HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK : Studi Deskriptif Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Semester 5.

(1)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL DAN

KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK

(Studi Deskriptif Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Semester 5)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana sport science

oleh

Yunizar Suwandhana NIM. 1005155


(2)

Oleh

Yunizar Suwandhana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Sport Science pada Program Studi Ilmu Keolahragaan

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yunizar Suwandhana Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

YUNIZAR SUWANDHANA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK

(Studi Deskriptif Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Semester 5)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing 1

Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 197608122001121001

Pembimbing 2

dr. Imas Damayanti, M.Kes. NIP. 198007212006042001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi,


(4)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK

(Studi Deskriptif Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Semester 5)

Yunizar Suwandhana 1005155

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Agus Rusdiana 1 Imas Damayanti 2

Kecerdasan intelektual(IQ) dan kecerdasan emosional(EQ) menjadi dua faktor yang menunjang dalam menentukan hasil prestasi akademik yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara IQ dan EQ dengan prestasi akademik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitaif dengan pengujian korelasi dan regresi, teknik pengambilan data yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel mahasiswa ilmu keolahragaan semester 5 berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes IQ, tes EQ dan hasil dari indeks prestasi kumulatif(IPK). Hasil penelitian dengan uji korelasi menunjukan nilai probabilitas untuk IQ 0,029 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IQ dengan IPK. dan nilai probabilitas untuk EQ 0,016 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara EQ dengan IPK. Uji regresi menunjukan IQ hanya menyumbang 12,6%, dan EQ sebesar 47,2%, dan sisanya yang sebesar 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci : Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Indeks Prestasi Akademik.


(5)

ABSTRACT

INTELLIGENCE RELATIONSHIP WITH INTELLECTUAL AND EMOTIONAL INTELLIGENCE ACHIEVEMENT

(Student Descriptive Study of Sport Science Semester 5)

Yunizar Suwandhana 1005155

Faculty of Physical Education and Health Indonesian Education University

Agus Rusdiana 1 Imas Damayanti 2

Intelligence quotient (IQ) and emotional intelligence (EQ) into two factors that support in determining the outcome of a good academic record. The purpose of this study was to determine whether there is a positive and significant relationship between IQ and EQ with academic achievement. The method used is descriptive quantitative with correlation and regression testing, data collection techniques used are saturated sampling with a sample of 5th semester sport science students accounted for 36 people. The instrument used is the IQ test, EQ test and the results of the GPA (GPA). The results of the study showed a correlation test for IQ 0.029 probability value <0.05, it can be concluded that there is a significant relationship between IQ with GPA. and probability values for EQ 0.016 <0.05, it can be concluded that there is a significant relationship between EQ with GPA. Regression test showed IQ accounted for only 12.6%, and amounted to 47.2% EQ, and the remaining 50.2% is influenced by other factors.

Keywords: Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence, Academic


(6)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSCTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 3

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan manusia ... 6

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual ... 8

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional ... 10

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik ... 17

E. Penelitian Relevan ... 20

F. Hipotesa Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Partisipan ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 26

1. Tes Kecerdasan Intelektual ... 26


(8)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil Prestasi Akademik ... 31

E. Prosedur Penelitian ... 32

F. Analisis Data ... 32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 35

1. Analisis Deskriptif ... 35

2. Uji Persyaratan ... 43

3. Uji Korelasi ... 45

4. Uji Regresi ... 47

B. Pembahasan Temuan ... 48

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 51

B. Rekomendasi ... 51

DAFTAR RUJUKAN ... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 55


(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Acuan Penilaian ... 18

3.2 Prosedur Tes Intelegensi APM ... 24

3.3 Aspek Pengukuran Tes APM ... 25

3.4 Kategori Jawaban dan Nilai Skala ... 27

3.5 Uji Reliabilitas ... 28

3.6 Pedoman Intrepretasi Koefisien Korelasi ... 28

3.7 Uji Validitas ... 29

4.1 Data Hasil Penelitian ... 35

4.2 Norma Kategorisasi Tes Intelegensi ... 37

4.3 Hasil Kategorisasi Tes Intelegensi ... 37

4.4 Norma Kategori Kecerdasan Emosional ... 39

4.5 Hasil Kategorisasi Kecerdasan Emosional ... 39

4.6 Norma Kategorisasi Nilai IPK ... 41

4.7 Hasil Kategori Nilai IPK ... 41

4.8 Statistik Deskripsi ... 43

4.9 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 44

4.10 Intrepretasi Koefisien Korelasi ... 45

4.11 Hasil Uji Korelasi ... 46

4.12 Hasil Uji Koefisien Regresi IQ ... 47


(10)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Indikator Kecerdasan Intelektual ... 10 2.2 Indikator Kecerdasan Emosional ... 17 3.1 Desain Penelitian ... 22


(12)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Pembimbing Skripsi .. 55

2. Surat Izin Penelitian ... 58

3. Kisi-Kisi Insrumen Kecerdasan Emosional (Sebelum Uji Validitas) ... 59

4. Pengolahan Data Angket Kecerdasan Emosional (Uji Validitas) ... 62

5. Kisi-Kisi Insrumen Kecerdasan Emosional (Setelah Uji Validitas) ... 64

6. Pengolahan Data Angket Kecerdasan Emosional ... 66

7. Hasil Tes Kecerdasan Intelektual ... 69

8. Hasil Tes Kecerdasan Emosional ... 71

9. Hasil Nilai Indeks Prestasi Kumulatif ... 73

10. Hasil Output SPSS ... 75

11. Kuesioner Kecerdasan Emosional (Sebelum Uji Validitas) ... 80

12. Kuesioner Kecerdasan Emosional (Setelah Uji Validitas) ... 82


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kecerdasan intelektual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, hlm. 438) merupakan daya reaksi atau penyesuaian yang secara tepat, baik secara fisik maupun mental.

Kecerdasan intelektual biasa dikenal dengan kata lain yaitu intelegensi. Tes inteligensi dapat dipandang sebagai ukuran kemampuan belajar atau inteligensi akademik. Fungsi-fungsi yang diajarkan dalam sistem pendidikan merupakan hal penting yang mendasar dalam budaya yang modern dan maju secara teknologis.

Kecerdasan intelektual hanya menyumbang 20 persen dalam peningkatan kinerja, sedangkan 80 persen dipengaruhi oleh bentuk-bentuk kecerdasan lain seperti kecerdasan emosional (Goleman, 2007, hlm. 44). Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional mampu untuk mengatur perasaannya dengan baik, memotivasi diri sendiri, berempati ketika menghadapi gejolak emosi diri maupun dari orang lain. Purnawanti (2009) mengungkapkan untuk sukses di masa mendatang tidak hanya mengunakan kecerdasan intelektual saja, melainkan menggunakan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional berarti memberikan rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat.

Tujuan pendidikan pada program studi S1 Ilmu Keolahragaan pada perguruan tinggi adalah untuk mendidik mahasiswa menjadi sarjana yang mempunyai kompetensi siap pakai di bidang ilmu keolahragaan sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang berkualifikasi: jujur dan bertanggungjawab, berkepribadian mandiri, berani, profesional dan rendah hati. Prestasi belajar, atau hasil belajar sebenarnya mencerminkan kompetensi yang dicapai oleh pembelajar dari proses pembelajaran. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2000


(14)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang Sistim Pendidikan Nasional, pada pasal 35 ayat (1) dinyatakan bahwa kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Dari ke-tiga definisi di atas menjadi jelas bahwa kompetensi tidak hanya mencakup pengetahuan (knowledge) saja, tetapi sekaligus juga mencerminkan keterampilan (skill) dan sikap/perilaku (attitude/behavioral) tertentu yang dicapai oleh pembelajar.

Dalam dunia pendidikan dikenal adanya taksonomi tujuan pendidikan menurut Bloom dalam Hamalik (2005) yang terdiri dari domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif menitik beratkan pada proses intelektual dan proses ini memerlukan kecerdasan intelektual. Domain afektif mencakup sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral karena itu domain ini memerlukan kecerdasan emosional.

Penelitian tentang hubungan kecerdasan intelektual (IQ) dengan prestasi akademik telah banyak dilakukan, antara lain oleh Rohde & Thompson (2009) yang melaporkan bahwa kecerdasan intelektual dapat memprediksi prestasi akademik yang diukur dengan GPA Scores. Dalam Jurnal IQ Lift Intelligence Tool (2009) banyak dipublikasikah hasil-hasil penelitian tentang hubungan kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik yang telah membuktikan adanya korelasi positif antara tingkat IQ dengan tingkat prestasi akademik.

Selama ini banyak yang beranggapan bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi, maka orang itu memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, dibandingkan dengan orang yang memiliki kecerdasan intelektual rata-rata.

Westy (2003, hlm. 145) mengatakan bahwa “IQ seseorang berhubungan dengan tingkat prestasi, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Djamarah (2008, hlm. 194) bahwa “intelegensi


(15)

3

seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Isu diatas yang melatarbelakangi perlunya tema ini untuk diteliti, agar dapat mengetahui performa atau kualitas kecerdasan mahasiswa.

Kualitas mahasiswa tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional saja, dapat juga dilihat dari prestasi akademik yang diraihnya. Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukan suatu pencapaian tingkat keberhasilan suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan mahasiswa tersebut secara optimal. Prestasi akademik juga bisa dilihat dari berapa nilai IP (Index Prestasi) mahasiswa selama 1 semester.

Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang dimiliki, harus mampu mendorong mahasiswa untuk turut membangun potensi yang maksimal dalam pembelajaran di Ilmu Keolahragaan Berdasarkan pemaparan diatas,. Oleh karena itu, penulis akan mengangkat judul tentang “HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK”.

B. Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diungkapkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik mahasiswa ilmu keolahragaan ?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi akademik mahasiswa ilmu keolahragaan ?

3. Seberapa besar persentase hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap prestasi akademik mahasiswa ilmu keolahragaan?


(16)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Tujuan Penelitian

Dilandasi oleh latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik mahasiswa ilmu keolahragaan. 2. Mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kecerdasan emosional dengan prestasi akademik mahasiswa ilmu keolahragaan. 3. Mengetahui seberapa besar persentase hubungan antara kecerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional terhadap prestasi akademik mahasiswa ilmu keolahragaan.

D.Manfaat/ signifikansi penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat/ signifikansi yang terlihat dari beberapa aspek yang meliputi:

1. Manfaat/ signifikansi dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pengetahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan serta dapat memberikan juga meningkatkan pemahaman mahasiswa bagaimana pentingnya memiliki dan mengasah kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

2. Manfaat/ signifikansi dari segi praktik

a) Bagi Institusi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI); Sebagai bahan masukan

b)Bagi program studi Ilmu Keolahragaan (IKOR); Dapat dijadikan sebagai rujukan agar kualitas dari pendidikan menjadi semakin baik.

c) Bagi mahasiswa; Dapat dijadikan motivasi untuk terus mengembangkan potensi diri guna memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang baik.

d)Bagi penulis; Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman sebagai peneliti, serta dapat menambah pemahaman.


(17)

5

E.Struktur organisasi skripsi

Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab akan penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Pada BAB I tentang Pendahuluan akan dipaparkan mengenai : Latar belakang penelitian, Rumusan masalah penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat/ signifikansi penelitian, dan Sruktur organisasi skripsi.

2. Pada BAB II tentang Kajian pustaka/ landasan teoritis akan dipaparkan penjelasan mengenai kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan prestasi akademik.

3. Pada BAB III tentang Metode penelitian akan dipaparkan mengenai Desain penelitian, Partisipan, Populasi dan sampel, Instrumen penelitian, Prosedur penelitian dan Analisis data.

4. Pada BAB IV tentang Temuan dan Pembahasan akan dipaparkan hasil dari pengolahan data atau analisis tertentu.


(18)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain penelitian

Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan. (Arikunto, 2006: hlm. 51) Adapun desain penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

r1 R1 r2

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2013: hlm. 68)

Ket:

X1 : Kecerdasan intelektual r1 = X1Y X2 : Kecerdasan emosional r2 = X2Y Y : Hasil prestasi akademik R1 = X1X2Y r : Korelasi

R : Regresi

Dalam desain penelitian ini terdapat dua variabel bebas (X1) dan (X2) serta satu variabel terikat (Y). (1 uji korelasi product moment dan 2 uji regresi sederhana)

B. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu keolahragaan angkatan 2012 yaitu mahasiswa aktif semester 5 atau mahasiswa yang sudah menempuh 2 tahun pendidikan perkuliahan yang mana dengan hal itu dapat memberikan hasil yang lebih positif dalam timbulnya nilai, baik nilai kecerdasan intelektual,

X1

X2


(19)

23

kecerdasan emosional dan nilai prestasi akademik. Jumlah partisipan sebanyak 36 orang dengan komposisi 33 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013: hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Ilmu

Keolahragaan UPI Bandung angkatan 2012 atau mahasiswa semester 5 yang berjumlah 80 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelasakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu keolahragaan semester 5 dengan memiliki kriteria. Adapaun criteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yang bersedia mengikuti tes kecerdasan intelektual dan tes kecerdasan emosional.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat karena tidak bersedia mengikuti tes kecerdasan intelektual dan tes kecerdasan emosional.


(20)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan menjadikan semua sampel dari total populasi, namun berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah sampel adalah 36 orang

D. Instrumen penelitian

Instrumen atau alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Bentuk alat ukur yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Mengenai instrumen ini, Sugiyono (2009, hlm. 148) menerangkan sebagai berikut:

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes Kecerdasan Intelektual (Intelegensi)

Tes inteligensi digunakan untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang dan tes yang digunakan peneliti yaitu tes APM (Advanced Progressive Matrics). Dimana tes APM adalah salah satu tes non verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal sistimatis dan melihat hubungan-hubungan bagian gambar yang tersaji serta menggambarkan pola fikir yang sistematis yang penyajiannya dapat dilakukan secara klasikal dan individu.

Tes ini dilakukan dengan cara sampel diberikan soal-soal untuk diselesaikan dengan batas waku tertentu. Tes terdiri dari 48 soal, yang terdiri dari 2 buah set soal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di table berilut:


(21)

25

Tabel 3.2

Prosedur Tes Inteligensi APM

Set soal Jumlah soal Waktu pengerjaan

Set I 12 butir 5 menit

Set II 36 butir 40 menit Sumber: UPT LBK UPI

Set I yang terdiri dari 12 soal digunakan sebagai latihan sebelum mengerjakan set II, tetapi hal tersebut tidak perlu diungkapkan kepada sampel. Set II yang terdiri dari 36 soal memiliki pola soal yang sama persis seperti soal pada set I, hanya jumlah soal lebih banyak dan secara bertahap soal-soalnya menjadi sukar.

Untuk pengambilan skor dilakukan sebagai berikut :

- Pada tes inteligensi APM, yang dikenakan penilaian hanyalah set II sedangkan set I hanya sebagai pengantar.

- Untuk pemberian skor, sampel diberikan nilai 1 pada jawaban yang benar dan 0 pada jawaban yang salah. Sehingga skor mentah atau Raw Scored maksimal yang dapat diperoleh adalah 36.

- Setelah raw scored diperoleh maka skor diubah ke dalam bentuk persentil, sesuai usia kronologis/umur seseorang.

- Setelah itu sampel bisa digolongkan ke dalam kelas (grade) dan kapasitas intelektual sesuai dengan norma tes APM yang telah ditentukan.

Tabel 3.3

Aspek Pengukuran Tes APM


(22)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes Intelegensi (APM)

1. Daya Abstraksi Mampu menangkap, membayangkan dan

menganalisa suatu hal yang ditangkap / dilihat indra secara abstrak.

2. Berfikir Logis/ Menalar

Mampu untuk menarik kesimpulan menurut aturan logika dan membuktikan bahwa kesimpulan itu benar.

3. Berfikir sistematis Mampu untuk mengerjakan/ menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien.

4. Kecepatan dan ketelitian

Mampu untuk menangkap, mengolah informasi dengan cepat dan teliti.

5. Konsentrasi Mampu untuk memberikan atensi/perhatian terhadap suatu hal dalam suatu waktu dengan baik.

Sumber : Nurhasanah, A. (2014)

Tes ini dilakukan di digedung FPOK lantai 3 bekerja sama dengan University Center (UC) Staf Unit Pelaksana Teknik Lembaga Bimbingan dan Konseling UPI.


(23)

27

Tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional yaitu dengan menggunakan instrumen angket yang memodifikasi dari tesis Prias hayu purbaning tyas (2014). Pembuatan instrumen diawali dengan pembuatan kisi-kisi sampai pada pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen (sebelum uji validitas) (terlampir)

Setelah dilakukan uji coba kepada 15 responden mahasiswa aktif semester 8, uji validitas dan uji realiabilitas diperoleh bahwa hasil dari 52 item pernyataan, terdapat 12 item yang tidak valid sehingga menjadi 30 pernyataan.

b. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen (setelah uji validitas) (terlampir)

c. Pedoman Skoring

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dan menghasilkan item-item pernyataan yang akan dijawab oleh mahasiswa. Item-item dalam kuesioner digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional, adapun alternatif jawaban dalam kuesioner ini menggunakan Skala Likert dengan pilihan Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Namun berdasarkan pertimbangan peneliti, dalam instrumen penelitian alternative jawaban netral (N) tidak digunakan dengan alasan:

 Alternatif jawaban (N) akan menimbulkan bias dalam pengolahan data. Kemungkinan bias bisa disesabkan karena sampel tidak memahami arti pernyataan sehingga mereka mengambil jalan tengah, yang dapat diartikan sebagai ragu-ragu.

 Alternatif jawaban dengan empat kategori dipakai untuk melihat kecenderungan emosional mahasiswa secara lebih jelas.

Tabel 3.4


(24)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori Jawaban Positif (+) Negatif (-) Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

d. Uji Validitas & Reliabilitas Instrumen

Validitas dalam bahasa sederhana digunkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu tes untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Reliabilitas secara sederhana adalah alat untuk menguji konsistensi dari waktu ke waktu. Validitas diuji dengan scale reliability dan reliabilitas diuji dengan alpha cronbach.

Prosedurnya:

1) Klik Analyze, klik scale, dan klik reliability analysis 2) Klik/ blok Soal_1 sampai Soal_52

3) Pindahkan Soal_1 sampai Soal_52 ke kotak items

4) Model : Pilihan pada alpha, klik statistics: Descriptives for: pilih items, scale, dan scale if item deleted.

5) Klik continue dan Klik OK

Tabel 3.5 Uji Realibilitas

Cronbach's

Alpha N of Items

.731 52

Tabel ini mencantumkan hasil uji reliabilitas (koefisien reliabilitas) sebesar 0,731.


(25)

29

Titik tolak ukur koefisien realibilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2010; hlm. 149), sebagai berikut:

Tabel 3.6

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh (α = 0,731) dan mengacu pada titik tolak ukur pada tabel 3.5, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kecerdasan emosional memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

Tabel 3.7 Uji Validitas

Scale Mean if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

HASIL

Soal_1 146.8667 .505 VALID Soal_2 147.4667 .114 TIDAK VALID Soal_3 148.4667 -.289 TIDAK VALID Soal_4 148.2667 -.052 TIDAK VALID


(26)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal_5 147.6667 .330 VALID Soal_6 147.4000 .290 VALID Soal_7 147.2667 -.031 TIDAK VALID Soal_8 146.8000 .396 VALID Soal_9 147.5333 -.202 TIDAK VALID Soal_10 147.0667 .311 VALID Soal_11 146.9333 .399 VALID Soal_12 147.4667 .536 VALID Soal_13 147.1333 .584 VALID Soal_14 146.9333 .469 VALID Soal_15 148.2000 -.252 TIDAK VALID Soal_16 147.0000 .273 VALID Soal_17 146.9333 .069 TIDAK VALID Soal_18 147.8000 -.145 TIDAK VALID Soal_19 147.8667 .392 VALID Soal_20 147.5333 .253 VALID Soal_21 147.8000 -.006 TIDAK VALID Soal_22 146.8667 .012 TIDAK VALID Soal_23 148.0667 -.397 TIDAK VALID Soal_24 146.6000 .700 VALID


(27)

31

Soal_25 146.8667 .137 TIDAK VALID Soal_26 147.8667 .472 VALID Soal_27 146.9333 .349 VALID Soal_28 147.0667 -.045 TIDAK VALID Soal_29 148.6667 .015 TIDAK VALID Soal_30 147.6000 .380 VALID Soal_31 146.8667 .788 VALID Soal_32 146.8667 .327 VALID Soal_33 147.1333 .332 VALID Soal_34 147.0000 .366 VALID Soal_35 146.9333 .316 VALID Soal_36 147.6000 -.013 TIDAK VALID Soal_37 147.4000 .298 VALID Soal_38 148.0667 .096 TIDAK VALID Soal_39 147.6000 .675 VALID Soal_40 146.9333 .021 TIDAK VALID Soal_41 147.0000 .278 VALID Soal_42 147.6667 -.062 TIDAK VALID Soal_43 147.3333 .471 VALID Soal_44 147.2667 -.307 TIDAK VALID


(28)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal_45 147.4667 .093 TIDAK VALID Soal_46 147.5333 -.131 TIDAK VALID Soal_47 147.8667 -.040 TIDAK VALID Soal_48 147.2667 .422 VALID Soal_49 147.2000 .609 VALID Soal_50 147.3333 .324 VALID Soal_51 147.4000 .298 VALID Soal_52 146.9333 .654 VALID

Untuk menyatakan bahwa soal valid atau tidak valid. Menurut Aiken (1994: hlm. 65) dalam Prof. Dali S. Naga (2008: hlm. 65) digunakan patokan 0,2 dan dibandingkan dengan angka-angka yang ada pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Bila angka korelasi terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation berada dibawah 0,2 atau bertanda negative (-), maka dinyatakan tidak valid (gugur). Sebaliknya bila angka korelasinya di atas 0,2 , maka dinyatakan valid.

Dari tabel diatas, dihasilkan 30 soal valid dan 22 soal tidak valid.

3. Hasil Prestasi Akademik

Hasil yang digunakan untuk mengukur tingkat prestasi akademik seorang mahasiswa di buktikan dengan Kartu Hasil Studi (KHS)

E. Prosedur penelitian

Dalam penelitian ini penulis menentukan prosedur penelitian dengan maksud untuk memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangtindihan dalam penelitian. Adapun prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:


(29)

33

a) Persiapan yang meliputi:

1) Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian.

2) Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data banyaknya responden yang akan dijadikan sampel penelitian.

3) Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

4) Mengumpulkan kartu hasil studi (KHS) b) Penentuan populasi dan sampel penelitian. c) Melakukan pengumpulan data.

d) Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.

e) Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai sebuah karya ilmiah

f) Membuat kesimpulan hasil penelitian

F. Analisis data

Analisis data atau penghitungan data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diiperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif, setelah data dari sampel terkumpul langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis data. Kegiatan dalam analisis data yaitu menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solusion (SPSS) versi 17. dan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Data

Deskipsi data dipergunakan untuk menampilkan berbagai ukuran statistika dalam satu tabel seperti, jumlah sampel, mean, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi.


(30)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Buka file hasil data penelitian,

 Klik analyze – Descriptive statistcs – Descriptives,

 Klik I_Q, E_Q, dan IPK pindahkan ke kotak variable,

 Klik OK untuk proses data. 2. Uji Normalitas

Analisis uji normalitas untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan keputusan apabila nilai signifikassi atau nilai probalilitas <0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Langkah pengolahan data dengan SPSS :

 Buka file data hasil penelitian,

 Klik analyze – Descriptive Statistics – Explore,

 Klik dan masukan I_Q, E_Q dan IPK ke dependent list

 Klik plots, (non aktifkan stem and leaf, aktifkan normality plots with tests),

 Klik OK untuk proses data

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh dengan nilai signifikansinya > 0,05, maka dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal dan dilakukan analisis uji parametrik dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment/Bivariate, dan apabila data yang diperoleh dengan nilai signifikansinya < 0,05, maka dapat diartikan bahwa data tidak berdistribusi normal dan dilakukan analisis uji non-parametrik dengan menggunakan rumus Rank Speaman Korelasi.

4. Uji korelasi Product Moment pearson/Bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik dan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi akademik.


(31)

35

 Buka file data hasil penelitian,

 Klik Analyze – Correleate – Bivariate,

 Pindahkan I_Q. E_Q dan IPK ke kotak variable

 Pada correlation coefficients centang pearson dan pada test of significance klik two-tailed

 Klik options, pada statistics centang means and standart deviations

 Tekan OK untuk proses data.

5. Uji Regresi Sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai persentase hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik.

Langkah pengolahan data dengan SPSS :

 Buka file data hasil penelitian,

 Klik Analyze – Regression – Linear

 Pindahkan I_Q dan E_Q ke kotak indenpenden, dan IPK ke kotak dependen,

 Klik statistics : pilih estimates, model fit dan descriptive,

 Klik continue – Plots – Pada standart residual plots centang histogram dan normal probability plot,


(32)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka peneliti dapat memberikan simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik, dengan demikian kecerdasan intelektual adalah salah satu faktor yang menunjang guna pencapaian prestasi yang maksimal. Semakin tinggi kecerdasan intelektual yang dimiliki, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang diraih

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi akademik, dengan demikian kecerdasan emosional adalah salah satu faktor lainnya yang juga menunjang guna pencapaian prestasi yang maksimal. Semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang diraih 3. Kontribusi dari kecerdasan intelektual hanya menyumbang 12,6%, dan

kecerdasan emosional sebesar 47,2%, dan sisanya yang sebesar 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Rekomendasi

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi para mahasiswa hendaknya lebih meningkatkan lagi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, serta dapat mengelolanya dengan baik agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki guna mencapai prestasi akademik yang maksimal.


(33)

52

2. Diharapkan kepada para pembuat kebijakan dapat memberikan stimulus kepada para mahasiswa agar senantiasa terus meningkatkan kecerdasan baik intelektual maupun emosional untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi penting untuk para mahasiswa khususnya, umumnya untuk semua orang.

4. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel dan sampel yang lebih luas dengan metode penelitian yang berbeda misalnya dengan melakukan metode penelitian eksperimen.

Demikian simpulan dan rekomenasi yang peneliti berikan dalam rangka melaksanakan penelitian, semoga hal ini bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh semua orang atau lembaga pendidikan tinggi.


(34)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, M. (2013). Makalah Kecerdasan Manusia: Intelligence Quotient (IQ) [Online] diakses dari http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/03/makalah

kecerdasan-manusia-intelligence.html.

Anastasi, A. dan Urbina, S. (1997). Tes Psikologi (Psychological Testing). Jakarta: PT. Prehanllindo.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Azwar, S. (2004). Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Carter,P. (2005). Panduan lengkap tes kecerdasan. Jakarta: Permata Puri Media. Djamariah, S.B. (2008). Rahasia Sukses Belajar). Jakarta: Rineka Cipta.

Ginanjar, A. A (2005). ESQ (Emotional-Spiritual Quotient). Jakarta: Penerbit Arga.

Goleman, D. (2000). Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Dari pada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

IQ Lif Intelligence Tools, (2009). Academic Intelligence: How to improve it, [Online] Diakses dari http://iqlift.com/Academic-intelligence/

Nurhasanah, A. (2014). Raven progressive matrices (RPM). [Online] Diakses dari http://www.slideshare.net/AiNurhasanah/raven-progressive-matrices-rpm.


(35)

54

Syaiful, S. (2010). Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Santosa, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Siahaan, J. (2007). Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap prestasi akademik mahasiswa.

(Skripsi). Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, Medan.

Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, A. & Rahayu, N. I. (2011) Statistika Untuk Ilmu Keolahragaan.

Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Tyas, P. H. P (2014). Efektivitas konseling rational behavior therapy (REBT) dengan pendekatan naratif untuk meningkatkan kecerdasan emosional. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2000 tentang Sistim Pendidikan Nasional

Wahyuningsih, S. A. (2004). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. (Skripsi). Fakultas Psikologi. Universitas Persada Indonesia Y.A.I.. Jakarta.

Wiramiharja, S. A. (2003). Keeratan Hubungan Anatara Kecerdasan, Kemauan dan Prestasi KerjaI. Jurnal Psikologi, Vol. 11, No.1. Jakarta.


(1)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Buka file hasil data penelitian,

 Klik analyze – Descriptive statistcs – Descriptives,  Klik I_Q, E_Q, dan IPK pindahkan ke kotak variable,  Klik OK untuk proses data.

2. Uji Normalitas

Analisis uji normalitas untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan keputusan apabila nilai signifikassi atau nilai probalilitas <0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Langkah pengolahan data dengan SPSS :  Buka file data hasil penelitian,

 Klik analyze – Descriptive Statistics – Explore,

 Klik dan masukan I_Q, E_Q dan IPK ke dependent list

 Klik plots, (non aktifkan stem and leaf, aktifkan normality plots with tests),

 Klik OK untuk proses data

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh dengan nilai signifikansinya > 0,05, maka dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal dan dilakukan analisis uji parametrik dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment/Bivariate, dan apabila data yang diperoleh dengan nilai signifikansinya < 0,05, maka dapat diartikan bahwa data tidak berdistribusi normal dan dilakukan analisis uji non-parametrik dengan menggunakan rumus Rank Speaman Korelasi.

4. Uji korelasi Product Moment pearson/Bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik dan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi akademik.


(2)

35

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Buka file data hasil penelitian,

 Klik Analyze – Correleate – Bivariate,

 Pindahkan I_Q. E_Q dan IPK ke kotak variable

 Pada correlation coefficients centang pearson dan pada test of significance klik two-tailed

 Klik options, pada statistics centang means and standart deviations  Tekan OK untuk proses data.

5. Uji Regresi Sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai persentase hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik.

Langkah pengolahan data dengan SPSS :  Buka file data hasil penelitian,  Klik Analyze – Regression – Linear

 Pindahkan I_Q dan E_Q ke kotak indenpenden, dan IPK ke kotak dependen,

 Klik statistics : pilih estimates, model fit dan descriptive,

 Klik continue – Plots – Pada standart residual plots centang histogram dan normal probability plot,


(3)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka peneliti dapat memberikan simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual dengan prestasi akademik, dengan demikian kecerdasan intelektual adalah salah satu faktor yang menunjang guna pencapaian prestasi yang maksimal. Semakin tinggi kecerdasan intelektual yang dimiliki, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang diraih

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi akademik, dengan demikian kecerdasan emosional adalah salah satu faktor lainnya yang juga menunjang guna pencapaian prestasi yang maksimal. Semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang diraih 3. Kontribusi dari kecerdasan intelektual hanya menyumbang 12,6%, dan

kecerdasan emosional sebesar 47,2%, dan sisanya yang sebesar 50,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Rekomendasi

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi para mahasiswa hendaknya lebih meningkatkan lagi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, serta dapat mengelolanya dengan baik agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki guna mencapai prestasi akademik yang maksimal.


(4)

52

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Diharapkan kepada para pembuat kebijakan dapat memberikan stimulus kepada para mahasiswa agar senantiasa terus meningkatkan kecerdasan baik intelektual maupun emosional untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi penting untuk para mahasiswa khususnya, umumnya untuk semua orang.

4. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel dan sampel yang lebih luas dengan metode penelitian yang berbeda misalnya dengan melakukan metode penelitian eksperimen.

Demikian simpulan dan rekomenasi yang peneliti berikan dalam rangka melaksanakan penelitian, semoga hal ini bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh semua orang atau lembaga pendidikan tinggi.


(5)

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, M. (2013). Makalah Kecerdasan Manusia: Intelligence Quotient (IQ) [Online] diakses dari http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/03/makalah

kecerdasan-manusia-intelligence.html.

Anastasi, A. dan Urbina, S. (1997). Tes Psikologi (Psychological Testing). Jakarta: PT. Prehanllindo.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Azwar, S. (2004). Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Carter,P. (2005). Panduan lengkap tes kecerdasan. Jakarta: Permata Puri Media. Djamariah, S.B. (2008). Rahasia Sukses Belajar). Jakarta: Rineka Cipta.

Ginanjar, A. A (2005). ESQ (Emotional-Spiritual Quotient). Jakarta: Penerbit Arga.

Goleman, D. (2000). Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Dari pada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

IQ Lif Intelligence Tools, (2009). Academic Intelligence: How to improve it, [Online] Diakses dari http://iqlift.com/Academic-intelligence/

Nurhasanah, A. (2014). Raven progressive matrices (RPM). [Online] Diakses dari http://www.slideshare.net/AiNurhasanah/raven-progressive-matrices-rpm.


(6)

54

Yunizar Suwandhana, 2015

Hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syaiful, S. (2010). Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin

Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Santosa, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Siahaan, J. (2007). Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap prestasi akademik mahasiswa.

(Skripsi). Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, Medan.

Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, A. & Rahayu, N. I. (2011) Statistika Untuk Ilmu Keolahragaan.

Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Tyas, P. H. P (2014). Efektivitas konseling rational behavior therapy (REBT) dengan

pendekatan naratif untuk meningkatkan kecerdasan emosional. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2000 tentang Sistim Pendidikan Nasional

Wahyuningsih, S. A. (2004). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi

belajar. (Skripsi). Fakultas Psikologi. Universitas Persada Indonesia Y.A.I..

Jakarta.

Wiramiharja, S. A. (2003). Keeratan Hubungan Anatara Kecerdasan, Kemauan dan