UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek.

(1)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1665/UN.40.2.3/PL/2013 UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh Ida Rosita

0906154

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Oleh Ida Rosita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengengetahuan Sosial

© Ida Rosita 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu IDA ROSITA

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd NIP.19560902 198703 2 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd NIP.19770602 200312 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP.19570408 198403 1 003


(4)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Ida Rosita

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari observasi peneliti di kelas XI IPA 2. Peneliti menemukan bahwa siswa mempunyai potensi yang cukup baik untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya namun kemampuan yang sudah dimiliki tersebut tidak sejalan dengan perolehan hasil belajar yang rendah. Padahal seharusnya kemampuan yang dimiliki siswa tersebut berbanding lurus dengan perolehan hasil belajarnya. Hal tersebut terjadi karena selama ini pembelajaran yang dilakukan di sekolah selalu menekankan pada pembelajaran

yang bersifat “ordinary memory” atau sekedar hafalan saja, sedangkan

pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan “intellegent

memory” jarang diterima siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan desain model Kemmis dan Taggart sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Problem Based Instruction. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, tes, kuesioner, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode Problem Based Instruction. Jika metode Problem Based Instruction dikembangkan secara berkelanjutan, hasil belajar siswa yang menggambarkan kemampuan “intellegent memory” akan terus meningkat, sehingga di dalam proses pembelajaran guru tidak lagi menekankan siswa pada pembelajaran yang bersifat ordinary memory namun guru harus mengembangkan pembelajaran


(5)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENERAPAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Ida Rosita

ABSTRACT

This study is started since the researcher conducted an observation in class XI IPA 2. The researcher found out that students have enough potential to develop their thinking ability; however, that ability was not in line with the learning outcomes whereas the first is supposed to be in line with the latter. This resulted from the learning practices in the school which always put more emphasis on “ordinary memory” learning while another type of learning which emphasizes the development of “intelligent memory” ability was seldom used. Accordingly, the researcher conducted classroom action research with Kemmis and Taggart model design as an attempt to fix the learning process, especially to improve students’ learning outcomes through the use of Problem Based Instruction method. Data collection technique which was employed in this research is observation, test, and field notes. According to the result, it was found out that students’ learning outcomes can be improved by using Problem Based Instruction method. If the method is developed continuously, students’ learning outcomes which describe “intelligent memory” ability will be improved, so that teachers will not emphasize “ordinary memory” learning anymore in the learning process but they should develop “intelligent memory” learning.


(6)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Belajar dan Pembelajaran ... 11

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 12

3. Belajar dan Pembelajaran Sejarah ... 14

B. Metode Problem Based Instruction ... 16

C. Metode Problem Based Instruction dalam Pembelajaran Sejarah ... 23

D. Hasil Belajar ... ... 25

1. Aspek Kognitif ... 26

2. Aspek Psikomotor ... 28

3. Aspek Afektif ... 29

E. Kaitan Metode Problem Based Instruction dengan Hasil Belajar Siswa .... 30

BAB III METODOE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 36

C. Desain Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional ... 41

1. Metode Problem Based Instruction ... 41

2. Hasil Belajar ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48


(7)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Tes ... 48

3. Kuesioner ... 49

F. Instrumen Penelitian ... 50

1. Lembar Pedoman Observasi ... 50

2. Tes Hasil Belajar Kognitif ... 51

3. Lembar Kesan Siswa ... 52

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53

1. Teknik Pengolahan Data ... 53

2. Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Temuan Hasil Penelitian ... 57

1. Karakteristik Siswa Kelas XI IPA 2 ... 57

2. Kondisi Pembelajaran Sebelum Diterapkan Metode Problem Based Instruction ... 58

3. Persiapan Penerapan Metode Problem Based Instruction ... 62

4. Deskripsi Tindakan Siklus 1 ... 62

5. Deskripsi Tindakan Siklus 2 ... 70

6. Deskripsi Tindakan Siklus 3 ... 77

7. Deskripsi Tindakan Siklus 4 ... 81

B. Pembahasan ... 84

1. Merencanakan Pembelajaran Sejarah yang Efektif ... 84

2. Pelaksanaan Metode Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar ... 88

3. Efektivitas Pengembangan Metode Problem Based Instruction dalam Meningkatkan Hasil Belajar ... 92

4. Kendala yang Dihadapi dalam Menerapkan Metode Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 134

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 138


(8)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Langkah Pelaksanaan Metode Problem Based Instruction ... ... 42

Tabel 3.2 Dimensi Proses Kognitif ... 44

Tabel 3.3 Kriteria Skor Perolehan Hasil Belajar Aspek Psikomotor ... 47

Tabel 3.4 Indikator Hasil Belajar Dimensi Psikomotor ... 51

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 53

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 61

Tabel 4.2 Daftar Anggota Kelompok ... 63

Tabel 4.3 Perbandingan Soal Tes Hasil Belajar yang Menekankan Pada Ordinary Memory dan Intellegent Memory ... 90

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif antara Pretest & Postest 1 ... 93

Tabel 4.5 Paired Samples Statistics antara Pretest & Postest 1 ... 94

Tabel 4.6 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 1 ... 96

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Postest 1 dan 2 ... 99

Tabel 4.8 Paired Samples Statistics Postest 1 dan 2 ... 100

Tabel 4.9 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 2 ... 103

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 104

Tabel 4.11 Paired Samples Statistics Aspek Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 104

Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif antara Siklus 2 dan 3 ... 108

Tabel 4.13 Paired Samples Statistics antara Siklus 2 dan 3 ... 109

Tabel 4.14 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 3 ... 111

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 2 dan 3 ... 112

Tabel 4.16 Paired Samples Statistics Aspek Psikomotor Siklus 2 dan 3 ... 112

Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Antara Siklus 3 dan 4 ... 116

Tabel 4.18 Paired Samples Statistics antara Siklus 3 dan 4 ... 117


(9)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus 3 dan 4 ... 120

Tabel 4.21 Paired Samples Statistics Aspek Psikomotor Siklus 3 dan 4 ... 121

Tabel 4.22 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siklus 1-4 ... 125

Tabel 4.23 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotor Siklus 1-4 ... 126

