GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA.

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D3 Keperawatan

Oleh Tika Marita

1008951

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

Oleh Tika Marita

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat memperoleh gelarAhli Madya Keperawatan pada Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

© Tika Marita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin


(3)

(4)

ABSTRAK

TIKA MARITA, Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Kelas XI SMA Yadika Cicalengka.

Pengetahuan akan HIV/AIDS itu sangat penting bagi remaja, pada tahun 2012 terdapat 6.315 kasus HIV/AIDS di Jawa Barat. Fenomena remaja yang terungkap belakangan ini dengan kenyataan ada remaja yang hamil diluar nikah, aborsi, prostitusi dan penyebaran video porno dan penggunaan obat-obatan terlarang. Sementara sarana tentang informasi kesehatan pada umumnya dan penyakit menular seksual khususnya HIV/AIDS dibeberapa sekolah menengah atas masih kurang , baik itu berupa bacaan mendidik maupun penyuluhan dari pihak-pihak yang terkait. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka. Jenis metode penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatiif, populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas XI SMA Yadika Cicalengka, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 120 orang, dan cara pengambilan sampel ini secara Cluster Random Sampling yang merupakan tehnik pengambilan sampel secara kelompok atau gugus. Hasil penelitian untuk pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS ini didapatkan bahwa yang paling banyak itu ada pada tingkat pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 38 responden atau 41%, kemudian pada tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 responden atau 33% dan pada tingkat pengetahuan kurang adalah sebanyak 24 responden atau 26%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapatkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka ini secara umum adalah cukup yaitu sebanyak 38 responden atau 41%. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, HIV/AIDS.


(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMAKASIH………... ii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………....... 6

A. Konsep Pengetahuan... 6

B. Konsep Remaja……... 11

C. Konsep HIV/AIDS…... 13

D. Kerangka Pemikiran... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

B. Desain Penelitian... 22

C. Metode Penelitian... 23

D. Definisi Operasional... 23

E. Instrumen Penelitian... 24 v


(6)

F. Proses Pengembangan Instrumen……….. 25

G. Teknik Pengumpulan Data... 29

H. Analisis Data... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37

A. Kesimpulan... 37

B. Saran... 37

DAFTAR PUSTAKA... 39 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan Juni 2012, kasus HIV/AIDS tersebar di 378 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV/AIDS adalah Provinsi Bali (1987), sedangkan yang terakhir melaporkan adanya kasus HIV (2011) adalah Provinsi Sulawesi Barat (Kemenkes RI, 2012).

Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859 kasus, tahun 2006 (7.195 kasus), tahun 2007 (6.048 kasus), tahun 2008 (10.362 kasus), tahun 2009 (9.793 kasus), tahun 2010 (21.591 kasus), tahun 2011 (21.031 kasus), Januari-Juni 2012 (10.138 kasus). Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan juni 2012 sebanyak (9.883) kasus.

Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (21.030 kasus), diikuti jawa Timur (11.282 kasus), Papua (8.611 kasus), Jawa Barat (6.315 kasus dan Sumatera Utara (5.629 kasus) (Kemenkes RI, 2012).

Di Jawa Barat, Bandung menjadi kota terbanyak kasus AIDS dengan angka kematian yang tinggi pula. Dari 1424 kasus AIDS, 157 orang dilaporkan meninggal. Angka itu disusul oleh kabupaten Bekasi dengan jumlah kasus 560 dan meninggal 129 orang pada pada urutan kedua. Urutan ketiga adalah kota Bogor dengan jumlah kasus 251 dan korban meninggal 28 orang, dilanjutkan dengan kota Sukabumi dan kabupaten Subang

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini dapat menginfeksi manusia dan memperbanyak diri dalam sel manusia. Virus HIV menyerang butiran-butiran darah putih tertentu, yang penting untuk kekebalan tubuh. Akibatnya, kekebalan tubuh seseorang itu menurun. Virus adalah jasad renik yang sangat kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron (Pribadi, 2012).


