KONTRIBUSI OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA-SISWI TUNA DAKSA DI PANTI SOSIAL BINA DAKSA BAHAGIA SUMATERA UTARA TAHUN 2013.
i
ABSTRAK
Nurul Husna. 609210035. Kontribusi Outbound Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa-Siswi Tuna Daksa Di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Tahun 2013 (Pembimbing: Benny Subadiman) Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNIMED Tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kontribusi Outbound Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa-Siswi Tuna Daksa Di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Tahun 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyandang tuna daksa di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara sebanyak 56 orang. Sedangkan sampel yang dipergunakan adalah seluruh populasi yang ada sebanyak 56 orang, adapun pengambilannya dilakukan dengan teknik total sampling.
Untuk memperolah data rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa “bahagia” sumatera utara dilakukan dengan membagikan angket, dimana angket yang dimaksud terlebih dahulu diujicobakan yang tujuannya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Dari hasil ujicoba angket diperoleh angket yang valid sebanyak 28 butir soal yang terdiri dari 7 indikator yaitu kemauan dan usaha, optimis, mandiri, tidak mudah menyerah, mampu menyesuaikan diri, memiliki dan memanfaatkan kelebihan dan memiliki mental.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.350 dan kontribusi yang diberikan sebesar 12,25%. Dengan demikian disimpulkan “Adanya kontribusi outbound di rehabilitasi sosial terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa “Bahagia” Sumatera Utara Tahun 2013”
(2)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika dihadapkan pada kehidupan bermasyarakat, tentu akan senantiasa ada perbedaan perlakuan, karena perbedaan fisik berupa cacat atau tidaknya seseorang, perbedaan usia, paras wajah, tingkat kecerdasan intelektual, bahkan strata sosial cenderung menyebabkan adanya perlakuan yang berbeda dimata masyarakat.
Secara umum, orang sering mengartikan tuna daksa adalah mereka yang mengalami kecacatan dalam fisik menetap. Menurut Assjari, “istilah tuna daksa ditujukan kepada mereka yang memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna, misalnya buntung atau cacat. Kelainan atau cacat yang mereka miliki sifatnya menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Kecacatan pada anggota gerak mereka
bisa disebabkan oleh virus yang bernama virus polio” (Assjari dalam Suriani,
1955:33). Selain itu, kecacatan pada mereka bisa juga terjadi akibat kecelakaan yang mana pada akhirnya mereka harus kehilangan salah satu dari bagian anggota tubuhnya seperti tangan atau kaki.
Kesadaran bahwa kondisi fisiknya berbeda dengan fisik orang normal, menjadi salah satu pemicu timbulnya kecenderugan penyandang tuna daksa menjadi kurang percaya diri. Selain itu sikap dan pandangan masyarakat terhadap penyandang cacat yang negatif menyebabkan para penyandang tuna daksa merasa
(3)
2
kurang percaya diri, minder dan merasa tidak berguna. Penyandang tuna daksa juga menjadi orang yang sangat sensitif terhadap evaluasi ataupun harapan dari luar, tidak mampu membuat keputusan sendiri dan cenderung conform terhadap orang lain/grup karena adanya tekanan grup yang akhirnya membuatnya tidak percaya diri.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap para penyandang tuna daksa di Indonesia ialah dengan mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) dan panti-panti sosial guna merehabilitasi para penyandang tuna daksa tersebut seperti Panti
Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara. Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia”
Sumatera Utara ini merupakan panti sosial yang berada dari 5 wilayah provinsi seperti Sematera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Sewaktu peneliti melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Panti
Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara pada bulan Februari tahun 2013,
peneliti melihat kebanyakan dari para penyandang tuna daksa yang datang pada saat itu kurang percaya diri atau merasa minder dengan keadaan mereka. Hal ini terlihat, pertama pada saat proses registrasi, dimana kebanyakan dari mereka merasa minder dan merasa takut pada saat diwawancarai tentang kehidupan meraka. Kedua, mereka kurang mau berkomunikasi dan merasa kurang nyaman dengan peneliti pada saat mengantar mereka ke asrama masing-masing setelah proses registrasi. Ketiga, karena para penyandang tuna daksa tersebut berasal dari daerah yang berbeda, peneliti melihat mereka kurang mau berinteraksi dengan sesame penyandang daksa lainnya jika tidak berasal dari daerah yang sama. Keempat, pada saat proses assessment tidak diperbolehkan orang lain masuk
(4)
kedalam ruangan tersebut selain petugas yang melakukan proses assessment tersebut. Menurut petugas, hal itu dilakukan karena para penyandang tuna daksa tersebut nantinya tidak akan mau membuka diri apabila terlalu banyak orang didalam ruangan tersebut.
