PENGARUH HARGA MINYAK INTERNASIONAL (NYMEX), NILAI TUKAR RUPIAH PADA DOLLAR (USD), DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BEI PERIODE 2009-2012.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh :

DELFI YUDHA FRASETIA NIM. 709210015

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

iii

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang maha kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Harga Minyak International (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap kiranya skripsi ini dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan pembaca, secara khusus mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dan dosen penguji saya yang telah banyak memberikan masukan dan arahannya.


(5)

iv

Dosen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan yang selama ini memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis.

6. Kepada Bapak Syahrizal Chalil, SE, M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah membimbing, memberikan saran, arahan, dan masukan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada Bapak Sulaiman Lubis, SE, MM, selaku dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen Penguji saya yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan arahannya.

8. Kepada Bapak Zulkarnain Siregar, ST, MM, selaku dosen Penguji saya yang telah banyak memberikan masukan dan arahannya.

9. Kepada kedua orang tua penulis. Ayahanda Bapak Sulardi dan Ibunda Ibu Yatini, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan semangat dan dukungan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Kepada adik-adik penulis. Rian Ganda Cipto dan Dedy Triawan yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman Genk Buddhaz (Hamzah, Hendrik, Wahyu, Fitra, Deni, dan Ahmad). Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.


(6)

v

13. Kepada teman-teman penghuni Konsentrasi Keuangan 2012 (Barus, Henryson, Riama, Aldy, Chandra, Jo, dan lainnya) terima kasih atas kebersamaan dan bantuannya

14. Kepada Keluarga Besar ADRF Indonesia (Kak Fiza, Kak Eva, Bang Iqbal, Bang Isnan, Bang Nata, Abdi, Dessy, Nova, Nisa, Icha, Juna dan lainnya). ADRF GLOBAL (Mr. Kang, Dr. Sharon Tong, Miss Jane, Miss Sona, Shin Ji Yin, Eun Hwa, Yoon Jane Kim, Ankkah Brother, dan lainnya). Thanks a lot for everything guys.

Medan, Maret 2013

Delfi Yudha Frasetia NIM. 709210015


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Pembatasan Masalah ... 11

1.4 Rumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 12

1.6 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Kerangka Teori ... 14

2.1.1 Teori Makro Ekonomi ... 14

2.1.2 Pasar Modal ... 16

2.1.3 Bursa Berjangka ... 17

2.1.4 Indeks Harga Saham ... 19

2.1.5 Harga Minyak Internasional (NYMEX) ... 21

2.1.6 Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) ... 24


(8)

vii

2.1.8 Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan ... 30

2.2 Penelitian Terdahulu ... 31

2.3 Kerangka Berfikir ... 34

2.4 Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 41

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42

3.4.1 Variabel Dependen ... 42

3.4.2 Variabel Independen ... 42

3.4.3 Definisi Operasional ... 43

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Teknik Analisis Data... 45

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.6.2 Metode Analisis Jalur (Path Analysis) ... 48

3.6.3 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... 50

3.6.4 Pengujian Secara Serentak (Uji F) ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Deskripsi Variabel Dependen ... 53

4.1.2 Deskripsi Variabel Independen ... 54

4.1.3 Analisis Data Penelitian ... 58

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.1.3.2 Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis) .... 61

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis ... 73


(9)

viii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Harga Minyak (light sweet), Kurs IDR-USD, Inflasi dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Mining)

periode pengamatan 2012 ... 7

Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan... 54

Tabel 4.2 Statistika Deskriptif Harga Minyak Internasional (NYMEX) 55 Tabel 4.3 Statistika Deskriptif Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) . 56 Tabel 4.4 Statistika Deskriptif Inflasi ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 59

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson ... 61

Tabel 4.8 Korelasi Variabel Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan ... 63

Tabel 4.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 64

Tabel 4.10 Anova ... 66

Tabel 4.11 Koefisien Jalur (Pengaruh Variabel) Secara Individual ... 67

Tabel 4.12 Korelasi Variabel Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar, dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan... 69

Tabel 4.13 Anova ... 69

Tabel 4.14 Koefisien Jalur (Pengaruh Variabel) Secara Individual ... 70


(11)

x

Tabel 4.16 Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX) (X1)

terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Y) ... 72 Tabel 4.17 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (X2) terhadap

Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Y) ... 72 Tabel 4.18 Pengaruh Secara Simultan variabel (X1) dan (X2) terhadap

(Y) ... 73 Tabel 4.19 Hasil Uji t ... 73 Tabel 4.19 Hasil Uji F ... 75


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 3.1 Diagram Jalur ... 31

Gambar 4.1 Gambar Uji Normalitas ... 58

Gambar 4.2 Gambar Heterokedastisitas ... 60

Gambar 4.3 Kerangka Pengaruh dan Hubungan Antar Variabel... 62

Gambar 4.4 Kerangka Pengaruh dan Hubungan Antar Variabel... 68

Gambar 4.5 Diagram Jalur ... 71


(13)

i

ABSTRACT

Delfi Yudha Frasetia, ID. Number 709210015. The Effect of International Oil Price (NYMEX), Exchange Rate Rupiah on Dollar (USD), and Inflation to The Mining Stock Price Index in Indonesia Stock Exchange during period 2009-2012

The movements of international oil price, exchange rate, and inflation give the trade off impacts to the mining companies performing and continuously influence the mining stock price index. This research aim to know the effect of International oil price (NYMEX), Exchange rate rupiah on dollar (USD), and Inflation to The mining stock price index, the highly prospective sector on the economy and investment markets in Indonesia.

