PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL DAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH UNGGULAN DARUL ‘ULUM.
PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL DAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH
UNGGULAN DARUL ‘ULUM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1)
Psikologi (S.Psi)
Zahrotul Abidah Nim. B97211118
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2015
(2)
(3)
(4)
(5)
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal dan disiplin diri siswa di Madrasah Aliyah Unggulan Darul ‘Ulum. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal, terdapat perbedaan prestasi belajar ditinjau dari disilin diri, serta terdapat perbedaan disiplin diri siswa yang tinggal di asrama dan di rumah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif. Metode pengambilan sampel yakni menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu semua populasi yang berjumlah 108 orang. Teknik dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS Versi 16.0.
Hasil pengujian dengan analisis statistik Uji Kolmogorov-Smirnov bahwasannya tidak terdapat perbedaan prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal dengan signifikansi sebesar 0,812 dan tidak terdapat perbedaan prestasi belajar ditinjau dari disiplin diri dengan signifikansi sebesar 0,05 dan tidak terdapat perbedaan disiplin diri siswa yang tinggal di asrama dan di rumah dengan signifikansi sebesar 0,060. nilai siginifikansi sebesar > 0,05 dan H0 diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat perbedaan prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal dan disiplin diri.
(6)
xv
ABSTRACT
The purpose from this research is to know the difference about the achievement of study observed from domicile and self discipline the student in Madrasah Aliyah Unggulan Darul ‘Ulum. Hypotheses which is sent is included the difference between the achievement of study observed from domicile, the achievement of study observed from self discipline, and there was difference between self discipline student which stay at cottage and at their home. The method which is used is the method of quantitative research with kind of comparative research. The method of interpretation sample is using technique sample surfeited, it is all population which is counted 108 people. Technique in analysis file used in this research is analyze the experiment of Kolmogorov-Smirnov with the help of SPSS Versi 16.0 program.
The result of this experiment with analysis statistics experiment of Kolmogorov-Smirnov, there was no difference between the achievemet of study observed from domicile with signifiant 0,812 and no difference about the achievement of study observed from self discipline with signifiant 0.05 and no difference about self discipline student between at cottage and home with signifiant 0,060. The signifiant value is >0,05 and H0 is received. The conclusion of this research is there is no difference between the achievement of study observed from domicile with self discipline.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman judul ... i
Halaman persetujuan ... ii
Halaman Pengehasan ... iii
Halaman Pernyataan... iv
Motto ... v
Halaman Persembahan ... vi
Kata pengantar ... vii
Daftar isi ... ix
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
Intisari ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Keaslian Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
A. Prestasi Belajar ... 14
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16
3. Faktor Penyebab Siswa tidak Berhasil ... 28
B. Tempat Tinggal ... 31
C. Disiplin Diri ... 36
1. Pengertian Disiplin Diri ... 36
2. Aspek Disiplin Diri ... 40
D. Keterkaitan Prestasi Belajar dengan Tempat Tinggal dan Disiplin Diri Siswa ... 41
E. Kerangka Teoritik ... 43
F. Hipotesis ... 45
BAB III METODE PENELITIAN... 46
A. Variabel Dan Definisi Operasional ... 46
1. Variabel penelitian ... 46
2. Definisi operasional... 47
B. Populasi dan Sampel ... 48
C. Teknik Pengumpulan Data ... 48
D. Validitas dan Reliabilitas ... 51
1. Validitas ... 51
2. Reliabilitas ... 54
E. Analisis Data ... 54
1. Uji Normalitas ... 54
(8)
A. Deskripsi Subjek ... 57
B. Deskripsi dan Reliabilitas Data ... 59
1. Uji Deskriptif ... 59
2. Kategori Skor Responden ... 60
3. Reabilitas Data ... 61
C. Hasil... 62
D. Pembahasan ... 65
BAB V PENUTUP ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN ...
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan demikian pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi serta memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur.
Terkait dengan pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi.Pendidikan yang dijalani harus didukung oleh faktor-faktor yang berasal dari diri siswa (internal) ataupun dari luar (eksternal). Proses belajar tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja, namun di luar sekolah misalnya di rumah atau di lingkungan tempat tinggal siswa. di sekolah siswa melakukan proses belajar mengajar yang dilakukan dikelas, sedangkan dirumah siswa melakukan proses belajar dengan mengulang pelajaran yang telah diberikan disekolah.
Tidak hanya itu, di sekolah siswa juga harus mematuhi peraturan tata tertib yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan perilaku yang baik.Karena menurut Mustaqim (2003) sebenarnya belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah suatu
(10)
2
perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga berupa penyempurnaan terhadap suatu yang pernah dipelajari.Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berfikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain yang berkenaan dengan aspek fisik dan psikis (Mustaqim, 2008).
Menurut Arifin (2012) pretasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Dari hasil wawancara pada salah satu wali kelas. Menjelas kan bahwa tidak ada masalah tentang prestasi belajar secara menyeluruh, hanya ada beberapa siswa saja yang prestasi belajarnya menurun (hasil wawancara pada tanggal 24 Juni 2015).
Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menempatkan pendidikansebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional.Pendidikan di Indonesia selalu mengarah pada usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,yaitu : pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan sertamembentuk watak dan peradaban bangsayang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha
(11)
3
Esa, berakhlak mulia, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab (Depdiknas, 2005).
Pada tahun 2015 Ujian Nasiona Madrasah Aliyah tidah akan menjadi persyaratan kelulusan lagi, namun akan dijadikan sebagai alat pemataan. Akan tetapi diharapkan peserta ujian Nasional harus tetap semangat belajar. Khususnya bagi siswa-siswi dari jenjang Madrasah Aliyah sederajat, jika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri harus memiliki nilai kelulusan UN yang bagus. Karena direnanakan untuk seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri pada tahun 2015 akan memperhatikan hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah tahun 2015.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman, mengumumkan hasil ujian nasional (UN) SMA/MA dan SMK 2015 yang mendapat nilai rata-rata 5,5 kebawah, tercatat sekitar 35% dari jumlah total peserta UN.Total peserta UN SMA/MA sebanyak 231.982 siswa, dan yang memperoleh nilai dibawah 5,5 sebanyak 39.874 siswa. Sedangkan jumlah peserta UN SMK sebanyak 195.365, dan yang memperoleh nilai dibawah rata-rata sebanyak 57.854 siswa.“Kondisi ini memang cukup memprihatinkan kendati tidak bisa dibandingkan dengan hasil UN 2014 yang pelaksanaan dan fungsinya memang berbeda,” ujar Saiful Rachman dalam keterangan persnya yang diterima SP, Selasa (12/5) sore ( http://www.pengenkuliah, prasetio, 2015).
(12)
4
Untuk dapat menghasilkan perubahan-perubahan yang lebih baik, ada beberapa factor yang mempengaruhi prestasi belajar.Menurut Walgito (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari: kesehatan fisik, kelelahan, motivasi, minat, konsentrasi, natural curiousity, self confidence, self-dicipline, intelegensi, ingatan, tempat, peralatan belajar, suasana, waktu belajar dan pergaulan.
Siswa harus mentaati peraturan yang ada disekolah baik berupa peraturan waktu masuk sekolah, ketika pelajaran berlangsung maupun ketepatan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.Dengan begitu siswa akan belajar sesuai dengan ketentuan yang ada dan sikap siswa akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang melanggar peraturan-peraturan yang ada disekolah.
Secara umum perkembangan siswa remaja awal ditandai dengan perubahan kemampuan-kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Pada masa remaja awal berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Siswa merupakan individu yang secara langsung melakukan proses pembelajaran, sehingga siswa harus dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif, mampu mengungkapkan gagasan-gagasan, serta mampu menyrtakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat, perhatian, motivasi, cara belajar, dan disiplin belajar (Hurlock, 1995).
