PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Wijaya Bandar Lampung TP 2009-2010)

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Menurut Hamalik (2002:187) dilihat dari besarnya kelas, pendekatan penemuan terbimbing dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunikasi yaitu sistem satu arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

a. Sistem satu arah (ceramah reflektif)

Pada sistem ini penyajian dilakukan satu arah oleh guru. Siswa dirangsang untuk melakukan penemuan. Langkah-langkah pembelajarannya, guru mengajukan masalah dengan melontarkan pertanyaan ke siswa dalam kelas, memberi kesempatan siswa untuk berefleksi kemudian guru memberikan penguatan terhadap jawaban yang diajukan oleh siswa tersebut. Guru menentukan aturan-aturan yang harus dilakukan oleh siswa, tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk membuat aturan-aturan yang harus diperbuatnya (Hamalik, 2002:187)

b. Sistem dua arah (penemuan terbimbing)

Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat atau benar. Gaya pengajaran demikian oleh Gagne dalam Hartono (2007) disebut pembelajaran penemuan terbimbing (guide discovery).


(2)

Model pembelajaran penemuan terbimbing adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Model pembelajaran ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah, dan siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek belajar.

Pembelajaran penemuan terbimbing terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran: 1. Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan dan mengkondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Siswa perlu mengetahui tujuan mengapa mereka harus berperan serta pada proses

pembelajaran tersebut. Siswa juga harus tahu apa yang dapat mereka lakukan setelah pembelajaran itu. Membantu siswa untuk menyadari adanya hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan relevansinya terhadap kehidupan sehari-hari. Kesadaran itu juga akan membantu siswa memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan diikutinya. Kegiatan ini selain menyiapkan siswa untuk belajar juga akan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep akan sangat berarti sebagai pengalaman belajar dengan bimbingan dan arahan guru. Proses penemuan konsep ini dilaksanakan dengan melakukan penyelidikan dan pelatihan terbimbing dengan bantuan media berupa LKS eksperimen maupun LKS non eksperimen. Melalui LKS siswa diarahkan untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui konsep-konsep yang ditemukan.

3. Kegiatan akhir

Pada kegiatan ini, evaluasi dilakukan baik terhadap langkah-langkah penemuan maupun pada pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebagai umpan balik dari proses pembelajaran. Umpan balik ini akan membuat siswa dapat memperbaiki kesalahan dan diharapkan mampu menguasai konsep dengan baik.

Pembelajaran penemuan terbimbing ini memiliki keunggulan sebagai berikut: (1) Metode ini dapat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kofnitif siswa. (2)

Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer. (3) Membangkitkan gairah pada siswa. (4) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan


(3)

belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar lebih giat. (6) Dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses penemuan. (7) Strategi ini berpusat pada siswa, guru menjadi teman belajar terutama dalam situasi penemuan yang

“jawaban”nya belum diketahui sebelumnya. (Suryobroto, 2002:200). B. Penguasaan Konsep

Konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan sebagai hasil berfikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan banyak pengalaman. Pemahaman dan penguasaan konsep akan memberikan suatu aplikasi dari konsep tersebut, yaitu membebaskan suatu stimulus yang spesifik sehingga dapat digunakan dalam segala situasi dan stimulus yang mengandung konsep tersebut. Jika belajar tanpa konsep, proses belajar mengajar tidak akan berhasil hanya dengan bantuan konsep proses belajar mengajar dapat ditingkat-kan lebih maksimal.

Penguasaan konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini di-dukung oleh Djamarah dan Zain (1996) yang mengatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah ber-akhirnya melakukan aktivitas belajar. Proses belajar seseorang sangat dipenga-ruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas. Dalam belajar dituntut juga adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan penguasaan materi. Materi pelajaran kimia terdiri atas konsep-konsep yang cukup banyak jumlahnya dan antara konsep yang satu dengan yang lain saling berkaitan, dalam mempelajari


(4)

ilmu kimia diperlukan penguasaan konsep sebagai dasar untuk mempelajari konsep-konsep berikutnya yang lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat terlihat dari penguasaan konsep yang dicapai siswa. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar, sebab ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Penguasaan konsep yang telah dipelajari siswa dapat diukur dari hasil tes yang dilakukan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Romiszowski (dalam Abdurrahman, 1999):

Penguasaan konsep merupakan hasil dari suatu sistem pemrosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam

informasi yang didapat dalam proses pembelajaran, sedangkan keluarannya adalah perbuatan dan hasil dari suatu pembelajaran atau kinerja (action). Penguasaan konsep dapat dilihat dari hasil tes tertulis setelah dilakukannya proses pembelajaran.

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains (Gagne, dalam Hartono, 2007). Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki

kemampuan KPS. Dalam pembelajaran IPA aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar. Dengan kata lain bila seseorang telah memiliki KPS, IPA sebagai produk akan mudah dipahami, bahkan mengaplikasikan dan mengem-bangkannya. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat proses


(5)

berlangsungnya sains. KPS merupakan esensial untuk setiap guru sebagai bekal menggunakan dan mengajar metode ilmiah. KPS terdiri dari beberapa keteram-pilan yang satu sama lain berkaitan dan sebagai prasarat. KPS penting dimiliki guru untuk digunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan pengetahuan/ informasi baru kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan / informasi yang telah dimiliki siswa. KPS ini dapat diaplikasikan misalkan pada kegiatan

praktikum. Menurut Esler & Esler dalam Hartono (2007) KPS dikelompokkan kedalam keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu yang disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel I. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu Mengamati (observasi)

Mengelompokkan (klasifikasi) Melakukan pengukuran

Berkomunikasi

Menarik kesimpulan (inferring) Meramalkan (prediksi)

Merumuskan hipotesis Menyatakan variabel Mengontrol variabel

Mendefinisikan operasional Eksperimen

Menginterpretasi data Penyelidikan

Aplikasi konsep

KPS pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. KPS dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dimyati dan Mudjiono (2002:138) memuat ulasan pendekatan keterampilan proses sains yang diambil dari pendapat Funk dalam Hartono (2007) sebagai berikut: (1) Pendekatan KPS dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena


(6)

lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan; (2) Pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; (3) KPS dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan keterampilan proses sains dirancang dengan beberapa tahapan yang diharapkan akan meningkatkan penguasaan konsep. Tahapan-tahapan pendekatan pembelajaran KPS menurut Dimyati dan Mudjiono (2002):

Pendekatan keterampilan proses lebih cocok diterapkan pada pembelajaran sains. Pendekatan pembelajaran ini dirancang dengan tahapan: (1) Pe-nampilan fenomena. (2) Apersepsi, (3) Menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. (4) Demonstrasi atau eksperimen, (5) Siswa mengisi lembar kerja. (6) Guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.

Penerapan pendekatan pembelajaran keterampilan proses sains memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang pada dasarnya sudah dimiliki oleh siswa. Hal itu didukung oleh pendapat Arikunto (2004): Pendekataan berbasis keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan intelektual tersebut telah ada pada siswa.

Dari uraian di atas dapat diutarakan bahwa dengan penerapan pendekatan KPS menuntut adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan. Selanjutnya dapat digunakan untuk


(7)

menyelesaikan masalah-masalah. Pada Tabel 2 dan 3 terdapat indikator-indikator KPS dasar dan indikator KPS terpadu yang uraiannya disajikan pada Tabel 2 dan 3 berikut:

Tabel 2. Indikator keterampilan proses sains dasar

Keterampilan Dasar Indikator

Observasi (observing) Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil

pengamatan.

Klasifikasi (Classifying) Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.

Pengukuran (measuring) Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan

pengukuran ke satuan pengukuran lain. Pengkomunikasian

(communicating)

Mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

Menarik Kesimpulan (inferring)

Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan inormasi.

Tabel 3. Indikator keterampilan proses sains terpadu

Keterampilan Terpadu Indikator

Merumuskan hipotesis (formulating Hypotheses)

Mampu menyatakan hubungan antara dua variabel, mengajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan mengungkapkan bagaimana cara melakukan pemecahan masalah


(8)

Tabel 3. (lanjutan)

Menamai variabel (Naming Variables)

Mampu mendefinisikan semua variabel jika digunakan dalam percobaan

Mengontrol variabel (Controling Variables)

Mampu mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi hasil percobaan, menjaga kekonstanannya selagi memanipulasi variabel bebas

Membuat definisi operasional (making operational

definition)

Mampu menyatakan bagaimana mengukur semua faktor/variabel dalam suatu

eksperimen Melakukan Eksperimen

(experimenting)

Mampu melakukan kegiatan, mengajukan pertanyaan yang sesuai, menyatakan hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, mendefinisikan secara operasional variabel-variabel, mendesain sebuah

eksperimen yang jujur, menginterpretasi hasil eksperimen

Interpretasi (Interpreting) Mampu menghubung-hubungkan hasil pengamatan terhadap obyek untuk menarik kesimpulan, menemukan pola atau

keteraturan yang dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu fenomena alam

Merancang penyelidikan (Investigating)

Mampu menentuka alat dan bahan yang diperlukan dalam suatu penyelidikan,

menentukan variabel kontrol, variabel bebas, menentukan apa yang akan diamati, diukur dan ditulis, dan menentukan cara dan langkah kerja yang mengarah pada pencapaian

kebenaran ilmiah Aplikasi konsep (Appling

Concepts)

Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

D. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Media pembelajaran adalah alat bantu untuk


(9)

pembelajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Menurut Sriyono (1992), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Prianto dan Harnoko(1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. 6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui

kegiatan belajar.