Data obtained from the publications Indonesia Stock Exchange (IDX), U.S. Energy Information Administration (EIA), and Bank of Indonesia (BI). The samples are all of monthly data the mining stock price index, the price futures contract of light sweet oil in NYMEX, exchange rate rupiah on dollar (USD), and inflation during period 2009 to 2012. The technique of data analysis used path analysis method. From analysis result with Trimming model (eliminated inflation variable) obtained the path equation Y = 0,289X1 + (-0,702)X2 + 0,329ɛ.

Based on the statistical F test showing that all three independent variables affect the dependent variable simultaneously, with Ftest 121.397 or greater than

Ftable 2.82. While based on the statistical t test showing that International oil price

(NYMEX) significantly influence the mining stock price index with ttest 3.417 and

Exchange Rate rupiah on dollar (USD) significantly influence the mining stock price index with ttest -8.656 or greater than ttable 2,01, inflation does not affect the

mining stock price index with ttest 0.432. The direct effect variables International

oil price (NYMEX) and exchange rate rupiah on dollar (USD) to the mining stock price index is at 8,3% and 48.9%. Indirect influence variables International oil price (NYMEX) and exchange rate rupiah on dollar (USD) is 16%.

The results of the analysis showed that the magnitude of the predictive ability of the two independent variables to the dependent variable is 89.2 %, which is shown from magnitude of R Square remaining 10,8% is influenced by other variables outside the model.

Keywords: International Oil Price (NYMEX), Exchange Rate Rupiah On Dollar (USD), Inflation, and The Mining Stock Price Index


(14)

ii ABSTRAK

Delfi Yudha Frasetia, NIM. 709210015. Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012

Pergerakan naik turunnya harga minyak internasional, nilai tukar, dan inflasi memberikan dampak yang saling berlawanan (Trade off) pada kinerja perusahaan-perusahaan pertambangan yang kemudian berpotensi mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan yang merupakan sektor yang sangat prospektif dalam perekonomian dan pasar investasi di Indonesia.

Data penelitian ini diperoleh dari publikasi Indonesia Stock Exchange (IDX), US Energy Information Administration (EIA), dan Bank Indonesia (BI). Sampel yang digunakan adalah seluruh data bulanan indeks harga saham sektor pertambangan, harga kontrak future minyak light sweet, nilai tukar rupiah pada dollar (USD), dan inflasi pada periode 2009-2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis jalur. Dengan analisis jalur Model Trimming (menyingkirkan variabel tidak signifikan inflasi) diperoleh persamaan jalur Y = 0,289X1 + (-0,702)X2 + 0,329ɛ.

Berdasarkan uji statistik F menunjukan bahwa ketiga variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat dengan Fhitung sebesar 121,397 atau lebih

besar dari Ftabel 2,82. Sedangkan berdasarkan uji statistik t menunjukan bahwa

Harga Minyak Internasional (NYMEX) berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan dengan thitung 3,417 dan Nilai Tukar Rupiah

Pada Dollar (USD) berpengaruh signifikan dengan thitung -8,656 atau keduanya

lebih besar dari ttabel 2,01, Inflasi tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham

Sektor Pertambangan dengan thitung 0,432. Pengaruh langsung variabel Harga

Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar 8,3% dan 48,9%, Pengaruh tidak langsung variabel Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) adalah sebesar 16%.

Hasil analisis menunjukan bahwa besarnya kemampuan prediksi dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 89,2%, yang ditunjukan dari besarnya R Square, sisanya 10,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Kata Kunci: Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada

Dollar (USD), Inflasi, dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan.


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Tingginya pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dijadikan salah satu indikatornya. Lewat fungsinya sebagai instrumen pendanaan atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor, pasar modal menjadi ujung tombak pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat fungsinya sebagai sarana investasi bagi masyarakat pada beberapa instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain, pasar modal telah menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat lewat pilihan investasi tersebut dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

Kegiatan investasi merupakan kegiatan menanamkan modal dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Para investor dapat memilih pilihan investasi yang tersedia di pasar modal dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi. Dalam melakukan pemilihan tersebut tentunya investor dipengaruhi oleh teknik analisis yang digunakan, seperti teknik analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menggunakan prospek laba dan deviden perusahaan, harapan tingkat bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat. Sedangkan analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya


(16)

pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga saham. Analisis teknikal sering digunakan sebagai dasar analisis pasar modal. Jika informasi atas kondisi atau indikator makro ekonomi mendatang diperkirakan jelek, maka kemungkinan besar refleksi indeks harga-harga saham menurun, demikian sebaliknya. (Bodie dkk, 2008:481)

Untuk mendukung analisis tersebut informasi merupakan komponen terpenting dalam aktivitas pasar modal. Berbagai lembaga, media, dan organisasi baik dari dalam maupun luar negeri secara elektronik maupun tidak, berusaha menyediakan informasi seakurat mungkin tentang aktivitas dan gejolak yang terjadi di pasar modal. Informasi tersebut dikelompokan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa pihak membutuhkan informasi seperti data pergerakan saham, corporate action, pergerakan bursa asing, kebijakan strategis emiten serta pergerakan indeks, yaitu pergerakan harga saham secara keseluruhan, hingga pergerakan harga saham secara berkelompok sesuai dengan sektor usaha.