(13)
5
Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Seperti halnya yang disebutkan oleh Joko Sumarmo “bahwa istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri orang itu” (Sumarmo, 2008). Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran, secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Selain itu menurut suharsini berpendapat bahwasannya disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar”(Suharsimi, 2003).
Disiplin yang timbul dari kesadaran diri sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Siswa yang memiliki disiplin diri yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik.(Saleh, 2012)
Siswa yang mempunyai disiplin diri akan dapat mengatur, mengendalikan, dan menontrol tingkah laku dan sikapnya. Sesuai dengan pendapat Perkins (2003) menyatakan bahwa disiplin diri merupakan upaya sadar dan bertanggungjawab dari seseorang untuk mengatur,
(14)
6
mengendalikan, dan mengontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar seluruh keberadaannya tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Dari fenomena yang ada, terlihat adanya beberapa siswa yang mempunyai prestasi belajar yang rendah yang ditunjukkan dengan nilai pada raport siswa yaitu pada pelajaran fiqih. Siswa yang mempunyai nilai rendah tersebut disekolah sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya seperti tidak menaati peraturan sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidur dikelas saat pelajaran, tidak masuk kelas sebelum guru datang walaupun bel sudah berbunyi, ramai di kelas saat guru menjelaskan, melalaikan tugas yang diberikan guru, membolos, terlambat datang ke sekolah yang semuanya itu mencerminkan kurang disiplinnya belajar mereka.(Hasil wawancara pada tanggal 25 April 2015)
Salah satu yang mendasari disiplin belajar siswa adalah timbulnya kesadaran siswa untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Jika hal ini dibiarkan maka berpengaruh pada prestasi belajarnya.
Selain disiplin belajar, lingkungan tempat tinggal siswa juga mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah faktor sosial yang terdiri atas ligkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Pengerttian Lingkungan menurut Gunawan (2011) lingkungan
(15)
7
diartikan sebagai kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organism. Dalam penelitian ini yang dipengaruhi adalah prestasi belajar. Siswa yang tinggal di lingkungan yang berbeda, kemungkinan mempunyai prestasi belajar yang berbeda juga.
Dari hasil wawancara pada beberapa siswa yang berbeda kelas, narasumber mengatakan bahwa siswa yang berprestasi dikelasnya berasal dari siswa yang tinggal di asrama, serta anak yang tinggal di asrama merasa waktu belajarnya terbatas karena ada kegiatan-kegiatan yang ada di asrama (hasil wawancara pada tanggal 24 Juni 2015)
Dari fenomena yang ada, untuk mengetahui faktor menurunnya prestasi akademik pada siswa, peneliti ingin meneliti hal tersebut ditinjau dari tempat tinggal siswa yang tinggal di pondok dan yang tinggal di rumah serta ditinjau dari disiplin diri siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang tinggal di asrama dan tinggal di rumah?
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai disiplin diri tinggi dan siswa yang mempunyai disiplin diri rendah?
3. Apakah terdapat perbedaan disiplin diri antara siswa yang tinggal di asrama dan di rumah?
(16)
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang tinggal di asrama dan tinggal di rumah?
2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai disiplin diri tinggi dan siswa yang mempunyai disiplin diri rendah?
3. Untuk mengetahui perbedaan disiplin diri antara siswa yang tinggal di asrama dan di rumah?
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.
a. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah informasi dan hasil penelitian dalam bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan.
b. Manfaat secara praktis
1. Memberikan informasi tambahan tentang hubungan antara disiplin diri dengan prestasi belajar siswa.
2. Membuka peluang bagi peneliti selanjutnya pada penelitian yang sejenis.
(17)
9
3. Memberikan pengetahuan pada lembaga pendidikan tentang hubungan disiplin diri dengan prestasi belajar. Karena disiplin diri merupakan perilaku positif yang akan menunjang prestasi akademik siswa.
4. Memberikan motivasi agar siswa menumbuhkan sikap disiplin diri.
E. Keaslian Penelitian
Untuk mendukung penelitian ini peneliti telah menemukan beberapa kajian riset terdahulu tentang variabel prestasi akademik yang dijadika acuan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2012)yang dimuat dalam jurnal pendidikan akuntansi Indonesia, Vol X no 1 tahun 2012 dengan judul “ Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2009 sebanyak 117 mahasiswa, sehingga penelitian ini termasuk penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan metode kuesoner atau angket dan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana untuk hipotesis pertama dan kedua, dan menggunakan analisis regresi ganda untuk hipotesis ketiga.Hasil penelitian ini terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin belajar terhadap prestasi belajar .Yang kedua, terdapat
(18)
10
pengaruh positif dan signifikan lingkungan teman sebaya terhadap prestasi belajar.
Penelitian tentang prestasi belajar berikutnya ditulis oleh Nokwanti (2010) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, karya ini dimuat dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang Vol 01 No 01 Juni 2013.Penganbilan sampel yang berjumlah 111 siswa dilakukan dengan dngan teknik random sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi.Hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kemudian dianalisis dengan analisis regresi linier berganda, uji simultan dan uji t. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat disiplin belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi dan lingkungan belajar termasuk dalam kategori baik sedangkan prestasi belajar termasuk dalam kategori tinggi. Hasil analisis regresi linier berganda yaitu tingkat disiplin dan lingkungan belajar disekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.
Penelitian selanjutnya yaitu ditulis oleh Sari (2013) Mahasiswa Program studi pendidikan geografi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat Padang pada tahun 2013 dengan judul “ Pengaruh Lingkungan tempat tinggal dan Disiplin Terhadap Hasil Belajar geografi siswa kelas XI SMAN 1 Tanjung Mutiara”. Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif korelasional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMAN 1 Tanjung Mutiara.
(19)
11
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan sample random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap hasil belajar siswa. Terdapat pengaruh positif antara disiplin belajar dengan hasil belajar. Dan pengaruh antara lingkungan tempat tinggal dan disiplin belajar terhadap hasil belajar.
Penelitian sebelumnya juga telah dilakukan oleh Lawalata dan Prawitasari (2005)yang dimuat dalam jurnal sosiosainsVol 18 No 3 2005 dengan judul “ Hubungan Antara Tempat Tinggal Dan Sense Of Industry Dengan Prestasi Belajar Anak Pasca Konflik”. Penelitian ini pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan subjek penelitian berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri tertentu yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar anak dari buku laporan penilaian hasil belajar.Selain dengan metode dokumentasi, dalam penelitian ini juga menggunakan tes intelegensi pada anak berupa tes CPM dan menggunakan skala sense of industry.Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah analisis korelasi parsial dan analisis regresi linier dan untuk menguji hipotesis kedua adalah analisis varian dan analisis univariate, dengan menggunakan program spss.Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan
(20)
12
signifikan antara tempat tinggal dan sense of industry dengan prestasi belajar.
Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Rahman (2012), jurusan Pendidikan Teknik Elektronik Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, dengan judul “ Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post Facto yang bersifat deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif.Subjeknya siswa kelas XI Teknik Audio Video yang berjumlah 34 siswa.Data diambil menggunakan metode dokumentasi, test dan angket.Validasi instrument angket dilakukan dengan analisis butir menggunakan rumus Product Moment dan uji reabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.Pengujian hipotesis dengan analisis korelasi product moment dan analisis regresi ganda, yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan analysis meliputi uji normalitas, linieritas, dan multikolinieritas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variable motivasi, lingkungan dan disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif.
Berdasarkan penelitian diatas, terdapat kesamaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti, yaitu kesamaan variable prestasi belajar yang akan dinilai. Untuk perbedaan dengan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dilihat dari jumlah subjek penelitian, karakteristik subjek (Siswa SMK yang tinggal di
(21)
13
pondok dan yang tinggal di Rumah) dan tempat penelitian. Sedangkan variabel yang akan digunakan oleh penulis yaitu variabel disiplin diri dan tempat tinggal. Diharapkan nantinya apabila telah diketahui adanya pengaruh tempat tinggal dan disiplin diri dapat segera dilakukan tindakan untuk menumbuhkan disiplin diri pada siswa.