7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.


(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti mengobservasi, mengklasifikasi, melakukan pengukuran, berkomunikasi dan menarik kesimpulan. Keterampilan proses sains (KPS) pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikaskan hasilnya. Melatihkan KPS dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Penting seorang guru melatihkan KPS kepada siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan masalah serta menjelaskan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia dan siswa di SMA Wijaya Bandar Lampung, mata pelajaran kimia masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Kenyataan ini diperkuat dengan diperolehnya nilai rata-rata penguasaan konsep kimia siswa kelas XI IPA1 pada materi pokok Laju Reaksi tahun pelajaran 2008-2009 sebesar 55,55. Siswa yang mendapat nilai ≥ 65 hanya mencapai 35 %, sedangkan Kriteria Ketuntasan


(11)

Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA tersebut yaitu untuk pelajaran kimia 100 % siswa memperoleh nilai ≥ 65, dengan demikian siswa tersebut belum mencapai belajar tuntas.

Faktor yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar kimia siswa pada materi pokok laju reaksi kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar Lampung diantaranya adalah kurang efektifnya penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan mengerjakan soal, sementara siswa kurang aktif dilibatkan dalam proses penemuan konsep. Siswa meng-andalkan seluruh informasi datang dari guru, dan siswa menjadi pasif, hanya duduk, mendengarkan dan mencatat. Bahkan tidak jarang jika siswa merasa jenuh akan mengobrol, membuat kegaduhan di kelas dan keluar masuk kelas. Selain itu, siswa juga jarang sekali melakukan praktikum dan diskusi dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah. Metode yang diterapkan oleh guru tersebut

menyebabkan siswa tidak terlatih untuk bertanya kepada teman atau kepada guru, memberikan pendapat dan sanggahan, serta menjawab pertanyaan dari teman ataupun dari guru.

Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas XI IPA adalah: (1) mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, (2) memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju reaksi dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa mencapai kompetensi tersebut, maka siswa di ajak untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat,


(12)

serta mempresentasikan hasil percobaan. Pada prakteknya KPS dapat diterapkan dengan eksperimen dan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media pembelajaran. LKS yang digunakan berisi tahapan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa dalam menemukan konsep laju reaksi dan dapat melatihkan KPS siswa, sehingga diharapkan materi yang mereka pelajari akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Adapun keterampilan-keterampilan yang dapat dinilai dalam pendekatan keterampilan proses sains merupakan

keterampilan yang bersifat ilmiah dan membentuk pola pikir analisis pada siswa, misalnya mengamati, melakukan pengukuran, klasifikasi, berkomunikasi, dan menarik kesimpulan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasan konsep dan katerampilan sains siswa adalah pembelajaran penemuan terbimbing. Pembe-lajaran penemuan terbimbing dapat dikatakan sebagai suatu strategi pembePembe-lajaran atau cara penyajian pembelajaran yang baik dilaksanakan dalam kelompok belajar yang kecil, dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Model pembelajaran ini menempatkan siswa untuk lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah, siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul

“Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

dan Keterampilan Proses Sains siswa Pada Materi Pokok Laju Reaksi ”( PTK Pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Wijaya Bandarlampung TP 2009-2010)”.


(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat me-ningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat me-ningkatkan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

3. Bagaimanakah penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat me-ningkatkan persentase rata-rata KPS siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

1. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II.

2. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II.

3. Penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan persentase rata-rata KPS siswa pada materi pokok laju reaksi dari I siklus ke siklus II.


(14)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah: 1. Bagi siswa

Melatih KPS siswa, menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemampuan berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dengan teman, dan menumbuhkan rasa ketergantungan positif sesama teman.

2. Bagi guru dan peneliti

Memberi pengalaman secara langsung bagi guru mitra dan masukan kepada peneliti dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran kimia dengan menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing sebagai alternatif bentuk pembelajaran kimia pada materi pokok laju reaksi dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dan KPS sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran penemuan terbimbing dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses penemuan suatu konsep laju reaksi di bawah bimbingan dan arahan guru.

2. Proses penemuan dilakukan melalui penggunaan LKS yang konstruktif, LKS yang konstruktif dalam hal ini adalah LKS untuk membangun KPS siswa yang disusun berdasarkan indikator KPS.


(15)

3. Indikator KPS dasar yang akan dilatihkan dalam penelitian ini adalah (1) mengobservasi, (2) mengelompokkan, (3) pengukuran, (4)

meng-komunikaskan, dan (5) menarik kesimpulan. Dimana untuk indikator KPS mengobservasi dan pengukuran diukur dengan menggunakan lembar

observasi, untuk indikator KPS mengelompokkan, mengkomunikasikan, dan menarik kesimpulan diukur melalui tes.

4. Penguasaan konsep kimia siswa pada materi pokok laju reaksi yaitu merupakan nilai tes formatif siswa yang diperoleh setiap akhir siklus.

5. Materi pokok pada penelitian ini adalah laju reaksi yang terdiri dari submateri pokok kemolaran, konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, teori tumbukan, dan orde reaksi.


(16)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan:

1. Persentase rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 7,49 % dari 71,05 menjadi 76,37 pada siklus II.

2. Persentase siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 26,29% yaitu dari 63,18% menjadi 89,47%.

3. Persentase rata-rata KPS siswa dari siklus I ke siklus II, karena dengan melatihkan KPS siswa dilibatkan langsung dalam menemukan konsep materi yang sedang dipelajari. Dimana pada siklus II ini indikator observasi me-ningkat sebesar 29,53 % dari 54,67 % menjadi 84,2 %, indikator pengukuran meningkat sebesar 26,53 % dari 54,17 % menjadi 80,7 %, indikator peng-komunikasian meningkat sebesar 9,38 % dari 69,78 % menjadi 79,16 % dan indikator menarik kesimpulan meningkat sebesar 12,12 % dari 62,52 % menjadi 74,64%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan KPS siswa.


(17)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:

Kepada guru bidang studi kimia disekolah SMA Wijaya Bandar Lampung khususnya kelas XI IPA I sebaiknya menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing sebagai salah satu alternatif strategi dalam pembelajaran kimia, untuk meningkatkan keterampilan sains siswa dan penguasaan konsep siswa.

Bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian pada karakteristik materi dan siswa yang permasalannya mirip pada penelitian ini dapat meng-gunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan melatihkan KPS siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan optimal dan dapat meningkatkan pe-nguasaan konsep dan keterampilan sains siswa.


(18)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Wijaya Bandar Lampung pada kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 19 orang mulai tanggal 22 Oktober 2009 sampai tanggal 18 November 2009. Data hasil penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data hasil tes penguasaan konsep yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa, dan data KPS yang diungkap melalui lembar observasi KPS siswa untuk indikator observasi dan pengukuran, yang diamati oleh dua orang observer dan seorang guru mitra, serta tes KPS siswa untuk indikator pengkomunikasian dan menarik kesimpulan.

B. Data Penguasaan Konsep

Data penguasaan konsep diperoleh dari hasil tes formatif pada tiap akhir siklusnya. Data penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 4 halaman 136. Grafik rata-rata penguasaan konsep siswa ditunjukkan pada Gambar 2 berikut:


(19)

:

Gambar 2. Grafik rata-rata penguasaan konsep laju reaksi

Data siswa yang telah mencapai kriteria kriteria ketuntasan belajar minimum

(siswa yang memperoleh nilai ≥ 65) dapat dilihat pada Tabel 5 pada halaman 136. Grafik persentase siswa yang mencapai KKM ditunjukkan pada Gambar 3 sebagai berikut: 63,2% 89,5% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Pe rs en ta se si sw a ya ng me mp er ol eh n ila i ≥ 65

Siklus I Siklus II

Gambar 3. Grafik rata-rata persentase ketuntasan siswa

71,05 76,37 50 55 60 65 70 75 80 85 90 R ata -r ata pe ngua sa an kons ep la ju re aks i


(20)

C. Data Keterampilan Proses Sains

Pada penelitian ini terdapat empat indikator KPS dasar yang diukur, yaitu: observasi, pengukuran, pengkomunikasian dan menarik kesimpulan. Data

persentase nilai rata-rata peningkatan setiap jenis indikator KPS siswa dari siklus I ke siklus II disajikan pada Tabel 6 pada halaman 132. Grafik persentase rata-rata peningkatan setiap jenis indikator KPS siswa ditunjukkan pada Gambar 4 berikut:

54,7% 84,20% 54,2% 80,70% 69,8% 79,16% 62,5% 74,64% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% pe rs entas e se ti ap jenis indi ka tor KPS

1 2 3 4

Jenis indikator KPS siswa

Siklus I siklus II

Keterangan: (1) observasi, (2) pengukuran, (3) pengkomunikasian,

(4) menarik kesimpulan


(21)

D. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, pada siklus pertama dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan sebanyak 4 kali

pertemuan. Pada pra pelaksanaan tindakan guru mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa.

