Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Lintas Budaya Dengan Harga Diri Karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga T1 132006703 BAB I

1

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Hotel dapat dipahami lewat berbagai pemahaman. Lawson (1976)
mengungkapkan secara sederhana hotel dapat dipahami sebagai badan usaha yang
menyediakan layanan jasa, baik itu jasa yang berupa penginapan sementara maupun
jasa penyedia makanan dan minuman serta fasilitas lainnya. Layanan jasa hotel
diberikan kepada siapa saja yang sanggup membayar dengan sejumlah uang, yang
besarnya sudah ditentukan oleh pihak pengelola hotel. Dengan demikian pengguna
layanan jasa atau pengunjung hotel sangat bervariatif. Mereka datang dari berbagai
latar belakang, baik itu jenis kelamin, status sosial maupun kebudayaan.
Hotel terdiri dari berbagai tipe atau kategori. Pengkategorian hotel ditandai
dengan bintang yang disusun mulai dari hotel berbintang 1 (satu) sampai dengan
yang tertinggi adalah hotel dengan bintang 5 (lima). Sekalipun begitu, setiap hotel
tersebut sama-sama tergantung pada pengunjung yang memanfaatkan fasilitas hotel.
Pengunjung hotel adalah harapan dari semua pengusaha hotel. Karena ditangan
merekalah terletak keberlangsungan hidup hotel.
Sadar akan pentingnya pengunjung, para pengelola hotel berlomba-lomba
untuk menarik minat pengunjung ke dalam hotelnya. Pada titik ini berlakulah

perkataan “pengunjung adalah Raja.” Pengunjung adalah seorang yang harus
dilayani sebaik mungkin, sehingga pengunjung menjadi puas dan kelak dikemudian
hari bersedia untuk balik dan memanfaatkan jasa hotel. Untuk mencapai tujuan
1

2

tersebut, pihak menajemen hotel perlu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi
setiap pengunjung hotel.
Di antara berbagai sumber daya yang terdapat di dalam usaha perhotelan,
keberadaan karyawan merupakan ujung tombak bagi usaha perhotelan. Oleh karena
itu, karyawan harus memahami mengenai pentingnya memberikan kepuasan kepada
para tamu dan dapat melihat segala hal dari sudut pandang para tamu. Kemampuan
dalam mengelola dan mempertahankan kepuasan para tamu merupakan faktor yang
utama karena hal tersebut akan memberi nilai lebih yang akan memberikan
ketertarikan para tamu untuk menggunakan jasa hotel.
Peran karyawan yang begitu penting menuntut karyawan untuk mempunyai
harga diri yang kokoh. Harga diri merupakan sifat kepribadian yang sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap individu karena harga diri merupakan kemampuan dasar
individu untuk dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya. Plunkett (dalam Andri

dkk., 2009) menjelaskan, bahwa individu yang memiliki harga diri yang tinggi akan
cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Individu merasa yakin akan
kemampuannya dan dapat menghadapi tantangan di dalam menjalankan tugas dan
pekerjaannya.
Harga diri sering merupakan fungsi langsung dari interpretasi seseorang
terhadap keterampilan atau kemampuan yang dimilikinya. Dalam kehidupan seharihari harga diri dapat dirumuskan dalam sikap bagaimana orang merasa, meyakini dan
mengetahui diri sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Coopersmith (dalam
Handayani dkk, 1998) yang menyatakan bahwa harga diri sebagai evaluasi individu
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, dan menunjukkan tingkat individu

3

meyakini dirinya sendiri sebagai mampu, penting, berhasil, dan berharga. Harga diri
berkembang sesuai dengan kualitas interaksi individu dengan lingkungannya. Orang
yang memiliki harga diri akan dapat merasakan dengan benar adanya kelebihan dan
kekurangan yang ada pada dirinya, melihat kekurangan dan kelebihan itu sebagai
yang ada pada dirinya, sehingga akan mampu mengelolanya dengan baik. Oleh
karena itu harga diri mencerminkan keyakinan seseorang atas kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas fisik, mental, atau emosional. Harga diri adalah
kemampuan antisipasi seseorang untuk menangani tantangan-tantangan tertentu dan

mengatasi hambatan atau kesulitan.
Di dunia kerja harga diri tumbuh seiring dengan kompetensi yang dimiliki
oleh seseorang. Kompetensi merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap segala aspek pekerjaan yang akan dijalankan dan keterampilan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam
pekerjaanya. Kompetensi dan harga diri merupakan dua hal yang bersifat paralel.
Ketika seseorang memiliki harga diri yang tinggi, sudah pasti akan memiliki
kompetensi yang tinggi. Kompetensi menjadi unsur yang penting dalam membangun
harga diri seseorang.
Pengguna jasa hotel adalah orang-orang yang beragam, yang datang dengan
berbagai macam kepentingan dan dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda,
sehingga merekapun memperhadapkan karyawan hotel pada situasi-situasi yang
berbeda-beda pula. Dalam situasi semacam ini, bagaimanakah para karyawan hotel
melayani pengguna jasa hotel yang beragam itu dengan pelayanan yang berkualitas,
sehingga pengunjung benar-benar diperlakukan sebagai raja.

4

Supaya bisa memberikan pelayanan yang berkualitas bagi pengunjung yang
beragam, setiap karyawan hotel perlu mempunyai kompetensi yang sesuai dengan

latar belakang pengunjung, yaitu kompetensi lintas budaya. Karena dengan
kompetensi lintas budaya, seorang karyawan akan mampu menerima dan menghargai
pengunjung hotel yang berlatar belakang dari budaya yang berbeda. Misalnya,
seorang karyawan dari suku Jawa mampu memberikan pelayanan yang dikehendaki
oleh pengunjung hotel yang berasal dari suku Batak.
Kompetensi lintas budaya merupakan kompetensi yang dimiliki oleh
seseorang (baik secara pribadi, berkelompok, organisasi atau dalam etnik dan ras)
untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, pengetahuan yang berkaitan dengan
kebutuhan utama orang-orang lain yang berbeda kebudayaannya. Kompetensi lintas
budaya terdiri dari seperangkat perilaku, sikap dan kebijaksanaan yang konkruen
yang memungkinkan sistem lembaga atau professional bekerja secara efektif dalam
lingkungan yang lintas budaya (Campinha-Bacote, 1995).
Hotel Grand Wahid merupakan salah satu hotel berbintang empat yang ada di
kota Salatiga. Hotel ini bisa dikategorikan sebagai hotel baru, yang mulai beroperasi
pada tahun 2005. Sebagai lembaga professional dibidang perhotelan, Grand Wahid
Hotel senantiasa berhadapan dengan para pengunjung yang berlatar belakang budaya
berbeda. Menghadapi pengunjung yang berbeda-beda itu Grand Wahid Hotel telah
berusaha keras untuk menyediakan berbagai sarana yang memungkinkan para
pengunjung hotel merasa nyaman dan puas dengan keberadaan hotel. Sangat
disayangkan kompetensi karyawan Grand Wahid Hotel kurang mendukung usahausaha hotel dalam melayani para pengunjung yang berbeda-beda itu.


5

Studi pendahuluan yang telah dilakukan ketika melaksanakan praktek lapangan di
Grand Wahid Hotel menemukan data bahwa karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga
adalah orang-orang yang juga berasal dari latar belakang etnis yang beragam.
Sekalipun berasal dari latar belakang budaya yang beragam, namun karyawan
tersebut memiliki tingkat kompetensi lintas budaya yang minim. Dilihat dari segi
kemampuan berbahasa misalnya, para karyawan hanya menguasai dua bahasa yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing. Dalam melakukan komunikasi
sehari-hari, karyawan hotel lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dari pada
bahasa daerah.
Minimnya penguasaan bahasa yang dimiliki oleh karyawan hotel sudah
barang tentu akan menyulitkan ketika harus melayani orang-orang yang berasal dari
budaya yang berbeda, yang pada gilirannya akan mengganggu stabilitas harga diri
karyawan. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk mengkaji lebih lanjut
tentang kompetensi lintas budaya karyawan Grand Wahid Hotel dalam hubungannya
dengan harga diri karyawan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan tersebut di atas maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan yang signifikan antara kompetensi
lintas budaya dengan harga diri karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga ?

6

1.3. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara kompetensi lintas budaya dengan harga diri karyawan Hotel Grand
Wahid Salatiga
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis maupun
praktis, yaitu :

1.4.1. Teoritis
Studi tentang pembentukan harga diri seseorang selama ini masih di dominasi
oleh faktor-faktor psikologis seperti faktor identitas diri. Sekalipun studi tersebut
juga mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti pendidikan, pekerjaan,
lingkungan dan pengalaman hidup, namun sangat sedikit yang mempertimbangkan
faktor-faktor kultural. Skripsi ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor kultural

dalam pembentukan harga diri seseorang. Dengan cara itu temuan-temuan yang
dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan bisa semakin memperkaya berbagai teori
tentang pembentukan harga diri seseorang, sehingga studi tentang pembentukan
harga diri tidak melulu dipusatkan pada faktor-faktor psikologis namun perlu melihat
juga faktor-faktor kultural.

1.4.2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
sekaligus sebagai bahan masukan bagi Grand Wahid Hotel agar lebih memperhatikan
kompetensi lintas budaya para karyawannya. Perhatian itu perlu dilakukan baik

7

kepada karyawan-karyawan yang direkrut maupun karyawan-karyawan yang sudah
bekerja. Bagi karyawan-karyawan yang hendak direkrut, pihak hotel kiranya bersedia
untuk melibatkan aspek kompetensi lintas budaya dalam proses perekrutan.
Sementara bagi karyawan-karyawa yang sudah bekerja, pihak hotel kiranya bersedia
untuk senantiasa meningkatkan kompetensi lintas budaya karyawan melalui
pelatihan-pelatihan.


1.5. Sistematika Penulisan Hasil Penelitian
Hasil-hasil dari penelitian ini disusun dengan kerangka sebagai berikut:
Bab I: merupakan bagian pendahuluan. Bagian ini berisi latar belakang, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka dasar
penelitian yang mencakup jenis dan variabel penelitian, definisi operasional, populasi
dan sampel penelitian.
Bab II yang merupakan landasan teoritis penelitian ini. Di bagian ini dipaparkan
berbagai uraian teoritis tentang kompetensi lintas budaya dan harga diri.
Bab III merupakan metode penelitian. Di bab ini penulis menguraikan metodologi
penelitian yang penulis lakukan
Bab IV menyajikan data-data penelitian yang telah dianalisis berdasarkan pada
parameter dan metode penelitian yang telah dikembangkan pada bab II dan tiga.
Bab V disajikan kesimpulan dan saran.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Grand Wahid Hotel Salatiga dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan terhadap konsumen

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Iklim Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan Hotel Grand Wahid Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Lintas Budaya Dengan Harga Diri Karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga T1 132006703 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Lintas Budaya Dengan Harga Diri Karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga T1 132006703 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Lintas Budaya Dengan Harga Diri Karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga T1 132006703 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Lintas Budaya Dengan Harga Diri Karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Lintas Budaya Dengan Harga Diri Karyawan Grand Wahid Hotel Salatiga

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Grand Wahid Hotel Salatiga

0 3 11

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Grand Wahid Hotel Salatiga dalam Meningkatkan Okupansi Paket Edutrip

0 1 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga dalam Membangun Brand Image Melalui Media Promosi

0 0 20