Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku Terhadap Efektivitas Proses Produksi (Studi kasus pada PT. Erresa Perdana Textile Mills Bandung).

(1)

ABSTRAK

Fungsi pembelian merupakan salah satu fungsi dasar sistem informasi akuntansi yang memegang peranan penting karena fungsi ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan persediaan bahan baku. Dalam perusahaan industri, persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi memerlukan perhatian khusus karena jika terjadi ketidakefisienen dalam penyediaan bahan baku dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan seperti timbulnya biaya-biaya yang seharusnya bisa dihindari.

Semakin besar suatu perusahaan maka transaksi dan kegiatan yang berlangsung pun akan semakin rumit sehingga pimpinan perusahaan tidak dapat menangani secara langsung seluruh kegiatan perusahaan termasuk pembelian bahan baku. Maka dibutuhkan adanya suatu alat yang memungkinkan pembelian bahan baku dapat terlaksana dengan baik dan efisien. Suatu sistem informasi akuntansi yang memadai dapat membantu manajemen dalam menjaga kelangsungan pengendalian pembelian bahan baku.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada PT Erresa Perdana Textile Mills di Bandung yang hasilnya dituangkan dalam skripsi dengan judul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku terhadap Efektivitas Proses Produksi”.

Adapun masalah yang penulis kemukakan adalah :

1. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam perusahaan

2. Bagaimana efektivitas proses produksi dalam perusahaan

3. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku terhadap efektivitas proses produksi

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan, ternyata PT Erresa Perdana Textile Mills telah mempunyai sistem akuntansi yang memadai dibuktikan dengan sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT Erresa Perdana Textile Mills telah memperhatikan unsur-unsur pengendalian intern yang menyangkut struktur organisasi dengan pemisahan fungsi yang jelas, prosedur otorisasi yang memadai, penggunaan dokumen dan catatan yang memadai serta adanya praktek yang sehat.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tersebut penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku yang memadai dapat menunjang efektivitas proses produksi pada PT Erresa Perdana Textile Mills.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR…...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...5

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ...5

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ...6

1.5 Kerangka Pemikiran ...7

1.6 Metodelogi Penelitian ...11

1.7 Tempat Dan Waktu Penelitian……….…………...………..13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….………..14

2.1 Sistem Informasi Akuntansi...14

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi...14

2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi...17

2.1.3 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi...18

2.1.4 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi...29

2.1.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi...31


(3)

Halaman

2.2 Pembelian...32

2.2.1 Pengertian Pembelian……….……..32

2.2.2 Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dalam Transaksi Pembelian……….……….34

2.3Persediaan...36

2.3.1 Pengertian Persediaan...36

2.3.2 Jenis-Jenis Persediaan………....………...37

2.3.3 Persediaan Bahan Baku...38

2.3.4

Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku...41

2.4 Produksi………...46

2.4.1 Pengertian Produksi...46

2.4.2 Pengertian Proses Produksi...47

2.4.3 Jenis Proses Produksi...48

2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Produksi……….51

2.5 Efektivitas...54

2.5.1 Pengertian Efektivitas...54

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN……….…..……….56

3.1 Objek Penelitian ...56

3.1.1 Sejarah Perusahaan ...56

3.1.2 Bidang Usaha Perusahaan ...58

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ...59

3.2 Metode Penelitian ...66

3.2.1 Metode Penelitian Yang Digunakan ...66


(4)

