan percepatan penyelesaian backlog perumahan nasional melalui
program sejuta rumah untuk rakyat. Bank BTN diberikan peran sentral
dalam pelaksanaan program perumahan nasional yang diperuntukkan bagi
rakyat di Indonesia.
Bapak Wakil Presiden Selasa, 23 Februari 2015 meminta agar
Bank BTN dapat terus berperan aktif dalam pelaksanaan program
penyediaan perumahan nasional. Peran Bank BTN sangat sentral. Tidak bisa
diubah sebagai pendamping pemerintah dengan bisnis sebagai Bank fokus.
Sebagai bentuk dukungan perseroan terhadap program sejuta
rumah yang dicanangkan pemerintah tersebut, mulai 1 Maret 2015, Bank
BTN akan meluncurkan program khusus KPR dengan uang muka 1%.
Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) yang terkendala dalam menyiapkan uang muka (DP) untuk
pembelian rumah melalui fasilitas kredit perbankan.2
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Bank BTN tidak
diragukan lagi dalam dunia perkreditan rumah, karena Bank BTN diberikan
kepercayaan dan peran sentral dalam pelaksanaan program perumahan
nasional. Bank BTN juga telah masuk dalam dunia perbankan syariah, pada
tahun 2005 telah mendirikan UUS yang pertama dan berkantor cabang di
jakarta. Hingga sekarang Bank BTN Syariah telah memiliki jaringan yang
tersebar di seluruh indonesia dengan rincian: 22 unit Kantor Cabang
Syariah, 21 unit Kantor Cabang Pembantu Syariah, 7 unit Kantor Kas
Syariah dan 240 unit Kantor Layanan Syariah. Bank ini juga memfokuskan
usahanya pada kredit perumahan dengan produk unggulannya KPR BTN iB.
2

Press release Bank BTN, Recovery Aset Bank BTN 2014 Sebesar 33,33% atau Rp. 1,3
Triliun , http://www.btn.co.id/ContentPage/Berita/Recovery-Aset-Bank-BTN-2014-Sebesar
33,33-Atau-Rp.aspx, diakses pada: 17 Maret 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

KPR BTN iB adalah produk pembiayaan BTN Syariah yang
ditujukan bagi perorangan, untuk pembelian rumah, ruko, apartemen baik
baru maupun lama. Akad yang dipergunakan adalah akad Murabahah (jual
beli). Dimana nasabah bebas memilih obyek KPR, sesuai dengan kebutuhan
dan pertimbangan nasabah sendiri dari aspek lokasi maupun harga.
Kegiatan penyaluran pembiayaan adalah salah satu sumber utama
pendapatan Bank, oleh karena itu pembiayaan memiliki peran penting
dalam terciptanya kesehatan suatu Bank. Dalam menyalurkan pembiyaan
haruslah melalui proses analisis kredit. Ini dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya pembiayaan bermasalah (Macet) atau dalam dunia perbankan
syariah biasa disebut dengan NPF (Non Performing Financing).
Jika telah terjadi pembiayaan bermasalah (macet) setiap Bank
pastilah memliki kebijakan-kebijakan dalam mengatasi hal tersebut. Dalam
membuat sebuah kebijakan, Bank haruslah taat pada peraturan otoritas
terkait. Semisal pada Bank syariah harus mengikuti peraturan atau fatwa
yang diatur oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) serta menggunakan acuan
dari Peraturan BI.
Bisnis Indonesia telah mengelompokkan kategori dalam menilai
perbankan yang dianggap efisien selama tahun 2013. Pengelompokan
didasarkan pada : 1. State Owned Bank, 2. Foreign Exchange Commercial
Bank, 3. Non Foreign Exchange Commercial Bank, 4. Regional
Development Bank, 5. Joint Venture Bank, 6. Foreign Own Bank.
Metodologi yang dipakai dalam perhitungan analisa adalah dengan
membandingkan hasil aktual (output) yang diperoleh oleh satu bank dengan
hasil yang seharusnya dapat dicapai dengan sejumlah konsumsi sumber
daya
(input)
yang
sama.
Perhitungan
digunakan
dengan
menggunakan Linear Programming Data Envelopment Analysis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Frontier dengan faktor input dan output antara lain jumlah karyawan,
jumlah kantor cabang dan total asset dimasukkan sebagai Input. Kemudian
pendapatan operasional, pendapatan bersih, pendapatan total dan
pendapatan bunga dimasukkan sebagai Output.
Hasilnya untuk kelompok Bank BUMN akhirnya ditetapkan Bank
BTN sebagai bank paling efisien selama tahun 2013. Kemudian dari hasil
keseluruhan setelah dipilih bank paling efisien mewakili kelompoknya,
Bank BTN ditetapkan sebagai the best efficient bank 2014.3
Bank

