PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DAN CTL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 KAPAS BOJONEGORO TAHUN 2013 | Masrukin | GeoEco 5973 12749 1 SM
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DAN CTL TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1
KAPAS BOJONEGORO TAHUN 2013
Masrukin1, Haris Mudjiman2, Puguh Karyanto2
masrukinspd@gmail.com
Abstrak
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan
penting dalam membentuk warga negara yang baik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Tujuan penelitian ini : (1) untuk
mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran terpadu dan model
pembelajaran CTL, (2) untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok
siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan kelompok siswa yang mempunyai motivasi
rendah , dan (3) untuk mengetahui interaksi pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran terpadu dengan pembelajaran CTL dan motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS.
Metode penelitian ini adalah quasi exsperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
1 Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2013/ 2014. Populasi seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kapas yang terdiri dari tujuh kelas paralel. Jumlah sampel 62 siswa terdiri dari
31 siswa kelas VIII B sebagai kelompok kelas eksperimen dengan pembelajaran model
pembelajaran terpadu dan 31 siswa kelas VIII A sebagai kelompok kelas kontrol dengan
pembelajaran CTL. Pengambilan sampel dengan tehnik cluster random sampling dengan uji
homogenitas dari seluruh kelas. Tehnik analisis data dengan Anava satu jalan.
Terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran terpadu dengan pembelajarn CTL
terhadap hasil belajar IPS (Fhitung = 4,084 > Ftabel = 4,00). Terdapat perbedaraan pengaruh antara
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
terhadap hasil belajar IPS (Fhitung = 34,992 > Ftabel = 4,00). Tidak terdapat interaksi positif antara
model pembelajaran terpadu dan pembelajaran CTL serta motivasi siswa terhadap hasil belajar
IPS (Fhitung = 2,053 < Ftabel = 4,00).
Terdapat perbedaan pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar IPS.
Kata kunci :
Belajar IPS.
Model Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran CTL, Motivasi Belajar,
Hasil
generalisasi yang berkaitan dengan isu
PENDAHULUAN
(IPS)
sosial. Terdapat tiga tujuan pembelajaran
sebagai salah satu mata pelajaran yang
IPS kepada siswa, yaitu : (1) agar setiap
memiliki peranan penting dalam membentuk
peserta didik menjadi warga negara yang
warga negara yang baik. IPS mengkaji
baik,
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
berkemampuan
Ilmu Pengetahuan Sosial
*1 Mahasiswa Magister PKLH FKIP UNS
*2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
(2)
melatih
berpikir
peserta
didik
matang
untuk
36
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
menghadapi dan memecahkan
masalah
ISSN: 2460-0768
kelompok siswa yang mempunyai motivasi
sosial, dan (3) agar peserta didik dapat
tinggi
mewarisi
budaya
mempunyai motivasi rendah terhadap hasil
bangsanya (Direktorat Pendidikan Lanjutan
belajar IPS; dan (3) untuk mengetahui
Pertama, 2004).
pengaruh interaksi yang signifikan antara
dan
melanjutkan
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan
dengan
model
kelompok
pembelajaran
siswa
terpadu
yang
dan
Pendidikan (KTSP) membawa implikasi
pembelajaran CTL menggunakan media
terhadap model pembelajaran IPS di jenjang
komputer dan motivasi siswa terhadap hasil
pendidikan dasar, yang semula di ajarkan
belajar IPS.
secara terpisah dari masing-masing sub mata
Belajar merupakan suatu proses yang
pelajaran (Geografi, Sejarah, Ekonomi) ke
dilakukan
model pembelajaran terpadu.
kemampuan individu secara optimal, baik
Model
pembelajaran
terpadu
pada
aspek
untuk
kognitif,
mengembangkan
affektif,
maupun
hakekatnya merupakan sistem pembelajaran
psikomotorik. Daryanto (2010) menyatakan
yang memungkinkan peserta didik baik
bahwa belajar adalah suatu proses usaha
secara individu maupun kelompok aktif
yang
mencari, menggali, dan menemukan konsep
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
serta prinsip-prinsip secara holistik dan
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
otentik.
pengalamannya
Kenyataan menunjukkan belum semua
guru
IPS
di
SMP
Negeri
1
mengembangkan
model
terpadu
menggunakan
dengan
Kapas
pembelajaran
media
dilakukan
seseorang
sendiri
dalam
untuk
interaksi
dengan lingkungannya.
Tingkat
keberhasilan
proses
pembelajaran di sekolah diukur berdasarkan
kemampuan
peserta
didik
baik
secara
komputer, bahkan cenderung menggunakan
individu maupun
model konvensional. Tujuan penelitian ini :
kognitif, affektif, maupun psikomotor yang
(1)
yang
ditunjukan dengan nilai tes hasil belajar
menggunakan
minimal memperoleh nilai sama dengan
dan pembelajaran CTL
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
untuk
signifikan
mengetahui
pengaruh
pembelajaran
model terpadu
dengan menggunakan media
komputer
klasikal meliputi aspek
telah ditetapkan.
terhadap hasil belajar IPS; (2) untuk
Guru dituntut memiliki kreatifitas dalam
mengetahui pengaruh yang signifikan antara
memilih model dan media pembelajaran
37
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
yang inovatif sesuai dengan karakteristik
maupun
mata pelajaran yang diampunya, karena
sekitarnya.
yang
menimpa
masyarakat
penggunaan model dan media pembelajaran
Terdapat dua alasan pembelajaran IPS
yang tepat dapat mempengaruhi pencapaian
menggunakan model terpadu, yaitu : (1)
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
secara empirik pada hakekatnya pengalaman
Menurut Sukmadinata (1988), guru yang
hidup ini sifatnya komplek dan terpadu,
baik adalah guru yang berhasil dalam
artinya menyangkut berbagai aspek yang
pengajaran,
dapat
saling terkait; (2) secara teoritis keadaan dan
mencapai
permasalahan dalam kehidupan akan terus
tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
berkembang selaras dengan perkembangan
dirumuskan dalam kurikulum.
ilmu pengetahuan dan tehnologi.
