Pengaruh Sumber-Sumber Reservasi Terhadap Occupancy di Kuta Paradiso Hotel.

(1)

i

PENGARUH SUMBER-SUMBER RESERVASI TERHADAP

OCCUPANCY DI KUTA PARADISO HOTEL

I PUTU AGUNG MAHADEWA 1112014045

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(2)

ii

PENGARUH SUMBER-SUMBER RESERVASI

TERHADAP OCCUPANCY DI KUTA PARADISO

HOTEL

Laporan Akhir Program ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata (S.ST.Par)

I PUTU AGUNG MAHADEWA 1112014045

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(3)

iii ABSTRAK

Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Laporan Akhir Program Nama : I Putu Agung Mahadewa

Judul : Pengaruh Sumber-Sumber Reservasi Terhadap Occupancy di Kuta Paradiso Hotel

Jumlah Halaman : xv + 92 halaman (ilustrasi: tabel, gambar) Isi Ringkasan :

Semakin meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali diikuti oleh perkembangan jumlah hotel. Hal ini menyebabkan hotel melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat menjadi sumber-sumber reservasi yang diharapkan akan mendatangkan tamu dan meningkatkan occupancy di Kuta Paradiso Hotel, seperti online travel agent, offline travel agent, corporate (perusahaan), dan government (pemerintah). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber-sumber terhadap occupancy di KutaParadiso Hotel dan mengetahui upaya yang harus dilakukan oleh Kuta Paradiso Hotel dalam meningkatkan occupancy pada sumber reservasi yang mempunyai occupancy paling rendah.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data penelitian ini dianalisis menggunakan regresi linier berganda, korelasi berganda, uji F-test, uji t-test dan determinasi dengan taraf signifikan 5%,. Pengolahan data dibantu dengan menggunakan Program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 23 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil perhitungan Uji F-test memperoleh Fhitung (10,718) ≥ Ftabel (4,12) yang berarti terdapat pengaruh

nyata dan signifikan antara sumber-sumber reservasi terhadap occupancy di Kuta Paradiso Hotel. Berdasarkan perhitungan secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan adalah X1 (online travel agent) dengan nilai ttabel (1,89) > thitung (3,131)

dan X2 (offline travel agent) dengan nilai ttabel (1,89) > thitung (3,938) yang berarti

terdapat pengaruh signifikan terhadap occupancy dan variabel yang tidak berpengaruh signifikan yaitu X3 (corporate) dengan nilai ttabel (1,89) > thitung

(1,252) dan X4 (government) dengan nilai ttabel (1,89) > thitung (0,226) yang berarti

tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap occupancy.

Saran yang dapat diberikan kepada Kuta Paradiso Hotel adalah memberikan harga special untuk corporate (perusahaan) dan government (pemerintah) karena hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak corporate (perusahaan) dan government (pemerintah) untuk melakukan pemesanan kamar di suatu hotel. Namun, harga tersebut harus tetap disesuaikan dengan pesaing (kompetitor). Kata Kunci : Pengaruh, Sumber-Sumber Reservasi, Occupancy,Hotel


(4)

iv ABSTRACT

Diploma IV Tourism Program Tourism Faculty Udayana University

Final Report Name : I Putu Agung Mahadewa

Title : The Influence of Reservation Sources Toward Occupancy in Kuta Paradiso Hotel

Number of Pages : xv + 92 pages (illustration: tables, pictures)

Summary :

The increasing of tourist arrivals in Bali was followed by the development of a number of hotels. It causes to the hotel to have a dealing various parties that can become sources of a reservation that is expected to gain more guests and increased the occupancy at the Kuta Paradiso Hotel, such as online travel agents, offline travel agents, corporates, and government. The aim of this study was to determine the sources of the KutaParadiso occupancy in hotels and know the effort that must be done by the Kuta Paradiso Hotel in increasing occupancy at the source of the reservation that has the lowest occupancy.

The data was collected by observation, interview, literature study, and documentation. The type of data used are the qualitative and quantitative data. While the source of the data used are primary data and secondary data. Data were analyzed using multiple linear regression, multiple correlation, F-test, t-test, and determination by the significant level of 5%. Assisted data processing using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 23 for windows.

These results of the research shows that the test is based on the results of the calculation of the F-test gain of Fcount (10.718) ≥ Ftable (4.12) which means that

there are real and significant effect among sources of reservations to occupancy in Kuta Paradiso Hotel. Based on the calculation of the variable partially significant effect are X1 (online travel agent) with a value ttabel (1,89)> tcount (3.131) and X2

(offline travel agents) with ttable value (1,89)> tcount (3.938), which means there is a

significant influence on the occupancy and variables that have no significant effect are X3 (corporate) with ttable value (1,89)> tcount (1.252) and X4

(government) with ttable value (1,89)> tcount (0.226) which means no there is a

significant influence on occupancy.

The suggestion can be given to the Kuta Paradiso Hotel is giving special prices for corporate and government because it can be taken into consideration for the corporate and government to make a reservation at a hotel room. However, these prices should stay tuned to a competitor.


(5)

v

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH SUMBER-SUMBER RESERVASI TERHADAP OCCUPANCY DI KUTA PARADISO HOTEL

Nama : I Putu Agung Mahadewa NIM : 1112014045

Telah dinyatakan LULUS pada 15 Februari 2016 dengan predikat SANGAT MEMUASKAN di Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si.) (Fanny Maharani Suarka, S.ST.Par.,M.Par.) NIP. 19591231 198602 1 006 NIP. 19810212 200501 2 010

Mengetahui

Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Universitas Udayana Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(Drs. I Made Sendra, M.Si.) ( Ni Made Ariani, S.E.,M.Par.) NIP. 19650822 200003 1 001 NIP. 19780128 200604 2 027


(6)

vi

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

PENGARUH SUMBER-SUMBER RESERVASI TERHADAP OCCUPANCY DI KUTA PARADISO HOTEL

Laporan akhir ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 15 Februari 2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN.

TIM PENGUJI

Ketua : Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. (……….) Sekretaris : Fanny Maharani Suarka, S.ST.Par.,M.Par. (……….) Anggota : 1. Ni Made Ariani, S.E.,M.Par. (……….) 2. Ni Nyoman Sri Aryanti, S.ST.Par.,M.Par. (……...…………..) 3. Ni Putu Ratna Sari, S.ST.Par.,M.Par. (……….)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(Ni Made Ariani, S.E.,M.Par.) NIP. 19780128 200604 2 027


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat anugrah-Nya Lporan Akhir yang berjudul “Pengaruh Sumber-Sumber Reservasi Terhadap Occupancy di Kuta Paradiso Hotel” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuam penyelesaian laporan ini adalah sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini, antara lain kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pariwisata yang telah memberikan waktu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

2. Ibu Ni Made Ariani, S.E.,M.Par. selaku Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata, Pembimbing Akedemik, dan penguji yang telah memberi waktu, mendukung pengerjaan laporan akhir ini, dan memberi bimbingan kepada penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Pariwisata.

3. Bapak Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan saran, serta dukungan dalam penyusunan laporan akhir ini.

