PENGARUH DAMPAK NEGATIF INTERNET TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIKIH SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU.
PENGARUH DAMPAK NEGATIF INTERNET TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIKIH SISWA MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM WARU
SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
A’INATUL MARDLIYAH D51212118
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
A’inatul Mardliyah (D51212118). 2016. Skripsi. Pengaruh Dampak negatif internet terhadap motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA Surabaya. Dosen pembimbing: Drs. Damanhuri, MA.
Kata kunci: Dampak negatif internet, motivasi belajar Fikih siswa
Dampak negatif internet adalah beberapa dampak yang timbul akibat penggunaan internet, seperti kecanduan, malas belajar, dan kurangnya interaksi sosial. Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang kuat dari dalam atau luar diri siswa untuk belajar. Dan, Fikih merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di Madrasah Aliyah.
Beberapa dampak negatif internet, seperti kecanduan, malas belajar, dan kurangnya interaksi sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yakni semakin tinggi tingkat dampak negatif internet, maka semakin rendah motivasi belajar Fikih siswa di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru, dan sebaliknya. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan dengan melakukan penelitian pada siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru.
Penulisan ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui dampak negatif internet pada siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum, (2) Mengetahui motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru, (3) Mengetahui dampak negatif internet terhafap motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru. Variabel-variabel penelitian yang diperhatikan adalah: (1) variabel bebas yaitu dampak negatif internet, (2) variabel terikat yaitu motivasi belajar Fikih siswa.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Analisis menggunakan regresi linier sederhana. setelah dikorelasikan ternyata dapat diketahui bahwa diperoleh bahwa terdapat 13,9% variabel motivasi belajar Fikih dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel dampak negatif internet, sisanya sebesar 86,1% oleh variabel lainnya. Maka, dampak negatif internet kurang memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar Fikih siswa.
Dari hasil penelitian, peneliti mengindikasikan bahwa hubungan antara dampak negatif internet dengan motivasi belajar tidak selalu negatif. Seperti halnya dengan kasus siswa yang kecanduan menggunakan internet. Walaupun kecanduan termasuk dampak negatif dari penggunaan internet, namun hal ini tidak lantas membuat siswa malas belajar. Bisa jadi siswa semakin termotivasi untuk belajar.
Namun kewaspadaan terhadap dampak negatif internet bagi siswa tetap harus ditingkatkan sebagai upaya pencegahan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar tindakan pencegahan dilakukan oleh orang tua, guru, dan lembaga pendidikan. Sehingga timbul kesadaran diri siswa untuk menjadi lebih bijak dalam menggunakan internet.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan a. Lembar persetujuan pembimbing ... ii
b. Lembar pengesahan tim penguji skripsi ... iii
Lembar Pernyataan Karya Sendiri ... iv
Motto ... v
Halaman Persembahan ... vi
Abstrak ... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi... xi
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Grafik ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian... 5
(7)
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
G. Definisi Istilah ... 7
H. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Internet 1. Pengertian Internet ... 12
2. Sejarah Internet ... 14
3. Dampak Penggunaan Internet ... 16
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar ... 21
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 23
3. Manfaat Motivasi dalam Belajar ... 26
4. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 26
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 28
C. Fikih 1. Dasar-Dasar Ilmu Fikih ... 30
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih ... 30
D. Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi Belajar Fikih ... 32
(8)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Populasi dan Sampel ... 37
C. Variabel Penelitian ... 39
D. Data yang Diperlukan ... 43
E. Metode Pengumpulan Data ... 45
F. Metode Analisa Data ... 46
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Objek Penelitian ... 52
B. Penyajian dan Analisis Data 1. Data tentang dampak negatif internet bagi siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo ... 73
2. Data tentang motivasi belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo ... 80
3. Data tentang pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah. Darul Ulum Waru Sidoarjo ... 87
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 103
B. Diskusi ... 104
C. Saran ... 105
Daftar Pustaka ... 106
(9)
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat sehingga tidak dapat dihindarkan lagi bahwa hal ini akan berdampak pada berbagai sektor kehidupan, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu hal yang dihasilkan oleh perkembangan tersebut adalah internet.
Internet merupakan sebuah media komunikasi dan informasi global. Berjuta-juta manfaat bisa didapatkan hanya dengan modal kemampuan dan kemauan menggunakan internet. Misalnya, berkorespondensi dengan rekan/relasi di penjuru dunia dengan mudah, murah, dan cepat menggunakan email. Selain itu, keleluasaan dalam menggunakan data atau informasi pun lebih mudah didapat.1
Oleh karena banyaknya manfaat yang bisa didapat dari internet, maka penggunanya pun semakin meningkat hingga bisa dikatakan bahwa era 21 ini adalah era internet. Mulai dari pebisnis hingga para ilmuwan menggunakan internet sebagai media komunikasi, tempat berlangsungnya transaksi jual beli, dan media untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, serta berbagai manfaat lainnya.
1
Muhammad Ismail, Studi Korelasi Implementasi Fiqh Parenting terhadap Pola Internet Sehat
dalam Pendidikan (At’ta’dib; Jurnal Kependidikan Islam), (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah Institut Studi Islam Darussalam Pondok Modern Darussalam Gontor Indonesia, 2014), ISSN: 0216-9142, Vol. 9, No. 1 Juni 2014, h. 86.
(11)
2
Dalam bidang pendidikan, internet banyak dimanfaatkan guru dalam proses belajar mengajar, seperti sebagai media untuk mendapatkan materi berupa video pembelajaran, gambar, informasi aktual tentang materi yang dipelajari dan sebagainya. Biasanya siswa juga dilibatkan dalam bentuk tugas individu maupun kelompok. Sehingga siswa tidak gaptek atau gagap teknologi.
Namun apakah dari banyaknya manfaat internet bagi dunia pendidikan tersebut dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar? Atau malah sebaliknya, siswa tidak dapat menggunakan internet dengan bijak sehingga berdampak negatif pada motivasi belajarnya.
Tidak seluruh isi internet dapat bermanfaat. Jika tidak pandai-pandai dalam menggunakan internet maka informasi negatif pun dengan sangat mudah masuk dalam pikiran. Dunia internet lebih cenderung bersifat bebas tanpa kontrol pihak manapun. Sebutlah semisal pornografi, perjudian, sadisme dan realisme bertebaran di mana-mana dan sewaktu-waktu itu semua dapat dikonsumsi oleh siswa.2
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama dengan Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia (PUSAKOMUI) tentang Profil Pengguna Internet Indonesia 2014 menunjukkan bahwa secara merata di setiap provinsi, pengguna internet di Indonesia paling banyak yang pendidikannya ditingkat SMU sederajat. Minim sekali yang tidak menamatkan SD dan yang
2
(12)
3
menamatkan pendidikan di tingkat pascasarjana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah pengguna internet yang pendidikannya di tingkat SMU sederajat baik di daerah rural dan urban maupun di wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Artinya, secara merata, disetiap provinsi, baik di wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat, juga di daerah rural dan urban, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh pengguna yang menamatkan pendidikannya ditingkat SMU sederajat.3
Tidak menutup kemungkinan bahwa siswa terkena dampak negatif adanya internet tersebut walaupun manfaat yang dapat diambil pun sangat banyak. Dengan kebebasan dan kemudahan yang bisa diakses oleh siswa, maka hal ini berdampak pada motivasi belajarnya. Ketertarikan menggunakan internet menjadi lebih besar dari pada motivasi untuk belajar.