Pengelompokan indeks oleh bursa maupun lembaga-lembaga tertentu merupakan usaha untuk memberikan informasi yang efektif dan efisien bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Karena indeks dapat berperan untuk memperoleh gambaran nilai sejumlah saham atas pengelompokan kedalam sektor-sektor tertentu.

Menurut Samsul (2006:179) penggunaan indeks harga saham untuk melakukan analisis pasar lebih diinginkan karena memudahkan penghitungan, yaitu tidak perlu melakukan penyesuaian atas kejadian atau aktivitas tertentu yang


(17)

mengakibatkan gambaran pergerakan harga saham bias, seperti fluktuasi harga saham setiap saat, corporate action, dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah, dan lain-lain. Jadi dengan menggunakan indeks saham dapat dihindari kesalahan analisis walaupun tanpa koreksi. Sehingga investor dapat memilih serta mengambil keputusan atas perubahan-perubahan nilai indeks setiap sektor untuk memperoleh keuntungan maupun menghindari resiko.

Menggunakan indeks yang menjadi gambaran tiap-tiap sektor tentu memiliki potensi keuntungan serta resiko disetiap investasinya, meskipun tingkatannya berbeda antar sektor satu dengan yang lain. Dalam sembilan sektor yang diklasifikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), setiap sektor memiliki karakteristik tersendiri mulai dari return hingga resikonya.

Dari sektor-sektor yang diklasifikasikan tersebut pertambangan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi potensi maupun tantangan. Indonesia memang dikenal sebagai negara yang kaya akan hasil barang-barang tambang. Berdasarkan studi oleh Indonesia Policy Briefsdengan produksi timah terbesar ke dua di dunia, tembaga terbesar ke empat, nikel terbesar ke lima, emas terbesar ke tujuh dan produksi batu bara terbesar ke delapan di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara penting dalam bidang pertambangan.

Pada tahun 2011 saham sektor pertambangan menempati posisi pertama dengan volume perdagangan terbesar yaitu 301,9 milyar saham atau 25,08% dari total volume perdagangan di bursa. Sedangkan kapitalisasi pasar menempati urutan kedua yaitu 415,7 milyar rupiah atau 11,7% dari total kapitalisasi pasar


(18)

BEI serta merupakan sektor dengan frekuensi perdagangan terbesar pada 2011 yaitu mencapai 4.883.300 kali perdagangan. (IDX Statistics 2011)

Dalam aktivitas pasar sekunder harga saham pertambangan tentunya mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham dipengaruhi permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Naik turunnya Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya internal (kinerja perusahaan) maupun eksternal (nilai tukar, suku bunga, inflasi, harga komoditi internasional dan faktor lainnya).

Harga minyak internasional pada dasarnya merupakan variabel yang cukup mempengaruhi saham perusahaan pertambangan. Dalam teorinya saham-saham pertambangan dapat mengalami peningkatan harga pada saat harga minyak internasional mengalami kenaikan. Barang-barang tambang yang didominasi oleh jenis barang tambang energi memiliki hubungan substitusi terhadap minyak. Sehingga apabila harga minyak internasional mengalami kenaikan maka harga barang tambang lainnya turut mengalami kenaikan.

Menurut Gasperz (2011:15) apabila suatu pengaruh dari variabel harga barang lain yang berkaitan terhadap kuantitas permintaan barang bersifat positif terhadap suatu barang maka barang tersebut merupakan barang substitusi. Sehingga apabila harga dari barang lain yang berkaitan naik maka kuantitas permintaan terhadap barang tersebut akan ikut naik dan harga pada barang tersebut juga akan naik.

Kenaikan harga barang tersebut dapat meningkatkan revenue perusahaan yang kemudian meningkatkan laba. Peningkatan laba dapat menggerakan harga


(19)

saham lewat sentimen positif investor. Sehingga kemudian indeks harga saham sektor pertambangan ikut meningkat, dampak dari meningkatnya harga minyak internasional.

Namun disisi lain perusahaan-perusahaan pertambangan memiliki tingkat konsumsi minyak yang tinggi sebagai bahan bakar energi untuk menjalankan kegiatan operasional. Sehingga lonjakan harga minyak berpotensi mempengaruhi aspek internal perusahaan pertambangan. Lonjakan harga yang terlalu fluktuatif dapat mempengaruhi biaya produksi perusahaan dan menimbulkan potensi kerugian.

