PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Strategi Learning Cycle Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Filial Pulutan Tahun Ajaran 2014/2015.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI FILIAL PULUTAN
TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1

Disusun Oleh :
RAFI’AH EMMI HASIYATI
A 410 110 135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE
PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI FILIAL PULUTAN

TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
Rafi’ah Emmi Hasiyati, Slamet HW
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS
e.rafiah@yahoo.com

Abstract
This study aimed to describe the increase in activity of students during the
learning metematika in class VII B MTs Filial Pulutan semester through strategies
Learning Cycle. This study includes classroom action research. The study was
conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation,
and reflection. Subjects were students of class VII B MTs Filial Pulutan totaling 24
students. Data collection through interviews, observation, testing, documentation and
field notes. Data was analyzed using descriptive comparative analysis that compares
the activity of students in the initial conditions, the first cycle and cycle II. The
results showed an increase in the activity of learning mathematics that can be seen
from: 1) the courage students to ask questions before the action of 12.5%, 33.3% first
cycle, second cycle and 66.6%, 2) students are accomplishing exercises before action
16, 6%, 37.5% first cycle, second cycle and 70.8%, 3) student activity in an opinion
before the action of 8.3%, the first cycle of 20.8%, and 45.8% second cycle 4) active

students in answer to the question before the action of 8.3%, 29.1% first cycle,
second cycle and 62.5%. Based on these results it can be concluded that the
application of learning strategies Learning Cycle can enhance the activity of learning
mathematics.
Keywords: mathematics learning, liveliness learn some vital lessons, Learning Cycle
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan keaktifan siswa
selama pembelajaran metematika pada siswa kelas VII B MTs Negeri Filial Pulutan
semester genap melalui strategi pembelajaran Learning Cycle. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan dalam dua siklus,
dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII B MTs Negeri Filial Pulutan yang
berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi, tes,
dokumentasi dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan analisa deskriptif
komparatif yaitu membandingkan keaktifan siswa pada kondisi awal, siklus I dan

siklus II. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keaktifan belajar matematika
yang dapat dilihat dari: 1) keberanian siswa dalam bertanya sebelum tindakan 12,5%,
siklus I 33,3%, dan siklus II 66,6%, 2) siswa menyelesaiakan soal didepan kelas
sebelum tindakan 16,6%, siklus I 37,5%, dan siklus II 70,8%, 3) keaktifan siswa

dalam mengemukakan pendapat sebelum tindakan 8,3%, siklus I 20,8%, dan siklus II
45,8% 4) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan sebelum tindakan 8,3%, siklus
I 29,1%, dan siklus II 62,5%. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan keaktifan
belajar matematika.
Kata kunci: pembelajaran matematika, keaktifan belajara, Learning Cycle

Pendahuluan
Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Aktifitas siswa selama prose belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi untuk
belajar. Keaktifan yang dimaksut tentunya bukan hanya sekedar aktif dan ramai
dikelas. Tetapi dilihat dari cara mereka mengikuti pembelajaran dikelas misalnya
sering bertanya kepada guru, mempumenjawab pertanyaan dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran matematika, guru mempunyai peran yang sangat besar
guna terciptanya interaksi antara guru dan siswa, sehingga dengan interaksi tersebut
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran matematika. Aisyah Hani (2014)
menyatakan bahwa aktifitas meliputi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan –
kegiatan secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara
guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Hindarto (2011), indikator dari keaktifan belajar matematika meliputi,
yaitu 1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, 2) kekatifan siswa dalam
mengerjakan soal didepan kelas, 3) kekatifan siswa dalam mengemukakan pendapat,
dan 4) kekatifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VII B semester genap MTs Negeri
Filial Pulutan tahun ajaran 2014/ 2015 dengan jumlah 24 siswa diperoleh keaktifan
siswa yang bervariasi. Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika, yaitu
siswa yang berani mengajukan pertanyaan sebanyak 3 siswa (12,5%), mengerjakan

soal-soal latihan didepan kelas sebanyak 4 siswa (16,5%), mengemukakan ide
sebanyak 2 siswa (8,3%), dan menjawab pertanyaan sebanyak 2 siswa (8,3%).
Rendahnya keaktifan belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya masih banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran
matematika adalah pelajaran yang rumit dan sulit dimengerti oleh peserta didik,
sehingga mengakibatkan peserta didik enggan belajar matematika. Selain itu,
pembelajaran matematika yang berjalan masih didominasi oleh guru, menyebabkan
peserta didik lebih bersifat pasif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang
cenderung satu arah dan kurang bervariasi, kurangnya bimbingan dalam
mengerjakan soal latihan, penyampaian materi ajar terlalu banyak. kurangnya sarana
dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran, pengaruh siswa lain yang