(22)
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menunjukkan pada kinerja seseorang yang umumnya ditunjukkan dalam bentuk nilai rata-rata yang diperoleh. Muhibbin syah juga menyatakan bahwa pada prinsipnya, pengungkapan prestasi belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. (Syah, 2011). Prestasi belajar yang dievaluasi dalam diri mahasiswa akan meliputi prestasi kognitif, prestasi afektif dan prestasi psikomotor sesuai dengan taksonomi hasil belajar menurut Bloom (1956), yaitu :
1) Ranah kognitif, mengacu pada respon intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analitis, sintesis dan evaluasi.
2) Ranah afektif, mengacu pada respon sikap. 3) Ranah psikomotor, mengacu perbuatan fisik.
`Menurut Purwanto (2002, dalam Sagala, 2005) prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang diapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau keerdasan, bahwa untuk menangkap isi
(23)
15
dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah diantarana ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan definisi prestasi belajar menurut Azwar (2002) adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam program pendidikan.
Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Winkel (1996) yaitu Semua perubahan di dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi pada diri manusia. Pengertian lain tentang hasil belajar dikemukakan oleh Sudjana (2009) yaitu hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Bloom (1956 ,dalam Sujana, 2009) berpendapat bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga bagian menurut hasil yang dicapainya yaitu hasil belajar yng bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor.
Suryabrata (2006) prestasi belajar adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam
(24)
16
bentuk angka atau symbol tertentu. Kemudian dengan angka atau symbol tersebut, orang lain atau siswa sediri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut. 2. Faktor Yang Memengaruhi Prestasi Belajar
Keberhasilan seseorang dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor yang meliputi faktor internal dan eksternal.Faktor internal yang dimaksud meliputi faktor psikologis seperti inteligensi, sikap, minat, bakat, motivasi, dan faktor fisiologis yaitu keadaan organ-organ tubuh siswa. Adapun faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, pola asuh orang tua, gaya/pendekatan yang digunakan siswa dalam belajar, fasilitas belajar, dan profesionalisme pendidikan (syah, 2001).
Menurut Azwar (2004) secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran.Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental.Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan faktor sosial.Faktor fisik menyangkut kondisi tempat
(25)
17
belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar.Faktor sosial menyangkut dukungan sosial dan pengaruh budaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Dalyono (2005) dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: faktor internal(faktor dari dalam diri peserta didik) dan faktor ekstern(faktor dari luar peserta didik).
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam melakukan proses belajar, semua kemampuan yang dimiliki individu dicurahkan untuk mencernna materi yang akan dipelajari. Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi:
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.Bila seseorang siswa tidak sehat jasmani maka mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik juga akan menurunkan gairah untuk belajar.
2) Intelegensi dan bakat
Seseorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi rendah cenderung mengalami
(26)
18
kesukaran daam belajar, lambat berfikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Seseorang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan yang tidak memiliki bakat.(Dalyono, 2005)
3) Minat dan motivasi
Sebagaimana faktor intelegensi dan bakat, minat dan motivasi adalah aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar.Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari diri.Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga jika minat da motivasi besar cenderung prestasi belajar juga akan baik.
4) Cara belajar
Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern individu dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Ketiga faktor ini satu sama lain memberikan warna tersendiri pada perkembangan individu, terutama dalam kegiatan belajar. 1) Lingkungan keluarga
(27)
19
Lingkungan ini memberikan kontribusi yang berarti terhadap perkembangan individu.Keluarga ini merupakan lingkungan yang pertama dikenal oleh anak dan sebagian besar waktunya dilalui bersama keluarga. Pengaruh keluarga bisa berasal dari kepedulian orang tua berupa dukungan motivasi belajar
2) Lingkungan sekolah
Peranan sekolah membekali seseorang dalam disiplin ilmu tertentu merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berpngaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu.Kualitas guru dalam mengajar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
3) Lingkungan masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar siswa. Bila lingkungan masyarakat tempat tinggal berpendidikan tinggi, baik moral dan akhlaknya, akan mendorong siswa giat belajar. Teman bergaul di lingkungan masyarakat juga sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi peserta didik. Teman yang baik akan membawa pengaruh yang baik, sedangkan yang berkelakuan buruk dapat membawa pengaruh yang buruk.(Dalyono : 2005). Menurut Bimo (2004) bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari: kesehatan fisik, kelelahan, motivasi, minat, konsentrasi, natural curiousity, self confidence, self-dicipline, intelegensi, ingatan, tempat, peralatan belajar, suasana, waktu belajar dan pergaulan”.
(28)
20
Disiplin diri dalam hal ini adalah sikap disiplin siswa dalam belajar dapat berpengaruh pada proses belajar mengajar, akan dan ikut mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
Suryabrata (2001, dalam Tjundjing, 2001) menggolongkan faktor-faktor yangmempengaruhi prestasi belajar menjadi dua faktor-faktor, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan hal-hal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar yang dimiliki. Faktor ini dapat di golongkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
a) Faktor Fisiologi
Faktor fisiologis mengacu pada keadaan fisik, khususnya sistem penglihatan dan pendengaran, kedua sistem penginderaan tersebut dianggap sebagai faktor yang paling bermanfaat di antara kelima indera yang dimiliki manusia.Untuk dapat menempuh pelajaran dengan baik seseorang perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya.Keadaan fisik yang lemah merupakan suatupenghalang yang sangat besar bagi seseorang dalam menyelesaikan program studinya.Untuk memelihara kesehatan fisiknya, seseorang perlu memperhatikan pola makan dan pola tidurnya, hal ini di perlukan untukmemperlancar metabolisme dalam tubuhnya.Selain itu untuk memeliharakesehatan, bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik, juga diperlukan olahraga secara teratur. (Suryabrata, 2001)
(29)
21
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi faktor non fisik, seperti; motivasi, minat,intelegensi, perilaku dan sikap mental.
1) Motivasi
Motivasi sangat menentukan prestasi belajar seseorang. Menurut Djamarah (2002), motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yangtimbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukansuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentukusaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukansesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkepuasan dengan perbuatannya. Jadi semakin besar motivasi yang dimilikioleh seseorang maka dorongan yang timbul untuk berprestasi akan besar juga, sebaliknya semakin rendah motivasi seseorang semakin rendah juga prestasi yang bisa diraih.(Suryabrata, 2001)
2) Intelegensi
Intelegensi cenderung mengacu pada kecerdasan intelektual. Kecerdasanintelektual yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk memahamisuatu permasalahan. Orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi,pada umumnya memiliki potensi dan kesempatan yang lebih besar untukmeraih prestasi belajar yang baik dibandingkan dengan mereka yangmemiliki kecerdasan intelektual biasa-biasa saja.Apalagi bila dibandingkan mereka yang tergolong
(30)
22
memiliki kecerdasan intelektual rendah.Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga pentingdalam mengambil keputusan.Minat dapat menyebabkan seseorang giatmelakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. (Gunarso,1995).
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong oranguntuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebasmemilih (Hurlock, 1995).
