EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

(Skripsi)

Oleh

DIAN EKA PUSPITA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

Oleh

DIAN EKA PUSPITA SARI

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa pen-didikan ilmu sains merupakan tempat bagi siswa untuk mempelajari dirinya sen-diri dan alam sekitar, sehingga siswa perlu dibantu mengembangkan sejumlah keterampilan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Ketepatan memilih dan menerapkan model pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat keterampilan proses sains (mengkomunikasikan, inferensi) dan penguasaan konsep.

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaran learning cycle 3E pada materi kesetimbangan kimia dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep. Model pembelajaran learning cycle 3E

terdiri dari 3 fase yaitu fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan konsep (explaination) dan Fase penerapan konsep (elaboration).


(3)

Dian Eka Puspita Sari

Sampel diambil menggunakan teknik pusposive sampling. Diperoleh kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA4 sebagai kelas eksperimen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, yang menggunakan

nonequivalen pretes postest group design. Efektivitas model pembelajaran

Learning Cycle 3E diukur berdasarkan peningkatan N-gain yang signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata N-gain keterampilan mengkomunikasi-kan untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,34 dan 0,24 kemudian rerata N-gain keterampilan inferensi 0,37 dan 0,29 sedangkan rerata N-gain untuk penguasaan konsep adalah 0,28 dan 0,21. Berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa kelas dengan pembelajaran Learning Cycle 3E memiliki rerata N-gain keterampilan proses sains dan penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembela-jaran Learning Cycle 3E efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa.

Kata kunci : Penguasaan konsep, keterampilan proses sains (mengkomunikasi-kan dan inferensi), pembelajaran learning cycle 3E.


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Februari 2012

Dian Eka Puspita Sari NPM 0743023013


(5)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

Oleh

DIAN EKA PUSPITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Study Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

Mahasiswa : Dian Eka Puspita Sari Nomor Pokok Mahasiswa : 0743023013

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Nina Kadaritna, M. Si. Dr. Noor Fadiawati, M. Si. NIP 196004071985032003 NIP 19660824 1991112 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin achmad, M. Si. NIP 19570803 1986031 004


(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Nina Kadaritna, M.Si.

Sekretaris : Dr. Noor Fadiawati, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP : 196003151985031003


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 15 Desember 1989, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak M. Yusuf P.J dan Ibu Waniah.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK PGRI Sukarame Bandar Lampung dan lulus tahun 1995, kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Sukarame,

kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, yang diselesaikan pada tahun 2001. Pada tahun yang sama diterima di SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Kemudian Tahun 2004 diterima di SMA Negeri 5 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur non SPMB.

Pada tahun 2009 penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Jogyakarta-Bandung-Jakarta. Pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA YP Unila Bandar Lampung.


(9)

MOTTO

Sebaik-baiknya orang yang paling baik adalah orang yang banyak

bermanfaat bagi orang lain

(H.R Buchori dan Muslim)

Awali hari mu dengan senyem dan semangat, jangan biarkan orang

lain mengetahui kesedihan mu


(10)

i

Persembahan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan

lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Teristimewa untuk Ayahku (alm) dan Mamahku tercinta... Terimakasih, karena mamah selalu mendoakanku,

memberikan cinta, kasih sayang dan materi serta harapan atas keberhasilan studiku. Jerih payah dan kerja keras mamah tidak akan terlupakan dan semoga Allah SWT berkenan membalas semua jasa dan pengorbananmu.

“Ya A

llah....

Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya atas didikan mereka padaku....

Dan pahala yang besar atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku....

Peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku....”

Ibu, Bapak, Adikku, dan semua keluarga yang telah memberikan semangat

untukku


(11)

ii

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3E Pada Materi Kesetimbangan Kimia Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Hi.Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

dan Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran dan kritik selama kuliah dan dalam proses penyusunan skripsi. 4. Ibu Dr. Noor Fadiawati,M.Si selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikh-lasannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam penyusunan skripsi . 5. Ibu Dra Chansyanah Diawati, M.Si selaku Pembahas atas segala bimbingan,

saran dan kritik yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini. 6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani sebagai Pembimbing Akademik, atas masukan

dan kritik sarannya selama perkuliahan maupun di luar perkuliahan. 7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.


