PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Penye
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok
Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem)
Oleh
FLORENTINA KRIDA WIJAYANTI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(2)
ii ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok
Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem)
Oleh
FLORENTINA KRIDA WIJAYANTI
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap keterampilan proses sains (KPS) siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem di SMP Negeri 1 Pagelaran. Sampel dalam penelitian adalah siswa adalah kelas VII. 1 dan VII. 2 di SMP Negeri 1 Pagelaran yang ditentukan dengan teknik sampling yakni purposive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata pretest, posttest dan N-gain. Analisis data kuantitatif menggunakan uji-t dan U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif dalam penelitian adalah keterampilan proses sains dan tanggapan berupa angket terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing yang dianalisis secara deskriptif.
(3)
iii
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains (KPS) siswa yang dibuktikan dengan N-gain = 76,06 ± 17,07. Empat indikator KPS mengalami peningkatan berbeda secara signifikan yaitu pada indikator
mengamati, menghipotesis, memprediksi dan mengkomunikasikan. Satu indikator KPS tidak berbeda secara signifikan yaitu indikator menginterpretasi. Pada aspek mengamati rata-rata N-gain 94,54 ± 0,25, menghipotesis 83,87 ± 0,24,
menginterpretasi 50,00 ± 0,41, memprediksi 82,25 ± 0,33dan
mengkomunikasikan 76,80 ± 0,41. Berdasarkan observasi rata-rata keterampilan proses sains (KPS) siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen yaitu 83,2% dengan kriteria tinggi. Selain itu, sebagian besar siswa (81,45%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan LKS Inkuiri Terbimbing berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
Kata kunci: Inkuiri terbimbing, keterampilan proses sains (KPS), LKS, pemanasan global.
(4)
(5)
(6)
(7)
Penulis dilahirkan di Kasui 10 Februari 1993, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak M. Heri Mujiko dengan Ibu Lusia Suminah. Alamat penulis adalah desa Kebun Duku Jln. Jaya Tinggi No.42, Kecamatan Kasui
Kabupaten Way Kanan. Nomor handphone penulis yaitu 089624619218.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Jaya Tinggi (1999-2005), SMP Bhakti Baradatu (2005-2006), SMP Negeri 1 Kasui (2006-2008), dan SMA Xaverius Pringsewu (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penulis pernah mengikuti organisasi mahasiswa unila seperti Paduan Suara Universitas Lampung tahun 2011-2015 dan mengikuti Kompetisi BICF (Bali International Choir Festival) di Bali pada tahun 2012, PESPARAWI Nasional di Ambon dan UKI Jakarta pada tahun 2012 dan 2014 dan Festival Coral
International Canta Al Mar di Spanyol pada tahun 2014. Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) tahun 2014 di desa Banjar Negoro Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus dan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Wonosobo.
(8)
Segalanya ada di dalam genggaman tangan-Ku dan di bawah
telapak kaki-Ku, jangan pernah kamu takut terhadap segala
mara bahaya sebab Aku besertamu
( J.C)
Love is Life, Life is Lord and Lord is Love
(Florentina Krida Wijayanti)
(9)
Puji Syukur...
Puji Tuhan di dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
atas segala limpahan berkat, anugerah dan karunia yang tak terhingga
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada :
Ayahku tercinta M. Heri Mujiko dan Ibuku tercinta Lusia Suminah
Yang telah membesarkanku dengan penuh cinta kasih, mendukungku dengan
sepenuh jiwa raga dan tak pernah henti-hentinya mendoakanku dalam setiap
kehidupanku agar aku memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan.
Nenekku terkasih :
Irmina Partini dan Veronika Sajiyem
yang selalu mendukungku lewat perhatian, kasih sayang dan doa.
Adikku tersayang :
Elisabet Arum Arini dan Yohanes Trio Wibowo
yang selalu memberikan keceriaan dan semangat.
Mamasku tersayang:
Andreas Wiroso Pitutur
yang selalu memberikan support, perhatian, dan doa.
Para dosen dan guruku, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
(10)
xi
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila.Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
DAN DAMPAKNYA BAGI EKOSISTEM”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Dr. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
ilmu, bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;
(11)
xii
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan;
8. Suwardi SY, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Pagelaran;
9. Ana Heni YSW, S.Pd., selaku Guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
10. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII 1 dan VII 2 SMP Negeri 1 Pagelaran atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung;
11. Observer dalam penelitian ini Fajar Lestari, Erwan Feriyadi, dan Putri Ratna Sari atas semua waktu dan tenaga selama penelitian berlangsung;
12. Teman dekatku Andreas Wiroso Pitutur yang selalu memberikan support, perhatian dan doanya hingga penulis tetap semangat;
13. Team tersolidku Fajar Lestari dan Erwan Feriyadi yang selalu memberikan support;
14. Paduan Suara Mahasiswa Unila dari Pelatih, Alumni, Angkatan ku 2011, 2012, 2013, dan 2014 Terimakasih atas pengalaman, kekeluargaan, dan support kalian yang sangat luar biasa;
Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin
Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
F. Hipotesis ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar LKS ... 8
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 15
C. Keterampilan Proses Sains ... 22
D. Kerangka Pikir……… 26
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Desain Penelitian ... 28
D. Prosedur penelitian ... 29
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 41
F. Teknik Analisis Data ... 46
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
B. Pembahasan ... 55
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 67
(13)
xiv
1. Silabus ... 74
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 84
3. Lembar Kerja Kelompok (LKS) ... 104
4. Rubrik Penilaian LKS Inkuiri Terbimbing ... 125
5. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 128
6. Soal Pretest dan Posttest ... 135
7. Rubrik Penilaian Soal Pretest dan Posttest ... 142
8. Lembar observasi KPS siswa ... 143
9. Angket Tanggapan Siswa ... 146
10.Data Hasil Penelitian ... 147
11. Analisis per indikator ……… 151
12. Analisis Observasi KPS………. 155
13. Analisis Tanggapan Siswa………. 159
(14)
Tabel Halaman
1. Lembar observasi KPS siswa... 43
2. Penskoran KPS... 43
3. Item pernyataan pada angket... 45
4. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data... 45
5. Persentase dan kriteria KPS ... 49
6. Skor perjawaban angket ... 49
7. Data angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 50
8. Kriteria tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 50
9. Hasil uji statistik terhadap nilaipretestt, posttestdanN-gain... 51
10. Hasil uji statistikN-gainindikator KPS siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 53
11. Hasil observasi KPS siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 54
12.Nilaipretest,posttestdanN-gainkelas eksperimen ... 147
13.Nilaipretest,posttestdanN-gainkelas kontrol... 149
14. Analisis per indikator kelas eksperimen ... 151
15. Analisis per indikator kelas kontrol ... 153
16. Analisis observasi KPS siswa kelas eksperimen ... 155
17. Analisis observasi KPS siswa kelas kontrol ... 157
18. Analisis tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 159
(15)
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 27
2. Desainpretest-posttestkelompok tak ekuivalen... 28
3. Grafik data hasil observasi keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 54
4. Persentase tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 55
5. Contoh jawaban siswa mengamati LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) dan LKS Diskusi (pert.1) ... 59
6. Contoh jawaban siswa menghipotesis LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) dan LKS Diskusi (pert.1) ... 60
7. Contoh jawaban siswa menginterpretasi pada LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) ... 61
8. Contoh jawaban siswa memprediksi pada LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.2) dan pada LKS Diskusi (pert.1) ... 62
9. Contoh jawaban siswa mengkomunikasikan pada LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) dan pada LKS Diskusi (pert.1)... 64
10. Guru menuliskan tema dan tujuan pembelajaran ... 160
11. Siswa mengerjakanpretest/posttest ... 160
12. Guru memberikan motivasi dan apresepsi ... 160
13. Siswa mendiskusikan perubahan suhu saat ruang kelas tertutup... .. 160
14. Perwakilan kelompok berpresentasi... 161
15. Siswa mengamati video secara berkelompok... 161
16. Siswa mengisi angket tanggapan terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 161
(16)
xvii
19. Siswa menuliskan jawaban yang akan dibahas bersama... 162 20. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok... 162
(17)
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam menjelajah dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Trianto, 2012: 153). Memahami alam sekitar secara ilmiah memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki oleh siswa dalam pendidikan pada pembelajaran IPA adalah keterampilan proses sains (Kemendikbud, 2013: 214).