Meskipun demikian, motivasi merupakan salah satu hal yang paling sulit diukur. Apa yang membuat siswa ingin belajar? Kesediaan mengerahkan upaya untuk belajar adalah produk dari banyak faktor, yang berkisar dari kepribadian dan kemampuan siswa hingga karakteristik tugas pembelajaran tertentu, insentif untuk belajar, suasana, dan perilaku guru.4
Dari sekian banyak faktor tersebut, internet dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya insentif untuk belajar atau perubahan ketertarikan siswa dari belajar menjadi lebih suka berselancar di dunia maya.
3
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Profil Pengguna Internet Indonesia 2014, (Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2015), h. 12.
4
(13)
4
Pada zaman sekarang, internet bukan lagi menjadi sebuah keinginan, melainkan sebuah kebutuhan. Sehingga akses internet pun sangat mudah didapat di tempat umum, seperti di perpustakaan, taman, kampus, hingga di warung-warung. Dengan modal handphone atau laptop, masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah.
Namun, hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah siswa dapat menggunakan internet secara bijak? Atau sebaliknya, internet dapat menyebabkan motivasi belajar siswa menurun?
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Dampak Negatif Internet Terhadap Motivasi Belajar Fikih Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pembahasan masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak negatif internet bagi siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo?
3. Bagaimana pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo?
(14)
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui dampak negatif internet bagi siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui dampak negatif internet terhadap motivasi belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi belajar mata pelajaran Fikih siswa Madrasah Aliyah. Darul Ulum Waru Sidoarjo.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada:
1. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan atau gambaran bagaimana dampak negatif internet terhadap tingkat motivasi belajar siswa dan solusi untuk mengatasinya.
2. Bagi guru di MA Darul Ulum Waru Sidoarjo, diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan motivasi siswa.
(15)
6
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan dan wawasan keilmuan secara luas, baik dalam tataran teoritis maupun praktis.
5. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran atau bekal bagi peneliti sebagai calon pendidik yang profesional.
E. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, antara lain:
1.Skripsi yang berjudul “Peran Internet dalam Peningkatan Prestasi Belajar PAI Siswa Di SD Al-Falah Driyorejo Gresik” oleh Masykur. Dalam skripsi ini penelitinya menfokuskan pada penggunaan internet untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.Skripsi yang berjudul “Internet Sebagai Alternatif Sumber Belajar PAI (Studi Deskriptif Di www. Al-Sofwah.or.id) oleh Aminah Suriyah. Dalam skripsi ini penelitinya menfokuskan pada penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa.
3.Skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Internet Terhadap Minat Studi Keagamaan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember di M. Web Internet Center Kampus ITS Sukolilo Surabaya oleh Nurul Istiqomah. Dalam skripsi ini penelitinya menfokuskan pada pengaruh internet terhadap minat belajar agama mahasiswa.
(16)
7
Penelitian dalam skripsi ini berbeda dengan beberapa penelitian di atas karena penelitian ini lebih menekankan pada dampak negatif internet terhadap motivasi belajar siswa.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, “Pengaruh Dampak Negatif Internet Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fikih Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru Sidoarjo”, maka penelitian ini akan fokus pada:
1. Membahas tentang dampak negatif internet, yaitu pengertian internet serta dampak negatifnya.
2. Membahas tentang motivasi belajar, yaitu pengertian motivasi belajar, teori-teori motivasi, dan cara-cara meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Membahas tentang pengaruh dampak negatif internet terhadap tingkat
motivasi belajar siswa.
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari salah pengertian terhadap judul penelitian ini, beberapa istilah yang dianggap penting akan dijelaskan pengetiannya sebagai berikut:
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
(17)
8
2. Dampak negatif
Dampak secara bahasa artinya benturan atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Sedangkan dampak negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif.5
Jadi, dampak negatif adalah akibat negatif dari adanya suatu hal yang mempunyai pengaruh kuat. Dalam penelitian ini dikhususkan kepada pengaruh penggunaan internet terhadap siswa.
3. Internet
Internet (interconnection networking) adalah jaringan (network) komputer terbesar di dunia, yakni seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket untuk melayani milyaran pengguna di seluruh dunia. Jaringan merupakan istilah yang berarti sekelompok komputer yang dihubungkan bersama sehingga dapat berbagi-pakai informasi dan sumber daya.6
Pengguna internet telah menyebar ke semua kalangan, termasuk siswa. Internet banyak dimanfaatkan untuk berbagai hal dalam pendidikan. Dengan menggunakan layanan internet, siswa juga dapat mengakses berbagai media sosial seperti facebook, twitter, dan sebagainya. Namun siswa perlu waspada agar tidak terkena dampak negatif dari penggunaan internet tersebut.
4. Motivasi Belajar
5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, h. 234.
6
(18)
9
Motivasi secara bahasa artinya dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.7
Motivasi secara istilah adalah proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Ada banyak jenis, intensitas, tujuan dan arah motivasi yang berbeda-beda.8
Belajar secara bahasa artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu atau berlatih atau berubah tingkah laku atau tanggapan yg disebabkan oleh pengalaman.9
Sedangkan motivasi belajar adalah suatu kecenderungan alamiah dalam diri umat manusia, kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator, tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri. Dengan cara demikian, motivasi belajar itu lebih menyerupai sikap.10
Motivasi tidak selalu stabil. Banyak hal yang dapat
mempengaruhinya. Sehingga guru harus berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara menghindarkan siswa dari pengaruh buruk yang dapat menurunkan motivasi belajar siswa.
5. Fikih
Secara definitif, Fikih diartikan dengan suatu perangkat pengetahuan yang diambil dari dalil-dalil yang jelas baik dari Al-Qur’an
7
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 756. 8
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktek, h. 135. 9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
10
(19)
10
maupun As-Sunnah dan menghasilkan hukum yang mengikat untuk dijalankan bagi seluruh manusia yang beragama Islam.11
Sedangkan dalam mata pelajaran sekolah, Fikih merupakan salah satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni Fikih, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Akidah Akhlak.
6. Siswa
Siswa secara bahasa artinya murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).12
Dalam penelitian ini, siswa yang akan dijadikan sampel adalah siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka peneliti akan memaparkan dalam sistematika pembahasan yang terdiri atas 5 bab, yaitu:
Bab satu, pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah serta rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian kemudian mencakup pula kajian terdahulu, ruang lingkup pembahasan dan definisi operasional, metodologi penelitian, serta ditutup dengan sistematika pembahasan.
Bab dua, kajian pustaka yang menguraikan landasan teoritis mengenai dampak internet, khususnya dampak negatifnya terhadap motivasi belajar
11
M. Dahlan, Fikih Munakahat, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2012),h. 3. 12
(20)
11
siswa. Kemudian bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat motivasi belajar Fikih siswa. Di akhir bab ini terdapat hipotesis penelitian.
Bab tiga, metode penelitian yang menguraikan tentang bagaimanakah cara-cara atau metode yang digunakan selama melakukan penelitian, meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, data yang diperlukan, metode pengumpulan data dan metode analisa data.
Bab empat, laporan hasil penelitian yang menjelaskan tentang gambaran objek penelitian serta analisis data dan pengujian hipotesis.
Bab lima, kesimpulan dan saran terdiri dari kesimpulan, diskusi penelitian dan saran dari hasil penelitian ini. sehingga bisa diketahui pengaruh antara dampak negatif internet dengan motivasi belajar siswa.
(21)
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Internet
1. Pengertian Internet
Internet merupakan singkatan dari interconnected network karena fungsinya yang menghubungkan jaringan dari jaringan-jaringan komputer yang ada di dunia.1 Dari satu fungsi itu, internet semakin berkembang dan memiliki banyak manfaat bagi perkembangan dunia.
