KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SERTA IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN DAN KONSELING.

(1)

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SERTA IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN DAN

KONSELING

(Studi Deskripsif Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh DIAN HARYANI

0806873

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SERTA IMPLIKASINYA PADA

BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh Dian Haryani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dian Haryani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DIAN HARYANI 0806873

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SERTA IMPLIKASINYA PADA

BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Terhadap siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING I,

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. NIP. 19520620 198002 1 001

PEMBIMBING II,

Dr. Nurhudaya, M.Pd NIP. 19580114 198603 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP. 196005 1198603 1 004


(4)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dian Haryani, 0806873 (2014). Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar Serta Implikasinya Pada Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Kecerdasan emosi adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa sebagai usaha dari kegiatan belajar yang berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang dapat diukur dalam bentuk angka. Penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang (1) gambaran umum kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014, (2) gambaran umum prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 (3) kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014, (4) kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 (5) kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa dengan latar belakang keluarga anak tunggal, sulung, tengah dan bungsu di kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang (2) prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang (3) Tidak ditemukan kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 (4) tidak ditemukan kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 (5) tidak ditemukan kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa dengan latar belakang keluarga anak tunggal, sulung, tengah dan bungsu di kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014


(5)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Dian Haryani 0806873 (2014) The Contribution of Emotional Inteligence on Study Performance and its Implication on Guidance and Counseling (Description Study on Eigth Graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014)

Emotional inteligence is the student ability in recognizing self emotion, managing emotion, motivating his or her own-self, recognizing another person’s emotion (being empathic) and the ability in maintaining the relationship (cooperation) with other persons. While the student performance is the study result attained by the student which can manifest in knowledge mastery, behaviour, skills and the marks that can be measured numerically. This research is aimed at obtaining (1) description of emotional inteligence eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014 (2) Description of study performance of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014 (3) contribution of emotional inteligence toward study performance (4) contribution of emotional inteligence toward study performance of male and female students of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014 (5) contribution of emotional inteligence toward study performance of students who are the only, the oldest, the middle, and the youngest child in their family of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014. The methode of research is descriptive with quantitative approach. The result research in (1) the emotional inteligence of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014is in fair category (2) the study performance of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014 in fair category (3) there is no contribution of emotioanl inteligence toward study performance of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014 (4) there is no contribution of emotional inteligence toward both study performance of female or male eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014 (5) there is no contribution of emosional inteligence toward study performance of students who are the only, the oldest, the middle, and the youngest child in their family of eigth graders SMPN 16 Bandung batch 2013/2014.


(6)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GRAFIK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Metodologi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur dan Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Konsep Kecerdasan Emosi ... Error! Bookmark not defined. 1. Definisi Kecerdasan ... Error! Bookmark not defined. 2. Definisi Emosi ... Error! Bookmark not defined. 3. Definisi Kecerdasan Emosi ... Error! Bookmark not defined. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ... Error! Bookmark not defined.

B. Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 1. Konsep Dasar Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2. Konsep Dasar Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. C. Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Kecerdasan

Emosi dan Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. D. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar ... Error!

Bookmark not defined.

E. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 1. Kecerdasan emosi ... Error! Bookmark not defined. 2. Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 1. Judgment Instrumen Secara Rasional ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Coba Secara Empiris ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data ... Error! Bookmark not

defined.

1. Verifikasi Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Penyekoran ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengubahan Skor Mentah menjadi Skor Matang .. Error! Bookmark not defined.

4. Pengelompokan Data ... Error! Bookmark not defined. 5. Uji Korelasi ... Error! Bookmark not defined. 6. Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. G. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Gambaran Umum Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... Error! Bookmark not defined.

2. Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... Error! Bookmark not defined.

3. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014Error! Bookmark not defined.

4. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014 Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

5. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014 Berdasarkan Urutan Kelahiran ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Gambaran Umum Kecerdasan Emosi ... Error! Bookmark not defined.

2. Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

4. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. 5. Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan Urutan Kelahiran ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .. Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Individu pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Pada masa remaja awal, perkembangan emosi bersifat reaktif, dan sensitif terhadap berbagai pristiwa atau situasi sosial. Seperti yang diungkapkan oleh Syamsu (2002 : 196) bahwa “masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi”. Desmita (Saputra, 2009) menyebutkan bahwa “peralihan yang sulit dari masa kanak-kanak ke masa dewasa inilah yang dapat menyebabkan remaja rentan mengalamai perubahan emosi yang tidak stabil”.

Stabilitas emosi ini sangat erat kaitannya dengan kecerdasan emosi. Goleman (1998 :45) menjelaskan bahwa kecerdasan emosisonal mencakup beberapa kemampuan untuk mengelola perasaan, diantaranya kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi,mengendalikan dorongan primitif, tidak melebih-lebihkan kesenangan, maupun kesusahan dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, serta berempati dan berdo‟a. Pentingnya kecerdasan emosi dalam kehidupan, telah ditekankan oleh Goleman (1998) yang menyatakan bahwa “ kecerdasan bila tidak disertai dengan pengelolaan emosi yang baik, tidak akan menghasilkan seseorang yang sukses dalam hidupnya”. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rimawanti (2004 : 25) bahwa “orang yang dapat menegendalikan emosinya maka akan lebih bertanggung jawab, lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian, lebih menguasai diri, dan tes-tes prestasi meningkat”.


(10)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Banyak orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Inteligence Quotient (IQ) yang juga tinggi” (Wahyuningsih, 2004: hal.1). Hal ini karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Namun dalam kenyataannya, ada siswa


(11)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mempunyai inteligensi tinggi, tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah. Begitupun sebaliknya, ada siswa yang walaupun inteligensinya rendah, namun dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Berdasarkan pendapat dari Goleman (1998 : 273) bahwa “IQ menyumbang kira-kira 20% yang menentukan kesuksesan hidup, 80% ditentukan kekuatan-kekuatan lain. Salah satunya adalah kecerdasan emosi”. Fakta tersebut memperlihatkan kecerdasan intelektual bukan hal yang dapat menentukan segalanya, namun tidak juga dapat diabaikan. Oleh karena itu, permasalahan tentang kondisi emosional dan kecerdasan emosi remaja sebagai peserta didik merupakan hal yang penting.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. “Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah” (Goleman, 2000). Berdasarkan pengamatan Goleman (2000) menyebutkan bahwa “banyak orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah, namun karena mereka kurang memiliki kecerdasan emosi. Tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya karena mereka memiliki kecerdasan emosi, meskipun intelegensinya (IQ) pada tingkat rata-rata”.

