PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN HAMBATAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN
HAMBATAN PERKEMBANGAN BAHASA
PADA ANAK USIA DINI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh :
MEILINA JUWITA ANDINI NIM. 1201354
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCA-SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN
HAMBATAN PERKEMBANGAN BAHASA
PADA ANAK USIA DINI
Oleh
Meilina Juwita Andini
S.Pd UNESA, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca-Sarjana Jurusan Pendidikan
Kebutuhan Khusus
© Meilina Juwita Andini 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
(4)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN HAMBATAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI
Meilina Juwita Andini
NIM. 1201354/Prodi PKKh-SPs-UPI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya deteksi dini aspek perkembangan bahasa. Selain itu, masih terbatasnya instrumen asesmen untuk mengetahui hambatan perkembangan pada anak, terutama instrumen asesmen untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini.
Vygotsky berpendapat bahwa pada masa anak-anak awal (early
childhood), bahasa mulai digunakan sebagai alat yang membantu anak untuk
merancang aktivitas dan memecahkan masalah (Santrock, 2007). Usia dini usia 2-3 tahun merupakan masa keemasan ( golden age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk perkembangan anak. Pada usia 2 – 3 tahun, pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mengingat pentingnya masa golden age, peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Salah satu potensi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif dan psikis anak adalah bahasa. Apabila anak mengalami hambatan atau keterlambatan berbahasa, maka akan berpengaruh pada psikologis dan perkembangan kognitif anak.
Dengan mixed methods research design, penelitian ini berusaha mengembangkan istrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky. Konstruk instrumen asesmen tersebut dikembangkan berdasarkan data kualitatif hasil study literatur terhadap teori perkembangan bahasa anak usia dini yang dikemukakan oleh Vygotsky dan kajian-kajian tentang perkembangan bahasa anak usia yang mendukung teori Vygotsky.
Instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini divalidasi dengan
expert judgment dan diujicobakan pada 37 murid PAUD di 4 PAUD di kota
Bandung. Uji coba instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa dianalisis reliabilitas dan analisis item pertanyaan /butir soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa sudah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini.
Kata kunci: Pengembangan Instrumen Asesmen, Hambatan Perkembangan Bahasa, Anak Usia Dini
(5)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
ABSTRACT
DEVELOPING THE ASSESSMENT INSTRUMENT FOR LANGUAGE ACQUISITION DIFFICULTY OF PRESCHOOL CHILDREN
Meilina Juwita Andini
Student ID. 1201354/Prodi PKKh-SPs-UPI
This research was underlain by the importance of early detection in language acquisition aspects. Also, the limited assessment instruments for finding
out the difficulty in children’s development, particularly the instrument to find out
the difficulty in language acquisition for preschool children.
Vygotsky argued that in the early childhood, language begins to be used as the instrument for helping the children to design activities and solve the problems (Santrock, 2007). The early childhood, about 2-3 years old, is called as golden age in which the stimulations of development aspects take important role in children development. At this period, the brain is developed rapidly. Considering how golden age is very important, the stimulations such as conducive atmosphere must be prepared by the educators, either by parents, teachers, nursemaids or any adult around the children, so that the children get chances for developing the owned
potencies. One of the most influenced potencies in children’s cognitive and phychological development is language. However, if the children get difficulty or delaying in mastering the language, then the psychological and cognitive development will be affected too.
The research applied mixed method design and was aimed to develop the assessment instrument for language acquisition difficulty to find out the difficulty
of preschool children language acquisition according to Vygotsky’s theory. The
instrument was developed referring to the qualitative data obtained from the literary study to the theory revealed by Vygotsky and other relevant theories about
children’s language acquisition.
This assessment instrument of language acquisition difficulty was validated by the expert judgment and also tried out to 37 students of Preschool in 4 Preschools in Bandung. The trial of the assessment instrument for language acquisition difficulty was analyzed its reliability and questions.
The result showed that the assessment instrument for language acquisition difficulty was valid and reliable so that it can be applied to find out the difficulty in language acquisition for preschool children.
(6)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
Key words: Developing Assessment Instrument, Language Acquisition Difficulty, Preschool Children
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN HAMBATAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI
Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya deteksi dini perkembangan bahasa. Selain itu, masih terbatasnya instrumen asesmen untuk mengetahui hambatan perkembangan pada anak usia dini.
Dengan mixed methods research design, penelitian ini berusaha mengembangkan istrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa anak usia dini berdasarkan teori Vygotsky.
Instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa divalidasi dengan
expert judgment dan diujicobakan di 4 PAUD di kota Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa sudah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini.
(7)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii viii DAFTAR ISI Hlm. HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN...
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR BAGAN... xi
DAFTAR DIAGRAM... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB II KAJIAN TEORI PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI... 6
A. Perkembangan Bahasa... 6
1. Teori Vygotsky... 2. Tahapan Perkembangan Berbicara... 3. Tahapan Perkembangan Berfikir... 6 9 10 B. Anak Usia Dini... 16
1. Pengertian Anak Usia Dini... 2. Hambatan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini... 16 17 C. Asesmen... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23
A. Desain dan Pendekatan Penelitian... 23
B. Strategi Pengumpulan Data... 26
C. Analisis Data... 30
D. Penjelasan Istilah Penelitian... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36
A. Hasil dan Analisis Penelitian... 36 1. Kondisi Objektif Perkembangan Bahasa... 2. Bentuk Draf Rancangan Instrumen Asesmen Hambatan
(8)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
ix
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini... 3. Hasil Validasi oleh Para Ahli... 4. Hasil Uji coba...