BTN

mendapatkan

penghargaan The

Best

Efficient

Bank 2014 atas kinerja perusahaan tahun 2013. Penghargaan ini diberikan
oleh harian Bisnis Indonesia kepada Bank BTN setelah sebelumnya
dilakukan analisa kinerja keuangan perbankan tahun 2013. Ini menjadi
catatan bagi kami sekaligus moment yang tepat pada saat regulasi meminta
agar perbankan efisien. Penghargaan ini menjadi jawaban dan kami bangga
menerimanya. Demikian Hulmansyah, Direktur Bank BTN menjelaskan
usai menerima penghargaan tersebut di Jakarta, Rabu 24 September 2014.
Dari kutipan di atas menunjukan bahwa Bank BTN telah
mempunyai manajemen yang baik, ini bisa dibuktikan dengan kemampuan
Bank BTN dalam mengontrol kinerja keuangan dengan efisian dengan
mempunyai tingkat Non Performing Finance (NPF) yang rendah.
Dari paragraf di atas timbul sebuah pertanyaan yang menarik,
apakah Bank BTN Syariah dalam membuat kebijakan terhadap penyelesaian
KPR bermasalah sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI dan Peraturan BI.
Berawal dari latar belakang permasalahan tersebut, penulis ingin mencoba
3

Press Release Bank BTN, Bisnis Indonesia Banking Efficiency Award 2014 menjadi bukti
bahwa Bank BTN telah menjalankan operasional bisnis lebih efisien dibandingkan Bank BUMN
lainnya ,
http://www.btn.co.id/ContentPage/Berita/Bank-BTN-Sabet-The-Best-Efficient-Bank2014.aspx, diakses pada: 20 Maret 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

menganalisis dengan membuat skripsi yang berjudul: Analisis Kebijakan
Bank BTN Syariah KCP Bukit Darmo Surabaya Terhadap Penyelesaian
Pembiayaan Rumah Bermasalah dengan Fatwa DSN MUI dan Peraturan
BI .

✫✬

✭✮✯✰✱✲✳✲✴✵✶✲ ✮✵✰ ✫✵✱✵✶✵✰ ✷✵✶✵✸✵✹
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis mengidentifikasi permasalahan yang muncul di dalamnya, yaitu:
1.

Proses pemberian pembiayaan rumah BTN Syariah.

2.

Faktor-faktor yang membuat pembiayaan rumah bermasalah.

3.

Strategi yang digunakan untuk mengatasi pembiayaan rumah
bermasalah.

4.

Kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian pembiayaan
rumah bermasalah.

5.

Kesesuaian kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian
pembiayaan rumah bermasalah dengan Fatwa DSN MUI.

6.

Kesesuaian kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian
pembiayaan rumah bermasalah dengan Peraturan BI.
Dari beberapa masalah yang mungkin dapat dikaji tersebut, penulis

akan membatasi dalam rangka menetapkan batasan masalah secara jelas.
Sehingga bisa ditentukan mana saja yang masuk dan mana saja yang tidak
masuk dalam masalah yang akan dibahas, di antaranya yaitu:
1.

Kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian pembiayaan
rumah bermasalah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

2.

Kesesuaian kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian
pembiayaan rumah bermasalah dengan Fatwa DSN MUI No:
47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah
bagi nasabah tidak mampu membayar.

3.

Kesesuaian kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian
pembiayaan

rumah

bermasalah dengan Peraturan

BI No:

13/9/PBI/2011 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
No: 10/18/PBI/2008 tentang restrukturisasi pembiayaan bagi Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah.

✺✻ ✼✽✾✽✿❀❁ ❂❀✿❀❃❀❄
Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimana kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian
pembiayaan rumah bermasalah?

2.

Bagaimana Analisis Kesesuaian Kebijakan Bank BTN Syariah
Terhadap Penyelesaian pembiayaan rumah Bermasalah dengan
Fatwa DSN MUI No: 47/DSN-MUI/II/2005 dan Peraturan BI No:
13/9/PBI/2011?

❅✻ ❆❀❇❈❀❁ ❉✽✿❊❀❋❀
Dari hasil telaah kajian pustaka terhadap hasil penelitian
sebelumnnya, penulis tidak menjumpai judul penelitian sebelumnya yang
sama. Tetapi penulis mendapatkan beberapa hasil penelitian yang sedikit

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

memiliki relevansi terhadap penelitian yang akan penulis lakukan, sebagai
berikut:
1. Penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul
Syariah Terhadap KPR Bermasalah

4

Strategi Bank BTN

. fokus skripsi ini pada faktor-

faktor apa saja yang menyebabkan pembiayaan KPR di Bank BTN
Syariah menjadi bermasalah, strategi Bank BTN Syariah dalam
pembiayaan KPR bermasalah, langkah-lagkah apa saja yang dilakukan
terhadap strategi Bank BTN Syariah dalam pembiayaan KPR
bermasalah dan tujuaan penerapan strategi dalam menagani pembiayaan
KPR bermasalah. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif,
dan hasil dari penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan
pembiayaan KPR bermasalah pada Bank BTN KCS Surabaya ada dua
yaitu faktor intrnal dari managemen sendiri dan faktor eksternal yang
berasal

dari

nasabah

bersangkutan.