Pengelompokkan ini dilakukan secara heterogen berdasarkan data hasil pretes pada materi pokok laju reaksi.

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama menyampaikan sub materi kemolaran dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pertemuan kedua menyam-paikan sub materi konsep laju reaksi dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pada pertemuan ketiga melakukan tes formatif I yaitu uji penguasaan konsep dan uji KPS siswa dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pada pembelajaran dalam siklus I, dilakukan observasi untuk mengungkap KPS siswa. Untuk indikator observasi dan pengukuran diungkap dengan menggunakan lembar observasi KPS.

Sedangkan untuk indikator pengkomunikasian dan menarik kesimpulan diungkap melalui tes formatif uji KPS. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengkon-disikan siswa agar duduk berdasarkan kelompokmya masing-masing.

LKS yang digunakan pada pertemuan pertama dan kedua adalah LKS 1 dan LKS II yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran dan indikator KPS. LKS yang digunakan tersebut berisi tahapan pertanyaan-pertanyaan yang dapat melatih dan mengembangkan KPS siswa serta membantu siswa dalam menemukan


(22)

konsep kemolaran dan konsep laju reaksi. Indikator KPS yang muncul pada LKS I dan LKS II ada 4 indikator, yaitu indikator observasi, pengukuran,

peng-komunikasian, dan menarik kesimpulan.

Pertemuan pertama dalam pembelajaran penemuan terbimbing ini adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan menginformasikan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Selanjutnya guru menunjukkan 2 gelas larutan gula 25 ml dengan massa gula yang berbeda, masing masing 1 gram dan 2 gram. Kemudian guru menanyakan kepada siswa larutan manakah yang lebih pekat? dan bagaimanakah untuk menyatakan kepekatan tersebut? Dengan apersepsi tersebut siswa diajak untuk mengamati secara langsung dan dibimbing untuk berpikir larutan mana yang lebih pekat. Kemudian guru membagikan LKS I tentang kemolaran dan membimbing siswa dalam melakuakan percobaan, melalui LKS kemolaran guru dapat membimbing siswa dalam membangun konsep dan melatihkan KPS siswa. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok dan bekerja sama dalam mengisi LKS berdasarkan praktikum yang telah di lakukan. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, diakhir pembelajaran guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa dan memberi tugas evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa dan mengumpulkannya, lalu guru memberikan pekerjaan rumah untuk membaca materi selanjutnya.

Begitu juga pada pertemuaan kedua langkah-langkah dalam proses pembelajaran hampir sama dengan pertemuan I hanya saja berbeda pada submateri yang disampaikan. Pada pertemuan kedua ini submateri yang disampaikan adalah


(23)

konsep laju reaksi. Pada pertemuan ketiga diadakan uji siklus I yaitu uji penguasaan konsep dan uji KPS. Siswa diberi tes untuk menguji penguasaan konsep dan KPS siswa pada materi kemolaran dan konsep laju reaksi. Tes Uji Siklus I dilakukan dengan menggunakan lembar tes formatif I yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran dan indikator KPS yang ingin dicapai. Tes formatif I pada penguasaan konsep berupa soal essay sebanyak 5 soal dan pada tes KPS berupa soal essay sebanyak 3 soal. Rata-rata pengusaan konsep siswa dapat dilihat pada Tabel 4 halaman 136 dan Gambar 2 halaman 31, sedangkan rata-rata untuk setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus I ditunjukkan pada Tabel 6 halaman 136 dan Gambar 4 halaman 32.

Berdasarkan hasil yang tampak pada Tabel 6, persentase rata-rata indikator KPS siswa dari 19 siswa yang teramati pada siklus I diperoleh data untuk keterampilan mengobservasi sebesar 54,67 %. Keterampilan mengukur sebesar 54,17 %. Keterampilan mengkomunikasikan sebesar 69,78 %, dan keterampilan menarik kesimpulan sebesar 62,52 %. Berdasarkan data pada lembar observasi KPS siswa rendahnya indikator pengukuran dan indikator observasi dikarenakan pada

indikator pengukuran sebagian besar siswa belum bisa menggunakan peralatan percobaan dengan tepat dan belum melakukan percobaan dengan benar. Misalnya, pada saat mengambil kristal Na2S2O3 sebagian siswa langsung

memasukkannya ke dalam gelas kimia yang seharusnya terlebih dahulu diambil dengan menggunakan spatula baru dimasukkkan kedalam gelas kimia. Sedangkan pada indikator observasi sebagian besar siswa hanya mengamati secara sekilas saja percobaan yang mereka lakukan. Misalnya, pada pertemuan kedua pada saat mereaksikan 1 gram CaCO3 dan 10 ml HCl 3 M timbul gas, sebagian besar siswa


(24)

tidak mengetahui gas apa yang dihasilkan dari percobaan yang telah dilakukan. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan hal-hal seperti itu pada pertemuan sebelumnya, dan siswa masih jarang sekali melakukan kegiatan praktikum. Selain itu pada saat penulisan hasil pengamatan sebagian siswa tidak menuliskannya kedalam bentuk tabel sehingga siswa sulit untuk membaca data dari hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Dan siswa masih kurang tepat dalam membuat grafik dari data hasil percobaan yang telah dilakukan. Akibatnya siswa tidak dapat mengetahui adanya perubahan reaksi yaitu berkurangnya

pereaksi dan bertambahnya produk.

Berdasarkan hasil tes formatif I, rata-rata penguasaan konsep siswa pada siklus I sebesar 71,05, dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 12 siswa dengan persentase sebesar 63,17%, dan masih ada 7 siswa yang belum memperoleh nilai

≥ 65 dengan persentase sebesar 36,84%. Rendahnya KPS siswa ini berdampak pada penguasaan konsep siswa yang belum maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Romiszowski (dalam Abdurrahman, 1999) bahwa, penguasaan konsep merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran. Jika hasil dari suatu pem-belajaran itu rendah maka penguasaan konsep siswapun akan rendah.

Selain itu, berdasarkan data lembar observasi kinerja guru yang mempengaruhi masih rendahnya penguasaan konsep siswa dikarenakan masih minimnya interaksi antara guru dan siswa. Guru dalam membimbing kelompok pada saat

pembelajaran masih belum merata, guru hanya memperhatikan beberapa

kelompok saja sehingga masih banyak siswa yang bermain-main dan mengobrol. Selain itu guru juga kurang memberikan penguatan pada materi-materi yang


(25)

penting, sehingga pembelajaran penemuan terbimbing ini belum berjalan dengan maksimal.

2. Refleksi I

Pada akhir siklus I diadakan refleksi bersam guru mitra mengenai proses pem-belajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. Kekurangan-kekurangan pada siklus I yaitu:

1) KPS siswa masih rendah, sehingga pembelajaran penemuan terbimbing belum terlaksana dengan maksimal. Guru belum maksimal dalam mengelola kelas, terutama membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

2) Guru kurang memberikan penguatan pada materi-materi yang penting dan kurang memperhatikan alokasi waktu yang tersedia, sehingga pencapaian nilai penguasaan konsep yang didapatmasih kurang maksimal.

3) Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa masih rendah, masih benyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan di sekolah. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran penemuan terbimbing, sehingga siswa kurang aktif selama pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, perbaikan yang dilakukan di siklus II yaitu: 1) Mempertahankan kinerja yang sudah terlaksana dengan baik pada pembelajaran siklus I,

2) Guru memberikan perhatian secara merata dalam membimbing dan mengarahkan kelompok-kelompok belajar dalam mengerjakan LKS untuk


(26)

membantu siswa memahami konsep yang sedang dipelajari. Misalnya pada saat mempelajari konsep laju reaksi, guru meminta siswa untuk membaca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan yang terdapat dalam LKS, kemudian membimbing siswa dalam melakukan percobaan.

3) Guru harus meningkatkan pengelolaan kelas agar siswa tidak ribut dan suasana tetap kondusif pada saat praktikum maupun pembelajaran,

5) Guru lebih sering memberikan pengutan pada materi-materi yang penting dan bersifat variatif.

6) Guru lebih memperhitungkan alokasi waktu yang tersedia, memberi sanksi pada siswa yang ribut, seperti mengobrol dan main-main. Sanksi yang diberikan adalah menjelaskan materi yang dipelajari atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan menjelaskannya kepada teman-teman sekelasnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa, dan diharapkan dapat meningkatkan KPS siswa dan penguasaan konsep pada materi laju reaksi.

3. Siklus II

Siklus II terdiri dari 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama menyampaikan sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pertemuan kedua menyampaikan sub materi teori tumbukan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pertemuan ketiga menyampaikan sub materi orde reaksi dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pertemuan keempat melakukan tes formatif II yaitu uji penguasaan konsep dan uji KPS dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pada pembelajaran dalam siklus II, dilakukan observasi untuk mengetahui


(27)

KPS siswa. Untuk indikator observasi dan pengukuran diungkap dengan meng-gunakan lembar observasi KPS. Sedangkan untuk indikator pengkomunikasian dan menarik kesimpulan diungkap melalui tes formatif uji KPS. LKS yang digunakan pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus II adalah LKS 3, LKS 4 dan LKS 5 yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran dan indikator KPS. LKS yang digunakan tersebut berisi tahapan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat melatih dan mengembangkan KPS siswa serta membantu siswa dalam menemukan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, teori tumbukan, dan orde reaksi. Indikator KPS yang muncul pada LKS 3 ada 4 indikator yaitu indikator observasi, pengukuran, pengkomunikasian dan menarik kesimpulan, pada LKS 4 dan 5 ada 2 indikator KPS yang muncul ada 2 yaitu indikator pengkomunikasian dan menarik kesimpulan.