Untuk itu diperlukan suatu mekanisme perdagangan yang dapat mereduksi potensi kerugian yang muncul akibat fluktuasi harga minyak. Pasar berjangka merupakan salah satu jenis transaksi perdagangan yang saat ini lazim digunakan oleh banyak pihak untuk meminimalkan resiko perubahan nilai dan harga tersebut. Pasar berjangka memiliki kemampuan untuk mengatasi kebutuhan barang jangka panjang dan sebagai sarana lindung nilai (hedging) atas kerugian-kerugian instrumen keuangan yang diakibatkan oleh ketidakpastian masa depan. (Samsul, 2006:41)

Bursa berjangka komoditas minyak yang terkenal di dunia internasional adalah New York Mercantile Exchange (NYMEX). Bursa ini memperdagangkan kontrak pembelian atas sejumlah minyak dengan beberapa jenis tertentu. Beberapa harga minyak internasional yang diperdagangkan dan terkenal sebagai acuan adalah West Texas Intermediate (terkenal dengan sebutan light sweet),


(20)

minyak biasanya mengacu kepada harga light sweet yang menjadi jenis minyak populer, banyak diperdagangkan, serta memiliki kualitas yang baik karena light

Sweet memiliki kandungan belerang yang kurang dari 0,5%. Oleh sebab itu

banyak digunakan sebagai bahan dasar pengolahan bensin, solar, dan minyak tanah oleh perusahaan-perusahaan pertambangan.(En.m.wikipedia.org)

Selain menjadi sektor yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi akan fluktuasi harga minyak internasional, perusahaan tambang juga merupakan perusahaan yang bergantung pada teknologi, modal asing dan bahan-bahan impor. Perusahaan tambang juga memiliki aktivitas perdagangan internasional yang relatif tinggi lewat ekspor barang. Dengan demikian perusahaan tambang sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar berpotensi akan mempengaruhi kondisi internal perusahaan yang pada akhirnya juga menciptakan resiko kerugian bagi perusahaan. Merosotnya rupiah dapat menyebabkan jumlah utang perusahaan dan biaya produksi menjadi bertambah besar jika dinilai dengan rupiah. Biaya produksi yang bertambah besar dapat menekan pendapatan dan laba perusahaan. Pada akhirnya akan mempengaruhi performance perusahaan dalam sisi keuangan kemudian mempengaruhi harga saham perusahaan dan tentunya mempengaruhi indeks harga saham.

Samsul (2006:200) menjelaskan bahwa selain nilai tukar rupiah, inflasi merupakan faktor ekonomi yang mempengaruhi kinerja saham. Inflasi merupakan fenomena dalam sistem ekonomi yang menarik untuk dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap sistem perekonomian secara keseluruhan.


(21)

Inflasi dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan.

Inflasi dapat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar dan mengakibatkan potensi kerugian akibat pergerakan mata uang seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan internasional karena adanya perdagangan relatif harga-harga barang sebagai dampak inflasi tersebut. Perubahan aktivitas perdagangan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang sehingga mempengaruhi nilai tukar. (Situmeang, 2010:50)

Tabel 1.1

Harga Minyak (light sweet), Kurs IDR-USD, Inflasi dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Mining) periode pengamatan tahun 2012

Bulan Harga Minyak Internasional (NYMEX) Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) Inflasi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Desember $ 92,50 Rp9.670 4.30 % 2.022,58 November $ 89,80 Rp9.605 4.32 % 1.781,82 Oktober $ 87,02 Rp9.615 4.61 % 1.901,74 September $ 92,79 Rp9.588 4.31 % 2.030,59 Agustus $ 96,95 Rp9.605 4.58 % 1.905,95 Juli $ 88,58 Rp9.615 4.56 % 2.001,00 Juni $ 85,58 Rp9.588 4.53 % 2.045,46 Mei $ 87,00 Rp9.560 4.45 % 2.066,19 April $ 105,35 Rp9.485 4.50 % 2.578,25 Maret $ 103,75 Rp9.480 3.97 % 2.760,38 Februari $ 107,70 Rp9.565 3.56 % 2.804,06 Januari $ 99,06 Rp9.190 3.65 % 2.810,01


(22)

Dalam pengamatan yang dilakukan pada sepanjang periode 2012 tercatat terdapat kecenderungan peningkatan harga kontrak future minyak light sweet mulai januari 2012, yaitu dari $ 99,06 per barel menjadi $ 105,35 per barel pada april 2012. Pada periode pengamatan yang sama justru didapati penurunan indeks harga saham sektor pertambangan dari 2.810,01 pada bulan januari 2012 menjadi 2.578,25 pada april 2012. Artinya terdapat hubungan negatif antara harga minyak internasional dengan indeks harga saham sektor pertambangan pada periode tersebut. Hal ini jelas bertentangan dengan teori yang ada tentang hubungan substitusi antara harga minyak dengan harga komoditas tambang lainnya. Dan tren penurunan indeks harga saham sektor pertambangan mulai mei 2012 hingga agustus 2012 ternyata tidak beriringan dengan tren pergerakan harga minyak yang fluktuatif pada periode tersebut. Kondisi ini bertentangan dengan hasil penelitian Witjaksono (2010) yang mendapati harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham.