4. Ibu Fanny Maharani Suarka, S.ST.Par.,M.Par. sebagi pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi yang sangat penulis perlukan selama penyusunan laporan akhir ini. 5. Tim penguji, yaitu Ibu Ni Nyoman Sri Aryanti, S.ST.Par.,M.Par., dan Ni Putu


(8)

viii

6. Ibu Yuni Kusuma selaku Director of Sales Kuta Paradiso Hotel yang telah banyak berbagi cerita, memberikan bimbingan selama penulis melakukan training di Kuta Paradiso Hotel, dan membantu dalam hal pencarian data untuk penyelesaian laporan akhir ini.

7. Ibu Ayu Ningrat selaku Sales Secretary Kuta Paradiso Hotel yang telah membantu memberikan data occupancy Kuta Paradiso Hotel untuk penyelesaian laporan akhir ini.

8. Mbak Windi selaku E-Commerce Executive Kuta Paradiso Hotel yang telah banyak berbagai cerita, candaan, dan mengajarkan berbagai pengetahuan tentang dunia E-Commerce selama penulis melakukan training di Kuta Paradiso.

9. Mbak Fenty selaku Markrting Communication Kuta Paradiso Hotel yang telah mengajarkan banyak pengetahuan tentang marketing.

10.Orang tuaku tercinta Ir. I Made Wijaya Kusuma dan Dra. Ni Ketut Kartikasari yang senantiasa member dukungan moral yang tiada henti-hentinya dan memberikan motivasi yang sangat besar kepada penulis selama pengerjaan laporan akhir ini.

11.Adik-adik tersayang Ayu Ratih Kusuma Dewi dan Bagus Dharma Iswara yang telah memberikan semangat dalam pengerjaan laporan akhir ini.

12.Putu Adi Sumarcaya sebagai sahabat penulis yang selalu membantu dalam segala hal, memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian laporan akhir ini.


(9)

ix

13.Ni Made Ardani sebagai sahabat penulis yang mengajarkan semangat pantang menyerah, arti bersyukur dan memberikan semangat dalam penyelesaian laporan akhir ini.

14.Ni Luh Gede Marsyani sebagai sahabat penulis yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah saat senang maupun sedih dan memberikan dukungan selama pengerjaan laporan akhir ini.

15.Ni Komang Wijiatmawati yang telah menemani penulis selama 6 tahun dan memberikan semangat dalam pngerjaan laporan akhir ini.

16.Seluruh teman-teman Diploma IV Pariwisata 2011 yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan banyak kenangan selama melakukan perkuliahan di Fakultas Pariwisata.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah dipaparkan pada Laporan Akhir ini masih jauh dari sempurna baik menyangkut isi, teknis, maupun bahasa. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat sehingga dapat disimak dalam bentuk bahan bacaan.

Denpasar, Februari 2016


(10)

x DAFTAR ISI

JUDUL ... i

JUDUL PRASYARAT ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM.. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

1.5Sistematika Penyajian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya ... 10

2.2 Tinjauan Konsep/ Teori ... 14

2.2.1 Reservasi ... 14

2.2.2 Occupancy/ Tingkat Hunian Kamar ... 22

2.2.3 Hotel ... 26

2.2.4 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 30

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.2.1 Sumber-Sumber Reservasi... 30

3.2.2 Occupancy ... 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.3.1 Jenis Data ... 32

3.3.2 Sumber Data ... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4.1 Observasi ... 34

3.4.2 Wawancara... 34

3.4.3 Studi Kepustakaan ... 34

3.4.4 Dokumentasi ... 34

3.5 Teknik Penentuan Informan ... 35

3.6 Teknik Analisis Data ... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


(11)

xi

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian... 45

4.1.1 Sejarah Singkat Kuta Paradiso Hotel ... 45

4.1.2 Produk Kuta Paradiso Hotel ... 45

4.1.3 Fasilitas Kuta Paradiso Hotel ... 52

4.2 Struktur Organisasi Sales and Marketing Department Kuta Paradiso Hotel ... 55

4.3 Sistematika Reservasi Masing-Masing Sumber Reservasi di Kuta Paradiso Hotel ... 66

4.3.1 Sistematika Reservasi Online Travel Agent ... 66

4.3.2 Sistematika Reservasi Offline Travel Agent ... 68

4.3.3 Sistematika Reservasi Corporate (Perusahaan) .... 69

4.3.4 Sistematika Reservasi Government (Pemerintah) . 70 4.4 Pengaruh Sumber-Sumber Reservasi Terhadap Occupancy di Kuta Paradiso Hotel ... 72

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 73

4.4.2 Pengaruh Sumber-Sumber Reservasi Secara Simultan Terhadap Occupancy ... 78

4.4.3 Pengaruh Reservasi Melalui Online Travel Agent Terhadap Occupancy ... 82

4.4.4 Pengaruh Reservasi Melalui Offline Travel Agent Terhadap Occupancy ... 83

4.4.5 Pengaruh Reservasi Melalui Corporate (Perusahaan) Terhadap Occupancy ... 84

4.4.6 Pengaruh Reservasi Melalui Government (Pemerintah) Terhadap Occupancy ... 85

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 90

5.2 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara

ke Bali Periode Tahun 2010 – 2014 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Occupancy (Tingkat Hunian Kamar) di Kuta Paradiso Hotel selama 12 Bulan ... 5

Tabel 1.3 Jumlah Occupancy (Tingkat Hunian Kamar) dari Online Travel Agent, Offline Travel Agent, Corporate (perusahaan), dan Government (pemerintah) ... 6

Tabel 3.1 Tingkat Keeratan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ... 41

Tabel 4.1 Jenis, Jumlah, Ukuran, dan Tipe Tempat Tidur Pada Kamar di Kuta Paradiso Hotel ... 46

Tabel 4.2 Uji Normalitas ... 75

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi ... 76

Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas ... 77

Tabel 4.5 Uji F test Pengaruh Sumber-Sumber Reservasi Terhadap Occupancy ... 79

Tabel 4.6 Uji F test Sumber-Sumber Reservasi Terhadap Occupancy ... 81

Tabel 4.7 Hasil Analisis Korelasi Berganda ... 86

Tabel 4.8 Nilai Determinasi Online Travel Agent ... 87


(13)

xiii

Tabel 4.10 Nilai Determinasi Corporate (Perusahaan) ... 88 Tabel 4.11 Nilai Determinasi Government (Pemerintah) ... 88

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji F-test ... 42

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t-test ... 44

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sales and Marketing Department Kuta

Paradiso Hotel ... 56 Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 74 Gambar 4.3 Scatterplot ... 78 Gambar 4.4 Kurva Penolakan dan Penerimaan Ho Uji F-test Sumber-Sumber

Reservasi Terhadap Occupancy ... 82 Gambar 4.5 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t-test Online Travel

Agent Terhadap Occupancy ... 83 Gambar 4.6 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t-test Offline Travel

Agent Terhadap Occupancy ... 84 Gambar 4.7 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t-test Corporate

(Perusahaan) Terhadap Occupancy ... 85 Gambar 4.8 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t-test Government


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 3 : Hasil Analisis Regresi X1, X2,X3, dan X4 Terhadap Y

Lampiran 4 : Tabel Durbin-Watson Lampiran 5 : Tabel Distribusi F, α = 5% Lampiran 6 : Tabel Distribusi t