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan Taggart ... ... 38

Gambar 3.2 Lembar Kesan Siswa ... ... 52

Gambar 4.1 Siswa Sedang Membaca Buku Sumber ... ... 65

Gambar 4.2 Siswa Sedang Melakukan Presentasi ... 66

Gambar 4.3 Karikatur Peristiwa G 30 September/1965 ... ... 72

Gambar 4.4 Perbandingan Denah Tempat Duduk Siswa ... ... 73

Gambar 4.5 Kurva Uji t antara Pretest dan Postest 1 ... ... 95

Gambar 4.6 Kurva Uji t antara Postest 1 dan Postest 2 ... 102

Gambar 4.7 Kurva Uji t Hasil Belajar Psikomotor Siklus 1 dan 2 ... 105

Gambar 4.8 Kurva Uji t antara Postest 2 dan Postest 3 ... 110

Gambar 4.9 Kurva Uji t Hasil Belajar Psikomotor Siklus 2 dan 3 ... 113

Gambar 4.10 Kurva Uji t antara Postest 3 dan Postest 4 ... 118

Gambar 4.11 Kurva Uji t Hasil Belajar Psikomotor Siklus 3 dan 4 ... 122

Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Kognitif ... 125


(10)

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran Siklus 1 Lampiran 2 Lampiran Siklus 2 Lampiran 3 Lampiran Siklus 3 Lampiran 4 Lampiran Siklus 4 Lampiran 5 Surat Keterangan


(11)

1

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam rangkaian peristiwa sejarah, sejarah identik dengan konsep perubahan dimana konsep ini mengindikasikan bahwa segala hal yang ada didunia ini pasti mengalami perubahan. Begitupun dengan sejarah sistem pendidikan di Indonesia yang dalam proses perjalanannya selalu mengalami perubahan. Perubahan ini diciptakan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih berkualitas sehingga menghasilkan lulusan yang lebih baik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22-23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), ditetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum yang menuntut pembelajaran dilakukan secara konstruktivistik, student center dan kontekstual. Tuntutan ini berlaku untuk setiap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran sejarah.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan serta nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia maupun dunia dari masa lampau hingga kini. Mata pelajaran sejarah diadakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik guna membangun kesadaran tentang pentingnya peristiwa sejarah untuk dijadikan pelajaran agar kehidupan di masa mendatang menjadi lebih baik. Secara jelas dalam standar isi disebutkan bahwa mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1)Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; 2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan; 3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau; 4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik


(12)

2

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang; dan 5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional (Standar Isi, 2006: 187-188).

Lebih lanjut Hasan (2008: 3) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah berpotensi untuk;

1) Mengembangkan kemampuan berfikir; 2) Mengembangkan rasa ingin tahu; 3) Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif; 4) Mengembangkan sikap kepahlawanan dan kepemimpinan; 5) Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan; 6) Mengembangkan kepedulian sosial; 7) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi; dan 8) mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, mengemas dan mengkomunikasikan informasi.

Berdasarkan tujuan yang tercantum dalam standar isi dan pendapat yang dikemukakan oleh Hasan, hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran sejarah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan skill atau kemampuannya dalam berbagai aspek, sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya hakikat dari pembelajaran sejarah bukan hanya sekedar menghapal fakta dan konsep namun juga memahami bagaimana peristiwa tersebut terjadi dan membina peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas. Hasan (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/194403101967101-SAID_HAMID_HASAN/Makalah/Pembelajaran_Sejarah_Yang_Mencerdasakan. pdf, diunduh 03 Februari 2013) mengemukakan bahwa manusia cerdas mengandung makna bahwa ia berfikir cerdas, melakukan sesuatu pada waktu dan tindakan yang tepat, dan bersikap terhadap sesuatu secara cerdas. Di mana yang menjadi sumber dari kegiatan berfikir, melakukan dan bersikap tersebut terletak pada memori yang dimiliki oleh seseorang atau setiap individu. Gordon (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/194403101967101-SAID_HAMID_HASAN/Makalah/Pembelajaran_Sejarah_Yang_Mencerdasakan. pdf, diunduh 03 Februari 2013) dalam bukunya yang berjudul Intelligent Memory


(13)

3

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengemukakan bahwa memori manusia dibagi kedalam dua kategori yaitu memori biasa (ordinary memory) dan memori cerdas (intelligent memory).

Ordinary Memory merupakan memori yang menyimpan fakta-fakta dan mengingat sebuah nama atau tanggal. Sedangkan Intelligent Memory menyimpan kemampuan berfikir cerdas dan kritis. Melalui mata pelajaran sejarah diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkan Intelligent Memory-nya sehingga bukan hanya sekedar mengetahui fakta-fakta ataupun tanggal dari sebuah peristiwa namun juga memahami peristiwa tersebut dan menjadikannya pelajaran untuk kehidupan di masa mendatang agar proses pembelajaran yang dilakukan bermakna bagi peserta didik. Menciptakan kondisi ideal untuk mencapai tujuan bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih dalam pembelajaran sejarah yang sarat dengan fakta dan konsep yang membutuhkan penalaran dan daya analisis yang kuat. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan.

Saat ini, pembelajaran sejarah lebih mengarah pada pengembangan ordinary memory. Pembelajaran sejarah didominasi oleh kenyataan bahwa peserta didik diharuskan menghafal fakta sejarah, nama-nama konsep ataupun tanggal dari sebuah peristiwa. Hal ini tidak terlepas dari pengembangan pendidikan terutama kurikulum di Indonesia yang diwarnai oleh dua pandangan yang dominan. Sebagaimana yang dikemukakan Hasan (2008: 6) bahwa pertama, pendidikan Indonesia didominasi oleh pandangan filosofis esensialisme dan perenialisme. Dan kedua, pendidikan di Indonesia diwarnai oleh pandangan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai sains dan teknologi. Di antara kedua pandangan tersebut, pandangan yang kedua menyebabkan para pelaksana pendidikan khususnya guru lebih menekankan tingkat pecapaian hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif saja yang berupa hapalan dan ingatan sehingga peserta didik hanya dituntut untuk mengetahui sesuatu tanpa diajak untuk memahaminya. Dengan kata lain pembelajaran sejarah selama ini lebih ditekankan pada orientasi target penguasaan materi saja tanpa melatih peserta


(14)

4

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

didik untuk memahami materi tersebut. Peserta didik hanya sekedar menghapal materi sehingga tingkat pemahamannya rendah dan biasanya peserta didik akan mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru.

Hal senada juga diungkapkan Nurhadi (Lestari, 2012: 3) bahwa pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi hanya mampu membuat peserta didik mengingat materi pelajaran dalam waktu yang relatif pendek, tetapi seringkali peserta didik tidak memahami dan mengetahui secara mendalam, pengetahuan yang didapat hanya bersifat hapalan yang menyebabkan anak mudah lupa, sehingga gagal dalam membekali anak untuk memecahkan masalah dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, apabila mengacu pada tujuan pembelajaran yang diharapkan, dapat dikatakan bahwa kenyataannya dilapangan tujuan tersebut belum tercapai. Berdasarkan hasil observasi selama melakukan praktik Program Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran sejarah belum teroptimalkan dengan baik. Hal tersebut didapatkan berdasarkan hasil wawancara. Peserta didik mengaku bahwa mereka hanya ingat mengenai tanggal dari sebuah peristiwa namun tidak memahami peristiwa tersebut secara utuh sehingga peserta didik mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah diberikan guru.

