Perancangan Kampanye Pencegahan Seksual untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Bandung.

(1)

vi

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL

UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN DI KOTA BANDUNG Oleh

Fanny Mulyanus NRP 1164077

Indonesia telah mendapatkan label darurat kekerasan seksual pada anak sejak tahun 2010, dengan jumlah kasus kekerasan seksual yang terus meningkat. Pelaku kekerasan seksual pada anak terbanyak adalah orang terdekat korban dan korbannya 82% adalah kalangan menengah bawah. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah kurangnya pengetahuan anak dalam mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua supaya mengajarkan kepada anaknya untuk melindungi diri. Upaya tersebut dilakukan melalui sebuah perancangan kampanye.

Perancangan kampanye pencegahan kekerasan seksual pada anak untuk tugas akhir ini diberi judul "KADE" yang dalam bahasa sunda berarti hati-hati, awas, waspada. Dalam perancangan ini menggunakan tiga tahap, yaitu awareness, informing dan reminding. Konsep kampanye bertujuan memberikan pendidikan untuk orang tua dan anak agar dapat mencegah kekerasan seksual. Kampanye disampaikan dalam bentuk roadshow dengan media utama video motion graphic dan infographic. Media ini bertujuan agar sosialisasi dan penyuluhan tentang edukasi mencegah kekerasan seksual dapat diterima dengan baik dan menarik di kalangan menengah bawah. Kampanye ini dilakukan di Bandung sebagai proyek percontohan.


(2)

vii

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF

SEXUAL ABUSE PREVENTION

FOR CHILDREN OF FOUR TO SIX IN BANDUNG

Submitted by Fanny Mulyanus

NRP 1164077

Indonesia has been labeled as prone to child abuse since 2010 and it keeps growing. The abuser is usually the close member of the victim and 82% of them are middle to low class people. This can happen because children are lacking in knowledge how to prevent sexual abuse. Therefore, parents' role to their children to have self-defense is obligatory, which will be carried out through the campaign design.

The campaign design is named "KADE", which means being alert. There are three steps in this design, awareness, informing and reminding. This campaign is carried out to make parents and children be prevented from sexual violence. The campaign is conducted in the form of road show and utilizes motion graphic and info graphic videos as the media. The media is to socialize and educate people about sexual violence and thus prevent it from happening. This campaign design was conducted in Bandung as specimen.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3 3 1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan... 5 3 BAB II : LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kampanye ... 6

2.2 Logo ... 9 3 2.3 Teori Warna ... 9

2.4 Motion Graphic ... 10

2.5 Infografis ... 13

2.6 Psikologi Perkembangan Manusia... 13

2.7 Kekerasan pada Anak... 17

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH... 24

3.1 Data dan Fakta ... 24


(4)

3.1.2 Data Kekerasan Seksual pada Anak... 28

3.1.3 Tinjauan Proyek Sejenis ... 49

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Bedasarkan Fakta ... 60

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH... 63

4.1 Konsep Komunikasi... 63

4.2 Konsep Kreatif ... 64

4.3 Konsep Media... 65

4.4 Hasil karya ... 68

4.4.1 Logo ... 68

4.4.2 Awareness... 69

4.4.3 Informing... 73

4.4.4 Reminding ... 88

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 89

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Warna Harmonis ... 10

Gambar 2.2 Warna Kontras ... 10

Gambar 3.1 Logo Komisi Nasional Perlindungan Anak... 24

Gambar 3.2 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai usia responden... 29

Gambar 3.3 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai usia anak responden... 30

Gambar 3.4 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai jenis kelamin anak responden... 30

Gambar 3.5 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pendapatan responden... 31

Gambar 3.6 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pekerjaan responden... 31

Gambar 3.7 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pernah tidak mendengar kasus kekerasan seksual 32 Gambar 3.8 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai media digunakan untuk mendapatkan informasi... 33

Gambar 3.9 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai kegiatan anak sehari-hari... 33

Gambar 3.10 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai waktu khusus yang digunakan untuk mengobrol dengan anak ... 34

Gambar 3.11 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pernah tidaknya responden menitipkan anak kepada tetangga ... 35


