Studi kasus mengenai keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dikalangan siswa kelas VII tahun ajaran 2013 2014 pada pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (
STUDI KASUS MENGENAI KETERKAITAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS
VII TAHUN AJARAN 2013 / 2014 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Ana Easti Rahayu Maya Sari 091414073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2014
(2)
i
STUDI KASUS MENGENAI KETERKAITAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS
VII TAHUN AJARAN 2013 / 2014 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Ana Easti Rahayu Maya Sari 091414073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2014
(3)
ii ii
(4)
iii iii
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“
Suatu proses itu memang menyakitkan, namun semua itu akan indah
pada waktunya
”
Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yudas Tadeus Kedua orangtuaku yang kucintai,
Adikku Benedictus Adiatma Murti Wibowo, Simbah Putri Anastasia Djumirah,
Christian Antonius Herman P,
Seluruh saudara dan keluarga besarku, Seluruh teman-teman dan sahabatku Pmat‟09
yang telah memberikan doa, dukungan dan cinta kepadaku.
(6)
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Januari 2014
Penulis,
Ana Easti Rahayu Maya Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
vi ABSTRAK
Ana Easti Rahayu Maya Sari, 2014. Studi Kasus Mengenai Keterkaitan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Dikalangan Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VII pada pokok bahasan persamaan linear satu variabel (PLSV). Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini siswa kelas VII sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki dari asal sekolah yang berbeda.
Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen non tes dan tes. Instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar kuesioner dan wawancara. Instrumen tes meliputi soal uraian. Sebelum digunakan, semua instrumen telah divalidasi dengan uji pakar. Setelah melalui tahap validasi, dinyatakan bahwa semua instrumen memenuhi syarat yang ditetapkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi belajar tinggi (T) mampu memahami masalah, merencanakan, melaksanakan, dan melihat kembali penyelesaian yang dilakukan dengan tepat. Siswa dengan tingkat motivasi belajar sedang (S) mampu memahami masalah dengan tepat, namun lemah dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan melihat kembali penyelesaian yang dilakukan. Siswa dengan motivasi belajar rendah (R) menunjukkan ketidakmampuan memahami masalah, sehingga masih belum mampu merencanakan, melaksanakan, dan melihat kembali penyelesaian yang dilakukan. Ada keterkaitan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Hasil Belajar, Motivasi, Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
(8)
vii ABSTRACT
Ana Easti Rahayu Maya Sari, 2014. Study Case About Relatedness between learning motivation and learning result of seventh grade of the academic year 2013/2014 with the main subjects: linear equations of one variable. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research is aimed to know whether there is relatedness between learning motivation and learning result of the seventh grade students the subjects of linear equations of one variable (PLSV). This research is classified as a descriptive-qualitative research. The subjects of this research are seventh grade student there are 6 students, consist of 3 male students and 3 female students they come from different junior high school.
Instruments in this research include non test and test. Data collection instrument such as non test include questioner sheet and interview. Instrument test include essay test. Prior to the use in the research, all instruments are well validated by expert test and then all intruments are considered passing the required condition.
The results showed that the students with a high motivation to learn (T) are able to understand, plan, implement, and looking back at the settlement carried out appropriately. Students with moderate levels of learning motivation (S) are able to understand the problem correctly, but weak in terms of planning, implementing, and looking back at the done settlement. Students with low learning motivation (R) indicates an inability to understand the problem, so they are not able to plan, execute, and look back at the done settlement. There is a positive relation between the learning motivation and the result of students learning.
Keywords: The Learning Result, Learning Motivation, Linear Equations of One Variable
(9)
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Santa Dharma:
Nama : Ana Easti Rahayu Maya Sari
Nomor Mahasiswa : 091414073
Demi perkembangan pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:
STUDI KASUS MENGENAI KETERKAITAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DIKALANGAN SISWA KELAS
VII TAHUN AJARAN 2013 / 2014 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV)
beserta perangat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun membayar royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 9 Januari 2014 Yang menyatakan,
Ana Easti Rahayu Maya Sari
(10)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terhadap cinta kasih Tuhan atas karunia dan berkah yang
telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan lancar.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Di dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang diperoleh peneliti,
namun semua itu mampu diselesaikan penulis dengan baik karena ada dukungan
dan motivasi yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak. Ucapan
terimakasih oleh penulis disampaikan kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Matematika dan IPA;
3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika;
4. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo M.Si., selaku dosen pembimbing akademik;
5. Bapak Dr. Y. Marpaung, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mambimbing penulis dengan penuh kesabaran dan bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam menyusun
skripsi
6. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma;
(11)
x
7. 6 siswa kelas VII semester gasal tahun ajaran 2013/ 2014 yang terdiri atas 5 siswa kelas VII yang berasal dari SMP Kanisius Bambanglipuro dan 1 siswa kelas VII yang berasal dari SMP 1 Pandak Bantul;
8. Orangtuaku, Adikku Bene, Mbah Putri atas dukungan, doa, semangat, dan cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
9. Sahabat-sahabatku dan teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2009 khususnya Antonius Herman dan sahabatku Agustinus Susanto atas bantuan, motivasi, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
10.Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima atas kritik dan saran yang sifatnya membangun dan mengembangkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi para calon guru matematika.
Yogyakarta, 9 Januari 2014
Penulis
Ana Easti Rahayu Maya Sari
(12)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v
ABSTRAK ………. vi
ABSTRACT ………... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... viii
KATA PENGANTAR ………... ix
DAFTAR ISI ……….. xi
DAFTAR GAMBAR ………. xiv
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GRAFIK ………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A.Latar Belakang ……….. 1
B.Identifikasi Masalah ……….. 4
C.Rumusan Masalah ………. 5
D.Pembatasan Masalah ………. 5
E.Tujuan Penelitian ………... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
xii
F. Batasan Istilah ………... 6
G.Manfaat Hasil Penelitian ………... 7
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 8
A. Kajian Teori……….. 8
1. Motivasi Belajar……… 8
a. Pengertian Motivasi Belajar………... 8
b. Teori-teori Motivasi……… 12
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi………. 15
d. Fungsi Motivasi dalam Belajar……….. 16
2. Hasil Belajar …..………... 18
a. Pengertian Hasil Belajar……… 18
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….. 21
c. Hasil belajar dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan masalah matematika... 22
B. Kerangka Berpikir ……… 26
C. Hal yang ingin diketahui dalam penelitian ………... 27
BAB III METODE PENELITIAN ………... 28
A. Jenis Penelitian ………. 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 28
C. Subyek dan Obyek Penelitian ………... 29
D. Variabel Penelitian ………... 29
E. Instrumen Penelitian ………. 29
F. Teknik Pengumpulan Data ………... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
xiii
G. Validitas dan Reliabilitas ………. 41
H. Teknik Analisis Data ……… 43
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ……….. 45
A. Pelaksanaan Penelitian ………. 45
B. Penyajian Data ……….. 46
C. Analisis Data ……… 48
D. Ringkasan Hasil Analisis ... 67
E. Persamaan dan Perbedaan Cara Siswa Menyelesaikan Masalah Matematika ... 73
F. Kelemahan Penelitian ………... 75
BAB V PENUTUP ………...……… 76
A. Kesimpulan ………... 76
B. Saran ………. 77
DAFTAR PUSTAKA ……… 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kuesioner untuk Mengukur Tingkat Motivasi Belajar Siswa 30
Tabel 3.2 Daftar Skor Penilaian Setiap Pilihan Jawaban pada Setiap
Pertanyaan
35
Tabel 3.3 Soal Uraian 38
Tabel 3.4 Interval untuk Kriteria Tingkat Motivasi Belajar 43
Tabel 4.1 Hasil Perolehan Skor untuk Setiap Siswa pada Pengisian
Kuesioner
46
Tabel 4.2 Kelompok Siswa berdasarkan Tingkat Motivasi Belajar 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil pengukuran tingkat motivasi belajar pada 6 siswa 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Transkrip wawancara I mengenai hasil pengisian kuesioner 83
2. Transkrip wawancara II mengenai hasil penyelesaian siswa 105
Lampiran B
1. Hasil pengisian kuesioner oleh siswa 119
2. Hasil penyelesaian soal oleh siswa 131
Lampiran C
1. Hasil coretan siswa 137
2. Foto ketika siswa menyelesaikan soal tes 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu
semakin besar. Arus globalisasi pun semakin hebat. Akibat dari fenomena ini
antara lain muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah
satunya bidang pendidikan. Untuk menghadapi hal itu, dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui
peningkatan mutu pendidikan. Berbicara mengenai mutu pendidikan tidak
terlepas dari kegiatan belajar di mana aktivitas belajar siswa menunjukkan
indikator yang lebih baik. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal,
diperlukan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan efektif,
dan mengembangkan daya eksplorasi baik fisik maupun psikis. Motivasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa.