Temuan lain didapatkan berdasarkan hasil UTS tanggal 14 Maret 2013, ketika diberikan soal UTS yang menuntut tingkat pemahaman dan daya analisis dari 42 siswa hampir 80% nilai yang diperoleh dibawah 55. Ini membuktikan bahwa peserta didik masih terbiasa dengan hapalan bukan pemahaman sehingga ketika diberikan soal ujian yang menuntut pemahaman dan daya analisis, hal tersebut seolah merupakan sesuatu yang baru dan asing sehingga peserta didik tidak dapat menjawabnya dengan baik yang mengakibatkan hasil belajarnya pun tergolong kedalam kategori yang cukup rendah.

Hasil belajar yang selama ini diperoleh lebih kepada hasil belajar kognitif yang bersifat hapalan atau hanya pada tingkat ordinary memory sedangkan hasil belajar yang mengembangkan intelligent memory belum dikembangkan dengan


(15)

5

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

baik. Selain itu pada proses pembelajaran, hasil belajar afektif dan psikomotornya pun belum dikembangkan secara baik. Padahal kelas XI IPA 2 mempunyai potensi yang cukup besar untuk mengembangkan kemampuan berpikir, keterampilan beragumentasi, pemahaman, maupun afektifnya. Hal tersebut terlihat ketika peneliti masuk untuk pertama kalinya ke dalam kelas, antusiasme siswa terhadap pembelajaran sejarah sudah baik. Hal ini terlihat dari persiapan siswa ketika melaksanakan sosiodrama yang ditugaskan oleh guru mengenai detik-detik proklamasi. Ketika sosiodrama berlangsung, siswa memerankan tokoh-tokoh sejarah dengan baik mulai dari penghayatan sesuai dengan karakteristik tokoh yang diperankannya, penguasaan naskah drama, kostum, dan lain sebagainya.

Selain itu, ketika kelas tersebut diberikan sebuah studi kasus yang harus diselesaikan, siswa cukup aktif dalam proses pembelajaran. Siswa saling mengungkapkan argumentasi sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan dari sumber yang mereka miliki dan proses diskusi berjalan dengan cukup lancar, dari 42 siswa hampir 60% siswa aktif dalam proses pembelajaran. Argumentasi yang diungkapkan pun tidak asal-asalan namun berdasarkan sumber yang dimiliki meskipun mereka hanya menggunakan satu sumber yakni LKS yang dimiliki siswa saja. Suasana pembelajaran pun menjadi sangat menarik ketika masing-masing kelompok berusaha mengutarakan argumentasi dari kelompoknya dan tidak mau kalah oleh kelompok lain untuk menyelesaikan studi kasus tersebut, sehingga diakhir pembelajaran siswa mengatakan bahwa pembelajaran hari itu sangat berkesan dan bermakna bagi siswa.

Berdasarkan gambaran kondisi pembelajaran tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IPA 2 mempunyai potensi yang cukup baik dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya. Namun, selama ini kemampuan yang dimiliki siswa belum diasah secara optimal. Apabila hal tersebut dibiarkan, kemampuan siswa tidak dapat berkembang sehingga tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik dan proses pembelajaran pun tidak akan


(16)

6

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bermakna bagi siswa. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar dan kualitas lulusan peserta didik karena ketika kemampuan berpikir siswa tersebut tidak diasah dan dilatih, maka besar kemungkinannya siswa tidak dapat memahami materi yang sudah diberikan di dalam pembelajaran dan hasil belajar yang dicapainya pun akan rendah. Selain itu, siswa juga tidak akan mampu mengkaitkan berbagai materi yang sudah diberikan dengan materi selanjutnya yang mengakibatkan kemampuan analisisnya pun ikut tidak berkembang dan dapat menyebabkan lulusannya tidak akan mampu bersaing dengan kualitas lulusan negara lain, sehingga sangat disayangkan apabila potensi yang sudah mereka miliki tidak dikembangkan dengan baik dan tidak ada upaya perbaikan dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan belajar peserta didik, padahal pembelajaran sejarah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan intelligent memory-nya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran guna mencapai keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran sangatlah beragam, mulai dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, menyediakan sumber belajar yang mendukung, meningkatkan sarana dan prasarana hingga mengembangkan berbagai macam metode pembelajaran. Hal ini ditujukan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Namun, penggunaan cara yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran sangat mempengaruhi bagaimana hasil akhir yang akan diperoleh. Jika masalah yang terjadi di dalam kelas diibaratkan sebagai penyakit, maka untuk menyembuhkan penyakit tersebut harus digunakan obat yang tepat dan pemberian dosisnya pun harus disesuaikan dengan gejala yang timbul di dalam kelas. Penggunaan obat yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung lebih efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal.

Jika melihat karakteristik masalah yang timbul pada kelas XI IPA 2, untuk menyelesaikannya peneliti memilih untuk mengembangkan metode pembelajaran.


(17)

7

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengembangan metode pembelajaran dipilih karena, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama ini belum dapat mengoptimalkan potensi peserta didik untuk dapat berperan aktif secara utuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik masih terbiasa dengan pola pembelajaran yang bersifat hapalan dan hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat dan menghapalkannya. Hal ini berakibat peserta didik tidak mengetahui makna dari materi pelajaran yang mereka pelajari dan tidak memahaminya sehingga pencapaian hasil belajarnya menjadi rendah karena metode pembelajaran dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Maka metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran pun haruslah tepat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang sebuah peristiwa sejarah sehingga hasil belajar yang diperoleh pun akan baik karena hasil belajar yang baik dapat diperoleh jika peserta didik mengalami sendiri proses pembelajaran secara langsung. Maka dari itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat melatih peserta didik untuk berpikir dan dapat belajar secara mandiri agar kemampuannya dapat dikembangkan dengan baik sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan bukan hanya hasil belajar kognitif yang bersifat hapalan namun juga hasil belajar yang mengembangkan kemampuan intellegent memory serta berbagai keterampilan lainnya seperti keterampilan bertanya, memberikan argumentasi, kemampuan menjawab, dan sebagainya. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas XI IPA 2, peneliti bermaksud menerapkan metode Problem Based Instruction sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Metode Problem Based Instruction peneliti pilih karena metode ini dapat memusatkan perhatian peserta didik pada kegiatan pembelajaran sehingga tidak banyak kesempatan bagi peserta didik untuk berbuat gaduh yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran di kelas. Selain itu melalui metode ini pula, siswa dapat menggali informasi dari berbagai sumber dan menyelesaikan permasalahan/studi kasus. Peserta didik dituntut lebih banyak melakukan kegiatan


