Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

INTERVIEW GUIDE
A. Dukacita dan kehilangan
Hendak mengetahui ekspresi dukacita dan kehilangan pada
orang Toraja serta apa makna ritual ma‟nenek bagi mereka.
B. Proses Dukacita
1. Terkejut, Kaget
ingin mengetahui perasaan dan respon partisipan ketika
mengetahui bahwa Ia telah kehilangan orang terkasih.
2. Pencurahan perasaan (menangis, marah, perasaan bersalah/
menyesal, sedih, panik, kesepian)
Ingin mengetahui perasaan apa saja yang dialami partisipan
sebagai orang Toraja.
3. Bergumul antara khayalan dengan kenyataan
Ingin mengetahui keadaan pikiran dan kehendak partisipan
sebagai orang Toraja dalam masa duka, dan pada saat ritual
ma’nenek dilaksanakan.
4. Kerinduan dan mencari
Ingin mengetahui bagaimana partisipan mengenang masa lalu
bersama orang yang sudah pergi.
5. Berusaha memendam kesedihan
Ingin mengetahui bagaimana partisipan memendam kesedihan

akibat rasa kehilangan .
6. Menerima kenyataan dan melanjutkan kehidupan
sebagaimana adanya
Ingin mengetahui bagimana akhirnya partisipan dapat berbesar
hati menerima kenyataan hidup yang sebenar-benarnya serta
dapatkah hidup mereka berjalan sebagaimana mestinya walaupun
tanpa keberadaan orang-orang terkasih lagi.
C. Secara umum pertanyaan-pertanyaan bertujuan untuk
mengetahui:

1. Cara orang Toraja mengekspresikan dukacita dan kehilangan dalam
ritual ma‟nenek

2. Makna ma‟nenek bagi orang Toraja
1

Glossari

Alang


=

tempat orang Toraja menyimpan padi

Aluk to dolo

=

agama asli orang Toraja

Ambe‟

=

ayah

Ampo

=


cucu

ARS

=

aluk rambu solo‟ (upacara kedukaan)

ART

=

aluk rambu tuka‟ (Upacara syukur)

Bai

=

babi


Balun

=

bungkusan mayat yang menyerupai bantal guling

Bating

=

ratapan

Bo‟bo‟

=

nasi

Bombo


=

arwah

Dalle‟

=

rejeki

Dua‟

=

ubi

Indo‟

=


ibu

Kaburu‟

=

kuburan

Lai‟

=

sapaan untuk anak perempuan

Lamunan lolo =

kampung halaman

2


Lantang

=

pondok untuk upacara kedukaan

Ma‟nenek

=

ritual disekitar kuburan

Mangimpi

=

bermimpi

Masaki


=

sakit

Meoli

=

pekikan khas orang Toraja

Metaa

=

tertawa

Nenek

=


kakek/nenek

Pa‟rapuan

=

keluarga besar

Pasian

=

kena hama

Sakke saba‟

=

Tangi‟


=

tangisan

Tumangi‟

=

menangis

Tedong

=

kerbau

Tongkonan

=


rumah keluarga besar

To malolle‟

=

meninggal sangat muda

To masaang

=

meninggal muda

air bah

3

Wawancara 1 partisipan 1
Nama: Indo‟ Limbong
Tanggal: 10 Februari 2014
Waktu: pk.16.15 WIB
Tempat : Lembang (Desa) Pangala‟
Kode: P1/W1/10/2/2014
P1/W1/10/2/2014
R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:
R:
P:
R:
P:

R:
P:

Apa kabar indo‟...
Kareba melo (kabar baik) nak (sambil tersenyum
dengan muka yang berseri)
Kemarin pulang ma‟nenek lee
iyyo, masannang omiki’ to nak, tibaya’ omo
mali’ta, sussa sia pa’di’ta. maringan mangka
omiki’ sitammu. saya merasa senang, merasa
lega mi lagi. Kita sayang karena waktu hidup
kan mereka sayang juga kita too...Orang tua
harus disayang karena mereka yang besarkan
kita. kan ada firman Tuhan yang mengatakan “
hormatilah ayahmu dan ibumu”
Apa yang dilakukan kalau tidak ma‟nenek
Cuma sering liat-liat rumahnya dari jauh...

Di palan penaa bang, tae’ ka ta ma’ din
tumangi’ pungala

Tetap dikasihi dii?
Tulang-tulangnya saya bersihkan, pakaiannya
juga dirapikan
Apakah masih ada yang menangis pada saat
ma‟nenek?
Biasa ada yang menangis, tetapi ada juga yang
tidak karena yang meninggal lama mi
Jadi indo‟ benar-benar tidak menangis lagi
(penasaran)
Biasa dukana‟ mbating sia tumangi‟ ba‟tu
mattuna‟-tuna‟ tu mintu‟ apa dadi lan tondok . Ia
pi ku tumangi‟ ke denni to ba‟ru .
Selain itu apa lagi yang indo‟ lakukan
yaa (tiba-tiba pandangannya jauh ke
depan)....belanna dipokaboro‟ dadi diseroi,
dialloi ta maringan. Sonda na uai mata. Selalu
4

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:

P:

R:

disayang too jadi dibersihkan terusmi sebagai
pengganti air mata
indo’ adakah yang diharapkan makanya
dilakukan itu ma‟nenek
yaa ...kalau kita ma‟nenek maka nenek akan
datang membawa rejeki dalam mimpi.
Jadi apa yang indo‟ lakukankan ketika ma‟
nenek? (menggali lebih dalam lagi)
yaa banyak nak, menangis dalam hati, bicara
biasa seperti ketika mereka masih hidup...(diam
sejenak) cerita semua-semua.....(diam cukup
lama lalu tertunduk)..saya cerita banyak
too.semua yang terjadi di rumah, di
kampung..saya bilang tidak sama mi dulu
bagaimana perasaan indo‟ pada saat itu?
Belanna dipokaboro‟. saya merasa senang,
karena saya tetap massiman-siman sia messa’bi
sa’bi too pada mereka seperti ketika mereka
masih hidup.
apakah ada ketentuan warna pakaian yang
digunakan pada saat mengikuti ritual tersebut?
tidak ada, kita bebas menggunakan warna
pakaian, hanya saja setelah selesai ritual pakaian
yang digunakan harus diganti
apakah masih ada yang makan di kuburan pada
saat ma‟nenek
sekarang ini sudah tidak ada yang melakukan
seperti itu
ketika ma‟ nenek apakah masih membawa siri
pinang ke kuburan?
tidak lagi, Cuma terkadang masih ada sebagian
orang yang menitip siri pinang mereka untuk
dibawa ke kuburan
apakah sama perasaan yang indo‟ rasakan ketika
melangsungkan ma‟ nenek yang pertama dengan
yang berikutnya?
sama saja, hanya saja ketika ma‟ nenek yang
pertama mayat diangkat dan dibuka terus
dijemur lalu kenakan pakaian yang baru,
sementara
yang
sudah
beberapa
kali
diupacarakan biasa ji hanya dibuka petinya
kemudian dibalut dengan kain panjang, karena
tubuhnya mereka sudah tdk utuh lagi, kemudian
membersihkan mi juga semua kuburan yang ada
disitu.
semua kuburan yang ada di sekitarnya juga ikut
5

33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
77
78
79
80
81

P:

R:

P:

R:

P:

R:
P:

dibersihkan?
iya, semua kuburan yang ada di sekitrnya
dibersihkan semua, dan apabila ada mayat yang
baru yang diupacarakan harus membawa bunga
kemudian tubuhnya dibalut ulang.
apakah aturan yang ada di dusun To‟nakka sama
dengan aturan yang ada di dusun LEMPO
bahwa pasangan yang ditinggalkan tidak bisa
menikah lagi apabila belum melangsungkan
ritual ma‟ nenek untuk pasangannya?
Sitonganna sama ji, hanya pada zaman dulu itu
dilambanni kalo‟ lo di pasirampian pa tae‟ na
sirampian tongan. Jadi.. dulu itu too pasangan
yang ditinggalkan hanya bisa makan pisang
mentah, buah kelapa, air putih, dan jasad
pasangannya dipeluk dalam keadaan tanpa
busana jadi telanjang dalam kelambu. Nanti
setelah pasangannya selesai di makamkan baru
bisa keluar dari rumah dan mengenakan pakaian
seperti hari-hari biasa.
bagaimana perasaan setelah sering ma‟nenek
padahal indo‟ tidak pernah melihat nenek
(ibunya)
saya merasa senang too (mukanya terlihat lega),
itu peti-peti ada memangmi ukiran namanya
disitu supaya bisa ditahu karena tinggal tulangtulang kecil.
indo‟ sudah berapa kali mengikuti ma‟ nenek?
saya mulai ma‟ nenek dari kecil tapi memang
berbeda mi caranya ma‟ nenek dulu dengan
yang sekarang, dulu kita ma‟nenek itu too
dilakukan dengan cara bermalam satu malam
dikuburan
membuat pondok-pondok yang
beratapkan daun nira yang disusun secara rapi,
pake ki kabola ba‟tu peputu‟ sambako‟ yang
dijadikan dinding lantang-lantang untuk di
tempati tidur. Kemudian membuat patung –
patung dari bambu muda kemudian disusun rapi,
setelah itu ma‟ Badong dan Ma‟ Dondi dan
Sulo.
Rasa kehilangan yang dialami belum usai
apabila masi ada sanak keluarga yang berbaring
di atas rumah, oleh karena itu dulu kalau kita
ma‟ nenek dipotong pi itu kerbau dan di jadikan
rebutan dalam bentuk daging mentah sampai
habis. Itu dinggap selesai sudah dan hati
6

82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
105
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

kemudian merasa puas.
Mikampai bang raka tu bulan karua?
yaa....selalu too...pokoknya itu selalu ada dalam
benak kita terutama jika sudah memasuki bulan
agustus, saya selalu bertanya ke sanak saudara
di dusun sebelah apakah sudah ada yang
melangsungkan ritual ma‟ nenek tersebut.
sirempunki‟ ta pokadai tu dianga‟na..na tiroanki‟
nenek tu di pomelona
apakah ma‟ nenek yang diadakan selalu harus
bersamaan dengan keluarga yang lain?
tanggalnya tidak harus sama yang penting
pelaksanaan di bulan agustus, karena orang
sekarang tiap keluarga sudah mempunyai
kuburan sendiri.
Mengapa harus agustus?
Inang pempon dio mo mai too..bulan karua
inang bulanna nenek. Tae‟ duka ta ma‟din
unnalli bai dipatuo ...Alla‟ padang tae‟ ta ma‟
din pogau‟ apa senga‟ . tidak boleh kerja-kerja
sawah mangka opi yaa bulan karua too
ooo...oke mi pale‟ indo‟ kurre sumanga‟ bu‟dak
lee
sama sama nak