Fluktuasi nilai tukar rupiah pada Dollar (USD) mengalami tren penurunan (depresiasi) sepanjang tahun 2012. Nilai tukar rupiah pada dollar (USD) pada bulan januari adalah sebesar Rp 9.190 dan terus terdepresiasi menjadi Rp 9.670 pada desember 2012. Penurunan nilai tukar beriringan dengan tren penurunan indeks harga saham sektor pertambangan yang terjadi sepanjang tahun 2012. Atau dengan kata lain terdapat hubungan negatif antara nilai tukar dengan indeks harga saham sektor pertambangan. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lenny dan Handoyo (2008) yang mendapati nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham.


(23)

Pergerakan inflasi yang terjadi relatif rendah pada periode pengamatan mulai januari 2012 hingga desember 2012. Yang perlu dicermati adalah kenaikan harga minyak yang melambung tinggi pada januari hingga april ternyata tidak berdampak pada melonjaknya tingkat inflasi. Meningkatnya tingkat inflasi sepanjang periode pengamatan berbanding terbalik dengan indeks harga saham sektor pertambangan yang mengalami tren penurunan. Artinya terdapat hubungan yang negatif antara peningkatan inflasi dengan indeks harga saham sektor pertambangan. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novianto (2011) dan penelitian Kewal (2012) yang mendapati bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham.

Penelitian yang dilakukan Chabachib (2011) menemukan bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham dan harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Hasil penelitian Witjaksono (2010) juga menggambarkan kondisi yang serupa dimana harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham dan Nilai Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Kilian (2007) menunjukan bahwa pergerakan harga minyak internasional tidak berpengaruh secara langsung pada indeks harga saham. Hasil penelitian harga minyak internasional yang tidak berpengaruh terhadap Harga Saham juga didapati oleh Abdurachman dan Jefry (2008) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa harga minyak dunia, nilai kurs, dan inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan.


(24)

Melihat penting dan prospektifnya sektor pertambangan, penulis berkeinginan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks harga saham sektor pertambangan. Dan untuk mengetahui bentuk pengaruh yang sebenarnya antara harga minyak internasional terhadap perusahaan pertambangan, untuk mengetahui masalah atas ketimpangan fakta yang terjadi di pasar dengan teori yang ada, serta adanya beberapa research gap beberapa peneliti tentang pengaruh harga minyak internasional, nilai tukar rupiah, dan inflasi terhadap indeks harga saham. Maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh variabel-variabel tersebut dengan judul penelitian “Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Yang menjadi identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX) mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan?

2. Apakah Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan?

3. Apakah Inflasi mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan?

4. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi secara bersama-sama mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan?


(25)

1.3 Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah Harga Minyak internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi serta pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI periode 2009-2012.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX) mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?

2. Apakah Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?

3. Apakah Inflasi mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?

4. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi secara bersama-sama mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX) Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012.. 2. Mengetahui Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) Terhadap


(26)

3. Mengetahui Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012.

4. Mengetahui Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi secara bersama-sama Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Dari penelitian ini penulis berharap dapat menggali wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu keuangan internasional dan pasar modal pada umumnya dan terkhusus mengenai Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), Inflasi dan tentunya pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan.

2. Bagi Perusahaan/Emiten

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran variabel-variabel yang mempengaruhi indeks harga saham pertambangan pada umumnya dan harga saham perusahaan tambang tersebut pada khususnya. Sehingga dapat membantu dan dijadikan petunjuk maupun informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dan pedoman yang dapat digunakan sebagai informasi bagi para investor untuk membantu


(27)

dalam melakukan pengambilan keputusan terutama berkaitan pada keputusan perdagangan saham.

4. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan penelitian yang ada pada universitas. Dan juga diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang membantu dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.


(28)

82

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan berdasarkan pengujian secara simultan (Uji F). Dimana hasil Uji F diperoleh Fhitung sebesar 121,397 atau lebih besar dari

Ftabel yaitu 2,82 dan juga memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,000.

2. Harga Minyak Internasional (NYMEX) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Dalam penelitian didapati thitung sebesar 3,417 atau lebih besar dari ttabel yaitu

2,01 serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001. Korelasi antara Harga Minyak Internasional (NYMEX) dengan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar 0,842 (sangat kuat). Artinya apabila Harga Minyak Internasional (NYMEX) meningkat maka Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan juga akan meningkat.

3. Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Dalam penelitian didapati thitung sebesar -8,656 atau lebih besar dari ttabel yaitu


(29)

antara Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) dengan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar -0,928 (sangat kuat) Artinya apabila besaran rupiah naik (depresiasi) maka Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan juga akan menurun.

4. Inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Dalam penelitian didapati thitung sebesar -0,432

atau lebih kecil dari ttabel yaitu 2,01 serta nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 yaitu 0,668.

