PENGARUH KEHADIRAN IMIGRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN PASCA RESESI EKONOMI TAHUN 2009 – 2013.

(1)

PENGARUH KEHADIRAN IMIGRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN PASCA RESESI EKONOMI

TAHUN 2009 – 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Peminatan/Konsentrasi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh:

PUTRI YULIANA PRAHARA NPM. 1044010004

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

PEMINATAN/KONSENTRASI HUBUNGAN INTERNASIONAL SURABAYA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

PENGARUH KEHADIRAN IMIGRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN PASCA RESESI EKONOMI TAHUN

2009-2013

Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat

Bagian atau keseluruhan isi skripsi ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademis pada bidang studi atau univertas lain dan tidak pernah dipublikasikan atau ditulis oleh individu selain penulis kecuali dituliskan dengan

format kutipan dalam skripsi.

Surabaya, 24 Juni 2014 Penulis,


(3)

PENGARUH KEHADIRAN IMIGRAN TERHADAP

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN PASCA RESESI

EKONOMI TAHUN 2009-2013

Disusun Oleh:

PUTRI YULIANA PRAHARA NPM. 1044010004

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr. Jojok Dwiridotjahjono, S.Sos, M.Si

NPT. 370119500421

Mengetahui D E K A N

Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 195507181983022001


(4)

PENGARUH KEHADIRAN IMIGRAN TERHADAP

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN PASCA RESESI

EKONOMI TAHUN 2009-2013

Disusun Oleh:

PUTRI YULIANA PRAHARA NPM. 1044010004

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Peminatan/Konsentrasi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 24 Juni 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1. Ketua

Dr.Jojok Dwiridotjahjono,S.Sos,M.Si Dr.Jojok Dwiridotjahjono,S.Sos,M.Si

NPT. 370119500421 NPT. 370119500421

2. Sekretaris

Juwito, S.Sos, M.Si NPT. 367049500361 3. Anggota

Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si NPT. 370069400351

Mengetahui, D E K A N

Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 195507181983022001


(5)

HALAMAN MOTTO

“DER WILLE ÖFFNET

DIE TÜREN ZUM

ERFOLG”. (Mario GÖtze)

“ MAN KANN NIE

-

MANDEN ÜBER-

HOLEN, WENN MAN

IN SEINE FUSS-

STAPFEN

TRITT.” (Philipp Lahm)

“ MISSERFOLGE SIND OFT

NOT- WENDIGE UMWEGE

ZUM ERFOLG.” (Erik Durm)


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk bapak dan ibu tercinta Kakak dan adek-adekku tersayang ... Terima kasih atas doa dan dukungan kalian Thanks for everythin that you give it to me ...

Und to my Mio

When I see you im feelin so happy and get back On track again...

Thank to Somplakers for the memories, Rania, Gazella, Lidya and Chei makasih canda dan tawa,

Gila-gilaan bareng dan sharingnya... And to all of my friend

Thanks for your help and support ...

One again I just want to say “ VIELEN DANK ”


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan

Karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kehadiran Imigran Terhadap Perkembangan Perekonomian Jerman Pasca Resesi Ekonomi Tahun 2009-2013”dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Jojok Dwiridotjahjono, S.Sos,M.si selaku pembimbing utama dan tidak lupa terima kasih kepada Megahnanda A.K,S.IP,M.IP selaku pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Hj Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Juwito, S.Sos, MSi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Drs. Saifuddin Zuhri, MSi, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(8)

5. Dr. Jojok D, S.Sos, M.Si selaku Ketua Peminatan/Konsentrasi Hubungan Internasional pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Resa Rasyidah S.Hub.Int,M.Hub.Int, pjs Sekretaris Peminatan/Konsentrasi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Orang Tua tercinta dan terkasih, terima kasih atas doanya dan dukungannya.

8. Dosen-Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terima kasih atas ilmu pengetahuan berbagai macam isu-isu dalam dunia internasional.

9. Sahabat-sahabatku di Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan 2010, terima kasih banyak atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 24 Juni 2014


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kerangka Pemikiran ... 7

1.4.1 Level of Analysis ... 7

1.4.2 Landasan Teori ... 9

1.4.2.1 Teori Global Migration ... 9

1.4.2.2 Migratory Movement ... 11

1.4.2.3 Hubungan Imigran Terhadap Ekonomi ... 13

1.5 Hipotesis ... 16

1.6 Metode Penelitian ... 17

1.6.1 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 17

1.6.1.1 GDP ... 17

1.6.1.2 Consumer Prices ... 18

1.6.1.3 Unemployment ... 19

1.6.1.4 Resesi Ekonomi ... 20

1.6.2 Tipe Penelitian ... 22

1.6.3 Jangkauan Penelitian ... 23

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

1.6.5 Teknik Analisis Data ... 24

1.6.6 Sistematika Penulisan ... 25

BAB II SEJARAH IMIGRAN JERMAN SEBELUM DAN SESUDAH RESESI EKONOMI ... 26

II.1 Sejarah Perkembangan Imigran Jerman ... 26

II.1.1 Perkembangan Imigran Pasca Perang Dunia ... 26


(10)

II.1.3 Perkembangan Imigran Pasca Resesi Ekonomi 2009 ... 40

II.2 Pemanfaatan Imigran Bagi Jerman ... 45

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN SEBELUM DAN SESUDAH RESESI EKONOMI ... 50

III.1 Sejarah Perkembangan Ekonomi Jerman ... 50

III.1.1 Perkembangan Ekonomi Jerman Pasca Perang Dunia ... 50

III.1.2 Perkembangan Ekonomi Jerman Sebelum Resesi Ekonomi ... 52

III.1.3 Perkembangan Ekonomi Jerman Pasca Resesi Ekonomi ... 54

III.2 Indikator Perkembangan Ekonomi ... 55

III.2.1 Gross Domestic Product / Pendapatan Negara ... 56

III.2.2 Employment / Tenaga Kerja ... 59

III.2.3 Unemployment / Pengangguran ... 61

III.2.4 Foreign Trade ... 63

III.2.5 Consumer Prices ... 67

III.3 Korelasi Ekonomi Terhadap Imigran ... 69

BAB IV HUBUNGAN ANTARA IMIGRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JERMAN ... 81

IV.1 Hubungan Peningkatan GDP dan Imigran Jerman ... 84

IV.2 Hubungan Employment dan Imigran Jerman ... 86

IV.3 Hubungan Unemployment dan Imigran Jerman ... 86

IV.4 Hubungan Foreign Trade dan Imigran Jerman ... 87

IV.5 Hubungan Consumer Prices dan Imigran Jerman ... 88

BAB V KESIMPULAN ... 90


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.4 Jumlah Imigran Jerman Tahun 2000-2007 ... 37

Grafik 2.8 Perkembangan Imigran sesudah resesi ... 44

Grafik 3.1 Riil GDP Jerman Tahun 2004-2008 ... 57

Grafik 3.3 Employment Jerman ... 59

Grafik 3.4 Unemployment Jerman Tahun 1972-2009 ... 61

Grafik 3.5 Unemployment Jerman Tahun 1995-2013 ... 62

Grafik 3.6 Perdagangan Luar Negeri Jerman Tahun 2008-2013 ... 64

Grafik 3.7 Industri Jerman Tahun 2008-2012 ... 65

Grafik 3.8 Consumer Prices Jerman Tahun 2009-2013 ... 68

Grafik 3.10 Development of Foreign Population Tahun 1967-2005 ... 70


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pendapatan Negara Jerman Sebelum dan Sesudah Resesi ... 4

Tabel 1.2 Jumlah Imigran Jerman Sebelum dan Sesudah Resesi Ekonomi ... 5

Tabel 2.1 Jumlah Imigrasi dan Emigrasi Jerman Tahun 1983-2004 ... 30

Tabel 2.2 Populasi Imigran di Wilayah Jerman Tahun 1960-2010 ... 32

Tabel 2.3 Perubahan Kebijakan Imigrasi & Integrasi Tahun 2000 ... 35

Tabel 2.7 Peningkatan Imigran Jerman Sebelum Resesi Ekonomi ... 44

Tabel 3.9 Consumer Prices Jerman Tahun 2004-2008 ... 68

Tabel 3.11 Imigran Menurut Tipenya Tahun 2007 ... 71

Tabel 3.13 Share Foreign Migrant Workforce by Sector ... 74


(14)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.5 Negara Imigran di Jerman Tahun 2007 ... 39 Diagram 3.2 Real GDP Jerman Tahun 2009-20013 ... 58 Diagram 3.12 Pencari Kerja di Negara Jerman 2012 ...72


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berdasarkan pada bagaimana fenomena persebaran manusia atau yang biasa disebut dengan imigrasi atau imigran sebagai manusianya. Perkembangan imigran selama beberapa tahun telah berkembang sangat pesat. Persebaran manusia hadir dengan memberikan kontribusi bagi negara yang ditempatinya. Jerman sebagai sebuah negara besar muncul sebagai sebuah negara dengan memiliki kebijakan tersendiri untuk membahas berkembangnya imigran di negaranya. Perbaruan kebijakan hadir setelah adanya berbagai pertimbangan untuk lebih membahas kontribusi yang diberikan oleh imigran. Berkembangnya imigran di negara Jerman memunculkan berbagai keuntungan salah satunya terlihat pada sektor ekonomi negara Jerman. Berdampak dari krisis global yang melanda wilayah Eropa memaksa ekonomi Jerman mengalami kesulitan sehingga masuk kedalam resesi ekonomi terhadap negara Jerman. Imigran dan perekonomian membuat keduanya memberikan kontribusi terhadap perbaikan perekonomian negara yang mulai membaik dengan mulai menjalankan kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti akibat resesi ekonomi. Imigran sebagai tenaga pekerja serta sebagai seseorang yang bisa menghasilkan pendapatan bagi pendapatan ekonomi negara.

