KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA : Studi Etnolinguistik pada Masyarakat Sunda di Kabupaten Garut.

(1)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

(Studi Etnolinguistik pada Masyarakat Sunda di Kabupaten Garut)

SKRIPSI

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanaSastra Program StudiBahasadanSastra Indonesia

oleh

Gina Irfanny 1006098

PROGRAM STUDI BAHASADAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

(Studi Etnolinguistik pada Masyarakat Sunda di Kabupaten Garut)

Oleh

Gina Irfanny

1006098

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanaSastra Program StudiBahasadanSastra Indonesia


(3)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu © Gina Irfanny 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

(StudiEtnolinguitikpadaMasyarakatSunda di KabupatenGarut)

oleh Gina Irfanny NIM 1006098

disetujuidandisahkanoleh:

Pembimbing I,

Dr. TediPermadi, M.Hum. NIP 197006242006041001

Pembimbing II,

Mahmud Fasya, S.Pd., M. A. NIP 197712092005011001

diketahuioleh

KetuaJurusanPendidikanBahasadanSastra Indonesia FakultasPendidikanBahasadanSeni

UniversitasPendidikan Indonesia

Dr. DadangAnshori, M.Hum. NIP 197204031999031002


(5)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERSEMBAHAN... ii

LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACK... ix

DAFTAR ISI... xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Masalah

1. Identifikasi Masalah... 2. Batasan Masalah... 3. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Stuktur Organisasi Skripsi...

BAB II LANDASAN TEORETIS


(6)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Etnolinguistik

1. Kebudayaan dan Bahasa

2. Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan C. Leksikon

1. Makna Leksikal 2. Kata

3. Frasa

4. Monomorfemis 5. Polimorfemis

D. Cerminan Kearifan Budaya Lokal E. Ekonomi Kreatif

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian B. Data

C. Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Pengolahan Data F. Instrumen Penelitian G. Definisi Operasional

BAB IV DATA, HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Klasifikasi dan Deskripsi Leksikon Tentang Kalapa di Kabupaten Garut... 1. Klasifikasi dan Deskripsi Leksikon Tentang Kalapa Berdasarkan Satuan

Lingual

a. Leksikon yang Berupa Kata

1) Leksikon yang Berupa Kata Berdasarkan Struktur Morfem Kata Dasar (Monomorfemis)


(7)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Kata Majemuk

c) Kata Ulang

(1) Kata Ulang Seluruh (2) Kata Ulang Berafiks (3) Kata Ulang Sebagian

2) Leksikon yang Berupa Kata Berdasarkan Kategori Kata b. Leksikon Berupa Frasa

1) Nomina+Nomina 2) Nomina+Adjektiva 3) Nomina+

2. Klasifikasi dan Deskripsi Tentang Kalapa a. Leksikon Bagian-bagian Kalapa

1) Akar Kalapa (Akar Kelapa) 2) Balukang (Pelepah)

3) Barangbang (Daun Kelapa Kering) 4) Batok Kalapa (Tempurung)

5) Cai Kalapa (Air Kelapa) 6) Cengkir

7) Daun Kalapa (Daun Kelapa) 8) Dawegan (Dawegan)

9) Kitri (Kelapa Bertunas) 10)Tapas (Sabut)

11)Watang (Batang)

b. Leksikon Pemanfaatan Kalapa 1) Leksikon Makanan

a) Leksikon Makanan Berdasarkan Bahan dan Cara Pengolahan (1) Leksikon Bahan Olahan Kalapa

(a) Cipati (b) Kalapa Serut (c) Kalapa Parud (d) Cai Kalapa


(8)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (e) Gula Beureum

(f) Minyak Kalapa

(2) Leksikon Cara Pengolahan (a) Dicampur

(b) Digoreng (c) Dikulub (d) Digolakkeun (e) Diseupan (f) Dioleskeun (g) Dibeuleum (h) Digalokeun (i) Disangrai (j) Digulung (k) Disaring (l) Diparud (m)Diperes

b) Leksikon Makanan Berdasarkan Tempat Asal c) Leksikon Makanan Berdasarkan Bahan Utama