(12)

iii

8. Bapak Drs. Soegiarto, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 5 B.Lampung 9. Bapak Ateng Sunjaya, S.Pd. selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas XI IPA 3

dan XI IPA 4 SMA N 5 B. Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

10.Teristimewa untuk Ayah (alm) dan mamah yang selalu mendoakanku dalam setiap langkahnya serta adikku Selly Agustin yang menjadi semangat ku 11.Bapak dan ibu yang selalu memberikan doanya tanpa henti, kasih sayang dan

semangat untuk selalu maju.

12.Untuk My cipow Ralek Pirdana thanks for your pray, spirit and helped for everything ).

13.Sahabat-sahabat terbaikku: Nana, Icha, Indri, Adis, Wuri, Ratu, Berti, Yolan terima kasih atas keceriaan dan kekompakannya serta tidak pernah bosan memberikan semangat dalam masa-masa sulit menyelesaikan skripsi ini. 14.Teman-teman selama PPL: Memey, Sehan, Lina, Vira, Nana, Akang Solihin,

Bang Eko, atas doa yang telah kalian berikan dalam menyelesaikan skripsi ini 15.Teman seperjuanganku Iwing, Komeng, Tiwi, Gusti, dan teman-teman di

Pendidikan Kimia ’07 yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. 16.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di Pendidikan Kimia. Serta semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis


(13)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pendekatan Konstruktivisme ... 7

B. Teori Belajar... 8

C. Efektivitas Pembelajaran ... 9

D. Learning Cycle 3E ... 10

E. Keterampilan Proses Sains ... 13

F. Penguasaan Konsep ... 14

G. Kerangka Pemikiran ... 15

H. Anggapan Dasar ... 16


(14)

v

III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian... 17

B. Sumber Data ... 18

C. Desain Penelitian ... 18

D. Variabel Penelitian ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 19

F. Pelaksanaan Penelitian ... 20

G. Analisis Data ... 21

H. Tekhnik Pengujian Hipotesis ... 24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 26

B. Pembahasan ... 40

C. Kendala-Kendala yang di Hadapi ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN A. Silabus Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 54

B. RPP Kelas Kontrol ... 61

C. RPP Kelas Eksperimen ... 87

D. LKS Kelas Eksperimen ... 119

E. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 158

F. Soal Pretest ... 164

G. Pedoman Penskoran Soal Pretest ... 170

H. Soal Posttest ... 176

I. Pedoman Penskoran Soal Posttest ... 181

J. Daftar Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Mengkomunikasikan Kelas Kontrol ... 187


(15)

vi

K. Daftar Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Mengkomunikasikan

Kelas Eksperimen... 188

L. Daftar Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Inferensi Kelas Kontrol ... 189

M. Daftar Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Inferensi Kelas Eksperimen ... 190

N. Daftar Nilai Pretest dan Postest Penguasaan Konsep Kelas Kontrol ... 191

O. Daftar Nilai Pretest dan Postest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen………. ... 192

P. Lembar Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 193

Q. Lembar Observasi Guru Mengajar ... 194


(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta dapat bertanggung jawab. Dan untuk men-capai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jen-jang. Ini terlihat dengan diberlakukannya Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompe-tensi yang selanjutnya direvisi melalui Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satu-an PendidikSatu-an.

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa pendi-dikan ilmu sains merupakan wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar serta menekankan pada pemberian pengalaman langsung, sehing-ga siswa perlu dibantu mengembangkan sejumlah keterampilan untuk memecah-kan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan keterampilan dalam pelaksanaan KTSP berdampak pada arahan kegiatan pembelajaran kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif, terutama dalam mengembangkan keteram-pilan berfikirnya sebagai salah satu komponen dalam keteramketeram-pilan.


(17)

2

Ilmu kimia adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang berdasarkan pada pengamatan terhadap fenomena alam. Ada tiga hal yang berkai-tan dengan kimia sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori, kimia sebagai proses atau kerja ilmiah, serta kimia sebagai sikap. Oleh sebab itu pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap.

Dan dalam usaha untuk menjelaskan suatu fenomena yang berkaitan dengan kehi-dupan sehari-hari, seharusnya siswa diberi banyak kesempatan untuk meningkat-kan berbagai kemampuannya. Kemampuan mengamati dan menafsirmeningkat-kan penga-matan terhadap fenomena alam, mencari, mengidentifikasi dan memilih informasi yang tepat, meramalkan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, meren-canakan penelitian, dan mengajukan pertanyaan. Salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh siswa adalah keterampilan mengkomunikasikan dan keterampilan inferensi yang merupakan salah satu keterampilan proses sains (KPS). Namun, apa yang umumnya terjadi dalam kegiatan pembelajaran sains selama ini?

