PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN SUA (1)

PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN SUATU NEGARA

Akuntansi Keuangan I

Ancilla Novita Sari

(1413111)

Wiwid Evanjelin

(1413048)

Ega Budianto L

(1113020)

Universitas Atma Jaya Makassar – Indonesia

Sebelum kita membahas lebih dalam mari kita telaah dahulu beberapa poin ynag
menjadi sumber pendapatan suatu Negara :
1. Pajak

2. Retribusi
3. Denda-denda
4. Sumbangan masyarakat
5. Pencetakan Uang Kertas
6. Hasil dari Undian Negara
7.

Keuntungan dari Perusahaan-perusahaan

8. Pinjaman
9. Hadiah

Apa Itu Pajak?
Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat
bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor
pajak. Definisi pajak dikemukakan oleh Remsky K. Judisseno (1997:5) adalah
sebagai berikut: “Pajak adalah suatu kewjiban kenegaraan dan pengapdiaan peran
aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai

keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur

dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan dan
negara”. Dari definisi pajak tersebut jelas bahwa pajak merupakan kewajiban
kenegaraan dan pengabdian peran aktif warga negara dalam upaya pembiayaan
pembangunan nasional kewajiban perpajakan setiap warga negara diatur dalam
Undang-Undang dan Peraturan-peraturan pemerintah. Pajak sendiri memiiliki
beberapa fungsi :


Fungsi Anggaran (Budgetair)
Pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja
barang,

pemeliharaan,

dan

lain

sebagainya.


Untuk

pembiayaan

pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni
penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan
pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan
pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama
diharapkan dari sektor pajak.


Fungsi Mengatur (Regureled)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.



Fungsi Stabilisasi
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efesien.



Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Selain hal – hal diatas pajak juga dapat dibagi menjadi :


Menurut Golongannya


Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak

dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya: Pajak Penghasilan



Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan nilai.



Menurut Sifatnya


Pajak subjektif, yaitu Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:
Pajak Penghasilan.



Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang mewah.



Menurut Lembaga Pemungutnya


Pajak Pusat, yaitu Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Hal ini sebagian
dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Departemen Keuangan.
Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak
meliputi :
o Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun
Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk

apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

o Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang
Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada
dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang
PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal
ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean
adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
peraian, dan ruang udara diatasnya.
o Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu
yang tergolong mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud
dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah:
 Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan
pokok; atau

 Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
 Pada

umumnya

barang

tersebut

dikonsumsi

oleh

masyarakat berpenghasilan tinggi; atau
 Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status;
atau
 Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.
o Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti

surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat
berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.

o Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak
Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB
diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota.
o Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah
dan atau bangunan. Seperti halnya PBB, walaupun BPHTB
dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan
BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik
Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.


Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi
maupun Kabupaten/Kota antara lain meliputi :
o

Pajak Provinsi

o Pajak Kabupaten/Kota

Tujuan Adanya Pajak di Suatu Negara
Dalam menerapkan kebijakan anggaran baik anggaran defisit maupun
anggaran surplus, tidak terlepas dari peran pajak sebagai sumber pendapatan
utama. Pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan
norma–norma hukum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna
meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara
langsung. Dalam penerapan anggaran surplus, pemerintah dapat meningkatkan
pajak khususnya pajak penghasilan atau pajak tidak dinaikkan tetapi pengeluaran
pemerintah dikurangi. Begitu juga dalam penerapan anggaran defisit, pemerintah

dapat menurunkan tingkat pajak sehingga konsumsi masyarakat dapat meningkat
dan gairah usaha juga meningkat.