(1) Bubur Kacang (2) Es Kalapa Muda (3) Kolek Cau

(4) Kueh Gula Kalapa (5) Kueh Kalapa (6) Nata De Coco (7) Sop Buah

d) Leksikon Makanan Berdasarkan Keserupaan e) Leksikon Makanan Berdasarkan Pemendekan f) Leksikon Makanan Berdasarkan Cara Membuat

(1) Dadar Gulung (2) Bubur Lemu (3) Candil


(9)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (4) Cendol

(5) Gurandil

g) Leksikon Makanan Berdasarkan Manasuka (1) Angleng

(2) Awug (3) Bajigur (4) Bandros (5) Bugis (6) Dodol (7) Enten (8) Galendo (9) Getuk (10) Kelepon (11) Sagon

(12) Onggol-onggol (13) Putri noong (14) Putu

(15) Sarundeng (16) Surabi (17) Urab (18) Wajit

2) Leksikon Perkakas Rumah Tangga

BAB V KESIMPULAN

A. Simpulan... B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...


(10)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Kajian dalam penelitian ini melibatkan dua ilmu, yaitu linguistik antropologis (anthropological linguistics) dan antropologi linguistik (linguistics

anthropology). Oleh karena itu, pengkajian masalah ini akan memakai pendekatan

teoretis, yakni pendekatan etnolinguistik.

Secara metodologis, pendekatan etnolinguistik dalam kajian ini dipusatkan pada etnografi komunikasi yang dikembangkan oleh Hymes (1972; 1973 1980 dalam Sudana, 2012: 13) untuk memfokuskan karangka acuan karena pemerian tempat bahasa dalam suatu kebudayaan bukan pada bahasa itu sendiri, melainkan pada komunikasinya. Metode etnografi komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengungkapkan struktur makna dalam latar penelitian, menyintesiskan gambaran mengenai realitas kelompok yang mencirikan dan memisahkan mereka, menyajikannya secara luas untuk memicu pertimbangan-pertimbangan yang lebih mendalam (Whitney, 1994). Penelitian model etnografi ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif ini digunakan untuk melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya, serta menemukan makna.

Penelitian ini memanfaatkan metode kualitatif etnografi (Spradley, 1970 dan Muhadjir, 1996 dalam Sudana, 2012: 13), yakni dengan melibatkan penelitian dalam pergaulan dengan masyarakat penuturnya. Penelitian dalam pandangan etnografi bermakna memahami gejala yang bersifat alamiah atau wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi dan diatur dengan eksperimen atau tes. Gejala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gejala pemanfaatan leksikon tentangkalapadan pemanfaatan kalapa.

B. Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan jadi penelitian, bukan bahan mentah penelitian. Data penelitian ini merupakan data


(12)

16

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif,yaitu data mengenai leksikon tentang kalapa yang meliputi leksikon tentangkalapa yang terbagi menjadi leksikon bagian-bagian kalapadan pemanfaatan kalapa. Data penelitian ini meliputi berbagai macam leksikon tentangkalapa dalam berbagai peristiwa tutur yang dilakukan oleh masyarakat Sunda di Kabupaten Garut. Tuturannya berupa lisan maupun tulisan. Pada penelitian ini data dibatasi pada pemanfaatan kalapa, yakni leksikon makanan, perkakas rumah tangga dan kerajinan tangan yang diproduksi oleh masyarakat Sunda di kabupaten Garut.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data bahasa secara lisan dalam situasi yang wajar yang didapat dari penggunaan bahasa Sunda pada leksikontentang kalapadi Kabupaten Garut. Masyarakat Kabupaten Garut rata-rata melakukan komunikasi menggunakan bahasa Sunda sehingga data yang diperoleh berupa bahasa Sunda.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, dalam penelitian ini digunakan beberapa metode, yakni metode observasi partisipastif dan metode simak dan catat. Adapun penjelasan teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Observasi Partisipatif

Dalam observasi partisipatif ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perilaku manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan.