Lampiran 7 : Contoh Voucher Online Travel Agent Lampiran 8 : Contoh Booking dari Travel Agent

Lampiran 9 : Contoh Booking dari Corporate (Perusahaan) Lampiran 10 : Contoh Booking dari Government (Pemerintah) Lampiran 11 : Denah lokasi Kuta Paradiso Hotel


(15)

xv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah laporan akhir program ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan atau daftar pustaka

Apabila ternyata di dalam naskah laporan akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan atau plagiat, saya bersedia laporan akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Diploma IV) dibatalkan, serta diproses dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70)

Denpasar, 25 Desember 2015 Yang membuat pernyataan

Nama : I Putu Agung Mahadewa NIM : 1112014045


(16)

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa Negara. Pendapatan dari sektor pariwisata ini dapat dikatakan cukup besar bagi suatu Negara sehingga banyak negara-negara di dunia berusaha untuk mengembangkan sektor pariwisata ini termasuk Indonesia. Dengan berbagai keragaman budaya dan suku bangsa, Indonesia memiliki modal yang sangat baik dalam mengembangkan sektor pariwisata. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah Indonesia melakukan berbagai cara untuk mengembangkan dan mempromosikan sektor pariwisata tersebut. Usaha pemerintah Indonesia dapat dinilai serius dan berhasil karena parwisata Indonesia mempunyai posisi yang baik di dunia Internasional khususnya Pulau Bali yang menjadi pioneer pariwisata Indonesia.

Pulau Bali merupakan pulau dengan berbagai keindahan alam, seni, dan budaya sehingga menjadi tujuan wisata utama di Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki pulau Bali, pemerintah memberikan perhatian yang besar dalam pembangunan dan pengembangan daerah-daerah yang berpotensi menjadi obyek wisara di Bali. Destinasi pariwisata Bali dapat disejajarkan dengan beberapa destinasi pariwisata International lainnya yang dimana Bali merupakan destinasi pariwisata bertaraf Internasional. Pengembangan sektor pariwisata di Bali telah berkembang pesat dan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya kualitas sarana dan prasarana yang tersedia, seperti akomodasi, transportasi,


(18)

2

sarana hiburan, atraksi wisata dan fasilitas informasi (Ardana dalam https://ardana45.wordpress.com/2013/05/15/pengaruh-perkembangan-pariwisata-terhadap-struktur-perekonomian-dan-kesejahteraan-masyarakat-bali/).

Perkembangan pariwisata di Bali dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara selama 5 (lima) tahun terkahir yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke Bali Periode Tahun 2010 – 2014

Sumber : www.disparda.baliprov.go.id, 2015.

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa wisatawan yang datang berkunjung ke Bali dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan tertinggi dicapai pada tahun 2011 yakni mencapai 18,1 %, dimana pada pada tahun ini terjadi banjir besar di Thailand sehingga para wisatawan mengalihkan tujuan wisatanya ke Indonesia maupun Negara lainnya. Namun, pada tahun 2014 terjadi angka penurunan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 0,93 %, dalam hal ini terjadi penurunan angka kunjungan pada wisatawan domestik. Jumlah

Tahun Wisatawan Total

(Orang)

Pertumbuhan (%)

Mancanegara Domestik

2010 2.493.058 4.646.343 7.139.401 -

2011 2.756.579 5.675.121 8.431.700 18,1

2012 2.892.019 6.063.558 8.955.577 6,21

2013 3.278.598 6.976.536 10.255.134 14,51

2014 3.766.638 6.392.460 10.159.098 - 0,93


(19)

3

pertumbuhan dari tahun 2010 sampai 2014 megalami pertumbuhan rata-rata sebesar 7,57 %. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kualitas kepariwisataan Bali, baik dari segi keamanan maupun infrastrukturnya sehingga terjadi kepercayaan pada para wisatawan untuk berkunjung, dalam hal ini dapat dilihat adanya kepercayaan dalam penyelenggaraan KTT ASEAN, KTT APEC, dan Miss World di Bali (Lestari, 2014:2).

Dengan berkembangnya jumlah wisatawan tersebut, pihak hotel berlomba-lomba untuk menarik minat para wisataawan untuk menginap di hotel yang mereka kelola. Namun dalam hal ini, bukan hanya jumlah wisatawan yang meningkat tetapi angka pertumbuhan pembangunan hotel-hotel baru juga ikut meningkat sehingga pihak hotel melakukan berbagai cara untuk menarik wisatawan untuk menginap di hotel mereka. Salah satu cara yang dilakukan oleh

pihak hotel adalah dengan melakukan kerja sama dengan pihak travel agent yang

sifatnya offline maupun online. Selain hal tersebut, pihak hotel semakin

mengembangkan cara mereka untuk menawarkan dan memasarkan hotel mereka ke pihak corporate (perusahaan),dan government (pemerintah). Cara-cara ini dinilai cukup efektif dalam menarik dan menambah jumlah wisatawan yang menginap di hotel mereka.

Perkembangan jumlah pembangunan hotel yang meningkat menyebabkan adanya persaingan yang sangat ketat antara satu hotel dengan hotel lainnya. Persaingan harga atau tarif hotel adalah masalah yang paling menonjol dimana masing-masing hotel berusaha untuk memberikan harga terbaik dan termurah untuk menarik minat wisatawan untuk menginap. Dalam hal ini, hotel-hotel berbintang 5 (lima) juga berlomba-lomba untuk memberikan harga terbaik mereka


(20)

4

dan berusaha memberikan harga yang termurah dengan menurunkan harga pada waktu-waktu tertentu.

Kuta Paradiso Hotel adalah chain hotel yang tersebar di beberapa lokasi di

daerah Badung dan merupakan salah satu hotel berbintang 5 (lima) yang terletak di Jalan Kartika Plaza, Kuta, Bali dan mempunyai letak yang strategis karena berdekatan dengan pusat perbelanjaan, Ngurah Rai International Airport dan berdekatan dengan pantai Kuta. Selain hal tersebut, Kuta Paradiso Hotel dapat dikatakan mempunyai fasilitas yang cukup lengkap seperti adanya fasilitas Gym, kolam renang, meeting room, restoran, kids club, spa, dan Airlines counter yang dapat memundahkan tamu yang menginap di Kuta Paradiso Hotel untuk membeli tiket pesawat. Semakin ketatnya persaingan saat ini khususnya di kawasan Kuta, Kuta Paradiso Hotel melakukan berbagai cara dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk membantu mendatangkan tamu. Pihak-pihak yang diajak bekerjasama, yaitu online travel agent, offline travel agent, corporate (perusahaan), dan government (pemerintah).

Sales and marketing department merupakan departemen yang bertanggung jawab dalam melakukan promosi dan kerjasama dengan sumber-sumber reservasi yang memungkinkan untuk mendatangkan tamu. Dalam hal ini, masing-masing

bagian di sales and marketing department mempunyai tugas yang sama

pentingnya dan salah satu bagiannya adalah reservation atau reservasi yang dimana reservasi ini mempunyai tugas untuk memasukan pemesanan kamar ataupun fasilitas lainya ke dalam sistem yang digunakan oleh Kuta Paradiso Hotel.