3) Sikap mental
Menurut Suryabrata (2001,dalam Tjundjing, 2001), seorang siswa perlu memiliki sikap mental dan perilaku tertentu yang dianggap perlu agar dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran dan jerih payah di sekolah. Sikap mental seseorang meliputi hal-hal berikut:
(a) Tujuan belajar,
dengan memiliki tujuan belajar yang jelas, seorang siswa dapat terdorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Tanpa tujuan belajar,semangat akan mudah padam karena ia tidak memiliki sesuatu untuk diperjuangkan
(b) Minat terhadap pelajaran
Untuk dapat berhasil, selain memiliki tujuan, mahasiswa juga harusmenaruh minat pada pelajaran yang diikuti, bukan hanya terhadap satu,dua pelajaran, melainkan terhadap semua mata
(31)
23
pelajaran. Minat mahasiswa terhaap pelajaran memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran bahkan juga dapat menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar itu sendiri. Namun kenyataannya para mahasiswa umumnya tidak memiliki minat untuk mempelajari suatu pengetahuan. Hal ini dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang kegunaan, keuntungan dan hal-hal mempesonakan lainnya dalam ilmu pengetahuan(Suryabrata, 2001). (c) Kepercayaan terhadap diri sendiri
Setiap orang yang melakukan sesuatu harus memiliki keyakinan bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk memperoleh hasil yang baik dalam usahanya. Demikian pula dengan belajar, tanpa kepercayaan diri, hal-hal yang seharusnya dapat dikerjakan dengan baik ketika berada dalam keadaan tenang, dapat menjadi tidak terselesaikan. Kepercayaan diri dapat di pupuk dan di kembangkan dengan jalan belajar tekun. Hendaknya setiap orang yang menempuh studi menginsafi bahwa tidak ada hal yang tidak dapat di pahami kalau ia mau belajar dengan tekun setiap hari, dengan memiliki kepercayaan diri dan mempergunakan setiap peluang untuk mengembangkan diri, ia akan berhasil menyelesaikan studinya (Suryabrata, 2001).
(d) Keuletan
Banyak orang dapat memulai suatu pekerjaan, namun hanya sedikit yang dapat mempertahankannya sampai akhir. Cita-cita yang tinggi tidaklah cukup jika tidak disertai oleh kesanggupan untuk
(32)
24
memperjuangkan cita-cita itu. Untuk dapat bertahan menghadapi kesukaran, seseorang harus melihatnya sebagai tantangan yang harus diatasi. Dengan memiliki keuletan yang besar seorang mahasiswa pasti dapat menyelesaikan pelajaran di perguruan tinggi. Selain itu yang terpenting ialah bahwa dalam pekerjaan dan kehidupan faktor keuletan juga memiliki pengaruh yang besar(Suryabrata, 2001). (e) Perilaku siswa
Untuk meraih prestasi yang memuaskan, seorang siswa harusmemiliki prestasi yang mendukung. Perilaku itu antara lain meliputi, (a) pedoman belajar, yaitu belajar secara teratur, belajar dengan penuh disiplin, belajar dengan memusatkan perhatian terhadap pelajaran atau belajar dengan memanfaaatkan perpustakaan. (b) cara belajar. (c) pengaturan waktu. (d) cara membaca yang baik(Suryabrata, 2001). 2. Faktor Eksternal
Menurut Suryabrata (2001,dalam Tjundjing, 2001) Selain faktor-faktor dalam diri inividu, masih ada hal-hal lain di luar diri yangdapat mempengaruhi prestasi yang diraih, yang di golongkan sebagai faktoreksternal, seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a) Faktor lingkungan keluarga.
Faktor lingkungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Berikut ini dijelaskan faktor-faktor lingkungan keluarga tersebut: 1) Sosial ekonomi keluarga
(33)
25
Dengan sosial ekonomi yang memadai seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis, sampai pemilihan sekolah(Suryabrata, 2001).
2) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dibandingkan dengan mereka yang menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih rendah
3) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga. Dukungan dari keluarga merupakan salah satu pemacu semangat berprestasibagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian maupun nasehat, maupun secara tidak langsung,.Misalnya dalam wujud kehidupan keluarga yang akrab dan harmonis(Suryabrata, 2001).
b) Faktor lingkungan sekolah 1) Sarana dan prasarana
2) Kelengkapan fasilitas sekolah seperti OHP, kipas angin, pelantang(microphone) akan membantu kelancaran proses belajar mengajar disekolah. Selain itu bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga turut mempengaruhi proses belajar mengajar.
(34)
26
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi.Kelengkapan sarana dan prasarana tanpa di sertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka.
4) Kurikulum dan metode mengajar.
5) Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pengajaran yang lebih interaktif sangat di perlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran(Suryabrata, 2001).
c) Faktor lingkungan masyarakat 1) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirim anaknya ke sekolahdan cenderung memandang rendah pekerjaan guru atau pengajar.
2) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan,mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah (kesadaran akan pentingnya pendidikan), setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini akan memunculkan pendidik dan pesrta didik yang lebih berkualitas(Suryabrata, 2001).
(35)
27
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :
a. Faktor internal
1) Faktor jasmani (fisiologis) , yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh.
2) Faktor psikologis, terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi: Faktor potensi yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri dari atas: Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belaja, iklim.
Sedangkan menurut Slameto (2010) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu :
(36)
28
1) Faktor internl (dalam diri siswa), meliputi :
a. Faktor jasmani, mencakup kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologis, berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi.
c. Faktor kelelahan, mencakup kelelahan jasmani dan rohani 2) Faktor ekstern (dari luar siswa), terdiri dari:
a. Faktor keluarga, antara lain: cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi.
b. Faktor sekolah, antara lain: guru dan cara mengajar, model pembelajaran, alat-alat pelajaran, kurikulum dan media pendidikan.
c. Faktor masyarakat, antara lain : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, dan teman bergaul (Slameto, 2010).
3.Faktor Penyebab Siswa Tidak Berhasil
Menurut winkkell (1996), ada banyak faktor untuk mempengaruhi prestasi belajar antara lain ada yang bersifat internal (terdiri dari intelegensi, motivasi belajar, minat, bakat, sikap, persepsi diri dan kondisi fisik) dan ada yang bersifat eksternal (terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat).
Menurut Winkell (1996, dalam Febrianela, 2013) Dapat lebih rinci lagi beberapa penyebab siswa tidak berhasil menampilkan prestasi yang dimilikinya, antara lain lingkungan sekolah, lingkungan rumah dan faktor-faktor lain.
(37)
29
a. Faktor sekolah
1) Apabila ligkungan sekolah tidak mendukung atau tidak memberikan nilai tinggi pada keberhasilan akademik, artinya iklim sekolah anti intelektual
2) Kurikulum mungkin saja tidak cocok untuk anak yang cerdas. Anak yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi kehilangan minat. Mereka menjadi bosan dan menolak untuk menyelesaikan tugas yang dianggapnya kurang relevan
3) Lingkungan kelas kaku atau otoritan. Siswa berbakat menginginkan adanya kesempatan untuk dapat mengendalikan belajarnya sendiri.
4) Penghargaan tidak dibuat untuk perbedaan individual. Semua siswa harus maju atau melalui kurikulum pada tingkat yang sama. Padahal ada siswa yang lebih cepat atau lebih lambat dari siswa lainnya.
5) Siswa tidak dipaksa untuk memperhatikan kemampuan dari pada tampil berbeda diantara kelompok teman sekelasnya. 6) Gaya belajar siswa dapat saja tidak cocok dengan gaya mengajar
guru (Febrianela, 2013). b. Faktor rumah
1) Belajar tidak dinilai tinggi atau didukung dan prestasi tidak diberi imbalan.
(38)
30
3) Belajar didukung tapi orang tua bersikap dominan.
4) Prestasi anak menjadi ancaman bagi kebutuhan orang tua akan superioritas.
5) Perebutan kekuasaan di dalam keluarga, terutama apabila salah seorang dari orang tuanya bersikap liberal dan lainnya kaku sehingga tidak menimbulkan situasi menang kalah dan anak-anak terpecah diantara kekuatan tersebut ketika memilih.
6) Status sosial ekonomi rendah ditambah lagi dengan pendidikan orang tua dan aspirasi yang rendah terhadap pendidikan dan karir sehingga anak-anak cenderung berprestasi rendah.