Secara definitif, internet adalah sebuah sistem jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dari berbagai belahan dunia untuk saling terhubung dan bertukar data serta bertukar informasi. Dalam prakteknya, sebuah komputer untuk saling terhubung dengan komputer lainnya membutuhkan bantuan dari sebuah program kecil bernama
browser. Di dunia ini, perkembangan aplikasi browser telah berkembang secara cepat mengikuti perkembangan teknologi pada internet, khususnya koneksi internet dengan segala kelebihan dan kekurangannya.2
Saat ini browser yang paling banyak digunakan adalah Mozila Firefox karena keunggulan koneksinya yang cepat. Namun masih banyak pilihan browser lainnya yang juga bisa digunakan untuk bisa terhubung dengan internet.
1
Yuhelizar, 10 Jam Menguasai Internet Teknologi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 1.
2
Jubilee Enterprise, Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), h.2.
(22)
13
Dalam perkembangannya, internet menjadi sebuah jaringan (network) komputer terbesar di dunia. (Jaringan merupakan istilah yang berarti sekelompok komputer yang dihubungkan bersama sehingga dapat berbagi-pakai informasi dan sumber daya). Sesuai dengan namanya, internet bukan jaringan tunggal tetapi lebih merupakan jaringan dari jaringan. Internet mengandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat berkomunikasi.3
Dalam prakteknya, internet memunculkan istilah baru, yakni dunia maya. Sedangkan dunia di mana kita hidup disebut dunia nyata. Internet berada di antara keduanya. Karena salah satu fungsi internet adalah sebagai penghubung antara dunia nyata dengan dunia maya. Dunia maya adalah tempat para pengguna internet berkomunikasi.
Sehingga internet menjadi sebuah jaringan komunikasi global. Berjuta orang di seluruh dunia menggunakan internet untuk berbagai hal, mulai keperluan pribadi, organisasi, sampai keperluan perusahaan. Masyarakat Indonesia di berbagai daerah juga sudah banyak yang menggunakan internet. Tidak hanya di perusahaan, penggunaan internet juga masuk ke sekolah-sekolah sebagai sarana penting dalam kegiatan pembelajaran. Akses internet bahkan sudah mudah digunakan di rumah-rumah.4
3
Clay Shirky, Internet Lewat E-Mail, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995), h. 2. 4
(23)
14
Karena begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan internet, maka keberadaan internet telah menjangkau seluruh dunia. Sebagai sumber daya informasi yang sangat luas dan sangat besar, internet tidak dapat dtangani sendiri oleh satu orang, satu organisasi, atau satu negara pun. Kenyataannya, tidak ada satu orang yang mampu memahami seluruh seluk beluk internet.5
Dari berbagai informasi mengenai internet di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internet adalah jaringan komunikasi dan sumber daya informasi yang bersifat global yang memungkinkan para penggunanya saling terhubung satu sama lain dengan bantuan sebuah program kecil bernama browser.
2. Sejarah Internet
Pada awal dekade 1960-an, para ahli komputer di Amerika berusaha untuk mengembangkan jaringan komputer. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menghubungkan beberapa komputer beserta penggunaannya secara langsung. Pada tahun 1965, pemerintah Amerika mulai menyadari bahwa pemakaian komputer akan berdampak luas pada dunia penelitian dan pengembangan, khususnya dibidang militer. Pada tahun 1967, Dr. Lawrence G. Roberts, dikenal sebagai pendiri internet,
5
Lani Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996), h. 8.
(24)
15
menerbitkan sebuah rancangan model perencanaan dan pengembangan ARPANet.6
Pada tahun 1969 ARPA (Advanced Research Projects Agency), salah satu bagian dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memulai proyek ARPANet, yaitu menciptakan sebuah jalur komunikasi yang tidak dapat dihancurkan untuk mempermudah kerjasama antarbadan riset di seluruh negeri, termasuk industri senjata.7
ARPANet membuat suatu jaringan komputer yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi karena hal tersebut dipandang rawan mengalami penghancuran apabila terjadi peperangan. Di awal 1980-an, ARPANet terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANet dan Milnet (sebuah jaringan militer). Akan tetapi keduanya memiliki hubungan sehingga komunikasi antarjaringan tetap dapat dilakukan.8
Untuk selanjutnya internet mulai berkembang pesat, merambah hampir seluruh bidang kehidupan. Di Indonesia internet mulai dikenal luas sekitar tahun 1995.9
Hingga saat ini, internet semakin berkembang dan tidak pernah menunjukkan adanya penurunan. Jumlah komputer yang terhubung semakin banyak dan menjadi kebutuhan primer diberbagai instansi formal maupun informal bahkan oleh individu. Penggunanya pun sudah tidak terbatas usia, dari anak-anak hingga lansia aktif menggunakan internet
6
Zaenal A. Rozi, Computer Started Guide; Mari Mengenal Internet, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), h. 5.
7
Mathias Nolden, World Wide Web di Internet, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996), h. 4. 8
Iskandar, Panduan Lengkap Internet, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2009), h. 2. 9
(25)
16
dalam kehidupan sehari-hari. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa fungsi internet telah menyeluruh diberbagai aspek kehidupan. Hingga masyarakat modern saat ini hidup sehari-hari dengan tidak terlepas dari internet.
3. Dampak Penggunaan Internet
Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan sehingga internet mempunyai andil penuh dalam kehdupan sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik yang bersifat positif maupun negatif.
Berikut akan dijelaskan dampak negatif dan positif dari internet: a) Dampak Positif
Dampak positif dari adanya internet yaitu pada bidang pendidikan, bisnis, teknologi, dan sosial kemasyarakatan. Situs pendidikan, situs museum, situs tempat rekreasi, situs budaya, situs bisnis, situs sejarah, situs rohani, dan teknologi adalah contoh situs yang memberi dampak positif terhadap kemajuan pengetahuan.
Beberapa manfaat (dampak positif) dari internet, sebagai berikut:10
1) Dapat dengan mudah memperoleh informasi yang aktual dan jelas dalam waktu singkat.
10
Irfan Setiawan, Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Berasrama.
(26)
17
2) Dapat dengan mudah bergaul dan berkenalan dengan orang lain untuk menambah relasi.
3) Dapat menggunakan berbagai macam hiburan, game, dan
sebagainya.
4) Dapat lebih mudah untuk mengirimkan data/pesan melalui jejaring sosial/email dan lain-lain.
b) Dampak negatif internet
Selain memberikan dampak positif, internet juga memiliki
dampak negatif. para pengguna internet diharapkan dapat
menggunakan internet untuk kebaikan dirinya dan ornag lain. Orang
tua harus mengenali dan memahami ‘cacat’ yang dimiliki internet agar
tetap dapat sehat berinternet.11
Adapun dampak negatif yang diakibatkan oleh internet, di antaranya12:
1) Pornografi
Istilah pornografi sudah melekat dengan internet. Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah, meskipun tidak sepenuhnya benar. Dengan jangkauan luas yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengatasi hal ini para produsen browser semacam Mozila Firefox melengkapi program mereka dengan kemampuan memilih situs yang dapat diakses. Hal ini dapat meminimalisir
11
Annisa Rahmania, dkk., Internet Sehat, h. 26. 12
(27)
18
kenmungkinan anak-anak mengakses situs-situs ‘berbau’
pornografi.
2) Kekejaman dan Kesadisan
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan di internet, sering kali tanpa sensor. Oleh karena jenis bisnis dan materinya pada dunia internet tidak terbatas maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara untuk menjual situs mereka. salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang sifatnya tabu agar situsnya banyak dikunjungi.