(8)

2

HIV menyebabkan penyakit AIDS, singkatan Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired berarti penyakit itu didapat, bukan karena keturunan. Immune

terkait dengan kekebalan tubuh. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome adalah kumpulan gejala. Jadi, AIDS adalah kumpulan tanda dan gejala akibat menurun dan melemahnya kekebalan tubuh yang didapatkan karena infeksi HIV (Pribadi, 2012).

Sekali orang terinfeksi HIV, seumur hidup ia berada dalam keadaan

terinfeksi dan disebut “Orang dengan HIV/AIDS” (ODHA). Ia mudah tekena

penyakit infeksi lain, sehingga dapat menyebabkan kematian (Pribadi, 2012). Selain disebabkan oleh perilaku seksual, HIV/AIDS bisa disebabkan oleh penggunaan narkoba suntik. Kemungkinan terjadinya peningkatan kejadian HIV/AIDS, khususnya pada remaja merupakan suatu ancaman sekaligus tantangan karena semakin banyaknya pengguna narkoba usia remaja. Di Indonesia, jumlah pengguna narkoba sekitar 35% adalah siswa SMA dan 30% siswa SMP. Kondisi ini juga berhubungan dengan jumlah penderita HIV/AIDS sekitar 80% adalah remaja usia 18-28 tahun (Rahayuwati, 2009).

Fenomena remaja yang terungkap belakangan ini dengan kenyataan ada remaja yang hamil diluar nikah, aborsi, prostitusi dan penyebaran video porno dan penggunaan obat-obatan terlarang. Sementara sarana tentang informasi kesehatan pada umumnya dan penyakit menular seksual khususnya HIV/AIDS dibeberapa sekolah menengah atas masih kurang , baik itu berupa bacaan mendidik maupun penyuluhan dari pihak-pihak yang terkait (Hasanudin, 2008).

Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) dengan jumlah terbesar mengidap HIV/AIDS. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode pubertas dan diiringi dengan perkembangan seksual, remaja juga mengalami perubahan yang mencakup perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap masalah perilaku berisiko dalam penularan HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004).

Kondisi tersebut diatas mungkin dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan


(9)

3

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Yadika Cicalengka yang dilakukan kepada 10 siswa dengan instrumen tanya jawab, terdapat 4 siswa yang belum mengerti tentang apa itu HIV/AIDS. Sedangkan 6 siswa sudah mengenal tentang HIV/AIDS tetapi belum mengetahui secara keseluruhan apa itu HIV/AIDS..

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS

di Kelas XI SMA Yadika Cicalengka.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai oleh perubahan fisik,emosi dan psikis. Dalam perubahan itu remaja menjadi labil, sehingga mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang postif ataupun negatif.

Termasuk juga pengetahuan tentang HIV/AIDS, yang saat ini semakin meluas dikalangan remaja, khususnya di Indonesia.

Hal tersebut karena mereka tidak menghiraukan bagaimana pentingnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, pengetahuan ini penting untuk para remaja ketahui, khusunya para remaja yang duduk dibangku SMA. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada kelas

XI jurusan IPA di SMA Yadika Cicalengka.

2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada kelas XI jurusan IPS di SMA Yadika Cicalengka.


(10)

4

C. Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu keperawatan dan dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang HIV/AIDS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mencegah peningkatan HIV/AIDS di kalangan remaja melalui berbagai macam pelatihan kepada orang-orang yang akan terlibat dalam penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan langsung ke masyarakat mengenai HIV/AIDS.

b. Bagi Petugas Kesehatan (Perawat)

Dapat memberikan suatu informasi tentang pengetahuan para remaja mengenai HIV/AIDS.

c. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemberian pendidikan kesehatan dan bimbingan konseling bagi para siswa di sekolahnya.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan melakukan penelitian yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akademis.

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah

Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:


(11)

5

BAB I PENDAHULUAN. Merupakan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi karya tulis ilmiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Merupakan landasan teori yang digunakan dalam analisis temuan dilapangan dan kerangka pemikiran penelitian.S

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian dan proses pengembangan instrument.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.