7) Keluarga mengalami disfungsi karena berbagai alasan, diantaranya ketergantungan obat, atau alcohol, tidak adanya keterampilan menjadi orang tua, perceraian, kehilangan pekerjaan, riwayat penyalahgunaan atau penyakit-penyakit (Febrianela, 2013).
c. Adanya perbedaan budaya
Budaya tempat seorang anak dilahirkan dapat mempengaruhi pandangan tentang keberbakatan.Ada budaya yang menganggap anak berbakat difaforitkan (Febrianela, 2013).
d. Faktor-faktor lainnya
1) Terjadinya gangguan belajar, kondisi tidak mampu atau bentuk ketidaksesuaian dengan cara mengajar dapat berpengaruh pada rendahnya prestos sebagaimana juga dengan gangguan emosi.
(39)
31
2) Faktor-faktor kepribadian seperti perfeksionism, terlalu sensitive, tidak berdaya guna dalam keterampilan sosial atau sebaliknya.
3) Penyebab masalah siswa seperti ini adalah diberikannya perhatian berlebihan untuk tingkah laku menyimpangnya dari pada program berbakatnya.
4) Malu, rendah diri karena berbeda dengan siswa lainnya, merasa tidak percaya diri, tidak mengantisipasi penolakan akibat latihan di rumah atau di sekolah merupakan tanggung jawab setiap orang untuk tidak menciptakan ketidakpuasan (Febrianela, 2013).
B. Tempat Tinggal
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi. Anak selama hidupnya akan selalu mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah dan masyarakat luas.
Menurut Gunawan (2011, dalam Rahman 2014) lingkungan diartikan sebagai sekumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan tuntunan dan contoh-contoh bagi anak.Oleh karena itu lingkungan keluarga memiliki peranan yang sanga penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak.Di dalam
(40)
32
lingkungan keluargalah tempat dasar pembentukan watak dan sikap anak. Hal tersebut seperti yang ungkapkan oleh Gunarsa(2004) bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mula-mula memebrikan pengaruh yang mendalam bagi anak.
Pendapat lain tentang lingkungan keluarga menurut Hasbullah (2008) yaitu lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidika pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Dan dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga.
Kemudian Barnadib(1976,dalam Nurhayati & Yasin, 2009) mengemukakan lingkungan keluarga yaitu lingkungan yang bertanggung jawab atas kelakuan. Pembentukan kepribadian, kasih sayang, perhatian, bimbingan, kesehatan dan suasana rumah. Dari keluarga yang harmonis yang mampu memancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, akan lahir anak-anak yang memiliki kepribadian dengan pola yang mantap.
Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antara manusia, lingkungan antara pendidikan dengan peserta didik serta orang-orang lain yang terlibat dalam interaksi pendidikan (Sukmadinata, 2004). Contoh dari lingkungan sosial dalam pendidikan antara lain : keluarga, guru, teman, masyarakat. Lingkungan non sosial merupakan lingkungan yang berupa fisik ata sarana yang digunakan serta memiliki pengaruh
(41)
33
terhadap kegiatan pendidikan. Contoh dari lingkungan non sosial antara lain : rumah atau tempat tinggal, sekolah, peralatan atau sarana prasarana.
Pondok pesantren sebagai wadah pendidikan tidak akan terlepas dari lingkungan sosial dan non sosial yang erat kaitannya dengan proses pendidikan. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam nonformal yang keberadaannya telah ada sejak jaman dahulu, bahkan sebelum kemerdekaan bangsa ini diraih.
Keadaan lingkungan pondok pesantren merupakan lingkungan sehari-hari yang didalamnya seluruh santri berinteraksi dengan teman-temannya, gurunya, serta seluruh komponen yang ada dipondok tersebut.Pondok adalah bangunan untuk tempat sementara atau madrasah dan asrama. Dalam sebuah pondok pesantren biasanya santri tinggal diasrama yang memiliki beberapa kamar. Di asrama inilah santri santri hidup dan berinteraksi. Asrama merupakan rumah kedua yang mereka singgahi untuk bernaung sementara selama mereka menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut.Di lingkungan pondok/asrama pula santri belajar dan mempelajari ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru/ustadzahnya.
Belajar merupakan sebuah proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan agar setelah melalui proses tersebut ada hasil yang dapat dirasakan atau dicapai. Proses pendidikan dan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah
(42)
34
antara lain jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, Universitas, Sekolah Tinggi, dan lain sebgainya. Sedangkan pendidikan untuk lingkungan luar sekolah dapat berlangsung di lingkungan seperti: rumah, lembaga bimbingan belajar, kursus-kursus, pondok pesantren, sekolah luar biasa dan lain sebgainya.
Siswa yang tinggal di pondok memiliki lingkungan sosial yang berbeda dengan siswa yang tinggal di Rumah yang tinggal bersama keluarganya. Karena ada perbedaan lingkungan mereka tinggal, dimana setiap tempat tinggal mempunyai pengaruh yang berbeda sehingga ada kemungkinan lingkungan tempat tinggal siswa mempengaruhi prestasi belajar yang didapatkan.
Lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari luar pribadi siswa.menurut Hamalik (2006, dalam Sari, 2013) yang termasuk kedalam lingkungan belajar adalah semua hal yang berpengaruh dan bermakna bagi individu. Lingkungan tempat tinggal misalnya, yang meliputi antara lain unsur-unsur fasilitas belajar, peralatan dan perlengkapan serta individu siswa lainnya.
Siswa yang tinggal dipondok pesantren seharusnya mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang tinggal di luar pondok pesantren. Hal tersebut dikarenakan mereka yang tinggal di pondok pesantren diuntungkan dengan lingkungan yang kondusif. Teman-teman yang sama-sama pelajar akan menimbulkan motivasi kepada mereka untuk
(43)
35
terus belajar. Peraturan-peraturan dipondok pesantren akan memungkinkan siswa untuk tindak bebas bermain atau keluar-masuk pondok pada jam-jam tertentu sehingga mereka tidak akan menghabiskan waktunya hanya umtuk bermain saja.
Kelompok teman sebaya memiliki teman sebaya memiliki daya paksa terhadap orang yang masuk ke dalamnya. Hampir tidak mungkin orang melawan kelompok teman sebaya yang peraturan utamanya “konfirmasi atau penolakan”(Damsar, 2011 dalam Anam 2013). Siswa yang tinggal di pesantren kebanyakan baru untuk pertama kalinya menetap di luar keluarganya dan desanya untuk waktu yang agak lama.
Siswa yang tinggal di luar pesantren yang penulis maksud di sini adalah siswa yang tinggal bersama orang tuanya. Keluarga merupakan agen sosialisasi primer. Seorang bayi menemukan ibunya sebagai orang yang pertama kali memeluk, membelai dan mengasihinya secara fisik. Pelukan belaian dan kasih secara fisik ini merupakan pelajaran pertama yang diperoleh tentang aspek afeksi-emosional dari kehidupan. Pelajaran berikutnya adalah seperti nilai, normal, sikap dan harapan diteriama dari keluarga seiring dengan berjalannya waktu, yang berikatan dengan pertambahan usia (Damsasr, 2011 dalam Anam, 2013).
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting membentuk kepribadian siswa, karena di dalam keluarga siswa pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan
(44)
36
kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan siswa untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat (Ahid, 2010 dalam Anam, 2013).
Antara siswa yang tinggal dipondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren mempunyai perbedaan. Perbedaan itu terletak pada keseharian siswa, dimana siswa yang tinggal di pondok pesantren dalam kesehariannya selalu dibatasi oleh peraturan-peraturan yang berlaku, sedangkan siswa yang tinggal di luar pesantren cenderung bebas dalam menentukan aktifitasnya. Mereka yang tinggal di luar pesantren bisa membaur dengan semua orang, baik itu dengan yang masih sekolah atau yang sudah selesai sekolah dan bahkan yang tidak sekolah sekalipun. Dengan keadaan seperti ini maka siswa yang tinggal di luar pesantren harus pintar dalam memilih teman bergaul dan harus pandai-pandai dalam menggunakan waktunya baik itu untuk belajar ataupun bermain.
Dengan adanya perbedaan aktifitas keseharian antara siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di luar pesantren, maka penelit ingin mengetahui perbedaan prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal, yaitu siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tinggal di rumah.
