Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang (PT. "X" di Bandung).

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Tax is a burden that must be paid and will reduce the profits will.Therefore such companies are always trying to minimize their tax burden so that it remains optimal profit.Attempts to minimize the tax burden should be adjusted to the prevailing tax regulations and conditions perusahaan.A wrong legal way to minimize the tax burden is to implement tax planning, tax savings strategies that the company is doing to minimize their tax obligations,with due regard to the law.Writer do tax regulations research on PT ."X" in Bandung, which is a company that is engaged in contruction.Writer conduct interviews and observations . The method used is descriptive analytical method. The financial statements. " X " is used in this research is reported in the Income Tax Corporate Income 2012. Measured ( tested ) using the tax calculation and statistical test equipment that is " t test " . Both these tests show that tax planning can minimize the payment of Income Tax Article 25 payable . The magnitude of the correlation coefficient is 0.0575243 means between variables X and Y variables have an association relationship is unidirectional , meaning that if there is an increase in the variable X will be followed by an increase in the variable Y and the coefficient of determination is equal to 11.50486 % , indicating that changes in variable X has a very low correlation with the change in the variable Y. this shows that the change in the amount of income tax article 25 is affected by the planning pajak. this hypothesis has been proven empirically. Keywords: Tax Planning, Article PPh 25 payable


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak merupakan beban yang harus dibayarkan dan akan mengurangi laba yang akan diterimanya.Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha sedemikian rupa untuk meminimalkan beban pajaknya sehingga tetap memperoleh laba yang optimal. Usaha untuk meminimalkan beban pajak harus disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan kondisi perusahaan.Salah satu cara yang legal dalam meminimalkan beban pajak adalah dengan menerapkan perencanaan pajak, yaitu dengan strategi penghematan pajak yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan kewajiban pajaknya, dengan tetap memperhatikan undang-undang peraturan perpajakan yang berlaku.Penulis melakukan penelitian pada PT. “X” di Bandung, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.Penulis melakukan wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif analistis. Laporan keuangan PT. “X” yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan Laba Rugi tahun 2012.Peminimalan Pajak Penghasilan Badan diukur (diuji) dengan menggunakan perhitungan secara perpajakan dan alat uji statistik yaitu “uji t”. Kedua pengujian tersebut menunjukan bahwa perencanaan pajak dapat meminimalkan pembayaran PPh pasal 25 terutang. Besarnya koefesien korelasi adalah 0,0575243 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan mempunyai hubungan yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan diikuti kenaikan pada variabel Y dan nilai koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada besarnya PPh pasal 25 dipengaruhi oleh perencanaan pajak.Dengan demikian, hipotesis ini telah terbukti secara empiris.