(12)

BAB III

METODE` PENELITIAN

Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitan yang meliputi:

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2007). Lokasi penelitian yang akan diambil adalah remaja kelas XI di SMA Yadika Cicalengka, terletak di jl.H.Darham no 122 Cicalengka Kabupaten Bandung yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi penelitian adalah sekumpulan orang/subjek dan objek yang diamati dan memiliki kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah remaja kelas XI di SMA Yadika Cicalengka yang berjumlah 120 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2007). Dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh remaja kelas XI di SMA Yadika Cicalengka.

untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus sederhana yaitu :

=

N

1+N(d2)

Keterangan :

N : Besarnya populasi (orang) n : besarnya sampel


(13)

22

Rumus :

n = N = 120 = 120

1+N (d²) 1+120 (0,05²) 1+120 (0,0025)

120 = 120 = 92.3 orang = 92 orang 1+0,3 1,3

Cara pengambilan sampel ini secara simple random sampling pada prinsipnya pengambilan sampel ini secara acak sederhana adalah apabila besarnya sampel yang diinginkan satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-beda. Ada dua cara tehnik pengambilan sampel dengan cara acak sederhana yaitu dengan mengundi anggota populasi atau tehnik undian. Dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka random. Tehnik simple random hanya boleh dilakukan apabila populasinya homogen (Riyanto 2011).

n1 =

N1

N

X n

Keterangan:

N = Total populasi

N1= Total sub populasi stratum ke-1 n = Total sampel

n1 = Total sampel stratum ke-1

Jumlah siswa kelas XI IPA 1: 40 orang , kelas XI IPS 1 : 40 orang, kelas XI IPS 2 : 40

Untuk kelas IPA1 dan IPS 1, IPS 2 :

1 = �1

� � = 40


(14)

23

B. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimen, yaitu dengan penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. Dengan kata lain penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini. Penelitian deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi kemunculan sesuatu, dan mengkategorikan informasi. Penelitian deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel.

Pada penelitian ini akan mengukur sejauh mana pengetahuan remaja kelas XI tentang pengetahuan HIV/AIDS di SMA Yadika Cicalengka.

C. Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2007).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena


(15)

24

(Notoatmodjo, 2007), definisi operasional meliputi variabel, definisi oprasional, cara ukur, alat ukur, hasil ukur dan skala ukur.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Oprasional

Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1 Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS Kemampuan siswa kelas XI untuk menjawab kuesioner tentang kumpulan penyebab, gejala, cara penularan, penanganan, dan pencegahan HIV/AIDS.

Kuesioner Baik : Jika presentase jawaban responden 76-100%. Cukup : Jika presentasi jawaban responden 56-75%. Kurang : Jika presentase jawaban responden < 56% . (Arikunto, 2006).

Ordinal

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data, instrumen ini dapat berupa kuisioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan dan sebagainya. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, dimana


(16)

25

peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek dan subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2007). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan pilihan ganda, responden memilih jawaban yang telah disiapkan yang dianggap benar dengan diberi tanda silang.

Kuesioner dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti sendiri dengan menggunakan skala Guttman, yaitu apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0.

Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitas. Uji coba dimaksudkan untuk mendapat instrument yang benar-benar valid dan reliabel. Uji validitas dan realibilitas dilakukan di SMK Yadika Cicalengka karena dengan alasan SMK Yadika Cicalengka masih berada dalam ruang lingkup lingkungan yang sama dengan tempat penelitian SMA Yadika Cicalengka. Jumlah responden nya terdiri dari 20 orang siswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Uji validitas menggunakan teknik korelasi

moment product pearson (Sugiyono, 2007), sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alphakronbach (Arikunto, 2006).

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi sebaliknya instrumen kurang valid atau tidak sahih berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2006). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan jika nilai rhitung > rtabel. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto,2006).