Menumbuhkan motivasi belajar pada siswa tidak mudah. Banyak faktor yang
mempengaruhi, antara lain: pendidik, orang tua, siswa, dan lingkungan
sekitar. Karena itu, peran pendidik diperlukan dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa sehingga hasil belajar bisa meningkat.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mengembangkan potensi dirinya (pasal 1). Tujuan pendidikan nasional adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
2
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal
memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Di berbagai
tempat para pelaku pendidikan, termasuk sekolah, melakukan berbagai usaha
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran itu. Usaha
tersebut dapat dilihat dengan pengadaan sarana belajar yang semakin
berkembang lebih canggih, pengembangan metode belajar mengajar yang
lebih kreatif, dan berbagai usaha yang lain.
Selain usaha-usaha tersebut, masih banyak ditemukan kesulitan maupun
kendala yang dialami siswa maupun mahasiswa di dalam belajar. Kesulitan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan,
motivasi, bakat, perhatian dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar diri siswa seperti keluarga dan lingkungan tempat tinggal.
Berdasarkan uraian di atas motivasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi belajar. Namun dalam proses pembelajaran, motivasi kurang
mendapatkan perhatian pendidik. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme dan
semangat belajar siswa yang masih rendah serta perilaku siswa di kelas yang
sering membuat gaduh dan kurang memberikan perhatian terhadap proses
belajar yang sedang berlangsung. Guru tidak mencoba untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
3
alasan siswa melakukan tindakan-tindakan tersebut sehingga sering dijumpai
tindakan guru yang menunjukkan ekspresi marah dan kecewa terhadap sikap
siswa tersebut.
Motivasi belajar yang tinggi penting dimiliki oleh setiap siswa agar
memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur. Namun masih
banyak pihak belum mengetahui bahwa motivasi belajar itu penting.
Faktor-faktor lain seperti keadaan cuaca, waktu, tempat belajar, keadaan jasmani dan
keadaan fungsi-fungsi fisiologis, minat, kecerdasan, dan persepsi kurang
diperhatikan, padahal faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi motivasi
belajar siswa.
Faktor-faktor motivasi tersebut berkaitan erat dengan hasil belajar. Hasil
belajar yang dilihat oleh penulis meliputi keterampilan siswa dan pemahaman
siswa dalam memecahkan masalah. Penulis membuat soal dengan pokok
bahasan Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV) karena banyak contoh soal
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan menggunakan
PLSV, sehingga siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal tersebut.
Sebagai contoh:
1) Harga 5 pulpen dan 3 pensil adalah Rp 11400,00. Jika harga satu pulpen Rp 200,00 lebih mahal dari harga pensil, tentukan harga 1 pensil dan 1 pulpen!
2) Berat 2 kotak dan 1 palu sama dengan berat 8 paku besar. Berat 1 kotak sama dengan berat 1 palu dan 1 paku besar. Tentukan berat kotak yang dinyatakan sebagai berat paku besar!
(22)
4
3) Suatu pekerjaan akan selesai dalam waktu 20 hari jika dikerjakan oleh 30 pekerja. Jika pekerjaan tersebut harus selesai dalam 14 hari maka tentukan banyak seluruh pekerja yang dibutuhkan!
Salah satu cara menyelesaikan beberapa contoh masalah di atas adalah
dengan menggunakan sistem persamaan linier satu variabel. Selain itu
motivasi belajar juga mempengaruhi cara menyelesaikan masalah yang
dilakukan siswa. Kaitan antara motivasi belajar dengan cara siswa
menyelesaikan masalah yang meliputi kemampuan untuk memahami,
merencanakan, melaksanakan, dan melihat kembali suatu masalah sampai
menemukan penyelesaian terhadap masalah tersebut yang kemudian oleh
penulis ingin diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan meneliti tentang “Keterkaitan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Pokok
Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel”.
B. Identifikasi Masalah
1. Tindakan atau perilaku siswa yang kurang menunjukkan antusiasme
dalam belajar seperti mengobrol dengan siswa lain, mendiskusikan hal
lain diluar materi pelajaran.
2. Siswa kurang memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan
oleh penulis mengenai materi PLSV.
3. Penyelesaian yang diberikan siswa terhadap soal masih belum runtut dan
terkesan tidak serius.
(23)
5
4. Selama proses belajar siswa menunjukkan sikap malas yaitu tidak mau
mengerjakan tugas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ada keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar?
2. Bagaimana keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa kelas VII pada pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel
(PLSV)?
D. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki oleh
penulis, penelitian ini hanya akan membahas mengenai “Keterkaitan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Pokok Bahasan
Persamaan Linier Satu Variabel”.
E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ada tidaknya keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa kelas VII pada pokok bahasan Persamaan Linear Satu
Variabel (PLSV).
(24)
6
2. Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Sanata Dharma.
F. Batasan Istilah
Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya penyimpangan,
penafsiran yang tidak tepat, dan dapat mencapai tujuan penelitian, masalah
penelitian dibatasi pada hal – hal sebagai berikut : 1. Keterkaitan
Keterkaitan adalah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain
yang hendak diketahui.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah daya penggerak/pendorong untuk belajar,
yang bisa berasal dari dalam dan luar diri seseorang (Dalyono, 2005).
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memahami,
merencanakan, melaksanakan dan melihat kembali suatu masalah
sampai menemukan penyelesaian terhadap masalah tersebut.
(Polya,1973)
4. Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan linier satu variabel adalah kalimat terbuka yang memiliki
satu variabel berpangkat satu dan memuat tanda sama dengan (=).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
7
G. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi
penulis dalam memahami siswa. Penelitian ini dapat juga digunakan
sebagai pengalaman langsung penulis untuk membantu siswa
meningkatkan hasil belajarnya melalui motivasi belajar.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca yang
akan melakukan penelitian serupa.
(26)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Syah Muhibbin (2004) motivasi berasal dari kata dasar
motif. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif merupakan daya penggerak
dari dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Dari pengertian tersebut, motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif
pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakan atau mendesak. Menurut Pintrich (2003) kata motivasi
berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu,
membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi
digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku
(pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian
atau prestasi yang sesungguhnya. Menurut Santrock (2007) motivasi
adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
9
Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah, dan bertahan lama.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi
belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar,
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki siswa tercapai. Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi
belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa
untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta
mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Contoh:
Seorang siswa ingin menjadi juara olimpiade matematika. Untuk
mencapai keinginan tersebut berbagai usaha dilakukannya seperti, belajar
dengan sungguh-sungguh, banyak mengerjakan latihan soal-soal
olimpiade matematika tahun sebelumnya, latihan soal-soal dari berbagai
sumber buku, dan bertanya kepada guru atau pihak lain yang dapat
membantu jika mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan dan
memahami soal. Keinginan siswa menjadi juara olimpiade matematika
mendorongnya untuk melakukan berbagai tindakan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa ada motivasi pada diri siswa untuk menjadi juara
olimpiade.
(28)
10
Melihat dari contoh di atas, motivasi memiliki pengaruh besar
terhadap usaha siswa untuk mencapai suatu tujuan. Siswa yang memiliki
motivasi belajar akan berusaha untuk memahami materi pelajaran dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain
itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar
tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang
berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan. Menurut Brophy (2004) siswa yang memiliki motivasi belajar
akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang
menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar
melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam
mencapai tujuan belajar.