“Dari hasil banyak penelitian terbukti bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang jauh lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual (IQ) kecerdasan otak barulah merupakan syarat minimal untuk meraih keberhasilan, kecerdasan emosilah yang sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi”. (Agustian, 2004:xx).


(12)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

“Sebuah laporan dari National Center for Clinical Infant Programs (1992) menyatakan bahwa keberhasilan siswa di sekolah bukan diramalkan oleh kumpulan fakta seorang siswa atau kemampuan dininya untuk membaca, melainkan oleh ukuran-ukuran emosional dan sosial : yakin pada diri sendiri dan mempunyai minat; tahu pola perilaku yang diharapkan orang lain dan bagaimana mengendalikan dorongan hati untuk berbuat nakal; mampu menunggu, mengikuti petunjuk dan mengacu pada guru untuk mencari bantuan; serta mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan saat bergaul dengan siswa lain. Hampir semua siswa yang prestasi sekolahnya buruk, menurut laporan tersebut, tidak memiliki satu atau lebih unsur-unsur kecerdasan emosional ini (tanpa memperdulikan apakah mereka juga mempunyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti kertidakmampuan belajar)” (Goleman, 1998:273).

Daryono (2011 : 4) menyebutkan bahwa :

di sekolah, khususnya sekolah menengah atas (SMA) ada beberapa permasalahan yang cenderung mengarah kepada permasalahan-permasalahan emosional, seperti sering tidak hadir, datang terlambat, prestasi belajar yang rendah bukan karena kecerdasan intelektual yang lemah, mudah putus asa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, tidak mampu mengendalikan rasa marah, stres menghadapi permasalahan, cemas atau gugup serta takut menghadapi ujian (terutama ujian nasional), konflik sosial (perkelahian, marah-marah), pesimis dalam mencapai harapan, kurang disenangi teman-teman (terisolir), mudah tersinggung dan sebagainya.


(13)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengamatan tidak sistematis,dan hasil wawancara acak yang dilakukan Ilfiandra (Marlytha, 2009 : 6) terhadap peserta didik unggulan, ditemukan ada sejumlah peserta didik memiliki masalah-masalah psikologis dan yang paling menonjol adalah masalah-masalah seputar kondisi emosi dan hubungan sosial. Masalah yang dimaksud, indikasinya terlihat pada prilaku yang cenderung pasif, menutup diri, egois, tidak toleran, cepat bosan, menganggap mudah pada persoalan, ceroboh, mudah frustasi, sering bimbang dalam menentukan keputusan, arogan dan sombong.

Ditemukan juga ada siswa yang memiliki nilai akademik tinggi dibandingkan dengan teman-temannya ternyata secara sosial-emosional kurang disenangi oleh teman-temannya. Hal tersebut karena siswa memiliki sifat-sifat yang menunjukan lemahnya aspek sosial-emosional seperti tidak bisa bekerja sama, tidak empati, bahkan egois dan sombong, cepat tersinggung, reaktif, bicara sering menyinggung, konsep diri yang negatif, tidak mudah menerima saran dan kritik orang lain, menonjolkan kelebihan diri dan tidak menunjukan sikap asertif, tidak berani mengambil keputusan, kemandirian yang lemah, kurang berani mengambil resiko dan sebagainya.

Hasil penelitian Helma (2001 : 111) menerangkan bahwa terdapat perbedaaan skor skala kecerdasan emosi berdasarkan prestasi belajar. Hal ini menunjukan terdapat hubungan antara skor skala kecerdasan emosi dengan prestasi belajar. Ternyata bahwa siswa yang berprestasi tinggi memiliki skor skala kecerdasan emosi yang tinggi dibandingkan dengan siswa dengan prestasi rendah. Temuan ini membuktikan teori yang dikemukakan oleh Goleman dan Shapiro yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi atau dengan kata lain dapat dikatakan siswa yang tinggi kecerdasan emosinya secara akademik lebih berhasil dibandingkan


(14)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan siswa lain yang memiliki IQ sama tetapi memiliki kecerdasan emosi yang rendah” (Helma, 2001: 111)

Melihat fakta diatas, maka penting bagi para remaja khususnya usia SMP untuk mengenali kecerdasan emosinya. Kecerdasan emosi ini dapat dilihat dari kemampuan remaja untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada. Sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efekif.

Kemampuan kecerdasan emosi dipengaruhi oleh lingkungan dimana anak belajar, dalam dunia pendidikan dikenal dua jenis lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan anak, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Di dalam keluarga, anak memperoleh pengalaman pertama dan utama mengenai bagaimana merasa tentang dirinya dan bagaimana orang lain bereaksi terhadap dirinya. Di dalam keluargalah anak pertama kali membaca dan mengungkapkan kemauan dan perasaan takutnya. Kehidupan keluarga yang harmonis dapat membuat anak merasa nyaman dan aman, sehingga mempengaruhi penyesuaian sosial pada diri remaja. Permasalahan di dalam keluarga, akan berdampak pada perkembangan emosi anak. Pola asuh dan perlakuan orang tua yang membeda-bedakan antara anak pertama, anak kedua dan seterusnya seringkali menjadi masalah dan mempengaruhi kondisi anak, seperti yang diungkapkan Santrock (2007) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku remaja yaitu urutan kelahiran. Selain itu, masyarakat secara umum, khususnya di keluarga memberikan perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan perempuan. Menurut Mubayidh (2010:80) “ keluarga membantu perkembangan emosi anak perempuan dalam bentuk merasakan dan mengekpresikannya, sementara anak laki-laki dimotivasi untuk beradaptasi dengan situasi sulit dan menegangkan”. Secara statistik, (Goleman dalam Winanti,


(15)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2011) menyebutkan adanya perbedaan kecerdasan emosi antara laki-laki dan perempuan.

