Selanjutnya

Yd
セ@
PENGATURAN
ANTARA
PEMERINT AH RE PUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINT AH AUSTRALIA
TENTANG
NOTlFIKASI DAN BANTUAN KONSULER

Latar Belaka ng

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia, untuk selanjutnya disebut
dengan istilah "Para Pihak".


Mempertimbangkan fungsi-fungsi Misi-misi Konsuler dan Diplomatik dalam
melindungi dan mengan1ankan hnk-hak dan kepentingan-kepentingan Negara
Pengirin1 serta \Varga-warga negaranya dalam batasan-batasan yang diijinkan oJeh
hukum ゥョエ・イ。ウオャセ@




Memperhatikan adanya kebutuhan untuk meningkatkan komunikasi yang lebih
baik tentang perlindungan kekonsuleran sebagaimana diatur dalmn Konvensi
Wina Tahun 1963 tentang Hubungan-hubungan Konsuler dan Konvensi Wina
Tahun 196l tentang Hubungan-hubungan Diplomatik untuk mengatur komunik?.si
din1aksud serta menjamin keterbukaannya;



Berkeinginan untuk memperkuat kerjasama bilateral dalam 1nengku1nunikasikan
perlindungan yang efektifbagi kepcntingan \Varga kedua negara di masing-masing
negara Pihak;



Berdasarkan pada !lltkum dan per:tturan yang berlaku di masing-masing negara;

Telah mencapai pengertian hersama sebagai berikut:


Bagian l
Definisi
Untuk tujuan--tujuan Pengaturan ini, maka istilah-istilah berikut akan memiliki pengertian
sebagaimana dijelaskan di ba\vah ini:

1. aMisi Diplomatik" adalah perwakilan resmi dari ncgara pengirim di negara penerima
yang melakukan fungsi-fungsi diplomatik berdasarkan pada Konvensi Wina Tahun
1961 tentang Hubungan-hubungan Diplon1atik;

2. ''Pos Konsuler" adalah setiap Konsulat JenderaL Konsulat, Wakil Konsulat atau, jika
sesuai, Agen Konsuler;
3. "Wilayah Konsuler" adalah daerah yang ditentukan pada sebuah Pos Konsuler untuk
melakukan fungsi-fungsi konsulec

1
fll

4. "Fungsi-fungsi Konsuler'· adalah merujuk pada fungsi-fungsi konsuler sebagaimana
tercantum dalam Pasal 5 Konvcnsi \"/ina Tahun 1963 tentang Hubung,m-h Ibungan
Kousu]er serta dapat pula dijalankan okh misi dipl01natik sesuai dengan Pasal 3 (2)

Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan-hubungan Diplomatik;
1

5. "Kepala Pos
kedudukan ゥエオセ@

kッョウオャ・イGセ@

セ@

adalah orang yang diberikan tugas untuk bertindnk dalam


セ@ I

6. "Pejabat kッョウオャ・イGセ@
adalah setiap orang, tennasuk kepala pos konsuler, yang
dipercayakan dalam keductukannya itu untuk menjalankan fungsi-fungsi kッョウオャ・イセ@

Bagian 2

Fungsi-fungsi Konsuler
1. Fungsi-fungsi konsuler dilaksar.akan olch pos-pos konsuler. Hal-·hal ditTtaksud juga
dapat dilaksanakan oleh misi-rnisi diplomatik sesuai dengan ketentuan Pasal 3
Konvensi Vlina Tahnn 1961 tnengenai Hubnngttn-h1.tbungan Diplomatik dan p。セャ@
70
Konvensi Wina Tahun 1963 n1engen?i Hubungan-hubungan Konsuler.
セ@

I•
セ@

2. Dalan1 Pengaturan ini tidak ada yang dClpat diartikan untuk menghalangi pelaksanaan
fungsi-fungsi konsuler oleh suatu misi diplomatik.
3. Nama-nan1a serta pangkat-pangkat anggota-anggota staf konsuler dan diplomatik
yang diberi tugas untuk rnelaksanal