(18)

8

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

belajar dengan cara mengamati, mengidentifikasi, mengumpulkan sumber informasi, membuat kesimpulan, serta dapat mencari penyebab masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran. Munculnya suatu permasalahan dalam metode ini dapat memberikan stimulus kepada peserta didik untuk berpendapat dan berpikir kritis terhadap permasalahan konsep sejarah dengan bimbingan dari guru. Metode ini juga dapat melatih belajar secara mandiri sehingga intelligent memory dari peserta didik dapat dikembangkan dan pembelajaran secara konstruktivistik, student center serta kontekstual yang merupakan tuntutan dari KTSP dan tercantum dalam permendiknas dapat tercapai.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar yang benar-benar menggambarkan kemampuan analisis dan pemahaman siswa dengan mengambil judul “Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)”

B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan utama adalah mengenai

Bagaimana Penerapan Metode Problem Based Instruction untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa?”. Berdasarkan permasalahan utama tersebut, peneliti membatasi permasalahan menjadi beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran sejarah dengan menerapkan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?

2. Bagaimana melaksanakan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?


(19)

9

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana efektivitas dari pengembangan Metode Problem Based Instruction dalam meningkatkan hasil belajar siswa setelah metode tersebut diterapkan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan penerapan Metode Problem Based Instruction dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Untuk mengkaji pelaksanaan penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

3. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi efektivitas penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

4. Memaparkan upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan Metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi untuk hasil-hasil penelitian dalam kajian sejenis sehingga dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Namun secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk guru, siswa, peneliti, maupun sekolah.


(20)

10

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Dapat memberikan gambaran mengenai metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran sejarah.

 Memperbaiki proses pembelajaran khususnya di Kelas XI IPA 2, menambah wawasan dan keterampilan guru untuk menerapkan metode-metode yang efektif untuk pembelajaran.

2. Bagi Siswa

 Meningkatkan hasil belajar siswa yang benar-benar menggambarkan sejauh mana kemampuan analisis dan pemahaman materi dari siswa tersebut.  Melatih keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat, bertanya, dan

berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan siswa dapat dikembangkan dan teroptimalkan secara baik.

3. Bagi Peneliti

 Memberikan pengetahuan dasar sebagai pembelajaran agar mampu mengembangkan berbagai macam metode yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran ketika nanti mengajar di sekolah.

4. Bagi Sekolah

 Memberikan referensi dan gambaran untuk sekolah dalam mengembangkan berbagai macam metode yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut khususnya dalam pembelajaran sejarah.

 Memberikan referensi untuk guru agar dapat melakukan penelitian serupa guna memperbaiki proses pembelajaran dan kualitas lulusan peserta didik. E. Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana latar belakang yang diungkapkan peneliti tentang permasalahan yang akan diteliti. Bab ini juga terdiri dari tujuan penelitian, manfaat penelitian yang digunakan serta struktur organisasi penelitian yang digunakan peneliti sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah.


(21)

11

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan kajian pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkap oleh peneliti secara umum dari berbagai literatur yang didapatkan oleh peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan desain penelitian model Kemmis dan Taggart.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, diuraikan pembahasan hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.

BAB V KESIMPULAN

Dalam bab ini peneliti mengemukakan bagaimana kesimpulan atas permasalahan yang diungkap dalam penelitian.


(22)

35

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Rancaekek yang beralamat di Jalan Walini Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. SMA ini berdiri pada tahun 1983 dan awalnya merupakan filial (kelas jauh) dari SMA Negeri 1 Cicalengka. Saat ini SMA Negeri 1 Rancaekek menempati lahan seluas 15.650 m2 dengan fasilitas 27 ruang kelas, laboratorium Fisika dan Laboratorium Biologi secara terpisah, 1 ruang perpustakaan, mesjid, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, wc siswa dan guru, 1 ruang BK, 1 ruang olahraga, lapangan upacara, lapangan basket, dan lapangan volley.

Sekolah ini peneliti pilih sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini dalam mata pelajaran sejarah belum pernah dikembangkan proses pembelajaran melalui metode Problem Based Instruction sehingga metode ini dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Selain itu penelitian ini sesuai dengan misi sekolah di dalam bidang akademik yang salah satunya adalah melaksanakan KBM yang inovatif, kreatif serta efektif dan efisien karena tujuan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Negeri 1 Rancaekek ini tak lain adalah untuk memperbaiki kualitas dari pembelajaran dan mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa yang akan dijadikan subjek penelitian totalnya adalah 42 siswa dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas ini adalah karena ketika melakukan observasi, kelas ini mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan kelas yang lain. Siswa-siswa di kelas ini memiliki potensi yang cukup besar dalam pemahaman dan antusiasme terhadap pelajaran sejarah.


(23)

36

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Namun, selama ini kemampuan mereka belum digali secara optimal sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas ini dan berupaya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan kemampuan intelligent memory dari siswa dapat dikembangkan. B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian prosedur yang dilakukan oleh peneliti secara sistematis untuk melakukan penelitian. Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak lain adalah tujuan penelitian guna menjawab semua permasalahan dalam penelitian tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Hopkins (Hasan, 2011: 72) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, kualitas mengajar teman sejawat atau untuk menguji teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas. Masih di dalam sumber yang sama, pendapat lain mengenai penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh T. Raka Joni yang mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan.

Definisi lain dikemukakan oleh Robert Rapoport (Hopkins, 2011: 87) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi-situasi problematik dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi (bersama masyarakat) dalam kerangka etis yang disepakati antar satu sama lain. Lebih lanjut Dave Ebbut (Hopkins, 2011: 88) mengatakan bahwa


(24)

37

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian tindakan merupakan studi sistematis yang dilaksanakan oleh sekelompok partisipan untuk meningkatkan praktik pendidikan dengan tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan refleksi mereka terhadap pengaruh dari tindakan itu sendiri. Penelitian tindakan merupakan uji coba gagasan dalam bentuk praktik dengan harapan agar mampu mengembangkan atau mengubah sesuatu dan mencoba memberikan pengaruh nyata terhadap situasi tertentu.

Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian yang dilakukan secara sistematis oleh peneliti dengan kolaborator untuk memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi di kelas sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Oleh karena itu, metode penelitian tindakan kelas ini dipilih karena metode ini merupakan metode yang cocok digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ditemukan di kelas XI IPA 2, di mana hal tersebut sesuai dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Hasan, 2011: 72).