Seperti yang dijelaskan diatas, hal tersebut terjadi karena masyarakat biasanya memandang dengan tatapan yang berbeda terhadap penyandang tuna daksa sehingga mereka merasa minder dan tidak percaya diri dengan kekurangan yang pada dasarnya tidak mereka kehendaki dan menjauh dari masyarakat normal.
Menurut Monthy, “mengajarkan anak untuk bisa lebih percaya diri sebaiknya menyertakan berbagai hal seperti: memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap kegiatan yang diinginkan, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasikan perasaan dan dorongan moril kepada anak untuk menjadi lebih berani untuk menjalankan kegiatan dan bermain
dengan teman sebayanya” (Monthy dalam Suriani, 2001:31).
Untuk mengembalikan serta memnumbuhkan rasa percaya diri penyandang
tuna daksa, Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara melakukan
pelayanan rehabilitasi melalui bimbingan-bimbingan yang beragam, salah satunya adalah bimbingan latihan jasmani. Bimbingan latihan jasmani yang diberikan ialah bertupa kegiatan olahraga dimana semua penyandang tuna daksa mampu bereksplorasi dan berekspresi dengan anggota gerak tubuh mereka dan dapat saling bekerja sama diantara satu dengan yang lainnya melalui kegiatan yang diberikan. Adapun bimbingan latihan jasmani yang diberikan direhabilitasi sosial tersebut berupa fisioterapi, outbound, senam aerobic, bulutangkis dan voli.
(5)
4
Dari semua bimbingan latihan jasmani yang diberikan, peneliti melihat siswa-siswi tuna daksa sangat senang dan bersemangat dengan outbound, hal ini terlihat ketika mereka melakukan kegiatan Orientasi Perkenalan Panti (OPP) walaupun adanya keterbatasan gerak dari fisik mereka. Untuk itu, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Kontribusi Outbound Terhadap Peningkatan
Rasa Percaya Diri Siswa-siswi Tuna Daksa di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Tahun 2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada kontribusi outbound terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa ”Bahagia” Sumut tahun 2013? Apakah outbound yang diberikan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa “Bahagia” Sumatera utara tahun 2013? Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa? Mengapa siswa-siswi tuna daksa kurang percaya diri dalam melakukan aktifitas sehari-hari? Mengapa siswa-siswi tuna daksa kurang dapat berkomunikasi dengan baik antara satu dengan yang lainnya? Mengapa siswa-siswi tuna daksa kurang terbuka dalam kesehariannya?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dalam identifikasi masalah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok saja dengan memperjelas sasaran yang akan dicapai yaitu : Kontribusi Outbound di bagian rehabilitasi Sosial Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa-siswi Tuna Daksa.
(6)
D. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu : Apakah Ada Kontribusi Outbound Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa-siswi Tuna Daksa di Panti Sosial Bina Daksa ”Bahagia” SUMUT tahun 2013?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi outbound terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina
daksa ”Bahagia” sumatera utara tahun 2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai acuan bagi yayasan penyandang cacat dalam meningkatkan olahraga outbound dan meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi. 2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyandang tuna daksa
mengenai outbound dengan rasa percaya diri pada siswa-siswi tuna daksa.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang lebih luas lagi.
4. Untuk lembaga FIK khususnya jurusan Ilmu Keolahragaan (IKOR), agar dapat bekerjasama dengan panti-panti sosial yang ada dalam hal menumbuhkan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa melalui outbound.
(7)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “Adanya kontribusi outbound di rehabilitasi sosial terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa “Bahagia” Sumatera Utara Tahun 2013”. Kontribusi dari olahraga outbound tersebut sebesar 12,25%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberi saran sebagai berikut: 1. Supaya para pembaca khususnya yang memiliki keluarga penyandang
tuna daksa dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu alternatf yang dapat dilakukan unutuk meningkatkan rasa percaya diri melalui kegiatan olahraga outbound.
2. Supaya pihak pengeola panti sosial bina daksa sumatera utara dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa melalui permainan olahraga outbound.
3. Supaya para penyandang tuna daksa di panti sosial bina daksa “bahagia”
(8)
percaya diri.
4. Agar para pembaca terkhususnya para peneliti lainnya dapat menjadikan hasil penelitian sebagai sumber informasi dan bukan rujukan untuk me;aksanakan penelitian dengan variabel yang lebih luas.
5. Agar pihak FIK khususnya lmu Keolahragaan (IKOR) dapat melibatkan diri dengan bekerjasama dengan panti-panti sosial yang ada di Sumatera Utara untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri para penyandang cacat sebagai salah satu bentuk penganbdian civitas kepada masyarakat.