Kata kunci : Imigran, Perkembangan Ekonomi, Kontribusi Imigran terhadap ekonomi Jerman


(16)

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang

Negara Jerman merupakan salah satu negara yang memiliki perekonomian cukup kuat di wilayah Eropa.1 Kekuatan perekonomian ini tidak terlepas dari sejarah perekonomian Jerman di masa lalu yang mengalami keterpurukan. Jerman dapat bangkit menjadi sebuah negara yang mampu membantu sebagian negara di Eropa dalam mengatasi krisis global yang melanda hampir seluruh wilayah di Eropa. Sebagai sebuah negara yang memiliki tingkat perekonomian yang cukup baik dibandingkan dengan negara lain, membuat banyak orang ingin hidup dan tinggal di negara Jerman. Keinginan untuk hidup lebih baik mendorong sebagian orang untuk berpindah dari negara asal menuju negara Jerman. Kegiatan perpindahan manusia dikenal sebagai migrasi. Sedangkan manusianya disebut sebagai imigran.2

Ketertarikan imigran untuk berpindah dikarenakan berbagai alasan, yaitu seperti alasan politik untuk menunjukan keadaan seseorang yang ada di suatu wilayah yang merasa tidak cukup aman karena mengalami pergolakan. Kemudian alasan sosial karena tidak bisa mengikuti aturan di negaranya. Alasan agama atau

1

BBC, 2013. Souhtern European Workers Fuel Germany Immigration Surge [online] dalam http://www.bbc.com/news/world-europe-22446774 diakses pada 19 Februari 2014

2 Bundeszentrale fur politische Bildung, 2013. The Current Development of Immigration to Germany [online] dalam

http://www.bpb.de/gesellschaft/migration/kurzdossiers/157131/germany?p=all diakses pada 13 Februari 2014


(17)

kepercayaan. Ditambah alasan ekonomi dan alasan lain seperti pendidikan, tuntutan pekerjaan serta keinginan untuk melakukan reuni keluarga.3

Hadirnya imigran membawa dampak negatif maupun positif bagi negara yang menjadi tempat tujuan maupun negara yang ditinggalkan oleh para imigran itu sendiri. Bagi negara kehilangan warga negara yang menjadi imigran, keuntungan yang dirasakan seperti jumlah penduduk berkurang, meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan pendapatan kiriman serta memudahkan akses mencari kerja di dalam negerinya. Sedangkan untuk kerugiannya adalah negara kehilangan sebagian penduduk pada tingkat usia kerja. Bagi negara tujuan imigran akan mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan buruh dengan harga yang murah dan imigran mengisi berbagai sektor tanpa keahlian khusus. Kerugiannya, imigran biasanya mendapatkan perilaku rasial serta dan kurangnya pemahaman terhadap bahasa di negara tersebut.4

Kehadiran para imigran yang menuju negara besar juga dirasakan juga oleh negara Jerman. Munculnya imigran di negara Jerman dimulai sejak tahun 1990-an. Sejak tahun 1990-an jumlah imigran yang masuk ke negara Jerman bertambah secara signifikan sebanyak 1.277.048 jiwa. Terlepas dari jumlah imigran pada tahun sebelumnya, jumlah signifikan seperti itu terjadi pula di tahun 2009 hingga tahun 2013. Meningkatnya imigran pada masa saat itu, terjadi karena wilayah Uni Eropa yang mengalami krisis ekonomi yang cukup hebat. Sebagai negara yang

3

European Commission Home Affairs, 2013. Immigration [online] dalam

http://ec.europa.eu/dgs/home-affairs/what-we-do/policies/immigration/index_en.htm diakses pada 12 Januari 2014

4

BBC, 2010. Effects of Migration [online] dalam

http://www.bbc.co.uk/bitesize/standard/geography/population/migration/revision/4/ diakses pada 15 Februari 2014


(18)

mampu bangkit dari resesi ekonomi membuat sebagian masyarakat baik dari Uni Eropa maupun masyarakat wilayah lain masuk ke dalam wilayah negara Jerman.

Krisis ekonomi yang terjadi di wilayah negara Uni Eropa disebabkan ekonomi dunia mengalami keadaan yang tidak sehat serta dipicu oleh adanya kejatuhan dari salah satu perusahaan terbesar di Amerika. Menyebar hingga keseluruh negara di dunia. Masuknya penurunan perekonomian atau resesi ekonomi terjadi pada tahun 2008 hingga pertengahan tahun 2009. Masuknya resesi ekonomi di negara Jerman akibat memberikan bantuan dana untuk negara-negara di Uni Eropa yang terkena dampak dari krisis ekonomi. Bantuan dana Jerman untuk membebaskan negara-negara di Uni Eropa yang masuk dalam krisis, membuat Jerman tidak mengontrol keadaan ekonomi dalam negerinya. Sehingga hal tersebut memicu terjadinya resesi ekonomi di negara Jerman.5

Beruntung pemulihan terhadap penurunan perekonomian Jerman hanya terjadi beberapa tahun saja dan kembali pulih pada kuartal terakhir sehingga resesi ekonomi di negara Jerman dapat terselesaikan dengan baik. Berakhirnya resesi ekonomi telah membawa Jerman dalam keadaan ekonomi negara yang cukup baik dibandingkan dengan negara-negara di wilayah Uni Eropa yang juga mengalami hal serupa seperti Jerman. di bawah ini merupakan perkembangan perekonomian Jerman sebelum dan sesudah resesi ekonomi.

5


(19)

1.1 Tabel Pendapatan Negara Jerman Sebelum dan Sesudah Resesi Ekonomi

Tahun GDP

2004 1,2%

2005 0,8%

2006 3,8%

2007 2,7%

2008 0,8%

2009 -5,2%

2010 4,2%

2011 3,0%

2012 0,8%

2013 1,9%

Sumber : Data Diolah.6

Perubahan pada tingkat pendapatan negara yang terjadi menunjukkan data tahun sebelum terjadinya resesi ekonomi yaitu pada tahun 2004 hingga tahun 2008 di negara Jerman berdampak pada jumlah pendapatan negara yang mengalami penurunan. Sedangkan untuk pendapatan negara Jerman di tahun sesudah terjadinya resesi ekonomi membuat pendapatan negara berada dalam keadaan yang baik.

6

The Federal Goverment, 2014. Migration Report [online] dalam

http://www.bundesregierung.de/Content/EN/Artikel/2014/01/2014-01-15-migrationsbericht-kabinett.html diakses pada 21 April 2014


(20)

Peningkatan jumlah pendapatan negara Jerman membawa peningkatan juga terhadap jumlah imigran yang masuk di negara Jerman. Jumlah imigran yang masuk ke negara Jerman setelah berakhirnya resesi ekonomi membawa jumlah terbesar sejak pertama kali negara Jerman menerima kehadiran imigran.7 Hal itu dibuktikan dari perkembangan jumlah imigran di setiap tahunya mengalami peningkatan.

1.2 Tabel Jumlah Imigran Jerman Sebelum dan Sesudah Resesi Ekonomi

Tahun Jumlah Imigran

2004 780.175 jiwa

2005 707.352 jiwa

2006 661.855 jiwa

2007 682.146 jiwa

2008 680.766 jiwa

2009 721.014 jiwa

2010 798.000 jiwa

2011 958.299 jiwa

2012 80.996.685 jiwa

2013 108.000.000 jiwa

Sumber : Data Diolah8.9. 10

7

Global finance, 2013. Germany country report [online] dalam http://www.gfmag.com/gdp-data-country-reports/268-germany-gdp-country-report.html#axzz2zWudPhtZ diakses pada 21 April 2014

8

Bundesamt fur Migration und Fluchtlinge, 2011. Migrationsbericht 2011, h 14

9 Federal Ministry of the Interior, 2011. Migration and Integration : Residence Law and Policy on Migration and Integration in Germany, h 12


(21)

Meningkatnya jumlah imigran di negara Jerman di ikuti oleh aturan yang di berlakukan pemerintah Jerman. Perubahan aturan serta krisis ekonomi membuat imigran menuju negara Jerman semakin banyak. Pemulihan resesi menjadikan imigran berfikir bahwa Jerman memiliki keadaan yang baik di bandingkan dengan keadaan negara asalanya.

Peningkatan jumlah imigran terhadap peningkatan hasil pendapatan nasional Jerman memberikan keuntungan tersendiri bagi negara Jerman. Terbukanya pintu masuk bagi imigran menjadikan negara ini menjadi pilihan bagi imigran dari negara lain. Secara sistematis hal tersebut kemudian memberikan dampak pada kemajuan ekonomi Jerman dan membantu keluar dari resesi ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

Bagaimana pengaruh kehadiran imigran terhadap perkembangan ekonomi Jerman pasca resesi tahun 2009 hingga tahun 2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh imigran terhadap perkembangan ekonomi Jerman pasca resesi tahun 2009 sampai 2013.

10

Central Intelligence Agency, 2013. The World FactBook [online] dalam

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2119.html diakses pada 22 April 2014


(22)

1.4 Kerangka Pemikiran

1.4.1 Level of Analysis

Level of analysis merupakan sebuah pendekatan yang memudahkan untuk

membantu memahami sebuah masalah dalam kegiatan perpolitikan dunia. Level of

analysis terbagi menjadi beberapa hal untuk menentukan rumusan dalam

kebijakan luar negeri. Umumnya level of analysis berkaitan dengan suatu pola pemikiran dari berbagai pihak, seperti melihat peran negara membuat kebijakan, individu, sistem internasional, kelompok kepentingan, dan atribut nasional.11 Semua pihak inilah yang mempengaruhi perumusan kebijakan luar negara suatu negara. Dengan demikian, peran negara, kelompok, individu, sistem internasional dan atribut nasional membuat suatu negara dapat berpengaruh dikancah dunia internasional.12

Level of analysis terbagi menjadi lima yakni : (1) Negara yaitu melihat

bagaimana negara mempengaruhi kebijakan luar negeri ; (2) Individu memiliki peran sebagai seorang decision maker yang artinya individu ini ikut terlibat langsung ke dalam proses perpolitikan luar negeri ; (3) Kelompok yang dimaksud seperti para elit politik yang secara langsung terlibat dalam suatu isu ; (4) Sistem Internasional hadir sebagai proses untuk mempengaruhi pengambilan keputusan ;

11McGraw-Hill Higher, 2005. Level of Analysis [online] dalam

http://highered.mcgrawhill.com/sites/0072890363/student_view0/chapter3/ diakses pada 29 Maret 2014

12 J. David Singer, 2007. The level of Analysis Problem in International Politics. The johns Hopkins University Press


(23)

(5) Atribut Nasional berkaitan dengan sebagian kekuatan besar di suatu negara terhadap kebijakan luar negeri suatu negara.13

Pemaparan level of analysis di atas maka, dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan level of analysis manapun. Dikarenakan dalam pembahasan mengenai imigran tidak dapat dilihat dari sisi mana pun. Yang artinya, kehadiran imigran tidak mempengaruhi suatu kebijakan luar negeri suatu negara. Imigran sendiri bukan sebuah kelompok yang mampu menjadikan kehadirannya menjadi sesuatu yang penting yang dapat mengubah suatu kebijakan yang ada. Meskipun kehadirannya membantu suatu negara dalam pemenuhan kependudukan maupun pemenuhan terhadap hal lain. Peringkat analisis tidak memiliki relevansi dengan fokus penelitian yang lebih menekankan pada korelasi antara imigran dan perekonomian Jerman. Untuk melihat dari analisis individu tidak bisa digunakan karena imigran sendiri terdiri dari beberapa orang yang melakukan perpindahan dari negara satu dengan ke negara lainnya. Karena untuk menyatakan hal itu bisa dikatakan individu yang mempengaruhi maka akan sangat banyak individu-individu lain yang mampu membuat kebijakan luar negeri suatu negara. Kemudian untuk analisis dari kaca mata negara juga tidak bisa dibuat karena migran sendiri bukan dari pemerintahan yang mampu membuat dan memutuskan mengenai kebijakan yang ada. Lalu untuk melihat dari analisis kelompok, meskipun imigran bisa dikatakan sebagai sebuah kelompok yang melakukan perjalanan keluar dari negara mereka akan.

13


(24)

1.4.2 Landasan Teori

1.4.2.1 Teori Global Migration

Menurut Everett Lee, migrasi global adalah suatu aktivitas perpindahan penduduk yang mencakup aspek perubahan tempat tinggal, tujuan migrasi ataupun keinginan untuk menetap di negara lainnya. Perpindahan ini sudah terjadi sejak beribu tahun yang lalu. Para Ilmuwan dan Arkeolog membuktikan bahwa gaya hidup nenek moyang kita adalah nomaden atau berpindah-pindah.14

Anthony Giddens dalam bukunya Global Migration hadir membentuk gerakan skala besar dari populasi yang membentuk dasar dari adanya masyarakat multi etnis di dunia saat ini. Kemudian gelombang dari global migration atau migrasi global merupakan sebuah hubungan saling berinteraksi yang membentuk komposisi fundamental etnis dari berbagai negara. Dalam global migration sendiri membentuk adanya konsep seperti migratory movement.15

Pada era globalisasi seperti saat ini, jumlah penduduk yang berpindah semakin banyak, hal ini dipicu oleh perkembangan teknologi yang semakin maju. Keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik yang tidak didapatkan dinegara asalnya. Perpindahan penduduk sendiri dalam suatu negara sudah cukup banyak. Dengan berbagai alasan-alasan bisa mendorong mereka untuk melakukan perpindahan sesuai dengan keinginan mereka. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa manusia pada dasarnya akan terus melakukan perpindahan dari satu

14 Everett S. Lee, 2007. A Theory of Migration. Population Association of America, h 4 15 Anthony Giddens, 2006. Sociology 5th. Cambrige UK, h 522-523


(25)

tempat ke tempat yang lain hingga merasakan apa yang dicarinya merasa terpenuhi.

Sifat tersebut masih akan terus ada hingga pada saat zaman modern seperti sekarang ini. Di zaman inilah juga perpindahan penduduk maupun manusia semakin dipermudah dengan adanya aturan berbagai negara untuk kelancaran itu semua. Kemudahan-kemudahan tersebut menjadi dasar dan faktor untuk mencari tempat yang cocok untuk membesarkan maupun menghidupi keluarga mereka.

Dalam kegiatan perpindahan sendiri menurut Peter Lindert dapat menghasilkan sebuah konvergensi upah rill sebelum perang dunia I, yang artinya dengan adanya imigran membuat hampir dua pertiga dari konvergensi GDP per pekerja, atau mungkin separuh dari konvergensi GDP per kapita. Adanya imigran pada umumnya sebagai sebuah mekanisme terhadap konvergensi upah dan standar dari penghidupan.

Karena adanya hubungan antara imigran dengan perdagangan pada arus modal yang dilakukan lebih liberal dan lebih besar dibandingkan melalui aktivitas ekonomi global yang terjadi pada seabad lalu, yang jelas berbanding terbalik untuk pergerakan orang. Hampir seluruh negara yang memiliki penghasilan tertinggi memberlakukan kontrol atas migrasi yang berbeda antara kebijakan ketat dan kebijakan sangat ketat. Namun pengaturan atas pergerakan buruh cukup berbeda di Uni Eropa. Kontrol atas migrasi ini menciptakan sebuah distorsi ekonomi terbesar di dunia denegan perbedaan terhadap tenaga kerja. pasar untuk


(26)

tenaga kerja di negara miskin sangat tidak adil. Dari itu lah menjadikan imigran bebas masuk dari seluruh negara.

Adanya pasar tenaga kerja membuat upah rill yang dihasilkan seseorang di negara miskin hanyalah sepotong kecil dari upah yang didapat saat berada di negara kaya. Dengan semakin munculnya pasar global memaksa keadaan seseorang untuk bisa lebih terampil. Jika seseorang itu tidak terampil akan merasa sangat terancam dan sangat bergantung pada kehadiran mereka yang terampil.16

Dalam hal ini global migration menjelaskan bagaiamana persebaran dari berbagai imigran menuju suatu tempat yang dianggap baik untuk tinggal. Kebutuhan akan kehidupan layak mereka tujukan dengan tinggal di negara besar salah satunya dengan tinggal di negara Jerman.

1.4.2.2 Migratory Movements

The migratory movement is at once perpetual, partial and universal. It never ceases, it affects every people ... [and although] at a given moment it sets in motion only a small number of each population ... in fact there is never a moment of immobility for any people, because no migration

remains isolated. (Eugene Kulischer, 1943, p. 9)

Pernyataan di atas menggambarkan bahwa gerakan migrasi merupakan suatu yang abadi, parsial dan universal. Bahwa bermigrasi tidak akan pernah berhenti dan akan tetap mempengaruhi setiap orang meskipun hanya dilakukan dalam sejumlah kecil dari masyarakat di seluruh negara.17 Hal itu menyatakan bahwa migrasi bukan merupakan fenomena baru hal itu salah satu cara mempercepat dari adanya integrasi global. Pola migrasi dapat dilihat dari refleksi antara hubungan

16 Martin Wolf,2007. Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan. Jakarta : Yayasan obor indonesia, h 140-141

17 Sarah Collinson, 1999. Globalisation and the Dynamics of International Migration : Implications for the Refugee Regime. London UK : Archway, h 2


(27)

ekonomi, politik maupun budaya antar negara. Migrasi hadir sebagai pergerakan orang dari satu negara kemudian untuk emigrasi merupakan proses dimana orang meninggalkan negara untuk menetap di negara lain. Antara migrasi dan emigrasi menghasilkan pola hubungan dengan negara asal maupun negara tujuan.

Migratory movements atau gerakan bermigrasi hadir untuk menambah

keragaman etnis dan budaya di banyak masyarakat dan membantu membentuk adanya dinamika demografis, ekonomi dan sosial. Pola dari migrasi mencirikan sebuah kebiasaan yang dilakukan. Menurut Stephen Istana dan Mark Miller pola tersebut terdiri menjadi empat bagian yaitu acceleration menggambarkan imigran lintas batas mengalami kenaikan dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya. Kemudian ada diversification bahwa sebagian besar negara menerima imigran dari berbagai jenis apakah mereka tenaga kerja maupun pengungsi. Lalu

globalization yang menjadikan bermigrasi melibatkan banyak negara baik dalam

negara pengirim maupun penerima. Terakhir feminization yang meningkatkan imigran perempuan terkait dengan perubahan dipasar tenaga kerja global seperti untuk permintaan pekerja rumah tangga serta lain sebagainya.18

Migratory movement sendiri menjelaskan kebutuhan yang diinginkan oleh

sebagian para imigran yang tinggal di negara Jerman untuk mendapatkan peluang hidup dengan penawaran yang tersedia di negara Jerman.


(28)

1.4.2.3 Hubungan Imigran Terhadap Perekonomian

Perkembangan imigran yang didukung dengan adanya migratory movement serta global movement membawa imigran sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi perekonomian suatu negara. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa ahli yang menyatakan bahwa imigran hadir melalui berbagai syarat untuk bisa tinggal di suatu negara. Kehadiran mereka telah memberikan berbagai keuntungan tersendiri bagi perekonomian negara maupun tempat yang menjadi pilihan bagi para imigran untuk tinggal dan menetap di luar negara asalnya.19

Banyak dari imigran yang datang adalah untuk mencari kehidupan layak. Kebutuhan yang dicari oleh imigran seperti mencari sebuah negara yang memiliki tingkat perekonomian yang baik. Bagi negara besar membuka peluang bagi para imigran adalah merupakan sebuah peluang besar bagi pemenuhan terhadap kegiatan perekonomian. Terlebih bagi sebuah negara yang memiliki image sebagai negara industri sangat sekali membutuhkan peran akan keberadaan para imigran guna memenuhi kebutuhan barang produksi suatu industri.

Kebutuhan akan imigran yang mampu menghidupkan perekonomian suatu negara. Negara itu dituntut untuk bisa memperluas adanya lapangan kerja bagi sebagian imigran. Melihat dari bagaimana produktivitas, akuntabilitas serta keefektivitas melihat sebagai kemampuan yang diberikan oleh para pekerja dari

19

International Conference, 2010. Labour Market Integration of Immigrants in Times of Economic Crisis in Germany and Spain: Same Crisis – Different Effects. Bremen, h 2


(29)

luar negara ini. Lalu melihat dari bagaimana kebutuhan akan penawaran dan permintaan tenaga kerja.20

Tidak hanya itu hadirnya imigran tidak hanya bisa dilihat dari banyaknya pekerja dari negara lain yang masuk ke negara ini. Melainkan bisa melihat juga dari bagaimana wisatawan yang datang serta peminatan terhadap barang lokal yang dijual untuk menarik wisatawan sebagai sebuah langkah bahwa barang mereka bisa menjadi jaminan bahwa membantu meningkatkan perekonomian mereka. Menjadikan suatu negara bisa menarik para pemilik modal asing yang mau menginvestasikan modal mereka di negara tersebut.

Keadaan demografi yang mampu mempengaruhi kehadiran imigran di negara lain.21 Kebutuhan akan imigran untuk membantu perekonomian juga ditarik dengan memberikan beberapa fasilitas sehingga imigran mau untuk tinggal dan menetap serta membantu menghidupkan kembali perekonomian. Cara itu bisa ditunjukan melalui memberikan tunjangan yang diberikan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

Jumlah imigran yang besar membuat negara seperti Jerman terkesan dengan kehadiran mereka. Karena mereka bisa mengisi berbagai lapangan kerja yang tidak terlalu terisi oleh warga lokal sehingga bisa diberikan kepada para pekerja imigran yang datang. Mampu memberikan kontribusi yang begitu besar pula bagi

20DW, 2014. Jerman Sangat Butuh Imigran [online] dalam http://www.dw.de/jerman-sangat-butuh-imigran/a-17347627 diakses pada 03 April 2014

21 DW, 2013. Migran Baru Jerman Lebih Berkualifikasi [online] dalam http://www.dw.de/migran-baru-jerman-lebih-berkualifikasi/a-16839411 diakses pada 07 April 2014


(30)

perekonomian negara Jerman yang mampu bangkit dari adanya resesi ekonomi yang melanda pada beberapa tahun yang lalu.

Peran serta kehadiran imigran terhadap perkembangan ekonomi suatu negara dapat ditunjukkan melalui pemenuhan akan indikator-indikator yang ada dalam badan organisasi dunia seperti IMF dan OECD.22 Indikator itu seperti melihat dari GDP atau pendapatan negara, tenaga kerja (employment), pengangguran

(unemployment), perdagangan luar negeri (foreign trade), dan upah (consumer

prices). Dengan indikator-indikator tersebut negara dapat dikatakan sebagai

sebuah negara yang memiliki perkembangan ekonomi yang cukup baik antara negara-negara lain dengan kadar yang sama.23

Melihat perkembangan ekonomi yang baik disuatu negara menyebabkan sebagian orang mencari kebutuhan yang tidak dapat didapatkan di negara asalnya. Kebutuhan akan keadaan ekonomi yang lebih baik membuat sebagian orang mengharapkan apa yang diinginkan dapat tercapai jika mereka menuju negara-negara dengan perkembangan ekonomi yang cukup baik. Dengan menarik dari beberapa indikator yang sudah disebutkan membuat negara Jerman berupaya untuk membuat indikator tersebut bisa mengembalikan Jerman kekeadaan semula sebelum terkena dampak dari adanya resesi ekonomi yang terjadi di negara ini. Upaya-upaya tersebut dipandang oleh sebagian orang bahwa negara ini mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat resesi ekonomi.

22 OECD, 2010 . OECD Main Economic Indicators [online] dalam

http://www.oecd.org/std/oecdmaineconomicindicatorsmei.htm diakses pada 3 Maret 2014 23IMF, 2011. Economic Indicator [online] dalam


(31)

1.5 Hipotesis

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka penulis dapat menarik hipotesis, bahwa kehadiran imigran di negara Jermana memberikan keuntungan untuk meningkatkan pendapatan negara dengan memasuki berbagai sektor. Peluang atas perkembangan ekonomi terhadap negara Jerman ditunjukkan dengan persebaran masyarakat dengan adanya global migration, serta dalam migratory

movement menjelaskan fenomena alasan dan keinginan imigran menuju negara

lain. Masuknya imigran di negara Jerman menghasilkan berbagai keuntungan untuk pemanfaatan terhadap peluang industri yang terus meningkat. Tingkat

consumer prices yang meningkat, pendapatan negara yang membaik karena

adanya pemasukan terhadap kegiatan perdagangan luar negeri Jerman dan membawa peningkatan pada jumlah tenaga kerja serta penurunan terhadap jumlah imigran di negara Jerman. Peluang serta perubahan terhadap kebijakan membuat imigran mudah untuk memasuki negara Jerman. Meningkatnya jumlah imigran yang masuk ke negara Jerman tidak hanya karena terbuka peluang yang diberikan oleh pemerintah Jerman melainkan karena masalah terbesar di negara-negara wilayah Uni Eropa membawa penduduk dari negara itu memutuskan untuk berpindah dan mencari kehidupan yang jauh lebih layak dibandingkan saat mereka tinggal di negara asalnya.


(32)

1.6 Metodelogi Penelitian

1.6.1 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1.6.1.1 GDP/Pendapatan Negara

Definisi Konseptual:

Menurut badan nasional statistik GDP atau gross domestic product adalah ukuran dari kegiatan ekonomi yang melihat dari nilai barang maupun jasa yang dihasilkan selama periode tertentu suatu negara. GDP dapat dinyatakan secara nominal atau pun secara riil. GDP nominal mencerminkan nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dengan menggunakan harga mereka saat memproduksi barang tersebut. GDP riil sendiri lebih mencerminkan pada nilai barang dan jasa yang dihasilkan, tetapi menggunakan indeks harga konsumen dan produsen konstan untuk menghilangkan pengaruh adanya kenaikan pada tingkat harga. Periode pertumbuhan GDP riil digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan individu sebagai pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan pendapatan rata-rata yang meningkat, guna mendukung tingkat konsumsi yang lebih besar.24

Definisi Operasional :

Gross domestic product hadir dengan melihat dari bagaimana perkembangan

aktivitas dalam perekonomian suatu negara. Macam dari pendapatan negara dapat

24

Office for National Statistics. 2013. Understanding GDP and how it is Measured [online] dalam http://www.ons.gov.uk/ons/rel/elmr/explaining-economic-statistics/understanding-gdp-and-how-it-is-measured/sty-understanding-gdp.html diakses pada 26 Juni 2014


(33)

di sesuaikan melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan melihat dari perkembangan GDP riil suatu negara dari tahun ke tahun. Perkembangan dari GDP riil negara di setiap tahunnya menjadi sebuah ukuran akan pendapatan negara melalui berbagai peningkatan melalui berbagai sektor yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan individu dari berkembangnya perekonomian negara tidak terkecuali bagi kesejahteraan individu yang tinggal di negara Jerman.

1.6.1.2 Consumer Prices

Definisi Konseptual :

Consumer prices merupakan sebuah harga konsumen. Harga konsumen ini

menjelaskan pemahaman terhadap bagaimana perubahan terkait biaya biaya yang dihasilkan untuk rata-rata konsumen dalam memperoleh keuntungan dari barang dan jasa pada periode tertentu. Consumer Prices digunakan untuk menangkap konsep mengenai inflasi maupun deflasi. Kenaikan akan harga merupakan bagian untuk mengukur biaya hidup individu terhadap barang dan jasa oleh sebagian konsumen. Kenaikan harga disebabkan oleh kenaikan upah dan juga disebabkan kecenderungan biaya untuk mengukur seberapa besar pengaruh terhadap perubahan suatu harga.25 Consumer prices sendiri juga membahas bagaimana perubahan terhadap pajak dan harga, kemudian melihat juga pada retail prices,

pensioner prices indices, dan rossi index oleh masing-masing negara.26

25

Gordon Wolford, 2010. Understanding the Consumer Prices Index [online] dalam http://doe.state.wy.us/lmi/0294/0294a1.htm diakses pada 31 Mei 2014

26

Office for National Statistics. 2013. Consumer Prices Index [online] dalam

http://www.ons.gov.uk/ons/taxonomy/index.html?nscl=Consumer+Prices+Index diakses pada 26 juni 2014


(34)

Definisi Operasional :

Pemahaman consumer prices sendiri berkaitan dengan upah yang ditetapkan oleh suatu negara untuk mengukur tingkat harga konsumen. Upah dari masing-masing memiliki perbedaan sesuai dengan kenaikan harga yang dialami oleh negara itu sendiri. Kenaikan harga maupun kenaikan terhadap biaya hidup di suatu negara menjadi berkaitan terhadap bagaimana perkembangan ekonomi yang dimiliki oleh suatu negara. Upah dan biaya hidup individu berkaitan dengan barang dan jasa dari sebagian konsumen. Inflasi dan deflasi menjadi konsep yang tidak pernah tertinggal dengan masalah harga konsumen. Naik turunnya harga konsumen dapat mempengaruhi biaya yang harus didapat oleh masing-masing konsumen. Perubahan harga dan biaya dari konsumen juga dirasakan oleh negara Jerman. Harga dan biaya menjadi penting untuk meningkatkan minat terhadap pajak dan harga yang didapatkan.

1.6.1.3 Unemployment

Definisi Konseptual :

Pengertian unemployment atau pengangguran dalam organisasi perburuhan internasional (ILO) bahwa ukuran pengangguran dilihat dari bagaimana jumlah pengangguran yang ingin bekerja. Ukuran seberapa besar angka pengangguran dihitung dengan menggunakan data dari survei angkatan kerja suatu negara.27 Pengangguran dapat digolongkan dari beberapa pihak dengan melihat pada usia

27

Internasional Labor Organization. 2013. ILO Measure of Unemployment [online] dalam

http://glossary.reuters.com/index.php?title=ILO_Measure_of_Unemployment diakses pada 30 Juni 2014


(35)

pengangguran, pengangguran pada penduduk setempat maupun pengangguran yang berasal dari penduduk lain yang menetap di luar negara asalnya. Jumlah imigran di suatu negara kemudian dikaitkan pada bagaimana keadaan negara mampu mengatasi pengangguran yang hampir di setiap negara memiliki masalah yang sama.

Definisi Operasional :

Banyaknya pengangguran di suatu negara memunculkan berbagai fenomena yang ada. Pemahaman terhadap berbagai pengangguran memiliki arti tersendiri dalam penelitian ini untuk jenis pengangguran hanya berkisar pada seberapa banyak pengangguran yang disebabkan oleh kehadiran imigran di suatu negara. Imigran dan pengangguran di suatu negara sering dianggap sebagai pemicu oleh banyaknya masalah terhadap pengangguran di banyak negara yang menjadi tujuan imigran. Pembatasan dilakukan untuk lebih mengetahui seberapa besar kehadiran imigran dalam mempengaruhi jumlah pengangguran di negara Jerman. sebagai negara tempat tujuan para imigran membuat negara Jerman dipenuhi dengan masalah pengangguran di wilayahnya.

1.6.1.4 Resesi Ekonomi

Definisi Konseptual :

Menurut kamus Oxford, resesi berarti dimana sebuah periode penurunan ekonomi yang bersifat sementara selama adanya kegiatan perdagangan dan


(36)

industri yang berkurang.28 Hal itu dapat dilihat melalui penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut. Kemudian menurut biro nasional riset ekonomi mengatakan bahwa resesi merupakan penuruan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan yang biasanya terlihat dari GDP rill, pendapatan riil, ketenagakerjaan, produksi industri dan penjualan.29 Resesi dimulai setelah kegiatan ekonomi telah mencapai puncak aktivitas dan berakhir sebagai sebuah perekonomian yang mencapai titik terendahnya.30

Definisi Operasional :

Resesi ekonomi sendiri merupakan suatu masa di mana perekonomian suatu negara berada dalam penurunan dari sektor ekonominya. Negara yang dikatakan jatuh ke dalam resesi ekonomi ketika negara itu mengalami penurunan dari sektor GDP rill di negara itu dari beberapa tahun terakhir. Resesi ekonomi dapat terjadi tidak hanya pada negara-negara yang memiliki perekonomian yang rendah namun juga bisa terjadi pada negara-negara besar diseluruh dunia. Pemulihan resesi ekonomi dapat terjadi dengan menaikan tingkat produksi dan memulai kembali kegiatan yang sama sebelum terjadinya resesi di suatu negara. Meskipun resesi dikatakan bisa terjadi beberapa bulan saja namun ada sebagian negara yang belum tentu pulih dalam beberapa bulan untuk memulihkan kembali perekonomian suatu

28Oxford Dictionaries, 2006. Recession: Definition of Recession in Oxford Dictionary [Online] dalam http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/recession diakses pada 2 April 2014 29 The National Bureau of Economic Research, 2010. The NBER‟S Business Cycle Dating Commite [online] dalam http://www.nber.org/cycles/recessions.html diakses pada 1 April 2014 30

FRBSF, 2011. Future Recession Risks: An Update [online] dalam

http://www.frbsf.org/economic-research/publications/economic-letter/2011/november/future-recession-risks-update/ diakses pada 3 April 2014


(37)

negara tersebut. Pemilihan terhadap resesi ekonomi bisa menjadikan negara itu mampu kembali pada keadaan ekonomi yang sama.

Hal itu yang coba dibangun kembali oleh negara-negara yang mendapatkan dampak dari adanya resesi ekonomi. Sebagai negara yang terkena resesi ekonomi Jerman mencoba kembali kepada titik awal dimana perekonomian mereka membaik. Dengan pemulihan dari resesi Jerman kembali bisa bangkit pada tahun berikutnya setelah terkena resesi ekonomi.

1.6.2 Tipe Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan serta adanya kegunaan tertentu. Dengan memperhatikan cara ilmiah melalui kegiatan penelitian yang berdasar pada ciri-ciri keilmuan yaitu yang bersifat rasional, empiris dan sistematis. Berdasarkan pemaparan melalui cara ilmiah kemudian didekatkan lagi pada cara yang bersifat empiris yang artinya penelitian yang dilakukan dapat diamati. Dari penelitian empiris data yang didapat harus mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid dalam hal ini pasti reliabel dan obyektif.31 Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian memiliki berbagai macam metode penelitian yang dapat dilihat dari adanya landasan filsafat, dan serta analisisnya yang dikelompokan menjadi dua, meliputi tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.32

31

Prof. Dr. Sugiyono, 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung : Alfabeta CV, h 3


(38)

Dalam penelitian penulis menggunakan metode penelitan kualitatif, yang artinya penulis sebagai sebuah instrumen untuk melakukan pengumpulan data dan menganalisis data yang menjadikan fokus pada proses mana yang akan diteliti pada penjelasan terhadap masalah-masalah serta pembuktian pada data-data yang di dapatkan. Dalam pendekatan pada jenis penelitian kualitatif berdasarkan pada beberapa karakteristik yang terlihat seperti pada pengumpulan data, pengolahan data, serta laporan penelitian yang akan disajikan ke dalam isi. Untuk itu melihat dari tujuan penelitian ini, maka penelitian diidentifikasi sebagai sebuah tipe penelitian eksplanatif. Yang mana tipe penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kausal antar variabel-variabel.33

1.6.3 Jangkauan Penelitian

Jangkauan penelitian merupakan sesuatu yang cukup penting dalam perjalannya untuk menentukan bagi proses penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi dari tahun 2009 hingga 2013. Pemilihan ini berdasarkan pada titik awal pengembalian terhadap perekonomian negara Jerman pasca terjadinya resesi. Pemulihan dari terjadinya resesi telah membawa Jerman menjadi negara yang mampu kembali pada keadaan semula. Tidak hanya itu dengan kembali pada perekonomian semula Jerman masih menjadi negara tujuan bagi para imigran untuk tinggal dan menetap dinegara ini dengan jumlah statistik yang terus meningkat di setiap tahunya.


(39)

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sendiri merupakan langkah utama dalam mendapatkan data untuk mendukung penelitian. Pengumpulan data sendiri dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan berbagai cara. Dalam hal pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sumber sekunder.34 Untuk sumber primer sendiri merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, sedangkan untuk sumber sekunder lebih pada sumber yang tidak langsung dalam memberikan data kepada pengumpul data melalui dokumen. Dari teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, interview, kuesioner, dokumentasi atau merupakan gabungan dari keduanya.

Dari keduanya penelitian ini menggunakan sumber sekunder yang mana hanya berdasar pada literatur penelitian dari berbagai sumber sumber seperti koran, majalah, buku, serta artikel maupun berita-berita internet.35

1.6.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dikelompokan atas analisis data kualitatif dan kuantitatif. Keduanya cukup berbeda dari letak sifat datanya. Data kualitatif lebih bersifat induktif, yang berdasarkan pada suatu analisis yang diperoleh, kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah hipotesis. Dalam analisis data kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan akan selesai setelah pengumpulan

34 Prof. Dr. Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung : Alfabeta CV, h 224-225

35 W. Laurence Neuman, 1991. “Social Research Methods: Qualitative and Quantitative


(40)

data pada periode tertentu. Dalam penelitian kualitatif lebih sering menyajikan data dalam bentuk teks atau yang bersifat naratif. Pemaparan display data berguna untuk memahami apa yang akan terjadi, serta merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Kemudian berlanjut pada penarikan kesimpulan dan verifikasi, berdasarkan kesimpulan awal yang bersifat sementara dan masih bisa berubah jika bukti-bukti tidak kuat dalam mendukung tahapan pengumpulan data berikutnya.36

1.6.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terbagi dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

 Bab I merupakan bagian pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis dan metodologi.

 Bab II merupakan pemaparan data tentang perkembangan sejarah imigran yang masuk dan tinggal di negara Jerman.

 Bab III merupakan bagian pemaparan data mengenai hasil peningkatan perekonomian yang dihasilkan oleh banyaknya jumlah imigran sebelum dan sesudah resesi ekonomi

 Bab IV analisis hubungan antara imigran terhadap perkembangan ekonomi negara Jerman.

 Bab V kesimpulan

36 Prof. Dr. Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung : Alfabeta CV, h 243-250


(41)

BAB II

SEJARAH IMIGRAN JERMAN EBELUM DAN SESUDAH RESESI EKONOMI

II.1 Sejarah Perkembangan Imigran Jerman

II.I.1 Perkembangan Imigran Pasca Perang Dunia

Pada umumnya suatu negara besar memiliki tantangan dalam bidang ekonomi yaitu saat resesi ekonomi dan besarnya perpindahan masyarakat dari negara lain yang ingin masuk dan tinggal di negara tersebut. Hal itu tidak terkecuali yang juga dirasakan oleh negara seperti negara Jerman. Jerman merupakan sebuah negara besar yang terbukti dalam sejarah lama pada saat terjadinya Perang Dunia baik Perang Dunia I dan Perang dunia II.37 Kekuatan Jerman terlihat dari bagaimana negara itu bertahan saat negara sedang terpuruk dan mampu kembali pada fase dimana mereka mendapatkan kembali apa yang hilang pada saat tahun-tahun pertama sejak adanya perang dunia.

Selama saat perang maupun saat sesudah perang negara ini mengalami beragam dinamika yang dialami oleh negara Jerman. Salah satunya perubahan dengan banyaknya jumlah masyarakat dari negara lain yang ingin masuk dan menetap di negara ini. Banyaknya masyarakat dari negara lain atau yang biasa disebut dengan imigran mulai masuk sejak abad ke 17. Sejak saat itu pula negara Jerman menjadi tujuan bagi sebagian besar imigran yang memiliki minat untuk

37 BBC. 2012. Germany Profile : Timeline [online] dalam


(42)

masuk ke negara ini.38 Selama perkembangannya sejak pertengahan tahun 1950, Jerman sebagai sebuah negara industri mulai membuka pasar tenaga kerja.

Terbukanya pasar tenaga kerja ini dilakukan mulai dari tahun 1955 hingga 1973. Yang mana sejak tahun tersebut Jerman mulai mencari negara-negara untuk bekerja sama selama pasar tenaga kerja mulai dibuka. Berbeda dengan beberapa negara di Eropa yang memiliki bekas jajahan seperti negara Inggris, Perancis, Belgia, dan Belanda mereka dengan mudah mendapatkan pekerja dengan harga murah dari orang-orang yang pernah dijajahnya untuk memenuhinya. Lain halnya dengan Jerman, sebagai negara yang tidak memiliki bekas negara jajahan, cara negara Jerman untuk menarik para pekerja adalah dengan melakukan perjanjian yang disepakati oleh masing-masing negara tersebut.39

Perjanjian itu dimulai pada tahun 1955 Jerman telah melakukan perjanjian kesepakatan dengan negara-negara di Eropa seperti Italia. Kemudian pada tahun 1960 Jerman kembali melakukan perjanjian dengan negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan Yunani. Lalu pada tahun 1964 negara lainnya mulai menjalin perjanjian kesepakatan dengan Portugal kemudian pada tahun 1968 Yugoslavia mulai melalukan perjanjian itu. Perjanjian itu tidak hanya terjalin dengan negara-negara di sekitar Eropa saja melainkan juga Jerman mulai menjalin perjanjian dengan Turki pada tahun 1961. Perjanjian dengan negara lain diluar region Eropa

38

BBC. 2012. Germany Profile [online] dalam http://www.bbc/news/world-europe-17299607 dikases pada 17 Februari 2014

39 Federal Ministry of the Interior. 2011. Migration and Integration: Residence Law and Policy on Migration and Integration in Germany. Berlin, Germany, h 9


(43)

juga mulai menuju ke negara Maroko pada tahun 1963 dan dengan negara Tunisia pada tahun 1964.40

Kebutuhan akan banyaknya tenaga kerja dari negara lain disebabkan adanya ledakan ekonomi yang terjadi selama pasca perang serta adanya pemisahan wilayah Jerman dimana hampir 3,5 juta orang berpindah ke wilayah bagian Jerman Barat selama pembangunan tembok Berlin sejak tahun 1961.41 Hal itu terjadi hingga tahun 1973 sehingga memaksa Jerman untuk membuka dan membutuhkan banyak pekerja.

Pada saat itu pula negara ini mulai memfokuskan pada pencarian tenaga kerja atau yang dikenal dengan “guestworker”.42 Dahulu, negara ini mencari pekerja yang memiliki keterampilan rendah untuk mengisi tenaga-tenaga yang tidak bisa dipenuhi oleh masyarakat pribumi Jerman sendiri. Mulai saat membuka peluang bagi para pekerja dan mulai saat itu pula banyak dari imigran yang ingin bisa masuk dan menetap negara ini.

Kedatangan para imigran di negara ini tidak hanya disebabkan oleh adanya kesepakatan yang dilakukan oleh negara-negara itu saja. Sebagai negara pendiri dan sebagai founding father bagi organisasi supranasional di tingkat wilayah

40

D, J. Steinert. 1995. Migration und Politik: Westdeutschland – Europa – Übersee 1945-1961. Osnabrück Secolo.

41

R, Münz. 1997. Phasen und Formen der europäischen Migration. In: Angenendt, St.

(Hg.),Migration und Flucht. Schriftenreihe der Bundeszentrale für politische Bildung 342.Bonn: Bundeszentrale für politische Bildung, h 34-47.

42 H, Heidemeyer. 1994. Flucht und Zuwanderung aus der SBZ/DDR: 1945/1949-1961. Die Flüchtlingspolitik der Bundesrepublik Deutschland bis zum Bau der Berliner Mauer. Beiträge zur Geschichte des Parlamentarismus und der politischen Parteien 100. Düsseldorf Droste.


(44)

Eropa.43 Jerman dan keempat negara lainnya membuat adanya peraturan yang membebaskan pergerakan manusia. Yang mana hal itu diterapkan pada perjanjian yang dikenal dengan Schengen Treaty pada tahun 1985. Schengen Treaty hadir sebagai sebuah langkah yang membuat perbatasan di antara wilayah Eropa tidak lagi ada. Dimana dalam perjanjian ini dibuat untuk memudahkan pergerakan manusia maupun pergerakan antara wilayah tidak dibatasi oleh hukum yang ada.

Schengen Treaty dibuat tidak hanya untuk memudahkan masyarakat Uni

Eropa bisa bergerak bebas namun hal itu juga diperuntukkan bagi seluruh masyarakat dari benua lain dapat dengan mudah tinggal dan menetap.44 Keuntungan adanya perjanjian itu bisa menjadikan masyarakat Uni Eropa maupun wilayah anggota Schengen bisa menetap selama tiga bulan dengan visa schengen tersebut. Selama tinggal disana mereka semua bisa dengan bebas tinggal dan berpindah sesuai dengan masa yang telah ditetapkan oleh pihak dari Uni Eropa sendiri.

Hadirnya imigran di Jerman telah memunculkan banyak sekali etnis dan budaya. Tidak heran dimana saat tahun 1980 diisi oleh para imigran yang berasal dari keturunan etnis Jerman yang berasal dari Eropa Timur maupun etnis yang berasal dari bekas negara Uni Soviet atau bisa disebut dengan (spat-) Aussiedler.45 Kemudian adanya etnis yang berasal dari Turki maupun negara lainnya. Kebutuhan dan berkembangnya imigran yang mulai menjadikan imigrasi sebagai

43 European Union, 2010. Member countries : Germany [online] dalam http://europa.eu/about-eu/countries/member-countries/germany/index_en.htm diakses pada 1 Februari 2014

44 Consilium Europa, 2011. Schengen : Your Gateway to Free Movement in Europe. Brussel, h 2

45 German Federal Commissioner. 2010. for the Affairs of Ethnic German Repatriates and National Minorities Beauftragter der Bundesregierung für Aussiedlerfragen und Nationale Minderheiten [online] dalam http://www.aussiedlerbeauftragter.de diakses pada 04 Mei 2014


(45)

sebuah hal yang penting bagi integrasi kebijakan domestik Jerman pada awal tahun 1990.46 Pada tahun-tahun bersejarah terhadap kedatangan masyarakat dari negara lain menjadikan ledakan terhadap tingkat pertumbuhan yang dihasilkan oleh imigran selama tahun itu. Dengan terjadinya ledakan terhadap masuknya jumlah imigran yang begitu besar di negara ini menjadikan Jerman membatasi akses terhadap kegiatan dalam mencari suaka pada tahun 1993.47

2.1 Tabel Imigrasi dan Emigrasi Jerman Tahun 1983-2004

Sumber : Federal Ministry of the Interior48

46 German Federal Employment Office. 2009. Bundesagentur für Arbeit [online] dalam http://www.arbeitsagentur.de/ diakses pada 04 Mei 2014

47 Bundeszentrale fur Politische Bildung. 2010. Focus Migration country profiles. Germany : Hamburg Institute of International Economics, h 4

48

Federal Ministry of the Interior. 2011. Migration and Integration. Germany : Media Consulta Deutschland GmbH, h 20


(46)

Dari tabel itu tersebut terlihat bahwa jumlah itu sedikit menurun pada tahun-tahun adanya pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah negara ini. Penurunan itu masih menunjukan angka yang cukup stabil tetapi masih menjadi tempat pilihan bagi kehidupan para imigran yang tidak didapatkan di negara mereka sendiri. Merasa bahwa tinggal di negara lain akan lebih baik dari pada tinggal dan menetap di negara yang tidak memberikan kehidupan maupun keamanan bagi seseorang yang merasakannya.49

Selama tinggal dan menetap di negara Jerman banyak imigran yang mulai menyebar ke berbagai kota-kota besar yang berada di negara Jerman. Tiga kota terbesar di Jerman yang dihuni oleh para imigran yaitu kota-kota seperti Baden Wurttemberg, Bayern, dan Berlin selama tahun 1960 jumlah itu terus meningkat di setiap kotanya yang dihuni para imigran yang tinggal dan menetap dimasing-masing wilayah di sebagian kota besar di Jerman.50

Kehadiran imigran memenuhi kebutuhan akan berkurangnya penduduk karena masyarakat pribumi Jerman mulai banyak memasuki masa tidak produktif akibat penuaan yang terjadi dan akan mempengaruhi keadaan demografi Jerman secara langsung terhadap kependudukan bagi masyarakat Jerman.

49 Federal Ministry of the Interior, 2010. Migration and Integration : residence law and Policy on Migration and Integration in Germany. Germany : Media Consulta Deutschland GmbH, h 41 50 Federal Statistical Office of Germany, 2012. Statistical Yearbook : Germany Extract chapter 2 Population, Families, Living Arrangements. Wiesbaden


(47)

2.2 Tabel Populasi Imigran di Wilayah Jerman Tahun 1960-2010

Sumber : DWSTATIS51

Ketiga kota besar itu dikenal sebagai kota industri yang mana banyak dari berbagai perusahaan besar membutuhkan akan tenaga untuk pemenuhan terhadap pasokan produksi bagi perusahaan itu sendiri selama bertahun-tahun. Membuat para imigran datang dan tersebar luas dan memiliki tingkat tertinggi selama pada tahun-tahun itu. Meskipun kota lain memiliki banyak potensi namun masih saja penduduk tertinggi bagi imigran berada di ketiga kota besar tersebut.52

51 Federal Statistical Office of Germany, 2012. Statistical Yearbook : Germany Extract chapter 2 Population, Families, Living Arrangements. Wiesbaden, h 3

52 Ibid Federal Statistical Office of Germany, 2012. Statistical Yearbook : Germany Extract chapter 2 Population, Families, Living Arrangements


(48)

II.1.2 Perubahan Kebijakan dan Perkembangan Imigran Tahun 2005

Seiring berkembangnya imigran di masa sebelum dan sesudah perang dunia memang membawa dampak yang sangat signifikan. Pada tahun 1973 sejak adanya lonjakan jumlah imigran membuat pemerintah menetapkan untuk melakukan pembatasan bagi para imigran untuk masuk ke negara Jerman. Pembatasan sendiri berlaku hingga pada akhir tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005 pemerintah mulai membicarakan kembali untuk membuka pintu bagi para imigran untuk yang ingin mencari lapangan kerja maupun untuk kepentingan lainnya yang tidak didapat di negara asal mereka.53

Pada tahun itu pula pemerintah mulai mengisyaratkan untuk mengubah kebijakan lama dan berfokus pada kebijakan baru menyangkut hadirnya imigran demi membantu dan memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja. Tidak hanya bagi pemerintahan Jerman saja namun hal yang sama juga dilakukan oleh Uni Eropa. Selagi menyambut adanya schengen treaty pemerintah Uni Eropa juga telah memperbarui kebijakan dan membuka pintu selebar-lebarnya para imigran untuk mengisi kebutuhan yang diingin oleh masing-masing negara.54 Adanya perbaruan itu ditunjang melalui stockholm treaty. Kebutuhan akan imigran harus ditunjang dengan kemampuan lebih baik.55 Hal itu juga didukung oleh pemerintah Jerman yang mana mereka telah mencari tenaga ahli karena kurangnya masyarakat pribumi yang bisa memenuhi akan keahlian khusus di masing-masing bidangnya.

53 German Federal Commissioner.2001. for the Affairs of Ethnic German Repatriates and National Minorities Beauftragter der Bundesregierung für Aussiedlerfragen und Nationale Minderheiten [online] dalam http://www.aussiedlerbeauftragter.de diakses pada 03 Juni 2014 54

European Home Affairs. 2011. Europe of Free Movement : The Schengen Area. Brussels, h 5 55 European Commission. 2010. Delivering an Area of Freedom, Security and Justice for Europe‟s Citizens Action Plan Implementing the Stockholm Programme. Brussels, h 3


(49)

Keinginan pemerintah Jerman akan banyaknya para pekerja asing yang masuk ke negara Jerman diwujudkan dengan berbagai perubahan kebijakan yang setiap tahunnya membahas akan kinerja para pekerja asing atau para imigran di Jerman.

Perubahan kebijakan sendiri bermula pada tahun 2000 hingga pada tahun 2005 kebijakan mengenai imigran atau pun pekerja asing di negara Jerman benar-benar menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah negara ini. Di mana masing-masing kebijakan dibuat untuk mempermudah masuknya pekerja asing dengan berbagai keuntungan yang didapatkan selama tinggal dan menetap di negara Jerman. Berikut merupakan daftar kebijakan mengenai imigrasi dan integrasi.

Kebijakan yang ada dibuat oleh pemerintah Jerman digunakan untuk bisa menarik dan menjadi daya tarik bagi para imigran dari negara lain untuk datang ke negara Jerman. Tunjangan serta pelatihan bahasa dibuat sebagai program bagi para imigran untuk meningkatkan minat lebih lagi terhadap negara Jerman. Terbukanya pintu bagi para imigran membuat pemerintah telah menyediakan berbagai kebutuhan yang dicari oleh para imigran yang tidak di dapatkan di negaranya.

Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana perubahan kebijakan berjalan serta berbagai hal untuk menarik para imigran mulai kembali di perhatikan. Perubahan kebijakan di lakukan guna pemerintah Jerman ingin kembali memperoleh jasa serta tenaga imigran yang sempat terhenti akibat jumlah imigran yang terus meningkat serta peluang untuk penduduk pribumi semakin sedikit.


(50)

2.3 Tabel Perubahan Kebijakan Imigrasi dan Integrasi sejak tahun 2000

Sumber : Migration Polict Institute56

56 Rita Sussmuth. 2009. The Future of Migration and Integration Policy in Germany. Washington DC : Migration Policy Institute, h 2


(51)

Pada tabel di atas dimana adanya perubahan mengenai imigration dan juga integrasi dimulai sejak tahun 2000. Dimana pada tahun itu pemerintah mulai memberikan kebebasan mengenai adanya kebutuhan akan imigran dengan memberikan berbagai hak-hak yang didapat selama berada dinegara ini. Dijelaskan juga bahwa pemerintah mulai mengenalkan sebuah sistem yang digunakan untuk mencari tenaga ahli profesional dibidang IT. Lalu di tahun yang sama mereka juga mencantumkan juga mengenai hak-hak atau hukum terhadap kependudukan bagi para imigran dengan memberikan pemilihan kewarganegaraan bagi para imigran.57

Perubahan reformasi negara Jerman juga ditunjukkan dengan mulai mengadopsi undang-undang mengenai imigrasi di tahun 2005. Di tahun tersebut membuat imigran dari negara mana pun bisa masuk dengan memiliki kualifikasi yang tinggi sehingga dapat diperhitungkan apakah mereka bisa bertahan selama hidup dan tinggal di negara Jerman. Dalam undang-undang juga dijelaskan bahwa untuk imigran dengan penghasilan €1000 pertahun mendapatkan perpanjangan ijin tinggal lebih lama dari batas waktu ditentukan menurut visa yang mereka pegang.58

Dalam reformasi tersebut pemerintah Jerman juga membahas mengenai adanya law on the transposition of European Union directives pada tahun 2007. Dalam hal itu menjelaskan bagaimana para imigran yang tinggal harus memiliki kemampuan penguasaan bahasa dengan melakukan pelatihan bahasa yang sudah

57 Ibid Rita Sussmuth. 2009. The Future of Migration and Integration Policy in Germany. 58 Ibid Rita Sussmuth. 2009. The Future of Migration and Integration Policy in Germany


(52)

disediakan. Di tahun yang sama juga membahas mengenai labor law. Dalam

labor law menjelaskan bagaimana pembatasan bekerja pada pekerjaan tertentu di

Jerman telah berkurang. Kemudian mereka juga masih memiliki hak untuk melakukan perjalanan di seluruh Eropa dalam menghadapi pembatasan pasar tenaga kerja di negara tertentu.59 Adanya perubahan pada kebijakan telah berdampak pada jumlah imigran yang hadir di setiap tahunnya mengalami perubahan dinamika. Pada grafik di bawah ini terlihat bagaimana perubahan terjadi di setiap tahunya.

2.4 Grafik Jumlah Imigran di Jerman, 2000 sampai 2007

Sumber : Bundesministerium des Innern60

59 Bundesministerium des Innern, Bundesmant fur Migration und Fluchtlinge. Mingrationbericht 2007. Nurnberg : Druck Buch Vertag

60 Rita Sussmuth. 2009. The Future of Migration and Integration Policy in Germany. Washington DC : Migration Policy Institute, h 6


(53)

Terlihat dari bagaimana sejak tahun 2000 jumlah itu berada pada peningkatan jumlah. Lalu di tahun kemudian mengalami penurunan kembali hingga meningkat sedikit meningkat pada tahun 2007 hingga tahun 2008. Hal itu terjadi karena pada tahun itu wilayah Eropa mulai mengalami kejatuhan karena adanya krisis global yang hampir melanda wilayah Eropa. Perpindahan kembali menuju ke negara Jerman disebabkan karena negara Jerman yang masih dalam keadaan yang cukup baik sebagai ukuran sebuah negara yang masih belum mendapatkan pengaruh oleh adanya perubahan yang ada.61

Dengan melihat naik turunnya dinamika dalam perkembangan jumlah imigran di negara Jerman. Membuat Jerman masih menjadi tempat tujuan bagi imigran yang ingin merubah keadaan bagi para imigran itu sendiri. Namun dengan berbagai keadaan yang melanda Uni Eropa maupun dunia membuat peluang pada masuknya warga negara lain semakin diperlebar dan akan tetap terus dalam keadaan seperti tersebut. Keadaan itu terus berlanjut dengan masalah-masalah di wilayah Eropa tidak dalam keadaan baik.

61 Bundesamt fur Migration und Fluchtling. 2008. Migrationsbericht des Bundesamtes für Migration und Flüchtlinge im Auftrag der Bundesregierung Migrationsbericht 2008. Berlin


(54)

2.5 Diagram Negara Imigran di Jerman Tahun 2007

Sumber : Bundesministerium des Innern62

Selama periode perkembangan imigran di Jerman ditempati oleh berbagai etnis dari seluruh dunia. Berdasarkan diagram di atas pada tahun 2007 total imigran berada pada jumlah 680,766. Jumlah terbesar mencapai 58,4% di kuasai imigran yang berasal dari ke 27 wilayah yang berada di Uni Eropa, kemudian 27,1% berasal dari berbagai negara, 5,8% berasal dari negara CIS atau negara yang memiliki kesepakatan dengan Jerman pada saat perekrutan tenaga kerja, 4,4% berasal dari imigran yang berada pada wilayah Yugoslavia dan kemudian sisanya diisi oleh imigran yang berasal dari negara Turki yang menduduki jumlah 4,2% dari jumlah imigran yang tinggal di negara Jerman.

62 Bundesministerium des Innern, 2008. Bundesmat fur Migration und Fluchtlinge : Migrationsbericht 2007. Nurnberg : Druck Buch Verlag


(55)

II.1.3 Perkembangan Imigran Pasca Resesi Ekonomi 2009

Adanya krisis global yang terjadi dihampir seluruh kawasan Uni Eropa membuat keadaan yang tidak inginkan telah banyak terjadi. Salah satunya adalah dengan banyaknya pengangguran yang semakin meningkat karena banyak dari mereka yang berada dan tinggal di negara yang terkena krisis untuk berpindah ke negara yang mampu menampung mereka.63 Dikenal sebagai sebuah negara besar membuat Jerman menerima banyak sekali imigran yang datang. Terlepas dari bagaimana sejarah yang menunjukkan bahwa negara ini dikenal sebagai sebuah negara yang menjadi tempat bagi berkumpulnya para imigran. Meskipun pada tahun-tahun yang lalu imigran di negara ini cukup menunjukkan angka yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan tahun 1990an yang mana jumlah imigran berada pada jumlah yang terbesar selama sejarah imigran di negara Jerman.64

Seiring dengan kemajuan serta perbaikan membuat Jerman menerima banyak sekali permintaan akan hadirnya para imigran ini. Selain adanya alasan mengenai banyaknya masyarakat Uni Eropa yang terkena krisis, Jerman sendiri juga sangat membutuhkan dengan adanya permintaan pemenuhan terhadap masyarakat diluar negaranya. Penigkatan jumlah itu juga ditunjang oleh adanya keinginan para imigran untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di luar negaranya.65

63 DW. 2014. Pintu Terbuka Bagi Pekerja Bulgaria dan Romania [online] dalam

http://www.dw.de/pintu-terbuka-bagi-pekerja-bulgaria-dan-romania/a-17336609 diakses pada 25 Februari 2014

64 Stephen Castles. 2006. Back to the Future? Can Europe meet its Labour Needs Through Temporary Migration. International Migration Institute, Univesity of Oxford

65 DW. 2005. First German Immigration Law Takes Effect [online] dalam http://www.dw.de/first-german-immigration-law-takes-effect/a-1442681 diakses pada 26 April 2014


(1)

Federal Ministry of the Interior, 2010. Migration and Integration : residence law and Policy on Migration and Integration in Germany. Germany : Media

Consulta Deutschland GmbH, h 41

Federal Statistical Office of Germany, 2012. Statistical Yearbook : Germany Extract chapter 2 Population, Families, Living Arrangements. Wiesbaden

Federal Statistical Office of Germany, 2012. Statistical Yearbook : Germany Extract chapter 2 Population, Families, Living Arrangements. Wiesbaden, h

3

Federal Statistical Office, 2013. Calculations and Forecast by the Joint Economic Forecast Spring.

Giddens, Anthony. 2006. Sociology 5th. UK : Cambrige, h 522-523

Godenau, Dirk and Kovacheva, Vesela. 2010. Labour Market Integration of Immigrants in Times of Economic Crisis in Germany and Spain : Same Crisis – Different Effects. Deutschland, Bremen International Conference

Heidemeyer, H. 1994. Flucht und Zuwanderung aus der SBZ/DDR: 1945/1949-1961. Die Flüchtlingspolitik der Bundesrepublik Deutschland bis zum Bau der Berliner Mauer. Beiträge zur Geschichte des Parlamentarismus und der politischen Parteien 100. Düsseldorf: Droste.

Heckmann, F. 2003. From Ethnic nation to Universalistic Immigrant Integration: Germany, in: F. Heckmann/D. Schnapper (eds.): The

Integration of Immigrants in European Societies. National Differences and Trends of Convergence (Stuttgart: Lucius & Lucius, 2003, h 45-78).

International Conference, 2010. Labour market integration of immigrants in times of economic crisis in Germany and Spain: same crisis – different effects. Bremen, h 2

Kim,Anna Myunghee. 2010. Foreign Labour Migration and the Economic Crisis in the EU: Ongoing and Remaining Issues of the Migrant Workforce in Germany. Germany : IZA Discussion Paper No. 5134, h 4

Kim,Anna Myunghee. 2010. Foreign Labour Migration and the Economic Crisis in the EU: Ongoing and Remaining Issues of the Migrant Workforce in Germany. Germany : IZA Discussion Paper No. 5134, h 17

Lee, S Everett. 2007. A Theory of Migration. Population Association of America,

h 4

Liebig,Thomas. 2007. The Labour Market Integration of Immigrants in Germany, OECD Social, Employment and Migration Working Papers, No. 47, OECD

Publishing, h 15

Münz, R. 1997. Phasen und Formen der europäischen Migration. In: Angenendt, St. (Hg.),Migration und Flucht. Schriftenreihe der Bundeszentrale für politische Bildung 342.Bonn: Bundeszentrale für politische Bildung, h 34-47.

Newmann, W Laurence. 1991. Social Research Methods : Qualitative and Quantitative Approaches. Boston : Allyn and Bacon, h 219

OECD. 2013. Germany Keeping the Edge : Competitiveness for Inclusive Growth. Paris : OCDE Paris, h 17

OECD. 2013. Germany Keeping the Edge : Competitiveness for Inclusive Growth.


(2)

Singer, J David. 2007. The Level of Analysis Problem in International Politics.

The Johns Hopkins University Press

Steinert, D.J. 1995. Migration und Politik: Westdeutschland – Europa – Übersee 1945-1961. Osnabrück: secolo.

Uber, Silalahi. 2006. Metodelogi Penelitian Sosial. Bandung : Unpar Press

Prof. Dr. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta CV, h 3

Prof. Dr. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta CV, h 9

Prof. Dr. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta CV, h 243-250

Sussmuth, Rita. 2009. The Future of Migration and Integration Policy in Germany. Washington DC : Migration Policy Institute, h 2

The Federal Office for Migration and Refugees (Bundesministerium fuer Migration & Fluechtinlige)

Wolf, Martin. 2007. Globalisasi : Jalan Menuju Kesejahteraan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, h 140-141

Internet, Media, dan Jurnal Online

BBC. 2010. Effects of Migration [online] dalam

http://www.bbc.co.uk/bitesize/standard/geography/population/migration/rev ision/4/ diakses pada 15 Februaru 2014

BBC. 2012. Eurozone Avoids Recession After Strong German Growth [online] dalam http://www.bbc.com/news/business-18068747 diakses pada 19 April 2014

BBC. 2012. Germany Profile [online] dalam

http://www.bbc/news/world-europe-17299607 dikases pada 17 Februari 2014

BBC. 2012. Germany Profile : Timeline [online] dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/countryprofile/1053880.stm diakses pada 17 Februari 2014

BBC. 2010. German Economic Recovery Falters [online] dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/8511954.stm diakses pada 19 Maret 2014

BBC. 2012. Southern European Workers Fuel Germany Immigration Surge

[online] dalam http://www.bbc.com/news/world-europe-22446774 dikases pada 19 Februari 2014

BBC. 2012. German Economic Strength : The Secrets of Success [online] dalam http://www.bbc.com/news/business-18868704 diakses pada 04 Mei 2014 BBC.2013. Q & A : What Benefits can EU Migrants Get? [online] dalam

http://www. bbc.com/news/world-europe-25134521diakses pada 05 Februari 2014 Bundesministerium fur Arbeit und Soziales. 2012. Foreign Skilled Workers on the

Germany Labour Market [online] dalam

http://www.make-it-in- germany.com/en/working/prospects-in-germany/foreign-skilled-workers-on-the-german-labour-market/ diakses pada 22 Maret 2014

Bundeszentrale fur Politische Bildung. 2013. The Current Development of Immigration to Germany [online] dalam


(3)

http://www.bpd.de/gesellschaft/migration/kurdossiers/157131/germany?p=a ll diakses pada 13 Februari 2014

Central Intelligence Agency. 2013. The World FactBook [online] dalam

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2119.html diakses pada 22 April 2014

Deutsche Bundesbank. 2010. Price Indices for Imports and Exports [online] dalam

http://www.bundesbank.de/Navigation/EN/Statistics/Enterprises_and_house holds/Prices/prices.html diakses pada 04 Juni 2014

Deutsche Bundesbank. 2010. Consumer Price Indice for Germany [online] dala http://www.bundesbank.de/Navigation/EN/Statistics/Enterprises_and_house holds/Prices/prices.html diakses pada 09 Juni 2014

DW. 2014. Jerman Sangat Butuh Imigran [online] dalam

http://www.dw.de/jerman-sangat-butuh-imigran/a-17347627 diakses pada 03 April 2014

DW. 2013. EU Probes German Exports [online] dalam http://www.dw.de/eu-probes-german-exports/a-17225931 diakses pada 31 Mei 2014

DW. 2012. Ekspor Jerman Menciptakan Jutaan Pekerjaan [online] dalam

http://www.dw.de/ekspor-jerman-ciptakan-jutaan-pekerjaan/a-15666879 diakses pada 31 Mei 2014

DW. 2013. Migran Baru Jerman Lebih Berkualifikasi [online] dalam

http://www.dw.de/migran-baru-jerman-lebih-berkualifikasi/a-16839411 diakses pada 07 April 2014

DW. 2014. Pintu Terbuka Bagi Pekerja Bulgaria dan Romania [online] dalam http:// www.dw.de/pintu-terbuka-bagi-pekerja-bulgaria-dan-romania/a-17336609 diakses pada 25 Februari 2014

DW. 2005. First German Immigration Law Takes Effect [online] dalam

http://www.dw.de/first-german-immigration-law-takes-effect/a-1442681 diakses pada 26 April 2014

DW. 2014. Opinion : Foreigners Welcome, Sort of [online] dalam

http://www.dw.de/opinion-foreigners-welcome-sort-of/a-17651819 diakses pada 04 Februari 2014

DW. 2012. Produksi Mesin Jerman kembali Meningkat [online] dalam

http://www.dw.de/produksi-mesin-jerman-kembali-meningkat/a-16451416 diakses pada 31 Mei 2014

European Commission Home Affairs. 2013. Immigration [online] dalam

http://ec.europa.eu/dgs/home-affairs/what-we-do/policies/immigration/index_en.htm pada 12 Januari 2014

European Commission eurostat. 2014. Migration and Migrant Population Statistic

[online] dalam

http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/Migration_an d_migrant_population_statistics diakses pada 03 Februari 2014

European Union. 20110. Member Countries : Germany [online] dalam


(4)

EIROnline. 2011. Joint Strategy to Resolve Shortage of Skilled Labour [online]

dalam

http://www.eurofound.europa.eu/eiro/2011/07/articles/DE1107029I.htm diakses pada 17 Maret 2014

Federal Office for Migration and Refugees. 2014. The EU Blue Card [online]

dalam

http://www.bamf.de/EN/DasBAMF/Aufgaben/BlaueKarte/blauekarte-node.html diakses pada 03 Maret 2014

FRBSF. 2011. Future Recession Risks : An Update [online] dalam

http://www.frbsf.org/economic-research/publications/economic-letter/2011/november/future-recession-risks-update/ diakses pada 3 April 2014

German Federal Commissioner. 2010. for the Affairs of Ethnic German

Repatriates and National Minorities Beauftragter der Bundesregierung für Aussiedlerfragen und Nationale Minderheiten [online] dalam

http://www.aussiedlerbeauftragter.de diakses pada 04 Mei 2014 German Federal Commissioner.2001. for the Affairs of Ethnic German

Repatriates and National Minorities Beauftragter der Bundesregierung für Aussiedlerfragen und Nationale Minderheiten [online] dalam

http://www.aussiedlerbeauftragter.de diakses pada 03 Juni 2014

German Federal Employment Office. 2009. Bundesagentur für Arbeit [online]

dalam http://www.arbeitsagentur.de/ diakses pada 04 Mei 2014

German Federal Statistical Office, 2005. Statistisches Bundesamt . [online] dalam http://www.destatis.de diakses pada 03 Juni 2014

Global Finance. 2012. Germany Country Profile [online] dalam

http://www.gfmag.com/gdp-data-country-reports/268-germany-gdp-country-report.html#axzz2zWudPhtZ diakses pada 21 April 2014 Global finance, 2013. Germany country report [online] dalam

http://www.gfmag.com/gdp-data-country-reports/268-germany-gdp-country-report.html#axzz2zWudPhtZ diakses pada 21 April 2014 Hinger Hill – McGraw. 2005. Level of Analysis [online] dalam

http://highered.mcgrawhill.com/sites/0072890363/studentveiw0/chapter3/ diakses pada 29 Maret 2014

IMF. 2011. Economic Indicator [online] dalam

http://elibrary-data.imf.org/DataReport.aspx?c=1449311&d=33061&e=169393 dikases pada Maret 2014

Internasional Labor Organization. 2013. ILO Measure of Unemployment [online] dalam

http://glossary.reuters.com/index.php?title=ILO_Measure_of_Unemployme nt diakses pada 30 Juni 2014

MPI. 2004. New German Law Skirts Comprehensive Immigration Reform [online] dalam http://www.migrationpolicy.org/article/new-german-law-skirts-comprehensive-immigration-reform diakses pada 17 Maret 2014

Migration Citizenship Education. 2005. Immigration to Germany [online] dalam http://www.migrationeducation.org/22.0.html diakses pada 05 Februari 2014 Newmann, Bill. 2011. A Brief Introduction to Theories on International Relations


(5)

http://www.people.vcu.edu/~wnewmann/468theory.htm diakses pada 29 Maret 2014

OECD. 2010. OECD Main Economic Indicators [online] dalam

http://www.oecd.org/std/oecdmaineconomicindicatorsmei.htm diakses pada 3 Maret 2014

Office for National Statistics. 2013. Understanding GDP and how it is Measured [online] dalam http://www.ons.gov.uk/ons/rel/elmr/explaining-economic- statistics/understanding-gdp-and-how-it-is-measured/sty-understanding-gdp.html diakses pada 26 Juni 2014

Oxford Dictionaries. 2006. Recession : Definition of Recession in Oxford Dictionary [online] dalam

http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/recession diakses pada 2 April 2014

Spiegel, 2014. Labour Market : does Germany Benefit from Balkan Immigration?

[online] dalam http://www.spiegel.de/international/europe/german-labor-statistics-for-romanian-bulgarian-immigrants-inconclusive-a-942177.html diakses pada 17 Maret 2014

Spiegel online, 2013. Tepid Welcome: Germany Struggles to Lure Skilled Workers

[online] dalam http://www.spiegel.de/international/germany/skilled-immigrant-workers-face-obstacles-in-german-labor-market-a-938519.html diakses pada 04 Mei 2014

Statisa. 2014. Unemployment rate in Germany [online] dalam

http://www.statista.com/statistics/227005/unemployment-rate-in-germany/ diakses pada 03 Juni 2014

The Federal Goverment. 2014. Migration Report [online] dalam

http://www.bundesregierung.de/Content/EN/Artikel/2014/01/2014-01-15-migrationsbericht-kabinett.html diakses pada 21 April 2014

The National Bureau of Economic Research. 2010. The NBER‟S Business Cycle

Dating Commite [online] dalam http://www.nber.org/cycles/recessions.html diakses pada 1 April 2014

The New York Times. 2011. As Germany Booms, It Faces a Shortage of Workers [online] dalam

http://www.nytimes.com/2011/02/05/business/global/05workers.html?pagewanted =all&_r=0 diakses pada 17 Maret 2014

World Bank. 2009. GDP [online] dalam

http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD diakses pada 03 Juni 2014

World Bank, 2013. Consumer Price Index [online] dalam

http://data.worldbank.org/indicator/FP.CPI.TOTL diakses pada 31 Mei 2014 World Bank, 2013. Consumer Price Index [online] dalam

http://data.worldbank.org/indicator/FP.CPI.TOTL diakses pada 31 Mei 2014 Wolford, Gordon. 2010. Understanding the Consumer Prices Index [online]

dalam http://doe.state.wy.us/lmi/0294/0294a1.htm diakses pada 31 Mei 2014


(6)

Whatiseconomic.org, 2005. Economic development [online] dalam

http://www.whatiseconomics.org/economic-development diakses pada 1 April 2014