Di dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk melakukan
tindakan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan dapat
tercapai (Sardiman, 2001). Seperti contoh di atas yaitu siswa yang
memiliki keinginan menjadi juara olimpiade. Menurut Martin Handoko
(1992) berdasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan, motivasi
dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan suatu tindakan, yang dapat berupa rasa
ingin tahu, rasa ingin dihargai ataupun kesadaran, contoh: seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
11
siswa senang belajar matematika karena ingin mendapat nilai baik.
Siswa termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, dan senang
menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuannya.
Motivasi intrinsik muncul karena seseorang memiliki dorongan
yang kuat dalam dirinya untuk melakukan sesuatu, misalnya dalam
belajar seorang siswa memiliki keinginan untuk menjadi orang yang
terdidik, berpengetahuan luas dan ahli dalam bidang tertentu. Motivasi
itu muncul dari kesadaran diri sendiri.
Melalui contoh tersebut dapat dilihat bahwa motivasi intrinsik
berpengaruh besar terhadap usaha untuk meraih suatu kemauan. Hal
ini juga didukung oleh pendapat Lepper & Hodell (1989, dalam Dale
H.Schunk dkk) yang mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah
kekuatan yang kuat dan positif dalam kehidupan manusia.
b)Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang untuk melakukan tindakan, yang dapat berupa sugesti,
perintah, paksaan atau bujukan dari orang lain, contoh: siswa
menyelesaikan tugas-tugas matematika, agar tidak dimarahi oleh guru.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada perbedaan antara motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Meskipun demikian masih sulit untuk
menentukan suatu tindakan apakah digerakkan oleh suatu sebab yang
berasal dari dalam atau luar diri seseorang. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara faktor dalam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
12
faktor luar yang mendorong untuk melakukan suatu tindakan.
Hubungan antara faktor dalam dan faktor luar dapat menentukan
apakah suatu tindakan digerakkan oleh motivasi intrinsik atau
ekstrinsik.
Menurut Martin Handoko (1992) di dalam motivasi intrinsik
proses terjadinya tindakan adalah sebagai berikut:
“Inisiatif dari dalam (faktor dalam), kemudian inisiatif tersebut merangsang individu untuk bergerak mencari objek yang
relevan dalam bertindak (faktor luar).”
Di dalam motivasi ekstrinsik proses terjadinya tindakan adalah
sebagai berikut:
“Rangsangan dari luar (faktor luar), kemudian rangsangan tersebut menggerakkan individu untuk berbuat (faktor dalam).” Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa selain
perbedaan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terdapat
pula hubungan yang begitu erat antara faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
b. Teori-teori motivasi
Berikut ini beberapa teori motivasi menurut para ahli:
1) Teori Motivasi Abraham Maslow
Abraham Maslow (1987) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam
5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
13
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis
dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow
Keterangan Hirarki Kebutuhan Maslow:
Kebutuhan dasar, antara lain rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya.
Kebutuhan rasa aman, antara lain merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya.
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki, antara lain berinteraksi dengan orang lain, kebutuhan untuk diterima,
kebutuhan memiliki.
Kebutuhan akan penghargaan, antara lain berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan.
Kebutuhan aktualisasi diri, di antaranya: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
Aktualisasi diri penghargaan rasa cinta dan memiliki
rasa aman
Kebutuhan dasar
(32)
14
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya.
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan
kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan
motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang berpengaruh. Orang
hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat
estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi
dengan mudah. Demikian juga untuk pemenuhan kebutuhan di
atasnya,
2) Teori Motivasi Frederick Herzberg
Menurut Frederick Herzberg (1968), ada dua jenis faktor yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor
higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan
faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah penghargaan,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan lain-lain (faktor
intrinsik).
(33)
15
3) Teori Motivasi Clayton Alderfer
Menurut Clayton Alderfer (1972) teori motivasi ERG (Exsistence Relatedness Growth) didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori Maslow. Di sini Alderfer mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak
atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak
yang fleksibel terhadap pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu
dan dari situasi ke situasi.
Berdasarkan dari beberapa teori tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa motivasi yang dimiliki seseorang mempengaruhi sikapnya dalam
mengambil langkah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Menurut Muhibbin (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa terdiri atas
faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis merupakan keadaan
jasmani dan ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, misalnya: nutrisi, cacat fisik,
keadaan jasmani, penyakit, kesehatan, dan keadaan fungsi-fungsi jasmani
yang terkait dengan panca indra. Faktor psikologis terdiri atas:
kecerdasan, bakat, minat, sikap dan sifat siswa, kepribadian, pembiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
16
belajar, dan latihan kesiapan belajar. Menurut John Holt (1964) bahwa
secara umum siswa belajar secara mandiri karena ketertarikan dan rasa
ingin tahu yang besar.
Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa, terdiri atas lingkungan
sosial dan nonsosial. Lingkungan sosial di sekolah meliputi peran para
guru, staf administrasi dan teman-teman sekolah. Sedangkan lingkungan
sosial di keluarga meliputi orangtua, tetangga, masyarakat di lingkungan
sekitar, teman-teman sepermainan dan suasana rumah. Lingkungan
nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
d. Fungsi motivasi dalam belajar
Menurut Sardiman (2001) di dalam belajar sangat diperlukan adanya
motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi.
Motivasi erat hubungannya dengan suatu tujuan. Contoh: seorang siswa
banyak berlatih menyelesaikan soal-soal olimpiade matematika karena
ingin menjadi juara olimpiade matematika. Contoh tersebut ingin
menunjukkan bahwa motivasi mempengaruhi adanya suatu kegiatan.
Sehubungan dengan itu ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi
dalam hal ini sebagai motor penggerak dari setiap tindakan yang
dilakukan. Misal siswa yang ingin menjadi juara olimpiade
matematika, untuk mencapai keinginan tersebut maka siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
17
terdorong untuk belajar tekun dengan banyak menyelesaikan
latihan soal matematika.
2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
tindakan yang harus dilakukan sesuai tujuannya. Misal seorang
siswa ingin menjadi juara olimpiade matematika maka usaha yang
harus dilakukan harus berhubungan dan mengarah kepada tujuan
agar dapat menjadi seorang juara seperti banyak berlatih
menyelesaikan soal matematika, bertanya kepada guru atau pihak
lain yang dapat membantu jika menemukan kesulitan dalam
menyelesaikan soal.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dilakukan dan serasi guna mencapai tujuan dengan
menghindari berbagai tindakan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Misal seorang siswa ingin menjadi juara olimpide
matematika, di samping harus banyak berlatih menyelesaikan soal
untuk mempersiapkan diri menghadapi perlombaan, siswa tersebut
juga dihadapi dengan berbagai pilihan untuk tidak melakukan
tindakan seperti menerima ajakan teman untuk bermain, liburan
dan bersantai. Karena memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi
juara olimpiade matematika, maka siswa akan menghindari
tindakan-tindakan tersebut di luar tujuan yang ingin dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
18
Motivasi diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpuakan bahwa fungsi motivasi dalam
belajar adalah mendorong seseorang dalam kegiatan belajar untuk
melakukan suatu tugas atau perbuatan yang serasi, guna mencapai tujuan
yang dikehendaki dengan menghindari dan atau menolak
perbuatan-perbuatan yang tidak mendukung pelaksanaan dari tujuan tersebut.
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Menurut Winkel (1991) belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan. Aktivitas ini
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap. Misalnya seorang anak yang sedang belajar
berbicara.Ia akan melalui beberapa tahap yang diawali bahasa permulaan
melalui interaksi dengan lingkungan sekitar secara visual, meniru pengucapan dari apa yang didengar, menggunakan kalimat yang mengandung unsur pertanyaan, sampai ia dapat mengungkapkan apa
yang dilihatnya.
Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk
angka. Sedangkan menurut Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengetahuan dan pengalaman dalam proses belajar. Dari dua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
19
kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar
disekolah maupun secara mandiri saat di rumah, yang dinyatakan dengan
angka melalui pengukuran dengan menggunakan tes hasil belajar.