Halaman

3.2.2 Jenis Dan Sumber Data ...67

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data...68

3.2.4 Analisis Data...69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…..……….………...70

4.1 Sistem Akuntansi Pembelian bahan Baku Yang Diterapkan PT Erresa Perdana Mills……….…….70

4.1.1 Kebijakan Pembelian Bahan Baku………...74

4.1.2 Anggaran Kebutuhan Pembelian Bahan Baku….………....75

4.1.3 Pemisahan Tugas Dalam Pelaksanaan Operasi………....79

4.1.4 Perencanaan Dan Penggunaan Dokumen Dan Catatan Yang Memadai…..81

4.1.5 Pengamanan Atas Akses Dan Penggunaan Aktiva Dan Catatan………….81

4.1.6 Pengecekan Secara Independen Terhadap Operasi Perusahaan…………...82

4.2 Efektivitas Proses Produksi………...82

4.2.1 Proses Produksi Pada PT Erresa Perdana Textile Mills………...82

4.2.2 Penyusunan Anggaran……….…84

4.2.3 Realisasi Anggaran………..….90

4.2.4 Produksi Selesai Tepat Waktu………...…………..91

4.2.5 Barang Yang Diproduksi Habis Terjual………...91

4.2.6 Konsumen Puas Dengan Kualitas Barang Yang Diproduksi………...91

4.2.7 Tidak Ada Retur Penjualan...………...92

4.3 Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku Terhadap Efektifitas Proses Produksi………...……….……….92


(5)

Halaman BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...97

5.1 Kesimpulan………...……….97

5.2 Saran………..…….………...…98

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Flow Chart Pembelian

2. Bon Permintaan Pengeluaran Barang 3. Bukti Penerimaan Kas

4. Permintaan Barang 5. Penjualan Produk 6. Surat Pengiriman

7. Bukti Pengeluaran Benang 8. Bukti Penerimaan Benang 9. Kartu Persediaan Barang


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian

Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan dengan cara memanfaatkan sumber daya internal perusahaan secara maksimal untuk mencapai tujuannya baik finansial maupun non finansial.

Perusahaan dalam kegiatan operasinya memanfaatkan sumber daya internalnya membutuhkan sebuah sistem informasi akuntansi yang cukup dan memadai. Prosedur merupakan salah satu komponen sistem informasi akuntansi. Prosedur yang tercakup dalam sistem informasi akuntansi akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi dalam hal ini fungsi pembelian bahan baku.

Fungsi pembelian bahan baku yang baik biasanya melakukan pengadaan bahan baku yang efisien dan optimal. Pengadaan bahan baku yang efisien dan optimum akan mempermudah dan memperlancar proses produksi. Jika pembelian terhadap bahan baku atau persediaan tidak dilakukan dengan tepat maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena:

1. Dana yang tertanam dalam persediaan merupakan dana yang menganggur, akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya modal.

2. Dapat menimbulkan kerusakan pada bahan yang disimpan.


(17)

3. Perusahaan harus mengeluarkan sejumlah biaya penyimpanan yang besar seperti asuransi bahan, sewa gudang, dan biaya pemeliharaan.

Untuk meminimalisasi risiko tersebut, maka diperlukan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku atau persediaan supaya:

1. Menghilangkan risiko dari material yang kualitasnya kurang baik, sehingga harus dikembalikan.

2. Memperkecil risiko keterlambatan datangnya barang yang dipesan.

3. Untuk mempertahankan stabilitas organisasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.

4. Untuk mencapai efisiensi penggunaan mesin.

5. Memberikan pelayanan kepada langganan sebaik-baiknya pada setiap saat.

Sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku disebut memadai jika memenuhi fungsi dasar sistem informasi akuntansi berikut:

1. Formulir- formulir yang digunakan cukup memadai.

2. Catatan yang dilakukan sudah mencukupi kebutuhan perusahaan akan informasi yang akurat.

3. Prosedur yang diterapkan dapat memenuhi tujuan sistem akuntansi pembelian. 4. Pengendalian harus dilakukan pada semua pos yang ada dalam perusahaan

termasuk didalamnya pengendalian pada departemen yang mengelola pembelian bahan baku.

5. Pelaporan yang dibuat telah memuat informasi yang dibutuhkan manajemen untuk pengambilan keputusan.


(18)

Meskipun masih terdapat beberapa kelemahan di beberapa fungsi organisasi, hal ini dapat diatasi apabila sistem akuntansi pembelian dilaksanakan dengan baik.

Tujuan sistem akuntansi pembelian dalam perusahaan telah tercapai, jika:

1. Kegiatan produksi telah berjalan lancar, tanpa adanya kendala mengenai kebutuhan bahan baku.

2. Secara rata-rata jumlah persediaan bahan baku di gudang berada di titik yang cukup efektif sesuai dengan kebijakan perusahaan. Hal tersebut untuk menghindari kekurangan maupun kelebihan bahan baku.

3. Persediaan bahan baku sebagai salah satu harta perusahaan yang cukup besar nominalnya disimpan dengan cukup aman, baik dalam penyimpanannya maupun terhadap pihak- pihak yang hendak melakukan kecurangan.

Sedangkan untuk menunjang pelaksanaan sistem akuntansi pembelian yang memadai perusahaan memberikan kebijakan dan peraturan bagi bagian pembelian dalam melaksanakan fungsinya sebagai berikut:

1. Mencari supplier yang mampu menyediakan bahan baku dengan kualitas yang baik dan dengan kapasitas kuantiti yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. 2. Harus membuat Laporan Perbandingan Harga minimal 2 atau 3 supplier dengan

reputasi yang baik.

3. Untuk pembelian bahan baku, terlebih dahulu harus membuat kontrak pembelian dalam hal harga, kuantitas, dan waktu pengiriman.

4. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pembelian dari setiap departemen yang membutuhkan barang.


(19)

5. Khusus untuk pembelian aktiva tetap (investasi) harus mendapat otorisasi dari Direksi dengan membawa rekomendasi dari manager sebagai masukan masalah keuangannya.

6. Bertanggung jawab atas semua yang tertulis di Purchase Order atas kebenaran dan kejelasannya serta syarat pembayarannya harus menguntungkan bagi perusahaan.

Bagian pembelian bahan baku dalam suatu perusahaan dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas bahan baku pada saat dibutuhkan disertai dengan harga yang berlaku. Pengawasan untuk fungsi ini penting, karena menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan baku kedalam pabrik.

Hampir semua pabrik selalu memerlukan persediaan barang, baik bahan mentah maupun bahan jadi. Persediaan merupakan aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha, atau persediaan barang dalam proses produksi atau bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.

PT ERRESA PERDANA TEXTILE MILLS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil, mengolah bahan baku benang menjadi produk jadi seperti: denim, cordoroy, dan lain-lain. Jika pengendalian pembelian bahan baku yang dilakukan tidak tepat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, terjadinya harga beli yang terlalu tinggi akibat adanya sistem pemasok tunggal tanpa tender, pembelian persediaan melebihi kebutuhan, kualitas dan kuantitas barang yang diterima tidak sesuai dengan persyaratan dokumen order pembelian. Ketidaktepatan waktu


(20)

pengadaan bahan baku juga sering terjadi sehingga menimbulkan kemacetan pada proses produksi dan jika jumlah persediaan terlalu kecil bisa mengakibatkan :

1. Terganggunya proses produksi sehingga produk jadi akan terlambat sampai kepada konsumen, sehingga keuntungan dapat hilang.

2. Terlalu sering dilakukan pemesanan bahan sehingga perusahaan harus banyak mengeluarkan biaya pemesanan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI” pada PT Erresa Perdana Textile Mills di Bandung.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dalam perusahaan ?

2. Bagaimana efektivitas proses produksi dalam perusahaan ?

3. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku dengan efektivitas proses produksi ?

1.3 Maksud dan tujuan penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data dan informasi yang berkenaan dengan pengendalian intern


(21)

pembelian bahan baku dengan efektivitas proses produksi. Data serta informasi tersebut merupakan bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan program sarjana akuntansi pada UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan bagaimana peranan sistem informasi akuntansi pembelian

bahan baku di dalam perusahaan.

2. Untuk menjelaskan sejauh mana efektivitas proses produksi di dalam perusahaan. 3. Untuk menjelaskan peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

terhadap efektivitas proses produksi di dalam perusahaan.

1.4 Kegunaan hasil penelitian

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna dalam menambah pengetahuan pembaca khususnya dalam bidang sistem informasi akuntansi dan pengendaliannya serta dapat disajikan sebagai referensi bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Aspek Praktis

Hasil penelitian dapat berguna sebagai masukan maupun informasi bagi perusahaan, sehingga diharapkan dapat menjadi suatu tolok ukur serta sebagai


(22)

bahan pertimbangan untuk mengevaluasi pengendalian intern pembelian bahan baku dangan efektivitas proses produksi di masa yang akan datang.

1.5 Kerangka pemikiran

Dalam perkembangannya suatu perusahaan dituntut untuk melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efisien dalam rangka mendukung pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui sejauh mana suatu kegiatan telah dijalankan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku dan dilaksanakan secara efektif maka perlu dilakukan suatu pengendalian yang baik.

Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Maka dapat dikatakan efektivitas pembelian bahan baku berarti tersedianya bahan baku secara memadai, baik dalam kuantitas maupun kualitas, sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk kelancaran proses produksi.

Persediaan bahan baku yang terlalu banyak yang melebihi kebutuhan akan menimbulkan biaya yang tinggi dalam penyimpanan barang, sebaliknya tidak tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi akan berkurang dan hal ini secara tidak langsung akan menghambat kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu persediaan bahan baku dalam perusahaan industri perlu diatur sedemikian rupa sehingga bahan baku dapat selalu tersedia dalam jumlah yang cukup besar.

Untuk itu perusahaan harus menerapkan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku terhadap efektivitas proses produksi yang baik pula, sehingga dapat


(23)

mengamankan persediaan yang dibeli, menyajikan data aktivitas pembelian yang dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha yang berkaitan dengan aktivitas pembelian, dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen dalam bidang pembelian.

Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan orang, catatan-catatan, dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi data keuangan mereka karena setiap perusahaan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda pula. Menurut Hansen dan Mowen (2000:31), sistem itu sendiri memiliki arti: “seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan yang melakukan satu atau lebih proses untuk mencapai tujuan-tujuan khusus.”

Informasi akuntansi suatu perusahaan merupakan salah satu bagian terpenting dari informasi-informasi yang diperlukan manajemen. Informasi akuntansi dapat dimanfaatkan manajemen atau pihak lain untuk mengambil keputusan. Sistem informasi akuntansi diperlukan untuk diterapkan didalam perusahaan sebagai alat pengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam perusahaan. Secara operasional, sistem informasi akuntansi menggunakan proses-proses bentuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan dari keseluruhan sistem. Keluaran tersebut berupa informasi yang diterapkan manajemen dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang diterimanya. Manajemen organisasi perusahaan menerima informasi ini dan memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Kita ketahui bahwa persediaan bahan baku merupakan bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi, adapun pengertian persediaan menurut PSAK No.14, 2002 adalah:


(24)

1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Selanjutnya pembelian bahan baku harus dikendalikan secara tepat dengan pengendalian internal yang baik agar dapat dicapai tingkat persediaan yang ekonomis. Mulyadi (2001:163) menyatakan bahwa:

“Pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalaan data akuntansi, mendorong efisiensi dan efektivitas serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”

Bagian pembelian harus dipimpin oleh seorang direktur pembelian, dialah yang menerima penawaran barang dan dia juga mengetahui persediaan barang masih ada, dia mengenal situasi pasar dan harga yang berlaku. Masalah yang dihadapi bagian pembelian:

1. Memiliki pengetahuan mengenai barang yang dibutuhkan

Karena pekerjaan ini dilakukan secara terus menerus, bagian pembelian harus benar-benar sudah ahli mengenai jenis dan mutu barang yang dibutuhkan. Dia harus bekerja sama dengan teknisi pabrik yang membutuhkan barang.

2. Kebijaksanaan pembelian

Jika harga cenderung naik, bagian pembelian harus mengetahui dan mungkin perlu membeli banyak dan mengadakan persediaan, sebaliknya jika terdapat kecenderungan harga turun, dia harus mengetahui berapa jumlah korting yang dapat diperoleh jika membeli dalam jumlah partai besar.


(25)

3. Proses produksi dan prosedur pengawasan

Yang dimaksud dengan proses produksi, menurut Buchari Alma (1998:217), sebagai berikut:

“Proses mengkoordinasi manusia dan mesin untuk menciptakan bentuk dari bahan baku menjadi barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.”

Mengenai Efektivitas R.A Supriyono (2001:25) menyatakan sebagai berikut: “Efektivitas adalah Hubugan antara keluaran pusat pertanggung jawaban dengan tujuannya. Semakin besar kontribusi keluaran suatu pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut.”

Tanpa adanya perencanaan yang matang maka kemungkinan akan terjadi penyimpangan dalam proses produksi yang berakibat konsumen kecewa akan hasil produksi perusahaan, baik dalam kualitas, model, kuantitas maupun ketepatan waktu penerimaan barang dan jasa. Pengertian produksi menurut Murti Sumarni-John Soeprihanto (1999:205) adalah:

“Semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia.”