42 55 59
B. Pembahasan... 84
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 90
A. SIMPULAN... 90
B. REKOMENDASI... 92
DAFTAR PUSTAKA... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 96
(9)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fokus Penelitian 15
Tabel 3.1 Kuantifikasi Data 30
Tabel 3.2 Kriteria Kategori Data 33
Tabel 4.1 Reliability Statistics Kosakata 60 Tabel 4.2 Item-Total Statistics Kosakata 61 Tabel 4.3 Reliability Statistics Fungsi Simbol 63 Tabel 4.4 Item-Total Statistics Fungsi Simbol 63 Tabel 4.5 Reliability Statistics Bertanya 66 Tabel 4.6 Item-Total Statistics Bertanya 66 Tabel 4.7 Reliability Statistics Preposisi 67 Tabel 4.8 Item-Total Statistics Preposisi 68 Tabel 4.9 Reliability Statistics Artikulasi 69 Tabel 4.10 Item-Total Statistics Artikulasi 70 Tabel 4.11 Reliability Statistics Keseluruhan 75 Tabel 4.12 Item-Total Statistics Keseluruhan 75
(10)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Perkembangan Bicara dan Pemikiran Vygotsky 8 Bagan 2.2 Panduan Alur Perumusan Instrumen 14 Bagan 3.1 Mixed Methods Research Design 25
(11)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa... 55 Diagram 4.2 Hasil Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa
untuk Satu Anak... 88 Diagram 4.3 Hasil Rata-rata Perkembangan Bahasa keseluruhan
(12)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Tabel Halaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Item Pertanyaan... Kisi-kisi Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa sebelum validasi... Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa sebelum validasi... Hasil validasi para ahli... Kisi-kisi Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa setelah validasi para ahli... Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa setelah validasi para ahli... Hasil uji coba... Hasil Presentase Perhitungan... Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa (Produk)... Ilustrasi Bantua... Lampiran-lampiran... 96 99 103 109 117 122 130 133 139 153 --
(13)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
1
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Usia dini usia 2-3 tahun merupakan masa keemasan ( golden age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk perkembangan anak. Pada usia 2–3 tahun, pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mengingat pentingnya masa
golden age, peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif
harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Salah satu potensi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif dan psikis anak adalah bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi antara anak dengan orang lain. Artinya, segala sesuatu yang dipikirkan oleh seseorang itu akan dipahami oleh orang lain, apabila menyatakan pikirannya dengan cara tertentu (contohnya dengan berbahasa). Vygotsky berpendapat bahwa pada masa anak-anak awal (early childhood), bahasa mulai digunakan sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan memecahkan masalah (Santrock, 2007).
Bahasa memungkinkan daya tahan produk dari pikiran, karena semua pengetahuan yang diperoleh seseorang itu dituturkan dan diwujudkan dalam perurutan kata-kata dalam bentuk bahasa. Peningkatan pikiran dalam tuntutan kata-kata itu sangat penting artinya, baik untuk proses berfikir sendiri, maupun bagi perkembangan kehidupan psikis seseorang (Ahmadi, 89: 2009).
Pada mulanya bahasa anak-anak bersifat egosentris, yaitu bentuk bahasa yang lebih menonjolkan diri sendiri, berkisar pada minat, keluarga dan
(14)
2
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
miliknya sendiri. Menjelang akhir masa anak-anak awal, percakapan berangsur-angsur berkembang menjadi bahasa sosial. Bahasa sosial dipergunakan untuk berhubungan, bertukar pikiran dan mempengaruhi orang lain (Desmita (2012), 140–141). Apabila anak mengalami hambatan berbahasa, atau memiliki keterlambatan dalam bahasanya, maka akan berpengaruh pada psikologis dan perkembangan kognitif anak. Sebagai contoh, anak yang berumur 3 tahun dan belum dapat berbahasa secara ekspresif, maka ia cenderung responsif mengkomunikasikan apa yang ia inginkan dalam bahasa tubuh, sebaliknya anak yang berumur 4 atau 5 tahun dan memiliki gangguan berbahasa cenderung tidak percaya diri apabila bergaul dengan teman sebayanya, dan cenderung dikucilkan.
Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan mensurvei empat PAUD yang ada di wilayah Bandung, dapat diketahui dampak perkembangan kognitif yang muncul seperti: karena mengalami hambatan berbahasa anak cenderung sulit mengkomunikasikan sesuatu baik pada guru atau pada teman sekelasnya; sulit menyampaikan keinginannya; sulit menjawab pertanyaan baik dari guru ataupun teman, kalupun bisa menjawab, jawaban anak tidak sesuai dengan konteks pertanyaan yang ditanyakan; anak tidak merespon ataupun tidak merespon dengan benar, kalaupun merespon mungkin sangat lama; pengucapan kata juga masih belum jelas jadi susah dimengerti orang; dan struktur dalam berbicara kurang tepat sehingga sulit dipahami guru ataupun teman. Dari dampak yang muncul tersebut, jelas dalam proses belajar anak akan tergannggu. Sedang dampak pada perkembangan psikis yang muncul seperti: anak cenderung kurang percaya diri dengan teman-temanya, pemalu, dan penakut. Sehingga dari dampak psikis ini, dalam hal hubungan sosial baik dengan guru terutama dengan teman terganggu pula. Anak tidak dianggap dalam kelompoknya (teman sejawat) dikarenakan teman sendiri bingung bila berhadapan dengan anak yang berhambatan bahasa ini.
(15)
3
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Oleh karena itu, dari banyaknya dampak yang muncul apabila anak mengalami hambatan berbahasa seperti contoh diatas, maka sangatlah penting sebagai pendidik atau orang yang bergerak di dunia pendidikan khususnya pendidikan kebutuhan khusus, memahami perkembangan dan hambatan dalam perkembangan bahasa pada anak. Semakin dini memahami hambatan perkembangan bahasa pada anak, semakin cepat intervensi dapat diberikan, sehingga hambatan cepat diatasi untuk perkembangan bahasa yang lebih baik. Mengetahui adanya hambatan pada seorang anak hanya bisa temukan melalui tindakan asesmen pada anak.
Asesmen hambatan perkembangan bahasa adalah sebuah instrumen untuk mengetahui perkembangan bahasa pada anak. Asesmen ini diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Oleh karena itu, untuk memudahkan mengetahui hambatan perkembangan bahasa anak usia dini perlu dikembangankan instrumen asesmen dengan memetakan seluruh aspek perkembangan bahasa anak usia dini. Instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini sangat penting digunakan karena dapat menggambarkan hambatan perkembangan bahasa pada tiap aspek secara rinci tentang kondisi obyektif anak, terutama kekuatan dan kelemahan pada tiap-tiap aspek perkembangan bahasa yang dimilikinya, yang selanjutnya dijadikan dasar di dalam penyusunan program dalam melakukan intervensi.
Mengingat pentingnya instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini, maka peneliti bermaksud untuk mengembangkan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini yang didasarkan pada teori Vigotsky (pemikiran dan bahasa), milestone perkembangan bahasa anak usia dini dan kondisi obyektif perkembangan bahasa anak usia dini. Penelitian ini kemudian dirumuskan dalam judul “PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN HAMBATAN PERKEMBANGAN BAHASA
(16)
4
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Permasalahan pokok penelitian ini adalah, “Bagaimanakah Instrumen
asesmen hambatan perkembangan bahasa yang sesuai untuk anak usia dini? Untuk mengarahkan pelaksanaan penelitian, maka dirumusakn pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif perkembangan bahasa anak usia dini? 2. Bagaimana draf rancangan instrumen asesmen hambatan
perkembangan bahasa anak usia dini dilihat dari teori Vigotsky,
milestone perkembangan bahasa anak, dan kondisi obyektif
perkembangan bahasa anak yang dapat menggali hambatan perkembangan bahasa anak usia dini?
3. Apakah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan sebuah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini, agar dapat digunakan untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Instrumen asesmen ini dikembangan berdasarkan teori Vigotsky (pemikiran dan bahasa) dan milestone perkembangan bahasa anak, demi tersusunya instrumen asesmen tersebut diperlukan beberapa data:
1. Kondisi objektif perkembangan bahasa anak
2. Merumuskan instrumen berdasarkan teori Vygotsky (pemikiran dan bahasa) dan milestone perkembangan bahasa anak.
3. Hasil ujicoba instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa.
D. Manfaat Penelitian
(17)
5
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu pendidikan terutama dalam pendidikan kebutuhan khusus terkait dengan masalah asesmen perkembangan bahasa anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
Dalam tataran praktis, hasil penelitian tentang pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini sedini mungkin sehingga bisa digunakan sebagai dasar untuk penyusunan program intervensi.
3. Manfaat bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tersedianya insrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
(18)
6
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(19)
23 Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 23
BAB III
METODE PENELITIAN
Pembahasan pada bab ini meliputi desain dan pendekatan penelitian, strategi pengumpulan data, analisis data, dan penjelasan istilah penelitian.
A. Desain dan Pendekatan Penelitian
Produk akhir dari penelitian ini adalah sebuah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini untuk mengetahui hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Sehingga penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Research and Development (pendekatan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji ke efektifitasan produk tersebut (Sugiono, 2008)) dan desain dari penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
mixed method research design.
Ada tiga pertanyaan penelitian yang ingin dijawab melalui penelitian ini. Pertama, “Bagaimana kondisi objektif perkembangan bahasa anak usia dini?” dan “Bagaimana draf rancangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini dilihat dari teori Vigotsky, milestone perkembangan bahasa anak, dan kondisi obyektif perkembangan bahasa anak yang dapat menggali hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini?, difokuskan pada analisis literatur dan pendapat para ahli atau stakeholder mengenai rancangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini yang didasarkan pada teori Vigotsky, milestone perkembangan bahasa anak, dan kondisi obyektif perkembangan bahasa anak. Data yang diperoleh melalui dua pertanyaan penelitian tersebut merupakan data kualitatif.
Dipihak lain, gugus pertanyaan penelitian ketiga, “Apakah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui
(20)
24
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 24
hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini?”, difokuskan pada analisis hasil uji coba reliabilitas instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini di lapangan (sekolah PAUD). Pertanyaan penelitian ketiga ini, menghasilkan data kuantitatif tentang hasil pengukuran reliabilitas instrumen tersebut.
Dengan demikian, penelitian ini harus mengenai dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh karenanya, desain penelitian yang hanya menggunakan metode kualitatif saja atau kuantitatif saja untuk penelitian ini tidak akan memadai. Sehingga, penelitian ini harus menggunakan desain yang dikombinasikan dari kedua metode tersebut (metode kualitatif dan metode kuantitatif), yang disebut mixed methods
research design. Mixed methods research design adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan “mencampur” metode penelitian
kualitatif dan metode penelitian kuantitatif dalam satu kajian untuk memahami sebuah masalah penelitian (Creswell, 2010). Asumsi dasarnya bahwa penggunaan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang dikombinasikan, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian dan pertanyaan penelitian daripada hanya menggunakan salah satu metode saja.
Terdapat berbagai alasan mengapa mixed methods research design harus digunakan untuk melaksanakan suatu kajian. Secara umum, sebuah penelitian dilaksanakan menggunakan mixed methods research design apabila kita mempunyai data kualitatif dan kuantitatif, dan kedua jenis data tersebut secara bersama-sama memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian itu daripada jika kita hanya mempunyai salah satu dari kedua jenis data tersebut. Penelitian dengan mixed methods
research design merupakan suatu desain yang baik digunakan jika kita
ingin memanfaatkan kelebihan dari data kualitatif maupun data kuantitaif tersebut.
(21)
25
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25
Dalam hal perlakuan penelitian terhadap data kualitatif dan data kuantitatif, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Peneliti mengumpulkan data kualitatif terlebih dahulu, kemudian mengumpulkan data kuantitatif, dan pengumpulan data dilakukan dalam dua fase yang terpisah.
2. Penelitian lebih memperioritaskan data kualitatif (QUAL) daripada data kuantitatif (quan). Pemberian perioritas ini dilakukan dengan menganalisis sumber-sumber literatur dan mengajukan lebih banyak pertanyaan terbuka (open-ended question) daripada pertanyaan tertutup, dan membahas hasil data kualitatif secara lebih rinci daripada hasil data kuantitaif.
3. Peneliti membangun data kuantitatif berdasarkan data kualitatif. Data kuantitatif tentang uji reliabilitas instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini diperoleh setelah peneliti mendapatkan data kualitatif yang digunakan untuk menyusun instrumen tersebut.
Bedasarkan hal-hal tersebut, maka desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah mixed methods research design. Pada umumnya desain ini diaplikasikan untuk mengidentifikasi tema-tema, merancang suatu instrumen, dan selanjutnya mengujinya. Peneliti menggunakan desain ini apabila tidak terdapat instrumen, variabel, dan alat ukur untuk populasi yang dikajinya, atau peneliti tidak mengetahui keberadaannya (Creswell, 2010).
Secara visual, bagan desain tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini:
membanguni
bagan 3.1: Mixed methods research design
(diadaptasi dari Creswell, 2010)
Keterangan: QUAL (Data dan Hasil)
quan (Data dan Hasil)
(22)
26
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26
- Tanda panah menunjukkan urutan pengumpulan data. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan setelah diperoleh data kualitatif.
- Huruf kapital menunjukkan perioritas data. QUAL menunjukkan bahwa data kualitatif lebih diprioritaskan daripada data kuantitatif (quan).
B. Strategi Pengumpulan Data
Di halaman 23 telah dikemukakan bahwa data yang dikumpulkan melalui penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan pada penelitian fase pertama yaitu berupa data deskriptif tentang hasil analisis kondisi objektif perkembangan bahasa anak dan analisis terhadap literatur dan beberapa pendapat para ahli atau stekeholder, sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan pada penelitian fase ke dua yaitu berupa hasil uji coba realibilitas instrumen dilapangan yang disusun berdasarkan data kualitatif tersebut.
1. Pengumpulan Data Kualitatif a. Kondisi Objektif
Strategi pengumpulan data kualitatif dari hasi kondisi objektif perkembangan bahasa anak usia dini untuk melihat ada tidaknya alat/instrumen untuk mendeteksi hambatan perkembangan pada anak dan kondisi-kondisi objektif dampak dari keterhambatan dalam perkembangan bahasa pada anak di lingkungan. Data ini digunakan sebagai data pelengkap dalam penyusunan draf rancangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini.
b. Studi Literatur
Yang menjadi kajian utama dari studi literatur yaitu, aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia dini, komponen dan indikator dari buku yang berjudul Comparing Theories of Child
(23)
27
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 27
lainnya yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak usia dini.
c. Studi Delphi
Agar dapat mengungkap data tentang bagaimana draf rancangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini berdasarkan teori Vigotsky, kajian dilakukan dengan metode Delphi, yaitu sebuah komunikasi interaksi yang tersetruktur antara peneliti dan ahli di lapangan dalam rangka mengembangkan tema, kebutuhan, arahan dan prediksi suatu topik (delphistudy.org/obout.html dalam Donna, 2011). Para pakar studi Delphi (wilderdom.com/delphi.html dalam Donna, 2011) mengatakan bahwa tehnik Delphi adalah sebuah cara inovatif untuk melibatkan para ahli dan spesialis sibuk yang mungkin tidak dapat datang bersama-sama untuk melakukan
brainstorming, namun yang tetap perlu berinteraksi dengan satu
sama lain untuk menghasilkan ide-ide baru.
1) Pemilihan Kelompok Delphi
Pendekatan kelompok Delphi adalah tehnik untuk mengumpulkan data yang serupa dengan kelompok fokus (focus group discussion), tetapi tidak seperti fokus (FGD), kelompok Delphi tidak harus bertemu secara fisik. Tehnik Delphi adalah sebuah metode untuk menghasilkan ide-ide dan memfasilitasi konsensus antara individu-individu yang memiliki pengetahuan khusus untuk berbagi, tetapi yang tidak selalu berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Secara cermat, studi Delphi memilih individu-individu yang memiliki pengetahuan yang diperlukan (para ahli) untuk menganalisis masalah tertentu. Ini berarti bahwa penentuan kelompok dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
(24)
28
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 28
mewakili satu populasi tertentu, dan oleh karenanya hasilnyapun tidak dimaksudkan untuk digenaralisasikan pada populasi tertentu. Peneliti menggunakan tehnik purposive
sampling untuk memilih kelompok Delphi. Dengan
menggunakan purposive sampling, peneliti meningkatkan cakupan atau kisaran data serta mempertinggi kemungkinan terungkapnya realita secara lebih baik. Peneliti dapat mempergunakan pertimbangan (judgment) untuk memilih sampel yang paling tepat berdasarkan pertanyaan penelitian yang hendak dicarikan jawabannya (Fetterman, 1989 dalam Donna, 2011).
Oleh karena itu, pemilihan kelompok Delphi untuk penelitian ini lebih didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a) Memiliki pemahaman yang luas terhadap teori perkembangan bahasa.
b) Memiliki pemahaman terhadap cara-cara menyusun instrumen asesmen.
Bedasarkan kriteria diatas, peneliti menemukan 3 ahli yang dapat dilibatkan sebagai kelompok Delphi dalam studi Delphi ini. Ketiga ahli merupakan: (1) ahli pendidikan khusus (dosen Pendidikan Kebutuhan Khusus UPI); (2) ahli perkembangan anak (dosen Psikologi UPI), dan (3) ahli bahasa (dosen Bahasa Indonesia UPI).
2) Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen
Untuk mengumpulkan data kualitatif, peneliti menurunkan konsep teori perkembangan bahasa anak usia dini Vygotsky kedalam draf kisi-kisi instrumen asesmen. Selanjutnya, melakukan studi Delphi dengan membagikan kuesioner/angket tentang draf rancangan instrumen asesmen
(25)
29
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 29
hambatan perkembangan bahasa kepada para ahli. Adapun langkah dalam studi Delphi adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan dan mendistribusikan instrumen survei awal.
b) Menerima dan menganalisis tanggapan pertama. Menyusun tanggapan dengan pertanyaan, dengan hanya sedikit pengeditan yang diperlukan untuk kejelasan dan konsistensi.
c) Mempersiapkan dan mendistribusikan instrumen survei kedua.
d) Menerima dan menganalisa tanggapan kedua (data gelombang kedua).
e) Ulangi proses dengan gelombang tambahan (jika perlu). f) Mempersiapkan dan mendistribusikan laporan akhir
kepada anggota panel.
2. Pengumpulan Data Kuantitatif
Sebagaimana telah dikemukakan di bab 1, penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Instrumen tersebut disusun berdasarkan hasil studi Delphi. Agar peneliti memiliki alasan untuk menafsirkan bahwa memiliki taraf kepercayaan atau reliabilitas yang tinggi, maka untuk mengukur realibilitas instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini tersebut diperlukan data kuantitatif hasil uji coba. Uji coba ini dilakukan pada 4 sekolah PAUD di kota Bandung.
a. Pemilihan Sampel
Pemilihan sample untuk penelitian menggunakan tehnik Purposive sampling atau judgmental sampling. Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang
(26)
30
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30
ditetapkan peneliti. Adapun sampel dalam penelitian yaitu empat PAUD yang berada di kota Bandung.
b. Tehnik dan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini yang sudah divalidasi oleh para ahli melalui studi Delphi. Tehnik yang digunakan yaitu dengan cara meminta guru/orangtua dari siswa PAUD mengisi instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa sesuai dengan kondisi siswa sebenarnya.
Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka hasil pengisian instrumen tersebut dikuantifikasikan sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Kuantifikasi Data
C. Analisis Data
Data kualitatif yang dipeloreh melalui studi Delphi dan data kuantitatif yang diperoleh melalui uji coba dianalisis secara terpisah, dan peneliti menginterpretasikan kaitan antara kedua jenis data hasil penelitian tersebut.
1. Analisis Data Kualitatif
Di dalam penelitian kualitatif, analisis dan interpretasi data adalah upaya untuk memahami apa yang telah dikatakan orang, mencari pola-pola, mengaitkan apa yang dikatakan orang di satu
Skor Jawaban
3 Ya/anak mampu melakukan secara mandiri
2 Anak mampu melakukan dengan bantuan 1-2x dari asesor 1 Anak mampu melakukan dengan bantuan lebih dari 2x dari
asesor.
0 Anak tidak mampu melakukan setelah diberikan bantuan oleh asesor
(27)
31
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 31
tempat dengan apa yang dikatakannya di tempat lain, dan memadukan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang berbeda-beda (Patton, 1990 dalam Donna 2011). Analisis data secara kualitatif dilakukan dengan cara melihat, memeriksa, membandingkan, dan menafsirkan pola-pola atau tema-tema yang bermakna yang muncul dalam data penelitian (Frechtling & Sharp, 1997 dalam Donna, 2011). Pada tingkat yang paling sederhana, analisis kualitatif adalah upaya untuk memeriksa kumpulan data yang relevan guna mengetahui bagaimana data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian ini, data yang sudah di peroleh atau terkumpul kemudian diolah, dianalisis dan dideskripsikan agar sesuai dengan pertanyaan permasalah yang di angkat. Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan kerangka yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Frechtling & Sharp, 1997; Bloland, 1992 dalam Donna, 2011), yang terdiri dari tiga fase: yaitu reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan konklusi dan
verifikasi.
Reduksi adalah proses menyeleksi, menfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data yang tercantum dalam transkip draf validasi instrumen asesmen. Reduksi data ini tidak hanya dimaksudkan agar data menjadi padat sehingga mudah dikelola, tetapi juga agar lebih mudah dipahami dari perspektif masalah yang dibahas.
Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data itu akan disajikan. Sajian data ini menampilkan rakitan informasi yang padat dan terorganisasi untuk memudahkan penarikan konklusi.
Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan konklusi dan verifikasi. Penarikan konklusi dilakukan dengan melihat kembali data untuk menimbang-nimbang makna dari data yang sudah dianalisis dan menimbang implikasinya bagi pertanyaan penelitian
(28)
32
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 32
terkait. Verifikasi, yang terkait secara integral dengan penarikan konklusi, dilakukan dengan membaca ulang data berkali-kali untuk melakukan cross-check atau menguji kebenaran konklusi yang telah dibuat.
2. Analisis Data Kuantitatif
Menurut Suherman (2003) dalam Donna (2011), suatu instrumen dikatakan reliabel jika hasil dari instrumen tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subyek yang sama.
Uji realibilitas diperlukan untuk melengkapi syarat validnya sebuat alat evaluasi. Untuk mengetahui apakah sebuah instrumen memiliki reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dilihat dari nilai koefisiensi realibilitasnya. Tehnik perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan menggunakan prinsip ketetapan intern. Pada cara ini skor pada satu item pertanyaan dikorelasikan dengan skor pada item-item pertanyaan sisanya. Rumus yang dipakai adalah rumus korelasi
Alpha Cronbach, dengan bantuan soffware SPSS versi 17.0 for windows. Peneliti memilih rumus Alpha Cronbach, karena dapat
menganalisis butir instrumen sekaligus.
Adapun langkah-langkah dalam analisis yaitu sebagai berikut: a. Melakukan penskoran.
b. Mentabulasikan data.
c. Menguji reliabilitas instrumen untuk setiap aspek dengan menggunakan bantuan soffware SPSS versi 17.0 for windows. d. Menguji koefisiensi korelasi untuk setiap butir di setiap aspek
dengan menggunakan bantuan soffware SPSS versi 17.0 for
(29)
33
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 33
e. Menguji reliabilitas instrumen secara keseluruhan dengan menggunakan bantuan soffware SPSS versi 17.0 for windows.
Kriteria pengambilan keputusan: a. Reliabilitas instrumen
Nilai korelasi dari hasil pengujian diinterpretasikan kedalam klasifikasi yang di buat oleh Guilford. Kriteria yang dibuat oleh Guilford (Suherman (2003) dalam Donna 2010) dikategorikan sebagai berikut:
Tabel.3.2 Kriteria Kategori Data
Derajat Reliabilitas Interpretasi 0,90 ≤ ᵣ₁₁≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ ᵣ₁₁≤ 0,90 Tinggi
0,40 ≤ ᵣ₁₁≤ 0,70 Sedang
0,20 ≤ ᵣ₁₁≤ 0,40 Rendah
≤ ᵣ₁₁≤ 0,20 Sangat rendah b. Analisis butir insrumen
r > rₓ = butir instrumen dihapus atau dibuang
keterangan:
r = nilai alpha butir pertanyaan pada kolom Cronbach’s Alpha if
Item Delete
rₓ = nilai alpha cronbach keseluruhan 3. Langkah-langkah Penelitian
secara keseluruhan, langkah-langkah penelitian ini dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini:
(30)
34
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Tahap I Tahap II Tahap III
Analisis
Produk Instrumen Hambatan Perkembangan
Bahasa usia 2-3 Tahun Uji Coba (PAUD A, B, C, & D)
Validasi Instrumen (Uji Delphi)
Data
Ahli Ahli
Ahli
Tidak Valid Valid Revisi
Draf
Rancangan Instrumen Study Pendahuluan
- Kondisi Objektif - Kebutuhan
Kajian Teori
(31)
35
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
(32)
36
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36
D. Penjelasan Istilah Penelitian
1. Hambatan Perkembangan Bahasa
Hambatan perkembangan bahasa dalam penelitian ini adalah keterlambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini dengan perkembangan bahasa pada umur kronologis anak.
2. Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa
Sebuah proses dalam mengumpulkan atau menghimpun data/informasi tentang perkembangan bahasa anak usia dini yang meliputi kemampuan memahami makna kata, kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal, dan kemampuan dalam pelafalan (artikulasi), sehingga dapat membantu guru dalam mendeteksi/mengetahui hambatan berbahasa pada anak sedini mungkin dengan harapan bila ada keterlambatan bisa segera diatasi.
3. Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa
Instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini disini adalah sebuah instrumen yang disusun berdasarkan teori Vigotsky (pemikiran dan bahasa) dan milestone perkembangan bahasa anak, yang dianggap bisa menjelaskan aspek-aspek perkembangan bahasa pada anak usia dini. Perkembangan bahasa anak usia dini menurut Vigotsky yaitu hubungan perkembangan pemikiran dan perkembangan bahasa
/”speech”/”berbicara”.
4. Pengembangan Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa Dari studi empirik ditemukan belum adanya alat yang dapat mendeteksi hambatan perkembangan bahasa untuk anak usia dini, sehingga dari keadaan ini peneliti berusaha mengembangkan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini atas dasar teori Vygotsky hubungan perkembangan pemikiran dan perkembangan
bahasa /”speech”/”berbicara” dan milestone perkembangan bahasa anak
(33)
37
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37
instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hambatan perkembangan pada anak.
(34)
90
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di jabarkan pada bab IV, maka pada bab ini akan disimpulkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan. Pada bab ini juga akan di bahas mengenai rekomedasi dari hasil penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi Objektif Perkembangan Bahasa
Kondisi objektif perkembangan bahasa anak disekolah (PAUD) menunjukkan pada umur 2-3 tahun perkembangan bahasa sesuai dengan
milestone bahkan ada yang mengalami peningkatan drastis dilihat dari
seringnya anak mengajukan pertanyaan pada guru ataupun orang tua. Akan tetapi ada beberapa anak yang perkembangan bahasanya terlihat terlambat dengan teman sebayanya seperti cenderung pasif dikelas, jarang berkomunikasi dengan guru ataupun teman, sulit menjawab pertanyaan baik dari guru ataupun teman, dan kalaupun berbicara cenderung bahasa yang digunakan masih sulit difahami/dimengerti orang lain.
2. Bentuk Draf
Berdasarkan perkembangan bahasa anak yang peneliti amati, terlihat pentingnya kebutuhan akan adanya instrumen yang bisa menggali hambatan perkembangan pada anak usia dini, yang bisa mengetahui sejak awal masuk sekolah kondisi bahasa pada anak, baik kelebihan ataupun keterlambatan pada perkembangan bahasa anak. Maka pada penelitian ini terumuskan draf instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa untuk anak usia dini yang masih dikhususkan pada anak usia 2-3 tahun. Bentuk draf instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini, yaitu berbentuk angket. Terdapat lima aspek perkembangan
(35)
91
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
91
bahasa dalam instrumen, yaitu aspek kosakata, aspek fungsi simbol, aspek bertanya, aspek preposisi, dan aspek artikulasi.
3. Produk Akhir (Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa) Produk akhir penelitian ini adalah tersusunnya sebuah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Adapun lima aspek perkembangan bahasa dalam instrumen ini dapat mengukur kemampuan bahasa anak usia 2-3 tahun yang meliputi:
a. Aspek kosa-kata yaitu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kosakata pada anak, dalam setiap item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, bahasa semantik dan bahasa pragmatig yang anak kuasai.
b. Aspek fungsi simbol yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam memahami fungsi suatu simbol/benda tersebut, dalam setiap item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, dan bahasa simantik yang anak kuasai.
c. Aspek bertanya yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bertanya pada anak, dalam item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, dan bahasa simantik yang anak kuasai. d. Aspek preposisi yaitu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
penggunaan preposisi pada anak, dalam item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, dan bahasa simantik yang anak kuasai.
e. Aspek artikulasi yaitu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan artikulasi pada anak, dalam item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa dan bahasa fonologi yang anak kuasai.
(36)
92
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
92
Hasil validasi para ahli dan uji coba lapangan menunjukkan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa valid dan reliabel (terbukti dari uji realibilitas keseluruhan aspek diketahui bahwa semua nilai pada kolom cronbach’s Alpha if Item Delete < 0,973, sehingga tidak ada butir instrumen asesmen yang perlu dibuang atau direvisi).
Hasil uji coba menunjukkan ada beberapa orang anak yang terjaring dan diduga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya (sebagai contoh kasus pada halaman 87). Dengan demikian, instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini dapat digunakan untuk membantu mengetahui hambatan perkembangan bahasa anak usia dini, dan dalam penelitian ini khususnya pada anak usia 2-3 tahun. (instrumen terlampir).
B. REKOMENDASI
1. Berdasarkan hasil ujicoba dalam penelitian ini, kelebihan asesmen menggunakan instrumen hambatan perkembangan bahasa ini yaitu:
a. Dapat digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan perkembangan bahasa pada anak usia dini (usia 2-3 tahun) diawal masuk sekolah.
b. Dapat digunakan untuk mengetahui di aspek perkembangan bahasa anak mana yang mengalami hambatan.
c. Dapat digunakan sebagai acuan pembuatan program intervensi dini guna perkembangan anak yang lebih baik kedepannya.
d. Dan dapat digunakan sebagai data rujukan untuk pengalihtanganan ke ahli yang terlibat dalam menentukan diagnosis kesulitan bahasa (speech-language pathologist, Audiiologist, psikolog, psikiater anak, dan dokter anak).
Dari beberapa kelebihan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini, sehingga peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut.
(37)
93
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93
a. Bagi lembaga-lembaga yang menyelenggarkan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan untuk mengujicobakan dan menggunakan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini dalam menggali hambatan perkembangan bahasa anak usia dini. b. Dalam menggunakan asesmen ini, hendaknya asesor berkolaborasi
dengan orangtua.
c. Asesmen sebaiknya digunakan diawal kali masuk sekolah, sehingga kelebihan dan hamabatan dalam perkembangan bahasa anak dapat segera diketahui dan intervensi segera diberikan.
d. Asesmen ini bisa dipakai oleh guru maupun orangtua yang memang mengetahui perilaku dan sikap keseharian anak.
2. Dalam ujicoba penelitian ini, juga terdapat kelemahan dalam instrumen ini antara lain:
a. Sebelum menggunakan instrumen ini, asesor/guru harus sudah faham tentang perkembangan bahasa pada anak.
b. Sebaiknya instrumen ini dibuat lebih menarik dari tampilannya.
c. Dan bahasa yang digunakan juga yang universal, sehingga mudah dipahami oleh pengguna.
Dari beberapa kelemahan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini, sehingga peneliti merekomendasikan untuk penelitian yang serupa, disarankan dalam penyusunan instrumen asesmen terutama instrumen yang berbentuk angket, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan kisi-kisi 2) Memperhatikan prinsip penyusunan angket.
3) Memperhatikan bahasa redaksi. 4) Memperhatikan tampilan instrumen.
(38)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
94
94
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi umum. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Donna, Panji R. 2011. Thesis “Asesmen Aspek Emosi untuk Mengetahui
Hambatan Perkembangan Emosi Anak Prasekolah”. Perpustakaan UPI: Bandung
Dyer, Laura. 2009. Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak. BIP Gramedia: Jakarta
Hasan, Maimunah. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Diva Press: Jogjakarta
Hasegawa, Tadaki S. (2014). Analisis Delphi. http://analisis-delphi.blogspot.com/ (diakses: 7 Februari 2014):
Heryati, Euis. 2009 . Ruang Lingkup Asesmen Perkembangan. Retrieved
November 19, 2012, from:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1977101320 05012-EUIS_HERYATI/Makalah_asesmen_perkembangan.pdf.
Indriati, Etty. 2011. Kesulitan Bicara dan Berbahasa pada Anak. Prenada Media Group: Jakarta.
Roopnarine, J. L & Johnson, J. E. 2011. Pendidikan anak Usia Dini dalam
Berbagai Pendekatan. Edisi ke lima. Prenada Media Group: Jakarta.
Sadja’ah, Edja. 2213. Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Refika Aditama:
Bandung.
Santrock, John W. 2001. Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.
Schwartz ER. Speech and Language Disorder. In: Schwartz MW, ed. Pediatric Primary Care; A Proplem Orientde Approach. St. Louis: Mosby, 1990; 696-700 (google picture diakses 23 Februari 2014).
(39)
95
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
95
Soendari, Tjutju & Nani, Euis. 2011. Asesmen dalam Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Amanah Offset: Bandung.
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung
Thomas, R. Murray. 1979. Comparing Theories of Child Development. Wadsworth Publishing Company: Belmont, California.
Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogjakarta
Ysseldyke, Jim. 2006. Effective Assesment for Students with Special Needs. Corwin Press: California.
... 2014. Anak Usia Dini. http://pgalvihidayah.wordpress.com/anak-usia-dini/ (diakses: 17 mei 2014): Play Group Alwi Hidayah.
(1)
90
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di jabarkan pada bab IV, maka pada bab ini akan disimpulkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan. Pada bab ini juga akan di bahas mengenai rekomedasi dari hasil penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi Objektif Perkembangan Bahasa
Kondisi objektif perkembangan bahasa anak disekolah (PAUD) menunjukkan pada umur 2-3 tahun perkembangan bahasa sesuai dengan milestone bahkan ada yang mengalami peningkatan drastis dilihat dari seringnya anak mengajukan pertanyaan pada guru ataupun orang tua. Akan tetapi ada beberapa anak yang perkembangan bahasanya terlihat terlambat dengan teman sebayanya seperti cenderung pasif dikelas, jarang berkomunikasi dengan guru ataupun teman, sulit menjawab pertanyaan baik dari guru ataupun teman, dan kalaupun berbicara cenderung bahasa yang digunakan masih sulit difahami/dimengerti orang lain.
2. Bentuk Draf
Berdasarkan perkembangan bahasa anak yang peneliti amati, terlihat pentingnya kebutuhan akan adanya instrumen yang bisa menggali hambatan perkembangan pada anak usia dini, yang bisa mengetahui sejak awal masuk sekolah kondisi bahasa pada anak, baik kelebihan ataupun keterlambatan pada perkembangan bahasa anak. Maka pada penelitian ini terumuskan draf instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa untuk anak usia dini yang masih dikhususkan pada anak usia 2-3 tahun. Bentuk draf instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa anak usia dini, yaitu berbentuk angket. Terdapat lima aspek perkembangan
(2)
91
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 91
bahasa dalam instrumen, yaitu aspek kosakata, aspek fungsi simbol, aspek bertanya, aspek preposisi, dan aspek artikulasi.
3. Produk Akhir (Instrumen Asesmen Hambatan Perkembangan Bahasa) Produk akhir penelitian ini adalah tersusunnya sebuah instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Adapun lima aspek perkembangan bahasa dalam instrumen ini dapat mengukur kemampuan bahasa anak usia 2-3 tahun yang meliputi:
a. Aspek kosa-kata yaitu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kosakata pada anak, dalam setiap item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, bahasa semantik dan bahasa pragmatig yang anak kuasai.
b. Aspek fungsi simbol yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam memahami fungsi suatu simbol/benda tersebut, dalam setiap item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, dan bahasa simantik yang anak kuasai.
c. Aspek bertanya yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bertanya pada anak, dalam item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, dan bahasa simantik yang anak kuasai. d. Aspek preposisi yaitu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
penggunaan preposisi pada anak, dalam item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa morfologi, bahasa sintaksis, dan bahasa simantik yang anak kuasai.
e. Aspek artikulasi yaitu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan artikulasi pada anak, dalam item aspek ini dapat mengukur sejauh mana perkembangan bahasa reseptif, bahasa ekspresif, bahasa dan bahasa fonologi yang anak kuasai.
(3)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 92
Hasil validasi para ahli dan uji coba lapangan menunjukkan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa valid dan reliabel (terbukti dari uji realibilitas keseluruhan aspek diketahui bahwa semua nilai pada kolom cronbach’s Alpha if Item Delete < 0,973, sehingga tidak ada butir instrumen asesmen yang perlu dibuang atau direvisi).
Hasil uji coba menunjukkan ada beberapa orang anak yang terjaring dan diduga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya (sebagai contoh kasus pada halaman 87). Dengan demikian, instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini dapat digunakan untuk membantu mengetahui hambatan perkembangan bahasa anak usia dini, dan dalam penelitian ini khususnya pada anak usia 2-3 tahun. (instrumen terlampir).
B. REKOMENDASI
1. Berdasarkan hasil ujicoba dalam penelitian ini, kelebihan asesmen menggunakan instrumen hambatan perkembangan bahasa ini yaitu:
a. Dapat digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan perkembangan bahasa pada anak usia dini (usia 2-3 tahun) diawal masuk sekolah.
b. Dapat digunakan untuk mengetahui di aspek perkembangan bahasa anak mana yang mengalami hambatan.
c. Dapat digunakan sebagai acuan pembuatan program intervensi dini guna perkembangan anak yang lebih baik kedepannya.
d. Dan dapat digunakan sebagai data rujukan untuk pengalihtanganan ke ahli yang terlibat dalam menentukan diagnosis kesulitan bahasa (speech-language pathologist, Audiiologist, psikolog, psikiater anak, dan dokter anak).
Dari beberapa kelebihan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini, sehingga peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut.
(4)
93
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 93
a. Bagi lembaga-lembaga yang menyelenggarkan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan untuk mengujicobakan dan menggunakan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini dalam menggali hambatan perkembangan bahasa anak usia dini. b. Dalam menggunakan asesmen ini, hendaknya asesor berkolaborasi
dengan orangtua.
c. Asesmen sebaiknya digunakan diawal kali masuk sekolah, sehingga kelebihan dan hamabatan dalam perkembangan bahasa anak dapat segera diketahui dan intervensi segera diberikan.
d. Asesmen ini bisa dipakai oleh guru maupun orangtua yang memang mengetahui perilaku dan sikap keseharian anak.
2. Dalam ujicoba penelitian ini, juga terdapat kelemahan dalam instrumen ini antara lain:
a. Sebelum menggunakan instrumen ini, asesor/guru harus sudah faham tentang perkembangan bahasa pada anak.
b. Sebaiknya instrumen ini dibuat lebih menarik dari tampilannya.
c. Dan bahasa yang digunakan juga yang universal, sehingga mudah dipahami oleh pengguna.
Dari beberapa kelemahan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa ini, sehingga peneliti merekomendasikan untuk penelitian yang serupa, disarankan dalam penyusunan instrumen asesmen terutama instrumen yang berbentuk angket, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan kisi-kisi 2) Memperhatikan prinsip penyusunan angket.
3) Memperhatikan bahasa redaksi. 4) Memperhatikan tampilan instrumen.
(5)
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
94 94
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi umum. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung Donna, Panji R. 2011. Thesis “Asesmen Aspek Emosi untuk Mengetahui
Hambatan Perkembangan Emosi Anak Prasekolah”. Perpustakaan UPI: Bandung
Dyer, Laura. 2009. Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak. BIP Gramedia: Jakarta
Hasan, Maimunah. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Diva Press: Jogjakarta Hasegawa, Tadaki S. (2014). Analisis Delphi. http://analisis-delphi.blogspot.com/
(diakses: 7 Februari 2014):
Heryati, Euis. 2009 . Ruang Lingkup Asesmen Perkembangan. Retrieved
November 19, 2012, from:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1977101320 05012-EUIS_HERYATI/Makalah_asesmen_perkembangan.pdf.
Indriati, Etty. 2011. Kesulitan Bicara dan Berbahasa pada Anak. Prenada Media Group: Jakarta.
Roopnarine, J. L & Johnson, J. E. 2011. Pendidikan anak Usia Dini dalam Berbagai Pendekatan. Edisi ke lima. Prenada Media Group: Jakarta.
Sadja’ah, Edja. 2213. Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Refika Aditama: Bandung.
Santrock, John W. 2001. Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.
Schwartz ER. Speech and Language Disorder. In: Schwartz MW, ed. Pediatric Primary Care; A Proplem Orientde Approach. St. Louis: Mosby, 1990; 696-700 (google picture diakses 23 Februari 2014).
(6)
95
Meilina Juwita Andini, 2014
Pengembangan instrumen asesmen hambatan perkembangan bahasa pada anak usia dini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
95
Soendari, Tjutju & Nani, Euis. 2011. Asesmen dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Amanah Offset: Bandung.
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung
Thomas, R. Murray. 1979. Comparing Theories of Child Development. Wadsworth Publishing Company: Belmont, California.
Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogjakarta
Ysseldyke, Jim. 2006. Effective Assesment for Students with Special Needs. Corwin Press: California.
... 2014. Anak Usia Dini. http://pgalvihidayah.wordpress.com/anak-usia-dini/ (diakses: 17 mei 2014): Play Group Alwi Hidayah.