Strategi

dalam

mengatasi

pembiayaan bermasalah seperti melakukan pembianaan nasabah,
restrukturisasi dan subrogasi. Tujuannya sendiri adalah agar nasabah
bermasalah dapat kembali lancar dan meminimalisir kerugian Bank
BTN Syariah.
Perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah dari
sisi lingkup kajiannya. Cholidah Hanum meneliti dari sisi manajemen
resiko, sedangkan penulis akan meneliti dari sisi ketepatan kebijakan

4

Cholidah Hanum, Strategi Bank BTN Syariah Terhadap KPR Bermasalah , (Skripsi--UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009), 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

yang di buat Bank BTN Syariah dalam mengatsai pembiayaan
bermasalah dengan Fatwa DSN MUI dan Peraturan BI.
2. Penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul

Strategi Penyelesaian

Pembiayaan Bermasalah pada Bank Syariah Mandiri .5 Fokus yang
menjadi kajian penelitian ini adalah bagaimana langkah-langkah yang
dilakukan

oleh

Bank

Mandiri

Syariah

KC

Jatinegara

dalam

menyelesaikan pembiayaan bermasalah. Metode yang digunakan
kualitatif deskriptif sedangkan pengumpulan data yang digunakan yaitu
studi lapangan dan kepustakaan. Hasil penenelitian ini adalah Bank
Mandiri Syariah KC Jatinegara dalam menyelesaikan pembiayaan
bermasalah menggunakan jalur non-litigasi maupun jalur litigasi,
pembiayaan bermasalah dapat dihindari melalui pelaksanaan pembinaan
dan pengawasan kredit.
Perbedaan yang akan penulis lakukan adalah pada fokus kajian, dari
penjelaan diatas bisa dilihat bahwa penelitian yang dilakukan oleh Reza
Yudistira adalah penjelasan tentang langkah-langkah yang dilakukan
Bank Mandiri Syariah dalam mengatasi pembiayaan bermasalah
sedangkan penulis saat ini fokus pada kebijakan yang dilakukan Bank
BTN Syariah.
3. Penelitian

yang

berupa

skripsi

yang

berjudul

Penyelesaian

Pembiayaan Murabahah bermasalah pada produk KPR di PT BTN
Syariah Surabaya: studi analisis fatwa DSN MUI No: 47/DSN5

Reza Yudistira, Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermaslah pada Bank Syariah Mandiri ,
(Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011), 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

MUI/II/2005

6

penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor

penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah yang ada di BTN
Syariah Surabaya, sehingga dapat diketahui bagaimana langkah-langkah
penyelesainnya. Selain itu juga membahas tentang analisis Fatwa DSN
No:

47/DSN-MUI/II/2005

terhadap

penyelesaian

pembiayaan

murabahah bermasalah pada produk KPR di BTN Syariah Surabaya.
Hasil penelitian ini adalah Bank BTN Syariah KC Surabaya telah
berupaya penyelesaian melalui jalur kekeluargaan dan tolong menolong
sebagaimana telah diajarkan dalam Islam.
Perbedaan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang
dilakukan Suryaning Retno berkutat pada analisis pada menejemen
resiko, meski ada sedikit kemiripan dalam alat analisis yang
menggunakan Fatwa DSN MUI.
4. Penelitian berupa skripsi yang berjudul Analisa Sistem Dan Prosedur
Pemberian KPR Griya Utama Dalam Usaha Mencegah Kemacetan
Kredit .7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur
pemberian KPR Griya Utama dalam rangka usaha untuk mencegah
kredit macet. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa Pada Sistem Dan
Prosedur Pemberian KPR, Khusunya KPR Griya Utama Pada BTN
Cabang Malang belum terdapat pengendalian intern yang baik dengan
demikian masih memungkinkan terjadinya praktek penyelewengan yang
6

Suryaning Retno, Penyelesaian Pembiayaan Murabahah bermasalah pada produk KPR di PT
BTN Syariah Surabaya: studi analisis fatwa DSN MUI No: 47/DSN-MUI/II/2005 , (Skripsi--UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2011), 8.
7
Dyan Rosi, Analisa Sistem Dan Prosedur Pemberian KPR Griya Utama Dalam Usaha
Mencegah Kemacetan Kredit , (Skripsi--Universitas Brawijaya, Malang, 2005), 7.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

dapat mengakibatkan kemacetan kredit, hal ini disebabkan karena dalam
proses pelaksanaan system dan prosedur pemberian KPR pada BTN
cabang Malang wewenang loan service lebih dominan, yaitu loan
service lebih banyak mengoperasionalkan proses pemberian kredit mulai
pemeriksaan kelengkapan data calon debitur sampai realisasi kredit. Hal
tersebut tidak sesuai dengan unsur pengendalian intern, di mana suatu
fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan
semua tahap transaksi.
Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis terletak tajuk utama
pembahasan, penelitian diatas fokus pada langkah-langkah yang
dilakukan Bank BTN KC Malang untuk menanggulangi kredit macet.
5. Penelitan berupa skripsi yang berjudul

Analisis Manajemen Kredit

Pemilikan Rumah Terhadap Penurunan Kredit Macet .8 Fokus tajuk
dalam penelitian ini adalah bagaimana prosedur pemberian kredit dan
bagaimana manajemen resiko yang diaplikasikan. Hasil dari penelitian
ini adalah manajemen kredit yang diterapakan oleh PT Bank Tabugan
Negara sudah mampu dan efektif dalam mengelola kredit dan
menurunkan kredit bermasalah dengan analisis 5C,7P, dan 3R.
Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah terletak
fokus pembahasan, yang akan penulis bahas adalah bagaimana
kesesuaian kebijakan Bank BTN Syariah dengan Fatwa DSN MUI dan
Peraturan BI.
8

Normalia Pratiwi, Analisis Manajemen Kredit Pemilikan Rumah Terhadap Penurunan Kredit
Macet , (Skripsi--Universitas Brawijaya, Malang, 2008), 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