yaitu
mempersiapkan
guru
siswa
yang
untuk
Sebagaimana yang diamanatkan dalam
Menurut
Sugiyanto
(2009)
yang
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
mendasari perlunya model pembelajaran
pasal
proses
terpadu, yaitu : 1) dunia anak adalah dunia
pendidikan
nyata, artinya apa yang mereka lihat dalam
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
kehidupan nyata merupakan peristiwa yang
menyenangkan,
didalamnya memuat berbagai konsep dari
19
menyatakan
pembelajaran
pada
bahwa
satuan
menantang,
memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
beberapa
memberikan ruang yang cukup bagi prakasa,
pemahaman anak lebih terorganisir; 3)
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
pembelajaran lebih bermakna; 4) memberi
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
peluang
psikologis peserta didik.
mengembangknan kemampuan diri;
Melalui pembelajaran IPS diharapkan
mata
pelajaran;
kepada
2)
proses
anak
untuk
5)
memperkuat kemampuan yang diperoleh;
dapat mengembangkan potensi peserta didik
dan 6) efisien waktu.
agar memiliki kepakaan terhadap masalah
Pembelajaran
terpadu
yang
masyarakat,
dikembangkan dalam penelitian ini adalah
memiliki sikap positif terhadap berbagai
model integrated yang memadukan dari
ketimpangan yang terjadi, dan terampil
beberapa kompetensi dasar dalam satu topik
menagatasi setiap permasalahan yang terjadi
tertentu, sebagaimana
sehari-hari baik yang menimpa dirinya
gambar berikut:
sosial
yang
komplek
di
ditunjukkan pada
38
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
solve simulated or real world problems, both
alone and with other.”
No KD 2.2
Selain itu penggunaan media yang tepat
dapat
No
KD
1.1
No
KD
3.1
mempengaruhi
keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Media
dalam
pembelajaran
memperjelas
berfungsi
untuk
pesan
yang
penyajian
disampaikan agar tidak terlalu bersifat
verbalistik, mengatasi keterbatasan ruang
No KD 4.3
dan waktu serta mengatasi keterbatasan daya
Gambar 1. Skema Model Pembelajaran
IPS Terintegrasi berdasarkan Topik (Trianto, 2012)
indera peserta didik. Dengan menggunakan
media
yang
tepat
diharapkan
mampu
memudahkan siswa memahami materi yang
Sesuai
dengan
karakteristik
pembelajaran IPS, selain model terpadu
dapat dkembangkan model pembelajaran
contextual teaching and learning (CTL)
karena
dengan
pembelajaran
CTL
memungkinkan terjadinya proses belajar
dimana
peserta
didik
menggunakan
pamahaman dan kemampuan akademiknya
untuk memecahkan berbagai permasalahan
yang bersifat simulatif atau nyata, baik
secara
individu
maupun
bersama-sama
dalam lingkup sekolah dan masyarakat.
Sebagaimana yang dikemukakan Howey R.
Keneth (dalam Rusman, 2013) menyatakan
bahwa pembelajaran kontektual adalah :
“Contextual teaching is teaching that
enables learning in wich student employ
their academic understanding and abilities
in a variety of in-and out of school context to
disampaikan
dan
dapat
meningkatkan
motivasi belajar sekaligus media sebagai
sumber belajar.
Perlu disadari bahwa keberhasilan belajar
peserta didik dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor
dari luar diri peserta didik. Faktor dari dalam
diri peserta didik mencakup kecerdasan,
perasaan,
motivasi
sedangkan
faktor
dan
dari
sebagainya,
luar
mencakup
fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem
penilaian, pujian, hukuman dan sebagainya.
Dalam penelitian Asiwi Tejawati (2008)
menyatakan bahwa siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi memperoleh hasil
belajar yang lebih baik (mean = 38,64)
dibanding
dengan
hasil
belajar
yang
diperoleh siswa yang memiliki motivasi
39
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
belajar rendah (mean = 30,44). Siswa yang
yang digunakan untuk penelitian dibagi
memiliki motivasi belajar tinggi cenderung
dalam dua kelompok. Kelompok pertama
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rasa
terdiri dari kelas VIII B sebagai kelas
percaya diri, bertanggung jawab, mandiri,
eksperimen dan kelompok kedua kelas VIII
berwawasan luas, dan memiliki banyak
A sebagai kelas kontrol.
alternatif dalam memecahkan masalah.
Rancangan penelitian meliputi tahapan
Dari kajian tersebut di atas hipotesa yang
sebagai berikut : 1) tahap pra eksperimen
dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1)
meliputi kegiatan : penyusunan proposal,
terdapat
penyusunan instrumen, observasi lokasi dan
pengaruh
menggunakan
positif
model
pembelajaran
terpadu
dengan
permohonan
ijin
penelitian;
2)
tahap
pembelajaran CTL menggunakan media
eksperimen meliputi kegiatan : mengadakan
komputer
terhadap hasil belajar IPS; 2)
pengamatan
terdapat pengaruh antara kelompok siswa
pebelajaran
yang mempunyai motivasi tinggi dengan
eksperimen (model
kelompok siswa yang mempunyai motivasi
kelompok
rendah terhadap hasil belajar IPS; dan 3)
masing-masing selama 4 kali pertemuan
terdapat pengaruh interaksi antara model
tatap muka, dan mengadakan observasi
pembelajaran terpadu dan pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran berlangsung;
CTL menggunakan media
dan 3) tahap pasca eksperimen meliputi
komputer dan
motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS.
terhadap
IPS
kelas
pada
pelaksanaan
kelompok
kelas
terpadu) dan pada
kontrol
(model
CTL)
kegiatan : melaksanakan tes hasil belajar dan
tes sikap, wawancara kepada beberapa
peserta didik, dan uji data statistik untuk
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Kapas
memperoleh kesimpulan dalam eksperimen.
