Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

(1)

1

HUBUNGAN TIPE BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI Oleh Sundari 051101004

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Judul : Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Nama Mahasiswa : Sundari

NIM : 051101004

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2009

Tanggal Lulus : 29 Desember 2009

Pembimbing Penguji I

Anna Kasfi S.Kep, Ns Salbiah S.Kp, MKep

NIP. 19751013 200112 2 002

Penguji II

Lufthiani S.Kep, Ns

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, 29 Desember 2009 Pembantu Dekan I

Erniyati, S.Kp, MNS


(3)

Prakata

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh alam semesta dan dengan izin Nya pula skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada kekasih umat, Nabi akhir zaman dan manusia panutan, Rasulullah SAW.

Tak terhingga ucapan terima kasih yang ingin ku ucapkan kepada kedua orang tua ku, Bapak yang telah meninggalkanku sekian lama (Alm.Tugimin) semoga Allah memberikan tempat terindah di sisi-Nya. Terkhusus untuk Ibu yang sangat dan selalu aku sayangi Ibu Samsinur yang menjadi penyemangat dikala aku sudah merasa lelah dan untuk beliau skripsi ini aku dedikasikan. Semoga Allah SWT memberikan Ibu yang terbaik disepanjang usia yang telah dan akan dilalui, terima kasih untuk cinta yang terus mengalir darimu Ibu. Terima kasih juga ku ucapkan untuk seluruh kakak dan abangku yang ikut menjagaku ”ai kecil”, kalianlah motivator dalam hidup ku (aku berharap dapat membuat kalian bangga padaku), untuk keponakan-keponakanku yang lucu-lucu.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Ibu Anna Kasfi S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Ellyta Aizar S.Kp dan Ibu Yessi Ariyani S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademik di Fakultas Keperawatan USU.

4. Ibu Salbiah S.Kp, Mkep dan Ibu Lufthiani S.Kep, Ns selaku dosen penguji. Terima ksih atas masukan yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan

USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman tersayang di PSIK-A USU 2005, terima kasih telah mengisi hari-hari perkuliahan dengan persahabatan yang indah. Untuk Ansih yang menjadi stressor “terindah” (terima kasih menemaniku dan mendengarkanku saat semua telah menjauh), untuk Minta Ito teman konsulku yang lucu “teruskan perjuanganmu dek!”. Dan untuk seluruh mahasiswa program ekstensi semester 3 Fkep USU yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini (terima kasih atas kerja samanya).

7. Sahabat-sahabatku yang tak kan pernah ku lupa : Hendrik, Widi, Maya, kalianlah yang mengerti aku dan selalu membuatku merasa indah. Kak Rina, kak ima, dan semua kakak-kakak di DPC PKS Medan Johor (terima kasih menjadi guru spiritual yang paling sabar selama ini, nasehat-nasehat kalian selalu kurindukan). Untuk seluruh keluarga besar “Roda Gendeng”, HAMDA, Al-Farabi, Rufaidah, KAMMI terima kasih mengajarkanku banyak sekali makna hidup. Dan akhirnya untukmu yang memberiku semangat selalu Asy-simeulueya. Ana Uhibbuki Fillah Lillah...


(5)

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan dan penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Oktober 2009


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan i

Prakata ii

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Skema viii

Abstrak ix

BAB 1 Pendahuluan

1. Latar Belakang 1

2. Pertanyaan Penelitian 4

3. Hipotesa...4 4. Tujuan Penelitian...5

5. Manfaat Penelitian 5

BAB 2 Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Tipe Belajar 8

1.1. Defenisi Belajar 8

1.2. Prinsip-prinsip Belajar 9

1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 10

1.4. Tipe Belajar 15

1.5. Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai

dengan Tipe Belajar 19

2. Prestasi Belajar 21

2.1. Defenisi Prestasi Belajar 21

2.2. Jenis Prestasi Belajar 22

BAB 3 Kerangka Penelitian

1. Kerangka Konseptual 27

2. Defenisi Konseptual 28

3. Defenisi Operasional 29

BAB 4 Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian 33

2. Populasi dan Sampel 33

2.1Populasi 33

2.2Sampel 33

3. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

4. Pertimbangan Etik 34

5. Instrumen Penelitian 35

5.1Kuesioner Penelitian 35

5.2Uji Validitas dan Reliabilitas 36

6. Pengumpulan Data 37


(7)

BAB 5. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian 40

1.1Karakteristik Responden 40

1.2Deskripsi Tipe Belajar Mahasiswa 41 1.3Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa 42 1.4Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara 42

2. Pembahasan 43

2.1Tipe Belajar Mahasiswa Program Ekstensi

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 43 2.2Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 45 2.3Hubungan Tipe belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara 45

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan 48

2. Saran 49

2.1 Bagi Mahasiswa keperawatan 49 2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan 49 2.3 bagi Penelitian Selanjutnya 50

Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Jadwal Penelitian

3. Taksasi Dana

4. Kuisioner Penelitian 5. Surat Izin Penelitian 6. Lembar Konsultasi 7. Riwayat Hidup


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian 29 Tabel 4.1 Kriteria Penafsiran Korelasi 39 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden 41 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tipe belajar Responden 41 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Belajar responden 42 Tabel 5.4.1Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belalajar responden

berdasarkan Tipe Belajar 43

Tabel 5.4.2Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi


(10)

Judul : Hubungan Tipe belajar dengan Prestasi belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Nama : Sundari

NIM : 051101004

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2009

Abstrak

Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari tipe belajar individu. Tipe belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat tipe belajar dan hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa semester 3 program ekstensi Fakultas Keperawatan USU dengan metode pengambilan sampel total sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 55 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2009 dengan menggunakan kuisioner yang meliputi data demografi, tipe belajar dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebanyak orang 29 orang orang (52,7%) dan mayoritas mahasiswa memiliki tipe belajar visual sebanyak 28 orang (50,9%). Uji Chi-Square yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.033 yang memberikan makna bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyesuaian gaya/strategi mengajar dengan tipe belajar mahasiswa berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


(11)

Judul : Hubungan Tipe belajar dengan Prestasi belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Nama : Sundari

NIM : 051101004

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2009

Abstrak

Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari tipe belajar individu. Tipe belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat tipe belajar dan hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa semester 3 program ekstensi Fakultas Keperawatan USU dengan metode pengambilan sampel total sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 55 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2009 dengan menggunakan kuisioner yang meliputi data demografi, tipe belajar dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebanyak orang 29 orang orang (52,7%) dan mayoritas mahasiswa memiliki tipe belajar visual sebanyak 28 orang (50,9%). Uji Chi-Square yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.033 yang memberikan makna bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyesuaian gaya/strategi mengajar dengan tipe belajar mahasiswa berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahan-perubahan perilaku yang bersifat positif yang berorientasi pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Sebagai suatu proses, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar seperti lingkungan, sarana dan fasilitas pendidikan, kondisi fisiologis dan psikologis merupakan hal- hal yang diproses, sedangkan hasil dari pemrosesan adalah prestasi belajar (Purwanto, 2006). Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi pembelajaran termasuk faktor-faktor yang juga menentukan tingkat keberhasilan proses belajar.