5. Nilai Inflasi yang tidak signifikan mengharuskan untuk dilakukan Pengujian Model Trimming dengan menghilangkan variabel yang tidak signifikan tersebut dari model. Hasil dari pengujian analisis jalur dengan Model Trimming didapati pengaruh langsung Harga Minyak Internasional (NYMEX) adalah sebesar 8,3 %, pengaruh langsung Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) sebesar 48,9 % dan pengaruh tidak langsung Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) adalah sebesar 16 %.

6. Harga Minyak Internasional (NYMEX) memiliki korelasi terhadap Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD). Dimana diperoleh korelasi adalah sebesar -0,791, yang berarti bahwa kedua variabel memiliki korelasi yang kuat, artinya jika Harga Minyak Internasional (NYMEX) meningkat maka Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) juga akan (kuat) mengalami penurunan (Apresiasi).


(30)

rendah terhadap Inflasi. Dimana diperoleh korelasi adalah sebesar 0,147. Artinya jika Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) meningkat maka Inflasi tidak akan juga meningkat.

8. Berdasarkan hasil penelitian persamaan koefisien jalur yang diperoleh yaitu Y = 0,289X1 + -0,702X2 + 0,329ɛ. Dapat disimpulkan bahwa

Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) secara bersama-sama mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan sebesar 89,2 %. Besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel diluar Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) dinyatakan oleh Pyɛ 0,3292 =

0,108 atau sebesar 10,8 %.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan untuk pihak-pihak yang terkait, serta peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Investor. Pengaruh faktor eksternal perusahaan yang berasal dari gejolak global maupun makroekonomi perlu mendapat perhatian sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Faktor eksternal tersebut dapat mempengaruhi kinerja internal perusahaan yang kemudian berpotensi memberi dampak pada laba perusahaan. Selain itu saham pertambangan memiliki standar deviasi yang kecil sehingga


(31)

pendek atau pemburu capital gain. Namun sebagai alternatif investasi jangka panjang saham pertambangan menjadi pilihan yang tepat karena memiliki tingkat pertumbuhan harga saham yang tinggi.

2. Bagi Perusahaan. Gejolak faktor eksternal diketahui berpotensi mempengaruhi kinerja internal perusahaan pertambangan baik mempengaruhi biaya produksi maupun mempengaruhi intensitas perdagangan output perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu kiranya mempersiapkan strategi khusus untuk menghadapi gejolak yang terjadi. Berbagai instrumen lindung nilai (hedging) seperti futures, forward,

swap, dan lain-lain dapat digunakan sebagai alternatif mengantisipasi

gejolak eksternal.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang. Mengingat beberapa variabel memiliki aktivitas perubahan nilai dan harga setiap waktu sehingga sangat rentan dengan faktor spekulasi dan sentimen

unsubstantive. Penggunaan teknik analisis data juga sebaiknya

menggunakan teknik yang relevan digunakan dalam mengukur suatu variabel yang pergerakannya setiap waktu dan harian seperti menggunakan teknik analisis data Vector Autoregresive (VAR) yang juga dapat menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel dalam persamaan. Peneliti selanjutnya diharapkan juga menggunakan beberapa variabel internal guna memperoleh hasil penelitian yang komprehensif.


(32)

86

Abdurachman, Edi, dan Jefry, 2008. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi dan Harga

Komoditas Pertambangan Terhadap Imbal Hasil dan Resiko Saham-Saham Pertambangan, Minyak dan Gas Di Bursa Efek Indonesia,

Jurnal: Vol 13 No.2, November 2008

Bodie, Kane, dan Marcus, 2006. Investments, Jakarta: Salemba Empat

Boediono, 2001. Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Chabachib, H. M., dan Ardian A. Witjaksono, 2011. Analisis Pengaruh

Fundamental Makro dan Indeks Harga Global terhadap IHSG, Jurnal:

Karisma, Vol.5(2): hal 63-72

Gasperz, Vincent, 2011. Managerial Economics, Bogor: Vinchristo Publication Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hayo, Bern, dan Ali M. Kutan, 2004. The Impact of News, Oil Prices, and Global

Market Developments on Russian Financial Markets, Jurnal, William

Davidson Institute Working Paper Number 656

Indonesia Policy Briefs, Mengundang Investasi Baru dalam Bidang

Pertambangan, World Bank: Ide-Ide Program 100 Hari

http://siteresources.worldbank.org/INTIINDONESIA/Resources/Publicat

ion/280016-1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/mining.pdf (Diakses Pada 22 Desember 2012)

Kewal, Suramaya Suci, 2012, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan

Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Jurnal

Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

Kilian, Lutz, dan Cheonbeom Park, 2007. The Impact of Oil Price Shocks on the

U.S. Stock Market,Jurnal, Department of Economics, 611 Tappan Street

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3, Jakarta: Erlangga

Kurnia, Eni, 2009. Analisis Dampak Nilai Tukar Rupiah-US$, Inflasi, Suku Bunga

Bank Indonesia Terhadap Tingkat Pengembalian Sektor Pertambangan Periode 2006-2008, Skripsi, Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik


(33)

87

Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Kurs Rp/USD Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia,

Jurnal Ekonomi/Tahun XIII no. 03 November 2008 hal: 295 - 304

Mankiw, G. 2003. Macroeconomics, 5th Edition, Harvard Universty: Worth Publisher.