Contoh di atas dapat dijelaskan dalam teori belajar konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi
premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita dapat
membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang
dunia tempat kita hidup. Landasan pemikiran konstruktivisme adalah
pengetahuan bukanlah sesuatu yang diberikan oleh alam karena hasil
kontak manusia dengan alam, tetapi merupakan hasil konstruksi aktif
manusia itu sendiri (Suyono dkk, 2011).
Menurut Brook & Brooks (dalam Marpaung, 2005) karakteristik
pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan masalah-masalah yang menimbulkan relevansi
pada siswa.
2. Menyusun struktur belajar di sekitar konsep-konsep primer.
3. Mengungkap dan menilai (valuing) sudut pandang siswa. 4. Menguji (assessing) belajar siswa dalam konteks pengajaran. Menurut Bruner (1960) seiring dengan terjadinya pertumbuhan
kognitif para pelajar harus melalui tiga tahapan pembelajaran. Ketiga
tahapan pembelajaran itu meliputi:
(38)
20
a. Enaktif
Seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap
suatu objek. Seorang anak menggunakan keterampilan motorik seperti
meraba, memegang, menyentuh dan lain-lain agar dapat memahami
bagaimana bahan/alat itu bekerja. Anak-anak harus diberi kesempatan
bermain dengan berbagai bahan / alat pembelajaran tertentu.
b. Ikonik
Pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan
gambar-gambar serta visualisasi verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia
sekitar tempat ia tinggal melalui berbagai bentuk perbandingan
(komparasi) dan perumpamaan (tamsil) sehingga tidak lagi
memerlukan manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung.
c. Simbolis
Anak sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam
istilah-istilah yang abstrak. Anak-anak belajar melalui simbol-simbol bahasa,
logika, matematika dan lain-lain. Komunikasi dilakukan dengan
menggunakan banyak sistem simbol. Huruf dan lambang bilangan
merupakan contoh sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap
final dalam pembelajaran.
Menurut Bloom (2001) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif meliputi knowledge
(pengetahuan,ingatan), comprehension (memahami, menjelaskan, meringkas), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
21
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai).
Kemampuan afektif meliputi receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Kemampuan psikomotor meliputi
initiatory, pre-routine, dan rountinized, keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Berdasarkan penjelasan diatas, diperoleh kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan siswa dalam memahami, merencanakan,
melaksanakan dan melihat kembali suatu masalah sampai menemukan
penyelesaian terhadap masalah tersebut. Pengertian hasil belajar ini yang
kemudian digunakan penulis untuk pembahasan selanjutnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah segala hal dari dalam diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi: intelegensi, sikap,
bakat, minat, motivasi, informasi dan daya ingat.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah segala hal dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi: lingkungan sosial
dan nonsosial.
(40)
22
c. Hasil belajar dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
Menurut Polya (1973) ada 4 tahap penyelesaian masalah, yaitu:
1) Memahami Masalah
Merupakan suatu hal aneh jika menyelesaikan soal yang tidak
dimengerti. Oleh sebab itu terlebih dahulu siswa harus memahami
masalah yang ada, agar dapat menentukan penyelesaiannya.
Siswa harus memahami pernyataan dalam masalah secara
keseluruhan dengan cara mengulang pernyataan, sehingga dapat
menunjukkan masalah yang diperoleh. Melalui cara demikian siswa
juga dapat menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah, apa
yang tidak diketahui, apa yang diketahui, dan bagaimana
kondisinya.
2) Merancang Rencana
Pada tahap kedua siswa mulai merancang suatu rencana. Ketika
siswa mengetahui masalah yang ada dan apa yang harus
ditunjukkannya agar dapat memperoleh apa yang tidak diketahui.
Proses dari memahami masalah sampai pada merencanakan,
melalui proses yang panjang. Hal utama yang ingin dicapai dalam
pemecahan masalah adalah untuk memperoleh rencana. Rencana
ini dapat muncul secara bertahap setelah gagal mencoba atau saat
masih ragu-ragu dan mungkin terjadi secara tiba-tiba, yang dikenal
sebagai "ide cemerlang".
(41)
23
Dalam kondisi seperti ini, hal yang baik untuk dilakukan adalah
membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperoleh ide
cemerlang tersebut. Misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan
atau saran kepada siswa untuk dijadikan sebagai bahan diskusi
sehingga dapat mendorong munculnya ide tersebut.
Tidak mudah memiliki ide yang baik jika siswa memiliki sedikit
pengetahuan tentang materi pelajaran, dan tidak mungkin untuk
memilikinya jika siswa tidak memiliki pengetahuan. Rencana yang
baik didasarkan pada pengalaman masa lalu dan pengetahuan yang
dimiliki. Mengingat saja tidak cukup untuk memperoleh ide yang
baik. Siswa tidak bisa memiliki ide yang baik tanpa mengingat
kembali beberapa fakta yang relevan. Pemecahan masalah
matematika memerlukan pengetahuan yang relevan seperti rumus
atau teorema-teorema matematika.
Jika ada masalah dan solusi yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi, dapatkah siswa menggunakannya? Pertanyaan ini
harus dipahami dan dipertimbangkan dengan serius sebab dapat
membantu munculnya ide solusi.
Namun apabila pertanyaan tersebut tidak dapat membantu,
siswa harus melihat hal penting lainnya dan mencoba melihat
berbagai aspek dari masalah siswa. Siswa harus kreatif mengubah
dan memodifikasi masalah. Jika siswa tidak dapat memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(42)
24
masalah, maka hendaknya terlebih dahulu mencoba memecahkan
beberapa masalah dengan tipe yang sama.
Memecahkan masalah dapat dilakukan dengan mencoba
menerapkan berbagai teorema, mempertimbangkan berbagai
modifikasi, dan bereksperimen dengan berbagai masalah tambahan
yang mungkin menyimpang jauh dari masalah semula yang
dihadapi siswa.
3) Melaksanakan rencana
Tahap ketiga adalah pelaksanaan rencana. Hal ini tidaklah
mudah, membutuhkan banyak hal untuk dapat melakukannya, di
antaranya pengetahuan sebelumnya, kebiasaan mental yang baik,
konsentrasi pada tujuan, dan keberuntungan. Melaksanakan
rencana jauh lebih mudah dibandingkan dengan menyusun rencana,
yang terutama siswa butuhkan untuk tahap ini adalah kesabaran
dan ketelitian.
Siswa harus yakin bahwa rincian dari rencana yang telah
disusun sesuai dengan garis besar dan rincian itu harus diperiksa
kembali oleh siswa agar tidak memunculkan suatu kesalahan. Di
dalam pelaksanaan rencana yang telah disusun, perlu diketahui
apakah penalaran siswa bersifat “intuitif” atau “formal”. Bersifat intuitif berarti siswa hanya meyakinkan diri sendiri bahwa
langkahnya benar. Bersifat penalaran formal berarti siswa fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
25
pada masalah menurut aturan formal. Hal yang paling utama adalah
siswa harus yakin kebenaran dari setiap langkah.
Dalam kasus tertentu, dapat ditekankan perbedaan antara
“melihat” dan “membuktikan”, yaitu apakah siswa dapat melihat dengan jelas bahwa langkah tersebut benar dan dapatkah ia
membuktikan bahwa langkah tersebut benar.
4) Melihat kembali
Setelah 3 tahap dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah
melihat kembali seluruh langkah penyelesaian yang diberikan. Pada
tahap ini dapat dilihat bagaimana siswa menyajikan rencana yang
dimiliki dalam bentuk tulisan, ketika telah memperoleh solusi dan
memeriksa kembali penyelesaian terhadap solusi tersebut. Melalui
tahap melihat kembali solusi akhir dan langkah penyelesaian yang
diberikan, siswa bisa menghubungkan pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan dirinya untuk memecahkan masalah.
Dalam hal ini siswa hendaknya diberikan pengertian bahwa
dengan belajar cukup, siswa mampu untuk menemukan solusi
terhadap masalah mengenai hal apapun. Selain itu, siswa juga dapat
selalu meningkatkan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi
sebelum menentukan solusi terhadap masalah matematika.