Timur.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil
kelas VIII SMP Negeri 1 Kapas Bojonegoro
tahun pelajaran 2013/ 2014, yaitu dimulai
tahun pelajaran 2013 / 2014 yang berjumlah
tanggal 6 Oktober 2013 sampai dengan
210 siawa terbagi dalam tujuh kelas paralel.
tanggal 10 Nopember 2013.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002) apabila
Kabupaten
Bojonegoro
Jawa
Metode penelitian yang digunakan adalah
populasinya kurang dari 100 lebih baik
quasi exsperimen, yaitu metode penelitian
diambil
eksperimen dimana kelompok responden
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
semua
sehingga
penelitiannya
40
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
jika jumlah populasinya besar dapat diambil
validitas dan reliabilitas. Angket motivasi
10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.
dan soal tes hasil belajar diujicobakan pada
Sedangkan menurut Sugiyono (2012) untuk
kelas VIII F sebagai kelas uji coba kemudian
penelitian
yang
dilakukan uji validitas dengan menggunakan
menggunakan kelompok eksperimen dan
rumus product moment dan reliabilitas
kelompok kontrol, maka jumlah anggota
menggunakan
sampel masing-masing antara 10 sampai
bentuan program exel untuk mengetahui
dengan 20.
tingkat validitas dan reliabilitasnya. Dari 32
eksperimen
sederhana
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas
rumus
Cronbach
dengan
butir pertanyaan angket motivasi, 30 butir
VIII B sebagai kelompok eksperimen yang
soal
dinyatakan
bejumlah 31 siswa dan kelas VIIIA sebagai
reliabiltas 0,830 atau baik, dan dari 50 butir
kelompok kontrol yang berjumlah 31 siswa.
soal
Tehnik pengambilan adalah cluster random
dinyatakan valid dengan tingkat reliabititas
sampling (kelompok kelas) yaitu sampel
0,928.
tes hasil
valid
dengan
tingkat
belajar, 44 butir soal
diambil secara acak sederhana dari masing-
Tehnik analisa data yang digunakan
masing kelompok kelas dengan berdasar
adalah analisis varians (Anava) satu jalan,
hasil uji homogenitas nilai raport pada akhir
yaitu untuk menguji perbedaan dua rerata
semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013.
atau lebih sesuai dengan hipotesa yang telah
Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dirumuskan. Sebelum uji Anava dlakukan
menggunakan instrumen yang terdiri dari :
uji normalitas dengan metode Liliefors dan
kuisioner atau angket yang digunakan untuk
uji homogenitas dengan metode Bartlett
mengukur tingkat motivasi belajar siswa, tes
pada taraf signifikan 0,05 dengan bantuan
hasil belajar bentuk pilihan ganda yang
shofware program SPSS versi 16.
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan belajar siswa, dan pedoman
wawancara
menggali
selama
(interview
guide)
untuk
permasalahan-permasalahan
penelitian
berlangsung.
Untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh data
jumlah
peserta
eksperimen
yang
didik
kelompok
menggunakan
kelas
model
mendapatkan hasil penelitian yang tepat dan
pembelajaran terpadu adalah 31 siswa. Skor
dapat dipercaya instrumen yang berupa
tertinggi hasil belajar IPS
adalah 37 dan
angket dan tes hasil belajar dilakukan uji
41
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
skor
terendah adalah 15. Perolehan skor
ISSN: 2460-0768
belajar IPS adalah 33 dan skor terendah
adalah 13. Perolehan skor rerata atau mean
rerata atau mean (Ẋ) = 24,58.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi hasil
belajar IPS kelompok kelas eksperimen :
(Ẋ) = 21,94.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi hasil
belajar IPS kelompok kelas kontrol :
Tabel 1. Hasil Belajar IPS Kelas
Eksperimen
Kumulatif
Kelas
f
f(%)
f
f(%)
15-19
6
19,35
6
19,35
20-24
10
32,26
16
51,61
25-29
9
29,03
25
30-34
5
16,13
30
35-39
1
3,23
31
∑
31
100,00
80,65
96,77
100,00
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
hasil belajar IPS kelas eksperimen dapat
disajikan dalam histogram sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol
Kumulatif
Kelas
f
f(%)
f
f(%)
15-19
7
22,58
6
22,58
20-24
9
29,03
16
51,61
25-29
10
32,26
26
30-34
4
12,90
30
35-39
1
3,23
31
∑
31
100,00
83,87
96,77
100,00
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
hasil belajar IPS kelas kontrol dapat
disajikan dalam histogram sebagai berikut :
Gambar 2. Histogram Hasil belajar IPS
Kelompok Kelas Eksperimen
Jumlah peserta didik kelompok kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran
Gambar 3. Histogram Hasil belajar IPS
Kelompok Kelas Kontrol
CTL adalah 31 siswa. Skor tertinggi hasil
42
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
Untuk menguji hipotesa yang telah
dirumuskan
dilakukan tehnik analisis
varians satu jalan dengan menggunakan
bantuan software SPSS versi 16. Deskripsi
data statistik hasil belajar IPS dapat dlihat
pada tabel berikut :
ISSN: 2460-0768
Motvs
Beljr 648,025 1 648,025 34,992 0,00
Intraksi
Model &
Motvsi
Belajar 38,025 1
Galat
38,025 2,053 0,161
666,700 36 18,519
-
-
-
-
Tabel 3. Deskripsi Statistik Tendensi Sentral
Total 24229,00 40
Data Hasil Belajar IPS
-
Sumber : Data Primer 2013
Model
Pembl.
Motv
Bel
Mean Standr
N
Deviasi
Berdasarkan hasil analisis varians satu
jalan diperoleh hasil Fhitung = 4,084 dan Ftabel
Terpadu
CTL
Total
Rendah
22,20
5,22
10
Tinggi
28,30
4,59
10
∑
25,25
5,72
20
Rendah
17,50
3,57
10
Tinggi
27,50
3,59
10
∑
22,50
6,20
20
Rendah
19,85
4,98
20
Tinggi
27,90
4,04
20
∑
23,87
6,05
40
rangkuman
tabel
analisis
di
atas
varians
diperoleh
satu
jalan
Tabel 4. Rangkuman Analisis Varians satu
Model
Pembl
maka
menyatakan
hipotesa
“terdapat
pertama
pengaruh
yang
positif
pembelajaran menggunakan model terpadu
dengan
pembelajaran CTL menggunakan
media komputer terhadap hasil belajar IPS”
dapat diterima.