6. Penelitian dalam bentuk tesis dengan judul Penerapan Perlindungan
Nasabah Produk Pembiayaan KPR BTN Syariah Cabang Yogyakarta .9
Fokus dalam penelitian ini penulis menyajikan bagaimana perlindungan
terhadap nasabah, tentang sikap kesewenang-wenangan Bank dalam
penerapan

bunga-berbunga

dan

debt

collector

bank,

dengan

mengkolerasikan UU Perlindungan Konsumen melalui penerbitan
Peraturan BI yang mengatur perlindungan nasabah. Peraturan BI tentang
perlindungan nasabah tersebut mewajibkan Bank untuk memberikan
informasi yang lengkap tentang karakteristik produk Bank kepada
nasabah sebelum terjadinya transaksi perbankan, termasuk informasi
yang disampaikan adalah sistem penerapan bunga, bagi hasil, atau
margin keuntungan. Hasil dari penelitian ini adalah Peraturan BI
mewajibkan Bank untuk mempunyai prosedur yang jelas dalam proses
pengaduan nasabah termasuk pembentukan unit khusus yang menagani
pengaduan nasabah, pengaplikasiannya di Bank BTN KC Yogyakarta
belum semua diterapkan, ada beberapa catatan penulis yang mungkin
bisa jadi bahan Bank BTN KC Yogyakarta untuk melakukan evaluasi
dalam menjalankan bisnis kedepannya agar lebih baik dan menjadi Bank
dengan tingkat efisiensi bisnis yang baik.
Dari penjelasan diatas sudah dapat jelas diketauhi perbedaan dengan
penulis, penelitian berupa tesis oleh Destri Budi Nugraheni lingkup
kajiannya fokus pada hak-hak nasabah produk pebiayaan KPR BTN
9

Destri Budi, Penerapan Perlindungan Nasabah Produk Pembiayaan KPR BTN Syariah Cabang
Yogyakarta , (Tesis--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007), 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Syariah ditinjau dari hukum positif, ketentuan UU Perlindungan
Konsumen, Peraturan BI, dan Hukum Ekonomi Islam.

●❍

■❏❑❏▲▼ ◆❖▼❖P◗❘◗▲▼
Sesuai dengan permasalahan yang dibahas di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1.

Mendeskripsikan kebijakan Bank BTN Syariah terhadap penyelesaian
pembiayaan rumah bermasalah.

2.

Mengetahui bagaimana relevansi kebijakan Bank BTN Syariah
terhadap pembiayaan rumah bermasalah dengan Fatwa DSN MUI No:
47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah bagi
nasabah tidak mampu membayar.

3.

Mengetahui bagaimana relevansi kebijakan Bank BTN Syariah
terhadap pembiayaan rumah bermasalah dengan Peraturan BI No:
13/9/PBI/2011 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No:
10/18/PBI/2008 tentas restrukturisasi pembiayaan bagi Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah.

❙❍

❚❖❯❏▼▲▲▼ ❱▲❲◗P ◆❖▼❖P◗❘◗▲▼
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik
dalam aspek keilmuan (teoritis) maupun dalam aspek terapan praktis.
1. Aspek keilmuan (teoritis)
-

Untuk memperkaya khazanah keilmuan kalangan akademis,
terutama yang mengkaji seputar Fatwa DSN MUI dan Peraturan BI.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

-

Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin mengkaji
masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini pada suatu saat
nanti.

2. Aspek terapan (praktis)
-

Sebagai

bahan masukan bagi

mengevaluasi

pembuatan

Bank BTN

kebijakan

Syariah

terhadap

dalam

penyelesaian

pembiayaan rumah bermasalah.
-

Dapat melengkapi kajian hukum bagi para praktisi pembuat
kebijakan dalam bidang hukum perbankan, khususnya mengenai
penyelesaian kredit bermasalah.

-

Bisa menjadi acuan Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia
dalam melakukan pengayaan pembuatan produk Fatwa DSN MUI
dan Peraturan BI.

❳❨ ❩❬❭❪❫❪❴❪ ❵❛❜❝❴❪❞❫❝❡
Demi mendapatkan pemahaman dan gambaran yang jelas tentang
topik penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa unsur istilah
yang terdapat dalam judul skripsi ini, diantaranya:
1.

Pembiayaan rumah yang dumaksud oleh penulis adalah produk
pembiayaan rumah pada Bank BTN Syariah dengan berbagai
jenisnya, dintaranya adalah: KPR Platinum iB, KPR Indensia iB dan
KPR Sejahtera iB.

2.

Kebijakan Bank BTN Syariah tentang penyelesaian pembiayaan
rumah bermasalah adalah kebijakan yang dibuat oleh direksi dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

manajemen Bank yang bertujuan apabila terjadi pembiayaan macet
bisa segera diatasi dengan baik dan terhindar dari resiko NPF (Non
Performing Finance).
3.

Fatwa DSN MUI No: 47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian
piutang murabahah bagi nasabah tidak mampu membayar adalah
kepastian hukum yang sesuai Syariah Islam, dibuat oleh MUI dan
bertujuan agar Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dalam penyelesaian
nasabah tidak mampu mambayar sesuai dengan perinsip-perinsip
Islam.10

4.

