PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Gina Maelani NIM 1103010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Oleh Gina Maelani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Gina Maelani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

SEKOLAH DASAR

Oleh Gina Maelani NIM. 1103010

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Dra. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D. NIP. 195303121979032002

Diketahui,

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd. NIP. 195509271985031001


(4)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG

Oleh: Gina Maelani

1103010

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar di Kota Bandung pada Tahun Ajaran 2014/2015. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah proses pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar? (2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti melakukan pengamatan dan mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa menggunakan soal evaluasi dan lembar kerja siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar di Kota Bandung pada Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I kemampuan pemahaman konsep siswa meningkat dari pra siklus yang dilakukan sebelumnya. Rata-rata kelas yang dicapai pada saat prasiklus, yaitu 49,78 meningkat setelah diterapkannya pendekatan kontekstual menjadi 69,8 dengan 6 siswa berkemampuan tinggi, 15 siswa berkemampuan sedang, dan 3 siswa berkemampuan rendah. Setelah dilaksanakan siklus ke II maka rata-rata kelas meningkat menjadi 80,18. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.


(5)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRACT

APPLICATION OF THE CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE UNDERSTANDING OF SCIENCE CONCEPTS FOR ELEMENTARY

SCHOOL STUDENTS IN BANDUNG Created by:

Gina Maelani 1103010

This study is an effort to improve understanding of concepts in science learning applying of contextual approach to the fourth grade students in one elementary school in Bandung on the academic year 2014/2015. Issues to be answered in this study were (1) How is the process of learning science by applying a contextual approach to improve understanding of the concept of primary school students? (2) How is the increased ability of primary school students' understanding of concepts by applying a contextual approach in science teaching? To answer these questions, the researchers observed and measured the ability of understanding the concept of using the matter of evaluation of students and student worksheet. The purpose of this study was to determine whether contextual learning can improve understanding of the concept of elementary school students in Bandung in School Year 2014/2015. Results from this study indicate that in the first cycle of students increased ability of understanding the concept of pre-cycles. The average grade achieved during pre-cycles, only 49.78. After the implementation of a contextual approach, grade increased to 69.8 with 6 high-ability students, 15 students capable of being, and 3 low-ability students. Once executed cycle II, the average grade increased to 80.18. This study was suggests that the contextual approach can improve students understanding of the concept.

Keywords : Understanding of science concepts, learning of science,


(6)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGK ATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK ……….………... i

KATA PENGANTAR…… ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….…… iv

DAFTAR ISI ……….…….………... vi

DAFTAR TABEL ……….…… ix

DAFTAR GAMBAR ……….…...

DAFTAR LAMPIRAN ……….……

BAB I PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang.………..

B. Rumusan Masalah ……….

C. Tujuan Penelitian ………...

D. Manfaat Penelitian ……….

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………

A. Pendekatan Kontekstual ………

1. Definisi Pendekatan Kontekstual ……….. 2. Alasan Penerapan Pendekatan Kontekstual ……….. 3. Prinsip Pendekatan Kontekstual ……… 4. Komponen Pendekatan Kontekstual ………. 5. Karakteristik Pendekatan Kontekstual ……….. 6. Keunggulan Pendekatan Kontekstual ……… 7. Bentuk Strategi Pembelajaran dengan Menerapkan

Pendekatan Kontekstual ……… 8. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan

Kontekstual ………

B. Pemahaman Konsep ………..

1. Definisi Pemahaman ………..

2. Definisi Konsep ……….

3. Definisi Pemahaman Konsep ……… 4. Indikator Pemahaman Konsep ………...

x xi 1 1 3 4 4 6 6 6 7 8 9 11 12 12 13 14 14 15 16 16


(7)

vii

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pembelajaran IPA ………..

D. Materi Energi ……….

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………...

F. Kerangka Berpikir ……….

G. Penjelasan Istilah ………... BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..

A. Metode Penelitian ………..

B. Desain Penelitian ………... C. Lokasi Penelitian ………...

D. Subjek Penelitian ………...

E. Waktu Penelitian ……….……..

F. Instrumen Penelitian ……….. 1. Instrumen Pembelajaran ……… 2. Instrument Pengungkapan Data ……….

G. Prosedur Penelitian ………

1. Tahap Pra Penelitian ………..

2. Tahap Tindakan ……….

3. Tahap Pasca Penelitian ……….. H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ………...

1. Pengumpulan Data ………

2. Analisis Data ……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. A. Deskripsi Awal Pra Penelitian ………... B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ………. 1. Perencanaan Siklus I ………. 2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I ……….. 3. Refleksi Siklus I ……… C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ………..

1. Perencanaan Siklus II ……… 2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus II ………. 3. Refleksi Siklus II ………...

18 20 23 23 24 26 26 27 28 28 29 29 29 29 30 31 31 33 34 34 34 38 38 39 39 41 49 53 53 54 58


(8)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Perkembangan Proses Pembelajaran ………. E. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ………...

1. Siklus I ………...

2. Siklus II ……….

3. Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II ………. F. Keterbatasan Penelitian ……….

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….

A. Simpulan ………

B. Rekomendasi ……….

DAFTAR PUSTAKA ………

RIWAYAT HIDUP PENULIS ……….

LAMPIRAN

60 63 64 70 76 78 79 79 80 81 82


(9)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | pe rpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan disiplin ilmu dari

physical sciences dan life sciences. James Conant (dalam Usman Samatowa, 2006, hlm. 1) mendefinisikan sains sebagai “suatu deretan konsep serta skema

konseptual yang berhubungan satu sama lain, tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut”. Sains berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahaman tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Perkembangan ini diaplikasikan dalam teknologi yang berkembang sesuai zaman. Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya digunakan sebagai tolak ukur untuk kemajuan bangsa itu.

IPA merupakan suatu perjalanan yang dimulai dengan observasi menuju prinsip umum atau generalisasi kemudian kembali pada observasi (Usman Samatowa, 2006, hlm. 13). Pendidikan IPA merupakan pendidikan sains yang memandang sains sebagai kegiatan menemukan dan memecahkan masalah objek di alam. Bilamana demikian, maka belajar IPA harus pula dilakukan melalui kegiatan mengamati, menemukan, dan memecahkan masalah-masalah yang ada di alam. Paulo dan Marten mendefinisikan IPA untuk anak-anak sebagai rangkaian kegiatan yang berupa: 1) Pengamatan terhadap apa yang terjadi 2) Pemahaman terhadap apa yang diamati 3) Pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi 4) Pengujian terhadap ramalan untuk melihat kebenarannya.

Dalam proses belajar IPA, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih. Prinsip ini akan menentukan keluasan serta cara pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemilihan prinsip ini juga akan memberikan gambaran hasil belajar siswa, baik dalam kegiatan menghasilkan konsep ataupun mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Pemilihan prinsip ini juga menggambarkan langkah-langkah pembelajaran IPA secara sistematis sehingga pembelajaran IPA


(10)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berlangsung dengan lancar, misalnya untuk mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. untuk itu diperlukan perencanaan yang didasarkan pada prinsip yang tepat. Selain pemilihan prinsip, untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai pemahaman siswanya.

Pemahaman merupakan domain kognitif ke dua dalam tingkatan Bloom. Usman dan Setiawati (1993, hlm. 112) mengemukakan pemahaman sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman merupakan kemampuan yang mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Meskipun pemahaman merupakan domain kognitif yang rendah, namun pemahaman ini sangat penting tidak hanya dalam pembelajaran IPA tapi juga dalam pembelajaran lainnya. Apabila siswa tidak mampu memahami, maka siswa tersebut akan kesulitan menguasai domain kognitif lainnya. Kemampuan penguasaan pemahaman akan memudahkan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut.

Dalam pembelajaran IPA dengan materi energi dalam kehidupan sehari-hari tepatnya di kelas 4 di salah satu sekolah dasar di kota Bandung, peneliti menemukan masih banyak siswa yang kesulitan memahami konsep energi. Hal ini terlihat dari tes awal yang dilakukan peneliti. Banyak siswa yang bingung menentukan perbedaan antara pemanfaatan energi panas dan energi cahaya matahari. Selain itu, siswa juga kesulitan menentukan contoh energi alternatif dengan energi habis pakai. Hal ini dikarenakan guru kurang menunjukkan pemanfaatan energi secara nyata dan pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode klasik, yaitu ceramah. Penggunaan metode ceramah dinilai kurang sesuai oleh peneliti karena pembelajaran IPA menuntut anak untuk aktif menggali dan menemukan pengetahuannya sendiri.


(11)

3

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Johnson (2011, hlm. 20) menyatakan bahwa setiap materi yang disajikan memiliki makna dengan kualitas beragam. Makna yang berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubungkan materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial. Hal ini dapat menjadi salah satu cara membantu meningkatkan pemahaman konsep IPA. Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009, hlm. 27) mengungkapkan:

Pembelajaran kontekstual sebagai proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan semirip mungkin dengan situasi dunia nyata. Pembelajaran kontekstual dapat membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata, sehingga dapat membantu siswa memahami materi pelajaran. Selain itu, pendekatan kontekstual juga merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Sudrajat, 2008, hlm. 1). Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan IPA dimana siswa dituntut untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya untuk kemudian menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas 4 sekolah dasar, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul, “Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung”. Penulis berasumsi bahwa pembelajaran kontekstual ini akan membantu siswa dalam meningkatkan pemahamannya terhadap materi di sekolah, serta mampu mengontruksikannya ke dalam kehidupan mereka sehari-hari.


(12)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan umum masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui, “Bagaimana penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar di kota Bandung?”

Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat dua pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar di kota Bandung.

Kemudian tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar.

2. Memperoleh gambaran peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa sekolah dasar dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA.

D. Manfaat Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian ini, diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:


(13)

5

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menambah referensi pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA baik materi energi maupun materi lainnya.

b. Menambah referensi pengaplikasian pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Penelitian Bagi Siswa

1) Menambah pengetahuan siswa tentang konsep-konsep energi dalam pembelajaran IPA.

2) Siswa dapat mengaitkan hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari.

3) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan perhatian siswa terhadap lingkungan sekitar.

b. Manfaat Penelitian bagi Guru

1) Tujuan pembelajaran IPA mengenai energi dan pemanfaatannya dapat tercapai.

2) Guru dapat menemukan model pembelajaran yang cocok sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar mengajar untuk waktu sekarang dan waktu yang akan datang. c. Manfaat bagi LPTK

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan menambah wawasan keilmuan.


(14)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG


(15)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metodologi yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari metode penelitian, desain penelitian, subjek, lokasi, prosedur, instrumen, serta analisis dan interpretasi data yang akan digunakan pada penelitian ini.

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada permasalahan kurangnya pemahaman konsep IPA bertujuan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Dengan penetapan tujuan tersebut, maka penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan. Penelitian tindakan dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya. Selama tindakan berlangsung, peneliti melakukan pengamatan perubahan perilaku siswa dan faktor-faktor yang menyebabkan tindakan yang dilakukan tersebut sukses atau gagal. Apabila peneliti merasa tindakan yang dilakukan hasilnya kurang memuaskan maka akan dicoba kembali tindakan selajutnya. Hal ini sejalan dengan pengertian PTK yang dikemukakan oleh Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2008, hlm. 11) yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Arikunto (2009, hlm. 3) menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara sistematis, realitis, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua ‘aksinya’ di depan kelas sehingga


(16)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gurulah yang tahu persis kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, guru akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan. Fokus penelitian tindakan kelas ini berupa kegiatan pembelajaran.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian Kemmis dan M. Taggart. Dalam model Kemmis dan M. Taggart ini, penelitian menggunakan dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua siklus menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali (Wiriaatmadja, 2010, hlm. 66). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas. Untuk lebih jelasnya, model digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Pelaksanaan Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan Pengamatan

Refleksi

Simpulan

Siklus I


(17)

28

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Adaptasi Model Kemmis & Mc. Taggart

Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi proses dan hasil tindakan. Jika dalam siklus pertama belum menyelesaikan permasalahan, maka dilanjutkan dengan siklus kedua, dimana rencana tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Demikian penelitian dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan penelitian dapat dipecahkan. Setelah pelaksanaan siklus selesai, peneliti melakukan tahap pasca penelitian, yakni analisis data dan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dasar di Kota Bandung, yang didirikan pada tahun 1973/1975 di atas tanah seluas 1671,50 m². Sejalan dengan perkembangan pembangunan di kecamatan ini, masyarakat sekitar merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai ragam penghidupan, sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, PNS, TNI/POLRI dan buruh bangunan. Namun dengan pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, mata pencaharian penduduk sebagai petani bergeser dan hampir hilang.

Siswa sekolah dasar negeri ini sebagian besar berasal dari penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan dan luar Kota Bandung. Hal ini dikarenakan letak yang cukup strategis dan dilalui kendaraan umum serta dapat dilalui dari berbagai jurusan.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini difokuskan pada salah satu kelas di sekolah tempat peneliti melaksanakan PPL, tepatnya di kelas empat. Kelas empat di sekolah dasar ini, pada mulanya dibagi ke dalam tiga kelas sesuai dengan keunggulannya, yaitu kelas A, B, C, namun pada semester ini dijadikan dua kelas, yaitu kelas A dan B, sementara kelas C digabung ke kelas A dan B. Ditinjau dari segi karakteristik


(18)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap kelasnya memiliki jenis siswa yang berlainan. Beberapa siswa cenderung berani mengungkapkan pendapatnya, beberapa siswa lainnya pendiam. Dilihat dari pergaulannya setiap siswa memiliki keakraban dengan tingkat yang berbeda satu sama lain. Ada siswa yang nyaman bekerja sama dengan siswa lain, ada pula yang lebih senang menyendiri. Dari jumlah siswanya, terdapat 16 laki-laki dan 12 perempuan.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari awal studi dan observasi permasalahan pada awal bulan Maret 2015 dan berakhir pada akhir Mei 2015.

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran disusun untuk melaksanakan bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Analisis Materi Pembelajaran

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/Rencana Perbaikan Pembelajaran

c. Alat peraga berupa media yang dapat membantu anak memahami konsep-konsep. Alat peraga tersebut berupa media slide show, senter, lilin, gitar dan angklung mainan, dan telepon kaleng.

2. Instrumen Pengungkapan Data

Instrumen pengungkapan data disusun untuk mengetahui data yang di dapat dari penelitian ini. Data tersebut berupa perkembangan siswa dari aspek pemahaman penerapan pendekatan kontekstual. Instrumen penelitian yang di kembangkan dalam penelitian ini terdiri dari soal evaluasi, lembar kegiatan kelompok, lembar observasi, dan lembar angket.

a. Soal Evaluasi

Evaluasi soal diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep yang didapatnya melalui pendekatan kontekstual.


(19)

30

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Evaluasi ini juga mengungkapkan data peningkatan hasil belajar serta contoh abstrak penerapan konsep siswa dalam kehidupan sehari-hari. Soal evaluasi ini disusun dari kisi-kisi soal yang telah dikembangkan sebelumnya, yang terdiri dari 5 soal terbuka.

b. Lembar Kegiatan Kelompok

Lembar kegiatan kelompok diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut mampu bekerja sama dan membentuk suatu masyarakat belajar kecil serta mengetahui bagaimana kerja sama siswa dalam memahami dan menerapkan konsep melalui kegiatan sederhana. Selain itu, lembar kegiatan kelompok ini juga disusun untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan sebelumnya ke dalam materi yang diajarkan.

c. Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar peserta didik dalam pembelajaran. Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan peneliti pada setiap pertemuan selama kegiatan penelitian di isi oleh observer untuk mengetahui aktivitas guru dan peserta didik dalam percobaan penerapan pendekatan kontekstual. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Data observasi guru kemudian akan dirangkum dan direfleksi untuk perbaikan pembelajaran sebelumnya. Data ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana guru mampu menerapkan prinsip-prinsip pendekatan kontekstual.

d. Lembar Angket Pembelajaran

Lembar angket pembelajaran merupakan instrument terbuka yang mengungkap kegiatan pembelajaran dari sudut pandang siswa. Lembar ini akan mengungkapkan hambatan internal siswa pada saat pembelajaran.


(20)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dimulai dari tahap pra penelitian. Tahap ini dilakukan untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Setelah itu dilaksanakan penelitian dengan menggunakan model Kemmis & Taggart. Pada model ini Kemmis dan Taggart melakukan empat kegiatan dalam penelitian tindakan kelas yang terjadi pada setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dalam setiap siklusnya. Penelitian akan dilakukan siklus demi siklus hingga permasalahan penelitian dapat diselesaikan. Setelah penelitian selesai, maka peneliti menyusun laporan yang akan memaparkan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA. Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan tahap yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan siklus. Tahap ini dijabarkan sebagai berikut:

a. Analisis masalah yang terkait selama pembelajaran IPA b. Adaptasi serta pengenalan karakter siswa

c. Permintaan izin kepada kepala sekolah yang bersangkutan

d. Tes pra siklus materi energi tanpa menerapkan pendekatan kontekstual

2. Tahap Tindakan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan siklus setelah melakukan studi pendahuluan mengenai kemampuan pemahaman konsep siswa sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen ini disusun setelah peneliti menganalisis kebutuhan siswa berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan peneliti. Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan dengan menyusun instrumen pengumpulan dan pengungkapan data serta menyiapkan media yang akan digunakan selama pembelajaran


(21)

32

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung. Instrumen yang telah disusun kemudian dikonsultasikan agar mendapatkan hasil penelitian yang baik.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan menerapkan prinsip pendekatan kontekstual.

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung karena untuk mengetahui:

 Proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru

 Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

 Aktivitas siswa pada saat penerapan pendekatan kontekstual 4) Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah penelitian dilaksanakan. Data-data selama proses pembelajaran dan hasil observasi dikumpulkan dan disajikan untuk mengetahui temuan baru dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Temuan ini kemudian dianalisis untuk menjadi masukan bagi perencanaan siklus dua. b. Siklus II

Siklus II merupakan tahap lanjutan dari pelaksanaan siklus sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti telah mendapatkan gambaran kekurangan dan kelebihan penerapan pendekatan kontekstual sehingga dapat menentukan antisipasi dari temuan sebelumnya.

1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen ini disusun setelah peneliti menganalisis kebutuhan serta hasil belajar siswa pada siklus 1. Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan dengan menyusun instrumen pengumpulan dan pengungkapan data serta menyiapkan


(22)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

media yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung. Instrumen yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kembali agar mendapatkan hasil penelitian yang baik.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan menerapkan prinsip pendekatan kontekstual dengan perbaikan dari siklus satu. 3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung karena untuk mengetahui:

 Proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru

 Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

 Aktivitas siswa pada saat penerapan pendekatan kontekstual 4) Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah penelitian dilaksanakan. Data-data selama proses pembelajaran dan hasil observasi dikumpulkan kembali dan disajikan untuk mengetahui temuan baru dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada siklus ke dua. Temuan ini kemudian dianalisis dan data yang telah diperoleh akan dideskripsikan untuk kemudian dibuat kesimpulan.

3. Tahap Pasca Penelitian

Tahap pasca penelitian adalah langkah terakhir dalam menyajikan data yang telah diperoleh selama penelitian dilakukan. Penyajian data ini dilakukan untuk melihat perbedaan keadaan kelas, baik sebelum maupun selama penelitian dilakukan. Secara rinci, kegiatan pasca penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengolah dan menyajikan data yang telah diperoleh yang dapat digunakan sebagai kesimpulan hasil penelitian


(23)

34

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Peneliti menyusun hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk laporan penelitian tindakan kelas.

H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Pengumpulan Data

Penyusunan laporan penelitian ini membutuhkan data-data yang mendukung keberhasilan dari pendekatan yang telah diterapkan. Data tersebut diperoleh dari hasil belajar serta observasi keaktifan siswa di kelas. Data tersebut dianalisis kemudian diolah dalam bentuk kesimpulan dan dibuat laporan perkembangan dari awal mula pembelajaran hingga setelah siklus II dilakukan. Data yang digunakan dalam pengolahan didapat dari evaluasi soal, tugas kelompok serta observasi keaktifan.

2. Analisis Data

Setelah penelitian dilakukan, terdapat data yang terkumpul. Data tersebut berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh akan diolah untuk mengetahui penerapan pendekatan kontekstual dan refleksi untuk siklus selanjutnya. Data kuantitatif yang diperoleh akan digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa.

a. Data Kualitatif

Analisis data kualitatif selama di lapangan dilakukan dengan model Miles dan Huberman (Sugiyono, hlm. 337). Langkah ini dilakukan untuk mengolah data kualitatif. Tahap ini dimulai dengan:

1) Reduksi Data

Reduksi data merupakan perangkuman, pemilihan hal-hal pokok, pemfokusan pada hal-hal penting, pencarian tema dan dan pola serta membuang data yang tidak perlu. Data yang direduksi akan memberi gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melaksanakan analisis selanjutnya.

2) Penyajian Data

Penyajian data merupakan pengorganisasian data yang disusun dalam pola hubungan sehingga mudah dipahami. Penyajian data ini


(24)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya.

3) Verifikasi Data

Kesimpulan atau hipotesis awal yang dikemukakan akan didukung dengan data-data serta akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila data yang diambil mendukung kesimpulan sementara, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut kredibel.

b. Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman konsep siswa. Data diperoleh dari soal evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Hasil tes evaluasi siswa kemudian dianalisis setiap butirnya dengan berpedoman pada sistem

Holistic Scoring Rubrica, yaitu prosedur yang digunakan untuk menskor

jawaban siswa. setiap skor yang didapat oleh siswa akan mencerminkan tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa. Kriteria pemberian skor menurut Renner dan Brumby dalam Abraham, et. al (Purtadi, dkk. 2010) adalah:

Tabel 3.1 Tingkat Pemahaman Konsep Siswa

Tingkat

Pemahaman Ciri Jawaban Siswa Nilai

Paham (P)

Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep

ilmiah 4

Jawaban benar mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep

3

Miskonsepsi (M)

Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskan


(25)

36

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari 1 Tidak Paham

(TP)

Jawaban salah, tidak relevan/jawaban hanya mengulang pertanyaan dan jawaban kosong 0

Dalam memberi penskoran, peneliti menyusun penilaian sebagai berikut:

1) Perhitungan Skor Perolehan Nilai Siswa

Perhitungan perolehan nilai ini akan menunjukkan kemampuan pemahaman konsep siswa.

Batas minimal kelulusan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria kelulusan sekolah dan mempertimbangkan kemampuan siswa ditetapkan 70. Selain itu, peneliti menentukan kriteria pemahaman konsep siswa sebagai berikut:

0 – 30 = Buruk 31 – 60 = Rendah 61 – 79 = Sedang 80 – 100 = Tinggi

2) Pengolahan Data Hasil Rata-rata Kelas

Pengolahan data hasil rata-rata kelas ini digunakan untuk melihat peningkatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Pengolahan ini dilakukan dengan rumus menurut Nurlela dalam Azizah (2014, hlm. 48):

X = ∑ ∑ Keterangan:

∑X = Jumlah semua nilai peserta didik

∑N = jumlah siswa X = nilai rata-rata kelas


(26)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain menganailisis peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa, peneliti juga menganalisis pemahaman berdasarkan soal yang telah diberikan. Pemahaman ini dilihat dari jumlah siswa yang menguasai konsep tertentu. Peneliti menyusun tingkat pemahaman konsep berdasarkan soal sebagai berikut:

Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan metode pada setiap soal. Soal yang disusun oleh peneliti memiliki metode tersendiri dalam penyampaiannya. Apabila setelah dianalisis jumlah siswa yang mendapat pemahaman konsep masih rendah, maka peneliti diharuskan mengganti metode pada pembelajaran selanjutnya.


(27)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini membahas simpulan yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya. Bab ini juga memaparkan rekomendasi peneliti untuk penelitian selanjutnya, baik kepada guru, sekolah, LPTK, dan peneliti.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan masalah serta temuan mengenai energi panas dan bunyi dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV sekolah dasar, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual dilakukan menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan melibatkan tujuh komponen pendekatan kontekstual, yakni konstruktivisme, inkuiri/menemukan, bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian autentik. Aktivitas pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual membuat siswa lebih mudah menarik konsep dari pengalaman serta mampu menjadikan siswa lebih aktif dalam menggali pengetahuannya. Pembelajaran ini juga membuat siswa lebih mudah mengaitkan hasil pengetahuannya dengan kehidupannya sehari-hari. Penerapan pendekatan kontekstual ini tidak selamanya berlangsung baik. Terdapat kesulitan ppada penelitian ini dikarenakan siswa belum terbiasa belajar menarik konsep-konsep sehingga perlu diberi petunjuk-petunjuk. Selain itu, siswa juga perlu dilatih untuk belajar aktif dan bekerja sama agar penerapan pendekatan dapat berlangsung lebih efektif.

2. Kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV sekolah dasar meningkat setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Hal ini terlihat dimulai dari data awal pra siklus, rata-rata yang diperoleh siswa hanya berkisar 49,78. Setelah dilaksanakan siklus 1 dengan aktivitas yang mencapai 89% penerapan pendekatan, kemampuan pemahaman konsep siswa meningkat. Rata-rata kelas mencapai 69,8.


(28)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian dilaksanakan siklus 2 dengan pencapaian penerapan dan aktivitas guru sebesar 100%. Rata-rata kelas yang diperoleh mencapai 80,18. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi energi.

B. Rekomendasi

Setelah membahas hasil penelitian, peneliti memiliki beberapa rekomendasi/ide untuk membuat pembelajaran IPA di kelas IV lebih aktif dan menyenangkan. Beberapa rekomendasi dari peneliti yaitu:

1. Penelitian ini dapat digunakan di kelas dengan jumlh siswa yang memadai, atau sekitar 20-30 siswa. dalam pelaksanaannya guru perlu benar-benar memahami apa yang akan diajarkan serta metode yang akan digunakannya.

2. Guru sebaiknya lebih memahami karakteristik siswa sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pemilihan metode dan media dapat dimaksimalkan sehingga pembelajaran akan berlangsung efektif.

3. Guru perlu memperhatikan waktu, baik dalam perencanaan, maupun pada saat pelaksanaan sehingga semua kegiatan pembelajaran akan tercapai.

4. Pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang membuat siswa mampu menarik konsep dari kegiatan sehari-hari. Hal ini melatih kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menumbuhkan keterampilan proses siswa.


(29)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R. (2010). Kerangka Landasan

untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Anitah W, Sri. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung; Refika Aditama

Ibrahim, R. dan Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Johnson, E.B. (2011). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Penerbit Kaifa (Terjemahan)

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan

Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Muslich, Masnur (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar &

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Robertson, William C. (2013). Jawaban untuk Pertanyaan Sains. Jakarta: PT. INDEKS

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press

Rustaman, Nuryani, dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah

Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional

Sudirjo, Encep & Didi Sutardi (2007). Pembaruan dalam PBM di SD. Bahan


(30)

Gina Maelani , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN KONTEKSTUAL D ALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH D ASAR D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudrajat. (2007). Model Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif,

Kuantitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Usman, Uzer dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan

Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Widodo, A., dkk. (2007). Pendidikan IPA di SD (BBM). Bandung: UPI Press Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas: untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Skripsi

Maenah, Dede. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Nashihah, Durrotun. (2010). Peningkatan Pemahaman Belajar Konsep IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Pembelajaran Kontesktual. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru MI. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Salatiga

Modul

Susdiyanto, Saat, dan Ahmad. (2009). Strategi Pembelajaran. (Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Makassar: Panitia Sertfikasi Guru Agama Rayon LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.


(1)

Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari 1 Tidak Paham

(TP)

Jawaban salah, tidak relevan/jawaban hanya mengulang pertanyaan dan jawaban kosong 0

Dalam memberi penskoran, peneliti menyusun penilaian sebagai berikut:

1) Perhitungan Skor Perolehan Nilai Siswa

Perhitungan perolehan nilai ini akan menunjukkan kemampuan pemahaman konsep siswa.

Batas minimal kelulusan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria kelulusan sekolah dan mempertimbangkan kemampuan siswa ditetapkan 70. Selain itu, peneliti menentukan kriteria pemahaman konsep siswa sebagai berikut:

0 – 30 = Buruk 31 – 60 = Rendah 61 – 79 = Sedang 80 – 100 = Tinggi

2) Pengolahan Data Hasil Rata-rata Kelas

Pengolahan data hasil rata-rata kelas ini digunakan untuk melihat peningkatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Pengolahan ini dilakukan dengan rumus menurut Nurlela dalam Azizah (2014, hlm. 48):

X = ∑ ∑ Keterangan:


(2)

37

Gina Maelani , 2015

Selain menganailisis peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa, peneliti juga menganalisis pemahaman berdasarkan soal yang telah diberikan. Pemahaman ini dilihat dari jumlah siswa yang menguasai konsep tertentu. Peneliti menyusun tingkat pemahaman konsep berdasarkan soal sebagai berikut:

Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan metode pada setiap soal. Soal yang disusun oleh peneliti memiliki metode tersendiri dalam penyampaiannya. Apabila setelah dianalisis jumlah siswa yang mendapat pemahaman konsep masih rendah, maka peneliti diharuskan mengganti metode pada pembelajaran selanjutnya.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini membahas simpulan yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya. Bab ini juga memaparkan rekomendasi peneliti untuk penelitian selanjutnya, baik kepada guru, sekolah, LPTK, dan peneliti.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan masalah serta temuan mengenai energi panas dan bunyi dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV sekolah dasar, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual dilakukan menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan melibatkan tujuh komponen pendekatan kontekstual, yakni konstruktivisme, inkuiri/menemukan, bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian autentik. Aktivitas pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual membuat siswa lebih mudah menarik konsep dari pengalaman serta mampu menjadikan siswa lebih aktif dalam menggali pengetahuannya. Pembelajaran ini juga membuat siswa lebih mudah mengaitkan hasil pengetahuannya dengan kehidupannya sehari-hari. Penerapan pendekatan kontekstual ini tidak selamanya berlangsung baik. Terdapat kesulitan ppada penelitian ini dikarenakan siswa belum terbiasa belajar menarik konsep-konsep sehingga perlu diberi petunjuk-petunjuk. Selain itu, siswa juga perlu dilatih untuk belajar aktif dan bekerja sama agar penerapan pendekatan dapat berlangsung lebih efektif.

2. Kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV sekolah dasar meningkat setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan


(4)

80

Gina Maelani , 2015

Kemudian dilaksanakan siklus 2 dengan pencapaian penerapan dan aktivitas guru sebesar 100%. Rata-rata kelas yang diperoleh mencapai 80,18. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi energi.

B. Rekomendasi

Setelah membahas hasil penelitian, peneliti memiliki beberapa rekomendasi/ide untuk membuat pembelajaran IPA di kelas IV lebih aktif dan menyenangkan. Beberapa rekomendasi dari peneliti yaitu:

1. Penelitian ini dapat digunakan di kelas dengan jumlh siswa yang memadai, atau sekitar 20-30 siswa. dalam pelaksanaannya guru perlu benar-benar memahami apa yang akan diajarkan serta metode yang akan digunakannya.

2. Guru sebaiknya lebih memahami karakteristik siswa sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pemilihan metode dan media dapat dimaksimalkan sehingga pembelajaran akan berlangsung efektif.

3. Guru perlu memperhatikan waktu, baik dalam perencanaan, maupun pada saat pelaksanaan sehingga semua kegiatan pembelajaran akan tercapai.

4. Pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang membuat siswa mampu menarik konsep dari kegiatan sehari-hari. Hal ini melatih kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menumbuhkan keterampilan proses siswa.


(5)

Buku

Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anitah W, Sri. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung; Refika Aditama

Ibrahim, R. dan Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Johnson, E.B. (2011). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Penerbit Kaifa (Terjemahan)

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Muslich, Masnur (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Robertson, William C. (2013). Jawaban untuk Pertanyaan Sains. Jakarta: PT. INDEKS

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press

Rustaman, Nuryani, dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka


(6)

82

Gina Maelani , 2015

Sudrajat. (2007). Model Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif,

Kuantitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Usman, Uzer dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Widodo, A., dkk. (2007). Pendidikan IPA di SD (BBM). Bandung: UPI Press Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas: untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya

Skripsi

Maenah, Dede. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Nashihah, Durrotun. (2010). Peningkatan Pemahaman Belajar Konsep IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Pembelajaran Kontesktual. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru MI. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Salatiga Modul

Susdiyanto, Saat, dan Ahmad. (2009). Strategi Pembelajaran. (Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Makassar: Panitia Sertfikasi Guru Agama Rayon LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.