malas belajar.
Berdasarkan akar penyebab yang paling dominan tersebut dapat diajukan
alternatif tindakan melalui strategi pembelajaran Learning Cycle. Menurut Yosep
(2013) Learning Cycle merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
duntuk mengatasi masalah keaktifan siswa, karena terdiri atas rangkaian kopetensikopetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.
Ahmet.O. Qarare (2012) menyatakan Langkah-langkah Learning Cycle yaitu
1) Fase Engagement (Membangkitkan) guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membangkitkan keaktifan dan keingintahuannya tentang topik yang akan
dipelajari, 2) Fase Exploration (memanfaatkan) Guru memberi kesempatan siswa
untuk bekerjasama dan bertukar pendapat dalam kelompok, 3) Fase Explaination
(memaparkan) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan suatu
konsep yang telah dibahas saat diskusi dengan kalimat atau pemikirannya sendiri, 4)
Fase Elaboration (mengaplikasikan) Guru mengajak siswa untuk mengaplikasikan
konsep konsep yang telah mereka pelajari dengan mengerjakan soal-soal pemecahan
masalah, 5) Evaluation

(mengevaluasi) Fase guru memberika tes akhir yang

merupakan evaluas.
Keunggulan Learning Cycle yaitu: 1) Pembelajaran menjadi berpusat pada

siswa (student-centered), 2) Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena

mengutamakan pengalaman nyata, 3) Menghindarkan siswa dari cara belajar
tradisional yang cenderung menghafal, 4) Memungkinkan siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi pengetahuan lewat pemecahan masalah dan informasi yang
didapat, 5) Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.
Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan penelitian dengan melalui strategi
Learning Cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika bagi siswa
kelas VII B semester gasar MTs Negeri Filial Pulutan tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini memiliki tujuan baik secara umum dan khusus. Secara umum
penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran matematika. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan peningkatan keaktifan belajar matematika melalui strategi Learning
Cycle pada siswa kelas VIIB semester gasal MTs Negeri Filial Pulutan tahun ajaran
2014/2015
Metode Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Menurut
Wiriaatmadja (2005: 130), PTK adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan

dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Menurut Aqip (Sutama, 2010: 95) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Filial Pulutan. Penelitian tindakan
kelas dilaksanakan selama dua siklus dengan

dua kali pertemuan dalam satu

siklusnya. Subyek yang menerima tindakan adalah siswa kelas VII B MTs Negeri
Filial Pulutan yang berjumlah 24 siswa, sedangkan subyek pemberi tindakan adalah
guru matematika kelas VII B.
Metode pengumpulan data dalam peneletian ini dilakukan dengan dengan
metode pokok dan metode bantu. Metode pokok berupa observasi. Sedangkan
metode bantu berupa metode tes, catatan lapangan dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur.
Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada kondisi awal, guru belum menggunakan strategi pembelajaran Learning
Cycle. Strategi yang digunakan guru masih konvensional dimana pembelajaran
masih terpusat pada guru. Dalam menyampaikan materi guru masih menggunakan
metode ceramah dan memberikan contoh soal tanpa melibatkan siswa secara aktif
dalam pemecahan masalah. Menurut Yeni (2011) dalam pembelajaran konvensional
guru cenderung lebih aktif sebagai sumber informasi bagi siswa dan siswa cenderung
pasif dalam menerima pelajaran.
Pada kondisi awal masih banyak siswa yang ramai sehingga pembelajaran
menjadi tidak kondusif. Selain itu siswa malu dalam bertanya, tidak percaya diri
dalam mengerjakan latihan soal, tidak berani megungkapkan pendapatdan belum
berani menjawab pertanyaan.
Pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan strategi Learning Cycle.
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa. Guru menyampaikan
gambaran umum materi pengertian himpunan dan banyaknya anggota himpunan
serta memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru
melakukan kegiatan pendahuluan dengan memberikan suatu teka-teki yang berkaitan
dengan materi untuk membangkitkan keaktifan belajar siswa.
Guru menyajikan materi sesuai topik yang dipelajari dengan memberikan
lembar kerja siswa untuk membantu pemahaman siswa. Sutarman (2006) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) memberi

pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, yaitu prestasi belajar siswa akan
lebih baik. Selain itu pemberian LKS juga akan meningkatkan kreatifitas siswa
dalam belajar matematika, khususnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat

kelompok yang

beranggotakan 4-5 siswa, kemudian diminta untuk mendiskusikan masalah yang
sudah disajikan dalam lembar kerja siswa. Kelompok yang telah selesai