Peraturan BI No: 13/9/PBI/2011 tentang perubahan atas Peraturan
Bank

Indonesia

No:

10/18/PBI/2008

tentang

restrukturisasi

pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah adalah
Peraturan BI yang dibuat dengan latar belakang pertimbangan bahwa
diperlukannya pengaturan mengenai restrukturisasi pembiayaan yang
menganut perinsip universal yang berlaku di perbankan. Memberikan
level playing field yang tidak jauh berbeda dengan perbankan
konvensional serta diharapkan lebih mendukung dalam perkembagan
industri perbankan syariah, namun tetap memperhatikan perinsip
kehati-hatian dan prinsip syariah.

❢❣ ❤✐❥❦❧✐ ♠✐♥✐♦♣❥♣q♥
Sesuai dengan masalah yang dianagkat penulis, penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif. Peneleitian kualitatif

10

Zainudin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 201.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

deskriptif adalah teknik pengumpulan data untuk memberikan gambaran
atau penegasan suatu konsep gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan
sehubungan dengan status subjek penelitian pada saat ini.11
Metode-metode penelitian dalam pendekatan Kualitif termasuk
didalamnya penelitian Deskriptif, sering digunakan untuk melihat lebih
dalam suatu fenomena sosial termasuk didalamnya kajian terhadap ilmu
pendidikan,

manajemen

dan

adminitrasi

bisnis,

kebijakan

publik,

pembangunan ataupun ilmu hukum.12
Penelitian yang dilakukan penulis berusaha untuk mendeskripsikan
teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Karena penelitian kualitatif
deskriptif bertujuan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang
manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori lama, atau di
dalam kerangka menyusun teori-teori baru.13
1. Data yang dikumpulkan
Data yang perlu dihimpun untuk menjawab pertanyaan rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu: Kebijakan Bank BTN Syariah
terhadap penyelesaian pembiayaan rumah bermasalah

baik dari

Peraturan tertulis direksi Bank BTN Syariah, wawancara dengan pihak
terkait maupun berupa jurnal-jurnal yang mempunyai keterkaitan
dengan penelitian ini.
11

Sumanto, eo
Tri dan Aplikasi Metode Penelitian, (Yogyakarta: Center of Academic Publishing
Service, 2014), 14.
12
Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2014), 67.
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 2012), 10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

2. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data,
yaitu Data Primer dan Data Skunder

a. Data Primer
1. Kebijakan direksi Bank BTN Syariah KCP Bukit Darmo
Surabaya

terhadap

penyelesaian

pembiayaan

rumah

47/DSN-MUI/II/2005

tentang

bermasalah.
2. Fatwa

DSN

MUI

No:

penyelesaian piutang murabahah bagi nasabah tidak mampu
membayar.
3. Peraturan BI No: 13/9/PBI/2011 tentang perubahan atas
Peraturan BI No: 10/18/PBI/2008 tentang restrukturisasi
pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
4. Hasil wawancara langsung kepada pihak terkait dari Bank BTN
Syariah KCP Bukit Darmo Surabaya.
b. Data Skunder
Data yang diperoleh untuk melengkapi dan mendukung
data primer penulis yaitu berupa dokumen-dokumen ilmiah,
literatur, jurnal dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan informasi yang di gunakan oleh
penulis untuk penelitian ini menggunakan 2 teknik, yaitu:
1. Wawancara, Metode yang digunakan untuk memperoleh
gambaran atau keterangan secara langsung mengenai data
yang penulis perlukan dengan cara mengajukan pertanyaan
dengan pihak terkait dari Bank BTN Syariah KCP Bukit
Darmo Surabaya.
2. Studi dokumentasi, dalam penelitian ini sebagai upaya untuk
memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis yang
tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi
dokumentasi berupaya untuk memahami persoalan yang
diteliti secara komperehensif.14
Dalam penelitian ini, objek studi dokumentasi adalah kebijakan
terulis dari direksi Bank BTN Syariah tentang penyelesaian pembiayaan
rumah

bermasalah.

Pengamatan

dengan

mempelajari

dan

mengumpulkan data serta berkas-berkas atau kejadian-kejadian dengan
penyelesaian sengketa dalam pembiayaan rumah di Bank BTN Syariah
KCP Bukit Darmo Surabaya.

4. Teknik Analisis Data

14

Ibid, 133.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Penelitian ini adalah termasuk dalam jenis Kualitatif Deskriptif15,
yaitu untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan
data lapangan, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis data,
dan menjelaskan gambaran mengenai kebijakan Bank BTN Syariah
tentang penyelesaian pembiayaan rumah bermasalah.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yang berupa kebijakankebijakan yang dilakukan Bank BTN KCP Bukit Darmo Surabaya
dalam menyelesaikan pembiayaan rumah bermasalah akan di analisis
menggunakan alat ukur Fatwa DSN MUI dan Peraturan BI dikumpulkan
dan disusun secara sistematis kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode deduktif, yaitu dengan melakukan analisis terhadap sumbersumber data yang diperoleh yang berkaitan dengan Kebijakan Bank
BTN Syariah terhadap penyelesaian pembiayaan rumah bermasalah.
Sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian
yang telah dirumuskan.
rs

st ✇①✉t②① ③✈✇④①⑤①⑥①⑦
t✉✈
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.