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7

2.1 Kajian Pustaka... 6

2.1.1 Peranan...7

2.1.2 Pajak... 8

2.1.2.1 Pengertian Pajak ... 8

2.1.2.2 Fungsi Pajak... 10

2.1.2.3 Syarat Pemungutan Pajak... 11

2.1.2.4 Pengelompokan Pajak. ... 12

2.1.2.5 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 14 Halaman


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Pajak Penghasilan... 16

2.1.3.1 Subjek Pajak dan Wajib Pajak ... 17

2.1.3.2 Tidak Termasuk Subjek Pajak ... 19

2.1.3.3 Wajib Pajak ... 20

2.1.3.4 Objek Pajak ... 20

2.1.3.5 Bukan Objek Pajak... 23

2.1.3.6 Tarif Pajak ... 27

2.1.3.7 Perhitungan Pajak Penghasilan ... 28

2.1.3.8 Penghasilan Tidak Kena Pajak ... 30

2.1.3.9 Biaya-Biaya Yang Dapat Dikurangkan (deductible)... 32

2.1.3.10 Biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible).. 34

2.1.3.11 Pajak Penghasilan Pasal 25...35

2.1.4 Manajemen Perpajakan ... 38

2.1.4.1 Pengertian Manajemen Perpajakan ... 38

2.1.4.2 Strategi Dasar Manajemen Perpajakan ... 39

2.1.4.3 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak ... 42

2.1.4.4 Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak ... 42

2.1.4.5 Evaluasi atas Perencanaan Pajak... 46

2.1.4.6 Memutakhirkan Rencana Pajak... 47

2.2 Kerangka Pemikiran... 48

2.3 Hipotesis... 50

BAB III METODE PENELITIAN... 51

3.1 Objek Penelitian ... 51

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 51

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 52

3.2 Metodologi Penelitian ... 57

3.2.1 Operasional Variabel... 61

3.2.2 Analisis Data ... 63


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 67

4.1 Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya ... 71

4.2 Perhitungan Pajak Penghasilan Perusahaan Sebelum Perencanaan Pajak Pajak...72

4.2.1 Pendapatan Terkena PPh Final... 73

4.2.2 Biaya-Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan Dari Pendapatan Bruto... 74

4.2.3 Penghasilan Kena Pajak ... 75

4.2.4 Pajak Penghasilan Terutang Pasal 25 Tahun 2012 Sebelum Perencanaan Pajak ... 75

4.2.5 Perencanaan Pajak... 76

4.2.6. Laporan Laba Rugi Fiskal PT. “X” Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak ... 81

4.2.7 Pajak Penghasilan Terutang Pasal 25 Tahun 2012 Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak ... 84

4.3 Peranan Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang...85

4.3.1 Analisis Regresi ... 86

4.3.2 Analisis Korelasi ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan... 92

5.2 Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN A ... 97


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak...……….…….26

TABEL 2.2 Formula Perhitungan Pajak Penghasilan...………...….28

TABEL 2.3 Rumus Metode Gross-up...30

TABEL 3.1 Kriteria Nilai Korelasi...65

TABEL 4.1 Laporan Laba Rugi 2012 PT.”X” Sebelum Perencanaan Pajak...72

TABEL 4.2 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan...78

TABEL 4.3 Laporan Laba Rugi 2012 PT.”X” Perhitungan Penulis Setelah Perencanaan Pajak...83

TABEL 4.4 Hubungan Perencanaan Pajak dengan PPh Pasal 25 Terutang...87 Halaman


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 Struktur Organisasi PT. “X”...……….56

GAMBAR 3.2 Skema Metode Penelitian ...………...60 Halaman


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A. Laporan Laba Rugi PT. “X” ... 97 Lampiran B. Daftar Gaji ... 98


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Terdapat dua hal yang pasti dan tidak dapat dibantahkan oleh setiap orang selama hidupnya, yaitu ‘kematian’ dan ‘pajak’. Secara umum, hampir seluruh kehidupan perseorangan dan perkembangan dunia bisnis dipengaruhi oleh ketentuan perundang-undangan perpajakan. Melalui pemahaman yang baik akan peraturan perpajakan serta perkembangan dan perubahannya, pada hakikatnya pajak tersebut akan dikelola dengan maksimal (Yenni, 1999:2). Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi negara untuk menjalankan roda pemerintahan dan salah satu upaya untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Salah satu penerimaan negara yang menjadi kunci penting adalah penerimaan dari sektor pajak. Penerimaan dari sektor pajak merupakan salah satu sumber penghasilan yang terbesar yang digunakan untuk mendukung terlaksananya pembangunan nasional yang dinamis. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia wajib memberikan kontribusi yang baik secara materi maupun spritual.

Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro, (Siti Resmi, 2011:1) menyatakan : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Berdasarkan definisi ini pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik, di mana


(10)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha pemindahan sumber daya ini tidak diikuti secara langsung manfaatnya oleh pembayar pajak. Orang yang membayar pajak besar atau membayar pajak kecil dan orang yang tidak membayar pajak, semuanya memiliki hak yang sama dari pemerintah untuk menggunakan fasilitas umum, seperti jalan raya, jembatan dan fasilitas lainnya, serta mendapatkan pelayanan yang sama dari pemerintah. Kontribusi terbesar penerimaan pajak masih berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp. 97,37 triliun disusul Pajak Pertambahan Nilai (PPN) senilai Rp. 65,99 triliun, kemudian Pajak Bumi Bangunan (PBB) sebesar Rp 0,71 triliun, dan Pajak Lainnya sejumlah Rp. 0,96 triliun (Direktorat Jenderal Pajak, 2012). Penerimaan PPh juga berasal dari pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak Badan Usaha. Dengan adanya pembayaran pajak maka akan mengurangi laba badan usaha. Oleh karena itu sangatlah wajar dan alamiah bila setiap Wajib Pajak berusaha untuk meminimalkan beban pajaknya. Berbagai upaya dilakukan guna meminimalkan beban pajak agar mengoptimalkan laba yang diterima bahkan menghindari pajak karena badan usaha tidak rela untuk membayar pajak yang akan mengurangi laba usaha. Hal ini terlihat pada hasil survei di Indonesia tahun 2011 bahwa jumlah badan usaha yang sudah melaporkan kewajibannya kepada Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebanyak 466 ribu dan 12 juta yang terdaftar (Hida, 2011).