(9)
45
DAFTAR PUSTAKA
Al. Uqshari, Yusuf. (2005). Percaya Diri, Pasti, ! Place: GemaInsan
Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta.
Christiansen, Tony. (2005). AttitudePlus ! : Bagaimana Seorang Tanpa Kaki Dapat Hidup Sukses Bahkan Mendaki Gunung Kilimanjaro. Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer.
Dunn D, Walter D. (2009). Analisis Masalah-Masalah Sosial. Jakarta, Pustaka Societa.
George C. (2008). Psikoogi Sosial.Jogjakarta, Prismasophie
Hall, Janet. (2008). Cara Efektif Membangun Keberanian dan Rasa Percaya Diri Putra-Putri Anda. Jakarta, PT Intermedia dan Ladang Pustaka.
Jaali, Haji (2011). Psikologi Pendidikan.Jakarta, Bumi Aksara
J. Mueller, Daniel. (1992). Mengukur Sikap Sosial Pegangan Untuk Peneliti dan Praktisi. Jakarta, Bumi Aksara.
Ketut, Dewa. (1988). Bimbingan dan Konseling.Jakarta, Bina Aksara
Mahendra, Yulfan. (2011). Jurus Ampuh Menaklukkan Orang-Orang Disekitar Anda Semudah Mengedipkan Mata. Yogyakarta, Pinang Merah Publisher.
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung, PT Ghalia Indonesia Printing
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Setia, Hadi. (2006). Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional.
Harvarindo.
Sihombing, Sihombing. (2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta, Yuma Pustaka.
Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung, PT Refika Aditama.
(10)
Sudjana, Djuju. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung, PT Imperial Bhakti Utama.
Sudjana. (2002). Metoda Statistik. Bandung, Tarsito.
Suriani. 2001. Upaya Peningkatan Rasa Percaya Diri Melalui Modivikasi Olahraga Bola Lempar Keranjang. Volume 2. (Diakses pada tanggal 9 september 2013).
Surya. 2007. Percaya Diri itu Penting. Setiaji. Jakarta Barat.
Yufiarti, Andarianus. 2006. Jurnal Memupuk Karakter Siswa Melalui Kegiatan Outbound.
Yusuf, Amin. 1991. Kecacatan Bukan Suatu Penghalang. Harvindo. Bandung Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 Tentang
Penyandang Cacat Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 1 Tentang Penyandang Cacat.
Profil Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumut Tahun 2013, Kementrian Sosial
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Surya Karim. 2002. (http://wawanagungraharja.blogspot.com/2012/05/olahraga-bagi-abk.html). (diakses pada tanggal 9 september 2013).
(http:// ejournal. unp. ac. id/ index. php/ jupekhu, olehAssjaridalamSuriani : 174) (http://ekarestama.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-anak-tuna-daksa.html) (http://www.psychologymania.net/2010/02/tuna-gragita-dan-tuna-daksa.html). (http://www.slideshare.net/EsthyIndra/faktor-penyebab-dan-klasifikasi-tunadaksa)
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Observasi ... 47
2. Angket ... 48
3. Uji coba angket percaya diri di National Paralympic Comite (NPC) .. 51
4. Perhitungan Validitas Angket Percaya Diri ... 52
5. Reliabilitas Angket Percaya Diri ... 54
6. Data Pre Test Angket Percaya Diri ... 57
7. Data Post Test Angket Percaya Diri... 58
8. Ringkasan Data Angket Percaya Diri ... 60
9. Kuadrat Dan Perkalian data Pre Test Dan Post Test ... 61
10. Perhitungan Korelasi Pre Test Dan Post Test ... 63
(1)
D. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu : Apakah Ada Kontribusi Outbound Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa-siswi Tuna Daksa di Panti Sosial Bina Daksa ”Bahagia” SUMUT tahun 2013?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi outbound terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa ”Bahagia” sumatera utara tahun 2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai acuan bagi yayasan penyandang cacat dalam meningkatkan olahraga outbound dan meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi. 2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyandang tuna daksa
mengenai outbound dengan rasa percaya diri pada siswa-siswi tuna daksa.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang lebih luas lagi.
4. Untuk lembaga FIK khususnya jurusan Ilmu Keolahragaan (IKOR), agar dapat bekerjasama dengan panti-panti sosial yang ada dalam hal menumbuhkan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa melalui outbound.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “Adanya kontribusi outbound di rehabilitasi sosial terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa di panti sosial bina daksa “Bahagia” Sumatera Utara Tahun 2013”. Kontribusi dari olahraga outbound tersebut sebesar 12,25%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberi saran sebagai berikut: 1. Supaya para pembaca khususnya yang memiliki keluarga penyandang
tuna daksa dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu alternatf yang dapat dilakukan unutuk meningkatkan rasa percaya diri melalui kegiatan olahraga outbound.
2. Supaya pihak pengeola panti sosial bina daksa sumatera utara dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi tuna daksa melalui permainan olahraga outbound.
3. Supaya para penyandang tuna daksa di panti sosial bina daksa “bahagia”
(3)
percaya diri.
4. Agar para pembaca terkhususnya para peneliti lainnya dapat menjadikan hasil penelitian sebagai sumber informasi dan bukan rujukan untuk me;aksanakan penelitian dengan variabel yang lebih luas.
5. Agar pihak FIK khususnya lmu Keolahragaan (IKOR) dapat melibatkan diri dengan bekerjasama dengan panti-panti sosial yang ada di Sumatera Utara untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri para penyandang cacat sebagai salah satu bentuk penganbdian civitas kepada masyarakat.
(4)
45
DAFTAR PUSTAKA
Al. Uqshari, Yusuf. (2005). Percaya Diri, Pasti, ! Place: GemaInsan
Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta.
Christiansen, Tony. (2005). AttitudePlus ! : Bagaimana Seorang Tanpa Kaki Dapat Hidup Sukses Bahkan Mendaki Gunung Kilimanjaro. Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer.
Dunn D, Walter D. (2009). Analisis Masalah-Masalah Sosial. Jakarta, Pustaka Societa.
George C. (2008). Psikoogi Sosial.Jogjakarta, Prismasophie
Hall, Janet. (2008). Cara Efektif Membangun Keberanian dan Rasa Percaya Diri Putra-Putri Anda. Jakarta, PT Intermedia dan Ladang Pustaka.
Jaali, Haji (2011). Psikologi Pendidikan.Jakarta, Bumi Aksara
J. Mueller, Daniel. (1992). Mengukur Sikap Sosial Pegangan Untuk Peneliti dan Praktisi. Jakarta, Bumi Aksara.
Ketut, Dewa. (1988). Bimbingan dan Konseling.Jakarta, Bina Aksara
Mahendra, Yulfan. (2011). Jurus Ampuh Menaklukkan Orang-Orang Disekitar Anda Semudah Mengedipkan Mata. Yogyakarta, Pinang Merah Publisher.
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung, PT Ghalia Indonesia Printing
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Setia, Hadi. (2006). Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional.
Harvarindo.
Sihombing, Sihombing. (2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta, Yuma Pustaka.
Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung, PT Refika Aditama.
(5)
Sudjana, Djuju. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung, PT Imperial Bhakti Utama.
Sudjana. (2002). Metoda Statistik. Bandung, Tarsito.
Suriani. 2001. Upaya Peningkatan Rasa Percaya Diri Melalui Modivikasi Olahraga Bola Lempar Keranjang. Volume 2. (Diakses pada tanggal 9 september 2013).
Surya. 2007. Percaya Diri itu Penting. Setiaji. Jakarta Barat.
Yufiarti, Andarianus. 2006. Jurnal Memupuk Karakter Siswa Melalui Kegiatan Outbound.
Yusuf, Amin. 1991. Kecacatan Bukan Suatu Penghalang. Harvindo. Bandung Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 Tentang
Penyandang Cacat Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 1 Tentang Penyandang Cacat.
Profil Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumut Tahun 2013, Kementrian Sosial Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Surya Karim. 2002. (http://wawanagungraharja.blogspot.com/2012/05/olahraga-bagi-abk.html). (diakses pada tanggal 9 september 2013).
(http:// ejournal. unp. ac. id/ index. php/ jupekhu, olehAssjaridalamSuriani : 174) (http://ekarestama.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-anak-tuna-daksa.html) (http://www.psychologymania.net/2010/02/tuna-gragita-dan-tuna-daksa.html). (http://www.slideshare.net/EsthyIndra/faktor-penyebab-dan-klasifikasi-tunadaksa)
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Observasi ... 47
2. Angket ... 48
3. Uji coba angket percaya diri di National Paralympic Comite (NPC) .. 51
4. Perhitungan Validitas Angket Percaya Diri ... 52
5. Reliabilitas Angket Percaya Diri ... 54
6. Data Pre Test Angket Percaya Diri ... 57
7. Data Post Test Angket Percaya Diri... 58
8. Ringkasan Data Angket Percaya Diri ... 60
9. Kuadrat Dan Perkalian data Pre Test Dan Post Test ... 61
10. Perhitungan Korelasi Pre Test Dan Post Test ... 63