7

128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151

Wawancara 2 partisipan 2
Nama: Sattu
Tanggal: 12 Februari 2014
Waktu: pk.09.21 WITA
Tempat: Lembang To‟ Nakka‟
Kode: P2/W2/12/2/2014
R:
P:

R:
P:
R:

P:

R:
P:

R:
P:
R:
P:
R:
P:
R:
P:

Salama‟ sitammu ambe’...umba susi kareba
Salama‟ anak...kareba melo (sambil tersenyum, ekspresinya
sangat berbeda ketika bertemu peneliti awal Agustussebelum ma‟nenek)
lagi sibuk-sibuk apa ini ambe’
yaa (masih tersenyum, menarik nafas panjang, semua sudah
beres sudah mau pulang lagi ke Timika
Maaf ambe‟ (bertanya dengan sangat hati-hati) waktu
ma‟nenek saya lihat ambe‟ sangat sedih sampai menikka air
mata.
yoo begitumi anakku (sambil memegang dada) baru ada
tempat untuk bisa menangis. Selama ini ditahan saja. Saya
betul-betul menangis sambil mengeluarkan jazad nya
kasian. Betapa sakitnya . Mane to‟do tongan ri uai
matangku.
Apa yang ambe‟ rasakan
Mandaka‟ bang tu penaangku..dua tahun mi lebih ditahan.
Mandaka‟ penaa tapi kan tidak boleh menangis . Nakua
penaangku, matumbai na yaa, mangura maro‟pa (menyeka
air mata). Minda paa la kisattuan na tae‟mo adingku lan
tondok (menarik nafas panjang). Terlambat liu na‟ dikka‟
rangi karebanna adingku dadi susi mi too
Apa saja yang dilakukan waktu ma‟nenek
Kuseroi dikka‟, ku alloi sia ku kamayai tu batang rabuk na
sondana uai mata (sambil memegang dada)
Bukankah membungkus tulang-tulang itu dari dulu ambe‟
lakukan (ingin tahu lebih jauh)
Iyo...tapi.... (diam....melipat tangan, mukanya yang tadi
berseri menjadi kelihatan sedih)
tapi apa mbek? (dengan nada suara yang hampir tak
kedengaran)
Ternyata beda...(menarik nafas panjang) waktu saya
membungkus tulang-tulangnya adekku...sangat berbeda
apa bedanya? (ingin mengetahui lebih dalam)
kalau orang lain perasaan biasa saja ....(diam)...tapi ini
adekku. saya betul-betul menangis sambil keluarkan
tulang-tulangnya. Mungkin karena terlalu lama pendam
sedih. (hal tersebut peneliti langsung liat ketika mengikuti
ritual ini) Padahal waktu dipesta saya biasa saja, lanjutnya.
8

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:

kan lama meninggal baru dipesta ambe‟
iyoo nak tapi mungkin karena pikirkan segala macam
keperluan jadi tidak rasa sedih. Waktu satu bulan mi lebih
dikubur baru mulai terasa. Mapa’dik liu ki pale’..maneri
sito’doan uai matangku (betapa sakitnya, barulah air
mataku berlinang) tapi kan tidak boleh sembarang
menangis. Kata orang tua dulu-dulu nanti rezaki menjauh.
jadi apa yang ambe‟ lakukan kalau ingat adek lagi
duduk-duduk saja ... tidak mungkin menangis...betul-betul
berusahaki menahan ...(diam lalu pegang dada lagi).
lama begitu
2 tahun lebih...bayangkan itu bagaimana sedih ditahan
lama-lama...bulan delapan 2012 saya datang juga tapi
Cuma dibuka pintunya kan tidak boleh bating itu
(meratap).
yang kemarin?
yooo......(ekspresi muka mulai berseri lagi)...anak liat saya
too.....menangis itu memang perlu
berarti ma‟nenek?
Iatu Puang sumpu mamase la sala raka pangato’Na to
Tumampata. Ia umpoissan langan laonta . Urrinding
pala’ki’ ke allo sia kebongi....
Ma’pa’dikki pale’ (ternyata memang sangat menyakitkan)
untung sudahmi ma‟nenek jadi kepalaku yang kemarinkemarin berat sekali sudah langsung kayak kosong.
Maringan liu mo. Terima kasih oh terimakasih na den tu
disanga ma’nenek . Tontongki‟ na tiro ta masakke sia
matoto‟ umpatarru‟ katuoan
ooo....kurre ambe‟ salama‟ lee
sama-sama anakku (sambil tersenyum dan memegang
tangan peneliti dengan erat)

9

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69

Wawancara 3 partisipan 3
Nama: Indo‟ Sanda‟
Tanggal: 15 Februari 2014
Waktu: pk.11.00 WITA
Tempat: Lembang To‟ Nakka‟
Kode: P3/W3/15/2/2014
R:
P:
R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:

sore indo‟...umba susi kareba
yoo begitu mi lai’ ku (lai‟ = sapaan untuk anak perempuan)
Wah bersih lagi semua lee (sambil melihat kuburankuburan di sekitar tempat itu)
iyyo (sambil pegang dada) sudah ringan dirasa
kalau dulu bagaimana perasaan indo‟
Selalu mau menangis (sambil melihat ke kuburan
kakaknya) tapi kan tidak boleh sembarang too...yaaa
ditahan mi saja
Tontong mi ki lalai tu to masaang
Saya baru merasakan betapa berartinya kakak ku kasian.
Lan bang penaangku lai‟
saya rindu sekali
kakakku, dia andalan kami
kasian....(diam menatap jauh ke depan dengan ekspresi
sedih) saya dulu selalu bilang di hati kenapa dia cepat
pergi ....sudah lama saya mau datang bercerita tetapi belum
bisa jadi saya menangis siang dan malam di rumah pada
saat tidak ada orang..itu pun di sini saja ( sambil menunjuk
dada) Natappe kan dikka’ ( dia meninggalkan kami)
.saya baru merasakan betapa berartinya kakak kami ini.
...(mengambil kayu kecil di sampingnya lalu seperti
menulis sesuatu di pematang)...saya dulu selalu marah
dalam hati kenapa dia cepat pergimatumbai dikka‟ na
kakng ku. Tae‟ liu na tarimai penaangku. Lama‟ apa mokan
dikka‟ na tae‟pa apa naissan te mai pia. Ku kua tae‟ dikka‟
pabelang ku untoe penaam mu kakangku .
Saya selalu berharap dia datang menjenguk kami. Anakanaknya juga masih kecil kasian....
(masih mengangguk-angguk berusaha berempati pada apa
yang dia rasakan rasakan).
dikka „ tu kakak ku ooh kakakku (lalu bangkit dari
duduknya seperti membersihkan sesuatu yang melekat)
(tetap terdiam memperhatikan perilakunya)
( beberapa saat lalu duduk kembali seperti tersadar dan
mengingat sesuatu....menarik nafas panjang lalu
menghembuskannya)....paa (tetapi)
Umba susi misa‟ding totemo
Inaang laa tontong diingaran paa ko bua‟ rika na laa sule pa
Terima kasih ada ji bulan nenek. Bisa ketemu . Makan dan
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

R:
P:
R:
P:

R:
P:

tidur sudah enak. Puas makka bating . Pedappi matoto‟ ku
te ma‟ nenek. Mata na ku sa‟ ding yaa (sambil pegang
kepala lalu dada) ringan...ringan..
Apa yang dilakukan waktu ma‟nenek
Mbating na‟ lai‟, ku tonganni ungkaroi sarro budangku.
jadi indo‟ sudah rasa tenang
yoo kalau tidak ada itu ma‟nenek terpaksa ditahan terus
tapi berat di sini (sambil pegang kepala lalu dada).
Dennoupa‟ tontongkan dikka‟ na tiro. De‟ too na melayo
mo tu kakang ku. Tumba yaa kapuanna gai‟ na te
ma‟nenek. Karapanna yaa na tae‟ koo la ma pa‟dik bang
mo‟ aku dikka‟ natemme‟ rokko sussangku
terimakasih indo‟ lee
sama sama lai‟

11

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

Wawancara 4 partisipan 4
Nama: Duma‟
Tanggal: 18 Februari 2014
Waktu: pk.19.21 WITA
Tempat: Lembang To‟ Nakka‟
Kode: P4/W4/18/2/2014
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:

pagi dek apa kabar
yaa begitulah kak (kelihatan sedih, tangan lipat seperti mau
berdoa...lalu pandangannya menerang jauh ke depan).
Sejak papa meninggal saya sangat tertekan kak. Selalu
menangis. Mana mau pikirkan pekerjaan, mana mau
pikirkan adekku . saya bisa biayai mereka semua tapi
kasian tidak ada yang jaga mereka disini (matanya nampak
berkaca-kaca). ...untung ada ma‟nenek
(diam, menatap dan membiarkan dia menangis)
Kadang saya berpikir lebih baik pulang saja urus adekadek. Apa gunanya saya bekerja lagi toh papa juga tidak
ikut menikmati gaji saya. Saya juga tidak tenang selalu
didatangi papa dalam mimpi. Kalau sudah begitu saya
langsung bangun menangis ternyata papaku benar-benar
telah pergi
Hmm...
Jujur saya marah. Papa terlalu cepat pergi. Mengapa Tuhan
seperti itu sama kami kasian. (mengepalkan tangan, diam
lalu tertunduk). Apa yang harus ku lakukan untuk adekadekku. Merasa bersalah ka‟. Kasian sekali papaku
terlambat terlambat di antar ke Makassar untuk berobat
karena di Jakarta ka‟
kemarin pulang ma‟nenek?
(langsung memalingkan wajahnya ke saya dengan mata
yang lebih bersemangat) ...iyaa kak, ma‟nenek itu yang
bikin saya sekarang tidak stres berat lagi kayak dulu. Di
kuburan saya menangis saya bilang papa cepat sekali pergi
adek-adekku tidak ada yang urus lagi. (dia kemudian
menceritakan bahwa selama hidup bapaknyalah yang
mengurus adek-adeknya. Mamanya ke sana kemari tidak
jelas tujuannya)
Menangis ka‟ kasian apa lagi waktu papa ku dijemur.
Pokoknya menangis teruska‟ ..saya minta papaku saat
ma‟nenek dikasih berdiri lalu saya lap mukanya dengan
handuk. Saya pegang lama dan peluk dari belakang supaya
tidak jatuh.
Apa lagi yang dilakukan saat ma‟nenek
12

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

Menangis teruska‟ kasian
Setelah ma‟nenek?
Jauh beda memang kak. Dulunya saya tidak pernah tenang
papaku selalu datang dalam mimpi. Seakan-akan dia
mengatakan mengapa tidak pernah jenguk dia. ...Tapi
waktu
sudahmi
saya
ma‟nenek
pertama
dan
mengungkapkan semua perasaanku di kuburannya papa,
lebih tenangmo‟ tidak mimpi buruk lagi. Cuma memang
masih selalu membayangkan papa selalu di rumah dengan
adek-adekku.
jadi perasaannya berbeda sebelum dan setelah ma‟nenek
ooo...beda sekali kak. Saya juga tidak pusing dan mualmual lagi. Semoga papa tenang,kami tenang dan berusaha
berjuang seperti yang dia mau.
sudah tidak sedih lagi?
Saya sebenarnya masih sedih tapi toh semua sudah terjadi .
Sekarang ini kalau ingat papa langsung telpon adek-adek
sebagai pengobat rindu, sesudah bicara dengan mereka
hatiku jauh lebih tenang. Kutonganni kumalasi tonna
sementara dibungkus tu papa‟ masannang na‟ kilalai tonna
sisolapakan. Kupakaraya meoli-oli.
masih ma‟nenek tahun depan ?
pasti kak tetapi kemungkinan keluarga saja kalau saya tidak
sempat datang. Saya sudah pesan supaya rumah papa
dibersihkan.
ok..terimasih ya dek
sama-sama kak (sambil tersenyum)

13

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

Wawancara 5 partisipan 5
Nama: Tiku
Tanggal: 20 Februari 2014
Waktu: pk.14.13 WITA
Tempat: Pettarani Makassar
Kode: P5/W5/20/2/2014
R:
P:
R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

halo dek apa kabar.
halooo kak baji-baji ji
baru pulang dari kampung?
Iy kak...sejak agustus saya pulang kampung (wajahnya
berseri-seri)
keliatan lebih kurus, kan di kampung biasanya orang
gemuk hehe
tidak enak makan kak sejak papa meninggal. Tidak
mampuka‟ ..selalu rindu sama papa. ...Tapi Ini sudah naik 3
kg setelah ma‟nenek (kelihatan gembira)
apa hubungannya?
lebih tenang mi kurasa kak. Bisa menangis sepuasnya di
kuburan papa. Lega, ringan, jadi enak makan tidak kayak
dulu lagi kalau tidak kesehatan lebih baik saya tidak usah
makan saja.
bilang apa saja sama papa
saya menangis bilang kami rindu papa, jangan tinggalkan
kami, kami tidak bisa tanpa papa. Saya pernah marah sama
Tuhan..kenapa kasian harus papa ku . Masih banyak ji
orang yang lebih tua. Papaku masih kuat kami sangat kami
butuhkan. Waktu papa sakit kami tidak tahu harus
bagaimana padahala masih bisa ji itu ditolong.
Sampai sekarang masih sedih?
Masih sedih kak..tapi setelah menangis di kuburan..lega,
ringan, enak makan, badanku sudah naik, tidak lagi bangu
tengah malam, dada juga tidak sakit lagi. Kami juga tidak
mau sia-siakan harapan dan perjuangan papa selama ini
bagi kami. Sangat berat ditinggal papa tapi hidup mesti
jalan terus . Kami harus mandiri sebagimana harapan papa.
Setiap saya mau melakukan apa-apa saya masih bicara,
minta pendapat dan izin sama papa. Saya tahu papa sudah
tidak ada tapi saya selalu rindu dan ingin papa ada di
samping saya selalu.
Ada harapan setelah ma‟nenek
Papa bisa mi tenang, tetap sayang kami supaya kami terus
bersemangat.
Agustus ini mau ma‟nenek lagi
Wow...cumangudz dek
Pasti kak. Buktinya badan ku sudah naik too (tersenyum
14

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

R:

sambil mengacungkan jempol) Doakan yaa kak...
40
(tersenyum sambil mengangguk-angguk lalu memegang 41
erat tangannya. Kurre dek naa
42

15

Wawancara 6 partisipan 6
Nama: Nek Riman (69 tahun)
Tanggal: 24 Februari 2014
Waktu: pk.9.30 WITA
Tempat: To‟Nakka‟
P6/W6/24/2/2014
R: Salama‟ sitammu ambe‟.... umba susi kareba
P: Yaa susi bang mo too lai‟ (dengan wajah sendu)
R: Ambe‟ saya dengar sepanjang agustus ini ambe‟ hampir
tiap hari ke kuburan membersihkan
P: iyyo lai‟. Dampi na‟ dikka‟ pa‟dikku belanna inde
malolle‟...na turu‟ omo inde to masaang adikku. Tang pa
kulle tongan mo‟ (matanya nampak berkaca-kaca). Saya
sering duduk-duduk sendiri melihat kuburan anak dan
adekku dari jauh. Hanya itu kasian yang bisa kulakukan
untuk
mengobati
rinduku...tidak
mungkin
saya
menceritakan penderitaan ku ini Mereka meninggal muda
(diam, tertunduk sambil memijit jari-jarinya).
R: (diam dan memperhatikan P6, nampak duka yang dalam di
wajahnya)
P: Apa para dikka‟ gai‟ ku tuo male nasang mo tee to ku
sattuanan
R: Naa apa bang mi pogau‟ te jio mai
P: Koo... Saya sering duduk-duduk sendiri melihat kuburan
anak dan adekku dari jauh. Hanya itu kasian yang bisa
kulakukan untuk mengobati rinduku...tidak mungkin saya
menceritakan penderitaan ku ini Mereka meninggal muda
(diam, tertunduk sambil memijit jari-jarinya) koo bisa paa
di boko pi..ke denni keluarga mambela mane‟ rampo
R: Naa mangka siamiki‟ ma‟ nenek
P: Iyo lai‟ matana ku sa‟ding...koo den bang paa yaa lan
penaa paa bua‟ rika. Tae‟ na laa eloran misa ki To
Tumampata. Kepala saya tidak terlalu pusing mi lagi
selama mangka ma‟nenek. Membersihkan kuburan adalah
obat mujarab bagi saya.
R: Jadi ambe‟ merasa lebih baik setelah hampir tiap hari ke
kuburan
P: Yaa..makanan sudah enak saya telan, tidur juga sudah
bisa...ringan mi ku rasa nak.
La sala raka pangato‟ na Puang . Dennoupa‟ na tontong pa
matoto‟ kan
R: Mangka omiki‟ ma‟ nenek...den raka mi anga‟
P: Ku kua kenna sae sia mo sola duai lan pangimping ku
metaa ke mamali‟ ona‟.Dennoupa‟ ki tontong sitammu
R: Dennoupa‟ ambe‟...matoto‟ komi lee
16

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

P:

Kurre sumanga‟
Kurre duka lai‟ ku...oo matoto‟ mo‟ yaa mangka
kupakaraya tu kamasannanganku belanna na benna‟ Puang
Matua tu attu tuo sola anak sa adingku te diomai. Kurre.
Kurre.

17

40
41
42
43
44

Wawancara 7 partisipan 7
Nama: To minaa Ne‟ Lumbaa
Tanggal: 4 Maret 2014
Waktu: pk.9.30 WITA
Tempat: Lembang Lempo Poton
P7/W7/4/3/2014
R:
P:
R:
P:
R:
P:

R:
P:
R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:

apa kabar nek
yaa biasa ampo (sambil pegang-pegang telinga) ini baru
pulang bicara-bicara tentang persiapan ma‟nenek
mengapa orang perlu ma‟nenek
oo karena dulu belum cukup rezekinya jadi hewan yang
dipotong belum cukup, makanya dipaundii .
Adakah akibatnya kalau tidak ma‟nenek
Oo banyak ampo. Masaki inaa, tang rapa‟ tau, terjadi
pertengkaran too, jadi ma‟nenek itu menjadi obatnya
(tangan selalu dikepal kemudian digaruk-garuk)...tang
rapa‟ ki belanna tae‟ ta sirempun un nando melona lako
nenek...ia tu to tae‟ bang na mengkilala inang laa tae‟ duka
yaa apa-apan na too. Susi keluargaku daa To‟Nakka‟ tang
rapa‟
Jadi kalau sudah cukup hewan yang dipotong dulu maka
tidak perlu lagi diulang saat ma‟nenek?
aaaa..boleh saja (hehehe...)
Haruskah ma‟nenek tiap tahun. Adakah aturan tentang
waktu pelaksanaannya
yoo, menurut tradisi ma‟nenek itu dilaksanakan setiap 7, 9
dan 12 tahun
mengapa terlalu lama ?
Dalam masa itu masyarakat diberi kesempatan untuk
kawin, membangun rumah, lumbung dan membuat sawah.
Jadi semua itu dibereskan dulu baru boleh ma‟nenek.
Bangunan-bangunan yang selesai di rara dulu, juga kalau
ada orang meninggal harus dikubur dulu baru boleh
ma‟nenek
kenapa sekarang ada daerah yang 3 tahun sekali bahkan
ada yang setiap tahun?
itu baru sekarang karena disesuaikan dengan kesempatan
keluarga yang pulang dari perantauan. Ma‟nenek dinii
sirampun unnanga‟ pangandota. Yaa......semakin mahal
juga kerbau dan babi laa, berat tuntutan kebutuhan upacara
jadi orang mau cepat-cepat ketemu nenek too
adakah aturan-aturan bagaimana cara ma‟nenek
Menurut para orang tua baru diikat. Kan sebelumnya
tangannya seperti berdoa too. Kalau orang sudah diikat
akan menjadi dewa dan naik ke langit.
18

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

P:

R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:

kalau pakaian?
tidak boleh pake warna hitam, tidak boleh juga yang
terlalu bagus, tidak boleh makan jagung, nasi nanti pulang
baru kita ma’tamman serre’ (mengunyah makanan untuk
kucing) artinya makan sedikit saja. Kalau ada pesta
kematian di daerah lain maka semua orang dari situ tidak
boleh ikut ma‟nenek dan sebaliknya diangka’ ta’bu
londong.
ma‟nenek termasuk ARS ?
ooooo bukan ARS maupun ART ampo...(sangat tegas).
Makanya hanya boleh berlangsung 3 hari-sangpasa‟ (1
kali hari pasar= 6 hari).
mengapa harus agustus?
selesai panen...alla‟ padang (masa antara) baru boleh pada
waktu lo’bang padang (tanah lagi kosong).
mengapa
tidak boleh (tegas) nanti padi mati semua atau gagal
panen, pasian (kena hama) air bah, sawah longsor. Tae‟
na ma‟din di pogau‟ tu apa senga‟ na kande pasi tu
tananan sia uai saba‟
pernah kejadian?
yaa
masih boleh menangis?
boleh (dengan pelan menjawab) tetapi tidak boleh lagi
katakan oo ibu, oo ayah . kita harus katakan berikan aku
renden tedong, doloanna’ lako matanna lalan ke
lolangna’ ma’lemba kalando, ammi pasitammuna’ dalle’
masempo, limbongna’ pala’ na to matasak na benna’
ringgi’ di ratu’i.
ma‟nenek dilakukan karena kita sedih?
yaa jangan dibawa terlalu susah tapi jangan juga dibawa
terlalu senang...yang penting kaliuan penaanta (kelegaan
hati)
(mengulang kata itu) kaliauan penaa ?
yaa belanna la morai piki’ sitammu, mamallingki’ (masih
ingin bertemu, kita sangat rindu).
Masih disayang seperti waktu hidup? Umba di pakua
yaa makanya dibungkus. hari pertama dibuka, besoknya
sepakat bahwa lusa akan ma’pakande (memberi makan
leluhur) hari kedua ma’kassa’i. nenek harus diberi makan
terlebih dahulu baru kita makan,
tidak boleh
sembarang....makanan yang terbaik dipilih untuknya...”
menjamu orang sekampung?
bukan. Nenek jadi kita membawa kerbau, babi, nasi lalu
makan disitu....baru dikasih juga sedikit. Tapi harus
daging pilihan seperti waktu ma’pesung...nenek harus
19

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85

R:
P:

R:
P:
R:
P:

R:
P:
R:
P:

diberi makan terlebih dahulu baru kita makan, tidak boleh
sembarang....makanan yang terbaik dipilih untuknya...”
. Dipemanalanni tu bai sia tedong lalu disajikan di piring
Bedakah perasaan sebelum dan setelah ma‟nenek
ooooo sangat beda ampo. Kita senang sekali kalau sudah
pulang. Ringan karena rindu terobati lagi. Rindu kepada
rara buku, buku rapo na nenek ta terobati. Sama dengan
papamu.
ia nek kami baru saja memindahkannya minggu lalu
naaaaa (ekspresi gembira, puas) senang too...bisa
dirasakan sendiri too
(sambil tersenyum) iyo nek.
naaaa ...memang masih dengan muka gembira). Ini
tetanggaku mau datang ma‟ nenek. Setelah itu pasti
hatinya ringan lagi untuk pulang ke perantauan.
Apa tu mi anga‟ nenek
Dikua na tontong karitutuiki‟ lan katuoan sia
pengkarangan na bengki alli manuk, bai sia tedong
Oo kurre sumanga‟ nenek
Sama sama ampo

20

86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105

Wawancara 8 partisipan 8
Nama: Ne‟ Tonga‟ (mantan tominaa)
Tanggal: 7 Maret 2014
Waktu: 08.17 WITA
Tempat: To‟Nanna‟
Kode: P8/W8/7/3/2014
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:

Pagi nenek. Apa kabar. Apa kabar
Sedang apa
Kabar baik cucu. Lagi duduk-duduk makan sirih. Ada
apa datang pagi-pagi hehe (sambil usap-usap tangan
untuk bersalaman.)
Matumbaraka na dipogau‟ tu ma‟nenek
ooo...(pandangannya menerawang jauh, lalu ekspresinya
tiba-tiba berubah seperti seseorang yang baru saja
ditinggal orang terkasih)...yaa (dengan intonasi suara
yang semakin kecil)
(menunggu beberapa saat sampai P8 kelihatan lebih
tenang)...Mengapa ma‟nenek perlu dilakukan?
dari dulu memang sudah begitu. Kan sebagai bukti
kaboro‟ sia angga‟ ta kepada nenek dan keluarga yang
sudah meninggal. Paa sitonganna iatu ma’iringanna
kaliuan penaa ampo. Seandainya tidak ada ma‟nenek
kasian betul itu keluarga besarku. Indo‟mu Limbong
(P1), mbek mu Nek Riman (P6) sia mintu‟ anak na to
masaang Sampe Karaeng (P2-P5). Sisakian sidodongan,
tang ma‟rundunan apa na pogau‟ belanna pa‟dik tang
sirau. Paa tae‟ ta ma‟din tumangi‟ sia masussa puna laa
too. Bayangkan ampo bagaimana sakitnya kalau hanya
disimpan di hati saja...untung mereka sudah ma‟nenek
Parallu liu tu ma‟nenek belannna tuntunan ada‟ dinii
duka ma‟paundii ketanggannna‟ pi tu kinallona tonnna
mane male. Belanna tae‟pa na ganna‟ kaletteran utanna
anak ampona pirambongi‟
jadi bagus mi sekarang too. Itumi perlu ki ma‟nenek?
Yoo ampo. Karena disitumi kita bisa paliu penaan ta too
supaya
ringan.
Tang
rapa’
sia
tumangi’
penaa..mandaka’-daka’ belanna mamallingki’ laa
sitammu too.
Tapi orang yang sudah meninggal tidak tahu lagi apa
yang kita lakukan baginya
Memang (lalu mengangguk-angguk lagi dan melihat
jauh ke depan) tetapi itu melegakan hati orang yang
ditinggalkan ampoku.
mengapa orang mati diperlakukan seperti orang hidup?
21

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

P:
R:
P:

R:
P:
R:
P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:
R:

karena dianggap mereka itu tetap hidup hanya tinggal
rumah yang lain saja too
apakah lewat ritual Ma‟ Nenek tersebut ada sesuatu
yang diharapkan?
ada,,, diyakini bahwa dari ritual Ma‟ Nenek ini para
leluhur dan keluarga yang telah pergi akan selalu
menyertai dalam usaha dan kegiatan yang dilakukan.
Kita juga diberikan berkat berupa babi, kerbau, serta
menyertai anak cucu di perantauan...Terbukti ada orang
yang menjadi kaya, lewat apa yang mereka yakini
tersebut (lalu menyebut contoh seorang tokoh Toraja
yang terkaya di papua. sirempunki‟ sisola tu ludio mai
padang
mambela
ta
pada
pada
unnando
kamasakkean...dikua kampinmo allian manuk, allian bai
sia rendenan tedong
Ma‟nenek ki juga ?
Oo iyyooo.... (berkali-kali dengan ekspresi yang agak
emosional seperti menahan tangis)
Bagaimana perasaan nenek setiap kali selesai
melakukan ritual ini
Hati saya jadi ringan, terhibur dan ....merasa lebih kuat
bekerja
apakah ada aturan ma‟ nenek hanya boleh dilakukan 1x
dalam 3 tahun?
tidak selamanya, ada kampung yang setiap tahunnya di
bulan agustus dilakukan seperti di desa To‟Nakka‟
(tempat penulis meneliti) namun, ada juga desa yang
melangsungkannya hanya satu kali dalam tiga tahun
seperti di BARUPPU‟.
apakah ada perbedaan perasaan jika ma‟ nenek dengan
tidak?
ada, dalam hati kecil kita selalu merasa rindu untuk
selalu berziarah ke kubur nenek ataukah keluarga
lainnya, selalu merasa rindu untuk melihat mereka
melalui ma‟ nenek too.
Mereka (yang telah meninggal) tidak peduli juga
terhadap kita jika kita tidak prnah melangsungkan
kegiatan tersebut, dan mereka tidak peduli dengan
kodisi yang kita alami karena mereka merasa tidak
pernah diperhatikan lagi
apakah mereka mereka merasa ingin diperhatikan
seperti pada waktu mereka dihidup?
yaa,, karena sebenarnya mereka meninggal secara selalu
ji itu hadir di skeliling kita.
apakah ada aturan warna pakaian yang digunakan jika
ma‟ Nenek ?
22

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
2
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

P:
R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:

R:
P:
R:

Sebenarnya semua warna boleh kecuali hitam dan
kuning.
Ma‟ nenek termasuk ARS/ART
ma‟nenek termasuk dalam acara duka cita tp apabila ada
makanan dari pesta org mati yang baru di acarakan,
pantang untuk memakannya pada saat di adakan ritual
Ma‟ Nenek. Pada zaman dahulu ritual Ma‟ Nenek
dilakukan 6-8 tahun sekali, tapi sekarang bisa diadakan
tiap tahun karena zaman sudah berubah.
apakah ma‟ nenek dilaksanakan karena orang toraja
selama “ pesta “ tidak pernah berkesempatan menangis?
ya.....(lalu terdiam cukup lama, seperti memikirkan
sesuatu)...itu merupakan satu tanda kasih sayang kepada
ayah dan ibu bukan hanya pada saat mereka hidup,
mereka diberikan kasih sayang... Koo mbai saba’
masuli’mo allian bai la’bi tedong bisa juga karena
dulu hanya sibuk urus pesta dan kerbau..
masih bolehkah orang menangis ?
boleh, tetapi tangisan pada saat ma‟ nenek itu berbeda
dengan pada saat orang baru meninggal. Tangisan pada
saat ma‟ nenek bukan mi lagi duka cita karena
ditinggalkan tetapi pada saat itu dibawakan siri pinang
serta berisi permohonan-permohonan seperti kasihanilah
aku ibu dan ayah karena tidak ada lagi berkat berupa
kerbau, berupa babi, ayam yang berkokok semuanya
tidak ada lagi.
apakah ada akibatnya kalau tidak ma‟nenek
Hati kita tidak tenang too ..Tang rapa‟ sia tumangi‟
penaa mandaka‟-daka‟ belanna mamalling la sitammu.
bisa juga mereka datang dalam mimpi dan berkata
bahwa mereka merasa tidak pernah diperhatikan lagi
dan tidak pernah diingat lagi.
kenapa pada saat ma‟nenek masih dilakukan
penyembelihan hewan??
Ooo itu dipaundii namanya.. karena pada saat baru
meninggal keluarga belum mampu menyembelih jumlah
hewan sesuai kedudukannya di masyarakat too. Dan
diyakini bahwa kekayaan yang dimiliki keluarganya
sekarang adalah pemberian dari ayahnya serta ibunya
yang sudah meninggal
Matumbai na dijemur tu mayat dan tulang-tulang pada
saat ma‟ nenek?
yaa supaya pakaian yang dikenakan para lelehur yang
telah meninggal bisa hangat kembali too tidak lembab.
apakah setiap ma‟ nenek pakaian yang dikenakan oleh
para leluhur harus slalu di ganti?
23

85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130

P:
R:
P:

oo tidak juga nanti diganti kalau sudah tidak layak pakai
lagi atau rusak.yaa sama waktu hidup too
Apa lagi yang diharapkan dari ma‟nenek
Na tontong pokaboro‟ ki‟..yaa Kita juga dikasih rejeki
berupa babi, kerbau, serta menyertai anak cucu di tanah
orang

R:

ooo...kurre sumanga‟ lee nenek

P:

yoo ampo masannang na‟ too ke mu pokaboro‟ dukai tu
nenek

24

131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: suatu analisis psikologi indigenous

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB I

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB II

1 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB IV

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB I

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB II

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 0 11