(21)

5

Kerjasama sama dengan berbagai pihak, dapat dikatakan efektif dalam membantu mendatangkan tamu dan nantinya akan berpengaruh pada peningkatan occupancy di Kuta Parasido Hotel. Semakin banyak pihak yang diajak bekerjasama maka peluang tamu yang akan datang menginap ke Kuta Paradiso

Hotel akan semakin besar. Peningkatan occupancy di Kuta Paradiso Hotel dapat

dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2

Jumlah Occupancy (Tingkat Hunian Kamar) di Kuta Paradiso Hotel Tahun 2014 selama 12 Bulan

Sumber : Sales and Marketing Department Kuta Paradiso Hotel, 2014.

Berdasarkan pada Tabel 1.2 dapat dilihat tingkat occupancy tertinggi adalah

pada bulan Januari karena pada bulan ini, Kuta Paradiso Hotel memasuki High Season dan terjadi penurunan occupancy pada bulan April dikarenakan Kuta

Paradiso Hotel memasuki Low Season. Tabel tersebut menjelaskan occupancy

Bulan Total Room Sold Occupancy (%)

Januari 229 91,45

Februari 187 74,87

Maret 166 66,4

April 155 62,06

Mei 188 75,37

Juni 212 85,01

Juli 201 80,46

Agustus 227 91,02

September 221 88,4

Oktober 203 81,39

November 175 70


(22)

keseluruhan yang berasal dari sumber reservasi seperti travel agent, corporate

sumber reservasi lainnya. Jika dilihat lebih spesifik, agent, corporate (perusahaan), dan Tabel 1.3 berikut ini :

Jumlah Occupancy

Agent, Offline Travel Agent, Corporate

Sumber : Sales and Marketing Department Berdasarkan pada T

masing sumber reservasi di mana

agent yaitu 26,83% per tahun, kemudian diikuti oleh

occupancy 23,85% per tahun. Tabel tersebut menjelaskan bahwa corporate dan government

dari sumber-sumber reservasi tersebut adalah pada 3,31% dalam setahun

keseluruhan yang berasal dari sumber reservasi seperti online travel agent corporate (perusahaan), government (pemerintah), d sumber reservasi lainnya.

Jika dilihat lebih spesifik, occupancy dari online travel agent

(perusahaan), dan government (pemerintah), dapat dilihat pada abel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.3

Occupancy (Tingkat Hunian Kamar) dari Online Travel Agent, Offline Travel Agent, Corporate (perusahaan), dan

(pemerintah)

Sales and Marketing Department Kuta Paradiso Hotel, 2014

Berdasarkan pada Tabel 1.3 tersebut , dapat dilihat occupancy

masing sumber reservasi di mana occupancy tertinggi dimiliki oleh yaitu 26,83% per tahun, kemudian diikuti oleh offline travel agent

23,85% per tahun. Tabel tersebut menjelaskan bahwa government hampir sama rendahnya, namun occupancy

sumber reservasi tersebut adalah pada government (pemerintah) yaitu 3,31% dalam setahun yang berarti sumber reservasi dari government

6

online travel agent, offline (pemerintah), dan

sumber-online travel agent, offline travel emerintah), dapat dilihat pada

Online Travel

(perusahaan), dan Government

2014.

occupancy dari masing-tertinggi dimiliki oleh online travel

travel agent dengan

23,85% per tahun. Tabel tersebut menjelaskan bahwa occupancy dari

occupancy terendah (pemerintah) yaitu government (pemerintah)


(23)

7

memberikan jumlah penjualan kamar paling sedikit . Hal ini menjadi sebuah masalah yg cukup berpengaruh pada occupancy di Kuta Paradiso Hotel.

Untuk lebih jelas mengetahui pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy pada Kuta Paradiso Hotel dan bagaimana cara mengatasi masalah occupancy rendah yang berasal dari sumber reservasi government (pemerintah) dapat diketahui melalui penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy di

Kuta Paradiso Hotel secara simultan ?

2. Bagaimanakah pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy di

Kuta Paradiso Hotel secara parsial ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang dikaji maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy

di Kuta Paradiso Hotel secara simultan.

2. Untuk mengetahui pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy


(24)

8

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi, wawasan, dan pengetahuan pada bagian Sales and Marketing Kuta Paradiso Hotel yang sebagaimana telah didapatkan dalam mata kuliah manajemen pemasaran.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan bahan masukan bagi peneliti lainnya seperti mahasiswa, dosen ataupun masyarakat umum yang berminat meneliti tentang sumber-sumber reservasi. Selain itu, laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan perbaikan pada kinerja maupun secara fisik Kuta Paradiso Hotel untuk lebih baik.

1.5 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian laporan ini terdiri dari lima bab, setiap babnya merupakan satu kesatuan sehingga memudahkan untuk memahami isi dari laporan ini dan disajikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penyajian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab tinjauan pustaka akan dibahas mengenai telaah penelitian sebelumnya serta tinjauan konsep, seperti reservasi, occupancy (tingkat hunian kamar), dan hotel.


(25)

9

Bab III Metode Penelitian

Bab ini akan membahas mengenai lokasi penelitian, definisi operasional variabel yang menjadi batasan dalam permasalahan yang akan diteliti, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan, serta teknik analisis data yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini akan diuraikan gambaran umum lokasi penelitian, struktur organisasi beserta tugas dan tanggung jawab sales and marketing department, sumber-sumber reservasi di lokasi penelitian, pengaruh dari sumber-sumber-sumber-sumber reservasi dan upaya dalam meningkatkan occupancy pada sumber reservasi dengan occupancy rendah di Kuta Paradiso Hotel berdasarkan kurun waktu 1 (satu) tahun (Januari – Desember 2014).

Bab V Simpulan dan Saran


(26)

10


(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang “Pengaruh Online dan

Offline Reservations Terhadap Tingkat Hunian Kamar Hotel All Season di Legian – Bali” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh online reservations dan offline reservations baik secara simultan maupun parsial terhadap tingkat hunian kamar Hotel All Season di Legian – Bali dan jenis reservasi yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar.

Dalam hal ini, Febriantara menguraikan tentang tingkat hunian kamar Hotel All Season dari Tahun 2007 – 2011 yang dipengaruhi dari online dan offline reservations. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, uji F, uji T, dan koefisien determinasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara online

dan offline reservations terhadap tingkat hunian kamar Hotel All Season di Legian. Secara parsial, variabel online reservations berpengaruh nyata terhadap tingkat hunian kamar, sedangkan offline reservations tidak berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar. Hasil analisis determinasi berganda diperoleh nilai R2

sebesar 0,758 yang berarti sebesar 75,8% tingkat hunian kamar ditentukan oleh variabel online serta offline reservations dan sisanya sebesar 24,2% ditentukan oleh variabel lain, dan jenis reservasi yang paling dominan berpengaruh terhadap


(28)

11

tingkat hunian kamar adalah online reservations dengan nilai 39,7% lebih tinggi dari offline reservations dengan nilai 4,7%.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Septiando (2013) dengan judul “Pengaruh Reservasi Melalui Airlines dan Corporate terhadap Tingkat Hunian Kamar Pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Septiando adalah untuk mengetahui pengaruh reservasi melalui

Airlines dan Corporate terhadap tingkat hunian kamar pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali.