Tujuan pembangunan suatu Negara pada uumunya adalah berupa
peningkatan pendapatan nasional per kapita, penciptaan lapangan kerja, distribusi
pendapatan yang merata dan keseimbangan dalam neraca pembayaran
internasional. Keempat tujuan umum pembangunan ini umum pembangunan ini
tidak sejalan dan selaras dalam pencaipainnya, melainkan seringkali untuk
mencapai tujuan yang satu terpakasa harus mengurangi keberhasilan dari tujuan
yang lain. Sebagai missal untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
seringkali terjadi ketidakmerataan pendapatan.
Pajak yang regresif cenderung untuk memperbesar ketidakmerataan
penghasilan dalam masyarakat. Sebaliknya semakin progresif sistem pajak yang
dianut oleh suatu perekonomian akan semakin berkuranglah perbedaan
penghasilan yang terdapat dalam perekonomian, sehingga sistem pajak yang
digunakan hendaklah bersifat progresif tajam. Suatu pajak dikatakan mempunyai
struktur yang progresif apabila persentase beban pajak terhadap pendapatan naik
dengan meningkatnya pendapatan. Sedangkan struktur pajak dikatakan bersifat
regresif

apabila

persentase

beban

pajak

terhadap pendapatan

menurun

dengan meningkatnya pendapatan.nDi Indonesia, Undang-Undang mengenai
pajak diatur dalam Undang-Undang No 16 tahun 2000. Di dalam Undang-Undang
tersebut berisikan mengenai aturan-aturan dan ketentuan serta tata cara dalam
melakukan hal yang berhubungan dengan pajak. Setiap arga negara Indonesia
yang memenuhi syarat, wajib membayarkan pajak kepada pemerintah.

Mengapa Pajak Penting Buat Suatu Negara?
Pajak adalah pungutan yang bersifat dipaksakan oleh negara kepada warga
negaranya untuk memenuhi berbagai macam tuntutan dan perkembangan dalam
pembangunan. Peran pajak sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu
negara, termasuk di negara Indonesia yang termasuk negara sedang berkembang,
yang menggunakan pajak sebagai salah satu pendapatan utama untuk membiayai
segala macam kebutuhan.

Sulit dibayangkan memang, bila pajak yang memiliki peran yang sangat
penting dalam pertumbuhan ekonomi, ternyata dimanipulasi untuk kepentingan
beberapa pihak dan merugikan negara hingga trilyunan rupiah. Perlahan tetapi
pasti pengurangan pajak yang dilakukan secara sengaja dan bersifat illegal
tersebut akan banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pertumbuhan
pembangunan di Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi akan berjalan di
tempat bahkan mengalami kemunduran. Banyak pembangunan yang tidak
berjalan karena prediksi pendapatan dari pajak yang awalnya ditujukan untuk
membiayai pembangunan ternyata tidak sepadan karena penggelapan uang pajak.
Sudah seharusnya kita mematuhi peraturan Negara khususnya dalam
pembayaran pajak, Karena dari Pajaklah semua pembangunan di Indonesia dapat
berlangsung. Kita seharusnya tidak selalu menuntut hak akan fasilitas yang wajib
disediakan oleh negara, tetapi hanya untuk sekedar memberikan kontribusi pajak
negara saja, kita memikirkan berbagai macam cara untuk memanipulasinya. Saat
inilah waktu yang tepat bagi kita bersama untuk memberikan kontribusi bagi
negara ini, hanya dengan kepatuhan akan menjalankan peraturan negara, kita
dapat membangun negara ini menjadi lebih baik lagi.
Elastisitas Pajak
Artinya, sumber pendapatan harus menghasilkan pendapatan pajak lebih
besar dibandingkan sebagian atau seluruh biaya pelayanan yang akan dikeluarkan.
Pajak akan meningkat mengikuti biaya pelayanan yang meningkat untuk
menutupi pengeluaran pemerintah. Keadaan demikian mencerminkan elastisitas
pajak.
Elastisitas pajak mempunyai 2 (dua) dimensi. Pertama, pertumbuhan
potensi dari dasar pengenaan pajak. Kedua, kemudahan untuk memungut
pertumbuhan pajak tersebut. Sebagai gambaran, ditunjukkan pada keterkaitan
antara tingkat inflasi dengan pajak penjualan dan pajak harta tetap. Saat harga-

harga barang dan jasa naik, secara otomatis hasil pajak ikut meningkat sesuai
perkembangan dasar pengenaan pajaknya.
Untuk pertumbuhan potensi dasar pengenaan pajak atas harta tetap, hanya
bisa jika tarifnya ditingkatkan atau harta dinilai kembali (revaluasi). Dalam hal ini
elastisitas pajak ditekankan pada kemudahan untuk memungut pertumbuhan pajak
tersebut (dari selisih kenaikan tarif dan selisih nilai harta tetap dari
revaluasi).
Elastisitas pajak bukan hanya sekedar gambaran data penerimaan pajak
tetapi elastisitas pajak dapat mencerminkan pertumbuhan potensi pajak terlepas
dari keputusan untuk mengubah tarif pajak.