Pengertian proses produksi menurut Murti Sumarni-John Soeprihanto (1999:206) adalah:

“Cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada.”

Proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara serentak. Faktor-faktor yang menentukan jumlah produksi adalah penjualan,


(26)

sediaan awal, dan sediaan akhir. Perusahaan pada umumnya menghindari volume produksi yang berfluktuasi, karena alasan ekonomi:

1. Disamping menimbulkan keresahan sosial, pemberhentian karyawan mengharuskan perusahaan membayar uang pesangon.

2. Penerimaan karyawan baru ketika volume produksi meningkat juga mahal, kerana karyawan baru memerlukan pelatihan.

3. Hasil produksi karyawan baru mungkin tidak memenuhi standar, sehingga produk memerlukan pengerjaan ulang.

Untuk menghindari hal tersebut diatas maka dalam pelaksanaan proses produksi tersebut harus dilakukan secara efektif, yang menunjukkan perbandingan antara keluaran (output) dan tujuan serta berkemampuan untuk mengerjakan yang benar.

Jadi untuk menghindari kerugian perusahaan yang diakibatkan oleh terhentinya proses produksi akibat kekurangan bahan baku dapat disusun suatu pengendalian intern pembelian bahan baku yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses produksi dengan memperhatikan tingkat perencanaan persediaan yang harus ada serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

1.6 Metodologi penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus yaitu mengamati aspek tertentu secara spesifik untuk memperoleh data primer maupun data sekunder, sehingga


(27)

diperoleh jawaban mengenai objek penelitian yaitu peranan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku terhadap efektivitas proses produksi.

Dalam penelitian ini dibutuhkan data primer dan sekunder yang sesuai dengan permasalahan yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dari data yang dikumpulkan dapat dilakukan analisa berdasarkan teori- teori yang didapat dan ditarik kesimpulan.

Penulis berusaha memperoleh data primer mengenai keadaan yang sebenarnya dengan melihat fakta-fakta yang ada. Setelah itu dari data yang diperoleh dilakukan analisa dan interprestasi data dengan berdasarkan beberapa sumber teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penulis mengadakan penelitian secara langsung pada PT ERRESA PERDANA TEXTILE MILLS di BANDUNG yang menjadi objek penelitian untuk memperoleh data primer. Kegiatan yang dilakukan adalah:

a). Wawancara

penulis melakukan wawancara langsung dengan pejabat yang berwenang dalam mengelola dan pengendalian pembelian bahan baku untuk meyakinkan penulis mengenai kebijaksanaan pembelian bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan.

b). Pengamatan

penulis melihat secara langsung bahan baku yang dimiliki perusahaan, melihat bagaimana perusahaan menentukan pengendalian bahan baku,


(28)

mempelajari dokumentasi-dokumentasi perusahaan yaitu mengenai pencatatan-pencatatan pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sebagai landasan teoritis dalam analisis selanjutnya. Dengan cara mempelajari literatur-literatur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah guna mendapat landasan teori sebagai dasar bagi penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

1.7 Tempat dan waktu penelitian

Untuk memperoleh data objektif yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT ERRESA PERDANA TEXTILE MILLS BANDUNG yang berlokasi di Cisirung-Pala sari, Jln M.Toha Km 6,7 Bandung.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku memiliki peranan terhadap efektivitas proses produksi. Kesimpulan ini dapat didukung dengan:

1. PT Eressa Perdana Textile Mills telah menerapkan sistem akuntansi pembelian bahan baku yang memadai, hal tersebut dibuktikan dengan :

a) Diterapkannya formulir yang memadai untuk kebutuhan perusahaan misalnya Bon Permintaan Barang, Bukti Pembelian Barang, Kartu Persediaan Barang, Bon Permintaan Pengeluaran Barang, Bukti Pengeluaran Benang, Bukti Penerimaan Benang, Bukti Penerimaan Kas, Surat Pengiriman.

b) Dilakukannya catatan-catatan yang memadai untuk penyusunan laporan keuangan yang ada.

c) Diterapkan prosedur pembelian yang dapat menunjang efektivitas proses produksi.

d) Adanya laporan yang berkaitan dengan aktivitas yang memadai.

