Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rasionalisasi Penggunaan Generic Term sebagai Merek T1 312012061 BAB II

(1)

BAB II

Generic Term dan Tanda Milik Umum dalam Hukum Merek di Indonesia

A. Konsep Generic Term dalam Merek 1. Pengertian Generic Term

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai generic term, terlebih dahulu

penulis menjelaskan sedikit mengenai pengertian “generic”.Menurut kamus umum bahasa inggris arti kata generic adalah umum, atau hanya berkaitan dengan kelas atau jenis barang atau jasa; atau merupakan suatu dari genus atau dari suatu bidang biologi, atau barang atau obat yang dijual tanpa merek, atau seperti nama obat generic dimana obat yang dijual dengan nama generic seperti obat generik, atau suatu produk anggur yang merupakan campuran beberapa varietas anggur dan tidak diberi nama/merek setelah setiap anggur menjadi yang spesifik.1 Selain itu dalam kamus umum Bahasa Indonesia pengertian kata generic adalah identik dengan istilah yang umum dan hanya menyatakan keistimewaan atau yang menunjukan dari nama barang atau jasa yang dimaksud, seperti uraian dibawah

ini: ”generic adalah umum, lazim berhubungan dengan ke khasan sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok .2 Dan selain itu, kata generic menurut Black Law Dictonary adalah sebuah kata sifat (adjective) dari trademarak‟s yakni suatu kata

1

Sudargo Gautama, Segi-segi Hak Milik Intelektual, Bandung, Eresco, 1990, hlm.27.

2Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php


(2)

yang umum atau deskriptif dan dengan demikian tidak memenuhi syarat untuk perlindungan merek dagang, seperti pengertian berikut: „common or descriptive,

and thus not eligable for trademark protection; non-proprietary‟.3Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa arti kata generic adalah sesuatu yang umum.

Tujuan dari sebuah merek diciptakan adalah untukmembedakan sebuah produk dari produk sejenis yang dijual oleh perusahaan lain.Seperti yang di definisikanoleh Lanham Act, bahwa dalam undang-undang merek dagang federal. Merek dagang adalah setiap kata, nama, simbol, atau perangkat, atau kombinasi dari semuanya yang berfungsi untuk membeedakan jenis barang dari jenis barang yang dihasilkan oleh produsen lain. Seperti dalam teks berikut ini:

As defined by the Lanham Act, the federal trademark statute, a

trademark is “any word, name, symbol, or device, or any combination thereof” that serves to “distinguish a producer‟s

goods . . . from those manufactured or sold by others and to indicate the source of the goods, even if that source is

unknown.”4

Ada banyak pengertian lainya untuk merek, yang pada umumnya bertujuan untuk menggambarkan produk yang dibuat atau untuk menarik perhatian konsumen dan membuatnya berbeda dengan produk lain yang sejenis. Dan ada juga berbagai macam definisi merek seperti istilah, tanda, simbol atau desain, atau

3

Black Law Dictonary http://www.scribd.com/doc/199691370/Black-s-Law-Dictionary-8th-Edition#scribd diakses pada tgl.16 Maret 2016, pukul 11:12 WIB.

4


(3)

paduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi barang atau jasa yang dibuat untuk membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan produsen dan pesaing lain.

Dan menjadi topik permasalahan dalam pembahasan penulis adalah generic term.Seperti yang sudah penulis jelaskan diatas mengenai arti kata generic atau umum.yang apabila diartikan penggabungan kata tersebut menjadi istilah umum.

Pada buku Hukum Merek, Rahmi Jened P.N dikatakan bahwa istilah umum

(generic term) adalah seperti uraian dibawah ini.

Merek yang memakai istilah umum (generic term) merupakan tanda yang menggambarkan genus dari produknya.Generic term

adalah diterapkan pada produk dan bukan sekedar pada terminology

yang digunakan sekedar bersifat menggambarkan (descriptive)produk.

Pada kata ini merujuk tes pemahaman konsumen atas kata tersebut. Setiap klaim atas generic term untuk memperoleh hak eksklusif merek harus ditolak karena pengaruhya akan memberikan hak monopoli tidak hanya pada tanda yang digunakan sebagai merek. Tetapi juga pada produk. Hal ini membuat merek tersebut tidak berdaya saing untuk dapat secara efektif memberi nama pada produk yang diusahakan untuk dijualnya.5

Dalam pendapat tersebut menjelaskan bahwa generic term adalah merek yang menggambarkan jenis dari produk tersebut dan bukan sekedar menggambarkan produk. Sehingga merek seperti ini dapat menjadikan produsen pemilik merek tersebut mempunyai hak memonopoli, karena dengan demikian produsen lain yang memproduksi barang yang sama tidak bisa menjadi pesaing.

5


(4)

Pendapat lain untuk arti makna generic term ialah, nama generic adalah salah satu yang mengacu pada genus yang merupakan jenis barang. Artinya nama

generic bila dikaitkan dengan merek, adalah merek tersebut lebih mengacu pada

genus (dalam hal ini kelompok barang) dari produk dan bukan merupakan suatu merek dari jenis produk.Seperti dalam teks berikut:

James Boyle & Jennifer Jenkins, generic term is one that refers, or has come to be understood as referring, to the genus of which the particular product is a species.6

Dalam hal ini berarti, generic term adalah suatu merek yang mengacu pada genus

suatu produk yang semula merupakan suatu merek dari jenis produk akan tetapi pemahamannya berubah menjadi suatu merek dari genus produk tersebut. Artinya, yang konsumen pahami bahwa merek tersebut sudah tidak lagi memperhatikan petunjuk dan identitas yang melekat pada suatu produk ketika dia mengingat, menyebutkan, atau mencari produk dengan merek tersebut. Sehingga akibatnya merek tersebut menjadi makna generic.Atau sebuah istilah umum adalah suatu merek yang mengacu pada genus dari jenis produk. Seperti dikutip menurut Park ’N Fly, ialah:

“A generic term is one that refers to the genus of which the

particular product is a species.”7

.For example, “cola” has long been held to be a generic term.8

6Chapter 5 James Boyle & Jennifer Jenkins, Intellectual Property, Abercrombie & Fitch Co. v.


(5)

Nama generic adalah suatu pemahaman yang pembeli mengerti untuk menunjukan kategori umum dari jenis atau kelas barang yang dipilih untuk digunakan. Seperti halnya pembeli hendak membeli produk cola yaitu coca cola, pepsi cola dan lain-lain. Seperti dalam teks berikut:

“a generic name is one that prospective purchasers understand to

denote the general category, type, or class of goods, services, or

business for which it is used.”9

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali konsumen dihadapkan dengan kebingungan ketika hendak membeli suatu produk. Oleh karena konsumen sendiri dihadapkan dengan berbagai macam jenis produk yang disediakan oleh produsen.Sehingga satu merek yang terkenal dan familiar bagi konsumen tersebut akan berubah maknyanya menjadi istilah yang umum bagi konsumen.

Istilah generic adalah istilah umum yang pembeli pahami terhadap barang atau jasa. Seperti dalam teks berikut:

7Park ’N Fl , I Dollar Park a d Fl , I , U“ , . For other e a ples of ge eri

terms, see McCarthy, 2 McCarthy on Trademarks and Unfair Competition§ 12:18 at 12-66 to -84 (cited in note 6).

8

See Dranoff-Perlstein Associates v Sklar, 967 F2d 852, 862 (3d Cir 1992).

9The Bla k’s La Di tio ar e tr for ge eri is: adj. Trade arks. . Co o or des ripti e, a d thus ot eligi le for trade ark prote tio ; o proprietar <a ge eri a e>. . . . A ridged

8th ed. (2005). Professor McCarthy perhaps best, and certainly most learl , defi es it as A

Na e of a Thi g. He su i tl a d a uratel su arizes the trade ark do tri e ith

respect to generic names with the first sentence of the chapter of his treatise that deals with

Ge eri Ter s : A Na e of a Thi g Ca ot Be a Trade ark for That Thi g. J. Tho as

McCarthy on Trademarks and Unfair Competition, § 12:1 (4th ed. 2011). There is no apparent

reaso h this defi itio a ot e e pa ded to A a e of a thi g or ser i e a ot e a trade

or service mark for the thi g or ser i e. While the do tri e is a alogousl just as appli a le to collective and certification marks, expanding the sentence to so state—and remain coherent— presents a syntactical challenge the author could not best. Dikutip dari fletcher, Descriptive and Generic, Vol 103 no 2 a2.


(6)

Generic terms are terms that the relevant purchasing public understands primarily as the common or class name for the goods or services.10

Artinya, pemahaman pembeli atau konsumen terhadap merek jenis produk barang, itu menyatakan keistimewaan atau yang menunjukan dari nama barang atau jasa yang dimaksud tersebut. Atau nama yang umum untuk satu kelas barang atau jasa. Sehingga fungsi merek sebagai pembeda sudah menjadi istilah yang umum.

Menurut Bayer yang disebut dengan generic term adalah satu arti untuk suatu kelompok pengguna dari suatu yang berbeda. seperti dalam teks berikut:

A term also may have one meaning to one group of users and a different one to others, such as the generic term "aspirin" to consumers and the registered trademark of the same name to trade persons.11

Apabila diartikan secara luas, satu arti merupakan suatu pemahaman terhadap satu pengertian dan suatu kelompok pengguna yang berbeda adalah konsumen. Yang digabungkan menjadi satu pemahaman konsumen terhadap suatu jenis produk dari produsen yang berbeda itu sama. Artinya generic term adalah suatu sebutan yang umum untuk jenis produk yang sama. Di amerika yang menjadi standar bahwa suatu merek merupakan makna generic atau isitilah umum ditentukan oleh persepsi dari publik. Seperti dalam teks berikut ini:

10

How, then, does the USPTO prevent registration of generic names of the goods for which the marks are intended to be registered? Currently, the answer is by fiat to the trademark examining

orps fou d i the Offi e’s TMEP, USPTO ¶ 1209.01(c) Generic Term. Dikutip dari fletcher, Descriptive and Generic, Vol 103 no 2 a2.

11 Bayer Co. v. United Drug Co., 272 F. 505 (S.D.N.Y. 1921) (ASPIRIN held generic to public and


(7)

Generic terms are terms that the relevant purchasing public understands primarily as the common or class name for the goods or services.12

Contoh bentuk dari generic term atau istilah yang umum. TAS, tas merupakan istilah yang umum untuk alat membawa suatu barang atau buku dan lain sebagainya. Selain itu merek Larutan Penyegar untuk larutan penyegar, larutan penyegar merupakan istilah yang umum untuk sebutan larutan atau cairan yang dapat menyegarkan. Dan merek Coffe Shop unutuk warung kopi. Apabila diartikan dalam bahasa indonesia, Coffe Shop adalah warung kopi, hal tersebut merupakan istilah yang umum untuk sebutan warung-warung kopi seperti Excelso, Starbuck, dan Merek lainnya untuk warung kopi. Dengan demikian

generic term atau istilah umum adalah suatu kata dari golongan bentuk produk. Dari pengertian dan contoh diatas disimpulkan bahwa pengertian dari Generic Term adalah sebuah makna yang menggambarkan bentuk kelompok dari produk atau istilah yang umum untuk kalangan konsumen atau publik.

2. Ketika Merek Kehilangan Daya Pembeda

Pada awalnya setiap produsen memberikan merek yang terbaik untuk setiap produknya dan dengan tujuan baik. Dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen, untuk mudah diingat, dan beda dari produsen lainya. Akan tetapi untuk

12


(8)

mempertahankan merek agar tetap baik adanya tidak mudah.Diantaranya merek tersebut kehilangan daya pembedanya atau berubah menjadi makna generic term

atau istilah umum, seperti yang sudah dibahas penulis diatas. Banyak hal yang menyebabkan merek tersebut dapat kehilangan daya pembedanya. Diantaranya hal tersebut dipengaruhi oleh besar nya pengaruh konsumen atau publik. Peter J. Brody berpendapat bahwa daya pembeda dari suatu merek itu ditentukan dari persepsi Konsumen atau publik. Seperti dalam teks tersebut:

Trademark rights are defined by public perception. If the public identifies a particular mark with a given firm, that mark is protectable; however, if the public understands the mark to refer to a class of products, the mark is “generic” and not

protectable.13

Artinya, dalam hal ini hak perlindungan atas merek dagang ditentukan oleh persepsi konsumen atau publik. Jika konsumen atau publik mengerti atau memahami suatu merek tertentu dengan perusahan tertentu artinya merek tersebut masih dapat memberikan daya pembeda terhadap konsumen atau publik tersebut. Karena konsumen atau publik masih mampu membedakannya. Akan tetapi jika konsumen itu sendiri memahami suatu merek tersebut mengacu pada kelas produk maka merek tersbut sudah tidak dapat memberikan daya pembedanya bagi konsumen dan publik.

13


(9)

Dan ada berbagai hal lain yang juga menyebabkan merek tersebut menjadi kehilangan daya pembedanya. seperti halnya merek tersebut mudah ditiru. Di Indonesia pemilik produsen air mineral dalam kemasan sangatlah banyak.Dalam hal ini setiap produsen juga harus kreatif untuk merebut konsumen. Sehingga suatu produk sangatlah mudah untuk ditiru baik kemasan atau isinya karena mempunyai fungsi yang sama yaitu menhilangkan rasa haus. Contohnya seorang konsumen yang datang kepenjual minuman untuk membeli sebuah air mineral merek AQUA dan penjual memberikan ADES dan konsumen tidak pikir panjang untuk menerimanya, karna fungsi kedua merek tersebut sama dan bisa saling menggantikan.

Selain itu Top of Mind (TOM) but Low of Presence (LOP).Untuk produk-produk pemenuhan kebutuhan dasar, ketersediaan produk-produk sangat penting.Sebuah merek diterjen yang sangat terkenal (Rinso) di Indonesia (sangat dikenal oleh konsumen-top of mind)memang dapat menjadikan konsumennya loyal pada kondisi-kondisi normal. Namun ketika konsumen membutuhkan pada saat darurat dan tidak menemukan merk tersebut, merk lain akan dengan mudah diterimanya.Hal ini terjadi oleh karena yang menjadi mindset masyarakat adalah rinso bukan menjadi merek dari suatu produk lagi melainkan sudah menjadi merek kategori.Apabila kondisi ini terus menerus terjadi, perpindahan merk juga akan sangat mudah dilakukan.Menjadi suatu keuntungan bagi suatu produsen


(10)

apabila merek dari hasil produksinya menjadi terkenal bahkan mendominasi pasar.Akan tetapi hal tersebut bisa menjadi pedang bermata dua bagi produsen itu sendiri.Dampak apabila Suatu merek menjadi sangat mendominasi.Contoh kasus nyata, di desa tempat saya tinggal tepatnya Desa Telang Karya Kab. Musi Banyuasin Sumatera Selatan, hampir 90% penduduk menggunakan sepeda motor keluaran PT.ASTRA (Honda) karena dalam pemikiran penduduk desa tersebut motor dengan merek Honda irit dan nyaman. Sehingga yang mendominasi merek kendaran bermotor di desa tersebut adalah Honda.Akibatnya apabila ada kendaraan bermotor dengan merek lain, penduduk setempat tersebut tetap menyebut bahwa kendaraan bermotor merek lain tersebut Honda.Akibatnya akan banyak yang membeli brand lain namun dengan masih tetap menyebutbrand tersebut Honda sebagai sebutan atas produk tersebut.

Dan terakhir, dampak dari pendidikan, pengetahuan, dan tempat tinggal masyarakat juga sangat mempengaruhi.Ini biasanya dialami oleh produk-produk inventor (produk yang ditemukan pertama kali). Sebenarnya tujuan edukasi adalah mengenalkan produk, baik fungsi maupun identitas mereknya. Dalam hal ini jelas bahwa merek belum berfungsi sepenuhnya sebagai pembeda karena memang belum ada saingan. Apabila persepsi konsumen tidak dikelola, merek bisa disamakan dengan produk.Contohnya Odol (merek pasta gigi) di tujukan untuk konsumen agar menjaga kebersihan gigi.Namun hal ini ternyata menjadi


(11)

bumerang tatkala banyak merk-merk lain bermunculan, karena teknologi sangat memudahkan perusahaan untuk melakukan imitasi (mengekor) produk dengan merek yang sudah dikenal. Yang lebih berbahaya lagi apabila sebuah merek menjadi merek keluarga (family brand) untuk beberapa lini produk sehingga akhirnya merek hanya diasosiasikan dengan satu lini produk saja.Akibatnya merek Odol menjadi kata generic karna kehilangan daya pembedanya dan yang kosnumen tahu bahwa kata pasta gigi telah digantikan menjadi Odol.

Kehilangan daya pembeda dari merektentu adalah hal yang membuat rugi pemegang merek tersebut. Oleh karena hialngnya daya pembeda dan dengan berubahnya merek tersebut menjadikanperlindungan merek tersebut menjadi hilang.Sehingga pemegang merek tersebut untuk mendapatkan hak eksklusif atas merek tersebut harus mendapatkan reprotection atas mereknya. Menjadi pertanyaan dari fakta yang sudah terjadi, apakah merek yang sudah menjadi

generic term atau istilah umum dapat dilindungi dan mendapatkan reprotection

?suatu contoh kasus yang sudah pernah terjadi, seperti dalam teks berikut: Courts consider the “primary significance” of the term, asking “whether consumers think the term represents the generic name of

the product . . . or a mark indicating merely one source of that

product.”14

If the answer is the name of a product class, protection

14

E.T. Browne Drug Co v Cococare Products, Inc, 538 F3d 185, 192 (3d Cir 2008), quoting Dranoff-Perlstein Associates, 967 F2d at 859. This primary-significance test is also set out by statute. See Lanham Act part 14(3), 15 USC part The pri ar sig ifi a e of the registered ark to the relevant public . . . shall be the test fordetermining whether the registered mark has become the generi a e of goods or ser i es o or i o e tio ith hi h it has ee used. .dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection For Formerly Generic Trademarks.


(12)

is denied; if the answer is a particular producer, the mark remains valid.15

Dalam kasus tersebut, pengadilan meberi pertimbangan dengan bertanya kepada konsumen dan publik itu sendiri. Apakah suatu merek tersebut merupakan istilah generik atau bukan. Jika konsumen masih bisa membedakan mana merupakan merek suatu jenis produk maka pengadilan akan memberikan perlindungan. Akan tetapi jika sebaliknya maka pengadilan tidak bisa memberikan perlindungan karna merek tersebut sudah tidak bisa memberikan daya pembedanya lagi.

Sehingga cukup adil bagi pemegang merek apabila pengadilan memberikan pilihan untuk kembali kepada konsumen untuk generic(dalam hal ini generic tidak dapat membangun daya pembeda) atau tidak makna dari merek tersebut, seperti pada teks diatas.Anthony Flatcher berpendapat dalam The Journal of the International Trademark Association.Bahwa dengan produsen mempromosikan mereknya yang mungkin suatu merek yang mengandung makna generik dapat merubah makna merek tersebut. Karena peran konsumen atau publik sangatlah besar. Sehingga kemungkinan tersebut tidaklah kecil untuk produsen. Seperti dalam teks berikut:

While promoting a generic name as a trademark might result in a degree of trademark recognition.16

15E.T. Browne Drug, 538 F3d at 192.dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection For Formerly Generic


(13)

Sehingga produsen harus lebih lagi untuk mempromosikan suatu merek jenis barangnya.Agar konsumen tidak menjadikan merek tersebut sebagai suatu jenis merek produk dan kehilangan daya pembedanya.Kehilangan daya pembeda atau menjadi makna generik dapat dihindari oleh para produsen. salah satu cara dengan mempromosikan merek dari jenis produk secara terus menerus untuk merubah dan mencegah pola pikir dari konsumen atau publik tersebut. Suatu contoh yang berhasil menggunakan trik tersebut adalah sangka dan xerox. Xerox mempromosikan xerox sebagai mesin fotokopi bukan fotocopy. Oleh karena konsumen atau publik pada saat itu banyak yang memahami xerox adalah kata kerja untuk memfotocopy. Seperti dalam teks berikut:

But genericide can be avoided.17 For example, “[s]takeholders wishing to prevent their marks from falling into genericness should

consistentlyuse a generic signifier along with the mark.”18

Perhaps the two most famous examples of companies that have used this

tactic are “Sanka,” which saved its mark by promoting the term “decaf,” and “Xerox,” which protected its mark by popularizing the word “copier.”19

Sehingga dari pengertian dan contoh kasus diatas penulis memberi kesimpulan bahwa maksut dari pembahasan tersebut, sebuah merek terdaftar tentunya

16Anthony Flatcher, The Journal of The International Trademark Association, Vol 103 TMR, Hal

487.

17

See, for example, Charles R. Taylor and Michael G. Walsh, Legal Strategies for Protecting Brands from Genericide: Recent Trends in Evidence Weighted in Court Cases, 21 J Pub Pol & Mktg 160, 161–62 (Spring 2002) (discussing advertising and consumer surveys as ways to avoid genericide).Dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481.

18

Timothy Denny Greene and Jeff Wilkerson, Understanding Trademark Strength, 16 Stan Tech L Rev 535, 575 (2013).dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481.

19“ee T I “oft ell ’s, I , F d , th Cir .Dikutip dari Peter J. Brody,


(14)

memiliki sebuah perbedaan & ciri khas. Dan apabila hilangnya identitas merek tersebut maka merek tersebut menjadi makna generic yang tidak membangun

secondary meaning. Oleh karena merek tersebut telah kehilangan daya pembeda yang menjadi identitas merek.

B.Konsep Tanda Yang Sudah Menjadi Milik Umum dalam Merek

Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek ada beberapa merek yang tidak bisa didaftarkan dan yang ditolak permohonanya.Salah satunya adalah telah menjadi milik umum.Ada berbagai mcam definisi mengeni arti telah menjadi milik umum menurut beberapa para

ahli. Menurut Sudargo Gautama Apa yang dimksud dengan “tanda-tanda” atau

“lukisan-lukisan” serta “perkataan” yang telah menjadi milik umum? Yang diartikan dengan istilah ini adalah tanda-tanda yang karena telah dikenal dan dipakai secara luas serta bebas dikalangan masyarakat tidak lagi cukup untuk dipakai sebagai tanda pengenal bagi keperluan pribadi dari orang-orang tertentu.20

Meskipun kata-kata deskriptif dapat memperoleh daya pembeda melalui penggunaan secara berkelanjutan sebagai sebuah merek, merek tersebut dapat kehilangn daya pembedanya jika telah digunakn terus-menerus sebagai merek.Kadang-kadang sebuah merek tidak menggambarkan produk barang atau

20


(15)

jasa yang dipresentasikannya menjadi term/kata umum yang berhubungan dengan produk atau jasa yang bersangkutan.Namun, merek tersebut dapat memperoleh arti yang kemudian membuatnya menjadi deskriptif. Para produsen menanggung resiko saat memperkenalkan sebuah produk atau teknologi baru ke pasar karena nama yang mereka pilih dapat menjadi nama umum untuk produk yang sejenis.21

Rahmi Jened. P.N. berpendapat, tanda-tanda tersebut merupakan tanda milik umum yang terdiri dari tanda atau indikasi yang menunjukan kelaziman atau kebisaan terkait dengan bahasa yang dikenali secara nasional atau interntional digunakan dalam praktik perdagangan yang jujur.Tanda seperti itu adalah tanda yang bersifat umum dan telah menjadi milik umum (public domain).Merek yang menggunakan tanda semcam ini harus tidak dapat diterima pendaftarannya, meskipun telah dicoba untuk membangun secondary meaning.Hal ini mengingat tidak adil untuk memberikan monopoli sesuatu yang menjdi milik umum (public domain) karena menyangkut hak masyarkat yang lebih luas.22

Dari beberpa pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tanda yang telah menjadi milik umum adalah tanda yang sejak lahir telah menjdi milik umum. Artinya tanda tersebut telah digunakan terlebih dahulu untuk sesuatu yang umum dan telah dipahami semua orang. Seperti tanda tengkorak kepala manusia

21 Tim lindsey dkk, Op.Cit., h.138. 22


(16)

dengan tulang menyilang dibawahnya yang mengartikan bahwa ini merupakan tanda bahaya.

Berangkat dari pengertian tanda yang telah menjadi milik umum, demikian juga mengenai contoh-contoh dari tanda yang telah menjadi milik umum.Sebelumnya telah dibahas diatas bahwa tanda menjadi milik umum karena penyebutanya yang berulang kali sehingga merek dari sebuah produk berubah menjadi merek sebuah kategori.beberapa contoh merek atau tanda yang sejak lahir telah menjadi milik umum dan merek yang telah menjdi milik umum karena penyebutannya yang berulang kali. Tengkorak Manusia, tanda ini sudah menjadi milik umum sejak lahirnya. Didalam kategori ini seperti tanda tengkorak manusia dengan dibawahnya ditaruh tulang bersilang, yang secara umum dikenal dan juga dalam dunia international sebagai tanda bahaya racun.Selain itu tanda farmasi, lambang dari ular yang melilit gelas, tanda ini tidak dapat didaftarkan sebagai merek karena merupakan lambang dari farmasi.Demikian dengan tanda daur ulang.Gambar dengan tiga anak panah yng saling berhubungan yang menandakan daur ulang.Lalu tanda lalu lintas.Semua gambar bentuk dan rupa tanda lalu lintas

(trafic light) adalah milik umum.dan terakhir. Produk fragile (mudah pecah).Lambang atau gambar yang sering digunkan pada kemasan barang yang mudah pecah.Dan masih banyak tanda yang sudah menjadi milik umum dan penulis tidak bisa sebutkan semua.


(17)

C.Perbandingan Generic Term Dan Tanda Yang Sudah Menjadi Milik Umum

Penulis menarik kesimpulan dari uraian definisi mengenai generic term dan tanda yang telah menjadi milik umum dan dengan melihat beberapa contoh yang telah penulis cantumkan. Bila diartikan kedalam bahasa indonesia arti kata

generic term ialah disebut dengan istilah umum. Beberapa pengertian mengatakan bahwa generic term adalah suatu tanda yang mengacu pada genus produk. Selain itu pendapat lain mengatakan bahwa generic term adalah pemahaman yang pembeli mengerti untuk menunjukan kategori umum dari jenis atau kelas barang yang dipilih untuk digunakan. Dari beberapa definisi tersebut dan seperti yang telah penulis bahas dalam sub judul pengertian generic term, penulis menyimpulkan bahwa generic term atau istilah umum adalah sebuah makna yang menggambarkan bentuk kelompok dari produk atau istilah yang umum bagi kalangan konsumen atau publik. Contohnya pada saat ini banyak sekali merek-merek pasata gigi terkenal seperti pepsodent, ciptadent, close-up, dll. Merek-merek tersebut bila digolongkan merupakan bentuk dari pasta gigi. Akan tetapi seiring waktu berlalu merek-merek bukanlah sebuah merek lagi, melainkan konsumen telah mengartikan merek sebagai istilah umum untuk pasta gigi.


(18)

Berbeda dengan halnya yang sudah diatir dalam Pasal 5 huruf (c) Undang-undang No.15 Tahun 2001 yaitu telah menjadi milik umum. Berbagai pendapat bermunculan mengenai arti tanda telah menjadi milik umum salah satunya adalah merupakan tanda yang terdiri dari tanda atau indikasi yang biasa digunakan dan dikenal secara international.dari beberapa pengertian mengenai tanda yang telah menjadi milik umum seperti yang penulis bahas dalam sub judul pengertian sudah menjadi milik umum, penulis memberi kesimpulan bahwa, tanda yang telah menjadi milik umum adalah tanda yang sejak lahir telah menjadi milik umum. Artinya tanda tersebut telah digunakan terlebih dahulu untuk suatu yang umum dan telah dipahami semua orang. Seperti tengkorak kepala manusia dan tulang menyilang dibawahnya yang dikenal sebagai tanda bahaya.


(1)

Sehingga produsen harus lebih lagi untuk mempromosikan suatu merek jenis barangnya.Agar konsumen tidak menjadikan merek tersebut sebagai suatu jenis merek produk dan kehilangan daya pembedanya.Kehilangan daya pembeda atau menjadi makna generik dapat dihindari oleh para produsen. salah satu cara dengan mempromosikan merek dari jenis produk secara terus menerus untuk merubah dan mencegah pola pikir dari konsumen atau publik tersebut. Suatu contoh yang berhasil menggunakan trik tersebut adalah sangka dan xerox. Xerox mempromosikan xerox sebagai mesin fotokopi bukan fotocopy. Oleh karena konsumen atau publik pada saat itu banyak yang memahami xerox adalah kata kerja untuk memfotocopy. Seperti dalam teks berikut:

But genericide can be avoided.17 For example, “[s]takeholders wishing to prevent their marks from falling into genericness should consistentlyuse a generic signifier along with the mark.”18

Perhaps the two most famous examples of companies that have used this tactic are “Sanka,” which saved its mark by promoting the term “decaf,” and “Xerox,” which protected its mark by popularizing the word “copier.”19

Sehingga dari pengertian dan contoh kasus diatas penulis memberi kesimpulan bahwa maksut dari pembahasan tersebut, sebuah merek terdaftar tentunya

16Anthony Flatcher,

The Journal of The International Trademark Association, Vol 103 TMR, Hal 487.

17

See, for example, Charles R. Taylor and Michael G. Walsh, Legal Strategies for Protecting Brands from Genericide: Recent Trends in Evidence Weighted in Court Cases, 21 J Pub Pol & Mktg 160, 161–62 (Spring 2002) (discussing advertising and consumer surveys as ways to avoid genericide).Dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481. 18

Timothy Denny Greene and Jeff Wilkerson, Understanding Trademark Strength, 16 Stan Tech L Rev 535, 575 (2013).dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481.

19“ee T I “oft ell ’s, I , F d , th Cir .Dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481.


(2)

memiliki sebuah perbedaan & ciri khas. Dan apabila hilangnya identitas merek tersebut maka merek tersebut menjadi makna generic yang tidak membangun

secondary meaning. Oleh karena merek tersebut telah kehilangan daya pembeda yang menjadi identitas merek.

B.Konsep Tanda Yang Sudah Menjadi Milik Umum dalam Merek

Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek ada beberapa merek yang tidak bisa didaftarkan dan yang ditolak permohonanya.Salah satunya adalah telah menjadi milik umum.Ada berbagai mcam definisi mengeni arti telah menjadi milik umum menurut beberapa para ahli. Menurut Sudargo Gautama Apa yang dimksud dengan “tanda-tanda” atau “lukisan-lukisan” serta “perkataan” yang telah menjadi milik umum? Yang diartikan dengan istilah ini adalah tanda-tanda yang karena telah dikenal dan dipakai secara luas serta bebas dikalangan masyarakat tidak lagi cukup untuk dipakai sebagai tanda pengenal bagi keperluan pribadi dari orang-orang tertentu.20

Meskipun kata-kata deskriptif dapat memperoleh daya pembeda melalui penggunaan secara berkelanjutan sebagai sebuah merek, merek tersebut dapat kehilangn daya pembedanya jika telah digunakn terus-menerus sebagai merek.Kadang-kadang sebuah merek tidak menggambarkan produk barang atau

20


(3)

jasa yang dipresentasikannya menjadi term/kata umum yang berhubungan dengan produk atau jasa yang bersangkutan.Namun, merek tersebut dapat memperoleh arti yang kemudian membuatnya menjadi deskriptif. Para produsen menanggung resiko saat memperkenalkan sebuah produk atau teknologi baru ke pasar karena nama yang mereka pilih dapat menjadi nama umum untuk produk yang sejenis.21

Rahmi Jened. P.N. berpendapat, tanda-tanda tersebut merupakan tanda milik umum yang terdiri dari tanda atau indikasi yang menunjukan kelaziman atau kebisaan terkait dengan bahasa yang dikenali secara nasional atau interntional digunakan dalam praktik perdagangan yang jujur.Tanda seperti itu adalah tanda yang bersifat umum dan telah menjadi milik umum (public domain).Merek yang menggunakan tanda semcam ini harus tidak dapat diterima pendaftarannya, meskipun telah dicoba untuk membangun secondary meaning.Hal ini mengingat tidak adil untuk memberikan monopoli sesuatu yang menjdi milik umum (public domain) karena menyangkut hak masyarkat yang lebih luas.22

Dari beberpa pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tanda yang telah menjadi milik umum adalah tanda yang sejak lahir telah menjdi milik umum. Artinya tanda tersebut telah digunakan terlebih dahulu untuk sesuatu yang umum dan telah dipahami semua orang. Seperti tanda tengkorak kepala manusia

21 Tim lindsey dkk, Op.Cit., h.138. 22


(4)

dengan tulang menyilang dibawahnya yang mengartikan bahwa ini merupakan tanda bahaya.

Berangkat dari pengertian tanda yang telah menjadi milik umum, demikian juga mengenai contoh-contoh dari tanda yang telah menjadi milik umum.Sebelumnya telah dibahas diatas bahwa tanda menjadi milik umum karena penyebutanya yang berulang kali sehingga merek dari sebuah produk berubah menjadi merek sebuah kategori.beberapa contoh merek atau tanda yang sejak lahir telah menjadi milik umum dan merek yang telah menjdi milik umum karena penyebutannya yang berulang kali. Tengkorak Manusia, tanda ini sudah menjadi milik umum sejak lahirnya. Didalam kategori ini seperti tanda tengkorak manusia dengan dibawahnya ditaruh tulang bersilang, yang secara umum dikenal dan juga dalam dunia international sebagai tanda bahaya racun.Selain itu tanda farmasi, lambang dari ular yang melilit gelas, tanda ini tidak dapat didaftarkan sebagai merek karena merupakan lambang dari farmasi.Demikian dengan tanda daur ulang.Gambar dengan tiga anak panah yng saling berhubungan yang menandakan daur ulang.Lalu tanda lalu lintas.Semua gambar bentuk dan rupa tanda lalu lintas

(trafic light) adalah milik umum.dan terakhir. Produk fragile (mudah pecah).Lambang atau gambar yang sering digunkan pada kemasan barang yang mudah pecah.Dan masih banyak tanda yang sudah menjadi milik umum dan penulis tidak bisa sebutkan semua.


(5)

C.Perbandingan Generic Term Dan Tanda Yang Sudah Menjadi Milik Umum

Penulis menarik kesimpulan dari uraian definisi mengenai generic term dan tanda yang telah menjadi milik umum dan dengan melihat beberapa contoh yang telah penulis cantumkan. Bila diartikan kedalam bahasa indonesia arti kata

generic term ialah disebut dengan istilah umum. Beberapa pengertian mengatakan bahwa generic term adalah suatu tanda yang mengacu pada genus produk. Selain itu pendapat lain mengatakan bahwa generic term adalah pemahaman yang pembeli mengerti untuk menunjukan kategori umum dari jenis atau kelas barang yang dipilih untuk digunakan. Dari beberapa definisi tersebut dan seperti yang telah penulis bahas dalam sub judul pengertian generic term, penulis menyimpulkan bahwa generic term atau istilah umum adalah sebuah makna yang menggambarkan bentuk kelompok dari produk atau istilah yang umum bagi kalangan konsumen atau publik. Contohnya pada saat ini banyak sekali merek-merek pasata gigi terkenal seperti pepsodent, ciptadent, close-up, dll. Merek-merek tersebut bila digolongkan merupakan bentuk dari pasta gigi. Akan tetapi seiring waktu berlalu merek-merek bukanlah sebuah merek lagi, melainkan konsumen telah mengartikan merek sebagai istilah umum untuk pasta gigi.


(6)

Berbeda dengan halnya yang sudah diatir dalam Pasal 5 huruf (c) Undang-undang No.15 Tahun 2001 yaitu telah menjadi milik umum. Berbagai pendapat bermunculan mengenai arti tanda telah menjadi milik umum salah satunya adalah merupakan tanda yang terdiri dari tanda atau indikasi yang biasa digunakan dan dikenal secara international.dari beberapa pengertian mengenai tanda yang telah menjadi milik umum seperti yang penulis bahas dalam sub judul pengertian sudah menjadi milik umum, penulis memberi kesimpulan bahwa, tanda yang telah menjadi milik umum adalah tanda yang sejak lahir telah menjadi milik umum. Artinya tanda tersebut telah digunakan terlebih dahulu untuk suatu yang umum dan telah dipahami semua orang. Seperti tengkorak kepala manusia dan tulang menyilang dibawahnya yang dikenal sebagai tanda bahaya.