Optimalisasi laser CO2 tipe semi sealed-off dengan mengatur arus listrik masukannya pada komposisi campuran gas yang optimum.
viii ABSTRAK
OPTIMALISASI LASER CO2 TIPE SEMI SEALED-OFF DENGAN MENGATUR ARUS LISTRIK MASUKANNYA PADA
KOMPOSISI CAMPURAN GAS YANG OPTIMUM
Pada penelitian ini telah dibangun laser CO2 tipe semi sealed-off. Laser ini digunakan pada spektroskopi fotoakustik yang memerlukan daya laser yang besar dan stabil. Daya laser yang besar dan stabil dapat diperoleh dengan cara optimalisasi laser CO2 melalui pengaturan komposisi gas He, N2, CO2 dan arus listrik masukannya. Proses optimalisasi laser CO2 dengan cara mengatur komposisi gas He, N2 dan CO2 telah dilakukan oleh peneliti lain dan didapatkan bahwa komposisi tekanan gas He, N2 dan CO2 yang menghasilkan daya laser optimum adalah 30:10:40. Pada penelitian ini, dilakukan optimalisasi laser CO2 dengan cara mengatur arus listrik masukannya pada keadaan perbandingan tekanan gas He, N2 dan CO2 adalah 30:10:40. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluaran daya laser CO2 yang optimum sebesar 4,78 W pada saat arus listrik masukannya sebesar 13,6 mA.
(2)
ix ABSTRACT
OPTIMALIZATION OF THE SEMI SEALED-OFF TYPE CO2 LASER BY SETTING ITS ELECTRIC CURRENT INPUT INTO THE
OPTIMUM COMPOSITION OF MIXING GAS
In this experiments, a CO2 laser of semi sealed-off type have been constructed. This CO2 laser is used in the photoacustic spectroscopy which needs a stable laser with a large power. A stable laser with a large power can be obtained by optimalizing the CO2 laser via a regulation of the He, N2 and CO2 gases composition together with its electric current input. The CO2 laser optimalization process by setting the He, N2 and CO2 gas composition have been performed by another researcher and it found that the pressure of gas composition for He, N2 and CO2 gases which produces the optimum power of laser is 30:10:40. In this experiment, the CO2 laser optimalization is performed by setting its electric current input into the mixing gas He, N2 and CO2 when its pressure ratio is 30:10:40. The experimental result show that the optimum output of power for a CO2 laser is 4.78 W when its electric current input is 13.6 mA.
(3)
OPTIMALISASI LASER CO2 TIPE SEMI SEALED-OFF DENGAN MENGATUR ARUS LISTRIK MASUKANNYA PADA
KOMPOSISI CAMPURAN GAS YANG OPTIMUM
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar sarjana sains program studi fisika
Oleh :
Fransiscus Asisi Oktora Dwi Haryanto 053214004
PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
OPTIMALIZATION OF THE SEMI SEALED-OFF TYPE CO2 LASER BY SETTING ITS ELECTRIC CURRENT INPUT INTO
THE OPTIMUM COMPOSITION OF MIXING GAS
Skripsi
Percented as Partial Fullfillment of the Requirement to Obtain the Sarjana Sains Degree in Physics
By :
Fransiscus Asisi Oktora Dwi Haryanto 053214004
PHYSICS STUDY PROGRAM PHYSICS DEPARTEMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hidup dan kebahagiaan bagiku Bapak saya Ignatius Sukardiyo dan ibu saya Yustina Tri Suharni yang telah
membesarkan dan memberikan kasih sayang yang tiada akhirnya kepada saya
Mba Ika dan Fendy yang saya kasihi dan sayangi
Anastasia Murgiati yang telah memberikan cinta dan kasihnya. Kamu adalah semangat dan inspirasiku untuk menyelesaikan skripsi ini.
JADILAH ORANG YANG BERARTI BAGI ORANG
YANG KAMU SAYANGI
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 November 2009
(9)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Fransiscus Asisi Oktora Dwi Haryanto NIM : 053214004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Optimalisasi Laser CO2 Dengan Mengatur Arus Listrik Masukannya Pada Komposisi Campuran Gas yang Optimum”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain tanpa meminta ijin dari saya demi kepentingan akademis tanpa perlu meminta persetujuan dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 25 November 2009 Yang menyatakan
(10)
viii ABSTRAK
OPTIMALISASI LASER CO2 TIPE SEMI SEALED-OFF DENGAN MENGATUR ARUS LISTRIK MASUKANNYA PADA
KOMPOSISI CAMPURAN GAS YANG OPTIMUM
Pada penelitian ini telah dibangun laser CO2 tipe semi sealed-off. Laser ini digunakan pada spektroskopi fotoakustik yang memerlukan daya laser yang besar dan stabil. Daya laser yang besar dan stabil dapat diperoleh dengan cara optimalisasi laser CO2 melalui pengaturan komposisi gas He, N2, CO2 dan arus listrik masukannya. Proses optimalisasi laser CO2 dengan cara mengatur komposisi gas He, N2 dan CO2 telah dilakukan oleh peneliti lain dan didapatkan bahwa komposisi tekanan gas He, N2 dan CO2 yang menghasilkan daya laser optimum adalah 30:10:40. Pada penelitian ini, dilakukan optimalisasi laser CO2 dengan cara mengatur arus listrik masukannya pada keadaan perbandingan tekanan gas He, N2 dan CO2 adalah 30:10:40. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluaran daya laser CO2 yang optimum sebesar 4,78 W pada saat arus listrik masukannya sebesar 13,6 mA.
(11)
ix ABSTRACT
OPTIMALIZATION OF THE SEMI SEALED-OFF TYPE CO2 LASER BY SETTING ITS ELECTRIC CURRENT INPUT INTO THE
OPTIMUM COMPOSITION OF MIXING GAS
In this experiments, a CO2 laser of semi sealed-off type have been constructed. This CO2 laser is used in the photoacustic spectroscopy which needs a stable laser with a large power. A stable laser with a large power can be obtained by optimalizing the CO2 laser via a regulation of the He, N2 and CO2 gases composition together with its electric current input. The CO2 laser optimalization process by setting the He, N2 and CO2 gas composition have been performed by another researcher and it found that the pressure of gas composition for He, N2 and CO2 gases which produces the optimum power of laser is 30:10:40. In this experiment, the CO2 laser optimalization is performed by setting its electric current input into the mixing gas He, N2 and CO2 when its pressure ratio is 30:10:40. The experimental result show that the optimum output of power for a CO2 laser is 4.78 W when its electric current input is 13.6 mA.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “OPTIMALISASI LASER CO2 DENGAN MENGATUR ARUS LISTRIK MASUKANNYA PADA KOMPOSISI CAMPURAN GAS YANG OPTIMUM” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 2. Dr. Ign. Edi Santosa M.S, selaku dosen pembimbing akademik.
3. Pengurus Laboratorium Fotoakustik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
4. Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si. dan Drs. Domi Severinus, M.Si. yang telah berkenan meluangkan waktu untuk menguji penulis serta memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.
5. Seluruh dosen program studi fisika, yang telah membagikan ilmunya dan pengetahuannya.
(13)
xi
6. Bapak saya Ignatius Sukardiyo dan ibu saya Yustina Tri Suharni yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya yang tidak habis-habisnya. 7. Christina Natalia Ika dan Damianus Fendy yang telah memberikan
dukungan dan semangat.
8. Anastasya Murgiati yang telah memberikan semangat dan inspirasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Fransiska Yeni Anggarini, Laurensia Trimeta Platini dan Lulu Qiuntriani Jisura yang telah berjuang bersama kurang lebih empat tahun ini.
10.Salvinus Budin, Andreas Amun Andropo dan Petrus Bangun Cahyanto atas pinjaman computer dan printernya.
11.Basilius Herdiyanto dan Martinus Radityo Adi atas bantuan penulisan akhir.
12.Semua pihak yang tidak dapat dikatakan satu persatu atas doa dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan sedikit sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
(14)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vii
ABSTRAK viii ABSTRACT ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Pembatasan Masalah 3
D. Tujuan Penelitian 4
(15)
xiii
BAB II. DASAR TEORI 5
A. Teori Laser 5
A.1. Pengertian laser 5
A.2. Serapan, pancaran spontan dan pancaran terstimulasi 6
A.3. Proses pemompaan 10
A.4. Resonator 17
B. Laser CO2 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 31
A. Bahan Penelitian 31
B. Tempat Penelitian 31
C. Deskripsi Alat Penelitian 31
D. Cara Kerja Penelitian 35
D.1. Pembangunan laser CO2 35
D.2. Pelurusan Optik (alignment) 38
D.3. Pengisian Campuran Gas 39
D.4. Optimalisasi Daya Laser CO2 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 41
A. Hasil 41
B. Pembahasan 44
B.1. Pembangunan laser CO2 44
B.2. Pencarian daya laser CO2 46
(16)
xiv
BAB V. PENUTUP 48
A. Kesimpulan 48
B. Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation, yang artinya penguatan cahaya oleh pancaran radiasi terangsang. Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dengan intensitas yang besar dan memancar pada satu arah. Laser bekerja pada spektrum infra merah sampai ultra ungu.
Pada tahun 1917, Albert Einstein mengemukakan teori tentang transisi antar dua tingkat energi suatu elektron pada atom yang melibatkan radiasi elektromagnetik. Teori tentang transisi antar dua tingkat energi suatu elektron pada atom tersebutlah yang menjadi dasar bagi para ilmuan dalam menemukan laser. Pada tahun 1960 telah dikembangkan laser untuk pertama
kali, yaitu laser Rubi terpulsa (λ = 6943 Å) dan laser gas Helium-Neon
(λ = 6328 Å). Sejak saat itu sampai sekarang laser terus berkembang.
Ada banyak jenis laser diantaranya laser zat padat, laser zat cair dan laser gas. Tiap jenis laser ini memiliki karakteristiknya masing – masing. Laser yang akhir-akhir ini masih banyak dikembangkan adalah laser gas karbon dioksida (CO2), karena laser ini bekerja pada panjang gelombang 9 nm – 11 nm yang merupakan panjang gelombang dari gas-gas yang banyak diteliti. Laser CO2 termasuk dalam jenis laser gas. Laser ini menggunakan campuran gas karbon dioksida (CO2), nitrogen (N2) dan helium (He).
(18)
2
Ada 2 jenis laser CO2, yaitu sistem mengalir (flowing system) dan
sistem tertutup (sealed-off). Perbedaan antara kedua jenis laser tersebut berada
pada sistem pengisian gasnya. Pada sistem mengalir, gas dialirkan terus-menerus secara kontinyu ke tabung lucutan. Sedangkan pada sistem tertutup, gas hanya diisikan satu kali ke dalam tabung lucutan.
Keunggulan menggunakan laser CO2 jenis sistem tertutup dibandingkan menggunakan jenis sistem mengalir :
1. Kebutuhan gas kecil
2. Biaya operasi kecil
3. Peralatan yang digunakan lebih ringkas sehingga lebih mudah dipindahkan
Beberapa contoh penggunaan laser CO2 sistem tertutup antara lain
untuk operasi bedah, menghilangkan bekas luka di wajah, memotong logam, pembangkit gelombang kejut plasma dan spektroskopi fotoakustik. Laser CO2 yang akan dibangun pada penelitian ini, nantinya akan digunakan pada spektroskopi fotoakustik. Pada spektroskopi fotoakustik diperlukan daya laser yang besar dan stabil. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibangun laser dengan daya yang besar dan stabil. Beberapa cara dapat digunakan untuk membuat daya keluaran pada laser CO2 menjadi besar dan stabil, yaitu dengan cara mengatur komposisi dari campuran gas yang digunakan pada laser atau dengan mengatur arus listrik masukannya.
(19)
Sebelumnya telah dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur komposisi dari campuran gas yang dilakukan oleh orang lain. Dengan mengambil keuntungan dari penelitian tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih dalam untuk optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur arus listrik masukannya pada komposisi campuran gas yang optimum.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian adalah
1. Bagaimana membangun laser CO2 tipe semi sealed-off.
2. Bagaimana mengoptimalkan daya laser CO2 tipe semi
sealed-off dengan mengatur arus listrik masukannya.
C. Pembatasan Masalah
Masalah optimalisasi laser CO2 tipe semi sealed-off dalam penelitian ini hanya dibatasi pada rancang bangun laser CO2 tipe semi sealed-off yang digunakan pada spektroskopi fotoakustik serta optimalisasi daya lasernya.
(20)
4
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. membangun laser CO2 tipe semi sealed-off.
2. Menentukan besar arus listrik masukan yang dapat
menghasilkan daya keluaran laser CO2 tipe semi sealed-off yang besar dan stabil.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Dapat diperoleh nilai arus listrik masukan yang dapat
menghasilkan daya keluaran laser CO2 tipe semi sealed-off yang besar dan stabil.
2. Sumbangan untuk ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
(21)
5 BAB II
DASAR TEORI
A. Teori Laser
A.1. Pengertian laser
Laser terdiri dari bahan aktif yang terdapat di dalam sebuah resonator yang diberi tegangan. Saat elektron dari bahan aktif yang berada di aras energi atas (eksitasi) ditumbuk foton yang memiliki energi sama dengan perbedaan aras energi, akan terjadi proses pancaran terstimulasi sehingga dihasilkan foton. Agar elektron dari bahan aktif dapat naik ke aras energi atas, diperlukan proses pemompaan. Foton yang dihasilkan tersebut akan menumbuk elektron lain sehingga akan terjadi proses pancaran terstimulasi lain dan dihasilkan foton kembali. Foton-foton tersebut dipantulkan bolak balik oleh resonator. Resonator yang digunakan terdiri dari sebuah cermin yang memantulkan cahaya dan sebuah cermin yang dapat meneruskan dan memantulkan sebagian cahaya, sehingga akan didapatkan berkas cahaya laser yang keluar dari resonator. Berkas cahaya inilah yang digunakan pada spektroskopi fotoakustik.
(22)
6
A.2. Serapan, pancaran spontan dan pancaran terstimulasi
Sebelum tahun 1917, hanya dikenal dua kemungkinan dalam transisi antar dua aras energi suatu elektron pada atom yang melibatkan radiasi elektromagnetik yaitu serapan (absorbsi) dan pancaran spontan (emisi spontan). Serapan terjadi saat elektron yang berada pada aras energi yang lebih rendah E1 ditumbuk seberkas foton dengan energi sebesar perbedaan aras energi, elektron dapat naik ke aras energi yang lebih tinggi E2 (Gambar 1). Sedangkan pancaran spontan (emisi spontan) terjadi saat elektron yang berada pada aras energi yang lebih tinggi E2, elektron akan turun ke aras energi yang lebih rendah dengan memancarkan foton (Gambar 2).
Pada tahun 1917, Einstein mengemukakan kemungkinan yang ketiga dalam transisi antar dua aras energi suatu elektron pada atom yang melibatkan radiasi elektromagnetik yaitu pancaran terstimulasi (emisi terstimulasi). pancaran terstimulasi terjadi saat elektron yang berada pada aras energi yang lebih tinggi E2 ditumbuk seberkas foton dengan energi sebesar perbedaan aras energi, elektron akan turun ke aras energi yang lebih rendah. Saat terjadinya peristiwa ini, atom tersebut akan memancarkan energi foton yang benar-benar sama dengan yang diterima.
(23)
a. Serapan
Diasumsikan bahwa atom berada pada aras energi E1. Seberkas foton datang ke atom dengan frekuensi v. Atom memerlukan energi sebesar E2 – E1 untuk naik ke aras energi E2 yang diperoleh dari energi foton yang datang. Jadi, energi dari foton harus sama dengan perbedaan aras energi.
... (2.1)
Didefinisikan tingkat serapan W12 dengan persamaan
... (2.2)
dimana adalah kecepatan perpindahan atom, N1 adalah jumlah
atomnya (per satuan volume), pada saat tertentu dan berada di aras energi E1. Lebih lanjut dapat ditulis
... (2.3)
(24)
8
b. Pancaran spontan
Atom dari suatu bahan mula-mula berada di aras energi E2. Karena E2>E1, atom cenderung untuk berpindah ke aras energi E1, dengan memancarkan foton yang memiliki energi sebesar E2-E1.
Frekuensi v dari gelombang yang diradiasikan diberikan oleh
persamaan
... (2.4)
dimana h adalah konstanta planck.
Saat waktu t, terdapat N2 atom (per satuan volume) pada aras energi E2. Kecepatan perpindahan atom sebagai hasil Pancaran
spontan , sebanding dengan N2. Dapat ditulis
... (2.5)
tetapan A disebut probabilitas pancaran spontan atau tetapan
Einstein. Jumlah disebut waktu hidup pancaran spontan.
Nilai A dan bergantung pada transisi partikel yang terlibat.
c. Pancaran terstimulasi
Atom dari suatu bahan mula-mula berada di aras energi E2. Seberkas foton datang ke atom dengan frekuensi v (diberikan oleh persamaan (2.4)). Karena foton ini memiliki energi yang sama
(25)
dengan perbedaan aras energi, atom dapat berpindah dari aras energi E2 ke aras energi E1. Saat berpindah, atom akan memancarkan foton dengan energi sebesar E2-E1. Foton yang memancar dari atom menambah jumlah foton yang sefase dari foton yang datang.
kecepatan perpindahan atom sebagai hasil pancaran
terstimulasi dituliskan :
... (2.6)
dimana W21 disebut probabilitas transmisi terstimulasi. Koefisien
W21 memiliki dimensi (T)-1. W21 bergantung pada perpindahan
partikel dan intensitas foton yang datang. Untuk sebuah bidang foton :
... (2.7)
dimana F adalah fluks foton dari gelombang yang datang dan adalah tampang lintang pancaran terstimulasi.
Nilai . Terlihat bahwa probabilitas pancaran
terstimulasi sama dengan probabilitas serapan. dapat ditulis
(26)
10
A.3. Proses pemompaan
Saat pada aras dasar lebih banyak populasinya dari pada aras atas, akan lebih dominan terjadi absorbsi dari pada emisi terstimulasi. Jika ada gelombang datang, akan menghasilkan lebih banyak transisi dari 1 ke 2 dari pada dari 2 ke 1 dan diharapkan akan terjadi inversi populasi. Tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi.
Agar terjadi inversi populasi dibutuhkan tiga atau empat tingkat laser. Pada sistem tiga tingkat (Gambar 4), atom-atom akan naik dari aras dasar ke level 3. Lalu atom-atom akan meluruh dengan cepat ke level 2, dengan cara ini inversi populasi dapat diperoleh antara level 2 dan 1.
Gambar 4. Laser sistem tiga tingkat
Pada sistem empat tingkat (Gambar 5), atom-atom akan naik dari aras dasar ke level 3. Jika atom-atom meluruh dengan cepat ke level 2, maka inversi populasi dapat diperoleh antara level 2 dan 1. Bila osilasi dimulai pada laser empat tingkat, atom akan
(27)
dikirim ke level 1 (karena emisi terstimulasi). Untuk gelombang kontinyu diperlukan sistem laser empat tingkat. Perpindahan dari level 1 ke aras dasar akan terjadi sangat cepat.
Gambar 5. Laser sistem empat tingkat
Inversi populasi lebih mudah dihasilkan pada sistem empat tingkat dari pada sistem tiga tingkat. Perbedaan tenaga antar tingkat lebih besar dari kT.
Proses dimana atom naik dari level 1 ke level 3 pada sistem tiga tingkat atau dari level 0 ke level 3 pada sistem empat tingkat disebut proses pemompaan. Terdapat beberapa cara dimana proses ini dapat dicapai, contohnya dengan beberapa jenis lampu dengan intensitas yang cukup atau dengan lucutan listrik pada medium aktif. Jika level pemompaan yang lebih tinggi kosong, laju
perubahan populasi di tingkat atas karena pemompaan ,
dapat ditulis sebagai
(28)
12
dimana Ng adalah populasi di aras dasar, Wp adalah sebuah
koefisien yang disebut tingkat pemompaan. Untuk mencapai kondisi ambang, tingkat pemompaan harus mencapai ambang batas.
Terdapat dua jenis proses pemompaan, yaitu pemompaan optis dan pemompaan elektrik. Pada penelitian ini digunakan proses pemompaan elektrik.
a. Pemompaan optis
Pada pemompaan optis cahaya dari sumber cahaya diserap oleh bahan aktif dan atom-atom dari bahan aktif akan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Metode ini biasa digunakan pada laser zat padat dan laser cair.
b. Pemompaan elektrik
Pada pemompaan elektrik digunakan alat yang memiliki lucutan listrik dengan intensitas yang cukup. Metode ini biasa digunakan pada laser gas dan semikonduktor.
Pemompaan optis
Cahaya dari lampu tidak koheren yang kuat dipancarkan dengan sistem optik yang sesuai menuju bahan aktif. Terdapat tiga susunan yang biasa digunakan pada sistem pemompaan optis.
(29)
Gambar 6. Susunan koil
Gambar 7. Susunan silinder elips
Gambar 8. Susunan pasangan tertutup
Bahan aktif berada dalam tangki silinder. Laser dapat dioperasikan dalam bentuk pulsa atau gelombang kontinyu tergantung pada pancaran lampu. Cahaya dari lampu langsung mengenai bahan aktif atau setelah pemantulan dari cermin pemantul. Pada susunan koil (Gambar 6), lampu berbentuk koil
(30)
14
yang mengelilingi tangki bahan aktif, sehingga cahaya dari lampu pasti akan mengenai tangki bahan aktif. Pada susunan silinder elips (Gambar 7), lampu diletakan pada salah satu titik fokus F1 dan tangki bahan aktif diletakan pada titik fokus kedua F2. Cahaya dari lampu yang berada di titik fokus F1 menuju cermin pemantul dan dipantulkan menuju tangki bahan aktif yang berada di titik fokus kedua F2. Artinya sebagian besar cahaya yang dipancarkan lampu dikirimkan ke bahan aktif melalui pemantulan dari cermin pemantul. Pada susunan pasangan tertutup (Gambar 8), lampu dan tangki yang berisi bahan aktif diletakkan sedekat mungkin dan diselubungi oleh cermin pemantul. Efisiensi susunan pasangan tertutup tidak lebih kecil dari susunan silinder elips. Cermin pemantul dibuat dari bahan yang dapat memantulkan menyebar seperti MgO yang dimampatkan, serbuk BaSO4 atau keramik putih.
Pemompaan elektrik
Pemompaan elektrik dari laser gas dapat dicapai dengan melewatkan arus pada campuran gas. Arus dapat melewati gas dengan dua cara, yaitu melalui lucutan transversal atau lucutan longitudinal. Pada lucutan longitudinal (Gambar 9), elektrodanya memiliki struktur melingkar dengan permukaan katoda lebih besar dari anoda yang berfungsi untuk mengurangi penurunan karena
(31)
tumbukan ion. Lucutan longitudinal hanya digunakan pada laser gelombang kontinyu.
Gambar 9. Susunan elektroda pada lucutan longitudinal
Pada lucutan transversal (Gambar 10), elektroda diperpanjang sampai melebihi panjang bahan laser. Lucutan transversal dapat digunakan pada laser gelombang kontinyu, laser pulsa atau laser frekuensi radio. Elektroda pada lucutan transversal ukurannya lebih kecil dari pada lucutan longitudinal.
(32)
16
Pada campuran gas yang sama, tegangan yang dibutuhkan pada susunan tranversal lebih kecil dari pada susunan longitudinal. Susunan longitudinal diletakkan di dalam tabung dielektrik (kaca) akan menghasilkan pemompaan yang lebih stabil.
Lucutan listrik yang menumbuk atom akan mengionisasi ion tersebut sehingga dihasilkan ion dan elektron bebas. Elektron bebas tersebut akan bergerak dan menumbuk atom bebas, sehingga atom bebas tersebut akan tereksitasi. Pemompaan elektrik dari gas biasanya terjadi mengikuti satu atau keduanya dari dua proses berikut:
1. Pada gas yang terdiri dari satu jenis, eksitasi hanya dihasilkan
melalui tumbukan elektron.
... (2.9) dimana X dan X* adalah atom pada aras dasar dan pada aras eksitasi. Proses ini disebut tumbukan jenis pertama.
2. Pada gas yang terdiri dari dua jenis (misalkan A dan B),
eksitasi dapat terjadi karena hasil dari tumbukan antara atom dari jenis yang berbeda melalui proses transfer energi. Dimisalkan B berada di aras dasar dan A berada di aras eksitasi yang disebabkan oleh tumbukan elektron. Perbedaan energi antara dua aras energi kurang dari kT. Jika A tereksitasi ke aras metastabil, A akan menumbuk B. Pada proses
(33)
tumbukan tersebut, A akan memberikan energi kepada B (transfer energi), sehingga B akan naik ke aras eksitasi. Proses ini disebut tumbukan jenis kedua.
∆ ... (2.10)
Gambar 11. Tumbukan jenis kedua
A.4. Resonator
Sebuah amplifier dapat menjadi osilator jika terjadi pembalikan. Hal tersebut dapat dicapai dengan menempatkan tabung laser pada suatu resonator yang terdiri dari dua cermin. Pada tabung laser akan terjadi emisi terstimulasi dan akan dihasilkan lebih banyak foton. Intensitas sinar membesar dikarenakan proses pemantulan bolak-balik melalui medium laser. Untuk mendukung aksi laser, proses pemompaan harus terjadi terus-menerus agar selalu terjadi inversi populasi.
(34)
18
Agar didapatkan suatu berkas cahaya keluaran, salah satu cermin dibuat agar dapat memantulkan sebagian berkas cahaya dan dapat meneruskan sebagian yang lain. Dari sini akan didapatkan berkas laser keluaran. Berkas laser yang keluar tidak semuanya berada pada jalurnya. Dengan menggunakan lapisan dielektrik ganda, dapat dijaga agar berkas laser yang berada di luar jalur dibawah 1%.
Gambar 12. Skema resonator
Karena sifat koheren dari laser, cahaya laser dapat dipancarkan sebagai berkas yang paralel. Penyebaran cahaya merupakan pengaruh yang terjadi pada difraksi. Radiasi di dalam fase dengan amplitudo yang sama pada suatu celah lingkaran
dengan diameter d, sudut θ antara pusat pola difraksi dan lingkaran
interferensi gelap pertama diberikan oleh
, ... (2.11)
Berkas cahaya dengan nilai d yang lebih besar mungkin untuk mencapai sebaran cahaya yang lebih kecil. Dengan
(35)
memfokuskan suatu berkas cahaya paralel, diameter yang sangat kecil dapat diperoleh.
Tingkat polarisasi linear yang sangat tinggi dapat diperoleh pada laser dengan kerugian yang rendah pada arah osilasi dan kerugian yang besar pada arah yang tegak lurus. Pada laser dengan gas sebagai medium aktifnya, hal tersebut dapat dicapai dengan menempatkan sebuah jendela pada tabung gas dengan konfigurasi sudut Brewster. Sudut Brewster adalah sudut dimana sinar datang dipantulkan secara spekuler menjadi terpolarisasi linear. Sudut Brewster dapat ditentukan dengan persamaan berikut
tan ... (2.12)
Dimana θ = sudut Brewster
n1 = indeks bias medium 1 n2 = indeks bias medium 2
Suatu mode osilasi yang stabil dapat dicapai di dalam resonator, jika terdapat interferensi konstruktif tetap. Hal tersebut terjadi jika suatu tetapan dikalikan separuh panjang gelombang sama dengan panjang lintasan optis rongga. Maka diperoleh mode separasi Δv
∆
(36)
20
Rongga laser adalah resonator dengan jangkauan spektrum yang diberikan oleh persamaan (2.13). Jika panjang rongga 1 m,
maka mode separasi (∆ ) 150 MHz.
Jenis – jenis resonator :
a. Plane Parallel Resonator
Gambar 13. Plane parallel resonator
Terdiri dari dua buah cermin datar yang dipasang sejajar satu sama lain.
b. Concentric or spherical resonator
Gambar 14. Concertic resonator
Terdiri dari dua buah cermin cekung yang berjari-jari sama dan berjarak L dengan titik pusat kelengkungan kedua cermin terletak pada titik yang sama. Sehingga:
(37)
c. Confocal resonator
Gambar 15. Confocal resonator
Terdiri dari dua buah cermin cekung yang berjari-jari sama dan berjarak L dengan titik fokus kedua cermin terletak pada titik yang sama. Sehingga:
d. Resonator yang menggunakan kombinasi cermin datar dan
lengkung Contoh :
(38)
22
Gambar 17. Hemispherical resonator
Pada penelitian ini digunakan resonator planeparallel. Mode dari resonator ini dapat dianggap sebagai superposisi dari perambatan dua gelombang elektromagnetik datar dalam arah yang berlawanan sepanjang sumbu rongga. Frekuensi resonansi dihasilkan jika panjang rongga L sebesar bilangan bulat dari
setengah panjang gelombang ( ), dimana n adalah bilangan
bulat positif. Kondisi tersebut dibutuhkan agar medan elektrik dari gelombang berdiri elektromagnetik menjadi nol pada kedua cermin. Frekuensi resonansi diberikan oleh
(39)
B. Laser CO2
Laser CO2 ditemukan oleh Patel. Laser ini menggunakan campuran gas CO2, N2 dan He. Laser CO2 merupakan laser dengan daya dan efisiensi yang besar (daya laser mencapai 80 kW dan efisiensi laser mencapai 15%-20%).
Terdapat tiga mode dasar dari vibrasi molekul CO2, yaitu :
a. Mode tarikan simetris
Gambar 18. Mode tarikan simetris
Frekuensi dasar dari mode tarikan simetris v1 = 1337 cm-1
b. Mode bengkok
Gambar 19. Mode bengkok
(40)
24
c. Mode tarikan asimetris
Gambar 20. Mode tarikan asimetris
Frekuensi dasar dari mode tarikan asimetris v3 = 2349 cm-1
Getaran dari ketiga mode di atas, digambarkan dengan tiga bilangan kuantum n1, n2 dan n3 yang menunjukkan banyaknya kuanta pada setiap mode vibrasi. Tingkat laser ditunjukkan oleh tiga bilangan kuantum ini, yang ditulis dengan urutan n1, n2, n3.
Satuan frekuensi mode dasar dari vibrasi molekul CO2 diatas
adalah cm-1. Sebenarnya satuan tersebut bukan merupakan satuan dari
frekuensi tetapi satuan dari frekuensi per kecepatan cahaya. Dikarenakan kecepatan cahaya merupakan tetapan, maka dapat dianggap bahwa satuan tersebut merupakan satuan dari frekuensi.
λ
(41)
Skema berikut ini menunjukan tingkat energi vibrasi molekul CO2 dan N2
Gambar 21. Skema tingkat energi vibrasi molekul CO2 dan N2
Molekul CO2 tereksitasi dari aras dasar (0000) ke aras eksitasi
(0001). Untuk mencapai aras eksitasi ini, molekul CO2 dibantu oleh
molekul-molekul nitrogen. Perbedaan energi antara aras energi atas
CO2 (0001) dengan aras energi atas Nitrogen sangat kecil, yaitu ΔE = 18
cm-1. Dikarenakan perbedaan energi yang sangat kecil tersebut, pada saat
nitrogen menumbuk CO2 energi dari nitrogen akan dipindahkan ke molekul CO2, sehingga CO2 akan naik ke aras eksitasi. Perpindahan nitrogen dari aras dasar ke aras eksitasi disebabkan oleh tumbukan elektron. Aras eksitasi nitrogen merupakan aras metastabil.
(42)
26
Inversi populasi yang terjadi dari aras 0001 ke aras 0200 akan
mengarah ke osilasi laser dengan panjang gelombang 9,6 µm dan dari aras
0001 ke aras 1000 akan mengarah ke osilasi laser dengan panjang
gelombang 10,6 µm.
Satuan energi pada Skema tingkat energi vibrasi molekul CO2
dan N2 adalah cm-1. Sebenarnya satuan tersebut bukan merupakan
satuan dari energi tetapi satuan dari energi per tetapan planck dikalikan kecepatan cahaya. Dikarenakan tetapan planck dan kecepatan cahaya merupakan tetapan, maka dapat dianggap bahwa satuan tersebut merupakan satuan dari energi.
λ
λ ... (2.16)
Untuk menunjukkan peranan dari He dan N2, dimisalkan laser CO2 dengan tekanan parsial
CO2 (1,5 Torr), N2 (1,5 Torr) dan He (12 Torr)
(43)
Waktu peluruhan dari aras atas diperoleh dari
∑ ... (2.17) dimana pi adalah tekanan parsial dan ai adalah tetapan karakteristik gas di dalam lucutan.
Transisi di aras atas terjadi sangat cepat. Aras 1000, 0200 dan 0110 dapat mencapai keseimbangan thermal dapat dicapai dalam waktu yang
singkat. Peluruhan dari aras 0110 ke aras dasar 0000 terjadi secara lambat,
sehingga akan terjadi pengumpulan molekul pada aras 0110 selama aksi
laser terjadi. Selanjutnya akan terjadi pengumpulan molekul pada aras
1000 dan 0200 dikarenakan terjadi keseimbangan thermal dengan aras
0110. Hal tersebut tidak diinginkan karena akan menghambat aksi laser.
Pada transisi dari aras 0110 ke aras 0000 terjadi paling sedikit
transisi yang aktif dari setiap molekul pada lucutan, sehingga relaksasi dari
aras 0110 hanya dapat terjadi melalui proses transfer energi pada
tumbukan. Pada penelitian ini energi ditransfer ke Helium. Tetapan ai pada
He lebih besar dari pada atom lain, sehingga masa hidupnya lebih kecil. Pada contoh diatas masa hidupnya sebesar 20 µs, yang merupakan masa hidup pada aras bawah laser. Dikarenakan nilai masa hidup pada aras atas laser (0,4 ms) lebih besar dari masa hidup pada aras bawah laser (20 µs), populasi akan berkumpul di aras atas laser, sehingga kondisi untuk terjadinya aksi laser terpenuhi. He memiliki konduktifitas panas yang tinggi. He membantu agar CO2 tetap dingin dengan menghantarkan panas
(44)
28
keluar. Hal tersebut berfungsi untuk menghindari populasi pada aras bawah laser dari proses eksitasi yang dikarenakan panas.
Jadi, N2 berfungsi untuk membantu proses pemompaan, sedangkan He berfungsi untuk mengurangi populasi pada aras bawah laser.
Jenis – jenis laser CO2
1. Laser jenis mengalir
a. Laser dengan aliran gas yang lambat
Laser dengan aliran gas yang lambat merupakan laser CO2 pertama. Campuran gas dengan lambat mengalir sepanjang tabung laser untuk menghilangkan hasil penguraian, khususnya CO, karena akan mencemari laser. Tabung laser terbuat dari kaca dengan pendingin eksternal berupa air. Keterbatasan dari laser ini adalah daya keluaran maksimum laser tiap satuan panjang 50 – 60 W/m. Laser CO2 jenis ini digunakan untuk laser bedah, untuk memotong pelat keramik pada industri elektronik dan untuk pengelasan pelat logam tipis (<1mm).
b. Laser dengan aliran gas yang cepat
Untuk mengatasi keterbatasan pada laser dengan aliran gas yang lambat, pada jenis laser ini, campuran gas mengalir dengan kecepatan yang tinggi (sekitar 50 m/s). Daya keluaran pada laser dengan aliran gas yang cepat tiap satuan panjang sekitar 1 kW/m.
(45)
Laser CO2 jenis ini digunakan untuk memotong logam (dengan ketebalan beberapa milimeter).
2. Laser jenis tertutup
Pada laser jenis tertutup, gas tidak dimasukan terus menerus selama terjadi aksi laser, tetapi gas hanya dimasukan sekali ke dalam tabung laser hingga penuh lalu tabung laser ditutup. Jadi, gas tidak dialirkan terus-menerus. Karena gas di dalam tabung laser tidak mengalir, hasil dari reaksi kimia yang berupa CO tidak dapat dikeluarkan. Jika di dalam tabung laser terdapat CO, aksi laser akan terhenti. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah katalis yang
berfungsi untuk menghasilkan CO2 dari CO. Katalis yang digunakan
misalnya berupa H2O. Reaksi kimia yang terjadi :
CO OH CO H ... (2.18)
H2O yang dibutuhkan dapat dimasukan dalam bentuk gas hidrogen dan oksigen. Karena oksigen diproduksi selama pemisahan CO2, jadi hanya hidrogen yang perlu ditambahkan. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan katoda panas yang terbuat
dari Ni (3000C) sebagai katalis. Dengan menggunakan cara ini, waktu
hidup dari tabung dapat mencapai 10000 jam. Laser jenis tertutup menghasilkan daya keluaran tiap satuan panjang sekitar 60 W/m. Laser jenis tertutup digunakan untuk laser bedah, menghilangkan bekas luka di wajah, memotong logam.
(46)
30
Terdapat dua jenis laser tertutup, yaitu laser sealed-off dan laser semi sealed-off. Pada laser sealed-off, gas pada tabung laser sudah diisi dari pabrik dan tabung laser ditutup sehingga gas tersebut tidak dapat dikeluarkan ataupun dimasukan. Jika waktu hidup dari medium laser yang berupa gas tersebut sudah habis, maka medium laser tersebut tidak dapat diganti. Sedangkan pada laser semi sealed-off terdapat sebuah katup yang dapat dibuka dan ditutup pada tabung laser, sehingga gas isian pada tabung laser dapat dikeluarkan ataupun dimasukan sewaktu-waktu dan komposisi gas isian pada tabung laser dapat ditentukan sesuai keinginan peneliti.
Pada penelitian ini dipakai laser CO2 jenis tertutup yang nantinya
akan digunakan sebagai sumber cahaya pada spektroskopi fotoakustik. Keuntungan menggunakan laser CO2 jenis tertutup adalah :
1. Gas yang digunakan lebih efisien, karena gas tidak dialirkan
terus-menerus tetapi hanya dimasukan sekali.
(47)
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam eksperimen adalah gas karbondioksida (CO2), gas nitrogen (N2) dan gas helium (He).
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Laboratorium Fotoakustik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
C. Deskripsi Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada laser CO2 adalah
1. Laser He-Ne model Melles Griot dengan λ = 638,8 nm
Laser He-Ne yang digunakan mempunyai daya maksimum 1 mW.
Laser He-Ne ini digunakan untuk melakukan pelurusan optik (alignment).
Laser He-Ne mempunyai berkas cahaya tipis dan lurus. Kelebihan dari laser He-Ne adalah bekerja pada panjang gelombang tampak.
2. Tabung lucutan laser CO2 tipe semi sealed-off
Tabung laser merupakan tempat terjadinya lucutan gas dan pemompaan listrik untuk menghasilkan aksi laser. Laser yang digunakan
(48)
32
(49)
Pada tabung lucutan laser CO2 tipe semi sealed-off ini terdapat
sebuah katup sealed-off. Katup sealed-off ini berfungsi untuk membuka
dan menutup jalan masuk gas-gas bahan aktif laser. Tabung laser CO2 yang dipakai mempunyai diameter dalam 3 mm dan diameter luar 7 mm.
Pada kedua ujung tabung dipasang jendela (window) ZnSe dengan
konfigurasi sudut Brewster agas berkas laser terpolarisasi sempurna. Jarak
antara anoda dengan katoda adalah 200mm. Pada tabung laser CO2 yang digunakan terdapat dua buah katoda sehingga panjang tabung laser adalah 400mm. Laser beroperasi dengan gas campuran He, N2, dan CO2 dengan pelucutan DC pada tegangan 7-11kV dan arus 9-15 mA.
3. Motor undak (stepper motor) model ORIEL 18011
Motor undak (stepper motor) digunakan sebagai alat penggerak
kisi pemantul (gratting). Dengan menggerakkan gratting, dapat ditentukan
garis laser yang diinginkan. Penentuan garis laser berkaitan dengan gas yang ingin dideteksi dalam spektroskopi fotoakustik. Misalnya untuk mendeteksi gas etilen (C2H4), digunakan garis 10P14. Analisis spektrum
garis laser CO2 ini menggunakan alat CO2 Laser Spectrum Analyzer.
4. Power meter model OPHIR AN/2
Power meter adalah alat untuk mengukur keluaran daya. Power meter OPHIR AN/2 memiliki kemampuan pengukuran daya maksimum 10
watt. Radiasi laser CO2 yang keluar dari cermin outcoupling diarahkan ke
aperture serapan detektor daya, maka suhu dalam detektor akan naik. Kondisi ini mengakibatkan pembangkitan tegangan, yang sebanding
(50)
34
dengan daya radiasi. Daya radiasi ini kemudian ditampilkan oleh power meter sebagai daya laser yang terukur.
5. Flow meter model BROOKS 1355
Flow meter berfungsi untuk mengukur tekanan laju aliran gas. Dalam pembuatan komposisi gas CO2, N2, dan He digunakan flow meter untuk mengetahui tekanan setiap gas ke dalam tabung pencampur. Dengan hal ini, dapat diketahui komposisi tekanan gas-gas tersebut di dalam tabung pencampur.
6. Pengukur tekanan
Pengukur tekanan yang dipakai memiliki rentang tekanan 0-150 mBar. Sebelum sistem digunakan, sistem harus dalam keadaan vakum. Pengukur tekanan berfungsi untuk mengukur tekanan pada sistem.
7. Catu daya tegangan tinggi model HCN 250-17000
Catu daya tegangan tinggi berfungsi untuk memberi tegangan DC pada elektroda-elektroda tabung lucutan. Catu daya tegangan tinggi tipe HCN 250-17000 ini, mempunyai rentang tegangan dari 0-15 kV dan dengan rentang arus 0-20 mA.
8. Gratting (kisi)
Gratting berfungsi untuk mengatur panjang gelombang.
9. Cermin outcoupling
Cermin outcoupling berfungsi sebagai tempat keluarnya sinar laser.
10.Pompa air
(51)
11.Pompa vakum
Pompa vakum berfungsi untuk membuat tabung laser menjadi vakum.
D. Cara Kerja Penelitian
D.1. Pembangunan laser CO2
Tahap awal dalam penelitian ini adalah pembangunan laser CO2 tipe semi sealed-off. Laser CO2 tipe semi sealed-off terdiri dari 6 bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Tabung lucutan
Aksi laser terjadi di tabung laser. Aksi laser meliputi inversi populasi dan perbesaran intensitas. Pada bagian ini terdapat
tabung lucutan laser CO2 tipe semi sealed-off, gratting, dan cermin
outcoupling.
b. Pengaturan gas
Pada bagian ini terdapat tabung gas (CO2, N2 dan He), tabung pencampur, pengukur tekanan dan flow meter. Gas CO2, N2, dan He dialirkan dengan tekanan tertentu yang diatur dengan menggunakan flow meter. Kemudian gas-gas tersebut dicampur pada tabung pencampur. Untuk mengetahui tekanan total gas pada tabung pencampur digunakan pengukur tekanan.
c. Catu daya tegangan tinggi
Pada eksperimen ini digunakan sistem pemompaan elektrik. Untuk proses pemompa atom-atom agar terjadi inversi
(52)
36
populasi, digunakan catu daya tegangan tinggi. Catu daya tegangan tinggi yang digunakan adalah tipe HCN 250-17000.
d. Pompa vakum
Berfungsi untuk memvakumkan sistem dan membuang gas pada tabung pencampur. Bagian ini terdiri dari sebuah pompa vakum yang dihubungkan dengan tabung lucutan dan bagian pengaturan gas.
e. Pendingin
Pada bagian ini terdapat sebuah pompa air, yang mengatur keluar-masuk air. Air ini dialirkan di sekeliling tabung lucutan yang berfungsi untuk mempertahankan suhu pada tabung lucutan.
f. Pengukuran daya keluaran
Pada bagian ini terdapat power meter model OPHIR AN/2 yang berfungsi untuk mengukur keluaran daya laser.
Keenam bagian tersebut, dirangkai sedemikian sehingga sistem benar-benar tertutup. Hal ini dapat diketahui dengan cara menvakumkan sistem. Sistem dikatakan tertutup jika, pengukur tekanan mendekati pada angka 0 mBar (hampa). Angka 0 mBar hampir tidak mungkin didapatkan, oleh karena itu pada angka 3 atau 4 mBar dapat dianggap sebagai tekanan hampa. Rangkaian alat lengkap sistem laser
(53)
(54)
38
D.2. Pelurusan Optik (alignment)
Agar daya laser keluar, harus dilakukan pelurusan optik (alignment). Pelurusan optik ini dilakukan untuk meluruskan jalan berkas laser di dalam resonator. Resonator yang digunakan dalam sistem laser CO2 ini berupa gratting, tabung lucutan, dan cermin outcoupling. Pada resonator, gratting dan cermin outcoupling berfungsi sebagai pemantul. Sedangkan tabung lucutan sebagai tempat medium aktif. Agar jalan berkas laser lurus, kedudukan antara gratting, cermin outcoupling, dan tabung lucutan harus sejajar dalam satu garis lurus.
Pada penelitian ini pelurusan optik dilakukan dengan bantuan laser He-Ne. Langkah-langkah dalam pelurusan optik, adalah sebagai berikut :
1) Laser He-Ne diletakkan sedemikian rupa sehingga berkas
He-Ne melewati diafragma cermin outcoupling, dan berkas tepat jatuh di tengah-tengah gratting.
2) Gratting diatur dengan memutar mikrometer sehingga seluruh
pantulan berkas laser He-Ne jatuh tepat di tengah-tengah lubang diafragma cermin outcoupling.
3) Cermin outcoupling dipasang pada diafragma. Kemudian, pantulan
berkas laser He-Ne dari cermin outcoupling diluruskan dengan memutar mikrometer diafragma sehingga kembali ke sumber laser He-Ne.
(55)
4) Setelah cermin outcoupling sejajar dengan gratting, tabung lucutan diletakkan di tengah-tengah antara gratting dan cermin outcoupling. Tabung lucutan diatur dengan memutar skrup penyangga tabung sehingga berkas laser He-Ne tepat jatuh di tengah-tengah jendela brewster yang ada di ujung-ujung tabung.
5) Jika daya belum muncul, maka dapat dipicu dengan menggerakkan
gratting atau cermin outcoupling. Jika daya tetap tidak muncul, maka pelurusan optik diulangi dari langkah awal kembali.
D.3. Pengisian Campuran Gas
Proses ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu pembuatan campuran
gas dalam tangki pencampur dengan bantuan flow meter dan pengisian
campuran ke dalam tabung laser CO2.
Pembuatan campuran gas didahului dengan memvakumkan seluruh sistem laser CO2. Setelah sistem vakum, katup keluaran gas pada tabung pencampur ditutup. Kemudian alirkan gas CO2, N2 dan He menuju ke tabung pencampur gas melalui flow meter. Flow meter berfungsi untuk mengatur tekanan gas-gas tersebut. Atur tekanan dari gas-gas tersebut dengan perbandingan He:N2:CO2 sebesar 30:10:40. Perbandingan tekanan tersebut merupakan perbandingan tekanan yang menghasilkan daya laser yang optimum. Setelah dicapai tekanan gas
(56)
40
tabung pencampur berisi campuran gas He, N2, CO2 dengan perbandingan 30 : 10 : 40.
Pengisian gas campuran untuk laser CO2 semi sealed-off
dimulai dengan menvakumkan tabung lucutan. Pada saat proses pemvakuman, katup keluar-masuk tabung pencampur ditutup dan katup pada tabung lucutan dibuka. Setelah tabung lucutan vakum, pompa vakum dimatikan, lalu tabung lucutan diisi dengan campuran gas dari tabung pencampur dengan tekanan rendah. Catu daya tegangan tinggi dihidupkan, tegangan diatur sehingga terjadi pendaran pada kedua belah tabung lucutan. Setelah tabung lucutan berpendar, gas dialirkan kembali sampai didapatkan daya laser. Setelah daya laser didapat, katup tabung lucutan ditutup sehingga sekarang tabung laser CO2 dalam keadaan sealed-off.
D.4. Optimalisasi Daya Laser CO2
Dalam penelitian ini, optimalisasi daya laser CO2 tipe sealed-off
sebagai sumber radiasi spektroskopi fotoakustik dilakukan dengan mengubah-ubah arus listrik masukan.
Arus listrik masukan divariasikan mulai dari yang paling tinggi
sampai paling rendah. Dengan mengamati power meter, dapat dilihat
daya laser keluaran. Dengan langkah-langkah di atas dapat diketahui arus listrik masukan yang membuat laser menjadi optimum.
(57)
41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Laser CO2 yang digunakan pada penelitian ini nantinya akan digunakan sebagai sumber cahaya pada spektroskopi fotoakustik. Oleh karena itu diperlukan laser CO2 dengan daya yang besar dan stabil. Untuk mendapatkan daya yang besar dan stabil, maka pada penelitian ini telah dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur arus listrik masukkannya pada komposisi campuran gas yang optimum.
Sebelumnya telah dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur komposisi dari campuran gas. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa pada campuran gas He : N2 : CO2 dengan tekanan 30:10:40 diperoleh daya yang optimum pada laser CO2.
Dengan memanfaatkan data dari penelitian tersebut, dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur arus listrik masukkannya. Didapatkan bahwa laser CO2 yang digunakan memiliki daya keluaran yang optimum sebesar 4,78 W pada arus listrik masukan sebesar 13,6 mA seperti terlihat pada tabel 1 dan gambar 24.
(58)
42
Tabel 1. Tabel hubungan daya keluaran laser CO2 (W) terhadap Arus listrik masukan (mA) pada campuran gas dengan perbandingan tekanan
He:N2:CO2 = 30:10:40 Arus Daya
8 3,85 8,1 3,9 8,2 3,94 8,3 3,99 8,4 4,02 8,5 4,05 8,6 4,07 8,7 4,11 8,8 4,15 8,9 4,18 9 4,2 9,1 4,21 9,2 4,23 9,3 4,26 9,4 4,28 9,5 4,3 9,6 4,34 9,7 4,35 9,8 4,37 9,9 4,38 10 4,38 10,1 4,4 10,2 4,43 10,3 4,44 10,4 4,46 10,5 4,48
Arus Daya 10,6 4,5 10,7 4,53 10,8 4,54 10,9 4,56 11 4,56 11,1 4,57 11,2 4,58 11,3 4,6 11,4 4,62 11,5 4,63 11,6 4,63 11,7 4,65 11,8 4,66 11,9 4,67 12 4,68 12,1 4,65 12,2 4,66 12,3 4,67 12,4 4,68 12,5 4,69 12,6 4,7 12,7 4,73 12,8 4,69 12,9 4,7 13 4,7 13,1 4,72
Arus Daya 13,2 4,73 13,3 4,75 13,4 4,76 13,5 4,77 13,6 4,78 13,7 4,76 13,8 4,76 13,9 4,75 14 4,75 14,1 4,75 14,2 4,74 14,3 4,71 14,4 4,71 14,5 4,71 14,6 4,71 14,7 4,7 14,8 4,69 14,9 4,67 15 4,67 15,1 4,67 15,2 4,67 15,3 4,66 15,4 4,67 15,5 4,66
(59)
Gambar 24. Grafik daya keluaran Laser CO2 (W) terhadap arus listrik masukan (mA) pada campuran gas dengan perbandingan tekanan He:N2:CO2 = 30:10:40
3.5 3.7 3.9 4.1 4.3 4.5 4.7 4.9
8 9 10 11 12 13 14 15 16
Da
ya
K
elu
ar
an La
se
r
C
O
2
(W
)
(60)
44
B. Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap 1. Pembangunan laser CO2 2. Pencarian daya laser CO2 3. Optimalisasi daya laser CO2
B.1. Pembangunan laser CO2
Tahap awal dari penelitian ini adalah pembangunan laser CO2. Rangkaian alat sistem laser CO2 ditunjukan oleh gambar 25.
Gambar 25. Gambar rangkaian alat sistem laser CO2
Laser CO2 tipe semi sealed-off terdiri dari 6 bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Tabung lucutan
Pada bagian ini terdapat tabung lucutan laser CO2 tipe semi sealed-off, gratting, dan cermin outcoupling.
(61)
b. Pengaturan gas
Pada bagian ini terdapat tabung gas (CO2, N2 dan He), tabung pencampur, pengukur tekanan dan flow meter.
c. Catu daya tegangan tinggi
Catu daya tegangan tinggi yang digunakan adalah tipe HCN 250-17000.
d. Pompa vakum
Bagian ini terdiri dari sebuah pompa vakum yang dihubungkan dengan tabung lucutan dan bagian pengaturan gas. e. Pendingin
Pada bagian ini terdapat sebuah pompa air, yang mengatur keluar-masuk air. Air yang digunakan berupa aquades agar tabung laser tidak berlumut.
f. Pengukuran daya keluaran
Pada bagian ini terdapat power meter model OPHIR AN/2 yang berfungsi untuk mengukur keluaran daya laser.
Keenam bagian tersebut, dirangkai sedemikian sehingga sistem benar-benar tertutup (tidak bocor).
Pada tahap ini, terjadi beberapa hambatan. Hambatan yang terjadi berupa kerusakan pada alat yang digunakan yaitu pengukur tekanan. Hambatan utama yang dialami adalah kebocoran pada
(62)
46
sistem, sehingga sistem tidak benar-benar tertutup. Jika sistem tidak pada keadaan tertutup, maka tidak akan terjadi pendaran pada tabung laser. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan pengecekan pada keseluruhan sistem dengan menggunakan bantuan pompa vakum dan pengukur tekanan. Pada saat pompa vakum dinyalakan, pengukur tekanan menunjuk pada angka 3-4 mBar jika sistem dalam keadaan tertutup. Jika tidak demikian maka sistem harus dicek satu persatu dengan cara membuka dan menutup katup yang ada.
B.2. Pencarian daya laser CO2
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pencarian daya laser CO2. Agar daya laser dapat keluar, berkas laser pada resonator harus benar-benar lurus. Proses pelurusan (alignment) ini dilakukan dengan bantuan laser He-Ne. Jika daya belum muncul, maka dapat dipicu dengan menggerakkan gratting. Jika daya laser belum didapatkan juga, maka proses tersebut harus diulang kembali sampai didapatkan keluaran daya laser. Saat didapatkan keluaran daya laser, dimungkinkan daya laser yang telah didapatkan tersebut dapat hilang kembali. Hal tersebut dikarenakan laser belum stabil.
Pada penelitian ini, daya laser sulit sekali didapatkan. Lalu dicoba untuk mengganti jendela pada ujung-ujung tabung laser dengan yang baru. Hal tersebut dilakukan dikarenakan jendela pada ujung-ujung tabung laser sangat kotor. Setelah jendela tersebut
(63)
diganti dengan yang baru, dilakukan proses pelurusan kembali sampai didapatkan daya laser yang stabil.
B.3. Optimalisasi daya laser CO2
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah optimalisasi daya laser CO2. Setelah didapatkan daya laser, maka selanjutnya laser tersebut akan dioptimumkan. Terdapat beberapa cara agar daya laser dapat dibuat menjadi optimum, diantaranya dengan mengatur komposisi dari campuran gas yang digunakan pada laser atau dengan mengatur arus listrik masukannya.
Sebelumnya telah dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur komposisi dari campuran gas. Dengan memanfaatkan data dari penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur arus listrik masukannya pada komposisi campuran gas yang optimum. Arus listrik masukan divariasikan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Dengan mengamati power meter, dapat dilihat daya laser keluaran. Dengan langkah-langkah di atas dapat diketahui arus listrik masukan yang membuat laser menjadi optimum.
Pada tahap ini, tidak terdapat suatu hambatan. Penelitian dapat berjalan dengan lancar dan didapatkan hasil yang cukup memuaskan.
(64)
48 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Laser CO2 terdiri dari 6 bagian yaitu tabung lucutan, pengaturan gas, catu daya tegangan tinggi, pompa vakum, pendingin dan pengukur daya keluaran. Keenam bagian tersebut harus dirangkai sedemikian rupa seperti pada gambar 23. Rangkaian tersebut harus benar-benar sempurna sehingga tidak terdapat kebocoran. Setelah rangkaian laser CO2 terbangun, dilakukan proses pelurusan optik (alignment) agar dapat dihasilkan daya laser. Daya pada laser CO2 dapat muncul jika berkas laser pada resonator benar-benar lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu.
2. Beberapa cara dapat digunakan untuk membuat daya keluaran pada laser CO2 menjadi optimum, yaitu dengan cara mengatur komposisi dari campuran gas yang digunakan pada laser atau dengan mengatur arus listrik masukannya. Pada proses optimalisasi dengan mengatur arus listrik masukannya, arus listrik masukan divariasikan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Dengan mengamati power meter, dapat dilihat daya laser keluaran.
(65)
3. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa laser CO2 pada arus listrik masukan sebesar 13,6 mA dihasilkan daya yang besar dan stabil (optimum) yaitu sebesar 4,78 W dengan perbandingan tekanan gas He:N2:CO2 = 30:10:40
B. Saran
Tabung laser harus dalam keadaan yang bersih, sehingga pada proses pelurusan optik (alignment) berkas laser benar-benar lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu seperti kotoran di jendela pada ujung tabung laser.
(66)
50
DAFTAR PUSTAKA
Isaacs, Alan.1995.Kamus Lengkap Fisika.Jakarta:Erlangga
Laud, B.B.1988.Laser dan Optik Non Linear.Jakarta:Universitas Indonesia Witteman, W.J.1987.The CO2 Laser.Berlin:Springer-Verlag Berlin Heidelberg Svelto, Orazio.1989.Principle of Lasers.3rd.Ed.New York:Plenum Press
Svanberg, Sune.1991.Atomic and Molecular Spectroscopy.Berlin:Springer-Verlag Sutrisno.1979.Fisika Dasar : Gelombang dan Optik.Bandung:Penerbit ITB
Muadzin, Fajri.2001.Perbaikan Sensitivitas Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 Semi Sealed-off untuk Mendeteksi Gas Etilen pada Buah Tropis.Skripsi.Yogyakarta:UGM
Andrianto.2008.Optimalisasi Daya Laser CO2 Tipe Semi Sealed-off Sebagai
Sumber Radiasi Spektroskopi Fotoakustik Melalui Variasi Komposisi Gas CO2, N2 dan He.Skripsi.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma
(67)
(68)
Tabel hubungan daya keluaran laser CO2 (W) terhadap Arus listrik masukan (mA) pada campuran gas dengan perbandingan tekanan He:N2:CO2 = 30:10:40
yang menghasilkan daya keluaran laser CO2 (W) yang tidak optimum
Arus (mA) Daya (W)
8 2,8 8,5 3
9 3,2 9,5 3,3
10 3,4 10,5 3,4
11 3,5 11,5 3,6
12 3,7 12,5 3,7
13 3,6 13,5 3,6
14 3,6 14,5 3,5
(1)
diganti dengan yang baru, dilakukan proses pelurusan kembali sampai didapatkan daya laser yang stabil.
B.3. Optimalisasi daya laser CO2
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah optimalisasi daya laser CO2. Setelah didapatkan daya laser, maka selanjutnya laser tersebut akan dioptimumkan. Terdapat beberapa cara agar daya laser dapat dibuat menjadi optimum, diantaranya dengan mengatur komposisi dari campuran gas yang digunakan pada laser atau dengan mengatur arus listrik masukannya.
Sebelumnya telah dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur komposisi dari campuran gas. Dengan memanfaatkan data dari penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan optimalisasi daya laser CO2 dengan mengatur arus listrik masukannya pada komposisi campuran gas yang optimum. Arus listrik masukan divariasikan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Dengan mengamati power meter, dapat dilihat daya laser keluaran. Dengan langkah-langkah di atas dapat diketahui arus listrik masukan yang membuat laser menjadi optimum.
Pada tahap ini, tidak terdapat suatu hambatan. Penelitian dapat berjalan dengan lancar dan didapatkan hasil yang cukup memuaskan.
(2)
48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Laser CO2 terdiri dari 6 bagian yaitu tabung lucutan, pengaturan gas, catu daya tegangan tinggi, pompa vakum, pendingin dan pengukur daya keluaran. Keenam bagian tersebut harus dirangkai sedemikian rupa seperti pada gambar 23. Rangkaian tersebut harus benar-benar sempurna sehingga tidak terdapat kebocoran. Setelah rangkaian laser CO2 terbangun, dilakukan proses pelurusan optik (alignment) agar dapat dihasilkan daya laser. Daya pada laser CO2 dapat muncul jika berkas laser pada resonator benar-benar lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu.
2. Beberapa cara dapat digunakan untuk membuat daya keluaran pada laser CO2 menjadi optimum, yaitu dengan cara mengatur komposisi dari campuran gas yang digunakan pada laser atau dengan mengatur arus listrik masukannya. Pada proses optimalisasi dengan mengatur arus listrik masukannya, arus listrik masukan divariasikan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Dengan mengamati power meter, dapat dilihat daya laser keluaran.
(3)
3. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa laser CO2 pada arus listrik masukan sebesar 13,6 mA dihasilkan daya yang besar dan stabil (optimum) yaitu sebesar 4,78 W dengan perbandingan tekanan gas He:N2:CO2 = 30:10:40
B. Saran
Tabung laser harus dalam keadaan yang bersih, sehingga pada proses pelurusan optik (alignment) berkas laser benar-benar lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu seperti kotoran di jendela pada ujung tabung laser.
(4)
50
DAFTAR PUSTAKA
Isaacs, Alan.1995.Kamus Lengkap Fisika.Jakarta:Erlangga
Laud, B.B.1988.Laser dan Optik Non Linear.Jakarta:Universitas Indonesia Witteman, W.J.1987.The CO2 Laser.Berlin:Springer-Verlag Berlin Heidelberg
Svelto, Orazio.1989.Principle of Lasers.3rd.Ed.New York:Plenum Press
Svanberg, Sune.1991.Atomic and Molecular Spectroscopy.Berlin:Springer-Verlag
Sutrisno.1979.Fisika Dasar : Gelombang dan Optik.Bandung:Penerbit ITB
Muadzin, Fajri.2001.Perbaikan Sensitivitas Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 Semi Sealed-off untuk Mendeteksi Gas Etilen pada Buah Tropis.Skripsi.Yogyakarta:UGM
Andrianto.2008.Optimalisasi Daya Laser CO2 Tipe Semi Sealed-off Sebagai Sumber Radiasi Spektroskopi Fotoakustik Melalui Variasi Komposisi Gas CO2, N2 dan He.Skripsi.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma
(5)
(6)
Tabel hubungan daya keluaran laser CO2 (W) terhadap Arus listrik masukan (mA) pada campuran gas dengan perbandingan tekanan He:N2:CO2 = 30:10:40
yang menghasilkan daya keluaran laser CO2 (W) yang tidak optimum
Arus (mA) Daya (W)
8 2,8 8,5 3
9 3,2 9,5 3,3
10 3,4 10,5 3,4
11 3,5 11,5 3,6
12 3,7 12,5 3,7
13 3,6 13,5 3,6
14 3,6 14,5 3,5