2. Sistem informasi pembelian bahan baku telah dilaksanakan dengan baik dimana manajemen sangat menyadari pentingnya keandalan informasi akuntansi


(30)

3. Pemantauan pembelian bahan baku telah dilakukan melalui pemeriksaan dokumen maupun pemantauan fisik persediaan bahan baku melalui stock opname.

4. Pada perusahaan industri bahan baku merupakan unsur utama dalam proses produksi, selain itu bahan baku merupakan harta perusahaan yang perlu diamankan karena jika tidak dapat terjadi penyalahgunaan atau terjadi penyelewengan dalam pemakaian bahan baku tersebut. Jika hal tersebut terjadi maka kegiatan produksi perusahaan dapat terhambat dan tujuan perusahaan tidak dapat tercapai.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi perusahaan antara lain:

1. Sebaiknya melakukan perhitungan pembelian barang secara lebih mendetail dengan pertimbangan berbagai pihak yang terkait atas pemesanan bahan baku agar efektivitas proses produksi dapat tercapaui secara optimal.

2. Sebaiknya dilakukan evaluasi pada pemasok secara rutin per beberapa bulan. Evaluasi dilakukan dengan cara menganalisa mengenai harga dan kuantitas yang ada dari pemasok- pemasok yang ada sehingga dapat ditinjau efektivitas dan efisiensi untuk memenuhi target perusahaan.

3. Sebaiknya ada tindak lanjut atau sanksi apabila supplier tidak melakukan keterlambatan waktu dan pengiriman.


(31)

4. Dari hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dibentuknya suatu bagian committe audit yang kompeten dan independen untuk mmengawasi kelancaran pelaksanaan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya dan untuk mempermudah pencapaian tujuan perusahaan di setiap bagian.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Al Haryono Jusuf., 2002, Auditing II Cetakan Pertama, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Arif Suadi, 1997, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Buchari Alma DR. H., 1998, Sistem Informasi Akuntansi, Cetakan 7, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Cushing, Barry E. ,1992, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Davis Gordon B., 1994, Sistem Pengendalian Manajemen. Bagian Pertama. Penerbit Pustika Binawan Pressindo.

Hansen dan Mowen, 2000, Manajemen Biaya I, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Emban Patria, Jakarta.

Hongren. ef al., 1997, Akuntansi Di Indonesia, Alih bahasa oleh Elly Idawati, Penerbit Salemba Emban Patria. Jakarta.

La Midjan dan Azhar Susanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I, Pendekatan Manual Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi kedelapan, Penerbit Lingga Jaya, Bandung.


(33)

La Midjan dan Azhar Susanto, 2003, Sistem Informasi Akuntansi II, Pendekatan Sistem Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi kedelapan, Penerbit Lingga Jaya, Bandung.

Mc. Leod Jr, Raymond, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Edisi ketujuh. Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Mulyadi. 1992, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.

Mulyadi. 2002, Auditing I, Edisi keenam, Penerbit Salemba Emban Patria, Jakarta.

Mulyadi. ,2003, Activity-Based Cost System, Sistem Informasi Biaya Untuk Pengurangan Biaya, Edisi keenam, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Supriyono R.A, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sofyan Assauri, 1993, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi keempat, Penerbit FEUI. Jakarta.

Sofyan Safry Harahap, 2001, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Stoner, James AF., 1996, Manajemen II, Alih bahasa oleh Alexander Sindoro, Edisi Asli, Penerbit Prenhalllindo, Jakarta.

Suwardjono, 2003, Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem, Edisi ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(34)

Welsch, Glenn A, ef al., 1995, Budgeting, Diterbitkan oleh Annasidih, Edisi Pertama. Penerbit Bumi Aksara, Bandung.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku memiliki peranan terhadap efektivitas proses produksi. Kesimpulan ini dapat didukung dengan:

1. PT Eressa Perdana Textile Mills telah menerapkan sistem akuntansi pembelian bahan baku yang memadai, hal tersebut dibuktikan dengan :

a) Diterapkannya formulir yang memadai untuk kebutuhan perusahaan misalnya Bon Permintaan Barang, Bukti Pembelian Barang, Kartu Persediaan Barang, Bon Permintaan Pengeluaran Barang, Bukti Pengeluaran Benang, Bukti Penerimaan Benang, Bukti Penerimaan Kas, Surat Pengiriman.

b) Dilakukannya catatan-catatan yang memadai untuk penyusunan laporan

keuangan yang ada.

c) Diterapkan prosedur pembelian yang dapat menunjang efektivitas proses

produksi.

d) Adanya laporan yang berkaitan dengan aktivitas yang memadai.

2. Sistem informasi pembelian bahan baku telah dilaksanakan dengan baik dimana manajemen sangat menyadari pentingnya keandalan informasi akuntansi


(2)

3. Pemantauan pembelian bahan baku telah dilakukan melalui pemeriksaan dokumen maupun pemantauan fisik persediaan bahan baku melalui stock opname.

4. Pada perusahaan industri bahan baku merupakan unsur utama dalam proses produksi, selain itu bahan baku merupakan harta perusahaan yang perlu diamankan karena jika tidak dapat terjadi penyalahgunaan atau terjadi penyelewengan dalam pemakaian bahan baku tersebut. Jika hal tersebut terjadi maka kegiatan produksi perusahaan dapat terhambat dan tujuan perusahaan tidak dapat tercapai.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi perusahaan antara lain:

1. Sebaiknya melakukan perhitungan pembelian barang secara lebih mendetail

dengan pertimbangan berbagai pihak yang terkait atas pemesanan bahan baku agar efektivitas proses produksi dapat tercapaui secara optimal.

2. Sebaiknya dilakukan evaluasi pada pemasok secara rutin per beberapa bulan.

Evaluasi dilakukan dengan cara menganalisa mengenai harga dan kuantitas yang ada dari pemasok- pemasok yang ada sehingga dapat ditinjau efektivitas dan efisiensi untuk memenuhi target perusahaan.

3. Sebaiknya ada tindak lanjut atau sanksi apabila supplier tidak melakukan

keterlambatan waktu dan pengiriman.


(3)

4. Dari hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dibentuknya suatu bagian committe audit yang kompeten dan independen untuk mmengawasi kelancaran pelaksanaan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya dan untuk mempermudah pencapaian tujuan perusahaan di setiap bagian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Al Haryono Jusuf., 2002, Auditing II Cetakan Pertama, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Arif Suadi, 1997, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Buchari Alma DR. H., 1998, Sistem Informasi Akuntansi, Cetakan 7, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Cushing, Barry E. ,1992, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Davis Gordon B., 1994, Sistem Pengendalian Manajemen. Bagian Pertama. Penerbit Pustika Binawan Pressindo.

Hansen dan Mowen, 2000, Manajemen Biaya I, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Emban Patria, Jakarta.

Hongren. ef al., 1997, Akuntansi Di Indonesia, Alih bahasa oleh Elly Idawati, Penerbit Salemba Emban Patria. Jakarta.

La Midjan dan Azhar Susanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I, Pendekatan Manual Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi kedelapan, Penerbit Lingga Jaya, Bandung.


(5)

La Midjan dan Azhar Susanto, 2003, Sistem Informasi Akuntansi II, Pendekatan Sistem Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi kedelapan, Penerbit Lingga Jaya, Bandung.

Mc. Leod Jr, Raymond, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Edisi ketujuh. Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Mulyadi. 1992, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.

Mulyadi. 2002, Auditing I, Edisi keenam, Penerbit Salemba Emban Patria, Jakarta.

Mulyadi. ,2003, Activity-Based Cost System, Sistem Informasi Biaya Untuk Pengurangan Biaya, Edisi keenam, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Supriyono R.A, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sofyan Assauri, 1993, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi keempat, Penerbit FEUI. Jakarta.

Sofyan Safry Harahap, 2001, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Stoner, James AF., 1996, Manajemen II, Alih bahasa oleh Alexander Sindoro, Edisi Asli, Penerbit Prenhalllindo, Jakarta.

Suwardjono, 2003, Akuntansi Pengantar Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem, Edisi ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


(6)

Welsch, Glenn A, ef al., 1995, Budgeting, Diterbitkan oleh Annasidih, Edisi Pertama. Penerbit Bumi Aksara, Bandung.