3) Penipuan
Interaksi melalui dunia maya menyebabkan tidak dapat diketahuinya karakter seseorang. Oleh karena itu, internet banyak dipakai sebagai sarana penipuan. Cara terbaik adalah dengan tidak mengindahkan hal-hal yang meragukan. Misalnya, jangan pernah memberikan identitas rekening bank meskipun dengan alasan ada orang yang akan mentransfer uang. Selain itu, terdapat
hadiah-hadiah yang ‘menggiurkan’ dengan maksud untuk menipu. Hal-hal semacam ini patut diwaspadai pada saat menggunakan internet. 4) Carding
Carding adalah aktivitas pembelian barang di internet menggunakan kartu kredit bajakan. Penipuan jenis ini biasa dilakukan oleh hacker yang mengetahui cara-cara dalam mencuri uang orang lewat internet.
(28)
19
5) Perjudian
Tempat khusus untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka dapat bebas melakukan perjudian di internet tanpa terawasi. Bermacam jenis judi online semakin marak di internet. Mulai dari situs taruhan bola, judi kasino, sampai permainan togel (toto gelap)
online yang dilarang di dunia nyata. 6) Membuat Orang Jadi ‘Autis’
Keasyikan berinternet dapat menjadikan penggunanya seperti anak autis yang memiliki dunia sendiri dan tidak peduli sekelilingnya. Salah satu hal yang perlu diingat oleh pengguna internet bahwa internet adalah media bersosialisasi dan menambah teman, bukan menjadi semakin acuh terhadap lingkungan sekitar. 7) Cyber Crime
Beberapa dampak negatif yang sudah disebutkan di antaranya ada yang termasuk dalam jenis cyber crime. Cyber crime
adalah kejahatan yang terjadi di dunia maya atau internet. Misalnya, penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi, prostitusi online dan lain-lain.13 Kejahatan yang dilakukan dengan jenis ini berbeda dengan di dunia nyata karena aktivitas kejahatannya menggunakan komputer dan jaringan komputer sebagai alat, sasaran, dan tempat kejadiannya.
13
Dominikus Juju dan Feri Sulianta, Hitam Putih Facebook, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), 73.
(29)
20
8) Human trafficking
Human trafficking adalah praktek penipuan manusia, pembujukan, pemaksaan dan penculikan secara paksa oleh sindikat atau perorangan, untuk kemudian dieksploitasi. 14 para korban dari perdagangan manusia biasanya dipakai untuk kegiatan prostitusi, kerja paksa, serta bentuk-bentuk perbudakan lainnya. Kasus ini pun sering kali menimpa anak-anak remaja, mereka dibawa ke negeri yang asing sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa atau pasrah.
14
(30)
21
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti alasan, daya batin, dorongan, motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate
yang berarti mendorong, menyebabkan. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak.15
Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.16
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.17
Jadi, motivasi adalah dorongan kuat dari dalam atau dari luar diri individu yang mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukannya. Motivasi dari dalam individu memiliki pengaruh yang lebih kuat daripada motivasi dari luar diri individu karena apapun yang berdasarkan kesadaran diri sendiri maka akan berdampak kuat.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar
15
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.386.
16
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 44. 17
(31)
22
adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar, kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.18
Jadi, motivasi belajar adalah dorongan kuat dari dalam atau dari luar diri individu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat dengan mudah menyampaikan pelajaran karena para siswa memiliki dorongan yang kuat untuk mempelajari materi yang diajarkan baik secara individu, kelompok, maupun dengan bantuan guru.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya. Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Hal ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut: menarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik pada pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dengan kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri,
18
(32)
23
selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.19
Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama , ulet, menghadapi kesulitan, dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas yng rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah.20
Dalam kenyataannya motif setiap orang dalam belajar dapat berbeda satu sama lain. Ada siswa yang rajin belajar karena memang mempunyai motif ingin menuntut ilmu, ada pula siswa yang belajar karena mempunyai motif sekedar mendapat nilai yang bagus atau lulus ujian.21
Oleh karena itu, apabila motivasi atau dorongan kuat dari dalam individu kurang, maka tugas guru adalah memberi siswa motivasi dari luar atau istilahnya guru memotivasi siswa untuk belajar.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik, antara lain:
19
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, h. 45. 20
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, h. 45. 21
(33)
24
1) Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
2) Perhatian, menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi , jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk menjamin mendapatkan hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran sesuai dengan hobi atau bakatnya.
3) Minat, adalah kecenderungan yang tetap memperhatikanmengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari itu diperoleh kepuasan.
(34)
25
4) Bakat, menurut Higard bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terelisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena senang belajar.
b. Faktor Ekstrinsik
1) Metode mengajar, adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Akibatnya siswa menjadi malas untuk belajar. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien, efektif.
2) Alat pelajaran, dalam hal ini alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai peula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3) Kondisi lingkungan, merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga, yaitu lingkungan keluarga,
(35)
26
sekolah, dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakn suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Oleh karena itu, para pendidik atau guru harus memperhatikan faktor-faktor tersebut dan mengusahakan motivasi belajar siswa tetap tinggi.
3. Manfaat motivasi belajar
Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai berikut:
a. Memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar.
(36)
27
b. Mengarahkan kegiatan belajar siswa kepada suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.
c. Membantu siswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Dalam dunia pendidikan, motivasi memiliki peran penting bagi siswa untuk meningkatkan minat belajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan meningkat minat dan prestasi belajarnya.
4. Macam-Macam Motivasi Belajar
Pada hakikatnya motivasi terbagi ke dalam dua macam, yaitu:22 a. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu
(berdasarkan kemauan diri sendiri) tanpa ada paksaan ataupun dorongan orang lain.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu karena adanya ajakan, suruhan, atau dorongan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau belajar.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik seperti kesadaran untuk memperhatikan penjelasan guru dan memiliki rasa ingin tahu lebih banyak terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang tidak memiliki motivasi intrinsik membutuhkan motivasi ekstrinsik untuk membangkitkan kesadaran dirinya. Pada saat inilah guru memberikan motivasi kepada
22
Suyanto, Menjadi Guru Profesional; Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta, Esensi, 2013), h. 61.
(37)
28
siswa agar mereka memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan belajar.23
Apabila motivasi intrinsik dan ekstrinsik tidak ada dalam diri siswa, maka kegiatan belajar mengajar akan sulit dilakukan karena materi yang disampaikan oleh guru tidak mudah diterima oleh siswa. Sekalipun diterima, tidak ada usaha dari siswa untuk mempelajari atau mengembangkan materi yang telah diajarkan. Jadi, sudah menjadi kewajiban guru untuk senantiasa memotivasi siswanya apabila motivasi intrinsik siswa tidak ada.
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya belajar senantiasa bergelombang. Adakalanya bergerak naik dan adakalanya bergerak turun. Tidak jarang motivasi belajar hanya
mendatar saja. oleh karena demikian ‘watak’ motivasi tersebut, maka
diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Dengan demikian, motivasi belajar siswa dapat meningkat.24
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi pembelajaran, yaitu:25
a) Mengoptimalkan prinsip-prinsip belajar.
b) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran.
23
Suyanto, Menjadi Guru Profesional; Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, h. 61.
24
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), h. 55. 25
(38)
29
c) Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki dalam belajar.
d) Mengembangkan cita-cita atau aspirasi dalam belajar. e) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi siswa yaitu:26
a) Prinsip perhatian dan motivasi belajar b) Prinsip keaktifan belajar
c) Prinsip keterlibatan langsung siswa d) Prinsip pengulangan belajar
e) Prinsip sifat menstimulus dan menantang dari materi yang akan dipelajari
f) Prinsip pemberian balikan dan pengguruan dalam belajar g) Prinsip perbedaan individual dalam belajar.