C. Disiplin Diri
1. Pengertian Disiplin Diri
Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta
(45)
37
berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan menyenangkanbagi kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menaati segala peraturan yang sitetapkan.
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan berulang-ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan menjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan. Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang berdisiplin akan bersikap teguh dalam menjalankan niat dan cita-cita yang ingin diraihnya (Saleh, 2012).
Disiplin mampu menjaga agar setiap tindakan yang dilakukan tetap berada pada jalan menuju tujuan akhir yang ingin dicapai, bahkan mampu menjaga tujuan akhir itu sendiri. Kedisiplinan akan terbangun dengan niat yang kuat, motivasi yang utuh dan sungguh-sungguh, serta kesadaran akan alasan dari penetapan tujuan akhir yang ingin dicapai. Sementara ketidakdisiplinan akan menjadikan jalan menuju tujuan akhir semakin jauh dan berliku karena sikap yang tidak konsisten, bahkan dapat mendatangkan malapetaka baginya (Saleh, 2012)
Disiplin merupakan proses hasil dari sebuah perjalanan waktu. Artinya sikap itu muncul berkaitan dengan bagaimana seseorang
(46)
38
menggunakan waktunya dengan baik untuk tetap menjalankan setiap tindakannya sesuai dengan apa yang ingin dicapai dari tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga sikap itulah yang kemudian menjadi kebiasaan hidup.
Menurut Suharsimi (2003) disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan dimana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Didukung oleh pendapat Slameto (2010) bahwa agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin baik disekolah, di rumah,dan diperpustakaan.
Disiplin dapat timbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman yang kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Seperti halnya yang disebutkan oleh Sumarmo (2008) bahwa istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadran dan dorongan dalam diri seseorang. Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran, secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Menurut Sumarmo (2008) disiplin berarti
(47)
39
perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.
Menurut Suharsimi(2003) disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan.
Faktor-faktor pembentukan disiplin menurut Sumarmo(2008) adalah: 1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap
penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadikan motif sangat kuat terwujudnya disiplin.
2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individu.
3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, dan mmebentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentuka atau diajarkan. 4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan
yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
5. Teladan yang berupa perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan kata-kata.
6. Disiplin seseorang dapat juga dipengaruhi oleh seseorang.
7. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan.
(48)
40
2. Aspek Disiplin Diri
Menurut Stevepavlina (2005, dalam Oktariana, 2012) Aspek-aspek dalam disiplin diri terbagi dalam dua yakni dimensi internal dan dimensi eksternal. Yang termasuk dalam dimensi internal diantaranya penerimaan, kemauan, kerja keras, kerajinan, dan ketekunan, sedangkan yang termasuk dalam dimensi eksternal adalah peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi sekolah merupakan faktor yang berarti bagi siswa, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku.
Indikator disiplin diri sebagai berikut :
a) Kemampuan untuk mau menerima disiplin dengan kerja keras yang ada di dalam siswa, meliputi indikator : menunjukkan sikap disiplin terhadap tata tertib, memiliki batasan-batasan disiplin, merasa mampu melaksanakan disiplin, memiliki kemauan melaksanakan tata tertib, memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas, memiliki kemauan diri dalam meraih cita-cita, memiliki kesanggupan melaksanakan tata tertib, dan memiliki kesanggupan sadar diri.
b) Kemampuan mempertahankan kerajinan dan ketekunan dalam disiplin, meliputi indikator mampu mengolah waktu, mampu menunjukkan penampilan yang sesuai dengan disiplin, menunjukkan pengaruh disiplin yang menghambat, dan menjalankan kewajiban-kewajiban yang ada disekolah.
(49)
41
c) Kemampuan untuk konsistensi disiplin meliputi indikator : memiliki tanggung jawab terhadap peraturan sekolah, memiliki komitmen dalam menjaga nama baik sekolah.
d) Kemampuan untuk menaati peraturan, meliputi indikator : menjalanjakan aturan sesuai dengan kemampuan, memiliki kesungguhan terhadap peraturan di sekolah, menunjukkan disiplin terhadap tata tertib yang dibuat sekolah.
e) Kemampuan untuk menerima penghargaan dan hukuman, meliputi indikator menerima pujian sebagai yang berdisiplin diri, menerima hadiah dalam kelompok maupun pribadi, menerima sanksi yang ada di sekolah, menerima hukuman sesuai dengan pelanggaran, dan memiliki perasaan bersalah saat melakukan pelanggaran.
D. Keterkaitan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Tempat Tinggal Dan Disiplin Diri
1. Perbedaan Prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal
Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol tertentu. Kemudian dengan angka atau symbol tersebut, orang lain atau siswa sediri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai.
(50)
42
harus bisa membagi kegiatan yang ada di rumah seperti pekerjaan rumah dengan mengerjakan tugas sekolah. Tidak hanya itu siswa yang tinggal di rumah juga seharusnya dapat menolak kegiatan-kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan pada waktu yang telah ditentu, seperti waktunya belajar tidak untuk menonton televisi atau bermain dengan teman. Berbeda dengan siswa yang tinggal di pondok, siswa yang tinggal di pondok juga mempunyai kegiatan selain mengerjakan tugas sekolah. Siswa yang tinggal di pondok harus mengikuti kegiatan yang ada di pondok. Sehingga siswa yang tinggal di pondok juga harus bisa membagi waktu kapan seharusnya mengikuti kegiatan pondok dan waktu untuk mengerjakan tugas sekolah, tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain dengan teman, atau mengikuti teman yang tidak berdisiplin diri. Disini dapat dilihat bahwa lingkungan tempat tinggal siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan mereka dapatkan. Salah satu hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa factor yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar adalah factor tempat tinggal dibandingkan dengan factor disiplin belajar (Sari, 2013)
2. Perbedaan prestasi belajar ditinjau dari disiplin diri
Setiap siswa mengharapkan prestasi yang tinggi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dan setiap siswa tidak semuanya sama memiliki faktor tersebut, seperti halnya yang diungkapkan oleh Walgito (2004) tentang faktor yang mempengaruhi
(51)
43
pretasi belajar “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari: kesehatan fisik, kelelahan, motivasi, minat, konsentrasi, natural curiousity, self confidence, self-dicipline, intelegensi, ingatan, tempat, peralatan belajar, suasana, waktu belajar dan pergaulan.
Siswa yang memiliki disiplin diri akan dapat mengontrol dirinya sendiri kapan waktunya belajar, dan kapan waktunya melakukan aktifitas lain, bagaimana siswa mengikuti tata tertib sekolah, mengikuti proses belajar mengajar dengan disiplin. hal ini akan terbentuk jika siswa dapat mengatur dirinya dan melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah ditentukan secara berulang-ulang yang akan menjadi kebiasaan siswa. Sehingga siswa yang mempunyai disiplin diri akan dapat mengontrol dirinya dalam hal belajar dan mengikuti tata tertib sekolah sehingga akan dapat mendapat prestasi yang diinginkan. Beberpa penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa disiplin diri berpengaruh lebih dominan terhadap prestasi belajar dibandingkan dengan faktor lain seperti motivasi dan lingkungan (Rahman, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh saputro juga menunjukkan bahwa disiplin belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar (Saputro, 2012). E. Kerangka Teoritik
Belajar merupakan proses atau kegiatan yang tidak akan berhenti dalam kehidupan manusia. Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Dengan belajar diharapkan seseorang dapat memiliki pengetahuan baru yang akan menghasilkan perubahan, berupa suatu hal yang baik.
(52)
44
Untuk dapat merubah berupa suatu hal yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Salah satunya diungkapkan oleh Walgito (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari : kesehatan fisik, kelelahan, motivasi, konsentrasi, natural curiousity, self confidence, self discipline, intelegensi, ingatan, tempat, peralatan belajar, suasana, waktu belajar dan pergaulan.