Banyak upaya yang dilakukan oleh Wajib Pajak di Indonesia, kalau bisa tidak membayar pajak, mengapa harus membayar pajak ? Kalau bisa membayar pajak lebih kecil, mengapa harus membayar dengan lebih besar? (Mansur, 2005:7). Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang membuat Wajib Pajak perlu melakukan manajemen pajak agar beban pajak yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Wajib Pajak selalu mengusahakan untuk membayar pajak seminimal mungkin dengan tujuan


(11)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha untuk mengoptimalkan laba perusahaan. Dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari yang masih ada dalam bingkai peraturan perpajakan (legal) sehingga

upaya-upaya yang dilakukan tidak bertentangan dengan hukum. Hal ini disebut (tax

avoidance). Namun dalam kenyataanya ada juga Wajib Pajak yang melakukan

usaha-usaha yang ilegal dengan sengaja, yang disebut penggelapan pajak (tax

evasion). Upaya untuk melakukan manajemen pajak dimulai dengan perencanaan

pajak (tax planning) (Nyoman, 2007:3). Perencanaan pajak merupakan tahap awal

penghematan pajak. Dalam pelaksanaanya, sangat diperlukan pengetahuan yang baik mengenai peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Perubahan peraturan perpajakan yang sangat cepat membuat perusahaan menghadapi tantangan yang cukup berat. Perusahaan harus benar-benar memahami seluk beluk peraturan perpajakan agar tidak terjebak dalam masalah penggelapan dan penyelundupan sehingga harus menanggung konsekuensi yang akan merugikan perusahaan itu sendiri selaku Wajib Pajak.

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas wajar apabila Wajib Pajak yang berorientasi pada memaksimalkan laba yang diperolehnya berusaha meminimalkan pengeluaran pajaknya selama cara-cara yang dilakukannya masih sesuai dan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan. Pada umumnya dalam melakukan perencanaan pajaknya, Wajib Pajak berusaha untuk

mencari celah-celah peluang (loopholes) yang dapat dimanfaatkan dalam peraturan

perpajakan sehingga dapat melakukan perencanaan pajak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti bidang perencanaan perpajakan,berdasarkan survei awal yang penulis lakukan pada PT “X” yang berdomisili di Bandung belum pernah melakukan


(12)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

penerapan perencanaan pajak (tax planing) dalam membayar penghasilan terutang

perusahaannya maka penulis tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul :

“ Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang ”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam melakukan penghematan pajak agar pajak yang ditanggung perusahaan dapat seminimal mungkin, maka pihak manajemen perusahaan harus membuat perencanaan yang matang. Pihak manajemen dalam perusahaan perlu untuk melakukan perencanaan pajak sehingga menghasilkan penghematan pajak tanpa menentang aturan perpajakan dan tidak terkena sanksi apapun serta menghindari pembayaran pajak berlebihan. Dengan didasari oleh latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah :

1. Apa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam meminimalkan Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang?

2. Berapa besar Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang yang harus dibayar oleh perusahaan sebelum dan sesudah penulis melakukan perhitungan perencanaan pajak?

3. Berapa besar peranan perencanaan pajak bagi perusahaan dalam usaha meminimalisasi pembayaran Pajak Penghasilan pasal 25 terutang?


(13)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam meminimalkan pajak terutang.

2. Untuk mengetahui besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 terutang yang harus dibayar oleh perusahaan sebelum dan sesudah diterapkan perencanaan pajak. 3. Untuk mengetahui berapa besar peranan perencanaan pajak bagi perusahaan

dalam usaha meminimalisasi pembayaran Pajak Penghasilan pasal 25 terutang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

• Pihak perusahaan dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian ini


(14)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha perencanaan dalam sektor pajak tanpa melanggar Ketentuan Undang-Undang Perpajakan.