Beberapa hal atau tahap yang perlu harus siswa lakukan dalam
menyelesaikan masalah matematika adalah membuat rencana,
menuliskan solusi, dan kemudian memeriksa kembali setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(44)
26
langkah terhadap solusi yang diberikan. Dengan demikian, ia
memiliki alasan yang baik untuk membuktikan bahwa solusinya
benar. Hal ini tidak menutup suatu kemungkinan bahwa kesalahan
selalu mungkin terjadi, terutama jika siswa menyelesaikannya
dengan langkah yang panjang.
B.Kerangka berpikir
Motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal pada siswa
yang sedang belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor belajar yang
memiliki pengaruh besar dalam proses belajar, namun masih sering diabaikan.
Hal ini dapat dilihat melalui cara pandang siswa terhadap suatu keberhasilan
yang hanya diukur dari kompetensi yang dimiliki. Motivasi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kompetensi belajar.
Kompetensi dapat ditingkatkan jika motivasi belajar juga meningkat, oleh
karena itu penting untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar baik
yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini dilakukan agar di
dalam belajar siswa mendapatkan dorongan dari luar dan dalam dirinya.
Keberhasilan tidak lagi dipandang hanya sebagai milik siswa-siswa dengan
kompetensi yang tinggi. Siswa-siswa dengan kompetensi yang rendah tetapi
memiliki motivasi belajar tinggi dalam berusaha meraih keberhasilan akan
memiliki peluang yang sama untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui keterkaitan antara motivasi
belajar siswa dengan hasil belajar melalui penyelesaian soal matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
27
C. Hal yang ingin diketahui dalam penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VII,
dan apabila ada, bagaimana keterkaitan antara keduanya.
(46)
28 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Sugiyono (2010) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
menguraikan teori secara sistematis (bukan hanya sekedar pendapat para pakar
atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek secara alamiah, lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Di dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mendiskripsikan
keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Analisis kualitatif
digunakan oleh peneliti di dalam menguraikan motivasi belajar siswa dan
keterkaitan motivasi belajar tersebut dengan hasil belajar siswa. Data kualitatif
diperoleh melalui wawancara, pengisian kuesioner oleh siswa dan pengamatan
mengenai respon siswa terhadap soal yang diberikan.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah masing-masing siswa.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 19 – 24 Agustus 2013
(47)
29
C.Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah 6 siswa kelas VII semester gasal tahun ajaran
2013/2014 yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, dari
asal sekolah yang berbeda.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian berupa keterkaitan antara motivasi belajar dan hasil
belajar.
D.Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Non Tes
1) Kuesioner
Kuesioner yang digunakan terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan
jawaban yang telah disediakan. Berikut ini adalah kuesioner yang
digunakan peneliti dalam mengambil data mengenai motivasi belajar 6
siswa yang diteliti:
(48)
30
Tabel 3.1 Kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa
No.
Pertanyaan Petunjuk pengisian:
1) Cermati pertanyaan yang diberikan pada setiap nomor.
2) Beri tanda centang ( ) pada satu pilihan jawaban yang paling mendekati dengan pendapat Anda.
A. Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik
1. Apa yang Anda lakukan pada hari-hari sebelum ulangan matematika berlangsung?
Pilihan jawaban:
a. Belajar bersama teman menyelesaikan soal-soal latihan matematika yang belum sempat dibahas di dalam kelas.
b. Mempelajari soal-soal latihan matematika yang telah dibahas oleh guru dikelas.
c. Tetap santai dan bermain bersama teman karena ulangan matematika masih lama
2. Bagaimana sikap Anda jika ada materi yang belum Anda pahami? Pilihan jawaban:
a. Diam dan tidak bertanya karena takut jika dianggap bodoh oleh teman sekelas.
b. Bertanya kepada teman yang dianggap pandai.
c. Bertanya langsung kepada guru mengenai materi yang masih belum dipahami.
3. Bagaimana cara Anda dalam membagi waktu yang Anda miliki? Pilihan jawaban:
a. Pagi hari mengikuti KBM di sekolah sampai selesai kemudian santai dan bermain sampai sore, malam hari belajar jika ada PR atau jika besok pagi ada ulangan.
b. Pagi hari mengikuti KBM di sekolah sampai selesai kemudian istirahat di rumah, sore hari bermain bersama teman, malam hari langsung tidur jika tidak disuruh belajar oleh orangtua.
c. Pagi hari mengikuti KBM di sekolah sampai selesai kemudian istirahat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
31
sore hari membantu orangtua, dan malam hari mengulang kembali materi yang diperoleh pada hari itu dan mempersiapkan materi untuk jadwal pelajaran besok pagi.
4. Apabila guru Anda memberi tugas dan PR matematika tentang materi yang belum Anda pahami apa tindakan Anda ?
Pilihan jawaban:
a. Bertanya kepada guru mengenai materi yang digunakan sebagai PR. b. Tetap mencoba menyelesaikan tugas dan PR bersama teman sekelas. c. Menyalin penyelesaian tugas dan PR milik teman lain yang telah
menyelesaikan.
5. Apabila saat ulangan matematika Anda telah menyelesaikan semua soal sebelum pada batas akhir, waktu yang telah ditentukan apa yang Anda lakukan dengan sisa waktu yang Anda miliki?
Pilihan jawaban:
a. Mengamati teman-teman yang sedang sibuk menyelesaikan soal ulangan sambil menyamakan jawaban teman dengan jawaban sendiri.
b. Mengulang perhitungan pada soal-soal tertentu yang masih dianggap sulit.
c. Meneliti semua jawaban dan langkah-langkah penyelesaian yang telah diselesaikan dari soal pertama sampai soal terakhir.
6. Apa yang menjadi alasan Anda untuk belajar? Pilihan jawaban:
a. Saya belajar agar dapat naik kelas dengan memperoleh nilai yang lebih baik.
b. Saya belajar agar pintar dan dihargai oleh orang lain. c. Saya belajar agar tidak dimarahi oleh orangtua. 7. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata belajar?
Pilihan jawaban:
a. Pusing karena mengingatkan saya tentang materi matematika yang sulit . b. Senang karena mengingatkan saya pada cita-cita yang ingin saya capai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(50)
32
c. Biasa saja karena bagi saya belajar sudah menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan.
8. Apabila dari 10 soal latihan matematika ada 1 soal yang belum mampu untuk Anda selesaikan karena Anda tidak paham apa yang Anda lakukan? Pilihan jawaban:
a. Melihat penyelesaian teman lain.
b. Langsung mendiskusikan kesulitan tersebut dengan teman lain tanpa mencoba terlebih dahulu.
c. Terlebih dahulu mencoba dan berusaha sendiri untuk menemukan penyelesaian terhadap kesulitan yang dialami, jika masih belum mampu mengajak teman lain untuk berdiskusi.
B. Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik
9. Apakah Anda merasa cukup dalam belajar matematika hanya dengan menggunakan 1 buku pedoman dari guru Anda?
Pilihan jawaban:
a. Saya merasa cukup hanya menggunakan 1 buku pedoman dalam belajar matematika karena isinya sudah lengkap dengan ringkasan materi dan latihan soal.
b. Bagi saya 1 buku pedoman yang digunakan untuk belajar matematika masih belum cukup karena ringkasan materi yang disajikan terlalu singkat dengan bahasa yang tidak mudah dipahami sehingga saya butuh sumber buku lain untuk melengkapinya.
c. 1 buku pedoman bagi saya sudah cukup karena yang utama bagi saya adalah penjelasan yang disampaikan oleh guru di kelas.
10. Bagaimana sikap Anda apabila Anda memperoleh nilai ulangan matematika yang jelek?
Pilihan jawaban:
a. Berusaha untuk menerimanya karena mengetahui batas kemampuan yang dimiliki.
b. Berusaha untuk memperbaiki kesalahan dengan banyak berlatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(51)
33
menyelesaikan soal-soal matematika.
c. Kecewa sehingga membuat malas untuk belajar sendiri dan belajar hanya pada saat menjelang ulangan matematika dengan meminta teman untuk diajari dalam menyelesaikan soal.
11. Apa tindaklanjut yang Anda lakukan jika Anda telah memperoleh nilai baik?
Pilihan jawaban:
a. Tetap belajar dengan rajin dan tekun agar dapat mempertahankan nilai baik yang telah diperoleh.
b. Mengurangi waktu untuk belajar di rumah dan memperbanyak kegiatan di sekolah.
c. Santai dan tidak belajar karena telah puas dengan nilai baik yang diperoleh.
12. Apabila teman sekelas Anda mengajak Anda bermain padahal besok ada ulangan matematika sikap apa yang Anda ambil?
Pilihan jawaban:
a. Menolak karena hendak belajar untuk mempersiapkan materi ulangan besok pagi.
b. Menerima ajakan teman karena tidak ingin mengecewakan teman yang telah mengajak bermain.
c. Menerima ajakan teman kemudian mengajaknya belajar bersama untuk mempersiapkan ulangan buat besok.
13. Bagaimana cara Anda untuk memperoleh nilai ulangan matematika yang baik?
Pilihan jawaban:
a. Membuat ringkasan materi sebagai alat bantu untuk mengingat saat ulangan.
b. Mempelajari materi yang digunakan sebagai bahan ulangan pada malam menjelang ulangan.
c. Banyak berlatih menyelesaikan soal dan bertanya kepada teman atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(52)
34
guru jika ada materi yang belum dapat dipahami pada hari-hari sebelum ulangan.
14. Apa yang akan Anda lakukan di dalam kelompok belajar? Pilihan jawaban:
a. Aktif berpendapat dan bersedia mendengarkan tanggapan dari teman lain. b. Menjadi pendengar yang baik dalam kelompok.
c. Mengutarakan pendapat yang dimiliki, mendengarkan pendapat teman, dan mengajak teman untuk menyimpulkan berbagai pendapat yang ada. 15. Apabila saat ulangan Anda masih memiliki sisa waktu 5 menit, apa yang
Anda lakukan dalam waktu tersebut jika ternyata pada jawaban Anda ada 1 jawaban dengan penyelesaian yang salah?
Pilihan jawaban:
a. Berusaha untuk segera memperbaiki penyelesaian yang masih salah. b. Pasrah karena tidak memiliki cukup waktu untuk mengganti jawaban. c. Berusaha untuk bertanya dan meminta bantuan teman.
Setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Perbedaan skor
berdasarkan tingkat respon positif. Pilihan jawaban dengan tingkat
respon positif tinggi memiliki skor 4, pilihan jawaban dengan tingkat
respon positif sedang memiliki skor 3, pilihan jawaban dengan tingkat
respon positif rendah memiliki skor 2.
Daftar skor penilaian setiap pilihan jawaban pada setiap pertanyaan
kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini:
(53)
35
Tabel 3.2
Daftar skor penilaian setiap pilihan jawaban pada setiap pertanyaan
No. Soal Skor
a b c
1 4 3 2 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 2 5 3 4 2 6 2 3 4 7 2 4 3 8 3 4 2 9 4 3 2 10 4 2 3 11 2 3 4 12 2 3 4 13 2 3 4 14 3 2 4 15 4 2 3
2) Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti sebanyak 2 tahap terhadap setiap siswa
yang diteliti. Tahap pertama wawancara dilakukan untuk memastikan
jawaban setiap siswa terhadap kuesioner yang diberikan. Tahap kedua
wawancara dilakukan untuk mengetahui ide siswa terhadap penyelesaian
soal tes yang diberikan setelah pengisian kuesioner dan untuk
mengetahui proses yang dilakukan oleh setiap siswa dalam
menyelesaikan soal matematika. Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana siswa menjelaskan penyelesaian 3 soal yang telah
diselesaikan dan untuk mengetahui bagaimana cara setiap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(54)
36
mengatasi kesulitan yang dialami ketika menyelesaikan soal. Pedoman
pertanyaan untuk 2 tahap wawancara yang dilakukan sebagai berikut:
a) Wawancara tahap pertama
Pertanyaan yang digunakan sebanyak 15 yang merupakan pertanyaan
pada kuesioner.
Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi intrinsik
1. Apa yang Anda lakukan pada hari-hari sebelum ulangan
matematika berlangsung?
2. Bagaimana sikap Anda jika ada materi yang belum Anda pahami?
3. Bagaimana cara Anda dalam membagi waktu yang Anda miliki?
4. Apabila guru Anda memberi tugas dan PR matematika tentang
materi yang belum Anda pahami apa tindakan Anda?
5. Apabila saat ulangan matematika Anda telah menyelesaikan semua
soal sebelum pada batas akhir waktu yang telah ditentukan apa
yang Anda lakukan dengan sisa waktu yang Anda miliki?
6. Apakah Anda merasa cukup dalam belajar matematika hanya
dengan menggunakan 1 buku pedoman dari guru Anda?
7. Apa yang menjadi alasan Anda untuk belajar?
8. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata belajar?
9. Apabila dari 10 soal latihan matematika ada 1 soal yang belum
mampu untuk Anda selesaikan karena Anda tidak paham apa yang
Anda lakukan?
(55)
37
Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik
10. Bagaimana sikap Anda apabila Anda memperoleh nilai ulangan
matematika yang jelek?
11. Apa tindaklanjut yang Anda lakukan jika Anda telah memperoleh
nilai baik?
12. Apabila teman sekelas Anda mengajak Anda bermain padahal
besok ada ulangan matematika sikap apa yang Anda ambil?
13. Bagaimana cara Anda untuk memperoleh nilai ulangan matematika
yang baik?
14. Apa yang akan Anda lakukan di dalam kelompok belajar?
15. Apabila saat ulangan Anda masih memiliki sisa waktu 5 menit, apa
yang Anda lakukan dalam waktu tersebut jika ternyata pada
jawaban Anda ada 1 jawaban dengan penyelesaian yang salah?
b) Wawancara tahap kedua
Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan mengenai penyelesaian
siswa terhadap 3 soal yang diberikan.
1. Pemahaman siswa terhadap soal.
Bagaimana kamu bisa menentukan penyelesaian yang demikian?
Apa saja yang dapat kamu peroleh dari soal yang sedang kamu selesaikan?
2. Penjelasan siswa terhadap penyelesaian yang diberikan.
Mengapa kamu bisa menentukan penyelesaian yang demikian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(56)
38
3. Keruntutan penyelesaian yang disajikan.
Apa saja yang kamu pikirkan ketika menghadapi setiap soal yang diberikan?
4. Kesimpulan yang dapat diperoleh siswa.
Apa kesimpulan yang bisa kamu peroleh dari penyelesaian yang telah kamu lakukan?
b. Tes
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk tes uraian. Menurut
Herman Hudojo (1988) tes uraian adalah tes yang hasil penilaiannya relatif
tergantung penilainya. Karena itu tes uraian ini subyektif. Tes yang
diberikan kepada siswa terdiri dari 3 soal uraian mengenai Sistem
Persamaan Linear Satu Variabel. Berikut adalah indikator-indikator yang
digunakan peneliti dalam membuat soal-soal uraian.
Tabel 3.3 Soal Uraian Materi
Sistem Persamaan Linear Satu Variabel
Kelas
VII Semester 1
Soal
A. Kompetensi Dasar
Menyelesaikan soal tentang persamaan linear satu variabel
1. Satu karung pakan ternak dapat digunakan sebagai persediaan makanan untuk 9 ekor sapi selama 20 hari. Jika digunakan oleh 15 ekor sapi maka dapat bertahan untuk berapa hari persediaan pakan tersebut?
B Indikator
1. Siswa mampu menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal. 2. Siswa mampu membuat
(57)
39
model penyelesaian PLSV dari soal.
3. Siswa mampu menyelesaikan PLSV sampai menemukan jawaban dari hal yang ditanyakan.
4. Siswa mampu menarik kesimpulan dari penyelsaian yang diberikan.
2. Budi membeli 12 baju dengan harga Rp 336.000,00. Apabila Ani akan membeli baju dengan merk dan model yang sama dengan merk baju yang dibeli Budi sebanyak 20 baju, berapa total harga baju yang harus dibayar Ani ?
3. Arman memiliki beberapa kotak berisi pensil. Banyak pensil dalam setiap kotak sama. Banyak pensil dari 4 kotak dikurangi 14 sama dengan banyak pensil dari 2 kotak dikurangi 2. Tentukan banyak pensil dalam setiap kotak!
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yatu:
1. Observasi atau pengamatan
Pengamatan oleh penulis dilaksanakan saat pengisian lembar kuesioner
dan penyelesaian soal yang dilakukan oleh siswa. Di dalam tahap ini
peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap setiap siswa, sehingga
pelaksanaan penelitian dilakukan di tempat tinggal siswa yang
bersangkutan.
Penulis mengamati proses siswa dalam menyelesaikan 3 soal uraian
yang diberikan. Tipe 3 soal uraian tersebut sama seperti soal yang akan
digunakan penulis sebagai soal tes untuk menentukan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(58)
40
Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengingat kembali materi
persamaan linier satu variabel sebelum siswa diberikan soal tes yang akan
diujikan.
2. Kuesioner
Penulis menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan. Setiap
pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban dengan skor yang berbeda.
Sebelum diberikan kepada siswa, kuesioner telah diuji mengenai kevalidan
15 pertanyaan yang digunakan sehingga siswa wajib untuk menjawab semua
pertanyaan dengan cara memberikan tanda pada salah satu pilihan jawaban
yang mendekati pendapat siswa. Kuesioner diberikan kepada peserta pada
awal pertemuan. Kuesioner ini digunakan untuk menentukan kriteria tingkat
motivasi belajar setiap siswa.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh penulis setelah siswa menyelesaikan
soal-soal pada tes yang diberikan. Wawancara dilakukan penulis kepada setiap
siswa secara pribadi. Siswa akan berikan 15 pertanyaan dan siswa diminta
untuk menguraikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.
4. Data hasil penyelesaian soal tes
Soal yang digunakan sebagai tes kepada siswa untuk melihat hasil
belajar terdiri dari 3 soal uraian. Setiap siswa diminta untuk menyelesaikan
ketiga soal tersebut sesuai dengan pemahaman tiap siswa terhadap soal yang
diberikan. Tes ini diberikan setelah pengisian kuesioner.
(59)
41
Soal–soal yang diberikan mengenai persamaan linier satu variabel. Melalui proses penyelesaian matematika yang akan diberikan siswa penulis
ingin melihat dan mengetahui keterkaitan antara motivasi belajar yang
dimiliki setiap siswa terhadap penyelesaian yang diberikan siswa.
G.Validitas dan realibilitas
1. Validitas
Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur (tes) mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (ign.Masidjo, 2004). Validitas yang
digunakan adalah validitas konstruk (Construct validity). Validitas konstruk
adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes
mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan
konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan (Djaali &
Pudji (2008)).
Di dalam menentukan validitas konstruk suatu instrumen, harus
dilakukan proses penelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang
hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan
indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item
instrumen. Perumusan konstruk harus dilakukan berdasarkan sintesis dari
teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses
analisis dan komparasi yang logik dan cermat.
Menyimak proses telaah teoritis seperti telah dikemukakan, maka
proses validasi konstruk sebuah instrumen harus dilakukan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(60)
42
penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui penilaian sekelompok panel
yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi atau konten dari
variabel yang hendak diukur. Kemudian instrumen berupa kuesioner, dan
tes akan diuji coba terlebih dahulu kepada siswa-siswa kelas VII selain 6
siswa kelas VII yang telah dipilih sebagai subyek penelitian. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada
bahasa penulis dalam pembuatan kuesinoner instrumen, untuk
memperkirakan waktu yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan tes.
2. Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010) reliabilitas adalah konsistensi dari
serangkaian pengukuran atau serangkaian instrumen. Hal tersebut bisa
berupa pengukuran instrumen yang sama atau untuk pengukuran yang lebih
subyektif. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan reliabilitas
konsistensi tanggapan. Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas ini
mempersoalkan apakah tanggapan responden terhadap tes tersebut sudah
baik atau konsisten. Jika hasil pengukuran menunjukkan tidak konsisten
maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil ukur tes atau instrumen
tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliabel serta tidak dapat digunakan
sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnya dari
objek pengukuran.
(61)
43
H.Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data yang diperoleh dapat dilakukan apabila 6 siswa
sebagai responden telah mengikuti tahapan penelitian yang ditetapkan untuk
mereka.
1. Analisis data untuk menentukan kriteria tingkat motivasi belajar siswa
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert 3 (Sugiyono, 2010) untuk menganalisis kriteria tingkat motivasi. Analisis dibagi menjadi
tiga kriteria, yaitu tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R).
Rumus skala Likert 3:
Keterangan:
A adalah skor/ nilai minimum yang diperoleh
B adalah skor/ nilai maksimum yang diperoleh
Kriteria ditentukan sebagai berikut:
Rendah (R) A ≤ X< A + C Sedang (S) A + C ≤ X< A + 2C Tinggi (T) A + 2C ≤ X< A + 3C
Berdasarkan rumus perhitungan di atas, diperoleh kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interval untuk Kriteria Tingkat Motivasi Belajar
Kriteria Interval Tinggi (T) 50 ≤ X≤ 60 Sedang (S) 40 ≤ X< 50 Rendah (R) 30 ≤ X< 40 Catatan :
Kriteria ini berlaku untuk 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan kelas VII semester satu tahun ajaran 2013/2014 dari asal sekolah yang berbeda.
(62)
44
2. Wawancara
Tujuan penulis melakukan wawancara yaitu untuk mengetahui keaslian
jawaban siswa dalam mengisi kuesioner sehingga penulis mampu
memberikan skor yang sesuai untuk mengelompokkan siswa ke dalam
tingkat tingkat motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara yang
dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menentukan cara
penyelesaian soal-soal, dan penjelasan siswa mengenai cara penyelesaian
tersebut. Analisis wawancara yang dilakukan dalam bentuk transkrip
wawancara.
3. Tes
Tujuan tes berbentuk uraian adalah agar siswa dapat menunjukkan
proses jawaban (ditunjukkan melalui langkah-langkah penyelesaian yang
ditulis) secara rinci, tidak hanya hasil akhir, misalnya membuktikan dan
menghitung. Menurut Herman Hudojo (1988) tes uraian bermanfaat untuk
menunjukkan kemampuan intelektual yang tinggi, sebab siswa
mengorganisasikan pengetahuannya untuk menemukan jawaban dengan
menggunakan kata-katanya sendiri, mengungkapkan cara berpikir
matematik, dan mendorong peserta didik untuk terbiasa dalam menentukan
langkah penyelesaian masalah disertai alasan-alasannya.
(63)
45 BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Agustus 2013,
bertempat di rumah subyek penelitian. Penelitian dilakukan terhadap 6 siswa
SMP kelas VII dari dua sekolah yang berbeda, terdiri atas 3 siswa laki-laki dan
3 siswa perempuan. Penulis kemudian menggunakan inisial siswa 1, siswa 2,
siswa 3, siswa 4, siswa 5 dan siswa 6 dalam pembahasan penelitian yang
dilakukan. Di dalam pelaksanaan penulis menggunakan camera digital untuk foto jawaban siswa terhadap soal yang diberikan dan handphone untuk merekam saat melakukan wawancara dengan siswa sebagai pendukung ketika
pengambilan data dilakukan.
Penulis melakukan observasi sebagai langkah awal sebelum pengambilan
data. Observasi dilakukan awal bulan Agustus 2013 dengan tujuan untuk
menentukan tingkat motivasi belajar yang dimiliki setiap subyek penelitian.
Observasi yang dilakukan dalam bentuk pengisian kuesioner dan
menyelesaikan soal-soal uraian mengenai materi sistem persamaan linear satu
variabel oleh setiap siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
mengenai materi tersebut. Penulis kemudian melanjutkan penelitian ke tahap
selanjutnya yaitu wawancara. Penulis melakukan wawancara dengan siswa
mengenai pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner dengan tujuan
untuk mengetahui kepastian pilihan jawaban siswa. Wawancara ini digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(64)
46
46
oleh penulis sebagai pertimbangan untuk menentukan skor yang diperoleh
siswa dari setiap pengisian kuesioner yang dilakukannya.
Setelah dilakukan perhitungan dari seluruh kuesioner yang telah diisi,
diperoleh siswa dengan tingkat motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah.
Kemudian penulis memberikan 3 soal cerita dengan tujuan untuk mengetahui
proses siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Setelah itu penulis
melakukan wawancara kepada setiap siswa mengenai cara penyelesaian yang
telah dituliskannya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui penjelasan dan
cara berpikir siswa terhadap cara penyelesaian sampai pada kesimpulan yang
diperolehnya.
B.Penyajian Data
1. Kuesioner
Berikut ini data mengenai rincian skor hasil pengisian kuesioner oleh 6
siswa yang disajikan dalam tabel:
Tabel 4.1
Hasil perolehan skor untuk setiap siswa pada pengisian kuesioner
No. Soal Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Siswa 6 1. Soal nomor 1 3 4 3 2 4 2 2. Soal nomor 2 3 3 3 3 3 3 3. Soal nomor 3 3 4 3 3 2 2 4. Soal nomor 4 2 4 3 2 3 2 5. Soal nomor 5 4 3 3 2 2 2 6. Soal nomor 6 4 3 3 4 3 3 7. Soal nomor 7 4 3 3 4 2 3 8. Soal nomor 8 4 4 3 3 4 2 9. Soal nomor 9 4 4 4 3 2 2 10. Soal nomor 10 4 2 3 4 2 3
(65)
47
47 11, Soal nomor 11 3 4 2 3 2 2 12. Soal nomor 12 4 4 2 4 2 4 13. Soal nomor 13 4 3 3 3 2 2 14. Soal nomor 14 4 4 2 3 2 2 15. Soal nomor 15 4 4 4 4 4 3 Total skor 54 53 44 47 39 37 Skor maksimum (B) 15 x 4 = 60
Skor minimum (A) 15 x 2 = 30
Berdasarkan data diatas maka siswa dengan tingkat motivasi belajar
tinggi,sedang dan rendah dapat dilihat melalui grafik batang berikut ini:
Diagram 4.1
Hasil Pengukuran Tingkat Motivasi Belajar pada 6 Siswa
Kriteria interval ditentukan sebagai berikut: Rendah(R) 30 ≤ X≤ 40
Sedang (S) 40 ≤ X< 50 Tinggi (T) 50 ≤ X< 60
Siswa yang termasuk ke dalam motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah
dapat dilihat pada tabel 4.2.
0 10 20 30 40 50 60
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6
Motivasi belajar tinggi Motivasi belajar sedang Motivasi belajar rendah
(66)
48
48 Tabel 4.2
Kelompok siswa berdasarkan tingkat motivasi belajar
Siswa Tingkat motivasi belajar 1
Tinggi 2
3
Sedang 4
5
Rendah 6
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama wawancara
dilakukan untuk memastikan jawaban setiap siswa terhadap kuesioner yang
diberikan. Tahap kedua wawancara dilakukan untuk mengetahui ide siswa
terhadap penyelesaian soal tes yang diberikan. Transkrip 2 tahap
wawancara tersebut disajikan pada lampiran.
3. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar yang digunakan mengenai materi Persamaan Linier Satu
Variabel (PLSV). Tes terdiri dari 3 soal uraian. Hasil penyelesaian dari 6
siswa terhadap 3 soal yang diberikan terdapat pada lampiran sedangkan
uraian mengenai penyelesaian setiap siswa akan dibahas dalam analisis.
C. Analisis Data
Analisis data mengenai cara siswa di dalam menyelesaikan soal disajikan
oleh penulis melalui tabel berikut ini:
(67)
49 Tingkat motivasi belajar siswa Nama siswa
Analisis hasil belajar siswa
Keterangan Pekerjaan siswa Soal nomor 1
Tinggi Siswa 1
Setelah membaca soal, siswa diam untuk memikirkan cara penyelesaian yang hendak digunakan. Kemudian siswa menuliskan cara tersebut di lembar jawab yang telah disediakan.
Satu karung pakan ternak dapat digunakan sebagai persediaan makanan untuk 9 ekor sapi selama 20 hari. Jika digunakan oleh 15 ekor sapi maka dapat bertahan untuk berapa hari persediaan pakan tersebut?
Wawancara Pekerjaan siswa yang dijelaskan dari wawancara Analisis
S1:“Ehm jadi gini mbak itu kan yang
ditanya mengenai persediaan pakan akan habis untuk 15 sapi butuh waktu berapa lama gitu kan mbak, nah kalau aku ya tak bandingkan 15 per 9 kali 20 hari, kan ketemu 32 yang merupakan hasil yang kemudian akan dikurangkan, biar bisa ketemu hari untuk 15 sapi gitu
mbak.”
Keterangan:
Salah satu kemungkinan cara penyelesaian yang digunakan siswa untuk memperoleh banyak hari yang digunakan oleh 15 sapi, namun dengan perhitungan yang salah.
- Siswa menggunakan perbandingan senilai antara banyak sapi dengan banyak hari untuk menyelesaikan soal. Padahal soal tersebut tidak diselesaikan menggunakan perbandingan senilai tetapi menggunakan perbandingan terbalik. - Siswa masih melakukan kesalahan
dalam menghitung operasi perkalian terhadap pecahan.
S1:“..Nah kalau aku mikirnya 9 sapi aja 20
hari nah kalau 15 sapi mestinya kurang dari 20 hari kan makin banyak sapi persediaan pakan ternak untuk 1 karung pasti akan lebih cepat habisnya karena
Keterangan:
Siswa menuliskan cara penyelesaian tersebut dengan asumsi agar hasil yang diperoleh kurang
- Siswa hanya menggunakan asumsi awal untuk memperoleh penyelesaian yang dianggap paling sesuai dengan masalah tersebut, meskipun dengan pemahaman yang salah.
(68)
50 sapinya makin banyak. Makanya tadi
aku kurangi dengan 20.” dari 20 hari. S1:“...O ya mbak, ini aku nemuin cara lain
yang hasil akhirnya juga sama kok. Iya mbak artinya sama. Lha hasilnya aja
sama kok mbak. Setauku gitu mbak.”
Keterangan:
Kemungkinan cara lain yang digunakan siswa untuk memperoleh hasil akhir dari masalah tersebut. Kemungkinan ini benar, meskipun siswa tidak dapat menjelaskan dengan pemahaman yang benar.
- Cara yang digunakan siswa sudah benar, meskipun siswa masih belum dapat menjelaskan pemahamannya dengan lebih jelas dan rinci.
- Dalam menggunakan cara tersebut siswa masih belum dapat memahaminya. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang tidak dapat melihat dan menjelaskan perbedaan dari dua cara yang ditulisnya.
Keterangan Pekerjaan siswa Soal nomor 2 - Siswa langsung menuliskan cara
penyelesaian soal secara singkat. - Perhitungan dan rencana cara
penyelesaian yang dilakukan siswa dituliskan pada kertas coretan lain. - Setelah menyelesaikan soal-soal siswa
meneliti kembali untuk memastikan cara penyelesaian dan perhitungan yang telah ditulisnya.
Budi membeli 12 baju dengan harga Rp336.000,00. Apabila Ani akan membeli baju dengan merk dan model yang sama dengan merk baju yang dibeli Budi sebanyak 20 baju, berapa total harga baju yang harus dibayar Ani?
Wawancara Pekerjaan siswa yang dijelaskan dari wawancara Analisis
S1:“.. Aku cari dulu harga 1 baju yaitu Rp 336.000,00 dibagi 12 ketemu Rp 28.000,00 ini lho mbak aku coret-coret, terus dikalikan 20, aku tulis jadi bentuk 20 per 12 kali 336.000 gitu mbak.”.”
- Siswa dalam memahami soal sudah baik, yang ditunjukkan dari cara siswa menyelesaikan soal.
- Siswa mampu berpikir menggunakan logika dengan benar dalam penjelasannya mengenai cara
“...ketemu Rp
28.000,00 ini lho mbak aku
coret-coret...”
(1)
138
Hasil coretan siswa 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
140
Hasil coretan siswa 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
(5)
142
Hasil coretan siswa 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Foto-foto berikut ini diambil pada saat penulis mengambil data hasil belajar siswa melalui penyelesaian soal.