Teori belajar behaviorisme berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak (Santrock, 2007)
Teori Skinner tidak hanya mencakup penjelasan terhadap proses belajar sederhana, namun juga proses belajar yang lebih komplek, yang dikenal dengan nama shaping (Pembentukan). Proses shaping yang dilakukan secara bertahap akan menghasilkan penguasaan terhadap perilaku yang komplek melalui perencanaan (manipulasi) stimulus yang diskriminatif dan penguatan. Menurut Skinner, proses shaping dapat menghasilkan perilaku yang kompleks yang tidak memiliki kemungkinan untuk diperoleh secara alamiah atau dengan sendirinya (Wilis, 1989).
Siswa yang tinggal di Pondok pesantren dengan berbagai peraturan akan terbiasa dengan keteraturan. Sehingga siswa yang tinggal
(53)
45
dipondok akan terbentuk disiplin diri terutama disiplin belajarnya sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.
Siswa yang mempunyai disiplin diri akan melakukan kegiatan yang menjadi kebiasaannya, misalnya disaat siswa sedang belajar atau sudah waktunya belajar ada teman sebayanya mengajak bermain, maka siswa yang mempunyai sikap disiplin dalam belajar ia akan menolaknya. sehingga akan terjadi konsistensi disiplin terhadap diri sendiri.
Gambar 1. Perbedaan prestasi belajar ditinjau dari tempat tinggal dan disiplin diri
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian teori diatas, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ha :
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang tinggal di asrama dan tinggal di rumah?
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai disiplin diri tinggi dan siswa yang mempunyai disiplin diri rendah? 3. Terdapat perbedaan disiplin diri antara siswa yang tinggal di asrama
dan di rumah?
Prestasi belajar (Y) Disiplin diri (X2)
(54)
46 BAB III
METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Devinisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Kerlinger (1973, dalam Sugiyono, 2011) menyatakan bahwa variable adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Kidder juga menyatakan bahwa variable adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan dari nya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu vaiabel X (independen) dan Variabel Y(dependen).
a) Variabel X (Independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X1 adalah Tempat tinggal dan variabel X2 adalah disiplin diri.
b) Variabel Y (Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable independen. Dalam penelitianini yang menjadi variabel Y (dependen) adalah Prestasi belajar.
(55)
47
2. Definisi Operasional
a) Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang biasanya berbentuk angka atau symbol. Angka atau symbol tersebut menunjukkan besarnya penguasaan bahan ajar yang telah dicapai siswa. Dalam hal ini peneliti melihat pada nilai raport pada pelajaran yang dipelajari oleh semua populasi. Yakni mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Inggris, Al-Qur‟an Hadits, Fiqih, Bahasa Arab.
b) Tempat tinggal
Lingkungan tempat tinggal merupakan lingkungan sosial dimana siswa melakukan interaksi dengan pendidik atau dengan peserta didik lainnya, juga orang-orang yang terlibat dalam interaksi pendidikan. Dalam hal ini adalah keluarga atau pun dengan teman sebaya bagi siswa yang tinggal di pondok.
c) Disiplin diri
Disiplin diri merupakan hasil pengulangan tentang kegiatan yang dilakukan seseorang secara konsisten sehingga menjadi kebiasaan yang mengarah pada ketercapaian keunggulan. Karena akan bersikap teguh dalam menjalankan niat dan cita-cita yang ingin diraih. Aspek yang dijadikan indikator adalah penerimaan, kemauan, kerja keras, kerajinan, dan ketekunan, peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi sekolah.
(56)
48
3. Populasi dan sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Unggulan Darul Ulum, dengan jumlah total 144 siswa.(dalam daftar rekapitulasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Unggulan Darul Ulum). Dan penelitian ini menggunakan semua populasi digunakan sebagai subjek penelitian. Tetapi saat melakukan penelitian, populasi yang bisa ditemui untuk dijadikan subjek penelitian hanya 108, karena beberapa subjek lainnya tidak bisa hadir dikarenakan ada acara organisasi.
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala dan metode dokumentasi.
1. Metode kuesioner (Angket)
Kuesoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Pernyataan sikap terdiri dari dua macam yaitu pernyataan yang favorable (mendukung) dan pernyataan yang unfavorable (tidak mendukung). Skala penelitian ini menggunakan skala pilihan yang mengacu pada Skala Guttmanagar subyek mudah mengerjakannya. Skala disiplin diri tersusun berdasarkan 2 aspek yaitu: aspek internal dan eksternal. Aspek internal terdiri dari penerimaan, kemauan, kerja keras, kerajinan, dan ketekunan. Sedangkan
(57)
49
yang termasuk dimensi ekternal disiplin diri adalah peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi sekolah.
Bentuk disiplin diri menggunakan dua kategori pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Adapun nilai skala disiplin diri tersebut untuk jenis favorable adalah satu untuk jawaban “Ya” dan nol untuk jawaban “tidak”. Sebaliknya nilai untuk unfavorable adalah satu untuk jawaban “tidak” dan nol untuk jawaban “ya”. Adapun perinciannya terdapat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Blue Print disiplin diri untuk uji coba No Aspek Indikator
Jenisaitem Jumlah
F UF
1
Penerimaan Menunjukkan sikap disiplin terhadap tata tertib
1, 47 23 3
Kerja keras Memiliki batasan-batasan disiplin 24,54 2 3
Merasa mampu melaksanakan disiplin
3, 53 25 3
Memiliki kemauan melaksanakan tata tertib
26, 56
4 3
Memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas
5, 46 27 3
Memiliki kemauan diri dalam meraih cita-cita
28, 55
6 3
Memiliki kesanggupan melaksanakan tata tertib
7, 51 29 3
Memiliki kesanggupan sadar diri 30, 49
8 3
2 Kerajinan Mampu mengolah waktu 9, 45 31 3
Ketekunan Mampu menunjukkan penampilan yang sesuai dengan disiplin
32, 50
10 3
Menunjukkan pengaruh disiplin 11, 48
(58)
50
Menjalankan kewajiban-kewajiban yang ada disekolah
34, 52
12 3
3
Konsistensi Memiliki tanggung jawab terhadap peraturan sekolah,
13 35 2
Memiliki komitmen dalam menjaga nama baik sekolah
36 14 2
4 Peraturan Menjalankan aturan sesuai dengan kemampuan
15 37 2
Memiliki kesungguhan terhadap peraturan di sekolah
38, 59
16 3
Menunjukkan disiplin terhadap tata tertib yang dibuat sekolah
17 39 2
5
Penghargaan Menerima pujian sebagai yang berdisiplin diri
40,58 18 3
Hukuman Menerima hadiah dalam kelompok maupun pribadi
19 41 2
Menerima sanksi yang ada di sekolah
42, 60
20 3
menerima hukuman sesuai dengan pelanggaran
21 43 2
Memiliki perasaan bersalah saat melakukan pelanggaran
44, 57
22 3
2. Metode Dokumentasi
Prestasi akademik sebagai variabel tergantung diperoleh dengan cara menggunakan motode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah analisa mendalam terhadap catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai sumber data.(Sugiyono, 2011)
Penelitian ini menggunakan dokumentasi nilai untuk memperoleh data mengenai prestasi akademik selama mengikuti pembelajaran. Data prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai raport.
(59)
51
C. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Menurut Azwar (2011) sering kali dikonsepkan sebagai sejauh mana skala itu mampu atribut yang seharusnya diukur. Validitas dalam pengertiannya secara umum adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
Dalam menentukan validitas pada kuesioner tentang Disiplin diri berikut akan digunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Dengan kaidah jika harga koefisien corrected item total correlation lebih dari atau sama dengan ≥ 0,3 berarti signifikan, maka aitem tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika harga koefisien corrected item total correlation kurang dari atau sama dengan ≤ 0,3 berarti tidak signifikan, atau dapat dikatakan bahwa aitem tersebut tidak valid atau gugur (Azwar, 2000).