Faktanya, pembelajaran kimia di sekolah pada umumnya cenderung hanya meng-hadirkan konsep, hukum-hukum, dan teori saja, tanpa menyuguhkan bagaimana proses ditemukannya konsep, hukum-hukum, dan teori tersebut sehingga sikap ilmiah dalam diri siswa tidak berkembang dengan baik. Sesuai hasil observasi yang telah penulis lakukan pada SMAN 5 Bandar Lampung. Hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran yang masih terfokus pada guru, siswa tidak dianggap seba-gai subyek yang aktif yang dapat membangun konsep baru berdasarkan


(18)

3

pengetahuan awal yang sudah dimiliknya. Hal ini disebabkan karena guru tidak begitu memahami mengenai keterampilan berfikir. Tentunya kegiatan pembela-jaran seperti ini tidak sejalan dengan kurikulum yang berlaku. KTSP menempat-kan siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pembelajaran adalah meng-kondisikan siswa bagaimana berfikir dan terampil.

Model pembelajaran Learning Cycle 3E (LC 3E) adalah pembelajaran yang dila-kukan melalui serangkaian tahap (fase pembelajaran) yang diorganisasi sedemi-kian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi. Fase-fase pembelajaran meliputi: (1) fase eksplorasi (exploration); (2) fase penjelasan konsep

(explaination); dan (3) fase penerapan konsep (elaboration).

Pada fase eksplorasi (exploration), siswa mulai bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji pengetahuan awal serta melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menen-tukan atau mengenal suatu konsep berdasar-kan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya di dalam fase eksplorasi. Fase penerapan konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama tingkatannya ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.

Dengan demikian, siswa dilatih berpikir untuk memenuhi kebutuhan berpikirnya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang sudah mereka miliki, bukan sekedar memahami konsep saja. Pembelajaran dengan menggunakan LC 3E berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) diharapkan siswa dapat menemukan konsepnya


(19)

4

sendiri dari fakta dan data yang diperolehnya melalui keterampilan mengkomuni-kasikan dan inferensi, sehingga konsep-konsep kimia akan lebih bermakna bagi siswa dan tidak hanya sekedar menjadi hafalan yang membebani siswa.

Hasil penelitian Aqiqoh (2009) yang dilakukan pada siswa SMAN 10 Bandar Lampung kelas X7 , menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pe-nerapan model pembelajaran LC 3E mampu meningkatkan aktivitas dan pengua-saan konsep pada materi hidrokarbon.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3E Pada Materi Kesetimbangan Kimia Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan

kimia dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan?

2. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia dalam meningkatkan keterampilan inferensi?

3. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia dalam meningkatkan penguasaan konsep?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:


(20)

5

1. Efektivitas pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan

2. Efektivitas pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia dalam meningkatkan keterampilan inferensi

3. Efektivitas pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia dalam meningkatkan penguasaan konsep

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:

1. Melalui penerapan pembelajaran LC 3Epada materi kesetimbangan kimia siswa dapat memperoleh pengalaman dalam suatu ilmu pengetahuan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan, inferensi dan

penguasaan konsep.

2. Menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya di SMA N 5 Bandar Lampung.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu dijabarkan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA3 dan XI IPA4 semester ganjil SMA N 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.


(21)

6

2. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran ini dikata-kan efektif meningkatdikata-kan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain ternormalisasi).

3. Penguasaan konsep kesetimbangan kimia adalah nilai siswa-siswi pada materi kesetimbangan kimia yang diperoleh melalui posttest.

4. Indikator keterampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini adalah keterampilan mengkomunikasikan yang meliputi (memberikan/menggambar-kan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan), dan keterampilan inferensi yang meliputi (menjelaskan data hasil pengamatan dan menyimpulkan dari fakta yang terbatas).

5. Pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang biasa diterapkan guru kimia SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

6. Penerapan pembelajaran LC 3Edibantu media LKS yang disusun untuk melatih keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.


(22)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukan-lah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukanlah gam-baran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan aki-bat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Von Glasersfeld dalam Sardiman, (2007)

Menurut Slavin dalam Trianto, (2010) teori pembelajaran konstruktivisme meru-pakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang mengeta-hui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, mela-inkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti haki-kat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu ten-tang sesuatu Suparno, (1997).


