PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PENGUNGKIT : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI PENGUNGKIT
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
AWALINA BAROKAH 1003471
(2)
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI PENGUNGKIT
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh Awalina Barokah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Awalina Barokah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI PENGUNGKIT
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh Awalina Barokah
1003471
Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I
Dr. Pupun Nuryani, M. Pd NIP. 196205221986032003
Pembimbing II
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas berkat dan rahmatnya yang tidak pernah berhenti kepada umat-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga kita masih diberikan kenikmatan akan iman silam yang hakiki. Ahamdulilah dengan selesainya skripsi
yang berjudul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Pembelajaran IPA Materi Pengungkit” yang merupakan salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana di Jurusan Pedagogik, Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan pada karya tulis sederhana ini. Oleh
karena itu “Tak ada Gading Yang Tak Retak”, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, semoga saja skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Bandung, Juni 2014
(5)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, sehingga mendapat bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak yang begitu berarti bagi penulis dalam melakukan penyelesaian skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ketua Prodi PGSD Bapak Dr. Nana Djumhana, M.Pd, yang turut serta memotivasi penulis agar segera menyelesaikan skripsi.
2. Dr. Pupun Nuryani, M.Pd sebagai Dosen pembimbing tetap I yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta dorongan moral dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Ida Kaniawati, M.Pd sebagai Dosen pembimbing tetap II yang selalu memberikan semangat dan bantuannya serta meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Dr. Dharma Kesuma , M.Pd sebagai Dosen pembimbing PLP yang telah memberikan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan PLPnya
(6)
6. Ayahku Fakhrur Rozi dan Ibuku Umiyati yang telah memberikan motivasi baik secara moril maupun materiil, memberikan kasih sayangnya serta
do’a yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Adikku Sulistianingsih Dwiyanti yang selalu memberikan dukungannya,
memberikan motivasi serta memberikan do’a yang tulus kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Nova Agung Nugroho yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, setia
mendengarkan keluh kesah serta memotivasi penulis dari mulai awal penyusunan skripsi hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Ridha, Tia, Ratna dan Lia terima kasih sahabat terbaikku, yang telah
banyak memberikan do’a dan motivasinya.
10.Teman-teman PLP ku (Mia, Ningrum, Alis, Cika, Aziz, Riani, Nana, Manika, Ohan dan Inong) terima kasih temanku tercinta yang telah banyak
memberikan do’a, motivasi, ilmu pengetahuan dan kerjasamanya.
11.Teman-teman kelas IPA B, terima kasih telah banyak memberikan do’a, dukungan dan pengetahuan baru yang penulis dapatkan.
12.Teman-teman KKNku yang telah memberikan semangat dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13.Teman-teman kosanku yang telah memberikan semangat dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(7)
14.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi mendekati kesempurnaan karya tulis di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber yang bermanfaat bagi pelaksanaan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat.
Amiin Ya Rabbal alamiin.
Bandung, Juni 2014
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A.Latar Belakang Masalah... 1
B.Rumusan Masalah... 6
C.Tujuan Penelitian... 6
D.Manfaat Penelitian... 6
E. Hipotesis Tindakan... 7
F. Definisi Operasional... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10
A.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar... 10
1. Pengertian Pembelajaran IPA... 10
2. Karakteristik Belajar IPA... 11
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD... 12
4. Ruang Lingkup IPA di SD... 12
5. Pengungkit dalam Pembelajaran IPA di Kelas V... 13
B.Pemahaman Konsep... 16
1. Pengertian Pemahaman Konsep... 16
2. Ruang Lingkup Pemahaman Konsep dalam Ranah Kognitif... 17
C.Pendekatan Keterampilan Proses Sains... 21
1. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Sains... 21
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains... 22
3. Kekurangan dan Kelebihan Keterampilan Proses Sains... 25
4. Peranan Guru dan Siswa pada Keterampilan Proses Sains 26
5. Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran IPA Materi Pengungkit di Kelas V SD... 28
D.Kerangka Berpikir... 31
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 31
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A.Metode Penelitian... 33
B.Subjek Penelitian... 34
C.Tempat Penelitian... 34
D.Waktu Penelitian... 35
(9)
F. Instrumen Penelitian... 38
G.Teknik Pengumpulan Data... 39
H.Rancangan Analisis Data... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45
A.Deskripsi Hasil Penelitian... 45
1. Deskripsi Penelitian Siklus I... 45
2. Deskripsi Penelitian Siklus II... 54
B.Pembahasan ... 61
1. Pelaksanaan Siklus... 61
2. Pemahaman Konsep... 68
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 76
A.Simpulan... 76
B.Rekomendasi... 77
DAFTAR PUSTAKA... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 81
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai Prasiklus... 3
Tabel 2.1 Kategori dan Proses Kognitif Pemahaman... 19
Tabel 2.2 Jenis KPS Menurut Para Ahli... 22
Tabel 2.3 Hubungan KPS dan Pemahaman Konsep... 30
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Rata-rata Kelas... 43
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa... 44