Keterampilan proses sains sangat penting karena mampu menerapkan sikap ilmiah siswa dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan (Rustaman, 2007: 78). Sejalan dengan hal itu Beberapa alasan mengenai seberapa penting keterampilan proses sains yaitu : (1) sains tidak terpisahkan oleh metode penyelidikan, dalam memahami sains tidak hanya mengetahui materi sains saja, melainkan dapat memahami bagaimana cara mengumpulkan fakta dan mengolahnya, menafsirkan dan membuktikan fakta tersebut, (2) keterampilan proses sains juga diperlukan sepanjang hayat(life-long
(18)
(2011:108) keterampilan proses sains mampu meningkatkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa.
Pada kenyataannya, proses pembelajaran IPA berbeda dengan yang diharapkan. Pembelajaran IPA di sekolah masih melaksanakan proses pembelajaran secara konvensional, pembelajaran berpusat pada guru dan siswa pasif mengikuti pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan keterampilan proses sains siswa saat belajar IPA masih sangat rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya (Hadiana, 2011 : 2). Hal ini senada dengan hasil data yang diperoleh dari
Trends International Mathematis and Science Study(TIMSS) tahun 2011,
peringkat anak-anak Indonesia bertengger di posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika dan menduduki posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406 masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500 (IEA, 2012). Kondisi yang tidak jauh berbeda terlihat dari hasil studi yang dilakukan
Programme for International Student Assesment(PISA) tahun 2012 yang
mengukur tentangscience literacy,skor rata-rata siswa Indonesia adalah 382. Nilai 382 menggolongkan Indonesia pada skala PISA terendah yakni siswa memiliki pengetahuan yang terbatas.
Sementara itu hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang
dilakukan peneliti di SMPN 1 Pagelaran Kabupaten Pringsewu menunjukkan hal yang serupa. Keterampilan proses sains siswa belum dikembangkan secara optimal. Hal ini dikarenakan siswa belum pernah diperkenalkan dengan soal-soal
(19)
evaluasi yang menguji keterampilan proses sains. Soal-soal yang digunakan sebagai evaluasi biasanya hanya menguji tentang pengetahuan konsep, sehingga keterampilan proses sains siswa tingkat dasar seperti mengamati, menghipotesis, menginterpretasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan belum maksimal.
Selain itu, proses pembelajaran IPA kelas VII yang dilakukan guru di SMPN 1 Pagelaran selama ini belum pernah menggunakan LKS sebagai bahan ajar untuk membantu siswa dalam menguasai materi. Dengan banyaknya manfaat dari LKS, tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan yakni guru hanya
menggunakan metode ceramah dan pembahasan materi pada buku teks. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih kemampuannya untuk mampu merumuskan gagasannya sendiri dan kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat sehingga belum mengasah keterampilan proses sains siswa.
Untuk mewujudkan pentingnya keterampilan proses sains siswa maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan menghindari pembelajaran yang bersifat monoton dengan adanya LKS sebagai bahan ajar. LKS tersebut harus dipadukan dengan suatu model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang sesuai jika dipadukan dengan LKS untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa adalah inkuiri terbimbing.
Menurut Suryani dan Agung (2012: 32) inkuiri dapat melibatkan secara maksimal kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
(20)
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan konsep materinya dengan penuh percaya diri. Hal ini didukung oleh penelitian sebelummnya oleh Arfianty (2013: 102) penelitian pengembangan LKS berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sebesar 73,4 %. Hal senada dengan pernyataan tersebut yaitu pernyataan Siska dkk. dalam Setiawan dan Faizah (2013:2) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan secara signifikan persentase keterampilan proses sains siswa mencapai 71,9% dan untuk kategori kelompok, siswa dengan
kelompok tinggi mengalami peningkatan dengan N-Gain sebesar 93,8%.
Dari pemaparan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA SMP berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Materi Pokok Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMPN 1 Pagelaran tahun ajaran 2014/2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
(21)
1. Apakah penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KPS siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem?
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada meteri pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam meningkatkan KPS siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
2. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pengalaman sebagai calon guru biologi, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing.
(22)
2. Bagi guru/calon guru, dapat menjadikan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini sebagai alternatif untuk merancang pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan.
3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang aktif sehingga diharapkan mampu mengembangkan KPS siswa.
4. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran guna meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi solusi masalah pembelajaran di sekolah melalui penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:
1. LKS berbasis inkuri terbimbing adalah LKS yang berisikan tugas dan langkah-langkah berdasarkan model inkuiri terbimbing yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengamati, mengumpulkan dan
mengiterpretasikan data, serta menuliskan kesimpulan yang dirancang oleh peneliti sehingga siswa mendapat pengalaman penelitian sebagai seorang ilmuan.
2. KPS yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (1) mengamati, (2) Menghipotesis, (3) Menginterpretasi, (4) Memprediksi, (5)
Mengkomunikasikan, diukur denganposttestdanpretest, serta lembar observasi KPS siswa (Wilujeng, Setiawan dan Liliasari, 2010: 356).
