PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PROKLAMASI : PTK Pada Siswa Kelas VII-E di SMPN 8 Sumedang.

(1)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor Daftar FPIPS: 2008/UN.40.2.2/PL/2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE

COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PROKLAMASI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII-E di SMP Negeri 8 Sumedang)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh: Risa Fitriani Awaliah

1001800

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Pernyataan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PROKLAMASI. (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VII-E DI SMP NEGERI 8 SUMEDANG)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan

Risa Fitriani Awaliah NIM. 1001800


(3)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan Skripsi

RISA FITRIANI AWALIAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PADA MATERI PROKLAMASI

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VII-E DI SMP NEGERI 8 SUMEDANG )

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 196308201988031001

Pembimbing II

Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 197210012001122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 196308201988031001


(4)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Risa Fitriani Awaliah (1001800). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI

PROKLAMASI (PTK Pada Siswa Kelas VII-E di SMPN 8 Sumedang).

Penelitian ini didasari hasil pra penelitian yang dilakukan di kelas VII-E di SMP Negeri 8 Sumedang. Berdasarkan hasil pra penelitian masalah yang ditemukan yaitu rendahnya pemahaman konsep siswa kelas VII-E dalam pembelajaran PKn. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif, sehingga peneliti menerapkan model Cooperative Learning tipe Cooperative Script (CLCS). Penelitian ini memiliki rumusan masalah: bagaimana pelaksanaan model cooperative script untuk meningkatkan pemahaman konsep di kelas VII-E, dan kendala serta upaya guru dalam menerapkan model CLCS. Kesan positif pembelajaran cooperative learning adalah dapat menumbuhkan semangat gotong royong dikalangan siswa, siswa dilatih untuk berkolaborasi dengan sesama untuk mencapai tujuan dan keberhasilan suatu usaha (Lie, 2008:28). Model CLCS diterapkan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa. Pemahaman konsep penting dimiliki siswa. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berfikir(Dahar,1996:79). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode PTK. Subyek penelitian ini siswa kelas VII-E SMPN 8 Sumedang yang berjumlah 23 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data dengan proses penyeleksian, validasi data, dan interpretasi data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: (1). Kondisi awal pembelajaran PKn kelas VII-E sebelum diterapkan model pembelajaran CLCS memiliki pemahaman konsep yang rendah. Sebanyak 44,3% mendapat nilai dibawah KKM (2). Penerapan model CLCS sudah berhasil dilaksanakan dengan baik, guru menerapkan langkah-langkah CLCS dengan benar (3). Peningkatan pemahaman konsep kelas VII-E setelah diterapkan model CLCS meningkat, hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya. Siklus 1 menunjukan 32,8% dengan kategori “cukup”, siklus II, 57,8% dengan kategori “baik”, dan siklus III menunjukan 87,5% dengan kategori “sangat baik. Nilai ulangan individu siswa meningkat setelah diterapkan model cooperative script. (4). Kendala yang dihadapi yaitu guru masih kaku diawal penerapan model, dan siswa kurang terlibat aktif dalam pelaksanaan model. (5). Upaya untuk mengatasi kendala yaitu guru merefleksi proses pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya. Guru memberikan reward kepada siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi kepada siswa yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu model pembelajaran cooperative script mampu meningkatkan pemahaman konsep terhadap siswa kelas VII-E di SMPN 8 Sumedang dalam pembelajaran PKn. Model ini direkomendasikan sebagai alternatif model yang efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran PKn.


(5)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACK

Risa Fitriani Awaliah (1001800). THE APPLICATION OF LEARNING MODEL: COOPERATIVE LEARNING TYPE COOPERATIVE SCRIPT TO

INCREASE THE CONCEPTUAL COMPREHENSION OF THE

PROCLAMATION MATERIAL (Action Research on VII-E Class Students at SMPN 8 Sumedang).

This research is based on the result of pre-research conducted in VII-E Class of SMP Negeri 8 Sumedang. Based on the result of pre-research, issue found that the lack of VII-E Class students of conceptual comprehension in learning civics. It is caused by the learning model used by the teacher is less effective, so that researcher applied the model of Cooperative Learning type Cooperative Script (CLCS). The problem indication of this research: How the implementation of a Cooperative Script Model for improving the concept comprehension at VII-E class, the teachers’ constraint and effort in the application of CLCS model. The positive impressions of using Cooperative Learning are: it is able to nurture the feeling of cooperation among the students, students is trained to cooperate with each other's to meet the goals and the success of the effort (Lie, 2008:28). CLCS model is applied to increase the conceptual comprehension of the students. Conceptual comprehension is sparingly important for students to have. Learning concepts is the main result of the education. The concepts are the building blocks of the thoughts (Dahar, 1996: 79). This research is using qualitative approach, with the action research method. The subject of this research is the VII-E Class students at SMPN 8 Sumedang amounted to 23 people. The data collection conducted by observation, interview, documentation, and field notes. The data analysis was conducted by the selection process, data validation, and data interpretation. The results obtained from this research are: (1). the first situation of civil learning in VII-E Class before learning model CLCS applied is the students’ have low comprehension of the concept. A total of 44.3% scored below the MMC. (2). The implementation of CLCS model has been successfully carried out; teachers followed the CLCS steps properly (3) the improvement of concept comprehension in VII-E class after the implementation of CLCS model, the observation’s result of the students’ activity is increasing in each cycle. Cycle I shows 32.8% in the “enough” group, cycle II with 57.8% in the “good” group, and cycle III shows 87.5% in the “excellent” group. Individual test scores increased after the implementation of the cooperative script model. (4). the constraint that is faced is that the teacher is still stiff at the beginning of the application of the model, and the students are less actively involved in the implementation of the model. (5). the effort to overcome the constraint is that teacher reflects on the learning process and improves the learning in the next cycle. The teacher gives rewards to students who are actively involved in the learning process to motivate the other students. The conclusion of this research is the learning model: cooperative script can improve the concept comprehension of VII-E class at SMP 8 Sumedang in learning civics. This model is recommended as an effective alternative model to improve understanding of concepts in learning civics.


(6)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Pustaka... ... 9

1. Tinjauan Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan... 9

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

c. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ... 12

d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn ... 13

2. Tinjauan Mengenai Pemahaman Konsep ... 15

a. Pengertian Pemahaman dan Konsep ... 15

b. Indikator Pemahaman Konsep ... 16

c. Pentingnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran .... 17

3. Hakikat dan Teori Belajar dalam Pembelajaran PKn... 19

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran... 19

b. Teori Belajar dalam Pembelajaran PKn... 24

4. Tinjauan Mengenai Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script ... 25


(7)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 25

b. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 26

c. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Cooperative Script ... 31

B. Hasil Penelitian Terdahulu... ... 34

C. Kerangka Pemkiran... ... 36

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 39

C. Definisi Operasional ... 43

D. Prosedur Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Teknik Analisis Data... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

1. Kondisi Pra Pembelajaran... . 55

2. Tindakan Siklus 1... .. 56

a. Perencanaan Tindakan Siklus I... .. 56

b. Deskripsi Tindakan Siklus I... .. 57

c. Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus I... .. 62

d. Refleksi Tindakan Siklus I... .. 71

3. Tindakan Siklus 2... .. 72

a. Perencanaan Tindakan Siklus II... . 72

b. Deskripsi Tindakan Siklus II... .. 74

c. Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus II... . 78

d. Refleksi Tindakan Siklus II... . 88

4. Tindakan Siklus III... .. 89

a. Perencanaan Tindakan Siklus III... .. 89

b. Deskripsi Tindakan Siklus III... .. 90

c. Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus III... .. 95

d. Refleksi Tindakan Siklus III... .. 103

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 104

1. Kondisi Awal Pembelajaran... ... 104

2. Pelaksanaan Pembelajaran Proklamasi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script... 106

3. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dalam Pada Materi Proklamasi... ... 111


(8)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kendala dalam Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe

Cooperative Script... 121

5. Upaya dalam Mengatasi Kendala menerapkan model Cooperative Learning Tipe Cooperative Script... ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

A. Kesimpulan... 127

B. Saran... ... 129

DAFTAR PUSTAKA... .... xiii RIWAYAT HIDUP ... xvii


(9)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa... 53 4.1 Hasil Test Individu Kelas VII-E sebelum diterapkan

Model Pembelajaran Cooperative Script... 55 4.2 Daftar Nama-Nama Kelompok Siklus I... 60 4.3 Hasil Nilai Kelompok Siklus ke-I... 61 4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Berfokus Terhadap Aktivitas Guru siklus I... 63 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Berfokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I... 68 4.6 Daftar Nama-Nama Kelompok Siklus ke II... 75 4.7 Hasil Nilai Kelompok Siklus ke-II... 77 4.8 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan

Berfokus Terhadap Aktivitas Guru Siklus II... 79 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan

Berfokus Terhadap Aktivitas Siswa siklus II... 84 4.10 Daftar Nama-Nama Kelompok Siklus III... 92 4.11 Nilai Kelompok Siklus ke-III... 93 4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan

Berfokus Terhadap Aktivitas Guru Siklus III... 95 4.13 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan


(10)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.14 Hasil Test Individu Kelas VII-E sebelum diterapkan

Model Pembelajaran Cooperative Script... 105 4.15 Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran dengan Berfokus Pada

Aktivitas Guru Siklus I II dan III... 108 4.16 Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran dengan Berfokus Pada Aktivitas Siswa

Siklus 1 2 dan 3... 112 4.17 Perolehan Hasil Nilai Kelompok Siswa Siklus

ke- I II dan III... 114 4.18 Perbandingan Hasil Ulangan sebelum dan sesudah

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe


(11)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Siklus pada Kegiatan PTK yang dikembangkan oleh


(12)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

:Lampiran 1 Surat-Surat

Lampiran 2 Buku Laporan Kemajuan Penulisan Skripsi Lampiran 3 Profil Sekolah

Lampiran 4 Tabel bab 4 (4.15 dan 4.16) Lampiran 5 Instrumen dan Hasil Penelitian

Lampiran 6 Perangkat Pembelajaran (Silabus dan RPP) Lampiran 7 Daftar hadir dan Penilaian

Lampiran 8 Gambar Penelitian

Lampiran 9 Biodata Guru Mitra dan Siswa yang di Wawancarai


(13)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tidak bisa dipungkiri bahwa sampai saat ini mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) masih merupakan mata pelajaran yang kurang disukai atau diminati oleh siswa. Berdasarkan hasil pra penelitian di SMPN 8 Sumedang pada kelas VII-E, kelas VII-E memiliki pemahaman konsep yang rendah, hal tersebut dikarenakan model pembelajaran yang digunakan kurang efektif dan tidak bervariasi. Hasil pra penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa dalam pelajaran PKn terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajarannya, dan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru PKn dan juga beberapa siswa, terdapat masalah yang sangat problematik yang muncul dan memerlukan pemecahan dengan segera supaya mata pelajaran PKn ini bisa disukai dan diminati oleh siswa, dan dalam proses pembelajaran PKn bisa lebih berwarna, dan juga materi yang diajarkan pun dapat lebih diserap dan dipahami oleh siswa. Sehingga pemahaman konsep pada siswa dapat meningkat.

Pemahaman konsep yang rendah di kelas VII-E dikarenakan berbagai hal, yaitu dilihat dari komponen guru. Pertama, pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru di kelas lebih banyak menggunakan metode ceramah, dan guru sering menyuruh siswa untuk membaca buku paket, sehingga kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran yang terkesan membosankan. Kedua, tidak digunakannya media dalam proses pembelajaran membuat materi yang diajarkan kurang bermakna. Ketiga, dalam pelaksaaan proses mengajar guru lebih menggunakan aspek pengetahuan (Knowledge) saja, sehingga menimbulkan aktivitas siswa hanya mendengarkan saja.

Selain dari komponen guru, bisa dilihat dari komponen siswa. Pertama, banyak siswa yang kurang menyukai mata pelajaran PKn karena dianggap mata pelajaran yang membosankan, hal ini bisa disebabkan karena metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran hanya dengan


(14)

2

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode ceramah, siswa cenderung tidak dapat memahami konsep yang diajarkan. Kedua, jadwal pelajaran PKn yang dijadwalkan diakhir pelajaran membuat siswa malas untuk belajar, sehingga ketika guru sedang menjelaskan materi yang diajarkan siswa tidak bersemangat untuk belajar. Ketiga, ketika guru membentuk kelompok banyak siswa yang pasif dan tidak ikut berpartisipasi dalam kelompoknya sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang aktif dalam kegiatan kelompok, jadi apabila demikian, hanya sebagian dari anggota kelompok saja yang mengerti tentang materi kelompok yang didiskusikan. Oleh karena itu pemahaman konsep di kelas VII-E rendah.

Mata pelajaran PKn tidak hanya pelajaran yang berisi materi-materi yang hanya bisa dipelajari sesaat pada saat belajar saja, tetapi banyak materi-materi yang diperlukan bagi siswa sebagai warga negara, seperti bagaimana hidup dimasyarakat, bagaimana menjadi warga negara yang baik, oleh karena itu, jika masalah tersebut dibiarkan tanpa ada solusi, akan terjadi masalah dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu jika siswa kurang mengerti dan memahamai konsep PKn yang diajarkan oleh guru, maka tidak menutup kemungkinan kalau siswa kurang bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga negara.

Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan diatas, penelitian ini lebih memfokuskan pada peningkatan pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep tersebut sangat penting, karena PKn berisikan konsep-konsep yang sangat banyak yang penting untuk dipahami agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat dan tujuan mata pelajaran PKn itu sendiri menurut Djahiri (1994/1995 : 9) yaitu:

Secara umum pendidikan pancasila kewarganegaraan adalah rekayasa yang terarah terkendali dan berencana untuk menanamkan nilai moral dan UUD 1945 sebagai kepribadian dan perilaku Warga Negara, masyarakat bangsa dan Negara Indonesia sehingga dapat terbina astragatra kehidupan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Sedangkan penjelasan 39 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:


(15)

3

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalakan oleh bangsa Negara.

Meninjau dari pengertian tersebut, PKn bertujuan untuk menjadikan warga negara yang baik, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan proses pembelajaran yang terencana oleh guru sehingga proses pembelajaran tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan siswa dapat menerima pelajaran tersebut dan dapat memahami semua konsep yang diajarkan untuk kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas, dimana proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika siswa dapat paham dengan materi yang diajarkan. Menurut Hernowo (2005: 21) mangatakan bahwa :

Apabila minat seorang siswa dapat ditumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi-materi yang dipelajarinya, dan ujung-ujungnya ia terkesan dengan sebuah pembelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila ia berminat, terlibat dan terkesan.”

Dalam pendapat tersebut, untuk merangsang suatu pemahaman, dibutuhkan motivasi untuk membangkitkan minat belajar siswa, dan model cooperative learning dianggap dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Waston dalam Marjani (2001: 10) menyatakan pembelajaran kooperatif sebagai suatu lingkungan belajar, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok heterogen untuk menyelesaikan tujuan bersama. Salah satu model Cooperative Learning yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah tipe Cooverative Script, yakni metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan bergantian mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Komalasari, 2010: 63). Penggunaan model Cooperative Learning Tipe


(16)

4

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooverative Script mengajak siswa untuk berdiskusi bersama temannya, dimana di dalam diskusi itu dibuat semenarik mungkin siswa diajak berpasang-pasangan dimana ada siswa yang berperan sebagai pembaca dan ada siswa yang berperan sebagai pendengar setelah diskusi sebelumnya sudah selesai, hal ini dilakukan secara bergiliran. Dimana ketika temannya sedang membacakan dan siswa yang sedang mendegarkan bisa mengoreksi apabila terdapat kesalahan yang dilakukan temannya yang sedang membaca.

Tipe Cooperative Script membentuk siswa menjadi kelompok kecil, yaitu hanya dua orang saja, siswa berpasangan diberikan tugas atau wacana yang harus didiskusikan dengan temannya dan menuliskannya pada kertas, untuk kemudian dipresentasikan didepan teman-temannya, dan semua siswa akan mendapatkan giliran untuk maju, oleh karena itu, model ini dianggap sangat tepat untuk diterapkan dalam upaya peningkatan pemahaman siswa karena siswa akan lebih terangsang untuk berfikir, karena tidak bisa mengandalkan temannya yang pintar karena kelompoknya hanya dua orang saja. Jadi lebih memacu siswa untuk berfikir dan memahami konsep-konsep yang ada pada materi.

Berangkat dari latar belakang diatas, metode dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian Tindakan Kelas yakni suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan ( Hopkins dalam Wiraatmadja, 2005: 11) . Dalam pelaksanaannya PTK ini bersifat kontekstual dan sangat bergantung pada realita sosial di kelas. Atas dasar ini, maka penelitian tindakan kelas menempatkan sentralitas dan otonomi profesionalitas guru dalam proses refleksi terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dengan demikian, penelitian ini dikemas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi” (Penilitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII-E di SMP Negeri 8 Sumedang ).


(17)

5

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu rendahnya pemahaman konsep siswa kelas VII-E dalam pembelajaran PKn. Sebagai solusinya, peneliti akan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script terhadap kelas VII-E. Oleh karena itu peneliti berusaha mengidentifikasi apa saja yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini, yaitu kondisi awal pembelajaran pembelajaran PKn di kelas VII-E sebelum diterapkan model cooperative script, pelaksanaan model cooperative learning tipe cooperative script, peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII-E sesudah diterapkan model cooperative learning tipe cooperative script, kendala guru dalam menerapkan model cooperative learning tipe cooperative script, serta upaya guru dalam mengatasi masalah yang ditemukan dalam penelitian ini.

Pengidentifikasian masalah penelitian ini berguna untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah terhadap fokus penelitian dalam penelitian ini.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas, terdapat masalah utama yang ditemukan dalam pembelajaran PKn, yaitu berupa rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep dalam pembelajaran PKn, maka didapatkan rumusan masalah yang dapat dipecahkan melalui penerapan model cooperative learning tipe cooperative script sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi awal pembelajaran PKn di kelas VII-E SMPN 8

Sumedang sebelum diterapkan model cooperative learning tipe cooperative script dalam pembelajaran PKn?

2. Bagaimana pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran PKn pada materi proklamasi?


(18)

6

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep pada siswa setelah diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script ?

4. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model cooperative learning tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran PKn pada materi proklamasi di kelas VII-E??

5. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala dalam menerapkan model cooperative learning tipe cooperative script dalam pembelajaran PKn?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script terhadap peningkatan pemahaman siswa

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menggali, mengkaji, dan mengorganisasikan informasi tentang:

a. Kondisi awal pembelajaran PKn sebelum diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script.

b. Pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman kosep dalam pembelajaran PKn. Khususnya pada materi proklamasi di kelas VII-E.

c. Pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative Script pada materi proklamasi di kelas VII-E.

d. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model cooperative learning tipe Cooperative Script dalam pembelajaran PKn.


(19)

7

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam menghadapi kendala penerapan model cooperative learning tipe cooperative script dalam pembelajaran PKn.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara keilmuan (teoritis), penelitian ini diharapkan dapat menggali, mengkaji dan mengorganisasikan penerapan cooperative script untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang diharapkan dapat memberikan referensi dan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan terutama dalam pengembangan model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Selain itu, hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi keilmuan terhadap pendidikan dan pengajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui penerapan model pembelajaran cooperative script.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi pihak-pihak berikut:

1. Siswa

Meningkatkan pemahaman konsep pada materi-materi dalam pembelajaran PKn, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di kelas dan terangsang untuk lebih berfikir kritis untuk meningkatkan pemahamannya pada mata pelajaran PKn

2. Guru

Mendorong para guru untuk melihat model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script sebagai suatu alternative menarik dalam peningkatan pemahaman siswa akan konsep-konsep pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran PKn.


(20)

8

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberi masukan bagaimana sebenarnya penerapan dan perencanaan model pembelajaran cooperative leraning tipe cooperative script, guna untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran PKn

4. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Diharapkan cooperative script menjadi salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan belajar pembelajaran bagi mahasiswa PKn sebagai persiapan menjadi guru PKn di lapangan nantinya

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan bagian awal dari skripsi, yang berisi enam bagian yaitu latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisikan mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Bagian bab II terdiri dari tiga sub bab utama yaitu kajian pustaka yang berisi tinjauan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan, tinjauan mengenai model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script, dan tinjauan mengenai pemahaman konsep, dan juga dalam bab dua terdapat kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bab III berisi penjabaran mengenai metode penelitian dan komponen-komponen lainnya seperti lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian dan pembahasan., terdiri dari dua hal utama, yakni deskripsi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan bab terakhir yang menyajikan penafsiran dan


(21)

9

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Bab V terdiri dari dua bagian yaitu kesimpulan dan saran.


(22)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilaksanakan. Menurut Nasution (2009: 49) mengemukakan “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 8 Sumedang, yang beralamat di jalan By Pass Mekarsari, Telp (0261) 2700735 Kabupaten Sumedang. Beberapa pertimbangan mengapa melaksanakan penelitian di SMP Negeri 8 Sumedang adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa kelas VII-E

SMP Negeri 8 Sumedang memiliki masalah dalam hal rendahnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran PKn.

b. Adanya keterbukan dari pihak sekolah dan terutama guru mata pelajaran PKn terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Lokasi SMP Negeri 8 Sumedang yang strategis, sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan pemelitian di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu.” Jadi dalam penelitian kualitatif subjek penelitiannya adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih sesuai dengan tujuannya

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru mata pelajaran PKn dan siswa kelas VII-E di SMPN 8 Sumedang tahun ajaran


(23)

39

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013/2014, dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 23 orang, yang terdiri atas 9 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Dipilihnya kelas ini sebagai subyek penelitian karena kelas ini memiliki masalah rendahnya pemahaman konsep dalam proses pembelajaran PKn.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Secara metodologis, pendekatan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pemilihan pendekatan dalam penelitian sangat penting untuk mengarahkan peneliti demi mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Adapun pendekatan kualitatif menurut Denzim dan Lincoln dalam Moleong (2007: 5) „Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada‟. Sedangkan menurut Moleong ( 2007: 6) menyatakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Lebih lanjut Moleong (2007: 27) mengungkapkan tentang penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif ini berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan, mengandalkan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar bersifat desktiptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitianya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek peneliti.

Penelitian kualitatif memang bertujuan menemukan makna, pemahaman yang mendalam, bukan sekedar penjelasan tentang hubungan atau pengaruh variabel yang terbatas ( Putra, 2011: 18)


(24)

40

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk memahami fenomena tertentu, melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian untuk menemukan masalah tertentu dan mencarikan solusinya.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alamiahnya.

2. Metode Penelitian

Mengingat bentuk dari penelitian yang dilaksanakan adalah suatu kajian reflektif, dalam rangka mengatasi masalah pembelajaran berupa rendahnya pemahaman konsep dalam proses pembelajaran PKn di kelas VII-E SMPN 8 Sumedang, maka metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research).

Menurut Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2008:12) mengemukakan pengertian penelitian tindakan yaitu:

Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut.

PTK ini adalah bagaimana guru atau sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Guru dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya dengan ciri utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.


(25)

41

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK pada prosesnya merupakan suatu penelitian berulang atau siklus yang pada tiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini, yakni salah satu jenis penelitian terhadap pembelajaran dikelas, yang dimaksudkan untuk mengkaji dan memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, dan dialami oleh guru dalam hubungannya dengan situasi kelas yang pelaksanaannya bersifat kontekstual dan sangat bergantung pada realita sosial di kelas. Atas dasar ini, maka penelitian tindakan kelas menempatkan sentralitas dan otonomi profesionalitas guru dalam proses refleksi terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya.

Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey dalam Wiriaatmadja (2008: 12) mengartikan berpikir reflektif yaitu:

Berfikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik.

Tindakan reflektif ini penting dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, karena guru harus banyak melakukan pengambilan kesimpulan, dan untuk mencapai kesimpulan yang benar itu, ia perlu bereksperimen dan melakukan tes, dan eksperimen tersebut dapat dilakukan oleh seorang guru salah satu caranya dengan melakukan penelitian tindakan kelas.

PTK harus menunjukan adanya perubahan kearah perbaikan dan peningkatan secara positif. Oleh karena itu, dengan tindakan tertentu harus membawa perubahan kearah perbaikan. Apabila dengan tindakan justru membawa kelemahan, penurunan, atau perubahan negatif berarti hal tersebut menyalahi karakter PTK.


(26)

42

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Prosedur dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Mengacu pada model dan tahapan penelitian yang dikembangkan Suhardjono dalam Suharsimi (2008: 74), maka desain alur penelitian yang akan dilaksanakan dengan digambarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1 Siklus pada Kegiatan PTK yang dikembangkan oleh Suhardjono

Pelaksanan PTK dimulai dengan siklus pertama terdiri dari empat kegiatan, kegiatan pada siklus kedua pun dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk untuk menguatkan hasil. Tahapan dalam PTK secara umum terdiri dari empat kegitan utama dalam setiap siklusnya, yaitu:

Pelaksanaan tindakan I Perencanaan

Tindakan I Permasalahan

Refleksi I

Pengamatan/ pengumpulkan

data I Permasalahan

baru hasil refleksi

Pelaksanaan tindakan II Perencanaan

tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan data II Apabila

permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya


(27)

43

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus peneliti untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Tindakan (Action)

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatihkan kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar .

c. Pengamatan (Observation)

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Pada tahap ini, peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

d. Refleksi (Reflection)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. (Arikunto, 2010: 74-80)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional perlu dirumuskan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara pembaca dan penulis tentang berbagai pengertian yang ada dalam penelitian ini.

1. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Cooperative Script Cooperative learning, merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan


(28)

44

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. (Depdiknas, dalam Komalasari 2010: 62)

Selanjutnya Bern dan Ericks (Komalasari, 2010: 62) mengemukakan bahwa cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu tipe dari cooperative learning yaitu cooperative script, model ini dikembangkan oleh Dansereau CS (1985). Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan bergantian mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Komalasari, 2010: 63).

Langkah-langkah dalam model Cooperarive Script (Skrip Kooperatif) Komalasari (2010: 63) adalah sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b. Guru membagi wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

e. Sementara pendnegar menyimak/mengoreksi/menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

f. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti diatas

g. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru h. Penutup.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penerapan model tersebut, maka langkah-langkah Cooperative Script tersebut harus mampu dilaksanakan dengan benar, dan guru harus memahamaminya terlebih dahulu sebelum diterapkan kepada siswa.


(29)

45

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pemahaman Konsep

Pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau

memahamkan, memahami berasal dari kata “paham” yang artinya mengerti

benar ( Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2005: 694). Memahami suatu konsep ilmu pengetahuan adalah salah satu tolak ukur keberhasilan proses belajar.

Dalam suatu pembelajaran, pemberian konsep harus mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Menurut Berg (Ernawati, 2003: 11) tujuan dari mengajar konsep adalah agar siswa dapat :

1. Mendefinisikan konsep yang bersangkutan

2. Menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep yang lain.

3. Menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep lain.

4. Menjelaskan konsep dari kehidupan sehari-hari dan menerapkannya dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan pengertian diatas, pemahaman merupakan suatu konsepsi yang dapat dipahami dalam proses pembelajaran. Dan keberhasilan proses pembelajaran dapat diukur dengan seberapa siswa yang paham akan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, pemahaman konsep adalah indikator yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran.

3. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran PKn adalah pelajaran yang mendidik siswanya untuk memiliki pengetahuan mengenai tata cara bernegara yang baik, mata pelajaran PKn juga merupakan mata pelajaran wajib yang terdapat dalam kurikulum. Menurut penjelasan pasal 39 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta didik dengan pengetahuan dasar dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa Negara.

Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada seluruh satuan pendidik dalam proses pembelajaran di


(30)

46

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah, yang didalamnya memuat pengetahuan yang membekali peserta didik untuk berhubungan dengan negaranya dan antar sesama warga negara, dan juga pengetahuan untuk menjadikan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa.

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain: 1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal dengan mendatangi SMPN 8 Sumedang dengan melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru PKn di sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran PKn dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan, dan selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti. 2. Tahap Perizinan Penelitian

Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus dilewati dalam proses penelitian, dan perizininan juga diupayakan kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut: a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung

melalui jurusan PKn, ditandatangani oleh ketua Jurusan PKn, selanjutnya diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan fotokopi proposal skripsi yang telah di sahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP, dan fotokopi KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.


(31)

47

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian sebagai pengantar kepada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SMP Negeri 8 Sumedang.

e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMPN 8 Sumedang.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan langkah-langkah PTK yang terdiri dari empat tahapan. yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan pada kelas VII-E siswa SMPN 8 Sumedang. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yang setiap siklusnya direncanakan dengan matang untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. PTK ini merupakan upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep terhadap siswa kelas VII-E.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan bagian yang sangat penting. Beberapa teknik yang digunakan dalam pemgumpulan data pada penelitian ini yaitu pengamatan, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokumentasi.

1. Pengamatan atau Observasi

Guba dan Lincoln dalam Moleong (2007: 174) mengemukakan beberapa alasan pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu :

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya


(32)

48

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pengamatan sangat penting dalam penelitian kualitatif untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motivasi, kepercayaan dan perhatian, dan juga dan juga pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian, untuk lebih fokus dikaji permasalahannya dan dicarikan solusinya.

Observasi dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi sebagai alat pengumpul data. Lembar observasi dibutuhkan untuk mengumpulkan data mengenai unjuk kerja guru dan aktifitas siswa selama pengembangan tindakan dalam proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Cooperative Script. Lembaran pada format observasi aktifitas guru dan siswa dilakukan dengan cara penskoran data, dan deskripsi dari skor tersebut, yaitu:

Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang ( Kunandar, 2007:299)

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui dua aktivitas dalam kegiatan pembelajaran dengan lebih efektif, lembar observasi tersebut terdiri dari aktivitas siswa dan aktifitas guru, dengan menghitung persentasemya sebagai berikut:


(33)

49

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase aktifitas guru

Persentase aktifitas siswa =

2. Wawancara

Menurut Moleong (2007: 186) wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan pertanyaan atas pewawancara. Jadi wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian untuk menggali berbagai macam informasi. Maksud diadakannya wawancara sendiri menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2007: 186), yaitu

Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Berdasarkan pemaparan diatas, wawancara berguna untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari pihak yang diwawancara untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal penelitian ini yang menjadi subjek penelitian untuk diwawancarai yaitu guru PKn yang dijadikan objek peneliti dan beberapa orang siswa yang informasinya dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian (Danial dan Wasriah, 2009: 80). Studi


(34)

50

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepustakaan sangat penting untuk dilakukan dalam penelitian guna memperoleh dan menggali informasi sebanyak-banyaknya suatu teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, agar selanjutnya dapat dibandingkan oleh peneliti antara teori yang ditemukan dalam kepustakaan dengan hal yang terjadi sebenarnya di lapangan.

4. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007: 209) „Catatan Lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap

data dalam penelitian kualitatif‟. Catatan itu berupa coretan seperlunya yang

sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan ketika sedang melakukan penelitian. Catatan itu berguna hanya sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, diraba, dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan itu baru diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di rumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan atau wawancara, dan disusun sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi ini penting untuk lebih memperinci dalam proses pengumpulan data. Danial dan Wasriah (2009: 79) mengemukakan:

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb

Dalam suatu penelitian, banyak sekali data-data yang harus dikumpulkan untuk kebutuhan proses penelitian, studi dokumentasi ini memudahkan


(35)

51

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan untuk selanjutnya diolah oleh peneleliti dengan lebih rinci.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah yang dilakukan untuk menyajikan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian. Analisis data dalam penelitian pun merupakan proses yang sangat penting, karena untuk menentukan data yang telah terkumpul dapat tersaji dengan baik dan dimengerti oleh banyak orang. Moleong (2007: 280) mendefinisikan

“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Jadi

proses analisis data harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar data yang terkumpul dapat diolah dan disajikan dengan baik.

Secara umum proses analisis data menurut Moleong (2007:288) terdiri dari:

1. Reduksi data

a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian

b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding

2. Kategorisasi

a. Menyusun kategori

b. Setiap kategori diberi nama yang disebut label. 3. Sintesisasi

a. Mensistesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.

4. Menyusun hipotesis kerja, hipotesis kerja hendaknya terkait dan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian

Dengan mengacu pada pendapat diatas, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penyeleksian dan pengelompokan data, data yang sudah terkumpul diseleksi, dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.


(36)

52

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah itu dikelompokan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Kategorisasi data didasarkan pada tiga aspek, yakni:

a. Latar atau konteks kelas, yaitu berupa informasi umum dan khusus tentang latar fisik kelas dan latar para pelaku (guru dan siswa).

b. Proses pembelajaran, yaitu berupa informasi umum tentang interaksi sosial guru dengan siswa, interaksi siswa dengan kelompoknya, interaksi antar kelompok siswa dikelas, dan suasana kelas selama pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe cooperative script berlangsung.

c. Aktivitas, yaitu berupa informasi umum tentang tindakan para pelaku yaitu tindakan guru dan siswa. Aktifitas guru dan siswa ini diamati menggunakan format observasi dengan menggunakan penskoran data, dan deskripsi dari skor tersebut, yaitu

Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang

Persentase aktifitas guru

Persentase aktifitas siswa =

Setelah dihitung kemudian hasilnya di klasifikasi, adapun klasifikasi hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :


(37)

53

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa

Rentang Skor Kategori

75% - 100% Sangat Baik

50% - 75% Baik

25% - 50% Cukup

>25% Kurang

Sumber: Diolah Peneliti (2013)

2. Validasi data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara yang telah diamati peneliti dengan sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Validasi dilakukan melalui teknik versi Hopkins dalam Wiraatmadja (2008: 168-171) yaitu:

a. Member-check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dan angket dari narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu diperiksa kebenarannya.

b. Triangulasi, yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

c. Audit trial, memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Hal ini berguna, apabila peneliti akan meretrieve informasi atau data yang ada, atau waktu mempersiapkan laporan.

d. Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional di bidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

e. Key respondens review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang hendak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya

Menurut teknik dari Hopkins tersebut, validasi data dilakukan dengan cara member-check, triangulasi, audit trial, expert opinion dan key respondens review. Tahapan tersebut dilakukan untuk memperinci dan membantu proses validasi data.


(38)

54

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Interpretasi data, setelah data dikumpulkan, diseleksi, dikelompokan serta diperiksa keabsahannya, tahap selanjutnya adalah dilakukan interpretasi terhadap keseluruhan data penelitian untuk memberikan makna terhadap data-data yang telah diperoleh, sehingga masalah penelitian bisa dipecahkan atau dijawab. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus c. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa


(39)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa kedalam kelompok kecil, yaitu berpasangan. Didalam pelaksanaan model ini, siswa dapat saling bertukar pikiran dan memberikan ide-ide dalam pengerjaan tugas yang diberikan guru melalui model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script. Model ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran PKn, karena melalui pelaksanaan model ini, siswa dituntun untuk lebih memahami dan mendalami materi dengan pemberian artikel atau wacana yang berhubungan dengan materi yang diajarkan, sehingga pemahaman konsep siswa terhadap materi PKn akan lebih meningkat.

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai siklus I, II dan III pada pembelajaran PKn di kelas VII-E SMP Negeri 8 Sumedang yang berjudul ” Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Cooperative Script untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi”. Maka secara garis besar peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan terhadap siswa VII-E di SMP Negeri 8 Sumedang, memberikan gambaran pada kondisi awal pembelajaran sebelum diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script memiliki pemahaman konsep yang rendah terhadap materi mata pelajaran PKn, hal ini terlihat dalam hasil ulangan siswa yang diperoleh peneliti dari guru mitra, dari 23 siswa yang ada di VII-E, ada 10 orang yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu dibawah 65, dan yang lainnya mendapat nilai yang sedang, hanya ada beberapa orang yang mendapat nilai unggul.


(40)

128

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script dikelas VII-E diterapkan melalui langkah-langkah yang ada dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu melalui beberapa tahapan, seperti perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan pada siklus pertama belum terlalu optimal dan belum sesuai dengan apa yang direncanakan, lalu aspek-aspek yang belum optimal pada siklus ke- I diperbaiki pada pelaksanaan siklus ke- II dan siklus ke- III, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script mengalami kenaikan pada setiap siklusnya, dan mencapai hasil yang optimal pada pelaksanaan pembelajaran dalam siklus ke-III.

3. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran PKn memberikan hasil dan dampak yang positif terhadap kelas VII-E, melalui model tersebut, siswa dituntun dan dituntut untuk lebih memahami dan mendalami materi melalui sajian artikel dan wacana yang berhubungan

dengan materi “mendeskripsikan makna proklamasi dan suasana kebatinan konstitusi pertama”, melalui artikel dalam pelaksanaan model

pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script, siswa dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya untuk menganalisis tugas yang diberikan guru, namun model tersebut sangat memudahkan siswa untuk memahami materi, karena disajikan melalui artikel yang variatif bersifat kontemporer namun relevan dengan materi yang diajarkan, dan juga dengan melihat hasil observasi dengan berfokus pada siswa yang didalamnya terdapat indikator-indikator pemahaman konsep, lalu dilihat dari hasil penilaian kelompok dan individu, mendapatkan hasil yang positif dan peningkatan yang signifikan dalam setiap siklusnya, sehingga melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII-E dalam pembelajaran PKn.


(41)

129

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script, secara umum terdapat dari guru itu sendiri, kendala secara umum yang dihadapi guru dalam penerapan model ini yaitu keterbatasan guru dalam pengelolaan kelas, dan terkadang apa yang telah direncanakan dengan matang, berbeda jauh dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga menimbulkan hasil yang tidak diharapkan dalam penelitian ini, ini terjadi pada pelaksanaan siklus ke-I dan II, dimana hasil yang didapat kurang optimal.

5. Upaya dalam Mengatasi Kendala menerapkan model Cooperative Learning Tipe Cooperative Script adalah berusaha melakukan refleksi pada setiap pelaksanaan penerapan model, sehingga guru dapat menginstrospeksi diri dan memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik pada penerapan model selanjutnya, selain itu guru dituntut harus lebih menguasai materi, agar dapat menyampaikan materi secara tepat,lengkap dan benar sehingga mudah dipahami oleh siswa, dan yang terpenting guru harus mampu mengendalikan atau mengelola kelas dengan baik, agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat lebih mudah untuk dicapai. Upaya-upaya tersebut dilakukan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran PKn dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, maka penulis memberikan beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang lebih maksimal. yaitu sebagai berikut:


(1)

130

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Guru

a. Guru adalah penentu bagi proses keberhasilan pembelajaran yang diraih siswa, guru berperan dalam menciptakan suasana dan proses pembelajaran di kelas, akan seperti apa proses pembelajaran itu berlangsung, adalah peran penting seorang guru yang dapat mengaturnya, namun guru tidak hanya berperan dan dituntut dalam pengajaran yang optimal terhadap murid, guru pun bertanggung jawab dengan sejauh mana pemahaman konsep yang dapat dipahami oleh siswa, oleh karena itu guru dituntut harus kreatif, salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang relevan dan efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn.

b. Guru harus selalu senantiasa memberikan pengajaran yang menarik, salah satunya dengan pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran PKn, setelah melakukan penelitian dengan

menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe

cooperative script, terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi proklamasi dan konstitusi pertama. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan agar model ini dapat dimplementasikan dalam materi dan kelas yang lain.

c. Keberhasilan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script ditentukan oleh keterampilan guru dalam mengelola kelas dan perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan mengajar. Oleh sebab itu guru harus menguasai benar keterampilan-keterampilan tersebut.

2. Bagi Siswa

a. Meskipun siswa sudah mendapatkan peningkatan pemahaman konsep PKn dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script, namun alangkah baiknya jika siswa senantiasa meningkatkan pula kemampuan belajar PKn yaitu baik dari buku paket maupun mencari informasi dari sumber lainnya seperti televisi, surat


(2)

131

kabar, internet dan sebagainya, yang akan lebih membantu dalam meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi PKn

b. Harus selalu meningkatkan minat dan motivasi belajar lebih baik lagi, agar mampu mengikuti dan menerima pelajaran dengan baik dari guru, supaya mencapai hasil yang maksimal.

3. Bagi Sekolah

a. Mengadakan evaluasi rutin bagi guru dan siswa, agar terpantau sejauh mana kinerja guru dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

b. Memfasilitasi segala bentuk yang berhubungan dengan kegiatan

belajar mengajar siswa.

c. Memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada guru untuk memilah dan memilih penggunaan model pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mengingat pemahaman konsep itu sangat penting dimiliki oleh siswa, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe Cooperative Script dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep atau untuk meningkatkan kompetensi PKn yang lainnya pada tingkat kelas dan materi yang berbeda, dan juga lebih memperdalam ketajaman analisis yang digunakan dalam penelitian.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Lebih memperbanyak dan memperluas mengenai pemberian

pengetahuan model pembelajaran, untuk bekal mengajar kelak jika sudah menjadi guru yang sesungguhnya.

b. Memberikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi mahasiswa untuk bisa berkreasi dalam mengembangkan model pembejaran yang diterapkan di sekolah.


(3)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Arikunto, dan Suharsimi dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Budimansyah, D (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Budiningsih, C Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dahar, R W. (1988). Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK

Danial, E dan Wasriah N. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia

Djahiri. A Kosasih. (1994/1995). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai-Moral VCT. IKIP Bandung

Ernawati, (2003). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMU melalui Pembelaaran Berbasis Masalah. Bandung : UPI

Hernowo, (2005). Menjadi guru yang mau dan mampu mengajar secara menyenangkan. Bandung : Mizan

Huda, M. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasi, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Kunandar. (2007). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.


(4)

Lie, A.(2007). Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia

Moleong, L.( 2005). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Rosdakarya

Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Rosdakarya

Nasution. 1996. Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik. Jakarta: Sinar Grafika

Pribadi, A. B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Putra, N. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks Ruhimat, Toto. Dkk. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo

Persada.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media..

Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Slavin, E , R (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rodakarya.

Sudjana, N. (1988). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif . Bandung:Alfabeta.


(5)

Risa Fitriani Awaliah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional.

Wiraatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wuryan, S dan Syaifullah. (2006). Ilmu Kewaganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Sumber Jurnal

Sapriya & Bunyamin. (2005). Jurnal Civicus: Implementasi KBK Pendidikan Kewarganegaraan dalam Berbasis Konteks. Bandung: Jurusan PMPKN FPIPS

C. Sumber Internet

Abdussakir. (2013). Pembelajaran Kooperatif. [Online].Tersedia: http://Abdussakir’s Blog.htm {21 Februari 2013}

Novantoro, Taufik. (2013). Perlunya Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika. [Online].Tersedia: http://taufiknova.blogspotcom/2010/04 [7 April 2013]

Indien, (2012). Model Pembelajaran Cooperative Script. [Online). Tersedia: http://007indien.blogspot.com/2012/10 [8 April 2013]

D. Sumber Lain

Sari, I. (2009) Efektivitas Metode Cooperative Script Dalam Pembelajaran Dokkai.Skripsi. FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Sundari, D. (2010) . Pengaruh Metoda Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Ekosistem. Skripsi.FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP N 8 PEKALONGAN PADA MATERI POKOK SEGITIGA

0 19 104

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) PTK Pada Siswa Kel

0 3 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) PTK Pada Siswa Kel

0 3 14

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 1 5

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 0 31

METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP N 8 PEKALONGAN PADA MATERI POKOK SEGITIGA.

0 0 1

PENERAPAN TIPE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

0 1 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

0 0 230