Berdasarkan rerata skor yang diperoleh
kelas
menggunakan
model
terpadu lebih tinggi disbanding kelompok
kelas menggunakan CTL (25,25 > 22,50).
demikian
pengaruh
model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan
media komputer terhadap hasil belajar IPS
Jalan
JK
4,00,
Dengan
sebagai berikut :
Sumber
Varians
adalah 4,00. Karena Fhitung= 4,084 > Ftabel=
kelompok
Sumber : Data Primer 2013
Berdsarkan
dengan db = 1: 38 pada taraf signifikan 0,05
db
MK
Fhitung
P
lebih
tinggi
dibanding
dengan
model
pembelajaran CTL .
Hasil ini diperkuat dari wawancara
75,625 1 75,625 4,084 0,051
dengan peserta didik kelompok eksperimen
43
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
pembelajaran
Hasil wawancara dengan siswa yang
model terpadu lebih efektif, anak lebih aktif
memiliki motivasi belajar tinggi mengatakan
dan menarik terlebih jika menggunakan
bahwa selalu berusaha memahami meteri
media komputer. Hal ini sesuai dengan
pelajaran, merasa ingin tahu lebih banyak,
pendapat Kemp & Dayton (dalam Azhar
berusaha menyelesaikan tugas dengan tepat
Arsyad, 2006) yang menyatakan bahwa
waktu. Dengan kata lain motivasi belajar
penggunaan media pembelajaran yang tepat
memiliki pengaruh yang positif terhadap
dapa : 1) memperjelas penyajian pesan; 2)
hasil belajar IPS. Menurut Hamzah B. Uno
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
(2008) motivasi mempunyai peranan penting
daya indera; 3) mengatasi sikap pasif.
dalam belajar, antara lain :1) menentukan
yang
menyatakan
bahwa
Pada pengujian hipotesa kedua diperoleh
hal-hal yang dapat dijadikan penguat dalam
hasil Fhitung = 34,992 dan Ftabel dengan db =
belajar; 2)memperjelas tujuan belajar; 3)
1: 38 pada taraf signifikan 0,05 adalah 4,00.
menentukan
Karena Fhitung= 34,992 > Ftabel= 4,00, maka
rangsangan belajar; dan 4) menentukan
hipotesa kedua yang menyatakan “terdapat
ketekunan belajar.
Hasil
pengaruh antara kelompok siswa yang
ragam
kendali
pengujian
hipotesa
terhadap
ketiga
dengan
diperoleh hasil Fhitung = 2,053 dan Ftabel
kelompok siswa yang mempunyai motivasi
dengan db = 1: 38 pada taraf signifikan 0,05
rendah terhadap hasil belajar IPS;” dapat
adalah 4,00. Karena Fhitung= 2,053 < Ftabel=
diterima.
4,00, maka hipotesa yang menyatakan
mempunyai
motivasi
tinggi
Berdasarkan rerata hasil belajar yang
“terdapat pengaruh interaksi antara model
diperoleh, kelompok siswa yang memiliki
pembelajaran terpadu dan pembelajaran
motivasi belajar tinggi lebih besar dibanding
CTL menggunakan media
dengan
motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS”
rerata
kelompok
siswa
yang
memiliki motivasi belajar rendah (27,90 >
19,85). Dengan demikian terdapat pengaruh
komputer dan
tidak diterima.
Karena tidak terdapat interaksi antara
positif antara peserta didik yang memiliki
model
pembelajaran
motivasi belajar tinggi dengan peserta didik
pembelajaran CTL
yang memiliki motivasi belajar rendah
terhadap
terhadap hasil belajar IPS.
memperhatikan rerata masing-masing sel
hasil
terpadu
dengan
dan motivasi siswa
belajar,
maka
dengan
dan rerata marginalnya berdasarkan tabel 3
44
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
di atas dapat dikatakan bahwa model
media komputer hendaknya dirancang secara
pembelajaran terpadu lebih efektif dibanding
tepat
dengan model pembelajaran CTL.Demikian
membangkitkan motivasi belajar siswa; 3)
juga siswa yang memiliki motivasi belajar
temuan-temuan hasil penelitian ini dapat
tinggi lebih besar pengaruhnya disbanding
dipakai acuan untuk penelitian selanjutnya.
agar
lebih
efektif
dan
dapat
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
terhadap hasil belajar IPS di SMP Negeri 1
DAFTAR PUSTAKA
Kapas.
Asiwi Tejawati. 2008. Pengaruh Penggunaan
Media Audiovisual Interaktif terhadap
Pembelajaran Geografi Fisik Ditinjau
Dari Motivasi Belajar Siswa. Tesis,
Program Pascasarjana : UNS.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa : 1) model pembelajaran terpadu
lebih
efektif
dan
berpengaruh
positif
terhadap hasil belajar IPS dibanding dengan
pembelajaran CTL (mean skor terpadu =
25,25 > mean skor CTL =22,50); 2) motivasi
Azhar Arsyad. 2009. Media Pembelajaran.
Jakarta : Rajawali Press.
Daryanto. 2010. Evaluasi
Jakarta : Rineka Cipta
Pendidikan.
Depdiknas. 2005. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 tahun
2005.
belajar tinggi berpengaruh positif dibanding
motivasi belajar rendah terhadap hasil
belajar IPS (mean motivasi tinggi = 27,90 >
mean motivasi rendah = 19,85); dan 3) tidak
terdapat interaksi yang signifikan antara
model
pembelajaran
terpadu
dengan
pembelajaran CTL dan motivasi siswa
terhadap hasil belajar IPS.
Mengingat keterbatasan dalam penelitian
ini, maka disarankan : 1) dalam memilih
dan
menerapkan
model
pebelajaran
disesuaikan dengan materi dan karaktristik
pelajaran IPS agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal; 2) penggunaan
Hamzah, B. Uno. 2006. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta : Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan
http://suryantara.wordpress.com/2011/
09/13/pp-no-19-tahun-2005-tentangstandar-nasional-pendidikan/ diakses
29 Desember 2013.
Rusman.2013. Model-Model Pembelajaran
(Mengembangkan
Profesionalisme
Guru). Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
45
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
Sugiyanto.
2009.
Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta :
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
FKIP UNS.
Sugiyono.
2012.
Metode
Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitaif, dan R&D). Bandung :
Alfabeta.
ISSN: 2460-0768
Sukmadinata, N.S. 1988. Prinsip dan
Landasan Perkembangan Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
P2LPTK.
Triyanto. 2012. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara
46
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DAN CTL TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1
KAPAS BOJONEGORO TAHUN 2013
Masrukin1, Haris Mudjiman2, Puguh Karyanto2
masrukinspd@gmail.com
Abstrak
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan
penting dalam membentuk warga negara yang baik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Tujuan penelitian ini : (1) untuk
mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran terpadu dan model
pembelajaran CTL, (2) untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok
siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan kelompok siswa yang mempunyai motivasi
rendah , dan (3) untuk mengetahui interaksi pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran terpadu dengan pembelajaran CTL dan motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS.
Metode penelitian ini adalah quasi exsperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
1 Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2013/ 2014. Populasi seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kapas yang terdiri dari tujuh kelas paralel. Jumlah sampel 62 siswa terdiri dari
31 siswa kelas VIII B sebagai kelompok kelas eksperimen dengan pembelajaran model
pembelajaran terpadu dan 31 siswa kelas VIII A sebagai kelompok kelas kontrol dengan
pembelajaran CTL. Pengambilan sampel dengan tehnik cluster random sampling dengan uji
homogenitas dari seluruh kelas. Tehnik analisis data dengan Anava satu jalan.
Terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran terpadu dengan pembelajarn CTL
terhadap hasil belajar IPS (Fhitung = 4,084 > Ftabel = 4,00). Terdapat perbedaraan pengaruh antara
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
terhadap hasil belajar IPS (Fhitung = 34,992 > Ftabel = 4,00). Tidak terdapat interaksi positif antara
model pembelajaran terpadu dan pembelajaran CTL serta motivasi siswa terhadap hasil belajar
IPS (Fhitung = 2,053 < Ftabel = 4,00).
Terdapat perbedaan pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar IPS.
Kata kunci :
Belajar IPS.
Model Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran CTL, Motivasi Belajar,
Hasil
generalisasi yang berkaitan dengan isu
PENDAHULUAN
(IPS)
sosial. Terdapat tiga tujuan pembelajaran
sebagai salah satu mata pelajaran yang
IPS kepada siswa, yaitu : (1) agar setiap
memiliki peranan penting dalam membentuk
peserta didik menjadi warga negara yang
warga negara yang baik. IPS mengkaji
baik,
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
berkemampuan
Ilmu Pengetahuan Sosial
*1 Mahasiswa Magister PKLH FKIP UNS
*2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
(2)
melatih
berpikir
peserta
didik
matang
untuk
36
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
menghadapi dan memecahkan
masalah
ISSN: 2460-0768
kelompok siswa yang mempunyai motivasi
sosial, dan (3) agar peserta didik dapat
tinggi
mewarisi
budaya
mempunyai motivasi rendah terhadap hasil
bangsanya (Direktorat Pendidikan Lanjutan
belajar IPS; dan (3) untuk mengetahui
Pertama, 2004).
pengaruh interaksi yang signifikan antara
dan
melanjutkan
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan
dengan
model
kelompok
pembelajaran
siswa
terpadu
yang
dan
Pendidikan (KTSP) membawa implikasi
pembelajaran CTL menggunakan media
terhadap model pembelajaran IPS di jenjang
komputer dan motivasi siswa terhadap hasil
pendidikan dasar, yang semula di ajarkan
belajar IPS.
secara terpisah dari masing-masing sub mata
Belajar merupakan suatu proses yang
pelajaran (Geografi, Sejarah, Ekonomi) ke
dilakukan
model pembelajaran terpadu.
kemampuan individu secara optimal, baik
Model
pembelajaran
terpadu
pada
aspek
untuk
kognitif,
mengembangkan
affektif,
maupun
hakekatnya merupakan sistem pembelajaran
psikomotorik. Daryanto (2010) menyatakan
yang memungkinkan peserta didik baik
bahwa belajar adalah suatu proses usaha
secara individu maupun kelompok aktif
yang
mencari, menggali, dan menemukan konsep
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
serta prinsip-prinsip secara holistik dan
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
otentik.
pengalamannya
Kenyataan menunjukkan belum semua
guru
IPS
di
SMP
Negeri
1
mengembangkan
model
terpadu
menggunakan
dengan
Kapas
pembelajaran
media
dilakukan
seseorang
sendiri
dalam
untuk
interaksi
dengan lingkungannya.
Tingkat
keberhasilan
proses
pembelajaran di sekolah diukur berdasarkan
kemampuan
peserta
didik
baik
secara
komputer, bahkan cenderung menggunakan
individu maupun
model konvensional. Tujuan penelitian ini :
kognitif, affektif, maupun psikomotor yang
(1)
yang
ditunjukan dengan nilai tes hasil belajar
menggunakan
minimal memperoleh nilai sama dengan
dan pembelajaran CTL
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
untuk
signifikan
mengetahui
pengaruh
pembelajaran
model terpadu
dengan menggunakan media
komputer
klasikal meliputi aspek
telah ditetapkan.
terhadap hasil belajar IPS; (2) untuk
Guru dituntut memiliki kreatifitas dalam
mengetahui pengaruh yang signifikan antara
memilih model dan media pembelajaran
37
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
yang inovatif sesuai dengan karakteristik
maupun
mata pelajaran yang diampunya, karena
sekitarnya.
yang
menimpa
masyarakat
penggunaan model dan media pembelajaran
Terdapat dua alasan pembelajaran IPS
yang tepat dapat mempengaruhi pencapaian
menggunakan model terpadu, yaitu : (1)
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
secara empirik pada hakekatnya pengalaman
Menurut Sukmadinata (1988), guru yang
hidup ini sifatnya komplek dan terpadu,
baik adalah guru yang berhasil dalam
artinya menyangkut berbagai aspek yang
pengajaran,
dapat
saling terkait; (2) secara teoritis keadaan dan
mencapai
permasalahan dalam kehidupan akan terus
tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
berkembang selaras dengan perkembangan
dirumuskan dalam kurikulum.
ilmu pengetahuan dan tehnologi.
yaitu
mempersiapkan
guru
siswa
yang
untuk
Sebagaimana yang diamanatkan dalam
Menurut
Sugiyanto
(2009)
yang
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
mendasari perlunya model pembelajaran
pasal
proses
terpadu, yaitu : 1) dunia anak adalah dunia
pendidikan
nyata, artinya apa yang mereka lihat dalam
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
kehidupan nyata merupakan peristiwa yang
menyenangkan,
didalamnya memuat berbagai konsep dari
19
menyatakan
pembelajaran
pada
bahwa
satuan
menantang,
memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
beberapa
memberikan ruang yang cukup bagi prakasa,
pemahaman anak lebih terorganisir; 3)
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
pembelajaran lebih bermakna; 4) memberi
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
peluang
psikologis peserta didik.
mengembangknan kemampuan diri;
Melalui pembelajaran IPS diharapkan
mata
pelajaran;
kepada
2)
proses
anak
untuk
5)
memperkuat kemampuan yang diperoleh;
dapat mengembangkan potensi peserta didik
dan 6) efisien waktu.
agar memiliki kepakaan terhadap masalah
Pembelajaran
terpadu
yang
masyarakat,
dikembangkan dalam penelitian ini adalah
memiliki sikap positif terhadap berbagai
model integrated yang memadukan dari
ketimpangan yang terjadi, dan terampil
beberapa kompetensi dasar dalam satu topik
menagatasi setiap permasalahan yang terjadi
tertentu, sebagaimana
sehari-hari baik yang menimpa dirinya
gambar berikut:
sosial
yang
komplek
di
ditunjukkan pada
38
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
solve simulated or real world problems, both
alone and with other.”
No KD 2.2
Selain itu penggunaan media yang tepat
dapat
No
KD
1.1
No
KD
3.1
mempengaruhi
keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Media
dalam
pembelajaran
memperjelas
berfungsi
untuk
pesan
yang
penyajian
disampaikan agar tidak terlalu bersifat
verbalistik, mengatasi keterbatasan ruang
No KD 4.3
dan waktu serta mengatasi keterbatasan daya
Gambar 1. Skema Model Pembelajaran
IPS Terintegrasi berdasarkan Topik (Trianto, 2012)
indera peserta didik. Dengan menggunakan
media
yang
tepat
diharapkan
mampu
memudahkan siswa memahami materi yang
Sesuai
dengan
karakteristik
pembelajaran IPS, selain model terpadu
dapat dkembangkan model pembelajaran
contextual teaching and learning (CTL)
karena
dengan
pembelajaran
CTL
memungkinkan terjadinya proses belajar
dimana
peserta
didik
menggunakan
pamahaman dan kemampuan akademiknya
untuk memecahkan berbagai permasalahan
yang bersifat simulatif atau nyata, baik
secara
individu
maupun
bersama-sama
dalam lingkup sekolah dan masyarakat.
Sebagaimana yang dikemukakan Howey R.
Keneth (dalam Rusman, 2013) menyatakan
bahwa pembelajaran kontektual adalah :
“Contextual teaching is teaching that
enables learning in wich student employ
their academic understanding and abilities
in a variety of in-and out of school context to
disampaikan
dan
dapat
meningkatkan
motivasi belajar sekaligus media sebagai
sumber belajar.
Perlu disadari bahwa keberhasilan belajar
peserta didik dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor
dari luar diri peserta didik. Faktor dari dalam
diri peserta didik mencakup kecerdasan,
perasaan,
motivasi
sedangkan
faktor
dan
dari
sebagainya,
luar
mencakup
fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem
penilaian, pujian, hukuman dan sebagainya.
Dalam penelitian Asiwi Tejawati (2008)
menyatakan bahwa siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi memperoleh hasil
belajar yang lebih baik (mean = 38,64)
dibanding
dengan
hasil
belajar
yang
diperoleh siswa yang memiliki motivasi
39
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
belajar rendah (mean = 30,44). Siswa yang
yang digunakan untuk penelitian dibagi
memiliki motivasi belajar tinggi cenderung
dalam dua kelompok. Kelompok pertama
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rasa
terdiri dari kelas VIII B sebagai kelas
percaya diri, bertanggung jawab, mandiri,
eksperimen dan kelompok kedua kelas VIII
berwawasan luas, dan memiliki banyak
A sebagai kelas kontrol.
alternatif dalam memecahkan masalah.
Rancangan penelitian meliputi tahapan
Dari kajian tersebut di atas hipotesa yang
sebagai berikut : 1) tahap pra eksperimen
dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1)
meliputi kegiatan : penyusunan proposal,
terdapat
penyusunan instrumen, observasi lokasi dan
pengaruh
menggunakan
positif
model
pembelajaran
terpadu
dengan
permohonan
ijin
penelitian;
2)
tahap
pembelajaran CTL menggunakan media
eksperimen meliputi kegiatan : mengadakan
komputer
terhadap hasil belajar IPS; 2)
pengamatan
terdapat pengaruh antara kelompok siswa
pebelajaran
yang mempunyai motivasi tinggi dengan
eksperimen (model
kelompok siswa yang mempunyai motivasi
kelompok
rendah terhadap hasil belajar IPS; dan 3)
masing-masing selama 4 kali pertemuan
terdapat pengaruh interaksi antara model
tatap muka, dan mengadakan observasi
pembelajaran terpadu dan pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran berlangsung;
CTL menggunakan media
dan 3) tahap pasca eksperimen meliputi
komputer dan
motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS.
terhadap
IPS
kelas
pada
pelaksanaan
kelompok
kelas
terpadu) dan pada
kontrol
(model
CTL)
kegiatan : melaksanakan tes hasil belajar dan
tes sikap, wawancara kepada beberapa
peserta didik, dan uji data statistik untuk
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Kapas
memperoleh kesimpulan dalam eksperimen.
Timur.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil
kelas VIII SMP Negeri 1 Kapas Bojonegoro
tahun pelajaran 2013/ 2014, yaitu dimulai
tahun pelajaran 2013 / 2014 yang berjumlah
tanggal 6 Oktober 2013 sampai dengan
210 siawa terbagi dalam tujuh kelas paralel.
tanggal 10 Nopember 2013.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002) apabila
Kabupaten
Bojonegoro
Jawa
Metode penelitian yang digunakan adalah
populasinya kurang dari 100 lebih baik
quasi exsperimen, yaitu metode penelitian
diambil
eksperimen dimana kelompok responden
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
semua
sehingga
penelitiannya
40
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
jika jumlah populasinya besar dapat diambil
validitas dan reliabilitas. Angket motivasi
10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.
dan soal tes hasil belajar diujicobakan pada
Sedangkan menurut Sugiyono (2012) untuk
kelas VIII F sebagai kelas uji coba kemudian
penelitian
yang
dilakukan uji validitas dengan menggunakan
menggunakan kelompok eksperimen dan
rumus product moment dan reliabilitas
kelompok kontrol, maka jumlah anggota
menggunakan
sampel masing-masing antara 10 sampai
bentuan program exel untuk mengetahui
dengan 20.
tingkat validitas dan reliabilitasnya. Dari 32
eksperimen
sederhana
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas
rumus
Cronbach
dengan
butir pertanyaan angket motivasi, 30 butir
VIII B sebagai kelompok eksperimen yang
soal
dinyatakan
bejumlah 31 siswa dan kelas VIIIA sebagai
reliabiltas 0,830 atau baik, dan dari 50 butir
kelompok kontrol yang berjumlah 31 siswa.
soal
Tehnik pengambilan adalah cluster random
dinyatakan valid dengan tingkat reliabititas
sampling (kelompok kelas) yaitu sampel
0,928.
tes hasil
valid
dengan
tingkat
belajar, 44 butir soal
diambil secara acak sederhana dari masing-
Tehnik analisa data yang digunakan
masing kelompok kelas dengan berdasar
adalah analisis varians (Anava) satu jalan,
hasil uji homogenitas nilai raport pada akhir
yaitu untuk menguji perbedaan dua rerata
semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013.
atau lebih sesuai dengan hipotesa yang telah
Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dirumuskan. Sebelum uji Anava dlakukan
menggunakan instrumen yang terdiri dari :
uji normalitas dengan metode Liliefors dan
kuisioner atau angket yang digunakan untuk
uji homogenitas dengan metode Bartlett
mengukur tingkat motivasi belajar siswa, tes
pada taraf signifikan 0,05 dengan bantuan
hasil belajar bentuk pilihan ganda yang
shofware program SPSS versi 16.
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan belajar siswa, dan pedoman
wawancara
menggali
selama
(interview
guide)
untuk
permasalahan-permasalahan
penelitian
berlangsung.
Untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh data
jumlah
peserta
eksperimen
yang
didik
kelompok
menggunakan
kelas
model
mendapatkan hasil penelitian yang tepat dan
pembelajaran terpadu adalah 31 siswa. Skor
dapat dipercaya instrumen yang berupa
tertinggi hasil belajar IPS
adalah 37 dan
angket dan tes hasil belajar dilakukan uji
41
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
skor
terendah adalah 15. Perolehan skor
ISSN: 2460-0768
belajar IPS adalah 33 dan skor terendah
adalah 13. Perolehan skor rerata atau mean
rerata atau mean (Ẋ) = 24,58.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi hasil
belajar IPS kelompok kelas eksperimen :
(Ẋ) = 21,94.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi hasil
belajar IPS kelompok kelas kontrol :
Tabel 1. Hasil Belajar IPS Kelas
Eksperimen
Kumulatif
Kelas
f
f(%)
f
f(%)
15-19
6
19,35
6
19,35
20-24
10
32,26
16
51,61
25-29
9
29,03
25
30-34
5
16,13
30
35-39
1
3,23
31
∑
31
100,00
80,65
96,77
100,00
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
hasil belajar IPS kelas eksperimen dapat
disajikan dalam histogram sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol
Kumulatif
Kelas
f
f(%)
f
f(%)
15-19
7
22,58
6
22,58
20-24
9
29,03
16
51,61
25-29
10
32,26
26
30-34
4
12,90
30
35-39
1
3,23
31
∑
31
100,00
83,87
96,77
100,00
Sumber : Data Primer 2013
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
hasil belajar IPS kelas kontrol dapat
disajikan dalam histogram sebagai berikut :
Gambar 2. Histogram Hasil belajar IPS
Kelompok Kelas Eksperimen
Jumlah peserta didik kelompok kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran
Gambar 3. Histogram Hasil belajar IPS
Kelompok Kelas Kontrol
CTL adalah 31 siswa. Skor tertinggi hasil
42
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
Untuk menguji hipotesa yang telah
dirumuskan
dilakukan tehnik analisis
varians satu jalan dengan menggunakan
bantuan software SPSS versi 16. Deskripsi
data statistik hasil belajar IPS dapat dlihat
pada tabel berikut :
ISSN: 2460-0768
Motvs
Beljr 648,025 1 648,025 34,992 0,00
Intraksi
Model &
Motvsi
Belajar 38,025 1
Galat
38,025 2,053 0,161
666,700 36 18,519
-
-
-
-
Tabel 3. Deskripsi Statistik Tendensi Sentral
Total 24229,00 40
Data Hasil Belajar IPS
-
Sumber : Data Primer 2013
Model
Pembl.
Motv
Bel
Mean Standr
N
Deviasi
Berdasarkan hasil analisis varians satu
jalan diperoleh hasil Fhitung = 4,084 dan Ftabel
Terpadu
CTL
Total
Rendah
22,20
5,22
10
Tinggi
28,30
4,59
10
∑
25,25
5,72
20
Rendah
17,50
3,57
10
Tinggi
27,50
3,59
10
∑
22,50
6,20
20
Rendah
19,85
4,98
20
Tinggi
27,90
4,04
20
∑
23,87
6,05
40
rangkuman
tabel
analisis
di
atas
varians
diperoleh
satu
jalan
Tabel 4. Rangkuman Analisis Varians satu
Model
Pembl
maka
menyatakan
hipotesa
“terdapat
pertama
pengaruh
yang
positif
pembelajaran menggunakan model terpadu
dengan
pembelajaran CTL menggunakan
media komputer terhadap hasil belajar IPS”
dapat diterima.
Berdasarkan rerata skor yang diperoleh
kelas
menggunakan
model
terpadu lebih tinggi disbanding kelompok
kelas menggunakan CTL (25,25 > 22,50).
demikian
pengaruh
model
pembelajaran terpadu dengan menggunakan
media komputer terhadap hasil belajar IPS
Jalan
JK
4,00,
Dengan
sebagai berikut :
Sumber
Varians
adalah 4,00. Karena Fhitung= 4,084 > Ftabel=
kelompok
Sumber : Data Primer 2013
Berdsarkan
dengan db = 1: 38 pada taraf signifikan 0,05
db
MK
Fhitung
P
lebih
tinggi
dibanding
dengan
model
pembelajaran CTL .