Sama halnya pada siklus I, pada siklus II guru menerapkan pembelajaran

penemuan terbimbing. Pada siklus II ini terdapat beberapa perbedaan perlakuan-perlakuan pada saat pembelajaran, misalnya dalam memotivasi siswa, mengar ahkan kelompok-kelompok belajar dan lain-lain. Hal ini dilakukan sebagai perbaikan pada siklus I. Dengan bimbingan dan arahan guru siswa melakukan percobaan dan berdiskusi bersama anggota kelompoknya dalam mengisi LKS berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan. Kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, diakhir pembelajaran guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa dan memberi tugas evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa dan mengumpulkannya, lalu guru memberikan pekerjaan rumah untuk membaca materi selanjutnya.


(28)

Berdasarkan hasil yang tampak pada Tabel 6, persentase indikator KPS siswa dari 19 siswa yang teramati pada siklus II diperoleh data keterampilan mengobservasi sebesar 84,2 %. keterampilan mengukur sebesar 80,7 %. Keterampilan meng-komunikasikan sebesar 79,16%, dan keterampilan menarik kesimpulan sebesar 74,64%.

Berdasarkan data tersebut, pada siklus II terjadi peningkatan persentase rata-rata indikator KPS siswa. Indikator observasi meningkat sebesar 29,53 % dari 54,67 % menjadi 84,2%, indikator pengukuran meningkat sebesar 26,53 % dari 54,17 % menjadi 80,7 %, indikator pengkomunikasian meningkat sebesar 9,38 % dari 69,78 % menjadi 79,16 % dan indikator menarik kesimpulan meningkat sebesar 12,12 % dari 62,52 % menjadi 74,64 %. Ini berarti indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai, yaitu terjadi peningkatan sebesar 5 % untuk setiap jenis indikator KPS.

Peningkatan KPS siswa ini juga disebabkan karena pada siklus II ini guru sudah meningkatkan kinerjanya seperti membimbing kelompok belajar sudah mulai merata tidak hanya memperhatikan beberapa kelompok saja, memberikan penguatan terhadap materi yang penting, dan pengelolaan waktu sudah cukup baik, sehingga pada saat melakukan percobaan dan berdiskusi siswa terlihat sudah mulai menyukai pembelajaran penemuan terbimbing. Siswa sudah mulai aktif belajar dan siswa lebih banyak bekerja sama antar anggota kelompok seperti adanya siswa yang memberitahu teman satu kelompoknya yang belum mengerti mengenai materi yang sedang dipelajari. Peningkatan KPS siswa ini berdampak


(29)

baik terhadap penguasaan konsep siswa. Dengan meningkatnya KPS siswa tersebut hasil tes formatif pada siklus II ini mengalami peningkatan.

Dari hasil tes formati II diperoleh data bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep siswa sebesar 76,37. Dengan demikian telah terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa sebesar 7,49 % yaitu dari 71,05 menjadi 76,37. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 meningkat sebesar 26,29% yaitu dari 63,18 % menjadi 89,47%.

Peningkatan penguasaan konsep siswa tersebut terjadi karena adanya peningkatan KPS siswa. Semakin sering siswa dilatihkan KPS maka penguasaan konsep siswa akan meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono dalam Hartono (2007) bahwa, dengan melatihkan KPS, maka siswa terdorong untuk belajar lebih baik karena mampu memahami fakta, dan konsep materi yang telah diajarkan, sehingga penguasaan konsep siswa terhadap materi yang telah diajarkan meningkat.

Peningkatan penguasaan konsep siswa sebesar 7,49 % dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 26,29 % dari siklus I ke siklus II, menunjukkan bahwa sudah tercapainya indikator kinerja yang diharapkan pada penelitian ini yaitu terjadi peningkatan: (1) KPS siswa; (2) penguasaan konsep; (3) ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan penguasaan konsep dan KPS siswa.


(30)

4. Refleksi siklus II

Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran penemuan terbimbing yang dilakukan peneliti sudah lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya peningkatan indikator KPS dan penguasaan konsep laju reaksi siswa dari siklus sebelumnya.yaitu:

(1) Adanya peningkatan persentase rata-rata KPS siswa dari siklus I ke siklus II, dimana pada siklus II ini indikator observasi meningkat sebesar 29,53 % dari 54,67 % menjadi 84,2 %, indikator pengukuran meningkat sebesar 26,53 % dari 54,17 % menjadi 80,7 %, indikator pengkomunikasian meningkat sebesar 9,38 % dari 69,78 % menjadi 79,16 % dan indikator menarik kesimpulan meningkat sebesar 12,12 % dari 62,52 % menjadi 74,64%.

(2) Adanya peningkatan penguasaan konsep dari tiap siklusnya yang pada siklus ke II ini rata-ratanya mencapai 73,53.

(3) Adanya peningkatan pengelolaan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik yaitu ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan sains siswa, sehingga siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 semakin meningkat yaitu sebesar 31,11%.

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dari siklus I ke siklus II, pembe-lajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan keterampilan sains siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga penguasaan konsep siswapun dapat meningkat. Meskipun demikian pada siklus II ini masih terdapat kekurangan, yaitu masih


(31)

adanya siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan. Untuk mengetahui kekurangan tersebut guru perlu melakukan pendekatan khusus terhadap

siswa-siswa tersebut, misalnya dengan memberikan pertanyaan yang lebih banyak atau memberi kesempatan lebih banyak untuk bertanya sehingga penguasaan konsep siswa lebih meningkat dan memperoleh nilai yang lebih baik, sedangkan rata-rata penguasaan konsep pada siklus II sebesar 76,37, dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 17 siswa dengan persentase sebesar 89,47%, dan masih ada 2 siswa yang belum memperoleh nilai ≥ 65 dengan persentase sebesar 10,53 %.


(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar Lampung, semester ganjil Tahun Pelajaran 2009-2010, yang berjumlah 19 orang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang mendasari penelitian ini karena adanya masalah di kelas XI IPA I pada tahun pelajaran 2008-2009 yaitu masih rendahnya rata-rata penguasaan konsep kimia pada materi laju reaksi. Selain itu, siswa belum pernah dilatihkan KPS untuk menemukan konsep, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas tersebut dengan menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan penguasaan konsep dan KPS siswa.

B. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data penguasaan konsep dan data KPS.

C. Teknik Pengumpulan Data


(33)

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mengambil data KPS siswa untuk indikator KPS observasi dan pengukuran yang diamati melalui lembar observasi

keterampilan siswa oleh dua orang observer dan satu guru mitra. Pengisian lembar observasi KPS siswa dilakukan dengan cara memberikan check list

pada daftar yang disediakan.

2. Tes

Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data tentang penguasaan konsep laju reaksi siswa dan KPS siswa pada indikator mengkomunikasikan dan menarik kesimpulan. Tes penguasaan konsep laju reaksi siswa dan KPS siswa dilakukan setiap akhir siklus. Pada akhir siklus, hasil tes penguasaan konsep dan KPS seluruh siswa direrata, kemudian dijadikan data tiap siklus yang akan dibandingkan hasilnya dengan rerata hasil penguasaan konsep dan KPS siswa siklus berikutnya.

D. Indikator Kinerja

Indikator kinerja pada penelitian ini adalah:

1. Adanya peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II sebesar 5%.

2. Adanya peningkatan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II sebesar 5%.

3. Adanya peningkatan persentase rata-rata setiap jenis KPS siswa pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II sebesar 5%.


(34)

E. Pengembangan Siklus Tindakan

Melakukan observasi ke sekolah tentang penguasaan konsep Laju Reaksi siswa serta melakukan wawancara tentang KPS siswa pada materi pokok Laju Reaksi Tahun Pelajaran 2009-2010.

Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit, dimana 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan (2 x 45 menit) untuk uji siklus I. Submateri yang diajarkan pada siklus I ini adalah kemolaran dan konsep laju reaksi.

1. Perencanaan

Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan meliputi:

a. Menyusun lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

b. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

d. Menyusun soal pretes dan nilai hasil pretes digunakan untuk membagi kelompok siswa.