15

Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research, (Bandung: CV. Tarsito, 1972), 131.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Bab kedua, berisi kerangka teoritis atau kerangka konseptual yang
meliputi: pemaparan singkat tentang DSN MUI dan Peraturan BI, yang
menjadi fokus adalah pemaparan tentang Fatwa DSN MUI No:47/DSNMUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah bagi nasabah tidak
mampu membayar dan Peraturan BI No: 13/9/PBI/2011 tentang perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No: 10/18/PBI/2008 tentang restrukturisasi
pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Bab ketiga, berisi gambaran umum Bank BTN Syariah yang
meliputi: sejarah bedirinya, visi dan misi, stuktur organisasi, produk Bank
BTN Syariah, pembiayaan rumah bermasalah periode januari-juli 2015,
faktor penyebab terjadinya pembiayaan rumah bermasalah pada Bank BTN
Syariah KCP Bukit Darmo Surabaya, dan strategi Bank BTN Syariah dalam
menghadapi pembiayaan rumah bermasalah
Bab keempat, berisi kebijakan Bank BTN Syariah terhadap
penyelesaian pembiayaan rumah bermasalah dan analisis kebijakan Bank
BTN Syariah terhadap penyelesaian pembiayaan rumah bermasalah dengan
Fatwa DSN MUI No: 47/DSN-MUI/II/2005 dan Peraturan BI No:
13/9/PBI/2011.
Bab kelima, berisi penutup, kesimpulan, dan saran serta terakhir
adalah daftar pustaka.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

⑩❶⑩ ❷❷
❸❷❹❺❶U❶❹ U❻ U❻ ❼❶ T❽❶ ❾ S❹ ❻ U❷ T❿❹T❶❹➀ P❿❹➁❿➂❿S❶❷❶❹
❻UR❶⑩❶➃❶➃ ⑩❶➀❷ ❹❶ S❶⑩❶➃ T❷❾❶➄ ❻❶❻ PU ❻❿❻⑩❶➁❶R ❾❶❹
P❿R❶TUR❶❹ ⑩❷ T❿❹T❶❹➀ R❿STRU➄TUR❷➅❶ S❷ ➆❿❻⑩❷❶➁❶❶❹

❶.

❼➇➈➉➇ ❾ S❹ ❻ U❷

D➊➋➌➍ ➎➏➌➐➑➌➒ N➌➓➑➔➍➌→ ➌➣➌→➌➒ →➊↔↕➌➙➌ ➏➌➍➙ ➣➑↕➊➍➛➜➝ ➔→➊➒
M➌➞➊→➑➓ ➟→➌↔➌ I➍➣➔➍➊➓➑➌ (M➟I) ➏➌➍➙ ↔➊↔➠➜➍➏➌➑ ➡➜➍➙➓➑ ↔➊→➌➝➓➌➍➌➝➌➍
➛➜➙➌➓ -➛➜➙➌➓ M➟I ➣➌→➌↔ ↔➊➍➌➍➙➌➍➑ ↔➌➓➌→➌➒ -↔➌➓➌→➌➒ ➏➌➍➙ ↕➊➐➒➜↕➜➍➙➌➍
➣➊➍➙➌➍ ➌➝➛➑➡➑➛➌➓ →➊↔↕➌➙➌ ➝➊➜➌➍➙➌➍ ➓➏➌➐➑➌➒➢ ➎➌→➌➒ ➓➌➛➜ ➛➜➙➌➓ ➠➔➝➔➝ D➎ N
➌➣➌→➌➒ ↔➊➍➙➝➌➞➑ , ↔➊➍➙➙➌→➑ ➣➌➍ ↔➊➐➜↔➜➓➝➌➍ ➍➑→➌➑ ➣➌➍ ➠➐➑➍➓➑➠ -➠➐➑➍➓➑➠
➒➜➝➜↔ I➓→➌↔ (➎➏➌➐➑ `ah) dalam bentuk fatwa untuk dijadikan pedoman

dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan syari`ah. Melalui Dewan
Pengawas Syari`ah melakukan pengawasan terhadap penerapan prinsip
syari`ah dalam sistem dan manajemen lembaga keuangan syari`ah (LKS).
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang diatur dalam pasal
28 dan pasal 29 SK DIR BI No: 32/34/1999, BUS melakukannya dengan
memperhatikan fatwa Dewan Syariah Nasional. Namun apabila dalam hal
bank akan melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 28
dan pasal 29 tersebut ternyata kegiatan usaha tersebut belum difatwakan
oleh DSN, maka bank wajib meminta persetujuan DSN sebelum
melaksanakan kegiatan usaha tersebut.16
➤6 Sutan Remy Sjahdeini, ➥P
er ➦➧➨➦➧ ➩➫➭➦➯ ➲➦➧ ➳➵➲➸➲➸➨➦➧➧➺➦ ➻➦➭➦➯ ➼➦➽➦ ➾➸➨➸➯ ➚➵➪➥➦➧➨➦➧
➩➧➲➶➧➵➫➹➦ , (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999), 155.

⑧⑨

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

➘➘

Tugas dan kewenangan DSN adalah:
1. Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk
sebagai anggota DPS pada suatu lembaga keuangan syariah.
2. Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegatan keuangan.
3. Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah.
4. Mengawasi penerapan fatwa yang telah diterapkan.17
Adapun DPS (Dewan Pengawas Syariah) adalah sebuah badan
independent yang ditempatkan oleh DSN dalam setiap perbankan dan
lembaga keuangan syariah.18 DPS terdiri dari pakar bidang syariah yang
memiliki pengetahuan di bidang perbankan, DPS dalam menjalankan
tugasnya wajib mengikuti fatwa DSN. Adapun tugas dan wewenang DPS
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan secara periodik terhadap lembaga keuangan
syariah yang berada di bawah pengawasannya.
2. Mengajukan usulan pengembangan lembaga keuangan syariah yang
diawasinya kepada DSN.
3. Merumuskan permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN.19
➴.

