Kampanye untuk Orang Tua Anak Penyandang Autis Usia 2-5 Tahun Agar mendorong Sosialisasi dengan Anak Normal di Kota Bandung.
ABSTRAK
KAMPANYE UNTUK ORANG TUA ANAK PENYANDANG AUTIS USIA 2 – 5 TAHUN AGAR MENDORONG SOSIALISASI
DENGAN ANAK NORMAL DI KOTA BANDUNG Oleh
Daniel Hans NRP 1264010
Setiap orang tua pastinya mengharapkan anaknya dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat hidup dengan mandiri. Namun, untuk anak penyandang autis hal ini cukup sulit sehingga diperlukan terapi agar anak dapat segera ditangani dengan tujuan mendapatkan sebuah harapan agar anak dapat hidup mandiri ditengah masyarakat. Kebanyakan orang tua masih mem- batasi pergaulan anak penyandang autis dengan anak normal karena berbagai alasan seperti rasa malu, takut anaknya membuat masalah, dan ketakutan akan penonalakan dari anak normal lainnya.
Oleh karena itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk merancang media visual yang memberikan informasi secara lebih baik dan efisien mengenai autism serta merancang kampanye yang dapat mengubah pola pikir orang tua terhadap sosialisasi anaknya. Manfaat perancangan ini adalah agar orang tua dapat lebih menyadari, mengenal dan tergerak untuk turut serta dalam sosialisasi anaknya sejak dini.
Konsep komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa yang persuasif untuk mengubah pola pikir orang tua penyandang autis melalui kampanye Aku Perlu Berteman. Konsep kreatif dengan menggunakan fotografi pada desain untuk memberikan pesan secara emosional. Kemudian konsep media adalah melalui media sosial yang didukung dengan media poster, media event, dan gimmick. Melalui media kampanye ini, orang tua dapat lebih menyadari dan mengenal serta terdorong untuk membantu perkembangan sosialisasi anaknya. Kata kunci: anak, autis, berteman, orang tua, sosialisasi
(2)
ABSTRACT
CAMPAIGN FOR 2-5-YEAR-
OLD AUTISTIC CHILDREN’S
PARENTS TO ENCOURAGE SOCIALIZATION WITH
NORMAL CHILDREN IN BANDUNG
Daniel Hans/1264010
Each parent must hope that their children can communicate well and can live independently. However, it is quite difficult for autistic children so that they need a therapy so that these children can be handled for the purpose of being able to live independently in society. Most parents still restrict the socialization of autistic children with normal children because of various reasons, for instance embarrassment, fear of causing problems, and fear of rejection. The aim of the design is to make a visual media than can give information in a better and more efficient way about autism and to design a campaign that can change the parents’ way of thinking of the children’’s socialization. The benefit of the design is to make parents more aware and know and encouraged more in participating in the children’s socialization from early age.
The communication concept is using a persuasive language to change the parents’ way of thinking through the campaign of I Need to Make Friends. The creative concept uses photography in the design to give the message in an emotional way. The media concept is through social media supported by posters, event media, and gimmicks. Through this campaign design, parents can be made aware, know and encouraged to help the development of the children’s socialization.
(3)
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vi
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3
1.3 Tujuan Perancangan ... 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4
1.5 Skema Perancangan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Teori Autis ... 6
2.1.1 Terapi Autis ... 7
2.2 Kampanye ... 10
2.2.1 Fungsi Kampanye... 11
2.2.2 Tujuan Kampanye ... 11
2.2.3 Jenis Kampanye ... 12
2.2.4 Media Kampanye ... 12
2.3 Media Massa ... 13
(4)
2.5 Teori Fotografi ... 14
2.6 Teori Warna ... 15
2.7 Ilustrasi ... 16
2.8 Layout ... 16
2.9 Teori STP ... 18
2.10 Teori SWOT ... 19
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 16
3.1 Data dan Fakta ... 16
3.1.1 Perusahaan/ Lembaga Terkait ... 16
3.1.2 Data tentang gejala/ fenomena yang terjadi ... 24
3.1.3 Tinjauan Terhadap proyek / persoalan sejenis ... 38
3.2 Analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta ... 40
BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 47
4.1 Konsep Komunikasi ... 47
4.2 Konsep Kreatif ... 48
4.3 Konsep Media ... 48
4.4 Hasil Karya ... 48
4.4.1 Logo Kampanye ... 49
4.4.2 Poster Awareness ... 50
4.4.3 Poster Informing ... 53
4.4.4 Poster Reminding ... 56
4.4.5 Poster Event ... 59
4.4.6 Media Pendukung ... 60
4.4.7 Media Sosial ... 61
4.4.8 Gimmick ... 62
4.4.9 Timeline ... 62
(5)
BAB V PENUTUP ... 64
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... xiv
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ... 21
Gambar 3.2 Logo Yayasan Suryakanti ... 25
Gambar 3.3 Logo Sekolah Bintang Harapan ... 28
Gambar 3.4 Ruang Kelas 1 ... 30
Gambar 3.5 Ruang Kelas 2 ... 30
Gambar 3.6 Ruang Lab Komputer ... 31
Gambar 3.7 Website Bintang Harapan ... 31
Gambar 3.8 facebook Bintang Harapan ... 32
Gambar 3.9 Brosur Bintang Harapan ... 32
Gambar 3.10 Kepala Sekolah Bintang Harapan ... 33
Gambar 3.11 Dr.Yuspendi, M.Psi.,M.Pd., Psikolog ... 34
Gambar 3.12 Ibu Naomi Natalia, Konsultan Terapis ... 35
Gambar 3.13 Diagram Usia ... 36
Gambar 3.14 Diagram Penilaian Biaya ... 37
Gambar 3.15 Diagram Pendapatan ... 37
Gambar 3.16 Diagram Tingkat Kepuasan Terhadap Sekolah ... 38
Gambar 3.17 Diagram Sosialisasi ... 38
Gambar 3.18 Diagram Alasan Membatasi Pergaulan ... 39
Gambar 3.19 Diagram Siapa yang Cocok Berkomunikasi ... 39
Gambar 3.20 Diagram Kegiatan Apa yang Diminati Anak Autis ... 40
Gambar 3.21 Diagram Media yang Sering Dilihat ... 40
Gambar 3.22 Diagram Media Sosial yang Sering Digunakan ... 41
Gambar 3.23 Kampanye Menolong Anak Autis ... 42
Gambar 3.24 Kampanye Autism Is Not A Joke ... 43
Gambar 4.1 Logo Kampanye Aku Perlu Berteman ... 50
Gambar 4.2 Poster Awareness 1 ... 51
Gambar 4.3 Poster Awareness 2 ... 52
Gambar 4.4 Poster Awareness 3 ... 53
(7)
Gambar 4.6 Poster Informing 2 ... 55
Gambar 4.7 Poster Informing 3 ... 56
Gambar 4.8 Poster Reminding 1 ... 57
Gambar 4.9 Poster Reminding 2 ... 58
Gambar 4.10 Poster Reminding 3 ... 59
Gambar 4.11 Poster Event ... 60
Gambar 4.12 Sertifikat & Name Tag ... 61
Gambar 4.13 Brosur ... 61
Gambar 4.14 X – Banner & Background foto ... 62
Gambar 4.15 Media Sosial ... 62
Gambar 4.16 Gimmick Kampanye ... 63
(8)
DAFTAR TABEL
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kuisioner... 66 Lampiran B Sketsa Logo ... 67 Lampiran C Asistensi Visual ... 70
(10)
Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya zaman mulai banyak keluarga yang melahirkan anak-anak dengan berkebutuhan khusus karena mereka terlahir dengan gangguan fisik atau psikis, seperti contohnya: Attention Deficit Hyperactive Disorders (ADHD), Down Syndrom, Communication Disorders, dan Autism/ Autisme (penyandang autis). Semua orang tua pasti mengharapkan memiliki anak yang sehat baik fisik maupun mental, namun pada kenyataan, manusia tidak dapat memutuskan apa yang akan terjadi pada anaknya saat dilahirkan dan terkadang tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan.
Setiap tahun, jumlah angka autisme meningkat pesat. Menurut hasil wawancara dengan Dr. Irawan Mangunatmadja, SpA(K), terungkap bahwa meningkatnya jumlah anak penyandang autis di Indonesia dalam satu dekade terakhir semakin meresahkan banyak kalangan, terutama orang tua.
Saat ini diperkirakan 1 banding 100 kelahiran anak di Indonesia adalah penyandang autis. Jika mengacu pada data anak pra sekolah dan usai sekolah (0-12) yang dikeluarkan Diknas, pada tahun 2010 berjumlah 52.321.500 jiwa. Jika dikalkulasi total, anak penyandang autis adalah 523.215 jiwa.
Menurut Dr.Irawan, sampai detik ini belum ada yang dapat menyimpulkan penyebab pastinya autisme. Para ahli masih terus dalam tahap menyelidiki apakah penyebab yang sebenarnya dari gangguan perkembangan anak ini. Begitu pula dengan pencegahannya. Saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis. (Doker Kita Edisi 4, 2010:4)
Setiap orang tua pastinya mengharapkan anaknya dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat hidup dengan mandiri. Namun untuk anak penyandang autis hal ini cukup
(11)
Universitas Kristen Maranatha 2 sulit sehingga diperlukan terapi agar anak dapat segera ditangani dengan tujuan mendapatkan sebuah harapan agar anak dapat hidup mandiri ditengah masyarakat.
Penderita autis dapat terjadi bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang pendidikan, ekonomi, ras, suku, agama, dan negara. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa terapi untuk autis memerlukan biaya yang bermacam-macam, dari yang murah hingga yang mahal. Dalam pemilihan terapi diperlukan jenis terapi yang tepat agar dapat mendukung sesuai perkembangan anak. Oleh karena itu berbagai macam terapi muncul untuk menjadi pilihan dan alternatif bagi anak-anak penyandang autis.
Saat ini ada berbagai macam terapi yang sudah umum ada di kalangan masyarakat, misalnya: Applied Behavioral Analysis (ABA), Terapi Wicara, Terapi Okupasi, Terapi Fisik (Fisioterapi dan Integrasi Sensoris), Terapi Sosial, Terapi Bermain, Terapi Perilaku, Terapi Perkembangan, Terapi Visual, Terapi Lumba-Lumba dan masih banyak lagi terapi lainnya yang belum terlalu dikenal di masyarakat.
Namun sayangnya masih banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana cara mengarahkan agar anaknya dapat hidup mandiri dan saling bersosialisasi dengan anak normal lainnya karena kebanyakan orang tua membatasi pergaulan anaknya dengan anak normal karena berbagai alasan seperti rasa malu, takut anaknya membuat masalah, dan ketakutan akan penerimaan dari anak normal lainnya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kampanye untuk menyadarkan orang tua untuk membuka kesempatan agar anaknya yang autis mau bergaul dengan anak normal supaya berkembang secara optimal dan lebih mandiri.
Kaitan topik ini dengan bidang keilmuan DKV adalah bagaimana cara menyampaikan informasi ini ke masyarakat luas, khususnya bagi para orang tua yang memiliki anak dengan gangguan autisme, serta bagi masyarakat luas di Indonesia. Bagaimana ilmu DKV dapat mengkomunikasikan informasi yang ada lewat bahasa visual sehingga lebih dapat lebih berdampak bagi kehidupan masyarakat.
(12)
Universitas Kristen Maranatha 3 Penulis mengangkat permasalahan ini sebagai topik TA karena penulis mendapati adanya pengaruh komunikasi dan pembelajaran dalam masalah ini, yaitu di mana kegiatan aktivitas berkomunikasi dengan orang tua dan teman sebayanya dapat mempengaruhi psikologis dan perkembangan anak autis.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Dengan uraian latar belakang tersebut maka rumusan permasalahan yang dibahas adalah:
1. Bagaimana merancang suatu kampanye yang efektif untuk orang tua tentang bagaimana cara mendorong sosialisasi terhadap anak penderita autis?
2. Bagaimana merancang media kampanye yang menyampaikan informasi tentang manfaat sosialisasi dengan anak normal lainnya?
Semua informasi ditulis dan disesuaikan dengan target audience secara khusus maupun secara umum. Secara khusus informasi ini ditujukan bagi orang tua yang memiliki anak dengan gangguan autisme, berusia kisaran 40 - 50 tahun.
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan topik ini adalah:
1. Merancang sebuah kampanye untuk orang tua dalam bersikap agar anak penderita autis dapat bersosialisasi dan hidup lebih mandiri.
2. Merancang media kampanye untuk membangun komunikasi dan interaksi antara anak normal dengan anak penderita autis agar orang tua tidak terlalu membatasi pergaulannya dan melatihnya untuk lebih mandiri.
(13)
Universitas Kristen Maranatha 4 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, kuesioner dan studi pustaka.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan. Penulis melakukan observasi dalam mengamati proses terapi disalah satu tempat terapi bagi penderita autis di Sekolah SD Bintang Harapan dan Yayasan Suryakanti, Bandung, Jawa Barat.
2. Interview/ Wawancara
Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten dan instansi yang bersangkutan dalam bidang permasalahan guna mendapatkan data yang akurat. Dalam wawancara terstruktur ini, menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan menggunakan alat bantu perekam suara. Wawancara dilakukan dengan Dr. Yuspendi, M.Psi.,M.Pd. (Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha), Ibu Tetty Ekasari, A.Md.Tw.,S.Pd. (Kepala Sekolah SD Bintang Harapan), Ibu Naomi Natalia (Konsultan Terapis). 3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sample. Kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden untuk mendapatkan data mengenai terapi bagi anak penderita autis
4. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang memberikan refrensi yang tepat yang dapat mendukung data yang diperlukan.
(14)
Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan
Berikut ini akan dikemukakan skema proses perancangan hasil karya secara kronologis, sistematis dan terurut.
(15)
Universitas Kristen Maranatha 65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dukungan dari orang tua sangat dibutuhkan bagi anak penyandang autis terutama dalam perkembangannya untuk berbeur dengan masyarakat. Penyadaran terhadap orang tua anak penyandang autis diperlukan agar dapat memperlakukan anaknya dengan baik dan bijak, juga terus mendukung bakat dan kemampuan agar dapat berprestasi dan hidup lebih baik.
Pembuatan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah pada kasus serupa. Bahwa dengan membuat sebuah kampanye yang disertai dengan event yang melibatkan langsung dapat mengugah target audience sehingga mampu menyadarkan dan memperoleh goal yang dicapai.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya Tugas Akhir bertema Sosialisasi dan Autis, kami para mahasiswa dan mahasiswi dapat lebih lagi mengenal pembelajaran yang baru. Selain itu dapat berdampak juga terhadap peningkatan kepedulian sosial disekitar kita, sehingga apa yang sudah dikerjakan dalam proyek tugas akhir ini bisa diterapkan sesuai dengan target audience yang ditentukan.
(16)
xiv DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Venus, Antar, (2009). Managemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
John E.Kennedy dan Rizky D. Soemanagara, (2006), Marketing Communication. Bandung: Bhuana Ilmu Populer.
David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto. (2005). Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: Andi Offset.
Kotler, Phillip. (1997). Marketing Management 9th Edition: Analysis, Planning, Implementation, and Control. New Jersey: Prentice Hall.
Weinstein, Art. (1994). Market Segmentation. Chicago: Probus Publishing Company.
Handojo,Y.DR. Dr. MPH, (2003), Autisma, Jakarta.
Majalah Nakita, (2002), Menangani Anak Autis. PT Gramedia. Jakarta.
Sumber Web (Online),
(http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1997/12/02320080046_Ch apter2.pdf, diakses 11 November 2015).
(Online), (http://www.teskerja.com/2014/10/kementerian-kesehatan-cek-pengumuman.html, diakses 26 Februari 2016).
(17)
xiv (Online), (http://www.depkes.go.id/article/view/13010100002/kemkes-struktur-organisasi-2014.html, diakses 26 Februari 2016).
(Online), (http://funenglishbintangharapan.blogspot.co.id/, diakses 26 Februari 2016).
(Online), (http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/28f69-29.jpg, diakses 26 Februari 2016).
(Online), (http://www.autisme.or.id/welcome/, diakses 19 Maret 2016).
(Online), (http://www.autisinfo.com/, diakses 19 Maret 2016).
(1)
Penulis mengangkat permasalahan ini sebagai topik TA karena penulis mendapati adanya pengaruh komunikasi dan pembelajaran dalam masalah ini, yaitu di mana kegiatan aktivitas berkomunikasi dengan orang tua dan teman sebayanya dapat mempengaruhi psikologis dan perkembangan anak autis.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Dengan uraian latar belakang tersebut maka rumusan permasalahan yang dibahas adalah:
1. Bagaimana merancang suatu kampanye yang efektif untuk orang tua tentang bagaimana cara mendorong sosialisasi terhadap anak penderita autis?
2. Bagaimana merancang media kampanye yang menyampaikan informasi tentang manfaat sosialisasi dengan anak normal lainnya?
Semua informasi ditulis dan disesuaikan dengan target audience secara khusus maupun secara umum. Secara khusus informasi ini ditujukan bagi orang tua yang memiliki anak dengan gangguan autisme, berusia kisaran 40 - 50 tahun.
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan topik ini adalah:
1. Merancang sebuah kampanye untuk orang tua dalam bersikap agar anak penderita autis dapat bersosialisasi dan hidup lebih mandiri.
2. Merancang media kampanye untuk membangun komunikasi dan interaksi antara anak normal dengan anak penderita autis agar orang tua tidak terlalu membatasi pergaulannya dan melatihnya untuk lebih mandiri.
(2)
Universitas Kristen Maranatha 4 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, kuesioner dan studi pustaka.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan. Penulis melakukan observasi dalam mengamati proses terapi disalah satu tempat terapi bagi penderita autis di Sekolah SD Bintang Harapan dan Yayasan Suryakanti, Bandung, Jawa Barat.
2. Interview/ Wawancara
Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten dan instansi yang bersangkutan dalam bidang permasalahan guna mendapatkan data yang akurat. Dalam wawancara terstruktur ini, menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan menggunakan alat bantu perekam suara. Wawancara dilakukan dengan Dr. Yuspendi, M.Psi.,M.Pd. (Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha), Ibu Tetty Ekasari, A.Md.Tw.,S.Pd. (Kepala Sekolah SD Bintang Harapan), Ibu Naomi Natalia (Konsultan Terapis). 3. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sample. Kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden untuk mendapatkan data mengenai terapi bagi anak penderita autis
4. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang memberikan refrensi yang tepat yang dapat mendukung data yang diperlukan.
(3)
1.5 Skema Perancangan
Berikut ini akan dikemukakan skema proses perancangan hasil karya secara kronologis, sistematis dan terurut.
(4)
Universitas Kristen Maranatha 65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dukungan dari orang tua sangat dibutuhkan bagi anak penyandang autis terutama dalam perkembangannya untuk berbeur dengan masyarakat. Penyadaran terhadap orang tua anak penyandang autis diperlukan agar dapat memperlakukan anaknya dengan baik dan bijak, juga terus mendukung bakat dan kemampuan agar dapat berprestasi dan hidup lebih baik.
Pembuatan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah pada kasus serupa. Bahwa dengan membuat sebuah kampanye yang disertai dengan event yang melibatkan langsung dapat mengugah target audience sehingga mampu menyadarkan dan memperoleh goal yang dicapai.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya Tugas Akhir bertema Sosialisasi dan Autis, kami para mahasiswa dan mahasiswi dapat lebih lagi mengenal pembelajaran yang baru. Selain itu dapat berdampak juga terhadap peningkatan kepedulian sosial disekitar kita, sehingga apa yang sudah dikerjakan dalam proyek tugas akhir ini bisa diterapkan sesuai dengan target audience yang ditentukan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Venus, Antar, (2009). Managemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
John E.Kennedy dan Rizky D. Soemanagara, (2006), Marketing Communication. Bandung: Bhuana Ilmu Populer.
David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto. (2005). Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: Andi Offset.
Kotler, Phillip. (1997). Marketing Management 9th Edition: Analysis, Planning, Implementation, and Control. New Jersey: Prentice Hall.
Weinstein, Art. (1994). Market Segmentation. Chicago: Probus Publishing Company.
Handojo,Y.DR. Dr. MPH, (2003), Autisma, Jakarta.
Majalah Nakita, (2002), Menangani Anak Autis. PT Gramedia. Jakarta.
Sumber Web
(Online),
(http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1997/12/02320080046_Ch apter2.pdf, diakses 11 November 2015).
(6)
xiv (Online), (http://www.depkes.go.id/article/view/13010100002/kemkes-struktur-organisasi-2014.html, diakses 26 Februari 2016).
(Online), (http://funenglishbintangharapan.blogspot.co.id/, diakses 26 Februari 2016).
(Online), (http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/28f69-29.jpg, diakses 26 Februari 2016).
(Online), (http://www.autisme.or.id/welcome/, diakses 19 Maret 2016).
(Online), (http://www.autisinfo.com/, diakses 19 Maret 2016).