(23)

8

Ciri atau prinsip dalam belajar menurut Suparno (1997) sebagai berikut: 1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa

yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami,

2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus,

3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pe- ngembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukan- lah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri,

4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya,

5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Menurut Sagala (2010) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengeta-huan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Landasan berfikir konstruktivisme adalah menekankan pada strategi memeperoleh dan mengingat pengetahuan.

B. Teori Belajar Perkembangan Kognitif

Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan lingkungan dan hal itu terjadi terus me-nerus sepanjang hayatnya. Teori ini pun mengenal konsep bahwa belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada(asimilasi)


(24)

9

dan menyesuaikan diri dengan infomasi yang baru (akomodasi).

Menurut Jean Piaget dalam Bell (1994), belajar adalah:

Interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan. Artinya, pe-ngetahuan itu suatu proses, bukannya suatu “barang”. Karena itu untuk me- mahami pengetahuan orang dituntut untuk mengenali dan menjelaskan berbagai cara bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam roses pembelajaran Jean Piaget dalam Bell (1994), menyarankan:

penggu-naan metode aktif yang menghendaki siswa menemukan kembali atau mere-konstruksi kebenaran-kebenaran yang harus dipelajarinya. Guru berperan mengatur dan menciptakan situasi dan menyajikan masalah yang berguna. Kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa mere-mehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus-menerus. Kog-nitif merupakan pusat penggerak berbagai kegiatan kita, seperti mengenali ling-kungan, melihat berbagai masalah, menganalisis berbagai masalah, mencari infor-masi baru, menarik simpulan dan sebagainya.

C. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesu-atu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan Satria, ( 2005).

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan ting-kat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran diting-katakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa


(25)

me-10

nunjukan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran.

Kriteria keefektifan menurut Wicaksono (2008) mengacu pada:

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran, dapat dikatakan tuntas apabila

sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam peningkatan hasil belajar.

b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembela-jaran (N-gain yang signifikan).

c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan

D. Learning Cycle 3 phase (LC 3E)

Learning Cycle (LC) merupakan salah satu model perencanaan yang telah diakui dalam pendidikan, khususnya pendidikan IPA. Model ini merupakan model yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk me-ngembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Learning Cycle merupa-kan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan ikut berperan aktif.

LC merupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh filsafat konstruktivisme. Pembelajaran melalui model siklus belajar mengharuskan siswa membangun sen-diri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang dibimbing oleh guru. Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu fase eks-plorasi (exploration), guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk


(26)

me-11

nguji pengetahuan awal, dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan se-perti praktikum. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya di dalam fase eksplorasi. Fase penerapan konsep ( elabora-tion), dimaksudkan mengajak siswa untuk menerapkan konsep pada contoh keja-dian yang lain, baik yang sama ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.

Karplus dan Their dalam Fajaroh dan Dasna, (2007) mengungkapkan bahwa: Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Learning Cycle3 Phase (LC 3E) terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), penjelasan kon-sep (concept introduction/ explaination), dan penerapan konsep (elaboration).

Pada tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inde-ranya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti melakukan eksperimen, menganalisis artikel, mendisku-sikan fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharap-kan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya (cognitive

dis-equilibrium) yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase pengenalan konsep. Pada fase penjelasan konsep, diharap-kan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah di-miliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka dan


(27)

12

berdiskusi. Pada fase terakhir, yakni penerapan konsep, siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui berbagai kegiatan-kegiatan seperti problem solving atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep dapat mening-katkan pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena siswa mengetahui pene-rapan nyata dari konsep yang mereka pelajari. (Karplus dan Their ( Fajaroh dan Dasna, 2007).

LC 3E melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif mem- bangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Hudojo (2001) mengemukakan bahwa:

Implementasi LC 3E dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis:

1. siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa,

2. informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Infor- masi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu,

3. orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah.

Cohen dan Clough (Fajaroh dan Dasna, 2007) menyatakan bahwa LC 3E merupa-kan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dila-kukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar LC 3E berlangsung secara kons-truktivistik adalah:

1. tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,


(28)

13

3. terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerja sama individu dengan lingkungannya,

4. tersedianya media pembelajaran,

5. kaitkan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan.

E. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Menurut Hariwibowo (Fitriani, 2009) mengemukakan:

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keteram-pilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memper-hatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk

kreatifitas.

Hartono dalam Fitriani, (2009) mengemukakan:

Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS. Dalam pem-belajaran IPA, aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya proses sains. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang satu sama lain berkaitan dan sebagai prasyarat. Namun pada setiap jenis keterampilan pro- ses ada penekanan khusus pada masing-masing jenjang pendidikan.

Menurut pendapat Tim action Research Buletin Pelangi Pendidikan (1999) kete-rampilan proses sains dibagi menjadi dua antara lain:

1. Keterampilan proses dasar (Basic Science Proses Skill). Keterampilan proses dasar meliputi :


(29)

14

Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains dasar Keterampilan dasar Indikator Observasi

(observing)

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.

Klasifikasi (Classifying)

Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentu-kan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.

Pengukuran (measuring)

Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukur-an ke satupengukur-an pengukurpengukur-an lain.

Berkomunikasi (communicating)

Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, men-jelaskan hasil percobaan, membaca tabel, mendiskusi-kan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa. Inferensi Mampu menjelaskan data hasil pengamatan dan

menyimpulkan dari fakta yang terbatas.

F. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep adalah proses penyerapan ilmu pengetahuan oleh siswa sela-ma proses pembelajaran berlangsung, dengan memiliki penguasaan konsep, peser- ta didik akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dipe-roleh dari fakta dan pengalaman yang pada akhirnya peserta didik akan memper-oleh prinsip hukum dari suatu teori. Hal tersebut didukung memper-oleh pendapat Sagala (2010) definisi konsep adalah :

Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang


(30)

15

meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan konsep adalah ide atau pengerti-an ypengerti-ang diabstrakkpengerti-an dari peristiwa konkret ypengerti-ang timbul dari buah pikirpengerti-an mpengerti-anu- manu-sia dan pengalaman manumanu-sia serta digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat terlihat dari penguasaan konsep yang dicapai siswa. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan pembelajaran bagi siswa, sebab ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Penguasaan konsep yang telah dipelajari siswa dapat diukur dari hasil tes yang dilakukan oleh guru.

G. Kerangka Pemikiran

Melalui pembelajaran learning cycle 3E, siswa diberi kesempatan untuk mengem-bangkan berbagai kemampuan, diantaranya kemampuan mengkomunikasikan, inferensi dan penguasaan konsepnya. Pada tahap eksplorasi guru meminta siswa untuk menggali kemampuan awal yang mereka miliki misalnya, dengan menga-mati percobaan yang mereka lakukan, sedangkan pada tahap explanasi siswa di-tugaskan untuk menuliskan hasil pengamatan yang telah mereka lakukan sebelum-nya dan mesebelum-nyajikansebelum-nya dalam bentuk tabel atau grafik dan kemudian dari data tersebut mereka dapat menyimpulkan sendiri hasil percobaan yang telah mereka dapat.

Kemampuan mengkomunikasikan dan inferensi ini tidak lain merupakan aspek yang terdapat dalam keterampilan proses sains. Dan dari keterampilan proses


(31)

16

sains yang telah mereka peroleh, penguasaan konsep dengan sendirinya dapat dicapai. Dengan demikian, diduga melalui pembelajaran learning cycle 3E

keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa, terutama keterampilan mengkomunikasikan, inferensi akan meningkat.

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: Perbedaan penguasaan konsep ma-teri kesetimbangan kimia semata-mata karena adanya perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran. Dan Faktor-faktor lain yang memungkinkan bisa mempe-ngaruhi peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 tersebut dapat diabaikan.

I. Hipotesis Umum

Rumusan hipotesis umum dalam penelitian ini yaitu, melalui rata-rata N-gain pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia efektif meningkatkan keterampilan proses sains (mengkomunikasikan, inferensi) dan penguasaan konsep dibandingkan pembelajaran konvensional.


(32)

17

III. METODE PENELITIAN

A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 152 siswa dan tersebar dalam empat kelas.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif sampling. Purposif sam-pling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sam-pel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Sampling purposif akan baik hasilnya di tangan seorang ahli yang mengenal populasi dan dapat segera mengetahui lokasi masalah-masalah yang khas Sudjana, ( 2002).

Merujuk pada pertimbangan dua kelas sampel yang akan diteliti harus memiliki homogenitas kemampuan mengkomunikasikan, inferensi dan penguasaan konsep, maka dua kelas yang disarankan adalah kelas XIA3 dan kelas XIA4. Selanjutnya dua kelas sampel tersebut dibagi menjadi kelas eksperimen dimana akan diterapkan

Learning cycle 3E, dan kelas kontrol dimana akan diterapkan pembelajaran konven-sional. Karena kemampuan penguasaan konsep dari kedua dianggap homogen, maka


(33)

18

peneliti menentukan kelas XIA3 sebagai kelas kontrol dan kelas XIA4 sebagai kelas eksperimen.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primeryang bersifat kuan-titatif yaitu data hasil tes. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. 1 Pretest

Pretest merupakan uji awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian. Pretest dalam penelitian ini terdiri dari 20 soal pilihan jamak dan 5 soal essay.

b. Posttest

Posttest merupakan uji akhir atau tes akhir, yaitu tes yang dilaksanakan sete- lah perlakuan. Tujuan posttest ini adalah untuk mendapatkan nilai dari kelas eksperimen, setelah diberi perlakuan yang berbeda dan kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Komposisi soal posttest yaitu 20 soal pilihan jamak dan 5 soal essay yang berbeda dengan soal pretest.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design. Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 2. Desain penelitian

Kelas pretest Perlakuan posttest

Kelas eksperimen O1 X1 O2


(34)

19

O1 adalah pretest yang diberikan sebelum perlakuan, O2 adalah posttest yang diberi-kan setelah perlakuan. X1 adalah perlakuan berupa penerapan model pembelajaran

learning cycle 3 fase dan X2 kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Seba-gai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembe-lajaran learning cycle3E dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia dari siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah:

1. Silabus untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen

menggunakan LC 3E, dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. 3. Kelas eksperimen melatihkan LKS dengan model pembelajaran learning

cycle3E sedangkan kelas kontrol menggunakan LKS sekolah.

4. Soal pretest dan posttest untuk menjaring pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah evaluasi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan Validitas isi. Adapun pengujian validitas isi ini dilaku-kan dengan cara judgment. Dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing untuk mengujinya.


(35)

20

D. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Melakukan observasi di tempat yaitu, di SMA N 5 B. Lampung.

2. Menentukan populasi dan sampel, yaitu kelas XI IPA SMA N 5 B. Lampung. 3. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran 4. Melakukan pretest dengan soal yang sama pada kedua kelas

5. Melaksanakan proses pembelajaran, yaitu kelas eksperimen menggunakan model LC 3E dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

6. Pelaksanaan posttest di kedua kelas.

7. Menganalisis data berdasarkan data hasil penelitian. 8. Penarikan kesimpulan.

9. Penulisan laporan penelitian.

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian Melakukan Observasi

Kelas Kontrol Pembelajaran Konvensional

Pretest Kelas Eksperimen LC 3 E

Posttest

Analisis Data

Kesimpulan

Penulisan Laporan Penelitian Mempersiapkan instrumen Menentukan Populasi dan Sampel


(36)

21

G. Analisis Data

1. N-Gain

Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran terhadap keterampilan mengko-munikasikan, inferensi dan penguasaan konsep kesetimbangan kimia, maka dilaku-kan analisis skor gain ternormalisasi. Perhitungan gain ternormalisasi bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes dari kedua kelas. Rumus gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:

2. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut : a. Siapkan variabel yang akan digunakan, dan menuliskan pada layar variabel

(Variable View) yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Masukkan nilai-nilai gain sesuai variabelnya pada layar data (Data View). c. Pilih Analyze Descriptive Statistic Explore

d. Masukkan Variabel kelas kontrol dan kelas eksperimen ke dalam independent list.

e. Pada Display, pilih Plots.

f. Klik kotak plots : pada Box Plots beri tanda pada factor levels together, pada

descriptive beri tanda untuk Normality plots with test. Klik Continue, klik Ok. g. Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika pada Kolmogorov-Smirnov


(37)

22

3. Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

1. Hipotesis keterampilan mengkomunikasikan:

H0 : Rata-rata N-gain keterampilan mengkomunikasikan dengan pembelajaran

Learning Cycle 3E pada materi kesetimbangan kimia lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gain keterampilan mengkomunikasikan dengan pembelajaran konvensional

H0 : µ1x ≤ µ2x

H1 : Rata-rata N-gain keterampilan mengkomunikasikan dengan pembelajaran

Learning Cycle 3E pada materi kesetimbangan kimia lebih tinggi daripada rata-rata N-gain keterampilan mengkomunikasikan dengan pembelajaran konvensional

H1 : µ1y > µ2x

2. Hipotesis keterampilan inferensi:

H0 : Rata-rata N-gain keterampilan inferensi dengan pembelajaran Learning Cycle 3E pada materi kesetimbangan kimia lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gain keterampilan inferensi dengan pembelajaran konvensional. H0 µ1y ≤ µ2y

H1 : Rata-rata N-gain keterampilan inferensi dengan pembelajaran Learning

Cycle 3E pada materi Kesetimbangan Kimia lebih tinggi daripada rata-rata N-gain keterampilan inferensi dengan pembelajaran konvensional.

H1 µ1y > µ2y


(38)

23

3. Hipotesis penguasaan konsep

H0 : Rata-rata N-gain penguasaan konsep dengan pembelajaran Learning Cycle 3E pada materi kesetimbangan kimia lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gain penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional H0 : µ1x ≤ µ2x

H1 : Rata-rata N-gain penguasaan konsep dengan pembelajaran Learning Cycle

3E pada materi kesetimbangan kimia lebih tinggi daripada rata-rata N-gain penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional

H1 : µ1y > µ2x Keterangan:

µ1 : Rata-rata N-gain (x,y) pada materi kesetimbangan kimia pada kelas yang diterapkan pembelajaran Learning cycle 3E

µ2 : Rata-rata N-gain (x,y) pada materi kesetimbangan kimia pada kelas dengan pembelajaran konvensional

x: keterampilan proses sains(mengkomunikasikan dan inferensi) y : penguasaan konsep

4. Uji homogenitas dua varians

Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak.

H0 = data penelitian mempunyai variansi yang homogen H1 = data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen

Pengujian homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :


(39)

24

a. Buka lembar kerja/file input normalitas. Dari menu utama SPSS, pilih Analyze Compare → Means One Way → Anova

b. Masukkan variabel pretest dan postest ke dalam dependent list dan variabel kelas ke dalam factor list.

c. Pada options, pilih homogeneity of variance test. Klik continue, dan klik ok. d. Terima H0, jika nilai sig.> 0,05 dan tolak H0, jika nilai sig. ≤0,05.

H. Tehnik Pengujian Hipotesis

Untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka uji hipote-sis yang digunakan adalah uji parametik (Sudjana, 2002). Dalam penelitian ini digu-nakan uji-t dengan bantuan program SPSS 16.0.

a. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains baik mengkomunikasikan ataupun inferensi dan penguasaan konsep materi kesetim-bangan kimia yang lebih tinggi antara pembelajaran Learning Cycle 3 E dengan pembelajaran konvensional dari siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

i. Langkah statistik

Langkah uji-t dengan menggunakan SPSS 16.0, diantaranya sebagai berikut: a) Buka lembar kerja/file input normalitas. Dari menu utama SPSS, pilih

AnalyzeCompare Means Independent → sample T test

b) Masukkan variabel postes ke dalam test variable dan variabel kelas ke dalam grouping variable.

c) Klik define groups kemudian ketik 1 pada group 1 dan ketik 2 pada group 2. d) Klik continue, klik ok.


(40)

25

ii. Kriteria uji


(41)

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata N-gain keterampilan mengkomunikasikan,dengan pembelajaran LC 3E lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional

2. Rata-rata N-gain keterampilan inferensi,dengan pembelajaran LC 3E lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional

3. Rata-rata N-gain penguasaan konsep,dengan pembelajaran LC 3E lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional

4. Pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia efektif dalam meningkat-kan keterampilan mengkomunikasimeningkat-kan, inferensi dan penguasaan konsep siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung.


(42)

50

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa agar lebih memperhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembe-lajaran lebih efektif dan dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah.

2. Pembelajaran Learning Cycle 3 E dapat dipakai sebagai alternatif model pembe-lajaran bagi guru dalam membelajarkan materi kesetimbangan kimia dan materi lain dengan karakteristik yang sama.


(43)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aqiqoh. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3 Fase Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Hidrokarbon (PTK Kelas X7 Sma Negeri 10 Bandar Lampung Tp 2009- 2010).Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Zamarah dan Aswan Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Djajadisastra, J. 1991. Metode-Metode Mengajar. Angkasa. Bandung.

Djamarah, S.B. 1996. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Fajaroh, F. Dan I W. Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning cycle). Universitas Negeri Malang. Malang.

Fitriani, D. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif (SBEI)

Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep laju Reaksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Haryono. 2001. Kumpulan Model Pembelajaran (Bagian 6). http://history22 education.wordpress.com/2010/11/20/kumpulan-model-pembelajaran- bagian-6.

J.M.C. Rachmawati.M, Johari. Kimia 2 SMA kelas XI. Esis. Jakarta. Purba, M. 2004. Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

Sagala, S. 2010 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja grafindo

Persada. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipata. Jakarta. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sukandi, U. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.


(44)

52

Tim action Research Buletin Pelangi Pendidikan. 1999. Proses Belajar Mengajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UNILA. Bandar Lampung.

Trianto. 2007. Model-Model Pe,belajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.


(1)

a. Buka lembar kerja/file input normalitas. Dari menu utama SPSS, pilih Analyze Compare → Means One Way → Anova

b. Masukkan variabel pretest dan postest ke dalam dependent list dan variabel kelas ke dalam factor list.

c. Pada options, pilih homogeneity of variance test. Klik continue, dan klik ok. d. Terima H0, jika nilai sig.> 0,05 dan tolak H0, jika nilai sig. ≤0,05.

H. Tehnik Pengujian Hipotesis

Untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka uji hipote-sis yang digunakan adalah uji parametik (Sudjana, 2002). Dalam penelitian ini digu-nakan uji-t dengan bantuan program SPSS 16.0.

a. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains baik mengkomunikasikan ataupun inferensi dan penguasaan konsep materi kesetim-bangan kimia yang lebih tinggi antara pembelajaran Learning Cycle 3 E dengan pembelajaran konvensional dari siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

i. Langkah statistik

Langkah uji-t dengan menggunakan SPSS 16.0, diantaranya sebagai berikut: a) Buka lembar kerja/file input normalitas. Dari menu utama SPSS, pilih

Analyze → Compare Means Independent → sample T test

b) Masukkan variabel postes ke dalam test variable dan variabel kelas ke dalam grouping variable.

c) Klik define groups kemudian ketik 1 pada group 1 dan ketik 2 pada group 2. d) Klik continue, klik ok.


(2)

ii. Kriteria uji


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata N-gain keterampilan mengkomunikasikan,dengan pembelajaran LC 3E lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional 2. Rata-rata N-gain keterampilan inferensi,dengan pembelajaran LC 3E lebih tinggi

dibandingkan rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional

3. Rata-rata N-gain penguasaan konsep,dengan pembelajaran LC 3E lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional

4. Pembelajaran LC 3E pada materi kesetimbangan kimia efektif dalam meningkat-kan keterampilan mengkomunikasimeningkat-kan, inferensi dan penguasaan konsep siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung.


(4)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa agar lebih memperhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembe-lajaran lebih efektif dan dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah.

2. Pembelajaran Learning Cycle 3 E dapat dipakai sebagai alternatif model pembe-lajaran bagi guru dalam membelajarkan materi kesetimbangan kimia dan materi lain dengan karakteristik yang sama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aqiqoh. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3 Fase Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Hidrokarbon (PTK Kelas X7 Sma Negeri 10 Bandar Lampung Tp 2009-

2010). Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Zamarah dan Aswan Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Djajadisastra, J. 1991. Metode-Metode Mengajar. Angkasa. Bandung.

Djamarah, S.B. 1996. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Fajaroh, F. Dan I W. Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning cycle). Universitas Negeri Malang. Malang.

Fitriani, D. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif (SBEI)

Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep laju Reaksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Haryono. 2001. Kumpulan Model Pembelajaran (Bagian 6). http://history22 education.wordpress.com/2010/11/20/kumpulan-model-pembelajaran- bagian-6.

J.M.C. Rachmawati.M, Johari. Kimia 2 SMA kelas XI. Esis. Jakarta. Purba, M. 2004. Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

Sagala, S. 2010 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja grafindo

Persada. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipata. Jakarta. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sukandi, U. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.


(6)

Tim action Research Buletin Pelangi Pendidikan. 1999. Proses Belajar Mengajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UNILA. Bandar Lampung.

Trianto. 2007. Model-Model Pe,belajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

0 3 35

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 9 51

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 12 70

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 11 66

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 13 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 9 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI- REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 8 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI ASAM BASA

0 4 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 12 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 8 45