menyelesaiakan masalah yang disajikan, dipersilahkan untuk mempresentasikan
jawabannya. Menurut Musfirotun (2010) bahwa salah satu unsur yang diterapkan
dalam pembelajaran adalah komunikasi antar anggota. Unsur ini agar siswa dibekali
keterampilan berkomunikasi, seperti mempresentasikan hasil diskusi dimana dalam
mempresentasikan harus ada keberanian, lancar dan jelas dalam berbahasa.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahami. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi mandiri.
Pada tindakan siklus I keaktifan belajar matematika siswa sudah mengalami
peningkatan namun belum maksimal. Masih ada beberapa siswa yang masih takut

bertanya, tidak percaya diri dalam mengerjakan soal, tidak berani dalam
mengungkatkan gagasan atau ide dan masih banyak siswa yang malu menjawab
pertanyaan dari guru.
Pelaksanaan tindakan siklus II kembali dilakukan dengan menerapkan strategi
discovery learning. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam
dan menanyakan kabar siswa, kemudian mengulas materi sebelumnya dan
membahas PR, guru menjelaskan gambaran materi yang akan dipelajari yaitu operasi
himpunan dan diagram venn dengan memberi teka-teki yang berkaitan dengan materi
untuk membangkitkan keaktifan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran.
Guru membagikan lembar kerja siswa untuk masing- masing kelompok.
Masing – masing kelompok menyelesaikan permasalahan yang disajika oleh guru,
kemudian perwakilan setiap kelompok mempresentasikan jawaban didepan kelas.
Kemudian guru berkeliling untuk mengamati dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan. Setelah selesai diskusi, salah
satu perwakilan kelompok diminta untuk menyajikan hasil kerjanya. Guru juga
memberikan soal-soal yang dibacakan dan setiap kelompok bisa menjawabnya,
setiap soal yang dibacakan guru bisa langsung mendapatkan nilai tambahan.
Kelompok yang mendapatkan nilai banyak mendapatkan reward dari guru. Guru
membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
Kemudian guru memberikan soal untuk dikerjakan secara mandiri untuk mengetahui

kemampuan siswa.

Pada tindakan siklus II, keaktifan belajar matematika siswa mengalami
peningkatan secara signifikan sesuai dengan harapan. Sebagian besar siswa sudah
mulai berani mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal latihan, mengemukakan ide
atau pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa yang berani mengajukan pertanyaan selalu menunjukan peningkatan dari
sebelum dilakukan tindakan sampai tindakan siklus II. siswa berani mengajukan
pertanyaan dari kondisi awal sebanyak 5 siswa (20,8%). Pada siklus I meningkat
menjadi 8 siswa (33,3%) dan pada siklus II sebanyak 16 siswa (66,6%).
Siswa yang mengerjakan soal latihan didepan kelas mengalami peningkatan.
Sebelum tindakan tercatat siswa yang mengerjakan soal latihan sebanyak 4 siswa
(16,6%), pada siklus I meningkat sebanyak 9 siswa (37,5%), dan pada siklus II
meningkat sebanyak 17 siswa (70,8%).
Siswa yang mengemukakan pendapat atau ide mengalami peningkatan.
Sebelum tindakan tercatat siswa yang mengemukakan pendapat atau ide sebanyak 2
siswa (8,3%), pada siklus I meningkat sebanyak 5 siswa (20,8%) dan pada siklus II
meningkat sebanyak 11 siswa (45,8%) .
Siswa yang menjawab pertanyaan mengalami peningkatan. Sebelum tindakan
tercatat siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 2 siswa (8,3%), pada siklus I
meningkat sebnyak 7 siswa (29,1%) dan pada siklus II meningkat sebanyak 15 siswa
(62,5%).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II
mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini didukung oleh penelitian Nuryati,
dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa melalui penerapan Learning Cycle. Melalui penerapan strategi
Learning Cycle, siswa memiliki pengalaman karena siswa melakukan sesuatu
percobaan yang memungkinkan mereka akan lebih merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran.
Data yang diperoleh mengenai peningkatan keaktifan belajar matematika siswa
melalui strategi Learning Cycle pada siswa kelas VII B MTs Negeri Filial Pulutan
dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.2
Data peningkatan keaktifan belajar matematika
No
1
2

Indikator yang diamati

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

12,5%

33,3%

66,6%

16,6%

37,5%

70,8%

Mengemukakan ide

8,3%

20,8%

45,8%

Menjawab pertanyaan

8,3%

29,1%

62,5%

Mengajukan pertanyaan
Mengerjakan soal latihan
didepan kelas

3

4

Adapun grafik peningkatan keaktifan belajar matematika siswa dari sebelum
tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.

