PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR.

(1)

147/UN40.7.DI/LT/2014

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Pemasaran Mata Pelajaran Produktif Pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

INDAH APRIYATI

0902682

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Pemasaran Mata Pelajaran Produktif Pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi)

Oleh Indah Apriyati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Indah Apriyati

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

LEMBARPENGESAHAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Pemasaran Mata Pelajaran Produktif Pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM. NIP. 19550917 198002 1 001

Pembimbing II

Drs. Girang Razati, M.Si NIP. 19630723 199302 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Dr. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada pada penulis

Indah Apriyati NIM. 0902682


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………... xvi

DAFTAR GAMBAR ……….. xix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1.1 Latar Belakang Penelitian ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………...... 12

1.3 Rumusan Masalah ……… 14

1.4 Tujuan Penelitian ………... 14

1.5 Kegunaan Penelitian ………. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...………... 16

2.1.1 Konsep Belajar Mengajar ..………. 16

2.1.2 Kompetensi Guru ………... 20

2.1.2.1 Kompetensi Pedagogik ….. ………. 21


(5)

ix

2.1.2.3 Kompetensi Profesional .……….. 26

2.1.2.4 Kompetensi Sosial ………... 27

2.1.3 Strategi Pembelajaran ……….. 28

2.1.3.1 Komponen-komponen strategi Pembelajaran ..… 30

2.1.3.2 Macam-macam stratgei Pembelajaran …………. 31

2.1.4 Strategi Pembelajaran Aktif ... 33

2.1.4.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ... 33

2.1.4.2 Indikator strategi Pembelajaran Aktif ... 35

2.1.4.3 Tipe strategi Pembelajaran Aktif ... 37

2.1.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Aktif ... 50 2.1.5 Prestasi Belajar ... 52

2.1.5.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 52

2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 57 2.1.6 Mata Pelajaran Produktif Pemasaran ... 61

2.1.7 Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Terhadap Prestasi Belajar ... 64 2.1.8 Orisinalitas Penelitian ... 67

2.2 Kerangka Pemikiran ………. 77

2.3 Hipotesis ………... 78


(6)

3.1 Objek Penelitian ……… 80

3.2 Metode Penelitian ……… 81

3.2.1 Desain Penelitian ……… 82

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ………... 83

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ………... 90

3.2.4 Populasi, Sampel, ………... 91

3.2.4.1 Populasi……… 91

3.2.4.2 Sampel……… 92

3.2.5 Prosedur Penelitian ……… 93

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data ……… 96

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrument ……... 99

3.2.7.1 Hasil Validitas Instrument ………... 100

3.2.7.2 Hasil Pengujian Rentabilitas Instrumen ………. 106

3.2.7.3 Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran ……… 107

3.2.7.4 Hasil Pengujian Daya Beda ……… 108

3.2.8 Teknik Analisis Data ………. 109

3.2.8.1 Uji Normalitas Data ……… 109

3.2.8.2 Uji Homogenitas Data ……… 111

3.3 Pengujian Hipotesis ……….. 112

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah dan Responden ……….. 114


(7)

xi

4.1.1.1 Sejarah Singkat SMK Sangkuriang 1 Cimahi … 114 4.1.1.2 Visi, Misi SMK Sangkuriang 1 Cimahi ……….. 115 4.1.1.3 Tujuan Sekolah ……… 116 4.1.2 Karakteristik Responden ……… 116

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ………...

117

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia …… 117 4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ….. 118 4.2 Tanggapan Responden Mengenai Model Pembelajaran Aktif ………. 119 4.2.1 Metode Diskusi ………... 119

4.2.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Keaktifan Siswa Dalam Ikut Mempersiapkan Kegiatan Belajar Mengajar ……….

119

4.2.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Adanya KEikutsertaan Guru Dalam Memantau dan Mengkoordinir Seluruh Kegiatan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ………

122

4.2.1.3 Tanggapan REsponden terhadap keanekaragaman peralatan serta sarana

penunjang pembelajaran ………..

123

4.2.2 Metode simulasi ………. 126


(8)

kegiatan dan mengatur siswa dengan merancnag kegiatan utuh dan padat mengenai suatu proses 4.2.2.2 Tanggapan responden terhadap pemberian

kemudahan atau fasilitator ………...

128

4.2.2.3 Tanggapan responden terhadap saranan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran ………...

130

4.2.2.4 Tanggapan responden membahas bahan yang telah dibuat sebelumnya oleh guru ………..

132

4.2.3 Metode jigsaw ……… 134

4.2.3.1 Tanggapan responden terhadap semua anggota bekerja secara sinergis dalam mengembangkan

kelompoknya ………...

134

4.2.3.2 Tanggapan responden terhadap setiap anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya ……….

136

4.2.3.3 Tanggapan responden terhadap setiap anggota kelompok berkesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya ………...

138

4.2.3.4 Tanggapan responden terhadap komunikasi dalam kelompok harus merata pada setiap anggota individu ………..

140


(9)

xiii

refleksi apakah sudah baik atau belum …………

4.2.4 Metode tutor sebaya ……….. 144 4.2.4.1 Tanggapan responden terhadap guru sebagai

fasilitator, bukan penceramah ………..

144

4.2.4.2 Tanggapan responden terhadap fokus

pembelajaran pada siswa bukan pada guru …….

145

4.2.4.3 Tanggapan responden terhadap siswa belajar

aktif ………..

148

4.2.5 Metode Group to Group ………. 149 4.2.5.1 Tanggapan responden terhadap sesuai dengan

kebutuhan siswa dan memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi siswa ………...

149

4.2.5.2 Tanggapan responden terhadap memberikan kewenangan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan bertanggung jawab ………...

152

4.2.5.3 Tanggapan responden terhadap mengembangkan

motivasi siswa ……….

153

4.3 Pelaksanaan model pembelajaran aktif (active learning) ………. 155 4.3.1 Pelaksanaan penelitian ………... 155 4.4 Gambaran model pembelajaran aktif (active learning) ……… 158

4.4.1 Gambaran keterlaksanaan model pembelajaran aktif pada

pertemuan pertama ……….


(10)

4.4.2 Gambaran keterlaksanaan model pembelajaran aktif pada

pertemuan kedua ……….

166

4.4.3 Gambaran keterlaksanaan model pembelajaran aktif pada

pertemuan ketiga ………

172

4.4.4 Gambaran keterlaksanaan model pembelajaran aktif pada

pertemuan keempat ……….

180

4.4.5 Gambaran keterlaksanaan model pembelajaran aktif pada

pertemuan kelima ………...

186

4.5 Hasil prestasi belajar ………. 207

4.5.1 Hasil pretest ……… 207

4.5.2 Hasil posttest ………. 210

4.5.3 Hasil perbandingan pretest dan posttest ………. 212

4.5.4 Gambaran prestasi belajar ……….. 215

4.6 Pengujian hipotesis pengaruh model pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar ……….. 217 4.6.1 Analisis data awal ……….. 217

4.6.1.1 Uji normalitas ……….. 217

4.6.1.2 Uji homogenitas ……… 218

4.6.1.3 Kesamaan rata-rata ……….. 219

4.6.2 Pengujian hipotesis ………. 220

4.6.2.1 Uji normalitas data ……….. 220


(11)

xv

4.6.3 Pengujian hipotesis penelitian ……… 222 4.6.3.1 Menentukan rumus hipotesis ……….. 222 4.6.3.2 Menentukan nilai uji statistic yaitu dengan

mencari thitung ………

222

4.7 Pembahasan dan analisis ……….. 223 4.8 Implikasi hasil penelitian ……….. 226

4.8.1 Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Manajemen

Bisnis ………..

230

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

5.1 Kesimpulan ……….. 238

5.2 Saran-saran ………... 239

DAFTAR PUSTAKA ………. 242


(12)

DAFTAR TABEL No

Tabel

Judul Tabel Hal

1.1 Hasil Ujian Akhir Semeter Ganjil Kelas Pemasaran 1 Dan Pemasaran 2 4 1.2 Rincian Sebaran Nilai Tes Sumatif Ujian Akhir Semester 3 Mata

Pelajaran Mempersiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan Siswa Kelas XI Pemasaran 1 Dan 2 ………...

5

1.3 Nilai Akumulasi Ulangan Harian Mata Pelajaran Mempersiapkan Dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi Di Lokasi Penjualan Siswa Kelas XI Pemasaran 1 Dan 2………..

6

2.1 Pengembangan Silabus Spectrum KD Mempersiapkan Dan

Mengoperasikan Mesin Pembayaran Baik Tunai Maupun Non Tunai Semester Ganjil Kelas XI Pemasaran ……….

62


(13)

xvii

3.1 Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen ………... 81

3.2 Operasionalisasi Variabel……… 83

3.3 Sumber Dan Jenis Data ………... 91

3.4 Kategori keterlaksanaan strategi pembelajaran ………... 99

3.5 Interpretasi Nilai R ………. 101

3.6 Hasil Pengujian Validitas Model Pembelajaran Aktif ……… 101

3.7 Hasil Uji Validitas Instrument Soal ………. 105

3.8 Interpretasi Realibilitas..……….. 107

3.9 Hasil Uji Reliabitas Instrument Penelitian………... 107

3.10 Interpretasi Harga Indeks Kesukaran………….……….. 108

3.11 Interpretasi Daya Pembeda……….. 109

3.12 Kriteria Kategori Peningkatan Pembelajaran………. 109

4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………. 117

4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia……….. 118

4.3 Karakteristik responden berdasarkan kelas……… 118 4.4 Keaktifan siswa dalam ikut mempersiapkan kegiatan belajar mengajar 119 4.5 Adanya Keikutsertaan Guru Dalam Memantau Dan Mengkordinir

Seluruh Kegiatan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 122

4.6 Keanekaragaman Peralatan Serta Sarana Penunjang Peralatan

Pembelajaran ………...

124

4.7 Memilih Jenis Kegiatan Dan Mengatur Siswa Dengan Merancang Kegiatan Yang Utuh Dan Padat Suatu Proses ………


(14)

4.8 Pemberi Kemudahaan Atau Fasilitator ……….. 128

4.9 Sarana Yang Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran ……… 130

4.10 Membahas Bahan Yang Telah Dibuat Sebelumnya Oleh Guru ……….. 132

4.11 Semua Anggota Bekerja Secara Sinergis Dalam Mengembangkan Kelompoknya ………. 134 4.12 Setiap Anggota Kelompok Bertanggung Jawab Menyelesaikan Tugasnya Dengan Sebaik-Baiknya ……… 136 4.13 Setiap Anggota Kelompok Berkesempatan Untuk Menyampaikan Hasil Kerjanya ……… 138 4.14 Komunikasi Dalam Kelompok Harus Merata Pada Setiap Anggota Individu Anggota Kelompok, Tidak Boleh Didominasi Oleh Siswa Tertentu ………... 140 4.15 Melakukan Refleksi Apakah Sudah Baik Atau Belum ………... 142

4.16 Guru Sebagai Fasilitator Bukan Sebagai Penceramah ……… 144

4.17 Fokus Pembelajaran Pada Siswa Bukan Pada Guru ……… 146

4.18 Siswa Belajar Secara Aktif ……… 148

4.19 Sesuai Dengan Kebutuhan Siswa Dan Memiliki Keterkaitan Dengan Kepentingan Pribadi Siswa ………. 150 4.20 Memberikan Kewenangan Kepada Siswa Untuk Berpikir Secara Kritis Dan Bertanggung Jawab ……… 152 4.21 Mengembangkan Motivasi Siswa ……… 154 4.22 Waktu Dan Materi Pembelajaran Dalam Tiap Pertemuan Di Kelas 157


(15)

xix

Eksperimen ………..

4.23 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pertemuan Pertama ……….. 159 4.24 Rata-rata skor dan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama 161 4.25 Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen scenario

pembelajaran-1 ………

162

4.26 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pertemuan Kedua ………. 166 4.27 Rata-rata skor dan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan kedua 168 4.28 Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen scenario

pembelajaran-2 ………

170

4.29 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pertemuan Ketiga ……… 173 4.30 Rata-rata skor dan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan ketiga 175 4.31 Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen scenario

pembelajaran-3 ………

176

4.32 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pertemuan Keempat ………. 180 4.33 Rata-rata skor dan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan keempat 183 4.34 Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen scenario

pembelajaran-4 ………

184

4.35 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pertemuan Kelima ………... 187 4.36 Rata-rata skor dan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan kelima ... 189 4.37 Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen scenario

pembelajaran-5 ………

190


(16)

Learning) ……….

4.39 Hasil Pretest Kelas Kontrol (O3) Dan Kelas Eksperimen (O1) ……… 208

4.40 Hasil Posttest Kelas Kontorl (O4) Dan Kelas Eksperimen (O5) ……… 210

4.41 Perolehan Gain Nilai Kontrol Dan Eksperimen ……….. 214

4.42 Uji Normalitas Data ……… 218

4.43 Uji Homogenitas ……… 218

4.44 Uji Hopotesis t ………. 219

4.45 Uji Normalitas Data ………. 220

4.46 Uji Homogenitas Data ……… 221

4.47 Uji Hipotesis t ……….. 222

DAFTAR GAMBAR No Gambar Judul Gambar Hal 2.1 Skema Proses Belajar Mengajar ………... 19

2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Active Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa ………... 77 2.3 Paradigma Penelitian ………... 78

3.1 Desain Penelitian ………. 83

3.2 Alur Penelitian ………. 95


(17)

xxi

4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ………….... 209 4.3 Perbandingan Rata-Rata Pretest Antara Kelas Kontrol Dan

Kelas Eksperimen ………... 209

4.4 Nilai Posttest Antara Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen … 211 4.5 Perbandingan Rata-Rata Posttest Antara Kelas Eksperimne Dan

Kelas Kontrol ...……….

212

4.6 Perbandingan Rata-Rata Pretest Dan Posttest ………. 213 4.7 Hasil Kontinum Pretest ……… 216 4.8 Hasil Kontinum Posttest ………... 217

DAFTAR LAMPIRAN

1 Instrument Kegiatan Kelas 1.1 Kuesioner

1.2 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran 1.3 Format Observasi Pembelajaran Pada Siswa Di Kelas 2 Koding Uji Coba

2.1 Karakteristik Responden

2.2 Hasil Uji Validitas Strategi Pembelajaran Aktif 2.3 Hasil Uji Reliabilitas Strategi Pembelajaran Aktif


(18)

2.4 Hasil Uji Validitas Prestasi Belajar 2.5 Hasil Uji Reliabilitas Prestasi Belajar 2.6 Kelompok Kemampuan Siswa

2.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda 3 Koding Analisis Data

3.1 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol 3.2 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen 3.3 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol 3.4 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen

3.5 Data Peningkatan (Gain) Kelas Kontrol Dan Eksperimen 3.6 Data Peningkatan (Gain) Kelas Kontrol Dan Eksperimen 3.7 Data Uji Normalitas Pretest

3.7 Data Uji Normalitas Posttest 3.9 Uji Homogenitas

4 Perhitungan

4.1 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest 4.2 Perhitungan Uji Normalitas Data Posttest 4.3 Interpolasi

4.4 Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Kontrol Dan Eksperimen Pretest

4.5 Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Kontrol Dan Eksperimen Posttest


(19)

xxiii 5 Instrument Pembelajaran

5.1 RPP Kelas Eksperimen 5.2 RPP Kelas Kontrol 5.3 Instrument Tes 6 Daftar Tabel

6.1 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t 6.2 Nilai-Nilai r Product Moment 6.3 Nilai-Nilai Chi-Kuadrat


(20)

(21)

ABSTRAK

Indah Apriyati, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Prestasi Belajar (Eksperimen pada Siswa Kelas XI Pemasaran di SMK Sangkuriang 1

Cimahi)”, di bawah bimbingan Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM dan Drs.

Girang Razati, M.Si.

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun. Lembaga pendidikan dilaksanakan melalui tingkatan yang bermacam-macam. Tingkatan tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu paling dasar, menengah dan tinggi. Tingkatan paling dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat. Tingkatan menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau yang sederajat. Tingkatan yang lebih tinggi dari menengah yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau bentuk lain yang sederajat. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Cimahi adalah SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dapat dilihat dari prestasi belajar siswanya. Penurunan prestasi belajar pada siswa merupakan permasalahan yang perlu dikaji. Salah satu cara meningkatkan prestasi belajar adalah dengan memilih strategy pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah strategy pembelajaran aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan strategi pembelajaran aktif dan tingkat prestasi belajar serta seberapa besar pengaruh strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan bentuk quasi eksperimental. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Pemasaran. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 orang dengan menggunakan sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar. Hasil ini dapat dilihat dari hasil uji t-test dimana t hitung 2,70 dan t tabel 1,998 (uji dua pihak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai strategi pembelajaran aktif tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.


(22)

ABSTRACT

Indah Apriyati, “The Effect of Active Learning Strategy Against Learning

Achievement (Experiments on the Class XI Marketing at SMK Sangkuriang 1 Cimahi)”, under the guidance of Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM and Drs. Drs. Girang Razati, M.Si.

The quantity and quality of education, there is still the problem is one of the most prominent every effort to reform education system.The problem is difficult to deal with simultaneously for to improve quality a quantity, neglected, and also the reverse. Therefore, it is not surprising if an educational problem never going anywhere, including in countries advanced in spite of. Educational institutions held by the various levels.Which is distinguished from the three are the most basic secondary and higher. Consisting of basic elementary school ( sd ), madrasah ibtidaiyah ( mi ) and other levels.A high level of junior high school ( smp ) and madrasah tsanawiyah ( mts ) and other levels. The rate is higher from senior high school ( sma ) madrasah aliyah ( ma ) and vocational secondary school ( smk ) and other levels of another. One of the state vocational schools ( smk ) in the town of cimahi is sangkuriang 1 cimahi.To produce high quality graduates to be seen of the country.The study of a student at the problems that need to be studied.One way to improve the learning is to choose the right strategy of learning.One of the strategys is a strategy of learning that could be activated.This research is to find out how much the implementation of an active and informed of the learned and active learning strategy how big the impact of the learning.Of the method used by a quasi lab experiments.The population of this research is a student xi marketing.A sample of the research by taking sample of 64 people are saturated. Based on the results of hypothesis testing showed that the strategy of active learning have a positive influence on learning achievement. These results can be seen from the results of t-test where t hitung 2,70 and t tabel 1,998 (test the two parties). So it can be concluded that the strategy of active learning effect on learning achievement. The study is expected to be the basis for other research done on active learning strategy but with the indicator as well as different objects. Key Words: active learning strategy , learning achievement


(23)

BAB I PENDAHULUA N

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari secara tuntas. Oleh karena itu, masalah pendidikan tak akan pernah selesai, sebab hakikat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupanya.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003:3) dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


(24)

2

Pengertian tersebut menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan mampu mengarahkan peserta didik agar bisa mengembangkan potensi dirinya. Potensi tersebut terukur dari kemampuan peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual dalam kehidupan religiusnya, pengendalian diri dalam kehidupan masyarakat, kepribadian kokoh, kecerdasan intelegensi, akhlak mulia dan life skill yang mampu memberi manfaat bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya atau dalam hal ini peserta didik harus memiliki kemampuan yang professional sesuai bidang ilmu yang dipelajarinya.

Lembaga pendidikan dilaksanakan melalui tingkatan yang bermacam-macam. Tingkatan tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu paling dasar, menengah dan tinggi. Tingkatan paling dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat. Tingkatan menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau yang sederajat. Tingkatan yang lebih tinggi dari menengah yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau bentuk lain yang sederajat.

Salah satu pendidikan pada tingkat menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah. Dapat dikatakan pendidikan


(25)

3

kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) disiapkan agar dapat bekerja mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan secara ulet dan gigih dengan dibekali Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mengembangkan diri sendiri dalam bidang keahlian yang diminati. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kota Cimahi adalah SMK Sangkuriang 1 Cimahi merupakan salah satu SMK yang diharapkan menciptakan peserta didiknya untuk dapat bekerja secara terampil, berdisiplin dan berkepribadian sehingga mampu mengahadapi modernisasi, kompetensi dan globalisasi. Salah satu untuk menghadapi modernisasi, kompetensi dan globalisasi sekarang ini diperoleh dari kegiatan belajar siswa.

Belajar merupakan unsur utama dalam proses pendidikan untuk mencapai suatu keberhasilan. Keberhasilan atau tidaknya suatu proses pendidikan dapat dilihat atau diukur melalui nilai-nilai yang diperoleh para peserta didik. Untuk mencapai keberhasilan tersebut tidak diperoleh secara lancar tetapi terdapat masalah yaitu prestasi belajar yang berubah-ubah dan bahkan menurun. Hal tersebut terjadi pada siswa pemasaran 1 dan pemasaran 2 SMK Sangkuriang 1 Cimahi terdapat pada Tabel 1.1


(26)

4

TABEL 1.1

HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS PEMASARAN 1 DAN PEMASARAN 2

No Rentang Nilai KKM XI Pemasaran 1 XI Pemasaran 2 1 Lebih dari 72 38,24% ( 13 siswa ) 70,58% (24 siswa) 2 Kurang dari 72 61,76% (21 siswa ) 29,42%(10 siswa)

Jumlah 100% (34 siswa) 100% (34 siswa)

(Sumber: Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Peserta didik Semester 2, Juni 2012) Tabel 1.1 menunjukkan hasil pencapaian yang diperoleh siswa pada saat tes sumatif akhir untuk mata pelajaran Produktif Pemasaran Standar Kompetensi Mempersiapkan dana Mengoperasikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan. Dari kedua kelas pencapaian KKM nya bermasalah karena kurang dari standar yang sudah ditetapkan. Kelas yang memiliki pencapaian KKM terendah berada di kelas XI Pemasaran 1 dengan persentase 61,76% peserta didik yang tidak tuntas, sedangkan kelas yang memiliki pencapaian KKM yang lebih baik ada pada kelas XI Pemasaran 2 dengan persentase 29,42% siswa yang tidak tuntas. Dengan demikian, rendahnya nilai pencapaian siswa dalam tes sumatif akhir menjadi salah satu indikasi adanya masalah dalam prestasi belajar, terutama pada kelas XI Pemasaran 1 yang memiliki jumlah siswa terbanyak yang nilainya tidak tuntas dibanding XI Pemasaran 2. Berikut rincian data sebaran nilai UAS peserta didik pada kelas XI Pemasaran 1 dan Pemasaran 2 :


(27)

5

TABEL 1.2

RINCIAN SEBARAN NILAI TES SUMATIF UJIAN AKHIR SEMESTER 3 MATA PELAJARAN MEMPERSIAPKAN DAN MENGOPERASIKAN PERALATAN TRANSAKSI DI LOKASI PENJUALAN SISWA KELAS XI

PEMASARAN 1 DAN 2

Rentang Nilai Pemasaran 1 Pemasaran 2

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

82-91 2 5,88% 0 0%

72-81 11 32,35% 24 70,58%

71-61 20 58,82% 10 29,41%

Dibawah 61 1 2,94% 0 0%

Jumlah 34 100% 34 100%

(Sumber: Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Peserta didik Semester 3, Desember 2012) Pada data sebelumnya menunjukan prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran 1 dan 2 pada semester ganjil yang mengalami nilai KKM yang rendah. Pada Pemasaran 1 dari 34 peserta didik, 13 orang yang lulus melewati batas KKM, 20 orang atau 58,82% berada pada nilai yang hampir mendekati batas KKM, dan 1 orang atau 2,94% jauh dari KKM yang diharapkan. Dengan demikian siswa kelas XI Pemasaran 1 sebanyak 61,76% peserta didik berada dibawah KKM yang ditentukan. Sedangkan prestasi belajar siswa pada kelas XI Pemasaran 2 dari 34 siswa, 10 siswa atau 29,41% siswa hampir mendekati nilai KKM dan 24 siswa diatas nilai KKM. Dengan demikian siswa kelas XI Pemasaran 2 sebanyak 70,58% berada di atas KKM. Pada data berikut terlihat, rata-rata prestasi belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil nilai ulangan harian per bab kompetensi. Berikut data selengkapnya pada tabel 1.3:


(28)

6

TABEL 1.3

NILAI AKUMULASI ULANGAN HARIAN MATA PELAJARAN

MEMPERSIAPKAN DAN MENGOPERASIKAN PERALATAN TRANSAKSI DI LOKASI PENJUALAN SISWA KELAS XI PEMASARAN 1 DAN 2

Rentang Nilai Pemasaran 1 Pemasaran 2

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

92-100 0 0% 0 0%

82-91 1 2,94% 0 0%

72-81 28 82,35% 32 91,11%

71-61 0 0% 2 5,88%

Dibawah 61 5 14,7% 0 0%

Jumlah 34 100% 34 100%

(Sumber: Nilai Ulangan Harian Kompetensi Bab Mempersiapkan dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan Semester 4, April 2013)

Data tersebut merupakan nilai akumulasi ulangan harian mata pelajaran mempersiapkan peralatan di lokasi penjualan. Pada kelas XI pemasaran 1 yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 28 siswa atau 82,35 % sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu sebanyak 5 siswa atau 14,7%. Pada kelas XI Pemasaran 2 yang mendapat nilai diatas KKM yaitu sebanyak 32 siswa atau 91,11% dan yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 2 siswa atau 5,88%.

Berdasarkan penjabaran sebelumnya maka dapat dilihat terdapat masalah pada proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh penurunan prestasi belajar pada ulangan akhir semester. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan penurunan prestasi belajar, maka perlu mengadakan identifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.


(29)

7

”Faktor intern yaitu adalah faktor yang berasal dari dalam individu sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu” (Slameto,2010:54).

Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis dan kelelahan. Faktor jasmani meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, bakat, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah meliputi guru, metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, standar pengajaran, keadaan gedung, dan tugas

Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut salah satu faktor yang sangat penting adalah guru. Peran guru dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak terlepas dari kinerja guru tersebut. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1 menyebutkan ”kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”

Kompetensi kepribadian merupakan karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi


(30)

8

teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat. Guru memiliki kompetensi sosial digunakan untuk berkomunikasi lisan, tulis dan atau isyarat secara santun; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional serta bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan /atau seni yang diampunya. Guru harus menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, yang meliputi, Pertama pemahaman terhadap peserta didik. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.

Kedua, yaitu perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode, serta penilaian, dalam sutu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk


(31)

9

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu komponen pedagogik yang harus dimiliki oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran.

Ketiga, pelaksanaan pembelajaran di kelas adalah inti dari penyelenggaraan pendidikan dengan ditandai oleh adanya :

1. Pengelolaan kelas merupakan kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas

2. Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang guru pilih seperti cetak, media audio, media audio visual. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar seperti buku pedoman dan literatur lainnya.

3. Penggunaan model atau metode pembelajaran penting dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan acuan atau petunjuk sebagai rencana yang digunakan pengajar yang digunakan dalam aktifitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu


(32)

10

sedangkan metode pembelajaran merupakan prosedur, urutan langkah-langkah dan cara guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Keempat, evaluasi prestasi belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Kelima, pengembangan peserta didik dilakukan untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya melalui berbagai cara antara lain ekstrakurikuler, pengayaan dan bimbingan dan konseling.

Semua unsur tersebut di atas harus dimiliki dan dilaksanakan oleh guru. Salah satunya adalah cara pemilihan strategi/metode pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting seorang guru memilih strategi pembelajaran yang tepat pada setiap pembelajaran berlangsung. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pendekatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan pembelajar, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien (Budiwati dan Permana, 2010:72).

Menurut J.J Hasibuddin dan Moedjiono (2002:3) strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa pembelajaran. Strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan menurut Kemp (Wina Sanjaya, 2008:126)


(33)

11

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran yang dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode.

Macam-macam strategi yang telah digunakan sekarang sangat beranekaragam. Berdasarkan informasi yang yang peneliti peroleh didapatkan ketika melakukan prapenelitian bahwa strategi pembelajaran yang sering digunakan oleh guru produktif di SMK Sangkuriang 1 Cimahi adalah strategi pembelajaran biasa.

Guru hanya sekedar memberi catatan saja dan ketika masuk guru hanya memberikan metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah (guru menjelaskan materi), tanya jawab dan penugasan berupa pemberian soal. Siswa lebih berperan sebagai penerima yaitu mendengarkan, mencatat dan menjawab soal yang diberikan guru. Akibat dari semua itu siswa hanya berfikir bagaimana caranya agar dapat mengalahkan siswa lainnya di kelas. Dengan kondisi suasana tersebut siswa akan menjadi bosan, jenuh. Sebenarnya terdapat metode pembelajaran lain yang dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif pemasaran sehingga tercipta kondisi belajar yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Melihat kondisi demikian, perlu adanya penggunaan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan menjadikan proses belajar mengajar (PBM) optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapa. Penggunaan metode tersebut tentunya berkaitan dengan strategi pembelajaran. hartono (2008:2)


(34)

12

mengungkapkan salah satu alternative untuk pencapaian tujuan pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) yang berbasis student centered.

Menurut Silberman (2006:xxii) belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi komprehensi. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikit tentang materi pelajaran. Silberman (2006) menuliskan 101 metode pembelajaran yang termasuk ke dalam strategi pembelajaran aktif (active learning), lima diantaranya digunakan dalam prosedur penelitian ini. Pertama, dengan menerapkan metode diskusi. Kedua, dengan menerapkan jigsaw. Ketiga, dengan menerapkan metode tutor sebaya. Keempat, dengan menerapkan group to group dan yang kelima, dengan menerapkan metode simulasi. Kemudian kelima metode tersebut dikolaborasikan untuk menghasilkan PBM yang dinamis sehingga memunculkan proses pembelajaran yang efektif. Seperti halnya menurut Makmun (2004:155) bahwa guru selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat dalam mengajar sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Melalui strategi pembelajaran aktif (active learning), siswa sebagai peserta didik diharapkan dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan serta menjadi PBM lebih menarik dan menyenangkan. Siswa dituntut untuk mengolah dan


(35)

13

mengorganisasi bahan, menyampaikan konsep, serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian tersebut untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran aktif (active learning) maka perlu dilakukan penelitian tentang

Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active learning) Terhadap Prestasi belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Produktif Pemasaran“.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, pandangan umum yang masih dianut guru dalam proses belajar mengajar sampai sekarang ialah bahwa dalam proses belajar mengajar, pengetahuan dialihkan guru ke siswa (transmisi). Pola pengembangan ini menyebabkan aktivitas siswa dalam proses belajar pasif. Sehingga proses pembelajaran tidak merangsang siswa, kreatif dan memilih kemampuan kerjasama dalam kelompok. Fenomena kegiatan pendidikan masih jauh dari yang diharapkan maka untuk menciptakan pendidikan yang baik, sudah saatnya guru harus menguasai strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena peran seorang guru sangatlah penting dalam meningkatkan kompetensi siswa.

Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara skematis dalam pengajaran yang dilaksanakannya untuk meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas mengajar. Tugas guru tidak hanya sekedar


(36)

14

mengajar (teaching) dan mendidik, jika diamati secara seksama strategi-strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru masih berpusat pada guru sebagai penyampai materi (Yushepa, 2002:20).

Kecenderungan guru otoriter dan instruktif menjadikan komunikasi satu arah. Disini guru yang berperan aktif sementara siswa pasif hanya menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, ini berarti guru kurang memberi peluang dan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa menjadi pasif dan situasi ini bertentangan dengan siswa belajar aktif.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Kemungkinan menurunya prestasi belajar siswa diakibatkan karena penggunaan strategi pembelajaran yang sama, maka SMK sangkuriang 1 Cimahi perlu melakukan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa XI Pemasaran 1 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.


(37)

15

3. Bagaimana pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswa dengan tujuan untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi .

2. Gambaran prestasi belajar siswa XI Pemasaran 1 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

3. Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.5 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :


(38)

16

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya tambahan pustaka bagi kegiatan ilmiah mengenai strategi pembelajaran aktif sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi SMK Sangkuriang 1 Cimahi mengenai strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan terhadap kebijakan sekolah dalam merancang strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.


(39)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Aktif terdiri dari aktivitas siswa, aktivitas guru, segi program, situasi belajar, sarana belajar. Variabel terikat (dependent variable) adalah Prestasi Belajar yang terdiri dari nilai siswa.

Objek penelitian di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, yaitu mengenai persepsi penerapan strategi pembelajaran aktif dan prestasi belajar. Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah kelas XI Pemasaran 1 dan XI Pemasaran 2 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan cross sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh strategi pembelajaran aktif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi mata pelajaran produktif pemasaran


(40)

81

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat”. Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian cukup khas. Kekhasan tersebut diperhatikan oleh dua hal pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Syaodih, 2006:194).

Metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.” (Sugiyono, 2010:107). Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni pre-eksperimen, quasi eksperimen, dan true eksperimen. Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen.

TABEL 3.1

JENIS – JENIS PENELITIAN EKSPERIMEN

No Pre eksperimen Quasi eksperimen True eksperimen 1 Hanya 1 kelas (kelas

eksperimen )

ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas

eksperimen )

Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas

eksperimen ) 2 Sampel dipilih secara

random

Sampel tidak dipilih secara random

Sampel dipilih secara random 3 Hanya pretest atau

postes aja yang diberikan

Dilakukan pretes dan postes

Dilakukan pretest dan posttest

4 Tidak diberikan evaluasi tes

Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model

pembelajaran

Pemberian evaluasi tes diberikan secara

berkala (Muhibbin Syah, 2006:79)

Tabel 3.1 merupakan bukti dari penelitian yang diteliti adalah termasuk quasi eksperimen. Penelitian ini terdapt dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas


(41)

82

eksperimen, sampel tidak dipilih secara random, dilakukannya pretest dan postest serta diberikanya evaluasi tes saat awal dan akhir penerapan strategi pembelajaran di kedua kelas. Agar mendapat hasil yang berbeda Antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh dari strategi pembelajaran aktif (active learning) terhadap prestasi belajar siswa. Alasan peneliti memilih metode ini adalah karena peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan Antara prestasi belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) dengan prestasi siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) pada mata pelajaran Produktif Pemasaran di kelas XI Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Strategi pembelajaran aktif (active learning) belum pernah digunakan guru pada mata pelajaran Produktif Pemasaran di sekolah tersebut, sehingga untuk mengetahui peneliti harus menggunakan metode penelitian eksperimen.

3.2.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan non-equivalent kontrol group design. Menurut Sugiyono (2010:116) “Non-equivalent kontrol group design hampir sama dengan pretest-postest kontrol group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.” Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :


(42)

83

O 1 X O 2

O 3 O 4

(Sugiyono,2010:116)

GAMBAR 3.1 DESAIN PENELITIAN

Keterangan :

O 1 : Tes awal (sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen O 2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen O 3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol O 4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol X : Penerapan strategi pembelajaran aktif (active learning)

Berdasarkan desain tersebut penelitian quasi eksperimen ini melibatkan dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama diberikan pretest dan postest tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan strategi pembelajaran aktif (active learning) , sedangkan kelas kontrol tidak diberikan strategi pembelajaran aktif (active leanring).

3.2.2 Operasional Variabel

TABEL 3.2

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN VARIABEL

/SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

Pembelajaran Aktif (Active Learning) (Variabel X)

Metode diskusi adalah salah satu cara penyajian pelajaran dengan cara

menghadapkan peserta didik kepada suatu masalah yang dapat berbentuk pertanyaan yang bersifat

problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Abuddin nata,

Keaktifan siswa dalam ikut mempersiapkan kegiatan belajar mengajar Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan berpendapat tentang ide-ide dari masing-masing siswa

Ordinal 1


(43)

84

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

2009:188) untuk mendorong

mengungkapkan ide-ide baru tentang materi yang dibahas dalam proses belajar mengajar Tingkat guru membangkitkan keaktifan siswa dalam setiap kegiatan seperti bertanya, menjawab, menengahi dan sebagainya

Ordinal 3

Adanya keikutsertaan guru dalam memantau dan mengkoordinir seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran Tingkat guru membantu siswa untuk menghargai pendapat temanya

Ordinal 4

Tingkat guru mengembangkan motivasi siswa untuk belajar lebih lanjut

Ordinal 5

Tingkat guru menarik perhatian siswa dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan diri siswa (umpamanya dengan pengalaman mereka

Ordinal 6

Keanekaragaman peralatan serta sarana penunjang pembelajaran Tingkat guru menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan

Ordinal 7

Tingkat guru terampil atau menguasai alat bantu

pembelajaran yang tersedia dan


(44)

85

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

sesuai dengan materi yang diajarkan Tingkat guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan

Ordinal 9

Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar, dengan tujuan untuk

memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep prinsip atau keterampilan tertentu (Abuddin nata,2009:192) Memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai sesuatu proses.

Tingkat guru memilih jenis peran yang akan dilakukan oleh siswa sesuai dengan materi yang

disampaikan

Ordinal 10

Tingkat guru menjelaskan bagaimana proses dari kegiatan peran yang dilakukan siswa

Ordinal 11

Tingkat guru membimbing kerjasama antara siswa dalam memainkan peran

Ordinal 12

Pemberi kemudahan atau fasilitator Tingkat guru menjadi seorang pembimbing dalam proses bermain peran

Ordinal 13

Tingkat guru mendukung suasana belajar dengan sikap yang sportif

Ordinal 14

Tingkat guru memberi pengertian tentang apa yang tercantum dalam materi

Ordinal 15

Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran Tingkat guru menyediakan media yang digunakan pada saat bermain peran


(45)

86

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

Tingkat guru memberikan kegiatan belajar di luar kelas

Ordinal 17

Tingkat guru mengefisienkan waktu untuk melakukan kegiatan belajar

Ordinal 18

Membahas bahan yang telah dibuat sebelumnya oleh guru Tingkat guru menjelaskan gambaran umum materi sehingga siswa mengetahui arah bahan pelajaran yang akan dibahas

Ordinal 19

Tingkat guru mengulang materi yang diberikan sebelum di mengerti oleh siswa pada proses pembelajaran

Ordinal 20

Tingkat guru memberikan kesimpulan atas materi yang diberikan

Ordinal 21

Model jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut anggota kelompok lainnya (Arends,1997:34). Semua anggota kelompok bekerja secara sinergis dalam mengembangkan kelompoknya Tingkat guru mengelompokkan siswa berdasarkan prestasi belajar

Ordinal 22

Tingkat guru mengarahkan kerjasama kelompok

Ordinal 23

Tingkat guru mengkondisikan kekompakkan kelompok

Ordinal 24

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya Tingkat guru mengajak siswa untuk perpartisipasi dalam kelompok

Ordinal 25

Tingkat guru memberikan tanggung jawab


(46)

87

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

kepada individu dengan tugas materi yang diberikan Tingkat guru memberikan tanggung jawab individu terhadap anggota kelompoknya

Ordinal 27

Setiap anggota kelompok kesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya Tingkat guru berperan dalam pelaksanaan diskusi

Ordinal 28

Tingkat guru mendorong siswa untuk berperan melakukan tugasnya dalam proses diskusi

Ordinal 29

Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan interaksi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain

Ordinal 30

Komunikasi dalam kelompok harus merata pada setiap individu anggota kelompok, tidak boleh didominasi oleh siswa tertentu Tingkat guru berperan membantu mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik

Ordinal 31

Tingkat guru membangkitkan komunikasi antara peserta didik saat berdiskusi

Ordinal 32

Tingkat guru menghargai pendapat kelompok lain selama diskusi

Ordinal 33

Melakukan refleksi apakah

Tingkat guru menimbulkan


(47)

88

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

sudah baik atau belum

rasa percaya diri setelah melakukan diskusi Tingkat guru memotivasi peserta didik setelah melakukan diskusi

Ordinal 35

Tingkat guru memberikan pemahaman tetang materi yang diajarkan setelah melakukan diskusi

Ordinal 36

Metode tutor teman sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (semua kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa mengalami kesulitan belajar. (Udin S. Winataputra ,1999:380) Guru sebagai fasilitator, bukan penceramah Tingkat guru dalam memecahkan masalah yang di hadapi siswa dalam proses belajar mengajar

Ordinal 37

Tingkat guru sebagai juru selamat manakala masalah tidak dapat dipecahkan oleh siswa

Ordinal 38

Tingkat guru memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukanya

Ordinal 39

Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru

Tingkat guru memberikan pemahaman tentang keberanian siswa untuk menjadi seorang tutor dalam proses belajar

Ordinal 40

Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk barpartisipasi


(48)

89

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

dalam proses pembelajaran Tingkat guru memberikan bantuan kepada tutor dalam kejelasan tutor dalam menjelasakan materi

Ordinal 42

Siswa belajar secara aktif

Tingkat guru mendominasi pembicaraan dalam kelas

Ordinal 43

Tingkat guru memberikan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri sendiri

Ordinal 44

Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mendiskusikan ide orang lain dengan ide sendiri

Ordinal 45

Metode group to group adalah salah satu metode belajar aktif yang menuntut siswa untuk berfikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya.

Sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi siswa Tingkat guru memberikan tugas kepada kelompok sesuai dengan materi

Ordinal 46

Tingkat guru memberikan contoh tugas kepada peserta didik sesuai materi yang diberikan

Ordinal 47

Memberikan kewenangan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan bertanggung jawab

Tingkat guru menghormati ide-ide siswa tentang materi yang dipelajari

Ordinal 48

Tingkat guru memberikan peluang kepada siswa untuk mengambil


(49)

90

VARIABEL /SUB-VARIABEL

KONSEP TEORITIS

KONSEP EMPIRIS NO ITEM INDIKATOR UKURAN SKALA

keputusan sendiri tentang masalah pelajaran yang dihadapinya Tingkat guru memberikan pilihan keputusan kepada para anggota kelompoknya

Ordinal 50

Mengembangkan motivasi siswa Tingkat guru mengetahui keingintahuan siswa terhadap materi yang diberikan

Ordinal 51

Tingkat guru memberikan dorongan kebutuhan belajar yang berasal dari dalam diri siswa

Ordinal 52

Tingkat guru memberikan harapan akan cita-cita siswa untuk mangerti materi yang diberikan

Ordinal 53

Prestasi belajar (Variabel Y) Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Tu’u (2004:75)

Nilai Angka yang diperoleh peserta didik setelah selesai pembelajaran

Rasio

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data berdasarkan sumbernya data dibedakanya menjadi dua, yaitu data Primer dan data Sekunder. Menurut Husein Umar (2003:64), “Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku


(50)

91

langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu”, dengan kata lain data Primer diperoleh secara langsung. Data Sekunder menurut Husein Umar (2003:84), “Data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan jurnal ilmiah. “Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data Primer dan data Sekunder. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini di antaranya :

TABEL 3.3

SUMBER DAN JENIS DATA

No Data Jenis

1 Penerapan strategi pembelajaran yang diterapkan guru mata pelajaran mempersiapkan dan mengoperasikan peralatan transaksi di lokasi penjualan

Primer

2 Penerapan strategi pembelajaran aktif Primer

3 Data prestasi peserta didik setelah penerapan pembelajaran aktif Primer

4 Rekapitulasi nilai UAS mata pelajaran Sekunder

5 Daftar nilai ulangan harian kelas XI Pemasaran semester ganjil Sekunder 6 Daftar nilai ulangan harian kompetensi mempersiapkan dan

mengoperasikan peralatan transaksi di lokasi penjualan

Sekunder 7 Daftar jumlah kelas dan siswa SMK Sangkuriang 1 Cimahi Sekunder

8 Profil SMK Sangkuriang 1 Cimahi Sekunder

3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1Populasi

Penelitian yang dilakukan selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Menurut Riduwan (2006:54 “ Populasi merupakan merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Sedangkan


(51)

92

menurut Sugiyono (2010: 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitianya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah peserta didik Pemasaran 1 sebanya 34 peserta didik dan Pemasaran 2 sebanyak 34. jadi populasi dalam penelitian ini adalah 64 peserta didik.

3.2.4.2 Sampel

Mendapatkan data merupakan suatu objek yang paling utama dalam proses penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu obyek penelitian yang telah ditentukan populasi dari obyek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya ialah mencari sampel yang bertujuan memudahkan dalam meneliti obyek peelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), yang dimaksud dengan sampel adalah “Bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.” Dalam penelitian ini akan diambil jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasinyanya. Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian populasi atau sensus


(52)

93

karena mengambil sampel seluruh populasi atau dinamakan sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:124) :

Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, peserta didik XI Pemasaran 1 dan XI Pemasaran 2 sebanyak 68 siswa maka sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi. Dalam hal ini peserta didik kelas XI Pemasaran I siswa menjadi kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dan XI Pemasaran II menjadi kelas kontrol sebanyak 34 siswa.

3.2.5 Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan berikut ini adalah proses tahapan yang dilakukan :

1. Tahap persiapan : dilakukan penentuan populasi dan sampel serta persiapan pembuatan RPP, bahan ajar, dan instrumen penelitian

2. Tahapan pretest : dilakukan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan 3. Tahapan pelaksanaan pembelajaran : dilakukan kegiatan pembelajaran

kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran aktif (active learning), sedangkan kelompok kontrol menggunakan strategi pembelajaran pasif


(53)

94

4. Tahapan postest : dilakukan tes akhir untuk mengetahui prestasi belajar kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan

5. Tahapan analisis data : dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik yang membandingkan Antara hasil pretest dan postes kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan

6. Tahapan uji hipotesis : dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

7. Tahapan penarikan kesimpulan : dilakukan penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:


(54)

95

Telah Kompetensi Mata Pelajaran Pemasaran

Observasi awal ke sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian

Perumusan Masalah (Studi Pendahuluan)

Studi literature tentang metode pembelajaran dan kurikulum

pemasaran SMK kelas XI

Menyusun Perangkat Pembelajaran

Pembuatan media pembelajaran

Penyusunan instrument penelitian : instrumen tes dan lembar observasi

Judgement :

Uji validitas isi dan valididtas konstruksi

Uji coba instrument tes

Penentuan Sampel

Kelas Eksperimen Tes awal

Kelas kontrol

Implementasi Pembelajaran Implementasi Pembelajaran

Tes Akhir Tes Akhir

Observasi Perbaikan


(55)

96

GAMBAR 3.2 ALUR PENELITIAN

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara kombinasi, secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis dari para ahli melalui sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, Antara lain mengenai strategi pembelajaran aktif (active learning) dan prestasi belajar siswa. 2. Studi Lapangan , yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang

sedang diteliti yaitu guru dan siswa kelas XI Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Observasi dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung aktivitas guru dan siswa serta menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran.

3. Wawancara, tidak tersruktur, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2010: 197). Wawancara ini dilakukan

Analisis Data dan Pembahasan


(56)

97

kepada tim guru bidang studi Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi berkaitan dengan kondisi peserta didik kelas XI Pemasaran.

4. Instrumen penelitian dalam bentuk Tes

Menurut Mochtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto (2009:32), ”Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.” adapun tahap yang dilakukan adalah :

1) Tahap persiapan terdiri dari :

a. Studi pustaka untuk memperoleh landasan teori

b. Sudi kurikulum untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum c. Studi pendahuluan untuk memperoleh data mengenai kondisi

dilapangan

d. Persiapan penyusunan strategi yaitu merancang, mempelajari dan mengkaji masalah pembelajaran yang cocok.

e. Menyusun rencana pembelajaran, skenario pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS) dan evaluasi .

2) Tahap Pelaksanaan

a. Menyusun strategi pembelajaran aktif(active learning) b. Melaksanakan uji coba instrument

c. Melaksanakan pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


(57)

98

e. Melaksanakan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

3) Tahap akhir

a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya b. Menganalisis dan membawa temuan penelitian

c. Menarik kesimpulan 5. Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas eksperimen di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut :

Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.

a. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabanya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuesioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

b. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala ordinal.


(58)

99

6. Instrumen dalam bentuk Lembar Observasi

Data observasi ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan strategi pembelajaran . pengelolaan data yang dilakukan dengan cara mencari prosentase keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:

a Menghitung jumlah jawaban yang observer isi pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

b Melakukan perhitungan presentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%Keterlaksanaan Model = Jumlah perolehan skor

Jumlah skor maksimal x100% c Hasilnya kemudian dikonsultasikan ke dalam kategori keterlaksanaan

strategi pembelajaran sebagai berikut:

TABEL 3.4

KATEGORI KETERLAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN Presentase Keterlaksanaan(%) Interpretasi

0,0-24,5 Sangat Kurang

25,0-37,5 Kurang

37,6-62,5 Sedang

62,6-87,5 Baik

87,6-100 Sangat Baik

Sumber: Hake (1998:64)

Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya.


(59)

100

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable melalui uji validitas dan reliabilitas sehingga didapat data yang baik dan benar sebuah penelitian.

3.2.7.1 Hasil Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan Antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrument. Validitas merupakan instrumen yang dapat mengukur kebenaran sesuatu yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 168)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

= −

2

− 2 2− 2


(60)

101

= koefisien korelasi Antara variable X dan Y, dua variable yang dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal n = jumlah siswa atau responden

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan tabel 3.4 berikut ini :

TABEL 3.5

INTERPRETASI NILAI r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi

Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup

Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah

Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah

Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah

Suharsimi Arikunto (2010:75)

Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikan. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

= − 2 1− � ²㤹 (Sugiyono, 2010:250)

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika thitung ≥ t tabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika thitung < t tabel

Perhitungan validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil


(61)

102

perhitungan dengan bantuan program Mocrosoft excel 2007 diperoleh hasil dari 53 item yang ditanyakan dalam angket. Untuk lebih jelasnya berikut uji validitas instrument :

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) (X)

No Pernyataan thitung ttabel Ket.

Metode diskusi

1. Keaktifan siswa dalam ikut mempersiapkan kegiatan belajar mengajar 1

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan berpendapat tentang ide-ide dari masing-masing siswa

3,753 1,701 Valid

2

Guru mendorong mengungkapkan ide-ide baru tentang materi yang dibahas dalam proses belajar mengajar

3.304 1,701 Valid 3 Guru membangkitkan keaktifan siswa dalam setiap

kegiatan seperti bertanya, menjawab, dan menengahi. 2,505 1,701 Valid 2. Adanya keikutsertaan guru dalam memantau dan mengkoordinir seluruh

kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran 4 Guru membantu siswa untuk menghargai pendapat

temannya -0.021 1,701

Tidak Valid 5 Guru mengembangkan motivasi siswa untuk belajar

lebih lanjut -0,3 1,701

Tidak Valid 6

Guru menarik perhatian siswa dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan diri siswa (misalnya dengan pengalaman mereka

3,278 1,701 Valid 3. Keanekaragaman peralatan serta sarana penunjang peralatan pembelajaran 7 Guru menggunakan sumber belajar yang sesuai

dengan kompetensi yang dikembangkan 3,31 1,701 Valid

8

Guru terampil atau menguasai alat bantu pembelajaran yang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan

3,669 1,701 Valid 9 Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang dikembangkan 3,518 1,701 Valid

Metode simulasi

1. Memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai suatu proses

10 Guru memilih jenis peran yang akan dilakukan oleh

siswa sesuai dengan materi yang disampaikan 3,457 1,701 Valid 11 Guru menjelaskan bagaimana proses dari kegiatan

peran yang dilakukan siswa 0,899 1,701

Tidak Valid 12 Guru membimbing kerja sama antara siswa dalam

memainkan peran 2,581 1,701 Valid

2. Pemberi kemudahan atau fasilitator


(1)

Lampiran 1.1

INSTRUMENT PENELITIAN (ANGKET)

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK SANGKURIANG 1

CIMAHI

NO RESPONDEN :

A.IDENTITAS RESPONDEN

1. Jenis kelamin

Perempuan Laki-Laki

2. Kelas

Kelas X Kelas XI Kelas XII

3. Usia

≤15 tahun 16 tahun 17 tahun

18 tahun ≥19 tahun

B.TANGGAPAN RESPONDEN

Petunjuk :

1. Bacalah dengan seksama pernyataan yang sudah disediakan, kemudian pilihlah bagaimana pendapat dan sikap anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list (√) pada setiap pernyataan

SS = sangat sesuai S = sesuai

CS = cukup sesuai TS = tidak sesuai

STS = sangat tidak sesuai

2. Angket yang anda ini bukan merupakan tes. Tidak ada jawaban yang benar dan salah terhadap pernyataan yang anda pilih. Jawaban anda juga tidak mempengaruhi mata pelajaran produktif pemasaran


(2)

No Pernyataan JAWABAN

SS S CS TS STS

1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyalurkan kemampuan berpendapat tentang ide-ide dari masing-masing siswa

2 Guru mendorong mengungkapkan ide-ide baru

tentang materi yang dibahas dalam proses belajar mengajar

3 Guru membangkitkan keaktifan siswa dalam setiap kegiatan seperti bertanya, menjawab, dan menengahi.

4 Guru menarik perhatian siswa dengan cara

mengaitkan materi pelajaran dengan diri siswa (misalnya dengan pengalaman mereka)

5 Guru menggunakan sumber belajar yang sesuai

dengan kompetensi yang dikembangkan

6 Guru terampil atau mengusai alat bantu

pembelajaran yang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan

7 Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang dikembangkan

8 Guru memilih jenis peran yang akan dilakukan oleh siswa sesuai dengan materi yang disampaikan

9 Guru membimbing kerja sama antar siswa dalam

memainkan peran

10 Guru menjadi seorang pembimbing dalam proses bermain peran

11 Guru mendukung suasana belajar dengan sikap yang sportif

12 Guru memberi pengertian tentang apa yang tercantum dalam materi

13 Guru menyediakan media yang digunakan pada saat bermain peran

14 Guru memberikan kegiatan belajar di luar kelas 15 Guru mengefisienkan waktu untuk melakukan

kegiatan belajar

16 Guru menjelaskan gambaran umum materi sehingga siswa mengetahui arah bahan pelajaran yang akan dibahas

17 Guru mengulang materi yang diberikan sebelum di mengerti oleh siswa pada proses pembelajaran


(3)

No Pernyataan JAWABAN

SS S CS TS STS

18 Guru memberikan kesimpulan atas materi yang diberikan

19 Guru mengelompokan siswa berdasarkan prestasi belajar

20 Guru mengarahkan kerja sama kelompok 21 Guru mengkondisikan kekompakan kelompok

22 Guru mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam kelompok

23 Guru memberikan tanggung jawab kepada individu dengan tugas materi yang diberikan

24 Guru berperan dalam pelaksanaan diskusi

25 Guru mendorong siswa untuk berperan melakukan tugas dalam proses diskusi

26 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan interaksi antar kelompok satu dengan kelompok lain

27 Guru berperan membantu mengembangkan

kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik 28 Guru membangkitkan komunikasi antar peserta didik

saat berdiskusi

29 Guru menghargai pendapat kelompok lain selama diskusi

30 Guru menimbulkan rasa percaya diri setelah melakukan diskusi

31 Guru memotivasi peserta didik setelah melakukan diskusi

32 Guru sebagai juru selamat manakala masalah tidak dapat dipecahkan oleh siswa

33 Guru memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukanya

34 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi seorang tutor dalam proses pembelajaran 35 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpartisipasi dalam proses pembelajaran

36 Guru memberikan bantuan kepada tutor dalam kejelasan materi


(4)

No Pernyataan JAWABAN

SS S CS TS STS

37 Guru mendominasi pembicaraan dalam kelas

38 Guru memberikan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri sendiri

39 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan ide orang lain dengan ide sendiri 40 Guru memberikan tugas kepada kelompok sesuai

dengan materi

41 Guru memberikan contoh tugas kepada peserta didik sesuai materi yang diberikan

42 Guru menghormati ide-ide siswa tentang materi yang dipelajari

43 Guru memberikan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri tentang masalah pelajaran yang dihadapinya

44 Guru memberikan pilihan keputusan kepada para anggota kelompoknya

45 Guru mengetahui keingintahuan siswa terhadap materi yang diberikan

46 Guru memberikan dorongan kebutuhan belajar yang berasal dari dalam diri siswa

47 Guru memberikan harapan akan cita-cita siswa untuk mengerti materi yang diberikan


(5)

Lampiran 2.1

KARAKTERISTIK RESPONDEN

No Jenis

Kelamin Usia Suku/Ras

1 2 2 4

2 2 2 4

3 2 2 2

4 2 2 4

5 1 2 3

6 2 2 4

7 2 2 4

8 2 2 1

9 2 2 4

10 2 2 2

11 2 2 4

12 2 2 2

13 2 2 4

14 2 2 2

15 2 2 4

16 2 2 4

17 2 2 4

18 2 2 2

19 2 2 4

20 2 2 2

21 2 2 4

22 2 2 2

23 2 2 2

24 2 2 4

25 2 2 2

26 2 2 2

27 2 2 4

28 1 2 4

29 2 2 4

30 2 2 4

31 2 2 4

32 2 2 4

33 2 2 4

34 2 2 4

Ket. Jenis Kelamin Kelas Ket. Usia

1: Pria 1 : X 1: 15 tahun

2: Wanita 2 : XI 2: 16 tahun

3 : XII 3: 17 tahun

4: 18 tahun 5: Lainya


(6)