(6)

xi Gambar 3.12 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai apakah anak responden memiliki kamar pribadi atau tidak ... 35 Gambar 3.13 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai lokasi anak dari responden untuk mengganti baju saat akan berenang... 36 Gambar 3.14 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai pendapat responden adanya pendidikan seks untuk anak usia dini ... 36 Gambar 3.15 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai yang seharusnya memberikan pendidikan seks.... 37 Gambar 3.16 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai cara mengenalkan alat kelamin pada anak... 38 Gambar 3.17 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai apa yang dilakukan responden bila anak menanyakan hal seputar seks seperti dari mana bayi berasal... 38 Gambar 3.18 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai usia anak diajarkan mandi oleh responden... 39 Gambar 3.19 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pernah tidaknya responden memberikan pendidikan seks pada anak... 40 Gambar 3.20 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai pendidikan seks yang pernah diberikan responden pada anaknya... 40 Gambar 3.21 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai anak mengenai pernah tidak anak mengalami kekerasan seksual.. 41 Gambar 3.22 Diagram hasil pembagian kuisioner pada ibu yang telah mempunyai

anak mengenai tindakan responden apabila anak menjadi korban kekerasan seksual... 41


(7)

xii

Gambar 3.23 Campaign Child Abuse... 49

Gambar 3.24 Rewards untuk para donatur... 53

Gambar 3.25 Kampanye Tangkis... 54

Gambar 4.1 Logo Kampanye... 67

Gambar 4.2 Ambient Media Sticker ... 69

Gambar 4.3 Penempatan Ambient Media Sticker ... 70

Gambar 4.4 Flyer Book ... 70

Gambar 4.5 Tokoh dalam Motion Graphic...71

Gambar 4.6 Scene dalam Motion Graphic... 72

Gambar 4.7 Scene 1... 73

Gambar 4.8 Scene 2... 74

Gambar 4.9 Scene 3... 75

Gambar 4.10 Scene 4 Part 1... 76

Gambar 4.11 Scene 4 Part 2... 77

Gambar 4.12 Buku Pedoman ... 78

Gambar 4.13 Buku Pedoman halaman 1-5... 79

Gambar 4.14 Buku Pedoman halaman 6-11...80

Gambar 4.15 Buku Pedoman halaman 12-17... 81

Gambar 4.16 Buku Pedoman halaman 18-23... 82

Gambar 4.17 Buku Pedoman halaman 24-29...83

Gambar 4.18 Buku Pedoman halaman 30-35... 84

Gambar 4.19 Seragam Panita dan Name Tag... 85

Gambar 4.20 Spanduk... 85

Gambar 4.21 Desain Panggung... 86

Gambar 4.22 Roll Up Banner... 86

Gambar 4.23 Compact Disk... 87


(8)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2010 hingga saat ini, Indonesia telah mendapat label darurat kekerasan seksual pada anak dengan jumlah yang terus meningkat. Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak pada tahun 2011, tercatat laporan sebanyak 2.509 kekerasan terhadap anak dengan 58% merupakan kejahatan seksual. Di tahun 2012 tercatat 2637 dimana 62% kejahatan seksual (Oebadidillah, 2014). Kebanyakan korban dari kekerasan seksual adalah kalangan menengah bawah. Fakta lainnya, menurut data dari biro Penyelidik Federal Amerika (FBI) ternyata Indonesia menempati kasus pedofilia tertinggi nomor satu di Asia ("FBI: Kasus Paedofilia di Indonesia Tertinggi di Asia", 2014)

Berdasarkan hasil survei, terdapat beberapa kasus yang terjadi mengenai kekerasan seksual pada anak. Guru dan orang tua masih mengalami kebingungan bagaimana menanggapi kasus kekerasan seksual dan cara menghimbau anaknya untuk berhati-hati. Di satu sisi, penanganan kekerasan seksual tidak dapat hanya dari satu sisi menyadarkan orang untuk tidak menjadi pelaku kekerasan seksual. Dengan adanya pembekalan anak untuk melindungi diri dapat mengambil andil yang besar dalam upaya pencegahan kekerasan seksual.

Dalam pemerintahan, anak-anak sebagai bibit generasi penerus bangsa dilindungi dalam naungan hukum. Dalam UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1 no 2 disebutkan bahwa:

"Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi."


(9)

Universitas Kristen Maranatha 2

Perlindungan ini dimaksudkan pemerintah untuk melindungi anak terhadap berbagai kejahatan. Sampai saat ini, cara pencegahan melalui penerapan pendidikan seks pada kurikulum masih menjadi wacana.