Keberhasilan proses belajar didukung oleh kemampuan pengajar dalam membangkitkan minat peserta didik (mahasiswa) dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang efektif. Beberapa strategi pembelajaran yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar termasuk di Fakultas Keperawatan USU adalah metode ceramah yaitu metode yang dilakukan dengan menyampaikan


(13)

pesan dan informasi secara satu arah lewat suara (lisan). Selain ceramah, metode lain yang sering digunakan adalah diskusi. Diskusi merupakan suatu strategi pembelajaran yang menciptakan interaksi dan komunikasi dua arah atau lebih yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Serta praktikum yang merupakan metode pembelajaran dalam bentuk simulasi dan demonstrasi untuk mempraktikkan keterampilan yang terlebih dahulu didemonstrasikan oleh dosen (Zaini, 2002). Strategi belajar yang menarik minat mahasiswa secara tidak langsung akan berpengaruh pada proses belajar. Selama mahasiswa mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, maka ia akan menunjukkan minat yang tinggi untuk belajar sehingga akan menghasilkan ketekunan dan ketertarikan dalam belajar. Hal tersebut juga akan mengarahkan mahasiswa untuk menentukan sendiri tipe belajar yang di sukainya (Crow, 1984).

Tipe belajar adalah karakteristik dan preferensi atau pilihan individu untuk mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima (Zaini, 2002). Dalam kegiatan belajar, mahasiswa sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali tipe belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Menurut Deporter (2003), terdapat 3 tipe dalam belajar yaitu tipe visual, auditori dan kinestetik. Tipe visual belajar melalui apa yang mereka lihat, tipe auditori belajar dengan cara mendengar dan tipe kinestetik belajar dengan gerak, bekerja dan menyentuh. Meskipun sebagian besar orang memiliki potensi untuk memberdayakan ketiga tipe belajar tersebut, hampir setiap orang memilki


(14)

kecenderungan utama terhadap salah satu tipe belajar yang berperan sebagai filter dalam pembelajaran (Blander dan Grinder , 1981 dalam Zaini, 2002).

Beberapa riset dalam literatur pendidikan menyatakan bahwa menggunakan strategi visual dalam pengajaran akan meningkatkan derajat pemahaman pelajaran (Stokes, 2002). Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terhadap 123 orang mahasiswa program reguler Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa 83 orang responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan tipe belajar visual (72,5%) dan auditori (65,7%). Selain itu, penelitian sebelumnya yang terkait dengan hal ini juga telah dilakukan oleh Dryden & Voss (2000) dalam Tim Peneliti Balitbang Diknas (2008) yang mengatakan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan.

Data yang diperoleh peneliti dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU pada akhir semester ganjil 2008/2009 persentase mahasiswa program ekstensi yang lulus tepat waktu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa program regular, begitupula dengan Indeks Prestasi Kumulatif. Mahasiswa program reguler yang memperoleh IPK >2,75 yaitu sekitar 80-97%, sedangkan pada mahasiswa program ekstensi yaitu sekitar 49-86% (Bagian Pendidikan Fakultas Keperawatan USU, 2009). Dari data tersebut terlihat bahwa prestasi belajar mahasiswa FKep USU program ekstensi belum optimal bila dibandingkan dengan mahasiswa program regular meskipun strategi pembelajaran


(15)

yang digunakan di Fakultas Keperawatan USU sama untuk setiap program pendidikan.

Berdasarkan paparan diatas, terdapat asumsi bahwa ada perbedaan hasil belajar dengan cara seseorang melibatkan indra/anggota tubuh ketika belajar sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Peneliti memilih Fakultas Keperawatan USU program ekstensi disebabkan di Fakultas ini belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya terkait dengan hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar.

2. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tipe belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU ?

2. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU ?

3. Adakah hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU ?

3. Hipotesa

Terdapat hubungan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hipotesa ditarik berdasarkan hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat hubungan antar variabel (Nursalam, 2002).


(16)

4. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi tipe belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU

2. Mengidentifikasi prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU melalui Indeks Prestasi Kumulatif

3. Mengidentifikasi hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU.

5. Manfaat Penelitian

5.1Mahasiswa Keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa tentang hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menetukan dan memahami tipe belajar yang dominan pada dirinya sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya.

5.2Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan bahan masukan bagi pengembangan pendidikan keperawatan khususnya Fakultas Keperawatan USU dalam memilih metode, strategi dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan tipe belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.


(17)

5.3Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi khususnya Ilmu Keperawatan.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1 Belajar dan Tipe Belajar 1.1Defenisi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003). Menurut Witherington (1952) dalam Sukmadinata (2005), belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Dengan demikian, belajar pada dasarnya ialah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman (Witherington dalam Dalyono, 1997).

Biggs (1991) dalam Syah (2006) mendefenisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu : Rumusan kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Rumusan kuantitatif mengartikan belajar sebagai kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional maksudnya, belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah ia pelajari. Dalam rumusan kualitatif, difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dihadapi siswa (Syah, 2006).


(19)

1.2Prinsip-prinsip belajar

Beberapa prinsip yang penting dalam proses belajar menurut Dalyono (1997), yaitu :

1. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berfikir, ingatan, fantasi dan sebagainya.

2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses belajar yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.


(20)

4. Memiliki kesungguhan

Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga yang terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif.

5. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tak kalah penting adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu di ulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.

1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Slameto (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Faktor internal (Faktor yang berasal dari dalam diri) yaitu kondisi jasmani dan rohani/psikologis siswa.

a. Faktor jasmani, terdiri dari : 1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya (bebas dari penyakit). Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Jika kesehatan seseorang terganggu, proses belajarnya pun akan terganggu, ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, lemah dan ada gangguan pada alat indera serta tubuhnya.


(21)

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar. Seseorang yang cacat, proses belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

b. Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah :

1) Intelegensia

Intelegensia adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensia besar pengaruhnya tehadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensia yang rendah. Walaupun begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya, karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor


(22)

yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensia adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain.

