PERBEDAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KONVENSIONALTERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK INDERAPERASADANINDERA PENGECAP KELAS XI IPA SMA NEGERI 11MEDAN.

PERBEDAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KONVENSIONAL
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK INDERA
PERASA DAN INDERA PENGECAP KELAS XI IPA SMA NEGERI 11
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN
2012/2013

Oleh :
Zaura Inda Aflia
NIM 409341060
Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia perlu untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas pengetahuan sedangkan
teknologi sebagai faktor pendukung pengetahuan tersebut. Dalam hal ini guru
memiliki peranan penting sebagai tenaga pendidik untuk mengarahkan anak didik
ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto
(2003). Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses perbuatan
melalui berbagai pengalaman, dan proses yang diarahkan kepada suatu tujuan.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia memperoleh pengalaman belajar (Nana Sudjana, 1989). Bloom dalam
Martini Yamin (2009) menggolongkan bentuk perilaku sebagai hasil belajar

kedalam tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan cara mengaktifkan faktor internal dan faktor
eksternal yang turut mempengaruhi ketercapaian hasil belajar. Faktor internal
berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor psikologi dan fisik. Faktor eksternal
berasal dari lingkungan belajar meliputi meliputi suasana, iklim, budaya belajar,
tempat belajar dan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru.Salah satu
faktor internal dalam belajar adalah keterampilan observasi siswa.
Beberapa kendala ketidak berhasilan ketuntasan hasil belajar peserta didik
adalah metode pembelajaran yang kurang relevan, tehnik pengajaran yang kurang
menarik perhatian siswa, media pembelajaran yang kurang mendukung, atau
mungkin karena faktor kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran yang

kurang, sehingga sering kali terjadi tingkat ketuntasan pembelajaran Biologi
rendah.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar
yaitu rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan dan
penjelasan guru serta kurangnya konsentrasi siswa pada pembelajaran biologi
karena anggapan bahwa pelajaran biologi merupakan pelajaran biologi pelajaran
hafalan serta siswa belum mampu menerapkan konsep biologi dalam kehidupan

sehari-hari. ( Suparno, 2005 )
Pembelajaran biologi di SMA Negeri 11 Medan memperlihatkan proses
pembelajaran teacher centered yaitu semua kegiatan pembelajaran terpusat
kepada guru. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
konvensional, sehingga strategi yang digunakan kurang bervariasi.Akibatnya
aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan ceramah guru, menghafalkan materi,
mencatat materi, dan mengerjakan soal-soal latihan di Lembar Kerja Siswa
(LKS).Siswa belum mampu memberikan contoh dan menjelaskan kembali materi
yang dipelajari.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung,
siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan aktivitas di luar
proses pembelajaran. Pembelajaran dengan metode eksperimen jarang digunakan,
sehingga siswa lebih banyak duduk di dalam kelas. Selain itu, sebagian besar nilai
ulangan siswa masih berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
sebesar 75 sehingga perlu dilakukan remedial agar nilai siswa menjadi lebih baik.
Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang optimal.Salah satu upaya adalah
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang merupakan pendekatan
modern, yang berorientasikan student-centered. Penerapan suatu pendekatan pada

pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah

disusun. Pemilihan suatu pendekatan harus disesuaikan dengan tujuan dan sifat
materi yang menjadi objek pembelajaran.
Pendekatan inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada
penyelidikan melalui proses berpikir secara sistematis. Inkuiri mengandung proses
mental yang tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data,
menarik kesimpulan. Pendekatan inkuiri bukanlah pendekatan yang baru dalam
pembelajaran biologi, karena pendekatan ini telah dikembangkan oleh BSCS
(Biological Science Curriculum Study) yang menghasilkan pola instruksional dan
kurikuler untuk digunakan di Sekolah Menengah. Esensi pembelajaran ini adalah
mengajarkan kepada pembelajar untuk menggunakan teknik yang biasa digunakan
oleh peneliti biologi, yaitu mengidentifikasi masalah dan menggunakan metode
khusus dalam memecahkan masalah tersebut (Trianto, 2009).
Pembelajaran Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta,
atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan
melakukan penyelidikan, Inkuiri juga dapat diartikan sebagai proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan yang dapat mengarahkan pada
kegiatan penyelidikan terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri

adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan atau ekperimen untuk mencari jawaban atau
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis.
Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa, yaitu:
(1) Secara sensitive siswa selalu ingin tahu;
(2) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan
idenya;

(3) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat sesuatu;
(4) Siswa selalu mengekpresikan seni. Dari sudut pandang siswa, metode
pembelajaran ini merupakan akhir dari paradigma kelas belajar melalui
mendengar dan member mereka kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan
autentik.Bagi guru, pendidikan berbasis inkuiri merupakan akhir dari paradigm
berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi kolega dan
mentor bagi siswanya. Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan
proses penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan
dan melakukan penemuan melalui penyelidikan unutk memperoleh pemahaman.
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan

mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini
digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri.Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan
dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.
Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk
diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar
mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
(Jauhari, 2011)
Hal ini merupakan hal baru dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA
Negeri 11 Medan karena guru belum pernah menerapkan pendekatan inkuiri.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti merasa bahwa masalah
tersebut sangatlah penting untuk diatasi, sehingga peneliti tertarik untuk
mengajukan suatu penelitian dengan judul:
“Perbedaan Metode Pembelajaran Inkuiri Dan Konvensional Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Indera Perasa dan Indera Pengecap
Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan berdasarkan uraian latar

belakang di atas adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru/teacher
centered.
b. Sebagian besar siswa masih harus mengikuti remedial di karenakan nilai
ulangan di bawah nilai KKM
c. Sikap sebagian siswa menciptakan

suasana kurang kondusif dalam

pembelajaran.
d. Minat para siswa untuk belajar Biologi yang masih kurang.
e. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri belum pernah
diterapkan dalam pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan, maka
peneliti ini membatasi masalah hanya dalam pengaruh metode pembelajaran
Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bahasan indera
perasa dan indera pengecap kelas XI SMA Negeri 11 Medan.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran
Inkuiri pada materi pokok Indera perasa dan indera pengecap kelas XI SMA
Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2012/2013?
b. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran
Konvensional pada materi Indera perasa dan indera pengecap kelas XI SMA
Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2012/2013?

c. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode pembelajaran inkuiri dan metode konvensional pada materi Indera
perasa dan indera pengecap kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun
pembelajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode pembelajaran inkuiri pada materi indera perasa dan indera pengecap
Kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2012/2013.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode pembelajaran konvensional pada materi Indera perasa dan indera

pengecap kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2012/2013.
c. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri dan metode konvensional pada
materi Indera perasa dan indera pengecap kelas XI SMA Negeri 11 Medan
tahun pembelajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak antara lain :
a. Bagi peneliti

: peneliti ini bermanfaat sebagai bahan informasi bagi
calon guru umumnya dan khususnya bagi sipeneliti dalam
meningkatkan

kemampuan

melakukan

penelitian


pendidikan dan kemampuan menggunakan metode inkuiri
yang sesuai untuk pengajaran Biologi.

b. Bagi siswa

: Melalui pelaksanaan ini siswa diharapkan terbiasa belajar
aktif dan tidak malu menanyakan bagian pelajaran yang
tidak ia mengerti.

c. Bagi sekolah

:

Sebagai sarana informasi dan sumbangan-sumbangan

pemikiran dalam rangka perbaikan pembelajaran pada
sekolah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
inkuiri pada materi pokok indera perasa dan indera pengecap kelas XI IPA SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan nilai rata-rata sebesar
86,1.
2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
konvensional pada materi pokok indera perasa dan indera pengecap Kelas XI IPA
SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan nilai rata-rata
sebear 80,1.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan setelah diajar dengan
menggunakan

metode

pembelajaran

Inkuiri

dan

metode

pembelajaran

Konvensional pada materi pokok indera perasa dan indera pengecap Kelas XI IPA
SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada taraf kepercayaan
95%.

5.2. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka beberapa hal yang dapat disarankan
penelitia adalah :
1. Bagi guru bidang studi Biologi di SMA Negeri 11 Medan agar berkenan
mencoba menggunakan metode Inkuiri dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang memberikan
pengetahuan dan pengalaman bagi siswa tentang cara belajar dengan
menggunakan metode Inkuiri dan Konvensional.
3. Dapat meneliti hal ini pada sekolah-sekolah lain dengan pokok bahasan yang
berbeda agar dapatr dijadikan studi perbandingan guru dalam meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran Biologi kepada peneliti lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
__________(2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
http://ridhwanyunaser.blogspot.com/2013/01/indera-pengecap-lidah-bagianlidah.html(diakses tanggal 19-4-2013)
http://totoyulianto.wordpress.com/2013/03/02/metode-inkuiri-i-metodepembelajaran/ (diakses tanggal 23-3-2013)
Iqbal ali, 2008. Indera peraba. Http://iqbalali.com/2008/2011/12/indera-peraba/
(diakses tanggal21-03-2013)
Raflesia, 2012, http://muhdorin-raflesia.blogspot.com/2012/02/normal-0-falsefalse-false-in-x-none-x.html/(diakses tanggal 23-3-2013)
Uno, Hamzah. (2007), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, Bumi Aksara , Jakarta.
Yamin, M. (2010)., Strategi Pembelajaran Berbais Kompetensi, Gaung Persada,
Jakarta.
Jauhari.M. (2011), Implementasi Paikem, penerbit prestasi Pustakarya. Jakarta
Prawirohartono, W, dkk, (2007), Sains Biologi Kelas XI IA, Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W, (20060, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya, penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana, N, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Pembelajaran Inovatif-progresif: Konsep Landasan,
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Penerbit Kencana, Jakarta.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM INDRA MANUSIA (PENGLIHATAN, PENDENGARAN DAN PENGECAP) DI KELAS XI IPA MAN 1 STABAT TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

1 8 23

BERJUDUL PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA SWASTA R.A. KARTINI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 2 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

1 7 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 13 19

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA.

0 4 17

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA AL-HIDAYAH MEDAN TP. 2012/2013.

0 0 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SEISUKA TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 0 20

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZATDAN WUJUDNYA KELAS VII SEMESTER ISMP NEGERI 10 BINJAI T.A. 2012/2013.

0 1 20

MATERI 1 BAHASA INDONESIA KELAS XI IPA S

0 0 3

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN ATURAN PERKALIAN DAN PERMUTASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

0 0 292