Anak pada usia dini merupakan usia golden age, dimana merupakan masa keemasan dimana anak menyerap segala informasi yang diterimanya dengan pesat. Pada masa ini, perkembangan fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Masa perkembangan anak mengambil penting terhadap pembentukan karakternya di masa mendatang. Minimnya informasi yang diterima anak tentang bagaimana mencegah kekerasan seksual menjadi salah satu penyebab anak tidak memiliki perlindungan diri. Hal ini juga disetujui oleh Kak Seto Mulyadi selaku doktor psikologi anak Universitas Indonesia (Sinaga, 2014). Orang tua korban kekerasan seksual cenderung meminta hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku daripada memberikan pendidikan pada anak untuk mencegahnya dan beberapa orang tua lain cenderung menjadi bersikap overprotektif kepada anak. Jika lingkungan tidak dibuat steril, sudah seharusnya memberikan pengetahuan kepada anak untuk melindungi dirinya, ini adalah salah satu himbauan Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi dalam parenting class tentang Pendidikan Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual.

Banyak orang mengatakan bahwa hal terkait seksualitas adalah hal yang bersifat tabu untuk di bahas dan menjadikan orang tua enggan untuk memberikan informasi mengenai pencegahan kekerasan seksual pada anak. Ilmu pada dasarnya berguna apabila disampaikan dengan benar sesuai dengan budaya yang berlaku. Persepsi bahwa pendidikan seks tidak perlu diberikan pada usia dini pun menjadi kendala bagi anak untuk mendapatkan pengetahuan. Bahkan, orang tua kerapkali menutup kesempatan anak untuk memperoleh jawaban atas hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dibuat kampanye edukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak usia 4-6 tahun dengan orang tua sebagai target utama.


(10)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan indentifikasi masalah, sebagai berikut:

Bagaimana cara merancang kampanye untuk mengajak orang tua berperan aktif dalam memberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual melalui media visual kepada anak usia 4-6 tahun?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

Menginformasikan dan mengajak orang tua untuk mengajarkan anak tentang pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data Berikut adalah teknik pengumpulan data: 1. Observasi

Observasi aktif dilakukan dengan mengamati perilaku anak usia dini di lingkungan sekolah PAUD Metode observasi secara langsung bertujuan agar penulis dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diajarkan kepada anak mengenai kebiasaan yang dapat memicu kekerasan seksual.

2. Wawancara

Untuk memperkuat data, dilakukan wawancara mendalam terhadap ahli psikolog Perkembangan Anak dan Guru PAUD agar data yang didapat, diperoleh secara jelas, dapat digunakan untuk membandingkan dari hasil penelitian studi pustaka dan wawancara.

3. Studi Pustaka

Data akan diambil dari buku, jurnal, koran dan internet yang berhubungan dengan psikologi anak, pencegahan kekerasan seksual pada anak, dan cara menyampaikan pendidikan seks yang tepat kepada anak.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 4

4. Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan adalah sebanyak 90 buah. Kuesioner disebarkan kepada orang tua murid untuk mengetahui pandangan orang tua dan bagaimana melakukan kampanye yang tepat sasaran. Kuesioner berupa campuran dari kuesioner terbuka dan tertutup (kuesioner memiliki pilihan dan membuka kesempatan responden untuk mengungkapkan pendapatnya). Kuesioner dibagikan ke 6 TK atau PAUD yang tersebar di Kota Bandung.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

Banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana cara merancang kampanye untuk mengajak orang tua berperan aktif dalam memberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual melalui media visual kepada anak usia 4-6 tahun?

Tujuan Perancangan

Menginformasikan dan mengajak orang tua untuk mengajarkan anak tentang pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual.

Target Primer:

Ibu usia 28-35 tahun yang mempunyai anak 4-6 tahun

Target sekunder: Anak usia 4-6 tahun Konsep Media

Awareness: Ambient Media & Flyer Informing : Motion Graphic, Buku Pedoman, Spanduk, Banner, Seragam Panita, Name Tag Reminding: Pin, Maskot, CD Fakta Penunjang Wawancara Studi Literatur Kuesioner Observasi Teori Penunjang

Kampanye, Logo, Teori Warna, Motion Graphic,

Infografis Psikologi Perkembangan Anak, Kekerasan pada Anak

Konsep Komunikasi

Kampanye dalam bentuk Roadshow di 6 wilayah kota Bandung yang dibagi dalam:

Sesi I: cerita yang disampaikan pendongeng Sesi II: sosialisasi yang dibawakan oleh

psikolog

Konsep Kreatif

Kampanye yang dikemas dalam visual ilustrasi Indonesia

Kenali tubuhmu &

ada bagian yang pribadi

Ada rahasia yang baik

& buruk

Disaat ada yang mau

jahat, teriak & lari ke tempat ramai

Entah senang atau

sedih selalu cerita ke orang tua

Tujuan Akhir

Orang tua khususnya di kota Bandung, sadar akan pentingnya edukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak dan berperan aktif untuk membimbing anak untuk melindungi dirinya

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: Penulis, 2015)


(13)

Universitas Kristen Maranatha 89

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

KADE sebagai Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Bandung merupakan upaya mengurangi tingginya tingkat kekerasan seksual pada anak di Indonesia dengan meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya mengajarkan anak untuk melindungi diri dari kekerasan seksual. Adapun solusi dari kampanye ini adalah menciptakan roadshow di enam wilayah kota Bandung. Salah satunya ialah menginformasikan tentang banyaknya kasus kekerasan seksual melalui beberapa media awareness.. Melalui konsep kampanye KADE yaitu, Kenali tubuhmu dan ada bagian yang pribadi, Ada rahasia yang baik dan buruk, Disaat ada yang jahat, teriak dan lari ke tempat ramai dan Entah senang atau sedih selalu cerita ke orang tua. Media Informing utama yang digunakan adalah motion graphic dan infografis berupa buku pedoman. Pendidikan mengenai bagaimana mencegah kekerasan seksual disampaikan melalui sesi sosialisasi pada orang tua yang dibawakan oleh psikolog dan untuk sesi anak-anak dibawakan oleh pendongeng sehingga acara berjalan secara interaktif dilengkapi dengan reminding pembagian pin dan CD

5.2 Saran

Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual untuk anak usia 4-6 tahun perlu dilaksanakan tidak hanya di kota Bandung, namun secara menyeluruh terutama kota besar. Dengan pengembangan konsep seperti mendalami budaya setempat, kampanye dapat lebih berhasil mencapai sasaran target, contohnya menggunakan cerita rakyat. Banyak pengembangan media yang dapat dibuat untuk mendukung kampanye.


(14)

90

DAFTAR PUSTAKA

Buku

B. Hurlock, Elizabeth. 1980. "Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan". Jakarta:Erlangga

Chomaria, Nurul. 2014. "Pelecehan Anak, Kenali dan Tangani!" Solo: Tinta Medina

Crain, William. 2007. "Teori Perkembangan:Konsep dan Aplikasi". Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Darmaprawira, Sulasmi W. A.. 2002. "Warna, Teori dann Kreativitas Penggunaannya ed.Ke-2". Bandung: ITB

DeVito, Joseph A. 2008. "Komunikasi Antar Manusia". Jakarta: Professional Books.

Dobson, James C. 1982. "dr.Dobson Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Anda Mengenai Masalah Membesarkan Anak". Bandung : Yayasan Kalam Hidup

Faried, mitakh & Hartono, Soesanti H. 2014. "Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3". Jakarta: PT Gramedia

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Y. Singgih D. 1991. "Psikologi Praktis: Anak dan Remaja". Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia

Healay, Matthew. 2010. "What is Branding". Singapura: Roto Vision SA

Lankow, Ritchie, Crooks. 2014. "Infografis Kedasyatan Bercerita Visual". Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Nevid, Jeffrey S.. 2005. "Psikologi Abnormal, Edisi V jilid 1". Jakarta:Erlangga Ruslan, Rosady. 1997. "Kampanye Public Relations", Jakarta: PT Grasindo Persada

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. "Dasar-dasar Tata Rupa & Desain". Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Solomon & Elnora. 2003. "Strategi Pemasaran". Jakarta: Kelompok Gramedia

Venus, Antar. 2012. "Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi". Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Internet

_______. FBI: Kasus Paedofilia di Indonesia Tertinggi di Asia. (2014, Mei 18). Liputan Info Psikologi. (n.d.). Apa itu Pelecehan/ Kekerasan Seksual pada Anak dan Apa

Bentuk-Bentuknya. Retrieved from http://infopsikologi.com/apa-itu-bentuk-pelecehan-kekerasan-seksual-pada-anak-remaja/


(15)

91 Sinaga, Yuri A. (2014, Mei 4). Kak Seto: Pendidikan Seks sejak anak usia 2,5 tahun.

Antaranews Lainnya

_______. (2014). "Parenting: Bagaimana Mengajarkan Anak Usia 0-5 Tahun Berdaya

Mencegah Kekerasan Seksual". Indonesia: SEMAI Production

Franer, Josh. (2013). "My Body Belongs to Me". United States: Josh Franer, Brick Wall Management http://brickwallmgmt.com/, Jill Starishevsky

Pifania, Ruth (2014). "Edukasi Seks pada Anak". Indonesia: AYAHBUNDA magz production

Mini, Rose (2014). "Parenting Class - Pendidikan Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual Part2". Indonesia: drtiwitv production

Sukarno, Iman. 2014. "Perancangan Motion Graphic Ilustratif Mengenai Majapahit untuk Pemuda-Pemudi". jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/viscom/article/download/428/371 _______. (2014) "Parenting: Bagaimana Mengajarkan Anak Usia 5 - 7 Tahun Berdaya Mencegah Kekerasan Seksual". Indonesia: SEMAI Production


(1)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan indentifikasi masalah, sebagai berikut:

Bagaimana cara merancang kampanye untuk mengajak orang tua berperan aktif dalam memberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual melalui media visual kepada anak usia 4-6 tahun?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

Menginformasikan dan mengajak orang tua untuk mengajarkan anak tentang pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data Berikut adalah teknik pengumpulan data: 1. Observasi

Observasi aktif dilakukan dengan mengamati perilaku anak usia dini di lingkungan sekolah PAUD Metode observasi secara langsung bertujuan agar penulis dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diajarkan kepada anak mengenai kebiasaan yang dapat memicu kekerasan seksual.

2. Wawancara

Untuk memperkuat data, dilakukan wawancara mendalam terhadap ahli psikolog Perkembangan Anak dan Guru PAUD agar data yang didapat, diperoleh secara jelas, dapat digunakan untuk membandingkan dari hasil penelitian studi pustaka dan wawancara.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 4

4. Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan adalah sebanyak 90 buah. Kuesioner disebarkan kepada orang tua murid untuk mengetahui pandangan orang tua dan bagaimana melakukan kampanye yang tepat sasaran. Kuesioner berupa campuran dari kuesioner terbuka dan tertutup (kuesioner memiliki pilihan dan membuka kesempatan responden untuk mengungkapkan pendapatnya). Kuesioner dibagikan ke 6 TK atau PAUD yang tersebar di Kota Bandung.


(3)

1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

Banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana cara merancang kampanye untuk mengajak orang tua berperan aktif dalam memberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual melalui media visual kepada anak usia 4-6 tahun?

Tujuan Perancangan

Menginformasikan dan mengajak orang tua untuk mengajarkan anak tentang pendidikan pencegahan kekerasan seksual sehingga anak dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual.

Target Primer:

Ibu usia 28-35 tahun yang mempunyai anak 4-6 tahun

Target sekunder: Anak usia 4-6 tahun

Konsep Media

Awareness: Ambient Media & Flyer Informing : Motion Graphic, Buku Pedoman, Spanduk, Banner, Seragam Panita, Name Tag Reminding: Pin, Maskot, CD Fakta Penunjang Wawancara Studi Literatur Kuesioner Observasi Teori Penunjang

Kampanye, Logo, Teori Warna, Motion Graphic,

Infografis Psikologi Perkembangan Anak, Kekerasan pada Anak

Konsep Komunikasi

Kampanye dalam bentuk Roadshow di 6 wilayah kota Bandung yang dibagi dalam:

Sesi I: cerita yang disampaikan pendongeng Sesi II: sosialisasi yang dibawakan oleh

psikolog

Konsep Kreatif

Kampanye yang dikemas dalam visual ilustrasi Indonesia

Kenali tubuhmu &

ada bagian yang pribadi

Ada rahasia yang baik

& buruk

Disaat ada yang mau

jahat, teriak & lari ke tempat ramai

Entah senang atau

sedih selalu cerita ke orang tua


(4)

Universitas Kristen Maranatha 89

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

KADE sebagai Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Bandung merupakan upaya mengurangi tingginya tingkat kekerasan seksual pada anak di Indonesia dengan meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya mengajarkan anak untuk melindungi diri dari kekerasan seksual. Adapun solusi dari kampanye ini adalah menciptakan roadshow di enam wilayah kota Bandung. Salah satunya ialah menginformasikan tentang banyaknya kasus kekerasan seksual melalui beberapa media awareness.. Melalui konsep kampanye KADE yaitu, Kenali tubuhmu dan ada bagian yang pribadi, Ada rahasia yang baik dan buruk, Disaat ada yang jahat, teriak dan lari ke tempat ramai dan Entah senang atau sedih selalu cerita ke orang tua. Media Informing utama yang digunakan adalah motion

graphic dan infografis berupa buku pedoman. Pendidikan mengenai bagaimana

mencegah kekerasan seksual disampaikan melalui sesi sosialisasi pada orang tua yang dibawakan oleh psikolog dan untuk sesi anak-anak dibawakan oleh pendongeng sehingga acara berjalan secara interaktif dilengkapi dengan reminding pembagian pin dan CD

5.2 Saran

Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual untuk anak usia 4-6 tahun perlu dilaksanakan tidak hanya di kota Bandung, namun secara menyeluruh terutama kota besar. Dengan pengembangan konsep seperti mendalami budaya setempat, kampanye dapat lebih berhasil mencapai sasaran target, contohnya menggunakan cerita rakyat. Banyak pengembangan media yang dapat dibuat untuk mendukung kampanye.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

B. Hurlock, Elizabeth. 1980. "Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan". Jakarta:Erlangga

Chomaria, Nurul. 2014. "Pelecehan Anak, Kenali dan Tangani!" Solo: Tinta Medina

Crain, William. 2007. "Teori Perkembangan:Konsep dan Aplikasi". Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Darmaprawira, Sulasmi W. A.. 2002. "Warna, Teori dann Kreativitas Penggunaannya ed.Ke-2". Bandung: ITB

DeVito, Joseph A. 2008. "Komunikasi Antar Manusia". Jakarta: Professional Books.

Dobson, James C. 1982. "dr.Dobson Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Anda Mengenai Masalah Membesarkan Anak". Bandung : Yayasan Kalam Hidup

Faried, mitakh & Hartono, Soesanti H. 2014. "Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3". Jakarta: PT Gramedia

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Y. Singgih D. 1991. "Psikologi Praktis: Anak dan Remaja". Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia

Healay, Matthew. 2010. "What is Branding". Singapura: Roto Vision SA

Lankow, Ritchie, Crooks. 2014. "Infografis Kedasyatan Bercerita Visual". Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Nevid, Jeffrey S.. 2005. "Psikologi Abnormal, Edisi V jilid 1". Jakarta:Erlangga Ruslan, Rosady. 1997. "Kampanye Public Relations", Jakarta: PT Grasindo Persada

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. "Dasar-dasar Tata Rupa & Desain". Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Solomon & Elnora. 2003. "Strategi Pemasaran". Jakarta: Kelompok Gramedia

Venus, Antar. 2012. "Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi". Bandung: Simbiosa Rekatama Media


(6)

91 Sinaga, Yuri A. (2014, Mei 4). Kak Seto: Pendidikan Seks sejak anak usia 2,5 tahun.

Antaranews Lainnya

_______. (2014). "Parenting: Bagaimana Mengajarkan Anak Usia 0-5 Tahun Berdaya Mencegah Kekerasan Seksual". Indonesia: SEMAI Production

Franer, Josh. (2013). "My Body Belongs to Me". United States: Josh Franer, Brick Wall Management http://brickwallmgmt.com/, Jill Starishevsky

Pifania, Ruth (2014). "Edukasi Seks pada Anak". Indonesia: AYAHBUNDA magz production

Mini, Rose (2014). "Parenting Class - Pendidikan Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual Part2". Indonesia: drtiwitv production

Sukarno, Iman. 2014. "Perancangan Motion Graphic Ilustratif Mengenai Majapahit untuk Pemuda-Pemudi". jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/viscom/article/download/428/371 _______. (2014) "Parenting: Bagaimana Mengajarkan Anak Usia 5 - 7 Tahun Berdaya Mencegah Kekerasan Seksual". Indonesia: SEMAI Production