• Hasil penelitian ini juga berguna sebagai suatu bukti yang nyata

bahwa penelitian yang dilakukan di perusahaan dapat memberikan hasil yang berguna untuk pengorganisasian perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

• Penelitian pada topik ini dapat berguna sebagai bahan dalam

penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

• Menambah pengalaman dan pemahaman penulis dalam penerapan

teknik-teknik perencanaan pajak untuk meminimalisasi pengeluaran pajak yang sesuai dengan kaedah yang berlaku dalam peraturan perpajakan.

• Dapat mengetahui cara perusahaan dalam melakukan perencanaan

pajaknya.

• Untuk mengetahui penerapan teori-teori yang didapat selama


(15)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Masyarakat

• Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

khususnya bagi yang melakukan penelitian tentang perencanaan perpajakan.

• Sebagai tambahan masukan bagi masyarakat yang lain betapa


(16)

92 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan uraian penelitian tentang peranan perencanaan pajak PT. “X” untuk fiskal tahun 2012 yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. a. Tahap Pertama menganalisis informasi (basis data) yang ada yaitu kurangnya luasnya pengetahuan perusahaan terhadap berbagai cara yang dapat ditempuh dalam meminimalkan pajak. Salah satu contoh cara yang dapat ditempuh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya adalah dengan cara melakukan perencanaan pajak. Perencanaan pajak merupakan cara legal yang dapat ditempuh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya.

b. Apabila perusahaan sudah cukup mengenal perencanaan pajak, namun banyak juga perusahaan yang tidak melakukan perencanaan pajak dalam meminimalkan pajak terutang perusahaannya. Disebabkan banyaknya manajer atau pemimpin perusahaan yang lebih memilih untuk meminimalkan pajak terutang dengan cara yang ilegal. Banyaknya manajer atau pemimpin perusahaan memilih cara yang ilegal karena cara ilegal lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan cara legal (perencanaan pajak) dan juga cara ilegal pun lebih praktis dan tidak memerlukan tenaga ahli.


(17)

BAB V Simpulan dan Saran 93

Universitas Kristen Maranatha c. Perubahan peraturan pajak yang relatif cepat sehingga harus mencari peluang dan strategi baru yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang Perpajakan.

2. Dari perhitungan yang dilakukan penulis sebelum dan sesudah Perencanaan pajak, dapat dilihat bahwa jumlah Pajak Penghasilan 25 terutang yang harus dibayar PT. “X” dapat diminimalkan sebesar :

• PPh Pasal 25 sebelum perencanaan pajak : Rp. 4.982.794

• PPh Pasal 25 setelah perencanaan pajak : Rp. 3.351.827

• Penghematan pajak (sebelum-sesudah) : Rp. 1.630.970

3. Perencanaan pajak berperan dalam meminimalkan pembayaran pajak penghasilan terutang pasal 25 perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,0575243.Menurut kriteria koefisien korelasi bahwa apabila nilai koefisien korelasi berada antara 0,00-0,19 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan yang sangat rendah. Sedangkan tanda positif dari nilai koefisien korelasinya menunjukkan bahwa antara variabel X dan variabel Y mempunyai hubungan yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan diikuti kenaikan pada variabel Y dan sebaliknya jika terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y dan nilai koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada besarnya PPh badan dipengaruhi oleh perencanaan pajak.


(18)

BAB V Simpulan dan Saran 94

Universitas Kristen Maranatha Dengan demikian keputusan statiskanya Ho ditolak atau dengan kata lain Hi diterima. Ha mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis yang berjudul “Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang” dapat diterima.