➷➬➮➱➬ ✃ S❐ ❒U❮ ❐❰Ï 4ÐÑ✃ S❐ -❒U❮Ñ❮❮Ñ 2005 TeÒ➮➬ÒÓ PeÒÔÕÖ e×➬Ø➬Ò
PØÙ➮➬ÒÓ ÚÛÜÝÞÝßÝß ➴➬ÓØ ❐➬×➬à➬á TØ d➬â ❒➬ãäÙ ❒eãà➬Ô➬å .
1. Peå➮Øãà➬ÒÓ➬Ò ❒ÙÒ culnya Fatwa

a. Bahwa sistem pembayaran dalam akad æmçèéèêèê

pada Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) paa umumnya dilakukan secara cicialn
17
Rizal Yaya, ëìíîïðîñò óôõöðîìðî ÷øðõòðù, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), 27.
ú8 Adrian Sutedi, óôõöðîìðî ÷øðõòðù ûòîüðíðî ýðî þôöôõðÿð ÷ô ò ✁íìí✂✄ (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2009), 147.
19
Rizal Yaya, ëìíîïðîñò óôõöðîìðî ..., 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

☎✆

dalam kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan
nasabah.
b. Bahwa dalam hal nasabah tidak mampu membayar, maka
diselesaikan sesuain dengan prinsim-prinsip syariah isalm.
c. Bahwa untuk memastikan hukum tentang masalah tersebut menurut
syariah islam, Dewan

Syariah Nasional

memandang perlu

mrnrtapkan Fatwa untuk menjadi pedoman.20
2. ✝✞✟✞✠ ✡☛☞☛✌
1. Firman Allah SWT:
1) QS. Al-Baqarah (2): 180
2) QS. An-Nisa (4): 29.
3) QS. Al-Maidah (5): 2.
2. Hadist Nabi saw:
1) Hadist Nabi riwayat Al-Thabrani dan Ibnu Majah dan di-✍✎✏✎✑✎kan oleh Ibnu Hibban: Dari Abu Sa id Al-Khudari bahwa
Rasulullah saw. Bersabda, Sesungguhnya jual beli itu hanya
boleh dilakukan dengan kerelaan dua belah pihak.
2) Hadist Nabi riwayat Al-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak yang menyatakan bahwa hadist ini ✍✎✏✎✑✎
sanadnya: Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi saw. Ketika
beliau memerintahkan untuk mengusir Bani Nadhir, datanglah
beberapa dari mereka seraya menagatakan: Wahai Nabiyallah,

20

Zainudin Ali, ✒✓✔✓✕ ✖✔✗✘✗✕✙ ..., 201.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

✚✛

sesungguhnya Engkau telah memerintahkan untuk mengusir
kami sementara kami mempunyai piutang pada orang-orang
yang belum jatuh tempo.

Maka Rasulullah saw berkata:

Berilah keringanan dan tagihlah lebih cepat.
3) Hadist Nabi riwayat Muslim: Orang yang melepasakan seorang
muslim dari kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan
kseulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong
hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.
4) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bi Auf: Perjanjian
dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram;
dan kaum muslimin terkait dengan syarat-syarat mereka kecuali
syarat yang mengharamkan yang haal atau menghalalkan yang
haram.

21

3. Kaidah fiqh
1)

Segala sesuatu pada dasarnya boleh, kecuali bila ada dalil yang
mengharamkannya.

2)

22

Kesulitan dapat mendatangkan kemudahan.

23

3. Re✜✢✣✤✥✢✤✣✦✜✧✜✦ Pe★✩✦✧✪✧✧✫ ✬✭✮✯✰✯✱✯✱
Restrukturisasi pembiayaan ✲m✳✴✵✴✶✴✶

bisa dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut:

21

Ibid, 202.
Adib Bisri, ✷✸✹✺✸✻✼✽ ✾✿-❀✼✹✹✼ ❁❂❃✿ ❄✼✽✽❅❆✼✽ (❇❅❈✼✿✼✽ Qawa>-id Fiqh), (Kudus: Menara
Kudus, 1977), 11.
23
Adib Bisri, Terjemah Al-Farra.., 1.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

❉❊

1) Pemberian Keringanan:
a. Potongan dari total kewajiban pembayaran.
b. Potongan pelunasan pada saat pelunasan dini atau jatuh
tempo.24
2) Penjualan Objek Transaksi
a. Secara prinsip objek telah menjadi milik nasabah.
b. Objek ❋m●❍■❍❏❍❏ dijual kepada atau melalui Bank.
c. Dari hasil penjualan, nasabah melunasi utangnya kepada
Bank.
d. Yang menjadi kewajiban atau utang nasabah adalah sisa
harga jual (pokok dan margin), namun Bank dapat
memberikan potongan pelunasan.25
3) Perpanjangan Jangka Waktu
Perpanjangan masa angsuran atau penangguhan pelunasan
tidak boleh mengubah harga jual26
4) Konversi Akad
Perubahan akad dilakukan dengan menghentikan akad
❑❋●❍■❍❏❍❏ terlebih dahulu dan membuat akad baru, seperti
❑❋▲❏❍●❍■❍❏▼❑❋◆❖❍●❍P❍❏/IMBT.