Peningkatan Keaktifan Siwa dalam
Pembelajaran Matematika
80,00%

Mengajukan Pertanyaan

Persentase

60,00%
40,00%

Menjawab soal latihan
didepan kelas

20,00%

Mengemukakan
Pendapat atau Ide

0,00%
Kondisi
Awal

Siklus I

Siklus II

Menjawab Pertanyaan

Gambar 4.1
Grafik peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
Penerapan strategi pembelajaran yang tepat mempengaruhi keaktifan belajar
matematika siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan strategi Learning Cycle.
Hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II

menunjukkan bahwa penerapan strategi Learning Cycle mampu meningkatkan

keaktifan belajar matematika siswa kelas VII B MTs Negeri Filial Pulutan tahun
ajaran 2014/2015.
Simpulan
Pembelajaran matematika yang dilakukan antara peneliti dan guru dalam
penelitian ini menggunakan strategi Learning Cycle. Dengan langkah-langkah
Learning Cycle sebagai berikut 1) Fase Engagement (Membangkitkan) guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangkitkan keaktifan dan
keingintahuannya tentang topik yang akan dipelajari, 2) Fase Exploration
(memanfaatkan) Guru memberi kesempatan siswa untuk bekerjasama dan bertukar
pendapat dalam kelompok, 3) Fase Explaination (memaparkan) Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan suatu konsep yang telah dibahas saat
diskusi dengan kalimat atau pemikirannya sendiri, 4) Fase Elaboration
(mengaplikasikan) Guru mengajak siswa untuk mengaplikasikan konsep konsep
yang telah mereka pelajari dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah, 5)
Evaluation

(mengevaluasi) Fase guru memberika tes akhir yang merupakan

evaluasi.Setelah

diterapkannya

strategi

pembelajaran

Learning

Cycle,

ada

peningkatan keaktifan siswa. peningkatan keaktifan belajar siswa dilihat dari
indikator yaitu 1) mengajukan pertanyaan,2) mengerjakan soal latihan didepan
kelas,3) menyampaikan pendapat atau ide, dan 4) menjawab pertanyaan.
Keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan sebelum tindakan sebanyak 3
siswa (12,5%), siklus I sebanyak 8 siswa (33,3%) dan siklus II sebanyak 16 siswa
(66,6%), mengerjakan soal latihan didepan kelas sebelum tindakan sebanyak 4 siswa
(16,6%), siklus I sebanyak 9 siswa (37,5%) dan siklus II sebanyak 17 siswa (70,8%),
mengemukakan pendapat sebelum tindakan sebanyak 2 siswa (8,3%) siklus I
sebanyak 5 siswa (20,8%) dan siklus II sebanyak 11 siswa (45,8%), menjawab
pertanyaansebelum tindakan sebanyak 2 siswa (8,3%) siklus I sebanyak 7 siswa
(29,1%) dan siklus II 15 siswa (62,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan strategi Learning Cycle mampu meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa kelas VII B SMP MTs Negeri Filial Pulutantahun ajaran
2014/2015.

Daftar Pustaka
Hani, Aisyah. 2014. Peningkatan keaktifan belajar siswa matematika melalui metode
kerja kelompok. Jurnal peneltian pendidikan, volume 1, nomor 1: 15-24
Hindarto. 2011. Penerapan model learning cycle untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia : 128133.
Musfirotun. 2010. Peningkatan keaktifan siswa dalam mempelajari IPA melalui
pendekatan Koopertife tipe NHT. Jurnal Kependidikan Dasar, Volume 1,
Nomor 1.
Nuryati, dkk. 2014. Upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalaui
pembelajaran Learning Cycle. Jurnal pendidikan UNS, volume 2, nomor 2:
159-173.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: CV Citra Mandiri Utama.
Sutarman. 2006. Pengarug Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas Siswa. Surakarta : skripsi FKIP
UMS.
Qarareh.O.Ahmed. 2014. The Effect Of Using the Learning Cycle Method in
Teaching Scienceon the Education al Achievement of the Sixth Graders. Int J
Sci, 4(2): 123-132.
Yeni, E. M. 2011. "Pemanfaatan Benda-Benda Manipulatif untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Geometri dan Kemampuan Tilikan Ruang Siswa Kelas
V Sekolah Dasar". Jurnal edisi khusus/ No. 1, 63-75.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 5E LEARNING CYCLE MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 6 27

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

0 87 0

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

0 16 114

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika dengan Metode Jaritmatika

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 17

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII MTs THamrin Yahya Pada Tahun Ajaran 20152016

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 101