(B. Ekonomi) Pengembangan Model Agri-food Supply Chain berbasis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk Meningkatkan Daya Saing Petani sebagai Pemasok Ritel Modern.

(B. Ekonomi)
Pengembangan Model Agri-food Supply Chain berbasis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
untuk Meningkatkan Daya Saing Petani sebagai Pemasok Ritel Modern
Kata kunci: agri-food supply chain, model hubungan pemasok-pembeli, tanggung jawab sosial
perusahaan
Sutopo, Wahyudi; Hisjam, Muh.; Yuniaristanto
Fakultas Teknik UNS, Penelitian, DP2M DIkti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Petani (kelompok tani dan koperasi tani) sayur-mayur, sebagai contoh petani di lereng Gunung Lawu
Kabupaten Karanganyar dan Gunung Merapi Kabupaten Boyolali, sering mengalami masalah asimetri
informasi pasar sehingga terpaksa menjual komoditas pada harga yang rendah. Padahal, komoditas dari
daerah tersebut sangat berkualitas sehingga dapat dipasarkan melalui perusahaan ritel modern di
daerah Surakarta dan sekitarnya agar harga jual lebih tinggi. Ditinjau dari kajian supply chain
management (SCM), rendahnya harga jual tersebut disebabkan sistem distribusi yang tidak efisien
sehingga komoditas diterima oleh konsumen pada waktu, jumlah dan lokasi yang tidak tepat. Salah satu
alternatif solusinya adalah memperpendek mata rantai distribusi dengan cara petani memasok secara
langsung ke ritel modern. Akan tetapi, petani mempunyai masalah internal berupa rendahnya
kemampuan manajemen bisnis dan masalah eksternal berupa persaingan bebas sehingga mereka
kesulitan membangun hubungan pemasok-pembeli dengan ritel modern.
Berdasarkan studi awal tentang penelitian agri-food supply chain (ASC), model-model hubungan
pemasok-pembeli telah banyak dihasilkan untuk membantu proses pengambilan kebijakan terkait
dengan kontrak harga, jumlah pasokan, waktu pengiriman dan komitmen pembayaran. Akan tetapi,

model-model ASC tersebut belum dapat digunakan untuk memecahkan fenomena masalah diatas
karena tidak dapat meredam masalah internal dan eksternal petani secara integral. Disisi lain, suatu
perusahaan ritel modern mempunyai tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP) kepada lingkungan
usahanya termasuk kepada petani. Implementasi TJSP dapat diintegrasikan dengan pengembangan
model hubungan bisnis pemasok-pembeli yang melibatkan petani secara adil. Untuk itu, akar masalah
penelitian ini adalah model ASC seperti apa yang dapat digunakan petani dan perusahaan ritel modern
membangun hubungan bisnis pemasok-pembeli secara efisien dan adil?.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model dan perangkat Sistem Pendukung Keputusan
Kebijakan Pemasok-pembeli (SPK2P2) yang mempertimbangkan masalah petani dan TJSP. Pendekatan
influance diagram akan digunakan untuk mengidentifikasi hubungan seluruh pemangku kepentingan
pada sistem distribusi. Sistem distribusi komoditas akan dibangun dengan pendekatan SCM agar model
dapat mendukung daya saing bisnis seluruh pelaku usaha. Pendekatan optimisasi dipilih untuk
memformulasikan model matematis agar dapat digambarkan variabel keputusan, fungsi tujuan dan
pembatas sistem secara analitik. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun. Pada tahun
pertama, penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan model matematis terkait dengan kebijakan
hubungan pemasok-pembeli yang mempertimbangkan adanya kelemahan internal Petani. Pada tahun
kedua, hasil tahap pertama telah dikembangkan dengan memasukkan faktor persaingan bebas yang
harus dihadapi petani. Pada tahap ketiga, penelitan akan ditujukan untuk menyusun SPK2P2 agar proses
pengambilan kebijakan terkait dengan kontrak harga, jumlah pasokan, waktu pengiriman dan komitmen
pembayaran dapat dilakukan secara praktis dan cepat. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan


memberikan kontribusi teoritis pada pengembangan model ASC berbasis TJSP dan kontribusi praktis
pada peningkatan kesejahteraan petani komoditas sayur-mayur.