26
(39)
30
C. Fikih
1. Dasar-Dasar Ilmu Fikih
Fikih secara etimologi berasal dari kata faqiha yafqahu yang berarti faham. Menurut al Jurjani dalam Hasby Assidiqi fikih adalah memahami pembicaraan seseorang yang berbicara.27
Fikih secara terminologi menurut pandangan Jalalul Mahali memiliki makna pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat
‘amali yang diperoleh dari dalil-dalil yang bersifat tafsili.28
Secara definitif, fikih diartikan dengan suatu perangkat pengetahuan yang diambil dari dalil-dalil yang jelas baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah dan menghasilkan hukum yang mengikat untuk dijalankan bagi seluruh manusia yang beragama Islam.29
Sedangkan dalam mata pelajaran sekolah, Fikih merupakan salah satu dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni Fikih, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Akidah Akhlak.
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih
Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu Fikih adalah semua hukum yang berbentuk amaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (Mukallaf artinya orang yang sudah dibebani atau diberi tanggungjawab melaksanakan ajaran syariah Islam dengan tanda-tanda seperti baligh, berakal, sadar, sudah masuk Islam).
27
M. Dahlan, Fikih Munakahat, h. 2. 28
M. Dahlan, Fikih Munakahat, h. 2. 29
(40)
31
Hukum yang diatur dalam kih Islam itu terdiri dari hukum wajib, sunah, mubah, makruh dan haram; di samping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah, batal, benar, salah dan sebagainya.
Obyek pembicaraan Ilmu Fikih adalah hukum yang bertalian dengan perbuatan orang-orang mukallaf yakni orang yang telah akil baligh dan mempunyai hak dan kewajiban. Adapun ruang lingkupnya seperti telah disebutkan di muka meliputi:
a. Pertama, hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan khaliqnya (Allah Swt.). Hukum-hukum itu bertalian dengan hukum-hukum ibadah.
b. Kedua, hukum-hukum yang bertalian dengan muammalat, yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya baik pribadi maupun kelompok. Kalau dirinci adalah:
1) Hukum-hukum keluarga yang disebut Al-Ahwâl Asy-Syakhshiyyah. Hukum ini mengatur manusia dalam keluarga baik awal pembentukannya sampai pada akhirnya.
2) Hukum-hukum perdata, yaitu hukum yang bertalian manusia dengan hubungan hak kebendaan yang disebut muamalah maddiyah.
3) Hukum-hukum lain termasuk hukum-hukum yang bertalian dengan perekonomian dan keuangan yang disebut ahkâm al-iqtisâdiyah wal mâliyyah.
(41)
32
Inilah hukum-hukum Islam yang dibicarakan dalam kitab-kitab Fikih dan terus berkembang.30
30
Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Fikih Kurikulum 2013 MA Kelas X, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, 2014), h. 8.
(42)
33
D. Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi Belajar Fikih
Internet merupakan alat komunikasi dan informasi yang sangat mutakhir dan banyak digemari masyarakat. Utamanya remaja saat ini yang semakin ingin tahu tentang teknologi modern dan untuk dapat bergaul dengan dunia luar.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berpengaruh dalam dunia pendidikan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
kemajuan tersebut adalah mempermudah penelusuran informasi,
memungkinkan adanya pembelajaran jarak jauh, meningkatkan motivasi belajar siswa, perbaikan cara pembelajaran, mempermudah pengelolaan administrasi dan sebagainya.31 Kaitannya dengan bidang keagamaan, internet menjadi salah satu sumber belajar dan sumber informasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh guru dan siswa.
Namun penggunaan internet oleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada motivasi belajar siswa, terutama dalam kaitannya dengan pembelajaran bidang keagamaan.
Dampak negatif internet bagi siswa, sebagai berikut:32
a. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bias mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
31
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), h. 43. 32
Irfan Setiawan, Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Berasrama.
(43)
34
b. Internet banyak menampilkan kekejaman dan kesadisan. Begitu pula dengan hal-hal yang bersifat tabu. Sehingga hal-hal tabu yang terlalu sering ditonton dapat mengubah pandangan seseorang menjadi sesuatu yang layak.
c. Siswa akan merasa malas untuk mencari materi dibuku-buku pelajaran dan lebih memilih menggunakan google atau Wikipedia sehingga akan muncul sifat yang menggampangkan tugas.
d. Siswa lebih banyak membuat tugas dengan hasil copy paste dari internet, karena pencarian bahan tugas lebih mudah melalui internet, tanpa harus mengetik ulang.
e. Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.
Beberapa dampak negatif internet bagi siswa tersebut tentu saja bertolak belakang dengan nilai-nilai Islami yang diajarkan dalam materi keagamaan.
Beberapa akibat yang timbul akibat penggunaan internet adalah pelanggaran hak cipta, pencurian identitas, dan ucapan-ucapan yang mengungkapkan kebencian (hate speech). Beberapa kasus tersebut seperti sudah biasa dan sulit dijaga.33
Salah satu dampak negatif dari internet yang menyebabkan turunnya motivasi belajar siswa adalah kecanduan game online. Oleh karena itu, hal
33
Rizky Dhanta, Panduan Browsing Internet dengan Info-Info Mutakhir, (Surabaya: Penerbit Indah, 2008), h. 13.
(44)
35
tersebut juga akan berdampak pada motivasi belajar keagamaan siswa (penelitian ini fokus pada mata pelajaran Fikih).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak negatif internet mempengaruhi motivasi belajar Fikih siswa, yakni semakin besar dampak itu terjadi pada diri siswa maka akan semakin menurun motivasi siswa untuk belajar.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka dapat diambil suatu hipotesa sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan dampak negatif internet terhadap motivasi belajar Fikih
(45)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.1 Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui masalah apa yang terjadi atau sumber permasalahannya, mengatasi masalah tersebut dengan cara mencari solusinya, dan juga mengupayakan pencegahan terhadap permasalahan tersebut agar tidak terjadi lagi.
A. Jenis Penelitian
Semua penelitian mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang berdasarkan bukti-bukti empiris. Namun demikian, karena bentuk dan coraknya yang bermacam-macam, ia dapat diklasifikasikan berdasarkan tinjauan yang berbeda.2 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian dapat di analisis menggunakan metode
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 2.
2
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), h. 25.
(46)
37
statistik.3 Hasil analisis tersebut kemudian dijabarkan dalam sebuah pembahasan hingga akhirnya dapat disimpulkan. Hasil kesimpulan yang diperoleh pun harus sesuai dengan rumusan masalah. Sehingga dari kesimpulan tersebut dapat dimunculkan saran-saran yang membangun untuk mengatasi dan mencegah timbulnya permasalahan tersebut.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi mencakup keseluruhan obyek/subyek yang digunakan untuk penelitian, seperti orang dan benda-benda alam lainnya. Demikian pula dengan jumlahnya, populasi bukan hanya jumlah yang terdapat dalam obyek/subyek yang dipelajari tetapi juga seluruh karakteristik atau sifat yang dimilikinya.
Populasi menurut kompleksitas objek populasinya dibedakan menjadi dua, antara lain5:
1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi memiliki sifat yang relatif sama antara yang satu dan yang laian dan mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda.
3
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2000) h. 103. 4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, h. 80. 5
(47)
38
2. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif mempunyai sifat-sifat individu dan sifat ini yang membedakan antara individu anggota populasi yang satu dengan yang lain.
Dalam penelitian ini, kompleksitas populasi penelitian cenderung homogen sehingga memungkinkan untuk pengambilan sampel penelitian yang kecil.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI, dan XII di Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru yang berjumlah 984 siswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.6 Sampel yang diambil harus bersifat representatif (mewakili). Jika sampel yang diambil tidak dapat mewakili populasi, maka kesimpulan yang didapat pun tidak akan sempurna atau bahkan salah.