Dalam hal ini, Septiando menggunakan metode analisis kuantitatif dengan alat analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, Uji F, Uji T, dan Analisis Determinasi. Hasil analisis yang didapat dengan menggunakan alat bantu SPSS yaitu variabel melalui Airlines (X1) dan Corporate (X2) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali, dengan diperoleh Fhitung – 4,406 ≥ Ftabel = 4,26. Secara parsial

Airlines (X1) memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan thitung = 0,557 ≤ ttabel = 1,833. Sedangkan variabel reservasi melalui Corporate (X2) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali, dengan hasil thitung = 3,128 ≥ ttabel = 1,833. Besarnya nilai determinasi (r2) = 0,495 yang berarti variasi tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali dipengaruhi oleh reservasi melalui

Airlines (X1) dan Corporate (X2) sebanyak 49,50%, sedangkan 50,50% disebabkan oleh variasi variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini seperti Online Travel Agent, Offline Travel Agent, walk in guest, Complimentary dan Individual Reservation. Hasil determinasi secara parsial,


(29)

12

variabel Airlines (X1) adalah sebesar 3% ini berarti 97% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam perhitungan dalam penelitian ini, sedangkan hasil determinasi secara parsial, variabel Corporate (X2) adalah sebesar 49,50% ini berarti 50,50% dipengaruhi variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Lestari (2014) dengan judul “Pengaruh Reservasi Melalui Online dan Offline Travel Agent Terhadap Room Revenue di Solaris Hotel Kuta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh reservasi online travel agent dan offline travel agent terhadap room revenue pada Solaris Hotel Kuta dan mengetahui variabel yang lebih kuat pengaruhnya terhadap

room revenue Solaris Hotel Kuta.

Dalam hal ini, Lestari menggunakan metode analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda, Uji F, dan analisis koefisien determinasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa secara bersama-sama reservasi melalui online travel agent dan

offline travel agent berpengaruh nyata dan signifikan terhadap room revenue pada Solaris Hotel Kuta, hasil determinasi menunjukan bahwa sebesar 90,0% room revenue dipengaruhi oleh variabel online travel agent. Sedangkan sisanya sebesar 10,0% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini dan variabel online travel agent merupakan variabel yang dominan mempengaruhi room revenue yaitu sebesar 0,881 dibandingkan dengan variabel

offline travel agent sebesar 0,371. Hal ini disebabkan oleh lebih rendahnya harga yang ditawarkan oleh pihak online travel agent serta jarangnya pihak sales executive melakukan sales call kepada pihak offline travel agent.


(30)

13

Adapun persamaannya dengan penelitian pertama dan ketiga pada penelitian sebelumnya adalah meneliti tentang online dan offline reservation yang dimana termasuk dalam jenis-jenis reservasi yang digunakan oleh sumber-sumber reservasi, online dan offline travel agent yang termasuk dalam sumber-sumber reservasi, serta metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan mencari hasil statistik terhadap analisis regresi dari variabel yang digunakan. Sedangkan persamaan dengan penelitian kedua pada penelitian sebelumnya adalah meneliti tentang tingkat hunian kamar dan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan mencari hasil statistik terhadap analisis regresi dari variabel yang digunakan.

Perbedaan dengan ketiga penelitian di atas terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan objek penelitian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy (tingkat hunian kamar), sedangakan penelitian sebelumnya oleh Febriantara (2012) menekankan pada pengaruh online dan offline reservations terhadap tingkat hunian kamar, lalu penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Septiando (2013) tentang pengaruh reservasi melalui airlines

dan corporate terhadap tingkat hunian kamar, dan penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lestari (2014) tentang pengaruh reservasi melalui online dan

offline travel agent terhadap room revenue.

Manfaat dari ketiga tinjauan penelitian tersebut adalah sebagai bahan refrensi dalam penelitian ini, seperti kesamaan antara penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh, menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi


(31)

14

kepustakaan, dan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, korelasi linier berganda, Uji F, Uji T, dan determinasi.

2.2Tinjauan Konsep/ Teori 2.2.1Reservasi

Reservasi (reservation) atau yang biasanya dikenal dengan istilah booking

merupakan langkah awal yang dilakukan oleh wisatawan sebelum melakukan perjalanan atau kunjungan ke suatu daerah tujuan wisata.

Menurut Damardjati (dalam Pratiwi, 2011:16) menyatakan bahwa pemesanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemesanan tempat duduk seperti restaurant, night club, theater & shows atau tempat duduk di dalam pesawat udara, kereta api, intercity bus, kamar hotel, dan lain-lain.

Sedangkan, Soenarno (2006:197) menyatakan bahwa “Reservasi adalah pemesanan tempat atau kamar yang dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang datang ke hotel”. Reservasi dalam arti yang lebih luas adalah satu seksi hotel yang tugas dan tanggung jawabnya menangani permintaan pemesanan dari para calon tamu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa reservasi (reservation) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemesanan tempat dan dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang atau wisatawan datang ke suatu tempat, seperti hotel.


(32)

15

a. Jenis-jenis Reservasi

Dalam reservasi, terdapat dua jenis reservasi yang dapat dilakukan yaitu :

1. Online Reservation (Reservasi Online)

Online Reservation (reservasi online) merupakan sistem reservasi yang dapat dilakukan oleh setiap orang dengan mengakses website hotel melalui media internet.

2. Offline Reservation (Reservasi Offline)

Offline reservation (reservasi offline) merupakan sistem reservasi yang menggunakan pengiriman reservasi langsung ke hotel dengan media reservasi seperti telepon, fax, e-mail, dan walk in.

b. Sumber-sumber Reservasi

Sumber reservasi adalah pihak–pihak yang menjadi sumber datangnya reservasi dan sebagian besar telah memiliki jalinan kerjasama yang dituangkan dalam bentuk kontrak kerjasama, seperti: (Bagyono, 2006)

1. Airlines (perusahaan penerbangan)

Menurut Damarjati (dalam Beodiman, 2014:64), menyatakan bahwa, "Airlines adalah suatu perusahaan penerbangan milik swasta atau pemerintah yang khusus menyelenggarakan pelayanan angkutan udara untuk umum baik yangberjadwal (schedule service regular flight) maupun tidak berjadwal (non scheduled service).Yang dimaksud dengan penerbangan berjadwal adalah suatu penerbangan yang menempuh rute penerbangan berdasarkan jadwal waktu, kota tujuan, maupun kota-kota persinggahan yang tetap".


(33)

16

Majid dan Warpani (dalam Boediman, 2014: 64) menyatakan bahwa, "Perusahaan penerbangan komersial atau lebih dikenal istilah airlines atau

airways merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa angkutan udara yang mengoperasikan pesawat terbang sebagai sarana untuk mengangkut muatan dari satu kota ke kota lain, baik di dalam negeri maupun ke Iuar negeri. Muatan yang diangkut diantara lain penumpang, bagasi, kargo dan benda-benda pos".

Sedangkan, Lehmann (dalam Boediman, 2014:64) ) mengungkapkan bahwa :

Airlines is any transport enterprise offering or operating an air service which its main activities are preparingcommercialair transportation". Yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia, “Airlines adalah suatu perusahaan angkutan yang menawarkan dan mengusahakan suatu pelayanan di udara dimana kegiatan utamanya adalah menyediakan sarana angkutan udara komersial".

