KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG.

(1)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI

DI KOTA BANDUNG TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh :

Yudi Ekka Suryapriadi 1009535

PROGRAM MAGISTER (S2)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI

TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA

SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG

(Studi pada SMP Negeri di Kota Bandung)

Oleh : Yudi Ekka Suryapriadi

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP. 1972 0321 1999 031 002

Pembimbing II

Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP. 1970 0929 1998 022 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D


(3)

(4)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Walau dengan segala keterbatasan diri penulis memberanikan diri mempersembahkan karya tulis ini semoga dapat dipetik hikmahnya.

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu selesainya penulisan karya ilmiah ini. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Asep Suryana, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan berupa petunjuk dan saran-saran dalam penulisan Tesis ini.

2. Ibu Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan perhatiannya memberikan bimbingan dan koreksi kepada penulis dalam penyusunan Tesis ini.

3. Bapak Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D sebagai Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI yang secara terus menerus memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

4. Seluruh Staf Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI yang telah membekali penulis dengan Ilmu yang bermanfaat sehingga mendewasakan penulis dalam sikap dan keilmuan.

5. Bapak Drs. Nandang Hermawan, M.Si sebagai Ketua Asossiasi Kepala Tata Usaha (AKTAS

SMP, SMA dan SMK) Negeri Kota Bandung.yang telah memberikan data dan Informasi serta dukungannya bagi peneliti.

6. Seluruh Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam pengisian data kuesioner dalam penelitian penulis.

7. Bapak Prof. Dr. H Djam’an Satori MA dan Prof. Dr. H As’ari Djohar, M.Pd serta Drs H. Mulyana Abdullah, M.Pd.I selaku para pimpinan Peneliti dimana peneliti bekerja, yang telah memberikan izin dan motivasi serta bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan studinya di Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI.


(5)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

8. Ayahanda tercinta, Drs Eddy Susanta SA dan Ibunda tercinta Dra Taty Rosmiaty, M.Pd,

yang setiap hela nafas dan gerak langkahnya merupakan do’a yang tulus dan dengan penuh keikhlasan memberikan dorongan moril dan materil serta motivasi bagi penulis.

9. Istriku tercinta Bentang Indriani dan anak-anakku terkasih Vanya Salsabila Khairunnisa dan Raditya Adhirajasa, yang senantiasa memberikan motivasi dan membantu dengan tiada hentinya atas kelancaran dan keberhasilan studi peneliti. (I Love You All...)

10.Papah, Mayor Lec TNI AU Syahri Kartaatmaja dan Mamah, Lilis Hermina, yang senantiasa

memberikan dukungan moril serta limpahan do’a untuk kesuksesan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

11.Sahabat-sahabat di Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI angkatan 2010/2011 semester genap khususnya : Ai Mintarsih, Deni Yunandar, Abdul Qodir Muslim, Dadang Gumilar, Nurul Fajar dan Imam Sibaweh, yang telah bersama-sama menjalani suka duka mengikuti perkuliahan bersama penulis.

12.Bapak Roberto Leonardo, S.Pd dan Seluruh Staf Tata Usaha di SMP Laboratorium-Percontohan UPI yang merupakan teman sejawat bagi penulis dimana penulis bekerja (Pa Firman, Pa Oo, Bu Rina, Pa Asep, Pa Agung, Pa Nanang dan Pa Hasan) yang selalu memberikan motivasi dan bantuan serta dukungan moril selama penulis mengikuti perkuliahan dan membantu dalam penyusunan Tesis ini.

13.Semua fihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik materi maupun non materi selama penulis mengikuti perkuliahan sampai dengan penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

Semoga amal ibadah yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan ridho dan magfiroh dari Allah SWT Amin...

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan memberikan sumbangan yang berati bagi penulis khususnya dan bagi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan umumnya.

Kepada Allah SWT jualah kita memohon bimbingan dan perlindungan. Bilahi Fi Sabillihaq Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bandung, Februari 2013 Penulis


(6)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

ABSTRAK

“Kontribusi Kemampuan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung”

Oleh : Yudi Ekka Suryapriadi

Efektivitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kualitas Kepala Tata Usaha Sekolah. Kepala Tata Usaha Sekolah merupakan unsur pendukung pembelajaran di sekolah dalam memberikan layanan administrasi pendidikan sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan kondusif. Berdasarkan hal itu penelitian ini diarahkan untuk mengkaji tentang bagaimana kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Kemampuan kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, 2) Motivasi berprestasi berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung, dan 3) Kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berkontribusi signifikan secara simultan terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif, pengolahan data menggunakan bantuan statistik. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling, yakni sebanyak 30 orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data primer dan 30 Orang Kepala Tata Usaha sebagai data sekunder. Data diperoleh melalui studi dokumentasi dan angket sesuai dengan kisi-kisi penelitian. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan teknik Weighted Means Scored (WMS). Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, uji analisis korelasi ganda, dan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi; (2) Motivasi berprestasi Kepala SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi; (3) Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung berada pada kategori tinggi.; (4) Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat; (5) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat; dan (6) Terdapat kontribusi positif dan signifikan antara kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan kategori kuat.

Rekomendasi bagi Kepala Tata Usaha Sekolah agar meningkatkan kemampuan teknik operasional khususnya dalam penguasaan TIK. Bagi sekolah agar memberikan motivasi bagi Kepala Tata Usaha Sekolah untuk mengembangkan diri melalui studi lanjut dan Diklat. Bagi instansi terkait, misalnya lembaga Diklat, Perguruan Tinggi, dan para pemerhati pendidikan lainnya agar terus berupaya menciptakan model dan metode yang tepat untuk pengembangan Kepala Tata Usaha Sekolah. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan studi awal untuk pengembangan lebih lanjut dengan metode, teknik, dan subjek yang berbeda.


(7)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... ... iv

UCAPAN TER1MA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... .... 7

1. Identifikasi Masalah ... 7

2. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 14

E. Struktur Organisasi Tesis ... ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 17

A. Kajian Pustaka ... 17

1. Kinerja... 17

a. Pengertian Kinerja ... 17

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja KTU ... 19

c. Dimensi dan Indikator Kinerja KTU ... 23

2. Kemampuan KerjaKepala Tata Usaha ... 24

a. Definisi ... 24

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja Kemampuan Kerja KTU ... 27

c. Dimensi Kemampuan Kerja KTU ... 28

d. Strategi Peningkatan Kemampuan Kerja KTU ... 30

e. Indikator Kemampuan Kerja KTU ... 33

3. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 34

a. Pengertian Motivasi ... 34

b. Teori Motivasi ... 35

c. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi ... 40

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi KTU ... 41

e. Model Pengukuran Motivasi ... 42

B. Kerangka Pemikiran ... 47


(8)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

BAB III METODE PENELTIAN ... 51

A. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian ... 51

1. Lokasi Penelitian ... 51

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

B. Metode Penelitian ... 54

1. Pendekatan Kuantitatif ... 54

2. Metode Survey ... 54

3. Studi Kepustakaan ... 55

C. Definisi Operasional ... 55

1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1) ... 55

2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2) ... 56

3. Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 56

D. Instrumen Penelitian ... 56

1. Skala Pengukuran ... 56

2. Penyusunan Instrumen ... 58

3. Uji Coba Instrumen ... 61

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

1. Studi Dokumentasi ... 68

2. Teknik Angket/Kuesioner ... 68

F. Teknik Analisis Data ... 69

1. Analisis Data Deskriptif ... 71

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 72

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Hasil Penelitian ... 77

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 77

a. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha ... 77

b. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 80

c. Kinerja Kepala Tata Usaha ... 82

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 84

a. Uji Normalitas ... 84

b. Uji Linearitas ... 85

3. Pengujian Hipotesis ... 86

a. Analisis Korelasi ... 86

1) Kemampuan Kerja (X1) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 86

2) Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 87

3) Kemampuan Kerja (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 88

b. Analisis Regresi ... 89

1) Kemampuan Kerja (X1) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 89


(9)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

2) Motivasi Berprestasi (X2)

terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 90

3) Kemampuan Kerja (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) ... 91

4. Interpretasi Hasil Analisis . ... . 93

B. Pembahasan ... 94

1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha ... 94

2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha ... 98

3. Kinerja Kepala Tata Usaha ... 100

4. Kontribusi Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 102

5. Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 104

6. Kontribusi Kemampuan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 113


(10)

1 Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagaimana diutarakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Bab II pasal 3 bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab.