(35)

2. Pelaksanaan dan Observasi

Sebelum melakukan pembelajaran penemuan terbimbing diluar jam pelajaran terlebih dahulu guru:

a. Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang. Setiap kelompok terdiri dari siswa dengan

kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan hasil pretes.

b. Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran penemuan terbimbing yang akan dilaksanakan, mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok serta tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok.

c. Melakukan pretes materi pokok laju reaksi.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan (4 x 45 menit). Dimana 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan (2 x 45 menit) untuk uji siklus 1. Siklus 2 terdiri dari 4 kali pertemuan (6 x 45 menit). Dimana 3 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan (2 x 45 menit) untuk uji siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menjelaskan proses pembelajara melalui pembelajaran penemuam terbimbing pada submateri kemolaran dan konsep laju reaksi. Adapun pelaksanaannya adalah

Pertemuan I (2 x 45 menit)

a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

kemudian guru mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing dan menanyakan kepada siswa mengapa ketika kita


(36)

melarutkan setengah bungkus adem sari ke dalam 1 Liter air, gas yang terbentuk jumlahnya akan berbeda dengan ketika kita melarutkan satu bungkus adem sari ke dalam 1 Liter air?

b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran penemuan terbimbing dengan metode eksperimen dan diskusi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Guru membagikan LKS 1 tentang Kemolaran,

2) Guru membimbing siswa melakukan praktikum berdasarkan petunjuk LKS, dan berdiskusi untuk menemukan konsep kemolaran secara berkelompok.

3) Guru mitra melakukan observasi kinerja guru dan dua orang observer melakukan observasi KPS siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok.

c. Kegiatan akhir (penutup), guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang pengertian kemolaran, serta memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya.

Pertemuan II (2 x 45 menit)

a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kemudian guru mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompok-nya masing-masing dan mengajukan pertakelompok-nyaan tentang macam-macam reaksi kimia yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya guru


(37)

menanyakan kepada siswa mana reaksi yang lebih cepat antara pembakaran kertas yang di gunting kecil-kecil dengan kertas yang masih dalam bentuk lembaran.

b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran penemuan terbimbing dengan metode eksperimen dan diskusi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Guru membagikan LKS 2 tentang konsep laju reaksi,

2) Guru membimbing siswa agar melakukan praktikum berdasarkan petunjuk LKS, dan berdiskusi untuk menemukan konsep laju reaksi secara

berkelompok.

3) Guru mitra melakukan observasi kinerja guru dan dua orang observer melakukan observasi KPS siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok.

c. Kegiatan akhir (penutup), guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang konsep laju reaksi, serta memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya.

Pertemuan III (2 x 45 menit)


(38)

3. Refleksi

Setelah pembelajaran pada siklus I dilakukan refleksi. Berdasarkan lembar observasi KPS siswa untuk indikator observasi dan indikator pengukuran, serta berdasrkan tes KPS siswa untuk indikator menarik kesimpulan menunjukkan bahwa KPS siswa masih rendah. Perbaikan yang dilakukan di siklus II adalah memberikan perhatian secara merata dalam membimbing dan mengarahkan kelompok-kelompok belajar pada saat praktikum maupun pembelajaran. Berdasarkan hasil tes formati I, diketahui bahwa masih ada 7 siswa yang belum mencapai KKM. Perbaikan yang dilakukan adalah membimbing dan

mengarahkan siswa dalam mengerjakan LKS untuk membantu siswa memahami konsep yang sedang dipelajari.

Siklus II

Siklus II dikembangkan berdasarkan pada hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan Siklus II terdiri dari 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 45 menit, dimana 3 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan (2 x 45 menit) untuk uji siklus II. Submateri yang diajarkan berbeda dengan siklus I. Pada siklus II submateri yang diajarkan adalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Teori Tumbukan, dan Orde Reaksi.

1. Perencanaan

Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan meliputi:

a. Menyusun lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran.


(39)

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan perbaikan pada siklus I.

c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

d. Menyusun soal-soal tes formatif untuk mengukur penguasaan konsep dan KPS siswa.

2. Pelaksanaan dan Observasi Pertemuan I (2 x 45 menit)

a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk me- nyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing dan mengajukan pertanyaan kepada siswa, mengapa serpihan kayu ter- bakar lebih cepat dari pada balok kayu? Selain itu mengapa mencuci dengan deterjen yang lebih banyak membuat pakaian lebih bersih?

b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran penemuan terbimbing dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Guru membagikan LKS 3 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2) Guru membimbing siswa agar melakukan praktikum berdasarkan petunjuk LKS, dan berdiskusi untuk menemukan konsep faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi secara berkelompok dengan tertib.

3) Guru mitra melakukan observasi kinerja guru dan dua orang observer melakukan observasi KPS siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.


(40)

4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok.

c. Kegiatan akhir (penutup), guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang pengertian kemolaran, serta memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya.

Pertemuan II (2 x 45 menit)

a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompok- nya masing-masing dan mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang telah mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya.

b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran penemuan terbimbing dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Guru membagikan LKS 4 tentang teori tumbukan,

2) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam LKS 4 untuk menemukan konsep tentang teori tumbukan secara berkelompok dengan tertib.

3) Guru mitra melakukan observasi kinerja guru dan dua orang observer melakukan observasi KPS siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok.


(41)

c. Kegiatan akhir (penutup), guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang teori tumbukan, serta memberikan tugas kepada siswa untuk

mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya.

Pertemuan III (2 x 45 menit)

a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompok- nya masing-masing dan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang orde reaksi yang telah mereka pelajari di rumah.

b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran penemuan terbimbing dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Guru membagikan LKS 5 tentang orde reaksi.

2) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS untuk menemukan konsep orde reaksi secara berkelompok dengan tertib, kemudian guru menilai keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3) Guru mitra melakukan observasi kinerja guru dan dua orang observer melakukan observasi KPS siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok. b. Kegiatan akhir (penutup), siswa dapat menyimpulkan materi pembelajaran


(42)

mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya.

Pertemuan IV (2 x 45 menit)

Melakukan tes formatif siklus II.yaitu tes penguasaan konsep dan tes KPS untuk indikator pengkomunikasian dan menarik kesimpulan.

3. Refleksi

Setelah pembelajaran selesai pada siklus II dilakukan refleksi. Berdasarkan data lembar observasi KPS siswa dan tes KPS, menunjukkan bahwa KPS siswa untuk indikator observasi, pengukuran, pengkomunikasian dan menarik kesimpulan sudah mengalami lebih banyak peningkatan. Hal ini dikarenakan guru berusaha mempertahankan perbaikan tersebut dan memperbaiki kekurangan yang masih ada. Berdasarkan nilai tes formatif II penguasaan konsep siswa, diketahui 80% siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan, ini berarti masih ada 20% siswa yang belum mencapai KKM. Untuk itu guru melakukan pendekatan khusus terhadap siswa-siswa yang belum mencapai KKM pada pertemuan berikutnya, sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dan memperoleh nilai yang lebih baik.


(43)

Secara garis besar, langkah-langkah penelitian ditunjukkan dalam Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan penelitian tindakan kelas

Dimodifikasi dari Kemmis dan Taggart dalam, Hopkins (1993:48).

F. Teknik Analisis Data 1. Data Penguasaan Konsep

a. Rata-rata penguasaan konsep siswa dihitung menggunakan rumus:

N Yn

Yn  

Keterangan:

Yn = nilai rata-rata hasil tes penguasaan konsep pada siklus ke-n

∑Yn = jumlah nilai tes penguasaan konsep setiap siklus ke-n N = jumlah siswa yang mengikuti tes penguasaan konsep

Perencanaan Tindakan I

Refleksi I Pelaksanaan tindakan

pembelajaran I dan observasi

Perencanaan Tindakan II Kajian lapangan dan orientasi teori

Pelaksanaan tindakan pembelajaran II dan observasi Refleksi I


(44)

b. Persentase peningkatan penguasaan konsep siswa

x100%

Yn Yn Yn %Yn

1 1

2 

Keterangan:

%Yn = persentase peningkatan penguasaan konsep siswa

Yn 2 = rata-rata penguasan konsep siswa pada siklus ke-2 Yn 1 = rata-rata penguasan konsep siswa pada siklus ke-1

c. Persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 pada setiap siklus

n Sk

%Sk  x100%

Keterangan:

%Sk = Persentase jumlah siswa yang memperoleh ≥ 65 siklus ke-n ∑Sk = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 siklus ke-n n = Jumlah siswa keseluruhan

2. Data Keterampilan Proses Sains

Rata-rata skor setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus ke-n dihitung dengan rumus:

n Pi Pin   n

Keterangan:

n

Pi = Rata-rata skor setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus ke-n.

∑Pin = Jumlah skor setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus ke-n. n = Jumlah siswa.


(45)

Persentase setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus ke-n dihitung dengan menggunakan rumus:

x100% s

Pi

%Ps n

n 

Keterangan:

%Ps = Persentase setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus ke-n. n

n

Ps = Rata-rata skor setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus ke-n. s = Skor maksimum

Rata-rata persentase indikator KPS observasi dan pengukuran pada pertemuan I dan II dihitung dengan menggunakan rumus:

2 Ps Ps

Ps

% n1 n2

n

 

Keterangan : n1

Ps = Rata-rata indikator observasi dan pengukuran pada pertemuan pertama

n2

Ps = Rata-rata indikator observasi dan pengukuran pada pertemuan kedua

Peningkatan persentase setiap jenis indikator KPS siswa dari siklus ke siklus dihitung menggunakan rumus:

% Pi = % Pi2 - %Pi1

Keterangan:

% Pi = Peningkatan persentase setiap jenis indikator KPS siswa dari siklus ke siklus.

% Pi2 = Persentase setiap jenis indikator KPS siswa pada siklus II.


(46)

NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 1 2 3

1 Agus Sampurna 2 Bayu Arga Putra 3 Desti Agus S 4 Eka Wahyuni 5 Eko Setyo P 6 Erika Sibarani 7 Kristiani

8 Lambok Kharisma J 9 Maria retuo P 10 Oswari Kristomi S 11 Revangga

12 Ribka Kristiani 13 Sandra Dewi M 14 Sandy Triyoga 15 Sartika S 16 Titus kriswanto 17 Tiwi Antari 18 Yodi Andika P 19 Yosep Kornelius


(47)

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR

Nama Sekolah : SMA WIJAYA B. lampung Peneliti : Sarinah Mata Pelajaran : Kimia Siklus/Pert : 1/1 Materi : Kemolaran

Petunjuk :

Berikut ini adalah daftar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas.Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai hasil pengamatan.

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian

Ya Tidak B C K

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (anggota kelompok telah ditentukan berdasarkan nilai pretes), dan mengkondisikan siswa duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.

3. Guru menayakan kepada siswa mengapa ketika kita melarutkan setengah bungkus adem sari ke dalam 1 Liter air, gas yang terbentuk

jumlahnya akan berbeda dengan ketika kita melarutkan satu bungkus adem sari ke dalam 1 Liter air?

B. Kegiatan Inti

1. Membagikan LKS 1 tentang Kemolaran

2. Membimbing siswa melakukan percobaan (membuat larutan dengan kemolaran tertentu) dan diskusi mengerjakan LKS untuk membangun konsep dan melatihkan KPS siswa secara berkelompok dengan tertib. 3. Membimbing siswa dalam

menyimpulkan pengertian kemolaran 4. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

C. Penutup

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(48)

1. Memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang kemolaran 2. Memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya

√ √

3. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membaca materi selanjutnya yaitu tentang konsep laju reaksi.

√ √

II Pengelolaan waktu √ √ Keterangan

B : Baik C : Cukup K : Kurang

Bandar Lampung, 22 oktober 2009 Guru Mitra,


(49)

LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR

Nama Sekolah : SMA WIJAYA B. lampung Peneliti : Sarinah Mata Pelajaran : Kimia Siklus/Pert : 1/2 Materi : Konsep laju reaksi

Petunjuk :

Berikut ini adalah daftar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

kelas.Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

sesuai hasil pengamatan.

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian

Ya Tidak B C K

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.

3. Menanyakan kepada siswa mana reaksi yang lebih cepat antara pembakaran kertas yang di gunting kecil-kecil dengan kertas yang masih dalam bentuk lembaran?

B. Kegiatan Inti

1. Membagikan LKS 2 tentang Konsep laju reaksi

2. Membimbing siswa melakukan percobaan laju reaksi dan diskusi mengerjakan LKS untuk membangun konsep dan melatihkan KPS siswa secara berkelompok dengan tertib. 3. Membimbing siswa dalam

menyimpulkan pengertian laju reaksi 4. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya C. Penutup

1. Memberikan penguatan dari

kesimpulan siswa tentang laju reaksi 2. Memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

No Aspek yang diamati Penilaian


(50)

3. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membaca materi selanjutnya yaitu tentang faktor-faktor laju reaksi

√ √

II Pengelolaan waktu √ √ Keterangan

B : Baik C : Cukup K : Kurang

Bandar Lampung, 27 oktober 2009 Guru Mitra,

Nalor, S.Pd


(51)

LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR

Nama Sekolah : SMA WIJAYA B. lampung Peneliti : Sarinah Mata Pelajaran : Kimia Siklus/Pert : 2/1 Materi : Faktor-faktor laju reaksi

Petunjuk :

Berikut ini adalah daftar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

kelas.Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

sesuai hasil pengamatan.

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian

Ya Tidak B C K

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.

3. Guru menanyakan kepada siswa mengapa serpihan kayu terbakar lebih cepat darin pada balok kayu ? selain itu mengapa mencuci dengan deterjen yang lebih banyak membuat pakaian lebih bersih?

B. Kegiatan Inti

1. Membagikan LKS 3 tentang faktor-faktor laju reaksi

2. Mempersilahkan siswa untuk melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi untuk melatihkan KPS siswa secara berkelompok dengan tertib

3. Menyuruh siswa untuk membuat tabel hasil pengamatan dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS dengan arahan guru untuk membangun konsep faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 4. Membimbing siswa dalam

menyimpulkan pengertian laju reaksi C. Penutup

1. Memberikan penguatan dari

kesimpulan siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2. Memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(52)

3. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membaca materi selanjutnya yaitu tentang teori tumbukan

√ √

II Pengelolaan waktu √ √ Keterangan

B : Baik C : Cukup K : Kurang

Bandar Lampung, 29 oktober 2009 Guru Mitra,

Nalor, S.Pd


(53)

Nama Sekolah : SMA WIJAYA B. lampung Peneliti : Sarinah Mata Pelajaran : Kimia Siklus/Pert : 2/2 Materi : Teori tumbukan

Petunjuk :

Berikut ini adalah daftar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas.Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai hasil pengamatan.

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian

Ya Tidak B C K

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.

3. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksiyang telah

mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya, dan mengaitkan materi yang akan dipelajari yaitu tentang teori tumbukan.

B. Kegiatan Inti

1. Membagikan LKS 4 tentang teori tumbukan

2. Memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS untuk membangun konsep tentang teori tumbukan 3. Membimbing siswa dalam

merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok

C. Penutup

1 Memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang teori tumbukan

2. Memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian

Ya Tidak B C K

3. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membaca materi


(54)

selanjutnya yaitu tentang orde reaksi

II Pengelolaan waktu √ √ Keterangan

B : Baik C : Cukup K : Kurang

Bandar Lampung, 3 oktober 2009 Guru Mitra,

Nalor, S.Pd


(55)

LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR

Nama Sekolah : SMA WIJAYA B. lampung Peneliti : Sarinah Mata Pelajaran : Kimia Siklus/Pert : 2/3 Materi : Orde reaksi

Petunjuk :

Berikut ini adalah daftar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

kelas.Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

sesuai hasil pengamatan.

No Aspek yang diamati Dilakukan Penilaian

Ya Tidak B C K

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. mengkondisikan siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.

3. Guru menanyakan kepada siswa tentangungkapan laju suatu reaksi kimia yang telah mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya.

B. Kegiatan Inti

1. Membagikan LKS 5 tentang orde reaksi

2. Memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS untuk membangun konsep tentang teori tumbukan 3. Membimbing siswa dalam

merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok

C. Penutup

1 Memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang orde reaksi 2. Memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan evaluasi sebagai pemantapan konsep yang telah diterima siswa lalu mengumpulkannya

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


(56)

Keterangan

B : Baik C : Cukup K : Kurang

Bandar Lampung, 5 oktober 2009 Guru Mitra,


(57)

Tabel Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pertemuan I Siklus I Pada Materi Pokok Kemolaran

No Nama Hal yang diamati

A B

1 2 3 1 2 3

Kelompok I

1. Eka Wahyuni  

2. Sandy Triyoga  

3. Tiwi Antari  

4. Yody Andika  

5. Titus Kriswanto  

Kelompok II

6. Eko Setyo P  

7. Lambok Kharisma J  

8. Revangga izin izin

9. Oswari Kristomi S  

10. Kristiani  

Kelompok III

11. Sandra Dewi M  

12. Erika Sibarani  

13. Yosep Kornelius  

14. Maria Retuo P  

15. Ribka Kristiani  

Kelompok IV

16. Agus Sampurna  

17. Sartika S  

18. Desty Agus S  

19. Bayu Arga Putra  

Jumlah siswa 10 8 6 10 2

Skor siswa 10 16 6 20 6

jumlah 26 32

Keterangan:

A. Indikator Observasi

1) Skor 3 = Mampu mengamati melarutnya Na2S2O3 secara seksama

2) Skor 2 = Mampu mengamati melarutnya Na2S2O3 secara sekilas


(58)

1) Skor 3 = Mampu untuk memilih dan menggunakan alat percobaan dengan tepat tetapi belum melakukan percobaan dengan benar.

2) Skor 2 = Mampu untuk memilih dan menggunakan alat percobaan dengan tepat tetapi belum melakukan percobaan dengan benar

3) Skor 1 = Tidak memilih dan menggunakan alat percobaan serta tidak mengikuti percobaan dengan sungguh-sungguh

Bandarlampung, 22 Oktober 2009 Observer I Observer II


(59)

No Nama Hal yang diamati

A B

1 2 3 1 2 3

Kelompok I

1. Eka Wahyuni  

2. Sandy Triyoga  

3. Tiwi Antari  

4. Yody Andika  

5. Titus Kriswanto  

6. Eko Setyo P  

7. Lambok Kharisma J  

8. Revangga  

9. Oswari Kristomi S  

10. Kristiani  

11. Sandra Dewi M  

12. Erika Sibarani  

13. Yosep Kornelius  

14. Maria Retuo P  

15. Ribka Kristiani  

16. Agus Sampurna  

17. Sartika S  

18. Desty Agus S  

19. Bayu Arga Putra  

Jumlah siswa 7 8 4 1 8 10

Skor Siswa 7 16 12 1 16 30

Jumlah 35 47

Keterangan:

A. Indikator Observasi

1) Skor 3 = Mampu mengamati reaksi pada CaCO3 dengan larutan HCl

secara seksama

2) Skor 2 = Mampu mengamati reaksi pada CaCO3 dengan larutan HCl

secara sekilas


(1)

107

II. Essay

1. Kemukakan alasan untuk masing-masing fakta berikut :

a. 1 gram serbuk magnesium bereaksi lebih cepat daripada 1 gram pita magnesium dengan 10 mL asam klorida yang konsentrasinya sama-sama 2M.

b. 2,5 gram pualam kepingan bereaksi lebih cepat dengan 5 mL asam klorida 1M daripada dengan 5 mL asam klorida 0,5M. (30) 2. Berikut ini disajikan suatu data hasil percobaan:

Gelas kimia

Volume larutan

Suhu (ºC) Waktu (detik)

A (0,2 M) B (2M)

1 50 ml 5 ml 30 200

2 50 ml 5 ml 50 50

Berdasarkan data diatas, reaksi yang berlangsung paling cepat adalah pada gelas kimia ke... mengapa demikian. Jelaskan! (15)

3. Pada reaksi A + B → AB diperoleh hasil percobaan sebagai berikut:

[A]M [B]M Waktu

2 x 10-3 4 x 10-3 6 x 10-7

2 x 10-3 8 x 10-3 12 x 10-7

4 x 10-3 4 x 10-3 24 x 10-7

Tentukan: a. orde reaksi

b. persamaan laju reaksi (30)

4. Suatu reaksi berlangsung 3 kali lebih cepat setiap kenaikan suhu 20°C. Reaksi yang dijalankan pada suhu 50°C memerlukan waktu 27 detik untuk menghasilkan sejumlah produk. Berapa waktu yang diperlukan jika reaksi dijalankan pada suhu


(2)

TRANSKRIP AKADEMIK

Nama : Sarinah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nomor Pokok : 0443023009 Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

No Nama Mata Kuliah Kd HM NO Nama Mata Kuliah Kd HM

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

BAHASA INDONESIA KIMIA DASAR 1 MATEMATIKA DASAR 1 PEND. AGAMA ISLAM PEND. PANCASILA LAND. PENDIDIKAN BIOLOGI UMUM FISIKA DASAR 1 I.S.B.D

PEND. KEWARGANEGARAAN PERK. PESERTA DIDIK BELAJAR & PEMBELAJARAN PEND. OLAHRAGA

BIOLOGI LINGKUNGAN FISIKA DASAR II KIMIA DASAR II KEWIRAUSAHAAN BAHASA INGGRIS

DASAR-DASAR KURIKULUM MANAJEMEN PENDIDIKAN EVALUASI PENDIDIKAN KIMIA PENGENALAN KOMPUTER KIMIA SEKOLAH LANJUT 1 STATISTIKA DASAR BIMBINGAN KONSELING KIMIA FISIK 1

KIMIA ANORGANIK 1 KIMIA ORGANIK 1

PERENC.PENGAJARAN KIMIA KIMIA LINGKUNGAN

PENGEL. LAB. KIMIA DASAR2 KIMIA ANALITIK KIMIA SEKOLAH LANJUT II S.B.M.K

KIMIA ANORGANIK FISIK

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4

2 4 2 2 2

4 2 4 3

A B C A B B C A A B B B B B A C B C B B B A C B B C

C C B C B

C C B B

36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70.

FISIKA MODERN BIOKIMIA 1

KIMIA SEKOLAH LANJUT III MICROTEACHING IKATAN KIMIA

MET. PENDIDIKAN KIMIA BAHASA INGGRIS PROFESI KULIAH KERJA LAPANGAN KIMIA FISIKA II

KIMIA ANORGANIK II KIMIA ORGANIK II BIOKIMIA II

DASAR2 PEMIS. ANALITIK MATEMATIKA DASAR II KIMIA KOORDINASI ELEKTROKIMIA KIMIA KOMPUTASI RADIOKIMIA KIMIA INDUSTRI KIMIA MEDIK P.P.L

SEMINAR PROPOSAL SEMINAR HASIL SKRIPSI

******* ******* ******* ******* ******* ******* ******* ******* ******* ******* *******

3 3 2 2 2 3 2 1

4 4 4 4 2 3

2 2 2 2 2 2 4

1 1 4

* * * * * *

* * * *

B C C B B B B A

C C C C C B

B B B C B B A

B B

* * * * * *

* * * *

Bandar Lampung : 3 Mei 2010 Nilai : 400 SKS : 145 IPK : 2,76

Pembantu Dekan I,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BUJANG RAHMAN, DRS., M.SI. NIP 19600315 198503 1 003


(3)

TRANSKRIP AKADEMIK

Nama : Sarinah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nomor Pokok : 0443023009 Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

No Nama Mata Kuliah Kd HM NO Nama Mata Kuliah Kd HM

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

BAHASA INDONESIA KIMIA DASAR 1 MATEMATIKA DASAR 1 PEND. AGAMA ISLAM PEND. PANCASILA LAND. PENDIDIKAN BIOLOGI UMUM FISIKA DASAR 1 I.S.B.D

PEND. KEWARGANEGARAAN PERK. PESERTA DIDIK BELAJAR & PEMBELAJARAN PEND. OLAHRAGA

BIOLOGI LINGKUNGAN FISIKA DASAR II KIMIA DASAR II KEWIRAUSAHAAN BAHASA INGGRIS

DASAR-DASAR KURIKULUM MANAJEMEN PENDIDIKAN EVALUASI PENDIDIKAN KIMIA PENGENALAN KOMPUTER KIMIA SEKOLAH LANJUT 1 STATISTIKA DASAR BIMBINGAN KONSELING KIMIA FISIK 1

KIMIA ANORGANIK 1 KIMIA ORGANIK 1

PERENC.PENGAJARAN KIMIA KIMIA LINGKUNGAN

PENGEL. LAB. KIMIA DASAR2 KIMIA ANALITIK KIMIA SEKOLAH LANJUT II S.B.M.K

KIMIA ANORGANIK FISIK

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4

2 4 2 2 2

4 2 4 3

A B C A B B C A A B B B B B A C B C B B B A C B B C

C C B C B

C C B B

36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55 56. 57. 58.

FISIKA MODERN BIOKIMIA 1

KIMIA SEKOLAH LANJUT III MICROTEACHING IKATAN KIMIA

MET. PENDIDIKAN KIMIA BAHASA INGGRIS PROFESI KULIAH KERJA LAPANGAN KIMIA FISIKA II

KIMIA ANORGANIK II KIMIA ORGANIK II BIOKIMIA II

DASAR2 PEMIS. ANALITIK MATEMATIKA DASAR II KIMIA KOORDINASI ELEKTROKIMIA KIMIA KOMPUTASI RADIOKIMIA KIMIA INDUSTRI KIMIA MEDIK P.P.L

SEMINAR PROPOSAL SEMINAR HASIL

3 3 2 2 2 3 2 1

4 4 4 4 2 3

2 2 2 2 2 2 4

1 1

B C C B B B B A

C C C C C B

B B B C B B A

B B

Bandar Lampung : 3 Mei 2010 Nilai : 400 SKS : 145 IPK : 2,76

Pembantu Dekan I,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BUJANG RAHMAN, DRS., M.SI. NIP 19600315 198503 1 003


(4)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Kampus Gedung Meneng Bandar Lampung TELP : 702767, 702971, 703475, 702673, 701252, 701609

TRANSKRIP AKADEMIK

Nama : Sarinah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nomor Pokok : 0443023009 Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

No Nama Mata Kuliah Kd HM NO Nama Mata Kuliah Kd HM

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

BAHASA INDONESIA KIMIA DASAR 1 MATEMATIKA DASAR 1 PEND. AGAMA ISLAM PEND. PANCASILA LAND. PENDIDIKAN BIOLOGI UMUM FISIKA DASAR 1 I.S.B.D

PEND. KEWARGANEGARAAN PERK. PESERTA DIDIK BELAJAR & PEMBELAJARAN PEND. OLAHRAGA

BIOLOGI LINGKUNGAN FISIKA DASAR II KIMIA DASAR II KEWIRAUSAHAAN BAHASA INGGRIS

DASAR-DASAR KURIKULUM MANAJEMEN PENDIDIKAN EVALUASI PENDIDIKAN KIMIA PENGENALAN KOMPUTER KIMIA SEKOLAH LANJUT 1 STATISTIKA DASAR BIMBINGAN KONSELING KIMIA FISIK 1

KIMIA ANORGANIK 1 KIMIA ORGANIK 1

PERENC.PENGAJARAN KIMIA KIMIA LINGKUNGAN

PENGEL. LAB. KIMIA

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4

2 4 2 2 2

A B C A B B C A A B B B B B A C B C B B B A C B B C

C C B C B

32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55 56. 57. 58.

DASAR2 KIMIA ANALITIK KIMIA SEKOLAH LANJUT II S.B.M.K

KIMIA ANORGANIK FISIK FISIKA MODERN BIOKIMIA 1

KIMIA SEKOLAH LANJUT III MICROTEACHING IKATAN KIMIA

MET. PENDIDIKAN KIMIA BAHASA INGGRIS PROFESI KULIAH KERJA LAPANGAN KIMIA FISIKA II

KIMIA ANORGANIK II KIMIA ORGANIK II BIOKIMIA II

DASAR2 PEMIS. ANALITIK MATEMATIKA DASAR II KIMIA KOORDINASI ELEKTROKIMIA KIMIA KOMPUTASI RADIOKIMIA KIMIA INDUSTRI KIMIA MEDIK P.P.L

SEMINAR PROPOSAL SEMINAR HASIL

4 2 4 3

3 3 2 2 2 3 2 1

4 4 4 4 2 3

2 2 2 2 2 2 4

1 1

C C B B

B C C B B B B A

C C C C C B

B B B C B B A

B B

Bandar Lampung : 3 Mei 2010 Nilai : 400 SKS : 145 IPK : 2,76

Pembantu Dekan I,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BUJANG RAHMAN, DRS., M.SI. NIP 19600315 198503 1 003


(5)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Kampus Gedung Meneng Bandar Lampung TELP : 702767, 702971, 703475, 702673, 701252, 701609

TRANSKRIP AKADEMIK

Nama : Sarinah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nomor Pokok : 0443023009 Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

NO KODE MATA KULIAH KRD HM NO KODE MATA KULIAH KRD HM

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

KBS101 KMK101 KMM101 MPK101 MPK106 KIP101 KMB101 KMF101 MBB101 MPK107 KBI101 KIP204 KIP205 KMB102 KMK208 KMM209 MKU113 KIP306 KIP102 KMK205 KMK215 KMK102 KMK217 KMK316 KMK323 KMK204 KMK325 KMK217 KMK316 KMK323 KMK325

BAHASA INDONESIA KIMIA DASAR 1 MATEMATIKA DASAR 1 PEND. AGAMA ISLAM PEND. PANCASILA LAND. PENDIDIKAN BIOLOGI UMUM FISIKA DASAR 1 I.S.B.D

PEND. KEWARGANEGARAAN PERK. PESERTA DIDIK BELAJAR & PEMBELAJARAN PEND. OLAHRAGA

BIOLOGI LINGKUNGAN FISIKA DASAR II KIMIA DASAR II KEWIRAUSAHAAN BAHASA INGGRIS

DASAR-DASAR KURIKULUM MANAJEMEN PENDIDIKAN EVALUASI PENDIDIKAN KIMIA PENGENALAN KOMPUTER KIMIA SEKOLAH LANJUT 1 STATISTIKA DASAR BIMBINGAN KONSELING KIMIA FISIK 1

KIMIA ANORGANIK 1 KIMIA ORGANIK 1

PERENC.PENGAJARAN KIMIA KIMIA LINGKUNGAN

PENGEL. LAB. KIMIA

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4

2 4 2 2 2

A B C A B B C A A B B B B B A C B C B B B A C B B C

C C B C B

32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55 56. 57. 58.

KMK212 KMK213 KMK214 KMK331 KMF317 KMK318 KMK319 KMK326 KMK329 KMK398 KMK436 KMK442 KMK209 KMK210 KMK211 KMK327 KMK435 KMK103 KMK333 KMK334 KMK438 KMK332 KMK330 KMK440 KMK435 KMK447 KMK448

DASAR2 KIMIA ANALITIK KIMIA SEKOLAH LANJUT II S.B.M.K

KIMIA ANORGANIK FISIK FISIKA MODERN BIOKIMIA 1

KIMIA SEKOLAH LANJUT III MICROTEACHING IKATAN KIMIA

MET. PENDIDIKAN KIMIA BAHASA INGGRIS PROFESI KULIAH KERJA LAPANGAN KIMIA FISIKA II

KIMIA ANORGANIK II KIMIA ORGANIK II BIOKIMIA II

DASAR2 PEMIS. ANALITIK MATEMATIKA DASAR II KIMIA KOORDINASI ELEKTROKIMIA KIMIA KOMPUTASI RADIOKIMIA KIMIA INDUSTRI KIMIA MEDIK P.P.L

SEMINAR PROPOSAL SEMINAR HASIL

4 2 4 3

3 3 2 2 2 3 2 1

4 4 4 4 2 3

2 2 2 2 2 2 4

1 1

C C B B

B C C B B B B A

C C C C C B

B B B C B B A

B B

Bandar Lampung : 10 Mei 2010 Nilai : 400 SKS : 145 IPK : 2,76

Pembantu Dekan I,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BUJANG RAHMAN, DRS., M.SI. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALREPULIK INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Kampus Gedung Meneng Bandar Lampung TELP : 702767, 702971, 703475, 702673, 701252, 701609

TRANSKRIP AKADEMIK

Nama : Sarinah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nomor Pokok : 0443023009 Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

NO KODE MATA KULIAH KRD HM NO KODE MATA KULIAH KRD HM

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

KBS101 KMK101 KMM101 MPK101 MPK106 KIP101 KMB101 KMF101 MBB101 MPK107 KBI101 KIP204 KIP205 KMB102 KMK208 KMM209 MKU113 KIP306 KIP102 KMK205 KMK215 KMK102 KMK217 KMK316 KMK323 KMK204 KMK325 KMK217 KMK316 KMK323 KMK325

BAHASA INDONESIA KIMIA DASAR 1 MATEMATIKA DASAR 1 PEND. AGAMA ISLAM PEND. PANCASILA LAND. PENDIDIKAN BIOLOGI UMUM FISIKA DASAR 1 I.S.B.D

PEND. KEWARGANEGARAAN PERK. PESERTA DIDIK BELAJAR & PEMBELAJARAN PEND. OLAHRAGA

BIOLOGI LINGKUNGAN FISIKA DASAR II KIMIA DASAR II KEWIRAUSAHAAN BAHASA INGGRIS

DASAR-DASAR KURIKULUM MANAJEMEN PENDIDIKAN EVALUASI PENDIDIKAN KIMIA PENGENALAN KOMPUTER KIMIA SEKOLAH LANJUT 1 STATISTIKA DASAR BIMBINGAN KONSELING KIMIA FISIK 1

KIMIA ANORGANIK 1 KIMIA ORGANIK 1

PERENC.PENGAJARAN KIMIA KIMIA LINGKUNGAN

PENGEL. LAB. KIMIA

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4

2 4 2 2 2

A B C A B B C A A B B B B B A C B C B B B A C B B C

C C B C B

32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55 56. 57. 58.

KMK212 KMK213 KMK214 KMK331 KMF317 KMK318 KMK319 KMK326 KMK329 KMK398 KMK436 KMK442 KMK209 KMK210 KMK211 KMK327 KMK435 KMK103 KMK333 KMK334 KMK438 KMK332 KMK330 KMK440 KMK435 KMK447 KMK448

DASAR2 KIMIA ANALITIK KIMIA SEKOLAH LANJUT II S.B.M.K

KIMIA ANORGANIK FISIK FISIKA MODERN BIOKIMIA 1

KIMIA SEKOLAH LANJUT III MICROTEACHING IKATAN KIMIA

MET. PENDIDIKAN KIMIA BAHASA INGGRIS PROFESI KULIAH KERJA LAPANGAN KIMIA FISIKA II

KIMIA ANORGANIK II KIMIA ORGANIK II BIOKIMIA II

DASAR2 PEMIS. ANALITIK MATEMATIKA DASAR II KIMIA KOORDINASI ELEKTROKIMIA KIMIA KOMPUTASI RADIOKIMIA KIMIA INDUSTRI KIMIA MEDIK P.P.L

SEMINAR PROPOSAL SEMINAR HASIL

4 2 4 3

3 3 2 2 2 3 2 1

4 4 4 4 2 3

2 2 2 2 2 2 4

1 1

C C B B

B C C B B B B A

C C C C C B

B B B C B B A

B B

Bandar Lampung : 10 Mei 2010 Nilai : 400 SKS : 145 IPK : 2,76

Pembantu Dekan I,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BUJANG RAHMAN, DRS., M.SI. NIP 19600315 198503 1 003


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi

1 49 0

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (PTK pada Siswa Kelas X2 SMA Swadhipa Natar TP 2009-2010)

0 5 21

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Swadhipa Natar TP 2009-2010)

0 4 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON (PTK Pada Siswa Kelas X2 SMAN 15 Bandar Lampung TP 2009-2010)

1 5 99

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN KONSEPSISTEM KOLOID (PTK Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung 2010-2011)

0 5 49

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN OBSERVASI DAN PENGUASAAN KONSEP KOLOID SISWA XI IPA SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG (Kuasi Eksperimen pada kelas XI IPA SMA Persada Bandar Lampung TP 2011-2012)

0 5 49

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung TP 2010-2011)

0 13 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TP 2011/2012

0 7 47

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LAJU REAKSI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS XI IPA 2 MAN 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009-2010

0 9 10

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ARTIKEL PENELITIAN

0 1 11