MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MAHASISWA TARBIYAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM.

(1)

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MAHASISWA TARBIYAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

DISERTASI

Promovendus:

Abdurrahmansyah

NIM:

1007183

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

BANDUNG


(2)

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MAHASISWA TARBIYAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM

Oleh : Abdurrahmansyah

Sebuah Disertasi Yang Diajukan Untuk Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

© Abdurrahmansyah Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa seizin peneliti.


(3)

(4)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah. ... 8

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Pertanyaan Penelitian ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II LANDASAN TEORITIK PENGEMBANGAN ... 17

A. Hakikat Pedagogical Content Knowledge (PCK) ... 17

1. Konsep Dasar PCK ... 17

2. Karakteristik PCK ... 27

3. Penerapan PCK dalam Pembelajaran ... 34

B. Hakikat Pembelajaran di Perguruan Tinggi ... 39

C. Pembelajaran Materi PAI di PTAI ... 50

D. Model dan Teori Pembelajaran yang Melandasi Pengembangan Kemampuan PCK di PTAI ... 58

E. Penelitian yang Relevan ... 73

F. Kerangka Berpikir ... 77

BAB III METODE PENELITIAN ... 83

A. Metode Penelitian... 83

B. Langkah-langkah Penelitian ... 86

C. Subjek Penelitian ... 91

D. Alat Pengumpulan Data ... 93

E. Analisis Data ... 97

BAB IV DESKRIPSI, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 100


(5)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

1. Deskripsi Hasil Penelitian Pendahuluan ... 100

2. Interpretasi Hasil Penelitian Pendahuluan ... 125

B. Pengembangan Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan PCK Mahasiswa Prodi PAI ... 130

1. Rencana Pengembangan Model Pembelajaran ... 130

2. Uji Coba Terbatas ... 148

C. Interpretasi Hasil Uji Coba Terbatas ... 159

1. Perbaikan Model Pembelajaran... 163

2. Evaluasi Model Pembelajaran ... 170

3. Hasil Uji Coba Lebih Luas ... 173

4. Interpretasi Hasil Uji Coba Lebih Luas ... 202

D. Uji Validasi Model Pembelajaran ... 204

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 228

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 261

A. Simpulan ... 261

B. Implikasi Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 269

C. Dalil-Dalil Penelitian ... 270

D. Rekomendasi ... 272

DAFTAR PUSTAKA ... 275

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(6)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Beberapa Perbedaan Konsep Mengenai PCK ... 21

Tabel 2.2 Komponen dan Elemen-elemen Spesifik dalam PCK ... 22

Tabel 2.3 Standar Kriteria Kemampuan Pengajar dalam Konteks PCK ... 37

Tabel 2.4 Pengembangan Kemampuan PCK dalam Proses Pembelajaran .... 39

Tabel 2.5 Pengetahuan Konten dalam Konteks Pedagogis ... 39

Tabel 2.6 Pengetahuan Pedagogis dalam Konteks Konten ... 40

Tabel 2.7 Perbedaan Asumsi Pembelajaran di Sekolah dan PT ... 57

Tabel 2.8 Perbedaan Suasana Belajar di PT dan Sekolah ... 57

Tabel 2.9 Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Learning ... 64

Tabel 3.1 Kelompok Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 96

Tabel 4.1 Persepsi Dosen tentang Tujuan Pembelajaran PAI ... 114

Tabel 4.2 Persepsi Dosen tentang Pembuatan RPP ... 115

Tabel 4.3 Persepsi Dosen tentang Kesulitan Pembelajaran Materi PAI ... ...115

Tabel 4.4 Persepsi Dosen tentang Metodologi Pembelajaran Materi PAI ... 116

Tabel 4.5 Persepsi Dosen tentang Pembelajaran Materi PAI... 116

Tabel 4.6 Persepsi Dosen tentang Perlunya Pengembangan Pembelajaran Materi PAI ... ...117

Tabel 4.7 Tingkat Kepuasan Dosen dalam Pembelajaran Materi PAI... ...119

Tabel 4.8 Data tentang Pembuatan RPP dalam Pembelajaran ... ...120

Tabel 4.9 Data tentang Pelaksanaan Prosedur Pembelajaran ... ...121

Tabel 4.10 Angket Respon tentang Minat Pembelajaran Mahasiswa ... ...124

Tabel 4.11 Angket Tingkat Kepercayaan Diri Mahasiswa ... ...127

Tabel 4.12 Jumlah dan Persentase Kualifikasi Dosen PTAI ... 129

Tabel 4.13 Desain Awal Model Implementasi MP-PCK-T ... 141

Tabel 4.14 Langkah-langkah Pembelajaran MP-PCK-T ... 142


(7)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii

Tabel 4.16 Sintak Pembelajaran MP-PCK-T ... ...171

Tabel 4.17 Metode Belah Dua Total Skor Item Ganjil dan Genap ... ...176

Tabel 4.18 Uji Homogenitas Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... 185

Tabel 4.19 Uji Normalitas Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... 186

Tabel 4.20 Hasil Uji t Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... 186

Tabel 4.21 Rangkuman Uji Homogenitas, Normalitas, dan Uji t Prodi PAI Kategori Baik ... 187

Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Prodi PAI Kategori Baik ... 194

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Prodi PAI Kategori Baik ... 194

Tabel 4.24 Hasil Uji t Prodi PAI Kategori Baik ... 194

Tabel 4.25 Rakuman Hasil Uji Homogenitas, Normalitas, dan Uji t pada Prodi PAI Kategori Baik ... ...195

Tabel 4.26 Hasil Uji Homogenitas Prodi PAI Kategori Cukup Baik ... ...203

Tabel 4.27 Hasil Uji Normalitas Prodi PAI Kategori Cukup Baik ... ...203

Tabel 4.28 Hasil Uji t Prodi PAI Kategrori Cukup Baik ... 204

Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji t Prodi PAI Kategori Cukup Baik ...204

Tabel 4.30 Jumlah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ...209

Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... ...210

Tabel 4.32 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Prodi PAI Kategori Sangat Baiki ... 210

Tabel 4.33 Hasil Uji t Kelas Eksperimen Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... 211

Tabel 4.34 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol pada Prodi PAI Kategori Sangat Baik...211

Tabel 4.35 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... ...211

Tabel 4.36 Hasil Uji t Kelas Kontrol Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... ...212 Tabel 4.37 Hasil Kemampuan PCK Mahasiswa Prodi PAI Kategori


(8)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiii

Sangat Baik ... ...213 Tabel 4.38 Hasil Uji Normalitas Kelompok Kelas Eksperimen Prodi

PAI Kategori Baik ... 214 Tabel 4.39 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kelas Eksperimen Prodi

PAI Kategori Baik ... 215 Tabel 4.40 Hasil Uji t Kelompok Kelas Eksperimen Prodi PAI

Kategori Baik... .. 216 Tabel 4.41 Uji Normalitas Kelompok Kelas Kontrol Prodi PAI

Kategori Baik... ... 216 Tabel 4.42 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kelas Kontrol Prodi PAI

Kategori Baik ... 216 Tabel 4.43 Hasil Uji t Kelompok Kelas Kontrol Prodi PAI

Kategori Baik ... 216 Tabel 4.44 Hasil Kemampuan PCK Mahasiswa Prodi PAI Kategori Baik ... 217 Tabel 4.45 Uji Normalitas Kelompok Kelas Eksperimen Prodi PAI

Kategori Cukup Baik... 219 Tabel 4.46 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kelas Eksperimen Prodi

PAI Kategori Cukup Baik ... 219 Tabel 4.47 Hasil Uji t Kelompok Kelas Eksperimen Prodi PAI

Kategori Cukup Baik... 220 Tabel 4.48 Hasil Uji Normalitas Kelompok Kelas Kontrol Prodi PAI

Kategori Cukup Baik... 221 Tabel 4.49 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kelas Kontrol Prodi PAI

Kategori Cukup Baik... 221 Tabel 4.50 Hasil Uji t Kelompok Kelas Kontrol Prodi PAI Kategori

Cukup Baik ... 221 Tabel 4.51 Kemampuan PCK Mahasiswa Prodi PAI Kategori Cukup Baik ... 222


(9)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Unsur-unsur Perpaduan PCK dalam Pembelajaran... 19

Gambar 2.2 Kerangka Teoritik Unsur-unsur PCK... 24

Gambar 2.3 Aspek-aspek Pembelajaran dalam PCK ... 29

Gambar 2.4 PCK sebagai sebuah Sistem ... 31

Gambar 2.5 Kelas sebagai Sebuah Sistem ... 32

Gambar 2.6 Model Pembelajaran Dick and Carrey ... 46

Gambar 2.7 Model Pembelajaran Kemp ... 48

Gambar 2.8 Penggabungan Tradisi Belajar di PT ... 54

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir Pengembangan Model Pembelajaran ... 85

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 93

Gambar 4.1 Kerangka Model Pembelajaran MP-PCK-T ... 134

Gambar 4.2 Desain Awal Model Perencanaan Pembelajaran MP-PCK-T ... 138

Gambar 4.3 Desain Awal Model Evaluasi MP-PCK-T ... 147

Gambar 4.4 Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring MP-PCK-T ... 148

Gambar 4.5 Hasil Pembelajaran Uji Coba Terbatas ... 162

Gambar 4.6 Model Pembelajaran MP-PCK-T ... 175

Gambar 4.7 Uji Dua Sisi Prodi PAI Kategori Sangat Baik ... ...192

Gambar 4.8 Uji Dua Sisi prodi PAI Kategori Baik ... .. 201

Gambar 4.9 Uji Dua Sisi Prodi PAI Kategori Cukup Baik...210

Gambar 4.10 Hasil Pretest dan Posttest pada Uji Coba Luas...212

Gambar 4.11 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ...230

Gambar 4.12 Rata-rata Gain pada Uji Validasi Prodi PAI Kategori Sangat Baik, Kategori Baik, dan Kategori Cukup Baik ... ...231


(10)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Pra-Survey Lampiran 2 Angket untuk Dosen

Lampiran 3 Angket untuk Mahasiswa Lampiran 4 Reading Comprehension Test

Lampiran 5 Kegiatan Dosen dan Mahasiswa dalam Proses Perkuliahan dan Tanggapan Mahasiswa terhadap Model Pembelajaran Dosen

Lampiran 6 Hasil Analisis Statistik

Lampiran 7 Hasil Penilaian Pembelajaran pada Uji Coba Terbatas Lampiran 8 Hasil Pre-Test dan Post-Test Uji Luas dan Validasi Lampiran 9 Contoh RPP dan Silabus

Lampiran 10 Panduan Penilaian dan Daftar Evaluasi Lampiran 11 Surat Izin dan Surat Keterangan Penelitian


(11)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MAHASISWA TARBIYAH DI PTAI

Abdurrahmansyah (2014)

Salah satu problem pembelajaran yang dihadapi Prodi PAI di lingkungan PTAI di Sumatera Selatan adalah masih belum terpenuhinya kualitas proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Dari sisi proses, masih lemahnya kreativitas dosen dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih melibatkan mahasiswa, sedangkan dari sisi hasil pembelajaran masih rendahnya penguasaan mahasiswa terhadap aspek pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogi pada pembelajaran Materi PAI. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah produk berupa model pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge

(PCK) mahasiswa. Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan research and development (R&D). Metode penelitian ini secara garis besar meliputi tahapan-tahapan, yakni: 1). Studi pendahuluan; 2). Perencanaan; 3). Pengembangan model; 4). Uji coba model pembelajaran; 5). Uji validasi; dan 6). Pelaporan. Subjek penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa semester lima di Program Studi PAI di lingkungan PTAI Sumatera Selatan, yakni Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang, Prodi PAI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Qur’an al-Ittifaqiyah (STITQI) Inderalaya di Kabupaten Ogan Ilir, Prodi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rahmaniyah Sekayu di Kabupaten Musi Banyuasin. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dokumentasi dan tes. Data dianalisis dengan menggunakan Pearson Product-Moment Correlation, Split-half Method, Spearman-Brown,

Kolmogorov-Smirnov Test, Levene test, dan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran Materi PAI dalam hal penguasaan pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogi (PCK) mahasiswa. Dari sisi proses model pembelajaran ini mampu meningkatkan antusiasme dan semangat belajar mahasiswa, meningkatkan kinerja dosen, melatih kedisiplinan dan kerjasama di kalangan mahasiswa, serta tumbuhnya rasa tanggung jawab dalam diri mahasiswa. Dari sisi hasil pembelajaran, berdasarkan hasil uji validasi dengan menggunakan uji t pada α = 0,05 (taraf siginifikansi 95%) diterapkan untuk membandingkan hasil belajar antara pretes dan postes dalam kelompok kelas eksperimen, serta membandingkan antara hasil belajar antara kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka terbukti bahwa perolehan hasil belajar (posttest) pada kelompok kelas eksperimen lebih tinggi dari pada perolehan hasil belajar (posttest) kelompok kelas kontrol, pada Prodi PAI berkategori Sangat Baik, Baik, dan Cukup Baik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan ini efektif untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa pada pembelajaran Materi PAI. Secara teoritis, hasil penelitian ini mengandung implikasi: 1). Mahasiswa dimungkinkan untuk memahami aspek sekaligus yakni penguasaan pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogi; 2). Dosen dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran di kelas; dan 3). Mahasiswa dihajatkan untuk memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam pembelajaran.

Kata kunci: Model pembelajaran terpadu, pedagogical content knowledge, pendidikan agama Islam


(12)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

ABSTRACT

LEARNING MODEL TO IMPROVE CAPABILITIES OF PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE ON TARBIYAH STUDENTS IN PTAI

Abdurrahmansyah (2014)

One of the learning problems faced by Islamic education program (PAI) in the Institute of Islamic Studies (PTAI) in South Sumatra are still not fulfilled the quality of the process and learning result. In terms of process, the weakness of the lecturers’ creativity in developing learning strategies that engage students, while in term of the learning results is that the lack of students’ understanding of the aspects of content knowledge and pedagogical knowledge on Islamic education learning. This study aims to produce and develop a product in the form of learning model in order to improve the students’ pedagogical content knowledge (PCK) ability. To achieve the research objectives, this study uses research and development (R&D) approach. This research method broadly includes: 1). preliminary study; 2). planning; 3). model development; 4). trial learning model; 5). Test of validation; and 6). reporting phases. The subjects of research are the lecturers and students of the fifth semester of the PAI program in the PTAI in South Sumatra, that is Prodi PAI of the Tarbiyah Faculty of State Institute of Islamic Studies-Raden Fatah Palembang, Prodi PAI of Islamic College of Tarbiyah al-Qur'an al-Ittifaqiyah in Inderalaya Ogan Ilir, Prodi PAI of Islamic College of Rahmaniyah Sekayu in Banyuasin. Instruments that are used in collecting data are using questionnaires, observation, documentation, and test. Data were analyzed using Pearson Product-Moment Correlation, Split-half method, Spearman-Brown, Kolmogorov-Smirnov test, Levene test and t-test. The results showed that the developed learning model is able to improve the process and learning result of PAI in terms of students’ understanding of content knowledge and pedagogical knowledge (PCK). In context of the learning process is able to increase the enthusiasm and students’ learning spirit, improve the lecturers’ performance, practicing self-discipline and cooperation among students, and the growing sense of self- responsibility in students. In context of learning result, based on the validation test results proved that the achievement of learning result (posttest) in the experimental group is higher than the achievement of control class group’ learning result (posttest), in the Prodi PAI categorized Very Good, Good, and Good Enough. The findings of this study indicate that the developed learning model is effective for improving the learning ability of students’ PCK ability in learning PAI. Theoretically, the results of this research implicates: 1). Students at the same time are possible to understand aspects of content knowledge and pedagogical knowledge; 2). Lecturer required being creative in developing the learning process in the classroom; and 3). Students must have high level of participation in the classroom.


(13)

1

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini merupakan bab pendahuluan yang akan membahas a). Latar belakang maslah; b). Identifikasi masalah; c). Rumusan masalah; d) Pertanyaan penelitian; e). Tujuan penelitian; dan f). Manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah elemen primer yang penting dipertimbangkan pengembangan dan peningkatan penyelenggaraannya sebagai indikator kemajuan suatu bangsa. Menempatkan prioritas utama dalam mengembangkan konsep dan sistem penyelenggaraan pendidikan dari level dasar, menengah sampai pendidikan tinggi memerlukan dukungan pemikiran pendidikan yang dikembangkan dari dasar-dasar filosofis, society and culture, teori-teori psikologi, dan teori-teori belajar yang secara akademik perlu terus menerus dikaji agar menemukan konsep dan kaidah-kaidah terbaru sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan pada tataran implementatif (Robert S. Zais, 1976: 96-97).

Kesenjangan yang terlalu lebar pada tataran konsep dan implementasi akan memperlihatkan rendahnya kualitas penyelenggaraan pendidikan berupa lemahnya proses dan produk pendidikan (Hamid, 2008: 32). Dalam hal kualitas pendidikan, Indonesia disinyalir masih banyak menyimpan persoalan dalam penyelenggaraan pendidikan. Kualitas pendidikan sangat terkait dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah. Karena itu, salah satu komponen penting untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah usaha memberdayakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga pencetak dan pendidik guru dan calon guru (Djalal, 2007: vii). Upaya


(14)

2

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menciptakan calon pendidik profesional membutuhkan proses pendidikan yang profesional pula.

Salah satu kritik yang banyak dilontarkan terkait dengan kesenjangan antara proses dan produk pendidikan di Indonesia seperti yang sering diarahkan pada penguasaan skill dan kompetensi para guru yang dibina pada LPTK. Guru-guru pada sekolah dan madrasah disinyalir kurang profesional, memiliki kinerja rendah, dan kurang memiliki semangat untuk mengembangkan kemampuan diri. Berbagai kelemahan yang dimiliki para tenaga pendidik dalam batasan tertentu memang tidak dapat dipisahkan dari pola pembinaan dan pendidikan di LPTK. Karena guru profesional tentu diharapkan lahir dari pendidikan guru yang profesional. Untuk itulah LPTK harus terus menerus berbenah dalam mengelola pendidikan guru secara lebih profesional. Dalam konteks ini Unesco sangat merekomendasikan agar masalah pembinaan kepribadian guru mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam penyelenggaraan pendidikan keguruan baik pada fase prajabatan maupun dalam jabatan (Siti Rahmi, 2011: 92)

Sebagaimana yang dikemukakan Tilaar (2011: 28-30), bahwa kelemahan yang diemban oleh LPTK saat ini paling tidak terdiri atas: 1). Penguasaan ilmu murni yang lemah; 2). Penguasaan ilmu profesi yang lemah; 3). Artikulasi sekolah dan universitas yang lemah; dan 4). Peran organisasi guru yang kurang memadai. Persoalan yang dihadapi LPTK tidak hanya mendominasi lembaga pendidikan guru di Indonesia semata, tetapi juga dialami oleh negara-negara lain. Linda D. Hammond misalnya, dalam serangkaian riset yang dilakukannya terhadap lembaga pendidikan guru di Amerika Serikat dalam beberapa kurun waktu juga menemukan beberapa kelemahan pada pola pembinaan calon guru. Problem tersebut menurut Hammond di antaranya:


(15)

3

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Inadequate time; keterbatasan waktu yang disediakan oleh program jurusan. Hal ini berimplikasi pada mahasiswa untuk harus belajar keras namun tidak efektif. Berbagai materi seperti perkembangan anak, teori pembelajaran, strategi pengajaran efektif disajikan secara kurang bermakna sehingga lemah dalam penguasaan konten (content knowledge) dan lemah pula dalam pengetahuan bagaimana mengajar (pedagogical knowledge) termasuk tentang belajar (learning) dan pemahaman peserta didik (learner).

2. Fragmentation; elemen-elemen kunci dalam pendidikan dan pembelajaran guru tidak berhubungan satu sama lain. Kajian teoritik terpisah dari praktik pengajaran; keterampilan profesional dibagi ke dalam pengajaran yang terpisah-pisah.

3. Uninspired teaching method; karena guru disiapkan untuk mengajar secara

on hands and on minds, maka seharusnya mereka memiliki pengalaman sendiri atau disiapkan dengan sejumlah praktik keguruan dan praktikum. Perkuliahan didominasi oleh metode chalk and talk, yakni metode mengajar dengan kapur dan tutur dibumbui resitasi yang mengarah kepada plagiasi.

4. Superficial curriculum; kurikulum yang menggambarkan sekilas dari apa yang dibutuhkan mahasiswa; dangkal dalam psikologi pendidikan. Calon guru tidak mempelajari secara mendalam tentang bagaimana memahami dan mengatasi problem nyata praktik mengajar.

5. Traditional views of school; karena dipersiapkan sebagai calon guru sekolah-sekolah maka kebanyakan mereka bekerja dan belajar secara terisolasi dibanding membangun tim (bekerja dalam tim); para guru terbiasa untuk berusaha menguasai buku teks dan komputer.


(16)

4

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Weak fieldwork design; lapangan pengajaran (fieldwork) kurang memiliki perhatian terhadap desain program. Padahal penting mengakomodasi pengalaman lapangan terhadap pemikiran calon guru tentang mengajar dan belajar (Hammond, 2005).

Keenam kritik yang dikemukakan Hammond terhadap fenomena penyelenggaraan pendidikan guru, tentu saja dapat menjadi titik tolak bagi perbaikan pola penyelenggaraan LPTK di Indonesia. Sebab sebagaimana dikemukakan Siti Rahmi, kebijakan pendidikan guru dan tenaga kependidikan di Indonesia belum mengacu pada prinsip connection and coherence. Menurut pandangan Hammond, bahwa prinsip connection and coherence dalam

penyelenggaraan LPTK mengandung pengertian “to be able to use theories and

practices that can help them make sense of the phenomena they experience and observe rather than encountering mixed messages, contradictory theories and ideas that are superficially conveyed”. Dengan demikian, LPTK penting

mengupayakan agar pada mahasiswa mampu menggunakan teori-teori dan praktik dalam membantu mereka memahami fenomena yang mereka alami di lapangan, bukan berhadapan dengan pesan yang yang campur aduk, teori yang saling bertentangan satu sama lain dan ide yang nampak mengambang.

Fakultas Tarbiyah khususnya pada Prodi PAI sebagai lembaga yang menyiapkan calon guru sampai saat ini masih menyimpan persoalan pembelajaran dari sisi proses, sebagaimana disinyalir Supriadi (1999: 299-309), bahwa rendahnya kualitas penyelenggaraan pembinaan bagi calon guru di LPTK di Indonesia secara umum terkait dengan proses pembelajaran yang cenderung masih berada pada tahap penyampaian informasi dan belum secara kuat berorientasi pada pembentukan profil guru secara utuh. Padahal jika mengacu pada hakikat pembelajaran pada dasarnya tidak hanya sekedar transfer informasi semata, tetapi


(17)

5

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih pada upaya pengajar untuk memberikan kemungkinan bagi pelajar agar terjadi proses belajar. Kritik terhadap kualitas pembelajaran di PTAI juga dikemukakan Muhaimin (2003: 209) bahwa lulusan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) kurang memenuhi harapan masyarakat dan rendahnya kontribusi lulusan IAIN misalnya masih menjadi beban untuk diperbaiki mutu pelayanan pendidikan di lembaga pendidikan semacam ini. Dalam pada itu, Furchan (2005: 71) menyatakan bahwa, lulusan PTAI masih berkualitas rendah terutama pada tiga unsur pokok dalam pembelajaran, yaitu: unsur kurikulum, unsur sumber daya pendidikan, dan unsur kualitas pembelajarannya. Kritik atas problem pembelajaran di PTAI ini juga tentu terjadi dan menjadi fenomena riil di lingkungan Prodi PAI di PTAI di Sumatera Selatan.

Salah satu fenomena yang masih mudah terlihat pada proses pembelajaran di lingkungan PTAI di Sumatera selatan adalah pola pembelajaran yang belum mengakomodasi model pembelajaran aktif yang berbasis pandangan konstruktivisme. Fenomena pembelajaran di PTAI ini dikemukakan Azyumardi Azra (1999: 163) sebagai keadaan pembelajaran yang terkungkung oleh pola pembelajaran feodalistis yang kuat dan cenderung birokratis, meskipun di satu sisi para dosen di PTAI memiliki kesadaran ilmiah dan sedikit-sedikit memegang standar-standar ilmiah tersebut. Dalam pada itu, beberapa studi mengenai proses pembelajaran di PTAI khususnya di Fakultas Tarbiyah, seperti yang dilaporkan Abdillah (1997: 16), masih terasa bersifat teacher oriented, di mana pusat pembelajaran dipegang oleh kontrol dosen secara penuh dengan mengurangi keterlibatan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Penelitian yang dilakukan Siti Halimah (2007: 4-5) dengan fokus proses perkuliahan di Fakultas Tarbiyah di IAIN Sumatera Utara, juga menunjukkan data yang membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran di lembaga ini masih belum kondusif untuk mencetak


(18)

6

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

calon guru agama yang memiliki keterampilan profesional dalam mengajarkan bidang studi agama Islam di sekolah.

Sebagai suatu variabel, proses pembelajaran bukan satu-satunya penentu keberhasilan pembelajaran, faktor kurikulum di Prodi PAI PTAI menjadi penting untuk dicermati. Namun menurut Arief Furchan (2010), struktur kurikulum Fakultas Tarbiyah telah cukup memadai untuk melahirkan tenaga guru yang profesional. Meskipun dari sisi distribusi mata kuliah yang mencapai 160 sks dianggap masih terlalu membebankan mahasiswa, namun untuk muatan materi keahlian yang akan dimanfaatkan untuk praktik pengajaran di lapangan dipandang cukup substantif. Dominannya faktor proses pembelajaran dalam menentukan kualitas hasil pembelajaran ditegaskan oleh Amanda Berry, Loughran, dan Mulhall (2006) dalam bahwa “teacher variabels that are the most dominat significant factor, no curriculum factors...”. Ini menunjukkan bahwa kemampuan

seorang pengajar dalam melakukan pengembangan pembelajaran menjadi sangat penting dan cenderung lebih dominan sebagai penentu keberhasilan pembelajaran secara implementatif, ketimbang faktor-faktor lain termasuk kurikulum.

Diskursus pembelajaran di Fakultas Tarbiyah, sejauh ini masih memerlukan perbaikan kualitas implemantasinya. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dilakukan dapat dikemukakan bahwa dari sisi proses pembelajaran cenderung lebih menggunakan pendekatan konvensional dengan penekanan pada penggunaan lecturing method, penugasan makalah, diskusi umum dan tanya jawab. Penggunaan dan pengembangan strategi active learning dengan berbagai varian implementasinya masih belum tersentuh secara optimal.

Fenomena pembelajaran di Fakultas Tarbiyah seharusnya mempresentasikan proses pembelajaran yang diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan mahasiswa untuk mampu menjadi guru profesional. Karena itu pola


(19)

7

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang bersifat teacher centered harus mulai ditinggalkan, sehingga siswa dimungkinkan untuk dapat diberdayakan agar mereka dapat belajar dan mengembangkan kemampuannya secara optimal (Talbert J.E & McLaughlin M.E, 1993: 3). Proses pembelajaran di fakultas Tarbiyah sebagai lembaga pendidikan calon guru seharusnya diarahkan untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa dari sisi penguasaan konten dan kemampuan pedagogi secara komprehensif dan tidak parsial sehingga para mahasiswa calon guru memiliki pengetahuan yang utuh mengenai PCK.

Kritik Shulman tentang kerancuan pola pengembangan profesionalitas calon guru melalui model pembinaan yang memisahkan pembelajaran konten dan kemampuan mengajar secara ad hoc dan terpisah perlu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa calon guru dapat menguasai aspek isi dan keterampilan mengajar secara utuh. Dengan demikian kemampuan

pedagogical content knowledge (PCK) merupakan substansi kompetensi yang harus dipertimbangkan LPTK termasuk Fakultas Tarbiyah sebagai lembaga yang menyiapkan calon guru agama Islam.

PCK sebagai konsep pengembangan kemampuan guru harus diimplementasikan dalam bentuk model pembelajaran yang terorganisir untuk memadukan penguasaan konten dan kemampuan mengajar dalam satu proses pembelajaran. Beberapa riset yang dilakukan dalam mengembangkan model pembelajaran PCK ini telah dilakukan para pakar pembelajaran seperti Amanda Berry (2006: 14) dengan menempatkan PCK sebagai sebuah konstruksi akademik (academic construct) yang dapat dikembangkan pada berbagai kasus pembelajaran.

Siti Rahmi (2011: 93) menegaskan bahwa aplikasi PCK dalam pembelajaran bagi calon guru akan memungkinkan mereka memahami materi


(20)

8

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dan akrab dengan teknik dan strategi pembelajaran yang efektif serta mampu membuat mereka memiliki pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana pengetahuan dalam disiplin ilmu mereka dibangun dan bagaimana untuk menyajikan proses pembelajaran tersebut kepada siswa. Dengan demikian, pembelajaran untuk membekali para calon guru terhadap kemampuan PCK menjadi isu penting untuk dicermati dan dikembangkan melalui pengupayaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan keguruan mahasiwa, khususnya bagi mahasiswa Prodi PAI di PTAI.

Melalui penelusuran yang dilakukan peneliti, pengembangan pembelajaran dengan pendekatan PCK lebih banyak dilakukan terutama pada pembelajaran pendidikan sains (science education) dan di beberapa sekolah telah dilakukan penelitian dan pengembangan dengan pendekatan PCK ini pada pembelajaran untuk mata pelajaran fisika, biologi, dan seterusnya (Amanda Berry, 2011: 15). Keberadaan PCK sebagai pendekatan pembelajaran yang memiliki kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik telah banyak dilakukan. Hashweh (2005) misalnya melalui tulisannya berjudul Teacher Pedagogical Constructions: A Reconfiguration of Pedagogical Content Knowledge, mengindikasikan berbagai kelebihan yang dapat disumbangkan oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PCK ini.

Namun demikian, sejauh ini pengembangan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PCK banyak dilakukan di tingkat sekolah menengah seperti yang disinyalir oleh Amanda Berry, sehingga untuk konteks pengembangan pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi dalam hal ini khususnya pada LPTK seperti pada fakultas Tarbiyah masih belum ditemukan pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PCK ini


(21)

9

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara massif. Dari beberapa sumber yang ditelusuri belum banyak pengembangan pembelajaran dengan pendekatan PCK ini dilakukan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa kajian dan penelitian mengenai PCK dalam konteks pengembangan model pembelajatan di tingkat LPTK di Indonesia belum banyak dilakukan, sehingga penetrasi untuk mengenalkan isu PCK seperti yang dikembangkan Shulman menjadi perlu dilakukan secara akademik. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk melakukan pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PCK ini pada Prodi PAI mengingat pertimbangan akademik perlunya penguasaan kemampuan PCK ini bagi calon guru agama.

B. Identifikasi Masalah

Kemampuan dalam menguasai aspek pengetahuan materi (content knowledge) dan pengetahuan pembelajaran (pedagogical knowledge) dalam satu kesatuan utuh yang sering kenal dengan penguasaan kemampuan pedagogical content knowledge (PCK) merupakan aspek pemahaman keguruan yang sangat penting dimiliki seorang pengajar atau calon pengajar. Sayangnya upaya untuk meningkatkan kemampuan PCK seringkali terabaikan oleh penyelenggara pendidikan guru dalam hal ini LPTK. Menurut Shulman seperti dikutip Ball & McDiarmid (1990: 76) proses pembelajaran di LPTK seharusnya mengemban tanggung jawab pembinaan kepada mahasiswa untuk menguasai subject matter knowledge, curriculum knowledge, dan pedagogical content knowledge. Shulman mengkritik penyajian kurikulum dan proses pembelajaran di LPTK yang belum optimal untuk meningkatkan kemampuan PCK, padahal aspek ini menjadi sangat penting dimiliki para pengajar dan calon guru.


(22)

10

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kondisi objektif di lapangan, harus diakui bahwa penguasaan kemampuan PCK mahasiswa calon guru masih belum optimal dicapai melalui proses pembelajaran. Dalam konteks kemampuan PCK mahasiswa pada prodi PAI di lingkungan PTAI, terdapat beberapa indikasi belum optimalnya upaya peningkatan kemampuan PCK mahasiswa di lingkungan Prodi PAI. Dari hasil observasi di lapangan khususnya pada Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah diketahui bahwa sebagian besar hasil ujian komprehensif mahasiswa pada mata kuliah Materi PAI masih berkisar pada perolehan nilai C atau pada rentang nilai 50-59. Demikian juga halnya dengan pengetahuan pedagogi yang dimiliki mahasiswa prodi PAI juga masih cukup rendah. Nilai PPLK II yang diperoleh mahasiswa masih disertai catatan penting bagi perbaikan kualitas kemampuan mengajar mereka. Lemahnya kemampuan penguasaan pengetahuan terhadap materi PAI dan penguasaan pengetahuan pedagogi di kalangan mahasiswa diperkuat oleh pengakuan pengelola Prodi PAI dan para dosen pengajar Materi PAI dan dosen DPL yang mensinyalir bahwa mahasiswa masih cukup lemah dalam menguasai materi PAI dan kemampuan pembelajaran.

Masih minimnya penguasaan kemampuan PCK mahasiswa ini lebih disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah pola pembelajaran yang belum utuh dalam mengembangkan kemampuan penguasaan materi dan pengetahuan pedagogi sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran. Selain itu, sebagaimana kritik Shulman, bahwa kurikulum LPTK pada umumnya masih bersifat separeted

dan belum mengakomodasi rancangan kurikulum yang terintegrasi, sehingga mahasiswa calon guru mendapatkan pengetahuan materi dan pedagogi secara terpisah.

Adapun di antara faktor yang menyebabkan terjadinya proses pembelajaran yang kurang mempertimbangkan pencapaian kemampuan PCK


(23)

11

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mahasiswa ini adalah terkait dengan kemampuan dosen dalam merancang dan mengelola pembelajaran. Dalam pandangan umum teori pembelajaran, efektivitas praktik pengajaran di kelas memang tidak hanya ditentukan oleh satu aspek saja misalnya kemampuan dosen semata dalam mengelola pembelajaran, tetapi sangat terkait dengan variabel lain seperti input mahasiswa, kemampuan pengajar, kurikulum, bahan ajar, dan sarana belajar. Dalam kaitan ini, Chris Kryiacou (2009: 39) menegaskan bahwa sebuah pembelajaran akan menjadi efektif apabila dipahami dengan baik problem sekitar pembelajaran, kondisi siswa, dan manajemen kelas. Lemahnya kualitas pembelajaran yang terjadi di lembaga pendidikan, termasuk di perguruan tinggi tentu lebih disebabkan oleh kondisi yang belum optimal dari variabel-variabel pendidikan yang dikemukakan di atas.

Menurut analisis sistem pembelajaran proses dan hasil pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa variabel penting yakni variabel input, instrumental, dan environmental input. Variabel input termasuk di dalamnya adalah peserta didik dengan segala karakteristik fisik dan psikologisnya; variabel instrumental mencakup dosen, kurikulum, sarana belajar dan sebagainya; sedangkan variabel environmental input meliputi lingkungan, teman belajar, pergaulan, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil observasi pada Prodi PAI di PTAI di wilayah Sumatera Selatan, ketiga variabel penentu proses dan hasil pembelajaran di atas masih mengandung berbagai persoalan dan tantangan dalam implementasinya. Beberapa problem dan tantangan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, pada aspek input yang meliputi faktor mahasiswa dengan berbagai karakteristik fisik dan psikologisnya, terdapat kendala di antaranya:


(24)

12

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Motivasi internal di kalangan mahasiswa Prodi PAI dalam mempelajari materi PAI masih rendah. Hal ini dapat dipahami karena masih banyaknya asumsi bahwa mata kuliah ini dianggap remeh temeh dan telah dipelajari sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hai ini berimplikasi pada rendahnya penguasaan PCK mahasiswa karena penguasaan konten merupakan aspek penting dalam PCK.

2. Sebagian besar mahasiswa cenderung kurang berminat mempelajari Materi PAI dalam kaitannya dengan penguasaan PCK, karena selama ini mahasiswa kurang disadarkan mengenai keutuhan penguasaan materi dan aspek pedagogi sebagai konsekwensi pembelajaran mata kuliah ini yang kurang menarik, para pengajar juga kurang menggunakan metode pembelajaran yang variatif, sehingga tidak sedikit mahasiswa yang masuk kelas hanya sekedar mendengarkan penjelasan dosen dan tidak disertai dengan upaya menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai Materi PAI dan pembelajarannya di luar kelas.

3. Kurangnya kemampuan dasar mahasiswa dalam pengetahuan Islam (studi Islam) karena tidak sedikit mahasiswa yang menempuh studi pada Prodi PAI ini berasal dari latar belakang sekolah umum, seperti SMU, SMK, dan lain-lain. Kurangnya kemampuan dasar ini akan semakin menimbulkan persoalan pembelajaran jika proses perkuliahan tidak dikelola secara menarik dan utuh untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa. 4. Bervariasinya latar belakang pendidikan mahasiswa Prodi PAI tentu

mengakibatkan tidak mudahnya para dosen untuk mengakomodasi kemampuan-kemampuan mahasiswa yang beragam, sehingga penjelasan materi PAI seringkali berputar-putar pada tanya jawab yang kurang


(25)

13

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermakna, dan kurang menyentuh aspek pembelajaran PAI dalam konteks peningkatan kemampuan PCK mahasiswa.

5. Kemampuan mahasiswa yang masih minim dalam hal penguasaan materi dan pengetahuan pedagogi, menjadi persoalan yang serius untuk segera diatasi mengingat kemampuan ini menjadi sangat penting dikaitkan dengan kompetensi akademik dan komperensi pedagogi yang harus dimiliki seorang calon guru.

Kedua, aspek instrumental yang meliputi faktor dosen, kurikulum, bahan ajar, sarana pendukung pembelajaran. Pada aspek ini, kendala dan tantangan yang dihadapi pada pembelajaran di Prodi PAI dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kompetensi dosen pengajar Materi PAI cenderung didominasi oleh pra dosen senior yang masih memiliki pandangan kurang terbuka dalam memahami interaksi pembelajaran, sehingga pilihan metode pembelajaran masih didominasi oleh metode ceramah dan kurang melibatkan mahasiswa dalam kegiatann pembelajaran. Hal ini dapat dipahami karena latar belakang pendidikan dosen pengampu Materi PAI adalah alumni program

Islamic studies sehingga harus diakui pemahaman mereka terhadap teori-teori pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran masih cukup minim. Dalam pada itu, pemahaman mengenai PCK dosen yang kurang baik akan berdampak pada pemahaman PCK mahasiswa yang bekum optimal dikembangkan.

2. Kurikulum yang diterapkan pada Prodi PAI masih bersifat memisahkan (separeted curriculum) antara pembelajaran mata kuliah penguasaan konten dan pengetahuan pedagogi. Sehingga dengan sajian kurikulum seperti ini, pemahaman yang utuh mengenai PCK sulit dicapai dengan baik melalui pembelajaran.


(26)

14

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pelaksanaan pembelajaran Materi PAI masih semata-mata berorientasi pada konten, sehingga mahasiswa tidak diarahkan untuk memahami aspek pedagogi dalam menelaah materi PAI. Kondisi ini akan semakin memperlemah upaya peningkatan kemampuan pedagogical content knowledge di kalangan mahasiswa calon guru agama.

Ketiga, aspek environmental input meliputi lingkungan sekitar mahasiswa memiliki kendala dan tantangan sebagai berikut:

1. Dari sisi lingkungan belajar, mahasiswa cenderung kurang dikondisikan untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara terus menerus karena penyediaan lingkungan belajar yang kondusif di lingkungan kampus masih memerlukan penataan sehingga membuat suasana nyaman untuk mendiskusikan materi pembelajaran di lingkungan kampus.

2. Suasana diskusi yang kondusif dan intensif masih sangat minim di lingkungan PTAI, sehingga menyebabkan persemaian pandangan pembelajaran terkini kurang dicermati mahasiswa dan masyarakat kampus. Isu mengenai pembelajaran PCK masih sangat minim diperbincangkan di lingkungan kampus di PTAI.

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa proses pembelajaran di Prodi PAI masih mengindikasikan beberapa persoalan yang memerlukan solusi untuk mengatasi problem pembelajaran sehingga mahasiswa calon guru PAI ini dapat memiliki kemampuan penguasaan PCK yang baik.

Dari beberapa variabel yang mempengaruhi pencapaian kemampuan PCK mahasiswa seperti yang dijelaskan di atas, maka variabel instrumental menjadi suatu yang krusial dan sangat dekat dengan upaya meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa. Oleh karena itu penelitian tidak diarahkan pada


(27)

15

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya penelusuran semua variabel atau faktor yang mempengaruhi penguasaan PCK mahasiswa, tetapi akan lebih difokuskan pada variabel pembelajaran. Adapun aspek pembelajaran yang menjadi sasaran penelitian ini adalah pembelajaran pada mata kuliah Materi PAI di program studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI) pada Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Sumatera Selatan.

C. Perumusan Masalah

Proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini diduga belum memberikan pengalaman belajar yang variatif dan hasil pembelajaran yang optimal dalam rangka meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa pada Prodi PAI. Berangkat dari beberapa asumsi dan fakta yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini dapat disusun dalam bentuk pertanyaan umum penelitian, yakni sejauhmana model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pedagogical content knowledge (PCK) dapat meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa pada Prodi PAI di lingkungan PTAI.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, selanjutnya penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran mata kuliah Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) di PTAI saat ini ?

a. Bagaimana persepsi dosen terhadap pengajaran Materi PAI ?

b. Bagaimana aktualisasi diri dosen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Materi PAI ?


(28)

16

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mata kuliah Materi PAI ?

d. Bagaimana minat mahasiswa terhadap pembelajaran Materi PAI ? e. Bagaimana kondisi tingkat kepercayaan diri mahasiswa ?

f. Bagaimana ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana serta fasilitas lingkungan belajar di PTAI selama ini ?

2. Bagaimana model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PCK yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan PCK bagi mahasiswa PTAI ? 3. Bagaimana implementasi model pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan PCK mahasiswa PTAI ?

4. Bagaimana efektivitas model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PCK untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa PTAI ?

5. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dapat mempengaruhi model pembelajaran yang dikembangkan ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi mengenai kondisi riil pelaksanaan pembelajaran Materi PAI di Fakultas tarbiyah saat ini, terkait dengan aspek karakteristik dosen, mahasiswa, materi perkuliahan, sumber belajar, model pembelajaran dan sarana/fasilitas dalam pembelajaran Materi PAI di PTAI.


(29)

17

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menemukan desain model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa Fakultas Tarbiyah di PTAI.

3. Menemukan implementasi model untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa Fakultas Tarbiyah di PTAI.

4. Mendapatkan gambaran mengenai efektivitas penerapan model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa di PTAI.

5. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa Fakultas Tarbiyah di PTAI.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di perguruan tinggi Agama Islam, yakni pada pembelajaran Materi PAI sebagai mata kuliah wajib yang harus dikuasai mahasiswa calon guru agama. Pengembangan model pembelajaran di perguruan tinggi ini dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah konseptual, dan fenomena empiris pelaksanaan pembelajaran di Prodi PAI pada PTAI. Secara umum studi pengembangan ini diharapkan mengandung manfaat teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Penggunaan model pembelajaran MP-PCK-T ini diharapkan mampu mengkondisikan mahasiswa dalam sebuah proses pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar dan hasil pembelajaran Materi PAI yang berorientasi pada penguasaan PCK, yakni kemampuan penguasaan materi PAI, penyusunan peta konsep, dan memahami pengetahuan pedagogi dalam


(30)

18

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran PAI. Secara teoritis penelitian ini akan menemukan dalil-dalil dan prinsip-prinsip mengenai implementasi model pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa.

b. Melalui penelitian ini peran-peran sumber pembelajaran seperti dokumen kurikulum, dan literatur primer pembelajaran secara teoritk akan semakin dikembangkan dengan penemuan penelitian ini, yakni dalil-dalil dan prinsip penggunaan sumber belajar dalam konteks pembelajaran terpadu.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara pragmatis memberikan pengalaman kepada dosen di lingkungan Prodi PAI terhadap proses pengembangan model pembelajaran di perguruan tinggi sesuai dengan kaidah dan prosedur perencanaan, implementasi, dan evaluasi pembelajaran. Pengembangan model ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi model alternatif dalam melaksanakan pembelajaran. Tentu saja penelitian ini bisa dijadikan penelitian awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut, mengingat masih jarangnya penelitian dengan fokus pembelajaran di perguruan tinggi, khususnya pada wilayah penelitian di PTAI bawah pembinaan Kementerian Agama yang secara khusus membina para calon guru agama Islam.


(31)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini merupakan bagian metodologi penelitian yang terdiri atas bagian a). Metode penelitian; b). Langkah-langkah penelitian; c). Subjek penelitian; d). Alat pengumpulan data; e). Analisis data penelitian.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), yang

didefinisikan oleh Borg & Gall (1979: 624) sebagai “a process used to develop and validate educational products”. Senada dengan Defenisi di atas, Sukmadinata (2005: 164) menegaskan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengohana data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, atau model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajeman, dan sebagainya.

Siklus penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (1987: 775) seperti yang dirujuk dari Sukmadinata (2005: 169-170) terdiri atas 10 langkah yang harus ditempuh, yakni:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting) yang meliputi literature review, observasi kelas, dan penyusunan rancangan kerangka alur kerja penelitian dan pengembangan. Dalam konteks penelitian ini, literature review dilaksanakan dalam dua


(32)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk kegiatan yakni melakukan kajian atas berbagai teori terkait model pembelajaran PCK dalam berbagai setting kajiannya serta berbagai dengan hasil penelitian yang relevan yang menjadi landasan model pembelajaran PCK Terpadu dan selanjutnya dilakukan kegiatan penelitian awal.

2. Perencanaan (planning); meliputi pendefinisian keterampilan, menetapkan tujuan, menentukan urutan pembelajaran, dan uji kemungkinan dalam skala kecil. Dalam konteks penelitian pengembangan model pembelajaran PCK-T pada tahap ini dilakukan kegiatan merumuskan tujuan spesifik dari pengembangan model pembelajaran untuk menemukan sebuah produk berupa model pembelajaran serta membuat perkiraan mengenai kesiapan biaya, tenaga, dan waktu penelitian yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah produk, langkah-langkah kerja, dan merancang uji kelayakan model pembelajaran.

3. Mengembangkan bentuk produk pendahuluan (preliminary form of product). Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah merancang draft

awal model pembelajaran, melakukan uji kelayakan, mendatangi para dosen pengampu mata kuliah Materi PAI di Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah untuk melakukan diskusi dan mempersiapkan diri untuk menerapkan model pembelajaran yang akan dikembangkan.

4.Uji coba pendahuluan (preliminary field testing). Pada langkah ini dilakukan uji coba yang bersifat terbatas dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan (action research) dan hanya melibatkan satu prodi PAI di PTAI, yakni Prodi PAI di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah. Dari hasil uji coba terbatas ini akan terlihat gambaran mengenai model pembelajaran untuk dilakukan revisi atas berbagai hal yang kurang dari bentuk model pembelajaran. pelaksanaan uji coba terbatas ini dilakukan dalam beberapa putaran secara berulang-ulang sehingga didapatkan draft


(33)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran yang siap dna layak untuk diuji coba pada skala yang lebih luas.

5. Revisi terhadap produk utama (main product revision). Pada tahap ini dilakukan perbaikan atas pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan pada uji coba terbatas.

6.Uji coba utama (main field testing). Pada langkah keenam ini dilakukan uji coba skala luas. Tahapan ini laksanakan untuk memastikan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan telah mencapai tingkat kelayakan dan benar-benar menunjukkan tingkat performansi sebagaimana yang diharapkan. Pada tahap ini pelaksanaan uji coba mengambil bentuk penelitian eksperimen dengan beberapa kali putaran yang dilaksanakan di tiga Prodi PAI di PTAI. Hasil dari uji coba lebih luas ini akan dilakukan telaah secara seksama untuk selanjutnya akan dilakukan uji validasi. 7. Revisi produk operasional (operational product revision), dilakukan

berdasarkan hasil uji coba utama. Pada tahap ini dilakukan revisi model pembelajaran yang selanjutnya siap untuk dilakukan proses validasi. 8. Dilakukan uji coba operasional (operational field testing) yang melibatkan

tiga PTAI di Sumatera Selatan. Pada tahap ini dilakukan uji validasi model dalam bentuk eksperimen kuasi desain kelompok kontrol pretest-posttes berpasangan (pretest-postest control group design). Tahap uji validasi ini dilakukan dengan membandingkan kemampuan PCK mahasiswa dari kelas yang menggunakan model pembelajaran MP-PCK-T yang telah dikembangkan sebagai kelompok eksperimen dengan kelas mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan uji validasi ini dilakukan di tiga Prodi PAI yang berkategori Sangat Baik (Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah), berkategori Baik (STITQI), dan berkategori Cukup Baik (STAI Rahmaniyah). Mahasiswa kelas kelompok eksperimen dan kontrol dalam


(34)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

desain ini diberikan tes awal (pre-test). Selanjutnya untuk mahasiswa dalam kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran MP-PCK-T yang telah dikembangkan sebelumnya, sedangkan kelas mahasiswa dalam kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dalam perkuliahan Meteri PAI. Setelah dilakukan proses pembelajaran pada kedua kelompok ini, kemudian dilakukan test akhir (post-test). Pada proses selanjutnya lalu dilakukan analisis statistik uji beda terhadap hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen; hasil pretest dan posttest pada kelompok kontrol; serta nilai gain pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

9. Revisi produk akhir (final product revision). Pada tahap ini dilakukan revisi atas produk model pembelajaran berdasarkan hasil uji coba operasional untuk selanjutnya dilakukan proses pelaporan akhir.

10.Diseminasi dan distribusi (dissemination and implementation). Pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk.

Pertimbangan dan alasan yang utama pemilihan pendekatan atau strategi R&D dalam penelitian ini adalah bahwa di samping untuk memperoleh data teoritik pembelajaran dan gambaran deskriptif mengenai kondisi riil penyelenggaraan pembelajaran pada perkuliahan Materi PAI di Prodi PAI juga dihajatkan untuk mengembangkan atau menghasilkan model pembelajaran pada perkuliahan Materi PAI alternatif yang lebih berkualitas, bermakna, dan mampu membekali mahasiswa dengan pengetahuan konten PAI dan pengetahuan pedagogi pembelajaran PAI.

Adapun model pembelajaran yang menjadi landasan untuk membangun kerangka model yang akan diuji coba pada penelitian ini dengan mengacu pada teori dan model pembelajaran yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya adalah model pembelajaran terpadu dengan mengacu pada teori pembelajaran kognitif


(35)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mendasari model pembelajaran kooperatif dan teori pembelajaran konstruktivisme yang menjadi dasar filosofis dari pengembangan model pembelajaran kontekstual.

B. Langkah-langkah Penelitian

Mengacu pada tahapan-tahapan sebagaimana layaknya prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall seperti yang dikemukakan di atas, selanjutnya dalam konteks penelitian pengembangan model pembelajaran MP-PCK-T ini penulis melakukan penyederhanaan langkah menjadi lima tahapan penelitian, yakni studi awal atau penelitian pendahuluan, perencanaan, uji coba, validasi, serta pelaporan.

Pada tahap studi pendahuluan dilakukan kajian atas literatur mengenai teori-teori tentang pembelajaran PCK serta hasil-hasil penelitian yang terkait dengan isu yang sedang diteliti. Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draft model (karena yang dikembangkan umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Kajian pustaka ditujukan untuk mempelajari landasan-landasan teoritis mengenai model pembelajaran Materi PAI di program studi PAI Fakultas Tarbiyah serta mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan model tersebut.

Tahap perencanaan terdiri atas kegiatan penentukan tujuan, menentukan beberapa pihak yang akan dilibatkan dalam penelitian, menetapkan langkah-langkah kerja, dan uji kelayakan. Pada tahap ini akan didapatkan kejelasan mengenai konsep atau draft desain model pembelajaran MP-PCK-T yang siap untuk diujicobakan.


(36)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahapan uji coba terdiri atas kegiatan uji coba terbatas dan uji coba luas. Pada tahap ini juga dilakukan proses revisi dan perbaikan model pembelajaran untuk selanjutnya dipastikan bahwa model pembelajaran benar-benar siap untuk divalidasi. Tahap ini merupakan fase penelitian tindakan yang membutuhkan konsultan eksternal atau fasilitator yang akan membantu dosen mengelola proses tersebut. Pelatihan singkat tentang strategi konseptual yang terkandung dalam desain model yang dikembangkan diberikan kepada dosen yang terpilih sebagai penguji coba sehingga hakikat yang dikembangkan diberikan kepada dosen yang terpilih sebagai penguji coba sehingga hakikat model dipahami. Kemudian, secara kolaboratif dosen dan peneliti menyusun strategi operasional yang dapat dituangkan ke dalam rencana pembelajaran (lesson plan). Rencana pembelajaran bersifat sangat fleksibel untuk dikembangkan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Kemudian draft model yang dihasilkan diujicoba secara terbatas pada suatu kelompok belajar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang. Uji coba model dilakukan oleh dosen di lembaga ini yakni pada mahasiswa program studi PAI. Sebelum pelaksanaan ujicoba dilakukan diskusi antara dosen dengan peneliti untuk membicarakan mekanisme proses ujicoba. Ujicoba terbatas bertujuan untuk memperoleh penilaian kualitatif yang berkaitan dengan penerapan model. Selama pelaksanaan ujicoba dilakukan evaluasi proses oleh peneliti dengan membuat catatan pelaksanaan ujicoba, kemajuan, kesulitan dan hambatan-hambatannya temasuk juga tes formatif diakhir pembelajaran. Setelah selesai melewati tahap uji coba terbatas kemudian diadakan diskusi antara peneliti dengan dosen untuk mencocokkan hasil evaluasi proses serta untuk melengkapi dan penyempurnaan model. Penyempurnaan model dilakukan dengan memperbaiki struktur materi dan proses pembelajaran pada langkah berikutnya sampai ditemukan pola implementasi model untuk mencapai hasil yang optimal. Pelaksanaan ujicoba terbatas dilakukan pada Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah dalam empat siklus.


(37)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil ujicoba terbatas digunakan untuk merevisi model yang dikembangkan agar diperoleh desain lebih baik untuk ujicoba lebih luas.

Ujicoba model dalam skala lebih luas dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah model yang dikembangkan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, baik melalui penilaian kualitatif maupun kuantitaif. Penilaian kualitatif diperoleh dari hasil observasi. Selain itu digunakan juga rancangan eksperimental yang bertujuan untuk melihat pengaruh dan keefektifan desain model terhadap kemampuan pemahaman PCK mahasiswa dalam pembelajaran Pengembangan Materi PAI. Penelitian eksperimen ini rencananya akan melibatkan tiga Prodi PAI pada PTAI di Sumatera Selatan dengan mengambil lokasi Prodi PAI yang berkategori Sangat Baik, Baik, dan Cukup Baik.

Tahapan validasi adalah kegiatan untuk menguji model pembelajaran melalui eksperimen model kepada mahasiswa prodi PAI. Dari tahapan ini akan dapat dipastikan secara metodologis bahwa model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa prodi PAI di PTAI, sehingga dapat direkomendasikan untuk diterapkan. Untuk maksud tersebut dilakukan uji statistik terhadap hasil tes. Pengaruh penerapan model dalam meningkatkan kemampuan PCK diketahui melalui uji perbedaan rata-rata hasil pretest-posttest. Adanya perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model dalam meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa. Efektifitas model diketahui melalui uji perbedaan rata-rata peningkatan skor tes (gained score) antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dikemukannya perbedaan peningkatan skor yang signifikan antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran Materi PAI ini lebih efektif dibandingkan dengan metode konvesional dalam meningkatkan kemampuan PCK mahasiswa calon guru PAI ini.


(38)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terakhir adalah tahap penyusunan laporan dalam bentuk disertasi lengkap sebagai sebuah karya akademik yang diharapkan memiliki kontribusi akademik bagi peningkatan kualitas pembelajaran di PTAI.

Secara skematis, alur pelaksanaan langkah-langkah penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:


(39)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Modifikasi aspek dan langkah

Prosedur kerja

Desain sementara

Perencanaan Uji Coba

Uji Coba Terbatas

Desain sementara

Implementasi

Uji Coba Lebih Luas

Desain final

Tes awal

Implementasi

Tes akhir

Validasi

Uji Model Tes Awal

Implementasi

Tes akhir

Pelaporan Sosialisasi dan Diseminasi Studi Pendahuluan Studi Pustaka

Kajian teori

Hasil penelitian terdahulu

Studi Lapangan

•Desain dan pelaksanaan perkuliahan Materi PAI.

• Kemampuan dan aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan

• Kinerja dosen pengampu Materi PAI

Kondisi sarana, prasarana, dan pemanfaatan fasilitas dan lingkungan


(40)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1


(1)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Briggs, Leslie J. (1977). Instructional Design: Principles and Applications. Engle Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publication.

Bruner. J. (1977). The Process of Education. Cambridge Massachusetts: Harvard University Press.

Cochran, K.F., DeRuiteer, J.A. and King, R.A. (1993), “Pedagogical Content Knowing: An Integrative Model for Teacher Preparation, dalam Journal of Teacher Education.

Darling-Hamond, Linda. (2005). Powerful Teacher Education. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.

Dick, Walter, Lou Carey, James O. Carey. (2005). The Systematic Design of Instructional. USA: Pearson Education Ltd.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. & Siregar. (2005). “Pedagogi Materi Subyek: Meletakkan Dasar Keilmuan dari PBM. Makalah pada Seminar Staf Dosen FMIPA dalam Rangka Mensosialisasikan Pedagogi Materi Subyek. Bandung, UPI.

Fraenkel, Jack R. & Norman E. Wallen. (1993). How To Design and Evaluate Research in Education, New York: McGraw-Hill Inc.

Friedrichsen, P.M & Pallant, A. (2007) French fries, dialysis tubing & computer models: teaching diffusion and osmosis through inquiry and modelling.

The Biology Teacher, (69), hlm. 22-27.

Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). (2007). International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Furchan, et al. (2005). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Halimah, Siti. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Kompetensi Terhadap Kompetensi Profesional Keguruan: Studi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara. Disertasi (Tidak Diterbitkan). Bandung: SPs-UPI Bandung.

Hammond, Linda Darling & John Bransford (Editor). (2005). Preparing Teacher for A Changing World: What Teachers Should Learn and Be Able To Do. San Fransisco: The National Academy of Education-Jossey Bass.


(2)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasan, Said Hamid. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya & Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Hashweh (2005). “Teacher Pedagogical Construction: A Reconfiguration of

Pedagogical Content Knowledge”, dalam Journal Teacher and Teaching,

11.

Hergenhahn, B.R dan Olson Matthew H. (1993). An Introduction to Theories of Learning. (4th edition). New Jersey: prince Hill.

Herlanti, Yanti. (2011). Model Supervisi Pendidikan Sains Berbasis Pedagogical Content Knowledge (PCK), Tersedia pada laman http://www.academia.edu/2494296/MODEL_SUPERVISI_PENDIDIKAN_ SAINS_BERBASIS_PEDAGOGICAL_CONTENT_KNOWLEDGE_PCK_. Diakses Tanggal 14 Juli 2013.

Hilgard, E.R. (1964). Theories of Learning and Instruction. Chicago: University of Chicago Press.

Johnson, S., Monk, M. & Hodges, M. (2000). Teacher Development and Change in South Asia Africa: Critique of the appropriateness of transfer of nothern/western practice. Compare, 30, 179-192.

Joyce, Bruce, Marsha Weil. (1992). Models of Teaching. 4th edition. Needham Heights Massachusetts: Allyn & Bacon.

Kamarga, Hansiswany. (2000). Model Pembelajaran Pengemas Awal (Advance Organizer) Dalam Implementasi Kurikulum Sejarah di Sekolah Dasar yang Menggunakan Pendekatan Kronologis dalam Rangka Mengembangkan Aspek Berpikir Kesejarahan. Diseetasi Doktor pada Program Pascasarjana UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Kauchak, Donald, David A. Jacobsen, Paul Eggen. (2009). Methods for Teaching: Promoting Student Learning in K—12 Classroom. USA: Pearson Education Inc.

Kopelman, H. (2008). Pedagogical content knowledge and educational cases in computer science: an exploration, Proceeding of the Informing Science and IT Education Conference.

Krathwohl, D.R., B.S. et al. (1980). Taxonomy of Educational Objectives: Book 2 Affective Domain. New York: Longman.


(3)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kyriacou, Chris. (2009). Effective Teaching in Schools: Theory and Practice, United Kingdom: Nelson Thomes.

Lee, E & Lutf, J.A (2008). Experienced secondary science teacher’s refresentation of pedagogical content knowledge. International Journal of Science Education, (30), hal. 1343-1363.

Lieberman, Ann dan Desiree H. Pointer Mace. (2008). “Teacher Learning: The

Key to Educational Reform”, dalam Journal of Teacher Education

(online). USA: Sage Publication.

Listtia, Laode Arham, dan Lian Gogali. (2007). Problematika Pendidikan Agama di Sekolah: Hasil Penelitian tentang Pendidikan Agama di Kota Yogyakarta 2004-2006. Yogyakarta: Dian Interfidei.

Loughran, John, Amanda Berry, Pamela Mulhall. (2006). Understanding and

Developing Science teachers’ Pedagogical Content Knowledge. Australia: Sense Publishers.

Madang, Kodri. (2011). “Masalah-Masalah yang dialami Calon Guru Dalam Pembelajaran di LPTK dan Ketika Melaksanakan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL)”, Tersedia di laman

http://geoalamq.blogspot.com/2007/10/masalah-masalah-yang-dialami-calon-guru.html. diakses 6 April 2011. Diakses tanggal 23 Nopember 2013.

Mansor, Rosnidar et al. (2011). “Student Understanding: Pedagogical Content Knowledge and Attitudes Among Teachers”. Dalam Hansiswani Kamarga et al (Ed.). Proceedings International Seminar Educational Comparative in Curriculum Between Indonesia and Malaysia. Bandung: Rizqi Press. McNiff, J. 1992. Action Research: Principles and Practice. London: Routledge. Moleong, Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 13. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2000). Didaktis Asas-Asas Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nurul Ayni (2014). “Model Pembelajaran Terpadu”, (Tersedia pada laman:

http://nurul071644249.wordpress.com/model-pembelajaran-terpadu/, diakses pada tanggal 2 Juli 2014).


(4)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oja, S.N., and Smulyan, L. (1989). Collaborative Action Research: Developmental Approach. London: The Palmer Press.

Parker, J. & Heywood, D. (2000). “Exploring The Relationship Between Subject Knowledge and Pedagogical Content Knowledge in Primary Teacher’s Learning About Forces” dalam International Journal of Science Education.

Pedagogical Content Knowledge (PCK). Tersedia di laman http://www.leeshulman.net/domains-pedagogical-content-knowledge.html.

diakses tanggal 25 Mei 2011.

Pedagogical Content Knowledge (PCK). Tersedia di laman http://www.tpck.org/tpck/index.php?title=Pedagogical_Content_Knowled ge_(PCK). diakses tanggal 23 Mei 2011.

Pedagogical Content Knowledge. Tersedia di laman

http://yennyanwar.blogspot.com/2010/12/pedagogical-content-knowledge.html. Diakses tanggal 8 Maret 2014.

Rahman, Ina Oktarina. (2013). Analisis Keterampilan proses Siswa SD Melalui Penerapan Skenario Pembelajaran Berbasis PCK Tentang Gaya Gravitasi. Tesis S2-UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Rahmi, Siti. (2011). “Strengthening Pedagogic Content Knowledge in Teacher

Education Curriculum”. Makalah dalam Proceeding International

Seminar of Education Pedagogical Content Knowledge. UPI-Bandung. Ramsden, Paul J. (1990). Learning and Teaching in Higher Education. New

York: Routledge.

Rima Buana Prahastiwi, et al. (2014). “Model-model Pembelajaran Cooperative

Learning”, Tersedia pada laman:

http://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-cooperative-learning/, diakses tanggal 4 Juli 2014).

Sandjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Shulman, L. (1992), September-October). Ways of seeing, ways of knowing, ways of teaching, ways of learning about teaching. Journal of Curriculum Studies,28, 393-396.

---.(1987). Knowledge and teaching: Foundations of the new reform.


(5)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---.(1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching.

Educational Researcher, 15 (2), 4-14.

---.(1987). Knowledge and Teaching: Foundations of the New Reform. Harvard Educational Review, 57(1), 1-22. Lihat juga pada http://www.teachersrock.net/Model%20Penalaran%20Pedagogi%20Shul man.htm. Diakses tanggal 8 Maret 2014.

Simanjuntak, Mariati Purnama. (2013). Aplication Problem Solving Based Learning Model to Improve Knowledge, Skills, and Student Behavior Metacognition. PPs Unimed-Medan. (Tersedia pada laman http://dikfispasca.org/mariati-purnama-simanjuntak-1-7/ Diakses pada Tanggal 15 maret 2013).

Slavin, R.E. (1994). Educational Psychology Theory, Research, and Practice, Fifth Edition, Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

---.(2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.

Supriadi, Dedi (ed.). (1999). Mengangkat Citra dan Martabat. Yogyakarta: Adicita Karsa Nusa.

Suwardjono. (2011). “Revolusi Paradigma Pembelajaran Perguruan Tinggi: Dari

Penguliahan ke Pembelajaran”.

http://students.mmugm.ac.id/v2/images/stories/pembekalanmm_baca%20s ept%202009.pdf. Diakses tanggal 6 April 2011.

Suyanto, Djihad Hisyam. (2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita.

Swennen, Anja, Leah Shagrir, maxin Cooper, “Becoming a Teacher Educator: Voice of Biginning Teacher Educator”, dalam Anja Swennen at.al,

Becoming Teacher Educator: Theory and Practice for Teacher Educators. Amsterdam: Springer Media.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt, Brace & World Inc.


(6)

Abdurrahmansyah, 2014

Model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pedagogical content knowledge pada mahasiswa tarbiyah di Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Talbert J.E & M.E. McLaughlin. (1993). “understanding teaching in context”, dalam Educational Leadership Vol. 57 (3).

Taofik, Reza. (2011). “Kerancuan LPTK, Keracunan bagi Guru”.

http://komunitaspendidikan.com/index.php/opini/kerancuan-lptk-keracunan-bagi-guru/53. diakses tanggal 6 April 2011.

Tilaar, H.A.R. (2011). “Menghasilkan Guru Profesional: Reorganisasi LPTK dan

Restrukturisasi Program Studi”, Makalah dalam Proceeding

International Seminar of Education Pedagogical Content Knowledge. UPI-Bandung.

Trianto, (2010). Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.

Trusti, Hapsari. (2013). Tingkat Penguasaan Matematika dan Konten Pedagogi (PCK) Calon Guru Matematika: Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa Barat. Tesis S2-UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Tuckman, Bruce W. (1972). Conducting Educational Research. New York: Harcort Brace Jovanovich. Inc.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20. Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung. 2010. Re-Desain Pendidikan Profesional Guru. Bandung: UPI Press.

Urip, Nurdiana. (2014). Pengaruh Pelatihan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Melalui Jejaring Media Sosial Terhadap Kemampuan TPCK Guru SD. Tesis S2-UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Van Driel, Verloop, N. & De Vos, W (1998). Developing science teachers’ pedagogical content knowledge. Journal of research in science teaching

(35). Hal 673-695.

Zais, Robert S. (1976). Curriculum: Principles and Foundations. New York: Harper & Row Publishers.


Dokumen yang terkait

Pedagogical Content Knowledge (PCK).

0 2 11

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK)Mahasiswa Calon Guru Pendidikan Biologi Fkip Ums Dalam Menyusun Rpp Kurikulum Ktsp Tahun AJARAN 2015/2016.

0 5 11

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) MAHASISWA CALON GURU PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK)Mahasiswa Calon Guru Pendidikan Biologi Fkip Ums Dalam Menyusun Rpp Kurikulum Ktsp Tahun AJARAN 2015/2016.

0 2 13

KEMAMPUAN PCK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) Kemampuan Pck (Pedagogical Content Knowledge) Calon Guru Biologi FKIP UMS Dalam Menyusun Rpp Tahun Ajaran 2015/2016.

0 6 9

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AKADEMIK 2015/2016.

0 6 11

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP TAHUN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AKADEMIK 2015/2016.

0 5 15

PENDAHUUAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AKADEMIK 2015/2016.

2 12 5

MODEL PENYIAPAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) CALON GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN PENGAJARAN FISIKA.

5 28 50

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MAHASISWA TARBIYAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI AGAMA ISLAM - repository UPI D PK 1007183 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BIOLOGI SMA PADA MATERI JAMUR

0 0 5