Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career pada Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Komputer & ELektronika di Institut "X" Bandung.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena masih banyak mahasiswa ynag belum memiliki orientasi masa depan yang jelas khususnya dalam bidang pekerjaan. Maksud penelitian ini adalah menguji modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain work & career terhadap mahasiswa fakultas teknik jurusan sistem komputer & elektronika di Institut “X” Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan yang teruji dan dapat memperjelas orientasi masa depan dalam domain work & career pada mahasiswa fakultas teknik jurusan sistem komputer & elektronika di Institut “X” Bandung yang terukur melalui evaluasi terhadap level reaksi dan learning. Penelitian ini menggunakan rancangan

one group design pre and post test. Variabel yang diteliti adalah Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career dan perlakuan yang diberikan pada mahasiswa semester VII FakultasTteknik Jurusan Sistem Komputer & Elektronika berupa Pelatihan Orientasi Masa Depan.

Alat ukur yang digunakan adalah Prospective Life Course Questionnaire

berdasarkan teori orientasi masa depan dari Rachel Seginer (2009).Validitas alat ukur ini menggunakan rumus Rank Spearman dengan koefisien korelasi 0,304 - 0,945. Reliabilitas alat ukur diuji dengan teknik Alpha Cronbach dengan hasil koefisien alpha sebesar 0,96. Data derajat Orientasi Masa Depan pada mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Komputer & Elektronikan di Institut “X” Bandung sebelum dan sesudah Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career akan dianalisis dengan analisa daya pembeda menggunakan statistic non parametric, Wilcoxon Pair Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Komputer & Elektronika menunjukkan peningkatan kejelasan pada orientasi masa depan dalam domain work & career dan reaksi yang positif terhadap pelatihan. Modul pelatihan ini telah teruji melalui level reaksi dan learning dalam meningkatkan kejelasan orientasi masa depan dalam domain work & career mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Komputer & Elektronika di Institut “X” Bandung.

Saran teoretis untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada modul dan melakukan penelitian menggunakan metode time series atau eksperimental. Saran guna laksana untuk mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Komputer & Elektronika diharapkan dapat menerapkan hal-hal yang diperoleh selama pelatihan dan menjalankan action plan yang telah dibuat di akhir pelatihan untuk membantu dalam mentrapkan dan komit terhadap pekerjaan yang dipilih.. Untuk pihak Institut terutama tim Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari hasil pelatihan untuk membantu mahasiswa fakultas teknik jurusan sistem kompouter dan elektronika dalam menetapkan pekerjaan yang akan digeluti.


(2)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The background of this observation is the phenomenon of a lot of students who do not have a clear future orientation, especially in the field of work. The purpose of this study is to examine the future orientation training modules in the domain of work and career for engineering students majoring in computer systems and electronics in the Institute "X" Bandung. The purpose of this study is to obtain a training module which is tested and able to clarify the future orientation in the domain of work and career for engineering students majoring in computer systems and electronics in the Institute "X" Bandung that can be measured through the evaluation of the reaction level and learning. This study used a one-group design pre and post test. The variables which are studied are the Future Orientation in Work & Career Domain and the treatment which can be given to engineering students majoring in computer systems & electronics in a form of A Future Orientation Training.

The measuring instrument which is used is the prospective life course questionnaire based on the orientation theory of the future from Rachel Seginer (2009). The validity of this measuring instrument uses the Rank Spearman formula with the correlation of coefficient 0,304-0,945. The reliability of this instrument is tested by Alpha Cronbach technique with the result of alpha coefficient 0,96. The data of degrees Future Orientation for engineering students majoring in computer systems and electronics in Institute "X" Bandung before and after the Future Orientation Training in Work & Career Domain will be analyzed by using statistical analysis of distinguishing non-parametric, Wilcoxon Pair Test.

The result shows that all engineering students majoring in computer systems & electronics shows the increased clarity on future orientation in the domain of work and career and a positive reaction to the training. This training module has been tested through the reaction and learning levels to improve the clarity of the future orientation in work & career domain of engineering students majoring in computer systems and electronics in the Institute "X" Bandung.

The theoretical suggestions for a further research is to revise the modules and conduct research using time series methods or experimental. The advice for engineering students majoring in computer systems & electronics is they are expected to implement the things which are acquired during the training and running the action plan that was created at the end of the training to help applying and committing towards the selected job. For the Institute party, especially the Guidance and Counseling team could use the information which are obtained from the training to help the engineering students majoring computer systems and electronics in determining the work they want to cultivate.


(3)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Daftar Bagan ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Lampiran ... v

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2 Identifikasi Masalah ... 10

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1. 3. 1 Maksud Penelitian ... 11

1. 3. 2 Tujuan Penelitian ... 11

1. 4 Kegunaan Penelitian... 11

1. 4. 1 Kegunaan Teoritis ... 11

1. 4. 2 Kegunaan Praktis ... 12


(4)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Teori ... 14

2. 1. 1 Orientasi Masa Depan ... 14

2. 1. 1. 1 Pengertian Orientasi Masa Depan ... 14

2. 1. 1. 2 Model Tiga Komponen Orientasi Masa Depan ... 16

2. 1. 1. 3 Domain Work & Career.... ... 24

2. 1. 2 Teori Perkembangan Masa Dewasa Awal... 25

2. 1. 2. 1 Karakteristik Masa Dewasa Awal... 25

2. 1. 2. 2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ... 26

2. 1. 3 Pedoman Umum Merancang Program Pelatihan ... 27

2. 1. 3. 1 Tujuan Pembelajaran dalam Pelatihan ... 29

2. 1. 4 Experiential Learning ... 30

2. 1. 4. 1 Fase-Fase dalam Experiential Learning... 31

2. 1. 4. 2 Tahapan dalam Experiential Learning ... 35

2. 1. 4. 3 Metoda dalam Experiential Learning ... 39

2. 1. 5 Evaluasi Program Pelatihan ... 44


(5)

2. 2 Kerangka Pikir ... 48

2. 3 Asumsi Penelitian... 61

2. 4 Hipotesis Penelitian ... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian ... 62

3. 2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional .... 66

3. 2. 1 Variabel Penelitian ... 66

3. 2. 2 Definisi Konseptual ... 67

3. 2. 2. 1 Definisi Konseptual Orientasi Masa Depan ... 67

3. 2. 2. 2 Definisi Konseptual Pelatihan Orientasi Masa Depan ... 68

3. 2. 3 Definisi Operasional... 69

3. 2. 3. 1 Definisi Operasional Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career ... 69

3. 2. 3. 2 Definisi Operasional Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career... ... 71

3. 3 Alat Ukur ... 72

3. 3. 1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 73


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

3. 3. 3 Sistem Penilaian ... 75

3. 3. 4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 76

3. 3. 5 Evaluasi Program Pelatihan ... 76

3. 4 Validitas dan Reliabilitas ... 77

3. 4. 1 Validitas Alat Ukur ... 77

3. 4. 2 Reliabilitas Alat Ukur ... 78

3. 5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 79

3. 5. 1 Populasi Sasaran... 79

3. 5. 2 Karakteristik Populasi ... 79

3. 5. 3 Teknik Penarikan Sampel ... 80

3. 6 Teknik Analisis Data ...80

3. 7 Hipotesis Statistik... 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran Peserta …... 82

4. 2 Hasil Penelitian ... 87

4. 2. 1 Hasil Penelitian Berdasarkan Uji Statistik ... 87


(7)

4. 3 Pembahasan Penelitian………...…………...105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan Penelitian... 117

5. 2 Saran Penelitian ... 118

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(8)

ii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Model Tiga Komponen Orientasi Masa Depan

Bagan 2. 2 Kerangka Pemikiran


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Tipe Evaluasi menurut Walter & Marks (1981)

Tabel 2. 2 Proses Pengukuran dan Pengumpulan Data Evaluasi

Tabel 3. 1 Rancangan Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Alat Ukur Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career

Tabel 3. 3 Kriteria Kelompok

Tabel 3. 4 Aspek Penilaian Evaluasi Program

Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Validitas Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.2 Suku Bangsa

Tabel 4.3 Urutan Kelahiran Responden

Tabel 4.4 Jumlah Saudara Responden

Tabel 4.5 Pekerjaan Ayah Responden


(10)

iv

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik

Tabel 4.8 Perubahan Tingkat Orientasi Masa Depan Dalam Domain Work & Career

Tabel 4.9 Perubahan Komponen Orientasi Masa Depan Dalam Domain Work & Career

Tabel 4.10 Perubahan Sub-komponen Motivational dari Orientasi Masa Depan Dalam Domain Work & Career

Tabel 4.11 Perubahan Sub-komponen Behavioral dari Orientasi Masa Depan Dalam Domain Work & Career

Tabel 4.12 Reaksi Peserta Secara Keseluruhan

Tabel 4.13 Reaksi Peserta terhadap Materi Sesi Motivational

Tabel 4.14 Reaksi Peserta terhadap Materi Sesi Cognitive Representation

Tabel 4.15 Reaksi Peserta terhadap Materi Sesi Behavior


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Kuesioner Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 2 Surat Kesediaan Mengikuti Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 3 Visi dan Misi Institut “X” Bandung

Lampiran 1. 4 Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 1. 5 Rundown Rancangan Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 6 Tujuan Instruksional Rancangan Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 7 Evaluasi Pelatihan

Lampiran 1. 8 Hasil Uji Statistik Wilcoxon

Lampiran 1. 9 Perubahan Tingkat Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 10 Grafik Perubahan Skor Pada Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 11 Perubahan Tingkat pada Komponen Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 12 Grafik Perubahan Skor pada Komponen Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 13 Perubahan Tingkat pada Sub-Komponen Motivational Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career Lampiran 1. 14 Grafik Perubahan Skor pada Sub-Komponen Motivational


(12)

vi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1. 15 Grafik Perubahan Skor pada Komponen Cognitive

Representation Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 16 Perubahan Tingkat pada Sub-Komponen Behavioral Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 17 Grafik Perubahan Skor Sub-Komponen Behavioral Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career

Lampiran 1. 18 Reaksi Peserta terhadap Materi Pelatihan yang Dinilai Menarik dan Tidak Menarik

Lampiran 1. 19 Reaksi Peserta terhadap Materi Pelatihan yang Dinilai Bermanfaat dan Tidak Bermanfaat

Lampiran 1. 20 Reaksi Peserta terhadap Materi yang Dinilai Mudah Dipahami dan Sulit Dipahami


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Setiap masa perkembangan memiliki harapan-harapan yang berbeda-beda. Seiring dengan bertambahnya usia maka harapan akan semikin bertambah. Pada ma perkembangan dewasa awal, individu diharapkan untuk lebih mandiri, harus lulus ujian sekolah, dan masuk ke perguruan tinggi. Dan setelah lulus kuliah tuntutan juga datang dari masyarakat luas yaitu bekerja.

Masa depan merupakan situasi yang belum terjadi dan tidak dapat diprediksi namun dapat direncanakan. Setiap orang sangatlah penting untuk memiliki orientasi masa depan. Masa dewasa awal adalah masa yang sangat tepat untuk perencanaan masa depan khususnya dalam domail work and career. Pada masa ini, individu masih mempunyai energi yang cukup besar untuk meraih semua yang diharapkan. Mereka masih memiliki kesempatan dan peluang yang cukup besar untuk meraih masa depan yang dicita – citakan. Apabila terjadi kegagalan dalam membangun masa depan pada masa ini akan berakibat pada masa depannya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada ketua HIMA di universitas “X” selaku pihak yang diberikan kepercayaan untuk mengembangkan mahasiswa, berdasarkan data yang ada ia mengatakan bahwa


(14)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 60% lulusan universitas “X” langsung diterima bekerja dan beberapa dari mereka bekerja di perusahaan yang cukup ternama. Lulusan yang mampu bertahan dalam pekerjaannya adalah mahasiswa yang sudah memiliki perencanaan kerja dimana mereka sudah memiliki rencana kerja yang sesuai dengan harapan mereka, mereka juga sudah memikirkan resiko-resiko dalam menjalani pekerjaan tersebut, setelah itu mereka sudah berusaha menggali kemampuan yang ada di dalam dirinya dan akhirnya mereka sehingga pada akhirnya akan dapat berkomitmen dalam menjalani pekerjaannya. Namun berdasarkan wawancara yang dilakukan terdapat juga mahasiswa yang sering berpindah-pindah pekerjaannya. Salah satu penyebab yang seringkali menjadi latar belakang dalam mengambil keputusan untuk berpindah pekerjaan ini adalah mahasiswa yang menerima pekerjaan dari tempat kerja yang pertama kali menerimanya bekerja tanpa adanya perencanaan yang matang, sehingga ketika ia merasa tidak sesuai dengan pekerjaan tersebut maka ia memutuskan untuk mengundurkan diri.

Beberapa tahun terakhir ini persaingan kerja semakin ketat, berdasarkan fakta bahwa para calon pekerja mendapat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan saat ini. Di masa depan kita tidak bisa membayangkan betapa banyak lagi calon-calon pekerja baru lulusan universitas dan lembaga pendidikan yang akan bersaing memperebutkan tempat di instansi/perusahaan. Kondisi ini diperparah dengan jumlah penduduk Indonesia yang hingga saat ini berjumlah 237,6jt dan angka pertumbuhan rata-rata 1,48% per tahun, dengan jumlah pengangguran sebanyak 8,32jt atau sebanyak 7,14% dari jumlah penduduk ( Sumber data BKKBN 2010 ).


(15)

3

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada waktu dan tempat yang berbeda terhadap 3 orang Staf Rekrutmen dari perusahaan manufaktur swasta dan 2 orang Staf Rekrutmen dari perusahaan jasa keuangan, didapatkan informasi bahwa jumlah kebutuhan pekerjaan tiap tahunnya semakin bertambah. Peluang lulusan baru untuk menempati berbagai posisi pada dasarnya terbuka lebar, namun demikian muncul berbagai masalah terkait para lulusan baru ini. Harapan yang terlalu tinggi sehingga tidak sesuai dengan realita dunia pekerjaan yang tersedia, kesiapan kerja yang belum muncul sehingga mengharapkan pihak perusahaan yang akan memberikannya bekal untuk dapat bekerja, mengharapkan benefit yang tinggi dan kurang memiliki kesediaan untuk meniti karir dari bawah, serta berbagai masalah lainnya. Hal ini membuat luasnya peluang pekerjaan tidak sejalan dengan jumlah lulusan yang siap untuk memasuki dunia kerja.

Berdasarkan fenomena diatas, maka banyak perguruan tinggi akan meningkatkan kualitas dari lulusannya dengan meningkatkan akreditasinya. Berdasarkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dalam seminar mengenai Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Tahap 1 Tahun 2014 menyatakan bahwa Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) ditujukan untuk menjamin perguruan tinggi memenuhi standar mutu, mendorong perguruan tinggi melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan, dan meningkatkan pengakuan publik, pengguna lulusan serta institusi terkait terhadap perguruan tinggi (ban-pt.kemdikbud.go.id>doc>pdf).


(16)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Perguruan tinggi berusaha untuk menaikkan akreditasinya sehingga mampu memberikan lulusan – lulusan terbaik dan diharapkan mampu bersaing di dunia kerja. Selain perguruan tinggi, para orang tua juga berusaha untuk memfasilitasi anak-anak mereka dengan memilihkan anak mereka perguruan tinggi terbaik. Namun demikian pemilihan perguruan tinggi terbaik dan fakultas yang mereka anggap menjanjikan atau membebaskan anak memilih fakultas yang diminatinya saat lulus SMA ternyata belum cukup, ketika anak tidak didampingi untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan rencana masa depannya. Dari data yang didapatkan dari lulusan Sistem Komputer & Elektronika yang penulisannya akan disingkat menjadi SKEL semester VII bahwa beberapa diantaranya berkuliah di jurusan tersebut karena ketersediaan beasiswa, kebingungan dalam memilih jurusan sehingga memilih tanpa mempertimbangkan peluang kerja masa depan, dan hanya beberapa orang saja yang dilatari oleh keinginan untuk mendalami SKEL atau paham pembelajaran apa yang akan didapatkannya selama berkuliah di SKEL. Sejalan dengan latar pemilihan perguruan tinggi dan fakultas yang dilakukan orangtua dan mahasiswa membuat anak kurang memiliki orientasi masa depan yang jelas tentang bidang apa yang akan mereka geluti di masa depan dikarenakan mahasiswa tersebut belum membuat perencanaan masa depannya pada saat melakukan pemilihan perguruan tinggi dan fakultas.

Hal seperti yang dijelaskan diatas pun terjadi pada mahasiswa fakultas teknik jurusan SKEL di Institut “X”, di kota Bandung. Fakultas teknik jurusan SKEL mempelajari berbagai mata kuliah yang dapat menambah soft skill serta membekali mahasiswa untuk bersaing di dalam dunia kerja. Meskipun mahasiswa


(17)

5

SKEL telah difasilitasi dengan berbagai hal yang dapat menunjang bertambahnya softskill, namun mahasiswa SKEL belum mempergunakannya secara optimal. Mahasiswa SKEL belum mempergunakan hasil pembelajaran secara optimal sekalipun mereka berusaha mendapatkan indeks prestasi akademik yang tinggi. Sebagian besar dari mahasiswa SKEL masih sebatas mengejar nilai akhir namun tidak mendalami ilmu yang diterimanya karena kurang mantapnya latar belakang tujuan pribadi dalam mengambil jurusan SKEL. Sejalan dengan alasan mahasiswa dalam meniti perkuliahan yang kurang kuat sehingga sampai mendekati masa akhir perkuliahan pun, mahasiswa belum tahu pekerjaan spesifik yang kelak akan mereka tekuni. Mereka masih bingung dan belum memiliki gambaran yang jelas mengenai bidang pekerjaan yang akan mereka minati dan akan mereka pilih.

Berdasarkan survei terhadap 32 mahasiswa fakultas teknik jurusan SKEL Institut “X” Bandung diperoleh persentase bahwa diatas 84.38% mahasiswa berencana untuk bekerja, 9.37% mahasisswa yang berencana meneruskan perkuliahan ke jenjang yang lebih tinggi dan 12.5% mahasiswa yang belum menentukan pilihannya yang akan diambil setelah menjalani masa perkuliahannya. Berdasarkan mahasiswa yang memiliki rencana untuk bekerja, terdapat 24% mahasiswa yang sudah mengetahui bidang pekerjaan yang akan ditekuni setelah selesai kuliah dan sejalan dengan bidang yang ditekuninya selama di perguruan tinggi. Mereka menentukan akan bekerja dibidang jaringan, teknologi dan informatika.untuk itu mereka sudah membuat persiapan dengan mengambil sertifikasi yang menunjang, menekuni perkuliahan dengan serius


(18)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha sehingga memiliki skill yang menunjang maupun mengejar IPK yang tinggi sehingga dapat diterima di bidang pekerjaan yang mereka harapkan.

Berdasarkan survei tersebut didapatkan juga data bahwa terdapat 24% mahasiswa yang sudah menentukan pilihan untuk bekerja namun belum menentukan bidang pekerjaan yang akan dipilihnya karena berbagai alasan; kebingungan menentukan pilihan yang tepat, kurangnya informasi tentang bidang pekerjaan, harapan orangtua akan bidang pekerjaan setelah menyelesaikan perkuliahannya, maupun tuntutan ekonomi sehingga fokusnya adalah mendapatkan pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga.

Didapatkan pula data mahasiswa yang sudah menentukan pilihan pekerjaan yang spesifik namun tidak sesuai dengan bidang yang ditekuninya selama pendidikan tinggi. Terdapat 8% mahasiswa yang memiliki pilihan pekerjaan yang spesifik namun tidak sesuai dengan bidang yang ditekuninya selama di perguruan tinggi, seperti menggeluti bidang bisnis clothing maupun melanjutkan usaha orangtua. Terdapat pula 28% mahasiswa yang memiliki pilihan pekerjaan yang spesifik dan tidak tidak sesuai dengan bidang yang ditekuninya selama di perguruan tinggi namun demikian masih ragu karena berbagai alasan dan pertimbangan; seperti ingin berkarir di bidang entertainment namun ragu apakah akan mendapatkan dukungan dari orangtua, ingin berkarir di bidang bisnis kesehatan namun juga masih ingin menggeluti bidang informatika, ingin bekerja sebagai karyawan BUMN namun masih juga ingin memiliki kantor konsultan sendiri. Masih terdapat 9.37% mahasiswa yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah menyelesaikan proses


(19)

7

perkuliahannya, dan 12.5% mahasiswa yang belum sepenuhnya menetapkan pilihan masa depannya apakah akan melanjutkan pendidikan atau bekerja.

Berdasarkan data hasil survei tersebut didapatkan data bahwa mahasiswa yang masih mengalami kebimbangan disebabkan oleh kurangnya informasi maupun masih mempertimbangkan pertimbangan karir-karir lain dari orang disekitarnya. Bagi mahasiswa yang ingin bekerja setelah selesai kuliah namun bingung untuk menentukan bidang pekerjaan yang akan ditekuninya, terdapat beberapa alasan yang menimbulkan kebingungan tersebut; karena mereka belum memiliki tujuan sama sekali, memiliki tujuan namun masih belum spesifik sehingga membuat luasnya peluang yang dihadapinya, memiliki ketakutan untuk membuat pilihan akan masa depannya, serta takut mengalami penolahan ketika sudah menetapkan suatu pilihan tertentu. Mahasiswa yang sudah memiliki pilihan pekerjaan namun tidak sejalan dengan bidang yang ditekuninya pun masih terdapat yang mengalami kebimbangan khususnya memastikan bahwa pilihan yang diambilnya sudah tepat. Beberapa mahasiswa menyatakan bahwa kesalahan mereka dalam menetapkan jurusannya saat ini membuat mereka takut akan melakukan kesalahan yang sama ketika menetapkan pekerjaan yang akan dipilihnya.

Berdasarkan data yang didapatkan dari survei terhadap 32 orang mahasiswa fakultas teknik jurusan SKEL di Institut “X” Bandung maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat lebih dari 50% mahasiswa yang perencanaan untuk masa depannya sehingga masih mengalami kebimbangan atau belum memiliki perencanaan untuk masa depannya sehingga tidak tahu kemana mereka


(20)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha harus melangkah. Perencanaan masa depan ini oleh Seginer (2009) disebut sebagai Orientasi Masa Depan.

Orientasi masa depan adalah “model masa depan” seseorang yang menjadi dasar dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan dan membuat komitmen, dan maka dari itu membimbing jalan perkembangan seseorang (Bandura, 2001; Nurmi, 1991; Seginer, 2003; Trommsdorff, 1986 dalam International Association for Cross-Cultural Psychology. 2003. Adolescent Future Orientation: An Integrated Cultural and Ecological Perspective).

Orientasi masa depan memiliki tiga komponen, yaitu Motivational, Cognitive Representation, dan Behavioral. Masing-masing komponen terdiri lagi dari dua sampai tiga sub-komponen (Seginer, 2009). Komponen yang pertama, Motivational memiliki tiga sub-komponen yaitu, Value, Expectance, dan Control. Komponen kedua, Cognitive Representation memiliki dua sub-komponen yaitu, Hopes dan Fears. Komponen ketiga, Behavioral memiliki dua sub-komponen yaitu Exploration dan Exploration (Seginer, 2009).

Komponen Motivational mendorong mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL Institut “X” Bandung untuk membuat perencanaan masa depan yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai dan dihindari (Cognitive Representation) dan menggerakkan diri ke dalam bentuk perilaku (Behavioral) untuk mencari informasi mengenai pekerjaan yang dipilih dan berkomitmen dalam menjalani perencanaan masa depannya.

Fenomena yang dihadapi oleh para mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan SKEL Institut “X” Bandung berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti


(21)

9

terhadap 32 mahasiswa, masuk pada domain work and career. Pada domain ini menitikberatkan pada pekerjaan, jabatan, dan profesi; dimana setelah lulus dari perguruan tinggi para mahasiswa akan masuk ke dalam dunia kerja. Oleh karena itu diharapkan agar mereka sudah mulai merancang masa depan mereka. Mahasiswa SKEL perlu mulai menyusun langkah-langkah apa yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi, bidang pekerjaan atau jenis perusahaan apa yang akan mereka geluti. Apabila mereka sudah memiliki orientasi masa depan yang jelas maka mereka diharapkan akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Peneliti memberikan kuesioner orientasi masa depan yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori dari Rachel Seginer (2009) yang diberikan kepada 29 mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung yang sudah memilih untuk bekerja dan belum menetapka pilihan setelah menyelesaikan proses perkuliahannya. Diperoleh hasil bahwa 13.79% mahasiswa memiliki orientasi masa depan dalam domain work and career “tidak jelas”, 51.72% mahasiswa memiliki orientasi masa depan dalam domain work and career “cenderung tidak jelas”, 24.14% mahasiswa memiliki orientasi masa depan dalam domain work and career “cenderung jelas” dan 10.34% mahasiswa memiliki orientasi masa depan dalam domain work and career “jelas”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori orientasi masa depan dari Seginer (2009) yang juga bersama-sama dengan Nurmi (1989) mengembangkan teori orientasi masa depan. Di dalam kedua teori ini memiliki kerangka berpikir yang sama hanya istilah-istilahnya saja yang berbeda. Penelitian yang dilakukan


(22)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha oleh Seginer bersifat sosial budaya, selain itu Seginer (2009) membagi orientasi masa depan menjadi beberapa domain dimana setiap domain memiliki tema tertentu. Peneliti mempergunakan teori Seginer dengan pertimbangan dapat menggali data secara lebih spesifik dan membahas sesuai dengan domain kehidupan.

Terdapat beberapa penelitian mengenai orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dengan menggunakan pendekatan teori yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian mereka, terjadi peningkatan baik pengetahuan maupun kejelasan orientasi masa depan pada responden yang dapat dilihat dari aspek-aspek orientasi masa depan. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan yang digunakan pun, secara umum mendapat reaksi yang positif dari responden dan dapat meningkatkan kejelasan orientasi masa depan dari responden.

Beberapa peneliti yang telah menggunakan metode pelatihan adalah penelitian dari Linda (2012) mengenai Perancangan Dan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Dalam Domain Higher Education Pada Siswa Kelas “X” Bandung .Setelah mengikuti pelatihan, sebagian besar peserta pelatihan mengalami peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain higher education dari tidak jelas dan cenderung tidak jelas menjadi cenderung jelas dan jelas.

Penelitian berikutnya adalah mengenai Perancangan Modul Pelatihan Orientasi masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada Siswa/i Kelas 1 SMA “X” Bandung oleh Cindy Maria (2008). Berdasarkan hasil penelitiannya, rancangan modul pelatihan orientasi masa depan dalam bidang pendidikan efektif diberikan


(23)

11

untuk siswa/i kelas 1 SMA “X” Bandung dengan karakteristik positif yang menunjang ditinjau dari segi tuntutan, situasi, kematangan kognitif, social learning, dan proses interaksi yang dialami oleh peserta. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan tentang orientasi masa depan mereka dalam bidang pendidikan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Maria Ratna Indah (2008), mengenai Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Remaja SMA yang Tinggal di Panti Asuhan “X” Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya, terjadi perubahan pola pikir responden dari yang semula tidak jelas menjadi jelas mengenai pentingnya memiliki orientasi asa depan bidang pekerjaan. Ini tampak dari bertambahnya pengetahuan serta adanya kesadaran responden responden untuk mulai menentukan jenis pekerjaan secara spesifik dan mereka mulai belajar untuk membuat perencanaan tentang pekerjaannya tersebut. Modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan ini dinilai positif oleh responden baik dari segi isi, materi, metode, instruktur/fasilitator dan fasilitas.

Penelitiaan yang lain adalah Fundianto (2011),dan Eko Widyanto Putro (2011) mengenai Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Bidang pekerjaan pada Narapidana kasus Pencurian, rumah tahanan “X” Bandung. Berdasarkan hasil penelitian mereka, terjadi peningkatan baik pengetahuan maupun kejelasan orientasi masa depan pada responden yang dapat dilihat dari aspek – aspek orientasi masa depa. Rancangan modul pelatihan orientasi yang digunakan pun secara umum mendapat reaksi yang positif dari


(24)

12

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ressponden dan dapat digunakan untuk meningkatkan kejelasan orientasi masa depan responden.

Penelitian yang lain adalah Melati. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Uji Coba Pelatihan Orientasi Masa Depan domain School and Graduation (Penjurusan IPA-IPS) pada siswa kelas X SMAN “X” Bandung, modul pelatihan ini dapat meningkatkan kejelasan Orientasi Masa Depan domain School and Graduation (Penjurusan IPA-IPS) pada siswa kelas X SMAN “X” Bandung.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan data bahwa metode pelatihan ini dapat menarik dan memiliki manfaat bagi peserta pelatihan. Fenomena yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung membutuhkan untuk diadakannya pelatihan yang dapat membantu mereka dalam meningkatkan motivasi, kemampuan untuk membuat perencanaan, dan mengeksplorasi serta berkomintmen terhadap masa depan mereka. Oleh karena itu diharapkan agar metode pelatihan dapat sesuai jika diberikan kepada mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah modul pelatihan orientasi masa depan dalam domail work and career dapat meningkatkan kejelasan Orientasi Masa Depan mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung


(25)

13

1.3Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menguji modul pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career terhadap mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh modul pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career yang teruji sehingga dapat memperjelas Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

• Menambah informasi bagi bidang Ilmu Psikologi terutama Psikologi Pendidikan mengenai teori orientasi masa depan.

• Memperdalam pemahaman dalam menyusun modul-modul pelatihan orientasi masa depan dalam domain work and career.


(26)

14

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL Institut “X” Bandung dalam hal memotivasi diri, menyusun perencanaan, mengeksplorasi dan berkomitmen terhadap proses pemilihan pekerjaan.

• Pemhaman mengenai Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career dapat membantu perguruan tinggi, terutama tim Bimbingan dan Konseling untuk memahami sisi internal yang menghambat proses pemilihan pekerjaan.

• Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domail Work and Career dapat dijadikan sarana pengembangan mahasiswa semester VII Fakultas Teknik Jurusan SKEL di Institut “X” Bandung oleh praktisi pendidikan dan trainer untuk membantu dalam bimbingaan karir.

1.5Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian One Group Pre-Post Test Design dimana metode ini menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum dan sesudah intervensi dilakukan (Graziano & Laurin, 2000). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu sampel diambil dari unit populasi yang ada pada saat


(27)

15

penelitian dan semua individu yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Pengukuran Orientasi Masa Depan dalam Domain Work and Career dilakukan menggunakan Prospective Life Questionnaire yang dibuat oleh Seginer (2009) dan diterjemahkan oleh Peneliti yang dibantu oleh Ahli Bahasa dengan menggunakan translation-backtranslation method. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan akan dibandingkan dengan menggunakan uji beda nonparametrik Wilcoxon untuk melihat apakah terjadi peningkatan kejelasan orientasi masa depan sebelum dan sesudah pelatihan.


(28)

117

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career Pada Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer & Elektronika di Institut “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career dapat dipergunakan untuk meningkatkan kejelasan Orientasi Masa Depan Domain Work & Career pada mahasiswa jurusan sistem komputer & elektronika di Institut “X: Bandung.

2. Setelah mengikuti pelatihan Orientasi Masa Depan Domain work & Career, seluruh mahasiswa jurusan Sistem Komputer & Elektronika mengalami peningkatan kejelasan Orientasi Masa Depan dalam domain work & career dari tidak jelas dan cenderung tidak jelas menjadi cenderung jelas dan jelas. 3. Setelah mengikuti pelatihan orientasi masa depan dalam domain work &

career, komponen motivational meningkat dari derajat cenderung tidak jelas menjadi cenderung jelas dan jelas. Komponen cognitive representation meningkat dari derajat cenderung tidak jelas menjadi cenderung jelas dan jelas. Komponen behavioral juga mengalami peningkatan pada derajat cenderung jelas dan jelas.


(29)

118

4. Metode penyampaian berupa games dianggap lebih menarik dan bermanfaat. Hal tersebut dikarenakan dalam metode games melibatkan aktifitas fisik sehingga lebih menyenangkan dan membuat materi menjadi lebih mudah untuk dipahami.

5. Seluruh peserta menunjukkan reaksi positif terhadap pelatihan, trainer, dan fasilitator. Hal tersebut mendukung proses learning dalam pelatihan yang dapat memfasilitasi terjadinya peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain work & career.

5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut,

Saran Teoritis:

1. Disarankan untuk melakukan penelitian pada sampe yang lebih banyak sehingga akan lebih memperkaya data yang dimiliki.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti efektifitas modul Pelatihan Orentasi Masa Depan dalam Domain Work & Career yang sudah diujikan pada mahasiswa semester VII jurusan SKEL.

3. Melakukan revisi modul pelatihan Orientasi Masa Depan Domain Work & Career dengan memperjelas pengertian pada setiap sub-komponen yang terdapat dalam teori Orientasi Masa Depan.

4. Melakukan evaluasi per-subsesi pelatihan sehingga didapatkan data yang lebih spesifik mengenai jalannya pelatihan.


(30)

119

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

5. Melakukan penelitian secara longitudinal dengan menambahkan sesi pada pelatihan agar dapat diketahui efek pelatihan dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui secara lebih mendalam efek pelatihan terhadap peserta.

Saran Guna Laksana:

1. Untuk Mahasiswa jurusan sistem komputer dan elektronika di Institut “X” Bandung diharapkan dapat menerapkan hal yang diperoleh selama pelatihan dan menjalankan action plan yang telah dibuat ketika pelatihan untuk membantu dalam menetapkan pemilihan karir dan komit terhadap karir yang sudah ditetapkan.

2. Saran untuk pengembangan rancangan modul pelatihan, diharapkan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, lebih bervariasi dan ditambahkan kegiatan-kegiatan diluar ruangan seperti outbound dan lain-lain sehingga dapat membuat peserta pelatihan menjadi lebih bersemangat.

3. Saran untuk Fakultas, Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam perencanaan masa depan khususnya dalam domain work & career.

4. Saran untuk Dosen Pembimbing dan Dosen Wali, menindak lanjuti pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career yang telah dilakukan dengan membentuk kelompok (support group) yang memiliki permasalahan serupa pada dimana mahasiswa belum memiliki Orientasi Masa Depan dalam


(31)

120

Domain Work & Career. Perlu diperhatikan bahwa di dalam pembentukan support group sebaiknya juga diikuti oleh mahasiswa yang tidak bermasalah agar dapat memberikan pengalaman-pengalaman dalam membuat perencanaan kerja tersebut kepada anggota kelompok lain yang masih belum memiliki perencanaan kerja yang jelas.

5. Untuk praktisi pendidikan dapat melakukan uji efektivitas dan merevisi kembali modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career ini.


(32)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Graciano, Anthony M., Michael L. Raulin. 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, Fourth Edition. United States of America: Allyn & Bacon, A Pearson Education Company.

International Association for Cross-Cultural Psychology. 2003. Adolescent Future Orientation: An Integrated Cultural and Ecological Perspective. Online Readings in Psychology and Culture. Unit 6, Subunit 1, Article 5: 3. http://scholarworks.gvsu.edu/orpc/vol6/iss1/5, diakses 18 februari 2014.

Johnson, David W. 1975. Joining Together. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Kirkpatrick, Donald. 2006. Evaluating Training Programs, The Four Level Third Edition. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, a Handbook of Technique Design, Case Example and Tips. New York: University Press.

Santrock, John W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Seginer, Rachel. 2009. Future Orientation Developmental and Ecological Perspectives. New York: Springer.

Siegel, Sidney. 1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Walter & Marks. 1981. Experiential Learning and Change: Theory Design and Practice. New York: John Wiley & Sons.


(33)

DAFTAR RUJUKAN

Tesis :

Linda.2012. Perancangan & Uji Coba Modul Pelatihan . Orientasi Masa Depan Dalam Domain Higher Education Pada Siswa Kelas XI SMA “X”

Bandung. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranatha.

Fundianto. 2011. Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X di Kota Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Indah, Maria Ratna. 2008. Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Remaja SMA yang Tinggal di Panti Asuhan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen

Maranantha.

Maria, Cindy. 2008. Perancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada Siswa-siswi Kelas 1 SMA “X” Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Putro, Eko Widyanto. 2011. Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah

Tahanan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Website :

Bookily.net/pdf/orientasi-masa-depan.pelatihan orientasi masa depan, diakses pada tanggal 14 januari 2014

Draft Modul 2 edit 3. Scrib. Ml.scribd.com/doc/.../Draf-Modul-2edit...diakses pada tanggal 13 Januari 2014


(34)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Latar belakang masa depan. Lotar.ui.ac.iid/File?File=digital/...362...diakses pada

tanggal 13 januari 2014

Yahoo Answer.Apa definisi orientasi masa depan secara

umum?.id.answer.yahoo.com/question/index. Diakses pada tanggal13 januari 2014


(1)

118

4. Metode penyampaian berupa games dianggap lebih menarik dan bermanfaat. Hal tersebut dikarenakan dalam metode games melibatkan aktifitas fisik sehingga lebih menyenangkan dan membuat materi menjadi lebih mudah untuk dipahami.

5. Seluruh peserta menunjukkan reaksi positif terhadap pelatihan, trainer, dan fasilitator. Hal tersebut mendukung proses learning dalam pelatihan yang dapat memfasilitasi terjadinya peningkatan kejelasan orientasi masa depan dalam domain work & career.

5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut,

Saran Teoritis:

1. Disarankan untuk melakukan penelitian pada sampe yang lebih banyak sehingga akan lebih memperkaya data yang dimiliki.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti efektifitas modul Pelatihan Orentasi Masa Depan dalam Domain Work & Career yang sudah diujikan pada mahasiswa semester VII jurusan SKEL.

3. Melakukan revisi modul pelatihan Orientasi Masa Depan Domain Work & Career dengan memperjelas pengertian pada setiap sub-komponen yang terdapat dalam teori Orientasi Masa Depan.

4. Melakukan evaluasi per-subsesi pelatihan sehingga didapatkan data yang lebih spesifik mengenai jalannya pelatihan.


(2)

119

5. Melakukan penelitian secara longitudinal dengan menambahkan sesi pada pelatihan agar dapat diketahui efek pelatihan dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui secara lebih mendalam efek pelatihan terhadap peserta.

Saran Guna Laksana:

1. Untuk Mahasiswa jurusan sistem komputer dan elektronika di Institut “X” Bandung diharapkan dapat menerapkan hal yang diperoleh selama pelatihan dan menjalankan action plan yang telah dibuat ketika pelatihan untuk membantu dalam menetapkan pemilihan karir dan komit terhadap karir yang sudah ditetapkan.

2. Saran untuk pengembangan rancangan modul pelatihan, diharapkan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, lebih bervariasi dan ditambahkan kegiatan-kegiatan diluar ruangan seperti outbound dan lain-lain sehingga dapat membuat peserta pelatihan menjadi lebih bersemangat.

3. Saran untuk Fakultas, Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam perencanaan masa depan khususnya dalam domain work & career.

4. Saran untuk Dosen Pembimbing dan Dosen Wali, menindak lanjuti pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career yang telah dilakukan dengan membentuk kelompok (support group) yang memiliki permasalahan serupa pada dimana mahasiswa belum memiliki Orientasi Masa Depan dalam


(3)

120

Domain Work & Career. Perlu diperhatikan bahwa di dalam pembentukan support group sebaiknya juga diikuti oleh mahasiswa yang tidak bermasalah agar dapat memberikan pengalaman-pengalaman dalam membuat perencanaan kerja tersebut kepada anggota kelompok lain yang masih belum memiliki perencanaan kerja yang jelas.

5. Untuk praktisi pendidikan dapat melakukan uji efektivitas dan merevisi kembali modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Graciano, Anthony M., Michael L. Raulin. 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, Fourth Edition. United States of America: Allyn & Bacon, A Pearson Education Company.

International Association for Cross-Cultural Psychology. 2003. Adolescent Future Orientation: An Integrated Cultural and Ecological Perspective. Online Readings in Psychology and Culture. Unit 6, Subunit 1, Article 5: 3. http://scholarworks.gvsu.edu/orpc/vol6/iss1/5, diakses 18 februari 2014.

Johnson, David W. 1975. Joining Together. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Kirkpatrick, Donald. 2006. Evaluating Training Programs, The Four Level Third Edition. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, a Handbook of Technique Design, Case Example and Tips. New York: University Press.

Santrock, John W. 2007. Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Seginer, Rachel. 2009. Future Orientation Developmental and Ecological Perspectives. New York: Springer.

Siegel, Sidney. 1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Walter & Marks. 1981. Experiential Learning and Change: Theory Design and Practice. New York: John Wiley & Sons.


(5)

DAFTAR RUJUKAN

Tesis :

Linda.2012. Perancangan & Uji Coba Modul Pelatihan . Orientasi Masa Depan Dalam Domain Higher Education Pada Siswa Kelas XI SMA “X”

Bandung. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranatha.

Fundianto. 2011. Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X di Kota Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Indah, Maria Ratna. 2008. Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan terhadap Remaja SMA yang Tinggal di Panti Asuhan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen

Maranantha.

Maria, Cindy. 2008. Perancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada Siswa-siswi Kelas 1 SMA “X” Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Putro, Eko Widyanto. 2011. Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah

Tahanan X Bandung. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Kristen Maranantha.

Website :

Bookily.net/pdf/orientasi-masa-depan.pelatihan orientasi masa depan, diakses pada tanggal 14 januari 2014

Draft Modul 2 edit 3. Scrib. Ml.scribd.com/doc/.../Draf-Modul-2edit...diakses pada tanggal 13 Januari 2014


(6)

Latar belakang masa depan. Lotar.ui.ac.iid/File?File=digital/...362...diakses pada tanggal 13 januari 2014

Yahoo Answer.Apa definisi orientasi masa depan secara

umum?.id.answer.yahoo.com/question/index. Diakses pada tanggal13 januari 2014