Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education pada Siswa Kelas XI SMA "X" Bandung.

(1)

Program Magister Psikologi iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Perancangan dan uji coba modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education pada siswa kelas XI SMA “X” Bandung. Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Maksud penelitian ini adalah menguji modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education terhadap siswa kelas XI SMA “X” Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan yang teruji dan dapat memperjelas orientasi masa depan dalam domain higher education siswa kelas XI SMA “X” Bandung yang terukur melalui evaluasi terhadap level reaksi dan learning.

Sampel pada penelitian ini adalah 18 siswa kelas XI SMA “X” Bandung dengan orientasi masa depan dalam domain higher education yang tidak jelas dan cenderung tidak jelas. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner orientasi masa depan dalam domain higher education yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori orientasi masa depan dari Rachel Seginer (2009). Validitas alat ukur berkisar antara 0,33 – 0,70 dan reliabilitas 0,74.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMA “X” Bandung menunjukkan peningkatan kejelasan pada orientasi masa depan dalam domain higher education dan reaksi yang positif terhadap pelatihan. Modul pelatihan ini telah teruji melalui level reaksi dan learning dalam meningkatkan kejelasan orientasi masa depan dalam domain higher education siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

Saran teoretis untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada modul dan LKS sesi satu (motivational) dan melakukan penelitian menggunakan metode time series atau eksperimental. Saran guna laksana untuk siswa kelas XI SMA “X” Bandung diharapkan dapat menerapkan hal-hal yang diperoleh selama pelatihan dan menjalankan action plan yang telah dibuat di akhir pelatihan untuk membantu memilih jurusan di perguruan tinggi. Untuk pihak sekolah terutama tim Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari hasil pelatihan untuk membantu siswa kelas XI SMA “X” Bandung dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.


(2)

Program Magister Psikologi viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Orisinalitas Laporan Penelitian... ii

Lembar Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi... viii

Daftar Bagan ... xii

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2 Identifikasi Masalah ... 9

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1. 3. 1 Maksud Penelitian ... 9

1. 3. 2 Tujuan Penelitian ... 10

1. 4 Kegunaan Penelitian... 10

1. 4. 1 Kegunaan Teoritis ... 10

1. 4. 2 Kegunaan Praktis ... 10


(3)

Program Magister Psikologi ix Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Teori ... 12

2. 1. 1 Orientasi Masa Depan ... 12

2. 1. 1. 1 Pengertian Orientasi Masa Depan ... 12

2. 1. 1. 2 Model Tiga Komponen Orientasi Masa Depan ... 13

2. 1. 1. 3 Domain Higher Education ... 20

2. 1. 2 Teori Perkembangan Remaja ... 20

2. 1. 2. 1 Pengertian dan Batasan Remaja ... 20

2. 1. 2. 2 Ciri-Ciri Masa Remaja ... 21

2. 1. 2. 3 Perubahan-Perubahan pada Masa Remaja ... 22

2. 1. 2. 4 Tugas Perkembangan pada Masa Remaja ... 24

2. 1. 3 Pedoman Umum Merancang Program Pelatihan ... 25

2. 1. 3. 1 Tujuan Pembelajaran dalam Pelatihan ... 27

2. 1. 4 Experiential Learning ... 27

2. 1. 4. 1 Fase-Fase dalam Experiential Learning... 28

2. 1. 4. 2 Tahapan dalam Experiential Learning ... 32

2. 1. 4. 3 Metoda dalam Experiential Learning ... 35

2. 1. 5 Evaluasi Program Pelatihan ... 40

2. 1. 5. 1 Penerapan Model Evaluasi Empat Level ... 41

2. 2 Kerangka Pikir ... 44

2. 3 Asumsi Penelitian... 56


(4)

Program Magister Psikologi x Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Rancangan Penelitian ... 57

3. 2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional ... 58

3. 2. 1 Variabel Penelitian ... 58

3. 2. 2 Definisi Konseptual ... 58

3. 2. 2. 1 Definisi Konseptual Orientasi Masa Depan ... 58

3. 2. 2. 2 Definisi Konseptual Pelatihan Orientasi Masa Depan ... 60

3. 2. 3 Definisi Operasional... 60

3. 2. 3. 1 Definisi Operasional Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education ... 60

3. 2. 3. 2 Definisi Operasional Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education ... 62

3. 3 Alat Ukur ... 63

3. 3. 1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 63

3. 3. 2 Prosedur Pengisian ... 67

3. 3. 3 Sistem Penilaian ... 67

3. 3. 4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 68

3. 3. 5 Evaluasi Program Pelatihan ... 68

3. 4 Validitas dan Reliabilitas ... 69

3. 4. 1 Validitas Alat Ukur ... 69

3. 4. 2 Reliabilitas Alat Ukur ... 70

3. 5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 71


(5)

Program Magister Psikologi xi Universitas Kristen Maranatha

3. 5. 2 Karakteristik Populasi ... 71

3. 5. 3 Teknik Penarikan Sampel ... 71

3. 6 Teknik Analisis Data ... 72

3. 7 Hipotesis Statistik... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran Peserta ... 73

4. 2 Hasil Penelitian ... 74

4. 2. 1 Hasil Penelitian berdasarkan Uji Statistik ... 74

4. 2. 2 Hasil Penelitian berdasarkan Learning Peserta ... 75

4. 2. 3 Hasil Penelitian berdasarkan Reaksi Peserta... 77

4. 3 Pembahasan Hasil Uji Coba Modul Pelatihan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Penelitian ... 90

5. 2 Saran Penelitian ... 91

5. 2. 1 Saran Teoretis ... 91

5. 2. 2 Saran Guna Laksana ... 91

Daftar Pustaka ... 93

Daftar Rujukan ... 94 Lampiran


(6)

Program Magister Psikologi xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Model Tiga Komponen Orientasi Masa Depan Bagan 2. 2 Kerangka Pemikiran


(7)

Program Magister Psikologi xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Tipe Evaluasi menurut Walter & Marks (1981) Tabel 2. 2 Proses Pengukuran dan Pengumpulan Data Evaluasi

Tabel 3. 1 Rancangan Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Alat Ukur Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education

Tabel 3. 3 Sistem Penilaian Item 1-32

Tabel 3. 4 Sistem Penilaian Hopes dan Fears Tabel 3. 5 Kriteria Kelompok

Tabel 3. 6 Aspek Penilaian Evaluasi Program

Tabel 3. 7 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education

Tabel 4. 1 Gambaran Peserta Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik

Tabel 4. 3 Proses Perubahan Proses Learning Tabel 4. 4 Reaksi Peserta secara Keseluruhan


(8)

Program Magister Psikologi xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education Lampiran 1. 2 Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 1. 3 Rundown Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education

Lampiran 1. 4 Tujuan Instruksional Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education

Lampiran 1. 5 Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education

Lampiran 1. 6 Lembar Kerja Siswa/i Lampiran 1. 7 Evaluasi Pelatihan

Lampiran 1. 8 Hasil Uji Statistik Wilcoxon

Lampiran 1. 9 Perubahan Kejelasan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education Sebelum dan Sesudah Pelatihan


(9)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa SMA merupakan masa ketika remaja mulai memikirkan dan memutuskan tentang masa depannya baik mengenai jurusan yang akan diambil di sekolahnya (IPA atau IPS) juga jurusan yang akan diambil untuk menjalani kuliah atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Lewin (1939, dalam Seginer, 2009), bahwa remaja merupakan suatu periode ketika mereka merencanakan, membuat tujuan ideal atau values yang kemudian direalisasikan secara terstruktur dengan adanya ekspektasi tertentu. Dalam hal perkembangan pun, remaja memiliki tugas untuk menyiapkan diri memasuki tahap perkembangan selanjutnya, yaitu dewasa. Masa depan mereka bergantung pada seefektif apakah persiapan mereka untuk memasuki masa dewasa tersebut (Santrock, 2007).

Setiap remaja yang duduk di bangku SMA akan menghadapi periode ini, namun tidak semua remaja yang duduk di bangku SMA memiliki pengetahuan dan pengalaman akan apa yang mereka harus lakukan (http://bataviase.co.id/node/524863, diakses 25 September 2011). Tingkat kesulitan dalam merencanakan masa depan pada periode ini lebih tinggi jika dibandingkan ketika mereka masih TK, SD, SMP ketika peran orang tua jauh lebih besar dalam merencanakan dan menentukan langkah yang akan diambil untuk memasuki tahap selanjutnya. Pada masa SMA ini mereka dituntut untuk


(10)

1

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha lebih mandiri dalam merencanakan masa depannya. Salah satu kesulitan yang mereka alami dalam membuat rencana masa depan dalam bidang pendidikan adalah semakin banyak pilihan jurusan kuliah dan tempat untuk meneruskan jenjang pendidikan mereka. Jenjang pendidikan setelah SMA biasanya memiliki pola yang langsung mendidik untuk serius dalam satu bidang disiplin ilmu (Cindy Maria, 2008). Oleh karena itu remaja SMA diharapkan dapat memilih jurusan di perguruan tinggi yang sungguh-sungguh ingin mereka jalani.

Masalah dalam memilih jurusan di perguruan tinggi ini begitu penting karena dengan berkuliah di jurusan yang mereka pilih nantinya mereka akan melanjutkan tugas mereka untuk bekerja. Idealnya pendidikan yang telah ditempuh sejak TK sampai Perguruan Tinggi menjadi bekal untuk pekerjaan mereka kelak. Walaupun demikian fenomena yang ada sampai saat ini adalah begitu banyak remaja yang sudah berkuliah merasa salah memilih jurusan. Hal tersebut biasanya bermula dari kebingungan remaja SMA dalam memilih jurusan di perguruan tinggi ketika di kelas XII (http://organisasi.org/tolong-aku-bingung-pilih-jurusan-kuliah-setelah-lulus-sekolah, diakses 25 September 2011).

Walaupun sudah banyak fasilitas yang tersedia untuk membantu, namun remaja SMA masih kesulitan untuk memutuskan jurusan di perguruan tinggi yang akan diambil. Pada akhirnya remaja memilih jurusan di perguruan tinggi karena mengikuti teman dekat, dipilihkan oleh orang tua, merupakan jurusan yang sedang banyak diminati, baru dibuka, dianggap paling mudah untuk dijalani, tidak memiliki mata pelajaran yang tidak disukai ketika SMA, dan masih banyak lagi. Demikian halnya ketika ditanyakan kepada para mahasiswa semester awal dari


(11)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha beberapa universitas di Bandung yang merasa salah jurusan. Berdasarkan pengamatan peneliti, fenomena salah jurusan ini berdampak pada masa studi yang lama, banyak mata kuliah yang tidak lulus, nilai kurang memuaskan, jarang masuk kuliah, dan berpindah-pindah jurusan. Semua hal tersebut akan menguras waktu, tenaga, uang, pikiran, dan semangat remaja yang juga akan berdampak pada tugas mereka selanjutnya di tahap dewasa, yaitu bekerja. Masalah yang bermula pada kurangnya perencanaan dalam memilih jurusan memiliki dampak yang luar biasa dan berlanjut dalam tahap perkembangan selanjutnya.

Untuk membantu remaja SMA dalam merencanakan masa depan mereka, khususnya dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi, telah banyak lembaga yang menawarkan jasa untuk membantu remaja dalam memilih perguruan tinggi baik di dalam dan luar negeri. Biro psikologi pun menawarkan jasa pemeriksaan psikologi khususnya tes minat yang dapat membantu remaja SMA dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi. Pihak sekolah pun saat ini memfasilitasi para siswa/i dengan tersedianya layanan Bimbingan Konseling dan berbagai acara yang memberikan informasi tentang berbagai perguruan tinggi dan jurusan pada perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian diharapkan remaja SMA dapat lebih siap dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

SMA “X” merupakan salah satu sekolah swasta favorit di Bandung yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun dan memiliki cabang baik di dalam maupun di luar kota Bandung. Saat ini SMA “X” memiliki siswa/i lebih dari 300 orang, setiap angkatan terdiri dari kurang lebih 100 siswa/i. SMA “X” pun sangat memerhatikan masalah pemilihan jurusan pada para siswa/i-nya. Selain memiliki


(12)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha tim Bimbingan Konseling, sekolah pun bekerja sama dengan biro psikologi untuk mengadakan tes bakat dan minat bagi siswa yang membutuhkan. Selain itu setiap tahun sekolah mengadakan Education Fair yang memberi kesempatan pada berbagai institusi pendidikan baik maupun luar negeri untuk memberikan informasi mengenai institusi mereka dan berbagai jurusan yang ada. Fasilitas tersebut diharapkan dapat membantu para siswa/i dalam memberikan informasi mengenai perguruan tinggi dan jurusan-jurusannya, namun tidak sedikit siswa/i yang masih mengalami kebingungan dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

Berdasarkan survei terhadap 115 siswa/i kelas XII SMA “X” Bandung diperoleh hasil bahwa seluruh siswa/i (100%) berminat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebanyak 65 siswa/i kelas XII SMA “X” Bandung lebih memikirkan tentang jurusan di perguruan tinggi yang akan mereka pilih, sedangkan sebanyak 49 siswa/i lebih memikirkan tentang Ujian Akhir Kelulusan baik dari Negara maupun Sekolah. Sebanyak 88 siswa/i masih bingung dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Sebanyak 20 siswa/i sudah memastikan pilihan jurusan di perguruan tinggi dan sebanyak 7 orang masih memiliki lebih dari satu alternatif jurusan perguruan tinggi yang mungkin akan dipilih.

Kebingungan yang dialami para siswa/i kelas XII SMA “X” Bandung bukan karena kurangnya informasi tentang perkuliahan, melainkan tidak tahu mau memilih jurusan apa dari sekian banyak pilihan yang ada. Para siswa/i belum memiliki perencanaan untuk masa depannya sehingga tidak tahu mau mengambil langkah apa untuk saat ini. Perencanaan masa depan oleh Seginer (2009) disebut


(13)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha sebagai orientasi masa depan. Orientasi masa depan adalah “model masa depan” seseorang yang menjadi dasar dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan dan membuat komitmen, dan maka dari itu membimbing jalan perkembangan seseorang (Bandura, 2001; Nurmi, 1991; Seginer, 2003; Trommsdorff, 1986 dalam International Association for Cross-Cultural Psychology. 2003. Adolescent Future Orientation: An Integrated Cultural and Ecological Perspective. Online Readings in Psychology and Culture. Unit 6, Subunit 1, Article 5: 3. http://scholarworks.gvsu.edu/orpc/vol6/iss1/5, diakses 26 Oktober 2011). Orientasi masa depan memiliki tiga komponen, yaitu Motivational, Cognitive Representation, dan Behavioral. Masing-masing komponen terdiri lagi dari dua sampai tiga sub-komponen (Seginer, 2009).

Komponen yang pertama, Motivational memiliki tiga sub-komponen yaitu, Value, Expectance, dan Control. Komponen kedua, Cognitive Representation memiliki dua sub-komponen yaitu, Hopes dan Fears. Komponen ketiga, Behavioral memiliki dua sub-komponen yaitu Exploration dan Commitment (Seginer, 2009). Komponen Motivational mendorong siswa kelas XI SMA “X” Bandung untuk membuat perencanaan masa depan yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai dan dihindari (Cognitive Representation) dan menggerakkan diri ke dalam bentuk perilaku (Behavioral) untuk mencari informasi mengenai jurusan kuliah dan berkomitmen dalam menjalani perencanaan masa depannya.

Fenomena pemilihan jurusan kuliah yang dialami siswa kelas XI SMA “X” Bandung termasuk ke dalam orientasi masa depan dalam domain higher education. Domain ini berisikan tema mengenai masuknya individu ke jenjang perguruan


(14)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha tinggi. Sama halnya dengan apa yang sedang dialami oleh siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

Orientasi masa depan ini memerlukan proses dalam upaya pencapaiannya. Oleh karena itu siswa kelas XI SMA “X” Bandung diharapkan sudah mulai merancang masa depan mereka. Hal tersebut sejalan dengan fenomena perguruan tinggi yang sudah membuka pendaftaran untuk kuliah sejak mereka masih menjalani semester 1 di kelas XII. Siswa/i harus semakin cepat dalam merencanakan masa depan mereka. Jika pada kelas X mereka sedang menghadapi penjurusan IPA/IPS, di kelas XI mereka mulai dihadapkan pada pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Para siswa/i yang memiliki orientasi masa depan yang jelas akan lebih mudah dalam memilih jurusan karena mereka sudah memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Kuesioner orientasi masa depan dalam domain higher education disusun oleh peneliti berdasarkan teori orientasi masa depan dari Rachel Seginer (2009) yang diberikan kepada 139 siswa kelas XI SMA “X” Bandung. Berdasarkan kuesioner tersebut diperoleh data bahwa tiga siswa kelas XI SMA “X” Bandung memiliki orientasi masa depan dalam domain higher education yang tidak jelas, 39 siswa kelas XI SMA “X” Bandung memiliki orientasi masa depan dalam domain higher education yang cenderung tidak jelas, 70 siswa kelas XI SMA “X” Bandung memiliki orientasi masa depan dalam domain higher education yang cenderung jelas, dan 27 siswa kelas XI SMA “X” Bandung memiliki orientasi masa depan dalam domain higher education yang jelas.


(15)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Berbagai penelitian mengenai orientasi masa depan terhadap siswa/i SMA di kelas X, XI, dan XII telah dilakukan menggunakan teori orientasi masa depan dari Nurmi (1989). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Seginer (2009) yang juga bersama-sama dengan Nurmi (1989) mengembangkan teori orientasi masa depan. Keduanya memiliki kerangka berpikir yang sama, namun memakai istilah-istilah yang berbeda. Seginer (2009) dibantu para kolega dan mahasiswanya banyak melakukan penelitian (1986-2008) di beberapa daerah seperti Arab, Israel, Yerusalem, dan Palestina. Penelitian yang dilakukan Seginer sebagian besar bersifat sosial budaya. Seginer banyak melihat dan membandingkan orientasi masa depan pada daerah dan suku tertentu. Selain itu, Seginer (2009) membagi orientasi masa depan menjadi beberapa domain. Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan hasil penelitiannya terhadap remaja. Setiap domain memiliki tema tertentu yang dikelompokkan dari hopes dan fears para remaja.

Beberapa penelitian mengenai orientasi masa depan adalah penelitian dari Cindy Maria (2008) mengenai Perancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada Siswa/i Kelas 1 SMA “X” Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya, rancangan modul pelatihan orientasi masa depan dalam bidang pendidikan efektif diberikan untuk siswa/i kelas 1 SMA “X” Bandung dengan karakteristik positif yang menunjang ditinjau dari segi tuntutan situasi, kematangan kognitif, social learning dan proses interaksi yang dialami oleh peserta. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan tersebut dapat


(16)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha meningkatkan pengetahuan tentang orientasi masa depan mereka dalam bidang pendidikan.

Penelitian berikutnya adalah Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Remaja SMA yang Tinggal di Panti Asuhan X Bandung oleh Maria Ratna Indah (2008). Berdasarkan hasil penelitiannya, terjadi perubahan pola pikir responden dari yang semula tidak jelas menjadi jelas mengenai pentingnya memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan. Ini tampak dari bertambahnya pengetahuan serta adanya kesadaran responden untuk mulai menentukan jenis pekerjaan secara spesifik dan mereka mulai belajar untuk membuat perencanaan tentang pekerjaan tersebut. Modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan ini dinilai positif oleh responden, baik dari segi isi, materi, metode, instruktur/fasilitator dan fasilitas.

Penelitian berikutnya yang terbaru adalah Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X di Kota Bandung dari Fundianto (2011) dan Eko Widyanto Putro (2011) mengenai Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah Tahanan X Bandung. Berdasarkan hasil penelitian mereka, terjadi peningkatan baik pengetahuan maupun kejelasan orientasi masa depan pada responden yang dapat dilihat dari aspek-aspek orientasi masa depan. Rancangan modul pelatihan orientasi yang digunakan pun secara umum mendapat reaksi yang positif dari responden dan dapat digunakan untuk meningkatkan kejelasan orientasi masa depan responden.


(17)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Metode pelatihan yang bermanfaat dan menarik seperti yang telah dilakukan dalam beberapa penelitian sebelumnya diharapkan sesuai jika diberikan kepada siswa kelas XI SMA “X” Bandung. Hal tersebut dikarenakan fenomena yang terjadi pada siswa kelas XI SMA “X” Bandung memunculkan suatu kebutuhan untuk diadakannya pelatihan yang dapat membantu mereka dalam meningkatkan motivasi, kemampuan untuk membuat perencanaan, dan mengeksplorasi serta berkomitmen terhadap masa depan mereka. Ketiga hal tersebut dapat berubah jika siswa kelas XI SMA “X” Bandung memperoleh pengetahuan baru dari lingkungannya. Selain itu pentingnya orientasi masa depan pada tahap remaja ini lah yang semakin memperkuat perlunya siswa kelas XI SMA “X” Bandung untuk merancang masa depan mereka sebagai langkah ke tahap perkembangan selanjutnya.

1. 2 Identifikasi Masalah

Apakah modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education dapat meningkatkan orientasi masa depan terhadap siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. 3. 1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menguji modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education terhadap siswa kelas XI SMA “X” Bandung.


(18)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1. 3. 2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education yang teruji dan dapat memperjelas orientasi masa depan dalam domain higher education siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

1. 4 Kegunaan Penelitian 1. 4. 1 Kegunaan Teoretis

 Untuk menambah informasi bagi bidang ilmu Psikologi terutama Psikologi Pendidikan mengenai teori orientasi masa depan.

 Untuk memperdalam pemahaman dalam menyusun modul-modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education.

Untuk memberikan informasi bagi penelitian dengan topik serupa.

1. 4. 2 Kegunaan Praktis

Pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa kelas XI SMA “X” Bandung dalam hal memotivasi diri, menyusun perencanaan, mengeksplorasi dan berkomitmen terhadap proses pemilihan jurusan di perguruan tinggi siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

Pemahaman mengenai orientasi masa depan dalam domain higher education dapat membantu sekolah, terutama tim Bimbingan dan Konseling untuk memahami sisi internal yang menghambat proses


(19)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha pemilihan jurusan di perguruan tinggi siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

Pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan siswa kelas XI SMA “X” Bandung oleh praktisi pendidikan dan trainer untuk membantu dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

1. 5 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian One Group Pre-Post Test Design. Pre-Post Test Design menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum dan sesudah intervensi dilakukan (Graziano & Laurin, 2000). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu sampel diambil dari unit populasi yang ada pada saat penelitian dan semua individu yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Pengukuran orientasi masa depan dalam domain higher education dilakukan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Seginer (2009). Hasil pengukuran sebelum dan sesudah diberikan pelatihan akan dibandingkan dengan menggunakan uji beda nonparametrik Wilcoxon untuk melihat apakah terjadi peningkatan kejelasan orientasi masa depan sebelum dan sesudah pelatihan.


(20)

90

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan Penelitian

1. Modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education dapat meningkatkan orientasi masa depan dalam domain higher education siswa

kelas XI SMA “X” Bandung.

2. Setelah mengikuti pelatihan, sebagian besar peserta pelatihan mengalami peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain higher education dari tidak jelas dan cenderung tidak jelas menjadi cenderung jelas dan jelas. 3. Setelah mengikuti pelatihan, komponen motivational meningkat pada derajat

cenderung jelas dan jelas. Komponen cognitive representation meningkat pada derajat cenderung jelas. Komponen behavioral juga mengalami peningkatan pada derajat cenderung jelas dan jelas.

4. Materi yang diberikan dalam sesi satu (motivational) lebih sulit dipahami oleh peserta. Hal ini terlihat ketika peserta mengerjakan LKS sesi satu, namun dengan bantuan fasilitator peserta dapat mengerjakan LKS tersebut.

5. Metode penyampaian berupa games dan video klip dianggap lebih menyenangkan dan mudah dipahami maknanya. Sebagian besar peserta menganggap sesi tiga (behavioral) sebagai sesi yang paling bermanfaat dan menarik.

6. Sebagian besar peserta menunjukkan reaksi positif terhadap pelatihan, trainer, dan fasilitator. Reaksi positif ini mendukung proses learning dalam pelatihan


(21)

91

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang memfasilitasi terjadinya peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain higher education.

5. 2 Saran Penelitian 5. 2. 1 Saran Teoretis

Untuk peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut disarankan:

1. Meneliti efektivitas pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education.

2. Melakukan revisi modul sesi satu (motivational) dengan memperjelas pengertian sub-komponen (value, cognitive representation, dan behavioral) dari komponen motivational dan memberikan instruksi pengerjaan pada Lembar Kerja Siswa sesi satu.

3. Melakukan post-test kurang lebih satu bulan setelah pelatihan supaya peserta dapat melakukan exploration dan commitment dalam rangka memilih jurusan di perguruan tinggi.

4. Melakukan penelitian dengan metode time series agar dapat diketahui efek pelatihan dalam jangka waktu tertentu atau metode eksperimental agar dapat diketahui secara lebih mendalam efek pelatihan terhadap peserta.

5. 2. 2 Saran Guna Laksana

1. Untuk siswa kelas XI SMA “X” Bandung diharapkan dapat menerapkan hal-hal yang diperoleh selama pelatihan dan menjalankan action plan yang telah


(22)

92

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dibuat di akhir pelatihan untuk membantu memilih jurusan di perguruan tinggi.

2. Untuk pihak sekolah terutama tim Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari hasil pelatihan untuk membantu siswa kelas XI SMA “X” Bandung dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

3. Untuk praktisi pendidikan dan trainer dapat melakukan revisi dan uji coba kembali modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education ini.


(23)

Program Magister Psikologi 93 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Graciano, Anthony M., Michael L. Raulin. 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, Fourth Edition. United States of America: Allyn & Bacon, A Pearson Education Company.

International Association for Cross-Cultural Psychology. 2003. Adolescent Future Orientation: An Integrated Cultural and Ecological Perspective. Online Readings in Psychology and Culture. Unit 6, Subunit 1, Article 5: 3. http://scholarworks.gvsu.edu/orpc/vol6/iss1/5, diakses 26 Oktober 2011.

Johnson, David W. 1975. Joining Together. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Kirkpatrick, Donald. 2006. Evaluating Training Programs, The Four Level Third Edition. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, a Handbook of Technique Design, Case Example and Tips. New York: University Press.

Santrock, John W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Seginer, Rachel. 2009. Future Orientation Developmental and Ecological Perspectives. New York: Springer.

Siegel, Sidney. 1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suliyono, Joko. 2012. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala.

Walter & Marks. 1981. Experiential Learning and Change: Theory Design and Practice. New York: John Wiley & Sons.

Weight, Albert. Participative Education and The Inevetable Revolution. 1970. Journal of Creative Behavior.Vol 4. No 4: 234-282.


(24)

Program Magister Psikologi 94 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Fundianto. 2011. Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X di Kota Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Hardianto, Yoga. 2012. Uji Coba Modul Pelatihan Self-Regulation Fase

Forethought Bidang Akademik untuk Siswa Kelas XII di SMA “X” Bandung.

Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

http://bataviase.co.id/node/524863, diakses 25 September 2011.

http://organisasi.org/tolong-aku-bingung-pilih-jurusan-kuliah-setelah-lulus-sekolah, diakses 25 September 2011.

Indah, Maria Ratna. 2008. Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Remaja SMA yang Tinggal di Panti Asuhan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Maria, Cindy. 2008. Perancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada Siswa-siswi Kelas 1 SMA “X” Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Putro, Eko Widyanto. 2011. Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah Tahanan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.


(1)

pemilihan jurusan di perguruan tinggi siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

Pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan siswa kelas XI SMA “X” Bandung oleh praktisi pendidikan dan trainer untuk membantu dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

1. 5 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian One Group Pre-Post Test Design. Pre-Post Test Design menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum dan sesudah intervensi dilakukan (Graziano & Laurin, 2000). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu sampel diambil dari unit populasi yang ada pada saat penelitian dan semua individu yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Pengukuran orientasi masa depan dalam domain higher education dilakukan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Seginer (2009). Hasil pengukuran sebelum dan sesudah diberikan pelatihan akan dibandingkan dengan menggunakan uji beda nonparametrik Wilcoxon untuk melihat apakah terjadi peningkatan kejelasan orientasi masa depan sebelum dan sesudah pelatihan.


(2)

90

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan Penelitian

1. Modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education dapat meningkatkan orientasi masa depan dalam domain higher education siswa kelas XI SMA “X” Bandung.

2. Setelah mengikuti pelatihan, sebagian besar peserta pelatihan mengalami peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain higher education dari tidak jelas dan cenderung tidak jelas menjadi cenderung jelas dan jelas. 3. Setelah mengikuti pelatihan, komponen motivational meningkat pada derajat

cenderung jelas dan jelas. Komponen cognitive representation meningkat pada derajat cenderung jelas. Komponen behavioral juga mengalami peningkatan pada derajat cenderung jelas dan jelas.

4. Materi yang diberikan dalam sesi satu (motivational) lebih sulit dipahami oleh peserta. Hal ini terlihat ketika peserta mengerjakan LKS sesi satu, namun dengan bantuan fasilitator peserta dapat mengerjakan LKS tersebut.

5. Metode penyampaian berupa games dan video klip dianggap lebih menyenangkan dan mudah dipahami maknanya. Sebagian besar peserta menganggap sesi tiga (behavioral) sebagai sesi yang paling bermanfaat dan menarik.

6. Sebagian besar peserta menunjukkan reaksi positif terhadap pelatihan, trainer, dan fasilitator. Reaksi positif ini mendukung proses learning dalam pelatihan


(3)

yang memfasilitasi terjadinya peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain higher education.

5. 2 Saran Penelitian 5. 2. 1 Saran Teoretis

Untuk peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut disarankan:

1. Meneliti efektivitas pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education.

2. Melakukan revisi modul sesi satu (motivational) dengan memperjelas pengertian sub-komponen (value, cognitive representation, dan behavioral) dari komponen motivational dan memberikan instruksi pengerjaan pada Lembar Kerja Siswa sesi satu.

3. Melakukan post-test kurang lebih satu bulan setelah pelatihan supaya peserta dapat melakukan exploration dan commitment dalam rangka memilih jurusan di perguruan tinggi.

4. Melakukan penelitian dengan metode time series agar dapat diketahui efek pelatihan dalam jangka waktu tertentu atau metode eksperimental agar dapat diketahui secara lebih mendalam efek pelatihan terhadap peserta.

5. 2. 2 Saran Guna Laksana

1. Untuk siswa kelas XI SMA “X” Bandung diharapkan dapat menerapkan hal-hal yang diperoleh selama pelatihan dan menjalankan action plan yang telah


(4)

92

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

dibuat di akhir pelatihan untuk membantu memilih jurusan di perguruan tinggi.

2. Untuk pihak sekolah terutama tim Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari hasil pelatihan untuk membantu siswa kelas XI SMA “X” Bandung dalam memilih jurusan di perguruan tinggi.

3. Untuk praktisi pendidikan dan trainer dapat melakukan revisi dan uji coba kembali modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain higher education ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Graciano, Anthony M., Michael L. Raulin. 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, Fourth Edition. United States of America: Allyn & Bacon, A Pearson Education Company.

International Association for Cross-Cultural Psychology. 2003. Adolescent Future Orientation: An Integrated Cultural and Ecological Perspective. Online Readings in Psychology and Culture. Unit 6, Subunit 1, Article 5: 3. http://scholarworks.gvsu.edu/orpc/vol6/iss1/5, diakses 26 Oktober 2011.

Johnson, David W. 1975. Joining Together. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Kirkpatrick, Donald. 2006. Evaluating Training Programs, The Four Level Third Edition. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, a Handbook of Technique Design, Case Example and Tips. New York: University Press.

Santrock, John W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Seginer, Rachel. 2009. Future Orientation Developmental and Ecological Perspectives. New York: Springer.

Siegel, Sidney. 1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suliyono, Joko. 2012. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala.

Walter & Marks. 1981. Experiential Learning and Change: Theory Design and Practice. New York: John Wiley & Sons.

Weight, Albert. Participative Education and The Inevetable Revolution. 1970. Journal of Creative Behavior.Vol 4. No 4: 234-282.


(6)

Program Magister Psikologi 94 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Fundianto. 2011. Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X di Kota Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Hardianto, Yoga. 2012. Uji Coba Modul Pelatihan Self-Regulation Fase

Forethought Bidang Akademik untuk Siswa Kelas XII di SMA “X” Bandung.

Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

http://bataviase.co.id/node/524863, diakses 25 September 2011.

http://organisasi.org/tolong-aku-bingung-pilih-jurusan-kuliah-setelah-lulus-sekolah, diakses 25 September 2011.

Indah, Maria Ratna. 2008. Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Remaja SMA yang Tinggal di Panti Asuhan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Maria, Cindy. 2008. Perancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada Siswa-siswi Kelas 1 SMA “X” Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Putro, Eko Widyanto. 2011. Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah Tahanan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.