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang karakteristiknya dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi.7
Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.8
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu teknik pengambilan anggota sampel dan populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, h. 81. 7
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h.149. 8
(48)
39
populasi tersebut.9 Alasan pengambilan sampel didasarkan pada anggota populasi yang cenderung sama atau homogen, sehingga dipilih teknik pengambilan sampel acak sederhana.
Jumlah sampel yang diambil harus mewakili seluruh populasi. Sehingga umumnya semakin banyak sampel yang diambil, maka hasil penelitian akan semakin representatif dan dapat digeneralisasikan. Beberapa hal mempengaruhi penentuan jumlah sampel, salah satunya adalah dana yang digunakan untuk melakukan penelitian.10 Namun, jumlah sampel yang diambil tetap harus sesuai dengan prosedur metodologi penelitian.
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 10% dari populasi, yaitu 10% dari 984 adalah 98 siswa. Karena jumlah populasi lebih dari 100.11
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti. Jadi, variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, dinamakan variabel karena ada variasinya (masing-masing dapat berbeda). Sedangkan variabel penelitian adalah kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D, h. 81. 10
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h.157. 11
(49)
40
empiris di dunia nyata.12 Jadi, variabel penelitian adalah sesuatu hal yang dicari data atau informasinya oleh peneliti, sehingga didapatkan kesimpulan.
Berdasarkan judul “Dampak Negatif Internet terhadap Motivasi Belajar Fikih Siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru”, maka variabel
dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel bebas (Independence Variable)
Yaitu variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, biasanya dinotasikan dengan simbol X.13
Berdasarkan judul penelitian ini, maka variabel bebasnya adalah dampak negatif internet. Indikatornya antara lain :
a. Kecanduan
Kecanduan berasal dari kata dasar candu, artinya sesuatu yang menjadi kegemaran. Kemudian mendapat tambahan ke-an menjadi kecanduan, artinya kejangkitan suatu kegemaran (hingga lupa hal-hal yang lain).14 Dalam penelitian ini, yaitu kecanduan siswa menggunakan internet.
b. Malas belajar
Malas artinya tidak mau berkerta atau tidak mau melakukan sesuatu. 15 Sehingga siswa yang malas akan enggan melakukan sesuatu termasuk untuk belajar.
12
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 48. 13
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 49. 14
Pusat Bahasa Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 191. 15
(50)
41
c. Kurangnya interaksi sosial
Kurangnya interaksi sosial diartikan sebagai kurangnya sosialisasi siswa terhadap lingkungan sekitarnya karena mereka sibuk dengan interaksi di dunia maya.
2. Variabel terikat (dependen variable)
Yaitu faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, biasanya dinotasikan dengan Y.16
Berdasarkan judul penelitian ini, maka variabel bebasnya adalah motivasi belajar mata pelajaran Fikih. Indikatornya antara lain:
a. Rajin belajar
Rajin artinya suka bekerja atau belajar dan sebagainya, getol, sungguh-sungguh dan selalu berusaha.17
b. Tidak mudah putus asa
Tidak mudah putus asa yaitu tidak menyerah ketika gagal melakukan sesuatu. Dalam proses belajar mengajar, siswa yang tidak mudah putus asa akan bertanya kepada guru apabila ada pelajaran yang tidak mudah dimengerti atau sulit dipahami.
c. Prestasi meningkat
Prestasi artinya hasil yang sudah dicapai dari sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan.18 Prestasi meningkat yaitu hasil belajar siswa lebih baik atau lebih tinggi dari sebelumnya dilihat dari hasil ulangan/ujian.
16
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 49. 17
Pusat Bahasa Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 922. 18
(51)
42
Dalam penelitian, dipelajari hubungan antarvariabel. Hubungan antarvariabel secara umum dimana nilai-nilai berbeda dari suatu variabel diasosiasikan dengan nilai-nilai berbeda dari variabel yang satunya lagi.19 Berdasarkan judul penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antarvariabelnya adalah hubungan asimetris (kausal).
Hubungan asimetris (kausal) adalah hubungan variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Dengan kata lain, jika X maka Y. Artinya jelas bahwa ada yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi.20
Gambar 1.1 Hubungan Asimetris
Hubungan antarvariabel dalam penelitian ini mengarah pada hubungan linear negatif, yaitu peningkatan nilai dari variabel yang satu dibarengi dengan penurunan pada nilai variabel kedua.21
19
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 51. 20
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 51. 21
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,h. 55.
Y X
(52)
43
D. Data yang Diperlukan
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan.22 Untuk menarik suatu kesimpulan maka data yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu sehingga menjadi sebuah informasi atau keterangan dalam bentuk kuantitaif maupun kualitatif.
Data yang dicari dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.23 Data primer didapat dari nara sumber atau responden.
Beberapa metode dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer. Pilihan metode bergantung pada tujuan studi, sumber yang tersedia, jenis penelitian serta keterampilan atau skill peneliti.
22
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2014), cet. ke-II, h. 16.
23
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 129.
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
1 2 3 4
D am pak N egat if Int ernet
Motivasi Belajar Fikih
(53)
44
macam pengumpulan data menggunakan sumber primer, seperti observasi, wawancara, kuesioner, data eksperimen serta pemodelan dan simulasi.24
Adapun data primer dalam penelitian ini, antara lain: a. Data tentang dampak negatif internet. Indikatornya antara lain:
1) Kecanduan
2) Malas belajar
3) Kurangnya interaksi sosial b. Motivasi belajar Fikih
1) Rajin belajar
2) Tidak mudah putus asa 3) Prestasi meningkat
Adapun data-data tersebut didapatkan dari sumber data berupa kuesioner (angket).
Selain data-data tersebut, penelitian ini juga membutuhkan data primer berupa data tentang gambaran objek penelitian meliputi sejarah sekolah, identitas sekolah, alamat sekolah, visi dan misi, tujuan, dan strategi sekolah.
Adapun data-data tersebut didapatkan dari sumber data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
24
(54)
45
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, digunakan tiga teknik pengumpulan data, antara lain:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner/angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.25
Jawaban dari kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup, yaitu jawaban sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti berupa pilihan ganda (multiple choice).
Data-data yang ingin diperoleh melalui teknik kuesioner (angket) adalah data tentang dampak negatif internet dan motivasi belajar Fikih siswa.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam
mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.26 Secara detail, bahan dokumenter terbagi menjadi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau
25
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 139. 26
(55)
46
catatan harian, memorial, klipping, domkumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, dan data tersimpan di website.27
Data yang ingin diperoleh melalui teknik dokumen adalah data tentang gambaran objek penelitian meliputi sejarah sekolah, identitas sekolah, alamat sekolah, visi dan misi, tujuan, dan strategi sekolah.
F. Metode Analisa Data
Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendiskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.28
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif, maka teknik yang dipakai dalam menganalisis data dalam penelitian ini ada dua macam cara, yaitu:
1. Kualitatif, yaitu teknik analisis data dengan menggunkan penalaran logika secara deskriptif yaitu pendekatan induktif. Teknik analisis data ini digunakan untuk mengetahui data tentang:
a. Dampak negatif internet pada siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru.
b. Motivasi belajar Fikih siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum Waru. 2. Kuantitatif, yaitu teknik analisis data dengan menggunakan analisis data
yang berbentuk angka-angka. Data-data yang sudah ada (terkumpul),
27
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 141. 28
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, h. 86.
(56)
47
sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data melalui proses sebagai berikut:
a. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembangkan responden.
b. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) berupa angket pada jawaban responden yang diterima.
c. Tabulating (tabulasi), yaitu menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.29
Setelah pengolahan data lalu dilakukan analisa data untuk membuktikan dampak negatif internet terhadap motivasi belajar Fikih siswa. 1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, disini peneliti menggunakan teknik analisa prosentase berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden, yakni 98 siswa dari kelas X, XI, dan XII,
Semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber penelitian akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan data-data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan presentase atau biasa disebut dengan frekuensi relative. Untuk memperoleh frekuensi relative, digunakan rumus:
P = � � x 10 Keterangan:
F = Frekuensi yang dicari prosentasenya
29
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h. 87.
(57)
48
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya responden)
P = Angket prosentase30
Adapun untuk memberikan nilai pada angket, penulis memberikan ketentuan sebagai berikut:
a. Alternative jawaban “Sangat Setuju” dengan nilai 5. b. Alternative jawaban “Setuju” dengan nilai 4.
c. Alternative jawaban “Ragu-Ragu” dengan nilai 3. d. Alternative jawaban “Tidak Setuju” dengan nilai 2.
e. Alternative jawaban “Sangat Tidak Setuju” dengan nilai 1.
Kemudian untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan prosentase tersebut, peneliti menetapkan standar sebagai berikut:
a. 65% - 100% : tergolong tinggi
b. 35% - 65% : tergolong cukup tinggi
c. 20% - 35% : tergolong rendah
d. Kurang dari 20% : tergolong sangat rendah
2. Untuk rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan teknik analisa prosentase berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden, yakni 98 siswa dari kelas X, XI, dan XII,
Semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber penelitian akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan data-data yang diperoleh dengan
30
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), h.41.
(58)
49
menggunakan perhitungan presentase atau biasa disebut dengan frekuensi relative. Untuk memperoleh frekuensi relative, digunakan rumus:
P = � � x 10 Keterangan:
F = Frekuensi yang dicari prosentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya responden)
P = Angket prosentase31
Adapun untuk memberikan nilai pada angket, penulis memberikan ketentuan sebagai berikut:
a. Alternative jawaban “Sangat Setuju” dengan nilai 5. b. Alternative jawaban “Setuju” dengan nilai 4.
c. Alternative jawaban “Ragu-Ragu” dengan nilai 3. d. Alternative jawaban “Tidak Setuju” dengan nilai 2.
e. Alternative jawaban “Sangat Tidak Setuju” dengan nilai 1.
Kemudian untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan prosentase tersebut, peneliti menetapkan standar menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut:
a. 65% - 100% : tergolong tinggi
b. 35% - 65% : tergolong cukup tinggi
c. 20% - 35% : tergolong rendah
d. Kurang dari 20% : tergolong sangat rendah
31
(59)
50
3. Untuk rumusan masalah yang ketiga, peneliti menggunakan analisis regresi linier sederhana, analisis ini digunakan apabila penelitian dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat (dependent variabel) dapat diprediksikan melalui variabel bebas (independent variabel).32
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Keterangan:
Y’ = Subjek dalam variabel bebas (independent variabel) yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau nilai koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel terikat (dependent variabel). Bila b positif (+) maka naik, dan bila negatif (-) maka terjadi penurunan. X = Subjek pada variabel bebas (independent variabel) yang mempunyai
nilai tertentu. Dimana,
32
Abdul Muhid, Analisis Statistik, (Sidoarjo: Zifatama Publishing, 2012), h. 117.
Y’ = a + bX
Harga a = Y’bX
Harga b = r S
(60)
51
Keterangan:
r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y
Sy = Simpangan baku variabel Y
Sx = Simpangan baku variabel X
Harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi rendah maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu, bila koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka harga b juga positif.33
Selain itu untuk mencari nilai a dan b dapat dicari dengan rumus:
a = ∑ � ( ∑ �
2)− ∑
� ∑ � �
� ∑ �2− ∑ � 2
b = � ∑ � �− ∑ � ∑ � � ∑ �2− ∑ � 2
33
(61)
52
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Pada mulanya Madrasah Aliyah (MA) “Darul Ulum“ ini adalah sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) yang didirikan pada tahun 1969 oleh MWC NU Waru. Beberapa tokoh yang membidangi lahirnya sekolah ini, di antaranya: K. Nur Yahya, KH. Hasan Arief, H. Anwar Sanaji, H. Yusuf, H. Thoha, H. Masrur, H. Umar Ahmad, BA., H. Muhtar, H. Abd. Rohim, serta Badan Otonom MWC NU Kecamatan Waru
Di awal proses belajar mengajar, PGA Darul Ulum tersebut menempati gedung MINU Ngingas, karena belum memiliki gedung sendiri. Kegiatan ini berjalan sekitar 2 tahun. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong keinginan luhur, maka warga NU Kec. Waru bisa membeli sebidang tanah seluas 12 x 40 m2 di desa Kureksari kecamatan Waru selanjutnya menjadi jalan Kolonel Sugiono 101-103 Kureksari Waru, tempat madrasah sekarang.
Sesuai dengan perkembangan zaman serta adanya peraturan pemerintah yang menutup PGA, maka PGA ini juga turut ditutup. Sebagai gantinya, maka yayasan mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) ”Darul Ulum” pada tahun 1974 dan sebagai kelanjutannya didirikanlah Madrasah Aliyah (MA) ”Darul Ulum” pada tahun 1977.
(62)
53
Perkembangan
Setahun setelah itu terbitlah surat piagam Terdaftar dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Timur tanggal 8 Juni 1978. Dengan No: II/ 3/177/ C/19778. Guna melengkapi kesempurnaan sekolah oleh pemerintah maka pengurus sekolah mendirikan yayasan pada tanggal 16 Agustus 1989 dengan nama Yayasan AMANU (Amanat Nahdlatul Ulama).
Kemudian pada tanggal 16 Agusttus 1993 mendapat piagam pendirian madrasah dengan NSM : 312351511060. Setahun kemudian , yakni tanggal 24 Maret 1994 terbitlah piagam jenjang Akreditasi Diakui.
Dengan NSM: 31.2.35.15.14.061 dari Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Islam Republik Indonesia. Selanjutnya MA ”Darul Ulum” berhak mendapat
status Disamakan dengan diterbitkannya SK. No.
E.IV/PP.03.2/KEP/44/2001 dari Departemen Agama Republik Indonesia. a.n Direktor Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, tertanggal 10 April 2001.
Mengingat banyak tokoh pendiri yayasan Amanu yang meninggal dunia, maka diadakan pembaruan akte yayasan pada tanggal 22 Agustus 2001. Beberapa tokoh yang mengadakan pembaruan ini diantaranya: Drs. H. Marzuqi, KH. Hasan Arief, H. Thohir, H. M. Sulthon Haji Ridwan, KH. Drs. Muchid Adnan, KH. Hafidz Wahab, Drs. Mahfudz AW.
(63)
54
Perkembangan berikutnya MA ”Darul Ulum” punya gedung yang megah 4 ruang kelas tingkat 3 dan 4 ruang kelas tingkat 2. Dengan jumlah murid 552 orang. Sarana Prasarana pendidikan yang tersedia, diantaranya Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer dan Internet, Sistim pembelajaran menggunakan LCD Proyektor, Poliklinik ”Amanu”, maka pada tanggal 12 Juli 2006 mendapat status Akreditasi A ( Unggul ).
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : MA. “Darul Ulum”
Status : Akreditasi A
NSM : 131235150002
Luas Tanah : 4.035 M2
Yang Dibangun : 2.650 M2
b. Alamat Sekolah
Propinsi : Jawa Timur
Kabupaten : Sidoarjo
Kecamatan : Waru
Desa : Kureksari
Jalan : Kol. Sugiono No. 101-103
Kode Pos : 61256
Telepon : (031) 8549161
c. Nomor Rekening : 6528-01-006743-53-9
(64)
55
3. Potensi di Lingkungan sekolah
a. Keadaan Masyarakat yang Agamis
Lingkungan masyarakat yang agamis merupakan faktor penting terhadap perkembangan program-program sekolah, karena salah satu misi pendidikan di Madrasah Aliyah adalah mencetak anak yang mantap imannya dan taat menjalankan kewajiban agama.
b. Lingkungan Home Industri
Lingkungan masyarakat yang mengandalkan kemampuan
mengembangkan usahanya, seperti kerajinan tangan. Dan
keterampilan membuat peralatan industri kecil merupakan faktor penting bagi pengembangan kemampuan siswa, sehingga siswa mampu ikut serta dalam proses dengan dasar akhlaqul karimah.
c. Jumlah Sekolah Tingkat Madrasah Ibtidaiyah
Hampir di setiap Desa di wilayah Kecamatan Waru mempunyai Madrasah tingkat Ibtidaiyah, hal ini mempermudah input siswa yang pada dasarnya mempunyai pola pendidikan yang sama, khususnya untuk mata pelajaran yang bernuansa agama.
(65)
56
4. Visi, Misi, Tujuan, Target dan Strategi
a. Visi
Visi dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan di Madrasah Aliyah “Darul Ulum” adalah sebagai berikut : UNGGUL DALAM PRESTASI, ISLAMI DALAM AMALI, DAN POPULIS DALAM KREASI.
b. Misi
Misi dari penyelenggaraan pengajaran pendidikan MA “Darul Ulum” Waru Sidoarjo adalah :
1) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan program madrasah
2) Menumbuhkan motivasi diri untuk mengamalkan ajaran Islam dalam perilaku sehari-hari
3) Mendorong siswa mengenali potensi diri untuk meningkatkan motivasi berkompetensi dan berprestasi
4) Mendorong siswa mengeksplorasi potensi diri untuk berkreasi dan mandiri
c. Tujuan
Tujuan yang di harapkan dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan di MA “Darul Ulum” adalah:
1) Terlaksananya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna
(1)
104
pendekatan belajar mungkin lebih dapat memprediksi motivasi belajar Fikih siswa.
B. Diskusi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian bahwa terdapat 13,9% variabel motivasi belajar Fikih dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel dampak negatif internet, sisanya sebesar 86,1% oleh variabel lainnya. Maka, dampak negatif internet kurang memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar Fikih siswa.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh dampak negatif internet terhadap motivasi belajar kurang berdampak pada motivasi belajar siswa dan hubungannya pun tidak selalu negatif. Seperti halnya dengan kasus siswa yang kecanduan menggunakan internet. Walaupun kecanduan termasuk dampak negatif dari penggunaan internet, namun hal ini tidak lantas membuat siswa malas belajar. Bisa jadi siswa semakin termotivasi untuk belajar. Selain itu, siswa dapat meningkatkan kreativitasnya, memperluas cara pandangnya, meningkatkan pola pikirnya, dan sebagainya. Karena siswa mendapatkan akses dari internet untuk mengembangkan dirinya melalui beragam informasi yang tidak didapatkan di ruang kelas. Hal ini menjadikan pengetahuan siswa tidak terbatas hanya dari sekolah saja.
Namun kewaspadaan terhadap dampak negatif internet bagi siswa tetap harus ditingkatkan sebagai upaya pencegahan untuk menghindari hal-hal yang
(2)
105
orang tua, guru, dan lembaga pendidikan. Sehingga timbul kesadaran diri siswa untuk menjadi lebih bijak dalam menggunakan internet.
C. Saran
Sejak awal diciptakan, internet memiliki manfaat yang besar yakni sebagai media komunikasi dan informasi tanpa batas. Dalam perkembangannya, internet menyediakan berbagai media hiburan yang sangat menarik sehingga penggunanya pun semakin bertambah setiap tahunnya. Penggunanya pun sudah mencapai hampir semua usia, dengan pengguna terbanyak yakni siswa SMA.
Dengan berbagai kemudahan yang didapat serta hiburan tanpa batas tersebut menjadikan internet sebagai pisau bermata dua. Selain berbagai manfaat yang dapat diperoleh, juga berdampak negatif bagi penggunanya. Dalam dunia pendidikan, internet dapat membuat motivasi belajar siswa turun, sehingga berdampak pada prestasi belajarnya.
Dengan hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang internet, baik dampak positif maupun negatifnya. Melalui kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi bahaya internet dan sebagainya serta peraturan penggunaan internet dan sanksi yang diberikan dilingkungan sekolah pada siswa. Dengan begitu siswa dapat menjadi lebih bijak dalam menggunakannya.
(3)
106
2. Bagi guru, dapat mengawasi siswa dalam mengakses internet. Dengan begitu, siswa dapat menggunakan internet seperlunya saja. dan tidak mengakses situs-situs yang mengarah pada pornografi, perjudian, dan sebagainya. Guru juga dapat mengenalkan dampak positif dan negatif internet serta menanamkan nilai-nilai sosial dan agama pada siswa.
3. Bagi orang tua, dapat mengawasi anaknya dengan cara menyediakan waktu untuk mengakses internet bersama anak sekaligus memberikan pemahaman bahwa internet memiliki dampak positif dan dampak negatif. Selain itu, orang tua juga dapat mencari tahu tentang hal-hal yang diakses oleh anak di internet melalui history pada browser.
4. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat menggunakan internet dengan lebih bijak melalui pemahaman terhadap dampak internet bagi motivasi belajarnya, sehingga motivasi belajarnya tidak menurun.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, maka kritik dan saran yang membangun amatlah diharapkan penulis. Semoga skripsi ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
(4)
107
DAFTAR PUSTAKA
Anggawirya, Erhans. Internet. Cirebon:PT Ercontara Rajawali.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta,. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2015. Profil Pengguna Internet
Indonesia 2014. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Dahlan, M. Fikih Munakahat. 2012. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
Dhanta, Rizky. 2008. Panduan Browsing Internet dengan Info-Info Mutakhir. Surabaya: Penerbit Indah.
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2006. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Iskandar. 2009. Panduan Lengkap Internet. Yogyakarta: Penerbit ANDI,
Ismail, Muhammad. 2014. Studi Korelasi Implementasi Fiqh Parenting terhadap Pola Internet Sehat dalam Pendidikan (At’ta’dib; Jurnal Kependidikan Islam). Ponorogo: Fakultas Tarbiyah Institut Studi Islam Darussalam Pondok Modern Darussalam Gontor Indonesia. ISSN: 0216-9142. Vol. 9. No. 1 Juni 2014.
Isna, Mansur. 2001. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.
(5)
108
Jubilee Enterprise. 2010. Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Juju, Dominikus dan Feri Sulianta. 2010. Hitam Putih Facebook. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Buku Siswa Fikih Kurikulum 2013 MA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Buku Siswa Fikih Kurikulum 2013 MA Kelas XI. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta. Muhid, Abdul. 2012. Analisis Statistik. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Nolden, Mathias. 1996. World Wide Web di Internet. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahmania, Annisa dkk. Internet Sehat. Depok: Penebar Plus.
Rozi, Zaenal A. 2008.Computer Started Guide; Mari Mengenal Internet. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(6)
109
Shirky, Clay. 1995. Internet Lewat E-Mail. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sidharta, Lani. 1996. Internet: Informasi Bebas Hambatan 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Siregar, Syofian. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktek. Jakarta: Indeks.
Suardi, Moh. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. Suardi, Moh. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif fan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto. 2013. Menjadi Guru Profesional; Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global. Jakarta, Esensi.
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wlodkowski, Raymond J. dkk. 2004. Hasrat untuk Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yuhelizar. 2008. 10 Jam Menguasai Internet Teknologi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.