5.2 Saran

Agar pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak di PT.”X” dapat dijalankan dengan lebih lancar, maka sebaiknya :

a. Harus mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar senantiasa melakukan kebijakan perencanaan pajak secara tepat tidak melanggar peraturan hukum perpajakan, sehingga dapat membayar pajak terutang badan seminimal mungkin. Sebaiknya perencanaan pajak dilakukan oleh orang yang mempunyai pemahaman di bidang perpajakan.

b. Menyusun,merapikan sistem dokumentasi, sehingga dapat mengoptimalkan beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto perusahaan. Karena, tanpa bukti pendukung, beban-beban yang seharusnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi tidak dapat dikurangkan, sehingga dampaknya tidak dapat mengoptimalkan peminimalisasian pembayaran pajak terutang.

c. Perusahaan diharapkan memberikan gaji kepada karyawannya menggunakan metode gross-up, dengan metode ini akan menimbulkan biaya fiskal paling besar diantara ketiga alternatif lainnya dan juga take home pay lebih besar.


(19)

95 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. “Penerimaan pajak Pajak Tumbuh 18% Selama Tiga

Bulan Terakhir”.

(http://www.pajak.go.id/content/news/penerimaan-pajak-tumbuh-18-selama-tiga-bulan-terakhir. Diakses tanggal 03 Agustus 2013)

Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan

Pajak. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2 ; (103-112)

Hida,Ramdania. 9 Oktober 2011. “Ditjen Pajak Bidik Tambahan 3 juta SPT PPh dari

Sensus

”.(http://www.detik.com/2011/10/9/ditjen-pajak-bidik-tambahan-3-juta-spt.html. Diakses tanggal 02 agustus 2013

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit :

Graha Ilmu. Yogyakarta

Mangonting,Yenni. 1999. Tax planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif

Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1 No.1, Mei

1999.

Mansur,M. 2005. Tax Planning: Seri Undang-Undang Perpajakan Baru. Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan edisi Revisi 2011. Penerbit: Andi. Yogyakarta

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Statistical Product and Service Solution.

Penerbit PT.Buku Kita. Jakarta.

Poerwodarminto, W.J.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit: Balai


(20)

96 Universitas Kristen Maranatha

Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Slephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi.Penerbit: PT. Prenhallindo. Jakarta.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan metode R&D. Penerbit:

Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit: Alfabeta. Bandung

Sumarsan,Thomas. 2012. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Penerbit:

Indeks. Jakarta

Soerjono,Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit: PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Zain,Mohammad. 2011. Manajemen Perpajakan. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang

Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 2008.

_________. Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2007


(1)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Masyarakat

• Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi yang melakukan penelitian tentang perencanaan perpajakan.

• Sebagai tambahan masukan bagi masyarakat yang lain betapa pentingnnya suatu perencanaan dalam setiap aktivitasnya yaitu pajak.


(2)

92 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan uraian penelitian tentang peranan perencanaan pajak PT. “X” untuk fiskal tahun 2012 yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. a. Tahap Pertama menganalisis informasi (basis data) yang ada yaitu kurangnya luasnya pengetahuan perusahaan terhadap berbagai cara yang dapat ditempuh dalam meminimalkan pajak. Salah satu contoh cara yang dapat ditempuh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya adalah dengan cara melakukan perencanaan pajak. Perencanaan pajak merupakan cara legal yang dapat ditempuh perusahaan dalam meminimalkan pajak terutangnya.

b. Apabila perusahaan sudah cukup mengenal perencanaan pajak, namun banyak juga perusahaan yang tidak melakukan perencanaan pajak dalam meminimalkan pajak terutang perusahaannya. Disebabkan banyaknya manajer atau pemimpin perusahaan yang lebih memilih untuk meminimalkan pajak terutang dengan cara yang ilegal. Banyaknya manajer atau pemimpin perusahaan memilih cara yang ilegal karena cara ilegal lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan cara legal (perencanaan pajak) dan juga cara ilegal pun lebih praktis dan tidak memerlukan tenaga ahli.


(3)

BAB V Simpulan dan Saran 93

Universitas Kristen Maranatha c. Perubahan peraturan pajak yang relatif cepat sehingga harus mencari peluang dan strategi baru yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang Perpajakan.