Lebih lanjut, Mubayidh (2010 : 81) membandingkan “kecerdasan emosi anak perempuan lebih mampu mengenali emosi dan perasaan mereka sendiri dan orang lain dibandingkan dengan kaum laki-laki. Anak perempuan dinilai mempunyai hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan menampakan tanggung awab sosial yang lebih baik. Sebaliknya, pada kaum laki-laki menghormati harga diri tampak lebih dominan. Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki lebih mampu menghadapi tantangan dan kegelisahan”.

Sementara di lingkungan sekolah, proses belajar mengajar dikatakan berhasil, apabila siswa memahami dan mengerti materi yang disampaikan oleh guru dan mendapat hasil yang baik. Hasil belajar merupakan tolak ukur kesuksesan peserta didik dalam proses belajar di sekolah; Untuk mendapatkan keberhasilan belajar yang baik diperlukan faktor internal dan eksternal dari setiap peserta didik. Faktor internal untuk menunjang keberhasilan belajar yaitu kecerdasan, kondisi fisik, minat dan motivasi belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan prasarana sekolah.

Kesuksesan dalam pendidikan, khususnya disekolah menengah nampak lebih menekankan kepada aspek intelektual atau kognitif dengan indikator nilai akademik yang diperoleh siswa. Sementara di sisi lain terjadi kemerosotan dan kekurangwaspadaan terhadap perkembangan sosial dan emosional peserta didik di sekolah.

Pembinaan aspek kecerdasan emosi siswa perlu dikembangkan. Pentingnya remaja dalam meningkatkan kecerdasan emosi, dapat membantu dirinya lebih tegar dalam menjalani kehidupan, berjiwa optimis, mudah bergaul, cenderung produktif dan efektif pada setiap kegiatan, serta dapat mengurangi kenakalan remaja, sebagaimana diungkapkan Stein & Book (2000 : 23) :


(16)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mencegah munculnya prilaku buruk pada remaja, yaitu dengan meningkatkan kecerdasan emosi remaja tersebut. Meskipun pada usia remaja kemampuan kognitifnya telah berkembang dengan baik, yang memungkinkan untuk dapat mengatasi stres atau fluktuasi emosi secara efektif, tetapi ternyata masih banyak remaja yang belum mampu mengelola emosinya, sehingga mereka banyak mengalami depresi, marah-marah, dan kurang mampu meregulasi emosi. Kondisi ini dapat memicu masalah seperti kesulitan belajar, penyalahgunaan obat, dan prilaku menyimpang.

Dalam pelaksanaanya tidak hanya mengandalkan proses kegiatan pembelajaran guru di kelas saja dengan pendekatan mata pelajaran namun perlu peran khusus di sekolah yang menangani pengembangan aspek emosional tersebut, yaitu proses bimbingan dan konseling.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Bidang pembinaan siswa (BK) terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan secara optimal melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan trampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memilki kemampuan dan kematangan dalam aspek psikososiospiritual.

Bimbingan dan konseling hadir sebagai upaya pemberian bantuan kepada siswa agar dapat mengembangkan diri secara optimal, memahami potensi diri dan lingkungan sehingga siswa dapat memiliki kompetensi khususnya kompetensi kecerdasan emosi yang diharapkan dan berguna untuk mencapai kesuksesan hidup.


(17)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka judul penelitian ini adalah “Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Serta Implikasinya Pada Bimbingan dan Konseling.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Menurut Goleman (Rochmawati, 2010: 9), mengatakan bahwa „kecerdasan emosi adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa‟. Dengan kecerdasan emosi tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati sehingga memungkinkan terciptanya pergaulan atau hubungan sosial dengan orang lain. Berdasarkan pengamatannya, banyak orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah, namun karena mereka kurang memiliki kecerdasan emosi. Tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya karena mereka memiliki kecerdasan emosi, meskipun intelegensi intelektualnya (IQ) pada tingkat rata-rata. Sekali kecerdasan emosi mereka terbentuk pada masa remaja, biasanya tidak akan ada lagi perubahan secara signifikan, meskipun usaha-usaha yang dilakukan untuk merubah kecerdasan emosi akan tampak dalam perubahan kecerdasan emosi.

Dalam sebuah keluarga, anak menduduki posisi tertentu berdasarkan urutan kelahirannya yang mana mempunyai pengaruh mendasar dalam perkembangan anak selanjutnya (Hurlock, dalam Nurwulanningrum 2011). Hendaknya orang tua menjadi pelatih kecerdasan emosi yang efektif sebagai upaya memahami apa yang sebenarnya terjadi pada anak dan membantunya menemukan cara-cara positif untuk menenangkan perasaannya (Goleman ,1998).

Dengan meningkatkan kecerdasan emosi, dapat membantu remaja menjadi lebih peduli pada emosi mereka, menjadi lebih positif tentang diri mereka sendiri, bergaul lebih baik dengan orang lain, lebih andal mengatasi masalah, lebih tahan terhadap stres, tidak terlalu impulsif, dan dapat menikmati hidup


(18)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta dapat mencegah munculnya prilaku buruk pada remaja (Stein & Book, 2002).

Dari hasil banyak penelitian terbukti bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang jauh lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual (IQ) kecerdasan otak barulah merupakan syarat minimal untuk meraih keberhasilan, kecerdasan emosilah yang sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi (Agustian, 2004:xx)

Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk kerja akademis di sekolah lebih baik (Gottman, 2001:xvii). Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu aspek dari program pendidikan yang berfungsi mengarahkan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi saat ini serta dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya (Syaodih, 2007:7). Fungsi layanan bimbingan dan konseling dalam hal ini sebagai fasilitator dalam perkembangan seluruh aspek peserta didik baik pribadi, psikologi, maupun sosialnya. Dalam hal ini termasuk tiga pilar dalam pendidikan yang harus teroptimalkan adalah kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Pertanyaan penelitian pokok tersebut dirinci menjadi sub-sub pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana gambaran umum prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?


(19)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah ada kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

4. Apakah ada kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

5. Apakah ada kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa dengan latar belakang keluarga anak tunggal, sulung, tengah dan bungsu di kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengungkap sejauh mana pengaruh kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Secara lebih rinci, penelitian ini dimaksudkan untuk :

1. Memperoleh gambaran umum kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Memperoleh gambaran umum prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Memperoleh gambaran apakah ada kontribusi/sumbangan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

4. Memperoleh gambaran apakah ada kontribusi/sumbangan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

5. Memperoleh gambaran apakah ada kontribusi/sumbangan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa dengan latar belakang keluarga anak


(20)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunggal, sulung, tengah dan bungsu di kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang variabel kecerdasan emosi dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini difokuskan pada koefisien korelasi antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar siswa. Teknik statistik koefisien korelasi digunakan untuk menguraikan dan mengukur seberapa besar kontribusi antar variabel kecerdasan emosi dan prestasi belajar (Arikunto, 2003 : 313).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitaif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan perhitungan statistik. Pendekatan ini menuntut penggunaan angka mulai dari pengumpulan data hingga penafsiran hasilnya. Pendekatan kuantitaif dalam penelitian ini, digunakan untuk mengungkap gambaran mengenai seberapa besar kontribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Data kecerdasan emosi diperoleh dengan menjumlahkan skor total siswa dalam menjawab pernyataan dalam instrumen kecerdasan emosi, dan untuk prestasi belajar menggunakan nilai hasil UTS semester I kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang menjadi subjek penelitian.

Instrumen kecerdasan emosi yang digunakan, telah di uji validitasnya, melalui penilaian instrumen oleh profesional judgment dan analisis item dengan melihat besranya korelasi antara skor siswa pada setiap item dengan skor total yang diperoleh. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran itu relatif konsisten apabila pengukuran diulang lagi pada waktu berlainan.


(21)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Lokasi Dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlokasi di Jl. Penghulu H.Hasan Mustofa No. 53 Bandung 40124.

Populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan alasan siswa kelas VIII telah memiliki pengalaman belajar di jenjang sekolah menengah. Jumlah populasi sebanyak 389 siswa dan sampel sebanyak 148 siswa yang tersebar di sepuluh kelas berbeda, mulai dari VIII-1 sampai VIII-10.

3. Teknik dan Instrumen Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan instrumen kecerdasan emosi dan studi dokumentasi. Yaitu berupa kuesioner yang mengungkap kecerdasan emosi dan nilai UTS semester I Tahun ajaran 2013/2014.

b. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang mengungkap tingkat kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang telah dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator yang disusun oleh Daryono (2011) dan dimodifikasi oleh peneliti dengan menghilangkan dan menambahkan beberapa indikator yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang telah disusun ke dalam item-item pernyataan yang terdiri dari 83 pernyataan, setelah dilakukan uji validitas hanya 68 yang pernyataan yang dapat digunakan dalam penelitian. Sedangkan untuk


(22)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data prestasi belajar dilakukan studi dokumentasi terhadap nilai UTS semester I Tahun Ajaran 2013/2014.

E. Manfaaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik secara praktis maupun teoritis yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan dalam bidang layanan bimbingan dan konseling. Khususnya pemahaman tentang layanan bimbingan dan konseling tentang kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar dan implikasinya pada bimbingan dan konseling

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi keperluan bimbingan dan konseling dan upaya untuk memahami kondisi siswa sehingga dapat memecahkan masalahnya, khususnya dalam hal kecerdasan emosi dan prestasi belajar.

F. Struktur dan Organisasi Skripsi

Penelitian ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang memaparkan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka berisi tentang konsep-konsep dalam bidang yang dikaji dan kerangka penelitian. Teori yang dikaji berupa teori tentang kecerdasan emosi dan prestasi belajar.


(23)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III Metode Penelitian memaparkan lokasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan menguraikan tentang pengolahan data serta pembahasan hasil pengolahan data.


(24)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Bandung yang berlokasi di Jl. Penghulu H.Hasan Mustofa No. 53 Bandung 40124. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi di sekolah tersebut, peneliti melihat fenomena seringnya terjadi konflik antar siswa yang disebabkan kurangnya dalam mengelola emosi, seperti tidak peduli dengan teman-temannya, hanya bergaul dengan teman-teman tertentu, bahkan ada siswa yang sulit untuk bergaul yang berpengaruh terhadap prestasi belajar di kelasnya, adapula siswa yang pintar sehingga sering menyepelekan teman-teman yang lain. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar. Selain itu siswa di SMP Negeri 16 beragam sehingga peneliti ingin mengetahui gambaran umum kecerdasan emosi berdasarkan urutan kelahiran dan jenis kelamin.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8 SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Dengan alasan siswa kelas VIII sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara random, dengan arti setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Surakhmad (dalam Riduwan & Akdon, 2010) berpendapat “apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, maka ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi”. Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak 389 siswa.


(25)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling


(26)

41

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung

Berdasarkan pendapat Surakhmad, maka penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut :

S=15%+

.(50%-15%)

Dimana :

S = Jumlah Sampel

n = Jumlah anggota populasi

Sesuai dengan rumus penentuan sampel tersebut, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil 38% dari jumlah populasi 389 siswa, yaitu sebanyak 148 siswa.

Untuk menentukan banyaknya siswa yang diambil sebagai sampel pada setiap kelas, peneliti pun menggunakan proporsional sampling. Proporsi sampel untuk tiap-tiap kelas dihitung dengan rumus :

i

n n

N

Ni

Kelas Jumlah Siswa

VIII.1 39

VIII.2 39

VIII.3 39

VIII.4 39

VIII.5 38

VIII.6 39

VIII.7 38

VIII.8 40

VIII.9 38

VIII.10 40


(27)

42

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: i

n

= Ukuran sampel yang harus diambil dari Stratum ke-i i

N = Ukuran Stratum ke-i N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel keseluruhan yang dialokasikan

(Riduwan, 2012 : 29) Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi siswa yang ada dan diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Populasi dan Sampel No Kelas

Jumlah Siswa (Ni) Populasi (N) Sampel

(n) Pembulatan

1 VIII.1 39

389 148

14,8 15

2 VIII.2 39 14,8 15

3 VIII.3 39 14,8 15

4 VIII.4 39 14,8 15

5 VIII.5 39 14,8 15

6 VIII.6 39 14,8 15

7 VIII.7 38 14,4 14

8 VIII.8 40 15,2 15

9 VIII.9 38 14,4 14

10 VIII.10 40 15,2 15

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan

n N N

n i


(28)

43

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya (Arikunto, 2006:12). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang variabel kecerdasan emosi subjek penelitian yang memiliki kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan penelitian deskriptif, peneliti menuturkan pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu kecerdasan emosi sebagai variabel bebas (independent) dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (dependent) Masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut :

1. Kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Tahun Ajaran 2013/2014 untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Secara lebih rinci kelima aspek kecerdasan emosi beserta indikatornya dijelaskan sebagai berikut :

a. Mengenali emosi diri; yakni kesadaran diri (self awareness) yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi, memaknai dan menamai perasaan yang terjadi saat itu. Terdiri dari tiga indikator, yaitu mengenal dan merasakan emosi sendiri, menjelaskan penyebab perasaan terhadap tindakan dan mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan.

b. Mengelola emosi dimaksudkan untuk menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Dalam aspek mengelola emosi terdapat


(29)

44

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa indikator : bersikap toleran terhadap frustasi, dapat mengontrol atau mampu mengendalikan marah secara lebih baik, memiliki perasaan positif tentang diri sendiri, memiliki perasaan perasaan positif tentang orang lain, memiliki kemampuan mengatasi stres, tidak mengalami kesepian dan kecemasan dalam bergaul, menerima keadaan diri apa adanya, tidak larut dalam emosi, dan tidak melakukan tindakan yang akan membuatnya menyesal di kemudian hari.

c. Memotivasi diri sendiri; Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri. Kendali diri emosional terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Individu yang memiliki keterampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. Indikator dari aspek ini adalah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menyusun langkah-langkah mencapai tujuan, tidak mudah putus asa (bersikap optimis), dan memiliki rasa tanggung jawab.

d. Mengenali emosi orang lain atau empati. Kemampuan berempati adalah kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Empati juga merupakan kemampuan yang bergantung pada kesadaran diri emosional, dan merupakan keterampilan dasar dalam membina hubungan dengan orang lain. Individu yang memiliki keterampilan empati lebih mampu menangkap isyarat-isyarat sosial yang tersembunyi yang dibutuhkan atau yang diinginkan oleh orang lain. Indikator dari aspek ini terdiri dari mampu menerima sudut pandang orang lain dan memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain.

e. Membina hubungan. Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan


(30)

45

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antarpribadi. Individu yang memiliki keterampilan ini akan sukses dalam membina hubungan dengan orang lain atau pergaulan sehari-hari. Terdapat beberapa indikator, yaitu memahami pentingnya membina hubungan dengan orang lain, dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orangg lian, memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul dengan orang lain, dibutuhkan oleh teman sebayanya, memiliki perhatian tehadap kepentingan orang lain.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Tahun Ajaran 2013/2014 sebagai usaha dari kegiatan belajar yang berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai dapat diukur dalam bentuk angka yang diperoleh dari nilai ujian tengah semester ganjil.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang mengungkap tingkat kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014. “Kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab oleh siswa” (Sugiyono, 2008). Jenis angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu siswa diberi sejumlah pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel kecerdasan emosi disertai dengan alternatif jawaban.


(31)

46

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Judgment Instrumen Secara Rasional

Uji rasional Instrumen kecerdasan emosi yang telah disusun dilakukan dengan cara menimbang (judgemenet) pada setiap butir pernyataan yang telah dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen dari aspek kesesuaian dengan landasan teoritis, kesesuaian dengan format dilihat dari sudut ilmu pengukuran serta ketetapan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon. Uji rasional instrumen dilakukan oleh dosen ahli dari jurusan Psikologi Pendidikan dan bimbingan (PPB) dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi memadai (M) dan tidak memadai (TM). Item dengan kualifikasi M menyatakan bahwa item tersebut dapat digunakan dan item dengan kualifikasi TM memiliki dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan perbaikan pada item tersebut. Penimbangan dilakukan oleh Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd, Dr. Ipah Saripah, M.Pd dan Drs. Sudaryat NA. Hasil uji kelayakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Hasil Penimbangan Instrumen Kecerdasan Emosi

Kesimpulan No.item Jumlah

Memadai 16,23,24,25,32,40,43,44,45,46,48,49,54,55,58,6

6,72,81,82 19

Dibuang - 0

Direvisi

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,18,19,20, 21,22,26,27,28,29,30,31,33,34,35,36,37,38,39,4 2,47,50,51,52,53,56,57,59,60,61,62,63,64,65,67 ,68,69,70,71,73,74,75,76,78,79,83

64

2. Uji Coba Secara Empiris a. Uji Keterbacaan


(32)

47

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap item pernyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada lima orang siswa kelas VIII di sekolah yang sama, sehingga setiap item pernyataan bisa dimengerti dan dijadikan sebagai instrumen untuk mengungkap kecerdasan emosi siswa kelas VIII di SMPN 16 Bandung. Setelah dilakukan uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dimengerti oleh peserta didik kelas VII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

b. Uji Validitas

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang yang menunjukan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Suatu instrumen yang valid atau shahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus diketahui dulu harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

Keterangan : = Koefisien korelasi ∑X= jumlah skor item

∑Y= jumlah total (seluruh item) n = jumlah siswa


(33)

48

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, nilai r dari hasil perhitungan korelasi diinterpretasikan dengan tabel interpretasi korelasi product moment. Penentuan validitas item pada penelitian ini menggunakan program SPSS.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Emosi Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung

Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah

Valid 4,5,6,7,8,9,13,14,17,18,19,20,21,22,23,24,25,28, 29,30,31,32,33,35,36,37,38,39,40,41,42,44,45,46 ,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,6 3,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78, 79,80 68

Tidak Va1id 1,2,3,10,11,12,15,16,26,27,34,43,47,82,83 15

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat d ipercaya, jadi dapat diandalkan.

Metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Menurut Arikunto (2010:239) untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala dapat menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

                

t i S S k k r 1 1 11


(34)

49

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal ∑Si = Jumlah varians butir St = Varians total

(Arikunto, 2010:239) Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5

Tingkat Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Emosi Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.868 68

Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2010: 257) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas memperlihatkan dari 68 butir item yang sudah valid, menunjukkan koefisien reliabilitas (konsistensi internal) instrumen kecerdasan emosi sebesar 0.868. Artinya, tingkat korelasi dan


(35)

50

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

derajat keterandalan instrumen kecerdasan emosi berada pada kategori sangat tinggi.

Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai ketentuan yang telah dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi angket kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung mengalami perubahan yang ditampilkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.6

Sebaran Butir Instrumen Kecerdasan Emosi Siswa Dalam setiap Indikator (Setelah Uji Coba)

ASPEK INDIKATOR No.Item

Valid No.Item baru MENGEN AL EMOSI DIRI

Mengenal dan merasakan emosi

sendiri 4,5 1,2

Menjelaskan penyebab perasaan

terhadap tindakan 6,7,8,9 3,4,5,6 Mengenal pengaruh perasaan

terhadap tindakan 13,14 7,8

MENGEL OLA EMOSI

Tidak larut dalam emosi 17 9

Bersikap toleran terhadap frustasi 18,19,20 10,11,12 Dapat mengontrol atau mampu

mengendalikan perasaan marah secara lebih baik

21,22,23,2 4,25

13,14,15, 16,17 Memiliki perasaan yang positif

tentang diri sendiri 28,29 18,19 Memiliki perasaan yang positif

terhadap orang lain 30,31,32 20,21,22 Dapat memiliki kemampuan

mengatasi stres 33 23

Tidak mengalami kesepian dan kecemasan dalam bergaul

35,36,37, 38

24,25,26, 27 Menerima keadaan diri apa

adanya 39,40,41 28,29,30

Tidak melakukan tindakan yang akan membuatnya menyesal kemudian hari


(36)

51

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MEMOTIV ASI DIRI SENDIRI

Berusaha sungguh-sungguh untuk menyusun langkah-langkah mencapai tujuan

46,48,49 34,35,36 Tidak mudah putus asa (bersikap

optimis) 50,51 37,38

Memiliki rasa tanggung jawab

52,53,54, 55,56 39,40,41, 42,43 MENGEN AL EMOSI ORANG LAIN (EMPATI)

Mampu menerima sudut pandang

orang lain 57,58,59 44,45,46

Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain

60,61,62, 63,64 47,48,49, 50,51 MEMBINA HUBUNG AN

Memahami pentingnya membina

hubungan dengan orang lain 65,66,67 52,53,54 Dapat menyelesaikan konflik

dengan orang lain 68,69 55,56

Memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan orang lain 70,71,72 57,58,59 Memiliki sikap bersahabat atau

mudah bergaul dengan orang lain 73,74,75 60,61,62 Dibutuhkan oleh teman sebayanya 76,77,78 63,64,65 Memiliki perhatian terhadap

kepentingan orang lain 79,80 66,67 Bersikap senang berbagi rasa dan


(37)

52

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data 1. Verifikasi Data

Verifikasi dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, memeriksa kesesuaian jawaban siswa dengan petunjuk pengisian sehingga data hasil penelitian dapat diolah, merekap data yang diperoleh dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahap penyekoran yang telah ditentukan, dan melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

2. Penyekoran

Penyekoran terhadap data dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Instrumen pengumpul data menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban sangat sesuai (SS), Sesuai (S), kadang-kadang (KK), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Setiap alternatif jawaban mengandung arti dan nilai skor sebagai berikut :

Tabel 3.7

Alternatif Jawaban Kecerdasan Emosi

Alternatif Jawaban Bobot

+ -

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kadang-kadang (KK) 3 3

Tidak sesuai (TS) 2 4

Sangat tidak sesuai (STS) 1 5

Perhitungan skor kecerdasan emosi adalah dengan menjumlahkan seluruh skor dari tiap-tiap pernyataan sehingga didapatkan skor total kecerdasan emosi. Siswa dibagi ke dalam tiga tingkatan kecerdasan emosi dengan


(38)

53

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan kategorisasi total skor tingkat kecerdasan emosi, yaitu tinggi, sedang dan rendah yang diperoleh melalui konversi skor mentah menjadi skor matang.

3. Pengubahan Skor Mentah menjadi Skor Matang

Konversi skor mentah menjadi skor matang dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor total masing-masing siswa

b. Mengkonversi skor siswa menjadi skor baku, dengan rumus

Keterangan :

= nilai baku X = Skor siswa M = rata-rata skor SD = standar deviasi

(Arikunto, 2009: 268) c. Mengkonversi skor baku menjadi skor matang, dengan rumus:

Keterangan : T = Skor T atau skor matang yang dicari 50 = konstanta nilai tengah sebagai rata-rata 10 = konstanta standar deviasi

(Arikunto, 2009: 272) 4. Pengelompokan Data

Mengelompokan data dan mengkategorikan tingkat ketercapaian skor berdasarkan pedoman yang ditentukan Azwar (2011: 109) sebagai berikut:


(39)

54

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Kualifikasi Data Instrumen Kecerdasan Emosi

Skala Skor Rentang Skor T Kategori f

X ≥ μ + 1.0 ơ X≥ 60 Tinggi 19

μ –1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ 40 < X <60 Sedang 119

X ≤ μ –1.0 ơ X≤ 40 Rendah 10

5. Uji Korelasi

Uji korelasi variabel dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel, dengan mempergunakan rumus Spearman Rank Order Correlation (rho), rumus yang digunakan Korelasi Spearman Rank ( rs atau ρ) sebagai berikut:

rs = 1-

Sumber : Riduwan (2012:135)

Keterangan :

rs = Nilai Korelasi Spearman

∑d² = Total kuadrat selisih antar ranking n = Jumlah sampel penelitian

Apabila nilai rs= 1, maka data sampel menunjukan hubungan positif sempurna, yang berarti urutan untuk setiap data sama; apabila rs = -1, maka data sampel menunjukan hubungan negatif sempurna, yaitu urutan untuk setiap data merupakan urutan terbalik; dan jika rs = 0 data sampel tidak ada hubungan. Dengan demikian, nilai rs berkisar antara -1 dan +1 (-1≤ rs ≤ +1) ( Hasan, 2008 : 307).

Dalam penelitian ini, uji korelasi menggunakan SPSS for windows versi.16.

6. Uji Koefisien Determinasi

Dari harga koefisien korelasi (r) dapat ditentukan harga koefisien determinasi (KD) yang berguna untuk mengetahui besarnya persentase


(40)

55

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji koefisien korelasi ini digunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien Korelasi G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah berikut : 1. Studi pendahuluan di SMP Negeri 16 Bandung

2. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen Pembimbing.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat Fakultas. Kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMP Negeri 16 Bandung. 5. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang

dosen ahli dari jurusan PPB.

6. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada peserta didik kelas VII SMPN 16 Bandung Tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 30 september s/d 8 Oktober 2013.

7. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket kecerdasan emosi yang telah disebarkan.


(41)

83

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah di paparkan pada bab sebelumnya, dalam penelitian ini penulis dapat mengambil kesimpulan yang merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Secara umum kecerdasan emosi siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang. Hal ini berarti, siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung tengah menuju pada kemampuan kecerdasan emosi yang tinggi. Siswa dengan kecerdasan emosi sedang telah memiliki kemampuan kecerdasan emosi, namun belum optimal. Sehingga memerlukan bimbingan orang lain atau belum menunjukan konsistensi prilaku dalam menunjukan aspek kecerdasan emosi, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

2. Secara umum, prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang, artinya siswa telah memiliki pencapaian prestasi belajar yang cukup baik.

3. Kecerdasan emosi tidak berkontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN 16 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.


(42)

84

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Jenis Kelamin dan urutan kelahiran tidak mempengaruhi kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar.

B. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi hasil penelitian bagi pihak terkait.

1. Bagi Sekolah

Kecerdasan emosi tidak memiliki kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Namun walaupun demikian kemampuan dalam mengelola emosi, mengenal emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan yang merupakan aspek-aspek kecerdasan emosi sangat penting untuk mencapai perkembangan siswa secara optimal, khususnya perkembangan emosi. Dalam hal ini, hendaknya semua pihak sekolah baik guru BK, guru mata pelajaran dan semua pihak yang berhubungan dengan siswa dapat bekerja sama dalam mengembangkan kecerdasan emosi siswa. Selain itu, diharapkan sekolahpun menciptakan iklim sekolah sebagai lingkungan perkembangan yang kondusif bagi proses pembelajaran siswa sebagai upaya dalam memfsilitasi siswa untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, yang salah satunya adalah berkenaan dengan perkembangan emosi siswa.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kecerdasan emosi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pencapaian prestasi belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan kecerdasan emosi tidak berkontribusi terhadap prestasi belajar. Maka dengan ini, guru bimbingan tidak dapat menjadikan kecerdasan emosi sebagai prediktor langsung dalam pencapaian prestasi belajar siswa.


(43)

85

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bimbingan dan konseling dapat menggunakan variabel lain yang secara langsung berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada setiap mata pelajaran secara terpisah.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada jenjang yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih besar.

c. Kecerdasan emosi tidak berkontribusi terhadap prestasi belajar. Banyak faktor lain selain kecerdasan emosi yang berkontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Adanya faktor-faktor lain tersebut diharapkan dapat dilakukan peneltian selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa.


(44)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2007) Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bim Abingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan formal. Bandung : Depdiknas

Agustian, AG. (2001). Emotional Spiritual Quotient. Jakarta : Arga Wijaya Persada

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto. S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.

Jakarta : Rineka cipta

Azwar, S. (1996). Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2011). Penyususna Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Bahtiar. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Prestasi Belajar SiswaKelas II SMA Negeri 2 Mataram. Jurnal Alternatif Pendidikan [online] tersedia di ejournal.stainpurwokerto.ac.id [18 Januari 2013]

Chaplin. (2006). (a.b. Kartini Kartono). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA: Studi Pengembangan di Kelas X SMA Negeri 19 Garut Tahun Pelajaran 2010/2011. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung : Alfabeta

Goleman, D. (1998). (a.b T. Hermaya). Emotional Intelligence: kecerdasan emosional, Mengapa EI lebih penting daripada IQ (alih bahasa T. Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Goleman, D. (2000). (a.b Alex Tri Kantjono Widodo). Working With Emotional Inteligence : Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama


(45)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gottman, J. (2001). (a.b T. Hermaya). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


(46)

88

Hasan, I. (2008). Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : PT Bumi Aksara

Haque, A. (2004). Psychology from Islamic Perspective : Contribution of early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologits. Journal of Religion and Health vol.43 : 357-377

Hein, S. (2005). Introduction to Emotional Intelligence. [online] Tersedia di http://eqi.org/history.htm (2 Mei 2013)

Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Skala Kecerdasan Emosi Siswa Kelas Menengah. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Hude, MD. (2006). Emosi : Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia di Dalam Al-Qur’an. Jakarta : Penerbit Erlangga

Hurlock, EB. (1980). (a.b Istiwidayanti dkk). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Makmun, A.S, (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Marlytha, L. (2009). Profil Kecerdasan Emosi Peserta Didik SMP. (Skripsi) Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Mubayidh. M. (2006). Keerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

Mustamsikin, S. (2011). Hubungan Antara Pengelolaan Emosi Dengan Prilaku Agresif siswa. (Skripsi), Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nurihsan, Juntika. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung : PPB FIP UPT Layanan Bimbingan dan Konseling UPI

Nurkencana. (2005). Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha asional

Nurwulaningrum, D & Irdawati. (2011). Hubungan Antara Urutan Kelahiran Dalam keluarga Dengan Kecerdasan Emosional Remaja Di SMA Muhammadiyah Klaten. Jurnal Kesehatan [online]. Volume 4, number 2. Tersedia di publikasiilmiah.ums.ac.id (18 Oktober 2013)


(1)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2007) Penataan Pendidikan

Profesional Konselor dan Layanan Bim Abingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan formal. Bandung : Depdiknas

Agustian, AG. (2001). Emotional Spiritual Quotient. Jakarta : Arga Wijaya Persada

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto. S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.

Jakarta : Rineka cipta

Azwar, S. (1996). Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2011). Penyususna Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Bahtiar. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Prestasi Belajar SiswaKelas II SMA Negeri 2 Mataram. Jurnal Alternatif Pendidikan [online] tersedia di ejournal.stainpurwokerto.ac.id [18 Januari 2013]

Chaplin. (2006). (a.b. Kartini Kartono). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam Upaya

Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA:

Studi Pengembangan di Kelas X SMA Negeri 19 Garut Tahun Pelajaran 2010/2011. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung : Alfabeta

Goleman, D. (1998). (a.b T. Hermaya). Emotional Intelligence: kecerdasan emosional, Mengapa EI lebih penting daripada IQ (alih bahasa T. Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Goleman, D. (2000). (a.b Alex Tri Kantjono Widodo). Working With Emotional Inteligence : Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama


(2)

Dian Haryani, 2014

Kontribusi kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar serta implikasinya pada bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gottman, J. (2001). (a.b T. Hermaya). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


(3)

88

Hasan, I. (2008). Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : PT Bumi Aksara

Haque, A. (2004). Psychology from Islamic Perspective : Contribution of early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologits. Journal of Religion and Health vol.43 : 357-377

Hein, S. (2005). Introduction to Emotional Intelligence. [online] Tersedia di http://eqi.org/history.htm (2 Mei 2013)

Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Skala Kecerdasan Emosi Siswa Kelas Menengah. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Hude, MD. (2006). Emosi : Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia di Dalam Al-Qur’an. Jakarta : Penerbit Erlangga

Hurlock, EB. (1980). (a.b Istiwidayanti dkk). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Makmun, A.S, (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Marlytha, L. (2009). Profil Kecerdasan Emosi Peserta Didik SMP. (Skripsi) Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Mubayidh. M. (2006). Keerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

Mustamsikin, S. (2011). Hubungan Antara Pengelolaan Emosi Dengan Prilaku Agresif siswa. (Skripsi), Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nurihsan, Juntika. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung : PPB FIP UPT Layanan Bimbingan dan Konseling UPI

Nurkencana. (2005). Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha asional

Nurwulaningrum, D & Irdawati. (2011). Hubungan Antara Urutan Kelahiran Dalam keluarga Dengan Kecerdasan Emosional Remaja Di SMA Muhammadiyah Klaten. Jurnal Kesehatan [online]. Volume 4, number 2. Tersedia di publikasiilmiah.ums.ac.id (18 Oktober 2013)


(4)

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi aksara

Rachmatillah, S. (2013). Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Penyesuaian Sosial Peserta Didik Program Percepatan Belajar. (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Rahmawati, D.N. (2010). Pengeruh Tingkat Inteligensi dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Tesis). Malang : Program Pasca Sarjana UIN Malang

Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Karya

Ratnaningrum, E . (2010). Program Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosi Siswa SMA. (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Riduwan & Akdon. (2010) . Rumus dan Data dalam Analisis Statistik. Bandung : Alfabeta

Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistik. Bandung : Alfabeta

Rimawanti, Yusi. (2004). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Penyesuaian Akademik di Sekolah Pada Siswa Kelas Dua yang Bermasalah di SMUN 4 Bandung. (Skripsi). Program Sarjana Unisba, Bandung.

Rochmawati, R. (2010). Profil Kecerdasan Emosi Remaja dan Implikasinya Bagi Layanan Bimbingan Dan Konseling. (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Sari, PS. (2011). Hubungan Antara stabilittas Emosi Dengan Motivasi Belajar Siswa Dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Santrock, J.W. (2003). (a. B Shinto B. Adelar, Sherli Saragh). Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J.W. (2010). (a.b Tri Wibowo BS). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Saputra, A.B. (2009). Hubungan Antara Kecerdasan Emosial Dengan Prestasi Belajar. (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Utara: Raja Grafindo Persada


(5)

90

Sarwono, SW. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka

Sawaf, A & Cooper, RK. (1998). (a.b Alex Tri Kantjono Widodo). Executive EQ : Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Setiawati, Leni. (2003). Kontribusi Kestabilan Emosi Siswa Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah. (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Shapiro, L. (1997). How to Raise a Child With a High EQ : a Parent Guide to Emotional Inteligence. New York : Harper Collins

Siwi, W R., Luthfi A., & Pradana N. Perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari persepsi penerapan disiplin orang tua pada mahasiswa UIEU.

[online] tersedia

di http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/download/93/90 (9 November 2013)

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Stein, S J dan Book, HE. (2002) . (a.b Trinada Rainy). Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung : Kaifa

Subino. (1982). Bimbingan Skripsi. Bandung : STBA Yapari

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan, Pendektana Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Suherman, U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi : Azzam Media

Sumiati. (2011). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Yang Berprestasi Rendah di SMU Muhammadiyah 3 Bandung. (Skripsi). Program Sarjana, Unisba

Surya, M.(1981). Psikologi Pendidikan. Bandung : BP FIP IKIP Bandung

Suryabrata, S. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grasindo Persada Syaodih, NS. (2007). Bimbingan Konseling Dalam Praktek : Mengembangkan


(6)

Ummi, J & Alsa, A. Kemandirian Remaja Akhir Ditinjau Dari Urutan Kelahiran dan Status Sosial Ekonomi Orang Tuanya. Naskah Publikasi. [online] tersedia di http://psychology.uii.ac.id/ (12 Januari 2014)

Wahyuningsih, AS. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan Prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Skripsi Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I. [online] tersedia di http://kosongdelapan.com (30 desember 2012)

Winkel, WS. (1996). (a.b Siti Utami). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo Winkel, WS. (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta :

Gramedia

Wirawan, S. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Yulianti, Puty. (2007). Respon Marah dan Faktor-Faktor Penyebab Marah Remaja Serta Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Terhadap siswa SMP Negeri 3 Bandung Tahun ajaran 2006/2007). (Skripsi). Program Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Yusuf, S & Juntikan N. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Remaja Rosda Karya

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press

Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosda Karya


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI TINGKAT PENERIMAAN OLEH TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK NUSATAMA PADANG SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.

0 2 20

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus Di Kelas V

0 0 16

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus Di Kelas V

0 4 28

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Bimbingan Konseling Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PROFIL KEJENUHAN BELAJAR SISWA BERDASARKAN LATAR BELAKANG BIOGRAFIS SERTA IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING.

0 3 33

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SERTA IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN DAN KONSELING - repository UPI S PPB 0806873 Title

0 1 3

BUDAYA DAN EMOSI SERTA IMPLIKASINYA PADA

0 0 29

KECERDASAN RUHANIAH KONSELOR DAN IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

0 0 100

Kontribusi Dukungan Orangtua dan Persepsi Siswa tentang Disiplin Belajar terhadap Perilaku Membolos serta Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 10

Hubungan Self Esteem dengan Prestasi Belajar Siswa Underachiever serta Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 10