2. Wholesale atau tour operator (biro perjalanan wisata)

Pengertian Tour Operator ini biasanya dikenal dengan sebutan “Wholesaler” dimana dalam istilah ekonominya berarti pedagang besar.

Pedagang besar (wholesaler) merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pembelian barang dalam jumlah besar untuk dijual lagi.

Menurut Basu Swastha (Novianti, 2007:25), pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.


(34)

17

Tour operator adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan orang-orang untuk tujuan pariwisata (tours) atas inisiatif dan resiko sendiri dengan tujuan mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalan tersebut (Yoeti, 2006:30).

Armin D. Lehmann (Yoeti, 2006:30) Tour Operator sebagai berikut : “Tour Operator is a company that creates (packages) or markets

inclusive Tours, selling them through Travel Agent or directly to the public that may perform tour services or sub-contract for such services”

Armin D. Lehmann (Yoeti, 2006:30) juga menyebutkan bahwa :

Wholesaler is a company that market and usually creates Inclusive Tour and Fix Inclusive Tour to sell through retail Travel Agent”.

Berdasarkan pengertian tersebut terlihat Tour Operator dan Wholesaler

adalah sama, hanya istilah Wholesaler digunakan di Amerika Serikat, sedangkan pemakaian istilah Tour Operator lebih sering digunakan di Inggris.

3. Travel agent atau Travel agency

Menurut Nyoman S. Pendit (Yoeti, 2006:28), Travel agency adalah perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya.

Pada masa kini, Travel Agent dapat dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu :

a. Online Travel Agent

Online travel agent adalah agen perjalanan yang berperan sebagai media promosi dan penjualan secara online melalui website. Saat ini


(35)

18

hampir semua perusahaan memiliki website untuk promosi produk ke konsumen. Jenis website bervariasi sesuai dengan tujuan dan isi atau content. Website dimanfaatkan sebagai “toko” untuk menawarkan produk pariwisata kepada calon wisatawan (Astuti, 20155:26). Biasanya, online travel agent mempunyai portal atau halaman web khusus yang isinya hanya promosi hotel maupun akomodasi lainnya.

b. Offline Travel Agent

Offline travel agent adalah kebalikan dari online travel agent yaitu agen perjalanan yang penjualannya dilakukan tidak melalui media

online tetapi melalui media brosur maupun spanduk. Tetapi, seiring perkembangan jaman, offline travel agent juga memakai media promosi melalui website, namun perbedaan dengan online travel agent adalah terletak pada penjualan dimana offline travel agent menjual paket wisata yang include dengan penginapan, sedangkan online travel agent

hanya menjual akomodasi saja. 4. Car rental

Car rental berasal dari 2 suku kata yaitu car dan rental. Pada Kamus Inggris Indonesia, Car mempunyai arti mobil (Echols dan Shadily, 1984:98) dan Rental berarti persewaan (Echols dan Shadily, 1984:478). Jadi, Car Rental adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang penyewaan mobil.


(36)

19

5. FIT (Free Independent Traveler)

FIT (Free Independent Traveler) adalah orang yang melakukan perjalanan secara pribadi atau tidak bersama rombongan sebuah travel agent.

6. Corporate and Government

Corporate (perusahaan) merupakan suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan atau laba dan mempunyai struktur organisasi yang jelas.

Menurut Kansil (Septiando, 2013:23), perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Swastha dan Sukotjo (Septiando, 2013:23) berpendapat bahwa perusahaan merupakan suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan merupakan sebuah badan usaha yang bergerak yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan mempunyai organisasi yang jelas dalam mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Sedangakan government atau pemerintah merupakan suatu lembaga yang bersifat formal dan mempunyai tugas kenegaraan. Menurut Suradinata, pemerintah adalah adalah organisasi yg mempunyai kekuatan


(37)

20

besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial, & urusan kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara.

Affan berpendapat bahwa, pemerintah adalah kegiatan yang terorganisir mengenai rakyat atau penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara & bersumber kepada kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilayah itu sendiri.

7. Central reservation network/ office

Central reservation network/ office dibagi menjadi 2 (dua), yaitu

anaffiliate reservation network yang merupakan sebuah jaringan reservasi untuk hotel yang memiliki mata rantai bisnis dan non affiliate reservation network yang merupakan jaringan reservasi yang tidak terikat pada mata rantai hotel (Sugiarto, 2001:53).

c. Sarana Melakukan Reservasi

Permintaan reservasi kamar hotel dapat datang dari berbagai sarana, seperti (Soenarno, 2006:200) :

1. Reservasi melalui surat

Untuk reservasi melalui surat yang dikirim lewat pos, biasanya ada jeda waktu yang cukup lama antara pesan tempat dan kedatangan tamu. Komunikasi surat biasanya dilakukan untuk mendapatkan penjelasan secara tertulis dari pihak hotel tentang kamar yang dipesan.


(38)

21

2. Reservasi melalui telex

Telex merupakan sarana elektronik yang cukup cepat untuk digunakan sebagai sarana reservasi. Beberapa hotel sudah tidak memakai sarana ini karena sudah menggunakan system komputer.

3. Reservasi melalui telegram

Pengiriman data reservasi melalui telegram masih dilakukan di beberapa hotel di Indonesia. Keuntungan reservasi memakai telegram adalah data bias dikirimkan secara tertulis dan relatif cepat, rata-rata tidak sampai 2 hari.

4. Reservasi melalui telepon

Telepon merupakan sarana yang umum digunakan untuk melakukan reservasi. Keuntungannya, berita dapat langsung diterima.

5. Reservasi dengan datang langsung

Tamu yang datang langsung ke hotel dapat mengatakan keinginannya secara leluasa dan panjang lebar. Kelebihannya, dapat diperoleh kejelasan, baik secara verbal maupun tertulis.

6. Reservasi melalui situs di Internet

Sudah banyak hotel yang mempunyai situs di internet sehingga tamu dapat mencari informasi tentang hotel itu dengan melihatnya di internet, lengkap dengan fasilitas dan harga yang ditawarkan.


(39)

22

7. Reservasi melalui E-mail

E-mail merupakan sarana yang cukup canggih dalam melakukan reservasi. Pilihan ini hampir sama dengan reservasi melalui internet, namun sarana sedikit berbeda karena pemesan mengirim pesan langsung ke alamat e-mail hotel.

8. Reservasi melalui SMS

Reservasi melalui SMS (Short Message Service) merupakan metode reservasi yang paling baru di antara semua sarana yang telah disebutkan di atas.

2.2.2 Occupancy/ Tingkat Hunian Kamar

Tujuan utama dari sebuah industri atau usaha perhotelan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkat hunian kamar namun tidak terlepas dari kepuasan wisatawan yang akan menghuni kamar tersebut, karena semakin tinggi tingkat hunian kamar akan menunjukan semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Untuk menjaga kesejahteraan dari industri atau usaha perhotelan maka perlu adanya manajemen yang baik dan terorganisir. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat hunian kamar pada sebuah industri atau usaha perhotelan, diantaranya adalah :

a. Fasilitas adalah sarana yang disediakan oleh hotel. Pada dasarnya fasilitas menginap di suatu hotel tertentu.

b. Kualitas pelayanan adalah kesesuaian, kecocokan, pemenuhan kebutuhan pelayanan semenjak awal dan setiap saat


(40)

23

c. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncuk setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2002:42). d. Promosi adalah komunikasi yang bersifat persuasif, dengan jalan

mengajak, mendorong, mendesak, membujuk atau meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu (Yoeti, 2003:153). e. Harga adalah suatu unsur dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang

berperan penting dan menetukan keberhasilan suatu kegiatan pemasaran (Yoeti, 2003:109).

