Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rasionalisasi Penggunaan Generic Term sebagai Merek T1 312012061 BAB IV

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Merek merupakan suatu aset yang sangat berharga bagi pemegang merek atau
produsen oleh karena peran merek dalam menentukan maju atau tidaknya suatu
produksi sangat besar. sehingga untuk itu pemegang merek harus melindungi
merek tersebut. Di indonesia syarat sah untuk mendapatkan perlindungan atas
merek tersebut ialah dengan mendaftarkan merek tersebut, seperti yang diatur
dalam Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek. Dalam pendaftaran
merek tentunya suatu merek akan diterima pendaftarannya jika telah memenuhi
persayratan dan kewajiban yang harus dipenuhi. Sesuai dengan judul diatas suatu
merek yang merupakan makna generic akan tetap dapat diterima pendaftarannya
selagi bisa membangun secondary meaning dan generic term bukanlah alasan
absolut suatu merek tidak dapat didaftarkan melainkan alasan yang relatif. Karena
dengan adanya secondary meaning pada merek tersebut merek memliki daya
pembeda dan dapat menjadi merek.Sehingga daya pembeda dan makna sekunder
adalah hal yang sangat penting dan menjadi alasan absolut didaftarkannya merek.
Dan suatu merek dengan merek lainnya dapat memberikan keterangan khusus atas
identitas merek itu sendiri. Selain itu bagi konsumen dengan adanya daya


pembeda untuk setiap merek maka konsumen tidak dibingungkan lagi. Dan
dengan adanya makna sekunder atas merek, maka merek tersebut menjadi unik
dan memiliki identitas tersendiri atas merek tersebut.
B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan diatas, maka pada
bagian akhir penulisan penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran,
sebagai berikut:

1. Kepada lembaga legislatif untuk menegaskan kembali igeneric iseperti
apa yang tidak dapat didaftarkan dalam pendaftaran merek, sehingga
dapat menjelaskan generic yang benar-benar tidak dapat didaftar.
2. Kepada lembaga legislatif untuk merevisi Pasal 5 Undang-undang No. 15
Tahun 2001 Tentan Merek dengan menambahkan generic term yang tidak
dapat membangun secondary meaning.
3. Kepada Direktorat Jendral HKI untuk menerima pendaftaran merek

generic yang membangun secondary meaning, karena merek tersebut
memiliki daya pembeda atas merek lainnya.