(17)

26

��

=

(

�� − �

)

��

Keterangan

r

bis

i

: koefisien biseral soal no i

X1 : rata-rata skor total yang dijawab benar soal nomor i Xt : rata-rata skor total semua responden

P1 : proporsi jawaban yang benar untuk butir soak nomor i Q1 : proporsi jawaban yang salah untuk butir soak nomor i St : standar deviasi skor total semua responden, dengan rumus

St =

∑(�−�² Keputusan uji :

Bila, hitung (r pearson) ≥ ᵣ tabel : artinya pertanyaan tersebut valid Bila, hitung (r pearson) ≤ ᵣ tabel: artinya pertanyaan tersebut tidak valid

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada 20 responden remaja kelas XI di SMK Yadika Cicalengka sebanyak 25 pernyataan.

b. Setelah penyebaran angket dan mendapatkan hasil pengisian angket tersebut, lalu angket tersebut diproses dengan sistem komputer untuk dilakukan uji validitas. Item pertanyaan untuk variabel gambaran pengetahuan remaja kelas


(18)

27

XI tentang HIV/AIDS di SMA Yadika Cicalengka memiliki nilai koefisien

validitas dengan titik kritis corrected item totak correlation ≥ 0,444 dapat

dinyatakan valid dan untuk item pertanyaan yang memiliki nilai koefisien validitas dengan titik kritis corrected item total correlation < 0,444 dinyatakan tidak valid. (Arikunto,2006).

c. Hasil yang dinyatakan valid dari 25 pertanyaan yaitu sebanyak 21 pertanyaan diantaranya nomor item 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,15,,18,19,20,21,23,24,25. d. Hasil yang dinyatakan tidak valid sebanyak tiga pertanyaan yaitu pada nomor

item 14, 16, 17 dan 22.

e. Hasil akhir, item pertanyaan yang digunakan pada kuisioner untuk penelitian sebanyak 21 pertanyaan. Terdiri atas 21 pertanyaan yang valid dan untuk pertanyaan tidak valid dibuang soal nomor 14, 16, 17 dan 22.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kalipundiambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto,2006). Ada cara atau alat pengukuran yang dipakai untuk melihat reliabilitas dalam mengumpulkan data yaitu stabilitas yaitu mempunyai kesamaan bila dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda, ekuivalen : pengukuran memberikan hasil yang sama pada kejadian yang sama, homogenitas (kesamaan) instrumen yang dipergunakan harus mempunyai isi yang sama (Nursalam, 2003). Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah membandingkan nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah

‘Alpha’. Bila r Alpha lebih besar dari konstanya (0,60), maka pertanyaan tersebut reliabel ( riyanto, 2011).

Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien reabilitas yaitu :


(19)

28

11=

�−1

1

∑σ2b

σ t2 Keterangan :

�11 : Reliabilitas instrumen

� : Banyaknya butir pertanyaan ∑σ2b : Jumlah varians butir

σ t2 : Varians total Keputusan uji :

Bila nilai Cronbach’s alpha lebih e konstanta (0,60) maka pertanyaan reliabel.

Hasil perhitungan dengan Alpha Cronbach dinyatakan reliabel jika α >

0.60, Menurut hasil uji reliabilitas yang dilakukan kepada 20 responden yang bertempat di SMK Yadika Cicalengka, dari hasil perhitungan didapatkan r= 0,903, karena nilai α > 0.60 maka dinyatakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel.

Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa item pernyataan tentang pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS reliabel.

G. Teknik pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket kepada siswa kelas XI SMA Yadika Cicalengka, kemudian menjelaskan cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi lembar kuesioner dan lembar kuesioner di ambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang telah disediakan melalui pengisian kuesioner oleh para responden tentang pengetahuan HIV/AIDS.


(20)

29

H. Analisa data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan mengambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel dan grafis (Nursalam, 2003), salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisa deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori.

Data di olah menggunakan Anilisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007) data diubah dalam bentuk presentase kemudian data tersebut diubah ke data kualitatif berupa kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Menurut (Arikunto 2006) adalah:

1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100%. 2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75%. 3. Kategori kurang, yaitu jika menjawab benar <56%.

Setelah masing-masing responden mendapatkan kategorinya kemudian dihitung jumlah responden pada masing-masing kategori tingkat pengetahuan dan kemudiaan dipresentasikan dengan rumus, adapun rumus untuk mengetahui skor presentase (Arikunto, 2006) sebagai berikut :

P = X/N x 100%

Keterangan :

P : Presentase

X : Jumlah Jawaban yang Benar N : Jumlah seluruh item soal

Selanjutnya data tersebut diinterpretasikan untuk menggambarkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka.


(21)

30

Setelah diperhitungkan melalui item diatas, maka peneliti melakukan interpretasi dari jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat tahun 1990 (Suhartini, 2007). Adapun interpretasi datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Data dengan kategori aturan koentjaraningrat

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir separuhnya

50% Separuhnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Hampir seluruhnya


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang Gambaran Pengetahuan Remaja kelas XI di SMA Yadika Cicalengka Tentang HIV/AIDS disimpulkan bahwa:

1. tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka yang dalam kategori baik sebanyak 31 responden atau 33%.

2. tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka yang dalam kategori cukup sebanyak 38 responden atau 41%.

3. tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika Cicalengka yang dalam kategori kurang sebanyak 24 responden atau 26%.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa kelas XI SMA Yadika cicalengka adalah 38 responden atau 41% berpengetahuan cukup. Dan menurut kategori aturan koentjaraningrat adalah hampir separuhnya.

B. SARAN

Berbagai keterbatasan dan kekurangan selama berjalannya penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi Responden

Diharapkan para remaja lebih aktif dalam mencari informasi dari berbagai media yang ada, sehingga para remaja memiliki wawasan dan pemahaman yang tinggi tentang HIV/AIDS agar terhindar dari resiko-resiko terjadinya HIV/AIDS. 2. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mencegah peningkatan HIV/AIDS di kalangan remaja melalui berbagai macam pelatihan kepada orang-orang yang akan terlibat dalam penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan langsung ke masyarakat mengenai HIV/AIDS.


(23)

37

3. Bagi Petugas Kesehatan (Perawat)

Dapat memberikan suatu informasi tentang pengetahuan para remaja mengenai HIV/AIDS.

4. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemberian pendidikan kesehatan dan bimbingan konseling bagi para siswa di sekolahnya.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan melakukan penelitian yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akademis.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2009). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasanudin. (2008). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keluarga dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMAN 5 Palu dalam Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 4, Mei 2008. Sulawesi.

Kementrian Kesehatan RI. (2012). Laporan Perkembangan HIV/AIDS triwulan II. Jakarta : Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Madyan , A.S. (2009). Aids Dalam Islam: Krisis Moral atau Krisis Kemanusiaan.

Bandung: PT Mizan Pustaka.

Notoatmodjo, S, DR. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Asdi Mahasatya .

Notoatmodjo, S, DR. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, DR. (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, & Pariani, Siti. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Pribadi, Harlina. (2012). Menangkal Narkoba HIVdan AIDS serta Kekerasan pada Remaja. Jakarta: Rosda.

Rahayuwati, Laili. (2009). Pengetahuan dan Sikap Mengenai Hubungan Penggunaan Narkoba dengan Angka Kejadian Infeksi HIV/AIDS, Bandung, FK IKUPB. Skripsi.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.


(25)

Santrock, J.W. (2003). Adolescene perkembangan remaja. (Shinto B. Adelar & Sherly Saragih, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Smeltzer, S. C. (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & Suddarth. (Agung Waluyo, Penerjemah). Ed.8. Jakarta: EGC.

Soekanto, Soerjono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soetjiningsih, S.W. (2006). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto

Sudoyo, et al. (2006). Buku ajar: ilmu penyakit dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

Sulaeman, Dadang. (1995). Psikologi Remaja Dimensi-Dimensi Perkembangan.

Bandung: CV. Mandar Maju.

Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. (2008). Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu. Jakarta: CV. Usaha Makmur.

Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Yuliantini, Herlia. (2012). Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja

Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA ”X” di Jakarta Timur. Jakarta FIK UI. Skripsi.


(1)

Tika Marita, 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

H. Analisa data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan mengambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel dan grafis (Nursalam, 2003), salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisa deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori.

Data di olah menggunakan Anilisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007) data diubah dalam bentuk presentase kemudian data tersebut diubah ke data kualitatif berupa kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Menurut (Arikunto 2006) adalah:

1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100%.

2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75%.

3. Kategori kurang, yaitu jika menjawab benar <56%.

Setelah masing-masing responden mendapatkan kategorinya kemudian dihitung jumlah responden pada masing-masing kategori tingkat pengetahuan dan kemudiaan dipresentasikan dengan rumus, adapun rumus untuk mengetahui skor presentase (Arikunto, 2006) sebagai berikut :

P = X/N x 100%

Keterangan :

P : Presentase

X : Jumlah Jawaban yang Benar

N : Jumlah seluruh item soal

Selanjutnya data tersebut diinterpretasikan untuk menggambarkan


(2)

30

Setelah diperhitungkan melalui item diatas, maka peneliti melakukan interpretasi dari jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat tahun 1990 (Suhartini, 2007). Adapun interpretasi datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Data dengan kategori aturan koentjaraningrat

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir separuhnya

50% Separuhnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Hampir seluruhnya


(3)

36

Tika Marita, 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang Gambaran Pengetahuan Remaja kelas XI di SMA Yadika Cicalengka Tentang HIV/AIDS disimpulkan bahwa:

1. tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika

Cicalengka yang dalam kategori baik sebanyak 31 responden atau 33%.

2. tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika

Cicalengka yang dalam kategori cukup sebanyak 38 responden atau 41%.

3. tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI SMA Yadika

Cicalengka yang dalam kategori kurang sebanyak 24 responden atau 26%.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa kelas XI SMA Yadika cicalengka adalah 38 responden atau 41% berpengetahuan cukup. Dan menurut kategori aturan koentjaraningrat adalah hampir separuhnya.

B. SARAN

Berbagai keterbatasan dan kekurangan selama berjalannya penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi Responden

Diharapkan para remaja lebih aktif dalam mencari informasi dari berbagai media yang ada, sehingga para remaja memiliki wawasan dan pemahaman yang tinggi tentang HIV/AIDS agar terhindar dari resiko-resiko terjadinya HIV/AIDS. 2. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mencegah peningkatan HIV/AIDS di kalangan remaja melalui berbagai macam pelatihan kepada orang-orang yang akan terlibat dalam penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan langsung ke masyarakat mengenai HIV/AIDS.


(4)

37

3. Bagi Petugas Kesehatan (Perawat)

Dapat memberikan suatu informasi tentang pengetahuan para remaja mengenai HIV/AIDS.

4. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemberian pendidikan kesehatan dan bimbingan konseling bagi para siswa di sekolahnya.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan melakukan penelitian yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akademis.


(5)

Tika Marita, 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2009). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasanudin. (2008). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Keluarga dengan Upaya

Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMAN 5 Palu dalam Jurnal Ilmu

Kesehatan Vol. 1, No. 4, Mei 2008. Sulawesi.

Kementrian Kesehatan RI. (2012). Laporan Perkembangan HIV/AIDS triwulan II. Jakarta : Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Madyan , A.S. (2009). Aids Dalam Islam: Krisis Moral atau Krisis Kemanusiaan.

Bandung: PT Mizan Pustaka.

Notoatmodjo, S, DR. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Asdi Mahasatya .

Notoatmodjo, S, DR. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, DR. (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, & Pariani, Siti. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Pribadi, Harlina. (2012). Menangkal Narkoba HIVdan AIDS serta Kekerasan pada Remaja. Jakarta: Rosda.

Rahayuwati, Laili. (2009). Pengetahuan dan Sikap Mengenai Hubungan Penggunaan Narkoba dengan Angka Kejadian Infeksi HIV/AIDS, Bandung, FK IKUPB. Skripsi.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.


(6)

Santrock, J.W. (2003). Adolescene perkembangan remaja. (Shinto B. Adelar & Sherly Saragih, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Smeltzer, S. C. (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & Suddarth. (Agung Waluyo, Penerjemah). Ed.8. Jakarta: EGC.

Soekanto, Soerjono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soetjiningsih, S.W. (2006). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.

Jakarta: CV. Sagung Seto

Sudoyo, et al. (2006). Buku ajar: ilmu penyakit dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

Sulaeman, Dadang. (1995). Psikologi Remaja Dimensi-Dimensi Perkembangan.

Bandung: CV. Mandar Maju.

Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. (2008). Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu. Jakarta: CV. Usaha Makmur.

Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Yuliantini, Herlia. (2012). Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja

Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA ”X” di Jakarta Timur.