Selain itu, lebih jelas penelitian tindakan kelas dipilih karena penelitian ini secara praktik bertujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik reflekif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, serta untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam pendidikan dapat tercapai secara utuh karena kualitas pendidikan semakin ditingkatkan dengan terus memperbaiki proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan, model atau bentuk penelitian yang akan dilaksanakan di mana rancangan tersebut disusun sedemikian rupa agar penelitian yang dilaksanakan berjalan dengan lancar. Desain penelitian yang


(25)

38

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam penelitian ini adalah desain model spiral Stephen Kemmis dan McTaggart. Desain ini dipilih karena desain ini lebih sederhana dibandingkan desain yang lainnya sehingga membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Selain itu di dalam pelaksanaan praktiknya, desain ini juga tidak terlalu kompleks dan rumit seperti desain yang dikembangkan oleh Elliot atau Ebbutt sehingga tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian dapat dilaksanakan dengan optimal. Adapun desain penelitian model Kemmis dan Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Siklus Model Kemmis dan Taggart adaptasi Peneliti dari Hopkins (2011: 92)

TINDAKAN PERENCANAAN

REFLEKSI

OBSERVASI SIKLUS 2

TINDAKAN PERENCANAAN

REFLEKSI

OBSERVASI SIKLUS 1


(26)

39

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa di dalam satu siklus terdapat empat tahapan yang harus dilalui dalam penelitian tindakan kelas. Keempat siklus itu yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahapan ini, peneliti membuat perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian. Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian, semua dirancang dalam tahapan ini mulai dari observasi pra-penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan, menentukan obat/solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, penentuan metode penelitian apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas, hingga proses pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun proses yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mendatangi sekolah yang akan menjadi tempat penelitian.

b. Mengobservasi kelas untuk mengamati masalah yang terjadi di kelas. c. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

d. Membuat kesepakatan dan meminta kesediaan guru mata pelajaran sejarah untuk menjadi observer selama proses berlangsungnya penelitian.

e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan untuk penelitian.

f. Menentukan materi yang dapat dijadikan kasus permasalahan yang sesuai dengan Metode Problem Based Instruction.

g. Membuat instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.

h. Membuat/menyusun alat observasi dan alat ukur untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa.

i. Membuat lembar kesan siswa untuk mengetahui antusiasme siswa dalam pembelajaran sejarah ketika menggunakan Metode Problem Based Instruction.


(27)

40

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

j. Menentukan cara pengolahan data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan yang dilakukan pada tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode Problem Based Instruction. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini akan dilakukan dalam beberapa siklus hingga sampai pada data jenuh. Ketika data sudah menunjukan data jenuh, maka tindakan akan dihentikan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pertama, guru menjelaskan metode Problem Based Instruction yang digunakan di dalam proses pembelajaran kepada kolaborator dan kepada siswa. Setelah itu sesuai dengan RPP yang telah dibuat, maka guru diharuskan untuk menjelaskan indikator apa yang akan dicapai. Kedua, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok di mana masing-masing kelompok akan menyelesaikan sebuah kasus yang diajukan dalam setiap pembelajaran. Ketiga, guru memberikan instruksi kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan sebuah kasus dengan menggali informasi dari berbagai sumber sehingga setiap kelompok bisa menyelesaikan kasus tersebut dan mencari penyebab terjadinya kasus tersebut.

Keempat, setelah selesai berdiskusi untuk mencari berbagai informasi, masing-masing kelompok akan mempresentasikan apa yang mereka temukan untuk menyelesaikan kasus yang diberikan. Selama proses pembelajaran berlangsung, tugas guru adalah membimbing dan memberikan arahan kepada siswa untuk kelancaran proses pembelajaran. Selama kegiatan berlangsung juga, guru diharuskan untuk memantau, mengawasi dan menilai proses pembelajaran sebagai data untuk melakukan refleksi dan evaluasi guna memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.


(28)

41

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan ini, peneliti akan mengamati proses penelitian dari awal sampai akhir guna memperoleh informasi mengenai segala macam aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan dalam setiap siklus dan data yang diperoleh dari hasil pengamatan ini akan menjadi catatan dan masukan untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya. Di mana semua hasil yang diperoleh akan didiskusikan dengan kolaborator. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Mengamati kondisi kelas yang dijadikan penelitian

b. Mengamati kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas untuk melihat apakah metode Problem Based Instruction sudah dapat dilaksanakan dengan baik atau belum, dan

c. Mengamati apakah metode Problem Based Instruction dipahami oleh siswa atau tidak sehingga perbaikan untuk tindakan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Menilai hasil belajar aspek psikomotor siswa. 4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2010: 140). Masih di dalam sumber yang sama, Arikunto menjelaskan bahwa arti dari refleksi sebetulnya lebih tepat jika digunakan ketika guru selesai melakukan tindakan kemudian dengan kolaborator bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa refleksi bertujuan untuk melihat kembali aktivitas yang sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas dengan kolaborator. Pada tahap ini peneliti menganalis kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian sehingga setelah dilakukan refleksi maka dilakukan diskusi dengan kolaborator untuk menganalisis hasil dari pembelajaran dan menyusun rencana untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.


(29)

42

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Metode Problem Based Instruction

Metode Problem Based Instruction merupakan metode reflektif yang mengarahkan siswa kepada pengajaran proses berfikir berdasarkan masalah sehingga dalam pembelajaran terjadi interaksi antara stimulus dan respon di mana ketika dihadapkan dengan sebuah permasalahan, siswa dapat menyelidiki, menilai, menganalisis dan mencari pemecahan masalah tersebut dengan baik. Di dalam penelitian ini, metode Problem Based Instruction yang dimaksud adalah metode pembelajaran di mana guru menyajikan sebuah masalah berupa kasus yang nantinya akan dicari penyebab terjadi dan pemecahannya oleh siswa. Dalam metode ini, proses pembelajaran bukan hanya menyajikan konsep-konsep tertentu yang berkaitan dengan materi, namun siswa diarahkan untuk mencari berbagai informasi atau pendapat lain yang bisa dijadikan solusi.

Pembelajaran ini tidak berpusat pada satu disiplin ilmu namun mengarahkan siswa untuk berfikir lebih luas dan mengkaitkan antar disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga pemecahan masalahnya memungkinkan untuk menyajikan berbagai alternatif solusi. Selain itu, dalam pembelajaran ini, guru dengan siswa melakukan kolaborasi untuk membuat karya atau laporan yang mungkin sebagai penjelasan dari pemecahan masalah yang diambil tersebut sehingga kerjasama akan terjalin dan memperbanyak peluang untuk saling berbagi dalam mengembangkan keterampilan sosial serta keterampilan berfikir. Dengan demikian, proses pembelajaran yang bersifat konstruktivistik, student center dan kontekstual dapat terwujud dan tujuan pembelajaran sejarah tercapai.