Tabel 4.1 Daftar Nilai Siklus I... 47
Tabel 4.2 Aspek Aktivitas Siswa dalam Pendekatan KPS... 50
Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II... 57
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengungkit... 14
Gambar 2.2 Pengungkit Golongan Satu... 14
Gambar 2.3 Pengungkit Golongan Dua... 15
Gambar 2.4 Pengungkit Golongan Tiga... 15
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir... 31
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian... 33
Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Siswa dalam Pendekatan KPS Siklus I... 63
Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Siswa dalam Pendekatan KPS Siklus II... 65
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Pemahaman Konsep... 68
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Pemahaman Mencontohkan... 69
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Pemahaman Mengklasifikasikan... 70
Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Pemahaman Menyimpulkan... 72
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A (Perangkat Pembelajaran)
A.1 Perangkat Pembelajaran Siklus I... 81
1. RPP Siklus I... 81
2. LKS Siklus I... 88
A.2 Perangkat Pembelajaran Siklus II... 100
1. RPP Siklus II... 100
2. LKS Siklus II... 107
Lampiran B (Instrumen Penelitian) B.1 Instrumen Tes... 125
1. Kisi-kisi Penyebaran Soal Siklus I... 125
2. Kisi-kisi Evaluasi Siklus I... 126
3. Soal Evaluasi Siklus I... 130
4. Rubrik Penilaian Siklus I... 132
5. Kisi-kisi Penyebaran Soal Siklus II... 135
6. Kisi-kisi Evaluasi Siklus II... 136
7. Soal Evaluasi Siklus II... 142
8. Rubrik Penilaian Siklus II... 145
B.2 Pedoman Observasi 1. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I... 148
2. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II... 151
3. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam KPS... 154
Lampiran C (Hasil Penelitian) C.1 Hasil Tes... 155
1. Skor Hasil Tes Siklus I... 155
2. Hasil Evaluasi Siklus I... 157
3. Hasil LKS Siklus I... 163
4. Hasil Evaluasi Siklus II... 166
5. Hasil LKS Siklus II... 175
(13)
C.2 Hasil Observasi... 183
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I... 183
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam KPS Siklus I... 188
3. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II... 193
4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam KPS Siklus I... 200
5. Hasil Refleksi... 204
Lampiran D ( Dokumen Penelitian) D.1 Foto Penelitian... 214
D.2 Surat Izin Penelitian... 218
D.3 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing Penyusunan Skripsi... 219
(14)
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA
PEMBELAJARAN IPA MATERI PENGUNGKIT
Awalina Barokah 1003471
Penelitian ini mengenai pemahaman konsep siswa yang masih rendah pada pembelajaran IPA. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 35 siswa. Penelitian ini mencoba menerapkan pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) pada materi pengungkit. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan pemahaman konsep dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart dengan dua siklus . Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan KPS pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa saat pembelajaran dan pemahaman konsep yang diperoleh siswa, terbukti persentase kelulusan siswa pada Prasiklus sebesar 22,4% yang mendapat nilai diatas KKM dengan rata-rata 65. Sedangkan pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM mengalami peningkatan yaitu sebesar 80% dengan nilai rata-rata 83,6. Siklus II persentase kelulusan sebesar 100% dengan nilai rata-rata 94,9. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses sains dapat meningkatkan pemahaman konsep pada materi pengungkit. Maka disarankan bagi guru untuk lebih mengkaji tahapan dalam pendekatan keterampilan proses sains, dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses sains, guru harus mengarahkan dan membimbing siswa agar semua siswa terlibat aktif dalam semua tahapan dan guru juga harus menerapkan keterampilan dasar yaitu keterampilan mengamati dan meningkatkan pelaksanaan keterampilan mengkomunikasikan, karena keterampilan dalam aktivitasnya masih rendah.
(15)
ABSTARCT
THE APPLICATION OF THE SCIENCE PROCESS SKILLS APPROACH TO IMPROVE UNDERSTANDING ON LEARNING THE IPA CONTENT
LEVERS
Awalina Barokah 1003471
This research is about understanding the concepts that students are stiil low on in the learning sciences. The subjects of this research is the grade V SDN Ciburial subdistrict of West Bandung Regency Lembang that add up to 35 students. This research tries to apply the sciences process skills approach (KPS) on levers. As for the purpose of this research is to know the implementation and understanding of the concepts by applying the science process skills approach. The research method used is the class action research (PTK) and Mc. Taggart Kemmis model with two cycles. The results of research using the KPS approaches learning IPA can improve students on graduation prasiklus 22,4% who got grades above KKM with an average of 65. While on cycle I student who earn above the KKM has increased the amount of 80% with 83,6 average rating. Cycle II graduation percentage of 100% with an average score of 94,9. Based on the results of the study it can be concluded that the application of the science process skills approach can improve the understanding of the concept of material on levers. It is recommended for teachers to better examine the stages in the process of science skills, approach in conducting the science process skill approach, teachers should direct and guide students so that all students are activetly involved in all stages and the teacher should also apply the basic skills are the skills to observe and improve the implementation of the skills of communicating, as skill in its activities is still low. Keywords: science process skills approach, understanding the concept.
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, mengharuskan manusia tidak bisa lepas dari pendidikan, pendidikan yang akan mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai makhluk yang berpendidikan. Pendidikan yang tidak hanya saat menjadi anak-anak tetapi pendidikan yang terus berlanjut hingga dewasa bahkan sampai kita meninggal dunia. Proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat itu menjadikan kita untuk terus mengembangkan pengetahuan tanpa dibatasi usia. Pendidikan yang menjadi bekal hidup manusia dalam menjalankan hidupnya melalui keterampilan menyiapkan fungsi hidup manusia baik secara jasmaniah ataupun rohaniah. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam Kesuma dan Hendriyani (2011, hlm. 218) :
Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan yang mempersiapkan generasi penerus untuk mengembangkan potensi yang telah dimilikinya untuk kehidupannya baik di masa sekarang maupun masa depan. Salah satu tingkat pendidikan yang wajib yaitu jenjang sekolah dasar. Di sekolah dasar, siswa harus menempuh pendidikan dari kelas satu sampai ke kelas enam. Siswa harus mengikuti semua pelajaran yang wajib di SD, salah satunya yaitu ilmu pengetahuan alam.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
(17)
2
alam sekitar. Ilmu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.
Conant dalam Samatowa (2010, hlm. 14) sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.
Berdasarkan pengertian tersebut sehingga IPA harus dipandang sebagai cara penemuan konsep yang saling berhubungan melalui kegiatan pengamatan ataupun percobaan. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat fakta, konsep, prinsip, teori yang merupakan produk dari IPA dan harus teruji kebenarannya melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Untuk mendapatkan produk tersebut harus adanya proses yang menerapkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Di dalam IPA pengetahuan yang memuat fakta, konsep, prinsip dan teori yang kebenarannya harus diuji. Fakta, konsep, prinsip merupakan produk dari IPA. Untuk mendapatkan produk tersebut harus adanya proses dalam pembelajaran IPA karena belajar IPA bukan sekedar bagaimana seorang anak dapat menemukan konsep-konsep dari pembelajaran kemudian anak tersebut menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tanpa melalui proses pembentukkan konsep tersebut. Untuk membentuk pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA, harus melalui proses yang di dalamnya menerapkan sikap-sikap ilmiah.
Dalam pembelajaran IPA seharusnya siswa harus berperan aktif, siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan pengamatan ataupun percobaan
(18)
3
mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Bukan pembelajaran yang membosankan yang kurang menggali keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA bisa dirangsang dengan membuat pembelajaran IPA yang menyenangkan, pembelajaran IPA yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa dengan menggunakan berbagai konsep dan prinsip IPA.
Hasil belajar yang diperoleh siswa pada pembelajaran IPA ini masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal ini dikarenakan siswa belum menguasai konsep mengenai pengungkit. Siswa cenderung sulit membedakan pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua dan pengungkit jenis ketiga. Siswa harusnya terlebih dahulu memahami letak titik tumpu, titik beban dan kuasa. Dari mengetahui letak titik tumpu, kuasa dan beban siswa akan dapat membedakan pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan kedua atau pengungkit golongan ketiga. Dalam proses pembelajaran pada materi pengungkit siswa banyak mendengar guru yang ceramah, tanpa siswa yang mengalami secara langsung pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran hanya sebagai pendengar informasi dari guru, sehingga siswa tidak mendapat pengalaman mengenai konsep yang akan didapatkannya, siswa hanya penerima konsep dari guru. Sehingga penguasaan konsep siswa sangat rendah dan berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Hasil observasi awal peneliti pada pra siklus di SDN Ciburial, yang diketahui bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah, hal tersebut bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM yaitu rata-rata 65,4 sedangkan KKM dari mata pelajaran IPA yaitu 75. Hampir sekitar 77,14% siswa atau 27 siswa dari 35 siswa mengalami kesulitan dalam menjawab dan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Hasil ini dilihat dari latihan soal yang diberikan guru, wawancara kepada guru dan hasil tanya jawab langsung kepada siswa.
Tabel 1.1
Daftar Nilai Pra Siklus
No Nama Prasiklus
(19)
4
2 AWT 45 belum tuntas
3 ANE 80 Tuntas
4 AS 60 belum tuntas
No Nama Prasiklus
5 BN 80 Tuntas
6 DDN 60 belum tuntas
7 DN 70 belum tuntas
8 DHP 80 Tuntas
9 DR 60 belum tuntas
10 DA 80 Tuntas
11 DAB 60 belum tuntas
12 EJ 60 belum tuntas
13 IA 70 belum tuntas
14 IS 65 belum tuntas
15 YR 60 belum tuntas
16 MA 80 Tuntas
17 MDA 60 belum tuntas
18 MVP 60 belum tuntas
19 NY 80 Tuntas
20 PM 65 belum tuntas
21 RKM 60 belum tuntas
22 RN 65 belum tuntas
23 AS 65 belum tuntas
24 SDR 60 belum tuntas
25 SBS 60 belum tuntas
26 SR 60 belum tuntas
27 SL 80 Tuntas
28 SF 50 belum tuntas
29 SS 60 belum tuntas
(20)
5
Rendahnya hasil belajar ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan guru tidak terpusat pada siswa. Dalam pembelajaran ini guru lebih mendominasi sedangkan siswa hanya pendengar informasi dari guru tanpa siswa sendiri yang menemukannya. Guru mengajar lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa terbiasa dengan menghafal, tanpa adanya proses yang bermakna untuk membentuk pengetahuan siswa. Guru hanya memindahkan sejumlah rumus, hukum, prinsip, teori dan konsep tanpa siswa sendiri yang menemukannya. Pengetahuan yang diperoleh siswa langsung ditansfer sesuai dengan pengetahuan guru, tanpa siswa sendiri yang menemukan pengetahuan. Dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, proses pembelajaran siswa hanya seputar mendengarkan dan menghafalkan materi yang akan dipelajari tanpa adanya kegiatan yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang membosankan ini juga tidak menggunakan media dan sumber belajar yang dekat dengan siswa, pemahaman siswa untuk menguasai konseppun rendah, padahal pemahaman konsep yang diterima siswa tergantung dari pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran.
Pendekatan yang menitikberatkan kepada pengalaman langsung siswa, pengalaman berupa proses pembelajaran. Penerapan guru dalam menggunakan model atau metode atau pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media yang optimal dan sumber belajar yang tidak hanya terpatok pada satu sumber. Dalam pembelajaran guru tidak mengembangkan kemampuan siswa dengan memberikan keterampilan proses sains kepada siswa, tetapi guru lebih cenderung mengarahkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran tanpa adanya proses pembelajaran yang akan menghasilkan pemahaman dan penguasaan konsep oleh siswa.
Apabila guru menerapkan pendekatan keterampilan proses sains saat pembelajaran maka siswa akan mendapatkan pengetahuan secara konseptual dan permanen. Pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran yang menitikberatkan kepada keterampilan proses sains siswa, keterampilan siswa mengamati, mengklasifikasikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil. Pendekatan keterampilan proses sains pembelajaran yang dialami siswa lebih
(21)
6
bermakna dan siswa bisa membentuk pengetahuan yang dialaminya secara konseptual. Pembelajaran yang menekankan kepada proses yang didapat siswa sehingga pemahaman konsep yang didapatkan siswa meningkat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu adanya penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung untuk meningkatkan pemahaman konsep melalui pendekatan keterampillan proses sains, maka penelitian tindakan kelas ini berjudul:
“Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep pada Pembelajaran IPA Materi Pengungkit”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses sains pada materi pengungkit di kelas V SDN Ciburial? 2. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
IPA melalui pendekatan keterampilan proses sains pada materi pengungkit di kelas V SDN Ciburial?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajarannya dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains:
(22)
7
Dengan melakukan ini dapat diharapkan memberikan manfaat yang baik terutama bagi guru, dan bagi siswa. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Guru
1. Dapat menambah wawasan tentang penerapan pendekatan keterampilan proses sains untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna.
2. Sebagai masukan alternatif dengan pendekatan pembelajaran IPA di SD yang berpusat pada siswa.
3. Dapat memberikan aspirasi bagi guru untuk melakukan proses belajar pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan.
b. Bagi Siswa
1. Dengan pendekatan keterampilan proses sains, siswa dapat memahami konsep yang dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya.
2. Dengan pendekatan keterampilan proses sains, siswa dapat membentuk pengetahuannya secara konseptual.
3. Dengan pendekatan keterampilan proses sains, siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep dan menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
c. Bagi Sekolah
1. Sebagai masukan dalam penyediaan dan pengelolaan sumber belajar di sekolah.
2. Sebagai masukan dalam memberi kontribusi untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya pada pembelajaran IPA.
3. Sebagai masukan dalam memberi inovasi model pembelajaran di sekolah.
d. Bagi Peneliti
1. Mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dalam keterampilan belajar mengajar di sekolah menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. 2. Mendapatkan pengalaman baru dalam keterampilan belajar mengajar di
sekolah menggunakan pendekatan keterampilan proses sains.
(23)
8
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut:
“Penerapan pendekatan keterampilan proses sains akan meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA pada materi pengungkit”.
F. Definisi Operasional 1. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep, tetapi siswa tersebut bukan hanya mengetahui atau mengingat tetapi dapat mengungkapkan kembali konsep yang ditemukannya menggunakan kata-katanya sendiri.
Dalam penelitian ini siswa dikatakan sudah memahami konsep apabila siswa sudah dapat:
a. Mengklasifikasikan:siswa sudah dikatakan mampu mengklasifikasikan apabila siswa sudah dapat menunjukkan letak titik tumpu, kuasa dan beban.
b. Memberikan contoh:siswa sudah dikatakan mampu memberikan contoh apabila siswa sudah dapat menyebutkan contoh benda-benda yang termasuk pengungkit golongan pertama, kedua dan ketiga
c. Menyimpulkan:siswa sudah dikatakan mampu menyimpulkan apabila siswa sudah dapat menyimpulkan bahwa pengungkit golongan pertama, kedua dan ketiga dapat memudahkan pekerjaan manusia.
d. Menjelaskan:siswa dikatakan mampu menjelaskan apabila siswa sudah dapat menjelaskan pengertian pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, kuasa dan beban.
(24)
9
Keterampilan proses ini mencakup keterampilan untuk menggunakan segenap alat indera yang kita miliki. Mengamati bukanlah sekedar melihat. Dalam pembelajaran materi pengungkit ini, siswa mengamati contoh benda yang ada di meja kerjanya misalnya gunting. Siswa mengamati gunting untuk mengetahui prinsip kerja gunting.
b. Keterampilan interpretasi
Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi. Dalam mengintrpretasi siswa mencatat hasil pengamatannya.
c. Keterampilan mengklasifikasi
Mengklasifikasi merupakan proses memisahkan benda-benda atau kejadian-kejadian berdasarkan bentuk-bentuk yang umum. Dalam keterampilan ini siswa mengklasifikasikan titik tumpu, letak kuasa dan letak beban.
d. Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi mencakup keterampilan menyampaikan dan menerima informasi. Dalam pembelajaran pengungkit ini siswa mendapatkan keterampilan berkomunikasi yaitu siswa menyimpulkan hasil pengamatannya, siswa tersebut menyampaikan kepada teman-temannya dan menerima saran atau kritik dari teman-teman-temannya mengenai hasil pengamatannya.
(25)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK model Kemmis dan Taggart dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Gambar 6
Model/desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2012, hlm. 16)
(26)
34
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti harus mempersiapkan beberapahal diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
2. Pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan atau menerapkan perencanaan yang telah dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Observasi
Dalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui dampak apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan. 4. Refleksi
Tahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Ciburial Kecamatan Lembang dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 17 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki - laki.
Alasan penelitian kelas V sebagai sumber penelitian adalah karena guru merasakan di kelas ini siswa belum menguasai konsep yang diajarkan guru sehingga perlu adanya penelitian tindakan pada kelas ini.
(27)
35
Penelitian dilakukan di SD Negeri Ciburial, yang beralamatkan Jalan Tangkuban Parahu Lembang, Kabupaten Bandung. Sekolah ini berada di pinggir jalan raya. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena adanya permasalahan mengenai pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti tertarik melaksanakan penelitian di sekolah ini. Selain itu peneliti juga pernah mengajar di SD ini sehingga penenliti mengetahui karakteristik siswanya dan untuk perizinan melakukan penelitian tidak disulit malah didukung oleh guru-guru.
D. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah 4 bulan terhitung Februari sampai Mei tahun 2014.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan di SDN Ciburial ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa kelas V pada mata pelajaran IPA pada materi pengungkit . Menurut Menurut Kemmis dan McTaggart (Arikunto, 2012, hlm. 97) tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada referensi awal.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.
(28)
36
Kegiatan identifikasi masalah dimulai dari:
1) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, buku sumber kelas V, pembelajaran IPA, dan pendekatan pembelajaran inovatif yang sesuai untuk IPA.
2) Melakukan pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas V SDN Ciburial.
3) Menentukan pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran IPA di SDN Ciburial.
4) Menyusun konsep pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
5) Merumuskan RPP pada pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses sains.
6) Menyusun dan menetapkan instrumen untuk setiap tahapan PTK.
2. Tahap Tindakan
Tahap tindakan pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa siklus, yaitu:
Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanaan tindakan penelitian, penelitian merencanakan beberapa rencana tindakan penelitian, yang meliputi:
1) Wawancara Kondisi kelas yang meliputi karakteristik siswa dan pendekatan yang digunakan guru saat pembelajaran.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Pembuatan Lembar Kerja Siswa.
4) Menyiapkan sumber belajar
5) Membuat alat bantu atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
6) Membuat format evaluasi.
7) Mengembangkan format observasi pembelajaran. b. Pelaksanaan
(29)
37
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan harus sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya, kegiatan dalam pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan RPP, meliputi:
1) Mengamati
2) Menafsirkan hasil pengamatan 3) Mengklasifikasikan
4) Mengkomunikasikan
5) Dengan kegiatan yang menekankan pada proses sains ini siswa menghubungkan pengetahuan yang sudah didapatkannya dengan pengetahuan barunya sehingga pemahaman konsep mengenai pengungkit ini meningkat.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, yang bertujuan untuk mengetahui:
1) Situasi kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas meliputi aktivitas guru dan siswa.
2) Pemanfaatan media yang digunakan.
3) Sikap siswa saat mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan.
d. Refleksi
Kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap berhasil apabila siswa:
(30)
38
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains.
d. Refleksi
Peneliti membuat refleksi dalam pembelajaran untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran siklus selanjutnya jika dirasa pembelajaran belum sesuai target.
F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Non Tes
a. Lembar pengamatan (Observasi)
Lembar pengamatan (Observasi) digunakan untuk mengumpulkan data. Lembar pengamatan merupakan panduan yang berisi hal pokok yang harus dicermati pada saat observasi berlangsung. Kasbolah (1999, hlm. 91) menyatakan bahwa
Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.
Observasi dilakukan untuk mengamati dan merekam seluruh kegiatan siswa dan kinerja guru pada saat pembelajaran IPA. Adapun aspek yang diamati dari siswa dalam penelitian ini adalah tentang tindakan / tahapan – tahapan dari pendekatan yang digunakan, sedangkan aspek yang diamati dari guru adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal tersebut untuk
(31)
39
mengetahui perubahan yang diinginkan dari menggunakan pendekatan keterampilan proses sains.
b. Dokumentasi
Teknik dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen arsip, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumentasi sehubungan penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan tujuan.
Dokumentasi ini berfungsi untuk mengumpulkan data dan bukti penelitian yang dilakukan peneliti.
2. Instrumen Tes
a. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi adalah alat bantu yang diberikan kepada siswa berupa tes untuk mengukur kemampuan awal sebelum diberi tindakan dan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep setelah diberi tindakan. Lembar evaluasi ini berisi butiran soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi yang telah mereka pelajari melalui pendekatan keterampilan proses sains.
b. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa sebagai alat dalam pembelajaran yang dilakukan guru.
(32)
40
aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan pada setiap tindakan seperti kegiatan guru, kegiatan siswa, observer dan saat melakukan wawancara . Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh gammbaran jelas mengenai kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan keterampilan proses. 3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah pembelajaran dilaksanakan (post test). Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan pendekatan keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA. Evaluasi dilaksanakan di setiap tindakan 4. LKS
Lembar kegiatan siswa dilaksanakan ketika pembelajaran setelah siswa melaksanakan pengamatan dan percobaan. LKS diberikan kepada setiap kelompok. Pada setiap siklus LKS diberikan kepada siswa, hal ini bertujuan agar mengetahui berapa besar pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang telah guru sampaikan.
H. Rancangan Analisis Data
Dalam penelitian diharapkan memperoleh hasil yang didapat dari alat penilaian berupa tes. Sudjana (2009, hlm. 106) mengemukakan bahwa,
―proses mengubah skor mentah menjadi skor masak dengan menggunakan
teknik statistika disebut pengolahan data‖. Analisis data yang digunakan adalah: 1. Analisis Data Kualitatif
Dalam analisis data kualitatif peneliti menganalisis lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar keterlaksanaan pendekatan dan pengolahan dokumentasi
(33)
41
Secara singkat, tahap analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan data. Reduksi data dengan memilah-milah data mana saja yang sekiranya bermanfaat dan data mana saja yang diabaikan, sehingga data yang terkumpul dapat memberikan informasi yang bermakna. Paparan data bisa ditampilkan dalam bentuk narasi, grafis, tabel, dan matrik yang berfungsi untuk menunjukan informasi tetntang suatu hal berkaitan dengan variabel yang satu dengan yang lain. Penyimpulan data, yaitu proses menarik intisari atas sajian data dalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.
a. Pengolahan Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Dalam mengukur peningkatan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan pendekatan keterampilan proses yaitu dengan menganalisis data secara deskripstif. Data tersebut berupa lembar observasi guru dan siswa.
b. Pengolahan Data Keterlaksanaan Pendekatan
Dalam mengukur observasi aktivitas siswa menggunakan format observasi keterlaksanaan pendekatan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Pengolahan Dokumentasi
Dokumentasi diolah dengan memilah-milah dokumentasi yang sesuai dengan pembelajaran. Dokumentasi akan dimasukkan ke dalam lampiran.
(34)
42
konsep siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan keterampilan proses sains.
1) Pemberian Skor
Pedoman penskoran yang diberikan berpedoman pada buku panduan penyusunan, penskoran dan penggunaan tes prestasi belajar bentuk uraian. Untuk soal bentuk uraian objektif menggunakan kunci jawaban, sedang nonobjektif menggunakan kriteria jawaban.
a) Soal bentuk uraian objektif
Dalam penskoran soal bentuk uraian objektif, skor hanya
dimungkinkan dua kategori, yaitu ―Benar atau Salah‖. Untuk setiap kata kunci yang ―Benar‖ diberi skor satu. Setiap kata kunci yang tidak dapat dijawab atau dijawab ―Salah‖ diberi
skor nol.
b) Soal bentuk uraian nonobjektif
Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan dalam rentang. Rentang skor adalah angka yang menunjukkan rentang dari skor minimum ke skor maksimum dari satu kriteria jawaban. Besarnya rentang skor ditentukan oleh komplektifitas jawaban.
Dalam pemberian skor ini untuk skor uraian objektif digunakan skor nol atau satu sedangkan soal bentuk uraian nonobjektif diberikan rentang skor 0-4.
2) Menghitung rata-rata (mean)
Rata-rata hitung skor pos tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan: x = Rata-rata hitung
(35)
43
N= Banyaknya data
Sumber: (Sudjana, 2009, hlm. 109)
3) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus dengan rumus.
P : Persentase
ΣP : Jumlah siswa yang lulus
ΣN : Banyak seluruh siswa
Sumber: (Warman, 2013, hlm. 29) 4) Untuk Melihat Penilaian Akhir Siswa
Untuk melihat penilaian akhir siswa setelah diberikan test, yaitu: Penilaian akhir : Jumlah skor yang diperoleh siswa
jumlah skor maksimal x 100
Sumber: (Warman, 2013, hlm. 30) 5) Untuk Melihat Kriteria Nilai yang dicapai Siswa
P = P
N
(36)
44
60-69 Cukup
50-59 Kurang
<50 Kurang sekali
Sumber: Depdiknas (dalam Gumilar, 2013, hlm. 38) 6) Untuk Melihat Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)
Untuk melihat kriteria keberhasilan belajar siswa (%). Tabel 3.2
Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa (%) Tingkat Keberhasilan(%) Klasifikasi
>80 Sangat tinggi
60—79 Tinggi
40-59 Sedang
20-39 Rendah
<20 Sangat rendah
Sumber: Aqib (dalam Gumilar, 2013, hlm. 39) 7) Untuk Melihat Ketercapaian Indikator (%)
Untuk melihat ketercapaian skor pada setiap indikator digunakan rumus :
Ketercapaian skor = Siswa yang memperoleh skor X 100%
Jumlah siswa
Ketercapaian indikator= Jumlah ketercapaian skor Jumlah soal dalam setiap indikator b. Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran
Untuk mengetahui presentase keterlaksanaan pendekatan pembelajaran, maka digunakan persamaan:
(37)
45
Jumlah aktivitas yang seharusnya terlaksana
(38)
76
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran dari tindakan penelitian siklus I sampai siklus II Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD Negeri Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat mengenai penerapan pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA materi pengungkit, dalam materi pengungkit ini peneliti membatasi materi pelajaran dengan pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan kedua dan pengungkit golongan ketiga, maka berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan pembelajaran pengungkit golongan pertama, kedua dan ketiga menggunakan pendekatan keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep di kelas V SDN Ciburial. Dengan memperhatikan tahap-tahapan pembelajaran:tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti dan tahap kegiatan penutup. Pada tahap kegiatan awal dilakukan pengkondisian siswa, apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Pada tahap kegiatan inti dengan memperhatikan aspek aktivitas siswa dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses sains yang mencakup keterampilan mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, mengklasifikasikan, dan mengkomunikasikan. Kemudian pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan, penguatan dan evaluasi serta melakukan refleksi dan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Pemahaman konsep pada pembelajaran IPA materi pengungkit dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari hasil tes yang diberikan guru. Pada
(39)
77
prasiklus rata-rata nilai yang diperoleh siswa 65,4. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah menggunakan pendekatan keterampilan proses mengalami peningkatan yaitu 83,6 dan pada siklus II, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yaitu 94,9.
B. REKOMENDASI
Dalam penerapan pendekatan keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA materi pengungkit untuk meningkatan pemahaman konsep di kelas V SDN Ciburial kecamatan Lembang, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang perlu dipertimbangkan untuk keberhasilan proses pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses sains, diantaranya sebagai berikut:
1. Guru harus lebih mengkaji tahapan dalam pendekatan keterampilan proses sains.
2. Dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses sains, guru harus menerapkan keterampilan dasar yaitu keterampilan mengamati.
3. Dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses sains guru harus mengembangkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan, karena dalam penelitian ini aspek keterampilan siswa masih rendah.
4. Dalam melaksanakan keempat aktivitas tersebut guru harus memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa agar aktivitas dalam KPS melibatkan semua siswa karena pada dasarnya pendekatan KPS lebih menekankan kepada proses belajar atau pengalaman langsung siswa.
(40)
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Astuti, P. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII. Skripsi pada FIP
UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Deka,W. (2013). Penerapan Pendekatan CTL Pada Mata Pelajaran Matematika
Materi Bangun Ruang Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SDN 1 Langensari. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing
Gumilar, K. (2013) Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi pada FIP UPI Bandung:
tidak diterbitkan
Handayani, DH. (2011).Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi pada
FITK UIN Jakarta: tidak diterbitkan
Haryano. (2013). Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta: Kepel Press
Haryanto. (2004). SAINS untuk SD kelas V. Jakarta: Erlangga
Heriawan, A. (2008). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G
(41)
79
Karlina. (2011). Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV
SD Melalui Model Pembelajaram Inkuiri Terbimbing pada Materi Membuat Karya Model untuk Menunjukkan Perubahan Energi Gerak Akibat Pengaruh Udara. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.
Kristiono dan Suhandi, A. (2011). Penyusunan dan Analisis Tes Pemahaman
(Understanding)Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru. [Online].
Tersedia di http://seminar .uny.ac.idsemnasmipa. [Diakses 28 Februari 2014]
Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama
Kesuma, dkk. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Putra,SR. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Divapress
Rosiani LH.(2011). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi pada FITK UIN Jakarta: tidak
diterbitkan
Rustaman, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.Malang: Universitas Negeri Malang
(42)
80
Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks
Sudjana,N. (2011). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiarti. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA dengan Materi Cahaya. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Susilo. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suwarto. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(1)
45
Jumlah aktivitas yang seharusnya terlaksana
(2)
76
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran dari tindakan penelitian siklus I sampai siklus II Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD Negeri Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat mengenai penerapan pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA materi pengungkit, dalam materi pengungkit ini peneliti membatasi materi pelajaran dengan pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan kedua dan pengungkit golongan ketiga, maka berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan pembelajaran pengungkit golongan pertama, kedua dan ketiga menggunakan pendekatan keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep di kelas V SDN Ciburial. Dengan memperhatikan tahap-tahapan pembelajaran:tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti dan tahap kegiatan penutup. Pada tahap kegiatan awal dilakukan pengkondisian siswa, apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Pada tahap kegiatan inti dengan memperhatikan aspek aktivitas siswa dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses sains yang mencakup keterampilan mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, mengklasifikasikan, dan mengkomunikasikan. Kemudian pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan, penguatan dan evaluasi serta melakukan refleksi dan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Pemahaman konsep pada pembelajaran IPA materi pengungkit dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari hasil tes yang diberikan guru. Pada
(3)
77
prasiklus rata-rata nilai yang diperoleh siswa 65,4. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah menggunakan pendekatan keterampilan proses mengalami peningkatan yaitu 83,6 dan pada siklus II, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yaitu 94,9.
B. REKOMENDASI
Dalam penerapan pendekatan keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA materi pengungkit untuk meningkatan pemahaman konsep di kelas V SDN Ciburial kecamatan Lembang, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang perlu dipertimbangkan untuk keberhasilan proses pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses sains, diantaranya sebagai berikut:
1. Guru harus lebih mengkaji tahapan dalam pendekatan keterampilan proses sains.
2. Dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses sains, guru harus menerapkan keterampilan dasar yaitu keterampilan mengamati.
3. Dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses sains guru harus mengembangkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan, karena dalam penelitian ini aspek keterampilan siswa masih rendah.
4. Dalam melaksanakan keempat aktivitas tersebut guru harus memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa agar aktivitas dalam KPS melibatkan semua siswa karena pada dasarnya pendekatan KPS lebih menekankan kepada proses belajar atau pengalaman langsung siswa.
(4)
78
Astuti, P. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Deka,W. (2013). Penerapan Pendekatan CTL Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SDN 1 Langensari. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing
Gumilar, K. (2013) Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Handayani, DH. (2011).Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa melalui Pendekatan Keterampilan Proses pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi pada FITK UIN Jakarta: tidak diterbitkan
Haryano. (2013). Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta: Kepel Press
Haryanto. (2004). SAINS untuk SD kelas V. Jakarta: Erlangga
Heriawan, A. (2008). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G
(5)
79
Karlina. (2011). Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV SD Melalui Model Pembelajaram Inkuiri Terbimbing pada Materi Membuat Karya Model untuk Menunjukkan Perubahan Energi Gerak Akibat Pengaruh Udara. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.
Kristiono dan Suhandi, A. (2011). Penyusunan dan Analisis Tes Pemahaman (Understanding)Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru. [Online]. Tersedia di http://seminar .uny.ac.idsemnasmipa. [Diakses 28 Februari 2014]
Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama
Kesuma, dkk. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Putra,SR. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Divapress
Rosiani LH.(2011). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi pada FITK UIN Jakarta: tidak diterbitkan
Rustaman, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.Malang: Universitas Negeri Malang
Safari,dkk. (1993). Penyusunan, Penskoran dan Penggunaan Tes Prestasi Belajar Bentuk Uraian. Jakarta: Puslitbang Sisjian
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
(6)
Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks
Sudjana,N. (2011). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiarti. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA dengan Materi Cahaya. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan
Susilo. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suwarto. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.