2. Dari perhitungan yang dilakukan penulis sebelum dan sesudah Perencanaan pajak, dapat dilihat bahwa jumlah Pajak Penghasilan 25 terutang yang harus dibayar PT. “X” dapat diminimalkan sebesar :

• PPh Pasal 25 sebelum perencanaan pajak : Rp. 4.982.794

• PPh Pasal 25 setelah perencanaan pajak : Rp. 3.351.827

• Penghematan pajak (sebelum-sesudah) : Rp. 1.630.970

3. Perencanaan pajak berperan dalam meminimalkan pembayaran pajak penghasilan terutang pasal 25 perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,0575243.Menurut kriteria koefisien korelasi bahwa apabila nilai koefisien korelasi berada antara 0,00-0,19 berarti diantara variabel X dan Variabel Y terdapat hubungan yang sangat rendah. Sedangkan tanda positif dari nilai koefisien korelasinya menunjukkan bahwa antara variabel X dan variabel Y mempunyai hubungan yang bersifat searah, artinya jika terjadi kenaikan pada variabel X akan diikuti kenaikan pada variabel Y dan sebaliknya jika terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y dan nilai koefesien determinasi yaitu sebesar 11,50486%, menunjukkan bahwa perubahan pada variabel X mempunyai hubungan yang sangat rendah dengan perubahan pada variabel Y. Hal ini menunjukan bahwa perubahan pada besarnya PPh badan dipengaruhi oleh perencanaan pajak.


(4)

BAB V Simpulan dan Saran 94

Universitas Kristen Maranatha Dengan demikian keputusan statiskanya Ho ditolak atau dengan kata lain Hi diterima. Ha mengandung arti bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis yang berjudul “Peranan Perencanaan Pajak bagi Perusahaan dalam Usaha Meminimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 Terutang” dapat diterima.

5.2 Saran

Agar pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak di PT.”X” dapat dijalankan dengan lebih lancar, maka sebaiknya :

a. Harus mengikuti perkembangan peraturan perpajakan terbaru agar senantiasa melakukan kebijakan perencanaan pajak secara tepat tidak melanggar peraturan hukum perpajakan, sehingga dapat membayar pajak terutang badan seminimal mungkin. Sebaiknya perencanaan pajak dilakukan oleh orang yang mempunyai pemahaman di bidang perpajakan.

b. Menyusun,merapikan sistem dokumentasi, sehingga dapat mengoptimalkan beban-beban yang dapat dikurangkan ke penghasilan bruto perusahaan. Karena, tanpa bukti pendukung, beban-beban yang seharusnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi tidak dapat dikurangkan, sehingga dampaknya tidak dapat mengoptimalkan peminimalisasian pembayaran pajak terutang.

c. Perusahaan diharapkan memberikan gaji kepada karyawannya menggunakan metode gross-up, dengan metode ini akan menimbulkan biaya fiskal paling besar diantara ketiga alternatif lainnya dan juga take home pay lebih besar.


(5)

95 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. “Penerimaan pajak Pajak Tumbuh 18% Selama Tiga Bulan Terakhir”. (http://www.pajak.go.id/content/news/penerimaan-pajak-tumbuh-18-selama-tiga-bulan-terakhir. Diakses tanggal 03 Agustus 2013)

Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. Perencanaan Pajak Sebagai Strategi Penghematan Pajak. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2 ; (103-112)

Hida,Ramdania. 9 Oktober 2011. “Ditjen Pajak Bidik Tambahan 3 juta SPT PPh dari Sensus”.(http://www.detik.com/2011/10/9/ditjen-pajak-bidik-tambahan-3-juta-spt.html. Diakses tanggal 02 agustus 2013

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit : Graha Ilmu. Yogyakarta

Mangonting,Yenni. 1999. Tax planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1 No.1, Mei 1999.

Mansur,M. 2005. Tax Planning: Seri Undang-Undang Perpajakan Baru. Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan edisi Revisi 2011. Penerbit: Andi. Yogyakarta

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Statistical Product and Service Solution. Penerbit PT.Buku Kita. Jakarta.

Poerwodarminto, W.J.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit: Balai Pustaka. Jakarta.


(6)

96 Universitas Kristen Maranatha Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Slephen P. Robbins. 2000. Perilaku Organisasi.Penerbit: PT. Prenhallindo. Jakarta.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan metode R&D. Penerbit: Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit: Alfabeta. Bandung

Sumarsan,Thomas. 2012. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Penerbit: Indeks. Jakarta

Soerjono,Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Zain,Mohammad. 2011. Manajemen Perpajakan. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

_________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 2008.

_________. Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2007