27

24

Fatwa DSN MUI, No: 46/2005 dan No: 23/2005.
Fatwa DSN MUI, No: 47/II/2005.
26
Fatwa DSN MUI, No: 48/II/2005.
27
Fatwa DSN MUI, No: 49/II/2005.
25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

◗6

5) T
awidh
Biaya-biaya riil dalam rangka penagihan hak yang seharusnya
dibayarkan.28
4. S❘❙❚❙❯ Re❱❯❚❲❳❯❲❚❨❱❙❱❨ Pe❩❬❨❙❘❙❙❭
Syarat-syarat restrukturisasi pembiayaan adalah:
1) Nasabah masih memiliki prospek usaha yang baik
2) Nasabah telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan
pembayaran pokok atu margin bagi hasil pembiayaan.29
5. ❪e❯e❭❯❲❙❭ Pe❭❘❫❴e❱❙❨❙❭
LKS boleh melakukan penyelesaian murabahah bagi nasabah
yang tidak bisa menyelesaikan/melunasi pembiayaannya sesuai jumlah
dan waktu yang telah disepakati, dengan ketentuan:
1) Objek murabahah dan/atau jaminan lainnya dijual oleh nasabah
kepada atau melalui LKS dengan harga pasar yang disepakati.
2) Nasabah melunasi sisa utangnya kepada LKS dari hasil penjualan.
3) Apabila

hasil

penjualan

melebihi

sisa

utang

maka

LKS

mengembalikan sisanya kepada nasabah.
4) Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa utangnya, maka LKS
dapat membebaskannya.30

28
29
30

Fatwa DSN MUI, No: 43/II/2005.
Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), 719.
Fatwa DSN MUI, No: 47/2005.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

❵❛

6. Ketentuan Penutup
1) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi

perselisihan

di

antara

pihak-pihak

terkait,

maka

penyelesaiannya dilakukan Badan Arbitrase Syariah Nasional
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
2) Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disepurnakan sebagaimana mestinya.31
C.

Peraturan BI
Peraturan BI adalah ketentuan hukum yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan mengikat setiap orang atau badan dan dimuat dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia. 32
Pembiayaan bermasalah atau ❜❝❜❞❡❢❣❝❢❤✐❜❥ ❦❝❧❜ merupakan risiko
yang terkandung dalam setiap pemberian kresut oleh bank. Risiko tersebut
berupa keadaan di mana pembiayaan tidak dapat kembali tepat pada
waktunya. Pembiayaan bermasalah di perbankan ini disebabkan oleh
berbagai faktor, misalnya ada kesenjangan dari pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pembiayaan, kesalahan prosedur pemberian pembiayaan, atau
disebabkan oleh faktor lain seperti faktor makroekonomi.33
Sejalan dengan meningkatnya kompleksitas usaha, Bank Syariah
dan UUS perlu menjaga kelangsungan usahanya, antara lain dengan

Zainudin Ali, ♠♥♦♥♣ q♦rsr♣t✉ ., 203.
Pasal 1 ayat 8 UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang bank indonesia.
✈✈ Hermansyah, ♠♥♦♥♣ ✇①②③④s♦④s ⑤④⑥trs④⑦ ⑧s⑨rs①⑥t④ q⑨t⑥t ⑩①⑨♥④ , (Jakarta: Kencana Perdana
Media Grup, 2005), 75.
31
32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uin

Dokumen yang terkait

Analisis penerapan fatwa DSN-MUI No.43/DSN-MUI/VII/2004 tentang ta'widh pada pembiayaan murabahah di PT Bank Syariah Bukopin

12 212 171

analisis kesesuaian penerapan pengelolaan dana pensiun syariah terhadap fatwa DSN MUI Nomor 88/DSN-MUI/XI/ (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri Pusat)

5 71 0

Analisis Penyelesaian Pembiayaan Masyarakat Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Kepurtusan DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013

10 146 127

ANALISIS KESESUAIAN PRAKTEK GADAI SYARIAH DENGAN FATWA DSN-MUI

0 3 110

ANALISIS KESESUAIAN PRAKTEK GADAI SYARIAH DENGAN FATWA DSN-MUI

0 3 108

STRATEGI BANK BTN SYARIAH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) BERMASALAH Strategi Bank Btn Syariah Dalam Penyelesaian Sengketa Kpr (Kredit Pemilikan Rumah) Bermasalah (Studi Kasus Bank BTN Syariah Surakarta).

0 4 19

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FATWA DSN-MUI NO.43/DSN-MUI/VIII/2004 TENTANG TA'WIDH BAGI NASABAH WANPRESTASI : STUDI KASUS PT. BANK BNI SYARIAH SURABAYA.

0 1 106

Analisis fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor. 02/DSN-MUI/IV/2000 terhadap dana tabungan haji di Bank Mega Syariah KC Surabaya Darmo.

0 0 73

KESESUAIAN FATWA DSN MUI DALAM PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN RUMAH DI BANK JATIM SYARIAH SURABAYA CABANG DARMO

0 0 20

KEPATUHAN SYARIAH AKAD MUDHARABAH DALAM PRODUK PEMBIAYAAN KEPADA KOPERASI UNTUK ANGGOTA (PKPA) BERDASARKAN FATWA DSN MUI NO.07/DSN-MUI/IV/2000 DI BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO KOTA SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20