Manurung, Mandala, 2004, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter, Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Maryanti, Sri, 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tingkat Bunga SBI dan Nilai Kurs

Dollar AS Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jurnal:

Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009, hal 12-25

Novianto, Aditya, 2011. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar

Amerika/Rupiah (US$/Rp),Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 1999.1 – 2010.6, Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

Putong, Iskandar, dan ND Anjaswati, 2008. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Mitra Wacana Media

Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Bandung: Alfabeta

Riduwan dan E.S. Kuncoro, 2007, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis

Jalur (Path Analysis), Bandung: Alfabeta

Rikadi, Nosami, 2007. Mendeteksi Pengaruh Pasar Minyak Bumi Dunia

Terhadap Krisis Harga, Jurnal, Business & Journal Bunda Mulia, Vol. 3,

No. 2, September 2007

Samsul, Mohammad, 2006. Pasar Modal & Manajemen portofolio, Jakarta: Erlangga

Sartono, Agus, 2003. Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Sharpe, William F., Alexander, Gordon J., Bailey, Jeffery V., 1995. Investments, Jakarta: Indeks

Situmeang, Chandra, 2010. Manajemen Keuangan Internasional, Bandung: Ciptapustaka Media Perintis


(34)

88

Sukirno, Sadono, 1994. Makroekonomi, Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers Suliyanto, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor: Ghalia

Indonesia

Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal; Edisi Keempat, Yogyakarta: UPPAMP YKPN

The Free Encyclopedia, West Texas Intermediate-Eikipedia,

http://En.m.wikipedia.org/wiki/West_Texas_Intermediate, (Di akses 22 Desember 2012)

Triyono, 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.9, No. 2, Desember 2008, hal. 156 - 167

Witjaksono, Ardian A., 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG, Tesis, Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro Semarang www.bi.go.id

www.eia.gov www.idx.co.id


(1)

83

2,01 serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Korelasi antara Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) dengan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar -0,928 (sangat kuat) Artinya apabila besaran rupiah naik (depresiasi) maka Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan juga akan menurun.

4. Inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Dalam penelitian didapati thitung sebesar -0,432

atau lebih kecil dari ttabel yaitu 2,01 serta nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 yaitu 0,668.

5. Nilai Inflasi yang tidak signifikan mengharuskan untuk dilakukan Pengujian Model Trimming dengan menghilangkan variabel yang tidak signifikan tersebut dari model. Hasil dari pengujian analisis jalur dengan Model Trimming didapati pengaruh langsung Harga Minyak Internasional (NYMEX) adalah sebesar 8,3 %, pengaruh langsung Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) sebesar 48,9 % dan pengaruh tidak langsung Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) adalah sebesar 16 %.

6. Harga Minyak Internasional (NYMEX) memiliki korelasi terhadap Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD). Dimana diperoleh korelasi adalah sebesar -0,791, yang berarti bahwa kedua variabel memiliki korelasi yang kuat, artinya jika Harga Minyak Internasional (NYMEX) meningkat maka Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) juga akan (kuat) mengalami penurunan (Apresiasi).


(2)

84

7. Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) memiliki korelasi yang sangat rendah terhadap Inflasi. Dimana diperoleh korelasi adalah sebesar 0,147. Artinya jika Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) meningkat maka Inflasi tidak akan juga meningkat.

8. Berdasarkan hasil penelitian persamaan koefisien jalur yang diperoleh yaitu Y = 0,289X1 + -0,702X2 + 0,329ɛ. Dapat disimpulkan bahwa

Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) secara bersama-sama mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan sebesar 89,2 %. Besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel diluar Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) dinyatakan oleh Pyɛ 0,3292 =

0,108 atau sebesar 10,8 %.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan untuk pihak-pihak yang terkait, serta peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Investor. Pengaruh faktor eksternal perusahaan yang berasal dari gejolak global maupun makroekonomi perlu mendapat perhatian sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Faktor eksternal tersebut dapat mempengaruhi kinerja internal perusahaan yang kemudian berpotensi memberi dampak pada laba perusahaan. Selain itu saham pertambangan memiliki standar deviasi yang kecil sehingga


(3)

85

merupakan jenis sektor saham yang tidak cocok bagi investor jangka pendek atau pemburu capital gain. Namun sebagai alternatif investasi jangka panjang saham pertambangan menjadi pilihan yang tepat karena memiliki tingkat pertumbuhan harga saham yang tinggi.