Pajak, Mata Rantai Pembangunan Infrastruktur Negara
Awalnya hanya tahu sebatas mendengar. Melihat juga sekilas, bahkan
kadang kala sama sekali tidak. Berkomentar setelah melakukan, tanpa tahu makna
sebenarnya, tanpa tahu fungsinya. Akan menjadi hal yang diperhitungkan jika
jumlahnya besar. Kalau kecil, bukan masalah.
Mungkin itu yang akan diungkapkan sebagian remaja sekarang, jika
ditanya perihal pajak. Apa itu pajak, darimana asal usulnya, dan apa fungsinya
bisa jadi merupakan pertanyaan besar yang ada di benak mereka yang belum
diketahui jawabannya. Pada dasarnya, pajak sendiri memiliki peranan penting
dalam suatu negara. Sebagai generasi muda penerus bangsa, seharusnya hal ini
bukan lagi menjadi hal yang tidak diperhitungkan. Mengerti maknanya saja, sudah
mencermikan remaja Indonesia yang peduli akan pajak.
Memahami dinamika yang terjadi di dalam masyarakat, semakin lama
remaja Indonesia semakin acuh atau kurang peduli dengan kondisi sekitarnya.
Hanya sebagian kecil saja yang mau peduli dengan hal kecil tetapi sangat penting,
seperti pajak. Proses ini terjadi seiring dengan berkembangnya zaman yang
semakin lama semakin membuat suatu individu bisa bekerja tanpa bantuan orang
lain, seperti dengan kecanggihan teknologi yang telah ada saat ini yang
berdampak pada sifat individualisme yang tumbuh dalam diri.

Saat ini yang perlu dimunculkan adalah bagaimana kita sebagai generasi
muda bersikap dengan pajak di Indonesia, khususnya. Sejauh mana cara pandang
kita terhadap nilai pajak yang sebenarnya merupakan aspek paling penting dari
konteks pajak itu sendiri. Juga, sejauh mana kesadaran kita akan pajak dimasa
sekarang dan mendatang. Sesuai dengan slogan pajak yang pernah ada, Pajak,
untuk Anak Cucu Kita, ini mengingatkan kita akan pentingnya membayar pajak
demi kehidupan yang akan datang. Contohnya, membayar pajak penghasilan.
Pajak jenis ini dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan
hukum lainnya. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang merupakan Pajak Negara
yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan berdasarkan Undang-undang nomor
12 Tahun 1985 tentang PBB sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
nomor 12 Tahun 1994. Pajak yang bersifat kebendaan ini diartikan sesuai
besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan obyek, yaitu bumi atau tanah dan
bangunan. Bisa dibayangkan jika setiap subyek yang menempati suatu obyek
tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, maka bisa jadi obyek
tersebut akan diperebutkan banyak pihak.
Akhirnya, sebelum kita menentukan mau kemana bangsa kita selanjutnya,
terlebih dahulu kita harus memikirkan hal terbaik yang harus dilakukan sekarang.

Berikut Pengaruh Pajak Terhadap Beberapa Sektor
o Pengaruh terhadap produksi
Perngaruh pajak tehadap produksi dapat dibagi dalam pengaruhnya
terhadap produksi sebagai keseluruhan dan komposisi produksi. Pengaruhnya
terhadap produksi sebagai keseluruhan berlangsung melalui pengaruhpengaruhnya terhadap kerja, tebungan dan investasi. Kemudian lebih laju lagi
kita melihat pengaruh-pengaruh pajak terhadap kerja, tebungan dan investasi
melalui kemampuan dan keinginan; yaitu kemampuan dan keinginan untuk
bekerja, menabung, dan mengadakan investasi.
o Pengaruh pajak terhadap kemampuan untuk bekerja, menabung, dan
berinvestasi

Kemampuan setiap orang untuk bekerja akan berkurang apabila ia dikenai
pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya. Oleh karena itu suatu pajak
yang dikenakan kepada golongan yang mempunyai tingkat penghasilan yang
rendah dalam suatu mesyarakat hanya akan menurunkan tingkat efisiensi baik
bagi golongan orang-orang dewasa maupun golongan anak-anak pada masa
yang akan datang.

o Pengaruh pajak terhadap kemauan untuk bekerja, menabung, dan
berinvestasi
Pada umunya dianggap bahwa pajak mempunyai pengaruh yang bersifat
diinseftif artinya ialah mengurangi keinginan untuk bekerja, menabung, dan
mengadakan investasi dari wajib pajak. Perlu ditambahkan bahwa hanya pajak
yang mempunyai sifat dikenakan secara terus menerus akan berpengaruh
terhadap keinginan untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi.
Sebagai contoh adalah pajak penghasilan dan pbb

o Pengaruh pajak terhadap komposisi produksi
Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam penggunaan
faktor produksi, yaitu penggunaan yang seharusnya dpat menghasilakan
produksi maksimum menuju kearah penggunaan yang menghasilkan produksi
lebih sedikit. Oleh karenanya pajak yang dikenakan jangan sampai
mengakibatkan adanya penyimpangan penggunaan faktor-faktor produksi atau
kalau memang tidak dapat dihindarkan, pajak yang dikenakan dlam
perekonomian jangan sampai menimbulkan terlalu benyak penyimpanganpenyimpangan.

o Pengaruh pajak terhadap distribusi pendapatan
Baik atau tidaknya suatu kebijakan haruslah dipertimbangkan dari
berbagai segi. Hendaknya kita ketahui pula bahwa tujuan pembangunan suatu
negara pada umumnya adalah berupa peningkatan pendapatan nasional per

kapita, penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan yang lebih merata dan
keseimbangan dalam neraca pembayaran internasional. Keempat tujuan umum
pembangunan ini tidak selalu sejalan dan selaras dalam pencapaiannya,
melainakan seringkali untuk mencapai tujuan yang satu terpaksa harus
mengurangi keberhasilan dari tujuan yang lain. Sebagai contoh untuk
mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali terjadi adanya
distribusi pendapatan yang kurang/tidak merata.
o Pengaruh pajak terhadap keinginan untuk bekerja
Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan dengan persentase yang
semakin tinggi dengan semakin tingginya taxable capacity. Jadi rata-rata
tingkat pajak akan meningkatkan untuk setiap dasar pajak. Jika pajak progresif
dikenakan pada pendapatan kerja maka tenaga kerja tersebut akan berkurang
keniginannya untuk bekerja.
Dampak Pungutan Pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
Dampak langsung dari pungutan pajak adalah pada pendapatan disposibel.
Pendapatan disposibel adalah pendaptan pribadi dikurangi dengan pajak.
Pendapatan disposibel merupakan pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk
konsumsi.
Ketika pungutan pajak dinaikkan, maka pendapatan disponsibel relative
menjadi turun. Dengan menurunnya pendapatan disponsibel maka konsumsi
relative menjadi turun pula. Turunnya konsumsi akan berdampak pada turunnya
pendapatan nasional equilibrium. Demikian pula, jika pengutan pajak diturunkan,
maka konsumsi relative menjadi naik. Naiknya komponen ini dapat menaikkan
pendapatan nasional. Tentu saja hal ini dengan asumsi jika komponen lain yang
berpengaruh terhadap pendapatan nasional tidak berubah.
Perhitungannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X-M)
Dimana :
C = konsumsi

I = investasi
G = pembelian pemerintah
X-M = total bersih ekspor
Notasi X untuk ekspor dan M untuk impor. Ekspor neto menunjukka selisih antara
nilai ekspor dan impor.
Y = GDP
Secara sistematis, pengaruh pajak terhadap konsumsi dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
C = C(Y-T)
Dimana T = pajak

Dampak Pajak terhadap Kesejahteraan (Welfare)
Apabila suatu barang dikenakan pajak maka harga yang dibayar konsumen
lebih tinggi dari pada harga yang diterima oleh produsen atau penjual, karena
sebagian harga dibayarkan kepada pemerintah. Dalam beberapa hal kadangkadang suatu pajak akan menimbulkan beban yang lebih berat dibandingkan nilai
yang dipungut. Kelebihan beban yang ditimbulkan oleh pajak itulah yang disebut
kesejahteraan yang hilang karena pajak (welfare cost of taxation). Penting sekali
membedakan secara jelas antara biaya tak langsung (the welfare cost taxation) dan
biaya langsung (direct cost of taxation) dalam hubungannya dengan penarikan
sumber-sumber produktif dari sektor swasta.
Dengan demikian ada mis-alokasi sumber-sumber produksi sehingga
konsumen menjadi kurang senang dan kehilangan kesejahteraan, yang berarti
mereka memikul beban pajak. Jadi dalam hal ini ada welfare cost of taxation
meskipun tidak ada direct cost of taxation. Apabila pajak penjualan tersebut
dipungut pada tingkat tertentu yang masih menghasilkan sejumlah penerimaan
pajak berarti akan timbul baik welfare cost of taxation maupun direct cost of
taxation. Lebih jelasnya dapat diikuti pada gambar berikut.

Dampak Pajak terhadap Distribusi Pendapatan
Baik atau tidaknya suatu kebijakan haruslah dipertimbangkan dari
beberapa segi. Hendaknya diketahui pula bahwa tujuan pembangunan suatu
negara pada umumnya adalah berupa peningkatan pendapatan nasional per kapita,
penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan yang merata dan keseimbangan
dalam neraca pembayaran internasional. Keempat tujuan umum pembangunan ini
tidak sejalan dan selaras dalam pencapaiannya, melainkan seringkali untuk
mencapai tujuan yang satu terpaksa harus mengurangi keberhasilan dari tujuan
yang lain.

Kesimpulan
Dalam menerapkan kebijakan anggaran baik anggaran defisit maupun
anggaran surplus, tidak terlepas dari peran pajak sebagai sumber pendapatan
utama. Pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan
norma–norma hukum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna
meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara
langsung. Dalam penerapan anggaran surplus, pemerintah dapat meningkatkan
pajak khususnya pajak penghasilan atau pajak tidak dinaikkan tetapi pengeluaran
pemerintah dikurangi. Begitu juga dalam penerapan anggaran defisit, pemerintah
dapat menurunkan tingkat pajak sehingga konsumsi masyarakat dapat meningkat
dan gairah usaha juga meningkat.
Oleh

karenanya,

Pajak

merupakan

salah

satu sumber

pendapatan

Negara, karena Pajak telah menjadi unsur utama dalam menunjang perekonomian,
menggerakan roda pemerintahan dan penyedia fasilitas umum bagi masyarakat.
Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang lebih 70% Pos
penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) beberapa
tahun belakangan ini.
Dan sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau
keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan

pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa
pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.
Sealain itu, pengaruh pajak terhadap ekonomi sektor publik dapat dilihat
pada penyataan bahwa pajak yang diterima kas negara hanya digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Namun dewasa ini nampaknya kurang tepat, tetapi
telah terdapat atau dimasukkannya unsur tabungan masyarakat (public saving)
untuk membiayai investasi masyarakat (public investment).
Dan Akhirnya Perpajakan sangat berpangruh pada tingkat pendapatan
Nasional, untuk itu perlu adanya sosialisasi mengenai pajak secara merata kepada
semua untuk mengenalkan pajak kepada generasi muda mulai dari asalnya,
bagaimana, dan untuk apa pajak itu ada. Karena terkadang masyarakat awam pun
banyak juga yang tidak mengetahui teknis membayar pajak. Namun, semua
kembali ke kesadaran masing-masing individu. Kesadaran akan pentingnya pajak
demi kelanjutan generasi muda berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://tiwi10.blogspot.co.id/2014/10/perpajakan.html
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/pengaruh-pajak-terhadap-pertumbuhanekonomi-suatu-negara/
https://www.academia.edu
http://analisishands.blogspot.co.id/2012/04/pengaruh-pajak-terhadapperekonomian.html