Menurut Endar Sugiarto (2000:55), tingkat hunian adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar yang terjual jika dibandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Tingkat hunian kamar yang tinggi sebuah hotel maka akan dapat memberikan keuntungan dan penghasilan yang tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan kamar sebagai sebagai produk utama yang memberikan profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan produk – produk hotel lainnya seperti laundry, bar, restaurant, room service, dan lain sebagaimnya.

Metode perhitungan tingkat hunian kamar pada sebuah hotel umumnya diukur secara presentase yaitu membandingkan jumlah kamar yang terisi dengan jumlah kamar yang tersedia pada periode tertentu, misalnya: harian, bulanan, bahkan tahunan. Meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung pada tamu yang datang dan menginap di hotel tersebut, tetapi juga dapat dicapai melalui sistem pelayanan yang mengusahakan kepuasan tamu secara maksimal untuk memperpanjang waktu tinggalnya sehingga menghabiskan malamnya lebih lama


(41)

24

di hotel tersebut. Dari tingkat hunian kamar ini, dapat dilihat maju mundurnya usaha hotel tersebut dalam bulan – bulan apa saja hotel berada dalam keadaan low season dan high season. Di dalam penelitian ini, tingkat hunian kamar yang digunakan adalah tahunan.

a. Pentingnya Tingkat Hunian Kamar

Menurut Sugiarto (2002:10) tingkat hunian adalah tolak ukur keberhasilan sebuah hotel. Sementara itu, Sulastiyono (2008:269) menuliskan bahwa hotel yang berhasil akan terlihat dari tingkat hunian kamarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Menurut prakteknya, hal ini di karenakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan kamar hampir setengah dari pendapatan hotel rata – rata.

b. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hunian Kamar

Foster (Yoeti, 2003:55) menuliskan bahwa harga, kompetisi, dan permintaan sangat mempengaruhi penjualan kamar. Sedangkan menurut Suarthana (2006:5), faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel, pelayanan kamar, harga kamar dan promosi. Berikut ini penjelasan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat hunian kamar, yaitu :


(42)

25

1. Lokasi Hotel

Lokasi ini berperan sangat besar dalam keberhasilan menarik minat tamu yang datang. Lokasi hotel sangat strategis sangat memberikan keuntungan bagi pihak hotel karena pada umumnya tamu mencari tempat untuk menginap yang berlokasi di kawasan wisata, pusat perbelanjaan, pusat kota, pusat hiburan, dan memiliki aksesbilitas yang tinggi dengan tempat – tempat seperti bandara. Lokasi yang strategis dapat memberikan keuntungan berupa posisi tawar yang lebih baik dalam menetapkan harga kamarnya sehingga lokasi yang strategis membuat tamu menjadi lebih lama tinggal. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi tingkat hunian kamar pada hotel tertentu.

2. Pelayanan Hotel

Baik hotel ataupun villa menetapkan standar pelayanan kepada tamu yang datang sehingga tamu merasa diperhatikan dan mendapat pelayanan yang istimewa. Standar pelayanan harus bersifat unik dank has sehingga dapat memberikan sentuhan yang mengesankan bagi para tamu yang menginap.

3. Harga Kamar

Pada dasarnya penetapan harga kamar adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa maka dalam penetapan harga kamar harus diimbangi dengan pemberian pelayanan yang berkualitas dan fasilitas


(43)

26

yang memadai sehingga dapat memberikan kepuasaan bagi dapat memberikan kepuasan bagi tamu yang menginap.

4. Promosi

Promosi pada dasarnya bertujuan untuk menginformasikan kepada banyak orang bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual. Pernyataan ini dapat dimengerti bahwa promosi sangat penting artinya dalam menetukan keberhasilan menjual kamar dari sebuah hotel, villa atau pun resort melalui media – media promosi agar calon tamu dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari produk yang ditawarkan.

2.2.3 Hotel

Hotel merupakan salah satu akomodasi yang memberikan fasilitas kamar yang dapat digunakan oleh para wisatawan sebagai tempat beristirahat. Selain menyediakan fasilitas kamar, hotel juga menyediakan beberapa fasilitas pelengkap, seperti pelayanan makanan dan minuman, penitipan dan pengangkatan barang, laundry, gym, sarana bermain untuk anak-anak, dan lainnya (Suwena, Widyatmaja, 2010:90).

Menurut K. Kraph Direktur Lembaga Risert Pariwisata – Universitas Bern di Swiss adalah sebuah gedung (bangunan) yang menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan itu bagi mereka yang mengadakan perjalanan. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. SK.241/H/70 Tahun 1970, Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan


(44)

27

hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat – syarat comfort dan bertujuan komersial.

Sedangkan, Hotel Proprietors Act (Sulastiyono, 2006:5) menyatakan bahwa hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

Berdasarkan tipenya, hotel dikelompokan dalam beberapa kategori, yaitu : (Soenarno, 2006:13)

a. Tipe hotel berdasarkan lokasi

Berdasarkan lokasinya, ada 2 (dua) macam hotel, yaitu :

1. City Hotel

City hotel adalah hotel yang terletak di tengah kota besar. Kebanyakan tamu yang berada di city hotel bertujuan untuk bisnis, pertemuan, seminar, dagang, serta untuk acara resmi perusahaan.

City hotel banyak menyediakan sarana bisnis, bentuk fisiknya kebanyakan berupa building block, bertingkat tinggi dengan lahan yang relatif sempit.

2. Resort Hotel

Resort hotel adalah hotel yang terletak di daerah tujuan wisata. Kebanyakan jauh dari kota dan dekat dengan tempat-tempat rekreasi atau tempat yang sering dikunjungi keluarga, pelancong, atau


(45)

28

pengunjung lain. Tamu yang datang ke resort hotel bertujuan untuk rekreasi atau berwisata.

b. Tipe hotel berdasarkan lama tinggal

Berdasarkan lamanya tamu tinggal, terdapat beberapa jenis hotel, yaitu: 1. Transient Hotel

Transient hotel adalah hotel dimana rata-rata lama tamu menginap sangat singkat, hanya satu hari satu malam. Kebanyakan tamu yang menginap adalah orang-orang yang sangat sibuk dan datang hanya untuk transit atau hanya untuk sekedar beristirahat.

2. Residental Hotel

Residental hotel adalah hotel dimana rata-rata tamu yang menginap lebih dari satu bulan, bahkan dapat sampai tahunan. Hotel jenis ini dilengkapi dengan sarana untuk tinggal dalam waktu lama, seperti kitchenette di dalam kamar, ruang tamu, tempat cuci, setrika, dan ruang untuk mengeringkan pakaian.

3. Semi Residental Hotel

Semi residental hotel berada di antara transient hotel dan

residental hotel. Tamu yang menginap di hotel tipe ini tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu.

c. Tipe hotel berdasarkan kelas

Berdasarkan kelas hotel, yang biasa disebut dengan bintang, dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


(46)

29

2. Hotel bintang empat 3. Hotel bintang tiga 4. Hotel bintang dua 5. Hotel bintang satu 6. Hotel melati tiga 7. Hotel melati dua 8. Hotel melati satu

Berdasarkan tipe-tipe hotel yang telah dijelaskan di atas, Kuta Paradiso Hotel termasuk resort hotel karena terletak di daerah tujuan wisata yaitu berada di daerah Kuta yang jauh dari daerah perkotaan dan Semi Residental Hotel di mana tamu yang menginap di Kuta Paradiso Hotel tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu.

2.2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel


(1)

di hotel tersebut. Dari tingkat hunian kamar ini, dapat dilihat maju mundurnya usaha hotel tersebut dalam bulan – bulan apa saja hotel berada dalam keadaan low season dan high season. Di dalam penelitian ini, tingkat hunian kamar yang digunakan adalah tahunan.

a. Pentingnya Tingkat Hunian Kamar

Menurut Sugiarto (2002:10) tingkat hunian adalah tolak ukur keberhasilan sebuah hotel. Sementara itu, Sulastiyono (2008:269) menuliskan bahwa hotel yang berhasil akan terlihat dari tingkat hunian kamarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Menurut prakteknya, hal ini di karenakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan kamar hampir setengah dari pendapatan hotel rata – rata.

b. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hunian Kamar

Foster (Yoeti, 2003:55) menuliskan bahwa harga, kompetisi, dan permintaan sangat mempengaruhi penjualan kamar. Sedangkan menurut Suarthana (2006:5), faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel, pelayanan kamar, harga kamar dan promosi. Berikut ini penjelasan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat hunian kamar, yaitu :


(2)

1. Lokasi Hotel

Lokasi ini berperan sangat besar dalam keberhasilan menarik minat tamu yang datang. Lokasi hotel sangat strategis sangat memberikan keuntungan bagi pihak hotel karena pada umumnya tamu mencari tempat untuk menginap yang berlokasi di kawasan wisata, pusat perbelanjaan, pusat kota, pusat hiburan, dan memiliki aksesbilitas yang tinggi dengan tempat – tempat seperti bandara. Lokasi yang strategis dapat memberikan keuntungan berupa posisi tawar yang lebih baik dalam menetapkan harga kamarnya sehingga lokasi yang strategis membuat tamu menjadi lebih lama tinggal. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi tingkat hunian kamar pada hotel tertentu.

2. Pelayanan Hotel

Baik hotel ataupun villa menetapkan standar pelayanan kepada tamu yang datang sehingga tamu merasa diperhatikan dan mendapat pelayanan yang istimewa. Standar pelayanan harus bersifat unik dank has sehingga dapat memberikan sentuhan yang mengesankan bagi para tamu yang menginap.

3. Harga Kamar

Pada dasarnya penetapan harga kamar adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa maka dalam penetapan harga kamar harus diimbangi dengan pemberian pelayanan yang berkualitas dan fasilitas


(3)

yang memadai sehingga dapat memberikan kepuasaan bagi dapat memberikan kepuasan bagi tamu yang menginap.

4. Promosi

Promosi pada dasarnya bertujuan untuk menginformasikan kepada banyak orang bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual. Pernyataan ini dapat dimengerti bahwa promosi sangat penting artinya dalam menetukan keberhasilan menjual kamar dari sebuah hotel, villa atau pun resort melalui media – media promosi agar calon tamu dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari produk yang ditawarkan.

2.2.3 Hotel

Hotel merupakan salah satu akomodasi yang memberikan fasilitas kamar yang dapat digunakan oleh para wisatawan sebagai tempat beristirahat. Selain menyediakan fasilitas kamar, hotel juga menyediakan beberapa fasilitas pelengkap, seperti pelayanan makanan dan minuman, penitipan dan pengangkatan barang, laundry, gym, sarana bermain untuk anak-anak, dan lainnya (Suwena, Widyatmaja, 2010:90).

Menurut K. Kraph Direktur Lembaga Risert Pariwisata – Universitas Bern di Swiss adalah sebuah gedung (bangunan) yang menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan itu bagi mereka yang mengadakan perjalanan. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. SK.241/H/70 Tahun 1970, Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan


(4)

hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat – syarat comfort dan bertujuan komersial.

Sedangkan, Hotel Proprietors Act (Sulastiyono, 2006:5) menyatakan bahwa hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

Berdasarkan tipenya, hotel dikelompokan dalam beberapa kategori, yaitu : (Soenarno, 2006:13)

a. Tipe hotel berdasarkan lokasi

Berdasarkan lokasinya, ada 2 (dua) macam hotel, yaitu : 1. City Hotel

City hotel adalah hotel yang terletak di tengah kota besar. Kebanyakan tamu yang berada di city hotel bertujuan untuk bisnis, pertemuan, seminar, dagang, serta untuk acara resmi perusahaan. City hotel banyak menyediakan sarana bisnis, bentuk fisiknya kebanyakan berupa building block, bertingkat tinggi dengan lahan yang relatif sempit.

2. Resort Hotel

Resort hotel adalah hotel yang terletak di daerah tujuan wisata. Kebanyakan jauh dari kota dan dekat dengan tempat-tempat rekreasi atau tempat yang sering dikunjungi keluarga, pelancong, atau


(5)

pengunjung lain. Tamu yang datang ke resort hotel bertujuan untuk rekreasi atau berwisata.

b. Tipe hotel berdasarkan lama tinggal

Berdasarkan lamanya tamu tinggal, terdapat beberapa jenis hotel, yaitu: 1. Transient Hotel

Transient hotel adalah hotel dimana rata-rata lama tamu menginap sangat singkat, hanya satu hari satu malam. Kebanyakan tamu yang menginap adalah orang-orang yang sangat sibuk dan datang hanya untuk transit atau hanya untuk sekedar beristirahat.

2. Residental Hotel

Residental hotel adalah hotel dimana rata-rata tamu yang menginap lebih dari satu bulan, bahkan dapat sampai tahunan. Hotel jenis ini dilengkapi dengan sarana untuk tinggal dalam waktu lama, seperti kitchenette di dalam kamar, ruang tamu, tempat cuci, setrika, dan ruang untuk mengeringkan pakaian.

3. Semi Residental Hotel

Semi residental hotel berada di antara transient hotel dan residental hotel. Tamu yang menginap di hotel tipe ini tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu.

c. Tipe hotel berdasarkan kelas

Berdasarkan kelas hotel, yang biasa disebut dengan bintang, dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


(6)

2. Hotel bintang empat 3. Hotel bintang tiga 4. Hotel bintang dua 5. Hotel bintang satu 6. Hotel melati tiga 7. Hotel melati dua 8. Hotel melati satu

Berdasarkan tipe-tipe hotel yang telah dijelaskan di atas, Kuta Paradiso Hotel termasuk resort hotel karena terletak di daerah tujuan wisata yaitu berada di daerah Kuta yang jauh dari daerah perkotaan dan Semi Residental Hotel di mana tamu yang menginap di Kuta Paradiso Hotel tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu.

2.2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara