PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Datar Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SD N Sokokulon 2 Margorejo Pati Tahun Pelajaran 2013/2014.

1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA
KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

CICIK MULYANINGSIH
A54E 111 002

PROGRAM STUDI S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH


Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama
: Cicik Mulyaningsih
NIM
: A54E111002
Fakultas/ Jurusan
: FKIP/ PGSD
Jenis
: Skripsi
Judul
: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN
DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA
REALISTIK PADA SISWA KELAS IV SD N
SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI TAHUN
PELAJARAN 2013/2014

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya

ilmiah saya, demi pengembangan ilmu Pengetahuan.
2. Memberikan

hak

menyimpan,

mengalihmediakan/mengalihformatkan,

mengolah dalam bentuk pangkalan data

(Database), mendistribusikannya,

serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagai mestinya.

Surakarta,

Juni 2014

Yang Menyatakan

Cicik Mulyaningsih

3

ABSTRAK
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA
KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Cicik Mulyaningsih, A54E111002, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2014, 88 Halaman.
Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan pemahaman
konsep bangun datar pada siswa kelas IV SD N Sokokulon 02 Kecamatan
Margorejo Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 melalui pendekatan
Matematika realistik, subjek penelitian yaitu: siswa kelas IV SD Negeri
Sokokulon 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati sebanyak 13 siswa yang
terbagi atas 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Adapun objek penelitian
adalah pemahaman, matematika dengan konsep bangun datar dan Pendekatan
Matematika Realistik. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, post test,
wawancara, dokumentasi dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap:
identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, implementasi
tindakan, pengamatan dan evaluasi. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam tiga
siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi dengan menggunakan Pendekatan Matematika
Realistik. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah teknik analisis data
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa
dalam pembelajaran Matematika. Adapun peningkatan hasil dapat dilihat dari
prosentase pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika dari siklus I
sampai siklus III. Pada siklus I prosentase pemahaman siswa sebesar 70%, pada

siklus II sebesar 85% dan siklus III sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa
dengan melalui pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika

Kata kunci: Pendekatan Matematika Realistik, Pemahaman Konsep,
Bilangan bangun datar
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok yang
harus dilaksanakan oleh guru dalam rangka menyampaikan berbagai pesan pada
siswa, dengan tujuan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, kecakapan,
keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disajikan guru,
serta tujuan yang digariskan dalam pelaksanaan kurikulum.

4

Matematika diterima sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang
menakutkan, tidak menyenangkan dan sulit. Hal tersebut dikuatkan dengan data
yang terhimpun dari daftar hadir, tercatat dalam proses belajar mengajar
matematika kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 pada Kompetensi Dasar
memahami konsep bangun datar, masih terdapat 5 siswa yang tidak hadir dari 13

siswa yang ada atau kehadiran hanya mencapai 61%. Sedangkan dari hasil angket
yang telah dihimpun setelah pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri
Sokokulon 02 pada Kompetensi Dasar memahami konsep bangun datar, sebagian
besar siswa kesulitan dan tidak merasa senang dengan pembelajaran matematika
yang telah dilaksanakan.
Dalam pembelajaran matematika yang telah terjadi, khususnya pada kelas
IV SD Negeri Sokokulon 02, guru cenderung menggunakan pendekatan
pemindahan matematika, dimana guru yang telah memiliki ilmu matematika
secara matang langsung ditransfer atau dipindahkan kepada siswa. Pembelajaran
cenderung hanya mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif. Guru hanya
memindahkan konsep bangun datar kepada siswa tanpa terlebih dahulu
mengeksplorasi kemampuan dasar dan kemampuan siswa tentang penyelesaian
masalah dalam konsep bangun datar.
Dengan kondisi tersebut, maka diupayakan pendekatan yang sesuai agar
siswa mudah dalam mempelajari matematika khususnya dalam konsep bangun
datar. Salah satu pendekatan itu diantaranya pendekatan matematika realistik.
Bila Pendekatan Matematika Realistik dilakukan, bukan tidak mungkin
konsep bangun datar akan mudah dipahami siswa kelas IV SD Negeri Sokokulon
02 tahun pelajaran 2013/2014. Dalam hal ini siswa menyelesaikan masalah yang
berkaitan sesuai dengan jalan pikirnya. Pembelajaran pun akan lebih interaktif

dimana siswa dengan siswa lainnya atau dengan guru akan saling bertanya, atau
menanggapinya. Hal ini sesuai dengan karakteristik Pendekatan Matematika
Realistik seperti yang diungkapkan oleh Suryanto (dalam Nyimas Aisyah, 2007 :
7.7). Pembelajaran juga akan dirasakan siswa sebagai pembelajaraan yang
bermakna karena siswa memahami konsep bangun datar melalui penemuan
kembali konsep tersebut oleh siswa dengan bimbingan guru.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran di kelas,
penulis perlu meningkatkan pemahaman konsep bangun datar dengan melakukan
penelitian yang berjudul “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN
DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA
KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI TAHUN PELAJARAN
2013/2014. Model pendekatan matematika realistik ini diharapkan dapat membuat

peserta didik untuk dapat memahami konsep bangun datar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
Perumusan Masalah
“Apakah melalui pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan
Pemahaman Konsep Bangun datar dalam pembelajaran Matematika kelas IV SD
Negeri Sokokulon 02 tahun pelajaran 2013/2014?”


5

Tujuan Penelitian
“Untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun datar pada siswa kelas IV
SD N Sokokulon 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tahun Ajaran
2013/2014.”
Manfaat Penelitian
a.
Manfaat Teoritis
Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas pendidikan
dan/ atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran matematika yang
bermakna serta memudahkan siswa dalam memahami konsep bangun datar.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
a) Meningkatkan Pemahaman siswa terhadap Konsep Bangun datar dan
memudahkannya dalam mempelajarinya sehingga diharapkan dapat
meningkat pula prestasi belajarnya.
2. Bagi Guru
a) Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan pendekatan

matematika realistik dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
a) Meningkatkan pemberdayaan pendekatan matematika realistik agar
prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada
pelajaran lainnya.
LANDASAN TEORI
Pembelajaran Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dikutip Asdoris, 2008: 20) kata
pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses cara menjadikan
orang atau mahluk hidup belajar. Menurut Gagne dan Briggs (dikutip Asdoris,
2008:21) melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang tujuannya adalah
membantu orang belajar, secara lebih terinci Gagne mendefinisikan pembelajaran
sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
Menurut Depdikbud (dikutip Asdoris, 2009:204) matematika memiliki
ciri-ciri, yaitu (1). Memiliki obyek yang abstrak, (2). Memiliki pola pikir deduktif
dan konsisten, dan (3) tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika perlu
disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari yang konkrit

menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek pembelajaran matematika
adalah abstrak, tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar yang
masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan
prinsip masih diperlukan pengalaman melalui objek kongkrit.
Pengertian Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis
lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997:45).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar
merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang
dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

6

Jenis-Jenis Bangun Datar
Bangun datar ditinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua
jenis, yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar bersisi
lengkung antara lain lingkaran, ellips, dan bangun-bangun lainnya. Bangun datar
yang bersisi lurus antara lain segitiga, persegi, persegi panjang, segi lima, jajaran
genjang dan lain-lain.
Penanaman Konsep Keliling Persegi Panjang

Konsep keliling suatu bangun geometri dapat ditanamkan kepada siswa SD
melalui kegiatan siswa. Misalkan siswa diminta berjalan mengelilingi halaman
sekolah sambil mengukur panjang lintasan yang dilaluinya. Kemudian barulah
guru memulai memperkenalkan istilah keliling suatu bidang sebagai panjang
lintasan pinggir atau batas dari bidang yang dimaksud. Pemahaman konsep
keliling berdasarkan kegiatan siswa tersebut perlu diperkuat dengan beberapa
latihan menghitung keliling suatu bangun yang digambarkan.
Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika
Pendekatan matematika realistik didasarkan pada anggapan Hans
Freudenthal yang mengemukakan bahwa matematika adalah kegiatan manusia.
Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan
matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali
ide dan konsep matematika melalui eksploasi masalah-masalah nyata. Di sini
matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan
masalah (Dolk, 2006) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Karena itu, siswa tidak
dipandang sebagai penerima pasif, tetapi harus diberi kesempatan untuk
menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru.
Proses penemuan kembali ini dikembangkan melalui penjelajahan berbagai
persoalan dunia nyata (Hadi, 2005: 35) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Di sini
dunia nyata diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar matematika,
seperti kehidupan sehari-hari, lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun
dapat dianggap sebagai dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting
daripada hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah
matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia nyata.
Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik
Sejalan dengan konsep asalnya, menurut Marpaung (dikutip Kemendiknas,
2010: 98) Pendidikan Matematika Realistik dikembangkan dari tiga prinsip dasar
yaitu guided reinvention and progressive mathematization (penemuan terbimbing
dan matematisasi progresif), didactical phenomenology (fenomologi didaktis),
serta self developed models (model dikembangkan sendiri). Prinsip Matematika
Peran guru dalam Pendekatan Matematika Realistik
Adapun Peran guru dalam pendekatan matematika realistik (Hadi, 2005) dalam
Nyimas Aisyah, 2007 : 7.3 dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Guru harus berperan sebagai fasilitator belajar
b. Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif
c. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif memberi
sumbangan pada proses belajarnya

7

d. Guru harus secara aktif memberi siswa dalam menafsirkan masalah-masalah
dari dunia nyata
e. harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia nyata baik
fisik maupun sosial.
Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik
Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut suryanto,
(Nyimas Aisyah, 2007:7.7) adalah sebagai berikut:
a. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual Problems) digunakan
untuk mempekenalkan ide dan konsep matematika kepada siswa.
b. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip atau model matematika
melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik dengan bantuan guru
atau temannya.
c. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah yang
mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda, baik cara menemukannya
maupun hasilnya).
d. Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan
apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi.
e. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pembelajaran mateamtika yang
memang adan hubungannya.
f. Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-hasil
dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip matematika yang
lebih rumit.
g. Matematika dianggap sebagian kegiatan bukan sebagian produk atau hasil
yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok
dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan).
Fase-fase Pendekatan Matematika Realistik
Fase-fase model pembelajaran matematika Realistik mengacu pada
Gravemeijer, Sutarto Hadi, dan Treffers yang menunjukan bahwa pengajaran
matematika dengan pendekatan realistik meliputi fase-fase berikut (Kemendiknas,
2010: 67)
1. Fase pendahuluan
Pada fase ini, guru memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang
“real” bagi siswa yang berarti sesuai dengan pengalaman dan tingkat
pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna.
2. Fase pengembangan.
Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal
terhadap persoalan atau masalah yang diajukan.
3. Fase penutup atau penerapan.
Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil
pelajaran.
Kelebihan pembelajran matematika realistik
Menurut Suwarsono (dikutip Hadi, 2003: 89) kelebihan pembelajaran matematika
realistik antara lain:
a. Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan antara
matematika dengan kehidupan sehari-hari dan tentang kegunaan matematika
pada umumnya bagi manusia.

8

b. Matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh orang lain tidak hanya oleh mereka
yang disebut pakar matematika.
c. Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak usah
harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.
d. Mempelajari matematika peroses pembelajaran merupakan sesuatu yang
utama dan untuk mempelajarai metematika orang harus menjalani sendiri
peroses itu dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan
bantuan guru.
e. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain
yang juga dianggap unggul yaitu antara pendekatan pemecahan masalah,
pendekatan konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran yang berbasis
lingkungan.
Kelemahan pembelajaran matematika realistik
Kelemahan pembelajaran realistik menurut Suwarsono (dikutip Hadi, 2003: 88),
yaitu :
a. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak terlalu mudah untuk setiap topik
matematika yang perlu dipelajari siswa.
b. Penilaian dan pembelajaran matematika realistik lebih rumit daripada
pembelajaran konvensional
c. Pemilihan alat peraga harus cermat sehingga dapat membantu peroses berfikir
siswa.
Cara mengatasi kelemahan pembelajaran matematika realistik dapat
dilakukan upaya-upaya antara lain :
a. Memodifikasi semua siswa untuk dalam kegiatan pembelajaran
b. Memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan.
c. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk dapat menemukan dan
memahami konsep.
d. Mengguanakan alat peraga yang sesuai sehingga dapat membantu peroses
berfikir siswa maka pembelajran matematika dengan pendekatan realistik dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep matematika.
Kemampuan Pemahaman Matematis
Menurut kurikulum 2006: 90 (dikutip Kesumawati) pemahaman konsep
merupakan kompetensi yang ditunjukan siswa dalam memahami konsep dan
melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien, dan tepat.
Adapun Indikator yang menunjukan pemahaman konsep antara lain sebagai
berikut :
1.
Menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali yang telah dikomunikasikan kepadanya.
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya) adalah kemampuan siswa untuk dapat mengelompokan objek
menurut sifat-sifatnya.
3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep adalah kemampuan siswa
dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi yang telah
dipelajari.

9

4.

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah
kemampuan siswa menggambar atau mambuat grafik, membuat ekspresi
matematis, menyusun cerita atau teks tertulis.
5. Menggembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep adalah
kemampuan siswa mangkaji mana syarat perlu atau cukup suatu konsep yang
terkait.
6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai denagn
prosedur.
7
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah adalah
kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Sokokulon 02,
Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Sekolah terletak di tengah pedesaan
Sokokulon (Dukuh Gantungan) dimana sebagian besar orang tua siswa bekerja
sebagai petani, buruh tani dan ada pula yang buruh pabrik karena lokasi yang
sangat dekat dengan pabrik 2 Kelinci. Adapun kondisi ruang kelas cukup baik dan
sarana dan prasarana sudah mulai tersedia secara memadai dengan adanya
pembiayaan dari BOS. Sumber penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa 13
dengan rincian 7 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan terhadap subjek penelitian yaitu: siswa kelas
IV SD Negeri Sokokulon 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati sebanyak 13
siswa yang terbagi atas 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Adapun objek penelitian mata pelajaran yang dilaksanakan adalah
matematika dengan permasalahan yang diteliti berkaitan dengan masalah belajar
siswa berupa peningkatan pemahaman siswa tersebut terhadap konsep bangun
datar.
Rancangan penelitian
Masalah ini merupakan masalah yang dapat diteliti dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas (PTK) karena masalah dalam penelitian ini terkait
dengan masalah tindakan kelas, guru dan siswa.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yang diperoleh dari instrumen dan tes hasil belajar siswa, kemudian dianalisis
dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan tes antar siklus
maupun dengan indikator kinerja untuk menemukan keberhasilan individu
maupun keberhasilan klasikal. Selain itu digunakan juga data kualitatif
menggambarkan kenyataan/fakta secara
cermat dan rinci sehingga dapat
mengumpulkan data yang lengkap dan dapat menghasilkan informasi sesuai
dangan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman
yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri Sokokulon 02. Data kualitatif diperoleh

10

dari wawancara, pengamatan (observasi) proses dan hasil pembelajaran dan
rencana pelaksanaan pambelajaran (RPP) dianalisis dengan analisis deskriptif
berdasarkan observasi dan refleksi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, catatan lapangan (lembar observasi, pengamatan, dan presensi
siswa), angket, dan tes.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Letak Geografi
SD Negeri Sokokulon 02 terletak di dukuh Sokokulon (Gantungan) Jl Raya
Pati-Kudus KM.6. Desa Sokokulon Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.
SD Negeri Sokokulon 02 berada di sebuah desa di kota pati sebelah barat.
SD ini berada di sebelah utara pabrik kacang terbesar di Pati yaitu PT Dua
Kelinci. Jalan yang dilalui sangat strategis karena hanya masuk sekitar 1 kilometer
dari jalur Pantura Pati – Kudus ke Utara. Desa
Alamat kantor dan gedung pembelajaran SD N Sokokulon 02 berada di
jalan raya Pati-Kudus KM. 6 Sokokulon Margorejo Pati.
Profil Sekolah
Berikut ini adalah Profil SD Sokokulon 02 :
a. Nama Sekolah
: SD Negeri Sokokulon 02
b. Nomor statistic Sekolah (NSS) : 101031812036
c. Nomor Induk sekolah ( NIS )
: 12.633
d. Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN)
: 20316596
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Nama Sekolah
Status Sekolah
Alamat sekolah
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Propinsi

: SD Negeri Sokokulon 02
: Negeri
: Jl Raya Pati-Kudus KM.6
: Sokokulon
: Margorejo
: Pati
: Jawa Tengah

l. Kode Pos
: 59163
Visi dan Misi
a. Visi
“Sistematis Dalam Pembelajaran, Meningkat Dalam Prestasi Belajar, Santun
dalam Sikap dan Perilaku”
b. Misi
1. Meningkatkan kedisiplinan semua warga sekolah dan tertib waktu
2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tertib sesuai kurikulum dan Kaldik
3. Membimbing siswa belajar sistematis dan efisien
4. Mengembangkan wawasan kependidikan kelapa sekolah, guru melalui
pendidikan pelatihan KKG, KKS, Mass Media dan melanjutkan pendidikan
S1 bagi guru yang belum setara S1.
5. Memahami dan melaksanakan perkembangan pendidikan di SD

11

6. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui evaluasi hasil belajar dan lombalomba.
7. Membimbing siswa untuk meningkatkan iman, taqwa, serta bersikap dan
berperilaku santun dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat
pembelajaran Matematika, siswa terlihat kurang begitu memahami materi
pelajaran. Hasil dari observasi awal ini, maka diperoleh informasi mengenai
masalah yang terjadi yaitu :
1. Sebagian besar siswa kurang memahami konsep bangun datar.
2. Metode yang digunakan guru masih menggunakan metode konvensional
sehingga membuat siswa jenuh dan cepat bosan.
Deskripsi Penelitian Siklus
Diskripsi Siklus I
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 26 Mei 2014, pembelajaran dilaksanakan dengan
pedoman Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama 2 jam pembelajaran
(@35 menit). Pada silkus ini, peneliti menyiapkan materi pelajaran Matematika.
Kompetensi dasar yang akan di pelajari adalah mengidentifikasi benda-benda dan
bangun datar simetris .
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di atas diketahui bahwa 30%
siswa kurang paham yaitu 4 siswa, sedangkan 70% siswa sudah paham dalam
pembelajaran Matematika yaitu 9 siswa.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilakukan pada tanggal 28
Mei 2014. Pada siklus II ini guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta
pengarahannya terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus pada pelajaran.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II diatas diketahui 15% siswa kurang
paham yaitu 2 siswa (Mohammad Sodikin dan Oktaviana). Sedangkan 85% siswa
sudah paham dalam pembelajaran Matematika yaitu 11 siswa. Data tersebut
menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran
Matematika yang sangat signifikan. Pada pelaksanaan siklus II ini siswa rata-rata
sudah mencapai criteria sangat tinggi dalam setiap pencapaian indikator. Namun
untuk menguatkan bahwa semua siswa sudah memahami konsep bangun datar
maka dilanjutkan pada siklus III sebagai penguatan.
Deskripsi Siklus III
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus III dilakukan pada tanggal 2
Juni 2014. Pada siklus III ini guru semakin meningkatkan kinerja dan bimbingan
serta pengarahannya terhadap siswa, agar semua siswa dapat lebih fokus pada
pelajaran.
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus III diatas diketahui 0% siswa kurang
paham. Sedangkan 100% siswa sudah paham dalam pembelajaran Matematika
yaitu 13 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman
siswa dalam pembelajaran Matematika yang sangat signifikan. Pada pelaksanaan
siklus III ini siswa rata-rata sudah mencapai criteria sangat tinggi dalam setiap
pencapaian indikator.

12

Pembahasan
Dari penjelasan tabel maupun grafik yang telah ditampilkan dapat dilihat
adanya peningkatan yang signifikan dari sebelum adanya penerapan Pendekatan
Matematika Realistik dengan sesudah melakukan tindakan siklus I dan siklus II
maupun siklus III. Sebelum pelaksanaan tindakan ditemukan adanya siswa yang
paham hanya 38,5%, setelah mengikuti pembelajaran pada siklus I siswa yang
paham meningkat menjadi 70% dan pada siklus II siswa yang paham naik menjadi
85%. Juga dilaksanakan pembelajaran siklus III ternyata pemahaman siswa
mampu naik 100%.
Berdasarkan pencapaian target yang sudah ditentukan oleh peneliti maka
penelitian ini dianggap berhenti pada siklus III karena siswa sudah mampu
mencapai target dengan memperoleh nilai diatas KKM yang sudah ditentukan
yaitu ≥ 60 dan juga telah memperoleh hasil pencapaian dalam indikator
pemahaman siswa yang terlihat bahwa siswa cukup mampu memenuhi indicator
pemahaman terhadap materi maupun pada penjelasan guru. Dengan demikian
hipotesis tindakan yang berbunyi “Melalui pendekatan matematika realistik yang
diterapkan pada pembelajaran matematika maka Pemahaman Konsep Bangun
datar dapat meningkat pada siswa Kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 Tahun
Pelajaran 2013/2014” dalam penelitian ini terbukti kebenarannya.
KESIMPULAN
Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV
SD N Sokokulon 02 dengan penerapan Pendekatan Matematika Realistik dapat
disimpulkan sebagai Hipotesis tindakan yang menyatakan:
“Jika pendekatan matematika realistik diterapkan pada pembelajaran
matematika maka Pemahaman Konsep Bangun datar akan meningkat pada siswa
Kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 Tahun Pelajaran 2013/2014.”” ternyata dalam
penelitian ini telah terbukti. Hal ini terbukti dengan pemahaman siswa dari setiap
siklusnya sebelum pembelajaran/ pra siklus (38,5%), siklus I meningkat (70%),
dan siklus II meningkat (85%) serta siklus III meningkat (100%).
IMPLIKASI
Kesimpulan di atas mengimplikasikan bahwa strategi Pendekatan
Matematika Realistik mempunyai dampak positif terhadap peningkatan
pemahaman siswa. Dampak tersebut yaitu peningkatan pemahaman siswa dalam
pembelajaran matematika dengan materi Konsep Bangun Datar. Guru diharapkan
keaktifannya dapat mengaplikasikan konsep untuk meningkatkan kreativitas guru
dalam berinovasi dalam proses pembelajaran matematika.
SARAN
Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru hendaknya selalu
mengembangkan kreatifitas yang dimiliki berkaitan dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif seta pemilihan metode dan alat peraga yang tepat.
Sehingga pembelajaran yang diadakan dapat terjadi keaktivan antara guru dan
murid sehingga tidak membosankan siswa.
Agar kekreativan guru dalam pembelajaran serta penguasaan metode dan
alat peraga lebih meningkat seyogyanya guru mengembangkan wawasan sesuai
dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini.

13

Beberapa cara yang efektif bagi guru untuk mengembangkan kreatifitas
adalah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), penataran, penguasaan IT, dan lainlain. Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) hendaknya terjadi sharing, tukar
pendapat, berbagi pengalaman yang menyangkut kesulitan dan temuan baru dalam
proses pembelajaran.

14

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :
Dirjen Dikti Depdiknas
A. Karim,Mukhtar. Dkk. 1996. Pendidikan Matematika I. Malang : Depdikbud
Armaini, Rina. 2004. Matematika 2. Bandung : Acaraya Media Utama
Aunurrohman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdiknas
Awalludin, dkk. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas
Buchori, dkk. 2008.Senang Matematika 2. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Djumiran, dkk. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
Hadi, Sutarto. 2003. Pendidikan Matematikan Realistik dan Implementasinya.
Banjarmasin: Tulip Banjarmasin
Lise Chamisijatin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta. Dirjen
Dikti Depdiknas
Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK.
PT. Rineka Cipta, Jakarta
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Muljono, D. d. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT
Grasindo
Kemendiknas, 2010, Kurikulum 2004. Jakarta: Diknas
Riduwan. 2004. metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
________ 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sukamto, dkk. 2008. Panduan E- Tugas Akhir. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdiknas
Taneo, Silvester Petrus.dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/pengertian-bangun-datar.html

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

1 5 238

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS IV SD N I SUMBERAGUNG KECAMATAN METRO KIBANG

0 3 62

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BESAR SUDUT MELALUI PENDEKATAN PMRI

1 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA SISWA KELAS IV SD 2 GRIBIG TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD 2 JEPANG MEJOBO KUDUS

2 3 21

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 3 PIJI DAWE KUDUS

0 1 24