(23)
3. Materi pokok yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013 pada Kelas VII semester 2 yaitu
a. KD 3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
b. KD 4.13 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan penanggulangan masalah.
4. Subjek penelitian ini adalah kelas VII 1 dan VII 2 SMP Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2014/2015.
5. Model yang digunakan adalah inkuiri terbimbing dan diskusi.
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa. 2. Sebagaian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap
(24)
A. Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dahar (1996: 29) menyatakan LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu
aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan intruksional. Adapun menurut Majid (2007:176) Lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran yang berisi kegiatan berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka di dalam LKS harus memuat
sekumpulan kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar yang harus ditempuh dalam pembelajaran dengan lebih mandiri dan terstimulir untuk menemukan konsep-konsep materi sementara itu guru akan berperan sebagai fasilitator.
Sementara itu Widjajanti (2008: 1) mengungkapkan:
“Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
(25)
dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.”
Sedikit berbeda pendapat pada Komalasari (2010:222) menyatakan:
“Lembar Kerja Siswa adalah bentuk buku latihan ataupekerjaan rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan materi pelajaran. LKS dapat dijadikan sebagai alat evaluasi sekaligus sumber pembelajaran karena dalam LKS disajikan rangkuman-rangkuman materi. Sebagai alat evaluasi, LKS menjadi alat ukur untuk nilai siswa dalam pemahaman materi sehari-hari (Nilai Harian). Bagi sekolah-sekolah yang memiliki siswa berlatar belakang ekonomi mampu, LKS dapat menjadi penunjang atau pelengkap buku sumber. Akan tetapi, jika kondisinya sebaliknya maka penggunaan LKS dapat dijadikan sebagai
buku sumber sekaligus alat evaluasi siswa.”
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu lembaran kegiatan atau berbentuk sebuah buku yang memuat aktivitas/kegiatan pembelajaran yang berfungsi sebagai bahan pembelajaran ataupun media
pembelajaran yang harus diikuti dan dilakukan oleh peserta didik secara mandiri dengan menerapkan setiap petunjuk yang ada dan menempatkan guru hanya sebagai fasilitator agar konsep materi dan hasil belajar dapat tercapai dengan seoptimal mungkin.
Menurut Widjajanti (2008: 1-2), LKS selain sebagai bahan ajar mempunyai beberapa fungsi yang lain, yaitu:
1. merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar.
(26)
2. dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik.
3. dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa. 4. dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.
5. membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. 6. dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi,
sistematis, dan mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa.
7. dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu.
8. dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya.
9. dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin.
10. dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan LKS menurut Sunyono (2008: 2) adalah:
(a). Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar; (b). Membantu siswa dalam mengembangkan konsep;
(c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar;
(27)
(d) Membantu guru dalam menyusun pembelajaran;
(e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran; (f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatan pembelajaran;
(g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Wilujeng (2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKS harus memperhatikan langkah sebagai berikut :
1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.
2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.
3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar. 4. Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalam RPP.
Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992: 41-46, dalam Widjajanti, 2008: 3-5) penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan
(28)
kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran
b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP
d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa
e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak
pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi :
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu : a) Menghindari kalimat kompleks.
b) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”. c) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.
(29)
d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif. c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu. d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan
merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.
e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.
f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan.
g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.
h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat
“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.
i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.
(30)
k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.
3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:
a. Tulisan
a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
b) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.
c) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.
d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.
e) Perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat
menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.
c. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.
(31)
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inquiry adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas (Roestiyah , 2012: 75). Arti dari inquiry itu sendiri menurut Suryani dan Leo (2012: 119) Inquiry berasal dari
kata “to inquire” yang berarti ikut serta, akan terlibat, dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelididkan. PembelajaranInquiryini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Menurut Yamin (2013:75) Inquiry bersinonim dengan penelitian atau investigasi. Pembelajaran berbasis inquiry akan memberikan strategi mengajar yang
mengkombinasikan rasa ingin tahu peserta didik dan metode ilmiah yang terdapat pada bidang sains. Sejalan dengan pendapat Suyanti (2010:2) yang menyatakan bahwa inkuiri diartikan sebagai pencarian kebenaran, informasi atau pengetahuan, penelitian dan investigasi yang membantu peserta didik mengembangkan
kreativitas memecahkan masalah yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan metode pembelajaran inkuiri pada hakikatnya memiliki tujuan utama untuk mendorong siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir, proses
(32)
karena dalam metode inkuiri yang lebih aktif belajar adalah siswa sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator atau pembimbing saja (guided inquiry).
Menurut Hamiyah dan Jauhar (2014:190) inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan:
“pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa untuk melakukan
kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkannya pada suatu diskusi. Pada dasarnya, siswa akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal guru banyak memberikan bimbingan dan pada tahap selanjutnya bimbingan tersebut dikurangi
sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri. Di samping itu, bimbingan dilakukan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama proses belajar
guru harus memantau kelompok diskusi siswa.”
Sedangkan menurut Suparno (2007:68) inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang terarah dimana guru sudah memiliki jawaban sebelumnya sehingga guru dapat menjadi pengarah dan fasilitator sebatas arahan yang dianggap diperlukan oleh siswa. Dari hal ini peran guru dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan dan lebih cepat merumuskan kesimpulan.
Sedangkan Jufri (2013: 98) menyatakan bahwa Inkuiri khususnya inkuiri terbimbing memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1) kemampuan peserta didik berkembang dari pengamatan spesifik menuju ke inferensi atau generalisasi
2) Tujuannya ialah untuk memperkuat proses pengujian peristiwa atau objek dan kemudian sampai pada generalisasi yang sesuai dengan hasil pengamatan
(33)
3) Guru mengontrol peristiwa pembelajaran, data, materi, atau objek dan bertindak sebagai pemimpin kelas
4) Tiap-tiap peserta didik bereaksi dan berusaha untuk membangun pola yang bermakna atas dasar hasil pengamatan sendiri dan orang lain dalam kelas
5) Kelas berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran
6) Guru memotivasi peserta didik untuk mengkomunikasikan generalisasi yang telah dihasilkannya kepada teman sekelasnya sehingga setiap siswa saling menguntungkan.
Dalam Suryani dan Leo (2012: 121) pembelajaran inquiry terdapat langkah-langkah sebagai berikut :
1) Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah :
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
(34)
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
3) Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiry, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
(35)
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Langkah-langkah kegiatan inkuiri terbimbing tidak begitu berbeda dengan langkah-langkh kegiatan inkuiri. Menurut Ristanto (2013: 33) langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi:
1) Perumusan Masalah
Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin didalami atau
dipecahkan dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa.
2) Menyusun hipotesis
Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban
sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Jika ada hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.
3) Mengumpulkan data
Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Untuk dapat mengumpulkan data, siswa harus menyiapkan suatu peralatan
(36)
untuk pengumpulan data. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan, merangkai peralatan, dan mengoperasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik. langkah ini adalah langkah percobaan atau eksperimen. Biasanya dilakukan di laboratorium tetapi kadang juga dapat di luar sekolah. Setelah peralaran berfungsi, siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan.
4) Menganalisis data
Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam suatu tabel.
5) Menyimpulkan
Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesa kita diterima atau tidak.
Menurut Roestiyah (2012: 76-77) teknik inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Dapat membentuk dan mengembangkan “sel-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
(37)
3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif jujur dan terbuka.
4) Mendorong siswa untuk berpikir instuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5) Member kepuasan yang bersifat instrinsik. 6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8) Member kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9) Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional. 10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Sedangkan menurut Sanjaya (2007:208) penggunaan inkuiri memiliki keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:
Keunggulan:
a) Model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
b) Memberikan ruang kepada peserta didik untuk dapat belajar sesuai gaya mereka.
c) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
(38)
d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Kekurangan:
a) Dalam menimplementasikannya membutuhkan waktu yang panjang sehingga guru sulit menentukan dengan waktu yang ditentukan.
b) Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Terdapat kelebihan maupun kekurangan dari model pembelajaran inkuiri ini, sehingga menurut Roestiyah (2012: 80) hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui inkuiri adalah sebagai berikut :
1) Otonomi siswa
2) Kebebasan dan dukungan pada siswa 3) Sikap keterbukaan
4) Percaya kepada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri 5) Self-concept
6) Pengalaman inkuiri, terlibat dalam masalah-masalah.
C. Keterampilan Proses Sains
Menurut Indrawati dalam Trianto (2012:144) Keterampilan proses sains
(39)
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Sementara itu menurut Rustaman (2007:78) keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Kemudian menurut Nasution (2007: 9-10) Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga siswa berhasil menemukan sesuatu yang baru yang berhubungan dengan sains.
Dalam Dimyanti dan Mudjiono (2009:140) keterampilan proses dapat dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu:
1) Keterampilan dasar(Basic Skill)yang terdiri atas 6 keterampilan yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
2) Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu
mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
mengidentifikasi variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
(40)
Menurut Wilujeng, setiawan dan Liliasari (2010: 356) enam keterampilan dasar proses IPA yaitu mencakup 1) observasi (observing), 2) klasifikasi (classifying), 3) pengukuran (measuring), 4) komunikasi (communicating), 5) inferensi (inferring) dan 6) prediksi (predicting). Sedangkan lima keterampilan terpadu proses sains mencakup 1) merumuskan hipotesis (formulating a hypothesis), 2) variabel-variabel (variables), 3) difinisi operasional (operational definitions), 4) eksperimen (experimenting) dan 5) interpretasi data (interpreting data).
Dalam Hamalik (2008:150-151) ada tujuh jenis kemampuan yang hendak
dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses sains, yakni:
1) Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya: melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan kemampuan ini dia dapat mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan kepentingan belajarnya.
2) Menggolongkan atau mengklasifikasikan; siswa harus terampil mengenal perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu objek. 3) Menafsirkan (menginterpretasikan); memiliki keterampilan menafsirkan
fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini diperlukan untuk melakukan percobaan dan penelitian sederhana.
4) Meramalkan; keterampilan menghubungkan data, fakta, informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
(41)
5) Menerapkan; menerapkan konsep yang dipelajarai dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru.
6) Merencanakan penelitian; mampu menemukan langkah kerja pengumpulan dan pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian.
7) Mengkomunikasikan; mampu menyususn dan menyampaikan laporan secara sistematis kepada siswa lain.
Adapun kegiatan keterampilan proses sains menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 141-144) sebagai berikut:
1) Mengamati/mengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra.
2) Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. 3) Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan
memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
4) Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu
mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
(42)
6) Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
D. Kerangka Pikir
Bahan ajar yang kurang kreatif dan inovatif serta belum memenuhi standar kompetensi kurikulum akan menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar yang lebih mengacu pada hakikat IPA sebagai produk cenderung mengajarkan siswa untuk menghafal konsep faktual tanpa disertai dengan pemahaman terhadap konsep tersebut sehingga
pembelajaran IPA tidak akan memberikan pengalaman pembelajaran secara utuh dan kurang mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Padahal hakikat IPA adalah proses, produk dan sikap sehingga pembelajaran IPA diharapkan dapat memunculkan ketiga unsur tersebut. Dengan demikian, produk yang terwujud dari proses ilmiah dan sikap ilmiah akan berpengaruh positif terhadap kehidupan dan lingkungan sehari-hari siswa.
Salah satu bahan ajar yang disusun berdasarkan langkah-langkah model inkuiri terbimbing diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa dalam mengamati, menghipotesis, menginterpretasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan sehingga dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
Keterampilan proses sains ini penting untuk dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran sebagai pengalaman belajar yang disadari pada kegiataan yang berlangsung. Keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi dapat
(43)
Y X
memfasilitasi siswa untuk mencapai tuntutan pembelajaran sains dan mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep pengetahuan, fakta, menanamkan sikap dan nilai yang di tuntut. Pengembangan keterampilan proses sains memerlukan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung. Salah satu alternatif yang
diharapakan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa adalah dengan pemaksimalan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri
terbimbing, karena didalam LKS menuntun siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan KPS siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan LKS inkuiri terbimbing dan variabel terikatnya adalah KPS siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.
Keterangan :
X : Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing Y: KPS siswa
(44)
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMP Negeri 1 Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran pada tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas sepuluh kelas. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII 1 sebagai kelas eksperimen dan VII 2 sebagai kelas kontrol yang ditentukan menggunakan teknikpurposive sampling.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desainpretest-posttest
kelompok tak ekuivalen.
Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1=Pretest;
O2= Posttest; X = Perlakuan dengn penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing, C = Perlakuan dengan penggunaan LKS diskusi (dimodifikasi dari Sukardi, 2007: 186).
Gambar 2. Desainpretest-posttestkelompok tak ekuivalen.
I O1 X O2
(45)
D. Prosedur penelitian
Penelitian ini terdiri dua tahap yang dilaksanakan yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun tahap-tahap tersebut adalah:
• Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Membuat surat izin observasi penelitian ke SMPN 1 Pagelaran,
Kabupaten Pringsewu.
b. Melakukan observasi ke SMPN 1 Pagelaran guna mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru selama proses belajar mengajar saat ini, mengetahui proses pembelajaran di sekolah, mengetahui sampel dan populasi yang diteliti.
c. Menentukan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat instrumen penelitian yaitu soalpretest/posttest, lembar
observasi KPS siswa, dan angket tanggapan siswa.
f. Membuat kelompok sebanyak 5 kelompok belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen berjumlah 31 siswa maka dibentuk 5 kelompok dengan 4 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 1 kelompok beranggotakan 7 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol berjumlah 32 siswa maka dibentuk 5 kelompok dengan 3 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan satu kelompok beranggotakan 7 siswa. Pemilihan anggota kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin.
(46)
• Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol diberi LKS diskusi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2. 1 Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing)
1. Pertemuan Kesatu
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Sintaks Inkuiri Terbimbing
Waktu (menit) 1. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa 3) Guru menginstruksikan salah satu siswa memimpin doa untuk memulai pelajaran. 4) Guru melakukan
apersepsi, dengan bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan
jika mendengar kata “pemanasan global” dan apa penyebab
pemanasan global yang kalian tahu?”
5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian
1) Siswa menjawab salam dari guru
2) Siswa
memberitahukan kepada guru jika ada yang tidak hadir
3) Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
4) Siswa menjawab pertaanyaan dari guru dengan percaya diri menurut pendapat dan pemikiran mereka
5) Siswa
memperhatikan motivasi yang
(47)
mempelajari apa itu pemanasan global maka kalian dapat mendeskripsikan apa itu pemanasan global yang telah terjadi di sebagian besar bumi tercinta kita ini dan
mengetahui apa saja penyebab dari pemanasan global tersebut”. 6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pembelajaran. 7) Guru membagikan
soal pretestkepada setiap siswa.
diberikan oleh guru.
6) Siswa
memperhatikan penjelasan dari guru mengenai tujuan
pembelajaran. 7) Siswa mengerjakan
soalpretestyang diberikan oleh guru.
20
2 Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
3) Guru meminta setiap kelompok untuk merumuskan permasalahan yang ada di LKS dengan arahan guru.
4) Guru meminta setiap kelompok untuk
1) Siswa membentuk kelompok, dengan 4 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 1 kelompok beranggotakan 7 siswa.
2) Masing-masing kelompok mengambil LKS yang diberikan oleh guru 3) Setiap kelompok
merumuskan masalah dari setiap fenomena yang terdapat di LKS.
4) Setiap kelompok
a. Merumus-kan masalah b. Mengaju-kan 5 15
(48)
menuliskan hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan pada LKS. 5) Guru menginstruksikan kepada kelompok yang telah dibentuk untuk melakukan pengamatan sesuai dengan LKS yang telah didapat. 6) Guru meminta
perwakilan kelompok untuk menutup pintu dan semua jendela yang terdapat di kelas tersebut. Menginstruksikan kepada siswa untuk mengamati apa yang dirasakan saat ruang kelas tertutup rapat.
7) Guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk melaporkan hasil pengamatan mereka mengenai penyebab terjadinya pemanasan global. 8) Guru memberikan
klarifikasi apabila ada kelompok yang salah konsep. menuliskan hipotesis mereka sebagai argumen sementara pada LKS.
5) Setiap kelompok melakukan
pengamataan sesuai dengan instruksi pada LKS
6) Masing-masing perwakilan
kelompok menutup pintu dan jendela yang ada di kelas tersebut.
Menuliskan apa yang dirasakan selama keadaan kelas tertutup rapat pada LKS yang telah disediakan. 7) Perwakilan kelompok melaporkan hasil pengamataan yang telah mereka lakukan.
8) Setiap kelompok memperhatikan penjelasan guru.
hipotesis
c. Melakukan peng-amatan, peng-umpulan data dan d. Meng-interpretasi data 35 10
3 Kegiatan Penutup
1) Guru meminta setiap kelompok untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.
1) Setiap perwakilan kelompok menjelaskan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. e.Menyim-pulkan 15
(49)
2) Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa tentang pemanasan global dan penyebab terjadinya pemanasan global.
3) Guru memberikan Penghargaan
(misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. 4) Guru memberikan
tugas untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu dampak pemanasan global dan solusi yang dapat mengurangi/ mengatasi pemanasan global. 2) Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
3) Bagi kelompok yang mendapat penghargaan diperkenankan maju ke depan kelas.
4) Siswa mencatat tugas yang
diberikan oleh guru
10
2. Pertemuan kedua (2x40 menit)
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Sintaks Inkuiri Terbimbing
Waktu (menit) 1 Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa.
2) Guru mengabsen kehadiran siswa.
3) Guru
menginstruksikan salah satu siswa memimpin doa untuk
memulai pelajaran. 4) Guru melakukan
1) Siswa menjawab salam dari guru
2) Siswa
memberitahukan kepada guru jika ada yang tidak hadir
3) Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
4) Siswa menjawab
(50)
apersepsi, dengan berkata kemarin kita sudah membahas mengenai pemanasan global dan penyebab terjadinya pemanasan global, kemudian guru bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “dampak pemanasan global”?
5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian mempelajari dampak pemanasan global bagi ekosistem, maka kalian dapat mengetahui apa saja dampak dari
pemanasan global bagi ekosistem dan diharapkan sebagai generasi bangsa yang cinta lingkungan kita dapat memberikan solusi untuk mengurangi dan mengatasi masalah pemanasan global.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. pertaanyaan dari guru dengan percaya diri menurut pendapat dan pemikiran mereka.
5) Siswa
memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru.
6) Siswa
memperhatikan penjelasan dari guru mengenai tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
1) Siswa membentuk kelompok, dengan 4 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 1 kelompok
(51)
2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
3) Guru meminta setiap kelompok untuk merumuskan permasalahan yang ada di LKS dengan arahan guru.
4) Guru meminta setiap kelompok untuk menuliskan hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan pada LKS. 5) Guru menginstruksikan kepada kelompok yang telah dibentuk untuk melakukan pengamatan sesuai dengan LKS yang telah didapat. 6) Guru menayangkan
video tentang dampak pemanasan global.
7) Guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk melaporkan hasil pengamatan mereka mengenai dampak pemanasan global dan solusi yang dapat mengatasi atau mengurangi
pemanasan global.
beranggotakan 7 siswa.
2) Masing-masing kelompok mengambil LKS yang diberikan oleh guru 3) Setiap kelompok
merumuskan masalah dari setiap fenomena yang terdapat di LKS.
4) Setiap kelompok menuliskan hipotesis mereka sebagai argumen sementar pada LKS.
5) Setiap kelompok melakukan
pengamataan sesuai dengan instruksi pada LKS
6) Siswa mengamati dampak yang dapat ditimbulkan dari pemanasan global pada video dan menuliskannya pada LKS.
7) Perwakilan kelompok melaporkan hasil pengamataan yang telah mereka lakukan. a. Merumus-kan masalah b. Mengaju-kan hipotesis
c. Melakukan peng-amatan, peng-umpulan data dan d. Meng-interpretasi data 10 25
(52)
3.
8) Guru memberikan klarifikasi apabila ada kelompok yang salah konsep.
Kegiatan Penutup
1) Guru meminta setiapkelompok untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.
2) Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa tentang pemanasan global dan penyebab terjadinya
pemanasan global.
3) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. 4) Guru memberikan
posttestkepada siswa.
5) Guru memberikan tugas untuk membuat madding tentang pemanasan global.
8) Setiap kelompok memperhatikan penjelasan guru.
1) Setiap perwakilan kelompok menjelaskan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan 2) Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
3) Bagi kelompok yang mendapat penghargaan diperkenankan maju ke depan kelas.
4) Siswa mengerjakan
posttestyang diberikan oleh guru.
5) Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru. e.Menyimpul-kan 5 5 5 20
(53)
2.2 Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode diskusi)
1. Pertemuan Kesatu (3x40 menit)
No Skenario Pembelajaran Waktu
(menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam kepada siswa.
2) Guru mengabsen kehadiran Siswa.
3) Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.
4) Guru melakukan apersepsi, dengan bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata“pemanasan global” dan apa penyebab pemanasan global yang kalian tahu?”
5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian mempelajari apa itu
pemanasan global maka kalian dapat mendeskripsikan apa itu pemanasan global yang telah terjadi di sebagian besar bumi tercinta kita ini dan
mengetahui apa saja penyebab dari pemanasan global
tersebut”.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. 7) Guru memberikan soalpretest
kepada siswa.
1) Siswa menjawab salam guru.
2) Siswa memberi tahu jika ada temannya yang tidak hadir.
3) Salah satu siswa memimpin doa untuk berdoa bersama-sama sebelum memulai pelajaran.
4) Siswa menjawab apersepsi dari guru sesuai dengan pemikiran mereka.
5) Siswa mendengarkan motivasi dari guru dengan seksama.
6) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. 7) Siswa mengerjakan soal
pretestyang diberikan oleh guru.
10
(54)
2. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. 3) Guru memberikan penjelasan
tentang materi tentang pemanasan global dan penyebab terjadinya
pemanasan global dari buku pelajaran.
4) Guru meminta siswa untuk memahami kegiatan
pembelajaran yang ada di LKS 5) Guru menginstruksikan siswa
untuk mengamati gambar yang ada di LKS. Kemudian
meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing dan menjawab pertanyaan diskusi di dalam LKS.
1) Siswa membentuk
kelompok, dengan 3 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 2 kelompok masing-masing beranggotakan 7 siswa.
2) Masing-masing kelompok mengambil LKS dari guru. 3) Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari guru dengan seksama.
4) Siswa dan kelompoknya membaca kegiatan yang ada di LKS
5) Siswa mengamati setiap gambar yang ada di LKS kemudian memulai berdiskusi dengan kelompoknya.
80
3. Kegiatan Penutup
1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu dampak pemanasan global bagi ekosistem dan solusi untuk
mengurangi/mengatasi pemanasan global.
1) Siswa mengikuti guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelejaran. 2) Siswa menyimpulkan materi
pembelajaran sesuai dengan instruksi guru.
3) Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru.
(55)
4) Guru menutup pembelajaran dengan doa.
5) Guru memberikan salam penutup kepada siswa.
4) Siswa berdoa menutup kegiatan pembelajaran.
5) Siswa menjawab salam guru.
2. Pertemuan Kedua (2x40 menit)
No Skenario Pembelajaran Waktu
(menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam kepada siswa.
2) Guru mengabsen kehadiran Siswa.
3) Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.
4) Guru melakukan apersepsi, dengan berkata kemarin kita sudah membahas mengenai pemanasan global dan penyebab terjadinya
pemanasan global, kemudian guru bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “dampak pemanasan global”? 5) Guru melakukan kegiatan
motivasi : “Setelah kalian mempelajari dampak pemanasan global bagi ekosistem, maka kalian dapat mengetahui apa saja dampak dari pemanasan global bagi ekosiitem dan diharapkan sebagai generasi bangsa yang cinta lingkungan kita dapat memberikan solusi untuk mengurangi dan mengatasi masalah pemanasan global.
1) Siswa menjawab salam guru.
2) Siswa memberi tahu jika ada temannya yang tidak hadir.
3) Salah satu siswa memimpin doa untuk berdoa bersama-sama sebelum memulai pelajaran.
4) Siswa menjawab apersepsi dari guru sesuai dengan pemikiran mereka.
5) Siswa mendengarkan motivasi dari guru dengan seksama.
(56)
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran.
6) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru.
2. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. 3) Guru memberikan penjelasan
tentang materi dampak pemanasan global bagi ekosistem dan solusi untuk mengurangi/mengatasi pemanasan global dari buku pelajaran.
4) Guru meminta siswa untuk memahami kegiatan
pembelajaran yang ada di LKS 5) Guru menginstruksikan siswa
untuk mengamati gambar yang ada di LKS. Kemudian
meminta siswa untuk berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing dan menjawab pertanyaan diskusi di dalam LKS.
1) Siswa membentuk
kelompok, dengan 3 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 2 kelompok masing-masing beranggotakan 7 siswa.
2) Masing-masing kelompok mengambil LKS dari guru. 3) Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari guru dengan seksama.
4) Siswa dan kelompoknya membaca kegiatan yang ada di LKS
5) Siswa mengamati setiap gambar yang ada di LKS kemudian memulai berdiskusi dengan kelompoknya.
40
3. Kegiatan Penutup
1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikanposttest. 4) Guru menutup pembelajaran
dengan doa.
1) Siswa mengikuti guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelejaran. 2) Siswa menyimpulkan materi
pembelajaran sesuai dengan instruksi guru.
3) Siswa mengerjakanposttest
yang diberikan oleh guru.. 4) Siswa berdoa menutup kegiatan
pembelajaran.
10
(57)
5) Guru memberikan salam penutup kepada siswa.
5) Siswa menjawab salam guru.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Jenis data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilaipretesttdanpost test.Nilai selisih tersebut disebut sebagai skorgain, lalu dianalisis secara statistik.
KPS siswa ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi(N-gain), antara nilai tes awal dan tes akhir.Gain
yang dinormalisasi (N-gain)antara nilai tes awal dan tes akhir.
Gainyang dinormalisasi(N-gain)dapat dihitung dengan formula Hake (1999: 1)
Keterangan:
N-gain = average normalized gain =rata-rataN-gain Spost= postscore class averages =rata-rata skorposttest
Spre =prescore class averages =rata-rata skorpretest
Smax =maximum score =skor maksimum
N-gain= −
(58)
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data keterampilan proses sains siswa dalam proses pembelajaran dan data tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) PretestdanPosttest
Data KPS adalah nilaipretestdanposttest. Nilaipretestdan
posttestdiambil pada pertemuan di luar jam belajar untuk setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai
pretestdanposttestyaitu :
Teknik penskoran nilai tes awal dan tes akhir yaitu:
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).
b) Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains siswa
Lembar observasi keterampilan proses sains berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai denganskor kriteria keterampilan proses sains yang telah ditentukan.
100
×
=
N
R
S
(59)
Tabel 1. Lembar observasi KPS siswa
No Nama Aspek yang diamati
A B C D E
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 Dst
Kriteria
Keterangan : A = Mengamati B = Menghipotesis C = Menginterpretasi D = Memprediksi
E = Mengkomunikasikan
Beri tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuaidengan skor kriteria penilaian keterampilan proses sains siswa di bawah ini (dimodifikasi dari Arikunto, 2008:183).
Tabel 2. Penskoran KPS
Indikator KPS Skor Indikator Operasional
Mengamati 1 Menuliskan jawaban salah dan memberikan alasan yang tidak sesuai gambar, video dan lingkungan sekitar.
2 Menuliskan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang kurang sesuai gamba, video dan lingkungan sekitar.
3 Menuliskan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang sesuai dengan gambar, video dan
lingkungan sekitar. Merumuskan
hipotesis
1 Merumuskan hipotesis berdasarkan data/informasi yang dikumpulkan namun tidak tepat.
2 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang kurang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.
(60)
3 Merusmuskan hipotesis
berdasarkan data/informasi yang dikumpulkan secara tepat.
Menginter-pretasi Data
1 Menjelaskan data yang telah
dikumpulkan dari tabel pengamatan namun tidak sistematis
2 Menjelaskan data yang telah
dikumpulkan dari tabel pengamatan namun kurang sistematis
3 Menjelaskan data yang telah
dikumpulkan dari tabel pengamatan dengan sistematis
Memprediksi 1 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang tidak tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.
2 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang kurang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.
3 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.
Mengkomunika-sikan
1 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana namun tidak tepat.
2 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana namun kurang tepat.
3 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana secara tepat.
c) Angket Tanggapan Siswa
Angket ini berisi pendapat siswa tentang LKS berbasis Inkuiri Terbimbing yang telah diterapkan dalam pembelajaran. Angket ini berupa delapan pernyataan, terdiri dari lima pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki dua pilihan jawaban yaitu Ya dan Tidak seperti pada Tabel 3.
(61)
Tabel 3. Item pernyataan pada angket
No. Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak
1
Saya senang mempelajari materi pokok pemanasan global dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru 2
Saya senang mempelajari materi pokok pemanasan global dengan menggunakan LKS yang diberikan oleh guru
3
Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
4
Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan LKS yang diberikan oleh guru
5
Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri selama metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
6
LKS yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan proses sains saya.
7
Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang
berlangsung.
8 Saya merasa sulit mengerjakan LKS dengan metode yang dibuat oleh guru.
Sumber: Item pernyataan dimodifikasi dari Majid (2007: 216).
Tabel 4. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data
Variabel Instrumen Jenis Data dan Alat Ukur Analisis Data Keterampilan proses sains Tes tertulis Keterampilan proses sains siswa
Nominal dan tes tertulis
Uji t dan persentase Lembar observasi KPS siswa Interval Persentase Tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing Angket tanggapan siswa Interval Persentase
(62)
F. Teknik Analisis Data a. Data Kuantitatif
Nilaipretest,posttest, danN-gainpada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 467).
2. Kesamaan Dua Varian
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji
(63)
- Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Sudjana, 2005: 249).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. • Uji Kesamaan Dua Rata-rata
a. Hipotesis
H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama b. Kriteria Uji
Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka Ho ditolak (Sudjana, 2005: 239-240).
• Uji Perbedaan Dua Rata-rata a. Hipotesis
H0= rata-rataN-gainpada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol
H1= rata-rataN-gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
b. Kriteria Pengujian
Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima.
Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).
(64)
• Uji U (UjiMann-Whitney U)
Datapretest tidak berdistribusi normal maka dianalisis dengan Uji alternatif yaitu uji U atau UjiMann-Whitney U.
1. Hipotesis
Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
2. Kriteria Uji
Jikap-value> 0,05 maka terima Ho
Jikap-value< 0,05 maka tolak Ho(Pratisto, 2004: 36).
2. Data Kualitatif
a. Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
Data keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi,pretest
danposttestindikator KPS. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase KPS siswa. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menghitung persentase KPS dengan menggunakan rumus:
Persentase = x 100%
Sumber: dimodifikasi dari Purwanto (2012:112) 2) Menafsirkan atau menentukan persentase KPS siswa sesuai
kriteria pada Tabel 5.
Skor perolehan Skor maksimum
(65)
Tabel 5. Persentase dan kriteria KPS
Persentase KPS Kriteria
p> 70 70 >p> 30
p< 30
Tinggi Sedang Rendah Sumber: dimodifikasi dariRahayu (2010: 31)
b. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi delapan pernyataan yang terdiri dari lima pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Skor angket
Tabel 6 . Skor perjawaban angket
Sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29.
1) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: X = Persentase jawaban siswa
∑
xi= Jumlah skor yang diperolehn = Jumlah skor maksimum
(dimodifikasi dari Purwanto, 2012:102)
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran
Sifat Pernyataan
Jawaban
Ya Tidak
Positif 1 0
Negatif 0 1
100 × =
∑
n x X i
(66)
frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 7. Data angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing
No Nama
Pernyataan
1 2 dst
Ya Tidak Ya Tidak
1 2 dst Presentase
Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31).
3) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing sesuai pada Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing
Sumber: Hendro (dalam Hastriani, 2006: 45) Persentase
(%) Kriteria
100 Semuanya
76–99 Sebagian besar
51–75 Pada umumnya
50 Setengahnya
26–49 Hampir
setengahnya 1–25 Sebagian kecil
(67)
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan LKS inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa pada materi pokok Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem. 2. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
LKS inkuri terbimbing pada materi pokok Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi peneliti diharapkan untuk mengukur indikator KPS siswa dengan lebih kompleks menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing.
2. Bagi guru/calon guru diharapkan dapat menjadikan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini sebagai alternatif untuk merancang pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan guna mengembangkan KPS siswa.
(68)
3. Bagi siswa, diharapkan dapat belajar dengan aktif menggunakan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing ini sehingga akan mampu mengembangkan KPSnya.
4. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi solusi masalah
pembelajaran di sekolah melalui penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing khususnya pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
(69)
Arfianty, H. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Konsep Koloid Siswa. Tesis. UPI. Bandung. 282 hlm.
Arikunto, S. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 310 hlm.
Colleta, V. P. dan J.A. Phillips. 2005.Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores, and Scientific Reasoning Ability.Department of Physics, Loyola Marymount University. California. 278 hlm.
Dahar, R.W.1996.Teori-Teori Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 168 hlm.
Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.
Hadiana, L.R. 2011. “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”.Skripsi. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 278 hlm.
Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses 9 Maret 2015
http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855
Hamalik, O. 2008.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 252 hlm.
Hamiyah, N. dan J. Mohammad. 2014.Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Prestasi Pustaka. Jakarta. 294 hlm.
Harlen, W. 1999.The Teaching of Science.David Fulthon Publisher. London. 213 hlm.
Hastriani, A. 2006.“Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya MeningkatkanPrestasi Belajar Matematika Siswa SMP”.Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 288 hlm.
(70)
IEA. 2012.International Student Achievement in Science.
http://timss.bc.edu/timss2011/international-result-science.html(diakses pada
tanggal 27 Februari 2015 Pukul 20.00 WIB).
Jufri, W.A.. 2013.Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta. Bandung. 179 hlm.
Kemendikbud. 2013.Ilmu Pengetahuan IPA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 176 hlm.
Komalasari, K. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.PT Refika Aditama. Bandung. 336 hlm.
Myers. E. 2006. A Personal Study of Science Process Skills in A General Physics Classroom:A Capstone submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Masters of Arts in Education, Natural
Sciences/Environmental Education . Hamline University. Minnesota. (online) Diakses dari
http://www.hamline.edu/WorkArea/DownloadAsset.aspx?id=2147491163
pada 20 Mei 205 21.12 p.m.
Majid, A. 2007.Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 291 hlm.
Nasution, S. 2007.Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta. 223 hlm.
Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta. 283 hlm.
Purwanto, M. N. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.
Rahayu, E., H. Susanto, dan D. Yulianti. 2011. ”Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”.Jurnal. UNNES. Semarang. 5 hlm. Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui
Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 198 hlm.
Ristanto, R.H. 2013. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal.Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 196 hlm.
(1)
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan LKS inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa pada materi pokok Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem. 2. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
LKS inkuri terbimbing pada materi pokok Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi peneliti diharapkan untuk mengukur indikator KPS siswa dengan lebih kompleks menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing.
2. Bagi guru/calon guru diharapkan dapat menjadikan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini sebagai alternatif untuk merancang pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan guna mengembangkan KPS siswa.
(2)
68
3. Bagi siswa, diharapkan dapat belajar dengan aktif menggunakan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing ini sehingga akan mampu mengembangkan KPSnya.
4. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi solusi masalah
pembelajaran di sekolah melalui penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing khususnya pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
(3)
Arfianty, H. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Konsep Koloid Siswa. Tesis. UPI. Bandung. 282 hlm.
Arikunto, S. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 310 hlm.
Colleta, V. P. dan J.A. Phillips. 2005.Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores, and Scientific Reasoning Ability.Department of Physics, Loyola Marymount University. California. 278 hlm.
Dahar, R.W.1996.Teori-Teori Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 168 hlm.
Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.
Hadiana, L.R. 2011. “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”.Skripsi. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 278 hlm.
Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses 9 Maret 2015 http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 Hamalik, O. 2008.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 252 hlm.
Hamiyah, N. dan J. Mohammad. 2014.Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Prestasi Pustaka. Jakarta. 294 hlm.
Harlen, W. 1999.The Teaching of Science.David Fulthon Publisher. London. 213 hlm.
Hastriani, A. 2006.“Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya MeningkatkanPrestasi Belajar Matematika Siswa SMP”.Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 288 hlm.
(4)
70
IEA. 2012.International Student Achievement in Science.
http://timss.bc.edu/timss2011/international-result-science.html(diakses pada tanggal 27 Februari 2015 Pukul 20.00 WIB).
Jufri, W.A.. 2013.Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta. Bandung. 179 hlm.
Kemendikbud. 2013.Ilmu Pengetahuan IPA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 176 hlm.
Komalasari, K. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.PT Refika Aditama. Bandung. 336 hlm.
Myers. E. 2006. A Personal Study of Science Process Skills in A General Physics Classroom:A Capstone submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Masters of Arts in Education, Natural
Sciences/Environmental Education . Hamline University. Minnesota. (online) Diakses dari
http://www.hamline.edu/WorkArea/DownloadAsset.aspx?id=2147491163 pada 20 Mei 205 21.12 p.m.
Majid, A. 2007.Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 291 hlm.
Nasution, S. 2007.Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta. 223 hlm.
Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta. 283 hlm.
Purwanto, M. N. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.
Rahayu, E., H. Susanto, dan D. Yulianti. 2011. ”Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”.Jurnal. UNNES. Semarang. 5 hlm. Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui
Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 198 hlm.
Ristanto, R.H. 2013. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal.Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 196 hlm.
(5)
Rizal, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi
Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SMP.Jurnal Pendidikan Sains September 2014, Vol.2, No.3.Aceh. Hal 159-165. 6 hlm.
Roestiyah, N.K. 2012.Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian. PT Rineka Cipta. Jakarta. 169 hlm.
Rostika, N.D. 2012.Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Ekosistem di SMP Negeri 2 Ciledug Kabupaten Cirebon. (Skripsi). IAIN Syekh Nurjati. Cirebon. 225 hlm.
Rustaman, N.Y. 2007.Makalah Seminar Nasional.Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. FMIPA UPI. Bandung. 180 hlm.
Sanjaya, W. 2007.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 308 hlm.
Setiawan, A. B dan Faizah. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Klasifikasi Tumbuhan Dengan Memanfaatkan Spesimen Awetan Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas X.Jurnal. Universitas Negeri Surabaya. 8 hlm.
Soemanto, W. 2006.Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.241 hlm. Sunyono. 2008. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Lingkungan
pada Mata Pelajaran IPA SMP Kelas VII semester I. Jurnal.Universitas Negeri Surabaya. 7 hlm.
Sudjana. 2002.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung. 508 hlm.
Sukardi. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktiknya. Bumi Aksara. Jakarta. 234 hlm.
Suparno, P. 2007.Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Universitas Sanata Darma. Yogyakarta. 196 hlm. Suryani, N. dan L. Agung. 2012.Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak.
Yogyakarta. 210 hlm.
Suyanti, R. D. 2010.Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu.Yogyakarta. 208 hlm. Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
(6)
72
______. 2012.Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. 290 hlm. Widjajanti, E. 2008.Kualitas Lembar Kerja Siswa.Makalah Ilmiah.Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.
Wilujeng, I., S. Agus, dan Liliasari. 2011. Kompetensi IPA Terintegrasi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Mahasiswa S-1 Pendidikan IPA.Jurnal Cakrawala Pendidikan November 2010, Th. XXIX, No. 3.Yogyakarta. 14 hlm. Yamin, M. 2013.Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.Referensi (GP