2) Perhatian

Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal). Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menarik perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan sehingga siswa tidak suka lagi belajar. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar bahan pelajaran selalu manarik perhatian siswa dengan cara menyesuaikan pelajaran dengan bakat siswa. 3) Bakat

Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jadi, bakat sangat mempengaruhi proses belajar. Jika bahan pelajaran sesuai dengan bakat siswa, maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia akan senang dan lebih giat dalam belajar.

4) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, ia tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut. Sebaliknya, bahan


(23)

pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kemauan dalam belajar.

5) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dan mempunyai motif untuk memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang belajarnya.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Jadi, kemajuan untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan memiliki kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.


(24)

c. Faktor kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk mambaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa kelelahan mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlu dihindari agar tidak terjadi kelelahan dalam belajar.

2. Faktor eksternal (Faktor dari luar diri) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar diantaranya :

a. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak dalam belajar tersebut, perlu diusahakan relasi yang baik dari faktor-faktor tersebut diatas didalam keluarga.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.


(25)

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar siswa.

Selain faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, menurut Syah (2003), terdapat faktor lain yang menunjang keberhasilan seseorang dalam belajar yaitu faktor pendekatan dalam belajar (approach to learn) yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang di rekayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

1.4Tipe belajar

Tipe belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi (DePotter dan Hernachi, 2003). Sedangkan menurut Zaini (2002) tipe belajar adalah karakteristik dan preferensi atau pilihan individu untuk mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima. Secara ilmiah diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi, manusia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :


(26)

1. Manusia visual, dimana ia akan secara optimal menyerap informasi yang dibacanya/dilihatnya.

2. Manusia auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan diserap secara optimal.

3. Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu “dicontohkan” atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan dipelajarinya (Susanto, 2006).

Hal ini sejalan dengan pendapat DePorter (2004) yang mengatakan bahwa terdapat tiga macam modalitas (tipe) belajar yang digunakan oleh seseorang dalam pembelajaran, pemrosesan informasi, dan komunikasi, yaitu :

1. Visual

Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual, yaitu :

a. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan b. Berbicara dengan cepat

c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

d. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

e. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar f. Mengingat dengan asosiasi visual


(27)

g. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya.

h. Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat j. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato

k. Lebih menyukai seni daripada musik

l. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak m. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih

kata-kata yang tepat

n. Biasanya tidak terganggu dengan keributan

2. Auditori

Tipe auditori belajar melalui apa yang mereka dengar. Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata. Musik, irama, dialog internal dan suara menonjol pada tipe auditori. Seseorang yang sangat auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

b. Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu oleh keributan

c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara


(28)

g. Berbicara dalam irama yang terpola h. Lebih suka musik daripada seni

i. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

j. Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

k. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

n. Biasanya pembicara yang fasih

3. Kinestetik

Orang dengan tipe kinestetik belajar malalui gerak, emosi dan sentuhan. Modalitas ini mengakses pada gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-ciri orang dengan tipe belajar kinestetik yaitu :

a. Berbicara dengan perlahan

b. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat berbicara c. Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang

d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak e. Belajar melalui memanipulasi dan praktik

f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat


(29)

h. Banyak menggunakan isyarat tubuh i. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama

j. Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.

k. Menyukai permainan yang menyibukkan

l. Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan

m. Ingin melakukan segala sesuatu n. Kemungkinan tulisannya jelek

Selain ketiga tipe belajar tersebut, DePorter juga mengatakan bahwa ada tipe campuran dari tiga tipe belajar diatas, misalnya Auditori-visual atau Visual-kinestetik atau bisa ketiga-tiganya tapi biasanya satu tipe belajar lebih mendominasi.

1.5Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Tipe Belajar

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa menurut Deporter (2004), adalah :

1. Visual

a. Dorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka

b. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna

c. Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk memperdalam pemahaman mereka tentang informasi tersebut.


(30)

d. Memberikan gambaran umum/garis-garis besar setiap materi pelajaran yang disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk menambahkan catatan.

e. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri anak. Misalnya : bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar mengelilingi matahari (jika kita sedang mempelajari tentang revolusi bumi) dan sebaginya.

2. Auditori

a. Menggunakan variasi vokal (ritme, volume suara, intonasi) yang digunakan pada saat menyampaikan materi pelajaran.

b. Menggunakan penggulangan dengan cara meminta siswa mengulang kembali konsep-konsep kunci yang telah dipelajari.

c. Mendorong setiap siswa untuk membuat ‘jembatan keledai’ untuk menghafal konsep kunci, Misalnya : warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu).

d. Membuat materi lebih mudah untuk diingat dengan mengubahnya menjadi lagu atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar auditorik akan lebih suka belajar sambil mendengarkan musik.

e. Mendorong siswa terutama untuk pelajar audiotori untuk merekam informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan secara berulang-ulang karena pelajar audiotori tidak terlalu senang mencatat.


(31)

3.Kinestetik

a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.

b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya sendiri.

c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya secara bertahap.

d. Melakukan lakon/simulasi pendek dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya.

2 Prestasi Belajar

2.1Defenisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Poerwanto (1986) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Nasution (1996) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila


(32)

memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut (Sunartombs, 2009).

2.2 Jenis Prestasi belajar

Jenis prestasi belajar menurut Bloom (dalam Zaini, 2002) dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Tingkat Kognitif

Tujuan pendidikan untuk ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan secara berurutan. Belajar pada tingkat yang lebih tinggi tergantung kepada pencapaian keterampilan/kemampuan dari level yang sebelumnya, yaitu :

a. Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap.

b. Pemahaman

Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan ajar. Hal ini dapat diperlihatkan dengan cara menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, menafsirkan bahan dan mengistimasi trend masa depan. Level ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.

c. Penerapan

Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampuan menggunakan bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret.


(33)

d. Analisis

Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Pada level ini menuntut dua pemahaman sekaligus yaitu pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur materi.

e. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk pola baru. Hasil belajar pada level ini menekankan pada perilaku kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur.

f. Evaluasi

Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah ditentukan dan harus didasari kriteria yang pasti. Hasil belajar level ini adalah level yang paling tinggi dari ranah kognitif karena mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan penetapan nilai secara sadar yang didasari kriteria yang pasti.

2. Tingkat Afektif

Ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : a. Penerimaan

Penerimaan menunjuk pada kesediaan mahasiswa untuk mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Hasil belajar untuk level ini bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.


(34)

b. Partisipasi

Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari mahasiswa. Pada level ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberikan respon.

c. Penentuan sikap

Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada mahasiswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini bergerak dari penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai dan dapat diidentifikasi secara jelas.

d. Organisasi

Organisasi yaitu menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda, menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta membangun sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena itu, penekanannya berada pada membandingkan, menghubungkan dan mensintesiskan nilai tersebut. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai atau pengorganisasian sistem nilai.

e. Pembentukan pola

Pada level ini, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Hasil belajar pada


(35)

level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok dapat terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya.

3. Tingkat Psikomotorik

Ranah psikomotorik menonjol pada gerakan-gerakan jamaniah yang terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu :

a. Persepsi

Level persepsi berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak (terjadi penerjemahan dari persepsi isyarat ke tindakan).

b. Kesiapan

Menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Perangkat ini meliputi perangkat mental, fisik, dan emosi yang siap untuk bertindak. c. Gerakan terbimbing

Gerakan terbimbing merupakan peniruan/pengulangan suatu perbuatan yang telah di demonstrasikan oleh instruktur. Dan level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks.

d. Gerakan terbiasa

Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan.

e. Gerakan kompleks

Merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat,


(36)

lancar, akurat dan menghabiskan energi yang minimum. Kategori ini meliputi kemantapan gerakan dan gerakan otomatik (gerakan dilakukan dengan rileks dan kontrol otot yang bagus).

f. Gerakan pola penyesuaian

Merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seseorang dapat memodifikasi pola-pola gerakan untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau menyesuaikan pada situasi tertentu.

g. Kreativitas

Level terakhir ini menunjuk kapada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang hebat.


(37)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi FKep USU. Dalam penelitian ini tipe belajar mahasiswa dibagi menjadi tiga yaitu salah satu tipe belajar yang dominan pada responden yang terdiri dari tipe visual, auditori dan kinestetik (Deporter, 2003). Sedangkan prestasi belajar mahasiswa merupakan hasil penilaian kemampuan, kecakapan, keterampilan-keterampilan tertentu yang dipelajari selama masa belajar dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa yang dimodifikasi dari predikat yudisium program sarjana (S1). Prestasi mahasiswa di kategorikan kedalam 4 tingkatan yaitu : Cumlaude, Sangat memuaskan, Memuaskan, dan Kurang memuaskan (Buku Panduan Departemen Ilmu Keperawatan 2006-2007).

Skema 3.1

Kerangka Konseptual Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan USU

Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi FKep USU :

1. Cumlaude

2. Sangat memuaskan 3. Memuaskan

4. Kurang memuaskan Tipe Belajar :

1. Tipe Visual 2. Tipe Auditori 3. Tipe Kinestetik


(38)

2. Defenisi Konseptual 2.1Tipe Belajar

Tipe belajar adalah karakteristik dan preferensi atau pilihan individu untuk mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima (Zaini, 2002).

2.2Prestasi Belajar

Prestasi belajar diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya yang dinyatakan dengan angka, huruf dan kalimat dan dicapai pada periode-periode tertentu (Syah, 2003).

3. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

1 Variabel Independen:

Tipe belajar

a. Visual Belajar melalui apa yang

mahasiswa lihat berkaitan dengan mata kuliah yang

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu :


(39)

b. Auditori disampaikan dosen pada mahasiswa semester 3 program ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Belajar melalui apa yang mahasiswa dengar berkaitan dengan mata kuliah yang disampaikan dosen pada mahasiswa semester 3 program ekstensi jawaban yaitu: 0 = Tidak pernah 1 = Kadang- kadang 2 = Sering

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 13 – 24 dengan 3 pilihan jawaban : 0 = Tidak pernah 1 =Kadang-kadang 2 = Sering

tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan. Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan Nominal


(40)

c. Kinestetik Fakultas keperawatan USU. Belajar melalui apa yang mahasiswa praktekkan dan sentuh berkaitan dengan mata kuliah yang disampaikan dosen pada mahasiswa semester 3 program ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Kuisioner dengan 12 pertanyaan, yaitu: nomor 25 –36 dengan 3 pilihan jawaban : 0 = Tidak pernah 1 = Kadang-kadang 2 = Sering

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing

jawaban, yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan Nominal


(41)

2 Variabel Dependen: Prestasi belajar mahasiswa Hasil belajar mahasiswa semester 3 program ekstensi Fakultas Keperawatan USU yang menggambarkan penguasaan atas materi pelajaran sebagai akibat adanya proses belajar yang dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa dalam dua semester Indeks Prestasi Kumulatif yang merupakan data sekunder Dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang dimodifikasi dari predikat yudisium program sarjana (S1) USU, yaitu : Cumlaude = ≥ 3,51 Sangat memuaskan = 2,76-3,50 Memuaskan = 2,00-2,75 Kurang memuaskan = 1,00-1,99 Ordinal


(42)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel atau lebih (Notoadmodjo, 2002).

2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i program ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang masih aktif kuliah yang duduk di semester 3 dengan jumlah 61 orang. Mahasiswa/-i semester 1 tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena belum mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

2.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling (Arikunto, 2007). Kriteria subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa/i program ekstensi FKep USU yang masih aktif kuliah di semester 3, bersedia menjadi responden, dan dari hasil penyebaran kuesioner didapati hanya memiliki salah satu tipe belajar yang dominan sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 55 orang.


(43)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di program ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara , hal tersebut dikarenakan jumlah sampel memadai, serta efisien waktu dan biaya penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3-15 Desember 2009.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuisioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.


(44)

5. Instrumen Penelitian 5.1. Kuesioner Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Panggabean (2009) dengan judul ”Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU Program Reguler Berdasarkan Tipe Belajar Mahasiswa” yang terdiri dari tiga bagian dan dibuat dalam bentuk kuisioner yaitu :

1. Kuisioner data demografi (KDD)

Kuisioner ini terdiri atas Usia dan Jenis kelamin. 2. Kuisioner tipe belajar mahasiswa (KTB)

Kuisioner ini digunakan untuk mengkaji salah satu tipe belajar yang dominan pada mahasiswa yang diadopsi dari DePorter (2004). Kuisioner terdiri dari 36 pertanyaan yang terdiri dari tipe belajar visual nomor 1 – 12, auditori nomor 13 – 24, dan kinestetik nomor 25 – 36, akan dihitung skornya menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuisioner yaitu : Sering (skor 2), Kadang-kadang (skor 1), dan Tidak pernah (0). Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian akan menentukan tipe belajar yang paling menonjol pada mahasiswa tersebut, jika terdapat skor yang sama artinya terdapat lebih dari satu tipe belajar yang dominan sehingga responden tidak dimasukkan sebagai sampel penelitian. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada jawaban yang tersedia.


(45)

3. Kuisioner Prestasi Belajar (KPB)

Kuisioner yang digunakan untuk mengkaji prestasi mahasiswa program ekstensi Fkep USU, ditentukan dari Indeks Prestasi Kumulatif dengan kriteria penilaian yang dimodifikasi dari predikat yudisium Program Sarjana (S1) USU (Buku Panduan Departemen Ilmu Keperawatan 2006-2007) yaitu :

a. Cumlaude : IPK ≥ 3,51

b. Sangat memuaskan : IPK 2,76-3,50 c. Memuaskan : IPK 2,00-2,75 d. Kurang memuaskan : IPK 1-1,99

5.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Danim, 2003).

Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur. Uji reliabilitas digunakan pada item-item yang valid, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka koefisien reliabilitas.

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Panggabean (2009). Uji validitas dilakukan oleh salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp. Bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner tipe belajar mahasiswa adalah 0,73. Berdasarkan


(46)

Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner tipe belajar ini dikatakan reliabel.

6. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Mangajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.

2. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Dekan FKep USU, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

3. Pada saat pengumpulan data, peneliti membagikan kuisioner kepada responden. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta menanyakan kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Bagi mahasiswa yang bersedia menjadi responden, peneliti memberikan informed consent dan responden diminta untuk menandatanganinya.

4. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang petunjuk pengisian kuisioner dan memberikan waktu 20-25 menit untuk mengisi semua kuisioner yang diberikan.

5. Peneliti mengumpulkan kuisioner dan memeriksa kelengkapan kuisioner yang telah diisi oleh responden. Kemudian peneliti melakukan analisa dari data yang telah terkumpul.


(47)

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data untuk menentukan salah satu tipe belajar yang dominan pada respoden sehingga didapat sampel penelitian, kemudian malakukan analisa data melalui beberapa tahap antara lain : (1) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan kuisioner yang telah diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk, (2) Coding, yaitu memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah dibuat untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi dan analisa data, (3) Tabulating, yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan, dan pengambilan kesimpulan, (4) Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer. Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat, dimana data univariat untuk menampilkan data demografi, tipe belajar dan prestasi belajar dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase. Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar responden. Tipe belajar merupakan variabel nominal dan prestasi belajar merupakan variabel ordinal sehingga uji korelasi yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara tipe belajar dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Uji Chi-Square digunakan karena variabel independen (tipe belajar) berskala kategorik nominal dan variabel dependen (prestasi belajar) berskala kategorik ordinal (Wasis, 2008). Tabel berikut merupakan tabel panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan nilai p.


(48)

Tabel 4.1. Kriteria Penafsiran Korelasi

No Parameter Nilai Interpretasi

1 Nilai p p<0,05

p>0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antar dua variabel yang diuji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.


(49)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain tentang : deskripsi karakteristik responden, deskripsi tipe belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU, deskripsi prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU, serta analisa hubungan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU.

1. Hasil Penelitian

1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin dan prestasi belajar. Pada karakteristik responden ini tidak dilakukan uji korelasi untuk mencari hubungan dengan prestasi belajar mahasiswa semester 3 program ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Karakteristik demografi hanya untuk melengkapi data responden mahasiswa. Berdasarkan tendensi sentral dapat diketahui bahwa usia responden dalam penelitian ini memiliki modus pada usia 23 tahun (n=9, 19,4%), median = 26,05. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (n=43, 78,2%) dan memiliki prestasi sangat memuaskan (n=29, 52,7%). Tabel 5.1 berikut disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.


(50)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Usia

Max = 37 Min = 21 Mode = 23

1 1 9 1,8 1,8 16,4 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 12 43 21,8 78,2

1.2 Deskripsi Tipe Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap tipe belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tipe belajar visual (n=28, 50,9%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori (n=16, 29,1%) maupun kinestetik (n=11, 20%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase tipe belajar responden

Tipe Belajar Frekuensi Persen (%)

Visual Audio Kinestetik 28 16 11 50.9 29.1 20.0

Total 55 100.0

1.3 Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Hasil


(51)

penelitian terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) sedikit lebih banyak dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden

Prestasi Belajar Frekuensi Persen (%)

Cumlaude(3,51-4,00)

Sangat Memuaskan (2,76-3,50) Memuaskan (2,00-2,75)

Kurang memuaskan (1,00-1,99)

0 29 26 0

0 52,7 47,3 0

1.4 Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi FakultasKeperawatan Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan tipe belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami tipe belajar yang terbaik bagi dirinya akan membantu mahasiswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 32,75% responden dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual dan 16,3% responden memiliki kecenderungan tipe belajar auditori.

Uji Chi-Square dilakukan secara komputerisasi, dan memberikan nilai p sebesar 0,033. Angka ini lebih kecil dari nilai α=0,05 sehingga hal ini diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan


(52)

Universitas Sumatera Utara. Hasil uji Chi-Square yang telah dilakukan disajikan pada table 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tipe Belajar

Prestasi Belajar Total P

value

n (%) n (%) n (%)

Visual Audio Kinestetik 10 7 9 (18,1) (12,7) (16,4) 18 9 2 (32,7) (16,3) (3,6) 28 16 11 (50,9) (29,1) (20) 0,033

Total 26 (47,3) 29 (52,7) 55 (100)

2. Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh akan diuraikan pada pembahasan yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.1 Tipe Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Tipe belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi (DePotter dan Hernachi, 2003). Sedangkan menurut Zaini (2002) tipe belajar adalah karakteristik dan preferensi atau pilihan individu untuk mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima.


(53)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tipe belajar visual (50,9%). Felder & Soloman (2001) menyatakan bahwa kebanyakan orang adalah pelajar visual dan hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Ginther (1999) yang menemukan bahwa sebagian besar pelajar di Amerika merupakan pelajar visual (40%), 20-30% adalah pelajar auditori dan 30-40% adalah kinestetik, visual/kinestetik atau kombinasi dari tipe belajar tersebut (Sankey, 2001). Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terhadap 123 orang mahasiswa program reguler Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa 83 orang responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan tipe belajar visual (72,5%) dan auditori (65,7%).

Hasil pengolahan data pada penelitian ini diketahui bahwa pelajar visual cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori (29,1 %) maupun kinestetik (20 %). Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa program ekstensi cenderung memiliki kemudahan dalam belajar dengan menggunakan tipe belajar visual, yaitu pilihan individu untuk menyerap informasi kuliah yang disampaikan oleh dosen melalui apa yang mahasiswa lihat. Mahasiswa dengan tipe belajar visual lebih mudah mengingat apa yang disampaikan oleh dosen selama masa perkuliahan berlangsung melalui apa yang ditampilkan oleh dosen, berupa tulisan, gambar, dan visualisasi. Hal ini didukung oleh strategi pengajaran yang digunakan di Fakultas Keperawatan USU banyak menguntungkan mahasiswa dengan tipe belajar visual.


(54)

2.2 Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar responden dinilai berdasarkan pada nilai IPK mahasiswa pada dua semester yang telah dilalui. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) berjumlah 29 orang, jumlah ini lebih banyak dibandingkan mahasiswa dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75) yaitu 26 orang. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh karena mahasiswa pada semester ini cenderung memiliki motivasi dan berusaha untuk lulus dengan nilai yang sangat memuaskan (IPK ≥ 3,00).

Mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan tipe belajar visual (32,7%), hal ini disebabkan karena mata kuliah yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi lebih banyak bila dibandingkan dengan mata kuliah praktikum sehingga prestasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa dengan tipe belajar visual maupun auditori lebih baik bila dibandingkan dengan tipe belajar kinestetik. Mahasiswa dengan tipe belajar kinestetik lebih banyak memiliki prestasi belajar memuaskan (16,4%) bila dibandingkan dengan prestasi belajar sangat memuaskan(3,6%). Berdasarkan pengamatan peneliti mahasiswa dengan tipe belajar kinestetik yang hasil belajarnya kurang memuaskan bukan disebabkan oleh kebodohan, namun hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya mata kuliah yang disampaikan tidak dalam bentuk praktek sehingga mahasiswa merasa kesulitan untuk meningkatkan prestasi belajarnya.


(55)

Mahasiswa yang belajar tanpa metode dan teknik yang baik namun memperoleh hasil yang baik, kemungkinan tidak menyadari bahwa seandainya ia melakukan belajar dengan cara yang tepat pasti akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

2.3 Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi FakultasKeperawatan Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uji korelasi Chi-Square yang dilakukan, didapat nilai yang signifikan untuk terjadinya hubungan yaitu nilai p= 0,033, sehingga Ho ditolak atau terdapat hubungan yang signifikan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas keperawatan USU. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti (2009) yang menjelaskan bahwa gaya belajar berpengaruh sebesar 61,5 % terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Malang, juga penelitian yang pernah dilakukan oleh Maulida (2008) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa kelas I Penjualan SMK Muhammadiyah 2 Malang yaitu sebesar 20,6%. Hal ini menunjukkan bahwa metode/strategi yang digunakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang sesuai dengan tipe belajar mahasiswa akan berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa.

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau ketidakcocokan antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara signifikan mempengaruhi keberhasilan pelajar (Dunn, dkk, 1989 dikutip dari Pranata, 2009). Riset kecil yang dilakukan oleh Pranata (2009) pada latar perkuliahan Metodologi Desain Pembelajaran memperoleh temuan bahwa mahasiswa yang memiliki gaya belajar


(56)

yang tidak cocok dengan strategi pembelajaran yang distrukturkan dosen bagi mereka cenderung tidak mampu mengembangkan konsep desain belajar mereka, bahkan cenderung mengalami frustasi sehingga prestasi belajar yang didapatkan sangat tidak memuaskan.

Penelitian yang berkaitan dengan hal ini juga telah dilakukan oleh Husain (2000) dengan judul penelitian Learning and Personality Styles in Second Language Acquisition : Gaya belajar dan gaya kepribadian dalam perolehan bahasa kedua pada 414 responden mahasiswa UNM Ujung Pandang dengan hasil penelitian bahwa mahasiswa yang diajar dengan menyesuaikan gaya mengajar dosen dengan gaya belajar dan gaya keperibadian mahasiswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dibukt ikan dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil uji-t = - 10.815, ini berarti hasil uji t lebih kecil dari taraf signifikan 0.05. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa penyesuaian metode/strategi mengajar dengan tipe belajar mahasiswa sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh prestasi belajar yang optimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh metode belajar dan media pembelajaran yang diterapkan di Fakultas Keperawatan USU cenderung menguntungkan mahasiswa dengan tipe belajar visual, seperti penggunaan LCD, OHP, dan white board.

Keefektifan belajar adalah implementasi yang berhasil dari komponen-komponen pengajaran dimana masing-masing komponen-komponen pengajaran mempunyai


(57)

hubungan dengan keterampilan pengajar. Leivie dan Leivie (1975) dalam Rusyanti (1998) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.

Penggunaan media pengajaran visual dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar mahasiswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian mahasiswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau yang diberikan, pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi pengalaman belajar mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bosan dan tidak bersikap pasif, serta dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dengan menghadirkan gambaran objek yang sedang dipelajari di dalam ruang kelas.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara adalah sebagai berikut:

1. Mayoritas karakteristik mahasiswa yang diperoleh berdasarkan tendensi sentral sebaran usia memiliki modus (n=9, 16,4%), median = 25. Mean = 26,05, dan berjenis kelamin perempuan (n=43, 78,2%).

2. Mayoritas responden memiliki tipe belajar visual (n=28, 50,9%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan (n=29, 52,7%).

3. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tipe belajar visual memiliki prestasi sangat memuaskan (n=18, 32,7%), dan memuaskan (n=10, 18,1%). Mahasiswa dengan tipe belajar auditori memiliki prestasi sangat memuaskan (n=9, 16,3%) dan memuaskan (n=7, 12,7%). Mahasiswa dengan tipe belajar kinestetik memiliki prestasi sangat memuaskan (n=2, 3,6%) dan memuaskan (n=9, 16,4%).

4. Hasil uji korelasi melalui analisa Chi-Square didapat hasil yang signifikan untuk terjadinya hubungan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan nilai p=0,033


(59)

2. Saran

2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa bisa mengenali tipe belajar yang sesuai dengan dirinya, sehingga jika metode/strategi pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai dengan tipe belajarnya, mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang paling mudah baginya untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu pada saat belajar di kelas maupun ketika belajar di rumah sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa.

2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi Fakultas Keperawatan USU yaitu :

1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap tipe belajar mahasiswa secara periodik sehingga gambaran tipe belajar mahasiswa akan diketahui secara keseluruhan. Karena dengan hal tersebut, dosen diharapkan dapat menyesuaikan gaya/strategi mengajarnya dengan tipe belajar mahasiswa sehingga tercapai hasil belajar yang optimal.

2. Memberikan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengembangan metode dan strategi mengajar. 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa program

ekstensi Fakultas Keperawatan USU adalah pelajar visual. Oleh karena itu, perlu menambah penggunaan media/strategi visual dalam pengajaran, akan tetapi lebih baik jika strategi dan media yang digunakan dikombinasikan


(60)

untuk ketiga tipe belajar, karena mahasiswa program ekstensi FKep USU terdiri dari mahasiswa dengan tipe belajar visual, auditori dan kinestetik dan semakin banyak modalitas belajar yang dilibatkan dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan minat dan derajat pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran.

2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu agar memperoleh hasil yang lebih representative maka peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu, pada penelitian ini penilaian terhadap prestasi belajar mahasiswa tidak memisahkan antara nilai mata kuliah yang disampaikan dikelas dengan praktek sehingga perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan memisahkan kedua nilai tersebut sehingga dapat melihat kekuatan korelasi masing-masing tipe belajar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: PT Fajar Interpratama

Astuti, Fitria Yuni. 2009. Pengaruh Interaksi Sosial, Daya Kreativitas, dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5

Malang.

Crow, L. 1984. Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT Bina Ilmu Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional Balitbang – Puslitjaknov. 2008. Makalah Pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif Untuk Pendidikan Dasar. Dikutip dari :

Deporter, B, dkk. 2004. Quantum Teaching:Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa

Deporter, B & Hernacki, M. 2003. Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Felder, R & Soloman, B. 2001. Learning Styles and Strategies. Dikut i dari : tanggal 18 Agustus 2009

Heriani. 2008. Korelasi Tingkat Kesulitan Belajar Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika di SMU. Dikutip dari : Agustus 2009

Husain, D. 2000. Learning and Personality Styles in Second Language Acquisition : Gaya Belajar dan Gaya Kepribadian dalam Perolehan Bahasa

Kedua. Dikut ip dari :


(62)

Hutagaol, H. 2008. Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jalur A Universitas Sumatera Utara Medan Ditinjau dari Lokus Kontrol : Medan. Tidak untuk dipublikasikan

Maulida, Dina. 2008. Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial,&

Kinestetik)Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas I Penjualan SMK Muhammadiyah 2 Malang Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008. Di kutip dari :

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Nugroho, A. 2008. Hubungan Antara Self-efficacy, Penyesuaian Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa (The Correlation Between efficacy, Self-adjusmentwith The Academic Achievementof College Student). Dikutip dari

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Panggabean, Asri. 2009. Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa PSIK FK USU Program Reguler berdasarkan Tipe Belajar Mahasiswa. Medan. Tidak untuk dipublikasikan.

Polit & Hungler. 1995. Nursing research : Principles and Method (5th ed). Philadelphia: J.B. Lippincott Company

Pranata, M. 2009. Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain. Dikutip dari :

Sankey. 2001. Visual and Multiple Representation in Learning Materials : An Issue of Literacy. Dikutip dari :

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(63)

Stokes, S. 2002. Visual Literacy in Teaching and Learning: A Literature Perspective, Electronic Journal for the Integration of Technology in Education, vol 1, no. 1, Spring. Dikutip dari : 2009.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Susanto, H. 2006. Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Dikutip dari :

Dibuka

tanggal 18 Agustus 2009

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Balai Pustaka

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC

Zaini, H. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development (CTSD)

Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Akasara


(64)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan USU

Oleh : Sundari

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi saudara/i dalam memberikan jawaban atas kuisioner sesuai dengan pendapat saudara/i tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban saudara/i. Informasi yang diberikan hanya dipergunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat suka rela dan bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara/i bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/i.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i untuk penelitian ini.

Tanda tangan : No. Kode Responden : Tanggal : ( Diisi oleh peneliti )


(65)

KUISIONER

Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan USU

Kuisioner ini terdiri dari 3 bagian, yaitu : (A) Data demografi, (B) Kuisioner untuk mengkaji tipe belajar Mahasiswa, (C) Kuisioner untuk mengkaji prestasi belajar mahasiswa

(A) Kuisioner Pengkajian Data Demografi (KDD)

Petunjuk : Silahkan saudara/i isi titik-titik atau beri tanda cek list ( √ ) pada kotak yang sesuai dengan jawaban saudara/i. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas, silahkan bertanya kepada peneliti.

1. Usia :

2. Jenis Kelamin : ฀ Laki-laki ฀ Perempuan


(66)

(B) Kuisioner Tipe Belajar Mahasiswa (KTB)

Tandailah kotak yang sesuai dengan diri saudara/i

SR : Apabila pernyataan tersebut cenderung selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (Sering).

KK : Tergantung situasi (kadang dilakukan, kadang tidak dilakukan). TP : Cenderung tidak pernah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

NO Pertanyaan SR KK TP

1 Apakah anda rapi dan teratur ?

2 Apakah anda berbicara dengan cepat ?

3 Apakah anda perencana dan pengatur jangka panjang yang baik ?

4 Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda melihat kata-kata dalam pikiran anda ?

5 Apakah anda lebih ingat apa yang anda lihat daripada yang didengar ?

6 Apakah anda menghafal dengan asosiasi visual (indra mata) ?

7 Apakah anda sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan dan apakah anda sering meminta orang mengulang ucapannya ?

8 Apakah anda lebih suka membaca daripada dibacakan ? 9 Apakah anda suka mencoret-coret selama


(67)

10 Apakah anda lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato ?

11 Apakah anda lebih menyukai seni (lukisan, kerajinan tangan & tarian) daripada musik ?

12 Apakah anda tau apa yang harus dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang tepat ?

13 Apakah anda berbicara kepada diri sendiri saat bekerja ? 14 Apakah anda mudah terganggu oleh keributan ?

15 Apakah anda menggerakkan bibir / melafalkan kata saat membaca ?

16 Apakah anda suka membaca keras-keras dan mendengarkan ?

17 Dapatkah anda mengulang dan menirukan nada, perubahan dan warna suara?

18 Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita ?

19 Apakah anda berbicara dengan pola berirama ?

20 Apakah menurut anda, anda adalah pembicara yang fasih ? 21 Apakah anda lebih menyukai musik daripada seni (lukisan,

kerajinan tangan & tarian) ?

22 Apakah anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang di diskusikan daripada yang di lihat ?


(68)

panjang lebar?

24 Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya ?

25 Apakah anda berbicara dengan lambat/perlahan ? 26 Apakah anda menyentuh seseorang untuk mendapatkan

perhatiannya saat berbicara ?

27 Apakah anda berdiri berdekatan saat berbicara dengan seseorang ?

28 Apakah anda berorientasi pada fisik dan banyak bergerak ? 29 Apakah anda belajar melalui manipulasi dan praktik ?

30 Apakah anda menghafal dengan berjalan dan melihat ? 31 Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat

membaca ?

32 Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh ? 33 Apakah anda tidak bisa duduk tenang untuk waktu lama ? 34 Apakah anda menyukai permainan yang menyibukkan ? 35 Apakah anda mengetuk-ngetuk pena, jari atau kaki saat

mendengarkan ?

36 Apakan anda meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya ?


(69)

(C) Kuisioner prestasi belajar mahasiswa (KPB)

Berapakah IPK saudara/i ? 1. IPK ≥ 3,51 2. IPK 2,76-3,50 3. IPK 2,00-2,75 4. IPK 1-1,99


(70)

Tabel Daftar Skor Tipe Belajar Mahasiswa

No

Tipe Belajar

V A K

1. 11 16 11

2. 13 11 8

3. 16 20 14

4. 17 6 7

5. 8 14 7

6. 9 15 8

7. 14 8 11

8. 15 13 9

9. 19 15 15

10. 9 17 13

11. 12 15 11

12. 21 15 10

13. 19 14 17

14. 9 17 16

15. 18 15 12

16. 18 12 15

17. 16 17 13

18. 10 14 12

19. 16 13 13

No

Tipe Belajar

V A K

20. 12 10 14

21. 11 11 14

22. 12 9 13

23. 12 15 13

24. 12 16 12

25. 16 17 19

26. 18 19 13

27. 16 7 9

28. 20 15 15

29. 14 17 15

30. 8 14 7

31. 19 6 13

32. 14 14 15

33. 11 14 16

34. 11 12 17

35. 13 6 6

36. 16 7 6

37. 16 7 6

38. 12 18 13

No

Tipe Belajar

V A K

39. 17 18 20

40. 14 17 13

41. 17 14 9

42. 12 11 16

43. 19 15 9

44. 20 15 15

45. 11 9 17

46. 17 10 6

47. 13 11 15

48. 20 17 15

49. 20 15 15

50. 20 15 15

51. 14 12 15

52. 15 4 4

53. 18 9 9

54. 17 9 8


(71)

Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tipe Belajar Mahasiswa

Frequency Table

VAR0001

1 1.8 1.8 1.8

32 58.2 58.2 60.0

22 40.0 40.0 100.0

55 100.0 100.0

tidak pernah kadang-kadang sering

Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

VAR0002

5 9.1 9.1 9.1

32 58.2 58.2 67.3

18 32.7 32.7 100.0

55 100.0 100.0

tidak pernah kadang-kadang sering

Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

VAR0003

8 14.5 14.5 14.5

32 58.2 58.2 72.7

15 27.3 27.3 100.0

55 100.0 100.0

tidak pernah kadang-kadang sering

Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

VAR0004

8 14.5 14.5 14.5

34 61.8 61.8 76.4

13 23.6 23.6 100.0

55 100.0 100.0

tidak pernah kadng-kadang sering

Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent


(1)

VAR0035

14 25.5 25.5 25.5

25 45.5 45.5 70.9

16 29.1 29.1 100.0

55 100.0 100.0

tidak pernah kadang-kadang sering

Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

VAR0036

12 21.8 21.8 21.8

32 58.2 58.2 80.0

11 20.0 20.0 100.0

55 100.0 100.0

tidak pernah kadang-kadang sering

Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent


(2)

Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi, prestasi belajar

dan tipe belajar mahasiswa

Frequencies

Statistics

55 55 55 55 55

0 0 0 0 0

28.00 1.64 1.78 1.69 2.53

28.00 1.00 2.00 1.00 3.00

16.021 .802 .417 .791 .504

1 1 1 1 2

55 4 2 3 3

Valid Mis sing N

Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum

id us ia jenis_kelamin tipe_belajar IPK

Usia

N Valid 55

Missing 0

Mean 26.05

Median 25.00

Mode 23(a)

Minimum 21

Maximum 37

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21 1 1.8 1.8 1.8

22 3 5.5 5.5 7.3

23 9 16.4 16.4 23.6

24 9 16.4 16.4 40.0

25 8 14.5 14.5 54.5

26 5 9.1 9.1 63.6

27 5 9.1 9.1 72.7

28 3 5.5 5.5 78.2

29 2 3.6 3.6 81.8

30 3 5.5 5.5 87.3

31 4 7.3 7.3 94.5


(3)

jenis_kelamin

12 21.8 21.8 21.8

43 78.2 78.2 100.0

55 100.0 100.0

laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tipe_belajar

28 50.9 50.9 50.9

16 29.1 29.1 80.0

11 20.0 20.0 100.0

55 100.0 100.0

visual audio kinestetik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

IPK

26 47.3 47.3 47.3

29 52.7 52.7 100.0

55 100.0 100.0

memuaskan (2,00-2,75) sangat memuaskan (2,76-3,00)

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Crosstabs

Case Processing Summary

55 100.0% 0 .0% 55 100.0%

tipe_belajar * IPK

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

tipe_belajar * IPK Crosstabulation

10 18 28

13.2 14.8 28.0

7 9 16

7.6 8.4 16.0

9 2 11

5.2 5.8 11.0

26 29 55

26.0 29.0 55.0

Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count vis ual audio kinestetik tipe_belajar Total memuaskan (2,00-2,75) sangat memuaskan (2,76-3,00) IPK Total

Chi-Square Te sts

6.847a 2 .033

7.223 2 .027

5.779 1 .016

55 Pearson Chi-S quare

Lik elihood Ratio Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

0 c ells (.0% ) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.20.


(5)

TAKSASI DANA

1.

Persiapan Proposal

Biaya tinta dan kertas print proposal

Rp. 70.000,-

Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka

Rp. 150.000,-

Perbanyak Proposal

Rp. 100.000,-

Sidang Proposal

Rp. 45.000,-

2.

Pengumpulan Data

Penggandaan Kuesioner

Rp. 130.000,-

3.

Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

Biaya kertas dan tinta print

Rp. 100.000,-

Penjilidan

Rp. 50.000,-

Penggandaan laporan penelitian

Rp. 100.000,-

Perbaikan laporan penelitian

Rp. 50.000,-

4.

Biaya Tak Terduga

Rp. 200.000,-

5.

Sidang Skripsi

Rp. 150.000,-


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Sundari

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 12 April 1986

Jenis Kelamin

: Perempuan

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Islam

Alamat

: Jln. Karya Tani No. 100 Medan

Riwayat Pendidikan :

1. SD Swasta Darma Medan

Tahun 1992-1998

2. SLTP Swasta Eria Medan

Tahun 1998-2001

3. SMA Negeri 2 Medan

Tahun 2001-2004

4. S1 Keperawatan USU

Tahun 2005