2. Bagi Perusahaan. Gejolak faktor eksternal diketahui berpotensi mempengaruhi kinerja internal perusahaan pertambangan baik mempengaruhi biaya produksi maupun mempengaruhi intensitas perdagangan output perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu kiranya mempersiapkan strategi khusus untuk menghadapi gejolak yang terjadi. Berbagai instrumen lindung nilai (hedging) seperti futures, forward, swap, dan lain-lain dapat digunakan sebagai alternatif mengantisipasi gejolak eksternal.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang. Mengingat beberapa variabel memiliki aktivitas perubahan nilai dan harga setiap waktu sehingga sangat rentan dengan faktor spekulasi dan sentimen unsubstantive. Penggunaan teknik analisis data juga sebaiknya menggunakan teknik yang relevan digunakan dalam mengukur suatu variabel yang pergerakannya setiap waktu dan harian seperti menggunakan teknik analisis data Vector Autoregresive (VAR) yang juga dapat menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel dalam persamaan. Peneliti selanjutnya diharapkan juga menggunakan beberapa variabel internal guna memperoleh hasil penelitian yang komprehensif.


(4)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Edi, dan Jefry, 2008. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi dan Harga Komoditas Pertambangan Terhadap Imbal Hasil dan Resiko Saham-Saham Pertambangan, Minyak dan Gas Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal: Vol 13 No.2, November 2008

Bodie, Kane, dan Marcus, 2006. Investments, Jakarta: Salemba Empat

Boediono, 2001. Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Chabachib, H. M., dan Ardian A. Witjaksono, 2011. Analisis Pengaruh

Fundamental Makro dan Indeks Harga Global terhadap IHSG, Jurnal: Karisma, Vol.5(2): hal 63-72

Gasperz, Vincent, 2011. Managerial Economics, Bogor: Vinchristo Publication Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hayo, Bern, dan Ali M. Kutan, 2004. The Impact of News, Oil Prices, and Global Market Developments on Russian Financial Markets, Jurnal, William Davidson Institute Working Paper Number 656

Indonesia Policy Briefs, Mengundang Investasi Baru dalam Bidang Pertambangan, World Bank: Ide-Ide Program 100 Hari

http://siteresources.worldbank.org/INTIINDONESIA/Resources/Publicat

ion/280016-1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/mining.pdf (Diakses Pada 22 Desember 2012)

Kewal, Suramaya Suci, 2012, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

Kilian, Lutz, dan Cheonbeom Park, 2007. The Impact of Oil Price Shocks on the U.S. Stock Market,Jurnal, Department of Economics, 611 Tappan Street Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3,

Jakarta: Erlangga

Kurnia, Eni, 2009. Analisis Dampak Nilai Tukar Rupiah-US$, Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Tingkat Pengembalian Sektor Pertambangan Periode 2006-2008, Skripsi, Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang


(5)

87

Lenny, Bun, dan Sarwo Edi handoyo, 2008. Pengaruh Harga Minyak Dunia, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Kurs Rp/USD Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi/Tahun XIII no. 03 November 2008 hal: 295 - 304

Mankiw, G. 2003. Macroeconomics, 5th Edition, Harvard Universty: Worth Publisher.

Manurung, Mandala, 2004, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter, Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Maryanti, Sri, 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tingkat Bunga SBI dan Nilai Kurs Dollar AS Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jurnal: Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009, hal 12-25

Novianto, Aditya, 2011. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp),Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 1999.1 – 2010.6, Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

Putong, Iskandar, dan ND Anjaswati, 2008. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Mitra Wacana Media

Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Bandung: Alfabeta

Riduwan dan E.S. Kuncoro, 2007, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), Bandung: Alfabeta

Rikadi, Nosami, 2007. Mendeteksi Pengaruh Pasar Minyak Bumi Dunia Terhadap Krisis Harga, Jurnal, Business & Journal Bunda Mulia, Vol. 3, No. 2, September 2007

Samsul, Mohammad, 2006. Pasar Modal & Manajemen portofolio, Jakarta: Erlangga

Sartono, Agus, 2003. Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Sharpe, William F., Alexander, Gordon J., Bailey, Jeffery V., 1995. Investments, Jakarta: Indeks

Situmeang, Chandra, 2010. Manajemen Keuangan Internasional, Bandung: Ciptapustaka Media Perintis


(6)

88

Situmorang, Paulus, 2008. Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Mitra Wacana Media Sukirno, Sadono, 1994. Makroekonomi, Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers Suliyanto, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor: Ghalia

Indonesia

Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal; Edisi Keempat, Yogyakarta: UPPAMP YKPN

The Free Encyclopedia, West Texas Intermediate-Eikipedia, http://En.m.wikipedia.org/wiki/West_Texas_Intermediate, (Di akses 22 Desember 2012)

Triyono, 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.9, No. 2, Desember 2008, hal. 156 - 167

Witjaksono, Ardian A., 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

www.bi.go.id www.eia.gov www.idx.co.id


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, Dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 33 99

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN NILAI TUKAR RUPIAH PADA DOLLAR AMERIKA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR MANUFAKTUR PERIODE 2007-2011.

0 0 23

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN.

0 1 7

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH, TINGKAT BUNGA, DAN INDEKS HARGA ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH, TINGKAT BUNGA, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN.

0 0 13

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008 - 2012.

0 0 24

ANALISIS PENGARUH HARGA EMAS, HARGA MINYAK, DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BEI TAHUN 2009-2016.

0 0 18

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 13

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 2

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 9

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

1 1 14