Peneliti melakukan observasi dengan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data. Peneliti melakukan kontak langsung dengan masyarakat Sunda di Kabupaten Garut. Selain itu, peneliti mencatat dan merekam hasil wawancara


(13)

17

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan alat perekam dan media tulis untuk mencatat. Dalam wawancara tersebut tergali informasi tentangleksikon tentang kalapa dan pemanfaatan kalapa yang digunakan masyarakat Sunda di kabupaten Garut.

2. Simak dan Catat

Dalam penelitian ini digunakan dua macam metode pengumpulan data, yakni metode simak dan metode catat yakni menyimak informasi yang diperoleh dengan mendengarkan dan mencatat paparan leksikon dari narasumber. Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan dua metode, yakni (1) metode simak dan (2) metode cakap (Sudaryanto, 1993). Metode simak dilakukan dengan mencatat dan merekam hasil simakan yang diperoleh dari pembicaraan informan. Dalam metode yang pertama ini peneliti tidak terlibat langsung dalam percakapan. Sementara itu, dalam metode cakap, peneliti langsung terlibat dalam percakapan bersama-sama dengan informan.

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah berdasarkan teknik pengolahan data. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) memeriksa data-data yang telah terkumpulkan;

2) mengklasifikasikan dan mendeskripsikan berbagai leksikon tentang kalapa dan pemanfaatan kalapa dengan menggunakan tabel klasifikasi medan makna; 3) mendeskripsikan makna leksikal dari berbagai leksikon tentang kalapa dan

pemanfaatan kalapa;

4) mengklasifikasikan komponen makna bagian-bagian dan pemanfaatan kalapa; 5) mengklasifikasikan fungsi leksikon tentang kalapa dan pemanfaatan kalapa; 6) mendeskripsikan cerminan kearifan lokal yang terdapat pada leksikon tentang

kalapa dan pemanfaatan kalapa.


(14)

18

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumenatau alat penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri (human instrument). Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastik dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Peneliti melakukan pengamatan atau wawancara tidak berstruktur terhadap informan. Instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah catatan, alat tulis, rekaman dan audio visual. Catatan atau data tersebut berisi leksikon yang berkaitan dengan kalapa, mulai dari leksikon tentangkalapa dan pemanfaannya yang terbagi menjadi leksikon makanan, perkakas rumah tangga, dan kerajinan tangan. Semua data yang dikumpulkan dicatat. Pada analisis ini, penulis mendeskripsikan data yang didapat ke dalam tabel agar lebih mudah untuk menganalisisnya. Setelah penulis mendapatkan data, langkah selanjutnya penulis mengklasifikasikan dan mendeskripsikannya sesuai dengan bentuk lingual, makna leksikal dan klasifikasi referensi dari masing-masing leksikon. Peneliti sebagai observer, lembar observasi, dan kartu data. Lembar observasi adalah lembaran yang akan diisi catatan nama leksikon yang berkaitan dengan kalapa dalam bahasa Sunda.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan pendapat dalam penelitian ini. Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian sebagai berikut.

1) Kabupaten Garut merupakan salah satu tempat yang sebagian besar masih terdapat banyak pedesaan. Secara umum mereka bermata pencaharian di bidang pertanian dan perkebunan. Secara alamiah, warga di Kabupaten Garut ini masih mempertahankan konsep harmoni dengan alam yakni dengan mempertahankan leksikon-leksikon yang berkaitan dengan kelapa dan pemanfaatannya.

2) Konsep kalapa adalah gagasan, ide, atau pemikiran mengenai kalapa dan bagaimana masyarakat Sunda di Kabupaten Garut sebagai salah satu upaya menjaga konservasi alam.


(15)

19

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Leksikon adalah nama-nama yang berkaitan dengan kalapa, yakni leksikon bagian-bagian kalapa dan pemanfaatannya yang terbagi menjadi leksikon makanan, perkakas rumah tangga, dan kerajinan tangan.

4) Etnolinguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan kebudayaan kebudayaan orang Sunda di Kabupaten Garut yang ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara masyarakat dengan kalapa sebagai bentuk kedekatan antara bahasa dan budaya yang ditunjukkan dengan adanya data bahasa berupa leksikon-leksikon sebagai konsep dan mencerminkan kebudayaan orang Sunda.


(16)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Klasifikasi tentang kalapa berdasarkan satuan lingual terdiri 159 leksikon yang terdiri atas kata dan frasa. Leksikon yang berupa kata terdapat 129 leksikon dan leksikon yang berupa frasa terdapat 30 leksikon..Leksikon yang berupa kata lebih dominan karena jumlahnya mencapai 80 %, sedangkan leksikon yang berupa frasa jumlahnya mencapai 20%.Dari leksikon tentang kalapa terdapat 60 leksikon berupa kata dasar, leksikon berupa kata berimbuhan terdapat 56 leksikon, leksikon berupa kata majemuk terdapat 1 leksikon, dan leksikon berupa kata ulang terdapat 7 leksikon. leksikon yang berupa kata dasar lebih dominan karena jumlahnya mencapai 50%, sedangkan leksikon yang berupa kata berimbuhan mencapai 49%, leksikon yang berupa kata majemuk mencapai 1%, dan leksikon yang berupa kata ulang mencapai 5%.Leksikon yang berupa frasa nomina terdapat 30 leksikon.

Klasifikasi dan deskripsi tentang kalapa terbagi menjadi 2, yakni leksikon bagian-bagian kalapa dan leksikon pemanfaatan kalapa.Leksikon bagian-bagian pohon kalapa terdapat 11 leksikon. Leksikon pemanfaatan kalapa terbagi menjadi 3, yaitu leksikon makanan, leksikon perkakas rumah tangga, dan leksikon kerajinan tangan.Leksikon tentang makanan terdapat 54 leksikon. Leksikon tersebut diklasifikasikan menjadi 8 bagian, yaitu 20 leksikon makanan berdasarkan bahan dan cara membuat, 1 leksikon makanan berdasarkan tempat asal, 8 leksikon makanan berdasakan bahan utama, 1 leksikon makanan berdasarkan keserupaan, 1 leksikon makanan berdasarkan pemedekan, 2 leksikon makanan berdasarkan cara membuat, 3 leksikon makanan berdasarkan bentuk, dan 18 leksikon makanan berdasarkan manasuka. Berikut adalah penjelasannya.

Klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkan referensi yang dirujuknya meliputi leksikon perkakas rumah tangga yang berdasarkan cara


(17)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat dan menggunanakannya sebanyak 32 leksikon dan bereferensi pada penamaan yang dirujuknya yang meliputi leksikon pada ruang penyimpanan sebanyak 27 leksikon,19 leksikon perkakas rumah tangga yang bereferensi pada bahan pembuatannya, dan 28 leksikon perkakas rumah tangga yang berdasarkan fungsi. Klasifikasi perkakas rumah tangga yang bereferensi pada ruang penyimpan terbagi menjadi 5 ruang penyimpanan, yakni dapr, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan lain-lain.

Klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkan bahan, cara membuat, dan cara menggunakan terdapat 32 leksikon, berdasarkan penamaan yang dirujuknya meliputi bahan utama, keserupaan, pemendekan, sifat, fungsi, dan manasuka.Klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanbahan terdapat 5 leksikon, klasifikasi leksikon berdasarkan cara membuat terdapat 15 leksikon, dan leksikon berdasarkan cara menggunakan terdapat12 leksikon. Berdasarkan penamaan yang dirujuknya, leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanbahan terdapat 2 leksikon, berdasarkan keserupaan terdapat 3 leksikon, klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkansifat terdapat 3 leksikon, klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanfungsi terdapat 6 leksikon, dan klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanmanasuka terdapat 10 leksikon.

Fungsi dari leksikon yang ada di Kabupaten Garut yakni memiliki fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan pengobatan, leksikon perkakas rumah tangga tradisional sebagai khasanah kekayaan budaya Sunda berupa seni, leksikon perkakas rumah tangga tradisional sebagai identitas sosial. Seiring perkembangan sosial budaya, cerminan kearifan lokal budaya Sunda masyarakatnya terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dalam pandangan hidupnya, dikenal dengan tri tangtu orang Sunda.

Cerminan Kearifan Budaya Lokal yang berdimensi Vertikal yakni orang Sunda memegang falsah hidup yakni harmonisasi hidup antara manusia dengan Tuhan (silih asih). Falsafah tersebut terus dijaga masyarakat sampai saat ini. Masyarakat tunduk dan yakin bahwa manusia diciptakan untuk mengelola segala sesuatu di muka bumi tanpa merusaknya.


(18)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orang sunda selalu menjaga hubungan baik antara sesama manusia dengan manusia (silih asuh), maupun antara manusia dengan alam (silih asih). Hal tersebut tercermin dari sikap dan perilakunya di kehidupan sehari-hari, seperti orang Sunda mengutamakan kekeluargaan dan gotong royong, makanan penting pada acara, perayaan atau proses penting, orang Sunda bijak memanfaatkan alam, orang Sunda beradaptasi dengan alam, orang Sunda mengenal kecantikann, danorang Sunda kreatif.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1) Penelitian ini bisa dijadikan referensi bacaan dan penambah wawasan bagi para civitas akademika, serta mengenal dan mengetahui kebudayaan tradisional masyarakat Sunda.

2) Mayarakat Kabupaten Garut merupakan salah satu etnis Sunda yang masih menjaga kearifan lokalnya dalam penggunaan leksikon tentang kalapa. Oleh karena itu, agar data yang diteliti lebih variatif dan kompleks, peneliti menganjurkan untuk mencari data dan lebih mendalaminya, bukan hanya di sekitar masyarakat Kabupaten Garut, melainkan di daerah-daerah lain yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

3) Bidang etnolinguistik masih sangat luas untuk diteliti, oleh karena itu bidang dalam penelitian ini masih perlu banyak dilakukan terutama dalam kajian antropolinguistik.


(1)

17

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan alat perekam dan media tulis untuk mencatat. Dalam wawancara tersebut tergali informasi tentangleksikon tentang kalapa dan pemanfaatan kalapa yang digunakan masyarakat Sunda di kabupaten Garut.

2. Simak dan Catat

Dalam penelitian ini digunakan dua macam metode pengumpulan data, yakni metode simak dan metode catat yakni menyimak informasi yang diperoleh dengan mendengarkan dan mencatat paparan leksikon dari narasumber. Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan dua metode, yakni (1) metode simak dan (2) metode cakap (Sudaryanto, 1993). Metode simak dilakukan dengan mencatat dan merekam hasil simakan yang diperoleh dari pembicaraan informan. Dalam metode yang pertama ini peneliti tidak terlibat langsung dalam percakapan. Sementara itu, dalam metode cakap, peneliti langsung terlibat dalam percakapan bersama-sama dengan informan.

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah berdasarkan teknik pengolahan data. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) memeriksa data-data yang telah terkumpulkan;

2) mengklasifikasikan dan mendeskripsikan berbagai leksikon tentang kalapa dan pemanfaatan kalapa dengan menggunakan tabel klasifikasi medan makna; 3) mendeskripsikan makna leksikal dari berbagai leksikon tentang kalapa dan

pemanfaatan kalapa;

4) mengklasifikasikan komponen makna bagian-bagian dan pemanfaatan kalapa; 5) mengklasifikasikan fungsi leksikon tentang kalapa dan pemanfaatan kalapa; 6) mendeskripsikan cerminan kearifan lokal yang terdapat pada leksikon tentang

kalapa dan pemanfaatan kalapa.


(2)

18

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumenatau alat penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri (human instrument). Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastik dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Peneliti melakukan pengamatan atau wawancara tidak berstruktur terhadap informan. Instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah catatan, alat tulis, rekaman dan audio visual. Catatan atau data tersebut berisi leksikon yang berkaitan dengan kalapa, mulai dari leksikon tentangkalapa dan pemanfaannya yang terbagi menjadi leksikon makanan, perkakas rumah tangga, dan kerajinan tangan. Semua data yang dikumpulkan dicatat. Pada analisis ini, penulis mendeskripsikan data yang didapat ke dalam tabel agar lebih mudah untuk menganalisisnya. Setelah penulis mendapatkan data, langkah selanjutnya penulis mengklasifikasikan dan mendeskripsikannya sesuai dengan bentuk lingual, makna leksikal dan klasifikasi referensi dari masing-masing leksikon. Peneliti sebagai observer, lembar observasi, dan kartu data. Lembar observasi adalah lembaran yang akan diisi catatan nama leksikon yang berkaitan dengan kalapa dalam bahasa Sunda.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan pendapat dalam penelitian ini. Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian sebagai berikut.

1) Kabupaten Garut merupakan salah satu tempat yang sebagian besar masih terdapat banyak pedesaan. Secara umum mereka bermata pencaharian di bidang pertanian dan perkebunan. Secara alamiah, warga di Kabupaten Garut ini masih mempertahankan konsep harmoni dengan alam yakni dengan mempertahankan leksikon-leksikon yang berkaitan dengan kelapa dan pemanfaatannya.

2) Konsep kalapa adalah gagasan, ide, atau pemikiran mengenai kalapa dan bagaimana masyarakat Sunda di Kabupaten Garut sebagai salah satu upaya menjaga konservasi alam.


(3)

19

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Leksikon adalah nama-nama yang berkaitan dengan kalapa, yakni leksikon bagian-bagian kalapa dan pemanfaatannya yang terbagi menjadi leksikon makanan, perkakas rumah tangga, dan kerajinan tangan.

4) Etnolinguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan kebudayaan kebudayaan orang Sunda di Kabupaten Garut yang ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara masyarakat dengan kalapa sebagai bentuk kedekatan antara bahasa dan budaya yang ditunjukkan dengan adanya data bahasa berupa leksikon-leksikon sebagai konsep dan mencerminkan kebudayaan orang Sunda.


(4)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Klasifikasi tentang kalapa berdasarkan satuan lingual terdiri 159 leksikon yang terdiri atas kata dan frasa. Leksikon yang berupa kata terdapat 129 leksikon dan leksikon yang berupa frasa terdapat 30 leksikon..Leksikon yang berupa kata lebih dominan karena jumlahnya mencapai 80 %, sedangkan leksikon yang berupa frasa jumlahnya mencapai 20%.Dari leksikon tentang kalapa terdapat 60 leksikon berupa kata dasar, leksikon berupa kata berimbuhan terdapat 56 leksikon, leksikon berupa kata majemuk terdapat 1 leksikon, dan leksikon berupa kata ulang terdapat 7 leksikon. leksikon yang berupa kata dasar lebih dominan karena jumlahnya mencapai 50%, sedangkan leksikon yang berupa kata berimbuhan mencapai 49%, leksikon yang berupa kata majemuk mencapai 1%, dan leksikon yang berupa kata ulang mencapai 5%.Leksikon yang berupa frasa nomina terdapat 30 leksikon.

Klasifikasi dan deskripsi tentang kalapa terbagi menjadi 2, yakni leksikon bagian-bagian kalapa dan leksikon pemanfaatan kalapa.Leksikon bagian-bagian pohon kalapa terdapat 11 leksikon. Leksikon pemanfaatan kalapa terbagi menjadi 3, yaitu leksikon makanan, leksikon perkakas rumah tangga, dan leksikon kerajinan tangan.Leksikon tentang makanan terdapat 54 leksikon. Leksikon tersebut diklasifikasikan menjadi 8 bagian, yaitu 20 leksikon makanan berdasarkan bahan dan cara membuat, 1 leksikon makanan berdasarkan tempat asal, 8 leksikon makanan berdasakan bahan utama, 1 leksikon makanan berdasarkan keserupaan, 1 leksikon makanan berdasarkan pemedekan, 2 leksikon makanan berdasarkan cara membuat, 3 leksikon makanan berdasarkan bentuk, dan 18 leksikon makanan berdasarkan manasuka. Berikut adalah penjelasannya.

Klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkan referensi yang dirujuknya meliputi leksikon perkakas rumah tangga yang berdasarkan cara


(5)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat dan menggunanakannya sebanyak 32 leksikon dan bereferensi pada penamaan yang dirujuknya yang meliputi leksikon pada ruang penyimpanan sebanyak 27 leksikon,19 leksikon perkakas rumah tangga yang bereferensi pada bahan pembuatannya, dan 28 leksikon perkakas rumah tangga yang berdasarkan fungsi. Klasifikasi perkakas rumah tangga yang bereferensi pada ruang penyimpan terbagi menjadi 5 ruang penyimpanan, yakni dapr, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan lain-lain.

Klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkan bahan, cara membuat, dan cara menggunakan terdapat 32 leksikon, berdasarkan penamaan yang dirujuknya meliputi bahan utama, keserupaan, pemendekan, sifat, fungsi, dan manasuka.Klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanbahan terdapat 5 leksikon, klasifikasi leksikon berdasarkan cara membuat terdapat 15 leksikon, dan leksikon berdasarkan cara menggunakan terdapat12 leksikon. Berdasarkan penamaan yang dirujuknya, leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanbahan terdapat 2 leksikon, berdasarkan keserupaan terdapat 3 leksikon, klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkansifat terdapat 3 leksikon, klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanfungsi terdapat 6 leksikon, dan klasifikasi leksikon perkakas rumah tangga berdasarkanmanasuka terdapat 10 leksikon.

Fungsi dari leksikon yang ada di Kabupaten Garut yakni memiliki fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan pengobatan, leksikon perkakas rumah tangga tradisional sebagai khasanah kekayaan budaya Sunda berupa seni, leksikon perkakas rumah tangga tradisional sebagai identitas sosial. Seiring perkembangan sosial budaya, cerminan kearifan lokal budaya Sunda masyarakatnya terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dalam pandangan hidupnya, dikenal dengan tri tangtu orang Sunda.

Cerminan Kearifan Budaya Lokal yang berdimensi Vertikal yakni orang Sunda memegang falsah hidup yakni harmonisasi hidup antara manusia dengan Tuhan (silih asih). Falsafah tersebut terus dijaga masyarakat sampai saat ini. Masyarakat tunduk dan yakin bahwa manusia diciptakan untuk mengelola segala sesuatu di muka bumi tanpa merusaknya.


(6)

Gina Irfanny, 2014

KONSEP KALAPA DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orang sunda selalu menjaga hubungan baik antara sesama manusia dengan manusia (silih asuh), maupun antara manusia dengan alam (silih asih). Hal tersebut tercermin dari sikap dan perilakunya di kehidupan sehari-hari, seperti orang Sunda mengutamakan kekeluargaan dan gotong royong, makanan penting pada acara, perayaan atau proses penting, orang Sunda bijak memanfaatkan alam, orang Sunda beradaptasi dengan alam, orang Sunda mengenal kecantikann, danorang Sunda kreatif.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1) Penelitian ini bisa dijadikan referensi bacaan dan penambah wawasan bagi para civitas akademika, serta mengenal dan mengetahui kebudayaan tradisional masyarakat Sunda.

2) Mayarakat Kabupaten Garut merupakan salah satu etnis Sunda yang masih menjaga kearifan lokalnya dalam penggunaan leksikon tentang kalapa. Oleh karena itu, agar data yang diteliti lebih variatif dan kompleks, peneliti menganjurkan untuk mencari data dan lebih mendalaminya, bukan hanya di sekitar masyarakat Kabupaten Garut, melainkan di daerah-daerah lain yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

3) Bidang etnolinguistik masih sangat luas untuk diteliti, oleh karena itu bidang dalam penelitian ini masih perlu banyak dilakukan terutama dalam kajian antropolinguistik.