Pada tatanan yang lebih operasional, yakni pada pendidikan menengah diutarakan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1990 Bab II pasal 2 ayat 1 bahwa :

1. Pendidikan menengah bertujuan:

a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, diperlukan dukungan dari semua pihak khususnya sekolah. Kualitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, Bosker dan Schreerens yang dikutip John Macbeat dan Peter Motimore (2005:12) mendaftar 179 faktor yang berkaitan dengan efektivitas sekolah, selain faktor sumber daya manusia yang ada di sekolah, faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas


(11)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

sekolah adalah ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, motivasi kerja Tenaga pendidik (guru) dan Tenaga Kependidikan (Tenaga Administrasi Sekolah) dan kinerja, lingkungan sekolah yang kondusif, pelaksanaan supervisi sekolah, akreditasi, layanan administrasi sekolah dan sebagainya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas KBM di Sekolah

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sekolah seperti

digambarkan di atas, penulis berpendapat bahwa sekolah tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan apabila Sumber Daya Manusia yang ada di dalamnya tidak mempunyai kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Salah satunya adalah Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki tugas untuk menangani urusan administrasi di sekolah. Apabila mereka tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya maka pekerjaaan administrasi di sekolah tidak akan berjalan dengan baik.

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) perlu mempunyai keahlian agar sistem pembelajaran di sekolah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Fungsi

Kepemim pinan Nilai-nilai /Visi/Misi Kuriku-lum Sistem Pengajar-an Penilaian & Evaluasi Layanan Pendukung Pembelajaran Komunikas i dengan Stakeholder Hubungan Masyarakat

Siswa Kegiatan Belajar Mengajar

Output Outcomes

Lulusan yang Bermutu SDM yang bermutu dan mampu bersaing FEED BACK SDM & SD lainnya Konsistensi Pengelolaan


(12)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

utama TAS adalah memberikan layanan administratif bagi beroperasinya sistem persekolahan. Layanan administratif yang dimaksud identik dengan istilah ”administrative management” yaitu istilah yang digunakan untuk mencakup semua proses penyelenggaraan yang melancarkan pelaksanaan tugas pucuk pimpinan dalam mencapai tujuan (Pariata: 2003).

Tata usaha memegang peranan penting dan menentukan segala keterangan yang menyangkut kegiatan organisasi secara teratur dicatat dan dihimpun, karena itu TAS harus memiliki kemampuan administrasi yang baik. Kemampuan administrasi tersebut berkaitan dengan kegiatan dalam melakukan pencatatan dan pengolahan data bagi segala sesuatu yang terjadi di sekolah untuk dipergunakan sebagai bahan keterangan dan pengambilan keputusan bagi pimpinan dan stakeholder.

Dengan demikian tata usaha berperan melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi karena secara fungsional. Tenaga Administrasi Sekolah beperan sebagai pusat informasi dan sumber dokumen untuk mempelancar kehidupan serta perkembangan sekolah dalam keseluruhan sistem karena fungsinya yaitu sebagai pusat pengolahan data dan informasi sekolah serta sumber dokumen.

Hasil Rapat Kepala Tata Usaha Sekolah di Bogor tahun 1996 memutuskan bahwa tugas dari Tata Usaha adalah membantu :

1. Proses belajar mengajar 2. Urusan kesiswaan

3. Kepegawaian

4. Peralatan sekolah

5. Urusan infrasturktur sekolah, 6. Keuangan

7. Bekerja di laboratorium 8. Perpustakaan dan

9. Hubungan masyarakat

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, untuk Sekolah atau Madrasah, Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) atau tata usaha berfungsi untuk memberikan “pelayanan prima” di bidang administrasi.


(13)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Fungsi. pelayanan prima mengandung dimensi pelayanan yang harus diperhatikan dalam melaksanakannya. Keefektifan individual ditentukan oleh sikap, keterampilan, pengetahuan. Pelayanan prima mengandung arti bahwa layanan administrasi harus memberikan kepuasaan bagi pelanggan, yakni: Kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders pendidikan.

Salah satu Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memiliki peran penting dalam administrasi sekolah adalah Kepala Tata Usaha (KTU). Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 260 dan 261 Tahun 1996, Kepala Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah. 2. Pengelolaan keuangan sekolah.

3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa.

4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai serta tata usaha sekolah. 5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.

6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah.

7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K.

8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausaha-an secara berkala.

Tugas pokok dan Fungsi Kepala Tata Usaha merupakan kegiatan strategis yang turut berpengaruh terhadap kualitas pelayanan sekolah yang akan berdampak langsung pada kualitas lulusan. Untuk menjalankan tugas tersebut, Kepala Tata Usaha perlu meningkatkan daya tahan dan daya saing sekolah dengan cara meningkatkan sikap profesional agar memiliki keunggulan. Keunggulan atau kepakaran perlu dimiliki Kepala Tata Usaha agar layanan administrasi sekolah yang dipimpinnya mampu beradaptasi dan bertahan dalam persaingan global.

Tantangan lain adalah tuntutan masyarakat terhadap sekolah yang semakin tinggi sehingga perlu dilayani dengan baik. Kepala Tata Usaha harus mampu memberikan layanan dan menguasai pekerjaan teknis operasional. Kepala Tata Usaha juga harus mengikuti arus perkembangan Teknologi Informasi dan


(14)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Komunikasi (TIK) yang dinamis sehingga Teknologi Informasi ini dikuasai dengan baik, karena dengan menguasai teknologi informasi tersebut maka Kepala Tata Usaha dapat memantau efektivfitas dan efisiensi layanan proses pendidikan di sekolah. Selain itu, kebutuhan teknologi informasi juga diperlukan oleh siswa, karenanya seorang Kepala Tata Usaha melalui perannya harus dapat memfasilitasi mereka. Hal itu dapat berjalan optimal apabila Seorang Kepala Tata Usaha memiliki kemampuan (hard skills) dalam menguasi TIK tersebut.

Dalam rangka menjembatani tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pendidikan diperlukan sikap profesional dari Kepala Tenaga Usaha. Sikap profesional tersebut salah satu indikatornya adalah memiliki kemampuan kerja dan kompetensi sesuai dengan standar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah. Melihat hal tersebut Tenaga Administrasi Sekolah termasuk Kepala Tata Usaha perlu memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam memberikan layanan administrasi pendidikan di sekolah. Kualifikasi berkaitan dengan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan Kepala Tata Usaha. Standar kompetensi mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis, dan kompetensi manajerial, sedangkan kemampuan kerja adalah Kemampuan (ketrampilan), pengetahuan dan penguasaan pegawai atas teknis pelaksanaan tugas yang diberikan kepada individu tersebut.

Kemampuan Kerja yang dimiliki oleh Kepala Tata Usaha diwujudkan dalam keterampilan dan kemampuan seperti dideskripsikan di atas. Untuk menggerakkan kemampuan tersebut diperlukan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi juga mempengaruhi minat seseorang. Mereka yang memiliki motivasi berprestasi tidak hanya berusaha melayani kebutuhan pribadinya, tetapi diarahkan juga pada objek-objek dan orang lain sehingga mendorong mereka untuk melakukan sesuatu dan berpartisipasi dengan apa yang terjadi pada lingkungannya. Dengan demikian, Kepala Tata Usaha yang memiliki kemampuan kerja yang baik ditunjang dengan motivasi berprestasi yang kuat akan berdampak pada tingginya kinerja mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.


(15)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Hasil penelitian yang dilakukan A.P. Rahmanto (2012) menunjukkan bahwa kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja pegawai secara simultan dan parsial terhadap kinerja pegawai Tata Usaha di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Metode penelitiannya adalah metode kuantitatif dengan menggunakan metode analisis kendall tau-c, koefisien konkordinasi kendall W dan regresi ordinal. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan kerja pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai di mana korelasi kendall tau-c, antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,782. Besarnya pengaruh tersebut tersebut adalah sebanyak 45.7 persen. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di mana hasil analisis kendall tau-c antara X2 terhadap Y adalah sebesar 0,805. Besarnya pengaruh tersebut adalah sebanyak 38.8 persen. Kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di mana hasil analisis regresi ordinal diperoleh hasil bahwa pengaruh kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja secara serentak terhadap kinerja pegawai adalah sebanyak 0,377.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Frans Farlen (2011) terhadap para staf tata usaha salah satu perusahaan swasta menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerja dan kemampuan kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif. Alat analisisnya adalah regresi linier berganda. Berdasarkan uji serempak (uji F) diperoleh nilai F hitung sebesar 19,104 lebih besar dari nilai F tabel (3,252) sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti secara serempak variabel independen (motivasi kerja dan kemampuan kerja) mempengaruhi kinerja pegawai. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t) hitung variabel motivasi kerja sebesar 3,735. Dengan melihat posisi t hitung (3,735) lebih besar dari t tabel (2,026) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Artinya secara parsial variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Nilai t hitung


(16)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

variabel kemampuan kerja sebesar 3,328. Dengan melihat posisi t hitung (3,328) lebih besar dari t tabel (2,026) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha sehingga keputusannya menolak Ho dan menerima Ha. Artinya secara parsial variabel kemampuan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh dari motivasi kerja dan kemampuan kerja baik secara serempak maupun secara parsial. Pengaruh yang ditimbulkan dari hasil penelitian menunjukan arah yang positif, berarti motivasi kerja yang lebih baik dan adanya kemampuan kerja yang baik akan meningkatkan kinerja pegawai.

Penelitian yang telah dilaksanakan di atas menunjukkan bahwa kemampuan kerja dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja. Subjek yang diteliti adalah staf administrasi atau tata usaha seperti Kepala Divisi dan Pengawas Lapangan. Lokasi penelitian dilakukan pada perusahaan swasta dan beberapa kantor Kota/Kabupaten yang tidak sama. Umumnya hasil penelitian menunjukkan ada kontribusi atau hubungan yang signifikan antara kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja. Berbeda dengan penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap Kepala Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung. Secara umum penelitian ini ingin memperoleh gambaran nyata mengenai kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP dengan asumsi apabila Kepala Tata Usaha memiliki kinerja tinggi akan berdampak pada layanan administrasi yang baik dan berkualitas. Secara tidak langsung akan menciptakan lulusan yang berkualitas dan produktif sebagai salah satu cermin peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Paparan di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis mengidentifikasi beberapa variabel yang akan diteliti. Kinerja Kepala Tata Usaha


(17)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

sebagai subsistem dari kualitas pendidikan mempunyai permasalahan yang sangat kompleks mengingat kualitas belajar siswa merupakan muara dari seluruh komponen yang tergabung dalam sistem pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran diantaranya peran Kepala Sekolah, guru, Tenaga Administrasi Sekolah, kurikulum, sarana prasarana, iklim sekolah, strategi, dan pendekatan yang digunakan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran tersebut adalah kinerja tenaga administrasi sekolah khususnya kinerja dari Kepala Tata Usaha. Mereka melakukan tugas untuk memberikan layanan administrasi dalam mendukung dan memfasilitasi proses belajar mengajar

Kualitas layanan administrasi pendidikan merupakan cermin dari peningkatan kinerja Kepala Tata Usaha. Kinerja mereka dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kemampuan kerja dan motivasi berprestasi. Dari hasil studi awal di lapangan, kedua faktor tersebut dianggap sebagai penyebab naik dan turunnya kinerja Kepala Tata Usaha pada SMP Negeri di Kota Bandung. Untuk mengantisipasi tuntutan layanan administrasi yang berkualitas, Kepala Tata Usaha harus kompeten dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya, mereka dituntut memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam menciptakan iklim kerja yang efektif dan kondusif. Oleh karena itu, Kepala Tata Usaha sebagai tenaga kependidikan harus memiliki standar kualifikasi sesuai yang dibutuhkan. Standar kualifikasi tersebut seperti dijelaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program

studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga

administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun.

2. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah

dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Standar kualifikasi yang dimaksud di atas diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri yang baik; kemauan dan kemampuan untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan serta kemauan dan kemampuan lain yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya.


(18)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Hasil wawancara dengan AKTAS (Asosiasi Kepala Tata Usaha SMP, SMA dan SMK) Negeri Kota Bandung dan beberapa orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan Administrasi Umum (Diklat ADUM) serta pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan (Diklat PIM) bagi Kepala Tata Usaha SMP di kota Bandung terlihat belum berdampak secara signifikan pada peningkatan mutu pendidikan. Hal ini terlihat dengan beberapa indikator yang menunjukkan bahwa mutu dan kinerja pegawaitata usaha sekolah termasuk kinerja kepala tata usaha sekolah masih rendah seperti :

1. Banyaknya kegiatan sekolah yang diselenggarakan secara mendadak (tidak ada dalam Rencana Kerja Sekolah).

2. Kegiatan sekolah belum seluruhnya berdasarkan pada Surat Keputusan Panitia.

3. Banyak pegawai tata usaha sekolah termasuk Kepala Tata Usaha yang belum mempunyai kemampuan, kecakapan atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas mereka dengan performa yang baik dan memuaskan. 4. Masih terjadi kesemrawutan kerja tata usaha sekolah seperti pengarsipan, surat yang tidak tertata rapi, surat masuk dan keluar sering hilang, data-data sekolah

banyak yang tidak lengkap dan tidak ada, serta data yang ada kurang up to date.

5. Data sekolah belum semuanya tercatat dalam komputer (computerized) sehingga apabila data fisik hilang maka data sekolah tersebut hilang secara keseluruhan (tidak ada catatan di komputer atau arsip lain).

6. Perpustakaan belum banyak mencerminkan sebuah perpustakaan yang telah ditangani oleh pegawai yang profesional.

7. Rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab pegawai tata usaha sekolah termasuk Kepala Tata Usaha dalam menjalankan tugas-tugas mereka di sekolah.

8. Masih belum tercerminnya pelayanan prima yang diberikan kepada siswa, orang tua, masyarakat dan stakeholder. Banyak orang tua, siswa ataupun


(19)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

warga masyarakat yang berurusan kurang dilayani dengan penuh keramahan, penuh perhatian, cepat, tepat, mudah dan tidak berbelit-belit,

9. Masih belum nampaknya kecerdasan emosional, spritual, dan bahkan juga kecerdasan intelektual pegawai tata usaha sekolah termasuk kepala Tata Usaha dalam memecahkan berbaga permasalahan serta dalam berinteraksi di lingkungan sekolah.

10.Pegawai tata usaha lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas rutin dibandingkan untuk menorehkan prestasi kerja yang lebih baik. 11.Banyak pekerjaan yang seharusnya dipegang oleh pegawai tata usaha tetapi

justru harus ditangani oleh guru, contohnya pengelolaan dana BOS.

Permasalahan-permasalah di atas disebabkan antara lain oleh : Pertama, kurang kompetennya Kepala Tata Usaha dalam mengkordinasikan apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab pekerjaannya sehingga berdampak pada kinerja. Kedua, hasil pelatihan Administrasi Umum dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat ADUM dan Diklat PIM) sementara ini hanya menjadi pengetahuan saja, dan tidak dicoba untuk diterapkan pada tempat kerja atau kalaupun diterapkan hanya sekali dua kali saja, Ketiga, banyak para Kepala Tata Usaha yang tidak menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga mereka seperti ketinggalan informasi dan berdampak kepada kinerja, Keempat, Kepala Tata Usaha sudah merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki pada saat ini sehingga mereka tidak mempunyai motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara akademis. Kelima, Kepala Tata Usaha tidak mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Pemerintah (standarisasi) sehingga tugas dan tanggung jawab pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan akademis yang dimiliki.

Selain faktor kemampuan kerja, faktor motivasi berprestasi pun berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang pada akhirnya berdampak pada kualitas layanan administrasi pada peserta didik. Motivasi berprestasi merupakan dorongan atau spirit bagi Kepala Tata Usaha untuk melakukan tugas dan fungsinya dengan baik. Dorongan tersebut bisa datang dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Dorongan dari dalam dirinya merupakan faktor yang paling baik


(20)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

dan berjalan secara alamiah. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan etitude dan apttude, yakni pengetahuan dan pengalaman serta sikap dan perilaku sebagai cerminan citra diri. Bagi seseorang yang memiliki citra diri tinggi ia akan bersemangat untuk menunjukkan hasil kerja yang memuaskan para pelanggannya. Sedangkan bagi seseorang yang memiliki kebutuhan akan cinta dan kasih sayang ia akan memperlakukan peserta didik dengan lembut seperti anak sendiri dan hormat pada atasan, serta melakukan pekerjaan dengan dengan menyenangkan. Sedangkan faktor dari luar menyangkut lingkungan kerja dan lingkungan kehidupan pribadinya. Lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong Kepala Tata Usaha bekerja dengan tenang. Mereka akan terdorong untuk meningkatkan diri dengan iklhas, melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sungguh-sungguh, melahirkan ide, gagasan yang segar, kreatif dan inovatif.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Kinerja Kepala Tata Usaha belum optimal, hal itu ditunjukkan dengan kurangnya kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan rencana program kegiatan jangka panjang dan jangka pendek dengan baik, tidak adanya penyusunan laporan berkala, analisis kebutuhan, tidak adanya motivasi dan semangat dalam mendorong keberhasilan pekerjaan yang berdampak langsung pada Proses Belajar Mengajar, dan kurangnya kesadaran untuk meningkatkan kompetensi diri.

2. Kurangnya bimbingan, pengembangan, motivasi, dan kerjasama dari

stakeholder dan Kepala Sekolah sebagai atasan langsung terhadap pelaksanaan kinerja Tenaga Administrasi Sekolah dan pengembangan kompetensi Kepala Tata Usaha, kurangnya motivasi kerja tersebut selain dipengaruhi oleh faktor Internal dan eksternal.

3. Percaya diri dalam mengambil resiko adalah hal yang harus dimiliki oleh Kepala Tata Usaha. Mereka diduga kurang berani mengambil resiko dan kadang-kadang masih tergantung pada pandangan orang lain serta kurang berani mengambil keputusan dalam menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, sehingga ide dan gagasan dalam


(21)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

memajukan sekolah yang sebenarnya ada pada diri mereka tidak terungkapkan.

4. Kurang komptennya Kepala Tata Usaha melaksanakan pekerjaannya karena latar belakang pendidikan yang kurang sesuai untuk jabatan tersebut.

5. Sarana dan Prasarana yang kurang baik bagi pelaksanaan pekerjaan Kepala Tata Usaha.

6. Kepala Tata Usaha kurang memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Oleh karena itu, melalui kontribusi pengembangan kemampuan kerja dan motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha diharapkan mampu meningkatkan kinerja administrasi, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah kinerja Kepala Tata Usaha (KTU) SMP di Kota Bandung disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi faktor-faktor lingkungan antara lain faktor kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, hubungan teman sejawat, fasilitas, target kerja, pengawasan, pembinaan, tuntutan stakeholders, dan dukungan sumberdaya lainnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam diri seorang Kepala Tata Usaha itu sendiri, seperti faktor kompetensi, kemampuan kerja, motivasi, sikap dan perilaku, kecakapan, kondisi fisik, kondisi psikologi, kemampuan bersosialisasi, kemampuan soft skill dan hard skill, dan keahlian lainnya yang dapat mendukung pekerjaan.

Faktor yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja Kepala Tata Usaha adalah faktor internal yakni faktor kemampuan kerja dan motivasi berprestasi. Kemampuan kerja berkaitan dengan keterampilan, pengetahuan dan penguasaan pegawai terhadap teknis pelaksanaan tugas. Pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh Kepala Tata Usaha berkaitan dengan kemampuan dalam berinteraksi baik dengan teman sejawat, dengan bawahan, dengan atasan, dan dengan stakeholder lainnya. Keterampilan lainnya adalah kemampuan administrasi, kemampuan teknis, dan kemampuan memimpin.


(22)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan penguasaan terhadap pekerjaan baik teknis maupun operasionalnya, kecakapan dalam melaksanakan tugas, dan pengetahuan secara umum yang dapat membantu tugas sehari-hari.

Selain faktor kemampuan kerja yang memiliki kontribusi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha adalah faktor motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi adalah dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Seorang Kepala Tata Usaha yang memiliki dorongan atau kemauan yang kuat untuk meningkatkan pendidikan melalui tugas dan tanggung jawabnya akan menunjukkan kinerja yang maksimal. Motivasi berprestasi datangnya bisa dari luar diri Kepala Tata Usaha maupun dari dalam diri mereka. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa dorongan dari dalam diri seseorang lebih baik dibandingkan faktor dari luar.

Mengacu pada uraian di atas, masalah umum dalam penelitian ini adalah apakah terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha pada SMP Negeri di Kota Bandung. Secara khusus, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

2. Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

3. Bagimana kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

4. Seberapa besar kontribusi kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

5. Seberapa besar kontribusi motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?

6. Seberapa besar kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap Kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung?


(23)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha, sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan: 1. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan kerja Kepala Tata Usaha

SMP Negeri di Kota Bandung.

2. Untuk memperoleh informasi tentang motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

3. Untuk memperoleh informasi kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

4. Untuk memperoleh informasi besaran kontribusi kemampuan kerja terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

5. Untuk memperoleh informasi besaran kontribusi motivasi berpretasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

6. Untuk memperoleh informasi dan menganalisis besaran kemampuan kerja dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung.

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis bagi perkembangan dunia pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Secara rinci kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

Administrasi Pendidikan di masa mendatang khususnya dalam

pengembangan tenaga administrasi sekolah. Dalam hal ini adalah pengembangan kemampuan kerja pegawai, yaitu seseorang yang sanggup dan terampil untuk melaksanakan proses penciptaan ataupun penambahan nilai sesuai dengan rencana dan tujuan organisasi. Sedangkan motivasi berprestasi adalah dorongan bagi seseorang baik dari dalam dirinya maupun dari lingkungan sosialnya untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. 2. Manfaat Praktis


(24)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013 a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung dengan harapan dapat

membantu meningkatkan kualitas layanan pendidikan dalam

melaksanakan tugas sehari-hari.

b. Bagi SMP Negeri di Kota Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya SMP Negeri di Kota Bandung untuk pengambilan kebijakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan kemampuan kerja dan motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja administrasinya.

c. Bagi Instansi terkait (Stakeholder)

Hasil Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi

“stakeholder” yaitu fihak dunia pendidikan, dunia industri, dan dunia

kerja untuk merancang program-program Manajemen Sumber Daya Manusia. Misalnya dalam melaksanakan perencanaan dan persiapan, rekrutmen dan seleksi tenaga kerja (preparation and selection), pelatihan, pengembangan pegawai, dan perancangan program yang berkaitan dengan kemampuan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja Kepala Tata Usaha.

E. Struktur Organisasi Tesis

Bab I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi tesis

Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Dalam bab ini berisi landasan – landasan teori yang digunakan untuk membahas materi pokok. Teori-teori yang digunakan antara lain kemampuan kerja, motivasi


(25)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

berprestasi dan kinerja Kepala Tata Usaha. Penelitian terdahulu yang relevan, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian .

Bab III : Metode Penelitian. Pada Bab ini dipaparkan tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari apa yang menjadi permasalahan penelitian. Bab ini pun mencoba untuk menjawab rumusan masalah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini merupakan penutup pada

penelitian yang berisi kesimpulan dari analisa masalah dan merupakan jabaran deskriptif dari tujuan yang telah tercapai pada penelitian ini dan rekomendasi yang dapat digunakan untuk perbaikan objek.


(26)

51 Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Bandung Jawa Barat berjumlah 52 Sekolah. Dalam penelitian ini, lokasi tidak dipilih secara keseluruhan, tetapi dipilih secara startifikasi berdasarkan data dan informasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Assosiasi Kepala Tata Usaha SMP, SMA dan SMK Negeri Kota Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi menyangkut juga obyek dan benda-benda alam yang lain, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2007: 57). Sebagian populasi adalah sampel, dimana sampel merupakan bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya. Karena sampel mewakili populasi maka sampel dipilih sesuai dengan karakteristik populasi, sehingga sampel tersebut benar-benar representatif, artinya sampel tersebut mencerminkan keadaan populasi secara cermat.

Penelitian ini tidak mengkaji seluruh anggota populasi, dengan demikian perlu ditentukan ukuran sampel yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan dari peneliti, baik menyangkut biaya, tenaga dan waktu untuk melaksanakan penelitian. Teknik pengambilan sampel (sampling) dalam penelitian ini adalah stratified random sampling (acak stratifikasi atau bertingkat), Suatu teknik pengambilan sampel dengan


(27)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

mempertimbangkan sub kelompok (strata) memiliki jumlah yg terwakili. Teknik ini dipergunakan karena di dalam populasi penelitian ini terdapat kelompok-kelompok dan diantara kelompok-kelompok tersebut tampak strata atau tingkatan serta untuk memastikan kelompok/kategori yg kecil dalam populasi cukup terwakili, disamping itu teknik ini dipergunakan karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian.

Sedangkan ukuran sampel, Sukmadinata (2010 : 260 – 261) mengemukakan bahwa:

Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian kausal komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.

Ferguson (1976), dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi, dan ukuran sampel menurut Gay (1976) adalah untuk Penelitian deskriptif dapat diwakili oleh 10 persen dari populasi (minimal 20% utk populasi sangat kecil) dan untuk Penelitian korelasi dapat diwakili oleh 30 subyek.

Berpatokan pada pendapat di atas, dalam Penelitian ini, dipilih sebanyak 30 Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data utama (primer), data ini diperoleh dari sumber asli atau pertama. dan 30 Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung sebagai data pelengkap (sekunder) disertai dengan data dan informasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung serta data dan informasi dari Assosiasi Kepala Tata Usaha (AKTAS) SMP, SMA dan SMK Negeri Kota Bandung. Data sekunder selain sebagai pendukung data primer, data sekunder akan memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga dapat memberikan penguatan kepada data primer,


(28)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Penentuan responden didasarkan pada teknik sampel yang dikualifikasikan (Stratifikasi) berdasarkan :

1) Latar Belakang Pendidikan Sarjana (S1) 2) Masa Kerja lebih dari 10 Tahun

3) Pengalaman Kerja sebagai Kepala Tata Usaha di lebih dari 1 sekolah (SMP, SMA dan SMK Negeri) yang mewakili SMP Negeri di Kota Bandung,

Adapun jumlah responden yang dijadikan sampel berasal dari 30 (tiga puluh) sekolah seperti yang tertera di bawah ini :

Tabel 3.1

Jumlah Responden Penelitian

(Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung) No. Nama Sekolah Kualifikasi Masa Kerja

S1 > 10 Thn

1 SMP N 1 v v

2 SMP N 2 v v

3 SMP N 3 v v

4 SMP N 4 v v

5 SMP N 5 v v

6 SMP N 6 v v

7 SMP N 7 v v

8 SMP N 10 v v

9 SMP N 11 v v

10 SMP N 12 v v

11 SMP N 13 v v

12 SMP N 16 v v

13 SMP N 18 v v

14 SMP N 21 v v

15 SMP N 22 v v

16 SMP N 23 v v

17 SMP N 24 v v

18 SMP N 28 v v

19 SMP N 29 v v

20 SMP N 30 v v

21 SMP N 31 v v

22 SMP N 34 v v

23 SMP N 36 v v

24 SMP N 37 v v

25 SMP N 40 v v

26 SMP N 44 v v

27 SMP N 47 v v


(29)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

29 SMP N 50 v v

30 SMP N 51 v v

Sumber :

Dinas Pendidikan Kota Bandung 2012 – 2013

B. Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran umum kontribusi kemampuan kerja dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di Kota Bandung. Oleh karena itu, penulis berusaha mengambil metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian sesungguhnya apabila tidak menggunakan sebuah metode penelitian yang tepat, ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data yang telah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Berikut ini metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 1. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:12) penelitian kuantitatif didasarkan pada tiga asumsi, yakni pertama bahwa objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian jenis ini dapat memilih variabel tertentu, dalam hal ini variabel yang menjadi obyek penelitian adalah kemampuan kerja Kepala Tata Usaha, motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha, dan kinerja Kepala Tata Usaha. Asumsi kedua adalah determinisme (hubungan sebab akibat) yang menyatakan bahwa setiap gejala ada yang menyebabkannya. Dalam penelitian ini variabel kemampuan kerja dan motivasi berprestasi dapat berkontribusi terhadap kinerja Kepala Tata Usaha. Sedangkan asumsi ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu, jika gejala itu berubah terus menerus akan sulit diteliti.


(30)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Metode Penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode survey. Karlinger (1973) yang dikutip Sugiyono (2010:3) menyatakan bahwa :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.

Dengan kata lain hasil penelitian dari sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi secara keseluruhan. Dalam hal ini penelitian akan dilakukan terhadap beberapa sampel yang hasilnya dapat digeneralisasikan untuk seluruh Kepala Tata Usaha di SMP Negeri yang ada di Kota Bandung.

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliography)

Studi Bibliography sering disebut juga studi kepustakaan, merupakan proses

penelusuran sumber-sumber tertulis berupa-buku-buku, laporan-laporan

penelitian, jurnal dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Melalui studi bibliography ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis dan memecahkan masalah dalam penelitian ini.

C. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti perlu disusun definisi operasional dari masing-masing variabel yang menjadi obyek penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1)

Kemampuan kerja Kepala Tata Usaha dapat diukur melalui beberapa indikator yakni: kemampuan personality, kemampuan interaksi sosial (human approach), kemampuan teknis operasional, kemampuan administrasi, dan kemampuan kepemimpinan. Secara umum kemampuan tersebut adalah dalam rangka usaha untuk melaksanakan tugas pokok sehari-hari, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efektif dan efisien.


(31)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Kemampuan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kerja Kepala Tata Usaha SMP Negeri di kota Bandung yakni kemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pejabat sturktural sehingga memberikan layanan administrasi dan mengarahkan staf untuk mewujudkan tujuan dan sasaran sekolah.

2. Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2)

Motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha adalah daya dorong yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku kerja Kepala Tata Usaha untuk melakukan tugasnya sebagai tenaga administrasi sekolah dalam memberikan layanan administrasi pendidikan secara profesional. Indikator motivasi berprestasi adalah tanggung jawab dan mandiri, berani mengambil resiko, berpikir positif, kreatif dan inovatif, memiliki visi dan tujuan, dan belajar dan menggunakan umpan balik.

Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi Kepala Tata Usaha SMP Negeri di kota Bandung yakni semangat dan dorongan pada diri Kepala Tata Usaha dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga mereka bekerja sungguh-sungguh, bertanggungjawab, dan menghasilkan kualitas layanan administrasi yang optimal.

3. Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Menurut Mangkunegara, Anwar Prabu, kinerja diartikan sebagai

”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.” Sedangkan menurut Nawawi. H. Hadari, yang dimaksud dengan

kinerja adalah ”Hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat

fisik/mental maupun non fisik/non mental.” Berdasarkan pendapat tersebut indikator kierja dalam penelitian ini adalah loyalitas, semangat kerja, prakarsa, tanggung jawab, dan pencapaian target.

Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud dengan kinerja Kepala Tata Usaha dalam penelitian ini adalah hasil kerja baik secara kuantitatif maupun


(32)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

kualitatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai peraturan dengan indikator memiliki loyalitas tinggi, memiliki semangat kerja, prakarsa, tanggung jawab, dan target kerja yang tepat sehingga menunjukkan kualitas layanan adminitrasi yang efektif dan efisien.

D. Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel (Sugiyono (2010:69). Berdasarkan tipenya, penelitian ini menggunakan tipe skala likert. Berkaitan dengan hal tersebut Sugiyono (2010:73) menyatakan bahwa skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau selompok orang tentang fenomena sosial. Jadi dengan skala ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja Kepala Tata Usaha di Kota Bandung.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert 4 poin. Metode skala Likert merupakan skala multiple item, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap positif terhadap suatu objek dengan cara mengajukan pertanyaan sikap atau statement dimana pertanyaan tersebut dalam kuesioner dapat dihitung melalui skala jawaban dengan bobot dan kategori dengan mengajukan sejumlah pertanyaan/pernyataan yang kemudian diambil kesimpulan.

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan kadang-kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia. Untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab pilihan ragu-ragu (netral), karena obyek penilaian yang cukup sensitif, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden seperti digambarkan pada tabel berikut ini.


(33)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Likert

Kategori Skor

Selalu 4

Sering 3

Hampir Tidak Pernah 2

Tidak Pernah 1

Sumber : Sugiyono (2000:74) 2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan.

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel,

2) Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel,

3) Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.

Kisi-kisi instrumen penelitian yang akan dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Kemampuan Kerja Kepala Tata Usaha (X1)

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item Kemampuan Kerja

Kepala Tata Usaha (X1)

Dikembangkan Oleh:

Gibson (2006: 127)

1. Kemampuan

Personality

Memiliki integritas dan

akhlak mulia 1

Memiliki etos kerja 2

Memiliki kreativitas dan

inovasi 3

Memiliki Tanggung jawab 4

2. Kemampuan

Human Approach

Bekerjasama dalam tim 5

Memberikan layanan


(34)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Berkomunikasi efektif 7

Membangun hubungan

kerja 8

3. Kemampuan

Teknis Operasional

Menyusun program dan

laporan kerja 9, 10

Menerapkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK)

11

4. Kemampuan

Adminsitrasi

Melaksanakan

administrasi kepegawaian 12

Melaksanakan

administrasi keuangan 13

Melaksanakan

administrasi sarana dan prasarana

14 Melaksanakan

administrasi hubungan

sekolah dengan

masyarakat

15 Melaksanakan

administrasi persuratan dan pengarsipan

16 Melaksanakan

administrasi kesiswaan 17

Melaksanakan

administrasi kurikulum 18

Melaksanakan

administrasi layanan

khusus 19

5. Kemampuan

Kepemimpinan

Mengambil keputusan 20

Menciptakan iklim kerja

kondusif 21

Mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya 22

Membina staf 23

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Motivasi Berprestasi Kepala Tata Usaha (X2)

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item


(35)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013 Berprestasi Kepala Tata Usaha

(X2)

Dikembangkan Oleh : David Mc Clelland

(1961 dalam Robbins,

2006:216-219)

jawab dan

mandiri sebagai konsekuensi usahanya

dengan

bersungguh-sungguh

Melaksanakan pekerjaan

sampai tuntas 2

Tidak tegantung pada

orang lain 3

2. Berani mengambil

resiko dan

percaya diri

Berani mengambil dan

melakukan pekerjaan

yang mengandung

resiko

4

Mampu melaksanakan

pekerjaan 5

3. Berfikir positif,

kreatif dan

inovatif

Terbuka dan tidak

marah dengan kritik 6

Bersikap wajar jika

pekerjaannya dipuji 7

Selalu mencoba

melakukan sesuatu

meskipun telah gagal

8 Menggunakan cara baru

dalam melakukan

pekerjaan

9 4. Memiliki visi

dan tujuan

Mengerjakan tugas

sesuai dengan rencana 10

Melaksanakan tugas

untuk keberhasilan

organisasi

11

Menyelesaikan tugas

untuk meningkatkan

kemampuan diri

12

Tidak melakukan

pekerjaan hanya untuk mendapatkan

penghargaan

13

5. Selalu belajar dan

menggunakan umpan balik

Introspeksi diri dan memperbaiki kelemahan dan kesalahan dalam melaksanakan tugas

14

Tidak menyalahkan

orang lain pada saat gagal

15 Tidak pernah menolak

tugas yang diberikan 16


(36)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

atas kemampuan orang lain

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item Kinerja

Kepala Tata Usaha (Y)

Dikembangkan Oleh :

Sondang P. Siagian (2002:43)

1. Loyalitas Fokus pada tugas 1

Berempati pada

pelanggan 2

Komunikatif 3

Memiliki komitmen

tinggi 4

Disiplin 5

Berpartisipasi dalam

kegiatan sekolah 6

2. Semangat Kerja Bersungguh-sungguh 7

Menyelesaikan tugas

tepat waktu 8

Mengembangkan diri 9

Meningkatkan kualitas

kerja 10

3. Prakarsa Memiliki ide dan

gagasan 11

Menjadi pionir

12 Kreatif

Inovatif

4. Tanggungjawab Melaksanakan tugas

sesuai aturan 13

Berani mengambil

resiko

14

Tidak melimpahkan

kesalahan kepada pihak lain

5. Pencapaian Target

Menentukan sasaran

kerja 15

Menentukan strategi

pencapaian sasaran 16

Menganalisis kebutuhan

17 Mengefektifkan sumber daya


(37)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

pekerjaan

3. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak 10 (sepuluh) orang Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Bandung di luar populasi dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah: (a) membagikan angket pada Kepala Sekolah, (b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, (c) Kepala Sekolah melakukan pengisian angket, dan (d) setelah Kepala Sekolah selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pemyataan dan jawaban tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan pada valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2007:95):

r

hitung =

Keterangan:

n = Jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑X = Jumlah skor tiap butir

∑Y = Jumlah skor total

∑X2

= Jumlah skor X dikuadratkan

∑Y2


(38)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono (2008:99) yaitu :

thitung = √ √

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2), dengan keputusan, jika thitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika thitung < t tabel

berarti tidak valid.

1) Variabel Kemampuan Kerja (XI)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel kemampuan kerja (XI), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.

Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai, rtabel maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Kemampuan Kerja (X1) Item

Pertanyaan

r hitung r tabel

α = 0,05 n = 10 Keputusan

1 0,6571 > 0,632 Valid

2 0,2115 < 0,632 Tidak Valid

3 0,7598 > 0,632 Valid

4 0,8133 > 0,632 Valid

5 0,7773 > 0,632 Valid

6 0,8722 > 0,632 Valid

7 0,7800 > 0,632 Valid

8 0,9279 > 0,632 Valid

9 0,7137 > 0,632 Valid

10 -0,0333 < 0,632 Tidak Valid

11 0,8905 > 0,632 Valid

12 0,6335 > 0,632 Valid


(39)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

14 0,8963 > 0,632 Valid

15 0,6342 > 0,632 Valid

16 0,8427 > 0,632 Valid

17 0,6896 > 0,632 Valid

18 0,6589 > 0,632 Valid

19 0,6880 > 0,632 Valid

20 0,8470 > 0,632 Valid

21 0,4565 < 0,632 Tidak Valid

22 0,9152 > 0,632 Valid

23 0,8241 > 0,632 Valid

Berdasarkan hasil penghitungan, dan 23 item pertanyaan terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut. Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.

2) Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel motivasi berprestasi (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai

rhitung lebih besar daripada nilai rtabel. maka item pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2) Item

Pertanyaan

r hitung. r tabel.

a = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,6677 > 0,632 Valid

2 0,7683 > 0,632 Valid

3 0,7039 > 0,632 Valid

4 0,6449 > 0,632 Valid

5 0,6466 > 0,632 Valid

6 0,8951 > 0,632 Valid

7 0,6754 > 0,632 Valid


(40)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

9 0,2290 < 0,632 Tidak Valid

10 0,9294 > 0,632 Valid

11 0,7440 > 0,632 Valid

12 0,7319 > 0,632 Valid

13 0,8294 > 0,632 Valid

14 0,8410 > 0,632 Valid

15 0,1390 < 0,632 Tidak Valid

16 0,9342 > 0,632 Valid

17 0,9286 > 0,632 Valid

Berdasarkan hasil penghitungan, dan 17 item pertanyaan terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut. Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.

3) Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel kinerja kepala tata usaha (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel Jika

nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y) Item

Pertanyaan

rhitung rtabel

a = 0,05 n=10

Keputusan

1 0,5841 < 0,632 Tidak Valid

2 0,8290 > 0,632 Valid

3 0,9073 > 0,632 Valid

4 0,7273 > 0,632 Valid

5 0,8745 > 0,632 Valid

6 0,6839 > 0,632 Valid

7 0,5582 < 0,632 Tidak Valid

8 0,8207 > 0,632 Valid

9 0,8582 > 0,632 Valid

10 0,6495 > 0,632 Valid


(41)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

12 0,8775 > 0,632 Valid

13 0,6691 > 0,632 Valid

14 0,6077 > 0,632 Valid

15 0,6832 > 0,632 Valid

16 0,5443 < 0,632 Tidak Valid

17 0,8213 > 0,632 Valid

18 0,7449 > 0,632 Valid

Berdasarkan hasil penghitungan, dan 18 item pertanyaan terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid (ada beberapa kalimat dengan susunan yang kurang baik dan adanya kata-kata yang tidak dimengerti oleh responden). Kemudian diadakan perubahan dengan tidak mengurangi maksud dan pertanyaan tersebut. Uji coba instrumen dilakukan lagi dan dihasilkan seluruh instrumen valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2004:221) yang menyatakan bahwa: "Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah cukup baik". Maksud dapat "dipercaya" disini bahwa data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

Reliabilitas berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003). Untuk uji reliabilitas dapat digunakan dengan beberapa teknik, menurut Sugiyono (2003: 102 – 105) antara lain dengan teknik test-retest, membuat dua instrumen equivalen, gabungan, dan internal consistence yang terdiri dari teknik belah dua dari Spearman Brown, KR20, KR21, dan Anova Hoyt. Teknik lain adalah dengan bantuan program SPSS.

Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan bantuan SPSS. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah jika rhitung > rtabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen

tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut : 1) Variabel Variabel Kemampuan Kerja (XI)


(42)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan Kerja (XI) Reliability Statistics

value ‘929

Part 1

N of items 11*

Cronbach’s Alpha Value ,966

Part 2 12b

N of Items

Total n of Items 23

Correlation Between Forms ,921

Equal Length ,959

Spearman-Brown Coefficient

Unequal Length ,959

Guttman Split-Half Coefficient ,959

a. The items are: ql, q2, q3, q5, q6, q7, q8, q9, qlO, qll.

b. The items are: ql2, ql3, ql4, ql5, q!6, ql7, ql8.ql9, q20, q21, q22, q23.

Pengujian reliabilitas pada variabel kemampuan kerja ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,956. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih

besar besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pertanyaan pada variabel kemampuan kerja (XI) reliabel. 2) Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2) Reliability Statistics

value ,971

Part 1

N of items 8*

Cronbach’s Alpha Value ,967

Part 2 9b

N of Items

Total N of Items 17

Correlation Between Forms ,867

Equal Length ,929

Spearman-Brown Coefficient

Unequal Length ,929

Guttman Split-Half Coefficient ,928

a. The items are : ql, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8.

b. The items are : q9, q1O, q11, q12, q13, q14, q15, ql6, q17

Pengujian reliabilitas pada variabel motivasi berprestasi ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,928. Korelasi berada


(43)

Yudi Ekka Suryapriadi, 2013

pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel. 0,632 maka rhitung

lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pertanyaan pada variabel motivasi beprestasi (X2) reliabel. 3) Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Tata Usaha (Y)

Reliability Statistics

value ,953

Part 1

N of items 9*

Cronbach’s Alpha Value ,956

Part 2 9b

N of Items

Total N of Items 18

Correlation Between Forms ,939

Equal Length ,968

Spearman-Brown Coefficient

Unequal Length ,968

Guttman Split-Half Coefficient ,968

a. The items are: ql, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9.

b. The items are:, q9,q10, q11, q12, ql3, q14, q15, q16, q17, q18

Pengujian reliabilitas pada variabel kinerja kepala tata usaha ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,968. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka

rhitung. lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pertanyaan pada variabel kinerja kepala tata usaha (Y) reliabel.

E. Teknik Pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua cara yakni studi dokumentasi dan angket. Nazir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta

As’ad, Mohamad, (2003). Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Liberty

Akhmad Sudrajat, (2008). Iklim Sekolah Kaitannya dengan Hasil Akademik dan Non Akademik

Siswa. www.akhmadsudrajat.wordpress.com diakses pada 04 April 2012

Arkunto, Suharsimi. (2004). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Bandung: Alfabeta.

Bahonar, Jawad (2008). Pegawai Tata Usaha Yang Profesional. pendidikan.net/artikel/tata usaha sekolah. diakses pada 19 Januari 2013

Bappenas. (2012). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta : Bapenas.

Casteter, William B. (2006). The Human Resource Function in Educational Administration

(Sixth Edition). New Jersey 07632: Prentice Hall, Inc. Erglewood Clifs.

Davis, K., & Newstrom, J.W. (2003). Human Behavior at Work: Organizational Behavior. Singapore: Mc. Graw-Hill Book Company

Davies, K (2005). Human Behavior at work Organizational Behavior, New Delhi: McGraw Hill Publishing company.

Dharma, Surya. (2010), Manajemen Kinerja; Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas RI, (2003) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dirjen Dikdasmen No. 260 dan 261 Tahun 1996, Kepala Tata Usaha Sekolah .

Dodi Kurniawan, Mi’raj. (2009). Motivasi Kerja. www.ghinaya.blogspot.com. diakses pada

1 Agustus 2012

Engkoswara, dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta Fatah, Nanang. (2010). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gibson, Ivancevich, dan Donnely. (2003). Organisasi dan Manajemen: Perilaku Struktur.

Jakarta: Erlangga.


(2)

Hafiluddin, S.Kom. (2007). Staf Tata Usaha. Smp Al-Islamiyah Pamekasan

Hasibuan, Malayu,S. P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara ______________, (2007). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta:

PT Bumi Aksara

Henry Simamora. (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hoy, Wayne K & Cecil G. Miskel. (2008) Education Administration : Theory, Research, and Practice. Singapure: Mc Graw-Hill Co.

John M. dan Peter M. (2005) Improving School Effectiveness Memperbaiki Efektivitas Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Johnson, Usman (2002). Definisi Kemampuan Kerja. www. google.co.id / # hl = id & biw =1024 & bih = 541 & q = pengertian kemampuan kerja.diakses pada 12 Januari 2012. Jr, William B. Werther dan Davis, Keith. (2003). Human Resources and Personnel

Management 4th

Edition. Singapore: Mc Graw Hill.

Kementrian Pendidikan Nasional. (2008). Permendiknas no. 24 tahun 2008 tentang Standar

Tenaga administrasi sekolah/madrasah. Jakarta: Kemendiknas.

Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 260 dan 261 Tahun 1996 tentang Tugas pokok Kepala Tata

Usaha

Kerlinger, F.N.. (1990). Foundation of Behavioral Research. New York: Holt, Rinehart and Winsto Inc.

Komaruddin, (2003), Asas-asas Manajemen Perkantoran, Bandung: Kappa Sigma

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo (2005), Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Buku 1 edisi 5 diterjemahkan oleh Erly Suandy, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kinicki, A,. Kreitner, R. (2005). Perilaku Organisasi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara (2002), Performance Improvement Planning, Suatu Pendekatan

Perencanaan Peningkatan Kinerja (Prestasi Kerja). Jakarta : LAN

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu (2010), MSDM Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(3)

Mathis dan Jackson. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi keempat. Alih bahasa Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira. Jakarta: Salemba Empat

McClelland, D.C (2003). Memacu Masyarakat Berprestasi Mempercepat Laju Pertumbuhan

Melalui Peningkatan Motif Berprestasi. Jakarta:Intermedia.

Nawawi, Hadari. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang kompetitif. Yogyakarta: UGM.

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Ghalia, Jakarta.

Nolan E. Fahrer (2011). Performance and Cognitive Assessment in 3-D Modeling. Virginia: Journal of sTem Teacher Education

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repeublik Indonesia Nomor : 24 Tahun 2008 Tentang

Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1990 Bab II pasal 2, Tentang Pendidikan Menengah.

Pidarta, M. (2007). Manajemen Pendidikan Indonesia. Cetakan ke 3. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Prabu Mangkunegara, Anwar. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

______________,. (2005). Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama

Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

______________,. (2004). Prinsip-Prinsip dan Teknik Pengajaran. Bandung :Remaja

Rosdakarya.

Razik, Taher and Austin D. Swanson. (2004). Fundamental Concepts of Educational Leadership

Administration. United States of America: University of Chicago.

Richard, Denny. (2002). Sukses Memotivasi: Jurus Jitu Meningkatkan Prestasi. Jakarta: Gramedia

Riduwan dan Akdon (2006). Rumus dan Data untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta: Bandung


(4)

Robbbins dan Judge. (2007). Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat. Robbins, S. (2006). Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications., San

Diego State Uniersity: Prentice Hall International Inc.

Robbins, Stephen. P. (2003).Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi, Terjemahan Jusuf Udya, Jakarta: PT Arcan.

Ruky, A. (2002), Performance Management System Panduan Praktis Untuk Merancang dan

Meraih Kinerja Prima. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rusli Syarif. (2004). Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan. Bandung : Manajer. Sallis & Edward. (2004). Total Quality Management in Education. London: Kogam Pege

Limited.

Sammons, P., Thomas, S. & Mortimore, P. (2005). Forging Links: Effective Departments and

Effective Schools, London: Paul Chapman.

Samsudin, Sadili., Drs., M.M., M.Pd. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia

Sanusi. Ahmad (2002). Profesionalisasi dalam Pengelolaan Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdikbud

______________, (2002). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan, Bandung, FPS IKIP Bandung

Sedarmayanti (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. (2001). Filsapat Administrasi, Jakarta: Gunung Agung.

______________,(2006). Teori dan Praktik Kepemimpinan, Bandung: Rineka Cipta.

______________, (2002). Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Sipiling Liu (2010) Teaching English in China: Conflicts and Expectations. The International

Journal - Language Society and Culture URL:www.educ.utas.edu.au/users/ tle/ JOURNAL/ ISSN 1327-774X. diakses pada 12 Desember 2012

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Soeroto, (2002), Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja, Edisi 2, UGM Press, Yogyakarta.


(5)

Sudjana (2002) ; Metoda Statistika.Tarsito:Bandung.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. ______________, (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

______________, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010), Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Surya, Hendra. (2009). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Elex Media Komputindo

Sutisna, Oteng. (2003). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Professional. Bandung : Angkasa

Sutermeister, Robert A. (2003). People and Productivity. New York: Mc Graw Hill, Inc.

Swasto, Bambang. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengaruhnya Terhadap Kinerja Dan Imbalan. Malang: Bayumedia

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010) Pengelolaan

Pendidikan ; Alfabeta

The Liang Gie (2002). Administrasi Perkantoran Modern. Liberty: Yogyakarta Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Laporan Buku,

Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : UPI

Veithzal Rivai dan Ella Jauvani S. (2009). Manajemen Sumberdaya Manusia untuk

Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Veithzal Rivai. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Winardi T (2006), Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta: Kencana.

Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahab, Abd. Dan Umiarso. (2010). Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.


(6)

Wahab A.A (2010) Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Westra, Pariata, Dkk, (2003), Ensiklopedi Administrasi, Jakarta Gunung Agung

.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PKn DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA SMP NEGERI DI KOTA SEMARANG

0 5 113

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 0 27

KONTRIBUSI PENGETAHUAN KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP KINERJA KEPALA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 1 28

KONTRIBUSI AKTIVITAS TUTOR DAN MOTIVASI KERJA KEPALA DESA TERHADAP KINERJA KONTRIBUSI AKTIVITAS TUTOR DAN MOTIVASI KERJA KEPALA DESA TERHADAP KINERJA PENGELOLA KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KENDAL TAHUN 2008.

0 2 15

PENGARUH KOMITMEN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG.

0 3 31

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 102

(ABSTRAK) KONTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PKn DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA SMP NEGERI DI KOTA SEMARANG.

0 0 2

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SE KOTA SALATIGA.

0 0 13