Hasil ini diperkuat dari wawancara
75,625 1 75,625 4,084 0,051
dengan peserta didik kelompok eksperimen
43
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
pembelajaran
Hasil wawancara dengan siswa yang
model terpadu lebih efektif, anak lebih aktif
memiliki motivasi belajar tinggi mengatakan
dan menarik terlebih jika menggunakan
bahwa selalu berusaha memahami meteri
media komputer. Hal ini sesuai dengan
pelajaran, merasa ingin tahu lebih banyak,
pendapat Kemp & Dayton (dalam Azhar
berusaha menyelesaikan tugas dengan tepat
Arsyad, 2006) yang menyatakan bahwa
waktu. Dengan kata lain motivasi belajar
penggunaan media pembelajaran yang tepat
memiliki pengaruh yang positif terhadap
dapa : 1) memperjelas penyajian pesan; 2)
hasil belajar IPS. Menurut Hamzah B. Uno
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
(2008) motivasi mempunyai peranan penting
daya indera; 3) mengatasi sikap pasif.
dalam belajar, antara lain :1) menentukan
yang
menyatakan
bahwa
Pada pengujian hipotesa kedua diperoleh
hal-hal yang dapat dijadikan penguat dalam
hasil Fhitung = 34,992 dan Ftabel dengan db =
belajar; 2)memperjelas tujuan belajar; 3)
1: 38 pada taraf signifikan 0,05 adalah 4,00.
menentukan
Karena Fhitung= 34,992 > Ftabel= 4,00, maka
rangsangan belajar; dan 4) menentukan
hipotesa kedua yang menyatakan “terdapat
ketekunan belajar.
Hasil
pengaruh antara kelompok siswa yang
ragam
kendali
pengujian
hipotesa
terhadap
ketiga
dengan
diperoleh hasil Fhitung = 2,053 dan Ftabel
kelompok siswa yang mempunyai motivasi
dengan db = 1: 38 pada taraf signifikan 0,05
rendah terhadap hasil belajar IPS;” dapat
adalah 4,00. Karena Fhitung= 2,053 < Ftabel=
diterima.
4,00, maka hipotesa yang menyatakan
mempunyai
motivasi
tinggi
Berdasarkan rerata hasil belajar yang
“terdapat pengaruh interaksi antara model
diperoleh, kelompok siswa yang memiliki
pembelajaran terpadu dan pembelajaran
motivasi belajar tinggi lebih besar dibanding
CTL menggunakan media
dengan
motivasi siswa terhadap hasil belajar IPS”
rerata
kelompok
siswa
yang
memiliki motivasi belajar rendah (27,90 >
19,85). Dengan demikian terdapat pengaruh
komputer dan
tidak diterima.
Karena tidak terdapat interaksi antara
positif antara peserta didik yang memiliki
model
pembelajaran
motivasi belajar tinggi dengan peserta didik
pembelajaran CTL
yang memiliki motivasi belajar rendah
terhadap
terhadap hasil belajar IPS.
memperhatikan rerata masing-masing sel
hasil
terpadu
dengan
dan motivasi siswa
belajar,
maka
dengan
dan rerata marginalnya berdasarkan tabel 3
44
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
ISSN: 2460-0768
di atas dapat dikatakan bahwa model
media komputer hendaknya dirancang secara
pembelajaran terpadu lebih efektif dibanding
tepat
dengan model pembelajaran CTL.Demikian
membangkitkan motivasi belajar siswa; 3)
juga siswa yang memiliki motivasi belajar
temuan-temuan hasil penelitian ini dapat
tinggi lebih besar pengaruhnya disbanding
dipakai acuan untuk penelitian selanjutnya.
agar
lebih
efektif
dan
dapat
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
terhadap hasil belajar IPS di SMP Negeri 1
DAFTAR PUSTAKA
Kapas.
Asiwi Tejawati. 2008. Pengaruh Penggunaan
Media Audiovisual Interaktif terhadap
Pembelajaran Geografi Fisik Ditinjau
Dari Motivasi Belajar Siswa. Tesis,
Program Pascasarjana : UNS.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa : 1) model pembelajaran terpadu
lebih
efektif
dan
berpengaruh
positif
terhadap hasil belajar IPS dibanding dengan
pembelajaran CTL (mean skor terpadu =
25,25 > mean skor CTL =22,50); 2) motivasi
Azhar Arsyad. 2009. Media Pembelajaran.
Jakarta : Rajawali Press.
Daryanto. 2010. Evaluasi
Jakarta : Rineka Cipta
Pendidikan.
Depdiknas. 2005. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 tahun
2005.
belajar tinggi berpengaruh positif dibanding
motivasi belajar rendah terhadap hasil
belajar IPS (mean motivasi tinggi = 27,90 >
mean motivasi rendah = 19,85); dan 3) tidak
terdapat interaksi yang signifikan antara
model
pembelajaran
terpadu
dengan
pembelajaran CTL dan motivasi siswa
terhadap hasil belajar IPS.
Mengingat keterbatasan dalam penelitian
ini, maka disarankan : 1) dalam memilih
dan
menerapkan
model
pebelajaran
disesuaikan dengan materi dan karaktristik
pelajaran IPS agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal; 2) penggunaan
Hamzah, B. Uno. 2006. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta : Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan
http://suryantara.wordpress.com/2011/
09/13/pp-no-19-tahun-2005-tentangstandar-nasional-pendidikan/ diakses
29 Desember 2013.
Rusman.2013. Model-Model Pembelajaran
(Mengembangkan
Profesionalisme
Guru). Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
45
Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 36 - 46
Sugiyanto.
2009.
Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta :
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
FKIP UNS.
Sugiyono.
2012.
Metode
Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitaif, dan R&D). Bandung :
Alfabeta.
ISSN: 2460-0768
Sukmadinata, N.S. 1988. Prinsip dan
Landasan Perkembangan Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
P2LPTK.
Triyanto. 2012. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara
46