Dari 60 aitem yang diujikan, terdapat 45 aitem yang valid dan 15 aitem yang gugur. Nomer aitem skala disiplin diri yang valid adalah 1, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32,33, 35, 36, 37, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 56, 57, 58, 59, 60. Dapat dilihat pada table berikut ini :
(60)
52
Tabel 2
Blue print skala disiplin diri setelah uji coba
No Dimensi Indikator Jenisaitem Jumlah
F UF
1 Penerimaan Menunjukkan sikap disiplin terhadap tata tertib
2, 24 2
Kerja keras
Memiliki batasan-batasan disiplin
8 1
Merasa mampu melaksanakan
disiplin 22 1
Memiliki kemauan melaksanakan tata tertib
27,19 6 3
Memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas
37, 29 20 3
Memiliki kemauan diri dalam meraih cita-cita
10 1 Memiliki
kesanggupan melaksanakan tata tertib
31, 18 16 3
Memiliki
kesanggupan sadar diri
14, 36 34 3
2 Kerajinan Mampu mengolah
waktu 41 12 2
Ketekunan
Mampu menunjukkan penampilan yang sesuai dengan
(61)
53
Menunjukkan pengaruh disiplin yang menghambat
38 35 2
Menjalankan
kewajiban-kewajiban yang
ada disekolah 25 32 2
3
Konsistensi
Memiliki tanggung jawab terhadap peraturan sekolah,
28 23 2
Memiliki
komitmen dalam menjaga nama baik sekolah
17 9 2
4
Peraturan
Menjalankan aturan sesuai dengan
kemampuan 21 15 2
Memiliki kesungguhan terhadap peraturan di sekolah
30, 7 5 3
Menunjukkan disiplin terhadap tata tertib yang dibuat sekolah
4 1
5
Penghargaan Menerima pujian sebagai yang berdisiplin diri
3 1
Hukuman Menerima hadiah dalam kelompok
maupun pribadi 11, 1
Menerima sanksi
yang ada di sekolah 1 13 2
menerima
hukuman sesuai dengan
(1)
71
Daftar pustaka
Azwar, S. (2000). Tes Prestasi Edisi II. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dalyono. (2005), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, S, B. (2011), Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka cipta
Gunarsa, S, Y. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia.
Hadi, S. (2000), Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset.
Hasbullah. (2008), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grasindo Persada.
Hurlock. (1995), Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Jakarta: erlangga.
Muhid, A. (2012), Analisis Statistik, Sidoarjo : Zifatama Publishing.
Mulyasa. (2012), Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara. Mustaqim, w. (2003), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Sagala, S. (2005) Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Penerbit Alfa Beta Saleh, M. (2012), Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan
Karakter Untuk Generasi Bangsa, Erlangga. Santrock, J, W. (2007), Psikologi Pendidikan, ed ke-2.
Sudjana, N. (2009), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi, A. (2003), Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata. (2006), Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persida. Sukmadinata, N, S. (2004), Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Slameto. (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT Rineka Cipta.
(2)
72
. (2003), . Psikologi belajar. Jakarta : PT. Raja grafindo persada. hal.98
Walgito, B. (2004), Bimbingan dan Komseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset.
Winkell, Ws. (1996), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo, cet ke-4 Wilis D, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Anam W, K. (2013). Prestasi belajat siswa kelas VIII MTs Al-Mahalli Bantul Yogyakarta (Studi Komparasi siswa Yang tinggal di Pesantren dengan yang tinggal di Luar Pesantren, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Febrianela, R, B. (2013), Self Regulated Learning (SRL) dengan Prestasi Akademik Siswa Akselerasi, Jurnal Online Psikologi, 01(01), 202-215.
Lawalata, C, M, A., Prawitasari, Johana E. (2005), Hubungan Antara Tempat Tinggal dan Sense of Industry dengan Prestasi Belajar Anak Pasca Konflik, Sosiosains, 18 (03), 417-429.
Nurhayati, E. & yasin, B, N. (2009), Pengaruh Lingkungan Sosial dan Non Sosial Pondok Pesantren terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas VIII MTs Husnul Khotimah Pondok Pesantren Husnul Khotimah Manis Kidul Jalaksana Kuningan, Eduma, 01(01), 65-74
Nokwanti. (2013), Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang, 01 (01),80-89.
Oktariana, Y. (2012), Assertive Training untuk Meningkatkan Disiplin Diri Siswa, Program Bimbingan Pribadi Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahman, A, R. (2012), Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta, Jurnal Progran Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sari, A. (2013), Andira, Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Dan Disiplin Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung Mutiara, Jurnal Program Jurusan Studi Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat,
Saputro, S, T. (2012), Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan
(3)
73
Akuntansi Angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10 (01), 78-79. Sia, T. (2001), Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi pada
Siswa SMU, Jurnal Anima, 17(01).
Sumarmo, J. (2008), Minimalisasi Pelanggaran Disiplin Sekolah Melalui Efektifitas Kinerja Tim Kedisiplinan, 05(02).
(4)
71
Daftar pustaka
Azwar, S. (2000). Tes Prestasi Edisi II. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dalyono. (2005), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, S, B. (2011), Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka cipta
Gunarsa, S, Y. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia.
Hadi, S. (2000), Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset.
Hasbullah. (2008), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grasindo Persada.
Hurlock. (1995), Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Jakarta: erlangga.
Muhid, A. (2012), Analisis Statistik, Sidoarjo : Zifatama Publishing.
Mulyasa. (2012), Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara. Mustaqim, w. (2003), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Sagala, S. (2005) Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Penerbit Alfa Beta Saleh, M. (2012), Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan
Karakter Untuk Generasi Bangsa, Erlangga. Santrock, J, W. (2007), Psikologi Pendidikan, ed ke-2.
Sudjana, N. (2009), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi, A. (2003), Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata. (2006), Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persida. Sukmadinata, N, S. (2004), Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Slameto. (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT Rineka Cipta.
(5)
72
. (2003), . Psikologi belajar. Jakarta : PT. Raja grafindo persada. hal.98
Walgito, B. (2004), Bimbingan dan Komseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset.
Winkell, Ws. (1996), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo, cet ke-4 Wilis D, R. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Anam W, K. (2013). Prestasi belajat siswa kelas VIII MTs Al-Mahalli Bantul Yogyakarta (Studi Komparasi siswa Yang tinggal di Pesantren dengan yang tinggal di Luar Pesantren, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Febrianela, R, B. (2013), Self Regulated Learning (SRL) dengan Prestasi Akademik Siswa Akselerasi, Jurnal Online Psikologi, 01(01), 202-215.
Lawalata, C, M, A., Prawitasari, Johana E. (2005), Hubungan Antara Tempat Tinggal dan Sense of Industry dengan Prestasi Belajar Anak Pasca Konflik, Sosiosains, 18 (03), 417-429.
Nurhayati, E. & yasin, B, N. (2009), Pengaruh Lingkungan Sosial dan Non Sosial Pondok Pesantren terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas VIII MTs Husnul Khotimah Pondok Pesantren Husnul Khotimah Manis Kidul Jalaksana Kuningan, Eduma, 01(01), 65-74
Nokwanti. (2013), Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang, 01 (01),80-89.
Oktariana, Y. (2012), Assertive Training untuk Meningkatkan Disiplin Diri Siswa, Program Bimbingan Pribadi Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahman, A, R. (2012), Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta, Jurnal Progran Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sari, A. (2013), Andira, Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Dan Disiplin Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMAN 1 Tanjung Mutiara, Jurnal Program Jurusan Studi Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat,
Saputro, S, T. (2012), Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan
(6)
73
Akuntansi Angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10 (01), 78-79. Sia, T. (2001), Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi pada
Siswa SMU, Jurnal Anima, 17(01).
Sumarmo, J. (2008), Minimalisasi Pelanggaran Disiplin Sekolah Melalui Efektifitas Kinerja Tim Kedisiplinan, 05(02).