Secara garis besar tahapan-tahapan dari metode Problem Based Instruction dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Langkah Pelaksanaan Metode Problem Based Instruction

Tahapan Tingkah Laku Guru

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan tata cara proses pembelajaran yang akan dilakukan,


(30)

43

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap 1

Orientasi Siswa pada Masalah

mengajukan fenomena, studi kasus, video, demonstrasi atau cerita untuk memuculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah.

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan studi kasus dan berdiskusi untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas seperti laporan, serta membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya

Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan siswa dan proses-proses yang siswa gunakan

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar ini dapat dikelompokan ke dalam tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Di dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah ketercapaian siswa atau hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran selesai yang akan dilihat dari aspek kognitif dan psikomotornya saja . Untuk aspek kognitif akan diukur dengan tes hasil belajar kognitif berupa soal pilihan ganda sedangkan untuk aspek psikomotor akan dinilai melalui lembar observasi.

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif ini meliputi kemampuan siswa dalam memahami konsep ataupun prinsip dari materi pembelajaran yang telah dipelajari. Berkaitan dengan metode Problem Based Instruction yang digunakan dalam penelitian ini, hasil


(31)

44

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

belajar kognitif yang diambil adalah hasil belajar yang bisa mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep ataupun prinsip dari materi pembelajaran. Karena metode Problem Based Instruction merupakan metode berdasarkan masalah yang menuntut siswa untuk menyelidiki, menilai, menganalisis dan mencari pemecahan masalah, maka hasil belajar yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif level C2 (memahami), C4 (menganalisis), dan C5 (mengevaluasi). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Memahami (C2)

Memahami disini maksudnya adalah mengkonstruksi makna dari pembelajaran termasuk apa yang diucapkan dan dijelaskan guru. Konteks yang termasuk memahami disini kemampuan siswa untuk menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

2. Menganalisis (C4)

Menganalisis disini maksudnya adalah kemampuan memecah materi menjadi bagian lain yang sejenis serta menentukan hubungan dari bagian-bagian tersebut. Yang termasuk ke dalam proses menganalisis adalah membedakan, mengorganisasi dan mendekonstruksi

3. Mengevaluasi (C5)

Mengevaluasi disini bermaksud mengambil keputusan berdasarkan kriteria ataupun standar seperti memeriksa dan mengkritik. Untuk lebih jelasnya indikator hasil belajar kognitif siswa dikembangkan seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Dimensi Proses Kognitif 1. Memahami - C2

(Mengkontruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru)


(32)

45

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kategorisasi dan Proses

Kognitif

Istilah Lain Definisi dan Contoh

1.1. Menafsirkan  Mengklarifikasi Mampu menemukan kekeliruan dalam sebuah konsep. Misalnya siswa mampu mengklarifikasi bahwa data tidak sama dengan fakta.

1.2.Mengklasifikasikan  Mengkategorikan  Mengelompokan

Menentukan sesuatu dalam satu kategori/kelompok. Misalnya siswa mampu mengelompokan penyebab-penyebab terjadinya perlawanan rakyat Indonesia dari berbagai daerah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1.3. Menjelaskan Siswa mampu untuk menjelaskan

dampak penjajahan yang dilakukan kolonial terhadap kondisi sosial bangsa Indonesia.

1.4. Membandingkan  Memetakan  Mencocokan

Siswa mampu membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan masa kini untuk dicari

perbedaannya kemudian

dikomparasikan. 2. Menganalisis-C4

Memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian tersebut dengan keseluruhan struktur dan tujuan.

2.1. Membedakan  Memilih  Memilah  Memfokuskan

Siswa dapat membedakan fakta-fakta yang terdapat dalam suatu peristiwa dan menentukan sumber yang relevan atau tidak

2.2. Mengorganisasi  Menemukan Koherensi  Memadukan  Mendeskripsikan  Menstrukturkan

Siswa dapat menyusun bukti-bukti di dalam peristiwa sejarah menjadi bukti-bukti yang mendukung dan menentang suatu historis

3. Mengevaluasi-C5

Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu


(33)

46

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesalahan dalam suatu proses peristiwa sejarah, bahkan siswa mampu mendeteksi kausalitas terjadinya sebuah peristiwa sejarah secara utuh. Misalnya siswa akan mampu mendeteksi bahwa Perang Dunia II tetap akan terjadi meskipun pangeran dari Austria tidak tertembak.

3.2. Mengkritik  Menilai Siswa dapat menemukan ketepatan terjadinya sebuah peristiwa sejarah. b. Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sudjana (2009: 30) yang mengatakan bahwa hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Pendapat lain dikemukakan oleh Dave (Saadah, 2012: 33-34) yang mengatakan bahwa keterampilan aspek psikomotor dibagi menjadi lima kategori yakni: Peniruan, Manipulasi, Ketelitian, Artikulasi, dan Pengalamiahan. Di dalam penelitian ini, tidak semua jenis keterampilan akan digunakan. Jenis keterampilan yang digunakan akan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan dan kebutuhan siswa di kelas.

Berdasarkan kelima keterampilan yang dikelompokan oleh Dave, maka peneliti hanya memilih tiga keterampilan saja yang kemudian akan diturunkan kembali ke dalam beberapa indikator yang dikembangkan. Adapun ketiga keterampilan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Manipulasi

Keterampilan ini adalah keterampilan di mana siswa dapat melaksanakan instruksi yang telah diberikan guru berkaitan dengan metode Problem Based Instruction yang sedang diterapkan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Keterampilan manipulasi meliputi kegiatan:


(34)

47

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Siswa diarahkan untuk dapat memahami metode Problem Based Instruction.

 Siswa diarahkan untuk dapat melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dngan prosedur yang disepakati.

 Siswa diarahkan dapat menggunakan sumber belajar untuk mencari informasi guna mencari penyebab kasus yang diajukan terjadi dan mencari solusi dari permasalahan dari kasus tersebut.

2. Keterampilan Ketelitian

Keterampilan ini adalah keterampilan di mana siswa dapat melakukan penyelidikan dengan teliti. Dalam keterampilan ini, siswa dituntut untuk membaca berbagai macam sumber dengan teliti dan cermat sehingga kesimpulan yang diperoleh oleh siswa merupakan kesimpulan berdasarkan analisis dari berbagai sumber yang siswa miliki. Keterampilan ketelitian meliputi kegiatan:

 Siswa dapat menggunakan sumber belajar yang dimiliki.

 Siswa dapat membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

 Siswa dapat membedakan mana informasi yang relevan dengan materi yang dibahas dan mana yang tidak relevan dengan materi.

 Siswa mampu mencermati dan mendiskusikan pemecahan masalah yang diajukan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dengan sumber belajar yang dimiliki.

3. Keterampilan Artikulasi

Keterampilan ini adalah keterampilan di mana siswa dapat mengemukakan hasil penyelidikan yang telah dilakukan di dalam kelompoknya masing-masing. Adapun keterampilan artikulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

 Siswa mampu mengemukakan gagasan dan mendiskusikan permasalahan dengan teman sekelompoknya.


(35)

48

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Siswa mampu mengemukakan pendapat berkenaan dengan hasil penyelidikan yang siswa lakukan untuk menyelesaikan kasus.

 Siswa mampu menanggapi pendapat dari kelompok lain dan memberikan argumentasi yang lain yang dapat dijelaskan kepada teman-teman sekelasnya.

 Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, maka peneliti akan melakukan pengamatan melalui lembar observasi untuk mengetahui apakah hasil belajar aspek psikomotor siswa mengalami peningkatan atau tidak. Di dalam penilaian ini, peneliti akan mengisi lembar observasi berdasarkan rubrik (lihat lampiran 1) yang telah disiapkan. Adapun kriteria skor penilaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Skor Perolehan Hasil Belajar Aspek Psikomotor

(Skor diperoleh berdasarkan indikator pada rubrik yang telah dibuat)

SKOR TOTAL SKOR KATEGORI

4 34 – 44 Sangat Baik

3 23 – 33 Baik

2 12 – 22 Cukup Baik

1 0 – 11 Kurang Baik

E.Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan informasi yang diperoleh dan dikumpulkan selama proses pelaksanaan penelitian. Data tersebut dikumpulkan untuk kemudian diolah dan dianalisis. Untuk mengumpulkan data, peneliti perlu menentukan teknik apa yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Sugiyono (2012: 224) bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tanpa menentukan teknik mengumpulkan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.


(36)

49

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah observasi, tes, kuesioner, dan catatan lapangan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Margono (Hasifah, 2012: 65) mengemukakan bahwa observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Alasan peneliti memilih teknik ini adalah karena yang akan diteliti adalah manusia. Peneliti akan mengamati proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar siswa dari aspek psikomotornya karena untuk memperoleh hasil belajar dalam aspek ini, diperlukan pengamatan secara langsung terhadap siswa sehingga tampaknya teknik observasi cocok untuk pengumpulan data jika objeknya merupakan manusia atau makhluk hidup.

Dikarenakan dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, maka observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah participant observation. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2012: 145) bahwa dalam participant observation, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Melalui observasi ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap sehingga peneliti akan mengetahui secara detail dari setiap perilaku yang nampak.

2. Tes

Tes merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa yang dimiliki individu maupun kelompok. Zainul & Nasution (2005: 3) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Alasan memilih teknik pengumpulan data melalui tes adalah karena dalam penelitian ini, salah satu data yang ingin diperoleh dan dikumpulkan adalah mengenai hasil belajar siswa dalam aspek kognitif. Oleh karena itu, peneliti memilih teknik ini. Selain mudah dalam pemeriksaannya,


(37)

50

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melalui tes, peneliti dapat berlaku secara objektif meskipun peneliti terlibat dalam penelitian secara langsung sehingga data yang diperolehnya pun akan lebih objektif pula. Selain itu alasan lain peneliti memilih tes adalah karena peneliti ingin mengukur pencapaian peningkatan hasil belajar sehingga peneliti bisa mengetahui apakah metode Problem Based Instruction yang diterapkan dapat terlaksana dengan baik atau tidak untuk meningkatkan hasil belajar sehingga dalam setiap siklus bisa dilakukan perbaikan agar hasil belajar siswa semakin meningkat.

Arikunto (2010: 266) mengemukakan bahwa di dalam penelitian, data dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, maka teknik pengumpulan data yang tepat untuk digunakan adalah tes. Berdasarkan pendapat itu juga maka peneliti memilih tes sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Masih dibuku yang sama Arikunto (2010: 266) mengemukakan bahwa tes untuk hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Karena di dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung di dalam penelitian dan menyusun sendiri tesnya, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang tidak lain peneliti sendiri yang membuatnya.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 142). Pendapat lain dikemukakan oleh Arikunto (2010: 194) yang mengatakan bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner digunakan karena melalui kuesioner peneliti dapat mengetahui bagaimana pendapat siswa terhadap metode yang digunakan dalam penelitian ini sehingga peneliti bisa melakukan refleksi untuk membuat proses pembelajaran menjadi


(38)

51

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyenangkan dan disukai oleh siswa. Kuesioner yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Kuesioner ini merupakan kuesioner di mana peneliti memberi kebebasan pada responden untuk menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri.

F. Instrumen Penelitian

Setelah menentukan teknik/cara pengumpulan data, tentunya untuk memperoleh data, peneliti juga harus menentukan dengan alat apa data tersebut diperoleh. Sugiyono (2012, 102) mengemukakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada pengukuran alat ukur yang baik yang digunakan dalam penelitian. Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati disebut sebagai intrumen penelitian. Di dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan instrumen penelitian yang disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang telah dipilih. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pedoman Observasi

Lembar pedoman observasi digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh tentunya adalah data yang berkaitan dengan permsalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai penerapan metode Problem Based Insrtuction untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan pada setiap tindakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pada setiap tindakan, kolaborator dan peneliti akan mengamati bagaimana penerapan dari metode Problem Based Instruction dan bagaimana hasil belajar siswa dari aspek psikomotornya.

Lembar pedoman observasi ini merupakan aspek-aspek dari pengembangan indikator yang sudah dijelaskan pada definisi operasional. Jadi untuk mengisi lembar observasi ini peneliti dan kolaborator hanya tinggal memberikan tanda dan skor pada aspek tertentu yang disesuaikan dengan apa yang akan dilihat dan dinilai pada saat itu dengan memberikan skor maksimal 4


(39)

52

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan skor terendah 1. Adapun indikator yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada aspek psikomotor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Indikator Hasil Belajar Dimensi Psikomotor

No Indikator Penilaian Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor 1 Keterampilan Manipulasi:

a. Siswa dapat memahami metode Problem Based Instruction.

b. Siswa dapat melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dengan prosedur yang disepakati.

c. Siswa dapat menggunakan sumber belajar untuk mencari informasi guna mencari penyebab kasus yang diajukan terjadi dan mencari solusi dari permasalahan dari kasus tersebut.

2 Keterampilan Ketelitian:

a. Siswa dapat menggunakan sumber belajar yang dimiliki.

b. Siswa dapat membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

c. Siswa dapat membedakan mana informasi yang relevan dengan materi yang dibahas dan mana yang tidak relevan dengan materi.

d. Siswa mampu mencermati dan mendiskusikan pemecahan masalah yang diajukan untuk menyelesaikan kasus yang diajukan sesuai dengan sumber belajar yang dimiliki.

3 Keterampilan Artikulasi:

a. Siswa mampu mengemukakan gagasan dan mendiskusikan permasalahan dengan teman sekelompoknya.

b. Siswa mampu mengemukakan pendapat berkenaan dengan hasil penyelidikan yang siswa lakukan untuk menyelesaikan kasus.

c. Siswa mampu menanggapi pendapat dari kelompok lain dan memberikan argumentasi yang lain yang dapat dijelaskan kepada teman-teman sekelasnya.

d. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2. Tes Hasil Belajar Kognitif

Tes hasil belajar merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa yang dimiliki individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini tes hasil belajar yang digunakan merupakan tes berupa pilihan ganda untuk mengukur kemampuan kognitif siswa yang disesuaikan dengan ranah


(1)

133

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karena segala sesuatu memerlukan sebuah proses yang berkelanjutan agar hasil yang diperolehnya pun optimal.

Keempat, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini cukup berpengaruh pada proses pelaksanaan penelitian karena kendala yang mucul justru merupakan komponen utama yang menjadi dasar dalam proses pelaksanaan penelitian sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil dari penelitian. Adapun kendala yang muncul adalah minat baca siswa rendah, pengembangan kasus yang disajikan dan pengembangan materi pembelajaran cukup sulit karena tidak semua materi dapat dijadikan kasus, ketika presentasi siswa masih membaca buku sehingga proses presentasi terhambat dan waktu presentasi jadi terlambat. Namun demikian, kendala tersebut masih dapat diatasi jika guru dapat kreatif dan membuat perencanaan yang baik mengenai pelaksanaan penerapan metode tersebut.

Berdasarkan temuan penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi pihak terkait. Rekomendasi tersebut antara lain; pertama, metode Problem Based Instruction merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini dapat menjadi salah satu metode yang cocok digunakan para praktisi pendidikan untuk dapat mengembangkan kemampuan analisis dan kemampuan berpikir siswa (intellegent memory) sehingga proses pembelajaran tidak lagi mengedepankan hal-hal yang bersifat faktual (ordinary memory) khususnya untuk mata pelajaran sejarah yang dianggap membosankan dan selalu bersifat hapalan. Kedua, jika tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar, maka disarankan guru harus membuat soal test hasil belajar kognitif yang dirancang untuk dapat meningkatkan kemampuan intelligent memory siswa sehingga siswa bukan hanya sekedar hafal mengenai fakta dan konsep sejarah namun juga memahami materi sejarah tersebut. Dengan begitu mata pelajaran sejarah akan lebih meningkatkan minat baca dan siswa akan benar-benar belajar mengenai materi sejarah.


(2)

134

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Ketiga, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan alternatif bagi sekolah, guru ataupun para praktisi pendidikan yang lain untuk dapat memperbaiki proses pembelajaran, sehingga disarankan agar metode ini lebih dikembangkan lagi dengan baik dan dapat diimplementasikan karena untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan perlu sebuah proses berkelanjutan untuk praktisi pendidikan dalam mengembangkan berbagai metode pembelajaran.


(3)

134

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adishifa, K. S. (2012). Penerapan Metode Permainan Tipe What’s My Line untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 SMA Puragabaya Bandung. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Aji, T. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Apriyani, N. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Poster: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. [Online] Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/en/standar-isi [18 November 2012]

Chappell, C. S. & Hager, P. (1995). "Problem-Based Learning and Competency Development." Australian Journal of Teacher Education. 20, (1), 1-7. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol20/iss1/1

Cox, P & Godfrey, J. (1997). "The Importance of Assessment Procedures to Student Learning Outcomes in Religious Education". Australian Journal of Teacher Education. 22, (2), 45-56. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol22/iss2/5 [03 Februari 2013]


(4)

135

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Djaali, H. (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo Djiwandono, S.E.W. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Hasan, S.H. (2008). Pendidikan Sejarah sebagai Media Nation dan Character Building. Disajikan pada Sarasehan Nasional 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, Mou DHD 45 dan MSI Jatim, Surabaya 17 Mei 2008.

Hasan, S.H. (____). Pembelajaran Sejarah yang Mencerdaskan: Mungkinkah?. Disajikan pada Peringatan Ulang Tahun ke-70 Prof. Dr. I Gede Widja.

[Online] Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/194403101967

101-SAID_HAMID_HASAN/Makalah/Pembelajaran_Sejarah_Yang_Mencerdas akan.pdf [03 Februari 2013]

Hasan, S.H. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia

Hasifah, S. (2012). Penerapan Meode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Keterampilan Bekerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 Asy-Syafiyyah Bandung). Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Hillman, W. (2003). "Learning How to Learn : Problem Based Learning". Australian Journal of Teacher Education. 28, (2), 1-10. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol28/iss2/1

Hugo, W. et al. (2008). “Bernstein, Bloom and The Analysis of Pedagogy in South African Schools”. Journal of Education. 43, 31-51.

Juanita, D. J. (2010). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction) dalam Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan


(5)

136

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lestari, W. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Coopratif Learning Tipe Think-Pair-Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Madya, S. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Reasearch). Bandung: Alfabeta.

Masidjo, I. (2010). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Kanisius

Muhson, A. (2009). “Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran

Statistika Lanjut”. Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 6, (1), 84-99.

Prasetya, T. I. (2012). “Meningkatkan Keterampilan Menyusun Instrumen Hasil Belajar Berbasis Modul Interaktif Bagi Guru-Guru IPA SMP N Kota Magelang”. Journal of Educational Research and Evaluation. 1, (2), 106-112. [Online] Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere

Saadah, E. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Kognitif dalam Pembelajaran Fisika SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Spence, L. D. (_____). “Problem Based Learning: Lead to Learn, Learn to Lead”. Journal of School of Information Sciences and Technology. Available at: http://ist.psu.edu/

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta


(6)

137

Ida Rosita, 2013

Upaya Penerapan Metode Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Rancaekek)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tamam, B. (2007). Pengembangan Pola Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis: Penelitian Tindakan Kelas di SMP Labschool UPI. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Tn. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakara: Prestasi Pustaka Publisher

Umimah, A. (2011). Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe STAD Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI IPS I SMA Pasundan 3 Cimahi. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Widianingsih, R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan